اﻝد اطﻴﺔ دﻴن ﻴﻤﻘرPenulis Syaikh Abu Muhammad ‘Ashim Al Maqdisiy Alih Bahasa Abu Sulaiman Aman Abdurrahman
يمقراطية دينالد
Penulis
Syaikh Abu Muhammad ‘Ashim Al Maqdisiy
Alih Bahasa
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman
Demokrat Adalah Musyrik | 1
D A F T A R I S I
1. Pengantar Penerjemah.
2. Muqoddimah Penulis.
3. Pasal: Penjelasan Tentang Inti Pokok Dan Tujuan Utama Penciptaan,
Penurunan Kitab-Kitab, Dakwah Para Rasul, Millah Ibrahim, Dan Al
'Urwatil Wutsqa Yang Merupakan Jalan Selamat.
4. Pasal : Demokrasi adalah agama kafir buatan, dan pemeluknya ada
yang berstatus sebagai tuhan yang membuat hukum serta ada yang
berstatus sebagai pengikut yang menyembah tuhan-tuhannya itu.
5. Pasal: Bantahan terhadap syubhat dan kebatilan yang membolehkan
agama demokrasi.
A. SYUBHAT PERTAMA
Jabatan Nabi Yusuf di sisi raja Mesir.
B. SYUBHAT KE DUA
Sesungguhnya Najasyi tidak berhukum dengan apa
yang Allah turunkan, namun walaupun demikian dia
tetap muslim.60
C. SYUBHAT KE TIGA
Labelisasi demokrasi dengan nama syuraa demi
melegalkannya.
D. SYUBHAT KE EMPAT
Keikutsertaan Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam
dalam hilful fudluul.
E. SYUBHAT KE LIMA
Mashlahat dakwah.
6. KISAH NYATA DI PARLEMEN
Ambillah pelajaran wahai orang-orang yang berakal.
Demokrat Adalah Musyrik | 2
PEN GA NTA R PENERJEM A H
Segala puji hanya milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala, shalawat dan
salam semoga dilimpahkan kepada Rasul-Nya yang mulia, para
keluarganya dan sahabatnya serta orang-orang yang berada di atas
jalannya hingga hari kiamat.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata dalam kitab
An Nubuwwat, hal 127: "Islam adalah berserah diri kepada Allah saja,
tidak kepada yang lainnya, beribadah hanya kepada Allah dan tidak
menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, tawakkal hanya kepada-Nya
saja, hanya takut dan mengharap kepada-Nya, dan mencintai Allah
dengan kecintaan yang sempurna, tidak mencintai makhluk seperti
kecintaan kepada Allah. Siapa yang enggan beribadah kepada-Nya maka
dia bukan muslim dan siapa yang di samping beribadah kepada Allah dia
beribadah kepada yang lain maka dia bukan orang muslim".
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata dalam kitabnya Thariqul
Hijratain, hal 542 dalam Thabaqah yang ke tujuh belas: “Islam adalah
mentauhidkan Allah, beribadah kepada-Nya saja tidak ada sekutu bagi-
Nya, iman kepada Allah dan kepada Rasul-Nya, serta mengikuti apa yang
dibawanya, maka bila seorang hamba tidak membawa ini berarti dia
bukan orang muslim, bila dia bukan orang kafir mu'aanid maka dia adalah
orang kafir yang jahil, dan status orang-orang ini adalah sebagai orang-
orang kafir yang jahil tidak mu'aanid (membangkang), dan
ketidakmembangkangan mereka itu tidak mengeluarkan mereka dari
status sebagai orang-orang kafir."
Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah berkata
dalam Ad Durar As Saniyyah, 1/113: “Bila amalan kamu seluruhnya adalah
bagi Allah maka kamu muwahhid, dan bila ada sebagian yang dipalingkan
kepada makhluk maka kamu adalah musyrik".
Beliau rahimahullah juga berkata dalam Ad Durar, 1/323 dan
Minhaj At Ta'siis, hal 61: “Sekedar mengucapkan kalimat syahadat tanpa
mengetahui maknanya dan tanpa mengamalkan tuntutannya maka itu
Demokrat Adalah Musyrik | 3
tidak membuat mukallaf tersebut menjadi muslim, dan justeru itu menjadi
hujjah atas dia. Siapa yang bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak
disembah kecuali Allah, dan dia itu beribadah kepada yang selain Allah
(pula) maka kesaksiannya itu tidak dianggap meskipun dia itu shalat,
zakat, shaum dan melaksanakan sebagian ajaran Islam."
Syaikh Abdurrahman Ibnu Hasan Ibnu Muhammad rahimahullah
berkata dalam Al Qaul Al Fashl An Nafiis, hal 31: “Sesungguhnya syirik itu
menafikan Islam, menghancurkannya, dan mengurai tali-talinya satu demi
satu, ini berdasarkan apa yang telah dijelaskan bahwa Islam itu adalah
penyerahan wajah, hati, lisan dan seluruh anggota badan hanya kepada
Allah tidak kepada yang lainnya, orang muslim itu bukanlah orang yang
taqlid kepada nenek moyangnya, guru-gurunya yang bodoh dan berjalan
di belakang mereka tanpa petunjuk dan tanpa bashirah".
Syaikh Sulaiman Ibnu Abdillah Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah
berkata dalam Taisiir Al 'Aziz Al Hamid, hal 58: “Siapa yang mengucapkan
kalimat ini (Laa ilaaha Illallaah) dengan mengetahui maknanya,
mengamalkan tuntutannya berupa menafikan syirik dan menetapkan
wahdaniyyah hanya bagi Allah dengan disertai keyakinan yang pasti akan
kandungan maknanya dan mengamalkannya, maka dia itu adalah orang
muslim yang sebenarnya. Bila dia mengamalkannya secara dhahir tanpa
meyakininya maka dia munafiq, dan bila dia mengamalkan apa yang
menyalahinya berupa syirik, maka dia itu kafir meskipun mengucapkannya
(Laa ilaaha illallaah)".
Beliau mengatakan juga dalam kitab yang sama: “Sesungguhnya
mengucapkan Laa ilaaha illallaah tanpa disertai pengetahuan akan
maknanya dan tidak mengamalkan tuntutannya berupa iltizaam dengan
tauhid dan meninggalkan syirik serta kufur kepada thaghut maka
sesungguhnya pengucapan itu tidak bermanfaat dengan ijma para ulama."
Syaikh Hamd Ibnu 'Atieq rahimahullah berkata dalam kitab Ibthalit
Tandiid, hal 76: “Para ulama telah ijma bahwa sesungguhnya
memalingkan satu dari dua macam doa kepada selain Allah, maka dia itu
adalah musyrik meskipun dia mengucapkan Laa ilaaha Illallaah
Muhammadun Rasulullah, dia shalat, shaum dan dia mengaku muslim”.
Demokrat Adalah Musyrik | 4
Syaikh Abdullathif Ibnu Abdirrahman Ibnu Hasan rahimahullah
mengatakan dalam kitabnya Mishbahudh Dhalaam, hal 37: “Siapa yang
beribadah kepada selain Allah, dan menjadikan tandingan bagi Tuhan-nya,
serta menyamakan antara Dia dengan yang lainnya, maka dia itu adalah
musyrik yang sesat bukan muslim meskipun dia memakmurkan lembaga-
lembaga pendidikan, mengangkat para qadli, membangun mesjid, dan
adzan, karena dia tidak berkomitmen dengan (tauhid)nya, sedangkan
mengeluarkan harta yang banyak serta berlomba-lomba dalam
menampakkan syi'ar-syi'ar amalan, maka itu tidak menyebabkan dia
memiliki predikat sebagai muslim, bila dia meninggalkan hakikat Islam itu
(tauhid)".
Dan beliau berkata lagi hal 328: “Islam adalah berkomitmen dengan
tauhid berlepas diri dari syirik, bersaksi terhadap kerasulan Muhammad
shallallaahu 'alaihi wa sallam dan mendatangkan empat rukun Islam yang
lainnya”.
Inilah sebagian perkataan ulama tentang Islam dan syirik.
Sebelumnya Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam telah
mengisyaratkan dua macam syirik yang akan melanda umat ini secara
besar-besaran yaitu syirik ibadatil autsaan (syirkul qubuur/syirik kuburan)
dan syirkulluhuuq bil musyrikiin (syirkul qushuur wad dustuur/syirik
aturan). Kedua macam syirik ini telah merambah di tengah-tengah umat.
Syirik yang pertama adalah syirik mutadayyiniin (syirik orang-orang yang
masih rajin beribadah), ini bisa dilihat saat berjubelnya mereka di tempat-
tempat dan kuburan-kuburan keramat. Sedangkan syirik yang ke dua
adalah syirik 'ilmaaniyyiin (orang-orang sekuler) dan Islamiyyin (orang-
orang yang mengaku dari jama'ah-jama'ah dakwah Islamiyyah yang
dengan dalih mashlahat dakwah, mereka masuk atau menggunakan
sistem syirik yang ada).
Di antara kemusyrikan yang nyata lagi terang, yang sudah
merambah dan mengakar adalah demokrasi, di mana intinya adalah yang
berhak menentukan hukum dan perundang-undangan itu adalah rakyat
atau mayoritas mereka yang menjadi wakilnya, sedangkan di dalam Islam
Demokrat Adalah Musyrik | 5
di antara hak khusus Allah adalah hukum dan tasyri' yang bila dipalingkan
kepada selain-Nya maka itu adalah syirik.
Silahkan telaahlah buku ini mudah-mudahan syubhat yang masih
ada di benak anda bisa hilang dengan adanya penjelasan dan bayaan,
akan tetapi bila ini tidak bisa memuaskan dan anda malah terus
mempertahankannya, maka yang bisa memuaskan anda adalah
'adzaabunniiraan...
Wallaahul musta'aan.
Abu Sulaiman
Demokrat Adalah Musyrik | 6
بسم اهللا الرحمن الرحيم
إن الحمد هللا نحمده و نستعينه و نستغفره و نعوذ باهللا من شرور أنفسنا و من سيئات وأشهد أن ال إله إال .. أعمالنا من يهد اهللا فهو المهتد و من يضلل فلن تجد له وليا ورشدا
ورسوله هو و أشهد أن محمدا عبده ....اهللا وحده ال شريك له هو حسبنا ونعم الوكيلقائدنا و أسوتنا صلى اهللا و سلم عليه وعلى آله و أصحابه و أتباعه إلى يوم
:وبعد...الدين
Ini adalah lembaran-lembaran yang telah saya tulis dengan singkat
sebelum menjelang tibanya masa pemilihan para anggota parlemen
(majlis/dewan perwakilan rakyat) yang syirik itu. Parlemen (dewan/majlis)
itu ada setelah manusia terfitnah (terpedaya) dengan fitnah demokrasi
dan adanya pembelaan secara mati-matian yang dilakukan oleh para
pengusungnya dari kalangan thaghut-thaghut -yang mana mereka itu
sudah lepas dari ikatan Islam-, atau bahkan dibela oleh sebagian kalangan
yang katanya ahli agama dan sebagai juru dakwah1. Mereka kaburkan
kebatilan dengan kebenaran, terkadang mereka menamakan demokrasi
ini sebagai kebebasan, terkadang juga mereka menamakannya sebagai
syuraa (musyawarah),2 terkadang mereka berdalih dengan jabatan Nabi
Yusuf 'alaihissalam di sisi rajanya, terkadang mereka berdalih juga
dengan kekuasaan Najasyi. dan terkadang berdalih dengan dalih
mashlahat3 dan istihsan (anggapan baik). Dengan dalih-dalih itu mereka
mengaburkan kebenaran dengan kebatilan di hadapan orang-orang bodoh
1 Seperti yang dilakukan oleh sebagian tokoh Ikhwanul Muslimin pada masa sekarang dan partai-partai yang
menisbatkan diri kepada Islam, sedangkan Islam itu sendiri berlepas diri dari mereka dan perbuatannya.pent
2 Sebagian ulama kaum musyrikin itu sengaja mendalili majlis syirik demokrasi itu dengan ayat-ayat dan
atsar-atsar yang menganjurkan syuraa, layaknya Dawud Ibnu Jirjis yang mendalili perbuatan syirik kubur
dengan ayat-ayat tentang perintah mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan perantaraan
amal shalih, tak jauh berbeda antara ulama kaum musyrikin itu dengan Dawud Ibnu Jirjis yang sudah divonis
kafir mulhid murtad oleh Aimmatuddakwah Tauhid, hanya saja yang menjadi perbedaannya adalah
bahwa Dawud Ibnu Jirjis mendalili syirkul qubur (syirik kuburan) sedangkan mereka mendalili syirkul qushur
wad dustuur (syirik dewan dan aturan).pent
3 Mashlahat pada masa kini telah menjadi thaghut yang disembah oleh sebagian kelompok yang katanya
ingin memperjuangkan penegakan hukum Islam dengan dalih mashlahat, maka mereka ikut berkecimpung
secara aktif dan melebur dalam dunia syirik demokrasi dan parlemen, qaatalahumullah illaa an yahtaduu.Pent.
Demokrat Adalah Musyrik | 7
(awam), dan mencampuradukkan cahaya dengan kegelapan, syirik dengan
tauhid dan Islam.4
Syubhat-syubhat itu dengan taufiq Allah telah kami bantah, dan
kami juga telah menjelaskan bahwa demokrasi itu adalah agama baru di
luar agama Allah dan ajaran yang berseberangan dengan tauhid, dan kami
juga telah menegaskan bahwa majlis-majlis perwakilannya itu tidak lain
kecuali adalah lembaga kemusyrikan dan sarang paganisme yang wajib
dijauhi demi merealisasikan tauhid yang merupakan kewajiban hamba
terhadap Allah, bahkan wajib berusaha untuk menghancurkan (sarang dan
lembaga kemusyrikan) itu, memusuhi orang-orangnya, membenci, dan
memeranginya. Semua bukanlah masalah ijtihadiyyah sebagaimana yang
sering didengungkan oleh sebagian orang yang suka mengaburkan
kebenaran.5 akan tetapi ini adalah kemusyrikan yang jelas lagi terang dan
4 Shalat, shaum, zakat, haji, qiyamullail, tilawatul qur'an dan amalan ibadah lainnya bila dilakukan oleh orang
yang jatuh kedalam satu macam syirik akbar, maka itu semua tidak ada artinya.
• Syaikhul Islam Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah berkata dalam Ad Durar As Saniyyah,
1/113: “Bila amalan kamu seluruhnya hanya bagi Allah maka kamu adalah muwahhid, dan bila ada
sesuatu dari amalan itu dipalingkan kepada makhluk maka kamu adalah orang musyrik".
• Syaikh Abdurrahman Ibnu Hasan Ibnu Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah berkata dalam
Syarah Ashli Dinil Islam (lihat dalam Majmu'atut Tauhid, atau ‘Aqidatul Muwahhidin, atau Al Jami'ul Fariid,
atau dalam Ad Durar, 2/131): “Sesungguhnya orang yang melakukan syirik itu, maka berarti dia telah
meninggalkan tauhid, karena keduanya adalah dua hal yang saling bertentangan yang tidak bisa bersatu".
• Syaikh Abdullathif Ibnu Abdurrahman Ibnu Hasan rahimahullah berkata dalam Mishbahudhdhallam,
37: “Siapa orangnya menyembah selain Allah, menjadikan tandingan Tuhan-nya, dan menyamakan Allah
dengan yang lainnya dalam hak khusus Allah, maka dia itu layak dinamakan orang musyrik yang sesat
bukan orang muslim, meskipun dia itu banyak mengelola madrasah (lembaga pendidikan agama),
mengangkat para qadli, banyak membangun mesjid, dan mengumandangkan seruan (adzan
atau dakwah), karena dia tidak konsisten dengan Islam itu, sedangkan banyaknya berderma harta dan
berlomba dalam menampakkan amalan kalau dia itu meninggalkan hakikat Islam itu (tauhid), maka hal itu
tidak menjadikan dia berstatus sebagai orang Islam”.
Sedangkan rela, atau ikut bergabung dalam majelis syirik, atau mendukung demokrasi yang intinya
penyandaran hukum kepada selain Allah (padahal hukum/tasyri' itu adalah hak khusus Rububiyyah atau
Uluuhiyyah Allah), atau memperindahnya di hadapan manusia, atau menegakkan syubhat untuk
membolehkannya, atau bahkan melindunginya, maka itu adalah kekufuran dan kemusyrikan. Pent.
• Syaikh Muhammad rahimahullah berkata dalam suratnya kepada Hamd At Tuwaijiriy
(Mishbahudhdhalam, 104): “Dan kami hanya mengkafirkan orang yang menyekutukan Allah dalam
uluuhiyyah-Nya setelah jelas bagi dia hujjah akan batilnya syirik, dan begitu juga kami mengkafirkan
orang yang memperindah syirik itu di hadapan manusia, atau menegakkan syubhat-syubhat yang batil
untuk memperbolehkannya, dan begitu juga (kami mengkafirkan) orang yang menggunakan pedangnya
(senjata dan atau kekuatannya) untuk melindungi tempat-tempat kemusyrikan yang di sana Allah
disekutukan dan dia memerangi orang yang mengingkarinya dan berusaha untuk menghancurkannya".
Lihat empat macam orang dalam hal itu: Para pelaku (pemainnya), juru dakwah, tokoh intelektual dan
para pelindungnya dari kalangan aparat keamanan (tentara/polisi), barisan, dan laskar yang merupakan
tameng para thaghut.Pent.
5 Dari kalangan ulama suu' yang mengobok-obok masalah tauhid. Di antara contoh ulama suu' ini adalah
Doktor Yusuf Al Qardlawiy - semoga Allah memberikan hidayah kepadanya - dia telah memfatwakan saat
Demokrat Adalah Musyrik | 8
kekafiran yang nampak lagi tidak diragukan yang telah Allah Subhanahu
Wa Ta’ala hati-hatikan darinya di dalam Al Qur'an, dan telah diperangi
oleh Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam selama hidupnya.
Wahai muwahhid, berusahalah engkau untuk menjadi bagian dari
para pengikut Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam dan para
penolong (agama)nya yang selalu memerangi kemusyrikan dan para
pemeluknya. Bersegeralah engkau pada saat keterasingan ini untuk
bergabung dengan rombongan kelompok yang selalu menegakkan
dienullah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah bersabda Nabi shallallaahu
'alaihi wa sallam tentang kelompok itu:
ال تــزال طائفــة مــن أمتــي قائمــة بــأمر اهللا ال يضــرهم مــن خــذلهم وال مــن خــالفهم حتــى يــأتي أمــر (
)اهللا
“Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku ini yang menegakkan
perintah Allah, orang-orang yang mengucilkan dan menyelisihi mereka
tidak membuat mereka gentar hingga datang ketentuan Allah".
Semoga Allah menjadikan saya dan engkau termasuk kolompok
itu. Segala puji di awal dan di akhir adalah hanya milik Allah.
Ditulis oleh:
Abu Muhammad 'Ashim Al Maqdisiy
terjadi gempuran pasukan salib dan kaum murtaddin yang bersekongkol dengan mereka terhadap kaum
muslimin di Afghanistan dan pemerintahan Islam Thaliban, dia memfatwakan bahwa tentara muslim Amerika
!!! boleh bergabung dengan pasukan salib Amerika untuk memerangi kaum muslimin di Afghanistan dengan
dalih bahwa loyalitas nasionalisme dan kebangsaan harus didahulukan atas loyalitas agama dan aqidah. Al
Qardlawi dengan fatwa ini telah terjatuh dalam dua pembatal keislaman: Pertama dia membolehkan dan
menghalalkan sesuatu yang sudah jelas lagi pasti keharamannya (bahkan kekufurannya), yaitu mendukung
orang-orang musyrik untuk menindas kaum muslimin. Ke dua dia telah mendahulukan loyalitas nasionalisme
dan kebangsaan atas agama dan ‘aqidah Islamiyyah. Di samping itu diapun bersama-sama dengan pasukan
salib memikul setiap tetes darah kaum muslimin yang tertumpah di Afghanistan. Inikah ‘aqidah orang yang
menjadi rujukan segala hukum di kalangan Islamiyyin yang mengusung parlemen ? Lihat Al Hijrah Masaail
wa Ahkam 50-51. pent.
Demokrat Adalah Musyrik | 9
P A S A L
PENJELASAN TENTANG INTI POKOK DAN TUJUAN UTAMA
PENCIPTAAN, PENURUNAN KITAB-KITAB, DAKWAH PARA RASUL,
MILLAH IBRAHIM, DAN AL 'URWATIL WUTSQA YANG MERUPAKAN
JALAN SELAMAT
Ketahuilah wahai saudaraku, -semoga Allah ta'ala merahmatimu-
sesungguhnya kepala segala urusan, inti dan tiangnya, serta sesuatu yang
paling pertama kali Allah fardlukan atas anak Adam untuk mempelajarinya
dan mengamalkannya sebelum shalat, zakat, serta ibadah-ibadah lainnya
adalah kafir kepada thaghut dan menjauhinya, serta memurnikan tauhid
hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala saja. Maka untuk tujuan itu
Allah menciptakan makhluk-Nya, mengutus rasul-rasul-Nya, menurunkan
kitab-kitab-Nya, serta Allah mensyari'atkan jihad dan mati syahid
(istisyhad)... dan karenanya terjadilah pertikaian antara auliyaaurrahman
dengan auliyaausysyaithan, serta untuk mencapai hal itu berdirilah
Daulah Islamiyyah dan Khilafah Rasyidah. Allah Subhanahu Wa Ta’ala
berfirman:
$ tΒuρ àMø) n= yz £ Åg ø:$# }§ΡM} $# uρ āωÎ) Èβρ ߉ç7÷èu‹Ï9 ∩∈∉∪
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembahku”. (QS. Adz-Dzariyaat: 56)
Yaitu: supaya kalian beribadah kepada-Ku saja. Dan firman-Nya
Subhanahu Wa Ta’ala:
ô‰s) s9 uρ $uΖ÷Wyèt/ ’Îû Èe≅ à2 7π ¨Βé& »ωθß™§‘ Âχr& (#ρ ߉ç6 ôã $# ©!$# (#θç7Ï⊥tGô_ $# uρ |Nθäó≈©Ü9 $#
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat
(untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”.
(QS. An Nahl: 36)
Demokrat Adalah Musyrik | 10
Hal ini adalah ikatan paling agung dari ikatan-ikatan Islam. Dakwah,
jihad, shalat, shaum, zakat, dan haji tidak mungkin diterima tanpa hal di
atas itu. Orang tidak mungkin selamat dari api neraka tanpa berpegang
erat terhadapnya, karena hal itu (kufur kepada thaghut dan iman kepada
Allah) adalah satu-satunya ikatan yang telah dijamin oleh Allah bahwa itu
tidak mungkin lepas. Adapun selain itu, berupa ikatan-ikatan agama dan
syari'at-syari'atnya, maka itu tidak cukup dengan sendirinya untuk bisa
menyelamatkan tanpa adanya al 'urwatul wutsqa. Allah Subhanahu Wa
Ta’ala berfirman:
‰s% t ¨t6 ¨? ߉ô© ”�9 $# z ÏΒ Äc xöø9 $# 4 yϑ sù ö�à� õ3 tƒ ÏNθäó≈ ©Ü9 $$ Î/ -∅ÏΒ÷σムuρ «!$$ Î/ ωs) sù y7|¡ ôϑ tGó™ $# Íοuρ ó�ãèø9 $$ Î/
4’ s+øO âθø9 $# Ÿω tΠ$ |ÁÏ�Ρ $# $ oλ m;
“Telah jelas ar-rusydu dari al-ghayy, karena itu barangsiapa ingkar kepada
thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah
berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus” (QS.
Al Baqarah : 256)
Dan firman-Nya Subhanahu Wa Ta’ala:
tÏ%©!$#uρ (#θç7t⊥tGô_$# |Nθäó≈©Ü9$# βr& $yδρ߉ç7÷ètƒ (#þθç/$tΡr&uρ ’n<Î) «!$# ãΝßγs9 3“u�ô³ç6ø9$# 4 ÷�Åe³t6sù ÏŠ$t7Ïã ∩⊇∠∪
“Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembahnya
dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira, sebab itu
sampaikan berita itu kepada hamba-hamba-Ku”. (QS. Az Zumar: 17)
Perhatikanlah, bagaimana dalam ayat-ayat itu Allah mendahulukan
penyebutan kufur kepada thaghut dan menjauhinya atas iman kepada
Allah dan inabah kepada-Nya Subhanahu Wa Ta’ala. Ini sama persis
dengan pengedepanan nafyu atas itsbat dalam kalimat tauhid Laa ilaaha
Illallaah. ini dilakukan tidak lain untuk mengingatkan terhadap rukun yang
sangat agung dari al 'urwatul wutsqa, sehingga tidak sah keimanan
kepada Allah dan tidak bermanfaat kecuali bila didahului dengan kufur
kepada thaghut.
Demokrat Adalah Musyrik | 11
Thaghut yang engkau wajib kafir kepadanya dan menjauhi dari
mengibadatinya supaya engkau bisa berpegang kepada tali penyelamat
yang sangat kokoh bukanlah hanya terbatas kepada batu, patung, pohon,
kuburan yang disembah dengan sujud, rukuk, permohonan, nadzar, atau
thawaf saja. akan tetapi lebih luas cakupannya dari itu semua. sehingga
mencakup: Segala sesuatu yang disembah selain Allah Subhanahu Wa
Ta’ala dengan bentuk ibadah apa saja sedang dia tidak mengingkarinya.6
Thaghut diambil dari kosa kata thughyaan yang maknanya adalah
melampaui batas makhluk yang telah Allah batasi tujuan penciptaannya.
Sedangkan ibadah itu adalah bermacam-macam, sebagaimana sujud,
rukuk, doa, nadzar, dan penyembelihan adalah ibadah, maka begitu juga
taat dalam tasyri' (pembuatan hukum/aturan/undang-undang) adalah
ibadah juga. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman tentang orang-orang
Nashrani:
(# ÿρ ä‹sƒ ªB $# öΝ èδ u‘$t6 ôm r& öΝ ßγ uΖ≈t6÷δ â‘ uρ $\/$ t/ ö‘r& ÏiΒ Âχρߊ «!$#
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka
sebagai tuhan selain Allah”.7
Sedangkan orang-orang Nashrani tersebut tidak pernah sujud atau
rukuk terhadap para ulama mereka. Akan tetapi mereka mentaati para
ulama itu dalam penghalalan yang haram dan dalam pengharaman yang
halal, serta sepakat dengan mereka atas hal itu, maka Allah menjadikan
perlakuan mereka itu sebagai bentuk menjadikan para ulama dan pendeta
sebagai arbaab (tuhan), karena taat dalam tasyri' itu adalah ibadah yang
tidak boleh dipalingkan kepada selain Allah. Sehingga bila seseorang
memalingkannya kepada selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala meskipun
dalam satu hukum saja, maka dia itu menjadi orang musyrik.
6 Dengan taqyid ini keluar dari status thaghut para malaikat, para nabi (seperti Isa ibnu Maryam
‘alaihisallam) dan orang-orang shalih yang disembah sedangkan mereka itu tidak ridla, mereka itu tidak
dinamakan thaghut dan tidak boleh berlepas diri dari mereka, namun harus berlepas diri dari peribadatan
kepadanya dan dari orang-orang yang menyembahnya..
7 Surat At -Taubah: 31.
Demokrat Adalah Musyrik | 12
Hal ini dibuktikan secara gamblang dengan munaadharah
(perdebatan) yang pernah terjadi pada zaman Nabi shallallaahu 'alaihi wa
sallam antara auliyaaurrahman dengan auliyaausysyaithan tentang
masalah bangkai dan pengharamannya, dimana orang-orang musyrik
berusaha meyakinkan kaum muslimin bahwa tidak ada perbedaan antara
kambing yang disembelih oleh kaum muslimin dengan kambing yang mati
sendiri dengan dalih dan syubhat bahwa bangkai itu tidak lain adalah
sembelihan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, maka Allah menurunkan
keputusan-Nya tentang kejadian ini dari atas langit yang ke tujuh, Dia
berfirman:
÷βÎ) uρ öΝ èδθßϑ çG÷èsÛr& öΝ ä3 ¯Ρ Î) tβθä.Î�ô³çRmQ ∩⊇⊄⊇∪
“Dan bila kalian mentaati mereka, maka sungguh kalian adalah orang-
orang musyrik”.8 (Al-An’am: 121)
Termasuk kategori thaghut adalah setiap orang yang
memposisikan dirinya sebagai musyarri' (pembuat hukum dan
perundang-undangan) bersama Allah, baik dia itu sebagai pemimpin atau
rakyat, baik dia itu sebagai wakil rakyat dalam lembaga legislatif atau
orang yang diwakilinya dari kalangan orang-orang yang memilihnya (ikut
pemilu), karena dengan perbuatan itu dia telah melampaui batas yang
telah Allah ciptakan baginya, sebab dia diciptakan sebagai hamba Allah,
dan Tuhannya memerintahkan dia untuk tunduk berserah diri kepada
syari'at-Nya, namun dia enggan, menyombongkan diri, dan melampaui
batas-batas Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dia justru ingin menjadikan
dirinya sebagai tandingan bagi Allah dan menyekutui-Nya dalam
wewenang tasyri' (penetapan hukum dan perundang-undangan) yang
padahal itu tidak boleh dipalingkan kepada selain Allah Subhanahu Wa
Ta’ala. Barangsiapa melakukan hal itu, maka dia telah menjadikan dirinya
sebagai ilaah musyarri' (tuhan yang membuat hukum), sedangkan orang
seperti itu tidak diragukan lagi merupakan bagian dari
ru'uusuththawaghiit (pentolan-pentolan thaghut) yang di mana tauhid
8 Surat Al-An'am: 121, dan lihat sebab turun ayat ini, ini telah diriwayatkan oleh Al Hakim dalam
Mustadrak-nya dari Ibnu Abbas dengan sanad yang shahih.
Demokrat Adalah Musyrik | 13
dan Islam seseorang tidak sah sehingga dia kafir kepada thaghut itu,
menjauhinya, serta bara'ah (berlepas diri) dari para penyembahnya dan
dari para bala tentaranya..
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
tβρ ߉ƒ Ì�ムβr& (# þθßϑ x.$ y⇔ tFtƒ ’n< Î) ÏNθäó≈ ©Ü9 $# ô‰s%uρ (# ÿρ â÷É∆é& βr& (#ρ ã�à� õ3 tƒ ϵÎ/
“Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah
diperintahkan untuk mengingkari thaghut itu." (QS. An-Nisaa': 60)
Mujahid berkata: “Thaghut adalah setan berbentuk manusia yang
mana manusia merujuk hukum kepadanya, sedangkan dia adalah yang
memegang kendali mereka”.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: “Oleh sebab
itu orang yang memutuskan hukum dengan selain Kitabullah yang mana
dia itu menjadi rujukan hukum, (maka) dia itu dinamakan thaghut.”9
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Thaghut adalah segala
sesuatu yang dilampaui batasnya oleh si hamba, baik dia itu yang
disembah, atau yang diikuti, atau yang ditaati, sehingga thaghut setiap
kaum adalah orang yang mereka jadikan sebagai rujukan hukum selain
Allah dan Rasul-Nya, atau yang mereka sembah selain Allah, atau yang
mereka ikuti tanpa ada landasan dalil dari Allah, atau orang yang mereka
taati dalam hal yang tidak mereka ketahui bahwa itu adalah bentuk
ketaatan kepada Allah”.
Beliau berkata lagi: “Siapa yang merujuk hukum atau mengadukan
perkara hukum kepada selain apa yang telah dibawa oleh Rasulullah
shallallaahu 'alaihi wa sallam maka berarti dia itu telah merujuk hukum
dan mengadukan perkara hukum kepada thaghut”.10
Di antara macam thaghut yang disembah selain Allah Subhanahu
Wa Ta’ala pada zaman sekarang dan yang menjadi kewajiban atas setiap
muwahhid untuk kafir kepadanya dan berlepas diri darinya serta dari para
9 Majmu Al Fatawaa 28/201.
10 I'laamul Muwaqqi'iin 'An Rabbil'aalamiin 1/50.
Demokrat Adalah Musyrik | 14
pengikutnya supaya dia bisa berpegang kepada al 'urwatul wutsqa dan
selamat dari api neraka adalah tuhan-tuhan palsu dan arbaab yang
dipertuhankan yang telah dijadikan oleh banyak manusia sebagai
syurakaa musyarri'iin (sekutu-sekutu yang membuat hukum dan
perundang-undangan) selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
÷Πr& óΟßγ s9 (# àσ≈ Ÿ2u�à° (#θããu�Ÿ° Οßγ s9 z ÏiΒ ÉÏe$!$# $ tΒ öΝ s9 .βsŒù'tƒ ϵ Î/ ª!$# 4 Ÿωöθs9 uρ èπ yϑ Î= Ÿ2 È≅ óÁx� ø9 $#
z ÅÓà) s9 öΝ æηuΖ÷�t/
"Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang
mensyari’atkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?
Sekiranya tidak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah
mereka telah dibinasakan." (QS. Asy-Syuura: 21)
Ini terjadi karena mereka mengikuti mereka dalam rangka
menjadikan tasyri' (membuat hukum dan undang-undang) sebagai
wewenang dan hak/tugas mereka dan parlemen mereka, dan lembaga-
lembaga hukum mereka, baik yang bersifat internasional, regional,
ataupun yang nasional (lokal).Mereka dengan tegas menuangkan hak
wewenang itu dalam undang-undang dan peraturan mereka, dan hal itu
adalah sesuatu yang sudah dikenal lagi masyhur di kalangan mereka11
sehingga dengan sebab itu mereka menjadi arbaab (tuhan) bagi orang-
orang yang mentaatinya, mengikutinya, dan yang sepakat bersama
mereka atas kekafiran dan kemusyrikan yang terang ini, sebagaimana
yang telah Allah voniskan terhadap orang-orang Nashrani tatkala mereka
mengikuti para ulama dan para pendeta mereka dalam hal seperti itu.
11 Dalam:
• Undang-undang Kuwait pasal 51 dikatakan: “Wewenang/kekuasaan legislatif (tasyrii') berada di tangan
emir dan majlis rakyat sesuai dengan patokan undang-undang".
• Undang-undang Yordania no: 25: “Wewenang/kekuasaan legislatif dikembalikan kepada raja dan majlis
rakyat".
• Undang-undang Mesir pasal: 86: “Majlis rakyat memegang kendali tasyri'".
(Dan begitu juga dalam UUD 45 di Indonesia bab I pasal I ayat 2 amandemen ke tiga UUD 1945 (10-10-
2001): “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undag Dasar." bab II pasal 3
ayat 1: “Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang
Dasar”.)Pent
Demokrat Adalah Musyrik | 15
Bahkan keadaan mereka (para anggota parlemen dan yang sejalan
dengannya) lebih jahat dan lebih busuk, karena sesungguhnya para ulama
Nashrani melakukannya dan bersekongkol di atas hal itu tanpa
menjadikannya sebagai qanuun (undang-undang dasar), tanpa
menyusunnya sedemikian rupa, dan tanpa membukukannya menjadi kitab
undang-undang hukum yang bila ada yang menyalahinya atau mencelanya
dikenakan hukuman, serta menjadikannya sebagai tandingan Kitab Allah,
bahkan menjadikannya lebih tinggi dari Kitabullah, sebagaimana halnya
keadaan mereka (para anggota parlemen/majelis/dewan perwakilan
rakyat dan para pengusungnya).
Bila engkau telah memahami hal ini, maka ketahuilah sesungguhnya
derajat teragung dalam berpegang teguh terhadap al 'urwatul wutsqa
serta tingkatan tertinggi dalam kafir terhadap thaghut adalah jihad (yang
merupakan puncak Islam) memerangi sistem ini dan memerangi para
pengusungnya dan para pengikutnya, berupaya untuk
menghancurkannya, serta berusaha mengeluarkan manusia dari
penghambaan terhadapnya kepada penghambaan terhadap Allah
Subhanahu Wa Ta’ala saja. Di antara bentuk jihad ini adalah
menyebarkan dengan gencar kebenaran ini secara terang-terangan dan
meneriakkannya sebagaimana yang telah dilakoni dan dijalani oleh para
nabi, jalan yang telah Allah Subhanahu Wa Ta’ala jelaskan kepada kita
dengan penjelasan yang sangat gamblang tatkala Allah memerintahkan
kita untuk mengikuti Millah Ibrahim dan dakwahnya, Dia berfirman:
ô‰s% ôMtΡ% x. öΝ ä3 s9 îοuθó™é& ×π uΖ|¡ ym þ’Îû zΟŠÏδ≡t�ö/ Î) tÏ%©!$# uρ ÿ…çµ yètΒ øŒÎ) (#θä9$ s% öΝ ÍηÏΒöθs) Ï9 $ ¯Ρ Î) (# äτℜu t�ç/ öΝ ä3ΖÏΒ
$ £ϑ ÏΒuρ tβρ ߉ç7÷ès? ÏΒ Èβρ ߊ «!$# $ tΡ ö�x� x. ö/ä3 Î/ # y‰t/ uρ $ uΖoΨ÷�t/ ãΝ ä3 uΖ÷�t/ uρ äοuρ≡ y‰yèø9 $# â !$ ŸÒøót7ø9 $# uρ # ´‰t/ r& 4 ®L ym
(#θãΖÏΒ÷σè? «!$$Î/ ÿ…çνy‰ôm uρ
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim
dan orang-orang yang bersama dengan dia12
; ketika mereka berkata
kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan
12 Sebagian ahli tafsir berkata (Orang-orang yang bersama dia): adalah para pengikutnya atau para nabi
yang berada di atas jalannya.
Demokrat Adalah Musyrik | 16
dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan
telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian untuk
selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja”. (Al
Mumtahanah: 4)
Firman-Nya: Badaa artinya adalah nampak dan jelas.
Perhatikanlah ungkapan permusuhan yang didahulukan daripada
kebencian, karena sesungguhnya permusuhan adalah yang paling penting,
sebab terkadang ada orang yang membenci para auliyaa (penolong,kroni)
thaghut, namun dia tidak memusuhi mereka, maka dengan demikian
orang itu tidak merealisasikan kewajiban dia sehingga dia melakukan
permusuhan dan kebencian terhadap mereka.
Coba perhatikan, bagaimana Allah menyebutkan terlebih dahulu
bara'ah (berlepas diri) mereka dari kaum musyrikin sebelum penyebutan
bara'ah mereka dari apa yang kaum musyrikin sembah, ini dikarenakan
yang pertama lebih utama daripada yang ke dua, disebabkan karena
sesungguhnya banyak sekali manusia yang bara'ah (berlepas diri) dari
berhala, thaghut-thaghut, dasaatiir (peraturan-peraturan), qawaaniin
(undang-undang), dan agama-agama yang batil, namun mereka tidak
berlepas diri dari para penyembahnya, para pengusungnya, serta bala
tentaranya, maka berarti dia itu tidak merealisasikan kewajiban13
. Akan
13 Sehingga jelaslah batilnya pernyataan yang mengatakan bahwa kita hanya mengkafirkan perbuatannya,
namun tidak mengkafirkan pelakunya, atau pernyataan sesat bahwa kita hanya mengkafirkan nau' tidak
mu'ayyannya, atau pernyataan bahwa takfir mu'ayyan itu secara muthlaq adalah hak para ulama saja
termasuk dalam masalah yang dhahirah ini, atau pernyataan bahwa takfir thaghut-thaghut itu tidak ada
faidahnya, atau ungkapan lain yang disadari atau tidak oleh orang yang mengatakannya bahwa ungkapan-
ungkapan itu telah menguntungkan para thaghut dan barisannya. Subhaanallah! bagaimana mereka itu bisa
merealisasikan kufur kepada thaghut secara sempurna bila thaghut-thaghut itu masih dia anggap sebagai
muslim.
Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah berkata dalam Risalah Fi Makna Thaghut silahkan
lihat dalam Majmu'atuttauhid dan dalam Ad Durar jilid ke dua serta dalam Al Jami'ul Fariid: “Adapun tata
cara kufur kepada thaghut adalah engkau meyakini batilnya ibadah kepada selain Allah, engkau
meninggalkannya, engkau membencinya, engkau mengkafirkan para pelakunya dan memusuhi mereka".
Siapa yang akan engkau musuhi bila orang mu'ayyannya tidak ada yang dikafirkan...?
Beliau juga mengatakan dalam Ad Durar, 2/78: “Takutlah engkau kepada Allah, takutlah engkau kepada
Allah wahai saudaraku, pegang teguhlah ashlu dien kalian, yang paliang awal dan paling akhir darinya,
induknya dan kepalanya, yaitu syahadat Laa ilaaha illallaah, ketahuilah maknanya, cintailah orang-orangnya,
dan jadikanlah mereka sebagai saudara-saudara kalian meskipun mereka itu jauh. Dan kafirlah kalian
terhadap thaghut-thaghut, musuhilah mereka, bencilah orang yang mencintai mereka atau membela mereka
atau orang yang tidak mengkafirkan mereka atau orang yang mengatakan: “Saya tidak ada urusan dengan
mereka”, atau orang yang mengatakan: “Allah tidak mewajibkan saya untuk mengomentari mereka”,
sungguh dia (orang yang mengatakan itu) telah dusta terhadap Allah dan mengada-ada, justeru Allah telah
Demokrat Adalah Musyrik | 17
mewajibkan dia untuk mengomentari mereka, Dia telah memfardlukan dia untuk kafir terhadap mereka dan
berlepas diri darinya meskipun mereka itu adalah saudara-saudaranya dan anak-anaknya."
Beliau juga berkata dalam kitab itu, 2/79: “Dan makna kafir terhadap thaghut adalah engkau berlepas diri
dari segala sesuatu yang dipertuhankan selain Allah, baik itu jin, manusia, batu, pohon atau yang lainnya,
memvonisnya dengan vonis kafir dan sesat, serta membencinya meskipun dia itu adalah ayahmu atau
saudaramu. Adapun orang yang mengatakan: “Saya tidak beribadah kecuali kepada Allah, akan tetapi saya
tidak akan mengomentari para saadah (syaikh-syaikh yang dipertuhankan), kubah-kubah yang ada di atas
kuburan, serta yang lainnya”, maka dia itu adalah dusta dalam ucapan Laa ilaaha illallaah, dia tidak iman
kepada Allah dan tidak kafir terhadap thaghut."
Syaikh Abdurrahman Ibnu Hasan Ibnu Muhammad mengatakan dalam Syarah Ashli Dienil Islam: “Maka
orang itu tidak dikatakan muwahhid, kecuali dengan menafikan syirik, berlepas diri darinya serta
mengkafirkan pelakunya."
Syaikh Abdillathif Ibnu Abdirrahman Ibnu Hasan Ibnu Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah
berkata dalam Mishbahudhdhalaam, hal: 28: “Dan sebagian ulama memandang bahwa hal ini (takfir) serta
jihad di atasnya merupakan satu dari rukun-rukun Islam yang di mana keislaman seseorang tidak sah
tanpanya". Dan pada halaman berikutnya 29 beliau mengatakan: “Adapun menelantarkan jihad dan tidak
mengkafirkan orang-orang murtad, orang yang menjadikan tandingan bagi Allah serta orang yang
mengangkat andaad dan aalihah (tuhan) bersama Allah, ini (tindakan) hanyalah dilalui oleh orang-orang
yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dia tidak mengagungkan perintah-Nya, tidak mengikuti
jalan-Nya, dan tidak mengagungkan Allah dan Rasul-nya dengan pengagungan yang seharusnya, bahkan dia
itu tidak mengagungkan para imam dan ulama umat ini dengan pengagungan yang seharusnya".
Al Imam Al Barbahari rahimahullah berkata dalam Syarhussunnah no. 49: “Seorangpun dari ahli kiblat
tidak boleh dikeluarkan dari Islam sehingga dia menolak satu ayat dari Kitabullah, atau menolak sesuatu dari
atsar-atsar Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam atau shalat terhadap selain Allah, atau menyembelih
untuk selain Allah (tumbal/sesajen), dan bila dia melakukan satu dari hal-hal itu maka wajib atasmu untuk
mengeluarkan dia dari Islam."
Syaikh Muhammad Ibnu Ibrahim Ibnu Abdillathif Ibnu Abdirrahman Ibnu Hasan Ibnu Muhammad
Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah dalam Majmu' Al Fatawaa, 1/84 dinukil dalam ‘Aqidatul Muwahhidiin
beliau berkata saat mengingkari orang yang tidak setuju takfir mu'ayyan: “Sesungguhnya nash-nash itu
tidak datang dengan menta'yin setiap orang, dia itu (orang yang tidak mau takfir mu'ayyan) belajar bab
hukum orang murtad, akan tetapi dia tidak mempraktekannya kepada seorangpun, maka ini adalah
kesesatan yang buta dan kejahilan yang maha besar."
Takfir orang yang melakukan syirik akbar adalah suatu keharusan bukan fitnah sebagaimana yang dikatakan
oleh sebagian juhhaal yang intisab kepada salaf, dan seandainya mereka berdalih bahwa mereka itu
mengucapkan syahadat, mengamalkan rukun Islam dan yang lainnya sehingga saya tidak bisa
mengkafirkannya meskipun mereka itu melakukan kekafiran yang nyata atau syirik akbar, ketahuilah
sesungguhnya orang-orang yang berkeyakinan seperti ini adalah Al Malaa'iin Almulhidiin Al Jahiliin Adh
Dhaalimiin sebagaimana yang diungkapkan oleh Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah
dalam Mufidul Mustafid Fi Kufri Tarikit Tauhid (lihat ‘Aqidatul Muwahhidiin 70, juga Tarikh Najd, 381) setelah
beliau menjelaskan bukti ijma-ijma salaf dan pengikut akan takfir mu'ayyan orang yang mengucapkan Laa
ilaaha Illallaah dan melaksanakan amalan-amalan Islam saat menampakkan kekafiran yang nyata dan syirik
akbar, beliau berkata:
“Tidak seorangpun dari kalangan orang-orang terdahulu dan orang-orang kemudian pernah
mendengar bahwa ada seorang (ulama) yang mengingkari sedikitpun dari hal itu, atau
mempertanyakannya karena alasan mereka (yang dikafirkan) itu mengaku Islam atau karena
alasan mereka mengucapkan Laa ilaaha illallaah atau karena mereka menampakkan hal-hal dari
rukun-rukun Islam, kecuali apa yang kami dengar dari orang-orang terlaknat itu (al malaa'iin) pada
masa-masa sekarang, padahal mereka mengakui bahwa itu adalah syirik, akan tetapi orang yang
melakukannya atau memperindahnya atau dia telah bergabung dengan para pelakunya atau dia
mencela tauhid atau memerangi muwahhidin karena tauhidnya atau membenci mereka karenanya,
bahwa orang seperti ini tidak bisa dikafirkan karena dia mengucapkan Laa ilaaha illallaah atau
karena dia itu selalu menunaikan rukun Islam yang lima. Mereka berdalih bahwa Nabi shallallaahu
'alaihi wa sallam telah menamakan rukun-rukun itu sebagai Islam. Sungguh pernyataan ini (tidak
bolehnya mengkafirkan orang-orang seperti tadi karena alasan tersebut) tidak pernah didengar
sama sekali kecuali dari mereka orang-orang al mulhidiin al jahiliin adh dhalimiin itu. Bila mereka
mendapatkan sepatah kata dari kalangan ulama atau salah seorang dari mereka untuk dijadikan
dalil atas pendapat mereka yang busuk lagi dungu itu silahkan sebutkan." (pent).
Demokrat Adalah Musyrik | 18
tetapi bila dia berlepas diri dari para penyembahnya yang musyrik itu,
maka secara otomatis mengharuskan dia untuk bara'ah dari hal-hal yang
disembahnya dan dari ajarannya yang batil.14
Adapun tingkatan kewajiban paling rendah yang harus
direalisasikan oleh setiap mukallaf dan dia tidak mungkin selamat (dari
siksa kekal api neraka) kecuali dengannya adalah menjauhi thaghut dan
tidak menyembahnya, atau (tidak) mengikutinya di atas kemusyrikan dan
kebatilannya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
ô‰s) s9 uρ $uΖ÷Wyèt/ ’Îû Èe≅ à2 7π ¨Βé& »ωθß™§‘ Âχr& (#ρ ߉ç6 ôã $# ©!$# (#θç7Ï⊥tGô_ $# uρ |Nθäó≈©Ü9 $#
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat
(untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu.”
(QS. An Nahl: 36)
(#θç6 Ï⊥tF ô_$$ sù š[ô_ Íh�9 $# z ÏΒ Ç≈ rO÷ρ F{ $#
“Maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu". (QS. Al Hajj: 30)
Í_ö7ãΨô_ $# uρ ¢ Í_ t/ uρ βr& y‰ç7÷èΡ tΠ$ oΨô¹F{$# ∩⊂∈∪
“Dan jauhkanlah aku berserta anak-cucuku dari menyembah berhala-
berhala". (QS. Ibrahim: 35).
Bila hal ini tidak direalisasikan oleh seseorang di dunia ini -yaitu dia
menjauhi thaghut, dan menjauhi ibadah kepadanya atau mengikutinya
sekarang di dunia-, maka di akhirat dia pasti berada dalam jajaran
golongan yang merugi. Saat itu amalan-amalan agama yang dia amalkan
tidak bermanfaat dan tidak berguna sedikitpun bila dia di dunia
menyepelekan pokok yang paling mendasar tersebut. Dia akan menyesal
saat penyesalan sudah tidak berguna lagi, dia akan berangan-angan untuk
bisa dikembalikan ke dunia ini supaya bisa merealisasikan rukun yang
maha agung ini dan agar bisa memegang teguh al 'urwatul wutsqa, serta
14 Diambil dari Sabilun Najah wal Fikaak min Muwaalatil Murtaddin wa Ahlil Isyraak karya Syaikh Hamd
Ibnu 'Atiq, dan lihatlah risalah kami Millah Ibrahim wa Dakwatul Anbiyaa wal Mursaliin wa
Asaalibuththughaah fi Tamyii'ihaa wa Sharfiddu'aah 'anhaa cetakan An Nur lil I'lam Al Islamiy.
Demokrat Adalah Musyrik | 19
mengikuti millah yang maha agung ini. Allah Subhanahu Wa Ta’ala
berfirman:
øŒÎ) r& §�t7s? tÏ% ©!$# (#θãèÎ7›?$# z ÏΒ šÏ% ©!$# (#θãèt7? $# (# ãρ r& u‘ uρ z>#x‹yèø9 $# ôMyè©Üs) s? uρ ãΝ Îγ Î/ Ü>$t7ó™F{ $# ∩⊇∉∉∪
tΑ$ s%uρ tÏ%©!$# (#θãèt7?$# öθs9 āχr& $ oΨs9 Zο§�x. r& §�t6oK oΨsù öΝ åκ÷] ÏΒ $ yϑ x. (#ρ â §�t7s? $ ¨ΖÏΒ 3 y7Ï9≡ x‹x. ÞΟ Îγƒ Ì�ムª!$#
öΝ ßγ n=≈ yϑ ôãr& BN≡u�y£ym öΝÍκö� n= tæ ( $tΒuρ Ν èδ tÅ_ Ì�≈y‚ Î/ z ÏΒ Í‘$ ¨Ψ9 $# ∩⊇∉∠∪
“(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang
yang mengikutinya dan mereka melihat siksa dan (ketika) segala
hubungan antara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang-
orang yang mengikuti: “Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti
kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri
dari kami". Demikian Allah memperlihatkan kepada mereka amal
perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka, dan sekali-kali mereka tidak
akan keluar dari api neraka”. (Al Baqarah: 166-167)
Akan tetapi mana mungkin itu bisa terjadi, (karena) kesempatan
telah tiada, dan tidak mungkin bisa kembali ke dunia. Bila engkau -wahai
hamba Allah-, ingin selamat dan mengharap rahmat Tuhan-mu yang telah
Dia tetapkan bagi hamba-hamba-Nya yang bertaqwa, maka jauhilah
semua thaghut-thaghut itu dan hindari kemusyrikan mereka sekarang
juga, karena sesungguhnya tidak ada yang bisa menjauhi mereka di hari
kiamat dan tidak bisa selamat dari tempat kembali mereka di akhirat,
kecuali orang yang meninggalkan dan menjauhi mereka di dunia ini.
Adapun orang yang ridla dengan dien mereka yang bathil dan
mengikutinya di atas kebatilannya, maka sesungguhnya di hari kiamat ada
penyeru yang menyerukan:
القم�ر، القمر يعبد كان من ويتبع الشمس، الشمس يعبد كان من فيتبع فليتبعه، شيئا يعبد كان من(
: لھ�م يق�ال ح�ين الم�ؤمنين عن الحديث في قوله إلى..) الطواغيت الطواغيت يعبد كان من ويتبع
منادي�ا س�معنا وإن�ا الي�وم، إلي�ه منا أحوج ونحن فارقناھم: فيقولون الناس؟ ذھب وقد يحبسكم ما(
)رب6نا ننتظر وإنما يعبدون كانوا بما قوم كل3 ليلحق ينادي،
“Siapa yang menyembah sesuatu maka hendaklah dia mengikutinya”,
maka yang dahulunya menyembah matahari diapun mengikuti matahari,
Demokrat Adalah Musyrik | 20
orang yang dahulunya menyembah bulan diapun mengikuti bulan, dan
orang yang dahulunya menyembah thaghut maka diapun mengikuti
thaghut...” hingga perkataannya dalam hadits tentang orang-orang
mukmin saat dikatakan kepada mereka: “Apa yang membuat kalian
tertahan sedangkan orang-orang sudah pergi?” Maka mereka
mengatakan: “Faaraqnaahum wa nahnu ahwaju minnaa ilaihi al yaum,
dan sesungguhnya kami mendengar penyeru yang menyerukan:
Hendaklah setiap kaum bergabung dengan apa yang pernah mereka
sembah, sedangkan kami hanyalah menunggu Rabb kami".15
Perhatikan ungkapan kaum mukminin: (Faraqnaahum wa nahnu
ahwaju minnaa ilaihi) yaitu kami telah meninggalkan mereka di dunia.
sedangkan kami sangat membutuhkan kepada dirham dan dinar serta
kedudukan mereka di dunia, maka bagaimana kami tidak meninggalkan
mereka itu di hari yang sangat agung ini. Di dalam hadits ini ada
penjelasan sebagian rambu-rambu perjalanan... Begitu pula dalam firman
Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
(#ρ ç�à³ôm $# tÏ% ©!$# (#θçΗ s>sß öΝ ßγ y_≡ uρ ø—r& uρ $ tΒuρ (#θçΡ% x. tβρ ߉ç7÷ètƒ ∩⊄⊄∪
“(Kepada malaikat diperintahkan): "Kumpulkanlah orang-orang yang
dhalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang
selalu mereka sembah.” (QS. Ash- Shaaffaat: 22)
Ajwaajahum adalah sejawat mereka, teman-teman mereka,
kelompok mereka, dan para pendukung mereka di atas kebatilannya,
kemudian Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengatakan:
öΝ åκΞ Î*sù 7‹Í×tΒöθtƒ ’ Îû É>#x‹yèø9 $# tβθä.Î�tI ô± ãΒ ∩⊂⊂∪ $ ¯ΡÎ) y7Ï9≡ x‹x. ã≅ yèø� tΡ tÏΒÌ�ôf ßϑø9 $$ Î/ ∩⊂⊆∪ öΝ åκΞ Î) (# þθçΡ% x.
# sŒÎ) Ÿ≅‹Ï% öΝ çλm; Iω tµ≈s9 Î) āωÎ) ª!$# tβρ ç�É9 õ3 tGó¡ o„ ∩⊂∈∪
“Maka sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama dalam adzab.
Sesungguhnya demikianlah Kami berbuat terhadap orang-orang yang
berbuat jahat. Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada
15 Muttafaq 'Alaih, potongan dari hadits ru'yatul mukminin lirabbihim yaumal qiyamah.
Demokrat Adalah Musyrik | 21
mereka" Laa ilaaha Illallaah" mereka menyombongkan diri." (QS. Ash-
Shaaffaat: 33-35).
Wahai hamba Allah, janganlah engkau sekali-kali berpaling dari
kalimat tauhid dan menyepelekan dalam menetapkan apa yang
ditetapkan oleh kalimat itu serta (menyepelekan) dalam menafikan apa
yang dinafikan oleh kalimat itu. Janganlah engkau sekali-kali
menyombongkan diri dari mengikuti kebenaran serta janganlah bersikeras
untuk tetap membela thaghut, maka engkau pasti akan binasa bersama
orang-orang yang binasa dan menyertai mereka ke dalam tempat
kembalinya.
Kemudian ketahuilah, sesungguhnya Allah telah menjamin tauhid
yang murni ini serta pokok yang paling inti ini, yaitu dienul Islam. Allah
telah memilihkannya bagi hamba-hamba-Nya yang bertauhid, siapa orang
yang datang membawa tauhid maka diterimalah semua amalannya, dan
barangsiapa membawa ajaran selainnya, maka Allah menolaknya dan dia
tergolong orang yang rugi.Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
4 œ»uρ uρ !$ pκÍ5 ÞΟ↵Ïδ≡ t�ö/ Î) ϵ‹Ï⊥t/ Ü>θà) ÷ètƒ uρ ¢Í_ t6≈ tƒ ¨βÎ) ©!$# 4’ s∀ sÜô¹$# ãΝ ä3 s9 tÏe$!$# Ÿξsù £è?θßϑ s? āωÎ) ΟçFΡr& uρ
tβθßϑ Î=ó¡ •Β ∩⊇⊂⊄∪
“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya,
demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku sesungguhnya
Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati,
kecuali dalam memeluk agama Islam.” (QS. Al Baqarah: 132)
¨βÎ) šÏe$!$# y‰ΨÏã «!$# ÞΟ≈n= ó™ M}$#
“Sesungguhnya agama (yang diridlai) di sisi Allah hanyalah Islam." (QS.
Ali Imran: 19)
tΒuρ ÆC tGö;tƒ u�ö� xî ÄΝ≈ n= ó™ M}$# $ YΨƒ ÏŠ n= sù Ÿ≅ t6 ø) ムçµ÷ΨÏΒ uθèδ uρ ’Îû Íοt�ÅzFψ $# z ÏΒ zƒÌ�Å¡≈ y‚ ø9 $# ∩∇∈∪
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali
tidaklah akan diterima (agama itu) darinya dan di akhirat dia termasuk
orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran: 85)
Demokrat Adalah Musyrik | 22
Janganlah membatasi kata “agama” itu hanya pada Kristen, Yahudi
dan yang lainnya. Sehingga kamu justeru mengikuti agama-agama lain
yang sesat, maka kamupun tersesat. (Ketahuilah) sesungguhnya kata
agama (dien) itu mencakup segala paham (millah), jalan hidup (manhaj),
atau aturan hukum, atau undang-undang yang dijadikan rujukan oleh
umat manusia dan mereka merujuk kepadanya. Sesungguhnya semua itu
adalah agama-agama yang kamu wajib bara'ah darinya, menjauhinya,
serta kafir terhadapnya, dan menjauhi orang-orangnya... kecuali millah
tauhid dan dienul Islam. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman seraya
memerintahkan kita untuk mengatakan kepada seluruh orang-orang kafir
dengan berbagai macam ajaran dan agamanya:
ö≅è% $pκš‰r'≈tƒ šχρã�Ï�≈x6ø9$# ∩⊇∪ Iω ߉ç6ôãr& $tΒ t βρ߉ç7÷ès? ∩⊄∪ Iωuρ óΟçFΡr& tβρ߉Î7≈tã !$tΒ ß‰ç7ôãr& ∩⊂∪ Iωuρ
O$tΡr& Ó‰Î/%tæ $Β ÷Λ–n‰t6tã ∩⊆∪ Iωuρ óΟçFΡr& tβρ߉Î7≈tã !$tΒ ß‰ç6ôãr& ∩∈∪ ö/ä3s9 ö/ä3ãΨƒÏŠ u’Í<uρ ÈÏŠ ∩∉∪
“Katakan: "Hai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang
kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan
kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku.” (QS. Al-Kaafiruun)
Setiap agama/ajaran dari agama-agama kekufuran telah menghimpun
aturan dan jalan hidup yang berseberangan lagi bertentangan dengan
dienul Islam. Aturan itu adalah agama yang mereka ridlai, sehingga
mencakup di dalamnya: Komunis, Sosialis, Sekuler, Bath dan aliran serta
paham baru lainnya yang diada-adakan oleh manusia dengan
pemikirannya yang rendah serta mereka rela untuk menjadikannya
sebagai jalan hidup mereka. Di antara paham itu adalah apa yang
dinamakan Demokrasi. Sesungguhnya demokrasi adalah satu agama di
luar agama Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Berikutnya silahkan engkau baca penjelasan singkat tentang
kesesatan agama baru ini yang telah membuat banyak manusia tertipu
dengannya, -bahkan banyak dari kalangan yang mengaku Islam-, supaya
engkau mengetahui bahwa agama baru ini adalah bukan millah tauhid dan
Demokrat Adalah Musyrik | 23
justru merupakan salah satu jalan dari jalan-jalan yang menyimpang yang
di mana di setiap persimpangan jalan itu ada setan yang mengajak untuk
masuk ke neraka, maka seharusnya engkau menjauhinya dan mengajak
orang lain untuk menjauhinya. Hal itu merupakan:
Peringatan bagi kaum mukminin
Pengingat bagi orang-orang yang lalai
Sebagai penegakan hujjah atas orang-orang yang mu'aanid
(membangkang).
Serta sebagai alasanmu di hadapan Rabbul 'Alamiin.
Demokrat Adalah Musyrik | 24
P A S A L
Demokrasi adalah agama kafir buatan dan pemeluknya ada yang
berstatus sebagai tuhan yang membuat hukum serta ada yang berstatus
sebagai pengikut yang menyembah tuhan-tuhannya itu.
Ketahuilah, sesungguhnya kata demokrasi yang busuk ini diambil
dari bahasa Yunani bukan dari bahasa Arab. Kata ini merupakan ringkasan
dari gabungan dua kata: (demos) yang berarti rakyat dan (kratos) yang
berarti hukum atau kekuasaan atau wewenang membuat aturan (tasyrii').
Jadi terjemahan harfiyyah dari kata demokrasi adalah: Hukum rakyat,
atau kekuasaan rakyat atau tasyri' rakyat.
Makna tersebut merupakan makna demokrasi yang paling penting
(essential) menurut para pengusungnya. Karena makna inilah mereka
selalu bangga dengan memujinya, padahal makna ini (hukum, tasyri' dan
kekuasaan rakyat) -wahai saudaraku muwahhid- pada waktu yang
bersamaan merupakan salah satu dari sekian ciri khusus kekafiran,
kemusyrikan serta kebatilan yang sangat bertentangan dan
berseberangan dengan dienul Islam dan millatuttauhid, karena engkau
telah mengetahui dari uraian sebelumnya bahwa inti dari segala inti yang
karenanya Allah menciptakan makhluk-Nya, dan menurunkan Kitab-Kitab-
Nya serta mengutus Rasul-Rasul-Nya, dan yang merupakan ikatan yang
paling agung di dalam Islam ini, yaitu adalah tauhidul ‘ibadah kepada Allah
Subhanahu Wa Ta’ala saja dan menjauhi ibadah kepada selain-Nya.
Karena sesungguhnya taat dalam tasyri' merupakan bagian dari ibadah
yang wajib hanya ditujukan kepada Allah semata, dan kalau seandainya
orang tidak merealisasikannya, maka dia itu menjadi orang musyrik yang
digiring bersama orang-orang yang binasa.
Ciri khusus ini sama saja baik diterapkan sesuai dengan ajaran
demokrasi yang sebenarnya, sehingga keputusan (hukum) yang dirujuk itu
adalah diserahkan kepada seluruh rakyat atau mayoritas mereka,16
16 Di dalam UUD 45 Bab II pasal 3 ayat 3: “Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan
dengan suara terbanyak."pent.
Demokrat Adalah Musyrik | 25
sebagaimana yang menjadi impian tertinggi para demokrat dari kalangan
orang-orang sekuler atau orang-orang yang mengaku Islam (Islamiyyin)...
Atau hal itu (ciri khusus demokrasi) diterapkan seperti yang ada pada
kenyataannya sekarang, di mana demokrasi itu (pada prakteknya) adalah
keputusan (hukum) segolongan para penguasa dan kroni-kroninya dari
kalangan keluarga dekatnya, atau para pengusaha besar dan konglomerat
yang di mana mereka menguasai modal-modal usaha dan sarana-sarana
informasi yang dengan perantaraannya mereka bisa mendapatkan kursi
atau memberikan kursi parlemen (yang merupakan sarang kemusyrikan)
kepada orang-orang yang mereka sukai, sebagaimana tuhan mereka (sang
raja atau amir <presiden>) bisa kapan saja dan bagaimana saja alasannya
membubarkan dan memberlangsungkan majelis (syirik) itu.
Jadi demokrasi dengan sisi mana saja dari kedua sisi (praktek) itu
merupakan kekafiran terhadap Allah Yang Maha Agung, dan syirik
terhadap Rabb langit dan bumi, serta bertentangan dengan millatuttauhid
dan dien para Rasul, berdasarkan alasan-alasan yang banyak, di
antaranya:
1. Sesungguhnya demokrasi adalah tasyrii'ul jamaahiir (penyandaran
wewenang hukum kepada rakyat/atau mayoritasnya) atau hukum
thaghut, dan bukan hukum Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sedangkan Allah
Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan Nabi-Nya untuk menghukumi
sesuai dengan apa yang telah Dia turunkan kepadanya, serta Dia
melarangnya dari mengikuti keinginan umat, atau mayoritas orang atau
rakyat, Dia menghati-hatikan Nabi-Nya agar jangan sampai mereka
memalingkan dia dari apa yang telah Allah turunkan kepadanya, Allah
Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
Èβr& uρ Ν ä3 ôm $# Ν æηuΖ÷�t/ !$ yϑÎ/ tΑ t“Ρ r& ª!$# Ÿωuρ ôì Î7®K s? öΝ èδu !# uθ÷δ r& öΝ èδ ö‘ x‹÷n$# uρ βr& š‚θãΖÏFø� tƒ . tã ÇÙ÷èt/
!$ tΒ tΑ t“Ρ r& ª!$# y7ø‹s9 Î)
”Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut
apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak
Demokrat Adalah Musyrik | 26
memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah
kepadamu.” (QS. Al-Maaidah: 49)
Ini dalam ajaran tauhid dan dienul Islam...
Adapun dalam agama demokrasi ada ajaran syirik, maka para
penyembahnya berkata: “Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di
antara mereka menurut apa yang diinginkan rakyat, dan ikutilah
keinginan mereka. Dan berhati-hatilah kamu jangan sampai kamu
dipalingkan dari apa yang mereka inginkan dan mereka tetapkan
hukumnya”. Begitulah yang mereka katakan dan inilah yang diajarkan dan
ditetapkan oleh agama demokrasi. Ini merupakan kekafiran yang jelas dan
kemusyrikan yang terang bila mereka menerapkannya,17
namun demikian
sesungguhnya kenyataan mereka lebih busuk dari itu, sebab bila
seseorang mau mengatakan tentang keadaan praktek mereka tentu dia
pasti mengatakan: “Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara
mereka menurut apa yang diinginkan oleh para thaghut dan kroni-
kroninya, dan janganlah satu hukum dan satu undang-undang dibuat
kecuali setelah ada pengesahan dan persetujuannya...!!!”
Sungguh ini adalah kesesatan yang terang lagi nyata, bahkan
penyekutuan (Khaliq) dengan hamba secara aniaya.
2. Karena sesungguhnya itu adalah hukum rakyat atau thaghut yang
sesuai dengan undang-undang dasar, bukan yang sesuai dengan syari'at
Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Begitulah yang ditegaskan oleh undang-
undang dasar dan buku-buku panduan18
mereka yang mereka ‘sakralkan’
17 Namun demikian para ulama kaum musyrikin tetap mengatakan demokrasi adalah syuraa dan kita harus
ikut andil di dalamnya serta merealisasikannya, mereka mengutip ayat-ayat dan hadits untuk mengelabui
masyarakat dan para pemuda yang memiliki semangat namun tak memiliki tauhid, thaghut-thaghut pun rela,
ridla, menghargai mereka dan mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang Islam yang demokrat.
Sesungguhnya mereka – Demi Allah – adalah ulama kaum musyrikin, mereka ulama karena tahu banyak
tentang fiqh, hadits dan tafsir, serta aliran-aliran sesat, namun mereka tak memiliki tauhid. Namun
ketahuilah sesungguhnya satu orang awam dari kalangan muwahhidin yang memiliki silaah (senjata) mampu
menaklukan seribu dari kalangan ulama kaum musyrikin, begitulah Al Imam Muhammad Ibnu Abdil
Wahhab mengatakan dalam Kasyfusysyubuhat-nya. Pent.
18 Dalam undang-undang dasar Kuwait pasal VI ditegaskan: “Rakyat adalah sumber kekuasaan seluruhnya".
Dan dalam pasal 51: “Kekuasaan legislatif berada di tangan amir dan majlis rakyat sesuai dengan undang-
undang dasar".
Demokrat Adalah Musyrik | 27
dan mereka sucikan lebih dari pensucian mereka terhadap Al Qur'an
dengan bukti bahwa hukum undang-undang itu lebih didahulukan
terhadap hukum dan syari'at Al Qur'an lagi mendiktenya. Dalam agama
demokrasi, hukum dan perundang-undangan yang rakyat buat tidak bisa
diterima –bila memang mereka (rakyat) memutuskan– kecuali bila
keputusan itu berdasarkan nash-nash undang-undang dasar dan sesuai
dengan materi-materinya, karena undang-undang itu adalah induk segala
peraturan dan perundang-undangan serta kitab hukumnya yang mereka
junjung tinggi.19
Dalam agama demokrasi ini ayat-ayat Al Qur'an atau
hadits-hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak begitu
dianggap, dan tidak mungkin suatu hukum atau undang-undang
ditetapkan sesuai dengan ayat atau hadits kecuali bila hal itu sejalan
dengan nash-nash undang-undang dasar yang mereka junjung tinggi.
Silahkan engkau tanyakan hal itu kepada para pakar hukum dan
perundang-undangan bila engkau masih ragu tentangnya!! Sedangkan
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
βÎ*sù ÷Λäôã t“≈ uΖs? ’Îû & ó x« çνρ –Šã�sù ’ n<Î) «!$# ÉΑθß™ §�9 $# uρ βÎ) ÷ΛäΨä. tβθãΖÏΒ÷σè? «!$$ Î/ ÏΘöθu‹ø9 $# uρ Ì�Åz Fψ$# 4 y7Ï9≡ sŒ
×�ö� yz ß |¡ ôm r& uρ ¸ξƒÍρ ù's? ∩∈∪
"Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika
kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An-
Nisaa': 59)
Padahal agama demokrasi mengatakan: “Bila kalian berlainan
pendapat tentang sesuatu maka kembalikan kepada rakyat, majlis
perwakilannya, dan rajanya sesuai dengan undang-undang dasar dan
aturan yang berlaku di bumi ini."
Dan di dalam undang-undang dasar Yordania pasal ke 24: “Rakyat adalah sumber segala kekuasaan
(hukum)". Dan: “Rakyat menjalankan kekuasaan legislatifnya sesuai dengan cara yang telah tertera undang-
undang dasar".
19 Seperti Pancasila dan UUD 45pent.
Demokrat Adalah Musyrik | 28
Enyahlah kalian dan enyah pula apa yang kalian sembah selain Allah,
kenapa kalian tidak berpikir...20
Oleh sebab itu bila mayoritas rakyat menghendaki penerapan
hukum syari'at lewat jalur agama demokrasi ini dan lewat lembaga
legislatif yang syirik ini, maka itu tidak bisa terealisasi –ini bila thaghut
mempersilahkannya– kecuali lewat jalur undang-undang serta dari arah
pasal-pasal dan penegasan undang-undang tersebut, karena itu adalah
kitab suci agama demokrasi,21
atau silahkan katakan itu adalah Tauratnya
dan Injilnya yang sudah dirubah sesuai dengan hawa nafsu dan keinginan
selera mereka.
3. Sesungguhnya demokrasi adalah buah dari agama sekuler yang sangat
busuk, dan anaknya yang tidak sah, karena sekulerisme adalah paham
kafir yang intinya memisahkan agama dari tatanan kehidupan, atau
memisahkan agama dari Negara dan hukum.
Sedangkan demokrasi adalah hukum rakyat22
atau hukum thaghut...
Namun bagaimanapun keadaannya sesungguhnya demokrasi bukanlah
hukum Allah Yang Maha Besar lagi Maha Perkasa. Demokrasi sama sekali
tidak mempertimbangkan hukum Allah yang muhkam, kecuali (pertama)
bila sesuai dan sejalan sebelumnya dengan undang-undang yang berlaku,
dan ke dua sesuai dengan keinginan rakyat, serta sebelum itu semua
harus sesuai dengan selera para thaghut dan kroni-kroninya.
20 Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mengabarkan kepada kita bahwa perkataan ini adalah yang dilontarkan
oleh Ibrahim kepada kaumnya setelah dia menjelaskan kepada mereka keburukan tuhan-tuhan mereka dan
para thaghutnya.
21 Di kala hukum Allah hendak ditetapkan sebagai hukum Negara yang beragama demokrasi, maka hukum
Allah itu harus disodorkan terlebih dahulu kepada para arbaab (tuhan-tuhan buatan) yang duduk di atas
kursi yang empuk itu, bila mayoritas mereka menyetujuinya, baru bisa diterapkan, namun bila tidak, maka
tidak bisa diberlakukan. Subhaanallaah, siapa yang lebih tinggi, Allah atau mereka, sehingga hukum
Allah memerlukan persetujuan dan pengesahan mereka terlebih dahulu. Orang-orang yang -
katanya- ingin memperjuangkan Islam lewat parlemen, mereka adalah arbaab juga, apakah Islam bisa tegak
lewat jalur syirik...?, ingatlah ketika hukum-hukum Islam digolkan lewat lembaga syirik itu, maka yang
disahkan itu bukanlah hukum Allah tapi itu adalah hukum parlemen. Kita bertanya kepada orang-orang yang
sesat lagi menyesatkan itu, bagaimana bila para thaghut itu menawarkan kepada kalian hukum Islam namun
dengan syarat kalian harus berzina terlebih dahulu, apakah kalian mau menerimanya? Kalau kalian jawab
tidak, maka kenapa kalian menerima bergabung dengan kemusyrikan mereka, padahal zina itu lebih ringan
dari syirik? Binasalah kalian... kecuali bila Allah memberi hidayah kepada kalian sehingga kalian masuk Islam
kembali.Pent.
22 Atau dalam istilah di negeri ini “Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”.Pent.
Demokrat Adalah Musyrik | 29
Oleh sebab itu bila rakyat seluruhnya mengatakan kepada thaghut
atau kepada arbaab (tuhan-tuhan) dalam demokrasi: “Kami ingin
penerapan hukum Allah, dan tidak seorangpun memiliki hak tasyrii'
selama-lamanya baik itu rakyat atau para wakilnya atau penguasa... kami
ingin menerapkan hukum Allah terhadap orang-orang murtad, pezina,
pencuri, peminum khamr, dan kami juga ingin para wanita diwajibkan
berhijab dan 'afaaf, kami melarang tabarruj, buka-bukaan, porno, cabul,
zina, liwath (homosexual), dan perbuatn keji lainnya" maka dengan
spontan para thaghut dan para pengusung demokrasi itu akan
mengatakan kepada mereka: Ini bertentangan dengan paham demokrasi
dan kebebasannya!!!
Inilah kebebasan agama demokrasi: Melepaskan diri dari agama
Allah, syari'at-Nya, dan melanggar batasan-batasannya. Adapun hukum
undang-undang bumi dan aturannya maka itu selalu dijaga, dijunjung
tinggi dan disucikan (disakralkan) serta dilindungi dalam agama demokrasi
mereka yang busuk, bahkan orang yang berusaha melanggarnya,
menentangnya, atau menggugurkannya dia akan merasakan sanksinya.
Enyahlah kalian, enyahlah kalian, enyahlah kalian...
Enyahlah kalian, hingga lisan ini merasa kelelahan...
Jadi demokrasi –wahai saudara setauhid– adalah agama baru di luar
agama Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sesungguhnya ia adalah hukum
thaghut dan bukan hukum Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sesungguhnya ia
adalah syari'at para tuhan yang banyak lagi bertolak belakang, bukan
syari'at Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. Siapa saja orangnya yang
menerima (demokrasi ini), serta bersekongkol di atasnya, maka dia itu
pada hakikatnya telah menerima bahwa dia itu memiliki hak tasyri'
(wewenang membuat hukum) sesuai dengan materi-materi undang-
undang yang berlaku, dan berarti dia telah menerima (kesepakatan)
bahwa hukum yang dia buat itu lebih didahulukan atas syari'at Allah Yang
Maha Esa lagi Maha perkasa.
Sama saja setelah itu apakah dia membuat hukum atau tidak, sama
saja apakah dia (partainya) menang dalam pemilu (pesta syirik) atau tidak,
karena kesepakatan dia bersama kaum musyrikin terhadap paham
Demokrat Adalah Musyrik | 30
demokrasi, dan penerimaannya terhadap paham ini agar menjadi putusan
dan hukum yang dirujuk serta kekuasaannya di atas kekuasaan Allah,
Kitab-Nya dan Syari'at-Nya merupakan al kufru bi 'ainihi (kekafiran dengan
sendirinya), ini adalah kesesatan yang nyata lagi terang, bahkan itu adalah
kemusyrikan (penyekutuan) terhadap Allah secara membabi buta.
Rakyat dalam agama demokrasi diwakili oleh para wakilnya (para
anggota Dewan). Setiap kelompok (organisasi), atau partai, atau suku
memilih rabb (tuhan buatan) dari arbaab yang beragam asal usulnya
untuk menetapkan hukum dan perundang-undangan sesuai dengan selera
dan keinginan mereka, namun ini sebagaimana yang sudah diketahui
(harus) sesuai dengan rambu-rambu dan batasan undang-undang yang
berlaku. Di antara mereka ada yang mengangkat (memilih) sembahan dan
pembuat hukumnya sesuai dengan asas dan ideologi, baik itu rabb (tuhan)
dari partai fulan, atau tuhan dari partai itu. Dan di antara mereka ada yang
memilih tuhannya sesuai dengan ras dan kesukuan, sehingga ada tuhan
dari kabilah ini dan ada tuhan berhala dari kabilah itu. Di antara mereka
ada yang memilih tuhannya yang salafiy –menurut klaim mereka–, pihak
yang lain ada yang memilih tuhannya yang ikhwaniy.23
Ada sembahan
yang berjenggot, ada tuhan yang jenggotnya dicukur habis, dan
seterusnya.
÷Πr& óΟßγ s9 (# àσ≈ Ÿ2u�à° (#θããu�Ÿ° Οßγ s9 z ÏiΒ ÉÏe$!$# $ tΒ öΝ s9 .βsŒù'tƒ ϵ Î/ ª!$# 4 Ÿωöθs9 uρ èπ yϑ Î= Ÿ2 È≅ óÁx� ø9 $#
z ÅÓà) s9 öΝ æηuΖ÷�t/ 3 ¨βÎ) uρ šÏϑ Î=≈©à9 $# öΝ ßγ s9 ë>#x‹tã ÒΟŠÏ9 r& ∩⊄⊇∪
“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang
mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya
tidak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah
dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu bagi mereka
adzab yang sangat pedih ". (QS. Asy-Syuura: 21)
Para wakil rakyat itu pada hakikatnya mereka adalah autsaan
(berhala-berhala) yang dipajang dan patung-patung yang disembah, serta
23 Semua ini sangat disayangkan sekali terjadi dan ada di Kuwait... dan di banyak Negara..
Demokrat Adalah Musyrik | 31
tuhan-tuhan jadi-jadian yang diangkat di tempat-tempat ibadah mereka
dan sarang-sarang paganisme mereka (parlemen), mereka dan para
pengikutnya beragama demokrasi dan patuh kepada hukum undang-
undang. Kepada undang-undang itulah mereka merujuk hukum serta
sesuai dengan materi dan point-point undang-undang itulah mereka
membuat hukum dan perundang-undangan, dan sebelum itu semua,
mereka dikendalikan oleh tuhan mereka, sembahan mereka atau berhala
agung mereka yang merestui dan menyetujui undang-undang mereka
atau menolaknya. Itu tidak lain dan tidak bukan adalah emir, raja atau
presiden.
Inilah –wahai saudara setauhid- hakikat demokrasi dan ajarannya...
agama thaghut bukan agama Allah... millatulmusyrikin bukan
millatunnabiyyiin... syari'at banyak tuhan yang selalu saling
berseberangan dan berbantah-bantahan... bukan syari'at Allah yang Esa
lagi Maha Perkasa...
Ò>$t/ ö‘r& u šχθè%Ìh�x� tG•Β î�ö� yz ÏΘr& ª!$# ߉Ïn≡ uθø9 $# â‘$£γ s) ø9 $# ∩⊂∪ $tΒ tβρ ߉ç7÷ès? ÏΒ ÿ ϵ ÏΡρ ߊ HωÎ) [ !$ yϑ ó™ r&
!$ yδθßϑ çGøŠ£ϑ y™ óΟçFΡr& Ν à2äτ!$ t/# u uρ !$ ¨Β tΑ t“Ρ r& ª!$# $ pκÍ5 ÏΒ ?≈ sÜù= ß™
“Manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah
Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa? Kamu tidak menyembah yang
selain Allah, kecuali hanya menyembah nama-nama yang kamu dan
nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu
keterangan pun tentang nama-nama itu”. (QS. Yusuf: 39-40)
×µ≈ s9 Ï r& yì ¨Β «!$# 4 ’ n?≈ yès? ª!$# $ £ϑ tã šχθà2Î�ô³ç„ ∩∉⊂∪
“Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)?? Maha Tinggi Allah
terhadap apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya)”. (QS. An-Naml:
63)
Hendaklah engkau memilih wahai hamba Allah, agama Allah,
syari'at-Nya yang suci, dan cahaya-Nya yang menerangi, serta jalan-Nya
yang lurus... ATAU paham/agama demokrasi, kemusyrikannya, kekufurannya
Demokrat Adalah Musyrik | 32
dan jalannya yang bengkok lagi tertutup? Pilihlah!! hukum Allah Yang
Maha Esa lagi Maha Perkasa atau hukum thaghut ?!!
‰s% t ¨t6 ¨? ߉ô© ”�9 $# z ÏΒ Äc xöø9 $# 4 yϑ sù ö�à� õ3 tƒ ÏNθäó≈ ©Ü9 $$ Î/ -∅ÏΒ÷σムuρ «!$$ Î/ ωs) sù y7|¡ ôϑ tGó™ $# Íοuρ ó�ãèø9 $$ Î/
4’ s+øO âθø9 $# Ÿω tΠ$ |ÁÏ�Ρ $# $ oλ m;
“Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Karena
itu barang siapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah,
maka ia sesungguhnya telah berpegang pada buhul tali yang amat kuat
yang tidak akan terputus”. (QS. Al-Baqarah: 256)
È≅è%uρ ‘,ysø9$# ÏΒ óΟä3În/§‘ ( yϑsù u!$x© ÏΒ÷σã‹ù=sù ∅tΒuρ u!$x© ö�à�õ3u‹ù=sù 4 !$ΡÎ) $tΡô‰tGôãr& tÏϑÎ=≈©à=Ï9 #·‘$tΡ
“Dan katakanlah "Kebenaran itu datang dari Tuhanmu, maka
barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman dan barangsiapa
yang ingin (kafir) biarlah ia kafir”. Sesungguhnya telah Kami sediakan bagi
orang-orang dhalim itu neraka.” (QS. Al-Kahfi: 29)
u�ö�tósùr& ǃϊ «!$# šχθäóö7tƒ ÿ…ã& s!uρ zΝ n= ó™ r& tΒ ’Îû ÏN≡uθ≈ yϑ ¡¡9 $# Ä⇓ö‘F{ $# uρ $Yã öθsÛ $ \δ ö�Ÿ2 uρ ϵø‹s9 Î) uρ
šχθãèy_ ö�ム∩∇⊂∪ ö≅ è% $ ¨ΨtΒ# u «!$$ Î/ !$ tΒuρ tΑ Ì“Ρ é& $uΖøŠn=tã !$ tΒuρ tΑ Ì“Ρé& #’ n?tã zΝŠÏδ≡ t�ö/Î) Ÿ≅ŠÏè≈ yϑó™ Î) uρ
t,≈ ysó™ Î) uρ šUθà) ÷ètƒuρ ÅÞ$t7ó™F{ $# uρ !$ tΒuρ u’ ÎAρ é& 4 y›θãΒ 4|¤ŠÏãuρ šχθ–ŠÎ;Ψ9 $# uρ ÏΒ öΝ Îγ În/ §‘ Ÿω ä− Ìh�x� çΡ
t ÷t/ 7‰ym r& óΟßγ ÷ΨÏiΒ ß ós tΡ uρ …çµs9 tβθßϑ Î= ó¡ ãΒ ∩∇⊆∪ tΒuρ ÆC tGö;tƒ u�ö� xî ÄΝ≈n= ó™ M}$# $ YΨƒÏŠ n= sù Ÿ≅ t6 ø) ãƒ çµ ÷ΨÏΒ
uθèδ uρ ’ Îû Íοt�ÅzFψ $# z ÏΒ zƒ Ì�Å¡≈ y‚ ø9 $# ∩∇∈∪
“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah,
padahal kepada-Nyalah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di
bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah-lah
mereka dikembalikan. Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan
kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada
Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan
kepada Musa, Isa, dan para nabi dari Tuhan mereka, kami tidak
membeda-bedakan seseorangpun di antara mereka, dan hanya kepada-
Demokrat Adalah Musyrik | 33
Nya lah kami menyerahkan diri. Barangsiapa mencari agama selain
agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) darinya,
dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi”. (QS. Ali Imran: 83-
85)
Demokrat Adalah Musyrik | 34
P A S A L
Bantahan terhadap syubhat dan kebatilan yang membolehkan agama
demokrasi
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
uθèδ ü“Ï% ©!$# tΑ t“Ρ r& y7ø‹n= tã |=≈tGÅ3 ø9 $# çµ ÷ΖÏΒ ×M≈ tƒ# u ìM≈yϑ s3 øt ’Χ £ èδ ‘Πé& É=≈ tGÅ3 ø9 $# ã�yz é& uρ ×M≈yγ Î7≈ t± tF ãΒ ( $ ¨Βr'sù tÏ%©!$# ’ Îû óΟÎγ Î/θè= è% ÔC ÷ƒ y— tβθãèÎ6 ®K uŠsù $ tΒ tµ t7≈t± s? çµ÷ΖÏΒ u !$ tóÏGö/ $# Ïπ uΖ÷GÏ� ø9 $# u !$ tóÏGö/ $# uρ Ï& Î#ƒÍρ ù's? 3 $ tΒuρ
ãΝ n= ÷ètƒ ÿ…ã& s#ƒÍρ ù's? āωÎ) ª!$# 3 tβθã‚ Å™≡ §�9$# uρ ’Îû ÉΟù= Ïèø9 $# tβθä9θ à) tƒ $ ¨ΖtΒ# u ϵ Î/ @≅ ä. ô ÏiΒ Ï‰ΖÏã $uΖÎn/ u‘ 3 $ tΒuρ
ã�©.¤‹tƒ HωÎ) (#θä9 'ρ é& É=≈t6ø9 F{ $# ∩∠∪ $ oΨ−/ u‘ Ÿω ùøÌ“è? $ oΨt/θè=è% y‰÷èt/ øŒÎ) $ oΨoK ÷ƒ y‰yδ ó=yδ uρ $ uΖs9 ÏΒ y7Ρ à$©!
ºπ yϑ ôm u‘ 4 y7Ρ Î) |MΡ r& Ü>$δ uθø9 $# ∩∇∪
“Dia-lah yang telah menurunkan Al-Kitab (Al-Qur'an) kepadamu. Di antara
(isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamat itulah pokok-pokok isi Al-Qur'an
dan yang lain (ayat-ayat) mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam
hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian
ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk
mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya
melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya: "Kami
beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi
Tuhan kami.” Dan tidak dapat mengambil pelajaran (darinya) melainkan
orang-orang yang berakal. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami janganlah
Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri
petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi
Engkau; karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi karunia”. (QS.
Ali Imran: 7-8)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjelaskan dalam ayat yang mulia ini
bahwa manusia dalam mensikapi syari'at-Nya ada dua kelompok:
Demokrat Adalah Musyrik | 35
1. Ahli ilmu dan yang mendalam ilmunya: Mereka mengambil dan
beriman kepadanya secara menyeluruh, mereka menghubungkan
dalil yang umum dengan dalil yang mengkhususkannya, yang muthlaq
dengan yang membatasinya (muqayyad), yang masih global dengan
yang terperinci, dan setiap yang mereka anggap sukar memahaminya
mereka kembalikan kepada landasan pokoknya berupa ushul-ushul
yang muhkam lagi terang dan kaidah-kaidah yang baku lagi pasti yang
ditunjukan oleh dalil-dalil syari'at yang sangat banyak.
2. Orang-orang yang sesat dan di dalam hatinya ada kecenderungan
kepada kesesatan: Mereka mengikuti hal-hal yang samar, mereka
mengambilnya dan girang (sangat gembira) dengannya saja dalam
rangka mencari fitnah seraya berpaling dari yang muhkam,
mubayyan, serta yang mufassar.
Bergitu juga dalam masalah demokrasi dan majelis perwakilannya
yang syirik serta majelis-majelis lainnya, ada orang-orang yang menempuh
jalan orang-orang sesat lagi cenderung kepada kesesatan, mereka sengaja
mencari-cari kejadian-kejadian tertentu serta syubuhat- syubuhat dan
mengambil itu saja tanpa menghubungkannya dengan pokok-pokok yang
menjelaskannya atau memberikan batasannya atau menafsirkannya
berupa kaidah-kaidah agama ini dan landasan-landasannya yang sangat
kokoh. Mereka lakukan itu dalam rangka mengkaburkan yang haq dengan
kebatilan dan cahaya dengan kegelapan.
Oleh sebab itu di sini kami akan mengetengahkan syubuhat-
syubuhat mereka kemudian kami bantah dan mematahkannya dengan
pertolongan Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Perkasa Yang Menjalankan
awan dan Yang Menghancurkan musuh.
Demokrat Adalah Musyrik | 36
Syubhat Pertama
Jabatan Yusuf di Sisi Raja Mesir
Ketahuilah, sesungguhnya syubhat ini dilontarkan oleh sebagian
orang yang sudah kehabisan dalil.
Mereka mengatakan: Bukankah Yusuf pernah menjabat sebagai
menteri di sisi raja kafir yang tidak berhukum dengan apa yang Allah
Subhanahu Wa Ta’ala turunkan? Dengan demikian, maka boleh ikut
serta dalam pemerintahan kafir, bahkan boleh masuk menjadi anggota
dalam parlemen dan majelis permusyawaratan/ perwakilan rakyat dan
yang sejenisnya.
Kita jawab dengan taufiq Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
Pertama: Sesungguhnya berhujjah dengan syubhat ini untuk bisa
masuk dalam perlemen-parlemen pembuat hukum dan kebolehannya
adalah batil dan rusak, karena parlemen-parlemen syirik ini berdiri di atas
dasar agama/paham yang bukan agama Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yaitu
agama demokrasi yang mana wewenang (uluuhiyyah) tasyrii' (pembuatan
perundang-undangan) dan wewenang tahlil (pembolehan) serta tahrim
(pelarangan) di dalam agama (demokrasi) ini adalah milik rakyat bukan
hanya milik Allah semata. Sedangkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala
mengatakan:
tΒuρ ÆC tGö;tƒ u�ö� xî ÄΝ≈ n= ó™ M}$# $ YΨƒ ÏŠ n= sù Ÿ≅ t6 ø) ムçµ÷ΨÏΒ uθèδ uρ ’Îû Íοt�ÅzFψ $# z ÏΒ zƒÌ�Å¡≈ y‚ ø9 $# ∩∇∈∪
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali
tidaklah akan diterima (agama itu) darinya, dan di akhirat dia termasuk
orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran: 85)
Apakah ada orang yang berani mengatakan bahwa Yusuf
'alaihissalam telah mengikuti agama selain agama Islam, atau mengikuti
millah selain millah bapak-bapaknya al muwahhidun... Atau -apakah ada
yang berani mengatakan bahwa- Yusuf bersumpah untuk menghormati
undang-undang kafir? Atau dia membuat hukum sesuai dengan undang-
Demokrat Adalah Musyrik | 37
undang itu... sebagaimana keadaan orang-orang yang terpedaya dengan
parlemen-parlemen itu??? 24
Bagaimana hal itu boleh dikatakan sedangkan Yusuf dalam keadaan
tertindas dengan terang-terangan mengumumkan:
’ÎoΤÎ) àMø.t�s? s' ©#ÏΒ 7Θöθs% āω tβθãΖÏΒ÷σム«!$$ Î/ Ν èδuρ Íοt�Åz Fψ$$ Î/ öΝ èδ tβρ ã�Ï�≈ x. ∩⊂∠∪ àM÷èt7? $# uρ s' ©# ÏΒ
ü“Ï !$ t/# u zΟŠÏδ≡ t�ö/Î) t,≈ys ó™ Î)uρ z>θà) ÷ètƒuρ 4 $ tΒ šχ%x. !$ uΖs9 βr& x8Î�ô³RΣ «!$$ Î/ ÏΒ & ó x« 4
“Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak
beriman kepada Allah, sedangkan mereka ingkar kepada hari kemudian.
Dan aku mengikuti agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishaq dan
Ya'qub. Tidaklah patut bagi kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu
apapun dengan Allah”. (QS. Yusuf: 37-38)
Dan dia juga berkata:
Ät<Ås9|Á≈tƒ ÇôfÅb¡9$# Ò>$t/ö‘r&u šχθè%Ìh�x�tG•Β î�ö�yz ÏΘr& ª!$# ߉Ïn≡uθø9$# â‘$£γs)ø9$# ∩⊂∪ $tΒ tβρ߉ç7÷ès? ÏΒ
ÿϵÏΡρߊ HωÎ) [!$yϑó™r& !$yδθßϑçGøŠ£ϑy™ óΟçFΡr& Νà2äτ!$t/#uuρ !$Β tΑt“Ρr& ª!$# $pκÍ5 ÏΒ ?≈sÜù=ß™ 4 ÈβÎ) ãΝõ3ß⇔ø9$# āωÎ)
¬! 4 t�tΒr& āωr& (#ÿρ߉ç7÷ès? HωÎ) çν$−ƒÎ) 4 y7Ï9≡sŒ ßÏe$!$# ãΝÍh‹s)ø9$# £Å3≈s9uρ u�sYò2r& Ĩ$Ζ9$# Ÿω šχθßϑn=ôètƒ ∩⊆⊃∪
“Hai kedua penghuni penjara manakah yang baik, tuhan-tuhan yang
bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?
Kamu tidak menyembah sesuatu selain Allah kecuali hanya menyembah
nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah
tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang nama-nama itu.
Keputusan (hukum) itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah
memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama
yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti”. (QS. Yusuf: 39-40).
24 Dalam nash-nash undang-undangnya mereka menegaskan bahwa umat atau rakyat adalah sumber segala
hukum (kekuasaan), lihat pasal nomor ke enam dari undang-undang Kuwait, dan pasal ke 24 dari undang-
undang (dustuur) Yordania. Dan undang-undang mereka juga menegaskan bahwa kekuasaan legislatif
berada di tangan raja, amir, dan majlis rakyat, lihat undang-undang Kuwait nomor 51 dan undang-undang
Yordania pasal 25.
Demokrat Adalah Musyrik | 38
Apakah Yusuf mengumumkan itu dan terang-terangan
menyatakannya sedangkan dia dalam masa ketertindasan... kemudian dia
justru menyembunyikannya atau melanggarnya setelah Allah memberikan
kepadanya kekuasaan??!!
Jawablah wahai para penyeru mashlahat...!!25
Kemudian apakah kalian tidak mengetahui wahai para pakar politik
bahwa wizaarah (kementerian) ini adalah kekuasaan tanfidziyyah
(eksekutif) sedangkan parlemen adalah sulthah tasyrii'iyyah (kekuasaan
legislatif). Dan di antara kedua hal ini terdapat perbedaan yang sangat
jauh, sehingga tidak sah melakukan qiyas di sini, -menurut orang-orang
yang mengatakan ada qiyas-.26
Dari sini diketahuilah bahwa berdalih
dengan kisah Yusuf 'alaihissalam atas bolehnya (masuk) parlemen adalah
tidak benar sama sekali.
Tidak ada salahnya pula bila kita lanjutkan bantahan untuk
menggugurkan dalih mereka dengan kisah Yusuf atas bolehnya menjabat
sebagai menteri karena samanya dua jabatan pada zaman kita ini dengan
kekafiran.
Kedua: Sesungguhnya banyak orang-orang yang tergiur dan
terpedaya dengan jabatan menteri di payung negara-negara thaghut, di
mana negara-negara itu membuat hukum ‘bersama’ Allah, memerangi
para auliyaaullaah serta memberikan loyalitas kepada musuh-musuh-Nya,
25 Yang sedikit-sedikit mengatakan ini untuk mashlahat... Contohnya di masa sekarang yaitu orang-orang
yang partainya intimaa kepada ikhwanul muslimin, yang sedikit-sedikit mengatakan “ Ini untuk merekrut
massa”, “Ini demi maslahat dakwah”. Enyahlah mereka bila mereka tidak taubat, tuhan atau thaghut yang
mereka sembah adalah mashlahat dakwah. Sungguh kita menyaksikan, demi maslahat dan kepentingan,
mereka juga berkoalisi dengan partai sekuler di majelis syirik parlemen. pent.
26 Sebagian orang-orang yang merasa pintar memandang bahwa kementerian itu lebih berbahaya daripada
parlemen, mereka mengatakan –dengan klaimnya- bahwa parlemen itu adalah barisan oposisi terhadap
pemerintah, di mana mereka (yang masuk perlemen) itu melawan (‘berjihad’) lewat barisan ini dengan
jihad yang bersifat undang-undang, mereka melawan pemerintah dengan perlawanan hukum perundang-
undangan di dalamnya, dan melakukan jihad diplomasi lewatnya. Mereka pura-pura buta bahwa tasyrii'
(membuat hukum) itu lebih berbahaya daripada melaksanakannya, apalagi tasyrii' yang mereka namakan
sebagai jihad dan perlawanan itu tidak bisa dilaksanakan di parlemen, kecuali sesuai dengan undang-
undang dasar dan sejalan dengan paham demokrasi. Silahkan lihat dalam pasal ke 24 ayat 2 dari undang-
undang Yordania di mana sesungguhnya kekuasaan legislatif rakyat atau yang lainnya tidak dilaksanakan
kecuali sesuai dengan garis-garis pedoman undang-undang yang ada. Sedangkan para anggota parlemen itu
tidak lain adalah para wakil rakyat pemilik kekuasaan undang-undang sesuai klaim mereka.
Dan lihat sejawatnya dalam undang-undang dasar Kuwait pasal ke 51: “Kekuasaan legislatif adalah ditangani
oleh amir dan majlis rakyat sesuai dengan undang-undang”.
Demokrat Adalah Musyrik | 39
mereka (orang-orang yang menjabat menteri itu) mengqiyaskan
perbuatan mereka kepada perbuatan Yusuf 'alaihissalam (yang menjabat
sebagai menteri bagi raja yang kafir), dan qiyas mereka itu adalah batil lagi
rusak ditinjau dari beberapa sisi:
1. Sesungguhnya orang yang menjabat jabatan menteri pada
pemerintahan-pemerintahan yang berhukum dengan selain apa yang
Allah Subhanahu Wa Ta’ala turunkan ini wajib atas dia untuk
menghormati undang-undang mereka, dia harus loyal (tunduk setia) dan
ikhlash bekerja untuk thaghut, padahal itu adalah sesuatu yang paling
pertama Allah perintahkan untuk kufur kepadanya, Dia Subhanahu Wa
Ta’ala berfirman:
tβρ ߉ƒ Ì�ムβr& (# þθßϑ x.$ y⇔ tFtƒ ’n< Î) ÏNθäó≈ ©Ü9 $# ô‰s%uρ (# ÿρ â÷É∆é& βr& (#ρ ã�à� õ3 tƒ ϵÎ/
“Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah
diperintah mengingkari thaghut itu”. (QS. An-Nisaa': 60).
Bahkan sebelum menduduki jabatan ini mereka diharuskan untuk
bersumpah untuk menghormati kekufuran ini, sebagaimana halnya yang
dilakukan oleh para anggota parlemen.27
Dan siapa orangnya yang
mengklaim bahwa Yusuf Ibnu Ya'qub Ibnu Ishaq Ibnu Ibrahim
27 Teks undang-undang Yordania point ke 43: Wajib atas perdana menteri dan para menteri kabinetnya
sebelum mereka memulai tugasnya untuk bersumpah di hadapan raja dengan sumpah berikut ini:
“Saya bersumpah dengan Nama Allah Yang Maha Agung untuk selalu setia kepada raja dan selalu
menepati undang-undang dasar."
Dan hal serupa dalam pasal ke 79: Wajib atas setiap anggota majelis permusyawaratan dan majlis
perwakilan sebelum memulai menjalankan tugasnya untuk bersumpah di hadapan majelis dengan sumpah
yang berbunyi:
“Saya bersumpah dengan Nama Allah Yang Maha Agung untuk selalu setia kepada raja dan tanah
air serta selalu menepati undang-undang dasar.”
dan hal serupa dalam undang-undang Kuwait pasal 91 dan 126. Maka apakah Yusuf 'alaihissalam melakukan
hal seperti itu...???
Dan janganlah engkau terkecoh dengan talbis yang dilakukan oleh orang-orang yang terpedaya yang
mengatakan: Kami bersumpah, namun kami melakukan pengecualian dalam diri kami sendiri:
(Selama dalam batasan-batasan syari'at).
Dan katakanlah kepada mereka: Sumpah itu bukanlah atas dasar niat orang yang bersumpah, karena kalau
demikian tentu rusaklah akad-akad dan syarat-syarat yang dilakukan oleh manusia, serta terbukalah pintu
bagi setiap orang yang mempermainkan (agama), akan tetapi masalahnya adalah sebagaimana yang
dikatakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
"Sumpah itu atas dasar niat orang yang meminta sumpah", jadi sumpah kalian ini tidaklah mengikuti
niat-niat kalian namun mengikuti niat thaghut yang meminta sumpah kalian.
Demokrat Adalah Musyrik | 40
'alaihissalam memang melakukan hal itu padahal Allah telah
mensucikannya dan mengatakan tentangnya:
ô‰s) s9 uρ ôM£ϑyδ ϵ Î/ ( §Ν yδ uρ $ pκÍ5 Iωöθs9 βr& # u §‘ z≈ yδ ö�ç/ ϵ În/ u‘ 4 y7Ï9≡ x‹Ÿ2 t∃Î�óÇuΖÏ9 çµ ÷Ζtã u þθ�¡9 $#
u !$ t± ós x� ø9 $# uρ 4 …çµ ¯Ρ Î) ô ÏΒ $ tΡ ÏŠ$ t6Ïã šÅÁn= ø⇐ ßϑ ø9 $# ∩⊄⊆∪
“Demikianlah agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan
kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang
terpilih," (QS. Yusuf:24). Maka orang yang mengatakan hal itu adalah
termasuk makhluk yang paling kafir dan paling busuk, dia telah berlepas
diri dari millah ini dan keluar dari dien Islam, bahkan dia itu lebih busuk
dari Iblis terlaknat yang telah mengecualikan saat bersumpah:
tΑ$ s% y7Ï? ¨“ÏèÎ6 sù öΝ ßγ ¨Ζtƒ Èθøî_{ tÏèuΗ ødr& ∩∇⊄∪ āωÎ) x8yŠ$ t7Ïã ãΝ ßγ ÷ΨÏΒ šÅÁn= ø⇐ ßϑ ø9 $# ∩∇⊂∪
“Demi Kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya
kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka" (QS. Shaad: 82-
83)
Sedangkan Yusuf 'alaihissalam secara pasti dan sesuai nash firman
Allah adalah termasuk hamba-hamba Allah yang terpilih, bahkan
tergolong penghulunya.
2. Sesungguhnya orang yang menjabat jabatan menteri pada payung
pemerintahan ini –baik dia bersumpah dengan sumpah dustuur itu atau
tidak– dia wajib tunduk patuh kepada undang-undang kafir dan tidak
boleh keluar dari relnya atau menyalahinya. Dia itu tidak lain adalah
hamba yang mukhlish (patuh/setia) kepadanya, pelayan yang taat kepada
yang mengangkatnya baik dalam yang hak atau yang batil, kefasikan,
kedhaliman, dan kekafiran.
Maka apakah Yusuf Ash Shiddiiq 'alaihissalam seperti itu sehingga
perbuatannya bisa dijadikan hujjah untuk membolehkan jabatan-jabatan
kafir mereka itu..?? Sesungguhnya orang yang mengatakan/menuduh
bahwa Nabiyyullah Ibnu Nabiyyillah Ibnu Nabiyyillah Ibnu Khalilillah
dengan sebagian tuduhan itu, maka kami tidak meragukan kekafiran
Demokrat Adalah Musyrik | 41
orang itu, kezindiqannya, dan keluarnya dia dari Islam, karena Allah
Subhanahu Wa Ta’ala mengatakan:
ô‰s) s9 uρ $uΖ÷Wyèt/ ’Îû Èe≅ à2 7π ¨Βé& »ωθß™§‘ Âχr& (#ρ ߉ç6 ôã $# ©!$# (#θç7Ï⊥tGô_ $# uρ |Nθäó≈©Ü9 $#
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat
(untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”
(QS. An Nahl: 36)
Ini adalah pokok segala pokok dan maslahat yang paling agung
dalam kehidupan ini bagi Yusuf 'alaihissalam dan para Rasul lainnya.
Apakah masuk akal bila Yusuf mengajak orang-orang kepada tauhid
di saat situasi lapang dan sempit, di saat bahaya dan saat berkuasa,
kemudian dia melanggarnya sehingga menjadi golongan orang-orang
musyrik? Bagaimana itu bisa terjadi –Demi Allah– sedangkan Allah telah
menggolongkannya dalam jajaran hamba-hamba-Nya yang terpilih??
Sebagian ahli tafsir telah menyebutkan bahwa firman Allah Subhanahu
Wa Ta’ala:
$ tΒ tβ% x. x‹ è{ ù' uŠ Ï9 çν$ yzr& ’Îû ÈÏŠ Å7Î= yϑø9$#
“Tidaklah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang
raja”. (QS. Yusuf 76.)
Para ahli tafsir menyebutkan bahwa ayat ini merupakan dalil bahwa
Yusuf 'alaihissalam tidak pernah menerapkan undang-undang raja, tidak
pernah tunduk kepadanya, dan tidak diharuskan untuk menerapkannya.
Apakah ada dalam kementerian-kementerian para thaghut itu atau
parlemen-parlemen mereka hal seperti ini?? Yaitu keadaan sang menteri
di dalamnya seperti pernyataan “Negara dalam Negara” ??? Kalau tidak
ada, maka janganlah melakukan qiyas di sini.
3. Sesungguhnya Yusuf 'alaihissalam telah menjabat sebagai menteri
dengan tamkiin dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Dia berfirman:
y7Ï9≡ x‹x.uρ $ ¨Ψ©3 tΒ y#ß™θã‹Ï9 ’Îû ÇÚ ö‘F{ $#
Demokrat Adalah Musyrik | 42
“Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri
Mesir." (QS. Yusuf: 56)
Jadi kedudukan itu adalah tamkiin (anugrah) dari Allah Subhanahu
Wa Ta’ala, sehingga si raja atau yang lainnya tidak kuasa untuk
mengganggunya atau mencopotnya dari kedudukan itu, meskipun
menyalahi perintah raja atau undang-undang dan keputusannya.
Apakah orang-orang hina yang memiliki jabatan di sisi thaghut-
thaghut pada masa sekarang memiliki sedikit bagian dari itu (kebebasan
seperti Yusuf dan tamkiin dari Allah) dalam jabatan-jabatan mereka yang
kotor yang pada hakikatnya itu adalah bola mainan di tangan thaghut itu,
sehingga bisa pantas diqiyaskan kepada jabatan Yusuf 'alaihissalam dan
kedudukannya yang Allah berikan kepadanya?.
4. Sesungguhnya Yusuf 'alaihissalam menjabat jabatan menteri itu
dengan perlindungan penuh lagi sempurna dari sang raja, Allah
Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
$ £ϑn= sù …çµ yϑ= x. tΑ$ s% y7Ρ Î) tΠöθu‹ø9 $# $uΖ÷ƒ t$ s! îÅ3 tΒ ×ÏΒr& ∩∈⊆∪
“Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata:
“Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan
tinggi lagi dipercaya pada kami”. (QS. Yusuf: 54)
Si raja memberikan kebebasan penuh tanpa dikurangi kepada Yusuf
dalam jabatannya:
y7Ï9≡x‹x.uρ $ ¨Ψ©3 tΒ y#ß™θã‹Ï9 ’ Îû ÇÚ ö‘F{ $# é& §θt6 tGtƒ $ pκ÷] ÏΒ ß]ø‹ym â !$ t± o„
“Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri
Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju ke mana saja ia kehendaki di
bumi Mesir ini." (QS. Yusuf: 56)
Sehingga tidak ada orang yang protes kepadanya, tidak ada orang
yang meminta pertanggungjawabannya dan tidak ada orang yang
mengawasi segala bentuk kebijaksanaan dan perbuatannya, apapun hasil
dan bentuknya.
Demokrat Adalah Musyrik | 43
Maka apakah kebebasan seperti ini ada di kementerian thaghut-
thaghut pada masa sekarang atau yang ada justeru perlindungan yang
dusta lagi palsu. Jabatan itu dicabut dan dicopot dengan cepat bila si
menteri berani bermain-main dengan ‘ekornya’ atau nampak dari dia
sedikit penyimpangan atau keluar dari garis amir (presiden) atau undang-
undang raja?? Si menteri di sisi thaghut-thaghut itu tak ubahnya seorang
pelayan bagi (karir) politik amir (presiden) atau raja, dia hanya
melaksanakan perintah tuannya itu dan hanya mau berhenti bila tuannya
melarang dan dia sama sekali tidak memiliki hak untuk menyalahi
sedikitpun dari perintah-perintah raja atau undang-undang buatan
meskipun itu bertentangan dengan perintah Allah dan hukum-Nya.
Barangsiapa mengklaim bahwa sesuatu dari hal ini menyerupai
keadaan Yusuf 'alaihissalam dalam jabatannya, maka sungguh dia telah
melakukan kedustaan yang maha besar, kafir kepada Allah, dan telah
mendustakan tazkiyah (rekomendasi/penilaian suci) Allah Subhanahu Wa
Ta’ala terhadap Yusuf 'alaihissalam.
Bila telah diketahui bahwa keadaan Yusuf 'alaihissalam dan
kedudukannya itu tidak ada pada masa sekarang di kementerian thaghut-
thaghut, maka tidak ada tempat untuk melakukan qiyas di sini. Dan kalau
masih tetap ngotot biarkanlah orang-orang ‘keblinger’ itu terus berbicara
ngawur dalam masalah ini.
Ke tiga: Di antara bantahan yang mematikan akan syubhat ini
adalah apa yang disebutkan oleh sebagian mufassiriin bahwa si raja itu
telah masuk Islam, dan ini diriwayatkan dari Mujahid murid Ibnu ‘Abbas
radliyallahu 'anhuma. Pendapat ini menghancurkan syubhat tersebut dari
pangkalnya.
Kami tunduk kepada Allah dan meyakini bahwa mengikuti
keumuman atau dhahir ayat dalam Kitabullah Subhanahu Wa Ta’ala
adalah lebih utama daripada perkataan, penafsiran, lontaran, dan
istinbath-istinbath makhluk seluruhnya yang kosong dari dalil-dalil dan
bukti. Dan di antara dalil yang menguatkan hal ini adalah firman Allah
Subhanahu Wa Ta’ala tentang Yusuf 'alaihissalam:
Demokrat Adalah Musyrik | 44
y7Ï9≡ x‹x.uρ $ ¨Ψ©3 tΒ y#ß™θã‹Ï9 ’Îû ÇÚ ö‘F{ $# é& §θt6 tGtƒ $ pκ÷] ÏΒ ß]ø‹ym â !$ t± o„
“Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri
Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju ke mana saja ia kehendaki di
bumi Mesir ini." (QS. Yusuf: 56)
Ini adalah mujmal (global) yang telah Allah Subhanahu Wa Ta’ala
jelaskan di tempat lain dalam Kitab-Nya, di mana Dia menjelaskan ciri-ciri
orang-orang yang Dia beri kedudukan di bumi ini dari kalangan kaum
mukminin:
tÏ%©!$# βÎ) öΝßγ≈ ¨Ψ©3 ¨Β ’Îû ÇÚö‘ F{ $# (#θãΒ$ s%r& nο4θn=¢Á9 $# (# âθs?# u uρ nο4θŸ2 ¨“9 $# (#ρ ã�tΒr& uρ Å∃ρã�÷èyϑ ø9 $$Î/ (# öθyγ tΡ uρ
Ç tã Ì�s3Ζßϑø9 $# 3 ¬!uρ èπ t6 É)≈ tã Í‘θãΒW{ $# ∩⊆⊇∪
“(Yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka
bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh
berbuat yang ma’ ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar dan
kepada Allah-lah kembali segala urusan”. (QS. Al Hajj:41)
Tidak diragukan lagi bahwa Yusuf 'alaihissalam adalah termasuk
mereka yang disebutkan dalam ayat tersebut, bahkan beliau termasuk
para penghulunya, yaitu orang-orang yang jika Allah teguhkan kedudukan
mereka di muka bumi, niscaya mereka menyuruh berbuat yang ma’ruf
dan mencegah dari perbuatan yang munkar. Tidak diragukan lagi oleh
orang yang mengetahui ashlu dinil Islam (pokok ajaran Islam) bahwa
sesungguhnya hal ma'ruf yang paling agung di dalamnya adalah tauhid
yang merupakan inti ajaran dalam dakwah Yusuf 'alaihissalam, sedangkan
kemungkaran yang paling besar adalah syirik yang telah dihati-hatikan
oleh Yusuf, dia mengutuk, membenci dan memusuhi para pelakunya. Dan
ini merupakan dalil yang paling jelas lagi pasti bahwa Yusuf setelah Allah
meneguhkan kedudukannya dia langsung terang-terangan
mendakwahkan millah bapak-bapaknya yaitu Ya'qub, Ishaq dan Ibrahim
seraya dia memerintahkan untuk bertauhid serta melarang lagi
memerangi segala sesuatu yang menyalahi dan membatalkannya. Dia
tidak menghukumi dengan selain apa yang Allah turunkan, dia tidak ikut
Demokrat Adalah Musyrik | 45
membantu untuk menghukumi dengan selain apa yang Allah turunkan, dia
juga tidak membantu para arbaab yang membuat hukum dan perundang-
undangan dan thaghut-thaghut yang disembah selain Allah, serta dia tidak
menyokong mereka atau berloyalitas kepada mereka sebagaimana yang
dikatakan oleh sebagian orang-orang yang terpedaya dalam jabatan-
jabatan mereka saat ini.
Apalagi kalau beliau (Yusuf) ikut serta dengan mereka dalam
membuat hukum dan perundang-undangannya sebagaimana yang
dilakukan oleh orang-orang yang terpedaya itu di parlemen-parlemennya,
bahkan dikatakan dengan pasti bahwa sesungguhnya Yusuf telah
mengingkari keadaan mereka, merubah kemungkarannya, menghukumi
dengan tauhid, mengajak (orang) kepadanya, meninggalkan dan
menjauhkan orang yang menyalahi dan melanggarnya, siapapun
orangnya, ini dengan penegasan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Tidak
ada yang mensifati Yusuf yang jujur, putra dari orang-orang yang jujur
dengan selain ini, kecuali orang kafir yang busuk yang telah lepas dari
ajarannya yang suci lagi bersih.
Di antara dalil yang menyatakan hal ini dan sekaligus
menguatkannya adalah penjelasan dan penafsiran firman Allah
Subhanahu Wa Ta’ala:
tΑ$ s%uρ à7Î= yϑ ø9 $# ’ÎΤθçGøh $# ÿ ϵ Î/ çµ óÁÎ= ÷‚ tGó™r& Ť ø� uΖÏ9 ( $ £ϑ n= sù …çµ yϑ ¯= x. tΑ$ s% y7Ρ Î) tΠöθu‹ø9 $# $ uΖ÷ƒ t$ s! îÅ3 tΒ
×ÏΒr& ∩∈⊆∪
“Dan raja berkata:" Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia
sebagai orang yang rapat (dekat) kepadaku". Maka tatkala raja telah
bercakap-cakap dengan dia, dia berkata:"Sesungguhnya kamu (mulai)
hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercaya pada
kami”. (QS. Yusuf: 54)
Apa kiranya perkataan yang diucapkan oleh Yusuf kepada sang raja
di sini, sehingga membuatnya terkagum-kagum, memberinya kedudukan
dan mempercayainya?? Apakah engkau kira Yusuf sibuk menyebutkan
kisah isteri Al Aziz, padahal itu sudah selesai dan jelas siapa yang benar,
Demokrat Adalah Musyrik | 46
atau apakah engkau mengira Yusuf berbicara kepada sang raja tentang
persatuan atas dasar nasionalisme !! krisis ekonomi !! ini... itu... atau apa
yang dikatakannya???
Tidak seorangpun boleh menduga-duga dalam hal ini tanpa ada
dalil, dan jika ada yang melakukannya maka dia adalah termasuk para
pendusta, akan tetapi yang menjelaskan lagi menafsirkan firman Allah
Subhanahu Wa Ta’ala: “Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan
dia” adalah jelas lagi terang dalam firman-Nya Subhanahu Wa Ta’ala:
ô‰s) s9 uρ $uΖ÷Wyèt/ ’Îû Èe≅ à2 7π ¨Βé& »ωθß™§‘ Âχr& (#ρ ߉ç6 ôã $# ©!$# (#θç7Ï⊥tGô_ $# uρ |Nθäó≈©Ü9 $#
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat
(untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu,”
(QS. An Nahl: 36)
Dan firman-Nya Subhanahu Wa Ta’ala:
ô‰s) s9 uρ zÇrρ é& y7ø‹s9 Î) ’n< Î) uρ tÏ% ©!$# ÏΒ š�Î= ö6 s% ÷ È⌡s9 |Mø.u�õ°r& £ sÜt6 ós u‹s9 y7è= uΗ xå £ tΡθ ä3 tGs9 uρ z ÏΒ
zƒ Î�Å£≈ sƒ ø:$# ∩∉∈∪
“Dan sungguh telah diwahyukan kepada engkau dan kepada orang-orang
sebelum engkau: "Sungguh bila kamu berbuat syirik maka hapuslah
amalanmu dan sungguh kamu pasti tergolong orang-orang yang rugi”.
(QS. Az Zumar: 65)
Juga firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala tentang sifat inti dakwah Yusuf
'alaihissalam:
’ÎoΤÎ) àMø.t�s? s' ©#ÏΒ 7Θöθs% āω tβθãΖÏΒ÷σム«!$$ Î/ Ν èδuρ Íοt�Åz Fψ$$ Î/ öΝ èδ tβρ ã�Ï�≈ x. ∩⊂∠∪ àM÷èt7? $# uρ s' ©# ÏΒ
ü“Ï !$ t/# u zΟŠÏδ≡ t�ö/Î) t,≈ys ó™ Î)uρ z>θà) ÷ètƒuρ 4 $ tΒ šχ%x. !$ uΖs9 βr& x8Î�ô³RΣ «!$$ Î/ ÏΒ & ó x«
“Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak
beriman kepada Allah, sedangkan mereka ingkar kepada hari kemudian.
Dan aku mengikuti agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishaq dan
Demokrat Adalah Musyrik | 47
Ya'qub. Tidaklah patut bagi kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu
apapun dengan Allah.” (QS. Yusuf: 37-38)
Dan firman-Nya Subhanahu Wa Ta’ala tentangnya:
Ò>$t/ ö‘r& u šχθè%Ìh�x� tG•Β î�ö� yz ÏΘr& ª!$# ߉Ïn≡ uθø9 $# â‘$£γ s) ø9 $# ∩⊂∪ $tΒ tβρ ߉ç7÷ès? ÏΒ ÿ ϵ ÏΡρ ߊ HωÎ) [ !$ yϑ ó™ r&
!$ yδθßϑ çGøŠ£ϑ y™ óΟ çFΡr& Ν à2 äτ!$ t/# u uρ !$ ¨Β tΑ t“Ρ r& ª!$# $ pκÍ5 ÏΒ ?≈ sÜù= ß™ 4 ÈβÎ) ãΝ õ3 ß⇔ ø9 $# āωÎ) ¬! 4 t�tΒr& āωr&
(# ÿρ ߉ç7÷ès? HωÎ) çν$ −ƒÎ) 4 y7Ï9≡ sŒ ßÏe$!$# ãΝ Íh‹s) ø9 $# £ Å3≈ s9 uρ u�sY ò2 r& Ĩ$ ¨Ζ9$# Ÿω šχθßϑ n= ôètƒ ∩⊆⊃∪
“Manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah
Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa? Kamu tidak menyembah yang
selain Allah kecuali hanya menyembah nama-nama yang kamu dan nenek
moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keterangan
pun tentang nama-nama itu. Keputusan (hukum) itu hanyalah kepunyaan
Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia.
Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti. (QS.
Yusuf: 39-40)
Tidak diragukan lagi bahwa ini adalah perkataan yang paling agung
bagi Yusuf 'alaihissalam, ini adalah agama yang lurus baginya, pokok
segala pokok dakwahnya, millahnya, dan millah bapak-bapaknya. Bila dia
memerintahkan yang ma'ruf maka tauhid adalah hal ma'ruf yang paling
agung yang dia ketahui. Bila dia melarang dari yang mungkar, maka tidak
ada yang lebih besar kemungkaran baginya selain apa yang membatalkan
dan bertentangan dengan pokok segala pokok ini (tauhid). Bila ini sudah
jelas dan ternyata jawaban sang raja terhadapnya, “Sesungguhnya kamu
(mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercaya
pada kami”, maka ini merupakan dalil yang sangat jelas yang menunjukan
bahwa si raja itu telah mengikutinya dan merestuinya, serta
sesungguhnya dia telah meninggalkan ajaran kekafiran dan mengikuti
millah Ibrahim, Ishaq, Ya'qub dan Yusuf 'alaihimussalam.
Atau katakanlah bila engkau mau mengatakannya: Minimal
keadaan sang raja itu telah mengakui Yusuf atas tauhidnya dan millah
bapak-bapaknya, dan dia memberikan kebebasan penuh tanpa batas
Demokrat Adalah Musyrik | 48
untuk berbicara dan mendakwahkannya, menjelek-jelekan orang yang
menyalahinya, si raja tidak sedikitpun merintanginya atas hal itu, tidak
memerintahkan dia untuk melakukan hal yang membatalkannya atau
menyalahinya. Cukuplah ini sebagai perbedaan yang sangat besar antara
keadaan Yusuf 'alaihissalam dengan orang-orang yang tertipu dari
kalangan pembantu thaghut-thaghut dan kaki tangannya dalam
kementerian-kementerian masa sekarang, atau orang-orang yang ikut
serta bersama thaghut dalam pembuatan hukum dan perundang-
undangan di parlemen-parlemen tersebut.28
28 Perkataan yang tadi itu tidak dikeruhkan oleh ihtijaaj orang yang berhujjah dengan firman Allah
Subhanahu Wa Ta’ala dalam surat Ghafir lewat lisan orang mukmin keluarga Fir'aun:
ô‰ s) s9uρ öΝ à2u !%y` ß#ß™θムÏΒ ã≅ ö6s% ÏM≈uΖ Éi�t7 ø9$$Î/ $yϑ sù ÷Λ ä ø9Η ’Îû 7e7x© $£ϑ ÏiΒ Ν à2u !%y` ϵ Î/ ( #Lym #sŒÎ) š�n=yδ óΟçFù=è% s9 y] yèö7 tƒ ª!$# . ÏΒ Íν ω ÷èt/ Zωθß™ u‘ 4 y7Ï9≡x‹ Ÿ2 ‘≅ ÅÒムª!$# ô tΒ uθèδ Ô∃ Ì� ó¡ãΒ ë>$s?ö� •Β ∩⊂⊆∪
“Dan sesungguhnya telah datang Yusuf kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan, tetapi kamu
senantiasa dalam keraguan tentang apa yang dibawanya kepadamu, hingga ketika dia meninggal, kamu
berkata:"Allah tidak akan mengirim seorang (rasulpun)” (QS. Ghafir: 34), ihtijaj dengan ayat ini tidak
memperkeruh pernyataan tadi karena beberapa alasan:
1. Sesungguhnya ayat ini tidak jelas (shariih) penunjukannya bahwa Yusuf yang dimaksud adalah Yusuf
Ibnu Ya'qub, ada kemungkinan ini adalah Yusuf lain, sebagian ahli tafsir mengatakan hal ini mereka
mengatakan: Ia adalah Yusuf Ibnu Afraaniim Ibnu Yusuf Ibnu Ya'qub yang berstatus sebagai nabi di antara
mereka selama 20 tahun, ini diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radliyallahu 'anhuma, dan lihat tafsir Al
Qurthubiy. Sedangkan dalil bila mengandung banyak kemungkinan maka batallah berdalil dengannya.
2. Seandainya yang dimaksud adalah Yusuf Ibnu Ya'qub dalam ayat ini, namun ayat itu tidak shariih
penunjukannya bahwa sang raja tetap di atas kekafirannya, akan tetapi pembicaraan (dalam ayat itu)
adalah tentang status keumuman Bani Israil.
3. Sesungguhnya ayat tersebut tidak menyebutkan kekafiran yang terang-terangan (jelas), namun ayat itu
hanya menyebutkan keragu-raguan, sedangkan keragu-raguan itu adalah di dalam hati yang terkadang
disembunyikan di suatu waktu dan terkadang ditampakkan di waktu lain. Bila telah jelas bahwa Yusuf telah
ditetapkan kedudukannya di bumi ini, dia memerintahkan yang ma'ruf dan melarang dari yang mungkar
sebagaimana yang lalu, maka beliau 'alaihissalam tidak akan rela bila ada seseorang menampakkan
kemusyrikan di depannya, bahkan tidak akan ada seorangpun berani melakukannya karena beliau adalah
penguasa lagi rasul dalam satu waktu, sedangkan kemungkaran terbesar baginya adalah syirik. Mungkin
saja si raja menyembunyikan hal itu di dalam hatinya, sedangkan keluarganya menampakkan
keimanannya yang dhahir karena takut kekuasaan al haq, ini adalah kemunafikkan yang pelakunya
diperlakukan di dunia sesuai dengan apa yang mereka tampakkan. Bahkan dalam firman-Nya: “hingga
ketika dia meninggal, kamu berkata: "Allah tidak akan mengirim seorang (rasulpun)" ada dalil yang
menunjukan keimanan mereka secara dhahir akan risalahnya.
Perlu diperhatikan juga, sesungguhnya sebagian orang-orang yang terpedaya telah pula menyebutkan
kisah orang mukmin keluarga Fir'aun dalam syubhat-syubhat mereka dalam masalah ini dengan dalih
bahwa dia menyembunyikan keimanannya. Maka kami katakan: Bagaimana cara kalian mengambil dalil
dari kisah orang mukmin keluarga Fir'aun dalam masalah kita ini? Sesungguhnya terdapat perbedaan
yang sangat jauh antara menyembunyikan dan merahasiakan keimanan bagi orang-orang yang
tertindas dengan ikut serta dalam kekafiran, kemusyrikan dan pembuatan hukum (tasyrii'),
serta bersekongkol di atas paham selain dienullah Subhanahu Wa Ta’ala. Apakah kalian bisa
memastikan bagi kami bahwa mukmin keluarga Fir'aun itu telah membuat undang-undang sebagaimana
kalian membuat undang-undang, atau dia itu telah ikut serta dalam memutuskan dengan selain apa yang
Allah turunkan sebagaimana keikutsertaan kalian, atau dia itu bersepakat di atas demokrasi atau paham
lainnya sebagaimana yang kalian lakukan??? Tetapkan ini terlebih dahulu –dan mana mungkin bisa
Demokrat Adalah Musyrik | 49
Ke empat: Bila engkau telah mengetahui semua hal yang telah
dibahas tadi dan engkau merasa yakin bahwa jabatan kementrian Yusuf
'alaihissalam itu sama sekali tidak menentang tauhid dan tidak menohok
millah Ibrahim, sebagaimana penohokan dan penentangan itu terjadi
pada jabatan-jabatan itu sekarang, maka seandainya si raja itu tetap di
atas kekafirannya, maka jadilah masalah penjabatan Yusuf akan posisi ini
sebagai satu masalah dari masalah-masalah furuu' yang tidak ada isykaal
di dalamnya dalam ashluddien berdasarkan apa yang telah pasti
sebelumnya bahwa tidak pernah muncul kekafiran atau kemusyrikan, atau
tawalliy (berloyalitas penuh) terhadap orang-orang kafir, atau tasyrii'
bersama Allah dari diri Yusuf, akan tetapi dia selalu memerintahkan akan
tauhid lagi melarang akan hal itu semua. Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah
mengatakan dalam masalah furuu'ul ahkaam (hukum-hukum furuu'):
9e≅ ä3 Ï9 $oΨù= yèy_ öΝ ä3ΖÏΒ Zπ tã÷�Å° % [`$ yγ ÷ΨÏΒuρ
“Dan bagi tiap-tiap umat dari kalian, Kami berikan aturan dan jalan yang
terang” (QS. Al Maidah: 48)
Syari'at-syari'at para nabi itu sangat beragam dalam furuu'ul
ahkaam, akan tetapi dalam masalah tauhid hanya satu, Rasulullah
shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:
)واحد ديننا لع�ت إخوة ا�نبياء معاشر نحن(
“Kami sekalian para nabi adalah saudara sebapak sedangkan agama
(tauhid) kami satu," (HR Al Bukhari dari Abu Hurairah)
Maksudnya saudara-saudara dari ibu-ibu yang berbeda sedangkan
ayahnya satu. Ini merupakan isyarat akan kesatuan dalam pokok tauhid
dan beragam dalam furuu' syarii'ah dan hukum-hukumnya. Terkadang
sesuatu dalam masalah hukum pada syari'at sebelum kita diharamkan
kemudian dihalalkan dalam syari'at kita, dan terkadang sebaliknya. Bisa
jadi dalam syari'at terdahulu dipersulit sedangkan dalam syari'at kita
dipermudah... dan seterusnya. Oleh sebab itu tidak setiap syari'at yang
melakukannya– kemudian setelah itu silahkan kalian berdalil dengannya, dan kalau tidak bisa maka
tinggalkan igauan dan ucapan yang tidak karuan itu.
Demokrat Adalah Musyrik | 50
ada pada syari'at sebelum kita menjadi syari'at bagi kita, apalagi bila
bertentangan dengan dalil dalam syari'at kita.
Sedangkan telah ada dalil yang shahih dalam syari'at kita yang
menyelisihi apa yang disyari'atkan bagi Yusuf 'alaihissalam, dan
mengharamkannya atas kita, Ibnu Hibban telah meriwayatkan dalam
Shahihnya, juga Abu Ya'Laa dan Ath Thabraniy bahwa Nabi shallallaahu
'alaihi wa sallam berkata:
م�نكم ذل�ك أدرك فم�ن مواقيتھا عن الص�ة ويؤخرون الناس شرار يقربون سفھاء أمراء عليكم ليأتين
خازنا و$ جابيا � و شرطيا و$ عريفا يكونن ف�
“Sungguh akan datang kepada kalian para penguasa yang tidak baik,
mereka mendekatkan orang-orang yang paling jahat dan mengakhirkan
shalat dari waktu-waktunya, maka siapa saja yang mendapatkan keadaan
itu, janganlah dia menjadi pejabat, janganlah menjadi aparat keamanan,
janganlah menjadi petugas pengambil harta, dan janganlah menjadi
penyimpan perbendarahaan,"
(Menurut penafsiran) yang raajiih (yang kuat) sesungguhnya
penguasa-penguasa dalam hadits itu adalah bukanlah orang-orang kafir,
akan tetapi mereka adalah orang-orang yang durjana lagi bodoh, karena
biasanya orang yang menghati-hatikan bila dia menghati-hatikan hanyalah
dengan menyebutkan keburukan dan kerusakan yang paling besar, dan
seandainya mereka adalah orang-orang kafir tentu Nabi shallallaahu
'alaihi wa sallam menjelaskannya. Akan tetapi perbuatan durjana terbesar
yang beliau sebutkan di sini adalah mendekatkan orang-orang paling jahat
dan mengakhirkan shalat dari waktu-waktunya. Namun demikian Nabi
shallallaahu 'alaihi wa sallam telah melarang dengan larangan yang
sangat dari keberadaan seseorang menjadi khaaziin (petugas logistik) bagi
mereka. Bila saja menjabat sebagai khaaziin di samping para penguasa
muslim yang dhalim adalah dilarang dengan larangan yang amat keras
dalam syari'at kita, maka apa gerangan dengan jabatan kementerian
logistik/keuangan di sisi para penguasa yang kafir dan pemerintah yang
syirik?
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
Demokrat Adalah Musyrik | 51
tΑ$ s% Í_ ù= yèô_ $# 4’ n?tã È É!# t“yz ÇÚö‘F{ $# ( ’ÎoΤÎ) îáŠÏ� ym ÒΟŠÎ= tæ ∩∈∈∪
“Yusuf berkata: “Jadikanlah aku bendaharawan Negara (Mesir);
sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi
berpengalaman” (QS. Yusuf:55). Ayat ini merupakan dalil yang tegas dan
bukti yang terang bahwa hal ini adalah bagian dari syari'at sebelum kita,
dan hal itu sudah dimansukh (dihapus) dalam syari'at kita. Wallahu A'lam.
Penjelasan ini adalah cukup bagi orang yang menginginkan hidayah,
akan tetapi orang yang lebih mendahulukan anggapan baik, kepentingan
(yang dia klaim sebagai mashlahat), dan perkataan manusia atas dalil-dalil
dan bukti-bukti itu, maka orang seperti ini -meskipun gunung-gunung
meletus- di hadapannya dia tidak akan mendapatkan hidayah.
tΒuρ ÏŠÌ�ムª!$# …çµ tFt⊥÷F Ïù n= sù y7Î= ôϑ s? …çµ s9 š∅ÏΒ «!$# $ º↔ø‹x©
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu
tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) dari Allah” (QS.
Al-Maaidah: 41)
Pada akhirnya... -dan sebelum saya menutup bantahan terhadap
syubhat ini- saya ingin mengingatkan bahwa sebagian orang-orang yang
terpedaya, yang membolehkan syirik dan kekafiran dengan anggapan baik
mereka, yang beralasan dengan mashlahat dakwah untuk masuk di
kabinet-kabinet kekafiran dan parlemen-parlemen syirik, mereka dalam
dalih-dalih dan syubhat-syubhatnya mencampurkan perkataan Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah tentang jabatan menteri yang
dipegang Yusuf 'alaihissalam... ini sebenarnya termasuk perbuatan
mencampuradukan yang haq dengan yang batil, berdusta atas nama
Syaikhul Islam, dan mengada-ada atas nama beliau apa yang tidak pernah
beliau katakan, karena beliau tidak berhujjah dengan kisah itu atas
bolehnya ikut serta dalam tasyrii', kekafiran, atau dalam memutuskan
dengan selain apa yang Allah turunkan. Mustahil beliau melakukan hal itu,
bahkan kami mensucikan beliau, agamanya, bahkan kami mensucikan
akalnya dari ucapan keji ini, yang mana tidak ada seorangpun berani
berkata seperti itu, kecuali mereka orang-orang hina tersebut pada
Demokrat Adalah Musyrik | 52
zaman-zaman mutaakhkhir ini. Kami katakan ini... hatta meskipun kami
belum membaca ungkapan beliau pada masalah ini, karena ucapan seperti
ini tidak mungkin dikatakan oleh orang yang berakal, apalagi sampai bisa
bersumber dari 'aalim rabbaniy selevel Syaikhul Islam rahimahullah.
Bagaimana itu bisa terjadi sedangkan perkataan beliau dalam masalah ini
sangatlah jelas lagi gamblang.di mana perkataan beliau berkisar akan
kaidah menolak kerusakan paling besar dari dua kerusakan serta upaya
mendapatkan mashlahat paling tinggi dari dua mashlahat saat
berseberangan, sedangkan engkau sudah mengetahui bahwa mashlahat
paling besar dalam kehidupan ini adalah tauhid, sedangkan kerusakan
paling besar adalah kerusakan syirik dan menjadikan tandingan (bagi
Allah). Beliau telah menyebutkan bahwa Yusuf telah menegakkan
keadilan dan ihsan sesuai dengan kemampuan beliau, sebagaimana dalam
Al Hisbah29
di mana beliau berkata saat menyebutkan sifat kekuasaan
Nabi Yusuf: “Dan beliau melakukan dari keadilan dan ihsan apa yang
beliau mampu, serta beliau mengajak mereka kepada keimanan sesuai
dengan kesempatan/kemungkinan.” Dan beliau mengatakan lagi: “Akan
tetapi beliau melakukan apa yang mungkin dari keadilan dan ihsan.”30
Beliau sama sekali tidak menyebutkan bahwa Yusuf 'alaihissalam
membuat undang-undang menandingi Allah Subhanahu Wa Ta’ala atau
ikut serta dalam memutuskan dengan selain apa yang Allah turunkan atau
mengikuti paham demokrasi atau paham-paham lainnya yang
berseberangan dengan dienullah, sebagaimana halnya keadaan mereka
orang-orang yang terpedaya yang mencampurkan perkataan beliau
rahimahullah dengan hujjah-hujjah mereka yang kotor dan syubhat-
syubhatnya yang rendah dalam rangka menyesatkan orang-orang
bodoh/umum, dan untuk mengaburkan yang haq dengan yang batil serta
cahaya dengan kegelapan.
Kemudian kita -wahai saudara setauhid-, panutan dan dalil tempat
kita merujuk kepadanya saat terjadi perselisihan adalah wahyu yaitu
firman Allah dan sabda Rasul-Nya shallallaahu 'alaihi wa sallam, tidak
29 Majmu Al Fatawaa 28/68.
30 Majmu Al Fatawaa 20/56
Demokrat Adalah Musyrik | 53
yang lainnya, adapun setiap orang selain Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa
sallam maka ucapannya itu bisa diterima dan bisa ditolak. Seandainya
seperti apa yang mereka klaim itu bersumber dari Syaikhul Islam –dan itu
tidak mungkin terjadi– tentu kita tidak akan menerimanya darinya dan
bahkan dari ulama yang lebih agung darinya, sehingga dia datang kepada
kami dengan membawa dalil dari wahyu atas hal itu,
ö≅ è% !$yϑ ¯Ρ Î) Ν à2 â‘É‹Ρ é& Äóruθø9 $$ Î/
“Katakanlah (hai Muhammad): "Sesungguhnya aku hanya memberi
peringatan kepadamu sekalian dengan wahyu,” (QS. Al-Anbiyaa: 45),
ö≅ è% (#θè?$ yδ öΝà6 uΖ≈yδ ö�ç/ βÎ) óΟ çGΖà2 šÏ%ω≈ |¹ ∩⊇⊇⊇∪
“Katakanlah: Tunjukilah bukti kebenaran kalian jika kalian adalah orang-
orang yang benar,” (QS. Al-Baqarah: 111)
Perhatikanlah hal itu dan pegang eratlah tauhidmu, janganlah
engkau tertipu atau peduli dengan talbiis-talbiis (pengkaburan) dan dalih-
dalih murahan para pengusung kemusyrikan dan musuh-musuh tauhid,
atau janganlah engkau merasa tidak enak dengan sebab menyalahi
mereka, dan jadilah engkau dari golongan yang menegakkan dienullah
yang telah disebutkan ciri-cirinya oleh Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa
sallam:
)كذلك وھم � أمر يأتي حتى خذلھم من و$ خالفھم من يضرھم �(
“Orang-orang yang mengucilkan dan menyelisihi mereka tidak membuat
mereka gentar hingga datang ketentuan Allah sedang mereka dalam
keadaan seperti itu,”31
31 Fathul Bari 13/295.
Demokrat Adalah Musyrik | 54
Syubhat Ke Dua
Sesungguhnya Najasyi tidak berhukum dengan apa yang Allah turunkan,
namun walau demikian dia tetap muslim
Ahlul ahwaa berhujjah juga dengan kisah Najasyi dalam rangka
melegalkan thaghut-thaghut mereka yang membuat hukum dan
perundang-undangan, baik mereka itu sebagai penguasa, para wakil
rakyat di parlemen atau yang lainnya.
Mereka mengatakan: Sesungguhnya Najasyi tidak berhukum
dengan apa yang Allah turunkan setelah dia masuk Islam hingga
meningal dunia, namun demikian Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam
menamakannya sebagai hamba yang shalih, beliau menshalatkan
(ghaib) untuknya dan memerintahkan para sahabat untuk
menshalatkannya.
Kita katakan dengan taufiq Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
Pertama: Orang yang berdalih dengan syubhat rendahan ini,
sebelum apa-apa dia harus menetapkan bagi kami dengan nash yang
shahih lagi sharih qath'iyy dilalahnya bahwa Najasyiy itu tidak
memutuskan dengan apa yang Allah turunkan setelah keislamannya.
Sungguh saya sudah mengamati ucapan mereka (para penebar syubhat)
dari awal sampai akhir, ternyata saya tidak mendapatkan di kantong
mereka itu kecuali sekedar istinbath dan klaim-klaim yang kosong lagi
kering dari bukti yang benar dan dalil shahih yang menguatkannya,
sedangkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mengatakan:
(#θä9$ s%uρ s9 Ÿ≅ äzô‰tƒ sπ ¨Ψyf ø9 $# āωÎ) tΒ tβ% x. # ·Šθèδ ÷ρ r& 3“t�≈ |ÁtΡ 3 š�ù= Ï? öΝ à‰•‹ÏΡ$ tΒr& 3 ö≅ è% (#θè?$yδ
öΝ à6uΖ≈yδö�ç/ βÎ) óΟçGΖà2 šÏ%ω≈ |¹ ∩⊇⊇⊇∪
“Katakanlah: Tunjukilah bukti kebenaran kalian jika kalian adalah orang-
orang yang benar,” (QS. Al-Baqarah: 111) Bila ternyata mereka tidak
mampu membawa bukti kuat atas klaimnya itu, maka mereka itu
Demokrat Adalah Musyrik | 55
bukanlah tergolong orang-orang yang jujur, akan tetapi mereka itu
tergolong orang-orang yang dusta.
Ke dua: Sesungguhnya termasuk sesuatu yang sudah diterima
antara kami dengan musuh-musuh kami adalah bahwa Najasyi itu telah
meninggal dunia sebelum sempurnanya tasyrii', jadi beliau secara pasti
meninggal sebelum turunnya firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
tΠöθu‹ø9$# àMù=yϑø.r& öΝä3s9 öΝä3oΨƒÏŠ àMôϑoÿøCr&uρ öΝä3 ø‹n=tæ ÉLyϑ÷èÏΡ àMŠÅÊu‘uρ ãΝä3s9 zΝ≈n=ó™M}$# $YΨƒÏŠ
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridlai Islam itu sebagai
agamamu,” (Al-Maaidah:3)
Sebab ayat ini diturunkan pada hajji wadaa', sedangkan Najasyi meninggal
dunia jauh sebelum penaklukan kota Mekkah sebagaimana yang
disebutkan oleh Al Hafidh Ibnu Katsir rahimahullah dan yang lainnya.32
Bagi dia berhukum dengan apa yang diturunkan Allah saat itu
adalah menghukumi, mengikuti dan mengamalkan ajaran agama yang
telah sampai kepadanya, karena nadzarah (peringatan) dalam masalah
seperti ini harus berbentuk buluughul Qur'an (sampainya wahyu Al Qur'an
kepadanya), Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
öz Çrρ é& uρ ¥’n< Î) # x‹≈ yδ ãβ# u ö�à) ø9 $# Ν ä.u‘É‹Ρ T{ ϵ Î/ . tΒuρ x# n= t/
“Dan Al-Qur'an ini diwahyukan kepadaku supaya dengannya itu aku
memberikan peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang Al
Qur'an sampai (kepadanya)”. (QS. Al-An'am:19)
Sarana-sarana perhubungan dan informasi saat itu keadaannya
tidak seperti zaman sekarang, di mana saat itu sebagian hukum syari'at
tidak bisa sampai kepada seseorang, kecuali setelah bertahun-tahun dan
bisa jadi dia tidak mengetahuinya kecuali bila memaksakan diri datang
kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam. Agama ini saat itu masih baru,
Al Qur'an masih terus turun, dan tasyrii' masih belum sempurna. Ini
32 Al Bidayah Wan Nihayah 3/277.
Demokrat Adalah Musyrik | 56
dibuktikan dengan kuat oleh apa yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dan
yang lainnya dari Abdullah Ibnu Mas'ud bahwa beliau berkata:
عن��د م��ن رجعن��ا فلم��ا علين��ا، في��رد الص���ة ف��ي وس��لم علي��ه � ص��لى النب��ي� عل��ى نس��ل�م كن��ا(
)..شغ� الص�ة في إن* : وقال علينا، يرد فلم عليه، سل�منا النجاشي
“Kami dahulu mengucapkan salam kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wa
sallam di dalam shalat maka beliau terus menjawabnya dan tatkala kami
pulang dari negeri Najasyi kami mengucapkan salam kepada beliau,
namun ternyata beliau tidak menjawab salam kami, dan justeru setelah
itu beliau berkata: Sesungguhnya di dalam shalat itu terdapat kesibukan”.
Jika (ternyata) para sahabat yang dahulu pernah berada di Ethiopia -
negeri Najasyi- sedang mereka itu mengerti bahasa arab dan selalu
memantau berita tentang Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam, belum
sampai kepada mereka berita dinasakhnya berbicara dan salam di dalam
shalat padahal shalat itu urusannya adalah nampak, sebab Nabi
shallallaahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat bersama para
sahabatnya sebanyak lima kali sehari semalam, maka apa gerangan
dengan ibadah-ibadah yang lain, tasyrii'-tasyrii', dan huduud yang tidak
berulang-ulang seperti diulang-ulangnya shalat??.
Maka apakah ada seorang dari kalangan yang berpaham syirik
demokrasi pada masa sekarang dia mampu mengklaim bahwa Al Qur'an,
Islam, atau agama ini belum sampai kepada dia sehingga dia bisa
mengqiyaskan kebatilannya dengan keadaan Najasyi sebelum
sempurnanya tasyrii' ???.
Ke tiga: Bila hal ini telah ditetapkan lagi pasti, maka wajib diketahui
bahwa sesungguhnya Najasyi telah menghukumi dengan apa yang Allah
turunkan (sesuai dengan) apa yang (telah) sampai kepada dia, dan siapa
yang mengklaim selain ini, maka tidak boleh dipercayai dan diterima
perkataannya, kecuali dengan bukti yang terang,
ö≅ è% (#θè?$ yδ öΝà6 uΖ≈yδ ö�ç/ βÎ) óΟ çGΖà2 šÏ%ω≈ |¹ ∩⊇⊇⊇∪
“Katakanlah: Tunjukilah bukti kebenaran kalian jika kalian adalah orang-
orang yang benar" (QS. Al-Baqarah: 111)
Demokrat Adalah Musyrik | 57
Semua yang disebutkan oleh orang-orang yang mengisahkan
tentang Najasyi menunjukan bahwa dia menghukumi dengan apa yang
sampai kepadanya dari apa yang Allah turunkan saat itu...
1. Di antara yang menjadi kewajiban dia saat itu berupa mengikuti apa
yang diturunkan Allah adalah: (Merealisasikan tauhid, iman kepada
kenabian Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam dan iman bahwa Isa
adalah hamba dan utusan Allah).dan dia sudah melakukannya. Lihatlah
hal itu dalam dalil-dalil yang digunakan orang-orang (untuk
kepentingannya).surat Najasyi yang dikirimkan kepada Nabi shallallaahu
'alaihi wa sallam.Surat itu disebutkan oleh Umar Sulaiman Al Asyqar
dalam buku kecilnya (kutaib) yang berjudul Hukmul musyarakah fil
wizarah wal majaalis anniyabiyyah.33
2. Begitu juga bai'at Najasyi terhadap Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam
dan untuk hijrah, dalam suratnya itu Najasyi menyebutkan:
(“Sesungguhnya dia telah membai'at Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa
sallam, dan anaknya yang bernama Ja'far dan teman-temannya telah
membai'at pula serta masuk Islam di tangannya lillaahi rabbil'aalamiin,
dan di dalam suratnya itu dia menegaskan bahwa ia mengirim anaknya
Arihaa Ibnu Ashhum Ibnu Abjur kepada Nabi, dan ucapannya: “Bila
engkau berkehendak saya datang kepadamu, tentu saya melakukannya
wahai Rasulullah, karena sesungguhnya saya bersaksi bahwa apa yang
engkau katakan adalah benar”). Maka mungkin saja dia meninggal dunia
setelah itu langsung, atau mungkin saja Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam
tidak menginginkan hal tersebut saat itu... semua ini tidak begitu jelas dan
tidak ditegaskan dalam kisah itu, sehingga tidak halal memastikan
sesuatupun darinya dan tidak halal berdalil dengannya, apalagi kalau
dijadikan senjata untuk melawan tauhid dan ashluddien.
3. Begitu juga pertolongannya terhadap Nabi shallallaahu 'alaihi wa
sallam, agamanya, dan para pengikutnya. Najasyi telah menolong kaum
muhajiriin yang datang kepadanya, dia memberi mereka tempat serta
memberikan jaminan keamanan dan perlindungan, dia tidak
mengecewakan mereka dan tidak menyerahkan mereka kepada orang-
33 Halaman 71 dalam kutaibnya itu, sedang risalah Najasyi ada dalam Zadul Ma'aad 3/60.
Demokrat Adalah Musyrik | 58
orang Quraisy, dia juga tidak membiarkan orang-orang Nashrani Habasyah
mengganggu mereka, padahal para muhajirin itu telah menampakkan
keyakinan mereka yang benar tentang Isa 'alaihissalam. Bahkan terdapat
dalam risalah lain yang dia kirimkan kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wa
sallam (yang dituturkan oleh Umar Al Asyqar dalam kutaibnya itu hal 73)
bahwa dia mengirimkan anaknya yang disertai enam puluh laki-laki dari
penduduk Habasyah kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam. Semua ini
dilakukan sebagai bentuk dukungan, ittibaa’, serta bantuan.
Meskipun ini adalah sangat jelas, namun Umar Al Asyqar telah
ngawur dalam kutaibnya itu (hal:73) dengan seenaknya dia memastikan
bahwa Najasyi tidak berhukum dengan syari'at Allah. Sebagaimana yang
engkau ketahui, ini adalah dusta dan mengada-ada atas nama Najasyi
yang muwahhid, akan tetapi yang benar adalah bahwa dia menghukumi
dengan apa yang Allah turunkan yang telah sampai kepadanya saat itu.
Siapa saja yang mengatakan selain ini, maka janganlah dipercayai, kecuali
dengan dalil yang shahih lagi qath'ii dilalahnya, dan kalau tidak, maka dia
itu adalah tergolong orang-orang yang dusta,
ö≅ è% (#θè?$ yδ öΝà6 uΖ≈yδ ö�ç/ βÎ) óΟ çGΖà2 šÏ%ω≈ |¹ ∩⊇⊇⊇∪
"Katakanlah: Tunjukilah bukti kebenaran kalian jika kalian adalah orang-
orang yang benar”, (QS. Al-Baqarah: 111).
Sedangkan Umar Al Asyqar ini tidak mendatangkan dalil yang shahih
lagi sharih atas klaimnya itu, akan tetapi dia mengais-ngais dan meraba-
raba dari kitab-kitab tarikh (sejarah) hal-hal yang dia duga sebagai dalil
(layaknya orang yang mencari kayu bakar di malam hari), sedangkan
sejarah itu keadaannya telah diketahui.
Al Qahthaniy Al Andalusiy berkata dalam syairnya:
Janganlah engkau menerima dari sejarah ini
Segala yang dikumpulkan dan ditulis oleh para perawinya
Riwayatkanlah hadits yang terpilih dari ahlinya
Apalagi orang yang pandai dan berpengalaman
Maka dikatakan kepada Umar Al Asyqar dan para pengikutnya:
Tetapkan arasy terlebih dahulu baru kemudian diskusikan.
Demokrat Adalah Musyrik | 59
Ke empat: Sesungguhnya gambaran dalam kisah Najasyi adalah
bagi seorang penguasa yang asalnya kafir dan baru masuk Islam di atas
jabatannya, terus dia menampakkan kejujuran Islamnya dengan cara
istislaam secara sempurna kepada perintah Nabi shallallaahu 'alaihi wa
sallam dengan cara mengutus anaknya yang disertai rombongan
kaumnya, dia mengutus mereka kepada Nabi untuk meminta izin hijrah
kepadanya, dan menampakkan nushrahnya, dan nushrah akan agama dan
para pemeluknya, bahkan menampakkan baraa'ah dari segala yang
menyalahi agama barunya ini berupa keyakinan dia, keyakinan kaumnya
dan nenek moyangnya. Dia berusaha mencari kebenaran dan mempelajari
agama ini, serta berusaha semaksimal mungkin untuk bertemu Allah di
atas keadaan ini, dan ini terjadi sebelum sempurnanya tasyrii' dan
sebelum sampai kepadanya secara sempurna. Ini adalah gambaran
sebenarnya yang ada dalam hadits-hadits, atsar-atsar yang shahih lagi
tsabit tentangnya. Kami menantang orang yang berseberangan dengan
kami agar mereka menetapkan selain hal ini.akan tetapi dengan dalil yang
sharih lagi shahih, dan adapun sejarah-sejarah maka ini tidak bisa
memuaskan dan mengenyangkan dari rasa lapar dengan sendirinya tanpa
adanya sanad.
Adapun gambaran yang hendak didalili dan hendak diqiyaskan,
maka ini adalah gambaran yang buruk lagi berbeda jauh sekali, karena ini
adalah gambaran sekawanan gerombolan orang-orang yang mengaku
beragama Islam tanpa berlepas diri dari hal-hal yang membatalkan
keislamannya, dan justeru mereka itu dalam waktu yang bersamaan
berintisab kepada Islam dan kepada hal-hal yang membatalkannya, serta
mereka merasa bangga dengannya. Mereka tidak berlepas diri dari paham
demokrasi seperti halnya Najasyi berlepas diri dari Nashrani, ya mereka
tidak berlepas diri darinya, bahkan mereka tidak henti-hentinya memuji
demokrasi itu, mengusungnya, membolehkannya bagi orang-orang,
mengajak orang-orang untuk ikut bergabung dalam paham demokrasi
yang busuk ini, mereka menjadikan dirinya sebagai arbaab dan aalihah
(tuhan-tuhan) yang menetapkan hukum dan perundang-undangan bagi
manusia berupa ajaran yang tidak Allah izinkan, bahkan mereka
mengikutsertakan orang-orang yang sepaham bersama mereka di atas
Demokrat Adalah Musyrik | 60
paham kafir itu dari kalangan para wakil rakyat, para menteri dan rakyat
lainnya dalam tasyrii' kafir yang terlaksana sesuai dengan materi undang-
undang dasar, mereka bersikeras di atas kemusyrikan ini, bergelimang
dengannya, bahkan mereka mencela orang yang memeranginya, atau
menentangnya, atau mencelanya dan berusaha untuk
menghancurkannya. Dan mereka lakukan ini setelah syari'at sempurna
dan setelah sampainya Al Qur'an bahkan As-Sunnah dan atsar-atsar
kepada mereka.
Dengan Nama Allah, wahai orang yang obyektif, siapa saja engkau
ini, apakah sah gambaran yang buruk lagi busuk dan gelap ini yang disertai
dengan perbedaan-perbedaannya yang sangat jauh diqiaskan kepada
orang yang baru masuk Islam yang mencari kebenaran dan berusaha
membelanya sebelum syari'at ini sempurna dan sebelum sampai
kepadanya secara utuh. Sungguh sangat jauh sekali perbedaan antara dua
gambaran ini.
Demi Allah keduanya tidak bisa kumpul dan tidak akan bersatu
Hingga bulu-bulu gagak itu beruban...
Ya bisa saja keduanya bersatu dan bersamaan, akan tetapi bukan
dalam timbangan al-haq, namun dalam timbangan orang-orang yang
curang dari kalangan orang yang telah dibutakan bashirah-nya oleh Allah
Subhanahu Wa Ta’alaa, sehingga mereka berpaham demokrasi yang
berseberangan dengan tauhid dan Islam.
×≅ ÷ƒ uρ tÏ� Ïe� sÜßϑ ù= Ïj9 ∩⊇∪ tÏ% ©!$# # sŒÎ) (#θä9$ tGø.$# ’n?tã Ĩ$Ζ9$# tβθèùöθtGó¡ o„ ∩⊄∪ # sŒÎ) uρ öΝ èδθä9$ x. ρ r&
öΝ èδθçΡ y—ρ tβρ ç�Å£øƒ ä† ∩⊂∪ Ÿωr& ÷ Ýàtƒ y7Í×≈ s9 'ρ é& ΝåκΞ r& tβθèOθãèö6Β ∩⊆∪ BΘöθu‹Ï9 8ΛÏàtã ∩∈∪
“Kecelakaan besar bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang
yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka meminta
dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain,
mereka mengurangi. Tidaklah orang-orang itu yakin, bahwa
sesungguhnya mereka akan dibangkitkan pada suatu hari yang sangat
besar." (QS. Al-Muthaffifin: 1-5)
Demokrat Adalah Musyrik | 61
Syubhat Ketiga
Labelisasi Demokrasi dengan Nama Syuraa
Demi Melegalkannya
Kelelawar malam dan orang-orang yang buta pandangannya telah
mendalili paham mereka (demokrasi) yang kafir lagi batil itu dengan
firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala tentang kaum mukminin muwahhidiin:
tÏ%©!$# uρ (#θç/$ yf tGó™$# öΝ ÍκÍh5t�Ï9 (#θãΒ$ s%r& uρ nο4θn= ¢Á9$# öΝ èδ ã�øΒr& uρ 3“u‘θä© öΝ æηuΖ÷�t/ $ £ϑ ÏΒuρ öΝßγ≈ uΖø%y—u‘ tβθà) Ï�Ζãƒ
“Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan cara musyawarah antara
mereka," (QS. Asy-Syuraa: 38)
Dan firman-Nya Subhanahu Wa Ta’ala kepada Nabi-Nya shallallaahu
'alaihi wa sallam:
öΝ èδ ö‘Íρ$ x© uρ ’ Îû Í÷ö∆F{ $#
“Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu," (QS. Ali-
Imran: 159)
Mereka menamakan demokrasi yang busuk itu dengan syuraa
(musyawarah) demi memberikan ‘baju’ agama lagi syar'ii bagi paham kafir
ini, dan kemudian setelah itu mereka melegalkan dan membolehkannya.
Maka kita katakan dengan taufiq Allah:
Pertama: Sesungguhnya perubahan nama itu tidak ada artinya
selama isi dan hakikatnya adalah itu-itu juga. Sebagian jama'ah dakwah
yang berjalan di atas paham kafir ini dan yang menjadikannya sebagai
pegangan34
mengatakan: (Kami memaksudkan dengan demokrasi itu saat
kami menyerukannya, menuntut dengannya, mensponsorinya, dan
34 Seperti banyaknya jama'ah-jama'ah yang membentuk partai -yang katanya partai Islam- demi dapat
masuk ke dalam parlemen dan majlis yang syirik. Jama'ah-jama'ah yang seperti itu sudah tidak menjadi
musuh Amerika dan sekutunya lagi dan tidak menjadi musuh bagi thaghut-thaghut di negaranya, karena
sudah larut dalam sistem thaghut yang diinginkan oleh para thaghut dan Hubal masa sekarang
(Amerika).Pent.
Demokrat Adalah Musyrik | 62
berusaha untuk mencapai ke arahnya dan dengannya adalah kebebasan
berkata dan dakwah),35
dan kicauan-kicauan lainnya.
Maka kita katakan kepada mereka: Yang penting itu bukanlah yang
kalian maksudkan, dan yang kalian klaim dan kalian duga, akan tetapi yang
penting adalah apakah demokrasi yang diterapkan oleh thaghut itu, yang
dia serukan kepada kalian untuk masuk ke dalamnya, pemilu-pemilupun
dilangsungkan dalam rangka itu, serta tasyrii' dan hukum yang kalian akan
ikut serta di dalamnya sesuai dengan cara demokrasi? Bila kalian
menertawakan manusia dan menipu mereka, maka kalian tidak akan
mampu melakukannya terhadap Allah:
¨βÎ) t É) Ï�≈ uΖßϑø9 $# tβθãã ω≈ sƒ ä† ©!$# uθèδ uρ öΝ ßγ ããω≈ yz
Sesungguhnya orang-orang munafiq itu menipu Allah, dan Allah akan
membalas tipuan mereka," (QS. An Nisaa’: 142).
šχθãã ω≈ sƒ ä† ©!$# tÏ%©!$# uρ (#θãΖtΒ# u $ tΒuρ šχθãã y‰øƒ s† HωÎ) öΝ ßγ |¡ à�Ρ r& $ tΒuρ tβρ á�ãèô± o„ ∩∪
“Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal
mereka hanya menipu diri mereka sendiri sedang mereka tidak sada."
(QS. Al-Baqarah: 9)
Jadi merubah nama sesuatu itu tidaklah merubah hukum-
hukumnya, tidak menghalalkan yang haram dan tidak bisa mengharamkan
yang halal. Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:
ونھا باسم الخمر أمتي من طائفة ليستحل*ن ( اه يسم6 )إي*
35 Meskipun kebebasan berkata atau dakwah sebagaimana yang diinginkan oleh demokrasi, maka itu adalah
kebebasan yang batil lagi kafir, karena saat para pengusung paham demokrasi menyerukan ‘kebebasan
berkata’ dalam paham mereka ini, mereka tidak memaksudkan kebebasan mendakwahkan agama Allah
saja... akan tetapi juga kebebasan para thaghut, orang-orang kafir, orang-orang mulhid, dan orang-orang
musyrik untuk menampakkan kekafiran dan kerusakannya, juga kebebasan keyakinan, kebebasan murtad,
dan kebebasan mencela segala hal yang disucikan. Dan kekafiram macam ini bisa jadi diterapkan dalam
demokrasi barat. Adapun demokrasi Arab (dan Negara-negara berkembang lainnya yang berpenduduk
mayoritas muslim, pent) maka di dalamnya adalah kebebasan segala kekufuran, ilhaad, zandaqah, adapun
Islam maka di Negara-negara itu adalah dirantai, dipenjara, dan terusir.
Harapan tertinggi para penyeru (du'aat) itu adalah merealisasikan dan menyampaikan manusia kepada
demokrasi barat yang kafir, sedangkan kekafiran adalah satu agama dan ini bertingkat-tingkat ke bawah.
Perhatikanlah...
Demokrat Adalah Musyrik | 63
“Akan ada sekelompok dari umatku yang menghalalkan khamr dengan
cara nama yang mereka berikan kepadanya,"36
Begitulah para ulama telah mengkafirkan orang yang mencela
tauhid, atau memeranginya sedang yang mencela dan memeranginya itu
menamakan tauhid itu sebagai paham Khawarij atau Takfiiriy. Para ulama
juga mengkafirkan orang yang memperindah syirik dan membolehkannya,
atau melakukannya sambil menamakannya dengan selain namanya.37
Sebagaimana yang dilakukan mereka itu, mereka menamakan paham kafir
dan syirik (demokrasi) dengan nama syuraa dengan tujuan
melegalkannya, memperbolehkannya, serta mengajak manusia untuk
masuk ke dalamnya... sungguh binasalah mereka itu.38
Ke dua: Sesungguhnya pengqiyasan demokrasi kaum musyrikin
terhadap syuraa kaum muwahhidin, menyamakan (tasybiih) majlis syuraa
dengan majlis kekafiran, kefasikan, dan maksiat adalah penyamaan yang
gugur dan qiyas yang batil lagi luluh lantak rukun-rukunnya, karena
engkau telah mengetahui bahwa majlis rakyat, atau dewan perwakilan
rakyat, atau parlemen adalah sarang dari sekian sarang paganisme dan
bangunan dari bangunan-bangunan syirik, yang di dalamnya dipasang
tuhan-tuhan para demokrat, arbaab mereka yang beraneka ragam, serta
sekutu-sekutu mereka yang membuatkan bagi mereka undang-undang
dari ajaran yang tidak diizinkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala sesuai dan
selaras dengan undang-undang dasar dan falsafah yang digali dari bumi.39
Allah berfirman:
36 HR Imam Ahmad dalam Musnadnya dari Ubadah Ibnu Ash Shaamit radliyallahu 'anhu, hadits nomor:
22704.
37 Rujuklah Ad-Durar As-Saniyyah fil Ajwibah An Najdiyyah 1/145.
38 Inilah yang dilakukan oleh ulama kaum musyrikin yang banyak di antara mereka itu bergelar Doktor atau
Syaikh, atau Ustadz, atau mereka itu dosen di Universitas-Universitas Islam. Pent.
39 Dalam undang-undang dasar Yordania pasal ke 25:
“Kekuasaan legislatif dipegang oleh raja dan majlis rakyat,"
dan saudaranya dalam UUD Kuwait no: 51:
“Kekuasaan legislatif dipegang oleh emir dan majlis umat sesuai dengan undang-undang,"
Demokrat Adalah Musyrik | 64
Ò>$t/ ö‘r& u šχθè%Ìh�x� tG•Β î�ö� yz ÏΘr& ª!$# ߉Ïn≡ uθø9 $# â‘$£γ s) ø9 $# ∩⊂∪ $ tΒ tβρ ߉ç7÷ès? ÏΒ ÿ ϵ ÏΡρߊ HωÎ) [ !$ yϑ ó™r&
!$ yδθßϑ çGøŠ£ϑ y™ óΟ çFΡr& Ν à2 äτ!$ t/# u uρ !$ ¨Β tΑ t“Ρ r& ª!$# $ pκÍ5 ÏΒ ?≈ sÜù= ß™ 4 ÈβÎ) ãΝ õ3 ß⇔ ø9 $# āωÎ) ¬! 4 t�tΒr& āωr&
(# ÿρ ߉ç7÷ès? HωÎ) çν$ −ƒÎ) 4 y7Ï9≡ sŒ ßÏe$!$# ãΝ Íh‹s) ø9 $# £ Å3≈ s9 uρ u�sY ò2 r& Ĩ$ ¨Ζ9$# Ÿω šχθßϑ n= ôètƒ ∩⊆⊃∪
“Manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah
Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa? Kamu tidak menyembah yang
selain Allah kecuali hanya menyembah nama-nama yang kamu dan nenek
moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keterangan
pun tentang nama-nama itu. Keputusan (hukum) itu hanyalah kepunyaan
Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia.
Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti. (QS.
Yusuf: 39-40).
Dan firman-Nya Subhanahu Wa Ta’ala:
÷Πr& óΟßγ s9 (# àσ≈ Ÿ2 u�à° (#θãã u�Ÿ° Οßγ s9 z ÏiΒ ÉÏe$!$# $ tΒ öΝ s9 .βsŒù'tƒ ϵÎ/ ª!$#
"Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang
mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? " (QS.
Asy-Syuura: 21)
Qiyas ini tak ubahnya bagaikan mengqiyaskan syirik terhadap
tauhid (dan) kekafiran terhadap keimanan, ini tergolong berbicara atas
nama Allah tanpa dasar ilmu, mengada-ada atas agama ini, berdusta atas
nama Allah, ngawur dan ilhaad dalam ayat-ayat Allah Subhanahu Wa
Ta’ala, serta bentuk pengaburan yang haq dengan yang batil terhadap
manusia, dan pengaburan cahaya dengan kegelapan.
Bila ini telah jelas, maka orang muslim hendaklah mengetahui
bahwa perbedaan yang jelas antara syuraa yang telah syari'atkan Allah
bagi hamba-hamba-Nya dengan demokrasi yang busuk adalah seperti
perbedaan antara langit dengan bumi, bahkan perbedaan itu dalam
statusnya adalah layaknya perbedaan antara Al-Khaliq dengan makhluk.
Demokrat Adalah Musyrik | 65
• Syuraa adalah aturan dan manhaj rabbaniy, sedangkan demokrasi
adalah hasil karya manusia yang serba kekurangan yang selalu diombang-
ambing oleh hawa nafsu dan emosi.
• Syuraa adalah bagian dari syari'at Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dien-
Nya dan hukum-Nya, sedangkan demokrasi adalah kekafiran terhadap
syari'at Allah, dan dien-Nya, serta penentangan terhadap hukum-Nya.
• Syuraa dilakukan dalam masalah yang tidak ada nash di dalamnya,
adapun dalam masalah yang sudah ada nashnya maka tidak ada syuraa di
sini, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
$ tΒuρ tβ% x. 9 ÏΒ÷σßϑ Ï9 Ÿωuρ >π uΖÏΒ÷σãΒ # sŒÎ) |Ós% ª!$# ÿ…ã& è!θß™ u‘uρ # ·�øΒr& βr& tβθä3 tƒ ãΝ ßγ s9 äοu�z�σ ø:$# ô ÏΒ öΝ Ïδ Ì�øΒr& 3 tΒuρ ÄÈ÷ètƒ ©!$# …ã&s!θß™u‘ uρ ô‰s) sù ¨≅ |Ê Wξ≈n= |Ê $YΖ�Î7•Β ∩⊂∉∪
"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi
perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan
suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan
mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka
sungguh dia telah sesat, sesat yang nyata." (QS. Al-Ahzab: 36)
Adapun demokrasi maka itu adalah peremehan dan permainan
dalam setiap masalah. Dalam demokrasi nash-nash syari'at dan hukum-
hukum Allah tidak dianggap, akan tetapi yang dianggap dan dijadikan
acuan satu-satunya di dalam demokrasi ini adalah hukum rakyat dan
kedaulatannya dalam setiap permasalahan.40
Oleh sebab itu mereka
mendefinisikan demokrasi itu dalam undang-undang mereka dengan
ungkapan: “Rakyat adalah sumber segala kedaulatan".
• Demokrasi menganggap bahwa rakyat adalah pemegang kedaulatan
tertinggi, sehingga demokrasi adalah hukum mayoritas rakyat, tasyrii'
suara terbanyak, dan paham/agama suara mayoritas. Mayoritas adalah
40 Ini dalam demokrasi barat yang kafir adapun dalam demokrasi arab yang kafir (dan Negara-negara yang
berpenduduk mayoritas muslim, pent) maka yang dijadikan acuan paling pertama dan paling akhir adalah
raja, emir, atau presiden, karena tanpa pengesahannya, maka peraturan rakyat atau para wakilnya dan
majles perwakilan itu tidak ada nilainya. Semua itu ada di tangan penguasa tertinggi, dia berhak
membubarkan, mengesahkan, dan mempermainkannya sesuka hati.
Demokrat Adalah Musyrik | 66
yang membolehkan dan mayoritas pula yang mengharamkan. Mayoritas
adalah tuhan dan sembahan dalam ajaran demokrasi. Adapun dalam
syuraa, maka keberadaan rakyat atau mayoritas mereka itulah yang
diharuskan dan diperintahkan untuk selalu taat kepada Allah, kepada
Rasul-Nya, kemudian kepada pemimpin kaum muslimin. Pemimpin tidak
bisa memaksakan suara dan hukum terbanyak, bahkan justeru mayoritas
itulah yang diperintahkan untuk selalu mendengar dan taat kepada para
pemimpin (kaum muslimin) meskipun mereka dzalim selama tidak
memerintahkan kepada maksiat.41
.42
• Aturan main dalam demokrasi, dan tuhannya adalah suara mayoritas,
dan mayoritas inilah sumber segala kedaulatan. Adapun syuraa maka
mayoritas itu tidak ada pengaruhnya sedikitpun dan bukanlah sebagai
tolak ukur, dan justeru Allah telah memvonis “mayoritas” dengan vonis
yang jelas dalam Kitab-Nya:
βÎ) uρ ôì ÏÜè? u�sY ò2 r& tΒ †Îû ÇÚö‘F{ $# x8θ>= ÅÒムtã È≅‹ Î6 y™ «!$# 4 βÎ) tβθãèÎ7−Ftƒ āωÎ) £ ©à9 $# ÷βÎ) uρ öΝ èδ
āωÎ) tβθß¹ã�øƒ s† ∩⊇⊇∉∪
41 Ingatla... Ini bagi para pemimpin muslim yang menetapkan hukum dengan syari'at Allah yang memusuhi
musuh-musuh Allah, bukan bagi makhluk-makhluk terhina dari kalangan penguasa-penguasa yang kafir lagi
murtad sahabat karib dan teman Yahudi dan Nashrani.
42 Adapun penguasa yang meninggalkan syari'at Allah dan justeru menjadikan undang-undang buatan
manusia sebagai acuan dan landasan, maka tidak diragukan lagi kekafiran dan kemurtadan mereka, kecuali
bagi orang-orang yang bashirahnya sudah tertutup yang tidak bisa melihat, kecuali di tengah gelapnya
syubuhat layaknya kelelawar yang hanya bisa melihat di malam hari dan tidak bisa melihat di siang bolong,
mereka itulah para pengikut syubhat Irjaa. Syaikh Muhammad Al Amin Asysyinqithiy rahimahullah
berkata:
صلوات –خالفة لما شرعها اهللا جل وعال على ألسنة رسله أن الذين يتبعون القوانين الوضعية التي شرعها الشيطان على ألسنة أوليائه م
ك في كفرهم وشركهم إال من طمس اهللا بصيرته و أعماه عن نور الوحي مثلهم أنه ال يش –اهللا وسالمه عليهم
“Sesungguhnya orang-orang yang mengikuti qawaaniin wadl’iyyah (undang-undang buatan) yang
disyari’atkan oleh syaitan lewat lisan-lisan wali-walinya yang bertentangan dengan apa yang telah
disyari’atkan Allah Jallaa wa ‘Aalaa lewat lisan-lisan para Rasul-Nya –semoga shalawat dan salam tercurah
kepada mereka–, sesungguhnya tidak ada yang meragukan akan kekafiran dan kemusyrikan mereka,
kecuali orang yang bashirahnya telah dihapus oleh Allah dan dia itu dibutakan dari cahaya wahyu-
Nya seperti mereka.””
Dan beliau mengatakan juga: Bahwa setiap orang yang mengikuti peraturan, hukum, atau undang-undang
yang bertentangan dengan apa yang disyariatkan Allah atas lisan Rasul-Nya shalallahu ‘alaihi wasallam, maka
ia musyrik (menyekutukan) Allah, kafir lagi menjadikan yang diikutinya itu sebagai tuhan,"Pent.
Demokrat Adalah Musyrik | 67
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi
ini, niscaya mereka akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Mereka
tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain
hanyalah berdusta (terhadap Allah)" (QS. Al-An'am: 116)
!$ tΒuρ ç�sY ò2 r& Ĩ$Ψ9 $# öθs9 uρ |Mô¹t�ym tÏΨÏΒ÷σßϑ Î/ ∩⊇⊃⊂∪
“Dan sebahagian manusia tidak akan beriman –walaupun kamu sangat
menginginkannya-," (QS. Yusuf: 103)
¨βÎ)uρ # Z�� ÏV x. z ÏiΒ Ä¨$Ζ9$# Ç› !$s) Î= Î/ öΝ Îγ În/ u‘ tβρ ã�Ï�≈ s3 s9 ∩∇∪
“Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar
akan pertemuan dengan Tuhan-nya," (Ar-Ruum: 8)
$ tΒuρ ß ÏΒ÷σãƒ Ν èδ ç�sY ò2 r& «!$$Î/ āωÎ) Ν èδ uρ tβθä.Î�ô³•Β ∩⊇⊃∉∪
“Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah,
melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-
sembahan yang lain)” (QS. Yusuf: 106)
£ Å3≈ s9 uρ u�sY ò2 r& Ĩ$Ψ9 $# Ÿω šχρã�à6ô± o„ ∩⊄⊆⊂∪
“Akan tetapi kebanyakan manusia itu tidak bersyukur," (QS. Al-Baqarah:
243)
£ Å3≈ s9 uρ u�sY ò2 r& Ĩ$Ζ9 $# Ÿω šχθãΨÏΒ÷σム∩∈∪
“Akan tetapi kebanyakan manusia itu tidak beriman” (QS. Al-Mu'min: 59)
£ Å3≈ s9 uρ u�sY ò2 r& Ĩ$Ζ9 $# Ÿω šχθßϑ n= ôètƒ ∩⊄⊇∪
“Akan tetapi kebanyakan manusia itu tidak mengetahuinya," (QS. Yusuf:
21)
#’ n1r'sù ç�sY ø.r& Ĩ$Ζ9 $# āωÎ) # Y‘θà� à2 ∩∇∪
Demokrat Adalah Musyrik | 68
“Tetapi kebanyakan manusia tidak menyukai kecuali mengingkari (nya),"
(QS. Al-Israa: 89)
Ini dari firman-firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, adapun dari
sabda Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam: “Hanyasanya manusia
pilihan itu adalah bagaikan unta yang berjumlah seratus, hampir kamu
tidak mendapatkan di dalamnya unta yang layak pakai untuk
tunggangan,” diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim dari hadits
Abdullah Ibnu Umar radliyallahu 'anhuma.
Dan di dalam hadits Al Bukhari juga dari Abu Sa'id Al Khudriy dari
Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam, beliau berkata:
تس�عمائة أل�ف ك�ل� م�ن : ق�ال الن�ار؟ بع�ث وم�ا قال. النار بعث أخرج .. آدم يا: تعالى � يقول(
س�كارى الن�اس وت�رى حملھ�ا، حم�ل ذات ك�ل6 وتض�ع الصغير، يشيب فعنده وتسعين، وتسعة
)شديد � عذاب ولكن* بسكارى ھم وما
“Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “Hai Adam, keluarkan utusan
neraka! Maka dia berkata: “Apa utusan neraka itu?” Dia berfirman: “Dari
setiap seribu ada sembilan ratus sembilan puluh sembilan”, maka saat
itulah anak kecil beruban, setiap wanita hamil melahirkan anaknya,
engkau melihat orang-orang bagaikan yang mabuk, padahal mereka tidak
mabuk, akan tetapi ‘adzab Allah-lah yang sangat dahsyat.”
Inilah syari'at Allah dan hukum-Nya menjelaskan kesesatan
mayoritas dan penyimpangan mereka, oleh sebab itu Allah Subhanahu Wa
Ta’ala menetapkan hukum-Nya, Dia berfirman:
Èβ Î) ãΝ õ3ß⇔ø9 $# āωÎ) ¬!
“Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah” (QS. Yusuf: 40)
Akan tetapi demokrasi menolak ini, dan para penyerunya juga
menolak tunduk kepada hukum Allah dan syari'at-Nya, mereka terus
ngotot, serta mengatakan: “Keputusan itu tidak lain adalah bagi
mayoritas”. Maka binasalah dan enyahlah orang yang mengikuti mereka,
berjalan di atas rel mereka, dan membisikkan kedemokratan mereka,
meskipun jenggot dia panjang, atau kainnya tidak isbal (celananya
setengah betis), siapa saja orangnya... Kami katakan ini kepada mereka di
Demokrat Adalah Musyrik | 69
dunia, mudah-mudahan mereka itu mau kembali dan sadar. Ini lebih baik
bagi mereka daripada mereka nanti mendengarnya di tempat yang sangat
agung, saat manusia berdiri menghadap Allah Rabbul 'aaalamiin, di mana
mereka menuju telaga Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, akan
tetapi mereka dihalangi oleh para Malaikat, dan dikatakan kepada
mereka: Sesungguhnya mereka telah mengganti dan merubah," Maka
Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam berkata: “Enyahlah, enyahlah bagi
orang yang merubah setelahku,” 43
Demikianlah demokrasi! Secara asal-usul dan makna, ia lahir di
lahan kekafiran dan ilhaad, tumbuh berkembang di ladang-ladang
kemusyrikan dan kerusakan di Eropa, di mana mereka memisahkan
agama dari kehidupan, sehingga tumbuhlah lafazh itu dalam suasana-
suasana yang membawa setiap racun dan kerusakannya, yang akar-
akarnya itu (jelas,ed.) tidak ada hubungan sama sekali dengan lahan
keimanan atau siraman ‘aqidah dan ihsan. Paham ini tidak bisa
menampakkan eksistensinya di dunia barat, kecuali setelah berhasil
memisahkan agama dari Negara di sana, paham ini memperbolehkan bagi
mereka liwath, zina, khamr, percampuran keturunan dan perbuatan-
perbuatan keji lainnya baik yang nampak atau terselubung... oleh sebab
itu tidak ada orang yang membela demokrasi, atau memujinya, dan
menyamakannya dengan syuraa, kecuali dua macam orang yang tidak
ada ke tiganya, bisa jadi dia itu orang demokrat kafir, atau orang yang
dungu lagi jahil terhadap makna dan isi dari demokrasi itu.
Demi Allah kamu bukan yang ke tiga dari dua orang
Ya, kamu bisa jadi keledai (yang dungu) atau kamu bagian dari
bantengnya.
Sekarang adalah zaman di mana istilah-istilah telah bercampur
aduk (dan) hal-hal yang kontradiktif telah berkumpul. Tidaklah aneh kalau
paham-paham kafir ini didengung-dengungkan oleh sekian banyak wali-
wali setan, akan tetapi yang paling aneh adalah bila yang
mendengungkannya, membolehkannya, dan memberikan baju syar'iinya
43 Enyahlah diulang dua kali untuk menguatkan, ini diriwayatkan oleh Muslim 2291, dan Al Bukhari dengan
lafazh yang hampir sama nomor 6212.
Demokrat Adalah Musyrik | 70
adalah orang-orang yang mengaku Islam. Dahulu saat orang-orang
terpukau dengan paham sosialis muncullah sebagian orang dengan
membawa istilah baru, yaitu Sosialisme Islam, dan sebelumnya ada istilah
Nasionalisme, 'uruubah (arabisme) dan mereka menggandengnya
dengan nama Islam.44
Pada masa sekarang, banyak orang
mendengungkan undang-undang buatan manusia dan mereka tidak malu-
malunya menamakan para hamba-hamba undang-undang (para pakar
hukum dan perundang-undangannya) dengan nama fuqahaa al qaanuun
bentuk penyerupaan dengan fuqahaa syari'ah, serta mereka pula
menggunakan nama-nama syar'ii yang sama, seperti musyarri', syari'ah,
halal, haram, jaaiz, mubaah, mahdhur, terus setelah itu mereka mengira
bahwa mereka itu masih berada dalam agama Islam, bahkan mengira
bahwa mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk, fa laa
haula wa laa quwwata illaa billaahil 'aliyyil 'adzim. Ini terjadi demi Allah
tidak lain karena hilangnya ilmu dan ‘ulama, serta penyandaran urusan
bukan kepada ahlinya, juga leluasanya suasana dan zaman bagi orang-
orang hina untuk berbuat sesuka hati mereka.
Suasana telah lenggang bagimu
Silahkan bertelur dan bersiullah sesuka hatimu...
Sungguh sangat disayangkan ilmu dan ulama, kasihan sekali agama
dan para du'aatnya yang tulus lagi setia. Demi Allah, ini adalah
keterasingan yang tidak pernah terjadi sebelumnya, saya tidak
mengatakan (keterasingan itu) di tengah-tengah orang-orang awam,
bahkan justeru di antara banyak orang-orang yang mengaku Islam dari
kalangan yang tidak memahami makna Laa ilaaha illallaah, mereka tidak
memahami lawaazim, konsekuensi, dan syarat-syaratnya, bahkan
mayoritas mereka merobeknya siang dan malam, mereka mengotori diri
mereka dengan syirik modern dan jalan-jalan penghubungnya, kemudian
44 Ini artinya Islam syirik. Muncul penyebutan: muslim demokrat, muslim sosialis, muslim nasionalis, yang
semua itu berarti muslim musyrik dan tentu ini tidak ada, yang ada adalah musyrik, karena tauhid dan
syirik tidak bisa bersatu pada diri seseorang pada satu waktu, sehingga bila Islam disertai syirik akbar maka
yang muncul adalah musyrik, Syaikh Abdurrahman Ibnu Hasan Ibnu Muhammad berkata dalam syarah
Ashli dienil Islam: Sesungguhnya orang yang melakukan syirik, maka berarti dia telah meninggalkan
tauhid, karena keduanya adalah dua hal yang kontradiktif yang tidak bisa bersatu," Syaikh Muhammad
Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah berkata dalam Ad-Durar As-Saniyyah 1/113: Bila amalan kamu
semuanya karena Allah maka kamu adalah muwahhid, dan bila ada salah satunya dipalingkan kepada
makhluk, maka kamu adalah musyrik,".Pent.
Demokrat Adalah Musyrik | 71
setelah itu mereka mengira bahwa dirinya itu adalah muwahhiduun
bahkan mengira bahwa mereka itu adalah bagian dari para du'aat tauhid.
Hendaklah mereka menilai dirinya sendiri, dan duduklah di halaqah-
halaqah ilmu untuk belajar hakikat Laa ilaaha Illallaah, karena
sesungguhnya Laa ilaaha Illallaah adalah kewajiban pertama yang Allah
fardlukan atas anak Adam untuk mempelajarinya, hendaklah mereka
mempelajari syarat-syarat dan pembatal-pembatalnya sebelum mereka
mempelajari pembatal-pembatal wudlu dan shalat, sebab wudlu dan
shalat itu tidak sah bagi orang yang melakukan pembatal Laa ilaaha
illallaah. Dan bila mereka ternyata malah berpaling dan merasa bangga
diri, maka merekalah sendiri yang akan menanggung kerugiannya.
Saya akhiri ucapan saya ini dengan ungkapan yang sangat berharga
yang muncul dari Al 'Allamah Ahmad Syakir rahimahullah saat
membantah orang-orang yang melontarkan syubhat yang memalingkan
firman Allah dan berbicara dusta atas Nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala
dengan cara menjadikan firman-Nya:
öΝ èδ ã�øΒr& uρ 3“u‘θä© öΝ æηuΖ÷�t/
"Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan cara musyawarah antara
mereka," (Asy-Syuraa:38) sebagai dalil untuk membela dan menerapkan
demokrasi yang kafir itu, beliau berkata dalam catatan kaki
'Umdatuttafsiir 3/64-65 saat menjelaskan firman-Nya Subhanahu Wa
Ta’ala:
öΝ èδ ö‘Íρ$ x© uρ ’ Îû Í÷ö∆F{ $#
“Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu” (QS. Ali
Imran: 159)
dan firman-Nya:
öΝ èδ ã�øΒr& uρ 3“u‘θä© öΝ æηuΖ÷�t/
“Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan cara musyawarah antara
mereka," (QS. Asy-Syuraa: 38)
Demokrat Adalah Musyrik | 72
Beliau berkata: Orang-orang yang mempermainkan agama pada
masa sekarang –dari kalangan ulama dan yang lainnya– telah menjadikan
dua ayat ini sebagai senjata mereka dalam penyesatan dengan cara
menta'wil untuk menyetujui perbuatan (orang) barat dalam aturan
undang-undang mereka, yang mereka namakan aturan demokrasi dalam
rangka menipu manusia, kemudian mereka orang-orang yang
mempermainkan agama itu menjadikan syi'ar dari dua ayat ini dalam
rangka menipu masyarakat Islam atau masyarakat yang mengaku Islam.
Mereka mengungkapkan ucapan haq yang mereka maksudkan kebatilan
dengannya, di mana mereka mengatakan: “Islam itu memerintahkan
syuraa" dan kata-kata seperti itu.
Ya benar, sesungguhnya Islam itu memerintahkan syuraa, akan
tetapi syuraa macam apa yang diperintahkan Islam itu? Sesungguhnya
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman kepada Rasul-Nya:
ö öΝ èδö‘ Íρ$ x© uρ ’Îû Í÷ö∆F{ $# ( # sŒÎ*sù |MøΒz•tã ö≅ ©.uθtGsù ’n?tã «!$#
“Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu dan bila kamu
sudah ber'azam maka bertawakkal-lah kepada Allah” (QS. Ali Imran: 159)
Makna ayat ini sangat jelas lagi terang, tidak membutuhkan tafsir
dan tidak mengandung kemungkinan ta'wil. Itu adalah perintah kepada
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam kemudian kepada pemimpin
sesudahnya: Untuk meminta pendapat-pendapat para sahabatnya yang
beliau anggap layak diambil pendapatnya, yang di mana mereka itu adalah
orang yang matang pengetahuan dan pemikirannya, dalam masalah-
masalah yang masih menerima pendapat-pendapat dan ijtihad dalam
penerapannya, kemudian dia memilih dari pendapat-pendapat itu
pendapat yang dianggapnya sebagai kebenaran atau mashlahat, terus ber-
'azam untuk merealisasikannya tanpa terikat dengan pendapat kelompok
tertentu, jumlah tertentu, pendapat mayoritas, atau pendapat minoritas.
Bila telah ber'azam maka tawakkallah kepada Allah, dan laksanakan 'azam
itu sesuai dengan yang telah dipilih benar.
Termasuk hal yang sudah dipahami secara naluri yang tidak
membutuhkan dalil: Adalah sesungguhnya orang-orang yang Rasulullah
Demokrat Adalah Musyrik | 73
shallallaahu 'alaihi wa sallam diperintahkan untuk bermusyawarah
dengan mereka –dan orang sesudah beliau mencontohnya– adalah laki-
laki yang shalih yang berpegang di atas batasan-batasan Allah, bertaqwa
kepada Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat (dan) berjihad di jalan
Allah yang disabdakan oleh beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam:
)والنھى ا1ح�م أولو منكم ليلني(
“Hendaklah mengiringi saya di antara kalian orang-orang yang matang
pemikirannya lagi berpengetahuan,”
Bukan orang-orang mulhiduun, bukan orang-orang yang memerangi
agama Allah, bukan orang-orang ahli maksiat yang tidak malu melakukan
yang munkar, bukan orang-orang yang mengklaim bahwa mereka
memiliki wewenang membuat hukum-hukum dan perundang-undangan
yang bertentangan dengan agama Allah dan menghancurkan syari'at
Islam. Mereka dan orang-orang itu –yaitu orang kafir dan orang fasiq–
tempat sebenarnya yang layak bagi mereka adalah di bawah tebasan
pedang dan cemeti, bukan (menjadi) tempat menyandarkan pandangan
dan pendapat.
Dan ayat lain --ayat dalam surat Asy-Syuraa-- adalah seperti ayat ini,
jelas, terang lagi tegas:
tÏ%©!$# uρ (#θç/$ yf tGó™$# öΝ ÍκÍh5t�Ï9 (#θãΒ$ s%r& uρ nο4θn= ¢Á9$# öΝ èδ ã�øΒr& uρ 3“u‘θä© öΝ æηuΖ÷�t/ $ £ϑ ÏΒuρ öΝßγ≈ uΖø%y—u‘ tβθà) Ï�Ζãƒ
“Dan orang-orang yang memenuhi panggilan Tuhan mereka, mereka
mendirikan shalat sedang urusan mereka (diputuskan) dengan cara
musyawarah antara mereka, dan mereka menginfaqkan dari apa yang
telah dikaruniakan kepada mereka,” (QS. Asy-Syuraa:38)
Demokrat Adalah Musyrik | 74
Syubhat Keempat
Keikutsertaan Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam
dalam Hilful Fudluul
Sebagian orang-orang dungu di antara mereka berdalih dengan
keikutsertaan Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam dalam hilful fudluul
sebelum kenabiannya, (mereka berdalih dengan ini) untuk melegalkan
keikutsertaan dalam parlemen-parlemen tasyrii'iyyah syirkiyyah itu.
Maka kita katakan dengan pertolongan taufiq Allah:
Sesungguhnya orang yang berdalih dengan syubhat ini tidak
terlepas dari keadaan-keadaan ini: Bisa jadi dia itu tidak mengetahui
apakah hilful fudluul tersebut, sehingga dia ngelantur dengan apa yang
tidak dia ketahui dan berkata dalam hal yang tidak ada pengetahuan
tentangnya, atau bisa jadi orang itu adalah orang yang mengetahui
hakikat hilful fudluul tersebut, terus justeru dia membaurkan yang haq
dengan yang batil di hadapan manusia untuk mengaburkan cahaya
dengan kegelapan, serta syirik dengan Islam. Ini dikarenakan bahwa hilful
fudluul itu terjadi sebagaimana apa yang dikatakan oleh Ibnu Ishaq dalam
Sirahnya, Ibnu Katsir45
dan Al Qurthubiy46
dalam tafsirnya tatkala kabilah-
kabilah Quraisy berkumpul di rumah Abdullah Ibnu Jud'aan –karena
statusnya sebagai orang yang terhormat– terus mereka saling berjanji dan
saling bersumpah setia bahwa mereka tidak mendapatkan orang yang
dianiaya di kota Mekkah baik dari warganya atau dari warga lain
melainkan mereka pasti bangkit membelanya sehingga dia kembali
mendapatkan haknya, kemudian pada akhirnya orang-orang Quraisy
menamakan hilf tersebut sebagai hilful fudluul atau sumpah keutamaan.”
Ibnu Katsir berkata: Hilful fudluul adalah hilf yang paling mulia dan
paling utama yang pernah didengar di kalangan Arab, sedangkan orang
yang pertama kali memiliki ide itu dan mengajak kepadanya adalah Az-
45 Al Bidayah Wan Nihayah: 2/291.
46 Al Jami’ Li Ahkamil Qur'an 6/33, 1/169.
Demokrat Adalah Musyrik | 75
Zubair Ibnu Abdil Muthallib, dan penyebabnya adalah bahwa ada seorang
laki-laki dari Zubaid datang ke kota Mekkah dengan membawa barang
dagangan, terus dibeli oleh Al 'Aash Ibnu Waa'il namun dia tidak
membayarnya, maka laki-laki itu mengadukan masalahnya kepada orang-
orang terpandang di sana, akan tetapi mereka enggan menolongnya
untuk mengambil hak dari Al 'Aash Ibnu Waa'il dan justeru mereka malah
menghardiknya. Tatkala laki-laki itu telah melihat keburukan yang makin
berlipat, maka dia mendaki ke atas bukit Abu Qubais saat matahari terbit
sedang orang-orang Quraisy berada di balai pertemuannya di sekitar
Ka'bah, dia menyeru dengan suara yang sangat lantang:
Wahai Alu Fihr tolonglah orang yang didhalimi dengan barang
dagangannya...
Di lembah Mekkah, yang jauh dari negerinya dan para penolongnya
Dan bantulah orang yang sedang ihram yang berambut kusut lagi belum
menyelesaikan umrahnya...
Wahai orang-orang terpandang, dan wahai orang-orang yang ada di
antara Hijr (Ismail) dan Hajar (aswad)
Sesungguhnya haraam itu bagi orang yang kemuliannya sudah mati
Dan bukan haraam bagi orang yang aniaya lagi kotor...
Maka bangkitlah Az-Zubair Ibnu Abdil Muththallib, seraya berkata:
“Apakah ini boleh dibiarkan?”, Maka berkumpullah Bani Hasyim, Zuhrah
dan Taim Ibnu Murrah di rumah Abdullah Ibnu Jud'aan, dia menyediakan
makanan bagi mereka dan kemudian saling berjanji pada bulan haram
Dzul Qa'dah, mereka berjanji karena Allah bahwa mereka akan satu
tangan menolong orang yang didhalimi atas orang yang dhalim hingga
menunaikan hak kepada yang dia dhalimi, mereka akan tetap teguh
selama laut Shuufah masih basah dan selama gunung Tsabiir dan Haraa
masih terpancang. Maka orang-orang Quraisy menamakan hilf ini dengan
hilful fudluul, mereka mengatakan: Orang-orang itu telah masuk kedalam
hal keutamaan, maka mereka berjalan menuju Al 'Aash Ibnu Waa'il
kemudian mengambil paksa harta laki-laki itu dan kemudian
menyerahkannya kepada dia.
Qasim Ibnu Tsabit menyebutkan dalam Gharibul Hadits: Bahwa
seorang laki-laki dari Hats'am datang ke kota Mekkah dengan tujuan haji
Demokrat Adalah Musyrik | 76
dan dia disertai oleh puterinya yang dipanggil Al Qatuul yang tergolong
wanita tercantik pada masanya, terus wanita itu diculik darinya oleh
Nabih Ibnu Al Hajjaj dan terus menyembunyikannya, maka si orang tua
itu berkata: “Siapa orang yang bisa membantu saya untuk mengadili laki-
laki itu?”. Maka dikatakan kepadanya: “Mintalah kamu bantuan dengan
Hilful Fudluul”. Maka dia berdiri di samping Ka'bah dan menyeru: “Wahai
orang-orang hilful fudluul tolonglah!!” Maka tiba-tiba mereka
berdatangan menghampirinya dari setiap penjuru dengan menghunuskan
pedang-pedangnya seraya berkata: “Telah datang kepadamu pertolongan,
ada apa?”47
Maka dia berkata: “Sesungguhnya Nabih telah menganiayaku
dengan menculik puteri saya”, maka mereka berjalan bersamanya hingga
sampai di pintu rumahnya, maka dia keluar menemui mereka, mereka
berkata kepadanya: “Enyahlah, cepat keluarkan wanita itu! Kamu sudah
mengetahui perjanjian yang kami pegang,” maka dia berkata: “Saya akan
mengeluarkannya, akan tetapi izinkan saya untuk menikmatinya semalam
saja,” maka mereka mengatakan: “Tidak, meskipun sesaat saja,” maka dia
menyerahkan wanita itu kepada mereka.
Az-Zubair berkata tentang hilful fudluul:
Sesungguhnya fudluul telah bersepakat dan berjanji
Akan tidak adanya yang dhalim di lembah Mekkah
Itu adalah yang mereka sepakati dan mereka janjikan
Maka orang yang melindungi dan yang dalam kesusahan
adalah selamat di antara mereka.48
Dalam hilf ini dan sekitar tujuan-tujuan itu, orang-orang yang
berdalih dengannya menggabungkannya dengan apa yang diriwayatkan
47 Perhatian: Seandainya kita berdalil dengan hal ini terhadap bolehnya membentuk/mengorganisir jama'ah
atau front bersenjata untuk menolong orang yang didhalimi, dan untuk inkar munkar bila tidak ada Negara
Islam dan imam tidak ada, dengan dalil bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam telah memuji hilful fudluul
ini, padahal itu terbentuk di zaman negara kafir dan tidak ada imam.
saya katakan: Seandainya kita berhujjah dengan dalil mereka ini atas masalah tersebut, tentu mereka
membid'ah-bid'ahkan kami dan menyerang kami, serta mengatakan ungkapan keji terhadap kami.,akan
tetapi berdalil dengannya atas bolehnya sumpah untuk menghormati kemusyrikan dan untuk ikut serta
dalam tasyrii' sesuai dengan undang-undang Iblis dan untuk kemusyrikan, kesesatan, dan penyimpangan
mereka lainnya tentu itu adalah hal yang boleh-boleh saja menurut akan-akal mereka yang sudah keropos.
Enyahlah dan enyahlah mereka itu.
48 Dari Kitab Al Bidayah wan Nihayah karya Al Hafizh Ibnu Katsir.
Demokrat Adalah Musyrik | 77
oleh Al-Baihaqi dan Al-Humaidiy bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa
sallam berkata:
شهدت في دار عبد اهللا بن جدعان حلفا ما أحب أن لي به حمر النعمولو أدعى به في (
).اإلسالم ألجبت
“Saya telah menyaksikan dirumah Abdullah Ibnu Jud'aan suatu hilf yang
lebih saya sukai daripada unta merah (harta paling mahal), seandainya
saya diajak kepadanya di dalam Islam tentu saya menghadirinya.”
Oleh sebab itu Al-Humaidiy menambahkan: “Mereka bersepakat
untuk mengembalikan hak kepada pemiliknya dan untuk tidak ada orang
dhalim menganiaya yang didhalimi".
Kami bertanya kepada mereka di sini:
• Apa wajhuddilaalah (sisi pengambilan dalil) -wahai ahli fiqh- dan
istidlaal dari hilf ini dan keutamaan yang dikandungnya atas bolehnya
masuk majelis yang di dalamnya dilakukan tasyrii' (pembuatan hukum dan
perundang-undangan yang padahal hak khusus Allah) sesuai dengan
undang-undang Iblis, dan para penghuni majelis ini memulai majlis
mereka dengan sumpah untuk menghormati hukum kafir dan undang-
undangnya, dan untuk loyalitas terhadap para penyembahnya dan
thaghut-thaghutnya yang selalu memerangi dienullah dan para auliyaa-
Nya yang dimana para thaghut itu ber-walaa' terhadap musuh-musuh
Allah dan terhadap kekafiran-kekafiran mereka.??
• Apakah dalam hilful fudluul itu ada kekafiran, kemusyrikan, tasyrii’
bersama Allah, dan menghormati dien selain dienullah, sehingga kalian
bisa berdalil dengannya..??
Bila kalian mengatakan ya ada... berarti kalian mengklaim bahwa
Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam telah ikut serta dalam
kekafiran, tasyrii' dan telah mengikuti dien selain dienullah, serta bahwa
beliau bila diajak di dalam Islam terhadap hal seperti itu tentu beliau akan
memenuhinya!!! Siapa yang mengklaim ini maka berarti dia telah
menjadikan manusia dan jin sebagai saksi akan kekafiran dirinya,
kemurtadannya, dan kezindiqannya..
Demokrat Adalah Musyrik | 78
Bila kalian mengatakan: Tidak ada, di dalamnya tidak ada
kekufuran, tasyrii', dan bahkan tidak ada satupun kemunkaran. Semua
yang ada di dalamnya adalah menolong orang yang didhalimi, membantu
orang yang dalam bencana dan keutamaan-keutamaan lainnya.
Maka bagaimana kalian menghalalkan dan membolehkan untuk
mengqiyaskannya dengan majlis-majlis kekafiran, fasiq, dan maksiat.
• Kemudian kami bertanya kepada mereka dengan pertanyaan yang
jelas, dan kami menginginkan dari mereka kesaksian yang terang atas
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam dalam jawaban pertanyaan ini
{Kesaksian mereka itu akan dicatat dan mereka akan dimintakan
pertanggung jawaban}49
Seandainya yang ikut serta dalam hilful fudluul ini –bagaimanapun
bentuk hilf itu– tidak bisa ikut serta di dalamnya, kecuali bila bersumpah
terlebih dahulu sebelum masuk di hilf itu untuk menghormati Latta,
'Uzzaa, dan Manat, serta untuk selalu loyalitas terhadap dien Quraisy yang
kafir, terhadap berhala-berhalanya dan kejahiliyyahannya... kemudian
untuk menolong orang yang didhalimi, membantu orang yang dalam
bencana serta yang lainnya..
Saya berkata: Bila keadaannya seperti itu apakah Nabi shallallaahu
'alaihi wa sallam mau ikut serta di dalamnya, atau memenuhi
undangannya bila diundang untuk sepertinya di dalam Islam ini????
Jawablah wahai para penyembah mashlahat dan anggapan-
anggapan baik...!! Dan (jawablah) wahai orang-orang yang sering
meramaikan perayaan-perayaan dan pameran...!!!
Bila mereka berkata: “Ya, Rasulullah akan menghadirinya dan ikut
serta di dalamnya... Dan itu memang yang telah terjadi," maka berarti
umat telah berlepas diri dari mereka ini, dan mereka telah menjadikan
seluruh makhluk sebagai saksi akan kekafiran diri mereka.
Bila mereka berkata: “Tidak, dan tidak mungkin itu terjadi dari
Rasulullah...”
49 Az- Zukhruf:19.
Demokrat Adalah Musyrik | 79
Maka kami mengatakan: Kalau demikian maka tinggalkanlah igauan
dan celotehan-celotehan murah itu dan kalianpun mengetahui bagaimana
dan dengan apa kalian berdalil itu.
Demokrat Adalah Musyrik | 80
Syubhat Kelima
Mashlahat Dakwah
Mereka mengatakan: Sesungguhnya masuk dalam majelis-
majelis itu mengandung banyak maslahat. Bahkan sebagaian mereka
mengklaim bahwa majelis itu pada dasarnya adalah mashlahat mursalah,
dan mereka menyebutkan: Bisa berdakwah kepada agama Allah, bisa
menyampaikan yang haq. Mereka juga menyatakan: Merubah sebagian
kemungkaran dan meringankan sebagian tekanan terhadap dakwah dan
para du'aat. Mereka juga mengatakan: Untuk tidak membiarkan tempat-
tempat dan majelis-majelis itu dipenuhi orang-orang Nashrani, atau
komunis atau yang lainnya... dan sebagian mereka lebih dahsyat lagi dan
mengatakan: Ini adalah untuk mashlahat tahkiim syarii'at Allah
(pemberlakuan hukum Islam) dan penegakkan dien-Nya (penegakkan
ajaran-Nya) lewat MPR/DPR/Parlemen.... dan maslahat-maslahat yang
mereka klaim, impiannya dan keinginannya. Semua itu berkisar sekitar
mashlahat (dakwah).50
Maka kami katakan dengan taufiq Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
Siapa yang berhak menentukan mashlahat-mashlahat dien-Nya dan
hamba-hamba-Nya, serta mengetahuinya dengan sebenar-benarnya? Allah
Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui?? Atau kalian dengan anggapan-
anggapan baik (istihsan) kalian dan mashlahat-mashlahat (ishtishlaah)
yang kalian klaim??
Bila kalian mengatakan: “Kami”.
Maka kami katakan: Berarti bagi kalianlah agama kalian dan bagi
kamilah agama kami, kami tidak akan menyembah apa yang kalian
50 Syaikhul Islam dalam masalah ini memiliki fatwa yang menggugurkan anggapan-anggapan baik, dan
klaim-klaim mashlahat yang rusak seperti ini dengan dalih mashlahat dakwah..Kami telah mentahqiqnya,
memberikan ta'liq dan memberikan muqaddimah-muqaddimah penting yang kami beri nama: Al-Qaul An-
Nafiis Fi Khid'ati Iblis, silahkan rujuk bagi yang mau mencari tambahan dalam masalah ini.
Saudara-saudara kami di An Nur Lil I'lam Al Islamiy di Denmark telah mencetaknya dan merekamnya
dalam kaset.
Demokrat Adalah Musyrik | 81
sembah, dan kalian bukan penyembah Tuhan yang kami sembah... sebab
Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengatakan:
$ ¨Β $ uΖôÛ§�sù ’Îû É=≈tGÅ3 ø9 $# ÏΒ & ó x«
“Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam Al-Kitab,”51
(QS. Al An’am:
38)
Dia berfirman seraya mengingkari terhadap orang-orang demokrat dan
yang serupa dengan mereka:
Ü=|¡ øt s† r& ß≈ |¡Ρ M}$# βr& x8u�øI ム“‰ß™ ∩⊂∉∪
“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja,”52
(Al
Qiyamah: 36)
Dan firman-Nya Subhanahu Wa Ta’ala:
óΟçF ö7Å¡ ys sùr& $ yϑ ¯Ρ r& öΝä3≈ oΨø) n= yz $ ZWt7tã öΝ ä3 ¯Ρ r& uρ $uΖøŠs9 Î) Ÿω tβθãèy_ ö�è? ∩⊇⊇∈∪
“Apakah kalian mengira bahwa kami menciptakan kalian secara main-
main (saja). (QS. Al-Mukminuun: 115)
Ini dalam agama dan ajaran kami. Adapun dalam ajaran dan agama
demokrasi adalah tidak adanya tempat bagi ayat-ayat yang muhkam ini,
karena manusia menurut mereka adalah penentu hukum bagi dirinya,
mereka mengatakan: Ya, manusia itu sudah ditinggalkan begitu saja, dia
memiliki kebebasan penuh untuk memilih, mengakui, meninggalkan, dan
menetapkan tasyrii' dan ajaran yang dia inginkan. Baginya tidak penting
apakah aturan yang dia buat-buat itu sesuai dengan apa yang ada di
dalam Kitabullah atau justeru bertentangan. Yang penting pedomannya
adalah jangan sampai bertentangan dengan aturan dan konstitusi yang
ada.
7e∃é& ö/ä3 ©9 $ yϑÏ9 uρ šχρ߉ç7÷ès? ÏΒ Èβρ ߊ «!$# ( Ÿξsùr& šχθè= É) ÷ès? ∩∉∠∪
51 Al An'aam: 38.
52 Al Qiyamah:36.
Demokrat Adalah Musyrik | 82
“Ah (celakalah) kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah. Maka
apakah kalian tidak berakal.” (QS. Al-Anbiyaa: 67)
Bila mereka mengatakan: Justeru Allah Subhanahu Wa Ta’ala
sajalah Dzat satu-satunya yang berhak menentukan mashlahat-mashlahat
itu dengan sebaik-baik penentuan, karena Dia-lah yang telah menciptakan
makhluk-Nya sedang Dia lebih mengetahui akan mashlahat-mashlahat
mereka.
Ÿωr& ãΝ n= ÷ètƒ ô tΒ t, n= y{ uθèδ uρ ß#‹ÏÜ=9 $# ç�� Î7sƒø:$# ∩⊇⊆∪
“Apakah Allah Yang Menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu
lahirkan dan apa yang kamu rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha
Mengetahui?” (QS. Al Mulk: 14)
Kami bertanya kepada mereka: Apakah mashlahat terbesar dalam
kehidupan ini yang telah Allah tetapkan, dan karenanya Dia telah
mengutus para rasul, Dia menurunkan Kitab-Kitab, Dia mensyari'atkan
jihad dan istisyhaad, serta untuk merealisasikannya Daulah Islamiyyah
ditegakkan... wahai para para du'aat (yang mengaku ingin
mengembalikan) khilafah???????
Bila mereka kesana kemari ngawur, kelabakan dalam mashlahat-
mashlahat juz'iyyah (parsial) lagi nomor dua dan berpaling dari pokok
segala pokok.
Maka kami katakan kepada mereka: Buang dari kalian ucapan
ngawur dan igauan itu, dan duduklah untuk belajar pokok dien kalian,
pelajarilah makna Laa ilaaha Illallaah yang di mana dakwah, jihad,
istisyhad tidak mungkin diterima tanpa merealisasikannya dan tanpa
mengetahui maknanya.
Bila mereka mengatakan: Mashlahat terbesar dalam kehidupan ini
adalah memurnikan tauhid hanya bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
menjauhi apa yang menyalahinya dan yang membatalkannya berupa syirik
dan tandiid (menjadikan tandingan bagi Allah).
Maka kita katakan: Apakah masuk akal wahai orang-orang yang
berakal!!! Kalian menghancurkan mashlahat yang agung lagi menyeluruh
Demokrat Adalah Musyrik | 83
dan qath'iy, kemudian kalian bersekongkol dengan thaghut-thaghut itu, di
atas ajaran yang bukan ajaran Allah (demokrasi), kalian menerima dan
menghormati hukum yang bukan hukum-Nya Subhanahu Wa Ta’ala (yaitu
undang-undang dasar), dan kalian mengikuti arbaab musyarri'iin (tuhan-
tuhan para pembuat hukum dan perundang-undangan) yang bermacam-
macam di samping Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?? Kalian
dengan perbuatan ini hancurkan maslahat terbesar dalam kehidupan
yaitu tauhid dan kufur terhadap thaghut... demi mencapai mashlahat
parsial yang hanya sekedar perkiraan yang tidak jelas???
Timbangan apa, akal siapa, ajaran apa, serta agama apa yang rela
akan hal ini. Tidak ada yang rela kecuali agama demokrasi kafir itu??
Bagaimana sebagian di antara kalian berani mengklaim bahwa
majelis-majelis syirik ini adalah bagian dari mashalih mursalah.
Sesungguhnya maslahat mursalah menurut ulama yang memakainya
adalah: (Mashlahat yang tidak diakui dan tidak digugurkan oleh syari'at).
Maka apakah kalian mengklaim bahwa syari'at tidak menggugurkan
kekafiran dan kemusyrikan, serta tidak membathilkan setiap ajaran yang
bertentangan dengan dienul Islam dan setiap millah yang berseberangan
dengan millah tauhid??
Kemudian dakwah macam apa yang kalian klaim bisa kalian
sampaikan, dan kebenaran macam apa yang kalian klaim disuarakan di
majelis-majelis syirik ini setelah kalian mengubur pokok dari segala inti
dakwah Islamiyyah dan pusat segala roda kebenaran yang jelas?? Apakah
pokok dari segala pokok dan mashlahat terbesar itu dikubur dan ditimbun
demi untuk menggolkan hal-hal parsial dan cabang-cabang dari agama ini
di atas kuburannya..??
Kemudian saat kalian berusaha menggolkan (hal-hal) parsial dan
far'iiy-far'iiy itu –seperti orang yang berusaha menggolkan undang-
undang haramnya khamr– kepada apa kalian menyandarkan tuntutan-
tuntutan kalian akan haramnya khamr itu, dan dengan apa kalian berdalil
dan memberikan alasan hukum?? Apakah kalian mengatakan: Allah
Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam
bersabda??
Demokrat Adalah Musyrik | 84
Kemudian bila kalian mengklaim ini, maka kalian adalah dusta,
karena hal ini tidak dijadikan sandaran (baca: tidak dianggap, ed) dalam
agama demokrasi dan dalam syari'at undang-undang, kecuali apa yang
didukung oleh undang-undang dan diakuinya serta dikuatkannya, tidak
diragukan lagi kalian pasti akan mengatakan: Sesuai dengan pasal dua dan
pasal 24... dan pasal 25... dan hal serupa berupa hukum-hukum dan
perundang-undangan kafir dan sesat ini. Maka apakah setelah ini ada
kekafiran, syirik dan ilhaad?? Apakah masih ada tersisa bagi orang yang
meniti jalan ini ashluddien, millah, dan tauhidnya...????
öΝ s9 r& t�s? ’ n< Î) šÏ% ©!$# tβθßϑ ãã÷“tƒ öΝßγ ¯Ρ r& (#θãΨtΒ# u !$ yϑ Î/ tΑ Ì“Ρ é& y7ø‹s9 Î) !$ tΒuρ tΑ Ì“Ρ é& ÏΒ y7Î= ö6s% tβρ ߉ƒ Ì�ムβr&
(# þθßϑ x.$ y⇔ tFtƒ ’n< Î) ÏNθäó≈©Ü9 $# ô‰s%uρ (# ÿρ â÷É∆é& βr& (#ρ ã�à� õ3 tƒ ϵ Î/ ߉ƒÌ�ムuρ ß≈ sÜø‹¤±9 $# βr& öΝ ßγ ¯= ÅÒムKξ≈n= |Ê
# Y‰‹Ïèt/ ∩∉⊃∪
"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya
telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa
yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada
thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan
syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang
sejauh-jauhnya” (QS. An-Nisaa’: 60)
Berilah kami jawaban... apakah mungkin membuat undang-undang
atau hukum di sarang-sarang paganisme ini selain melewati jalan-jalan
(jalur-jalur) kemusyrikan dan kekufuran...???
Berilah kami jawaban wahai para pengklaim mashlahat dan orang-
orang yang merasa lebih paham...!!
Dan termasuk berhukum dengan apa yang Allah turunkan -yang
kalian tangisi-, apakah kalian ingin menggolkannya lewat jalan syirik
ini..???
Apakah kalian tidak mengetahui bahwa itu adalah jalan kekafiran
dan sudah dibentengi.karena seandainya itu berhasil –ini hanya
mengandai-andai– maka itu tidak akan menjadi hukum Allah, akan tetapi
itu adalah hukum undang-undang, hukum rakyat, dan hukum mayoritas.
Demokrat Adalah Musyrik | 85
Tidak akan menjadi hukum Allah kecuali saat adanya berserah diri dan
menerima sepenuhnya firman Allah, lapang dada untuk menerima
syari'at-Nya dan untuk menghambakan diri kepada-Nya Subhanahu Wa
Ta’ala. Adapun saat menerima penuh ajaran demokrasi, syari'at undang-
undang, dan hukum rakyat serta hukum mayoritas, maka itu adalah
hukum thaghut meskipun pada saat yang bersamaan sesuai dengan
hukum Allah dalam beberapa bentuknya, karena Allah Subhanahu Wa
Ta’ala telah berfirman:
ÈβÎ) ãΝ õ3 ß⇔ ø9 $# āωÎ) ¬!
“Keputusan (hukum) itu hanyalah milik Allah,” (QS. Yusuf: 40)
Allah tidak mengatakan: “Keputusan itu hanyalah milik manusia” dan
Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga berfirman:
Èβr& uρ Ν ä3 ôm $# Ν æηuΖ÷�t/ !$ yϑÎ/ tΑ t“Ρ r& ª!$#
”Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut
apa yang diturunkan Allah,” (QS. Al-Maa-idah: 49)
Allah tidak mengatakan: “menurut seperti apa yang Allah turunkan," atau,
“dan hendaklah putuskan di antara mereka menurut apa yang ditegaskan
oleh hukum dan undang-undang buatan,” justeru itu adalah ucapan kaum
musyrikin dari kalangan budak-budak demokrasi dan para penyembah
undang-undang bumi.
Kemudian mana kalian? Apakah kalian masih tertidur dan (terlena
dalam, ed) kesesatan kalian yang lalu? Apakah kalian mengubur kepala
kalian dalam pasir... Apakah kalian tidak menyaksikan percobaan-
percobaan orang-orang seperti kalian yang ada di sekitar? Lihatlah, ini Al-
Jazair, itu Kuwait, di sana ada Mesir, dan banyak lagi yang lainnya. Apakah
kalian masih belum yakin bahwa ini adalah permainan kufriyyah,
pertunjukan syirkiyyah yang timpang lagi tertutup jalannya?? Apakah
kalian masih belum percaya bahwa majelis-majelis ini adalah bola mainan
di tangan thaghut, dia bisa membukanya, menutupnya, mengaktifkannya,
Demokrat Adalah Musyrik | 86
dan membubarkannya kapan saja dan saat dia suka,53
dan sesungguhnya
tidak akan ada undang-undang yang dibuat sehingga disahkan dan
disetujui oleh thaghut.54
Maka kenapa kalian masih tetap bersikukuh di
atas kekufuran yang jelas ini.dan ngotot di atas kehinaan yang nampak
ini..??
Kemudian setelah semua ini jelas, tetap saja engkau bisa
mendapatkan orang-orang itu dengan lugasnya meneriakkan dan
mengatakan: Bagaimana majelis-majelis ini kita biarkan bagi orang-orang
komunis atau Nashrani... atau orang-orang kafir lainnya...?? Enyahlah, dan
enyahlah, binasalah, dan binasalah kalian. Allah Subhanahu Wa Ta’ala
berfirman:
Ÿωuρ y7Ρâ“øt s† tÏ%©!$# tβθãã Ì�≈ |¡ ç„ ’Îû Ì�ø� ä3 ø9 $# 4 öΝ ßγ ¯Ρ Î) s9 (#ρ •�ÛØtƒ ©!$# $ \↔øŠx© 3 ߉ƒ Ì�ムª!$# āωr& Ÿ≅ yèøg s† öΝ ßγ s9
$ yàym ’Îû Íοt�Åz Fψ$# ( óΟßγ s9 uρ ë>#x‹tã îΛÏà tã ∩⊇∠∉∪
“Janganlah kamu disedihkan oleh orang-orang yang segera menjadi kafir;
sesungguhnya mereka tidak sekali-kali dapat memberi mudharat kepada
Allah sedikitpun. Allah berkehendak tidak akan memberi sesuatu bahagian
(dari pahala) kepada mereka di hari akhirat, dan bagi mereka adzab yang
pedih,” (QS. Ali Imran: 176)
Bila kalian tergolong orang-orang kafir mulhid, maka senanglah
kalian dengan keikutsertaan dan ikut ambil bagian. Silahkan ikut serta
53 Pasal 34 dalam undang-undang Yordania ayat 2:
“Raja mengajak majelis rakyat untuk berkumpul, membukanya, menangguhkannya, dan
membubarkannya sesuai dengan hukum-hukum undang-undang,"
dan dalam ayat 3:
“Raja berhak membubarkan majelis perwakilan,"
54 Pasal 79 dalam undang-undang Kuwait:
“Undang-undang tidak sah kecuali bila diakui oleh majelis rakyat dan diakui oleh emir”
dan dalam pasal 93 ayat 1 dalam undang-undang Yordania:
“Setiap hukum baru yang diakui oleh majlisul a'yaan dan majelis perwakilan disodorkan ke Raja
untuk disahkan,”
dan dalam ayat 3:
“Bila raja tidak setuju untuk mengesahkan undang-undang, maka dia selama enam bulan dari
tanggal penyerahan kepadanya berhak untuk mengembalikannya ke majelis,”
Perhatikan, bahwa di Yordania itupun harus melewati pengesahan raja juga dan pengesahan majlisul a'yaan
yang para anggotanya ditunjuk oleh raja pula... akan tetapi dengan ini semua orang-orang itu (orang yang
mengaku partai Islam) tetap tidur pulas dalam kesesatannya.
Demokrat Adalah Musyrik | 87
bersama mereka dalam kekafiran dan kemusyrikannya bila kalian mau,
akan tetapi ketahuilah bahwa kebersamaan kalian bersama mereka dalam
keadaan ini tidak hanya terbatas di kehidupan dunia, namun sebagaimana
apa yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala firmankan dalam surat An-Nisaa
setelah menghati-hatikan dari majelis-majelis seperti ini dan Dia
memerintahkan untuk menjauhi para pelakunya serta tidak duduk
bersama mereka, karena kalau tidak mau menuruti perintah-Nya maka
orang yang duduk itu adalah sama seperti mereka, Dia berfirman seraya
menghati-hatikan:
¨βÎ) ©!$# ßì ÏΒ% y` tÉ) Ï�≈ uΖßϑ ø9 $# tÌ�Ï�≈ s3 ø9 $# uρ ’ Îû tΛ©yγ y_ $ ·èŠÏΗsd ∩⊇⊆⊃∪
“Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafiq
dan orang-orang kafir di dalam Jahannam," (QS. An-Nisaa’: 140)
Apakah setelah semua penjelasan ini kalian masih belum yakin
bahwa itu adalah kemusyrikan yang terang dan kekafiran yang jelas.??
Apakah kalian tidak mengetahui bahwa itu adalah dien selain dienullah??
Apakah belum yakin bahwa sesungguhnya itu adalah millah bukan millah
tauhid?? Apa alasannya kalian bersemangat di atasnya?? Tinggalkan itu
buat mereka, ya tinggalkan itu, jauhilah, dan biarkanlah buat para
pemeluk ajarannya,55
ikutilah millah Ibrahim yang murni sedang dia bukan
tergolong orang-orang musyrik, dan katakanlah sebagaimana yang
dikatakan oleh cucunya, yaitu Yusuf 'alaihissalam pada saat dia dalam
keadaan lemah tertindas di balik jeruji besi penjara:
’ÎoΤÎ) àMø.t�s? s' ©#ÏΒ 7Θöθs% āω tβθãΖÏΒ÷σム«!$$ Î/ Ν èδuρ Íοt�Åz Fψ$$ Î/ öΝ èδ tβρ ã�Ï�≈ x. ∩⊂∠∪ àM÷èt7? $# uρ s' ©# ÏΒ
ü“Ï !$ t/# u zΟŠÏδ≡ t�ö/Î) t,≈ys ó™ Î)uρ z>θà) ÷ètƒuρ 4 $ tΒ šχ%x. !$ uΖs9 βr& x8Î�ô³>Σ «!$$ Î/ ÏΒ & ó x«
“Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak
beriman kepada Allah, sedangkan mereka ingkar kepada hari kemudian.
55 Dan bila kalian bertanya apa solusinya, maka ketahuilah bahwa Islam telah membawa solusi yang paling
agung dan paling menakjubkan serta paling ditakuti oleh musuh, yaitu Al Jihad. Realisasikan tauhid
dengan benar, bersatulah dalam satu panji, kemudian angkatlah pedang jihad untuk menegakkan
panji Laa ilaaha Illallaah. Saat hal ini diumumkan maka segalanya akan tampak, ketahuilah
sesungguhnya Allah tidak akan mencabut kehinaan yang meliputi umat Islam ini, kecuali bila mereka kembali
meneriakkan dan mengangkat pedang jihad melawan thaghut-thaghut yang murtad kemudian melawan
orang-orang kafir asli.Pent.
Demokrat Adalah Musyrik | 88
Dan aku mengikuti agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishaq dan
Ya'qub. Tidaklah patut bagi kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu
apapun dengan Allah”. (QS. Yusuf: 37-38)
Wahai manusia...jauhilah thaghut, dan majelis-majelisnya, berlepas
dirilah darinya dan kafirlah kalian terhadapnya selama keadaan majelis-
majelis seperti itu.
Ini adalah kebenaran yang nyata, cahaya yang terang benderang,
akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.
ô‰s) s9 uρ $uΖ÷Wyèt/ ’Îû Èe≅ à2 7π ¨Βé& »ωθß™ §‘ Âχr& (#ρ ߉ç6 ôã $# ©!$# (#θç7Ï⊥tGô_ $# uρ |Nθäó≈©Ü9 $# ( Ν ßγ ÷ΨÏϑ sù ô ¨Β
“y‰yδ ª!$# Ν ßγ ÷ΨÏΒuρ ï∅Β ôM¤) ym ϵ ø‹n=tã ä' s#≈n= āÒ9 $#
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat
(untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu,
maka di antara umat ini ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula
di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya,” (QS. An-
Nahl: 36)
Ò>$t/ ö‘r& u šχθè%Ìh�x� tG•Β î�ö� yz ÏΘr& ª!$# ߉Ïn≡ uθø9 $# â‘$£γ s) ø9 $# ∩⊂∪ $ tΒ tβρ ߉ç7÷ès? ÏΒ ÿ ϵ ÏΡρߊ HωÎ) [ !$ yϑ ó™r&
!$ yδθßϑ çGøŠ£ϑ y™ óΟ çFΡr& Ν à2 äτ!$ t/# u uρ !$ ¨Β tΑ t“Ρ r& ª!$# $ pκÍ5 ÏΒ ?≈ sÜù= ß™ 4 ÈβÎ) ãΝ õ3 ß⇔ ø9 $# āωÎ) ¬! 4 t�tΒr& āωr&
(# ÿρ ߉ç7÷ès? HωÎ) çν$ −ƒÎ) 4 y7Ï9≡ sŒ ßÏe$!$# ãΝ Íh‹s) ø9 $# £ Å3≈ s9 uρ u�sY ò2 r& Ĩ$ ¨Ζ9$# Ÿω šχθßϑ n= ôètƒ ∩⊆⊃∪
“Manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah
Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa? Kamu tidak menyembah yang
selain Allah, kecuali hanya menyembah nama-nama yang kamu dan
nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu
keterangan pun tentang nama-nama itu. Keputusan (hukum) itu hanyalah
kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah
selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengerti”. (QS. Yusuf 39-40)
Jauhilah hal itu wahai kaum, berlepas dirilah dari orang-orangnya
dan dari kemusyrikannya sebelum kesempatan berakhir dan sebelum
Demokrat Adalah Musyrik | 89
datang suatu hari di mana hal itu (meninggalkan dan menjauhinya) adalah
angan-angan kalian terbesar dan tertinggi, akan tetapi kesempatan sudah
tiada, pada hari itu penyesalan tidak berguna lagi bagi kalian, tidak pula
mengaduh dan mengeluh, semua tiada manfaatnya.
tΑ$ s%uρ tÏ%©!$# (#θãèt7?$# öθs9 āχr& $ oΨs9 Zο§�x. r& §�t6oK oΨsù öΝ åκ÷] ÏΒ $ yϑ x. (#ρ â §�t7s? $ ¨ΖÏΒ 3 y7Ï9≡ x‹x. ÞΟ Îγƒ Ì�ムª!$#
öΝ ßγ n=≈ yϑ ôãr& BN≡u�y£ym öΝÍκö� n= tæ ( $tΒuρ Ν èδ tÅ_ Ì�≈y‚ Î/ z ÏΒ Í‘$ ¨Ψ9 $# ∩⊇∉∠∪
“Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti, "Seandainya kami dapat
kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka,
sebagaimana mereka berlepas diri dari kami”. Demikianlah Allah
memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi
mereka dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka”. (QS. Al-
Baqarah: 167)
Jauhilah sekarang juga, katakanlah kepada orang-orangnya –bila
memang kalian di atas millah Ibrahim dan di atas jalan para nabi dan
rasul– sebagaimana yang kami katakan di penghujung perkataan kami ini:
Wahai para penyembah undang-undang buatan.dan hukum-hukum
bumi rendahan.
Wahai para pengusung agama demokrasi...
Wahai anggota-anggota dewan pembuat undang-undang...
(Ketahuilah) sesungguhnya kami berlepas diri kepada Allah dari kalian
dan dari ajaran kalian...
Kami kafirkan kalian, dan kami kafir terhadap undang-undang syirik
kalian, serta kami kafir pada majelis-majelis kemusyrikan kalian.
(Ketahuilah) sesungguhnya telah tampak antara kami dengan kalian
permusuhan dan kebencian selama-lamanya sampai kalian beriman
kepada Allah saja...
Demokrat Adalah Musyrik | 90
KISAH NYATA DI PARLEMEN
Ambillah Pelajaran Wahai Orang-Orang yang Berakal56
“Saya tidak pernah menduga bahwa apa yang telah Allah tetapkan
di dalam Kitab-Nya dan lewat lisan Rasul-Nya shallallaahu 'alaihi wa
sallam membutuhkan persetujuan hamba-hamba Allah, akan tetapi saya
dikejutkan bahwa firman Ar Rabb Yang Maha Tinggi itu senantiasa berada
di dalam mushhaf –tetap memiliki kesucian di hati-hati kami– sampai
hamba-hamba Allah di parlemen menyetujui untuk menjadikan firman
Allah itu sebagai undang-undang. Bila ketetapan hamba-hamba Allah di
parlemen itu berselisih tentang hukum Allah di dalam Al-Qur'an, maka
sesungguhnya keputusan hamba-hamba Allah itu akan menjadi undang-
undang yang dijadikan acuan dalam lembaga Yudikatif yang penerapannya
mendapat jaminan dari lembaga Eksekutif, meskipun itu bertentangan
dengan Al- Qur'an dan As-Sunnah. Bukti atas hal itu adalah bahwa Allah
Subhanahu Wa Ta’ala telah mengharamkan khamr, akan tetapi parlemen
mengizinkannya, dan Allah juga telah memerintahkan penegakkan
huduud, akan tetapi parlemen menggugurkannya. Hasil yang ada sesuai
dengan contoh-contoh itu adalah bahwa apa yang ditetapkan oleh
parlemen telah menjadi qanuun (undang-undang), meskipun itu
berseberangan dengan Islam”.
Kalimat di atas adalah kesimpulan salah seorang ulama Islam yang
pernah duduk di kursi parlemen sebagai wakil rakyat selama delapan
tahun.
Anggota dewan yang 'alim ini dahulu telah merasakan betapa
pentingnya ceramah di atas mimbar-mimbar dan pentingnya menulis di
koran-koran. Setelah lama dia hidup menjalani metode-metode itu, dia
semakin yakin terhadap pengaruh hasil yang dicapainya, akan tetapi dia
merasakan bahwa sekedar (menulis dan ceramah) saja tidak bisa
menghasilkan perubahan dalam undang-undang dan pengaruh yang
56 Makalah Doktor Ahmad Ibrahim Khidlr yang disebarkan dalam edisi ke-66 dalam majalah Al Bayan
yang diterbitkan oleh Al Muntadaa Al Islamiy di London.
Demokrat Adalah Musyrik | 91
berkesinambungan dalam kekuasaan Legislatif, Yudikatif dan Eksekutif,
maka akhirnya dia mencalonkan dirinya untuk menjadi anggota parlemen
dalam rangka mencari metode baru untuk tujuan meninggikan kalimat
Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan pemberlakuan/penerapan syari'at
Islamiyyah, ini untuk menyelamatkan hamba-hamba Allah dari kesesatan,
dan melepaskan mereka dari kebatilan, serta merangkulnya ke dalam
haribaan Islam.
Akhirnya sang 'alim ini berhasil menjadi anggota parlemen di bawah
motto (Berikan suaramu kepadaku, agar kami bisa menata dunia ini
dengan agama), dan orang-orangpun memberikan suara mereka
kepadanya karena merasa percaya kepadanya, meskipun banyak cara-cara
pemalsuan dan manipulasi dalam pemilu-pemilu itu. Maka keanggotaan
sang 'alim ini terus berlangsung berturut-turut selama dua masa jabatan,
kemudian setelah masa itu dia berkata: “Sesungguhnya suara Islam itu
sangatlah sulit mendapatkan gemanya di dua masa/priode ini”.
Pada suatu hari sang 'alim ini pergi menuju salah satu kantor
kamtib untuk menyelesaikan kepentingan-kepentingan masyarakat,
kemudian dia dikagetkan di kantor rehabilitas moral dengan keberadaan
tiga puluh wanita yang duduk di atas lantai, maka dia bertanya: “Apa
kesalahan mereka?” Maka seorang petugas menjawab kepadanya:
“Sesungguhnya mereka itu adalah wanita-wanita jalang (WTS/PSK)". Maka
si 'alim bertanya: “Mana para laki-laki hidung belangnya, karena itu adalah
kriminal yang tidak mungkin dilakukan kecuali antara laki-laki pezina
dengan wanita pezina". Maka si petugas memberitahukan kepadanya,
bahwa si laki-laki pezina bagi mereka adalah hanyalah sekedar saksi
bahwa dia telah melakukan zina dengan wanita ini dan dia telah
memberinya bayaran atas hal itu, kemudian dia (si wanita) dikenakan
hukuman bukan karena dia telah berzina akan tetapi karena dia telah
meminta upah. Ternyata orang yang mengaku bahwa dirinya berzina telah
berubah menjadi saksi atas si wanita, dan undang-undang tidak menoleh
kepada pengakuan zina orang tersebut.
Demokrat Adalah Musyrik | 92
Sang wakil yang 'alim ini berang, marah karena Allah, maka si
petugas berkata kepadanya dengan santainya: (Kami hanya
melaksanakan undang-undang yang kalian tetapkan di parlemen).
Akhirnya si wakil yang 'alim ini mengetahui bahwa meskipun
banyaknya orang yang menyuarakan penerapan syari'at dan meskipun itu
didukung oleh Kitabullah dan Sunnah rasul-Nya, maka sesungguhnya
harapan-harapan akan penegakkan syari'at itu tidak mungkin terealisasi
kecuali lewat jalur parlemen yang mereka namakan (kekuasaan legislatif).
Dan dikarenakan badan yudikatif itu tidak memutuskan kecuali dengan
undang-undang yang bersumber dari parlemen, serta karena kekuasaan
eksekutif tidak akan bergerak untuk melindungi Al Qur'an dan As-Sunnah
serta tidak pula bergerak melindungi Al-Islam, kecuali dalam batas
kesucian apa yang telah diakui oleh parlemen, maka sang 'alim ini
meyakini bahwa mencapai tujuan ini adalah mungkin saja, bila para
anggota perlemen mengetahui bahwa ini adalah firman Allah, ini sabda
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam dan ini hukum Islam, supaya
mereka menetapkannya.
Berangkatlah sang waki rakyat yang 'alim ini, terus dia mengajukkan
program penggodokan undang-undang untuk menegakkan huduud
syar'iyyah, program penggodokan undang-undang untuk mengharamkan
riba dengan pengajuan solusi pengganti, program penggodokkan undang-
undang untuk menertibkan sarana-sarana informasi agar sesuai dengan
hukum-hukum Allah, program penggodokkan undang-undang untuk
menghormati kesucian bulan Ramadlan dan tidak terang-terangan
melakukan pembatal shaum di siangnya, program penggodokkan undang-
undang untuk membersihkan pantai-pantai wisata dari hal-hal
porno/cabul/keji/dll, serta program-program Islamiyyah lainnya. Program-
program ini dia tandatangani dan ikut pula menandatanganinya sekian
banyak anggota parlemen.
Wakil yang 'alim ini berangkat untuk menunaikan ‘umrah disertai
sebagian anggota parlemen itu. Di sisi hajar aswad mereka berjanji
kepada Allah untuk selalu memperjuangkan syari'at Allah di parlemen.
Kemudian mereka naik pesawat menuju Al-Madinah Al-Munawwarah, dan
Demokrat Adalah Musyrik | 93
di sana juga mereka saling berjanji setia untuk menyuarakan suara-suara
mereka demi membela syari'at Allah bukan membela partai-partainya.
Sang wakil rakyat yang 'alim ini menyalahkan ketiga lembaga itu
(Eksekutif, Yudikatif, dan Eksekutif) atas pelegalan hal-hal yang
diharamkan dan penyimpangan terhadap syari'at. Dia mengancam
menteri keadilan bahwa dia akan menggunakan hak interpelasi
terhadapnya setelah beberapa bulan, karena si menteri tidak
menyerahkan apa yang telah diselesaikan berupa undang-undang
pemberlakuan syari'at Islam. (Ternyata) si menteri itu tidak memenuhi
apa yang diminta oleh sang wakil tersebut, maka dia menginterpelasi sang
menteri itu --Interpelasi dalam kamus parlemen adalah mengharuskan
pejabat yang diinterpelasi untuk menjawab apa yang diajukan oleh
anggota parlemen selama keanggotaan si menteri itu belum gugur atau si
menteri yang diinterpelasi belum keluar dari jabatan kementerian– dan si
wakil itu terus saja menginterpelasi si menteri dan pemerintahpun justeru
mendukung si menterinya dan bersikeras berusaha untuk menggugurkan
interpelasi itu. Pada saat runcingnya hak interpelasi si wakil itu, maka
pemerintah merombak kabinetnya dan tidak ada yang diberhentikan dari
jabatan menteri, kecuali menteri keadilan itu, jadi dia dicopot dari
jabatannya supaya hak interpelasi itu menjadi gugur. Perlakuan ini sering
terjadi berulang-ulang sehingga menjadi kaidah yang jitu saat berhadapan
dengan parlemen.
Si wakil rakyat itu kembali bertanya-tanya kepada para anggota
dewan seraya berkata: “Sesungguhnya proyek-proyek undang-undang
Islamiyyah itu disimpan di laci-laci panitia, sedangkan kalian telah berjanji
kepada Allah di Al- Haramain untuk menjadikan suara-suara kalian ini bagi
Allah dan Rasul-Nya”. Dan si wakil rakyat itu meminta mereka agar
menanda tangani untuk menuntut pemberlakuan secepatnya syari'at
Islamiyyah, maka merekapun memenuhi permintaannya dan
menandatangani apa yang diminta oleh sang wakil, kemudian sang wakil
rakyat yang 'alim ini menyimpan berkas ini di sekretariat parlemen. Dia
meminta atas nama semua anggota dewan agar memperhatikan undang-
undang syari'at Allah. Maka ketua parlemenpun bangkit dan menuntut
atas nama semua anggota agar kembali memperhatikan undang-undang
Demokrat Adalah Musyrik | 94
penerapan syari'at Allah, dan dia berkata: “Sesungguhnya pemerintah ini
memiliki semangat yang sama dengan kalian untuk membela Islam, akan
tetapi kami meminta dari anda-anda kesempatan untuk melakukan lobi-
lobi politik”, maka semua anggota yang menandatangani dan yang telah
berjanji di Al-Haramain untuk memberlakukan syari'at Islam bertepuk
tangan dan menyetujui permintaan itu, sehingga lenyaplah sudah
tuntutan penerapan secepatnya akan syari'at Islam, dan menanglah
pemerintah.
Maka keputusasaan telah meliputi diri sang wakil rakyat yang 'alim
itu, karena ketidakberhasilan usaha-usahanya dalam rangka menegakkan
syari'at bersama-sama dengan para anggota yang telah dia ajak kemudian
mereka menyetujuinya, lalu setelah itu mereka justeru berpaling. Akan
tetapi dia suatu hari dikejutkan dengan satu usulan dari ketua parlemen
untuk menyepakati dibentuknya panitia umum dalam rangka
mengundang-undangkan syari'at Islamiyyah, maka ternyata jelaslah
tujuan sebenarnya, dia mendapatkan bahwa keputusan pemerintah yang
tiba-tiba ini tidak lain untuk menutupi kebobrokan maha besar yang telah
mencoreng negeri dan pemerintah ini tidak mengambil keputusan untuk
kepentingan Islam. Sang wakil rakyat itu tetap menyambut rencana ini
meskipun dia mengetahui tujuan sebenarnya. Panitiapun berkumpul, akan
tetapi si wakil rakyat merasakan ketidakseriusan pemerintah terhadap
penerapan syari'at Allah, karena seandainya pemerintah memang
menginginkan ridla Allah, tentu di sana ada hal-hal yang tidak
membutuhkan proses-proses. Penutupan pabrik-pabrik khamr mungkin
dilakukan dengan satu goresan pena, dan penutupan diskotik dan bar-bar
bisa dengan satu goresan pena pula.
Ada fenomena yang menunjukan bahwa di balik itu ada tujuan
sebenarnya, yang semuanya memberikan pengaruh dalam jiwa sang wakil
–yang sebenarnya merupakan salah satu kaidah dalam menghadapi
parlemen– yang isinya adalah: Bahwa syari'at Allah tidak akan terealisasi
selama-lamanya lewat tangan-tangan anggota parlemen.
Masyarakat dan si wakil rakyat ini dikejutkan dengan
dibubarkannya parlemen, padahal sebelumnya dia adalah ketua panitia
Demokrat Adalah Musyrik | 95
proyek-proyek penerapan syari'at Islamiyyah dan dia terus melakukan
pengkajian dan penyusunan undang-undang bersama panitia dalam tiga
puluh pertemuan.
Pada saat kekosongan (kevakuman) parlemen muncullah keputusan
yang sangat berbahaya dalam masalah yang menyentuh langsung
kehidupan pribadi masyarakat. Maka sang wakil rakyat yang 'alim ini
berdiri menghadang keputusan ini, karena itu bertentangan dengan Islam
dan undang-undang dasar, akan tetapi kaidah yang baku mengatakan:
Sesungguhnya parlemen itu bisa dibubarkan dengan dekrit bila negara
hendak memaksakan sesuatu atas masyarakat, meskipun itu
bertentangan dengan Islam.
Adapun kaidah terpenting yang dijadikan landasan oleh parlemen
adalah apa yang telah disimpulkan oleh sang wakil yang 'alim dengan
ucapannya:
“Sesungguhnya meskipun saya diberi kemampuan menyampaikan
hujjah-hujjah dan meskipun sikap saya ini berlandaskan Kitab dan
Sunnah, maka sesungguhnya di antara aib parlemen dan tanggung
jawabnya yang jelas nista adalah bahwa demokrasi itu menjadikan
keputusan itu ada di tangan mayoritas secara mutlak dengan pasti, dan
tidak ada batas serta tidak ada syarat meskipun bertentangan dengan
Islam”.
Sang wakil mulai merasakan bahwa ada langkah dan usaha-usaha
dari pemerintah, ketua parlemen dan partai-partai mayoritas untuk
mempersempit geraknya. Kepemimpinan parlemenpun mulai melawan
usaha-usahanya, dan menuduhnya bahwa dia menghambat pekerjaan-
pekerjaan panitia, akan tetapi dia terus mengerahkan usaha dan
kemempuannya. Dia mengajukan banyak pertanyaan yang belum
dicantumkan dalam jadwal-jadwal panitia, dan dia juga bangkit menuntut
banyak permintaan untuk merubah jadwal, akan tetapi dia mendapati
semua itu sudah dikubur dan tidak ada lagi wujudnya. Kemudian dia
kembali menggunakan hak interpelasinya yang tidak bisa ditolak. Dia
menginterpelasi menteri-menteri pemerintahan tentang penutupan yang
dilakukan negara terhadap lembaga pengadilan syari'y dan wakaf,
Demokrat Adalah Musyrik | 96
lembaga-lembaga pendidikan agama, pondok-pondok tahfizh Al-Qur'anil
Karim, dan tentang tindakannya terhadap kurikulum-kurikulum
pendidikan di universitas-universitas agama dengan dalih
pengembangannya, dan tentang tekanannya terhadap mesjid-mesjid
dengan cara mengeluarkan keputusan yang tidak membolehkan
seorangpun meskipun dia itu adalah syaikh (ulama) untuk masuk tempat
ibadah dan mengatakan meskipun dalam rangka nasihat agama ungkapan
yang bertentangan dengan aturan kantor/tata tertib atau undang-
undang yang baku, dan siapa melakukannya maka dia ditahan dan
dikenakan denda dan bila dia melawan, maka denda dilipatgandakan dan
dipenjara.
Sang wakil rakyat yang 'alim ini menginterpelasi menteri pariwisata,
karena para siswa sekolah perhotelan dipaksa harus mencicipi khamr,
mereka menolak lalu diberhentikan dari sekolah. Dia juga menginterpelasi
menteri penerangan menuntut dibersihkannya sarana-sarana informasi
dari hal-hal porno yang menghancurkan tatanan moral dan akhlak serta
kesucian negeri. Interpelasi ke tiga kepada menteri perhubungan tentang
fenomena buruk dan tindakan tidak maksimal terhadap sarana ini. Sang
wakil rakyat yang 'alim ini telah merasa bahwa ia terus mengajukan
berbagai macam interpelasi akan tetapi seolah-olah itu ditujukan
terhadap drum yang bolong, maka ia berdiri di parlemen seraya meminta
pertanggungjawaban ketuanya dan menuduhnya bahwa dia telah keluar
dari tata-tertib parlemen. Maka ketua parlemen memerintahkan dalam
permainan yang berkesan untuk memasukkan tiga interpelasi itu dalam
satu kali pertemuan, padahal setiap interpelasi itu membutuhkan
beberapa hari, kemudian dia memanggil salah satu fraksi parlemen dari
partai mayoritas untuk menggulirkan interpelasi-interpelasi ini. Menteri
pariwisata dipanggil lalu pemerintah yang menentang pencantuman
interpelasi ini dalam jadwal kerja ikut campur karena di dalamnya ada
kata-kata yang pedas yaitu (tuduhan yang dilontarkan pemilik interpelasi
itu terhadap sang menteri, bahwa dia mengingkari hakikat sebenarnya
dalam menjawab pertanyaannya) kemudian situasi dilimpahkan kepada
para wakil rakyat di parlemen, maka mereka memutuskan untuk
menghapuskan interplasi itu dan mereka menggugurkan apa yang
Demokrat Adalah Musyrik | 97
dinamakan haq dustuuriy (hak undang-undang) sang wakil rakyat itu
dalam meminta pertanggungjawaban pemerintah. Kemudian selanjutnya
interpelasi ke dua yang diajukan kepada menteri penerangan,
sebagaimana para wakil itu membela khamr, maka mereka juga membela
dansa padahal mereka itu sudah berjanji kepada Allah untuk membela
syari'at-Nya. Kemudian selanjutnya dibahas interplasi ke tiga, akan tetapi
para wakil rakyat ini melihat bahwa permintaan tanggung jawab si
menteri perhubungan ini sesuai dengan selera mereka (maka mereka
membela interpelasi sang wakil rakyat itu), maka pada akhirnya sang wakil
yang 'alim itu berdiri ke podium dan berkata kepada para wakil di
parlemen:
(Wahai hadirat para wakil yang terhormat, saya bukanlah
penyembah jabatan, dan saya juga tidak menginginkan kursi ini karena
kedudukannya, sungguh syi'ar saya dahulu adalah (Berikan suaramu
kepadaku agar kami benahi dunia ini dengan agama) dan dahulu saya
mengira bahwa cukup untuk mencapai tujuan ini dengan mengajukan
proyek-proyek undang-undang Islamiyyah, akan tetapi telah nampak jelas
bagi saya bahwa majelis kita ini tidak memandang hukum Allah kecuali
lewat hawa nafsu kepartaian dan mana mungkin hawa nafsu itu
mempersilahkan agar kalimat Allah itu adalah yang paling tinggi.
Saya telah mendapatkan bahwa jalan saya untuk menuju tujuan itu
telah dan selalu tertutup di antara kalian, oleh sebab itu saya
mengumumkan pengunduran diri saya dari parlemen ini tanpa ada
penyesalan dan rasa sayang akan hilangnya keanggotan saya ini).
Dan pulanglah sang wakil rakyat yang 'alim ini ke rumahnya pada
bulan April tahun 1981, dan majelispun ditutup.
Sang wakil rakyat yang 'alim ini telah meninggalkan parlemen itu,
kemudian beberapa tahun berikutnya dia pergi meninggalkan dunia yang
fana ini, dan parlemenpun tetap selalu memutuskan, menetapkan hukum,
dan melaksanakan dengan selain apa yang Allah turunkan.