Top Banner

of 25

Dea Arditia Rahman-fkik

Jun 01, 2018

Download

Documents

Aswin Rian
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    1/71

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    2/71

    Lembar Pernyataan

    Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar

    hasil karya sendiri yang belum pernah diajukan sebagai skripsi

    atau karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga

    pendidikan manapun.

    Penulis

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    3/71

    i

    KATA PENGANTAR 

    Alhamdulillaah, terucap puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang tak 

    henti-hentinya memberikan nikmat kepada kita semua hingga akhirnya penulis

    dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini. Sholawat serta salam,

    semoga selalu tercurah kepada “the real idol ” baginda Nabi Muhammad SAW,

    teladan terbaik sepanjang zaman, model manusia beriman yang layak jadi panutan

    dalam setiap peran. Semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di hari

     pengadilan kelak.

    Tentunya penyusunan skripsi ini tidak mudah dibuat, banyak pihak yang

    sangat penting dalam proses tersusunnya skripsi ini. Oleh karenanya, penulis ingin

    mengucapkan rasa terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada :

    1. Bapak (Paturohman) dan ibunda (Yayah Hardianti) serta seluruh keluarga

     besar dirumah yang sudah sangat tak terhitung jasanya kepada penulis dan

    telah banyak menyayangi serta mengasihi penulis dengan berbagai bantuan

     baik materil maupun immaterial. Jiwa dan raga untuk membesarkan penulis

    hingga saat, aku sanga menyayangi kalian.

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    4/71

    ii

    6. Teman-teman Faramsi UIN Angkatan 2005, semuanya (tidak bias saya

    sebutkan satu persatu) yang masing-masing mempunyai peranan penting bagi

     penulis, mudah-mudahan ikatan persaudaraan kita dikekalkan hingga akhirat,

    amiin

    7. Mbak Eris Risenti yang sudah banyak membantu dalam penyediaan alat dan

     bahan dan setia menemani proses penelitian penulis di laboratorium.

    8. Mbak Pia yang telah membantu dalam proses birokrasi akademi serta seluruh

    elemen farmasi UIN yang telah banyak memberi bantuan kepada penulis

    9. A.Syahril Baidillah, murobbi dan tempat penulis berdiskusi soal keagamaan,

    mudah-mudahan dapat membentuk keluarga yang sakinah mawaddah wa

    rohmah.

    10. Adikku, Gia Ardian Rahman dan Gea Arian Rahman yang telah banyak 

    memberi pendewasaan dalam hidup penulis, mohon maaf aa belum banyak 

     bisa menjadi teladan yang baik 

    Tentunya masih banyak pihak-pihak yang berkaitan dengan penyusunan

    skripsi ini yang tidak bisa saya sebut satu persatu tapi mudah-mudahan selalu

    dalam keridhoan Allah SWT. Penulis berharap penelitian ini suatu saat dapat

     bermanfaat untuk dunia kesehatan khususnya, dan dunia islam pada umumnya.

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    5/71

    iii

    ABSTRAK 

    JUDUL : OPTIMASI FORMULA SEDIAAN GEL GIGI YANG

    MENGANDUNG EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI ( Psidium

     guajava Linn) DENGAN Na CMC SEBAGAI GELLING 

     AGENT 

    Telah dilakukan penelitian mengenai optimasi formula sediaan gel gigi

    yang mengandung ekstrak daun jambu biji ( Psidium guajava L) dengan Na CMC

    sebagai  gelling agent. Berdasarkan data empiris, daun jambu biji ( Psidium

     guajava L) sering digunakan untuk obat kumur dan dapat mengobati sariawan

     bahkan sakit tenggorokan. Data hasil penelitian juga menyebutkan bahwa daun

     jambu biji ( Psidium guajava L) memiliki kandungan sebgaai antiseptik alami.

    Optimasi dilakukan terhadap semua bahan-bahan yang membentuk sediaan gelgigi ini. Berdasarkan hasil penelitian ini, Na CMC yang berfungsi sebagai gelling 

    agent  optimal pada konsentrasi 6%, CaCO3  optimal pada konsentrasi 40%, Na

    Lauril Sulfat optimal pad konsentrasi 3%, dan kombinasi gliserin-sorbitol optimal

     pada konsentrasi 25%-5%. Perbandingan hasil pengujian yang dilakukan terhadap

    sediaan gel gigi, dengan hasil pengujian sediaan pasta gigi yang sudah beredar di

     pasaran menunjukkan bahwa secara umum sediaan ui hampir mirip dengan

    sediaan gel gigi, Namun ekstrak daun jambu biji ( Psidium guajava L) rentan

    teroksidasi cahaya dan udara sehingga secara penyimpanan dan stabilitas, sediaan

    tidak bisa bertahan lama.

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    6/71

    iv

    ABSTRACT

    TITLE : OPTIMIZATION FORMULA OF TOOTH GEL

    CONTAINING LEAF EXTRACT OF GUAVA ( Psidium

     guajava Linn) WITH Na CMC AS GELLING AGENT

    A research about formula’s optimization of tooth gel using Na

    CMC as a gelling agent. Based on empirical data, guava leaves ( Psidium guajava

    L) frequently used as gargle and also can heal sprue even a sore throat. Research

    data also mentions that guava leaves contain a natural antiseptic. Optimization

    carried out on all the forming materials preparation of this tooth gel. Based on the

    result of this research, Na CMC which acts as a gelling agent, optimal at 6% of 

    concentration, CaCO3 optimal at 40% of concentration, Na Lauril Sulfate optimal

    at 3% of concentration, and combination of gliserin-sorbitol optimal at 25%-5%of concentration. Comparison of test result conducted on the preparation of tooth

    gel form, with the test result of tooth gel preparations already circulating in the

    market in general showed that the test prepration is almost similar to the dosage

    form of a tooth gel, however, guava leaf extract ( Psidium guajava L) oxidized

    vulnerable to light and air so that the storage and stability, preparations could not

    go along way

    Key words: Psidium guajava Tooth gel gelling agent

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    7/71

    v

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar ............................................................................... i

    Abstrak .......................................................................................... iiiAbstract ......................................................................................... iv

    Daftar Isi ........................................................................................ vDaftar Tabel ................................................................................... vii

    Daftar Gambar ............................................................................... viiiDaftar Lampiran ............................................................................. ix

    BAB I Pendahuluan

    1.1. Latar Belakang .................................................................... 1

    1.2. Perumusan Masalah ............................................................ 3

    1.3. Hipotesis .............................................................................. 3

    1.4. Tujuan Penelitian ................................................................. 41.5. Manfaat Penelitian .............................................................. 4

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Tanaman Jambu Biji ........................................................... 5

      2.1.1. Klasifikasi Tanaman ................................................. 5

      2.1.2. Nama Daerah ............................................................ 5

      2.1.3. Deskripsi Tanaman .................................................. 6

      2.1.4. Kandungan Kimia ..................................................... 6  2.1.5. Khasiat Daun Jambu Biji ............................................ 72.2. Ekstraksi ............................................................................. 7

    2.3. Gigi ....................................................................................... . 10

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    8/71

    vi

      4.5.6. Uji Viskositas pada berbagai kecepatan geser (rpm)... 32

    BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil ............................................................................... 33

      5.1.1. Hasil Determinasi Tanaman ....................................... 33

      5.1.2. Hasil Penapisan Fitokimia ......................................... 33

      5.1.3. Hasil Optimasi dan penentuan Na CMC ..................... 34  5.1.4. Hasil Optimasi dan penentuan CaCO3 ........................ 34

      5.1.5. Hasil Optimasi dan penentuan Gliserin+Sorbitol ........ 34  5.1.6. Hasil Optimasi dan penentuan Na Lauril Sulfat .......... 35

      5.1.7. Hasil pengamatan organoleptis dan sediaan optimal ... 35  5.1.8. Hasil Uji Homogenitas dan Volume Pemisahan ......... 35

      5.1.9. Hasil Uji Stabilitas ..................................................... 35

      5.1.10. Hasil Uji Stabilitas terhadap pH ............................... 36

      5.1.11. Hasil Uji Stabilitas terhadap konsistensi................... 36

      5.1.12. Hasil Uji Viskositas ................................................. 36

    5.2. Pembahasan ......................................................................... 36

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN6.1. Kesimpulan ......................................................................... 42

    6.2. Saran ................................................................................ 42

    DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 43

    Lampiran .................................................................................... 45

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    9/71

    vii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    1. Syarat mutu pasta gigi

    2. Formula Optimasi Na CMC pada gel gigi

    3. Formula Optimasi CaCO3 pada gel gigi

    4. Formula Optimasi Gliserin+Sorbitol pada gel gigi5. Formula Optimasi Na Lauril Sulfat pada gel gigi

    6. Formula Akhir optimasi sediaan gel gigi

    7. Hasil Penapisan Fitokimia ekstrak kental daun jambu biji

    8. Hasil optimasi Na CMC

    9. Hasil penentuan Na CMC

    10. Hasil optimasi CaCO3

    11. Hasil penentuan CaCO312. Hasil Optimasi Gliserin+Sorbitol13. Hasil Optimasi Na Lauril Sulfat

    14. Hasil Uji Stabilitas15. Hasil Uji Stabilitas Terhadap pH

    16. Hasil Uji Stabilitas Terhadap Konsistensi

    17. Hasil Uji Perbandingan viskositasi

    13

    25

    27

    2829

    30

    33

    54

    55

    55

    565657

    5859

    59  59

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    10/71

    viii

    DAFTAR GAMBAR 

    Halaman

    1. Gambar tanaman jambu biji2. Gambar bagian-bagian gigi

    3. Perbandingan nilai pH terhadap stabilitas

    4. Gambar perbandingan viskositas sediaan pada pekan ke-05. Gambar perbandingan viskositas sediaan pada pekan ke-1

    6. Gambar perbandingan viskositas sediaan pada pekan ke-2

    7. Gambar perbandingan viskositas sediaan pada pekan ke-3

    8. Gambar perbandingan viskositas sediaan pada pekan ke-4

    9. Gambar hasil uji konsistensi terhadap stabilitas

    10. Gambar sediaan formula optimal

    11. Gambar sediaan pada suhu penyimpanan 450C

    12. Gambar sediaan pada suhu penyimpanan 550C

    13. Gambar sediaan pada suhu penyimpanan 270C

    710

    47

    484849

    49

    50

    50

    51

    52

    52

    53

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    11/71

    ix

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    1. Hasil Uji Determinasi tanaman2. Hasil Uji Susut Pengeringan ekstrak kental daun jambu biji

    3. Hasil pengujian pH

    4. Hasil Pengukuran Viskositas5. Hasil Pengujian Konsistensi

    6. Gambar Sediaan Optimal

    7. Hasil Uji Stabilitas

    8. Tabel Hasil Uji

    4546

    47

    4850

    51

    52

    54

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    12/71

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Bumi kita memiliki potensi tumbuhan yang sangat besar. terdapat

    tidak kurang dari 25.000 spesies tumbuhan berbunga di alamnya berbunga,

    sekitar 80%-nya telah digunakan dalam pengobatan(WHO, IUCN dan

    WWF. 1993) produk obat-obatan saat ini sangat bergantung kepada hasil-

    hasil alam terutama tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu, inovasi dan kreasi

    dibidang pengembangan obat-obatan yang berbasis pengobatan berbasis

    herbal harus lebih dikembangkan, dengan tidak mengesampingkan mutu

    keamanan dan khasiat obat, prospek dunia pengobatan berbasis herbal ini

    sangat menjanjikan dan banyak diincar orang.

    Salah satu tumbuhan obat yang perlu dikembangkan dan banyak 

    digunakan sebagai bahan obat adalah daun jambu biji ( Psidium guajava L.).

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    13/71

    2

    Dalam dunia kesehatan terutama kesehatan mulut, masalah yang

    sering dialami oleh masyarakat pada umumnya adalah keluhan sakit gigi

    yang disebabkan karies gigi dan penyakit jaringan pendukung gigi.

    Walaupun penyakit ini tidak secara langsung membahayakan jiwa manusia

    namun sering kali mengganggu aktivitas manusia. Salah satu cara untuk 

    menjaga kebersihan gigi dan mulut yaitu dengan menggosok gigi dengan

    menggunakan pasta gigi.

    Berdasarkan hasil penelitian para ilmuan dibuktikan bahwa daun

     jambu biji dapat berkhasiat sebagai antibakteri (Iwu, 1993) dan biasa

    digunakan dalam sediaan kumur pada pengobatan gusi bengkak atau

     berdarah yang sudah digunakan orang sejak lama (Rain-tree.com).

    Sediaan pembersih gigi adalah sediaan semi padat yang efektif 

    sebagai medium perawatan yang terdiri dari campuran bahan penggosok,

     bahan pembersih, dan bahan tambahan agar zat aktif dapat bekerja pada

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    14/71

    3

    dimaksudkan untuk melihat pengaruh peningkatan konsentrasi Na CMC

    yang digunakan sebagai  gelling agent   terhadap stabilitas fisik pasta gigi

    ekstrak daun jambu biji,disamping itu, karena penelitian ini baru dilakukan

     pertama kalinya, oleh karenanya masing-masing dari setiap rangkaian

    formula dilakukan optimasi terhadap komponen-komponen yang lain untuk 

    mendapatkan formula yang lebih baik dan lebih stabil secara penyimpanan.

    1.2. Perumusan Masalah

    Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah :

    1. Apakah ekstrak etanol 70% daun jambu biji dapat dibuat menjadi

    sediaan gel gigi yang stabil secara fisik dengan menggunakan Na CMC

    sebagai gelling agent ?

    2. Berapakah konsentrasi Na CMC yang baik digunakan sebagai  gelling 

    agent   pada sediaan gel gigi dengan menggunakan ekstrak etanol 70%

    daun jambu biji?

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    15/71

    4

    3. Dengan menggunakan metode trial and error , diharapkan dapat

    ditemukan formula yang tepat dari masing-masing komponen pembuat

    gel gigi ini.

    1.4. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk:

    1. Mendapatkan Konsentrasi optimal dari Na CMC sebagai  gelling agent 

    dalam pembuatan gel gigi dengan menggunakan ekstrak etanol 70%

    daun jambu biji

    2. Mendapatkan Formula yang optimal dari variasi formula optimasi yang

    dilakukan

    3. Membuat sediaan gel gigi dari ekstrak daun jambu biji yang berfungsi

    sebagai antiseptik yang stabil secara fisik 

    1.5. Manfaat Penelitian

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    16/71

    5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Tanaman Jambu Biji

    Tinjauan mengenai tumbuhan ini meliputi klasifikasi, nama daerah,

    deskripsi tanaman, khasiat dan kegunaan serta kandungan kimia

    2.1.1 Klasifikasi Tanaman

    Tanaman Jambu Biji ( Psidium guajava L.) diklasifikasikan sebagai

     berikut:

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Spermatophyta

    Sub divisi : Angiospermae

    Kelas : Dicotyledonae

    Ordo : Myrtales

    F ili M

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    17/71

    6

    Jawa : Jambu klutuk (Sunda), bayawas, jambu krutuk, petokal,

    tokal (Jawa), jambu bender, jambu bigi (Madura)

     NTB : Sotong (Bali), guawa (Ende), goihawa (Sika), kejawas,

    kujawas, kojabas (Timor)

    2.1.3 Deskripsi Tanaman

    Tanaman jambu biji merupakan tanaman semak atau pohon dengan

    ketinggian 3–10 meter, kulit batang halus permukaannya, berwarna coklat

    dan mudah mengelupas. Daun berhadapan, bertulang menyirip, berbintik,

     berbentuk bulat telur agak menjorong atau agak bundar sampai meruncing,

     panjang helai daun 6–14 cm, lebar 3–6 cm, panjang tangkai 3–7 cm, daun

    yang muda berambut, daun yang tua permukaan atasnya menjadi licin.

    Pembungaan terdiri dari 1–3 bunga, panjang gagang pembungaan 2–4 cm,

     panjang kelopak 7–10 mm, tajuk berbentuk bundar telur sungsang,

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    18/71

    7

    kopanen, tannin, farnesen, humulen, selinen, kardinen dan kurkumen

    (Zakaria, 1994)

    2.1.5 Khasiat Daun Jambu Biji

    Daun jambu biji berkhasiat sebagai obat antara lain untuk mengobati

     penyakit gastroenteritis, muntah-muntah, diare, luka-luka, penyakit kulit

    seperti ulcer, gusi bengkak, sakit gigi, batuk, sakit tenggorokan, sariawan,

    keputihan, diabetes, antiseptik, antibakteri, analgesik, antispasmodik,

    antipiretik, antiinflamasi, dan disentri (Zakaria, 1994)

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    19/71

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    20/71

    9

    Ø Digesti

    Adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada temperatur 

    yang lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar), yaitu secara umum

    dilakukan pada temperatur 40-50 oC.

    Ø Infus

    Adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas

    air(bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur 

    terukur 96-98 oC) selama waktu tertentu (15-20 menit).

    Ø Dekok 

    Adalah infus pada waktu yang lebih lama dan temperatur sampai titik 

    didih air.

    2. Destilasi uap

    Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap

    (minyak atsiri) dari bahan (segar atau simplisia) dengan uap air 

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    21/71

    10

    2.3. Gigi

    Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut. Fungsi

    utama dari gigi adalah untuk merobek dan mengunyah makanan. Gigi

    tertanam di dalam tulang rahang bawah dan atas serta tersusun dalam dua

    lengkung. Lengkung rahang atas lebih besar dari pada lengkung rahang

     bawah.

    Gigi tetap berjumlah 32 pada setiap setengah rahang terdapat 8 buah

    gigi, yaitu 2 gigiinsisivus, 1 kaninus, dan 2 premolar yang menggantikan

    kedua molar gigi susu dan tambahan 3 molar lagi di bagian posterior.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Muluthttp://id.wikipedia.org/wiki/Makananhttp://id.wikipedia.org/wiki/Makananhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mulut

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    22/71

    11

      Gigi terdiri dari:

    a. Mahkota gigi (mahkota klinis) yaitu bagian yang menonjol di atas

    gusi (gingiva), sedangkan mahkota anatomis adalah bagian yang

    dilapisi email

     b. Akar gigi yaitu bagian yang terpendam dalam alveolus pada tulang

    maksila atau mandibula

    c. Leher gigi (serviks) yaitu tempat bertemunya mahkota anatomis dan

    akar gigi. Di bagian tengah gigi terdapat rongga pulpa yang

    melanjutkan diri menjadi saluran akar yang berakhir pada foramen

    apikal. Rongga pulpa ini dikelilingi oleh dentin dan di bagian luar 

    dentin dilapisi oleh email (pada mahkota) dan sementum (pada akar).

    Email atau enamel adalah bahan terkeras pada tubuh. Terdiri atas 97

    % bahan berkapur, terutama kalsium fosfat dalam bentuk kristal apatit, dan

    hanya 1 % bahan organik. Bahan organiknya terdiri dari enamelin, suatu

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    23/71

    12

    2.4. Pasta Gigi

    Dalam catatan sejarah, pertama kali pasta gigi pada peradaban

    manusia ditemukan pada 1550 SM di Mesir kuno, dimana bahan-bahan

     pembuatnya terdiri dari campuran serbuk batu api, tanah liat, kemenyan

    dan madu. Sedangkan pada masa Romawi dan Yunani kuno, pasta gigi

    terbuat dari serbuk tanduk rusa, serbuk tulang hewan, serbuk batu apung

    dan marmer, madu dan berbagai macam tumbuhan obat yang digunakan

    hingga ke zaman pertengahan. Sedangkan produk pasta gigi komersial

    yang sudah diproduksi di pasaran dimulai di Amerika Serikat pada tahun

    1850 dengan nama Sheffield Toothpaste (Mitsui, 1997).

    Pasta gigi adalah produk semipadat yang terdiri dari campuran bahan

     penggosok, bahan pembersih dan bahan tambahan yang digunakan untuk 

    membantu membersihkan gigi tanpa merusak gigi maupun membran

    mukosa mulut.

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    24/71

    13

    Syarat mutu pasta gigi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

    Tabel 1. Syarat mutu pasta gigi (SNI 12-3524-1995)

     No Jenis Uji Satuan Syarat

    1 Sukrosa atau karbohidrat lain yang dapat

    terfermentasi

    - Negatif  

    2 pH - 4,5 – 10,5

    3 Cemaran logam

    Pb

    Hg

    As

     ppm

     ppm

     ppm

    Maksimal 5,0

    Maksimal 0,02

    Maksimal 2,0

    4 Campuran Mikroba

    Angka lempeng total

    E. coli

    -

    -

    < 105

     Negatif 

    5 Zat Pengawet Sesuai dengan yang

    diijinkan Dept. Kes

    6 Formaldehida maks. sebagai formaldehida

     bebas

    % 0,1

    7 Flour bebas ppm 800 1500

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    25/71

    14

    Karakteristik yang penting dari pasta gigi adalah konsistensi,

    kemampuan menggosok, penampilan, pembentukan busa, rasa, stabilitas

    dan keamanan.

    a. Konsistensi

    Konsistensi menggambarkan reologi dari pasta. konsistensi ideal dari

     pasta yaitu mudah dikeluarkan dari tube, cukup keras sehingga dapat

    mempertahankan bentuk pasta minimal selama 1 menit. konsistensi dapat

    diukur melalui densitas, viskositas, kelenturan. Viskositas adalah ukuran

    resistensi zat cair untuk mengalir. Makin besar resistensi suatu zat cair 

    untuk mengalir, makin besar pula viskositasnya.

     b. Kemampuan menggosok 

    Pasta gigi dapat memiliki kemampuan menggosok yang sangat

     bervariasi. pasta gigi yang ideal harus memiliki kemampuan menggosok 

    yang cukup untuk dapat dibersihkan dan membersihkan partikel atau noda

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    26/71

    15

    e. Rasa

    Rasa dan aroma merupakan hal yang paling diperhatikan konsumen

    dan merupakan karakteristik yang penting untuk mengetahui apakah

    konsumen akan membeli produk atau tidak.

    f. Stabilitas

    Formulasi pasta gigi harus stabil, sesuai dengan waktu penyimpanan.

    waktu penyimpanan pasta gigi dapat mencapai tiga tahun. Sediaan pasta

    gigi tidak boleh memisah atau terjadi sineresis. Viskositas dan pH sediaan

     pasta gigi harus dapat dipertahankan selama waktu penyimpanan.

    2.5. Gel

    Gel adalah suatu sistem setengah padat yang terdiri dari suatu

    dispersi yang tersusun baik dari partikel anorganik yang kecil atau molekul

    organik yang besar dan saling diresapi cairan. (DepKes RI, 1995)

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    27/71

    16

    konsentrasi bahan pembentuk gel yang dibutuhkan hanya sedikit untuk 

    membentuk massa gel yang baik, viskositas gel tidak mengalami

     perubahan yang berarti pada suhu penyimpanan (Lieberman, 1989).

    Gel merupakan salah satu bentuk sediaan untuk beberapa rute

     pemberian obat. Gel digunakan sebagai sediaan yang diberikan secara oral,

    topikal, vaginal, dan rektal. Gel dan jelli termasuk ke dalam sediaan gel

    dibuat tampilan yang seragam dari transparan hingga semi

    tranparan.(Mitsui, 1997). Komponen utama gel terdiri dari basis gel

    dan pelembut, surfaktan, zat pengawet, zat aktif, pewarna, dan parfum.

    Pada sediaan gel yang transparan, maka zat tambahan harus dapat larut dan

    terdispersi dalam basisnya.(Mitsuii, 1997).

    2.5.1 Bahan-bahan dalam pembuatan Gel Gigi

    Bahan-bahan yang umum digunakan dalam pasta gigi adalah

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    28/71

    17

    B. Detergen

    Detergen dan pembentukan busa digunakan dalam sediaan

     pembersih gigi untuk membantu membersihkan noda dengan cara

    menurunkan tegangan permukaan. Hal ini akan meningkatkan penetrasi

    sehingga membantu menghilangkan noda. Detergen harus tidak berasa,

    tidak toksik, tidak mengiritasi dalam mukosa mulut. Kualitas busa sangat

     penting karena busa mempunyai pengaruh dalam penilaian terhadap

     penampilan dan kenyamanan sediaan pembersih gigi. Konsentrasi

    detergen dalam formula biasanya 0,5-2,0%. Detergen yang umum biasa

    digunakan adalah natrium lauril sulfat.

    C. Humektan

    Humektan penting digunakan untuk mencegah pengeringan sediaan

     pembersih gigi yang biasanya terjadi bila tutup tube terbuka. Humektan

    dapat juga berfungsi sebagai pelicin sediaan dan untuk mencegah

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    29/71

    18

    gum alam seperti lumut inggris, gum tragakan, selulosa sintetik, Na

    CMC, Magnesium Alumunium Silicate dan lain-lain.

    E. Penambah rasa ( flavour )

    Pemilihan penambah rasa merupakan salah satu langkah penting

    dalam membuat formula sediaan pembersih gigi. Penambah rasa dipilih

    dengan fungsi yang optimal. Konsumen lebih menyukai sediaan

     pembersih gigi dengan rasa yang dapat meninggalkan sensasi segar 

    dalam mulut dan kesan bersih. Penambah rasa yang umum ditambahkan

    adalah mentol untuk memberikan kesan dingin.

    F. Bahan tambahan lain

    Bahan tambahan lain yang digunakan dalam sediaan pembersih gigi

    adalah pengawet. Penambahan pengawet digunakan untuk menjaga dan

    mencegah pertumbuhan mikroorganisme pada sediaan pembersih gigi.

    Bahan pengawet yang biasa digunakan adalah campuran dari metil paraben.

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    30/71

    19

    BAB III

    KERANGKA KONSEP

    Maserasi dengan etanol

    Daun jambu biji dapat

     berkhasiat sebagai antiseptik alami

    Pembuatan sediaan mulut

     berbasis herbal masih sangat

    terbatas.

    Proses penyiapan simplisia kering

    Daun Jambu BijiDeterminasi tanaman di

    Herbarium Bogoriense

    LIPI Puslit Biologi

    Evaporasi

    Ekstrak kental daun jambu biji

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    31/71

    20

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia Farmasi FKIK UIN-

    Jakarta dan Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Penelitian dimulai dari bulan mei sampai bulan September 2009.

    4.2. Alat dan Bahan

    4.2.1. Alat

    Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari, Spatula,

    timbangan analitik, toples, Vacuum Rotary Evaporator , Lumpang dan Alu,

     pH meter, Oven, Inkubator, Labu Erlenmeyer, Viskometer Brookfield,

    Kaca Arloji, Beaker Glass, Gelas Ukur, Pipet.

    4.2.2. Bahan

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    32/71

    21

    4.3. Metode Penelitian

    4.3.1. Determinasi, Penyiapan Simplisia, dan penapisan fitokimia

    4.3.1.1. Determinasi dan Penyiapan Simplisia

    Penelitian mengenai optimasi formula gel gigi ini demulai dengan

    melakukan determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense, Pusat

    Penelitian Biologi, LIPI, Cibinong. Daun Jambu Biji ( Psidium guajava.

    Linn) yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik 

    (BALITTRO) Depertemen Pertanian Bogor tersebut selanjutnya disortasi

    kering, lalu dicuci dan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan,

    setelah kering, setelah itu daun jambu biji di potong kecil-kecil sehingga

    didapat simplisia kering yang kemudian digunakan untuk proses

    maserasi.

    4.3.1.2. Penapisan fitokimia (Farnsworth, 1969)

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    33/71

    22

     pengocokan dalam tabung reaksi, diambil larutan bagian atasnya ( larutan

    B). Larutam A diteteskan beberapa tetes pada kertas saring dan disemprot

    atau ditetesi dengan pereaksi Dragendroff, terbentuk warna merah atau

     jingga pada kertas saring menunjukkan adanya senyawa alkaloid.

    Larutan B dibagi dalam 2 tabung reaksi, ditambahkan masing-masing

     pereaksi Dragendroff dan pereaksi Mayer, terbentuk endapan merah bata

    dengan pereaksi Dragendroff atau endapan putih dengan pereaksi Mayer 

    menunjukkan adanya senyawa alkaloid.

     b. Identifikasi flavonoid

    Sebanyak + 10 gram serbuk ditambah 100 ml air panas, didihkan

    selama 5 menit, saring. Ambil 5 ml filtratnya (dalam tabung reaksi),

    ditambahkan serbuk Mg secukupnya dan 1 ml asam klorida pekat dan 2

    ml amil alkohol, kocok kuat dan biarkan memisah. Terbentuknya warna

    h k i t ji d l i il lk h l j kk

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    34/71

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    35/71

    24

    h. Identifikasi kumarin

    Sebanyak + 2 gram serbuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi,

    ditambahkan 10 ml kloroform. Corong yang diberi lapisan kapas yang

    telah dibasahi dengan air dipasag pada mulut tabung, kemudian

    dipanaskan selama 30 menit, setelah dingin disaring. Filtrat diuapkan

    dengan cawan penguap hingga kering, sisa ditambah air panas 10 ml,

    dinginkan kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan

    0,5 ml amoniak 1 %. Diamati dibawah sinar UV 366 nm, flouresensi biru

    atau hijau menunjukkan adanya kumarin.

    4.3.2. Pembuatan Ekstrak 

    Pembuatan ekstrak daun jambu biji ( Psidium guajava L.)

    menggunakan metode ekstraksi cara dingin dengan cara maserasi dan

    memakai etanol 70% sebagai pelarut. Ekstraksi cara dingin memiliki

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    36/71

    25

      Daun jambu biji yang sudah dibuat derajat halus dimasukkan

    dalam gelas piala besar dan diberi etanol hingga seluruh simplisia

    terendam. Pelarut dilebihkan setinggi kurang lebih 2,5 cm diatas

     permukaan serbuk (Harbone, 1996, Depkes RI, 1996). Proses maserasi

    dilakukan selama 3 jam sambil diaduk. Lalu disaring menggunakan

    kapas untuk menyaring ampas. Proses ini dilakukan berulang-ulang

    hingga tidak ada lagi senyawa yang terekstrak yang ditandai dengan

    warna pelarut yang jernih. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan, disaring

    dengan menggunakan kertas saring dan diuapkan etanolnya hingga

    didapat ekstrak etanol yang kental.

    4.3.3. Optimasi dan penentuan Na CMC

    Tabel 2. Formula optimasi Na CMC pada gel gigi

    BahanFormula

    1 2 3 4

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    37/71

    26

     Na CMC dikembangkan terlebih dahulu dalam air panas dengan

    cara menaburkannya diatas air, lalu didiamkan selama + 15 menit agar 

    memudahkan dalam proses pembuatan, setelah itu aduk kuat-kuat secara

    constant sehingga basis gel berhasil dibuat homogen.

    Setelah itu, CaCO3 dimasukkan kedalam basis gel tersebut, diaduk 

    hingga homogen bersama basis gel (M1). Dalam lumpang yang terpisah,

    Gliserin dicampurkan bersama dengan sorbitol dan Ekstrak daun jambu

     biji (M2). Na Lauril sulfat dilarutkan dalam air terlebih dahulu sebelum

    dicampurkan dengan bahan-bahan lainnya (M3).

    M2 (Ekstrak+Gliserin+Sorbitol) dicampurkan kedalam M1(Na

    CMC+CaCO3), diaduk hingga homogen.Setelah itu, ditambahkan M3

    (Na lauril sulfat+air), diaduk perlahan hingga homogen. Nipagin, Na

    Metabisulfit, dan minyak permen ditambahkan setelah semua massa

    (M1+M2+M3) tercampur homogen, diaduk perlahan-lahan hingga semua

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    38/71

    27

    4.3.4. Optimasi dan penentuan CaCO3

    Tabel 3. Formula optimasi CaCO3 (Kalsium Karbonat) pada gel gigi

    Setelah optimasi konsentrasi Na CMC dan Ekstrak yang sesuai,

    ditemukan. Maka dalam formulasi kali ini, dilakukan proses optimasi dan

    BahanFormula

    1 2 3 4

    Ekstrak Daun Jambu Biji (%) 2,0 2,0 2,0 2,0

     Na CMC (%) 6,0 6,0 6,0 6,0

    Kalsium Karbonat (%) 20 30 40 50

    Gliserin (%) 15 15 15 15

    Larutan Sorbitol (%) 10 10 10 10

     Na-Lauril Sulfat (%) 2,0 2,0 2,0 2,0

    Minyak Permen (%) 0,75 0,75 0,75 0,75

     Nipagin (%) 0,1 0,1 0,1 0,1 Nipasol (%) 0,01 0,01 0,01 0,01

     Na-Meta Bisulfit (%) 1,0 1,0 1,0 1,0

     Aquadest  sampai dengan (ml) 100 100 100 100

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    39/71

    28

    4.3.5. Optimasi dan penentuan Gliserin+Sorbitol

    Tabel 4. Formula optimasi Gliserin+Sorbitol pada gel gigi

    Dalam formula ini, dilakukan proses optimasi dari

    Gliserin+Sorbitol yang bertujuan untuk menemukan konsentrasi dari

    BahanFormula

    1 2 3 4

    Ekstrak Daun Jambu Biji (%) 2,0 2,0 2,0 2,0

     Na CMC (%) 6,0 6,0 6,0 6,0

    Kalsium Karbonat (%) 40 40 40 40

    Gliserin (%) 15 20 25 30

    Larutan Sorbitol (%) 15 10 5,0 0

     Na-Lauril Sulfat (%) 2,0 2,0 2,0 2,0

    Minyak Permen (%) 0,75 0,75 0,75 0,75

     Nipagin (%) 0,1 0,1 0,1 0,1 Nipasol (%) 0,01 0,01 0,01 0,01

     Na-Meta Bisulfit (%) 1,0 1,0 1,0 1,0

     Aquadest  sampai dengan (ml) 100 100 100 100

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    40/71

    29

    4.3.6. Optimasi dan penentuan Na Lauril Sulfat

    Tabel 5. Formula optimasi Na Lauril Sulfat pada gel gigi

    Dalam formula ini, dilakukan proses optimasi dari Na Lauril Sulfat

    yang bertujuan untuk menemukan konsentrasi pembuat busa yang paling

    BahanFormula

    1 2 3 4

    Ekstrak Daun Jambu Biji (%) 2,0 2,0 2,0 2,0

     Na CMC (%) 6,0 6,0 6,0 6,0

    Kalsium Karbonat (%) 40 40 40 40

    Gliserin (%) 25 25 25 25

    Larutan Sorbitol (%) 5,0 5,0 5,0 5,0

    Na-Lauril Sulfat (%) 10 5,0 3,0 2,0

    Minyak Permen (%) 0,75 0,75 0,75 0,75

     Nipagin (%) 0,1 0,1 0,1 0,1 Nipasol (%) 0,01 0,01 0,01 0,01

     Na-Meta Bisulfit (%) 1,0 1,0 1,0 1,0

     Aquadest  sampai dengan (ml) 100 100 100 100

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    41/71

    30

    4.4. Formula Optimal Sediaan

    Tabel 6. Formula akhir optimasi sediaan gel gigi

    4.5. Pengukuran dan Pengujian Hasil Formula Optimasi

    4.5.1. Organoleptis

    BahanFormula

    1 2 3 4

    Ekstrak Daun Jambu Biji (%) 2,0 2,0 2,0 2,0

    Na CMC (%) 6,0 6,0 6,0 6,0

    Kalsium Karbonat (%) 40 40 40 40

    Gliserin (%) 25 25 25 25

    Larutan Sorbitol (%) 5,0 5,0 5,0 5,0

    Na-Lauril Sulfat (%) 3,0 3,0 3,0 3,0

    Minyak Permen (%) 0,75 0,75 0,75 0,75

     Nipagin (%) 0,1 0,1 0,1 0,1 Nipasol (%) 0,01 0,01 0,01 0,01

     Na-Meta Bisulfit (%) 1,0 1,0 1,0 1,0

     Aquadest  sampai dengan (ml) 100 100 100 100

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    42/71

    31

    4.5.3. Uji Stabilitas

    Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk obat atau

    kosmetik untuk bertahan dalam batas spesifikasi yang ditetapkan

    sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan untuk menjamin

    identitas, kekuatan, kualitas dan kemurnian produk tersebut. (Joshita

    Djajadisastra, 2004). Sediaan kosmetika yang stabil adalah suatu sediaan

    yang masih berada dalam batas yang dapat diterima selama periode

    waktu penyimpanan dan penggunaan, dimana sifat dan karakteristiknya

    sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat. Oleh karena itu, untuk 

    mengetahui apakah sediaan gel gigi yang dibuat, dapat dikategorikan

    stabil secara fisik, maka dilakukan pengujian stabilitas terhadap sediaan

    kami dengan metode elevated temperature yaitu suhu dipercepat dengan

    suhu yang bervariasi yaitu suhu kamar (270

      C), 450

      C dan 550

      C yang

    diamati selama satu bulan dan diamati penampilan sediaan tersebut,

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    43/71

    32

    4.5.5. Uji konsistensi

    Uji konsistensi dilakukan untuk mengukur daya penetrasi atau

    kekuatan sediaan yang dibuat, alat yang digunakan untuk mengukurnya

    ialah penetrometer. Sediaan ditaruh dalam wadah yang rata bagian

     bawahnya. Lalu wadahnya ditempatkan pada meja penetrometer, setelah

    itu alat dihidupkan lalu batang penetrometer dinaikkan hingga

     bersentuhan dengan batang jarum pengukur, kemudian batang

     penetrometer didekatkan hingga ujung kepalanya menyentuh sediaan

    dalam wadah tadi. Lalu pengukuran dilakukan setelah batang dilepaskan

    selama periode 5 detik sekali, setelah itu dilakukan pembacaan nilai

     penetrasi yang terjadi dengan membaca angka yang ditunjuk oleh jarum

     pembaca.

    4.5.6. Uji viskositas pada berbagai kecepatan geser (rpm)

    Viskositas adalah ukuran resistensi zat cair untuk mengalir. Makin

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    44/71

    33

    BAB V

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    5.1. Hasil

    5.1.1. Hasil Determinasi Tanaman

    Dari hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium

    Botani Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi, LIPI, Cibinong

    Bogor. Terbukti bahwa sampel yang kami gunakan dalam penelitian ini

    adalah daun Jambu Biji ( Psidium guajava  Linn). Untuk detail dapat

    dilihat di lampiran 1.

    5.1.2. Hasil Penapisan Fitokimia

    Dari hasil penapisan fitokimia yang dilakukan terhadap eksrak 

    yang telah dipekatkan, didapatkan karakteristik ekstrak dan hasil

     penapisan fitokimia. Untuk detail hasil penapisan dapat dilihat pada

    tabel 7. dan untuk detail hasil uji susut pengeringan dapat dilihat pada

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    45/71

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    46/71

    35

    5.1.6. Hasil Optimasi dan penentuan Na Lauril Sulfat

    Kemampuan menghasilkan busa-pun menjadi perhatian khusus

    dalam pembuatan sediaan gel gigi ini, dalam optimasi empat formula

    untuk menemukan konsentrasi yang tepat ini, didapatlah konsentrasi Na

    Lauril Sulfat yang cukup memenuhi criteria yaitu pada konsentrasi 3%.

    untuk detail hasil optimasi, dapat dilihat pada tabel 13

    5.1.7. Hasil Pengamatan organoleptis sediaan otpimal

    Penampilan : Merata, mulus tapi masih terlihat rongga walaupun

    sedikit

    Warna : Hijau Muda

    Bau : Menthol

    Rasa : Cukup Manis

    5.1.8. Hasil Uji Homogenitas dan Volume Pemisahan

    Volume pemisahan tidak mengalami perubahan. Homogenitas gel

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    47/71

    36

    5.1.10. Hasil uji stabilitas terhadap pH

    Hasil pengujian yang dibandingkan antara pH terhadap berbagai

    suhu penyimpanan menunjukkan hasil yang tidak terlalu jauh berbeda

    ketika dua pekan pertama, tetapi kemudian terjadi perubahan yang cukup

    signifikan ketika memasuki pekan ketiga. Untuk detail hasil uji pH dapat

    dilihat pada tabel 15.

    5.1.11. Hasil uji stabilitas terhadap konsistensi

    Pada pengukuran konsistensi menggunakan penetrometer, telah

    terjadi perubahan dengan bertambahnya waktu yang ditandai dengan

     bertambahnya nilai penetrasi. Untuk detail hasil uji konsistensi dapat

    dilihat pada tabel 16.

    5.1.12. Hasil Uji Viskositas

    Uji Viskositas dilakukan terhadap peningkatan kecepatan geser 

    (rpm). Pengujian dilakukan selama 1 bulan dengan cara membandingkan

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    48/71

    37

    Penelitian ini ditujukan untuk mengoptimasi formula gel gigi dengan

    menggunakan ekstrak etanol 70% daun jambu biji yang dilatar belakangi oleh

    khasiatnya sebagai antiseptik dan inovasi baru dalam dunia kosmetik 

    khususnya sediaan gigi.

    Optimasi bahan yang pertama kali digunakan ialah Na CMC yang

    merupakan basis gel ( gelling agent ) karena ini merupakan faktor penting

    dalam pembuatan sediaan bentuk gel. konsentrasi yang diuji coba ialah 4%,

    6%, 8%, dan 10%. Dari hasil uji yang dilakukan didapatlah konsentrasi yang

    tepat untuk digunakan yaitu 6% karena selain membuat konsistensi sediaan

    terlihat kokoh, namun mudah terdistribusi ketika sediaan digosokkan ke

     permukaan benda.

    Pada konsentrasi 4%, konsistensi sediaan memang terlihat bagus,

    tetapi ketika diletakkan pada sikat gigi, sediaan tidak dapat konsisten lagi atau

    melebur kebawah permukaan sikat gigi. sedangkan pada konsentrasi 8%,

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    49/71

    38

    umumnya, konsentrasi ini juga tidak mempercepat adanya oksidasi dari

    sediaan. Terbukti dari hasil perbandingan dengan konsentrasi 50% yang

    mulai menimbulkan efek oksidasi yang lebih parah dibandingkan konsentrasi

    40%. Sedangkan pada konsentrasi 20% dan 30% sediaan menjadi terlihat

    encer seperti emulsi yang membuatnya menjadi sangat rapuh ketika ditaruh

     pada sikat gigi.

    Telah didapatkannya formula optimal dari Na CMC dan CaCO3

    tidak berarti formula sediaan sudah mencapai optimal, optimasi masih

    dilakukan tidak hanya terhadap bahan aktif, tetapi juga bahan tambahan yang

    dalam hal ini gliserin-sorbitol sebagai pemanis dan humektan sebagai

     pelembab sediaan agar tidak cepat kering.

    Optimasi dilakukan pada konsentrasi kombinasi gliserin-sorbitol

    dengan masing-masing konsentrasi 15%15%, 20%-10%, 25%-5%, dan

    gliserin saja 30%. Hasil yang didapatkan memang tidak terlalu berpengaruh

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    50/71

    39

    untuk konsentrasi gliserin 30%, sediaan akhir malah terasa agak pedas karena

     pada sediaan ini, gliserin hanya sendiri, tanpa ada kombinasi dengan sorbitol.

    Daya busa atau yang dihasilkan oleh Na Lauril Sulfat, berpengaruh

     juga terhadap warna akhir sediaan dan homogenitasnya sehingga Na Lauril

    Sulfat juga dilakukan optimasi untuk mendapatkan daya busa yang bagus

    tanpa merusak sediaan. Variasi konsentrasi yang dilakukan ialah 10%, 5%,

    3%, dan 2%.dari keempat konsentrasi tersebut didapatlah konsentrasi optimal

    yaitu pada konsentrasi 3% dengan daya busa yang cukup bagus ketika

    digosok dan tidak terlalu menimbulkan banyak rongga pada sediaan akhir.

    Sedangkan pada konsentrasi 10% dan 5%, busa yang dihasilkan memang

    cukup banyak, tetapi hal itu membuat penampilan akhir menjadi berongga.

    Hasil dari formula yang sudah dilakukan optimasi kemudian dibuat

    menjadi suatu sediaan baru yang kemudian dilakukan pengujian untuk 

    menguji kualitas dari sediaan tersebut, apakah memenuhi syarat sediaan yang

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    51/71

    40

    Hampir dari semua optimasi yang dilakukan dari awal penelitian

    hingga formula akhir, menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda, semua

    menunjukkan bahwasanya ketika mulai memasuki pekan ketiga, sediaan

    menjadi berubah warna.

    Uji homogenitas sediaan menunjukkan hasil yang cukup memuaskan

    dimana sediaan uji terlihat homogen, pada semua bagian permukaan, hal ini

    terlihat dari tersebarnya persamaan warna, bentuk dan ukuran partikel sediaan

     pada object glass. Sedangkan uji volume pemisahan menunjukkan hasil yang

     bagus pula dimana volume sediaan akhir tidak terlalu berubah jauh

    dibandingkan dengan volume awal.

    Hasil uji stabiilitas sediaan pada suhu kamar (270 C) menunjukkan

    kestabilan yang cukup bagus pada 0 hari hingga pekan kedua, tetapi

    menunjukkan perubahan warna dan viskositas ketika mulai memasuki pekan

    ketiga sebagaimana seperti yang telah dibahas sebelumnya. Sedangkan pada

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    52/71

    41

    memperlihatkan nilai viskositas sediaan uji hampir setara dengan nilai gel

    gigi yang beredar di pasaran, hal ini dikarenakan adanya faktor  gelling agent 

    yang terkandung dalam sediaan uji kami sehingga secara viskositas, nilainya

    menyerupai gel gigi dibandingkan dengan pasta gigi biasa.

     Nilai viskositas mengalami penurunan yang cukup signifikan

    dikarenakan sediaan uji mengandung gliserin dengan konsentrasi 25% yang

    memiliki sifat higroskopis sehingga ketika proses penyimpanan dan

     pengujian viskositas, sediaan menyerap uap air yang mungkin didapat dari

     pengaruh ruangan yang ber-AC sehingga menyebabkan sediaan menjadi

    sedikit lebih encer dan menyebabkan nilai viskositasnya menurun.

    Pada uji konsistensi menggunakan penetrometer, didapatkan nilai

    yang cukup bervariasi dari masing-masing suhu, tetapi karena semakin lama

     penyimpanan, daya viskositas sediaan menurun, yang mengakibatkan naiknya

    nilai konsistensinya pada 2 pekan pertama, tetapi mulai terlihat penurunan

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    53/71

    42

    BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1. Kesimpulan

    Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

    1. Ekstrak etanol 70% daun jambu biji dapat dibuat sediaan gel gigi, namun

    hasilnya kurang stabil

    2. Konsentrasi Na CMC yang optimal digunakan ialah 6%

    3. Formula akhir hasil optimasi bahan pembuat gel gigi yang optimal ialah:

     Na CMC 6%, CaCO3 40%, Na Lauril Sulfat 3%, dan Gliserin-sorbitol

    25%-5%.

    6.2 Saran

    1. Perlu adanya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pembuatan

    sediaan gel gigi dengan menggunakan minyak atsiri dari dari daun jambu

     biji.

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    54/71

    43

    DAFTAR PUSTAKA

    Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Ed ke-4. Farida Ibrahim, penerjemah.UI Press . Jakarta.

    Bilal, L.Smadi. 2007. Dental care products.

    Darsono, F. L. 1995. Perbandingan daya antibakteri ekstrak daun jambu biji dari

    dua kultivar terhadap Staphylococcus aureus dan Eschericia coli. FF

    Unika/Vidman

    Departemen Kesehatan RI.1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta

    Departemen Kesehatan RI. 1995.  Farmakope Indonesia, Edisi IV. Direktorat

    Jendral Pengawasan Obat dan Makanan: Jakarta.

    Departemen Kesehatan RI. 2000.  Parameter Standard Umum Ekstrak Tumbuhan

    Obat. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan: Jakarta.

    Departemen Kesehatan RI. 1989.  Pemanfaatan Tanaman Obat, Edisi III. Jakarta:

    Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.

    Departemen Kesehatan RI.1993.  Kodeks kosmetika Indonesia. Direktorat jendral

    Pengawasan Obat dan Makanan : Jakarta.

    Departemen Kesehatan RI.1985.  Formularium kosmetika Indonesia. DirektoratJendral Pengawasan Obat dan Makanan : Jakarta.

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    55/71

    44

    Iwu, Maurice M. 1993: Handbook of African Medicinal Plants. CRC Press.. ISBN No.0-8493-4266-X.

    Lachman, L., Herbert, A.L and Joseph, L.K. 1994. Teori dan Praktek Farmasi

     Industri. Edisi 1-3. UI Press. Jakarta

    Last, R.J. 1970. Anatomy : Regional and applied, 4th

     edition, ELBS and Churchill,London.

    Leslie Taylor, ND. 2005. The Healing Power of Rainforest Herbs. Diakses darihttp://www.rain-tree.com/guava.htm, diakses tanggal 12 April 2009

    Lieberman., Rieger and Banker. 1989. Pharmaceutical Dosage Form : Disperse

    System. Vol ke-2. New York: Marcel Dekker Inc. 495-498

    Mahabir P. Gupta, Ph.D. 2007. Preparations of pharmacopoeial monographs

    on herbal drugs and harmonization efforts for regional herbal  pharmacopoeia. Center for Pharmacognostic Research on Panamanian

    Flora,College of Pharmacy, University of Panama, USA.

    Mitsui, T. Phd., 1997.  New cosmetics science, Elsevier: Amsterdam.Soetarto M.,

    Asep Ganda suganda, Desnida narti. 1985.  Pemeriksaan kandungan

    kimia daun psidium guajava Linn. Proceedings-1 seminar 

     pembudidayaan tanaman obat tradisional. Purwokerto, 17-18 oktober 1985

    Soetarto M., Asep Ganda suganda, Desnida narti. 1985. Pemeriksaan kandungan

    http://www.rain-tree.com/author.htmhttp://www.rain-tree.com/guava.htmhttp://www.rain-tree.com/guava.htmhttp://www.rain-tree.com/guava.htmhttp://www.rain-tree.com/author.htm

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    56/71

    45

    Lampiran 1. Hasil Determinasi tanaman

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    57/71

    46

    Lampiran 2

    Hasil Uji Susut Pengeringan Ekstrak Kental Daun Jambu Biji ( Psidium

     guajava L)

    Bobot awal

    Berat cawan kosong : 13,6586 g

    Berat cawan kosong + tutup : 25,0401 g

    Ekstrak kental : 1,0001 g

    Berat cawan kosong + tutup + ekstrak : 26,0402 g

    Bobot setelah pengeringan selama 180 menit

    Berat cawan kosong + tutup + ekstrak : 25,4045 g

    Susut pengeringan setelah pemanasan selama 180 menit

    =

    2 44%

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    58/71

    47

    Lampiran 3. Hasil Pengujian pH

    Gambar 3. Perbandingan nilai pH terhadap stabilitas

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    59/71

    48

    Lampiran 4. Hasil Pengukuran Viskositas

    Gambar 4. Perbandingan viskositas pada pekan ke-0

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    60/71

    49

    Gambar 6. Perbandingan viskositas pada pekan ke-2

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    61/71

    50

    Gambar 8. Perbandingan viskositas pada pekan ke-4

    Lampiran 5. Hasil pengujian konsistensi

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    62/71

    51

    Lampiran 6. Gambar sediaan optimal

    Gambar 10. Sediaan formula optimal

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    63/71

    52

    Lampiran 7. Hasil Uji Stabilitas

    Gambar 11. Penyimpanan Pada Suhu 450 C.

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    64/71

    53

    Gambar 13. Penyimpanan Pada Suhu 270 C

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    65/71

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    66/71

    55

    Tabel 9. Hasil penentuan Na CMC

    Konsentrasi

    Sediaan

    RPM Viskositas pH

    4% 2 93500 7,23

    4 60320

    6 52420

    10 37340

    12 336006% 2 113400 7,44

    4 90480

    6 70430

    10 50290

    12 33390

    8% 2 146800 8,14

    4 1098206 88500

    10 67300

    12 50520

    10% 2 163200 8,32

    4 125700

    6 105700

    10 79230

    12 62580

    Tabel 10 Hasil Optimasi CaCO3

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    67/71

    56

    Tabel 11. Hasil penentuan CaCO3

    Sediaan RPM Viskositas

    CaCO3 20% 2 87400

    4 62360

    6 57900

    10 44670

    12 38700

    CaCO3 40% 2 1092004 88400

    6 67830

    10 47800

    12 40890

    CaCO3 60% 2 125800

    4 98760

    6 7845010 64800

    12 52390

    CaCO3 80% 2 164300

    4 144500

    6 119900

    10 88790

    12 76870

    Pasta gigi 2 346000

    4 185000

    6 125200

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    68/71

    57

    Tabel 13. Hasil Optimasi Na Lauril Sulfat

    20-10% Warna: Hijau muda

    Bau: Menthol, merata

    Rasa: cukup manis yang bertahan

    Penampilan: Mulus, merata, agak sedikit bergelembung

    Konsistensi : Agak susah mengalir 

    25%-5% Warna: Hijau muda

    Bau: Menthol, merata

    Rasa: manis yang bertahan

    Penampilan: Mulus, merata, agak sedikit bergelembung

    Konsistensi : Agak susah mengalir 30% Warna: Hijau muda

    Bau: Menthol, merata

    Rasa: manis agak pedas,dan bertahan

    Penampilan: Mulus, merata, agak sedikit bergelembung

    Konsistensi : Agak susah mengalir 

    Konsentrasi Na Lauril Sulfat Hasil Pengamatan

    10% Warna: Hijau muda memudar  

    Bau: Menthol, merata

    Rasa: agak manis dan berasa asam

    Penampilan: Merata,Tapi berongga

    Konsistensi : Agak susah mengalir 

    Daya Busa: Sangat mudah membusa

    5,0% Warna: Hijau muda sedikit menguning

    Bau: Menthol, merata

    Rasa: cukup manis yang masih berasa asam

    8

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    69/71

    58

    59

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    70/71

    59

    Tabel 15. Hasil Uji stabilitas terhadap pH

    Pekan ke- pH Sediaan pada suhu

    27 C 45 C 55 C

    0 7,43 7,58 7,88

    1 7,43 7,35 7,66

    2 7,43 8,56 8,38

    3 8,24 8,63 8,54

    4 8,33 8,72 8,69

    Tabel 16. Hasil Uji stabilitas terhadap konsistensi (mm/5 detik)

    Formula PadaSuhu

    Pekan ke-

    0 1 2 3 4

    27 C 355 360 373 380 385

    45 C 352 358 361 332 305

    55 C 348 355 359 320 287

    Tabel 17. Hasil Uji Perbandingan Viskositas

    Sediaan RPM Viskositas (Cenitpoise) Pekan ke-

    0 1 2 3 4

    Uji 2 122800 118760 116350 109545 98430

    4 80890 76840 72930 63600 57640

    6 60580 58930 54530 47150 40320

    10 49300 48620 44780 36580 27290

    12 32380 31130 29340 26460 19780

  • 8/9/2019 Dea Arditia Rahman-fkik

    71/71

      Tabel 10. Hasil Uji Stabilitas terhadap organoleptik 

    Suhu Pengamatan Pada Pekan ke-

    1 2 3 4

    270 C Warna: Hijaukekuningan, merata.Bau: MentholRasa: Manis

    Konsistensi: agak sulitmengalir.Gelembung sedikit

    Warna: Hijau kekuningan,merata.Bau: MentholRasa: Manis

    Konsistensi : agak sulitmengalir. Gelembung sedikit

    Warna: Hijau kekuningan, tetapi permukaan atas berubah menjadisedikit orange.Bau: Menthol

    Rasa: ManisKonsistensi : agak sulit mengalir Gelembung bertambah

    Warna: Hijau kekuningan, permukaan, terlihat lebih orangeBau: MentholRasa: Manis

    Konsistensi : agak sulit mengalir Gelembung bertambah

    450 C Warna: hijau

    Bau: MentholRasa: ManisKonsistensi : agak sulitmengalir.

    Gelembung sedikit

    Warna: Hijau kekuningan,

    Bau: MentholRasa: ManisKonsistensi : agak sulitmengalir.

    Gelembung bertambah

    arna: Hijau kekuningan,tetapi

    warna permukaan berubah menjadiorange kecoklatanBau: MentholRasa: Manis

    Konsistensi : agak sulit mengalir.Gelembung bertambah

    Warna: Hijau kekuningan, tetapi

    warna permukaan berubahmenjadi orange kecoklatanmembentuk cekunganBau: Menthol

    Rasa: ManisKonsistensi : agak sulitmengalir.

    Gelembung bertambah

    55 C Warna: hijau

    Bau: Menthol

    Rasa: ManisKonsistensi : agak sulit

    mengalir.Gelembung sedikit

    Warna: permukaan, terlihat

    lebih orange

    Bau: MentholRasa: Manis

    Konsistensi : agak sulitmengalir.Gelembung bertambah

    Warna: permukaan, terlihat orange,

    Bau: Menthol

    Rasa: ManisKonsistensi : agak sulit mengalir.

    Gelembung bertambah

    Warna: permukaan, terlihat

    lebih orange

    Bau: MentholRasa: Manis

    Konsistensi : agak sulitmengalir.Gelembung bertambah