MAKALAH GEOMORFOLOGI DASAR LAHAN ASAL DENUDASIONAL Dosen Pembimbing :YULI IFANA SARI, S.Pd Oleh: PETRUS KORNELIS DEHOTMAN :120401050128 NOBERTUS WAHYUDI :120401050150 SELVINUS UYO : 120401050137 APRIANUS : 120401050140 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN GEOGRAFI UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG 2013
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MAKALAH
GEOMORFOLOGI DASAR
LAHAN ASAL DENUDASIONAL
Dosen Pembimbing :YULI IFANA SARI, S.Pd
Oleh:
PETRUS KORNELIS DEHOTMAN :120401050128
NOBERTUS WAHYUDI :120401050150
SELVINUS UYO : 120401050137
APRIANUS : 120401050140
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN GEOGRAFI
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
2013
Kata pengntar
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Geomorfologi Dasar. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita khususnya dalam memahami bentuk kan lahan dalam
geomorfologi, yaitu “Bentuk Lahan Asal Denudasional”, dan semoga makalah ini dapat
diterima dengan baik oleh siapa saja yang membaca makalah ini.
Kami mengucapkan terimakasih, pertama-tama kepada keluarga kami yang selalau
memberi dukungan baik morir maupun materi kepada kami, kepada dosen pengapu
Geomorfologi Dasar, dalam hal ini ibu YULI IFANA SARI, S.Pd. kami juga mengucapkan
terimakasih kepada siapa saja yang berpengaruh dalam pembuatan makalah ini , pihak yang
telah membantu hingga terselesaikan tugas ini.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini ada yang kurang sempurna,oleh karena itu
segala keritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan harapkan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bumi merupakan satu-satunya planet yang memiliki kehidupan yang terus berubah dan
berkembang. Bumi juga dapat dikatakan planet yang hidup, karena selain memiliki
kehidupan berupa makhluk hidup yang mendiaminya, bumi juga dinamis atau berubah
sepanjang waktu.
Perubahan bumi ini terkadang dapat dilihat secara langsung dengan waktu yang relatif
singakat. Namun perubahan bentuk permukaan bumi juga ada yang tidak bisa dilihat secara
langsung, dalam artian membutuhkan pengamatan dan waktu yang relatif lama sampai
perubahan itu terlihat. Sederhananya bumi kita ini dari waktu kewaktu terus mengalami
perubahan yang diakibatkan oleh proses dan tenaga geomorfologi, baik yang berasal dari
dalam bumi(endogen) maupun yang berasal dari luar bumi (eksogen).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kami merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Bentuk Lahan Asal Denudasional?
2. Bagaimana ciri-ciri Bentuk Lahan Asal Denudasional?
3. Bagaimana Proses terbentuknya Bentuk Lahan Asal Denudasional?
4. Apa Contoh bentuk Lahan Asal Denudasional?
5. Apa dampak proses Bentuk Lahan Asal Denudasional?
6. Bagaimana mengatasi dampak proses Bentuk Lahan Asal Denudasional?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui definisi dari bentuk lahan asal denudasional.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri bentuk lahan asal denudasional.
3. Untuk mengetahui Proses terbentuknya bentuk lahan asal denudasional
4. Untuk mengetahui Contoh bentuk lahan asal denudasional
5. Untuk mengetahui dampak proses bentuk lahan asal denudasional
6. Untuk mengetahui cara mengatasi dmpak dari proses bentuk lahan denudasional.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Bentuk Lahan Asal Denudasional
Denudasi berasal dari kata dasar nude yang berarti telanjang, sehingga denudasi
berarti proses penelanjangan permukaan bumi. Bentuk lahan asal denudasional dapat
didefinisikan sebagai suatu bentuk lahan yang terjadi akibat proses-proses pelapukan, erosi,
gerak masa batuan (mass wating) dan proses pengendapan yang terjadi karena agradasi atau
degradasi (Herlambang, Sudarno. 2004:42). Proses degradasi cenderung menyebabkan
penurunan permukaan bumi, sedangkan agradasi menyebabkan kenaikan permukaan bumi.
B. Ciri-ciri Bentuk Lahan Asal Denudasional
Ciri-ciri dari bentuk lahan yang asal terjadi secara denudasioanal, yaitu:
1. Relief sangat jelas: lembah, lereng, pola aliran sungai.
2. Tidak ada gejala struktural, batuan massif, dep/strike tertutup.
3. Dapat dibedakan dengan jelas terhadap bentuk lain
4. Relief lokal, pola aliran dan kerapatan aliran menjadi dasar utama untuk merinci
satuan bentuk lahan
5. Litologi menjadi dasar pembeda kedua untuk merinci satuan bentuk lahan. Litologi
terasosiasi dengan bukit, kerapatan aliran,dan tipe proses.
C. Proses Terbentuknya Lahan Asal Denudasional
Denudasi meliputi proses pelapukan, erosi, gerak masa batuan (mass wating) dan proses
pengendapan/sedimentasi
1. Pelapukan (weathering)
Dari perkataan weather dalam bahasa Inggris yang berarti cuaca, sehingga
pelapukan batuan adalah proses yang berhubungan dengan perubahan sifat (fisis dan
kimia) batuan di permukaan bumi oleh pengaruh cuaca. Secara umum, pelapukan
diartikan sebagai proses hancurnya massa batuan oleh tenaga Eksogen, menurut
Olliver(1963) pelapukan adalah proses penyesaian kimia, mineral dan sifat fisik batuan
terhadap kondisi lingkungan di sekitarnya.
Akibat dari proses ini pada batuan terjadi perubahan warna, misalnya kuning-
coklat pada bagian luar dari suatu bongkah batuan. Meskipun proses pelapukan ini
berlangsung lambat, karena telah berjalan dalam jangka waktu yang sangat lama maka di
beberapa tempat telah terjadi pelapukan sangat tebal. Ada juga daerah-daerah yang hasil
pelapukannya sangat tipis, bahkan tidak tampak sama sekali, hal ini terjadi sebagai akibat
dari pemindahan hasil pelapukan pada tempat yang bersangkutan ke tempat lain. Tanah
yang kita kenal ini adalah merupakan hasil pelapukan batuan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan adalah:
a. Jenis batuan (kandungan mineral, retakan, bidang pelapisan, patahan dan
retakan). Batuan yang resisten lebih lambat terkena proses eksternal sehingga
tidak mudah lapuk, sedangkan batuan yang tidak resisten sebaliknya.
Contoh :
Limestone, resisten pada iklim kering tetapi tidak resisten pada iklim basah.
Granit, resisten pada iklim basah tetapi tidak resisten pada iklim kering
b. Iklim, terutama temperatur atau suhu dan curah hujan yang sangat
mempengaruhi tingkat pelapukan.
Contoh:
Iklim kering, jenis pelapukannya fisis
Iklim basah, jenis pelapukannya kimia
Iklim dingin, jenis pelapukannya mekanik
c. Vegetasi, atau tumbuh-tumbuhan mempunyai peran yang cukup besar
terhadap proses pelapukan batuan. Hal ini dapat terjadi karena:
1. Secara mekanis akar tumbuh-tumbuhan itu menembus batuan, bertambah
panjang dan membesar menyebabkan batuan pecah.
2. Secara kimiawi tumbuh-tumbuhan melalui akarnya mengeluarkan zat-zat
kimia yang dapat mempercepat proses pelapukan batuan.
3. Akar, batang, daun yang membusuk dapat pula membantu proses
pelapukan, karena pada bagian tumbuhan yang membusuk akan
mengeluarkan zat kimia yang mungkin dapat membantu menguraikan
susunan kimia pada batuan. Oleh karena itu, jenis dan jumlah tumbuhan
yang ada di suatu daerah sangat besar pengaruhnya terhadap pelapukan.
Sebenarnya antara tumbuh-tumbuhan dan proses pelapukan terdapat
hubungan yang timbal balik.
4. Topografi, yang kemiringannya besar dan menghadap arah datangnya
sinar matahari atau arah hujan, maka akan mempercepat pelapukan.
Jenis-jenis Pelapukan
a. Pelapukan fisik (mekanis), yaitu pelapukan yang disebabkan oleh perubahan
volume batuan, dapat ditimbulkan oleh perubahan kondisi lingkungan
(berkurangnya tekanan, insolasi, hidrasi, akar tanaman, binatang, hujan dan
petir), atau karena interupsi kedalam pori-pori atau patahan batuan
- Berkurangnya Tekanan
Batuan beku yang penutupnya hilang, menyebabkan volume berkurang
sehingga lingkungannya berubah, akibat selanjutnya tekanan pada batuan
itu berubah. Oleh karena tekanan berubah maka kemampuan memuai atau
menyusut berbeda-beda pula pada permukaan batuan, sehinga terjadilan
retaka-retakan sejajar yang menyebabkan pengelupasan batuan
(ekfoliation)
- Insolasi
Batuan yang terkena panas matahari akan memuai, tetapi tingkat
pemuaian bagian luar dan bagian dalam tidak sama. Ketidaksamaan
tingkat pemuaian tersebut menyebabkan batuan mengalami retak, lalu
pecah.
- Hidrasi
Oleh karena proses hidrasi menyebabkan air masuk ke dalam pori-pori
atau bidang belah mineral. Peristiwa ini didahului oleh pembentukan
mineral baru. Masuknya air kedalam pori-pori atau bidang belah mineral
menyebabkan batuan menjadi lapuk.
- Akar Tanaman
Akar tanaman yang masuk ke dalam batuan menyebabkan batuan
mengalami pelapukan fisik (pecah). Asam organik yang dikeluarkan akan
menyebabkan pelapukan kimiawi
- Binatang
Binatang yang menggali batuan lunak menyebabkan batuan mengalami
pelapukan fisik pada batuan tersebut.
- Hujan dan Petir
Percikan air hujan dan petir menyebabkan batuan mengalami pelapukan
fisik pada batuan tersebut
- Perbedaan Temperatur yang Tinggi
Peristiwa ini terutama terjadi di daerah yang beriklim kontinental atau
beriklim Gurun di daerah gurun temperatur pada siang hari dapat
mencapai 50º Celcius. Pada siang hari bersuhu tinggi atau panas. Batuan
menjadi mengembang, pada malam hari saat udara menjadi dingin, batuan
mengerut. Apabila hal itu terjadi secara terus menerus dapat
mengakibatkan batuan pecah atau retak-retak.
b. Pelapukan Kimiawi, yaitu pelapukan yang ditimbulkan oleh reaksi kimia
terhadap massa batuan. Air, oksigen dan gas asam arang mudah bereaksi
dengan mineral, sehingga membentuk mineral baru yang menyebabkan batuan
cepat pecah. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas pelapukan
kimiawi :
- Komposisi Batuan
Ada mineral yang mudah bereaksi dengan air, oksigen dana gas asam
arang, ada juga yang sulit. Bagi mineral yang mudah bereaksi dengan air,
oksigen dan gas asam arang akan cepat lapuk daripada mineral yang sulit
bereaksi dengan air, oksigen dan asam arang.
- Iklim
Daerah yang mempunyai iklim basah adan panas misalnya ilim hujan
tropis akan mempercepat proses reaksi kimia, sehingga batuan menjadi
cepat lapuk.
- Ukuran Batuan
Makin kecil ukuran batuan makin intensif reaksi kimia pada batuan
tersebut berarti makin cepat pelapukannya.
- Vegetasi dan Binatng
Dalam hidupnya vegetai dan binatang menghasilkan asam-asam tertentu,
oksigen dan gas asam arang sehingga mudah bereaksi dengan batuan.
Artinya vegetasi dan binatang ikut mempercepat proses pelapukan batuan.
Jenis-jenis Pelapukan Kimiawi
- Hidrolisa
Yaitu pelapukan kimia yang disebabkan oleh air yang bereaksi langsung
dengan mineral penyusun batuan, terjadi pengantian kation metal seperti
K+, Na+, Ca++, Mg++, oleh ion H+. Bisa juga disebut reaksi senyawa air
dengan senyawa lain yang menyebabkan senyawa bersangkutan terurai
menjadi basa dan asam serta terlepas dari struktur mineral. Contoh