BAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangPerubahan yang normal dalam bentuk dan fungsi
otak yang sudah tua harus dibedakan dari perubahan yang disebabkan
oleh penyakit yang secara abnormal mengintensifkan sejumlah proses
penuaan. Salah satu manifestasi klinik yang khas adalah timbulnya
demensia. Penyakit semacam ini sering dicirikan sebagai pelemahan
fungsi kognitif atau sebagai demensia. Memang, demensia dapat
terjadi pada umur berapa saja, bergantung pada faktor penyebabnya,
namun demikian demensia sering terjadi pada lansia. Orang awam
mengetahui juga adanya gejala demensia yang dinamakannya pikun.
Namun pikun selalu dihubungkan dengan usia yang sudah lanjut. Orang
tua dapat menjadi pikun dan hal ini dianggap lazim. Keluarga
seorang yang pikun baru membawa kakek dan neneknya ke dokter,
karena perangai kakek atau neneknya mengganggu. Dari aspek medik,
demensia merupakan masalah yang tak kalah rumitnya dengan masalah
yang terdapat pada penyakit kronis lainnya (stroke, diabetes
mellitus, hipertensi, keganasan). Ilmu kedokteran dan kesehatan
mengemban misi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Seseorang
yang mengalami demensia pasti akan mengalami penurunan kualitas
hidup. Keberadaannya dalam lingkungan keluarga dan masyarakat
menjadi beban bagi lingkungannya, tidak dapat mandiri lagi.
B. Rumusan MasalahBagaimana konsep dasar asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan demensia?
C. Tujuan Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan pada
pasien dengan demensia.
D. ManfaatSebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai
konsep dasar asuhan keperawatan pada pasien dengan demensia. E.
Metode PenulisanMakalah ini ditulis dengan teknik deskriptif
kualitatif dimana data-data bersifat sekunder. Makalah ini
ditunjang dari dari data-data studi kepustakaan yaitu dari
buku-buku literattur penunjang masalah yang dibahas. F. Sistematika
Penulisan Bab I PendahuluanA. Latar Belakang MasalahB. Rumusan
MasalahC. TujuanD. ManfaatE. Metode PenulisanF. Sistematika
PenulisanBab II Pembahasan A. Konsep Dasar PenyakitB. Konsep Dasar
Asuhan KeperawatanBab III Penutup A. Simpulan B. Saran
BAB IIPEMBAHASAN
A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi/PengertianDemensia dapat diartikan sebagai gangguan
kognitif dan memori yang dapat mempengaruhi aktifitas sehari-hari.
Penderita demensia seringkali menunjukkan beberapa gangguan dan
perubahan pada tingkah laku harian (behavioral symptom) yang
mengganggu (disruptive) ataupun tidak menganggu
(non-disruptive).Grayson (2004) menyebutkan bahwa demensia bukanlah
sekedar penyakit biasa, melainkan kumpulan gejala yang disebabkan
beberapa penyakit atau kondisi tertentu sehingga terjadi perubahan
kepribadian dan tingkah laku.Demensia adalah istilah umum yang
digunakan untuk menggambarkan kerusakan fungsi kognitif global yang
biasanya bersifat progresif dan mempengaruhi aktivitas social dan
okupasi yang normal juga aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS).
(Mickey Stanley, 2006)Sindrom demensia dapat didefinisikan sebagai
deteriorasi kapasitas intelektual dapat diakibatkan oleh pnyakit di
otak. Sindrom ini ditandai olah gangguan kognitif, emosional, dan
psikomotor. (Lumbantobing, 2006)Demensia adalah satu penyakit yang
menyebabkan sel-sel otak yang mati secara abnormal. Hanya satu
terminologi yang digunakan untuk menerangkan penyakit otak
degeneratif yang progresif. Daya ingat, pemikiran, tingkah laku dan
emosi terjejas bila mengalami demensia. Penyakit ini dapat dialami
oleh semua orang dari berbagai latar belakang pendidikan maupun
kebudayaan. Walaupun tidak terdapat perawatan khusus untuk
demensia, namun perawatan untuk menangani gejala boleh
dilakukan
2. EpidemiologiLaporan Departemen Kesehatan tahun 1998, populasi
usia lanjut diatas 60 tahun adalah 7,2 % (populasi usia lanjut
kurang lebih 15 juta). Peningkatan angka kejadian kasus demensia
berbanding lurus dengan meningkatnya harapan hidup suatu populasi.
Kira-kira 5 % usia lanjut 65 70 tahun menderita demensia dan
meningkat dua kali lipat setiap 5 tahun mencapai lebih 45 % pada
usia diatas 85 tahun. Pada negara industri kasus demensia 0.5 1.0 %
dan di Amerika jumlah demensia pada usia lanjut 10 15% atau sekitar
3 4 juta orang. Demensia terbagi menjadi dua yakni Demensia
Alzheimer dan Demensia Vaskuler. Demensia Alzheimer merupakan kasus
demensia terbanyak di negara maju Amerika dan Eropa sekitar 50-70%.
Demensia vaskuler penyebab kedua sekitar 15-20% sisanya 15- 35%
disebabkan demensia lainnya. Di Jepang dan Cina demensia vaskuler
50 60 % dan 30 40 % demensia akibat penyakit Alzheimer.
3. Etiologi Disebutkan dalam sebuah literatur bahwa penyakit
yang dapat menyebabkan timbulnya gejala demensia ada sejumlah tujuh
puluh lima. Beberapa penyakit dapat disembuhkan sementara sebagian
besar tidak dapat disembuhkan (Mace, N.L. & Rabins, P.V. 2006).
Sebagian besar peneliti dalam risetnya sepakat bahwa penyebab utama
dari gejala demensia adalah penyakit Alzheimer, penyakit vascular
(pembuluh darah), demensia Lewy body, demensia frontotemporal dan
sepuluh persen diantaranya disebabkan oleh penyakit lain.Tiap
penyakit yang melibatkan otak dapat menyebabkan demensia, misalnya
: gangguan peredaran darah di otak, radang, neoplasma, gangguan
metabolic, penyakit degenerative. Semua hal ini harus ditelusuri.
Gejala atau kelainan yang menyertai demensia kita teliti. Sering
diagnose etiologi dapat ditegakkan melalui atau dengan bantuan
kelainan yang menyertai, seperti : hemiparese, gangguan
sensibilitas, afasia, apraksia, rigiditas, tremor. (Lumbantobing,
2006)Lima puluh sampai enam puluh persen penyebab demensia adalah
penyakit Alzheimer. Alzhaimer adalah kondisi dimana sel syaraf pada
otak mati sehingga membuat signal dari otak tidak dapat di
transmisikan sebagaimana mestinya (Grayson, C. 2004). Penderita
Alzheimer mengalami gangguan memori, kemampuan membuat keputusan
dan juga penurunan proses berpikir.
4. Klasifikasi a. Menurut Umur:1) Demensia senilis (>65th)2)
Demensia prasenilis (