Top Banner

of 11

DBD Kota Metro

Mar 06, 2016

Download

Documents

Kota Metro merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang menjadi endemis Demam Berdarah Dengue (DBD). Pada bulan Januari sampai dengan Juni 2013 sudah ditemukan 404 kasus DBD di Kota Metro, dan kematian akibat DBD sebanyak 5 orang pada bulan Januari-Februari 2013.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • Volume VII No. l . Juni 2014 ISSN r979-469X

    JurnalKESEHATAN

    Metro Sui Wuwui(Journal of Health Metro Sai Wawai)

    0[- -

    -tr-o-o-*

    -m:F.:,o-tF

    -f.._L

    _L\

    TD

    P RoG RAM STU D I KE B I D^^?[.^f lfI?flil

  • JurrralKESEHATAN

    Meto Sai Wawsi

    Volume VII No. 1, Juni 2014, Hataman l-110 rssN 1979-469X

    Jurnal Kesehatan Mefo Sai Wawai merupakan junral keseha&n yang memuat artikel hasil penelitian danrtikel nonpe,nelitian dibidang kesehatan. Terbit duakati setahun yaitu padabulan Juni dan Desember.

    DEWAIIREDAKSI

    PengarahDirektm Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Taqiunglrang

    Penanggung JawabKetua Program Studi Kebidanan Metro

    Ketua l)ewan RedaksiSadiman

    Wakil Ketua Dewan RedaksiRiyanto

    Anggota llewan RedaksiSupriatiningsifi

    WeliyatiYusroHadiM.

    M. RidwanYuliawatiIslamiyati

    PrasetyowatiMartini FairusIka Oktaviani

    Redaksi PelaksanaSumiyati

    Firda FibrilaSri Lestarininesih

    Pelaksana f"rr"Ur"fr"YulidawatiWibowo

    Alamat Redaksil.XgTF Studi Kebidanan Metro Poltekkes Kementrian Kesehatan TanjungkarangJl- Brigjend sutiyoso No. i Kota Metro Lampung Fo.6ox io7 Kode post.:+iti refi: e12r 4l8l9 Fax(072s) 47966Email : j ur ke s

    _m etr ow aw a i @y ah o o. c o. i d.Dewan Redaksi menerima naskah hasil penelitian dan nonpenelitian yang belum pemah dipublikasikan kejurnal lain. Naskah ditulis sesuai forrnat dengan mengikuti pedoman i"nritirao. Jurnal Keseiratan Metro saiwawai. Naskah dikirim kealamat redaksi minimal satu bulan sebelum penerbitan.

  • IJumalKESEHATAN

    Metro SaiVawai

    Volume VII No. 1, Juni 2014, Halaman 1-lt0 Issx rqz$469xDAT'TARISI

    Perbedaan Kepuasan antma Pasien Peserta Jamkesmas dan Pasien Umum di Instalasi Rawat l-10Inap RSUD. Jendral Ahmad Yani Kota MetroSadhnan don Istomiyod

    Hubungan Drkungan Suami dengan Kejadian Depresi post partum pada Ibu Nifas

    26-32

    I 1-18Martinoi Fairus dan Septi widiyanti

    Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Di Puskesmas OAs{otabuni tr Lampung UtaraFlturtna

    Hubungan Anemia dan Partus Lama dengan Kejadian Perdarahan Poseartum Di RSUDPringsewuiieriina

    56-63

    64-74

    Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Ibu Hamil pada Pemeriksaan Antenatal 3340Cre (K4) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo Kabupaten pringsewu.Al Marham

    Hubmgan Status Gizi dan Paparan Rokok dengan Kejadian Ispa pada Balita Di Sukaraja 4147BandarLampungYusarlAslh

    Analisis Determinan Kejadian Demam Berdarah Dengue dan Upaya Penanggulangannya Di 48-55Kota MetroIoga Trl Wijayanti don Sri iestartningsiiPengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Ansietas Klien HipertensiAnton Surya Prasetya

    Pengalaman Remaja Perempuan singk ParentMenjalani peran B4ru Sebagai IbuFitri Nurtya SanE

    Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker Payudara Di RSUD Dr. H. Abdul 75-84Moeloek Provinsi Lampungi'raseEowati dan Rusrini Ratharinu

    Pengalaman Menarche bagi Remaja Putri Di SMP Kalibalangar dan SMP Negeri 7 Kotabumi 85-92Fitarina

    Hubungan Usia Melahirkan Terakhir, Riwayat Pemakaian Konhasepsi, Menarche dan Budaya 93-l0ldengan Menopouse Di Kel. Mulyosari Kec. Metro BaratFtrdo Fibrila ilan M. Milwan

    Faktor-faktor yang berhubungan derrgan Kejadian Diare pada Balita Di Puskesmas Jatidatar l0}-ll0Kec. Bandar Mataram Kab. Lampung TengahEeriina

  • IJumal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume VII No.l Edisi Juni 2014 ISSN: 19779469X

    ANALIS$ DETERMINAN KUADIAN DEMAM BERDARAH DENGTIE (DBD) DAI\T T}PAYAPENAI\TGGUTI\NGAI{I\TYA DI KOTA METRO1) Yoga Tri Wijayanti 2) Sri Lestariningsih

    t d* t) Program Studi KebidananMetro Poltekkes Kemenkes Tajungkarang

    AbstractMefro City is onre of the cities in the provinces of tampung to be dengue fever endemic area. In theyear of 2612, CFR of dangue fever increased to 1.28o/oio-para to the previous year and the numberof Inciden Rate as much as 261110o.,000 inhabitants, which means higher t}an national target of CFRas much as lYo nd the national IR 201100,000 populations. During the period of January-June 2013 inMefro City aheady found 404 cases ofdangue fever, and 5l cases ofalleged dangue fever, and founddaths from dmgue fever as much as 5 people in January-Febnwy 2013. The purpose of this researchwas to analp the determinants of the incidence of dangue fever by reviewing the characteristics oftle po.pulation (age, gender education, occtpation and income families) and pspda$on trehaviorassociated wi& dangue fever so we would know the efforts of handling it in the Metro city.The desipof this research was case control The number of samples of the 136 respondents towns people inMetro which is distinguished in two groups, they were exposed and not exposed to dangue fever with68 respondents for each. The technique of sampling werw consecutive sampling for group cases andsystematic random sampling for tre control group. Data were analyzsd by logistic rcgression withbinry model predictions. The results showed most reqpondents (91.97o) were aged 15 years and over,wortcing Q8,7Yo), md highly edtreaied'(58,4%) bj The beharviorof furespofu incoindticting 3 mPlrts, 71.3o/o largely close the landfill, and 86Yo drained the landfill. Analysis resuhs showed norelationship between variable knowledge of dangue fever, the closure ofthe landfill, the burial of usedgoods, fte use of insect repellen! use mosquito nets when sleeping and the use of mosquito kassawith dangue fever. While age is the most dominant variable gives the efect of dangue fever occurencecompared to other variables, by increasing the risk of 7,13 times. The advice to local governments ofMetro city is to be more active socialize multisector information on all citizen in Metro by conductingpreventive activities of dangue fever such as mosquito nest eradication and handlingthe case ofdangue fever.

    AbstrekKota Metro merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang menjadi daerah endemis DemamBerdarah Dengue . Pada tahun 2012 CFR DBD mengalarni peningkatan meqiadi 1,28o/o dibandingkantahun sebelumnya dan jumlah Inciden Rate sebanyak 2611 100.000 pendudulg yang berarti lebihtinggi dari target CFR nasional sebesar l% dan IR nasional 201100.000 penduduk. Selarna periodeJanuari

    - Juni 2013 di Kota Metro sudah ditemukan 404 kasus DBD, dan 51 kasus diduga DBD, dan

    ditemukan kematian akibat DBD sebanyak 5 orang pada bulan Januari- Februari 2013. Tujuanpenelitian ini untuk menganalisis determinan kejadian DBD ditiqiau dari aspek ki:rakteristikpenduduk (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan keluarga) dan perilakupenduduk yang terkait dengan DBD sehingga dikeahui upaya penanggulaneannya di Kota Metro.Penelitian berdesain case cantral.l',imlah sampel 136 responderi warga kota Metro yang diHakandalam 2 kelompok, yaitu terpapar DBD dan tidak terpapar DBD masing-masing 68 responden.Teknik pengambilan sampel secara cowecative sampling untuk kelompok kasus dan sistematikrqndom sampling untuk kelompok kontrol. Data dianalisis secara dengan regresi logistik ganda niodelprediksi. Hasil Penelitian Menunjukkan sebagian besar responden (9l,9%r) berumur 15 tahun ke atas,bekerja Q8,7%Qdan berpendidikan tnggi (6E,4oh). Perilaku responden dalam melakukan 3M Plus,sebagian besar 71,3%o menutup TPA,dan 860lo menguras TPA. Hasil analisis menunjukftan adahubtrngan antara variabel pengetahuan tentang DBD, penutupan TPA, Penguburan barang bekas,pnggunaan obat nyamulg penggunaan kelambu saat tidur, dan penggunaan kassa nyamuk dengankejadian DBD. Sedangkan umur adalah variabel yang paling dominan memberikan efek terhadapkejadian DBD dibandingkan dengan l'ariabel lainnya, dengan meningkatkan resiko sebesar 7,13 kali.Saran untuk pemerintah daerah kota metro agar lebih aktif menyosialisasikan informasi multisektorpada segenap lapisan masyarakat di Mefo untuk melakukan kegiatan pencegahan DBD,pemberantasan sarang nyamuk dan penanganan kasus DBD.

    Kata kunci : Detemrinan DBD, karakteristilg perilaku

    Yoga Tri lliiayanti dan Sri Lestariningsih: Analisis Determinan Kejadian Demam Bcrdarah Dengue -..

    48

  • IJurnal Kesehatan Mefo sai wawai volume vII No.l Edisi.Juni 2014, ISSN: lg7Tg/KJgx

    Pendahuluan

    Penyakit demam berdarah dengue (DBD)merupakan penyakit menular yang diseUabkanvirus dengde, Vektor penyakit DBD adalahnyamuk Aedes aegpti dan Aedes Albopictus.DBD me4iadi salah satu masalah kesehatanmasyarakat di Indonesia yang jumlah

    meningkat danpenyebarannya semakin luas. Diperkirakan 50juta infeksi dengue terjadi setiap tahun dansekitar 2,5 miliar orang hidup di negara-negaraendemik DBD termasuk Indonesia (WHO,2009). Penyakit DBD masih menjadi penyebabkematian tertinggi di Indonesia(Widoyono,20Il). Kota Metro merupakan salah satu kota diProvinsi Lampung yang menjadi daerah endemisDBD. Pada tahun 2012 CFR DBD mengalamipeningkatan mer$adi l2S% dibandingkan tahunsebelumnya dan jumlah Inciden Rate sebanyak2611 100.000 pendudulq yang berarti lebih tinggidari target CFR nasional sebesar l% dan IRnasional 201100.000 penduduk (DinKes kotaMetro, 2013). Berdasarkan data l0 besarpenderita penyakit yang menjalani rawat inap diRSUD Ahmad Yani Kota Metno tahun 2AI2,DBD merupakan penyakit rawat inapdengan persentase terbesar (4,$oi;)dibandingkan dengan penyakit lainny4 GSUDAhmad Yani, 2013). Selama periode Januari

    -

    Juni 2013 di Kota Metro sudah ditemukan 404kasus DBD, dan 51 kasus diduga. DBD, danditemukan kematian akibat DBD sebanyak 5orang pada bulan Januari- Februari 2013 (DinkesKota Metro,2013).

    Tingginya angka prevalensi DBD antaralain dipengaruhi oleh semakin meningkatnyakepadatan dan mobilitas penduduk, semakinbaiknya sarana transportasi dalam kota maupunantar daerah dan masih tersebarnya nyamukpenular DBD di pemukiman penduduk (DepKesRI, 2005). Selain beberapa faktor tersebut,penyebab tirrgginya jumlah penderita DBD diKota Metro antara lain karena belum optimalnyapemberantasan vektor dan perilaku hidup bersihdan sehat di masyarakat, antara lairi :pengetahuan, sikap, kegiatan pemberantasansarang nyamuk (PSN),

    -fogging, abatisasi danpelaksanaan 3M Plus (menguras, menutup danmengubur dengan tindakan plus yaitumemberantas jentik dan menghindari gigitannyamuk) (Dinkes Kota Metro, 2012). Sebagianbesar masyarakat sudah tahu cara pencegahannyatetapi tidak melaksanakan Pemberantasan SarangNyamuk (PSN) untuk mencegah DBD.

    Salah satu sasaran program pokokkesehatan yang hendak dicapai dalampemberantasan penyakit menular olehDepartemen Kesehatin Republik Indonesia(Depkes RI) adalah menunrnnya angka kesakitanDBD kurang dari 20 per 100.000 penduduk disuatu wilayah, dan secara nasional 5 per 100.000penduduk dengan angka kematian (CFR) dirumah sakit menjadi di bawah 1% (Depkes RI,2004).

    Terkait dengan kondisi Kota Metro sebagaidaerah endemis DBD, partisipasi Masyarakatsangat diharapkan untuk menekan populasinyamuk dan merebaknya kasus DBD yangsangatmematikan ini. salah satu kegiatan yang mudahdan murah adalah melalui kegiatan 3M plus,maka peneliti trtarik untuk melakukan peirelitianyang berkaitan dengan penyakit DBD di KotaMetro yang bertujuan menganalisis detenninanDBD di Kota Metro tahun 2013 ditinjau dariaspek karakteristik penduduk (o-*, jeniskelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatankeluarga dan peirgetahuan) serta perilakupenduduk yang meliputi (aktifitas siang hari,upaya 3M Plus (Menutup tempat penampunganat, menguftrs tempat pemmpungan ak,mengubur/ membakar barang bekas yang dapatmenampung air, kebiasaan menggunakan obatanti nyamuk, kebiasaan menggunakan kelambusaat tidur, kebiasaan menggantung pakaian bekaspakai dalam rumah, dan penggunaan kassanyamuk).

    Metode

    Penelitian merupakan survey analitikdengan rancangan case conftole. populasipenelitian kasus adalah penduduk kota Metroyang pernah didiagnosa mengalami DBD padatahun 2013, sedangkan populasi kontrol adalahpenduduk kota Metro yang tidak pernahdidiagnosa menderita DBD pada tahun 2013.perhitungan besar'sampel tliatas, diambil jumlahyang paling besar untuk menentukan besarsampel yang diperlukan dalam penelitian ini,sehingga didapatkan jumlah sampel yangdiperlukan sebesar 68 pada masing-masingkelompok. Sampel yang dibutuhkan padakelompok kasus dan kelompok kontrol denganperbandingan kasus: kontrol sebesar l:1 adalahberjumlah 136 orang. Pengambilan sampelpada penelitian ini monggunakan sirnple randomsampling untuk kelompok kasus dan sistematikrsndom sampling untuk kelompok kontrol.

    Yttoa Tri wiiavanti dan sri Lestaininssift: Analisis Determinan Keiadian Demam Berdarah Deneue ... 49

  • 2840

    1057

    3929

    49t9

    2939

    49t9

    3929

    AA

    24

    r;Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume VII No.l Edisi Juni 2014 ISSN: lgl7g./|{JgrHasil

    l. Analisis UnivariatTabel I

    Gambaran Responden Berdasarkan karakteristik di Kota Metro

  • Jurnal Kesehatan Metro sai wawai volume vII No.l Edisi Juni 2014 ISSN: lg77g/K,gx

    Tabel 2, menunjukkan bahwa kejadian memiliki kebiasaan menggantung pakaian bekaslBD pada responden-yang tidak menutup TPA pakai (42,6yo), tidakmenlgunakan kelambu saat1"og* .buj!.!1$:("), Jtg."k menguras TpA iia* (z,tuoj, tidak bi;; menggunakan obatge$an bajJr (l4,7yo), tidak mengubur barang nyamuk (57,4yo), dan tidak mEirasang kasabekas dengan bark (57,4o/o), tidak memelihara nyamukoiruhannya (64,70/o).iln pemakan jentik nyamuk (7Z,lW,2. Analisis Bivariat

    Disuibusi Kmakteristik n rpooa*-"o*rf*i1Mptus dan Kejadian DBD Di Kots Me6o

    Karekteristik RespondenKejadian DBD

    Kasus Kontrol TotalnYo Yt oR

    Umur< 15 tahun> 15 tahun

    Jenis KelaminLaki-lakiPerehpura

    PendidikanPendidikan DasarFendidikan Tinggi

    PekerjaanBekerjaTidak bekerja

    PengetahuanKurang BaikBaik

    Pendapatan KeluargaRendahTinggi

    Aldifitas siang haridi luarrumahdidalamrumah

    91359 g6,g

    31 45,637 54,4

    25 36,943 63,2

    27 39,741 60,3

    58 42,6 0,60378 57,4

    55 41,2 0,00080 5g,g

    44,155,9 0,12

    2 2,966 g7,l

    13 9,6 0,059 5123 90,4 (1,04-242)

    18 26,5 43 31,650 73,5 83 69,4

    55 80,913 1g, l

    4,27 1,6(0,79-3,35)

    lo7 79,7 0,67 0,7729 21,3 (0,3+1,75)

    l13(0,6-2,5)

    7,28(3,3+15,87)0,55

    (0,29-1,09)51,5 6048,5 76

    64,7 gg35,3 37

    19,l80,9

    l355

    35JJ

    4424

    52 76,516 23,5

    43 63,225 36,8

    25 36,943 63,2

    55 Eo,g13 lg,I

    72,9 9,954 2,?127,2 (1,06-5,05)

    Tabel 3, persentase responden berumur >l 5tahun yang menderita DBD lebih kecil (g6,g%)dibandingkan dengan yang tidak mengalamiDBD (97,1%). Hasil uji statistik menunjukkanlahwa nilai p sebesar 0,059. Sehingga dapatdiinterpretasikan bahwa tidak ada h:ubunfansignifikan antara umur dengan kejadian DBD diwilayah Kota Metro tahun 2013.

    .

    Persentase responden laki-laki yangmenderita DBD lebih banyak (45,60/;)dibandingkan dengan yang tidak mengalamiDBD (39,7%). Hasil uji statistik menunjukkanbahwa nilai p sebesar 0,603 dengan nilai ORsebesar 1,3 (Cl 95% antara A,6-2,5) yangmenunjukkan bahwa jenis kelamin tidakberhubungan dengan kejadian DBD di wilayahKota Metro tahun 2013.

    Persentase responden berpendidikan dasaryang menderita DBD lebih banyak (36,g%)dibandingkan dengan yang tidak mengalami

    DBD (26,5%). Hasil uji statistik menunjukkanbahwa nilai p sebesar 0,27 dengan nilai ORsebesar 1,6 (CI 95% antara 0,78-3,35) yangmenunjukkan bahwa pendidikan tidakberhubungan dengan kejadian DBD di wilayahKota Metro tahun 2013.

    Persentase responden yang bekerja lebihbanyak (76,5%') menderita DBD dibandingkandengan yang tidak bekerja (23,5%). Hasii ujistatistik menunjukkan bahwa nilai p sebesar 0,67dengan nilai OR sebesar 0,77 (CI gsyo antan0,34

    - 1,75) yang menunjukkan bahwa pekerjaan

    tidak berhubungan dengan kejadian DBD diwilaya_h Kota Meho tahun 2013.

    Persentase responden yang berpendapatantinggi yaitu lebih besar dari tIMp paling banyak(63,2%) yang menderita DBD dibandingkandengan yang berpenghasilan rendah (36,8%).Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai psebesar 0,12 dengan nilai OR sebesar 0,55 (CI

    Analisis Determinan Kejadian Demam Berdarah Dengue ... 51Yoga Trt l{ijuyanti dan Sri Lestariningsih:

  • _-

    r@

    Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume VII No.l Edisi Juni 2014, ISSN: 19779469X

    95Ys antara 0,28-1,09) yang menunjukkan bahwapendapatan keluarga tidak berhubungan dengankejadian DBD di wilayah Kota Metro tahun2013.

    Penentase responden yang memilikipengetahuan tentang DBD kurang paling banyak(632%) yang mengalami DBD dibandingkandengan yang memiliki pengetahuan tentangDBD kurang (36,80A). Hasil qji statistikme4unjukkan bahwa nilai p sebesar 0,00 dengannilai OR sebesar 7,28 (CI 95yo antna 3,34-15,87) yang menunjukkan bahwa pengetahuantentang DBD berhubungan dengan kejadian DBDdi wilayah Kota Metro tahun 2013, dimana

    responden yang memiliki pengetahuan tentangDBD kurang beresiko 7,28 kali lebih besarmengalami DBD dibandingkan yang memilikipengetahuan DBD baik.

    Persq*ase responden yang beraktifitassiang hari di luar rumah antara jam 09.00- 17.00paling banyak mengakami kejadian DBDdibandingkan yang beraktifitas di dalam rumahpada

    .waktu tersebut. Berdasarkan data ujistatistik menunjukkan bahwa nilai p sebesar0,054 dengan OR 2,31 pada CI 95o/o (1,06-5,05).Menunjukkan bahwa berdasarkan uji bivaria!aktifitas siang hari tidak berhubungan dengankejadian DBD.

    Tabel4Distribusi Perilaku PSN 3M plus.lan Kejadian DBD Di Kota Metro

    Perilaku PSM 3M PIusKejadian DBD

    Kasus Kontrol Totaln o/o Yt oR

    Penutupan TPAKurang baikBaik

    Pengurasan I?AKurangbaikBaik

    Penguburan barang bekasyang bcr-potensi jadi TP-A

    KurangbaikBaik

    Penggunaan Obat NyamukTidak menggunakanMenggunakan

    Penggunaan Kelambu saatTidur

    Tidak menggunakanMenggunakan

    Menggantung pakaianbekas pakai dalam rumah

    MenggantungTidak menggantung

    Penggunaan Kassa NyamukTidak menggunakan

    3997

    t9t17

    28 41.2 I I40 58.8 s7

    ll 16.2 857 83.8 60

    11 16.2 s0s7 83.8 86

    18 26.5 5750 73.5 79

    39 57.429 42.6

    6868

    4987

    756l

    16.283.8

    11.888.2

    28,7 0,002 3,6371,.3 (1,6-g,l)14 0,62 1,4586 (0,54-3,86)

    36.8 0,000 6,963.2 (3,12-15,59)41.9 0,001 3,7458.1 (t,82-7,69)

    50 0,000 6,6550 Q,l5-14,07\

    36 0,153 l ,g64 (0,88-3.63)

    55,1 0,039 2244"9 (l.1-4.4)

    39 57.429 42.6

    49 72,1 lg19 27,9 49

    29 42,639 57,4

    27,972,1

    29,470.6

    45,654,4

    44 &,7Menggrlqakan 24 35,3

    2048

    3lJI

    Memelihara ikan pemakanjemtik

    Tidak memeliharaMemelihara

    72,1 37 54,4 g6 63,2 0,050 2,249t9 27,9 3 t 45,6 50 36,8 (l.l-4.4)

    Tabel 4, Berdasarkan hasil uji statistikbivariat menunjukkan bahwa terdapatbeberapa perilaku PSN 3MPlus yangberhubungan dengan kejadian DBD diwilayah Kota Metro tahun 2013, yaitu;3. Analisis Multivariat

    penutupan TPA, penguburan barang bekas,penggun:um obat nyamuk, penggunaankelambu saat tidurdan penggunaan kassa antinYamuk

    Yoga Trt l{ijayanti dan Sri Lestariningsih: Analisis Determinan Kejadian Demam Berdarah Dengue ... 52

  • FJurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume VII No.l Erlisi Juni 2014, ISSN: l9779'469X

    Tabel 5Hasil Analisis Multivariat dengan Uji Regresi Ingistik Ganda

    Hubungan variabel Independen dengan Vmiabel dependen Kejadian DBD di wilayah Kota Metro

    Vrriabd Value B 95o/o ClUmurPendapatan KelumgaPengetahuan tentang DBDAktifitas Siang IlariPenguburan birang bekas berpotensijadi TPAPenggunaan obat nyamuk

    0.0110.0050.0130.0120.0020.0230.005

    14.708.2223.764.4846.6903.3

    4.067

    1,88-115,380,78-0,631,3-10,71,4-14,41,99-22,51,2-9,2

    Kelambu saattidur

    Tabel 5, menunjukkan bahwa umurmerupakan variabel paling dominan yangberhubungan dengan kejadian DBD di wilayahKota Metro tahun 2013, dengan nitai p sebesarO01l dan OR yang paling besar yaitu 14,7 yangbrarti bahwa responden yang berumur 15 tahunatau kurang memiliki peluang 14,7 kali lebihbesar untuk mengalami DBD dibandingkan yangumurnya lebih dari 15 tahun. Faktor lain yangBerhubungan dengan kejadian DBD di wilayahKota Metro secara berunrtan adalah Perilakupenguburan barang bekas yang berpotensimenjadi tempat penampungan air OR sebesar6,69, Aktifitas di suiang hari dengan nilai ORsebesar4,48 Penggunaan kelambu saat tidurdengan nilai OR 4,07, serta pengetahuan tentangDBD dengan nilai OR sebesar 3,76-

    Pembahasan

    Hasil analisis multivariat, faktor yangberesiko memperbesar kemungkinan tedangkitpenyakit DBD sesuai dengan urutan besarnyaresiko atau efek yang ditimbulkannya adalahumur responden kurang dari 15 tahun dengansignifikansi 0,014 dan nilai OR sebesar 7,13. Haltersebut menunjukkan bahwa seorang yangberumur kurang dari 15 tahun beresiko 7,13 kalilebih besar mengalami DBD dibandingkan yangberumur 15 tahun ke atas.

    Beberapa penelitian terdahulu juga telahmemberikan hasil yang sejalan dengan penelitianini. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasan(2007) di Bandar Lampung (OR:16,09; CI:3,38-76,56) dan Erliyanti (2008) di Kota Metro(OR-20,01; 95% CI:7,896-50,695)menyimpulkan adanya hubungan antara umurdengan kejadian DBD. M.enurut Elisabe& BHyang dikutip Nursalam (2003) (Wawan, A., DewiM, 2010), usia adalah umur individu yangterhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang

    tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998)semakin cukup umur, tingkat kematangan dankekuatan seseorang akan lebih matang dalamberfikir dan bekerja. Dari segl kepercayaanmasyarakat seseorang yang lebih dewasadip,ercaya dari omng yang belum tinggtkedewasaannya.

    Menurut Kemenkes (201I), kasus DBDperkelompok umur dari tahun 1993-2009 terjadiprgeseran. Dari tahun 1993 sampai tahm 1998kelompok umur terbesar kasus DBD adalahkolompok umur < 15 tahun, tahun 1999-2009kelompok umur terbesar kasus DBD cenderungpada kelompok umur Z 15 tahun.

    Hasil analisis multivariat menunjukkanbahwa penguburan barang bekas yang berpotensimenjadi tempat penampungan air di sekitarrumah berhubungan dengan kejadian DBD diwilayah kota Metro dengan nilai P sebesar 0,002dan nilai OR sebesar 6,64 pada Cl95% (1'98-22,25) yang menunjukkan bahwa respondenyang tidak melakukan penguburan barangbekas yang berpotensi menjadi tempatpenampungan air di sekitar rumah beresiko lebihbesar 6,64 kali terjangkit penyakit DBDdibandingkan yang melakukan penguburanbarang bekas secara teratur.

    Hasil analisis multivariat menunjukkanbahwa penggunaan kelambu saat tidur dengansignifikansi 0,005 dan nilai OR sebesar 4,07pada CI 95% (1,5-10,8) yang menunjukkanbahwa responden yang tidak menggunakankelambu saat tidur beresiko 4,07 kali lebih besaruntuk mengalami DBD dibandingkan yang tidakmenggunakan kelambu saat tidur-

    Hasil analisis multivariat menunjukkanbahwa aktifitas di siang hari dengan signifikansi0,017 dan nilai OR sebesar 4,04 pada CI95%(1,3-12,6) menunjukkan bahwa responden yangmelakukan aktifitas siang hari di luar rumah baikdi dalam maupun luar ruangan beresiko 4,04 kali

    1.5-l

    yoga Ti lfijayantt dnn Sri Lestadningsih: Anatisis Determinan Kejadian Demam Berdarah Dengue -.- 53

  • Jurnal Kesehaun Metro sai wawai volume vII No.l &lisi Juni 2014. ISSN: 19779q9x

    lebih besar untuk mengalami DBD dibandingkanyang berakifitas siang hari di dalam rumah.

    flasil analisis multivariat menunjukkanbahwa pngetahuan tentang DBD dengansignifrkansi 0,012 dan nilai OR sebesar 3,8 padaCI 95ya(1,34-10,77) menuqiukkan bahwaresponden yang kurang memiliki pengetahuantentang DBD beresiko 3,8 kali lebih besar untukmengalami DBD dibandingkan yang memilikipepgetahuan tentang DBD baik.

    Hasil analisis multivariat menuqiu*ftanbahwa penggunaan Obat Nyamuk dengattsignifikansi 0,014 dan nilai OR sebesar 3,68 padaCI 95%(1,31-1034) menunjukkan bahwaresponden yang tidak biasa menggunakan obatnyamuk beresiko 3,68 kali lebih besar untukmengalami DBD dibandingkan yang biasamenggunakan obat nyamuk secara teratur baik dimalam hari maupun di pagi hari.

    Flasil analisis multivariat menunjukkanbahwa pendapatan Keluarga per bulan dengansignifikansi 0,006 dan nilai OR sebesar 0,23 padaCI 95% (0,08-0,65) menunjukkan bahwaresponden yang berasal dari keluarga denganpendapatan per bulanmengurangi resiko (protektif) terkena penyakitDBD sebesar 0,23 kali dibandingkan dengianyang berasal dari keluarga dengan pendapatanper bulan < Rp.1.150.000,-

    Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihatbahwa faktor yang paling dominan memberikanresiko terhadap terjadinya penyakit DBD adalahumur kurang dari 15 tahun. Hasil penelitin inisejalan dengan penelitian Wahyono di CimanggisDepok jawa Barat pada tahun 2009 yangmenunjukkan bahwa proporsi kelompok umuryang paling banyak terftena kasus DBD adalahkelompok umur 14 tahun atau kurang.

    Fenomena tersebut dimungkinkan bahwainfeksi DBD juga terjadi di lingkungan sekolah,selain di rumah. Sehingga perlunya upaya seriusdari dinas kesehatan kota Metro bekeriasamadengan dinas pendidikan Kota metro untukmelakukan secara aktif dan teratur setiap minggukegiatan 3M Plus di sekolah-sekolah mulai dariTK hingga SMP untuk memberantas sarangnyamuk penyebab DBD dan melakukansosialisasi pada siswa-siswa dan seluruh guru disekolah untuk meningkatkan kesadaranpentingnya mengenal DBD dan melakukan upayapencegahannya di sekolah maupun di rumahmasing-masing.

    Simpulan

    Berdasarkan penelitian disimpulkan bahwa; ada hubungan antara pengetahuan tentang DBD,aktifitas di siang hari" pErilak" PSN 3M

    tempat penampungan air rnaupunmengubw barang bekas yeng berpotensi menjadisarang nyamuk), perilalru perlindungan darigigltan nyamuk obat nyamuk,menggunakan kelambu saat tidur, dan menutupventilasi rumah dengan kassa anti nyamuk)dengan kejadian DBD di wilayah KotaMetro.

    Faktor dominan yang berhubungandengan kejadian DBD di wilayah Kota Metroadalah faktor umur, dimana umur kurang dari 15tahun memberi resiko lebih besar 7,13 kali lebihbesar mengalami DBD dibandingkan umur 15tahun ke atas. Secara berurutan berdasarkan besarresiko yang ditimbulkan terhadap kejadian DBDvariabel yang beresiko menimbulkan DBDadalah pengubuxan barang bekas, aktifrtas disiang hari, penggunaan kelambu saat tidur,pengetahuan tentang DBD, penggunaan obatnyamuk dan pendapatan keluarga.

    Saran

    Petugas kesehatan perlu lebih ektifmensosialisasikan upaya promosi tentangpenyakit DBD, pentingnya kegiatan pelaksanaan3M plus secaxa multi seltor. sosialisasi j.'ga perludilskuksn ke sekolah dari TK sampai SMAdengan sasaran guru dan siswa terutamamenjelang dan pada musim penghujan sehinggadiharapkan dapat menekan perkembangbiakannyamuk DBD dan menekan prevalensi DBDpada tiap tahunnya.

    Dinas kesehatan Kota metro juga lebihproaktif dalam memeriksa keberadaan jentiknyamuk di tiap daerah yang dinilai berpotensimenjadi tempat berkembangbiakan nyamuk DBDsecara berkal4 dengan melakukan abatisasisehingga bisa memastikan Kota Metro sebagaidaerah dengan angka Bebas Jentik Nyamukhingga 95Yo ataulebrh.

    Daftar Pustaka

    Ariawan, Iwan. 1998. Besetr dsn Metode Sampelpada Penelitian Kesehatan. JurusanBiostatistik Dan Kependudukan FakultasKesehatan Masyarakat, UaiversitasIndonesia: Jakartz 191 halaman

    Arikunto,Suharsimi.20l0.Prosedur PenelitianSuntu Pendekatan Praktik Edisi RevisiVl.Jakarta:Rineka Cipta.370 halaman

    Analisis Determinan Kejadian Demam Berdarah Dengue ... 54Yoga Ti Wijayanti dan Sri Lestariningsih:

  • FJurnal Kesehatan Metro sai wawai volume vII No.l Edisi Juni 2014 ISSN: lg77g46gx

    Depkes RI (2004). Perilaku dan SiHw HidupNyamuk Aedes Aegtpti, Buletin Harian(News Letter), Edisi Rabu 10 maret 2004,Departemen Kesehatan

    . (2005). Pencegahan danPemberantasan Demam Berdarah Denguedi Indonesi4 Departemen Kesehatan RI,Jakarta

    Dinas Kesehatan Kota Metro (2013), LaporanKasus DBD se-Kota Metro. Bidang P2MDinkes Kota Metro

    RSUD Ahmad Yani Metro Q0t3), DafrarPenyakit terbanyck dirawat di RSUDAhnad Yani Meto tahn 2013. BagianRekam Medik RSUD A.Yani

    Erliyanti (2008). Hubtmgan Linghngan FisikRumah dan karakteristik individu terhadapKejadian Demam Berdmah Dengue di kotaMetro Tahun 2008, Tesis Program PascaSarjan4 Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Indonesia.

    Gubler DJ,Meltzer M (1999), Impaet of dmgue/Dengue Haemotagic Fever On TheDeveloping World, Advances in VirusResearch

    Hasan, Amrul Q007). Hubtmgan PemberantasanStang Nyamuk Demam Berdarah Denguedan Pencegahan gigiton Nyamt* (AedesAegpti) dengan kejadian DemamBerdarah Dengue di Kota Bandar lampwtgTahtm 2007.Tesis Program Pasca Sa.jana,fakultas kesehatan Masyarakat UniversitasIndonesia.

    Hastono,Susanto P, Sabri Luknis. 2010. StatistikKesehatan. Jakarta : Raja Pers. 208halaman

    Hermawanto Hery. (2010), Menyiapkan Karyatulis ilmiah.CY Trans InfoMedia:Jakarta. I 4 I halaman

    Hidaya! Aziz Azfunul,2009, Metode PenelitianKebidanan dan Teklmik Analisis DataSalemba Medika:Jakarta . 220 halanan.

    Kemenkes RI. (2010). Buletin JendelaEpidemiologi. Topik Wama DemamBerdaroh Dengue, Volume 2, Agustus2010. Pusat Data dan SurveilansEpidemiologi.(2011). Modul Pengbndalian DemamBerdarah Dengue. Drjen PP dan pLKemenkes Rl.Jakarta

    Lemeshow, S., Hosmer, J., & Klar, J. (1997).Besar sampel dalam penelitiankesehatan.Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Pres

    Yoga Tri Wiioyanti dan Sri Lesrainingsih: Analisis Determinan Kejadian Demam Berdarah Dengue ... 55