8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
1/71
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
2/71
Lembar Pernyataan
Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar
hasil karya sendiri yang belum pernah diajukan sebagai skripsi
atau karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga
pendidikan manapun.
Penulis
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
3/71
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaah, terucap puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang tak
henti-hentinya memberikan nikmat kepada kita semua hingga akhirnya penulis
dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini. Sholawat serta salam,
semoga selalu tercurah kepada “the real idol ” baginda Nabi Muhammad SAW,
teladan terbaik sepanjang zaman, model manusia beriman yang layak jadi panutan
dalam setiap peran. Semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di hari
pengadilan kelak.
Tentunya penyusunan skripsi ini tidak mudah dibuat, banyak pihak yang
sangat penting dalam proses tersusunnya skripsi ini. Oleh karenanya, penulis ingin
mengucapkan rasa terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada :
1. Bapak (Paturohman) dan ibunda (Yayah Hardianti) serta seluruh keluarga
besar dirumah yang sudah sangat tak terhitung jasanya kepada penulis dan
telah banyak menyayangi serta mengasihi penulis dengan berbagai bantuan
baik materil maupun immaterial. Jiwa dan raga untuk membesarkan penulis
hingga saat, aku sanga menyayangi kalian.
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
4/71
ii
6. Teman-teman Faramsi UIN Angkatan 2005, semuanya (tidak bias saya
sebutkan satu persatu) yang masing-masing mempunyai peranan penting bagi
penulis, mudah-mudahan ikatan persaudaraan kita dikekalkan hingga akhirat,
amiin
7. Mbak Eris Risenti yang sudah banyak membantu dalam penyediaan alat dan
bahan dan setia menemani proses penelitian penulis di laboratorium.
8. Mbak Pia yang telah membantu dalam proses birokrasi akademi serta seluruh
elemen farmasi UIN yang telah banyak memberi bantuan kepada penulis
9. A.Syahril Baidillah, murobbi dan tempat penulis berdiskusi soal keagamaan,
mudah-mudahan dapat membentuk keluarga yang sakinah mawaddah wa
rohmah.
10. Adikku, Gia Ardian Rahman dan Gea Arian Rahman yang telah banyak
memberi pendewasaan dalam hidup penulis, mohon maaf aa belum banyak
bisa menjadi teladan yang baik
Tentunya masih banyak pihak-pihak yang berkaitan dengan penyusunan
skripsi ini yang tidak bisa saya sebut satu persatu tapi mudah-mudahan selalu
dalam keridhoan Allah SWT. Penulis berharap penelitian ini suatu saat dapat
bermanfaat untuk dunia kesehatan khususnya, dan dunia islam pada umumnya.
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
5/71
iii
ABSTRAK
JUDUL : OPTIMASI FORMULA SEDIAAN GEL GIGI YANG
MENGANDUNG EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI ( Psidium
guajava Linn) DENGAN Na CMC SEBAGAI GELLING
AGENT
Telah dilakukan penelitian mengenai optimasi formula sediaan gel gigi
yang mengandung ekstrak daun jambu biji ( Psidium guajava L) dengan Na CMC
sebagai gelling agent. Berdasarkan data empiris, daun jambu biji ( Psidium
guajava L) sering digunakan untuk obat kumur dan dapat mengobati sariawan
bahkan sakit tenggorokan. Data hasil penelitian juga menyebutkan bahwa daun
jambu biji ( Psidium guajava L) memiliki kandungan sebgaai antiseptik alami.
Optimasi dilakukan terhadap semua bahan-bahan yang membentuk sediaan gelgigi ini. Berdasarkan hasil penelitian ini, Na CMC yang berfungsi sebagai gelling
agent optimal pada konsentrasi 6%, CaCO3 optimal pada konsentrasi 40%, Na
Lauril Sulfat optimal pad konsentrasi 3%, dan kombinasi gliserin-sorbitol optimal
pada konsentrasi 25%-5%. Perbandingan hasil pengujian yang dilakukan terhadap
sediaan gel gigi, dengan hasil pengujian sediaan pasta gigi yang sudah beredar di
pasaran menunjukkan bahwa secara umum sediaan ui hampir mirip dengan
sediaan gel gigi, Namun ekstrak daun jambu biji ( Psidium guajava L) rentan
teroksidasi cahaya dan udara sehingga secara penyimpanan dan stabilitas, sediaan
tidak bisa bertahan lama.
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
6/71
iv
ABSTRACT
TITLE : OPTIMIZATION FORMULA OF TOOTH GEL
CONTAINING LEAF EXTRACT OF GUAVA ( Psidium
guajava Linn) WITH Na CMC AS GELLING AGENT
A research about formula’s optimization of tooth gel using Na
CMC as a gelling agent. Based on empirical data, guava leaves ( Psidium guajava
L) frequently used as gargle and also can heal sprue even a sore throat. Research
data also mentions that guava leaves contain a natural antiseptic. Optimization
carried out on all the forming materials preparation of this tooth gel. Based on the
result of this research, Na CMC which acts as a gelling agent, optimal at 6% of
concentration, CaCO3 optimal at 40% of concentration, Na Lauril Sulfate optimal
at 3% of concentration, and combination of gliserin-sorbitol optimal at 25%-5%of concentration. Comparison of test result conducted on the preparation of tooth
gel form, with the test result of tooth gel preparations already circulating in the
market in general showed that the test prepration is almost similar to the dosage
form of a tooth gel, however, guava leaf extract ( Psidium guajava L) oxidized
vulnerable to light and air so that the storage and stability, preparations could not
go along way
Key words: Psidium guajava Tooth gel gelling agent
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
7/71
v
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................... i
Abstrak .......................................................................................... iiiAbstract ......................................................................................... iv
Daftar Isi ........................................................................................ vDaftar Tabel ................................................................................... vii
Daftar Gambar ............................................................................... viiiDaftar Lampiran ............................................................................. ix
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang .................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................ 3
1.3. Hipotesis .............................................................................. 3
1.4. Tujuan Penelitian ................................................................. 41.5. Manfaat Penelitian .............................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman Jambu Biji ........................................................... 5
2.1.1. Klasifikasi Tanaman ................................................. 5
2.1.2. Nama Daerah ............................................................ 5
2.1.3. Deskripsi Tanaman .................................................. 6
2.1.4. Kandungan Kimia ..................................................... 6 2.1.5. Khasiat Daun Jambu Biji ............................................ 72.2. Ekstraksi ............................................................................. 7
2.3. Gigi ....................................................................................... . 10
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
8/71
vi
4.5.6. Uji Viskositas pada berbagai kecepatan geser (rpm)... 32
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil ............................................................................... 33
5.1.1. Hasil Determinasi Tanaman ....................................... 33
5.1.2. Hasil Penapisan Fitokimia ......................................... 33
5.1.3. Hasil Optimasi dan penentuan Na CMC ..................... 34 5.1.4. Hasil Optimasi dan penentuan CaCO3 ........................ 34
5.1.5. Hasil Optimasi dan penentuan Gliserin+Sorbitol ........ 34 5.1.6. Hasil Optimasi dan penentuan Na Lauril Sulfat .......... 35
5.1.7. Hasil pengamatan organoleptis dan sediaan optimal ... 35 5.1.8. Hasil Uji Homogenitas dan Volume Pemisahan ......... 35
5.1.9. Hasil Uji Stabilitas ..................................................... 35
5.1.10. Hasil Uji Stabilitas terhadap pH ............................... 36
5.1.11. Hasil Uji Stabilitas terhadap konsistensi................... 36
5.1.12. Hasil Uji Viskositas ................................................. 36
5.2. Pembahasan ......................................................................... 36
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN6.1. Kesimpulan ......................................................................... 42
6.2. Saran ................................................................................ 42
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 43
Lampiran .................................................................................... 45
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
9/71
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Syarat mutu pasta gigi
2. Formula Optimasi Na CMC pada gel gigi
3. Formula Optimasi CaCO3 pada gel gigi
4. Formula Optimasi Gliserin+Sorbitol pada gel gigi5. Formula Optimasi Na Lauril Sulfat pada gel gigi
6. Formula Akhir optimasi sediaan gel gigi
7. Hasil Penapisan Fitokimia ekstrak kental daun jambu biji
8. Hasil optimasi Na CMC
9. Hasil penentuan Na CMC
10. Hasil optimasi CaCO3
11. Hasil penentuan CaCO312. Hasil Optimasi Gliserin+Sorbitol13. Hasil Optimasi Na Lauril Sulfat
14. Hasil Uji Stabilitas15. Hasil Uji Stabilitas Terhadap pH
16. Hasil Uji Stabilitas Terhadap Konsistensi
17. Hasil Uji Perbandingan viskositasi
13
25
27
2829
30
33
54
55
55
565657
5859
59 59
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
10/71
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambar tanaman jambu biji2. Gambar bagian-bagian gigi
3. Perbandingan nilai pH terhadap stabilitas
4. Gambar perbandingan viskositas sediaan pada pekan ke-05. Gambar perbandingan viskositas sediaan pada pekan ke-1
6. Gambar perbandingan viskositas sediaan pada pekan ke-2
7. Gambar perbandingan viskositas sediaan pada pekan ke-3
8. Gambar perbandingan viskositas sediaan pada pekan ke-4
9. Gambar hasil uji konsistensi terhadap stabilitas
10. Gambar sediaan formula optimal
11. Gambar sediaan pada suhu penyimpanan 450C
12. Gambar sediaan pada suhu penyimpanan 550C
13. Gambar sediaan pada suhu penyimpanan 270C
710
47
484849
49
50
50
51
52
52
53
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
11/71
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Hasil Uji Determinasi tanaman2. Hasil Uji Susut Pengeringan ekstrak kental daun jambu biji
3. Hasil pengujian pH
4. Hasil Pengukuran Viskositas5. Hasil Pengujian Konsistensi
6. Gambar Sediaan Optimal
7. Hasil Uji Stabilitas
8. Tabel Hasil Uji
4546
47
4850
51
52
54
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
12/71
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bumi kita memiliki potensi tumbuhan yang sangat besar. terdapat
tidak kurang dari 25.000 spesies tumbuhan berbunga di alamnya berbunga,
sekitar 80%-nya telah digunakan dalam pengobatan(WHO, IUCN dan
WWF. 1993) produk obat-obatan saat ini sangat bergantung kepada hasil-
hasil alam terutama tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu, inovasi dan kreasi
dibidang pengembangan obat-obatan yang berbasis pengobatan berbasis
herbal harus lebih dikembangkan, dengan tidak mengesampingkan mutu
keamanan dan khasiat obat, prospek dunia pengobatan berbasis herbal ini
sangat menjanjikan dan banyak diincar orang.
Salah satu tumbuhan obat yang perlu dikembangkan dan banyak
digunakan sebagai bahan obat adalah daun jambu biji ( Psidium guajava L.).
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
13/71
2
Dalam dunia kesehatan terutama kesehatan mulut, masalah yang
sering dialami oleh masyarakat pada umumnya adalah keluhan sakit gigi
yang disebabkan karies gigi dan penyakit jaringan pendukung gigi.
Walaupun penyakit ini tidak secara langsung membahayakan jiwa manusia
namun sering kali mengganggu aktivitas manusia. Salah satu cara untuk
menjaga kebersihan gigi dan mulut yaitu dengan menggosok gigi dengan
menggunakan pasta gigi.
Berdasarkan hasil penelitian para ilmuan dibuktikan bahwa daun
jambu biji dapat berkhasiat sebagai antibakteri (Iwu, 1993) dan biasa
digunakan dalam sediaan kumur pada pengobatan gusi bengkak atau
berdarah yang sudah digunakan orang sejak lama (Rain-tree.com).
Sediaan pembersih gigi adalah sediaan semi padat yang efektif
sebagai medium perawatan yang terdiri dari campuran bahan penggosok,
bahan pembersih, dan bahan tambahan agar zat aktif dapat bekerja pada
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
14/71
3
dimaksudkan untuk melihat pengaruh peningkatan konsentrasi Na CMC
yang digunakan sebagai gelling agent terhadap stabilitas fisik pasta gigi
ekstrak daun jambu biji,disamping itu, karena penelitian ini baru dilakukan
pertama kalinya, oleh karenanya masing-masing dari setiap rangkaian
formula dilakukan optimasi terhadap komponen-komponen yang lain untuk
mendapatkan formula yang lebih baik dan lebih stabil secara penyimpanan.
1.2. Perumusan Masalah
Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ekstrak etanol 70% daun jambu biji dapat dibuat menjadi
sediaan gel gigi yang stabil secara fisik dengan menggunakan Na CMC
sebagai gelling agent ?
2. Berapakah konsentrasi Na CMC yang baik digunakan sebagai gelling
agent pada sediaan gel gigi dengan menggunakan ekstrak etanol 70%
daun jambu biji?
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
15/71
4
3. Dengan menggunakan metode trial and error , diharapkan dapat
ditemukan formula yang tepat dari masing-masing komponen pembuat
gel gigi ini.
1.4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendapatkan Konsentrasi optimal dari Na CMC sebagai gelling agent
dalam pembuatan gel gigi dengan menggunakan ekstrak etanol 70%
daun jambu biji
2. Mendapatkan Formula yang optimal dari variasi formula optimasi yang
dilakukan
3. Membuat sediaan gel gigi dari ekstrak daun jambu biji yang berfungsi
sebagai antiseptik yang stabil secara fisik
1.5. Manfaat Penelitian
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
16/71
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman Jambu Biji
Tinjauan mengenai tumbuhan ini meliputi klasifikasi, nama daerah,
deskripsi tanaman, khasiat dan kegunaan serta kandungan kimia
2.1.1 Klasifikasi Tanaman
Tanaman Jambu Biji ( Psidium guajava L.) diklasifikasikan sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Myrtales
F ili M
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
17/71
6
Jawa : Jambu klutuk (Sunda), bayawas, jambu krutuk, petokal,
tokal (Jawa), jambu bender, jambu bigi (Madura)
NTB : Sotong (Bali), guawa (Ende), goihawa (Sika), kejawas,
kujawas, kojabas (Timor)
2.1.3 Deskripsi Tanaman
Tanaman jambu biji merupakan tanaman semak atau pohon dengan
ketinggian 3–10 meter, kulit batang halus permukaannya, berwarna coklat
dan mudah mengelupas. Daun berhadapan, bertulang menyirip, berbintik,
berbentuk bulat telur agak menjorong atau agak bundar sampai meruncing,
panjang helai daun 6–14 cm, lebar 3–6 cm, panjang tangkai 3–7 cm, daun
yang muda berambut, daun yang tua permukaan atasnya menjadi licin.
Pembungaan terdiri dari 1–3 bunga, panjang gagang pembungaan 2–4 cm,
panjang kelopak 7–10 mm, tajuk berbentuk bundar telur sungsang,
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
18/71
7
kopanen, tannin, farnesen, humulen, selinen, kardinen dan kurkumen
(Zakaria, 1994)
2.1.5 Khasiat Daun Jambu Biji
Daun jambu biji berkhasiat sebagai obat antara lain untuk mengobati
penyakit gastroenteritis, muntah-muntah, diare, luka-luka, penyakit kulit
seperti ulcer, gusi bengkak, sakit gigi, batuk, sakit tenggorokan, sariawan,
keputihan, diabetes, antiseptik, antibakteri, analgesik, antispasmodik,
antipiretik, antiinflamasi, dan disentri (Zakaria, 1994)
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
19/71
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
20/71
9
Ø Digesti
Adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada temperatur
yang lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar), yaitu secara umum
dilakukan pada temperatur 40-50 oC.
Ø Infus
Adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas
air(bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur
terukur 96-98 oC) selama waktu tertentu (15-20 menit).
Ø Dekok
Adalah infus pada waktu yang lebih lama dan temperatur sampai titik
didih air.
2. Destilasi uap
Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap
(minyak atsiri) dari bahan (segar atau simplisia) dengan uap air
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
21/71
10
2.3. Gigi
Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut. Fungsi
utama dari gigi adalah untuk merobek dan mengunyah makanan. Gigi
tertanam di dalam tulang rahang bawah dan atas serta tersusun dalam dua
lengkung. Lengkung rahang atas lebih besar dari pada lengkung rahang
bawah.
Gigi tetap berjumlah 32 pada setiap setengah rahang terdapat 8 buah
gigi, yaitu 2 gigiinsisivus, 1 kaninus, dan 2 premolar yang menggantikan
kedua molar gigi susu dan tambahan 3 molar lagi di bagian posterior.
http://id.wikipedia.org/wiki/Muluthttp://id.wikipedia.org/wiki/Makananhttp://id.wikipedia.org/wiki/Makananhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mulut
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
22/71
11
Gigi terdiri dari:
a. Mahkota gigi (mahkota klinis) yaitu bagian yang menonjol di atas
gusi (gingiva), sedangkan mahkota anatomis adalah bagian yang
dilapisi email
b. Akar gigi yaitu bagian yang terpendam dalam alveolus pada tulang
maksila atau mandibula
c. Leher gigi (serviks) yaitu tempat bertemunya mahkota anatomis dan
akar gigi. Di bagian tengah gigi terdapat rongga pulpa yang
melanjutkan diri menjadi saluran akar yang berakhir pada foramen
apikal. Rongga pulpa ini dikelilingi oleh dentin dan di bagian luar
dentin dilapisi oleh email (pada mahkota) dan sementum (pada akar).
Email atau enamel adalah bahan terkeras pada tubuh. Terdiri atas 97
% bahan berkapur, terutama kalsium fosfat dalam bentuk kristal apatit, dan
hanya 1 % bahan organik. Bahan organiknya terdiri dari enamelin, suatu
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
23/71
12
2.4. Pasta Gigi
Dalam catatan sejarah, pertama kali pasta gigi pada peradaban
manusia ditemukan pada 1550 SM di Mesir kuno, dimana bahan-bahan
pembuatnya terdiri dari campuran serbuk batu api, tanah liat, kemenyan
dan madu. Sedangkan pada masa Romawi dan Yunani kuno, pasta gigi
terbuat dari serbuk tanduk rusa, serbuk tulang hewan, serbuk batu apung
dan marmer, madu dan berbagai macam tumbuhan obat yang digunakan
hingga ke zaman pertengahan. Sedangkan produk pasta gigi komersial
yang sudah diproduksi di pasaran dimulai di Amerika Serikat pada tahun
1850 dengan nama Sheffield Toothpaste (Mitsui, 1997).
Pasta gigi adalah produk semipadat yang terdiri dari campuran bahan
penggosok, bahan pembersih dan bahan tambahan yang digunakan untuk
membantu membersihkan gigi tanpa merusak gigi maupun membran
mukosa mulut.
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
24/71
13
Syarat mutu pasta gigi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Syarat mutu pasta gigi (SNI 12-3524-1995)
No Jenis Uji Satuan Syarat
1 Sukrosa atau karbohidrat lain yang dapat
terfermentasi
- Negatif
2 pH - 4,5 – 10,5
3 Cemaran logam
Pb
Hg
As
ppm
ppm
ppm
Maksimal 5,0
Maksimal 0,02
Maksimal 2,0
4 Campuran Mikroba
Angka lempeng total
E. coli
-
-
< 105
Negatif
5 Zat Pengawet Sesuai dengan yang
diijinkan Dept. Kes
6 Formaldehida maks. sebagai formaldehida
bebas
% 0,1
7 Flour bebas ppm 800 1500
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
25/71
14
Karakteristik yang penting dari pasta gigi adalah konsistensi,
kemampuan menggosok, penampilan, pembentukan busa, rasa, stabilitas
dan keamanan.
a. Konsistensi
Konsistensi menggambarkan reologi dari pasta. konsistensi ideal dari
pasta yaitu mudah dikeluarkan dari tube, cukup keras sehingga dapat
mempertahankan bentuk pasta minimal selama 1 menit. konsistensi dapat
diukur melalui densitas, viskositas, kelenturan. Viskositas adalah ukuran
resistensi zat cair untuk mengalir. Makin besar resistensi suatu zat cair
untuk mengalir, makin besar pula viskositasnya.
b. Kemampuan menggosok
Pasta gigi dapat memiliki kemampuan menggosok yang sangat
bervariasi. pasta gigi yang ideal harus memiliki kemampuan menggosok
yang cukup untuk dapat dibersihkan dan membersihkan partikel atau noda
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
26/71
15
e. Rasa
Rasa dan aroma merupakan hal yang paling diperhatikan konsumen
dan merupakan karakteristik yang penting untuk mengetahui apakah
konsumen akan membeli produk atau tidak.
f. Stabilitas
Formulasi pasta gigi harus stabil, sesuai dengan waktu penyimpanan.
waktu penyimpanan pasta gigi dapat mencapai tiga tahun. Sediaan pasta
gigi tidak boleh memisah atau terjadi sineresis. Viskositas dan pH sediaan
pasta gigi harus dapat dipertahankan selama waktu penyimpanan.
2.5. Gel
Gel adalah suatu sistem setengah padat yang terdiri dari suatu
dispersi yang tersusun baik dari partikel anorganik yang kecil atau molekul
organik yang besar dan saling diresapi cairan. (DepKes RI, 1995)
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
27/71
16
konsentrasi bahan pembentuk gel yang dibutuhkan hanya sedikit untuk
membentuk massa gel yang baik, viskositas gel tidak mengalami
perubahan yang berarti pada suhu penyimpanan (Lieberman, 1989).
Gel merupakan salah satu bentuk sediaan untuk beberapa rute
pemberian obat. Gel digunakan sebagai sediaan yang diberikan secara oral,
topikal, vaginal, dan rektal. Gel dan jelli termasuk ke dalam sediaan gel
dibuat tampilan yang seragam dari transparan hingga semi
tranparan.(Mitsui, 1997). Komponen utama gel terdiri dari basis gel
dan pelembut, surfaktan, zat pengawet, zat aktif, pewarna, dan parfum.
Pada sediaan gel yang transparan, maka zat tambahan harus dapat larut dan
terdispersi dalam basisnya.(Mitsuii, 1997).
2.5.1 Bahan-bahan dalam pembuatan Gel Gigi
Bahan-bahan yang umum digunakan dalam pasta gigi adalah
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
28/71
17
B. Detergen
Detergen dan pembentukan busa digunakan dalam sediaan
pembersih gigi untuk membantu membersihkan noda dengan cara
menurunkan tegangan permukaan. Hal ini akan meningkatkan penetrasi
sehingga membantu menghilangkan noda. Detergen harus tidak berasa,
tidak toksik, tidak mengiritasi dalam mukosa mulut. Kualitas busa sangat
penting karena busa mempunyai pengaruh dalam penilaian terhadap
penampilan dan kenyamanan sediaan pembersih gigi. Konsentrasi
detergen dalam formula biasanya 0,5-2,0%. Detergen yang umum biasa
digunakan adalah natrium lauril sulfat.
C. Humektan
Humektan penting digunakan untuk mencegah pengeringan sediaan
pembersih gigi yang biasanya terjadi bila tutup tube terbuka. Humektan
dapat juga berfungsi sebagai pelicin sediaan dan untuk mencegah
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
29/71
18
gum alam seperti lumut inggris, gum tragakan, selulosa sintetik, Na
CMC, Magnesium Alumunium Silicate dan lain-lain.
E. Penambah rasa ( flavour )
Pemilihan penambah rasa merupakan salah satu langkah penting
dalam membuat formula sediaan pembersih gigi. Penambah rasa dipilih
dengan fungsi yang optimal. Konsumen lebih menyukai sediaan
pembersih gigi dengan rasa yang dapat meninggalkan sensasi segar
dalam mulut dan kesan bersih. Penambah rasa yang umum ditambahkan
adalah mentol untuk memberikan kesan dingin.
F. Bahan tambahan lain
Bahan tambahan lain yang digunakan dalam sediaan pembersih gigi
adalah pengawet. Penambahan pengawet digunakan untuk menjaga dan
mencegah pertumbuhan mikroorganisme pada sediaan pembersih gigi.
Bahan pengawet yang biasa digunakan adalah campuran dari metil paraben.
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
30/71
19
BAB III
KERANGKA KONSEP
Maserasi dengan etanol
Daun jambu biji dapat
berkhasiat sebagai antiseptik alami
Pembuatan sediaan mulut
berbasis herbal masih sangat
terbatas.
Proses penyiapan simplisia kering
Daun Jambu BijiDeterminasi tanaman di
Herbarium Bogoriense
LIPI Puslit Biologi
Evaporasi
Ekstrak kental daun jambu biji
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
31/71
20
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia Farmasi FKIK UIN-
Jakarta dan Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian dimulai dari bulan mei sampai bulan September 2009.
4.2. Alat dan Bahan
4.2.1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari, Spatula,
timbangan analitik, toples, Vacuum Rotary Evaporator , Lumpang dan Alu,
pH meter, Oven, Inkubator, Labu Erlenmeyer, Viskometer Brookfield,
Kaca Arloji, Beaker Glass, Gelas Ukur, Pipet.
4.2.2. Bahan
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
32/71
21
4.3. Metode Penelitian
4.3.1. Determinasi, Penyiapan Simplisia, dan penapisan fitokimia
4.3.1.1. Determinasi dan Penyiapan Simplisia
Penelitian mengenai optimasi formula gel gigi ini demulai dengan
melakukan determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense, Pusat
Penelitian Biologi, LIPI, Cibinong. Daun Jambu Biji ( Psidium guajava.
Linn) yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik
(BALITTRO) Depertemen Pertanian Bogor tersebut selanjutnya disortasi
kering, lalu dicuci dan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan,
setelah kering, setelah itu daun jambu biji di potong kecil-kecil sehingga
didapat simplisia kering yang kemudian digunakan untuk proses
maserasi.
4.3.1.2. Penapisan fitokimia (Farnsworth, 1969)
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
33/71
22
pengocokan dalam tabung reaksi, diambil larutan bagian atasnya ( larutan
B). Larutam A diteteskan beberapa tetes pada kertas saring dan disemprot
atau ditetesi dengan pereaksi Dragendroff, terbentuk warna merah atau
jingga pada kertas saring menunjukkan adanya senyawa alkaloid.
Larutan B dibagi dalam 2 tabung reaksi, ditambahkan masing-masing
pereaksi Dragendroff dan pereaksi Mayer, terbentuk endapan merah bata
dengan pereaksi Dragendroff atau endapan putih dengan pereaksi Mayer
menunjukkan adanya senyawa alkaloid.
b. Identifikasi flavonoid
Sebanyak + 10 gram serbuk ditambah 100 ml air panas, didihkan
selama 5 menit, saring. Ambil 5 ml filtratnya (dalam tabung reaksi),
ditambahkan serbuk Mg secukupnya dan 1 ml asam klorida pekat dan 2
ml amil alkohol, kocok kuat dan biarkan memisah. Terbentuknya warna
h k i t ji d l i il lk h l j kk
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
34/71
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
35/71
24
h. Identifikasi kumarin
Sebanyak + 2 gram serbuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
ditambahkan 10 ml kloroform. Corong yang diberi lapisan kapas yang
telah dibasahi dengan air dipasag pada mulut tabung, kemudian
dipanaskan selama 30 menit, setelah dingin disaring. Filtrat diuapkan
dengan cawan penguap hingga kering, sisa ditambah air panas 10 ml,
dinginkan kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan
0,5 ml amoniak 1 %. Diamati dibawah sinar UV 366 nm, flouresensi biru
atau hijau menunjukkan adanya kumarin.
4.3.2. Pembuatan Ekstrak
Pembuatan ekstrak daun jambu biji ( Psidium guajava L.)
menggunakan metode ekstraksi cara dingin dengan cara maserasi dan
memakai etanol 70% sebagai pelarut. Ekstraksi cara dingin memiliki
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
36/71
25
Daun jambu biji yang sudah dibuat derajat halus dimasukkan
dalam gelas piala besar dan diberi etanol hingga seluruh simplisia
terendam. Pelarut dilebihkan setinggi kurang lebih 2,5 cm diatas
permukaan serbuk (Harbone, 1996, Depkes RI, 1996). Proses maserasi
dilakukan selama 3 jam sambil diaduk. Lalu disaring menggunakan
kapas untuk menyaring ampas. Proses ini dilakukan berulang-ulang
hingga tidak ada lagi senyawa yang terekstrak yang ditandai dengan
warna pelarut yang jernih. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan, disaring
dengan menggunakan kertas saring dan diuapkan etanolnya hingga
didapat ekstrak etanol yang kental.
4.3.3. Optimasi dan penentuan Na CMC
Tabel 2. Formula optimasi Na CMC pada gel gigi
BahanFormula
1 2 3 4
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
37/71
26
Na CMC dikembangkan terlebih dahulu dalam air panas dengan
cara menaburkannya diatas air, lalu didiamkan selama + 15 menit agar
memudahkan dalam proses pembuatan, setelah itu aduk kuat-kuat secara
constant sehingga basis gel berhasil dibuat homogen.
Setelah itu, CaCO3 dimasukkan kedalam basis gel tersebut, diaduk
hingga homogen bersama basis gel (M1). Dalam lumpang yang terpisah,
Gliserin dicampurkan bersama dengan sorbitol dan Ekstrak daun jambu
biji (M2). Na Lauril sulfat dilarutkan dalam air terlebih dahulu sebelum
dicampurkan dengan bahan-bahan lainnya (M3).
M2 (Ekstrak+Gliserin+Sorbitol) dicampurkan kedalam M1(Na
CMC+CaCO3), diaduk hingga homogen.Setelah itu, ditambahkan M3
(Na lauril sulfat+air), diaduk perlahan hingga homogen. Nipagin, Na
Metabisulfit, dan minyak permen ditambahkan setelah semua massa
(M1+M2+M3) tercampur homogen, diaduk perlahan-lahan hingga semua
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
38/71
27
4.3.4. Optimasi dan penentuan CaCO3
Tabel 3. Formula optimasi CaCO3 (Kalsium Karbonat) pada gel gigi
Setelah optimasi konsentrasi Na CMC dan Ekstrak yang sesuai,
ditemukan. Maka dalam formulasi kali ini, dilakukan proses optimasi dan
BahanFormula
1 2 3 4
Ekstrak Daun Jambu Biji (%) 2,0 2,0 2,0 2,0
Na CMC (%) 6,0 6,0 6,0 6,0
Kalsium Karbonat (%) 20 30 40 50
Gliserin (%) 15 15 15 15
Larutan Sorbitol (%) 10 10 10 10
Na-Lauril Sulfat (%) 2,0 2,0 2,0 2,0
Minyak Permen (%) 0,75 0,75 0,75 0,75
Nipagin (%) 0,1 0,1 0,1 0,1 Nipasol (%) 0,01 0,01 0,01 0,01
Na-Meta Bisulfit (%) 1,0 1,0 1,0 1,0
Aquadest sampai dengan (ml) 100 100 100 100
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
39/71
28
4.3.5. Optimasi dan penentuan Gliserin+Sorbitol
Tabel 4. Formula optimasi Gliserin+Sorbitol pada gel gigi
Dalam formula ini, dilakukan proses optimasi dari
Gliserin+Sorbitol yang bertujuan untuk menemukan konsentrasi dari
BahanFormula
1 2 3 4
Ekstrak Daun Jambu Biji (%) 2,0 2,0 2,0 2,0
Na CMC (%) 6,0 6,0 6,0 6,0
Kalsium Karbonat (%) 40 40 40 40
Gliserin (%) 15 20 25 30
Larutan Sorbitol (%) 15 10 5,0 0
Na-Lauril Sulfat (%) 2,0 2,0 2,0 2,0
Minyak Permen (%) 0,75 0,75 0,75 0,75
Nipagin (%) 0,1 0,1 0,1 0,1 Nipasol (%) 0,01 0,01 0,01 0,01
Na-Meta Bisulfit (%) 1,0 1,0 1,0 1,0
Aquadest sampai dengan (ml) 100 100 100 100
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
40/71
29
4.3.6. Optimasi dan penentuan Na Lauril Sulfat
Tabel 5. Formula optimasi Na Lauril Sulfat pada gel gigi
Dalam formula ini, dilakukan proses optimasi dari Na Lauril Sulfat
yang bertujuan untuk menemukan konsentrasi pembuat busa yang paling
BahanFormula
1 2 3 4
Ekstrak Daun Jambu Biji (%) 2,0 2,0 2,0 2,0
Na CMC (%) 6,0 6,0 6,0 6,0
Kalsium Karbonat (%) 40 40 40 40
Gliserin (%) 25 25 25 25
Larutan Sorbitol (%) 5,0 5,0 5,0 5,0
Na-Lauril Sulfat (%) 10 5,0 3,0 2,0
Minyak Permen (%) 0,75 0,75 0,75 0,75
Nipagin (%) 0,1 0,1 0,1 0,1 Nipasol (%) 0,01 0,01 0,01 0,01
Na-Meta Bisulfit (%) 1,0 1,0 1,0 1,0
Aquadest sampai dengan (ml) 100 100 100 100
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
41/71
30
4.4. Formula Optimal Sediaan
Tabel 6. Formula akhir optimasi sediaan gel gigi
4.5. Pengukuran dan Pengujian Hasil Formula Optimasi
4.5.1. Organoleptis
BahanFormula
1 2 3 4
Ekstrak Daun Jambu Biji (%) 2,0 2,0 2,0 2,0
Na CMC (%) 6,0 6,0 6,0 6,0
Kalsium Karbonat (%) 40 40 40 40
Gliserin (%) 25 25 25 25
Larutan Sorbitol (%) 5,0 5,0 5,0 5,0
Na-Lauril Sulfat (%) 3,0 3,0 3,0 3,0
Minyak Permen (%) 0,75 0,75 0,75 0,75
Nipagin (%) 0,1 0,1 0,1 0,1 Nipasol (%) 0,01 0,01 0,01 0,01
Na-Meta Bisulfit (%) 1,0 1,0 1,0 1,0
Aquadest sampai dengan (ml) 100 100 100 100
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
42/71
31
4.5.3. Uji Stabilitas
Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk obat atau
kosmetik untuk bertahan dalam batas spesifikasi yang ditetapkan
sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan untuk menjamin
identitas, kekuatan, kualitas dan kemurnian produk tersebut. (Joshita
Djajadisastra, 2004). Sediaan kosmetika yang stabil adalah suatu sediaan
yang masih berada dalam batas yang dapat diterima selama periode
waktu penyimpanan dan penggunaan, dimana sifat dan karakteristiknya
sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat. Oleh karena itu, untuk
mengetahui apakah sediaan gel gigi yang dibuat, dapat dikategorikan
stabil secara fisik, maka dilakukan pengujian stabilitas terhadap sediaan
kami dengan metode elevated temperature yaitu suhu dipercepat dengan
suhu yang bervariasi yaitu suhu kamar (270
C), 450
C dan 550
C yang
diamati selama satu bulan dan diamati penampilan sediaan tersebut,
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
43/71
32
4.5.5. Uji konsistensi
Uji konsistensi dilakukan untuk mengukur daya penetrasi atau
kekuatan sediaan yang dibuat, alat yang digunakan untuk mengukurnya
ialah penetrometer. Sediaan ditaruh dalam wadah yang rata bagian
bawahnya. Lalu wadahnya ditempatkan pada meja penetrometer, setelah
itu alat dihidupkan lalu batang penetrometer dinaikkan hingga
bersentuhan dengan batang jarum pengukur, kemudian batang
penetrometer didekatkan hingga ujung kepalanya menyentuh sediaan
dalam wadah tadi. Lalu pengukuran dilakukan setelah batang dilepaskan
selama periode 5 detik sekali, setelah itu dilakukan pembacaan nilai
penetrasi yang terjadi dengan membaca angka yang ditunjuk oleh jarum
pembaca.
4.5.6. Uji viskositas pada berbagai kecepatan geser (rpm)
Viskositas adalah ukuran resistensi zat cair untuk mengalir. Makin
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
44/71
33
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil
5.1.1. Hasil Determinasi Tanaman
Dari hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium
Botani Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi, LIPI, Cibinong
Bogor. Terbukti bahwa sampel yang kami gunakan dalam penelitian ini
adalah daun Jambu Biji ( Psidium guajava Linn). Untuk detail dapat
dilihat di lampiran 1.
5.1.2. Hasil Penapisan Fitokimia
Dari hasil penapisan fitokimia yang dilakukan terhadap eksrak
yang telah dipekatkan, didapatkan karakteristik ekstrak dan hasil
penapisan fitokimia. Untuk detail hasil penapisan dapat dilihat pada
tabel 7. dan untuk detail hasil uji susut pengeringan dapat dilihat pada
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
45/71
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
46/71
35
5.1.6. Hasil Optimasi dan penentuan Na Lauril Sulfat
Kemampuan menghasilkan busa-pun menjadi perhatian khusus
dalam pembuatan sediaan gel gigi ini, dalam optimasi empat formula
untuk menemukan konsentrasi yang tepat ini, didapatlah konsentrasi Na
Lauril Sulfat yang cukup memenuhi criteria yaitu pada konsentrasi 3%.
untuk detail hasil optimasi, dapat dilihat pada tabel 13
5.1.7. Hasil Pengamatan organoleptis sediaan otpimal
Penampilan : Merata, mulus tapi masih terlihat rongga walaupun
sedikit
Warna : Hijau Muda
Bau : Menthol
Rasa : Cukup Manis
5.1.8. Hasil Uji Homogenitas dan Volume Pemisahan
Volume pemisahan tidak mengalami perubahan. Homogenitas gel
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
47/71
36
5.1.10. Hasil uji stabilitas terhadap pH
Hasil pengujian yang dibandingkan antara pH terhadap berbagai
suhu penyimpanan menunjukkan hasil yang tidak terlalu jauh berbeda
ketika dua pekan pertama, tetapi kemudian terjadi perubahan yang cukup
signifikan ketika memasuki pekan ketiga. Untuk detail hasil uji pH dapat
dilihat pada tabel 15.
5.1.11. Hasil uji stabilitas terhadap konsistensi
Pada pengukuran konsistensi menggunakan penetrometer, telah
terjadi perubahan dengan bertambahnya waktu yang ditandai dengan
bertambahnya nilai penetrasi. Untuk detail hasil uji konsistensi dapat
dilihat pada tabel 16.
5.1.12. Hasil Uji Viskositas
Uji Viskositas dilakukan terhadap peningkatan kecepatan geser
(rpm). Pengujian dilakukan selama 1 bulan dengan cara membandingkan
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
48/71
37
Penelitian ini ditujukan untuk mengoptimasi formula gel gigi dengan
menggunakan ekstrak etanol 70% daun jambu biji yang dilatar belakangi oleh
khasiatnya sebagai antiseptik dan inovasi baru dalam dunia kosmetik
khususnya sediaan gigi.
Optimasi bahan yang pertama kali digunakan ialah Na CMC yang
merupakan basis gel ( gelling agent ) karena ini merupakan faktor penting
dalam pembuatan sediaan bentuk gel. konsentrasi yang diuji coba ialah 4%,
6%, 8%, dan 10%. Dari hasil uji yang dilakukan didapatlah konsentrasi yang
tepat untuk digunakan yaitu 6% karena selain membuat konsistensi sediaan
terlihat kokoh, namun mudah terdistribusi ketika sediaan digosokkan ke
permukaan benda.
Pada konsentrasi 4%, konsistensi sediaan memang terlihat bagus,
tetapi ketika diletakkan pada sikat gigi, sediaan tidak dapat konsisten lagi atau
melebur kebawah permukaan sikat gigi. sedangkan pada konsentrasi 8%,
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
49/71
38
umumnya, konsentrasi ini juga tidak mempercepat adanya oksidasi dari
sediaan. Terbukti dari hasil perbandingan dengan konsentrasi 50% yang
mulai menimbulkan efek oksidasi yang lebih parah dibandingkan konsentrasi
40%. Sedangkan pada konsentrasi 20% dan 30% sediaan menjadi terlihat
encer seperti emulsi yang membuatnya menjadi sangat rapuh ketika ditaruh
pada sikat gigi.
Telah didapatkannya formula optimal dari Na CMC dan CaCO3
tidak berarti formula sediaan sudah mencapai optimal, optimasi masih
dilakukan tidak hanya terhadap bahan aktif, tetapi juga bahan tambahan yang
dalam hal ini gliserin-sorbitol sebagai pemanis dan humektan sebagai
pelembab sediaan agar tidak cepat kering.
Optimasi dilakukan pada konsentrasi kombinasi gliserin-sorbitol
dengan masing-masing konsentrasi 15%15%, 20%-10%, 25%-5%, dan
gliserin saja 30%. Hasil yang didapatkan memang tidak terlalu berpengaruh
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
50/71
39
untuk konsentrasi gliserin 30%, sediaan akhir malah terasa agak pedas karena
pada sediaan ini, gliserin hanya sendiri, tanpa ada kombinasi dengan sorbitol.
Daya busa atau yang dihasilkan oleh Na Lauril Sulfat, berpengaruh
juga terhadap warna akhir sediaan dan homogenitasnya sehingga Na Lauril
Sulfat juga dilakukan optimasi untuk mendapatkan daya busa yang bagus
tanpa merusak sediaan. Variasi konsentrasi yang dilakukan ialah 10%, 5%,
3%, dan 2%.dari keempat konsentrasi tersebut didapatlah konsentrasi optimal
yaitu pada konsentrasi 3% dengan daya busa yang cukup bagus ketika
digosok dan tidak terlalu menimbulkan banyak rongga pada sediaan akhir.
Sedangkan pada konsentrasi 10% dan 5%, busa yang dihasilkan memang
cukup banyak, tetapi hal itu membuat penampilan akhir menjadi berongga.
Hasil dari formula yang sudah dilakukan optimasi kemudian dibuat
menjadi suatu sediaan baru yang kemudian dilakukan pengujian untuk
menguji kualitas dari sediaan tersebut, apakah memenuhi syarat sediaan yang
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
51/71
40
Hampir dari semua optimasi yang dilakukan dari awal penelitian
hingga formula akhir, menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda, semua
menunjukkan bahwasanya ketika mulai memasuki pekan ketiga, sediaan
menjadi berubah warna.
Uji homogenitas sediaan menunjukkan hasil yang cukup memuaskan
dimana sediaan uji terlihat homogen, pada semua bagian permukaan, hal ini
terlihat dari tersebarnya persamaan warna, bentuk dan ukuran partikel sediaan
pada object glass. Sedangkan uji volume pemisahan menunjukkan hasil yang
bagus pula dimana volume sediaan akhir tidak terlalu berubah jauh
dibandingkan dengan volume awal.
Hasil uji stabiilitas sediaan pada suhu kamar (270 C) menunjukkan
kestabilan yang cukup bagus pada 0 hari hingga pekan kedua, tetapi
menunjukkan perubahan warna dan viskositas ketika mulai memasuki pekan
ketiga sebagaimana seperti yang telah dibahas sebelumnya. Sedangkan pada
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
52/71
41
memperlihatkan nilai viskositas sediaan uji hampir setara dengan nilai gel
gigi yang beredar di pasaran, hal ini dikarenakan adanya faktor gelling agent
yang terkandung dalam sediaan uji kami sehingga secara viskositas, nilainya
menyerupai gel gigi dibandingkan dengan pasta gigi biasa.
Nilai viskositas mengalami penurunan yang cukup signifikan
dikarenakan sediaan uji mengandung gliserin dengan konsentrasi 25% yang
memiliki sifat higroskopis sehingga ketika proses penyimpanan dan
pengujian viskositas, sediaan menyerap uap air yang mungkin didapat dari
pengaruh ruangan yang ber-AC sehingga menyebabkan sediaan menjadi
sedikit lebih encer dan menyebabkan nilai viskositasnya menurun.
Pada uji konsistensi menggunakan penetrometer, didapatkan nilai
yang cukup bervariasi dari masing-masing suhu, tetapi karena semakin lama
penyimpanan, daya viskositas sediaan menurun, yang mengakibatkan naiknya
nilai konsistensinya pada 2 pekan pertama, tetapi mulai terlihat penurunan
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
53/71
42
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Ekstrak etanol 70% daun jambu biji dapat dibuat sediaan gel gigi, namun
hasilnya kurang stabil
2. Konsentrasi Na CMC yang optimal digunakan ialah 6%
3. Formula akhir hasil optimasi bahan pembuat gel gigi yang optimal ialah:
Na CMC 6%, CaCO3 40%, Na Lauril Sulfat 3%, dan Gliserin-sorbitol
25%-5%.
6.2 Saran
1. Perlu adanya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pembuatan
sediaan gel gigi dengan menggunakan minyak atsiri dari dari daun jambu
biji.
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
54/71
43
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Ed ke-4. Farida Ibrahim, penerjemah.UI Press . Jakarta.
Bilal, L.Smadi. 2007. Dental care products.
Darsono, F. L. 1995. Perbandingan daya antibakteri ekstrak daun jambu biji dari
dua kultivar terhadap Staphylococcus aureus dan Eschericia coli. FF
Unika/Vidman
Departemen Kesehatan RI.1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta
Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Direktorat
Jendral Pengawasan Obat dan Makanan: Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standard Umum Ekstrak Tumbuhan
Obat. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan: Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 1989. Pemanfaatan Tanaman Obat, Edisi III. Jakarta:
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.
Departemen Kesehatan RI.1993. Kodeks kosmetika Indonesia. Direktorat jendral
Pengawasan Obat dan Makanan : Jakarta.
Departemen Kesehatan RI.1985. Formularium kosmetika Indonesia. DirektoratJendral Pengawasan Obat dan Makanan : Jakarta.
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
55/71
44
Iwu, Maurice M. 1993: Handbook of African Medicinal Plants. CRC Press.. ISBN No.0-8493-4266-X.
Lachman, L., Herbert, A.L and Joseph, L.K. 1994. Teori dan Praktek Farmasi
Industri. Edisi 1-3. UI Press. Jakarta
Last, R.J. 1970. Anatomy : Regional and applied, 4th
edition, ELBS and Churchill,London.
Leslie Taylor, ND. 2005. The Healing Power of Rainforest Herbs. Diakses darihttp://www.rain-tree.com/guava.htm, diakses tanggal 12 April 2009
Lieberman., Rieger and Banker. 1989. Pharmaceutical Dosage Form : Disperse
System. Vol ke-2. New York: Marcel Dekker Inc. 495-498
Mahabir P. Gupta, Ph.D. 2007. Preparations of pharmacopoeial monographs
on herbal drugs and harmonization efforts for regional herbal pharmacopoeia. Center for Pharmacognostic Research on Panamanian
Flora,College of Pharmacy, University of Panama, USA.
Mitsui, T. Phd., 1997. New cosmetics science, Elsevier: Amsterdam.Soetarto M.,
Asep Ganda suganda, Desnida narti. 1985. Pemeriksaan kandungan
kimia daun psidium guajava Linn. Proceedings-1 seminar
pembudidayaan tanaman obat tradisional. Purwokerto, 17-18 oktober 1985
Soetarto M., Asep Ganda suganda, Desnida narti. 1985. Pemeriksaan kandungan
http://www.rain-tree.com/author.htmhttp://www.rain-tree.com/guava.htmhttp://www.rain-tree.com/guava.htmhttp://www.rain-tree.com/guava.htmhttp://www.rain-tree.com/author.htm
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
56/71
45
Lampiran 1. Hasil Determinasi tanaman
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
57/71
46
Lampiran 2
Hasil Uji Susut Pengeringan Ekstrak Kental Daun Jambu Biji ( Psidium
guajava L)
Bobot awal
Berat cawan kosong : 13,6586 g
Berat cawan kosong + tutup : 25,0401 g
Ekstrak kental : 1,0001 g
Berat cawan kosong + tutup + ekstrak : 26,0402 g
Bobot setelah pengeringan selama 180 menit
Berat cawan kosong + tutup + ekstrak : 25,4045 g
Susut pengeringan setelah pemanasan selama 180 menit
=
2 44%
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
58/71
47
Lampiran 3. Hasil Pengujian pH
Gambar 3. Perbandingan nilai pH terhadap stabilitas
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
59/71
48
Lampiran 4. Hasil Pengukuran Viskositas
Gambar 4. Perbandingan viskositas pada pekan ke-0
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
60/71
49
Gambar 6. Perbandingan viskositas pada pekan ke-2
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
61/71
50
Gambar 8. Perbandingan viskositas pada pekan ke-4
Lampiran 5. Hasil pengujian konsistensi
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
62/71
51
Lampiran 6. Gambar sediaan optimal
Gambar 10. Sediaan formula optimal
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
63/71
52
Lampiran 7. Hasil Uji Stabilitas
Gambar 11. Penyimpanan Pada Suhu 450 C.
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
64/71
53
Gambar 13. Penyimpanan Pada Suhu 270 C
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
65/71
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
66/71
55
Tabel 9. Hasil penentuan Na CMC
Konsentrasi
Sediaan
RPM Viskositas pH
4% 2 93500 7,23
4 60320
6 52420
10 37340
12 336006% 2 113400 7,44
4 90480
6 70430
10 50290
12 33390
8% 2 146800 8,14
4 1098206 88500
10 67300
12 50520
10% 2 163200 8,32
4 125700
6 105700
10 79230
12 62580
Tabel 10 Hasil Optimasi CaCO3
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
67/71
56
Tabel 11. Hasil penentuan CaCO3
Sediaan RPM Viskositas
CaCO3 20% 2 87400
4 62360
6 57900
10 44670
12 38700
CaCO3 40% 2 1092004 88400
6 67830
10 47800
12 40890
CaCO3 60% 2 125800
4 98760
6 7845010 64800
12 52390
CaCO3 80% 2 164300
4 144500
6 119900
10 88790
12 76870
Pasta gigi 2 346000
4 185000
6 125200
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
68/71
57
Tabel 13. Hasil Optimasi Na Lauril Sulfat
20-10% Warna: Hijau muda
Bau: Menthol, merata
Rasa: cukup manis yang bertahan
Penampilan: Mulus, merata, agak sedikit bergelembung
Konsistensi : Agak susah mengalir
25%-5% Warna: Hijau muda
Bau: Menthol, merata
Rasa: manis yang bertahan
Penampilan: Mulus, merata, agak sedikit bergelembung
Konsistensi : Agak susah mengalir 30% Warna: Hijau muda
Bau: Menthol, merata
Rasa: manis agak pedas,dan bertahan
Penampilan: Mulus, merata, agak sedikit bergelembung
Konsistensi : Agak susah mengalir
Konsentrasi Na Lauril Sulfat Hasil Pengamatan
10% Warna: Hijau muda memudar
Bau: Menthol, merata
Rasa: agak manis dan berasa asam
Penampilan: Merata,Tapi berongga
Konsistensi : Agak susah mengalir
Daya Busa: Sangat mudah membusa
5,0% Warna: Hijau muda sedikit menguning
Bau: Menthol, merata
Rasa: cukup manis yang masih berasa asam
8
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
69/71
58
59
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
70/71
59
Tabel 15. Hasil Uji stabilitas terhadap pH
Pekan ke- pH Sediaan pada suhu
27 C 45 C 55 C
0 7,43 7,58 7,88
1 7,43 7,35 7,66
2 7,43 8,56 8,38
3 8,24 8,63 8,54
4 8,33 8,72 8,69
Tabel 16. Hasil Uji stabilitas terhadap konsistensi (mm/5 detik)
Formula PadaSuhu
Pekan ke-
0 1 2 3 4
27 C 355 360 373 380 385
45 C 352 358 361 332 305
55 C 348 355 359 320 287
Tabel 17. Hasil Uji Perbandingan Viskositas
Sediaan RPM Viskositas (Cenitpoise) Pekan ke-
0 1 2 3 4
Uji 2 122800 118760 116350 109545 98430
4 80890 76840 72930 63600 57640
6 60580 58930 54530 47150 40320
10 49300 48620 44780 36580 27290
12 32380 31130 29340 26460 19780
8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik
71/71
Tabel 10. Hasil Uji Stabilitas terhadap organoleptik
Suhu Pengamatan Pada Pekan ke-
1 2 3 4
270 C Warna: Hijaukekuningan, merata.Bau: MentholRasa: Manis
Konsistensi: agak sulitmengalir.Gelembung sedikit
Warna: Hijau kekuningan,merata.Bau: MentholRasa: Manis
Konsistensi : agak sulitmengalir. Gelembung sedikit
Warna: Hijau kekuningan, tetapi permukaan atas berubah menjadisedikit orange.Bau: Menthol
Rasa: ManisKonsistensi : agak sulit mengalir Gelembung bertambah
Warna: Hijau kekuningan, permukaan, terlihat lebih orangeBau: MentholRasa: Manis
Konsistensi : agak sulit mengalir Gelembung bertambah
450 C Warna: hijau
Bau: MentholRasa: ManisKonsistensi : agak sulitmengalir.
Gelembung sedikit
Warna: Hijau kekuningan,
Bau: MentholRasa: ManisKonsistensi : agak sulitmengalir.
Gelembung bertambah
arna: Hijau kekuningan,tetapi
warna permukaan berubah menjadiorange kecoklatanBau: MentholRasa: Manis
Konsistensi : agak sulit mengalir.Gelembung bertambah
Warna: Hijau kekuningan, tetapi
warna permukaan berubahmenjadi orange kecoklatanmembentuk cekunganBau: Menthol
Rasa: ManisKonsistensi : agak sulitmengalir.
Gelembung bertambah
55 C Warna: hijau
Bau: Menthol
Rasa: ManisKonsistensi : agak sulit
mengalir.Gelembung sedikit
Warna: permukaan, terlihat
lebih orange
Bau: MentholRasa: Manis
Konsistensi : agak sulitmengalir.Gelembung bertambah
Warna: permukaan, terlihat orange,
Bau: Menthol
Rasa: ManisKonsistensi : agak sulit mengalir.
Gelembung bertambah
Warna: permukaan, terlihat
lebih orange
Bau: MentholRasa: Manis
Konsistensi : agak sulitmengalir.Gelembung bertambah