DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana kedokteran gigi Sitty Nurul Magfirah Moersidi J111 12 285 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN 2015
57
Embed
DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT
APEL MANALAGI TERHADAP PERTUMBUHAN
Candida albicans
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat
mendapatkan gelar sarjana kedokteran gigi
Sitty Nurul Magfirah Moersidi
J111 12 285
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015
ii
iv
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaykum warohmatullahi wabarokatu
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam atas rahmat
dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Daya hambat minimal ekstrak kulit apel manalagi terhadap pertumbuhan
Candida albicans”. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada
junjungan dan tauladan kita, Muhammad Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan,
do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Dr. drg. Bahruddin Thalib, M.Kes., Sp.Pros sebagai Dekan Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin beserta seluruh staf atas bantuannya
selama penulis mengikuti pendidikan. Semoga Allah membalas dengan
sebaik-baik balasan.
2. drg. Ali Yusran, M.Kes sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing
penulis dalam menyusun skripsi. Semoga Allah membalas dengan sebaik-
baik balasan.
3. drg. Arni Irawaty Djais Sp.Perio sebagai penasehat akademik atas
bimbingan dan nasehat bagi penulis selama memgikuti pendidikan. Semoga
Allah membalas dengan sebaik-baik balasan.
4. Kepada orang tua tersayang, Bapak Yalman Mursidi, S.E dan Mama Safria
Faridi, S.E atas do’a, bimbingan, kasih sayang, perhatian dan penjagaan
v
kepada penulis sejak kecil hingga saat ini yang tak dapat penulis balas,
semoga Allah membalas dengan sebaik-baik balasan.
5. Untuk saudara penulis, kakak tercinta dan tertampan Abdul Halil Mubaraq
Mursidi atas do’a, perhatian, bimbingan kepada penulis, serta untuk adik-
adik tercinta Sitti Hartinah Yaumil Moersidi dan Sitti Khofifah Qomariah
Mursidi atas kasih sayang dan do’a selama ini. Dan seluruh keluarga besar
Moersidi dan Faridi. Semoga Allah membalas dengan sebaik-baik balasan.
6. Untuk sahabat-sahabat AURILIAND (Anggun, Uzhye, Rida, Iyrha, Liza,
Intan, Anna dan Dita), terutama untuk saudara seperjuangan di FKG,
ANNA MARDHIANA dan FILDZAH RAHMAN atas do’a, dukungan dan
bantuan selama ini. Semoga Allah membalas dengan sebaik-baik balasan.
7. Sahabat tersayang FACHRUNNISA MURSALIN dan NURZULASNIH
atas kebaikan selama ini. Semoga Allah membalas dengan sebaik-baik
Kak Bunga, Kak Sukma, dan seluruh relawan yang tak dapat penulis
sebutkan satu persatu. Semoga Allah membalas dengan sebaik-baik balasan.
10. Ummu Royyan atas kebaikan dan ilmunya selama ini. Semoga Allah
membalas dengan sebaik-baik balasan.
11. Seluruh dosen, Staf akademik, Staf tata usaha, staf perpustakaan, dan
staf bagian IPM. Semoga Allah membalas dengan sebaik-baik balasan.
12. Teman-teman bagian IPM, Kak Eky, Kak ‘Aisyah, Ijha dan Anna atas
kebaikannya. Semoga Allah membalas dengan sebaik-baik balasan.
13. Kepada Bu Vero, Pak Safri dan Pak Rahim atas bantuan selama penulis
melaksanakan penelitian di laboratorium mikrobiologi RSP Unhas dan
Fitokimia Farmasi. Serta kak Kiki ‘Kimia Forensik UGM’ atas kesediaannya
berbagi sedikit ilmu dalam bidang kimia. Semoga Allah membalas dengan
sebaik-baik balasan.
Demikian, penulis ucapkan jazakumullah khoiron kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Kita memohon kepada Allah
untuk menjadikan amalan yang ikhlas dan memberikan manfaat dengan
kemanfaatan yang luas. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada
Rasulullah, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang setia hingga akhir
zaman.
Makassar, Juni 2015 M / Syakban 1436 H
Sitty Nurul Magfirah Moersidi
vii
“ ....dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus
asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.”
(Q.S. Yusuf : 87)
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama
kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. Dan hanya kepada
Tuhanmulah engkau berharap”
(Q.S. Asy-Syarh : 5-8)
“Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”
(Q.S. Al-A’raf : 56)
“....Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”
(Q.S. Al-Baqarah : 214)
viii
Daya Hambat Minimal Ekstrak Kulit Apel Manalagi terhadapPertumbuhan Candida albicans
Sitty Nurul Magfirah Moersidi
AbstrakKulit buah apel malang mengandung beberapa fitokimia turunan polifenol antara lainkatekin, kuersetin, phloridzin, dan asam klorogenik. Katekin merupakan golonganflavonoid. Flavonoid merupakan senyawa fitokimia yang memiliki peran sebagaiagen antifungi. Candida albicans merupakan mikroflora dalam mulut yang seringmenyebabkan infeksi opurtunistik pada pasien yang mengalami penurunan sistemkekebalan tubuh. Kandidiasis merupakan infeksi oportunistik jamur yang palingsering terjadi di rongga mulut yang dikenal sebagai kandidiasis oral. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui daya antijamur dan konsentrasi terendah ekstrak kulitapel manalagi dalam menghambat C. albicans. Sampel terdiri dari berbagaikonsentrasi ekstrak kulit apel manalagi yaitu 0.78%, 1.56%, 3.125%, 6.25%, 12.5%,25%, dan 50%. Kontrol positif menggunakan miconazole nitrate 2% danketoconazole 2%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak kulit apelmanalagi dalam berbagai konsentrasi dan juga setelah dilakukan partisi tidakmemiliki daya hambat terhadap pertumbuhan Candida albicans.Kata kunci : Ekstrak kulit apel manalagi, Candida albicans, partisi.
ix
Minimal Inhibitory of Manalagi Apple’s Peel Extract on the Growthof Candida albicans
Sitty Nurul Magfirah Moersidi
AbstractMalang apple’s peel contains several phytochemicals derived polyphenols includecatechin, quercetin, phloridzin and chlorogenic acid. Catechins are flavonoid.Flavonoids are phytochemical compounds that have a role as an antifungal agent.Candida albicans is the microflora in the mouth that often cause opportunisticinfections in patients who experience a decrease in the immune system. Candidiasisis a fungal opportunistic infections most often occur in the oral cavity, known as oralcandidiasis. This research is aimed to determine the antifungal activity manalagiapple’s peel extract on the growth of C. albicans and minimum concentration toinhibit growth. Samples consisted various concentration of 0.78%, 1.56%, 3.125%,6.25%, 12.5%, 25%, and 50%. Positive control group used miconazole nitrate 2%and ketoconazole 2%. The results of this research showed that manalagi apple’s peelextract at all concentration and after partition hasn’t antifungal activity against thegrowth of C. albicans.Keywords : Manalagi apple’s peel extract, Candida albicans, partition.
x
DAFTAR ISI
Halaman sampul ........................................................................................................ i
Lembar pengesahan.................................................................................................... ii
Pernyataan .................................................................................................................. iii
Kata pengantar ........................................................................................................... iv
Abstrak ....................................................................................................................... viii
Daftar isi..................................................................................................................... x
Daftar gambar............................................................................................................. xii
Daftar tabel................................................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.......................................................................................... 1
Tabel 5.1. menunjukkan tidak terbentuk zona hambat pada berbagai konsentrasi
pada ekstrak kulit apel manalagi dan juga dari hasil partisi ekstrak kulit apel
manalagi (polar dan nonpolar). Dari tabel juga dapat dilihat bahwa spektrum kerja
moconazole nitrate 2% lebih luas (68 mm) dibanding dengan ketoconazole 2% (25-
26 mm). Miconazole nitrate 2% dan ketoconazole 2% merupakan kontrol positif
pada penelitian ini.
BAB VI
PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan tujuan
untuk mengetahui daya hambat terhadap Candida albicans dan konsentrasi minimal
ekstrak kulit apel manalagi. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa uji
daya hambat ekstrak kulit apel manalagi terhadap Candida albicans dengan
konsentrasi 0,78%, 1,56%, 3,125%, 6,25%, 12,5%, 25%, dan 50%, tidak
memperlihatkan adanya zona hambat bahkan pada konsentrasi 100%.
Partisi juga dilakukan untuk membagi ekstrak berdasarkan sifat kepolarannya,
sebab zat yang diyakini dapat menghambat jamur adalah polifenol dan turunannya
serta termasuk golongan flavonoid bersifat nonpolar. Namun, setelah dilakukan
partisi dan pengenceran pada hasil partisi, juga tidak menunjukkan adanya zona
hambat baik pada ekstrak yang larut dalam pelarut nonpolar etil asetat serta zat yang
tidak larut dalam etil asetat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit apel
manalagi tidak memiliki daya hambat terhadap Candida albicans bahkan setelah
dilakukan partisi pada ekstrak kulit apel manalagi.
Telah dilakukan uji daya hambat pada Staphylococcus aureus pada konsentrasi
100% dan 50% dan didapatkan hasil 22 mm untuk konsentrasi 100%, dan 13 mm
untuk konsentrasi 50%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit apel
manalagi memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri. Penelitian
sebelumnya juga telah membuktikan manfaat dari apel manalagi sebagai antibakteri
yaitu pada buah apel manalagi yang mampu menghambat beberapa bakteri patogen
32
dalam tubuh. Penelitian yang dilakukan oleh Adisti Wulandari10 didapatkan bahwa
ekstrak buah apel manalagi dapat menghambat bakteri Salmonella thyposa dan hasil
yang dilakukan oleh Rabbani Hafidata Jannata, Achmad Gunadi, dan Tantin
Ermawati1 pada tahun 2014 didapatkan ekstrak kulit apel manalagi memiliki daya
antimikroba terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans dalam rongga mulut.
Ada kemungkinan salah satu diantara turunan polifenol yang termasuk dalam
golongan flavonoid pada kulit apel manalagi dapat menghambat pertumbuhan
Candida albicans, tetapi hal itu masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Penelitian dengan mengisolasi salah satu kandungan tertentu membutuhkan
ketelitian, dana yang lebih besar dan pada kompetensi yang lebih tinggi. Sehingga
peneliti tidak melanjutkan penelitian untuk mengisolasi senyawa tertentu sebab tidak
termasuk dalam kompetensi peneliti saat ini.
BAB VII
PENUTUP
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Ekstrak kulit apel manalagi tidak memiliki daya hambat terhadap
pertumbuhan Candida albicans bahkan setelah dilakukan partisi untuk
memisahkan ekstrak berdasarkan sifat kepolarannya. Namun, ekstrak
kulit apel manalagi memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri.
2. Hipotesis ditolak, H0 diterima.
7.2. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kemampuan ekstrak
kulit apel manalagi sebagai antijamur pada jamur yang bersifat patogen.
34
DAFTAR PUSTAKA
1. Jannata RH, Gunadi A, Ermawati T. Daya antibakteri ekstrak kulit apelmanalagi (Malus sylvestris Mill.) terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans.E-Jurnal Pustaka Kesehatan; 2014;2: 24,6
2. Koech KR, Wachira FN, Ngure RM, Orina IA, Wanyoko JK, Bii C, and KaroriSM. Antifungal activity of crude tea extracts. Afr. J. Agric. Res; 2013;8:2086,8
3. Bink A, Pellens BPA, Cammue and Thevissen K. Anti-biofilm strategies: howto eradicate Candida biofilms. The Open Mycology Journal; 2011;5: 34
4. Limbri SC, Djamhari M, Soebadi B. Daya antifungi ekstrak biji avokad(Persea americana Mill.) terhadap pertumbuhan Candida tropicalis secara invitro. Oral Medicine Dental Journal; 2014;6: 69,71-2
5. Santoso HD, Budiarti LY, Carabelly AN. Perbandingan aktivitas antifungiekstrak etanol jahe putih kecil (Zingiber officinale Var. Amarum) 30% denganchlorhexidine glukonat 0,2% terhadap Candida albicansin vitro. Dentino (Jur.Ked. Gigi); 2014;II: 126
6. Evensen NA, Braun PC. The effects of tea polyphenols on Candida albicans:inhibition of biofilm formation and proteasome inactivation. Can. J. Microbial;2009;55: 1033
7. Giomaro G, Karioti A, Bilia AR, et al. Polyphenols profile and antioxidantactivity of skin and pulp of a rare apple from marche region (italy). ChemistryCentral Journal; 2014;8: 1
8. Sufrida Y, Irlansyah, Edi J, Mufatis W. Khasiat dan manfaat apel. Jakarta:Agro Media; 2007, pp. 22-3
9. Afzadi MA. Genetic and biochemical properties of apples that affect storabilityand nutritional value. Introductory Paper at the Faculty of LandscapePlanning, Horticulture and Agricultural Science. Swedish: SLU; 2012. p. 3
35
10. Wulandari A. Daya antibakteri ekstrak buah apel manalagi terhadap bakteriSalmonella thyposa. Jurnal Healthy Science AAKMAL: 2012;2: 1-3
11. Djamhari M, Hernawan I, Pradika DT. Efektivitas antifungi ekstrak bijiavokad (Persea americana Mill.) terhadap pertumbuhan Candida albicanssecara in vitro. Oral Medicine Dental Journal: 2014;6: 3
12. Scully C, Petti S. Polyphenols, oral health and disease:a review. Journal ofDentistry; 2009;37: 413
13. Subroto MA, Saputro H. Gempur penyakit dengan sarang semut. Jakarta: PS;2006. Hal. 27-9
14. Redha A. Flavonoid: struktur, sifat antioksidatif dan peranannya dalam sistembiologis. Jurnal Belian: 2010;9: 197
15. Heneman K, Zidenberg-Cherr S. Some facts about flavonols. Nutrition andHealth Info-Sheet for Health Professionals: 2008: 1
16. Sumono A, Wulan A. The use of bay leaf (Eugenia polyantha Wight) indentistry. Dental Journal: 2008;41: 148-9
17. Gaib Z. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya kandidiasiseritematosa pada pengguna gigitiruan lengkap. Ejournal unsrat: 2013;1:
18. Corwin EJ, Subekti NB, translator. Buku saku patofisiologi edisi 3. Jakarta:EGC; 2007. Hal. 125
19. Siregar. Penyakit jamur kulit edisi 2. Jakarta: EGC; 2002. Hal. 44-5
20. Kayser FH, Bienz KA, Eckert J, Zinkernagel RM. Color atlas of medicalmicrobiology. New York: Thieme; 2005. p. 363
21. Ryan KJ, Ray CG. Sherris medical microbiology an introduction to infectiousdiseases 4th ed. Unites States: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2004. pp.661-2.
36
LAMPIRAN
37
Dokumentasi
Kulit apel manalagi kering
Kulit apel manalagi kering direndam dalam larutan etanol 70%
38
Ekstrak kulit apel manalagi di dalam eksikator
Ekstrak kulit apel manalagi konsentrasi 100%
Bunsen digunakan untuk menjaga kondisi ruangan tetap steril
39
Mikro pipet
Sabouraud dextrose agar
Medium SDA yang telah diberi pencadam
40
Kriteria inokulum pada yeast adalah 1,8 – 2,2 McF
Rotary evaporator
Persiapan partisi
41
Pelarut etil asetat
Ekstrak kulit apel manalagi dicampur dengan etil asetat
Bagian ekstrak yang larut dalam pelarut etil asetat
42
Bagian ekstrak yang tidak larut dalam pelarut etil asetat
Ekstrak hasil partisi diuapkan lagi setelah diproses dalam rotary evaporator
Ekstrak hasil partisi nonpolar, polar, dan ekstrak yang tidak dipartisi
43
Hasil uji ekstrak kulit apel manalagi berbagai konsentrasi tidak menunjukkandaya hambat terhadap Candida albicans. Kontrol positif miconazole nitrate 2%
menunjukkan zona hambat yang besar.
44
Hasil uji ekstrak yang larut dalam pelarut etil asetat (nonpolar) berbagaikonsentrasi tidak menunjukkan daya hambat terhadap pertumbuhan Candidaalbicans. Kontrol positif ketoconazole 2% menunjukkan zona hambat sebesar
26 mm.
Hasil uji ekstrak yang tidak larut dalam pelarut etil asetat (polar) berbagaikonsentrasi tidak menunjukkan daya hambat terhadap pertumbuhan Candidaalbicans. Kontrol positif ketoconazole 2% menunjukkan zona hambat sebesar