Top Banner
DAYA ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS ANGGUR (Vitis vinifera) DI DATARAN TINGGI Emi Budiyati, Rohmatul Amprilah dan Agus Zainudin Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika ABSTRAK Selama ini anggur introduksi banyak diadaptasikan di dataran rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari daya adaptasi tanaman anggur di dataran tinggi (950 m dpl.) dan mencari alternatif pemecahan yang timbul dalam hal adaptasi tanaman anggur di dataran tinggi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni sampai dengan bulan agustus 2005 di Tlekung. Bahan yang digunakan adalah 7 varietas anggur berumur 3 tahun. Pemeliharaan mengikuti teknologi budidaya anggur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, setiap varietas anggur memiliki daya adaptasi berbeda, dan varietas yang memilki daya adaptasi yang tinggi adalah varietas Belgi mempunyai berat buah 2118,33 gram, panjang buah 16,36 mm, berat buah perbutir 3,53 gram, tingkat kerusakan buah 0% dan Caroline Black Rose mempunyai berat 1975,85 gram, panjang buah 18,99 mm, berat buah perbutir 5.20 gram dan tingkat kerusakan 0%. aya adaptasi beberapa varietas anggur yang ditanam di dataran tinggi adalah: pertumbuhan tidak seragam, penyakit Powdery mildew, Busuk kapang kelabu, kematangan buah tidak seragam, dan buah pecah serta kulitnya retak, perubahan kualitas buah. Alternativ pemecahan masalah untuk Powdery mildew dengan menjaga kebersihan kebun, memotong tanaman yang sakit, untuk buah yang tidak seragam dengan penjarangan buah, untuk buah busuk kapang kelabu dengan mengatur pemangkasan berat agar anggur tidak dipanen pada musim hujan dan untuk buah pecah/retak dengan pengurangan pengairan. Kata kunci : Daya adaptasi, dataran tinggi, vitis vinifera, varietas PENDAHULUAN Anggur merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang saat ini mulai meningkat peluang pasarnya. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan permintaan buah anggur lokal dari 26 ton menjadi 42 ton (61,54%) (Jaktim. 2004) Sedangkan harga buah anggur import mengalami penurunan, buah anggur Red Globe dari Rp 29.000 menjadi Rp 26.000 dan buah anggur Merah dari Rp 26.000 menjadi Rp 19.000 (Suara merdeka, 2002). Produksi anggur di Indonesia diperkirakan sekitar 20 ribu ton per tahun, jauh dibawah produksi pisang sebesar 4,3 juta ton, jeruk 691 ribu ton, salak 681 ribu ton, pepaya 500 ribu ton, dan nanas 494 ribu ton per tahun (Wiryanta, 2004). Kesenjangan yang tinggi antara produksi anggur dalam negeri dan anggur import merupakan peluang sangat baik untuk melakukan pengembangan komoditas dalam skala agribisnis atau agroindustri. Klasifikasi tanaman anggur (Vitis vinifera), menurut Soegito (1993) adalah sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta, Sub Divisio : Angiospermae, Class : Dicotyledoneae, Ordo : Ramnales, Genus : Vitis, Spesies : Vitis vinifera L. Berdasarkan iklim dan tempat tumbuhnya, anggur yang sekarang banyak dibudidayakan di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe dataran rendah dan tipe dataran menengah sampai tinggi. Anggur tipe dataran rendah umumnya mampu tumbuh dan berproduksi baik di daerah dengan ketinggian 0-300 m dpl. Iklim yang dikehendaki adalah iklim kering dengan jumlah bulan kering lebih dari 3,5 bulan per tahun. Anggur tipe dataran rendah ini mensyaratkan tempat hidup dengan kondisi tanah yang poros. Jenis tanah yang disukai adalah lempung berpasir dengan perbandingan 1:1. sedangkan anggur tipe dataran tinggi tumbuh baik dari dataran rendah sampai tinggi dengan iklim agak basah dan bulan kering kurang dari tiga bulan pertahun. Anggur tipe ini ditanam di tanah yang berat, agak berat dan berkapur (Wiryanta, 2004). Daerah sentrum produksi anggur di Indonesia antara lain daerah Pasuruan, Probolinggo, Panarukan (Jawa Timur), Buleleng (Bali) dan Kupang (NTT).
8

DAYA ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS ANGGUR (Vitis vinifera)ntt.litbang.pertanian.go.id/phocadownload/pdf06 44.pdf · Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni sampai dengan bulan agustus

Mar 02, 2019

Download

Documents

lamanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: DAYA ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS ANGGUR (Vitis vinifera)ntt.litbang.pertanian.go.id/phocadownload/pdf06 44.pdf · Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni sampai dengan bulan agustus

DAYA ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS ANGGUR (Vitis vinifera)DI DATARAN TINGGI

Emi Budiyati, Rohmatul Amprilah dan Agus ZainudinBalai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika

ABSTRAK

Selama ini anggur introduksi banyak diadaptasikan di dataran rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari daya adaptasi tanaman anggur di dataran tinggi (950 m dpl.) dan mencari alternatif pemecahan yang timbul dalam hal adaptasi tanaman anggur di dataran tinggi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni sampai dengan bulan agustus 2005 di Tlekung. Bahan yang digunakan adalah 7 varietas anggur berumur 3 tahun. Pemeliharaan mengikuti teknologi budidaya anggur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, setiap varietas anggur memiliki daya adaptasi berbeda, dan varietas yang memilki daya adaptasi yang tinggi adalah varietas Belgi mempunyai berat buah 2118,33 gram, panjang buah 16,36 mm, berat buah perbutir 3,53 gram, tingkat kerusakan buah 0% dan Caroline Black Rose mempunyai berat 1975,85 gram, panjang buah 18,99 mm, berat buah perbutir 5.20 gram dan tingkat kerusakan 0%. aya adaptasi beberapa varietas anggur yang ditanam di dataran tinggi adalah: pertumbuhan tidak seragam, penyakit Powdery mildew, Busuk kapang kelabu, kematangan buah tidak seragam, dan buah pecah serta kulitnya retak, perubahan kualitas buah. Alternativ pemecahan masalah untuk Powdery mildew dengan menjaga kebersihan kebun, memotong tanaman yang sakit, untuk buah yang tidak seragam dengan penjarangan buah, untuk buah busuk kapang kelabu dengan mengatur pemangkasan berat agar anggur tidak dipanen pada musim hujan dan untuk buah pecah/retak dengan pengurangan pengairan. Kata kunci : Daya adaptasi, dataran tinggi, vitis vinifera, varietas

PENDAHULUAN

Anggur merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang saat ini mulai meningkat peluang pasarnya. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan permintaan buah anggur lokal dari 26 ton menjadi 42 ton (61,54%) (Jaktim. 2004) Sedangkan harga buah anggur import mengalami penurunan, buah anggur Red Globe dari Rp 29.000 menjadi Rp 26.000 dan buah anggur Merah dari Rp 26.000 menjadi Rp 19.000 (Suara merdeka, 2002). Produksi anggur di Indonesia diperkirakan sekitar 20 ribu ton per tahun, jauh dibawah produksi pisang sebesar 4,3 juta ton, jeruk 691 ribu ton, salak 681 ribu ton, pepaya 500 ribu ton, dan nanas 494 ribu ton per tahun (Wiryanta, 2004). Kesenjangan yang tinggi antara produksi anggur dalam negeri dan anggur import merupakan peluang sangat baik untuk melakukan pengembangan komoditas dalam skala agribisnis atau agroindustri.

Klasifikasi tanaman anggur (Vitis vinifera), menurut Soegito (1993) adalah sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta, Sub Divisio : Angiospermae, Class : Dicotyledoneae, Ordo : Ramnales, Genus : Vitis, Spesies : Vitis vinifera L. Berdasarkan iklim dan tempat tumbuhnya, anggur yang sekarang banyak dibudidayakan di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe dataran rendah dan tipe dataran menengah sampai tinggi. Anggur tipe dataran rendah umumnya mampu tumbuh dan berproduksi baik di daerah dengan ketinggian 0-300 m dpl. Iklim yang dikehendaki adalah iklim kering dengan jumlah bulan kering lebih dari 3,5 bulan per tahun. Anggur tipe dataran rendah ini mensyaratkan tempat hidup dengan kondisi tanah yang poros. Jenis tanah yang disukai adalah lempung berpasir dengan perbandingan 1:1. sedangkan anggur tipe dataran tinggi tumbuh baik dari dataran rendah sampai tinggi dengan iklim agak basah dan bulan kering kurang dari tiga bulan pertahun. Anggur tipe ini ditanam di tanah yang berat, agak berat dan berkapur (Wiryanta, 2004). Daerah sentrum produksi anggur di Indonesia antara lain daerah Pasuruan, Probolinggo, Panarukan (Jawa Timur), Buleleng (Bali) dan Kupang (NTT).

Page 2: DAYA ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS ANGGUR (Vitis vinifera)ntt.litbang.pertanian.go.id/phocadownload/pdf06 44.pdf · Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni sampai dengan bulan agustus

Daerah potensial yang mempunyai zona agroekologi ideal untuk pengembangan tanaman anggur diantaranya Asam Bagus, Palu (Sulawesi), dan Kediri (Rukmana, 1999).

Tanaman anggur merupakan tumbuhan yang kuat dan tahan, dengan kemampuan beradaptasi yang mengagumkan dalam beragam kondisi iklim dan lingkungan. Berkat kemampuan adaptasi ini, tanaman anggur banyak tersebar diseluruh dunia, terutama pada tempat-tempat beriklim sedang. Kemampuan adaptasi tanaman anggur sangat mengagumkan, sehingga pada tempat dengan iklim yang sangat dingin tanaman ini mampu bertahan hidup pada keadaan kebekuan yang sangat (Diwinetaste, 2005). Sedangkan menurut Rukmana (1999), jenis atau varietas anggur yang ditanam di dataran tinggi menyebabkan perubahan kuantitas dan kualitas buah, buah menjadi kecil-kecil, dan rasanya masam. Tanaman anggur membutuhkan banyak air, tetapi tidak tahan terhadap hujan lebat. Pembungaan pada musim hujan atau daerah bercurah hujan tinggi dapat menyebabkan bunga berguguran hingga terserang penyakit cendawan, seperti embun upas. Untuk menjamin pembungaan anggur yang prima dibutuhkan keadaan iklim yang kering, yaitu minimum 3 bulan musim kering (kemarau), dan pemangkasan yang tepat.

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari daya adaptasi tanaman anggur di dataran tinggi (950 m dpl.) dan Mencari alternativ pemecahan yang timbul dalam hal adaptasi tanaman anggur di dataran tinggi.

METODE PELAKSANAAN

Penelitian ini dilaksanakan di Loka Penelitian Tanaman Jeruk Dan Hortikultura Subtropik Tlekung (950 m.dpl) mulai Awal Juni 2005 sampai 31 Agustus 2005. Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah buku tulis, bolpoint, kamera, gunting pangkas, selang, sprayer, cangkul, sabit, tali, jangka sorong, roll meter, penggaris.

Bahan Penelitian ini mengggunakan 7 varietas anggur umur 3 tahun yaitu : varietas Cardinal, Carolina Black Rose, Belgi, Muscatto D’Adda, Red Prince, MS 23-7 dan Bali. Sedangkan bahan lain adalah fungisida, pupuk cair organik, pupuk Urea, pupuk TSP, dan pupuk KCl.

Pemeliharaan tanaman meliputi :1. Penyiraman

Air berperan dalam translokasi maupun metabolisme tanaman dan berpengaruh pada produksi anggur disamping itu air juga berperan dalam proses asimilasi yang menghasilkan karbohidrat, lemak, dan protein.

Penyiraman tanaman anggur perlu dilakukan terutama waktu musim kering. Penyiraman tanaman anggur menggunakan selang dengan dengan mengalirkan air disekitar pohon anggur dengan volume air ± 15 l/pohon. dan dilaksanakan setiap 3 hari sekali.2. Pemupukan

Pupuk yang digunakan tanaman anggur adalah pupuk N P K sesuai anjuran tehnologi berdasar imurnya, karena pada dasarnya tanaman membutuhkan unsur hara yang bersifat makro dan mikro. Pemupukan tanaman anggur dimulai 2 minggu sebelum pemangkasan. Hal ini bertujuan agar unsur hara dari pupuk tersebut dapat dimanfaatkan oleh tanaman pada keadaan tidak memiliki daun (gundul).

Pemupukan dilakukan dengan meletakkan pupuk NPK dengan perbandingan 15:15:10 dengan dosis 214 g/pohon pada parit yang melingkar pada dasar kanopi tanaman anggur.

3. PemangkasanPemangkasan tanaman anggur dilakukan satu bulan setelah panen. Pemangkasan

dilakukan dengan cara memotong cabang dan memperhatikan keadaannya apabila cabang yang dipotong mengeluarkan getah maka tanaman anggur tersebut siap dipangkas. Cabang yang kering perlu dipangkas karena cabang tersebut dapat menyebabkan penyakit yang dalam kondisi memungkinkan penyakit tersebut dapat berkembang biak.

Cabang yang ditinggalkan adalah cabang buah yang normal dan baik serta mempunyai mata tunas yang gemuk, bentuknya tumpul, menggelembung besar dan memiliki kemungkinan untuk berbunga. Letak cabang yang ditinggalkan yaitu 1-2 mata tunas dan panjang cabang dari

Page 3: DAYA ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS ANGGUR (Vitis vinifera)ntt.litbang.pertanian.go.id/phocadownload/pdf06 44.pdf · Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni sampai dengan bulan agustus

mata buku terakhir 2-3 cm. Cabang yang kurus dan lemah serta tidak sehat dipangkas habis sampai ke dasar.

4. PenyianganGulma merupakan salah satu jasad pengganggu tanaman anggur. Kehadiran gulma

disekitar tanaman anggur menimbulkan persaingan dalam memperebutkan unsur hara. Penyiangan dilakukan apabila gulma telah mulai banyak dan mengganggu pertumbuhan tanaman anggur. Penyiangan dilakukan dengan menggunakan sabit dengan cara memotong rumput.

5. Pengendalian Hama dan PenyakitPengendalian hama tanaman anggur untuk hama apid dan trip dilakukan dengan cara

menanam tanaman aromatik disekitar pohon anggur. Sedangkan untuk hama burung dilakukan dengan cara pemberongsongan buah dengan menggunakan kertas bungkus.

Pengendalian penyakit dilakukan dengan cara menyemprotkan fungisida, yang dilakukan setiap 3 hari sekali dan pada waktu pagi hari.

Parameter pengamatan yang dilakukan meliputi :1. Pengamatan Vase Vegetatif

Pengamatan Vase vegetatif dengan cara mengukur panjang batang utama dengan menggunakan roll meter yang diukur dari dasar batang utama sampai ujung batang utama, mengukur diameter batang utama, cabang primer, cabang sekunder dan cabang tersier dengan menggunakan jangka sorong, menghitung jumlah cabang primer, cabang sekunder, cabang sekunder, dan pesentase pemenuhan kanopi.

2. Pengamatan Vase GeneratifPengamatan vase generatif dengan cara menghitung jumlah tandan rata-rata perpohon,

dan menimbang berat buah perpohon serta analisa kimia buah.

3. Mendokumentasikan karakter buah anggur.Mendokumentasikan buah anggur dengan cara mengambil buah anggur yang memiliki

karakter berbeda dengan menggunakan kamera.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keragaan Tanaman Anggur Di Dataran TinggiVase vegetatif

Pengamatan terhadap vase vegetatif 7 varietas anggur yang ditanam di dataran tinggi ditampilkan pada Tabel 1.

Berdasarkan hasil pengamatan aspek vegetatif, varietas Carolina Black Rose memiliki pertumbuhan tanaman yang terbaik, pertumbuhan terendah adalah varietas Bali. Hal ini disebabkan bahwa varietas Carolina Black Rose dapat tumbuh dengan baik karena ketersediaan air tercukupi serta tahan terhadap kondisi lingkungan.Tabel 1. Pengamatan vase vegetatif

ParameterKode Varietas

Card. CarBr Belgi MuscD RPr MS 23-7 BaliPjg btg utama (cm) 175,5 173 134,83 149,33 138,67 159,5 125,83Diameter btg utama (cm) 2,62 4,90 3 2,32 2,67 3,15 1,26Diameter cab primer (cm) 1,54 3,54 1,28 2,24 1,51 2,17 2,1Diameter cab sekunder (cm)

0.68 2,64 0,69 0,75 1,10 0,88 0,79

Diameter cab tersier (cm) 0,46 0,89 0,42 0,44 0,67 0,76 0,59Jmlh cab primer (cm) 3 3 3 3 3 3 2Jmlh cab sekunder (cm) 33 65 25 16 23 13 8

Page 4: DAYA ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS ANGGUR (Vitis vinifera)ntt.litbang.pertanian.go.id/phocadownload/pdf06 44.pdf · Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni sampai dengan bulan agustus

Jmlh cab tersier (cm) 55 69 38 33 229 17 36Pemenuhan kanopi (%) 82,5 82,5 26, 67 37,5 55,83 55,83 17,5

Keterangan : Card = Cardinal, CarBr = Caroline Black Rose, MuscD = Muscato D’Ada RPr. = Red Prince

Tanaman anggur membutuhkan banyak air, tetapi tidak tahan terhadap hujan lebat Rukmana (1999). Menurut Rochiman (1973) kelembaban tanah yang rendah akan mengakibatkan pertumbuhan akar terhambat karena kandungan air sedikit akan menyebabkan kekeringan.

Vase GenerativPengamatan terhadap vase generatif, 7 varietas anggur yang ditanam di dataran tinggi

ditampilkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Pengamatan Hasil Produksi

Kode varietasΣ

tandan/ pohon

Berat buah (g)/

pohon

Panjang buah (mm)

Berat buah/

butir (g)

%buah rusak

Warna kulit buah

Cardinal 11 833.67 22.5 5.56 3 Merah Carolina Black Rose

9 1975.83 18.99 5.20 0 Ungu

Belgi 13 2118.33 16.36 3.53 0 Hijau kekuningan

Muscatto D’Adda 8 586.67 18.94 4.26 0 Hijau Red Prince 6 952.5 21.36 4.6 100 Merah MS 23-7 15 3523 15.66 3.01 8.73 Ungu Bali 4 649.167 18.54 4.85 17.5 Ungu

Bedasarkan hasil pengamatan aspek generatif, setiap varietas menunjukkan adanya perbedaan. Varietas yang memiliki berat yang tinggi adalah varietas MS 23-7 dengan berat buah 3523 g/pohon, ukuran panjang buah 15.66 mm, berat buah perbutir 3.01 g dengan tingkat kerusakan buah 8.73%. Sedangkan varietas Belgi memiliki berat buah 2118.33 g, panjang buah 16,36 mm, berat buah perbutir 3,53 dengan tingkat kerusakan buah 0%. Varietas Red Prince memiliki berat buah 952.5 g, panjang buah 21,36 mm, berat buah perbutir 4.6% dengan tingkat kerusakan buah 100%. Dari hasil pengamatan diatas, varietas anggur yang memiliki daya adaptasi yang tinggi adalah varietas Belgi dan Caroline Black Rose, yang ditunjukkan dengan berat buah yang tinggi serta buah tidak ada yang rusak, sedangkan varietas yang memiliki daya adaptasi yang rendah adalah varietas Red Prince yang ditunjukkan dengan tingkat kerusakan buah yang sangat tinggi yaitu hampir 100%. Hal ini disebabkan karena adanya mutasi. Mutasi spontan dapat terjadi didalam secara acak atau akibat pengaruh lingkungan.

Pengamatan terhadap perbandingan kandungan buah anggur yang ditanam di dataran tinggi dan dataran rendah ditampilkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Perbandingan Hasil Analisa Kimia Buah Anggur yang di tanam di dataran rendah dan dataran tinggi

Kode varietas

Dataran tinggi Dataran rendah

Kand Gula (%)

Volume juice (ml)

Kand Vit C (mg/100mg)

Kand Gula (%)

Volume juice (ml)

Kand Vit C (mg/100g)

Bs 85 (Cardinal) 11.40 188 14.08 24.21 31.58 5.16Bs 45 (Carolina Black Rose)

11.0 147 34.89 18.96 60 8.86

Bs 88 (Belgi) 14.33 132 21.47 15.26 43 35.04Bs 86 (Muscatto D’Adda)

13.89 134 12.32 22.31 54 31.58

Page 5: DAYA ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS ANGGUR (Vitis vinifera)ntt.litbang.pertanian.go.id/phocadownload/pdf06 44.pdf · Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni sampai dengan bulan agustus

Bs 89 (Red Prince)

15.8 62 19.78 26.71 43.45 43.45

Bs 60 (MS 23-7) 12.12 156 34.89 16.88 65 4.11Bs 6 (Bali) 14.5 166 18.54 16.54 34.81 41.41

Berdasarkan hasil analisa kimia buah, perbandingan kandungan buah anggur yang ditanam didataran tinggi dan dataran rendah diketahui bahwa anggur yang ditanam di dataran rendah memiliki kandungan gula lebih tinggi dari pada yang ditanam di dataran tinggi. Sedangkan anggur yang ditanam di dataran tinggi memiliki volume juisi yang tinggi dibanding dengan anggur yang ditanam di dataran rendah. Hal ini karena lingkungan mempengaruhi kualitas buah anggur. Menurut Rukmana (1999), jenis atau varietas anggur dataran rendah yang ditanam di dataran tinggi menyebabkan perubahan kuantitas dan kualitas buah.

Prospek Pengembangan Anggur Di Dataran TinggiDari perbandingan hasil analisa kimia buah, baik anggur yang ditanam di dataran tinggi

maupun anggur yang ditanaman didataran rendah terdapat perbedaan, yaitu volume juici buah anggur yang ditanam didataran tinggi lebih tinggi dibanding volume juici dari buah anggur yang ditanam didataran rendah (Tabel 3), sehingga butiran perbuah anggur yang ditanam didataran tinggi cenderung lebih besar.

Kelemahan Pengembangan Anggur Di Dataran Tinggia. Penyakit Powdery Mildew

Powdery Mildew menyerang pada tanaman anggur varietas MS 23-7. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Uncinula necator (Schw) Burr. Bagian tanaman yang terinfeksi menampakkan gejala bercak-bercak putih kelabu. Usaha pengendalian penyakit powdwry mildew dilakukan dengan cara penyemprotan Dhitane M-45, Antracol 70WP, Thuricide 45WP dan Aero dengan interval 2 kali seminggu. Menurut Setiadi (1994), untuk menendalikan penyakit mildew, bisa dilakukan dengan penyemprotan bubur burdo atau bahan yang mengandung tembaga. Saat penyemprotan sebaiknya dilakukan sebelum penjarangan buah karena bahan ini sulit dihapus bila menempel buah. Alternatif pengendalian powdery mildew yang lain dapat digunakan dengan cara memotong bagian tanaman yang sakit berat untuk di bakar, menjaga kebersihan kebun dan aplikasi fungisida.

b. Buah pecahProblematika Buah Pecah pada tanaman anggur yang ditanam di dataran tingi menyerang

varietas Cardinal. Hal ini di mungkinkan karena waktu pangkas berat pada bulan Juli, yang pada bulan tersebut mengalami musim hujan sehingga kualitas buah rusak. Menurut Wiryanta (2004), tanaman anggur yang dipangkas berat pada musim kemarau atau bulan agustus, membuat buah anggur siap panen pada bulan November atau Desember, hal ini dapat menyebabkan kualitas buah anggur kurang bagus, tingkat kematangan buah tidak merata, buah mudah busuk dan retak serta kulitnya pecah. Alternatif untuk mengendalikan buah anggur yang pecah, sebaiknya waktu pemangkasan diatur supaya buah tidak mengalami pertumbuhan dan panen pada musim hujan.

c. Busuk Kapang Kelabu (Gray Mould Rot)Penyakit Busuk kapang kelabu pada tanaman anggur yang ditanam di dataran tinggi

menyerang varietas Muscatto D’Adda. Penyakit Busuk kapang kelabu ini disebabkan oleh cendawan Botrytis cinerea Pers. ex Fr. Cendawan ini berkembang pada saat buah anggur menjelang masak. Busuk kapang kelabu ini mula-mula menyerang jaringan yang terletak tepat pada permukaan buah yang menyebabkan kulit buah terlepas dari dagingnya, kemudian buah busuk lunak berair. Serangan yang berat menyebabkan buah berwarna coklat tua, keriput dan busuk.

Pengendalian dengan cara menyemprotkan Dithane M-45, Antracol 70WP, Thuricide 45WP dan Aero dengan interval penyemprotan 2 kali seminggu. Menurut Rukmana (1999), pengendalian penyakit busuk buah dapat dilakukan dengan cara aplikasi fungisida yang mangkus, seperti Banlate dan Agrosid 50 SD. Alternatif lain yang dapat dilakukan untuk mengenalikan penyakit Busuk Buah adalah mengatur pemangkasan berat agar buah anggur

Page 6: DAYA ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS ANGGUR (Vitis vinifera)ntt.litbang.pertanian.go.id/phocadownload/pdf06 44.pdf · Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni sampai dengan bulan agustus

tidak mengalami musim hujan, karena kelembaban yang tinggi menyebabkan cendawan botrytis cinera mudah berkembang.

d. Buah Tidak Seragam Buah tidak seragam pada tanaman anggur yang ditanam didataran tinggi terjadi pada

varietas Red Prince. Alternatif untuk Buah yang tidak seragam dapat dikendalikan dengan cara melakukan penjarangan buah. Karena penjarangan buah dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas buah. Butiran buah menjadi besar dan tingkat kemasakannya seragam dan juga dapat menggunakan ZPT giberelin yaitu GA4+7 + BA. Karena, Hasil penelitian Yuniastuti dan Purnomo (1991) menunjukkan bahwa penggunaan GA4+7 + BA 1000 ppm pada anggur Bali yang dilakukan 10 hari sebelum dan sesudah bunga mekar dapat meningkatkan jumlah tandan buah dan bobot buah pertandan. Tujuan pengkajian ini adalah untuk memperoleh dosis pemupukan bahan organik dan zat pengatur tumbuh pada tanaman anggur dan bisa meningkatkan kualitas dan produktivitas (Istiqomah, 2001).

Karakter Problematika Buah Anggur yang Ditanam di Dataran TinggiBuah anggur tidak seragam, retak serta kulitnya pecah terjadi pada varietas Cardinal

yang disajikan pada (gambar 1). Buah retak dan kering pada varietas Red Prince (Bs 89).

Problematika daya adaptasi beberapa varietas anggur yang ditanam di dataran tinggi yaitu buah retak serta pecah kulitnya (gambar 1). Sedangkan buah rusak yang di tampilkan pada gambar 2 mempunyai ciri buah retak serta kulitnya pecah, pada kondisi yang sangat parah buah

Gambar 1. Buah tidak seragam dan retak/kulit pecah Varietas Cardinal (Bs 85)

Gambar 2. Buah Anggur rusak berat Varietas Red Prince (Bs 89)

Page 7: DAYA ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS ANGGUR (Vitis vinifera)ntt.litbang.pertanian.go.id/phocadownload/pdf06 44.pdf · Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni sampai dengan bulan agustus

menjadi kering. Buah retak serta kulitnya pecah karena buah tersebut kelebihan air. Menurut Wiryanta (2004), tanaman anggur yang dipangkas berat pada musim kemarau atau bulan Agustus, membuat buah anggur siap panen pada bulan November atau Desember, hal ini dapat menyebabkan kualitas buah anggur kurang bagus, tingkat kematangan buah tidak merata, buah mudah busuk dan retak serta kulitnya pecah.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan• Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa problematika 7 varietas tanaman anggur yang

ditanam di dataran tinggi menunjukkan: pertumbuhan tidak seragam, penyakit Powdery mildew, Busuk kapang kelabu, kematangan buah tidak seragam, dan buah pecah serta kulitnya retak, serta perubahan kualitas buah..

• Hasil penelitian menunjukkan bahwa, setiap varietas anggur memiliki daya adaptasi berbeda di dataran tinggi dan varietas yang memilki daya adaptasi yang tinggi adalah varietas Belgi, memiliki berat buah 2118.33 gram, panjang buah 18.99mm, berat buah perbutir 3,53 gram, tingkat kerusakan buah 0%. dan Caroline Black Roose, memiliki berat buah 1975.83 gram, panjang buah 16,36 mm, berat buah perbutir 5.20 gram, tingkat kerusakan buah 0%..

• Alternativ pemecahan masalah untuk Powdery mildew dengan menjaga kebersihan kebun dan memotong tanaman yang sakit, untuk buah yang tidak seragam dengan penjarangan buah, untuk buah busuk kapang kelabu dengan mengatur pemmangkasan berat agar anggur tidak dipanen pada musim hujan dan untuk buah pecah/retak dengan pengurangan pengairan.

Saran

Perlu diadakan penelitian tentang peningkatan kuantitas dan kwalitas produksi anggur di dataran timggi

DAFTAR PUSTAKA

Budijono,B. Sugianto. Tegopati, M. Yuniastuti. 2005. Hasil Uji Adaptasi Beberapa Varietas Mangga dan Anggur Unggulan Pada Ekoregion Lahan Sawah Tadah Hujan Di KP Mojosari. http://www.bptp-jatim.go.id.

Diwinetaste. 2005. The Seasons of Vine. http://www.diwinetaste.com.

Istiqomah dan Tegopati. 2001. Pengkajian Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh dan Pupuk Organik Pada Beberapa Klon Anggur Harapan Banjarsari. IPPTP Banjarsari.

Jaktim. 2004. Menjelang Ramadhan, Jahe dan Buah Anggur Lokal Alami Lonjakan Pasokan Permintaan yang Tinggi. http://www.jaktim.beritajakarta.com

Rukmana,R. 1999. Anggur Budidaya dan Penanganan Pasca Panen. Kanisius. Yogyakarta.

Suara merdeka. 2002. Harga Buah Import Turun. http://www.suaramerdeka.com.

Setiadi. 1994. Bertanam Anggur. Penebar Swadaya. Jakarta.

Soegito. 1994. Pemangkasan Mempercepat Anggur Berbuah. Hortikultura. Malang.

Sragen. 2005. Anggur. http://www.sragen .go.id.

Wiryanta, W,T,B. 2004. Membuahkan Anggur di Dalam Pot dan Pekarangan. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Page 8: DAYA ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS ANGGUR (Vitis vinifera)ntt.litbang.pertanian.go.id/phocadownload/pdf06 44.pdf · Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni sampai dengan bulan agustus