Top Banner

of 22

Definisi Gagal Napas

Apr 14, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/29/2019 Definisi Gagal Napas

    1/22

    JOURNAL

    SINDROM GAGAL NAFAS

    Oleh :

    Faradita Arianti Nugraha

    01.208.5651

    Pembimbing :

    dr. Taufik Kresno, Sp.PD,SH

    BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM

    RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA

    SEMARANG

    2013

    1

  • 7/29/2019 Definisi Gagal Napas

    2/22

    A. DEFINISI GAGAL NAPAS

    Gagal napas merupakan suatu sindrom yang terjadi akibat ketidakmampuan

    sistem pulmoner untuk mencukupi kebutuhan metabolisme (eliminasi CO2 dan

    oksigenasi darah). Sistem pernapasan gagal untuk mempertahankan suatu keadaan

    pertukaran udara antara atmosfer dengan sel-sel tubuh yang sesuai dengan

    kebutuhan normal (johanes dkk, 2006)

    Gagal napas terjadi bila: 1). PO2 arterial (PaO2) < 60 mmHg, atau 2). PCO2

    arterial (PaCO2) > 45 mmHg (ada yang mengatakan PaCO2 > 50 mmHg), kecuali

    jika peningkatan PCO2 merupakan kompensasi dari alkalosis metabolic.

    PaO2 < 60 mmHg, yang berarti ada gagal napas hipoksemia, berlaku bila

    bernapas pada udara ruangan biasa (fraksi O2 inspirasi [F1O2] = 0,21), maupun saat

    mendapat bantuan oksigen.

    PCO2 > 45 mmHg yang berarti gagal napas hiperkapnia, kecuali ada keadaanasidosis metabolic. Tubuh pasien yang asidosis metabolic secara fisiologis akan

    menurunkan PaCO2 sebagai kompensasi terhadap PH darah yang rendah. Tetapi jika

    ditemukan PaCO2 meningkat secara tidak normal, meskipun masih dibawah 45

    mmHg pada keadaan asidosis metabolic, hal ini dianggap sebagai gagal napas tipe

    hiperkapnia.

    B. KLASIFIKASI GAGAL NAPAS

    2

  • 7/29/2019 Definisi Gagal Napas

    3/22

    Gagal napas dapat diklasifikasikan menjadi gagal napas hiperkapnia dan gagal

    napas hipoksemia. Berdasarkan waktunya dapat dibagi menjadi gagal napas akut

    dan gagal napas kronik. Gagal napas akut berkembang dalam waktu menit sampai

    jam, PH darah kurang dari 7,3. Gagal napas kronik berkembang dalam beberapa

    hari atau lebih lama, terdapat waktu untuk ginjal mengkompensasi dan

    meningkatkan konsentrasi bikarbonat, oleh karena itu biasanya PH hanya menurun

    sedikit.

    1. GAGAL NAPAS HIPOKSEMIA / GAGAL NAPAS TIPE I / GAGAL

    OKSIGENASI

    Gagal napas hipoksemia lebih sering dijumpai daripada gagal napas

    hiperkapnia. Pasien tipe ini mempunyai nilai PaO 2 yang rendah tetapi PaCO2

    normal atau rendah. PaCO2 tersebut membedakannya dari gagal napas

    hiperkapnia, yang masalah utamanya adalah hipoventilasi alveolar. Selain pada

    lingkungan yang tidak biasa, dimana atmosfer memiliki kadar oksigen yang

    sangat rendah, seperti pada ketinggian, atau saat oksigen digantikan oleh udara

    lain, gagal napas hipoksemia menandakan adanya penyakit yang mempengaruhi

    parenkim paru atau sirkulasi paru. Contoh klinis yang umum menunjukkan

    hipoksemia tanpa peningkatan PaCO2 ialah pneumonia, aspirasi isi lambung,

    emboli paru, asma, dan ARDS.

    Patofisiologi gagal napas hipoksemia

    Hipoksemia dan hipoksia

    Istilah hipoksemia menunjukkan PO2 yang rendah di dalam darah arteri

    (PaO2) dan dapat digunakan untuk menunjukkan PO2pada kapiler, vena dan

    3

  • 7/29/2019 Definisi Gagal Napas

    4/22

    kapiler paru. Istilah tersebut juga dipakai untuk menekankan rendahnya

    kadar O2 darah atau berkurangnya saturasi oksigen di dalam hemoglobin.

    Hipoksia berarti penurunan penyampaian (delivery) O2 ke jaringan atau

    efek dari penurunan penyampaian O2 ke jaringan.

    Hipoksemia berat akan menyebabkan hipoksia. Hipoksia dapat pula

    terjadi akibat penurunan penyampaian O2 karena faktor rendahnya curah

    jantung, anemia, syok septic atau keracunan karbon monoksida, dimana

    PaO2 dapat meningkat atau normal.

    Mekanisme hipoksemia

    Mekanisme fisiologi hipoksemia dibagi dalam dua golongan utama,

    yaitu 1) berkurangnya PO2 alveolar dan 2) meningkatnya pengaruh

    campuran darah vena (venous admixture). Jika darah vena yang bersaturasi

    rendah kembali ke paru, dan tidak mendapatkan oksigen selama perjalanan

    di pembuluh darah paru, maka darah yang keluar di arteri akan memiliki

    kandungan oksigen dan tekanan parsial oksigen yang sama dengan darah

    vena sistemik. PO2 darah vena sistemik (PVO2) menentukan batas bawah

    PaO2. Bila semua darah vena yang bersaturasi rendah melalui sirkulasi paru

    dan mencapai keseimbangan dengan gas di rongga alveolar, maka PO2 =

    PAO2. Maka PO2 alveolar (PAO2) menentukan batas atas PO2 arteri. Semua

    nilai PO2berada diantara PVO2 dan PAO2.

    Hipoksemia arteri selalu merupakan akibat penurunan PO2 alveolar, atau

    peningkatan jumlah darah vena bersaturasi rendah yang bercampur dengan

    darah kapiler pulmonal (campuran vena).

    4

  • 7/29/2019 Definisi Gagal Napas

    5/22

    Penurunan PO2Alveolar

    Tekanan total di ruang alveolar ialah jumlah dari PO 2, PCO2, PH2O, dan

    PN2. Bila PH2O dan PN2 tidak berubah bermakna, setiap peningkatan pada

    PACO2 akan menyebabkan penurunan PaO2. Hipoventilasi alveolar

    menyebabkan penurunan PAO2, yang menimbulkan penurunan PaO2 bila

    darah arteri dalam keseimbangan dengan gas di ruang alveolus. Persamaan

    gas alveolar, bila disederhanakan menunjukkan hubungan antara PO 2 dan

    PCO2 alveolar:

    PAO2 = FiO2 x PB - PACO2

    R

    FiO2 adalah fraksi oksigen dari udara inspirasi. PB ialah tekanan

    barometric, dan R ialah rasio pertukaran udara pernapasan, menunjukkan

    rasio steady-state CO2 memasuki dan O2 meninggalkan ruang alveolar.

    Dalam praktek, PCO2 arteri digunakan sebagai nilai perkiraan PCO2 alveolar

    (PaCO2). PAO2 berkurang bila PACO2 meningkat. Jadi, hipoventilasi

    alveolar menyebabkan hipoksemia (berkurangnya PaO2).

    Persamaan gas alveolar juga mengindikasikan bahwa hipoksemia akan

    terjadi jika tekanan barometric total berkurang, seperti pada ketinggian, atau

    bila FiO2 rendah (seperti saat seseorang menghisap campuran gas dimana

    sebagian oksigen digantikan gas lain). Hal ini juga akibat penurunan PO2.

    Pada hipoksemia, yang terjadi hanya karena penurunan PaO2. Perbedaan PO2

    alveolar - arteri adalah normal pada hipoksemia karena hipoventilasi.

    Pencampuran Vena (Venous Admixture)

    Meningkatnya jumlah darah vena yang mengalami deoksigenasi, yang

    mencapai arteri tanpa teroksigenasi lengkap oleh paparan gas alveolar.

    5

  • 7/29/2019 Definisi Gagal Napas

    6/22

    Perbedaan PO2 alveolar arterial meningkat dalam keadaan hipoksemia

    karena peningkatan pencampuran darah vena. Dalam pernapasan udara

    ruangan, perbedaan PO2 alveolar arterial normalnya sekitar 10 dan 20

    mmHg, meningkat dengan usia dan saat subyek berada pada posisi tegak.

    Hipoksemia terjadi karena salah satu penyebab meningkatnya

    pencampuran vena, yang dikenal sebagai pirau kanan ke kiri (right-to-left-

    shunt). Sebagian darah vena sistemik tidak melalui alveolus, bercampur

    dengan darah yang berasal dari paru, akibatnya adalah percampuran arterial

    dari darah vena sistemik dan darah kapiler paru dengan PO 2 diantara PAO2

    dan PVO2. Pirau kanan ke kiri dapat terjadi karena: 1). Kolaps lengkap atau

    atelektasis salah satu paru atau lobus sedangkan aliran darah dipertahankan.

    2). Penyakit jantung congenital dengan defek septum. 3). ARDS, dimana

    dapat terjadi edema paru yang berat, atelektasis lokal, atau kolaps alveolar

    sehingga terjadi pirau kanan ke kiri yang berat.

    Petanda terjadinya pirau kanan ke kiri ialah: 1). Hipoksemia berat dalam

    pernapasan udara ruangan. 2). Hanya sedikit peningkatan PaO2 jika

    diberikan tambahan oksigen. 3). Dibutuhkan FiO2 > 0,6 untuk mencapai

    PaO2 yang diinginkan. 4). PaO2 < 550 mmHg saat mendapat O2 100%. Jika

    PaO2 < 550 mmHg saat bernapas dengan O2 100% maka dikatakan terjadi

    pirau kanan ke kiri.

    Ketidakseimbangan Ventilasi-Perfusi (ventilation-perfusion mismatching =

    V/Q mismatching)

    Merupakan penyebab hipoksemia tersering, terjadi ketidaksesuaian

    ventilasi-perfusi. Ketidaksesuaian ini bukan disebabkan karena darah vena

    tidak melintasi daerah paru yang mendapat ventilasi seperti yang terjadi

    pada pirau kanan ke kiri. Sebaliknya beberapa area di paru mendapat

    6

  • 7/29/2019 Definisi Gagal Napas

    7/22

    ventilasi yang kurang dibandingkan banyaknya aliran darah yang menuju ke

    area-area tersebut. Disisi lain, beberapa area paru yang lain mendapat

    ventilasi berlebih dibandingkan aliran darah regional yang relative sedikit.

    Darah yang melalui kapiler paru di area yang hipoventilasi relatif, akan

    kurang mendapat oksigen dibandingkan keadaan normal. Hal tersebut

    menimbulkan hipoksemia darah arteri. Efek ketidaksesuaian V/Q terhadap

    pertukaran gas antara kapiler-alveolus seringkali kompleks. Contoh dari

    penyakit paru yang merubah distribusi ventilasi atau aliran darah sehingga

    terjadi ketidaksesuaian V/Q adalah: Asma dan penyakit paru obstruktif

    kronik lain, dimana variasi pada resistensi jalan napas cenderung

    mendistribusikan ventilasi secara tidak rata. Penyakit vascular paru seperti

    tromboemboli paru, dimana distribusi perfusi berubah. Petunjuk akan

    adanya ketidaksesuaian V/Q adalah PaO2 dapat dinaikkan ke nilai yang dapat

    ditoleransi secara mudah dengan pemberian oksigen tambahan.

    Keterbatasan Difusi (diffusion limitation)

    Keterbatasan difusi O2 merupakan penyebab hipoksemia yang jarang.

    Dasar mekanisme ini sering tidak dimengerti. Dalam keadaan normal,

    terdapat waktu yang lebih dari cukup bagi darah vena yang melintasi kedua

    paru untuk mendapatkan keseimbangan gas dengan alveolus. Walaupun

    jarang, dapat terjadi darah kapiler paru mengalir terlalu cepat sehingga tidak

    cukup waktu bagi PO2 kapiler paru untuk mengalami kesetimbangan dengan

    PO2 alveolus. Keterbatasan difusi akan menyebabkan hipoksemia bila PAO 2

    sangat rendah sehingga difusi oksigen melalui membrane alveolar-kapiler

    melambat atau jika waktu transit darah kapiler paru sangat pendek. Beberapa

    keadaan dimana keterbatasan difusi untuk transfer oksigen dianggap sebagai

    penyebab utama hipoksemia ialah: penyakit vaskuler paru; pulmonary

    alveolar proteinosis, keadaan dimana ruang alveolar diisi cairan

    mengandung protein dan lipid.

    7

  • 7/29/2019 Definisi Gagal Napas

    8/22

    Gambaran Klinis

    Manifestasi gagal napas hipoksemik merupakan kombinasi dari

    gambaran hipoksemia arterial dan hipoksemia jaringan. Hipoksemia arterial

    meningkatkan ventilasi melalui stimulus kemoreseptor glomus karotikus,

    diikuti dispnea, takipnea, hiperpnea, dan biasanya hiperventilasi. Derajat

    respon ventilasi tergantung kemampuan mendeteksi hipoksemia dan

    kemampuan sistem pernapasan untuk merespon. Pada pasien yang fungsi

    glomus karotikusnya terganggu maka tidak ada respon ventilasi terhadap

    hipoksemia. Mungkin didapatkan sianosis, terutama di ekstremitas distal,

    tetapi juga didapatkan pada daerah sentral di sekitar membrane mukosa dan

    bibir. Derajat sianosis tergantung pada konsentrasi hemoglobin dan keadaan

    perfusi pasien.

    Manifestasi lain dari hipoksemia adalah akibat pasokan oksigen ke

    jaringan yang tidak mencukupi atau hipoksia. Hipoksia menyebabkan

    pergeseran metabolisme ke arah anaerobik disertai pembentukan asam

    laktat. Peningkatan kadar asam laktat di darah selanjutnya akan merangsang

    ventilasi. Hipoksia dini yang ringan dapat menyebabkan gangguan mental,

    terutama untuk pekerjaan kompleks dan berpikir abstrak. Hipoksia yang

    lebih berat dapat menyebabkan perubahan status mental yang lebih lanjut,

    seperti somnolen, koma, kejang dan kerusakan otak hipoksik permanen.

    Aktivitas sistem saraf simpatis meningkat. Sehingga menyebabkan

    terjadinya takikardi, diaphoresis dan vasokonstriksi sistemik, diikuti

    hipertensi. Hipoksia yang lebih berat lagi, dapat menyebabkan bradikardia,vasodilatasi, dan hipotensi, serta menimbulkan iskemia miokard, infark,

    aritmia dan gagal jantung.

    8

  • 7/29/2019 Definisi Gagal Napas

    9/22

    Manifestasi gagal napas hipoksemik akan lebih buruk jika ada gangguan

    hantaran oksigen ke jaringan (tissue oxygen delivery). Pasien dengan curah

    jantung yang berkurang, anemia, atau kelainan sirkulasi dapat diramalkan

    akan mengalami hipoksia jaringan global dan regional pada hipoksemia

    yang lebih dini. Misalnya pada pasien syok hipovolemik yang menunjukkan

    tanda-tanda asidosis laktat pada hipoksemia arterial ringan.

    2. GAGAL NAPAS HIPERKAPNIA / GAGAL NAPAS TIPE II / GAGAL

    VENTILASI

    Berdasarkan definisi, pasien dengan gagal napas hiperkapnia mempunyai

    kadar PaCO2 yang abnormal tinggi. Karena CO2 meningkat dalam ruang

    alveolus, O2 tersisih di alveolus dan PaO2 menurun. Maka pada pasien biasanya

    didapatkan hiperkapnia dan hipoksemia bersama-sama, kecuali bila udara

    inspirasi diberi tambahan oksigen. Paru mungkin normal atau tidak pada pasien

    dengan gagal napas hiperkapnia, terutama jika penyakit utama mengenai bagian

    nonparenkim paru seperti dinding dada, otot pernapasan, atau batang otak.

    Penyakit paru obstruktif kronis yang parah sering mengakibatkan gagal napas

    hiperkapnia. Pasien dengan asma berat, fibrosis paru stadium akhir, dan ARDS

    (Acute Respiratory Distres syndrome) berat dapat menunjukkan gagal napas

    hiperkapnia.

    Patofisiologi gagal napas hiperkapnia

    Hipoventilasi alveolar

    Dalam keadaan stabil, pasien memproduksi sejumlah CO2 dari proses

    metabolic setiap menit dan harus mengeliminasi sejumlah CO2 tersebut dari

    kedua paru setiap menit. Jika keluaran semenit CO2 (VCO2) menukarkan

    CO2 ke ruang pertukaran gas di kedua paru, sedangkan VA adalah volume

    9

  • 7/29/2019 Definisi Gagal Napas

    10/22

    udara yang dipertukarkan di alveolus selama semenit (ventilasi alveolar),

    didapatkan rumus:

    VCO2 (L/men) = PaCO2 (mmHg) x VA (L/men) x 1__

    863

    Untuk output CO2 yang konstan, hubungan antara PaCO2 dan VA

    menggambarkan hiperbola ventilasi, dimana PaCO2 dan VA berhubungan

    terbalik. Jadi hiperkapnia selalu ekuivalen dengan hipoventilasi alveolar, dan

    hipokapnia sinonim dengan hiperventilasi alveolar. Karena ventilasi alveolar

    tidak dapat diukur, perkiraan ventilasi alveolar hanya dapat dibuat dengan

    menggunakan PaCO2 rumus diatas.

    Ventilasi Semenit

    Pada pasien dengan hipoventilasi alveolar, VA berkurang (dan PaCO2

    meningkat). Meskipun VA tidak dapat diukur secara langung, jumlah total

    udara yang bergerak masuk dan keluar kedua paru setiap menit dapat diukur

    dengan mudah. Ini didefinisikan sebagai minute ventilation (ventilasi

    semenit, VE, L/men). Konsep fisiologis menganggap bahwa VE merupakan

    penjumlahan dari VA (bagian dari VE yang berpartisipasi dalam pertukaran

    gas) dan ventilasi ruang rugi (dead spce ventilation, VD) :

    VE = VA + VD VA = VE - VD

    VCO2 (L/men) = PaCO2 (mmHg) x VE (L/men) x (1-VD/VT)

    863

    VD/VT menunjukkan derajad insufisiensi ventilasi kedua paru. Pada

    orang normal yang sedang istirahat sekitar 30% dari ventilasi semenit tidak

    ikut berpartisipasi dalam pertukaran udara. Pada kebanyakan penyakit paru

    proporsi VE yang tidak ikut pertukaran udara meningkat, maka VD/VT

    meningkat juga.

    10

  • 7/29/2019 Definisi Gagal Napas

    11/22

    Hiperkapnia (hipoventilasi Alveolar) terjadi saat:

    1. nilai VE dibawah normal.

    2. nilai VE normal atau tinggi, tetapi rasio VD/VT meningkat.

    3. nilai VE di bawah normal, dan rasio VD/VT meningkat.

    Trakea dan saluran pernapasan menjadi penghantar pergerakan udara

    dari dan ke dalam paru selama siklus pernapasan, tetapi tidak ikut

    berpartisipasi pada pertukaran udara dengan darah kapiler paru (difusi).

    Komponen ini merupakan ruang rugi anatomis. Jalan napas buatan dan

    bagian dari sirkuit ventilator mekanik yang dilalui udara inspirasi dan

    ekspirasi juga merupakan ruang rugi anatomis. Pada pasien dengan penyakit

    paru, sebagian besar peningkatan ruang rugi total terdiri dari ruang rugi

    fisiologis. Ruang rugi fisiologis terjadi karena ventilasi regional melebihi

    jumlah aliran darah regional (ventilation-perfusion [V/Q] mismatching).

    Walaupun V/Q mismatching umumnya dianggap sebagai mekanisme

    hipoksemia dan bukan hiperkapnia, secara teori V/Q mismatchingjuga akan

    menyebabkan peningkatan PaCO2. Kenyataannnya dalam hampir semua

    kasus, kecuali dengan V/Q mismatchingyang berat, hiperkapnia merangsang

    peningkatan ventilasi, mengembalikan PaCO2 ke tingkat normal. Jadi V/Q

    mismatchingumumnya tidak menyebabkan hiperkapnia, tetapi normokapnia

    dengan peningkatan VE.

    Gambaran Klinis

    Hiperkapnia akut terutama berpengaruh pada sistem saraf pusat.

    Peningkatan PaCO2 merupakan penekanan sistem saraf pusat, mekanismenya

    terutama melalui turunnya PH cairan cerebrospinal yang terjadi karena

    peningkatan akut PaCO2. Karena CO2berdifusi secara bebas dan cepat ke

    11

  • 7/29/2019 Definisi Gagal Napas

    12/22

    dalam cairan serebrospinal, PH turun secara cepat dan hebat karena

    hiperkapnia akut.

    Peningkatan PaCO2pada penyakit kronik berlangsung lama sehingga

    bikarbonat serum dan cairan serebrospinal meningkat sebagai kompensasi

    terhadap asidosis respiratorik kronik. Kadar PH yang rendah lebih

    berkorelasi dengan perubahan status mental dan perubahan klinis lain

    daripada nilai PaCO2 mutlak.

    Gejala hiperkapnia dapat tumpang tindih dengan gejala hipoksemia.

    Hiperkapnia menstimulasi ventilasi pada orang normal, pasien dengan

    hiperkapnia mungkin memiliki ventilasi semenit yang meningkat ataumenurun, tergantung pada penyakit dasar yang menyebabkan gagal napas.

    Jadi, dispnea, takipnea, hiperpnea, bradipnea, dan hipopnea dapat

    berhubungan dengan gagal napas hiperkapnea.

    Pasien dengan gagal napas hiperkapnea akut harus diperiksa untuk

    menentukan mekanisme. Diagnosis banding utama ialah gagal napas

    hiperkapnea karena penyakit paru versus penyakit nonparu. Pasien dengan

    penyakit paru seringkali menunjukkan hipoksemia yang tidak sesuai dengan

    derajad hiperkapnia. Hal ini dapat dinilai menggunakan perbedaan PO2

    alveolar-arterial. Tetapi pasien dengan masalah nonparu dapat pula

    mempunyai hipoksemia sekunder sebagai efek kelemahan neuromuscular

    (sebagai contoh) yang mengakibatkan atelektasis atau pneumonia aspirasi.

    Kelainan pada paru berhubungan dengan peningkatan VD/VT dan karenanya

    sering menunjukkan peningkatan VE dan frekuensi pernapasan. Tetapi pasien

    yang mengalami kelumpuhan otot pernapasan sering ditemui takipneu. Efek

    dari hiperkapnea dan hipoksemia dapat menyamarkan gangguan neurologis,

    pengobatan berlebih dengan sedative, mixedema, atau trauma kepala.

    12

  • 7/29/2019 Definisi Gagal Napas

    13/22

    C. PENYEBAB GAGAL NAPAS

    Gagal napas dapat diakibatkan oleh kelainan pada otak, susunan neuromuscular,

    dinding thoraks dan diafragma, paru, serta system kardiovaskuler.

    1. Otak

    - Neoplasma

    - Epilepsi

    - Hematoma Subdural

    - Keracunan Morfin

    - CVA

    2. Susunan Neuro-muskular

    - Miastenia Gravis

    - Polyneuritis, demyelinisasi

    - Analgesia spinal tinggi

    - Pelumpuh otot

    3. Dinding Thoraks dan Diafragma

    - Luka tusuk Thoraks

    - Ruptur diafragma

    4. Paru

    - Asma

    - Infeksi paru

    - Benda asing

    - Pneumothoraks, hemathoraks

    - Edema Paru

    - ARDS

    - Aspiras

    5. Kardiovaskuler

    - Renjatan, Gagal jantung

    - Emboli paru

    6. Pasca Bedah Thoraks

    D. DIAGNOSIS GAGAL NAPAS AKUT

    Tidak mungkin untuk memperkirakan tingkat hipoksemia dan hiperkapnia dengan

    mengamati tanda dan gejala pasien. Gambaran klinis gagal napas sangat bervariasi pada

    setiap pasien. Hipoksemia dan hiperkapnia yang ringan dapat pergi tanpa disadari

    sepenuhnya. Kandungan oksigen dalam darah harus jatuh tajam untuk dapat terjadi

    perubahan dalam bernafas dan irama jantung. Untuk itu, cara mendiagnosa gagal napas

    adalah dengan mengukur gas darah pada arteri (arterial blood gases, ABG), PaO2 dan

    13

  • 7/29/2019 Definisi Gagal Napas

    14/22

    PaCO2. Selain itu dapat dilakukan pemeriksaan hitung darah lengkap untuk mengetahui

    apakah ada anemia, yang dapat menyebabkan hipoksia jaringan. Pemeriksaan lain dapat

    dilakukan untuk menunjang diagnosis underlying disease (penyakit yang mendasarinya).

    E. TATALAKSANA GAGAL NAPAS AKUT

    Gagal napas akut merupakan salah satu kegawat daruratan. Untuk itu,

    penanganannya tidak bisa dilakukan pada area perawatan umum (general care area) di

    rumah sakit. Perawatan dilakukan di Intensive Care Unit (ICU), dimana segala

    perlengkapan yang diperlukan untuk menangani gagal napas tersedia. Tujuan

    penatalaksanaan pasien dengan gagal nafas akut adalah: membuat oksigenasi arteri

    adekuat, sehingga meningkatkan perfusi jaringan, serta menghilangkan underlying

    disease, yaitu penyakit yang mendasari gagal nafas tersebut.

    Dasar-dasar fisiologis terapi

    Gagal napas hiperkapnea

    Pada hiperkapnea berarti ada hipoventilasi alveolar, tatalaksana suportif bertujuanmemperbaiki ventilasi alveolar menjadi normal, hingga diketahui dan diterapi penyakit

    yang mendasari. Kadang-kadang ventilasi alveolar dapat ditingkatkan dengan

    mengusahakan tetap terbukanya jalan napas yang efektif, bisa dengan penyedotan sekret,

    stimulasi batuk, drainase postural. Atau dengan membuat jalan napas artifisial dengan

    selang endotrakeal atau trakeostomi. Alat bantu napas mungkin diperlukan untuk

    mencapai dan mempertahankan ventilasi alveolar yang normal sampai masalah primer

    diperbaiki. Meskipun secara teoritis ventilator mekanik dapat memperbaiki ventilasi

    sesuai yang diinginkan, namun pada pasien dengan hiperkapnea kronik harus hati-hati

    dalam menurunkan hiperkapnia, karena koreksi PaCO2 hingga batas normal pada kasus

    tersebut dapat menyebabkan alkalosis yang berat dan mengancam nyawa karena sudah

    terjadi kompensasi berupa peningkatan kadar bikarbonat serum.

    14

  • 7/29/2019 Definisi Gagal Napas

    15/22

    Hipoksemia sering ditemukan pada gagal napas hiperkapnia, terutama yang didasari

    oleh penyakit paru, dan pemberian oksigen tambahan seringkali dibutuhkan. Tetapi pada

    beberapa pasien dengan hiperkapnia, oksigen tambahan dapat berbahaya bila tidak

    dimonitor dan disesuaikan secara hati-hati.

    Pasien dengan gagal napas hiperkapnik karena overdosis obat sedatif atau botulisme,

    dan kebanyakan pasien dengan trauma dada akan membaik seiring dengan berjalannya

    waktu, dan penatalaksanaan bersifat suportif. Penyakit primer yang membutuhkan terapi

    khusus ialah miastenia gravis, kelainan elektrolit, penyakit paru obstruktif, obstructive

    sleep apnea, dan miksedema.

    Gagal Napas Hipoksemia

    Suplementasi oksigen ialah terapi terpenting untuk gagal napas hipoksemik. Pada

    penyakit berat seperti ARDS, mungkin diperlukan ventilasi mekanik, positive end-

    expiratory pressure (PEEP) dan terapi respirasi tipe lain. Walaupun umumnya tidak

    didapatkan hiperkapnea, tetapi dapat terjadi karena beban kerja pernapasan menyebabkan

    kelelahan otot pernapasan. Transportasi oksigen penting untuk diperhatikan, jika ada

    anemia berat harus dikoreksi serta curah jantung yang adekuat harus dipertahankan.

    Penyakit dasar yang menyebabkan gagal napas hipoksemik harus diatasi.

    Pada beberapa pasien dengan penyakit paru yang tidak merata pada semua bagian

    paru (tidak mengenai kedua paru), memiringkan pasien pada posisi dimana area paru

    yang tidak terlibat atau yang kurang terlibat berada lebih bawah dapat meningkatkan

    oksigenasi, hal ini karena adanya gaya gravitasi. Pasien dengan hemoptisis berat atau

    sekretnya banyak tidak boleh diposisikan seperti ini karena dapat terjadi aspirasi darahatau sekret ke area yang belum terlibat. Pada pasien ARDS dengan edema paru

    nonkardiogenik difus, dianjurkan dalam posisi pronasi (tengkurap), paru akan jarang

    mengalami kolaps pada bagian yang tergantung. Selain itu lebih sedikit area paru yang

    mendapat penekanan oleh jantung atau isi abdomen.

    15

  • 7/29/2019 Definisi Gagal Napas

    16/22

    Dasar pengobatan gagal napas dibagi menjadi pengobatan nonspesifik dan yang

    spesifik. Umumnya diperlukan kombinasi keduanya. Pengobatan nonspesifik adalah

    tindakan secara langsung ditujukan untuk memperbaiki pertukaran gas paru, sedangkan

    pengobatan spesifik ditujukan untuk mengatasi penyebabnya.

    Pengobatan nonspesifik

    Pengobatan ini dapat dan harus dilakukan segera untuk mengatasi gejala-gejala

    yang timbul, agar pasien tidak jatuh ke dalam keadaan yang lebih buruk. Sambil

    menunggu dilakukan pengobatan spesifik sesuai dengan etiologi penyakitnya.

    Pengobatan nonspesifik pada gagal napas akut:

    1. Atasi hipoksemia: terapi oksigen

    2. Atasi hiperkapnia: perbaiki ventilasi

    a. Perbaiki jalan napas

    b. Ventilasi bantuan: memompa dengan sungkup muka berkantung (bag and mask),

    IPPB

    3. Ventilasi kendali

    4. Fisioterapi dada

    Terapi Oksigen

    Pada keadaan O2 turun secara akut, perlu tindakan secepatnya untuk menaikkan

    PaO2 sampai normal. Berlainan sekali dengan gagal napas dari penyakit kronik yang

    menjadi akut kembali dan pasien sudah terbiasa dengan keadaan hiperkapnia sehingga

    16

  • 7/29/2019 Definisi Gagal Napas

    17/22

    pusat pernapasan tidak terangsang oleh hipercarbic drive melainkan terhadap hypoxemic

    drive. Akibat kenaikan PaO2pasien dapat apnea.

    Terapinya dengan menaikkan konsentrasi oksigen fraksi inspirasi (FiO2),

    menurunkan konsumsi oksigen dengan hipotermi sampai 34C atau pemberian obat

    pelumpuh otot. Ventilasi dilakukan secara bantuan atau terkendali. Cara pemberian

    oksigen dapat dilakukan dengan kateter nasal, atau sungkup muka. Sungkup muka tipe

    venture dapat mengatur kadar O2 inspirasi secara lebih tepat, bila ventilasi kembali

    dengan ventilator maka konsentrasi O2 dapat diatur dari 21-100%.

    Tabel.2 Cara Pemberian O2, hubungan antara besarnya aliran udara dengan konsentrasi

    O2 Inspirasi.

    Alat Aliran O2 (L/men) Konsentrasi O2 (%)

    Kateter nasal 2-6 30-50

    Sungkup muka 4-12 35-65

    Sungkup muka tipe venturi 4-8 24, 28, 35, 40

    Ventilator Bervariasi 21-100

    Inkubator 3-8 30-40

    Atasi Hiperkapnia, perbaiki Ventilasi

    Hiperkapnia diperbaiki dengan memperbaiki ventilasinya, dari cara sederhana

    hingga dengan ventilator. Hiperkapnia berat serta akut akan mengakibatkan gangguan PH

    darah atau asidosis respiratorik, hal ini harus diatasi segera dan biasanya diperlukan

    ventilasi kendali dengan ventilator. Akan tetapi pada gagal napas dari penyakit paru

    kronis yang menjadi akut kembali (acute on chronic), keadaan hiperkapnia kronik denganPH darah tidak banyak berubah karena sudah terkompensasi oleh ginjal atau dikenal

    sebagai asidosis respiratorik terkompensasi sebagian atau penuh.

    Dalam hal ini, penurunan PaCO2 secara cepat dapat menyebabkan PH darah

    meningkat menjadi alkalosis, keadaan ini justru dapat membahayakan, dapat

    17

  • 7/29/2019 Definisi Gagal Napas

    18/22

    menimbulkan gangguan elektrolit darah terutama kalium menjadi hipokalemia, gangguan

    pada jantung seperti aritmia jantung hingga henti jantung. Penurunan tekanan CO2 harus

    secara bertahap dan tidak melebihi 4 mmHg/jam.

    a. Perbaiki jalan napas (Air Way)

    Terutama pada obstruksi jalan napas bagian atas, dengan hipereksistensi kepala

    mencegah lidah jatuh ke posterior menutupi jalan napas, apabila masih belum

    menolong maka mulut dibuka dan mandibula didorong ke depan (triple airway

    maneuver), biasanya berhasil untuk mengatasi obstruksi jalan nafas bagian atas.

    Sambil menunggu dan mempersiapkan pengobatan spesifik, maka diidentifikasi

    apakah ada obstruksi oleh benda asing, edema laring atau spasme bronkus, danlain-lain. Mungkin juga diperlukan alat pembantu seperti pipa orofaring, pipa

    nasofaring atau pipa trakea.

    b. Ventilasi Bantu

    Pada keadaan darurat dan tidak ada fasilitas lengkap, bantuan napas dapat

    dilakukan mulut ke mulut (mouth to mouth) atau mulut ke hidung (mouth to nose).

    Apabila kesadaran pasien masih cukup baik, dapat dilakukan bantuan ventilasi

    menggunakan ventilator, seperti ventilator bird, dengan ventilasi IPPB

    (Intermittent Positive Pressure Breathing), yaitu pasien bernapas spontan melalui

    mouth piece atau sungkup muka yang dihubungkan dengan ventilator. Setiap kali

    pasien melakukan inspirasi maka tekanan negative yang ditimbulkan akan

    menggerakkan ventilator dan memberikan bantuan napas sebanyak sesuai yang

    diatur.

    c. Ventilasi Kendali

    18

  • 7/29/2019 Definisi Gagal Napas

    19/22

    Pasien diintubasi, dipasang pipa trakea dan dihubungkan dengan ventilator.

    Ventilasi pasien sepenuhnya dikendalikan oleh ventilator. Biasanya diperlukan

    obat-obatan seperti sedative, narkotika, atau pelumpuh otot agar pasien tidak

    berontak dan parnapasan pasien dapat mengikuti irama ventilator.

    Fisioterapi Dada

    Ditujukan untuk membersihkan jalan napas dari sekret dan sputum. Tindakan ini

    selain untuk mengatasi gagal napas juga untuk tindakan pencegahan. Pasien diajarkan

    bernapas dengan baik, bila perlu dengan bantuan tekanan pada perut dengan

    menggunakan kedua telapak tangan pada saat inspirasi. Pasien melakukan batuk yang

    baik dan efisien. Dilakukan juga tepukan-tepukan pada dada dan punggung, kemudian

    perkusi, vibrasi dan drainase postural. Kadang-kadang diperlukan juga obat-obatan

    seperti mukolitik, bronchodilator, atau pernapasan bantuan dengan ventilator.

    Pengobatan Spesifik

    Pengobatan spesifik ditujukan pada underlying disease, sehingga pengobatan untuk

    masing-masing penyakit akan berlainan. Kadang-kadang memerlukan persiapan yangmembutuhkan banyak waktu seperti operasi atau bronkhoskopi. Macam-macam

    pengobatan spesifik dapat dilihat pada tabel.

    Tabel.3 Macam-macam pengobatan spesifik penyebab gagal napas akut

    Etiologi Pengobatan Spesifik

    7. Otak - Neoplasma

    - Epilepsi

    -Hematoma Subdural

    - Keracunan Morfin

    - CVA

    - Rawat Operasi

    - Antikonvulsi

    -Operasi

    - Nalokson

    - Rawat Intensif

    8. Susunan Neuro-muskular

    - Miastenia Gravis

    - Polyneuritis,

    - Prostigmin, Piridostigmin

    - Rawat dan bantuan napas

    19

  • 7/29/2019 Definisi Gagal Napas

    20/22

    demyelinisasi

    - Analgesia spinal tinggi

    -

    Pelumpuh otot

    ventilasi terkendali

    9. Dinding Thoraks danDiafragma

    - Luka tusuk Thoraks

    - Ruptur diafragma

    - Operasi

    - Operasi

    10. Paru- Asma

    - Infeksi paru

    - Benda asing

    - Pneumothoraks,

    hemathoraks

    -Edema Paru

    - ARDS

    - Aspirasi

    - Steroid, Bronkodilator

    - Antibiotik

    - Bronkhoskopi

    - Drainase paru

    -Diuretika, Ventilasi kendali

    11. Kardiovaskuler

    - Renjatan, Gagal jantung

    - Emboli paru

    - Obat-obatan

    - Terapi cairan

    12. Pasca bedah Thoraks - Bantuan napas

    20

  • 7/29/2019 Definisi Gagal Napas

    21/22

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. (2010). Respiratory Failure. Diakses pada tanggal 25 Juni 2010 dari

    http://www.faqs.org/health/topics

    Anonim. (2002). Respiratory Failure Fact Book. Diakses pada tanggal 24 Juni 2010 dari

    http://www.healthnewsflash.com

    Amin, Zulkifli; Purwoto, Johanes. (2006). Gagal Napas Akut. Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B.,Alwi, I., Simandibrata, M., Setiati, S (Eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi

    Keempat. Jilid 1. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI.

    Guyton, Arthur C., Hall, John E., 2005, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, edisi 9, Jakarta:EGC.

    Kaynar, Ata Murat; Sharma, Sat. (2010). Respiratory Failure. Diakses pada tanggal 23 Juni

    2010 dari http://emedicine.medscape.com/article/167981-overview

    21

    http://www.faqs.org/health/topicshttp://www.faqs.org/health/topicshttp://www.healthnewsflash.com/http://emedicine.medscape.com/article/167981-overviewhttp://www.faqs.org/health/topicshttp://www.healthnewsflash.com/http://emedicine.medscape.com/article/167981-overview
  • 7/29/2019 Definisi Gagal Napas

    22/22

    Latief, A. Said. (2002), Petunjuk Praktis Anestesiologi. Bagian Anestesiologi dan Terapi

    Intesif, Jakarta: FK UI.

    Price, Sylvia A., Wilson, Lorraine M., (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-ProsesPenyakit, volume 2, edisi 6, Jakarta : EGC.

    Rahardjo, Sri. (2002). Gagal Napas. Modul Anestesi HSC UGM. Yogyakarta: Fakultas

    Kedokteran Universitas Gadjah Mada

    22