GAMBARAN UMUM DGM & PERAN POTENSIALNYA DI INDONESIA Dedicated Grant Mechanism (DGM) merupakan inisiatif khusus di tingkat global yang didirikan di bawah Forest Investment Program (FIP),merupakan dana hibah kepada Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal di 8 negara percontohan FIP. Dana hibah ini dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas dan mendukung inisiatif Masyarakat Adat serta Masyarakat Lokal dalam program FIP di negara-negara percontohan FIP, dan memperkuat partisipasi mereka dalam implementasi program FIP dan proses REDD+ lainnya di tingkat lokal, nasional dan global. Tujuan dari dana hibah ini adalah memperkuat kapasitas Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal dalam melakukan peran aktif dan akuntabel untuk mendukung agenda nasional dan global dalam upaya mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan, pengelolaan hutan lestari dan peningkatan cadangan karbon hutan (REDD+). DGM dirancang untuk mendukung investasi yang dibuat melalui proyek FIP yang didukung oleh Bank Dunia, IFC, dan ADB di Indonesia. Beberapa kegiatan berfokus baik pada pengelolaan hutan kemasyarakatan maupun proses perencanaan tata guna lahan, dihubungkan dengan peningkatan taraf hidupmasyarakat adat dan masyarakat lokal dimana ada potensi tumpang tindih antara kegiatan tematikkegiatan FIP dan DGM. Fokus kawasan pada intervensi proyek masih harus diidentifikasi dan akan ditentukan selama fase persiapan proyek yang didukung oleh masing-masing MDB dan dipimpin oleh Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Kehutanan. Pelaksanaan DGM harus didukung dengan prinsip penentuan kebijakan sendiri (self-determination), dimana masyarakat adat dan masyarakat lokal akan menyampaikan kegiatan prioritas mereka masing-masing sesuai dengan konteks tujuan dan prinsip yang diatur dalam DGM. TUJUAN & DESIGN DGM Tujuan dari DGM adalah untuk meningkatkan kapasitas dan mendukung inisiatif spesifik Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal di negara percontohan FIP untuk memperkuat partisipasi mereka dalam program FIP dan proses REDD + lainnya di tingkat lokal, nasional dan global. Bidang tematik potensial dimana kegiatan bisa didanai antara lain (tetapi tidak terbatas) pada: (a); kebijakan tentang land tenure untuk memperkuat hak-hak masyarakat adat atas tanah dan sumber daya alam terutama di kawasan hutan (disebutkan dalam ayat 3); (b) kegiatan yang berhubungan dengan REDD+ untuk mata pencaharian dan ketahanan dan keterampilan bisnis ditingkat manajemen; (c) perencanaan tata guna lahan partisipatif melalui pemetaan, identifikasi pemanfaatan lahan dan rancangan pengelolaan lahan; (c) pemetaan dan keahlianteknis untuk REDD+; dan (d) peningkatan pengelolaan dan pengawasan hutan oleh masyarakat. Penyaluran sumber daya, jenis, dan cakupan intervensi proyek masih belum didiskusikan. Kelompok masyarakat adat dan masyarakat lokal masih perlu untuk mendefinisikan prinsip- prinsip keterlibatan dan sistem keterwakilan yang akan mengatur mekanisme keterlibatan. Saat ini dialog masih sedang berjalan dan Pemerintah RI serta masing-masing MDB diharapkan dapat meningkatkan keterlibatannya selama pengembangan proyek. Desain mekanisme diambil dari Dokumen Desain DGM yang dikembangkan oleh Kelompok Kerja Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal. Dokumen Desain menekankan kebutuhan untuk memperkuat kapasitas Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal untuk berpartisipasi secara efektif di semua tahap FIP dan proses REDD + dan menciptakan peluang kerja yang juga menghasilkan manfaat dari upaya-upaya mitigasi dan adaptasi, dengan tetapmenghormati budaya, pengetahuan tradisional dan sistem pengelolaan hutan adat. Di negara-negara percontohan FIP, program DGM adalah pelengkap bagi proyek dan program yang didukung di bawah rencana investasi FIP dengan harapan dapat memberikan manfaat yang saling menguntungkan. Dalam rangka menjaga konsistensi dengan desain dokumen FIP, DGM akan mematuhi prinsip-prinsip berikut: (a) Menghormati konteks adat dan masyarakat lokal di negara- negara percontohan (b) Partisipasi penuh dan efektif dari kelompok masyarakat adat dan komunitas local (c) Generasi penerima manfaat dari mitigasi dan adaptasi perubahan iklim selaras dengan bertambahnya peluang- peluang bagi peningkatan taraf hidup masyarakat (d) Akses yang efisien, cepat dan rendah biaya dalam penyaluran dana PERSIAPAN FIP Selama tahap desain FIP pada tahun 2009, diskusi yang diselenggarakan oleh negara-negara berkembang dan negara maju, pengamat masyarakat sipil dan perwakilan dari Bank Pembangunan Multi-lateral (MDBs) memandang perlunya dana khusus yang bermanfaat dan dikelola secara terpisah namun tetap terkait dengan FIP. Perlu disediakan sebuah mekanisme pendanaan yang didedikasikan untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari masyarakat adat dan masyarakat lokal lainnya DEDICATED GRANT MECHANISM