Page 1
DATABASE AND DATA SECURITY
STUDI KASUS PT. SIERAD PRODUCE TBK
Oleh : Kelompok I - Catleya
Angga Prabowo P056100062. 35E Ari Adithia Chandra P056100112. 35E Dewi Suryani Oktavia P056100142. 35E Hary Purnama P056100192. 35E Lucy P056100272. 35E Rachmat Vidiansyah P056100312. 35E Hendra Wijaya P056090472. 33E
MAGISTER MANAJEMEN DAN BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
Tugas Kelompok : Sistem Informasi Manajemen Penyerahan : 14 Juli 2011
Dosen : Prof.Dr. Ir. Kudang B. Seminar, Msc. Batas Penyerahan : 14 Juli 2011
Page 2
ii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iii
1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3
2.1. Pengertian dan Konsep Database (Basis Data) .............................. 3
2.2. Database Management System (DBMS) ......................................... 5
2.3. Model Basis Data ............................................................................ 7
2.4. Analisis Data ................................................................................... 9
2.5. Keamanan Data .............................................................................. 10
3. PEMBAHASAN ...................................................................................... 13
3.1. Nature Aktivitas Bisnis dan Database Perusahaan .......................... 13
3.2. Network Topology, Software ERP dan Database Perusahaan ........ 14
3.3. Data Requirement Analysis ............................................................. 16
3.4. Identifikasi Kerawanan Data dan Ancaman yang Timbul ................ 20
3.5. Identifikasi Metoda Pengamanan Data ............................................ 25
3.6. Identifkasi Isu Kode Etik Nasional & Internasional ........................... 30
3.6.1. Isu-isu Utama Dalam Etika ICT .............................................. 30
3.6.2. Isu Kode Etik Internasional ................................................... 32
3.6.3. Isu Kode Etik Nasional .......................................................... 34
4. KESIMPULAN ........................................................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 38
Page 3
iii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Contoh Model Database Hirarki ............................................... 7
Gambar 2. Contoh Model Database Jaringan ........................................... 7
Gambar 3. Network Topology Perusahaan ................................................. 14
Gambar 4. Security Level Software ERP Microsoft Dynamics Axapta ....... 25
Gambar 5. Log-on to Windows .................................................................. 26
Gambar 6. Log-on to Microsoft Dynamics Axapta ..................................... 26
Gambar 7. Antivirus NOD32 ...................................................................... 27
Gambar 8. IP User Control ........................................................................ 28
Gambar 9. Ruang Server dan Data Center ............................................... 29
Gambar 10. Matrix Scope dan Result ICT Decision Making ........................ 33
Gambar 11. COBIT Framework ................................................................... 34
Page 4
1
1. PENDAHULUAN
Perpaduan antara orang, fasilitas, teknologi media, prosedur dan
pengendalian yang bertujuan untuk mengolah data menjadi informasi yang
berguna sebagai dasar bagi pengambilan keputusan yang tepat, disebut dengan
sistem informasi. Sistem informasi yang digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan dalam suatu perusahaan harus berkualitas. Informasi yang
mempunyai kualitas baik dari sebuah sistem harus memenuhi karakteristik-
karakteristik tertentu. Menurut Anwar (2004), manajemen data yang efektif
(effective management of the data) merupakan karakteristik yang perlu
diperhatikan dalam sistem informasi. Hal yang perlu diperhatikan meliputi waktu
mengup-date file, akurasi input data, pemeliharaan kesatuan data yang disimpan
dalam sistem, keperluan keamanan data yang sudah digunakan, serta fasilitas
back-up yang memadai.
Data memiliki arti yang sangat penting bagi kelangsungan suatu
perusahaan. Perusahaan membutuhkan penyusunan data baik agar dapat
membantu para pengusaha maupun manajernya dalam mengambil sebuah
keputusan. Data yang baik dapat disusun dalam sebuah database (basis data).
Database memiliki arti penting dalam perusahaan agar dapat mengumpulkan,
mengorganisir dan menganalisa data bisnis perusahaan. Database dianggap
sangat penting, karena beberapa fungsinya yang meliputi:
a. Sebagai komponen utama atau penting dalam sistem informasi, karena
merupakan dasar dalam menyediakan informasi.
b. Menentukan kualitas informasi yaitu cepat, akurat, dan relevan, sehingga
informasi yang disajikan tidak basi. Informasi dapat dikatakan bernilai bila
manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkanya.
c. Mengatasi kerangkapan data (redundancy data).
d. Menghindari terjadinya inkonsistensi data.
e. Mengatasi kesulitan dalam mengakses data.
f. Menyusun format yang standar dari sebuah data.
Perkembangan teknologi komunikasi modern yang saat ini terjadi,
misalnya internet dapat mengantarkan beragam dinamika yang terjadi di dunia
nyata sehingga dapat ditransfer ke dunia virtual. Hal ini dapat terjadi dalam
bentuk transaksi elektronik, contohnya: e-business, e-banking atau komunikasi
dijital seperti e-mail dan messenger. Selain aspek positif yang dibawa oleh
Page 5
2
kemajuan teknologi komunikasi modern, ada juga aspek negatif yang bisa terjadi,
contohnya: pencurian, pemalsuan, penggelapan.
Informasi sebuah perusahaan mengandung nilai ekonomis maupun
strategis, agar obyek kepemilikan dapat dijaga dengan baik, maka dibutuhkan
metoda pengamanan. Keamanan data sangat dibutuhkan untuk mencegah
dampak negatif yang dihasilkan oleh perkembangan teknologi. Sistem informasi
sangatlah rentan terhadap berbagai gangguan keamanan yang dapat
mengancam kelangsungan suatu organisasi atau perusahaan. Pentingnya
keamanan sistem dapat dikarenakan beberapa hal yaitu: (1) Sistem dirancang
untuk bersifat “terbuka”, seperti Internet (tidak ada batas fisik dan kontrol
terpusat, perkembangan jaringan (internetworking) yang amat cepat; (2) aspek
keamanan yang belum banyak dimengerti oleh pengguna dan menempatkan
keamanan sistem pada prioritas yang rendah; dan (3) kurangnya keterampilan
pengamanan.
Makalah ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan data (Backward
Analysis), identifikasi kerawanan data pada transaksi bisnis, identifikasi metoda
pengamanan data, serta identifikasi isu kode etik nasional dan internasional
dengan mengambil studi kasus pada SBU Kemitraan PT Sierad Produce Tbk.
Page 6
3
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian dan Konsep Database (Basis Data)
Definisi basis data (database) sangatlah bervariasi. Basis data dapat
dianggap sebagai kumpulan data yang terkomputerisasi, diatur dan disimpan
menurut salah satu cara yang memudahkan pengambilan kembali. Menurut
Conolly and Carolyn (2002), basis data adalah sekumpulan data yang saling
berhubungan, yang dirancang agar dapat memenuhi kebutuhan informasi dari
suatu organisasi.
Fathansyah (2002) dalam bukunya menuliskan bahwa tujuan awal dan
utama dalam pengelolaan data sebuah basis data adalah agar memperoleh atau
menemukan kembali data yang dicari dengan mudah dan cepat. Selain itu,
pemanfaatan database (basis data) dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan
seperti kecepatan dan kemudahan, efisiensi ruangan penyimpanan, keakuratan,
ketersediaan, kelengkapan, keamanan, kebersamaan dan pemakaian.
Selain itu, menurut Kadir (2002), basis data dapat disebut sebagai
kumpulan data yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar
kemudian dapat dimanfaatkan lagi dengan cepat dan mudah. Lebih lanjut basis
data sendiri dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti :
a. Himpunan kelompok data/arsip yang saling berhubungan yang diorganisasi
sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan
mudah.
b. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama
sedemikian rupa dan tanpa pengulangan/ penumpukan (redundansi), untuk
memenuhi berbagai kebutuhan.
c. Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam
media penyimpanan elektronis.
Adapun pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah
tujuan sebagai berikut:
a. Kecepatan dan kemudahan (Speed)
Pemanfaatan basis data memungkinkan untuk dapat menyimpan data atau
melakukan perubahan atau manipulasi terhadap data atau menampilkan
kembali data tersebut dengan cepat dan mudah
b. Efisiensi ruang penyimpanan (Space)
Page 7
4
Penggunaan ruang penyimpanan di dalam basis data dilakukan untuk
mengurangi jumlah redundansi (pengulangan) data, baik dengan melakukan
penerapan sejumlah pengkodean atau dengan membuat relasi-relasi (dalam
bentuk file) antar kelompok data yang saling berhubungan.
c. Keakuratan (Accuracy)
Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama
dengan penerapan aturan/batasan tipe data, domain data, keunikan data dan
sebagainya dan diterapkan dalam basis data, sangat berguna untuk
menentukan ketidakakuratan pemasukan atau penyimpanan data.
d. Ketersediaan (Availability)
Pertumbuhan data (baik dari jumlah maupun jenisnya) sejalan dengan waktu
akan semakin membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. Data yang
sudah jarang atau bahkan tidak pernah lagi digunakan dapat diatur untuk
dilepaskan dari sistem basis data dengan cara penghapusan atau dengan
memindahkannya ke media penyimpanan.
e. Kelengkapan (Completeness)
Lengkap atau tidaknya data yang dikelola bersifat relatif baik terhadap
kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu. Dalam sebuah basis data,
struktur dari basis data tersebut juga harus disimpan. Untuk mengakomodasi
kebutuhan kelengkapan data yang semakin berkembang, maka tidak hanya
menambah record-record data, tetapi juga melakukan penambahan struktur
dalam basis data.
f. Keamanan (Security)
Sistem keamanan digunakan untuk dapat menentukan siapa saja yang boleh
menggunakan basis data dan menentukan jenis operasi apa saja yang boleh
dilakukan.
g. Kebersamaan pemakai
Pemakai basis data sering kali tidak terbatas hanya pada satu pemakaian saja
atau oleh satu sistem aplikasi saja. Basis data yang dikelola oleh sistem
(aplikasi) yang mendukung lingkungan multiuser, akan dapat memenuhi
kebutuhan ini, tetapi dengan menjaga/menghindari terhadap munculnya
persoalan baru seperti inkonsistensi data (karena data yang sama diubah oleh
banyak pemakai pada saat bersamaan).
Basis data dan lemari arsip dapat dikatakan tempat penyimpanan data.
Prinsip utama basis data dan lemari arsip adalah pengaturan data atau arsip,
Page 8
5
sedangkan tujuan utamanya adalah kemudahan dan kecepatan dalam
pengambilan kembali data atau arsip. Namun perbedaan antara keduanya hanya
terletak pada media penyimpanan yang digunakan. Jika lemari arsip
menggunakan lemari sebagai media penyimpanannya, maka basis data
mnenggunakan media penyimpanan elektronis seperti disk (flash disk, harddisk).
Bentuk penyimpanan data secara elektronis tidak semuanya dapat
disebut sebagai basis data. Hal yang sangat ditonjolkan dalam basis data adalah
pengaturan atau pemilahan atau pengelompokkan atau pengorganisasian data
yang akan disimpan sesuai fungsi atau jenisnya. Pemilahan atau
pengelompokan ini dapat berbentuk sejumlah file atau tabel terpisah atau dalam
bentuk pendefinisian kolom-kolom (field-field) data dalam setiap file atau tabel.
Dari berbagai definis dan konsep yang diungkapkan diatas maka secara
sederhana basis data dapat dikatakan sebagai suatu pengorganisasian data
dengan bantuan komputer yang memungkinkan data dapat diakses dengan
mudah dan cepat.
2.2. Database Management System (DBMS)
Database di komputer biasanya ditangani oleh bagian khusus dari
perangkat lunak yang disebut Database Management Sistem (DBMS) yang juga
digunakan untuk memanipulasi suatu basis data. Connoly and Begg (2002)
menyatakan bahwa Database Management System (DBMS) merupakan paket
perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat,
dan memelihara database, serta menyediakan akses terkontrol terhadap
database. Adapun dua fungsi utama DBMS adalah untuk memandu pemakai
memanipulasi basis data dan melindungi basis data dari pemakai juga. Relational
Database Management System (RDBMS) adalah perangkat lunak untuk
membuat basis data relasional dan menyaring informasi didalamnya. (William,
1994).
Beaumont (2000) mengungkapkan bahwa Secara umum DBMS memiliki
beberapa fitur standar sebagai berikut:
a. Meta data
b. Actions
c. Queries
d. Reporting
e. Views
Page 9
6
f. Forms
g. Programming language
Lebih lanjut dituliskan oleh Winantu (2006), komponen utama DBMS
antara lain:
a. Perangkat keras
Berupa komputer dan bagian-bagian didalamnya, seperti prosesor, memori &
harddisk. Komponen inilah yang melakukan pemrosesan dan juga untuk
menyimpan basis data.
b. Basisdata (Database)
Sebuah DBMS dapat memiliki beberapa basisdata, setiap basisdata dapat
berisi sejumlah obyek basisdata (file, tabel, indeks dan sebagainya).
Disamping berisi data, setiap basisdata juga menyimpan definisi struktur (baik
untuk basisdata maupun obyek-obyeknya secara rinci).
c. Perangkat lunak (Software)
Perangkat lunak ini terdiri dari sistem operasi dan perangkat lunak/program
pengelola basisdata. Perangkat lunak inilah yang akan menentukan
bagaimana data diorganisasi,disimpan, diubah dan diambil kembali. Ia juga
menerapkan mekanisme pengamanan data, pemakaian data secara bersama,
pemaksaan keakuratan/konsistensi data, dsb.
Contoh perangkat lunak DBMS : MS access, SQL Server, Oracle dsb.
d. Pengguna/user
Pengguna dapat digolongkan menjadi tiga: (1) Pengguna akhir/end user.
Merupakan orang yang mengoperasikan program aplikasi yang dibuat oleh
pemrogram aplikasi dan orang yang dapat memberikan perintah-perintah
pada antar muka basisdata, misalnya SELECT, INSERT dan sebagainya. (2)
Pemrogram aplikasi, yaitu orang yang membuat program aplikasi yang
menggunakan basisdata. (3) Administrator database/DBS (database
administrator) adalah orang yang bertanggungjawab terhadap pengelolaan
basisdata. Adapun tugas DBA antara lain mendefinisikan basis data,
menentukan isi basis data dan menentukan sekuritas basis data.
Selain fungsi utamanya, DBMS juga dituntut untuk memiliki kemampuan
mengamankan data dari user yang tidak berkepentingan, perbaikan bagi
kegagalan sistem, concurrency sehingga user yang banyak jumlahnya tersebut
dapat mengakses database pada waktu yang bersamaan, dan melakukan
pengecekan integritas sehingga data pada bagian yang berbeda dari suatu
Page 10
7
database dapat tetap konsisten secara logika terhadap keseluruhan database.
Sehingga dapat di tarik definisi umum bahwa DBMS adalah kumpulan program-
program (software) yang memperbolehkan user untuk membuat dan memelihara
database.
2.3. Model Basis Data
Menurut Winantu (2006), model basis data adalah suatu konsep yang
terintegrasi dalam menggambarkan hubungan (relationships) antar data dan
batasan-batasan (constraint) data dalam suatu sistem basis data. Model data
yang paling umum, berdasarkan pada bagaimana hubungan antar record dalam
database (Record Based Data Models), terdapat tiga jenis, yaitu :
a. Model Database Hirarki (Hierarchical Database Model)
Model hirarkis biasa disebut model pohon, karena menyerupai pohon yang
dibalik. Model ini menggunakan pola hubungan orangtua-anak.
Gambar 1. Contoh Model Database Hirarki
b. Model Database Jaringan (Network Database Model)
Gambar 2. Contoh Model Database Jaringan
Dosen Dosen
Pengantar Pemrograman Matematika I
Rud
i
Ast
i
Din
a
E
di
It
a
Dosen
A
Dose
n
Pengantar
Basis Data
Pemrograman
C
Matematika I
Ru
di
As
ti
Din
a
Din
a
E
di
It
a
E
di
Page 11
8
c. Model Database Relasi (Relational Database Model)
Model Relasional merupakan model yang paling sederhana sehingga mudah
digunakan dan dipahami oleh pengguna. Model ini menggunakan
sekumpulan tabel berdimensi dua (yang disebut relasi atau tabel ), dengan
masing-masing relasi tersusun atas tupel atau baris dan atribut. DBMS yang
bermodelkan relasional biasa disebut RDBMS (Relational Data Base
Management System). Model database ini dikemukakan pertama kali oleh EF
codd, seorang pakar basisdata. Model ini sering disebut juga dengan
database relasi.
Model database hirarki dan jaringan merupakan model database yang
tidak banyak lagi dipakai saat ini, karena adanya berbagai kelemahan dan hanya
cocok untuk struktur hirarki dan jaringan saja. Artinya tidak mengakomodir untuk
berbagai macam jenis persoalan dalam suatu sistem database. Sedangkan
model database relasi merupakan model database yang paling banyak
digunakan saat ini, karena paling sederhana dan mudah digunakan serta yang
paling penting adalah kemampuannya dalam mengakomodasi berbagai
kebutuhan pengelolaan database. Sebuah database dalam model ini disusun
dalam bentuk tabel dua dimensi yang terdiri dari baris (record) dan kolom (field),
pertemuan antara baris dengan kolom disebut item data (data value), table-tabel
yang ada di hubungkan (relationship) sedemikian rupa menggunakan field-field
kunci (Key field) sehingga dapat meminimalkan duplikasi data. Lebih lanjut
Winantu (2006) menuliskan ada beberapa contoh produk DBMS terkenal
yang menggunakan model relasional yaitu:
� DB2 (IBM).
� Rdb/VMS (Digital Equipment Corporation).
� Oracle (Oracle Corporation).
� Informix (Informix Corporation).
� Ingres (ASK Group Inc).
� Sybase (Sybase Inc).
Sedangkan di lingkungan PC, produk-produk berbasis relasional yang cukup
terkenal antara lain:
� Keluarga R:Base (Microrim Corp) antara lain berupa R:Base 5000.
� Keluarga dBase (Ashton-Tate, sekarang bagian dari Borland International).
antara lain dbase III Plus, dBase IV, serta Visual dBase.
� Microsoft SQL ( Microsoft Corporation).
Page 12
9
� Visual FoxPro (Microsoft Corporation).
2.4. Analisis Data
Sebuah sistem dibagi secara fungsional dan behavioral. Analisis sistem
terstruktur merupakan aktivitas pembangunan model. Model diciptakan untuk
menggambarkan muatan aliran informasi (data dan kontrol). Analisis struktur
bukan metode tunggal yang diaplikasikan secara konsisten oleh semua yang
menggunakannya.
Penganalisaan sistem berfungsi untuk menemukan kelemahan suatu
sistem, sehingga dapat diusulkan perbaikannya. Analisa sistem dilakukan setelah
tahap perencanaan sistem dan sebelum tahap perancangan sistem. Tahap
analisa merupakan tahap yang sangat penting karena kesalahan pada tahap ini
akan menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya.
Terdapat beberapa tahap yang digunakan dalam menganalisis sistem,
yaitu:
a. Mendefinisikan masalah.
b. Memahami definisi sistem tersebut dan membuat definisinya.
c. Menetukan alternatif apa yang tersedia untuk mencapai tujuan dengan
memperhatikan modifikasi sistem tersebut.
d. Memilih salah satu alternatif yang telah dirumuskan pada tahap sebelumnya.
e. Menerapkan alternatif tersebut.
f. Apabila memungkinkan harus mencoba mengevaluasi dampak dari perubahan
yang telah dilakukan terhadap sistem.
Untuk perancangan terstruktur, terdapat beberapa alat bantu, yaitu bagan
arus dokumen (Document Flowchart) dan bagan arus olah (Systems flowchart).
Kebutuhan organisasi dari sudut pemakaian dan perancangan sistem, menuntut
adanya alat lain yang dapat memperjelas, mempermudah dan dengan tingkat
keterincian sesuai dengan kebutuhan User, antara lain adalah:
• ICAM Definition Method (Integrated Computer Aided Mnufacturing Definition
Method).
• Diagram Arus Data (Data Flow Diagram).
Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu diagram yang menggunakan notasi-
notasi untuk arus dari data sistem, yang penggunaannya sangat membantu
untuk memahami sistem secara logika, terstruktur dan jelas. DFD bisa juga
dikatakan sebagai suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk
Page 13
10
menggambarkan dari mana asal data dan kemana tujuan data yang keluar
dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data
tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan
pada data tersebut.
2.5. Keamanan Data
Aspek keamanan data merupakan hal penting yang harus diperhatikan
dalam manajemen data. Keamanan data telah menjadi bagian dari
pengembangan teknologi informasi mengingat bahwa berjuta-juta bit informasi
telah dipertukarkan dalam jaringan komputer terutama di internet. Akib (2009)
menuliskan bahwa masalah keamanan data dapat diklassifikasi kedalam
beberapa dimensi. Suatu situs komersial misalnya harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
• Secrecy: kategori kemanan komputer yang meliputi perlindungan
data/informasi terhadap akses dari pihak-pihak yang tidak berhak serta
masalah keaslian (autentik) dari sumber data/informasi. Masalah secrecy
berkaitan dengan proses enkripsi-denkripsi serta proses autentikasi.
• Integrity: kategori keamanan data yang menjamin bahwa data tidak terganggu
selama proses transfer dari sumber ke tujuan melalui saluran-saluran
komunikasi. Masalah integrity berkaitan dengan bagaimana melindungi data
dari penyusup yang berusaha masuk ke sumber data, atau menyusup dalam
jaringan data, untuk mengubah dan merusak. Masalah virus yang bisa
menghancurkan data juga menjadi bagian dari integrity.
• Availability: kategori keamanan data yang bisa mempertahankan sumber
informasi agar selalu sedia dan aktif melayani para penggunanya. Masalah
availability berkaitan dengan usaha melindungi server dari gangguan yang
bisa menyebabkan server gagal memberi pelayanan (denial of service/DOS).
Sukmawan (1998) dalam tulisannya menyebutkan bahwa beberapa
program akan secara otomatis membongkar proteksi program aplikasi seperti MS
Word, Excel, Word Perfect, PKZip 2.x, Quattro Pro, dan lain-lain dengan sangat
mudah, bahkan ada program yang menambahkan 'delay loop' sehingga seolah-
olah program tersebut sedang bekerja keras membongkar password. Alasan
utama kurang baiknya proteksi dari program-program tersebut adalah mungkin
kesulitan memperoleh izin ekspor dari pemerintah. Mengekspor program enkripsi
sama dengan mengekspor amunisi sehingga sangat dibatasi bahkan dikenai
Page 14
11
hukuman bagi yang melanggarnya. Contoh klasik adalah apa yang menimpa
Philip Zimmermann yang diadili karena program PGP yang ia buat dan menyebar
ke seluruh dunia.
Lebih lanjut Sukmawan (1998), mengungkapkan bahwa untuk proteksi
data yang cukup penting tidak ada jalan lain selain menggunakan program
khusus proteksi/enkripsi data. Saat ini telah banyak beredar program khusus
proteksi data baik freeware, shareware, maupun komersial yang sangat baik.
Pada umumnya program tersebut tidak hanya menyediakan satu metoda saja,
tetapi beberapa jenis sehingga kita dapat memilih yang menurut kita paling
aman. Contoh program tesebut antara lain:
• BFA 97 (Blowfish Advanced 97) yang menyediakan metoda enkripsi: Blowfish,
Idea, Triple DES, GOST, Cobra128, PC-1 (RC4 compatible), dan Twofish.
Program demo dari paket ini menyediakan pem-password-an hanya sampai 5
huruf. Selain itu paket ini menyediakan fasilitas 'disk key' yaitu kunci pada
disket, sehingga kita tidak perlu mengingat-ingat password. Tetapi dengan
cara 'disk key' ini ada masalah yaitu bila disketnya rusak atau hilang semua
data dapat hilang.
• Kremlin yang menyediakan proteksi data Blowfish, Idea, DES/Triple DES, dan
lain-lain.
• F-Secure yang menyedikan metoda proteksi Blowfish, RSA, DES/Triple DES
dan RC4. Produk ini dirancang untuk sistem jaringan.
• Cryptext merupakan freeware, extension Windows 95/NT shell yang yang
menggunakan RC4 untuk mengenkripsi file yang menggunakan kunci 160 bit
yang dihasilkan dari digest SHA terhadap password yang kita masukkan.
• PGP, merupakan program enkripsi sistem kunci publik (asimetrik) dan
biasanya digunakan untuk untuk enkripsi e-mail, tetapi dapat juga digunakan
untuk enkripsi konvensional (simetrik). PGP menggunakan RSA sebagai
sistem kunci publik dan Idea sebagai metoda enkripsi simetrik dan MD5 untuk
message digest. PGP merupakan freeware tersedia untuk DOS (versi 2.6.x,
tersedia beserta source programnya) dan Windows 95/NT (versi 5.x).
• Pegwit, seperti PGP merupakan program enkripsi sistem kunci publik,
walaupun masih sangat sederhana (versi 8.71). Pegwit menggunakan Elliptic
Curve untuk sistem kunci public dan Square untuk enkripsi simetrik dan SHA-1
untuk message digest. Pegwit tersedia untuk DOS (16 dan 32 bit) dan
menyertakan juga source programnya.
Page 15
12
• Selain itu juga terdapat program untuk enkripsi 'on the fly'/'real time' yang
dapat mengenkripsi harddisk, partisi, atau suatu direktori tertentu secara
transparan. Dengan cara ini kita tidak perlu memilih satu persatu file yang
akan kita enkrip, tetapi program yang akan melaksanakannya. Salah satu
contoh jenis ini adalah Norton Your Eyes Only, yang menggunakan metoda
enkripsi Blowfish. Contoh lain adalah ScramDisk (versi 2.02) yang dapat
digunakan untuk Windows 95/98, program ini merupakan program bebas dan
tersedia beserta source programnya (http://www.hertreg.ac.uk/ss/). Scramdisk
menyediakan beberapa metoda enkripsi seperti Blowfish, Tea, Idea, DES,
SquareWindows NT bahkan sudah menyediakan fasilitas mengenkrip , Misty
dan Triple DES 168 bit. Microsoft 5.0 yang akan datang direktori dengan
menggunakan metoda DES.
3. PEMBAHASAN
Page 16
13
3.1. Nature Aktivitas Bisnis dan Database Perusahaan
SBU Kemitraan PT Sierad Produce Tbk menjalankan bisnis utama di
bidang agroindustri dengan sistem kemitraan pembesaran ayam broiler (contract
farming), dimana SBU Kemitraan adalah inti sedangkan peternak-peternak yang
bekerja sama disebut dengan mitra atau plasma. Masing-masing pihak dalam
kerjasama ini memiliki modal, inti berupa sarana produksi peternakan (sapronak)
sedangkan mitra berupa kandang dan tenaga kerja.
Aktivitas bisnis yang dilakukan oleh SBU Kemitraan adalah sebagai berikut:
1. Melakukan rekrutmen para peternak yang akan dijadikan mitra dengan dasar
kondisi dan kelayakan kandang.
2. Untuk mitra yang telah bekerja sama, SBU Kemitraan menerapkan pemilihan
mitra untuk dilakukan chick-in day old chick (DOC) berdasarkan performance
produksi mitra sebelumnya.
3. Sapronak yang terdiri dari DOC, feed, obat vaksin dan kimia (OVK) diperoleh
SBU Kemitraan dari para pemasok baik dari group Sierad, yaitu SBU Feemill
dan SBU Breeding ataupun dari pemasok luar.
4. Sapronak ini dikirimkan ke mitra, dan kemudian dilakukan aktivitas
pembesaran DOC Broiler oleh mitra selama 35 hari. Di dalam proses produksi
yang dilakukan oleh mitra, SBU Kemitraan juga memberikan panduan teknik
oleh para PPL yang dimilikinya.
5. Monitoring performance produksi ayam yang dibesarkan oleh mitra, yang
dilakukan oleh PPL adalah terkait dengan mortalitas (kematian), feed intake
(pemakaian pakan), bodyweight (bobot ayam), feed consumption ratio (rasio
pemakaian pakan dengan bobot ayam atau disebut juga dengan average daily
gain), pemakaian obat dan kondisi ayam broiler.
6. Setelah melalui proses pembesaran selama 35 hari, DOC broiler akan menjadi
livebird yang siap dijual kepada konsumen (broker, rumah potong ayam,
bakul, dan individu).
7. Proses selanjutnya adalah proses barter antara piutang sapronak yang dibeli
oleh mitra dengan utang livebird SBU Kemitraan kepada mitra. Hasil dari
proses barter ini adalah pembayaran laba ke mitra melalui transfer bank.
8. SBU Kemitraan menerima pembayaran dari pelanggan livebird dalam 4-5 hari
setelah penjualan yang ditransfer ke bank. Demikian juga melakukan
pembayaran utang ke pemasok sapronak.
Page 17
14
Dari nature aktivitas bisnis yang dipaparkan diatas menjelaskan bahwa
SBU Kemitraan PT Sierad Produce memiliki database yang saling terkait satu
dengan yang lain, terdiri dari data-data sebagai berikut:
- Data Mitra.
- Data Pemasok dan Pembelian.
- Data Pelanggan dan Penjualan.
- Data PPL.
- Data Cash Management (Collection dan Payment).
- Data Produksi.
3.2. Network Topology, Software ERP dan Database Perusahaan
SBU Kemitraan memiliki network yang merupakan bagian dari PT Sierad
Produce yang telah digunakan untuk penerapan e-Business System pada
aktivitas bisnisnya. Network yang dimiliki menggunakan Telkom VPN-IP dan
internet cloud. Dimana mengubungkan semua SBU Sierad ke dalam satu
jaringan dan server.
Gambar 3. Network Topology Perusahaan
Untuk software ERP, SBU Kemitraan menggunakan Microsoft Dynamics
Axapta dengan menggunakan Microsoft SQL Server yang merupakan sebuah
sistem manajemen basis data relasional (RDBMS) produk Microsoft. Bahasa
Page 18
15
kueri utamanya adalah Transact-SQL yang merupakan implementasi dari SQL
standar ANSI/ISO yang digunakan oleh Microsoft. Server ini adanya di kantor
pusat. Kantor cabang di daerah juga telah menggunakan software Microsoft
Dynamics Axapta yang dihubungkan dengan jaringan Telkon VPN-IP, sehingga
transaksi yang dijalankan bersifat real-time dan tersentralisasi di server pusat.
Page 19
16
3.3. Data Requirement Analysis
Identifikasi kebutuhan data yang diangkat pada studi kasus kali ini adalah terkait dengan Enterprise Resources Planning (ERP) di
SBU Kemitraan dengan metode backward analysis, yang menghasilkan matriks sebagai berikut:
Sources of Data Supporting Information Management Objectives
Management
Functions
Data Mitra, Data Produksi Mitra Recording Harian Produksi, Laporan
Kunjungan PPL
Monitoring production
performance dan kesehatan
ayam broiler di kandang mitra
Monitoring
Data Konsumen Laporan umur piutang konsumen Monitoring piutang jatuh tempo di
konsumen livebird
Data Pemasok dan Pembelian Laporan umur utang ke pemasok Monitoring utang jatuh tempo
kepada pemasok sapronak
Data Produksi Mitra Laporan production performance mitra
akumulatif
Analisa akumulasi production
performance mitra
Data Mitra Laporan kondisi untuk mitra (KUM) Analisa kondisi kandang mitra
Data PPL, Data Produksi Mitra Recording Harian Produksi Monitoring kunjungan PPL
Data PPL, Data Produksi Mitra Laporan production performance mitra
akumulatif
Analisa kinerja individual PPL
Data Pemasok dan Pembelian, Data
Mitra, Data Produksi Mitra
Recording Harian Produksi Analisa kebutuhan kuantitas
sapronak
Page 20
17
Sources of Data Supporting Information Management Objectives
Management
Functions
Data Produksi Mitra Recording Harian Produksi Rekomendasi treatment
pengobatan ayam broiler
Directing
Data Mitra, Data Produksi Mitra, Data
PPL
Jumlah mitra yang masih dalam masa
produksi
Alokasi PPL untuk kunjungan dan
pantuan teknis
Data Mitra, Data Produksi Mitra Laporan kondisi untuk mitra (KUM),
Laporan production performance mitra
akumulatif
Penerimaan mitra berdasarkan
standar performance
Data Konsumen dan Penjualan, Data
Pemasok dan Pembelian
Rata-rata kuantitas pengambilan dan
kelancaran kas
Penetapan term of payment dan
days of sales
Data Konsumen dan Penjualan, Data
Pemasok dan Pembelian, Data Cash
Management
Laporan umur piutang konsumen, Laporan
umur utang ke pemasok
Rekomendasi penagihan piutang
dan pembayaran utang
berdasarkan cashflow
Data Produksi Mitra Laporan kondisi untuk mitra (KUM),
Laporan production performance mitra
akumulatif
Alokasi chick in DOC (jumlah
DOC yang dilakukan kerja sama
dengan mitra)
Data Mitra, Data Produksi Mitra, Data
Pemasok dan Pembelian
Rencana DOC-In Per Mitra Perencanaan pembelian dan
pengiriman sapronak ke mitra
Planning
Page 21
18
Sources of Data Supporting Information Management Objectives
Management
Functions
Data Mitra, Data Pemasok dan
Pembelian, Data Konsumen dan
Penjualan
Laporan umur utang ke pemasok, Laporan
umur piutang konsumen, cash flow
projection
Perencanaan cash management
(cash collection dan cash
disbursment)
Planning
Data Mitra, Data Produksi Mitra Recording Harian Produksi Perencanaan panen livebird
bulanan dan harian berdasarkan
berat livebird
Data Mitra, Data Produksi Mitra, Data
PPL
Recording Harian Produksi Perencanaan jadwal kunjungan
PPL
Data Mitra, Data PPL Rencana DOC-In Per Mitra Perencanaan sumber daya PPL
berdasarkan jumlah mitra
Data Mitra, Data Produksi Mitra Laporan kondisi untuk mitra (KUM),
Laporan production performance mitra
akumulatif
Seleksi penerimaan dan
pemasukan DOC ke mitra
Acting Data Mitra, Data Pemasok dan
Pembelian
Rencana DOC-In Per Mitra, Recording
Harian Produksi, Laporan umur utang ke
pemasok
Pembelian sapronak dari
pemasok
Data Mitra, Data Produksi Mitra, Data
Konsumen dan Penjualan
Recording Harian Produksi, Laporan umur
piutang konsumen
Penjualan livebird ke konsumen
Page 22
19
Sources of Data Supporting Information Management Objectives
Management
Functions
Data Pemasok dan Pembelian, Data
Cash Management
Laporan umur utang ke pemasok,
Pengeluaran Kas dan Bank
Pembayaran utang ke pemasok
sapronak
Acting
Data Konsumen dan Penjualan, Data
Cash Management
Laporan umur piutang konsumen,
Penerimaan Kas dan Bank
Penagihan piutang ke konsumen
Data Mitra, Data Produksi Mitra, Data
Konsumen dan Penjualan, Data
Pemasok dan Pembelian, Data Cash
Management
Barter laba mitra, Pengeluaran Kas dan
Bank
Pembayaran laba berdasarkan
barter kepada mitra
Data Mitra, Data Produksi Mitra
Laporan production performance mitra
akumulatif
Penutupan kerjasama dengan
mitra
Data Mitra, Data Produksi Mitra, Data
PPL Production performance mitra per PPL
Pemberian reward dan
punishment ke PPL
Page 23
20
3.4. Identifikasi Kerawanan Data dan Ancaman yang Timbul
Identifikasi kerawaan data pada SBU Kemitraan PT Sierad Produce dan acaman yang ditimbulkan adalah sebagai berikut:
No Kerawanan Keterangan Ancaman yang Ditimbulkan
1. Pengaksesan data yang
terlarang.
Kerawanan data yang sering terjadi adalah pengaksesan
data yang bukan menjadi hak dari karyawan bersangkutan.
Hal ini terjadi karena pemakaian user name dan password
oleh karyawan yang lainnya. Misalnya, karyawan bagian
kredit kontrol dapat mengakses modul sales dengan akses
full control, yang memungkinkan melakukan editing data
penjualan ke konsumen.
Perubahan data yang dilakukan baik
dengan sengaja ataupun tidak
sengaja dapat menimbulkan
perubahan atas data.
2. Serangan virus. Sistem operasi rentan dengan gangguan virus dan
meningkatnya penyebaran virus melalui email dan USB
yang dapat menimbulkan kerusakan file, dan kehilangan file
data.
Sistem operasi yang rentan dengan
penyebaran virus, dapat berpotensi
merusak informasi dan mengganggu
jaringan komputer perusahaan.
3. Gangguan jaringan. Untuk jaringan ke cabang-cabang menggunakan Telkom
VPN-IP dimana menggantungkan kecepatan transfer data
pada layanan Telkom.
Terhambatnya input data, sehingga
menghambat transaksi yang lainnya.
4. Disaster recovery system
belum terimplementasi.
Perusahaan belum memiliki standar terrencana
penanggulangan bencana, sehingga tidak ada jaminan
bahwa akses data ke server atau jaringan dapat berjalan
secara cepat, setelah terjadi bencana. Termasuk recovery
data yang ada di server.
Tidak memilki alternatif cara agar
bisnis dapat terus berjalan, sehingga
yang terjadi bisnis terhenti dan
perusahaan mengalami kerugian.
Page 24
21
No Kerawanan Keterangan Ancaman yang Ditimbulkan
5. Perangkat data recovery
center yang masih berada
pada ruang yang sama
dengan server.
Data back-up disimpan di ruang yang sama dengan server. Jika terjadi bencana pada ruang
server maka data recovery center
dan file backup mengalami bencana
yang sama sehingga tidak mampu
mengembalikan informasi dan sistem
beroperasi kembali.
6. Tidak terklasifikasikannya
informasi dengan baik.
Informasi yang berada didalam perusahaan, tidak
terklasifikasi dengan baik berdasarkan aspek
kerahasiaannya, maka dapat berpotensi informasi rahasia
dapat terbuka.
Jika informasi atau data tidak
terklasifikasi dan terproteksi
berdasarkan sensitifitas dengan baik,
maka dapat menyebabkan hilangnya
kerahasiaan informasi perusahaan.
7. Kurangnya pengamanan
fisik (kehilangan data).
Untuk server yang ada di kantor pusat sudah terlindungi dari
beberapa bahaya fisik, misalnya air, suhu, kebakaran,
pencurian dan aksi illegal lainnya. Akan tetapi belum punya
peralatan anti petir dan grounding yang memadai.
Server terancam rusak dan terbakar,
disebabkan terkena petir sehingga
data hilang.
8. Tidak diaktifkannya
pemakaian firewall.
Penggunaan firewall hanya pada sisi luar DMZ
(Demilitarized Zone) saja, sehingga berpotensi terbukanya
wilayah server dari gangguan yang berasal dari dalam
jaringan lokal, karena area dalam DMZ tidak dilindungi
firewall.
Penyusupan dan gangguan yang
berasal dari jaringan lokal dapat
langsung masuk ke area DMZ
dimana server berada, dan
mengakses informasi dan sistem
yang sensitif dan kritikal.
Page 25
22
No Kerawanan Keterangan Ancaman yang Ditimbulkan
9. Data tidak valid (obsolete
or invalid data).
Masih belum dilakukan pengujian terhadap file hasil backup
sistem dan data.
Jika terjadi kehilangan data pada
sistem utama, maka hasil backup
tidak dapat dipakai karena data tidak
valid dan akhirnya terjadi kehilangan
informasi.
10. Turn-over karyawan IT
yang tinggi.
Karyawan di divisi TI yang cenderung bergant-ganti karena
berstatus pegawai kontrak, sehingga dengan teknologi yang
digunakan oleh perusahaan, membutuhkan keterampilan
dan pengetahuan yang cukup, agar dapat melakukan
monitoring dan pemeliharaan terhadap sistem yang ada.
Karyawan pengganti atau baru tidak
mampu menguasai teknologi
perusahaan secara cepat, sehingga
proses monitoring dan
pemeliharaaan sistem menjadi
lambat dan terhambat.
11. Kesalahan input data. Terjadi kesalahan input data pada aplikasi di lapangan, dan
verifikasi kesalahan tersebut dilakukan secara manual.
Kesalahan input data tersebut jika
tidak diverifikasi dan dikoreksi secara
cepat, menyebabkan waktu layanan
menjadi lama, dan akan menurunkan
kepercayaan konsumen terhadap
perusahaan.
Page 26
23
No Kerawanan Keterangan Ancaman yang Ditimbulkan
12. Unrecorded system
failures.
Tidak dilakukannya pencatatan yang sistematis terhadap
kejadian-kejadian gangguan keamanan yang terjadi
terutama pada aplikasi yang berhubungan dengan database
atau server.
Perusahaan tidak mengetahui
kelemahan/kerawanan yang dimiliki.
Kelemahan ini, yang bila diketahui
oleh orang lain dapat menyebabkan
gangguan keamanan informasi dan
database.
13. Penyalinan data (data
copying).
Modifikasi informasi dan pencurian informasi melalui
komputer yang tidak mengaktifkan keamanan dekstop, saat
pemiliknya tidak berada ditempat.
Terjadinya pengambilan, modifikasi
dan kehilangan informasi/data yang
sensitif dan kritikal melalui PC
tersebut.
14. Kerusakan damage (data
damage).
Tidak dilakukan pemeliharaan terhadap perangkat
pendukung yang kritikal secara rutin dan berkala, seperti
pendingin ruangan pada ruang server dan listrik dengan
gensetnya. Sering adanya gangguan listrik menyebabkan
kerusakan peralatan dan bisa menyebabkan kerusakan
pada data.
Pemeliharaan yang tidak dilakukan
secara rutin dan berkala terhadap
perangkat pendukung akan
mengganggu terutama ruang yang
kritikal seperti data center dan ruang
server.
Page 27
24
No Kerawanan Keterangan Ancaman yang Ditimbulkan
16 Tidak diaktifkannya
firewall.
Tidak adanya kebijakan khusus yang mewajibkan karyawan
untuk mengaktifkan firewall pada komputernya masing-
masing.
Tidak diaktifkannya PC firewall,
dapat memudahkan masuknya akses
yang tidak terotorisasi, sehingga
dapat menyebabkan hilangnya
informasi, atau modifikasi dan
kerusahakan sistem dan informasi.
17. Penyalahgunaan data
(data abuse).
Penyalahgunaan data kebanyakan selama ini yang
melakukan adalah bagian produksi dan penjualan terkait
dengan data mitra dan data konsumen. Data ini biasanya
diambil saat karyawan bersangkutan pindah ke kompetitor.
Penggunaan data dan informasi
yang disalahgunakan dapat
merugikan perusahaan karena
kebocorannya, terutama jika
berhubungan dengan data bisnis.
18. Replika data yang tidak
konsisten.
Saat ini terdapat proses back-up data yang dilakukan secara
otomatis dengan menempatkan program pada SQL server,
tetapi konsistensi proses back-up data sangat rendah.
Data tidak terback-up dengan baik,
sehingga menyebabkan
ketersediaan data yang rendah.
Page 28
25
3.5. Identifikasi Metoda Pengamanan Data
Didalam menghadapi dan meminimalkan kerawanan data, perusahaan
menggunakan beberapa metoda pengamanan data yang terkait dengan
electronically safe, physically safe dan procedurally safe.
• Access right assignment.
Metoda ini dibuat berdasarkan segregation of duties atas job description user
pengguna ERP. Penerapannya dilakukan pada security level yang terdapat
pada software ERP Microsoft Dynamic Axapta.
Terdapat lima (5) pembagian akses security level yang dilakukan di Microsoft
Dynamic Axapta , yaitu:
� No Access
User tidak diberikan akses atas suatu modul atau aplikasi yang ada dalam
software ERP.
� View
User hanya dapat melihat saja (read only), tanpa dapat melakukan editing
ataupun create.
� Edit
User memiliki akses untuk melakukan editing atas data yang telah diinput
sebelumnya melalui software ERP.
� Create
User diberikan akses untuk melakukan create atas suatu transaksi.
� Full Control
User yang memiliki full control dapat melakukan view, edit dan create.
Gambar 4. Security Level Software ERP Microsoft Dynamics Axapta
Page 29
26
• Authentication.
Authentication dilakukan melalui dua layer. Yang pertama ketika user log-on
ke Windows, dimana setiap user memiliki user name dan password.
Gambar 5. Log-on to Windows
Kedua ketika user log-on ke software ERP Microsoft Dynamics Axapta,
dimana setiap user memiliki user name dan password juga. Setiap user harus
terdaftar dalam active directory (domain) di server.
Gambar 6. Log-on to Microsoft Dynamics Axapta
Page 30
27
• Virus prevention, detection and removal.
Untuk metode pengamanan yang berhubungan dengan virus, perusahaan
menggunakan software antivirus ESET NOD32 Ver. 4. Antivirus ini juga
digunakan pada server dan data center, sama seperti yang digunakan pada
PC dalam jaringan perusahaan.
Proteksi yang diberikan oleh software antivirus ini meliputi:
� Real-time file system protection.
Untuk melindungi sistem dan file dari virus yang masuk, baik dari luar
jaringan maupun dikarenakan akses external storage ke PC bersangkutan,
misanya pemakain USB dan external hardisk.
� Email client protection.
Digunakan untuk melindungi virus yang masuk melalui email user.
� Web access protection.
Perlindungan yang diberikan saat pengguna melakukan atau menggunakan
akses internet.
� Antispyware protection.
Spyware merupakan tipe malware yang dinstal pada computer, digunakan
untuk mengambil informasi tanpa sepengetahuan user. Program anti-
spyware digunakan untuk melawan spyware dengan memberikan real-time
protection dan deteksi spyware yang terinstal dalam komputer.
Gambar 7. Antivirus NOD32
Page 31
28
• Network Protection and security.
SBU Kemitraan seperti dijelaskan di atas menggunakan Telkom VPN-IP untuk
jaringan ke cabang-cabangnya. Sedangkan jaringan di dalam menggunakan
LAN.
Pengamanan network dilakan dengan memberikan IP kepada setiap PC user.
Selain digunakan sebagai kontrol penggunaan IP dan aktivitas user,
pengamanan ini cukup efektif untuk memproteksi user eksternal masuk ke
dalam jaringan perusahaan.
Gambar 8. IP User Control
• Periodical Data Backup,
Data back-up dilakukan secara langsung melalui program otomatis di SQL
server. Hasil back-up data juga disimpan pada external data storage yang
lainnya. Back-up dilakukan setiap hari setiap jam 11 malam, sedangkan
penggandaan ke external data storage dilakukan 1 minggu sekali.
• Recovery System.
Saat ini perusahaan belum memiliki data recovery center yang terpisah
dengan kantor pusat. Bahkan DRC yang dimiliki menjadi satu dengan data
center dan server.
Page 32
29
• Monitoring System.
Sistem monitoring yang dilakukan pada ruang server dan data center masih
ditujukan kepada pengamanan fisik peralatan database. Beberapa
diantaranya adalah, pengaturan suhu ruangan dengan air conditioner dan
kontrol log, security system sehingga membatasi hanya karyawan yang
berkepentingan saja yang masuk ke dalam ruangan dengan memasang finger
detection, selain itu juga terdapat sprinkle dan tabung pemadam andaikata
terjadi kebakaran. Untuk menghindari kerusakan data yang diakibatkan oleh
adanya naik atau turunnya arus listrik, digunakan stabilizer dan UPS.
Gambar 9. Ruang Server dan Data Center
• Establishment of IT Organization.
Perusahaan telah memiliki organisasi dan sumber daya IT yang mencukupi,
sehingga penanganan masalah yang terjadi dapat dilakukan dengan cepat.
Meskipun pada kenyataannya turn-over karyawan masih cukup tinggi.
• Establishment of SOP and Training.
Training sudah dilakukan kebanyakan untuk karyawan IT saja, sedangkan
untuk user software ERP training biasanya dilakukan oleh SBU Kemitraan
sendiri. Standard operating procedure sudah dimiliki tetapi masih mengatur
hal-hal yang umum dan bersifat sederhana.
• Standardized Software.
Untuk meminimalisasi kerawanan data, perusahaan menerapkan kebijakan
instalasi software standar pada setiap user. Disamping itu hal ini ditujukan
Page 33
30
untuk memaksimalkan kerja sistem komputer, kerja karyawan bersangkutan
dan menghindarkan dari pemakaian software bajakan.
• Firewall Installation.
Perusahaan menggunakan firewall, yaitu suatu dara atau mekanisme yang
diterapkan baik terhadap hardware, software ataupun sistem dengan tujuan
untuk melindungi. Perlindungan yang dilakukan adalah dengan menyaring,
membatasi dan menolak semua kegiatan dari luar (Demilitarized Zone)
segmen perusahaan yang tidak memiliki hak melakukan akses (unauthorized
access). Segmen yang dimaksud di sini adalah server, router dan LAN.
• Information Technology (IT) Audit.
Sekarang mulai dilakukan IT audit yang mencakup ketaatan aktivitas yang
dilakukan oleh user dan IT terhadap SOP dan melakukan test data dan
informasi yang dihasilkan dengan menggunakan CAATs (Computer Assisted
Audit Tools and Techniques). Hasil yang didapatkan dari proses audit
kemudian dijadikan masukkan kepada IT departemen untuk memperbaiki dan
menyempurnakan SOP yang telah ada.
3.6. Identifkasi Isu Kode Etik Nasional & Internasional
3.6.1. Isu-isu Utama Dalam Etika ICT
Isu kode etik nasional dan internasional saat ini terkait dengan beberapa
isu utama ICT, yaitu:
Cyber Crime
Merupakan kejahatan yang dilakukan seseorang dengan menggunakan
komputer sebagai basis teknologinya.
� Hacker: seseorang yang mengakses computer atau jaringan secara
illegal.
� Cracker: seseorang yang mengakses komputer / jaringan secara ilegal
dan memiliki niat buruk.
� Script Kiddie : kegiatan yang dilakukan seseorang ini serupa dengan
cracker tetapi tidak memilki keahlian teknis.
� CyberTerrorist: seseorang yang menggunakan jaringan atau internet
untuk merusak dan menghancurkan komputer dan jaringan tersebut
untuk alasan politis.
Contoh pekerjaan yang biasa dihasilkan dari para cyber crime ini adalah
berkenaan dengan keamanan, yaitu:
Page 34
31
� Malware
Malware terkait dengan (1) virus yaitu program yang bertujuan untuk
mengubah cara bekerja komputer tanpa seizin pengguna, (2) worm
yaitu program-program yang menggandakan dirinya secara berulang-
ulang di komputer sehingga menghabiskan sumber daya (3) trojan
yaitu suatu program yang menyerupai program yang bersembunyi di
dalam program komputer kita.
� Denial Of Service Attack
Merupakan serangan yang bertujuan untuk akses komputer pada
layanan web atau email. Pelaku akan mengirimkan data yang tak
bermanfaat secara berulang-ulang sehingga jaringan akan memblok
pengunjung lainnya. Beberapa hal yang terkait adalah BackDoor yaitu
program yang memungkinkan pengguna tak terotorisasi bisa masuk ke
komputer tertentu; serta spoofing yaitu teknik untuk memalsukan
alamat IP komputer sehingga dipercaya oleh jaringan.
� Penggunaan Tak Terotorisasi
Merupakan penggunaan komputer atau data-data di dalamnya untuk
aktivitas illegal atau tanpa persetujuan
� Phishing / pharming
Merupakan trik yang dilakukan pelaku kejahatan untuk mendapatkan
informasi rahasia. Jika phishing menggunakan email, maka pharming
langsung menuju ke web tertentu.
� Spam
Email yang tidak diinginkan yang dikirim ke banyak penerima
sekaligus.
� Spyware
Program yang terpasang untuk mengirimkan informasi pengguna ke
pihak lain.
Cyber Ethic
Dampak dari semakin berkembangnya internet, yang didalamnya pasti
terdapat interaksi antar penggunanya yang bertambah banyak kian hari,
maka dibutuhkan adanya etika dalam penggunaan internet tersebut.
Page 35
32
Pelanggaran Hak Cipta
Sebuah informasi mungkin memerlukan harga yang tinggi untuk
memproduksinya. Sekali diproduksi secara digital, maka ia mudah
direproduksi dan didistribusikan, tanpa merusak produk aslinya. Hal inilah
yang terkait dengan masalah pengakuan hak cipta dan kekayaan
intelektual (HAKI). Kerentanan HAKI dalam TIK antara lain kehilangan
informasi, lemahnya proteksi terhadap informasi, ketergantungan kepada
informasi, informasi tidak andal (error). HAKI terkait dengan kode etik
dalam kasus seperti pembajakan, cracking, illegal software. Bussiness
Software Alliance (BSA) dan International Data Corporation (IDC)
melaporkan dalam Annual Global Software Piracy 2007, dikatakan
Indonesia menempati posisi 12 sebagai negara terbesar dengan tingkat
pembajakan software tertinggi.
Tanggung Jawab Profesi TI
Sebagai tanggung jawab moral, perlu diciptakan ruang bagi komunitas
yang akan saling menghormati di dalamnya, Misalnya IPKIN (Ikatan
Profesi Komputer & Informatika) semenjak tahun 1974.
3.6.2. Isu Kode Etik Internasional
Kode etik tentang ICT secara global tidak hanya didasarkan atas kondisi
dan situasi serta kebutuhan dari satu negara tertentu namun dipengaruhi
oleh kebijakan ICT internasional yang mempengaruhi semua tatana
kehidupan baik sosial, politik, ekonomi, budaya termasuk komunikasi dan
informasi itu sendiri. Menurut David Souter mengungkapkan bahwa
kebijakan ICT internasional sangat mempengaruhi etika yang terbentuk.
Dua dimensi yang terkait, yaitu:
� Result of International ICT Decision Making yang terdiri dari
development assistance, policy coordination, standards, law and
regulations.
� Scope of International ICT Decision Making yang terdiri atas exchange
IT service, use of common IT resources, development IT technology,
dan application ICT.
Page 36
33
Gambar 10. Matrix Scope dan Result ICT Decision Making
Anti-cybercrime
Berhubungan dengan Anti-cybercrime, hanya ada beberapa negara Asia
yang telah mengeluarkan Undang-Undang Anti-cybercrime. Hal inilah
yang menyebabkan kontrol yang rendah untuk mencegah kejahatan
melalui dunia cyber. Di beberapa negara, terutama di negara maju, ada
yang telah mengimplementasikan undang-undang ini untuk mengatasi
masalah cybercrime. Singapura telah membuat aturan itu sejak 1993 dan
secara rutin melakukan amandemen untuk menyesuaikan perkembangan
pelaku cybercrime yang kian canggih. Jepang juga memiliki langkah
serupa dengan mengeluarkan Unauthorized Access Law (Undang-
Undang Akses Tidak Resmi) pada 1999.
Isu lain yang terkait dengan Anti-cybercrime adalah ketersediaan pakar-
pakar ahli untuk mengungkap para pelaku cybercrime yang jumlahnya
bisa sangat besar.
COBIT
Control Objective for Information and related Technology, disingkat
COBIT, adalah suatu panduan standar praktik manajemen teknologi
informasi. Standar COBIT dikeluarkan oleh IT Governance Institute yang
merupakan bagian dari ISACA. Cobit dirancang sebagai alat penguasaan
Page 37
34
IT yang membantu manajemen dan auditor dalam pemahaman dan
memanage resiko, manfaat serta evaluasi yang berhubungan dengan IT.
Gambar 11. COBIT Framework.
Dengan diimplementasikannya COBIT, pengguna ICT di dalam suatu
perusahaan diharapkan lebih memperhatikan etika dengan pendekatan
standar.
3.6.3. Isu Kode Etik Nasional
Sebagai sebuah negara yang berkembang, Indonesia terus meningkatkan
infrastruktur pembangunan termasuk pengembangan bidang ICT.
Terdapat beberapa isu kebijakan ICT yang terjadi khususnya semenjak
era reformasi berlangsung. Dari sisi penggunaannya perkembangannya
ICT di Indonesia hampir sejajar dengan negara lain termasuk negara
maju arus teknologi komunikasi global masuk secara deras ke Indonesia.
Namun demikian regulasi policy tentang ICT baru ada semenjak
dibentuknya kementrian Teknologi Informasi dan komunikasi (Kominfo).
Page 38
35
Sesuai dengan peran dan tugasnya maka Kominfo memiliki tanggung
jawab untuk mengatur regulasi kebijakan ICT di Indonesia.
Beberapa peraturan yang telah ada di Indonesia terkait dengan etika
pengggunaan ICT, antara lain:
� UU No. 14 tentang Keterbukaan Informasi Publik (RUU KIP)
UU ini mengatur dan menjamin hak-hak publik untuk memperoleh informasi
dan serta kewajiban Negara dalam penyediaan informasi publik. Informasi
Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/ atau
diterima oleh suatu Badan Publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan
penyelenggaraan negara dan/ atau penyelenggara dan penyelenggaraan
Badan Publik lainnya yang sesuai dengan Undang-Undang ini serta informasi
lain yang berkaitan dengan kepent ingan publik.
� UU No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)
Sebagai langkah mengantisipasi semakin berkembangnya pemanfaatan TIK
dalam berbagai transaksi dan dunia usaha. UU ini diharapkan akan
memberikan jaminan keamanan, keyakinan, kerahasiaan dan kenyamanan
dalam pemanfaatan transaksi ITE ini. Dalam UU ini meliputi beberapa hal
yang penting guna mendukung transaksi bisnis melalui elektronik, antara lain:
• Dokumen elektronik.
• Sertifikat elektronik.
• Tanda tangan elektronik.
• Penyelenggara sertifikasi elektronik.
• Kontrak elektronik.
• Nama domain, HAKI dan perlindungan hak pribadi.
• Perbuatan yang dilarang.
• Penyelesaian permasalahan sengketa dan pidana.
� Kumpulan peraturan dan undang-undang tending HAKI, yaitu hak cipta,
merek, indikasi geografis, rancangan industry, paten, desain layout dari
lingkaran elektronik terpadu, perlindungan terhadap rahasia dagang,
pengendalian praktek-praktek persaingan tidak sehat dalam perjanjian lisensi
� Nomor 30/Perm/M.Kominfo/11/2006 Badan Pengawas Certification Authority
Badan Pengawas Certification Authority (BP-CA) adalah lembaga non
struktural, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
Komunikasi dan Informatika. BP-CA mempunyai tugas mengawasi,
Page 39
36
mengendalikan, berfungsi sebagai Root CA dan memberikan pertimbangan
serta mengusulkan penerbitan atau pencabutan izin operasi CA kepada
Menteri Komunikasi dan Informatika.
� Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No. 27
Tahun 2006 terkait dengan pengamanan Pemanfaatan Jaringan
Telekomunikasi Berbasis Protokol Internet.
� Keputusan Komisi Informasi Pusat RI No. 01/KEP/KIP/VIII/2009 tentang Kode
Etik Komisi Informasi.
Berisikan tentang Kode Etik Komisi Informasi ini berlaku untuk seluruh jajaran
Komisi Informasi yang terdiri atas Anggota Komisi Informasi, Tenaga Ahli,
Asisten Ahli dan Pegawai Sekretariat.
Page 40
37
4. KESIMPULAN
Berdasarkan ulasan yang telah dilakukan pada paper ini maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. SBU Kemitraan PT Sierad Produce Tbk dalam menjalankan bisnis utama di
bidang agroindustri dengan sistem kemitraan pembesaran ayam broiler
(contract farming) telah menggunakan sistem informasi yang menggunakan
database dengan software ERP Microsoft Dynamics Axapta dengan
menggunakan jaringan Telkom VPN-IP dan server Microsoft SQL.
2. Data-data yang terdapat dalam database terkait dengan data mitra, pemasok
dan pembelian, pelanggan dan penjualan, petugas penyuluh lapangan, cash
management dan data produksi.
3. SBU Kemitraan juga memiliki kerawanan atas database yang dimilikinya.
Beberapa kerawanan tertinggi yang perlu mendapatkan perhatian antara lain
pengaksesan data yang terlarang, serangan virus, disaster recovery
systemdan perangkat data recovery center yang masih berada pada ruang
yang sama dengan server, turn-over karyawan IT yang tinggi serta, replika
data yang tidak konsisten.
4. Untuk menangani kerawanan database yang pada akhirnya menimbulkan
ancaman, SBU Kemitraan menerapkan metode pengamanan data yang terkait
dengan electronically safe, physically safe dan procedurally safe.yang telah
dilakukan adalah seperti access right assignment, authentication, virus
prevention, detection and removal, network protection and security, periodical
data backup, monitoring system, establishment of IT organization,
establishment of SOP and Training, standardized software, firewall installation,
dan information Technology (IT) Audit. Khusus untuk database recovery
system dan database recovery center, SBU Kemitraan harus mulai membuat
perencanaan yang sistematis, sehingga meminimalisasi ancaman yang
ditimbulkan.
5. Terkait dengan isu kode etik, Indonesia sudah memiliki piranti-piranti
pengendali dalam bentuk undang-undang dan peraturan terkait dengan ICT.
Last but not least, piranti-piranti ini akan maksimal jika didukung dengan
adanya komitmen masyarakat dan pemerintah dalam bentuk law enforcement
yang kuat.
Page 41
38
DAFTAR PUSTAKA
Adzam. 2010. Isu-isu Pokok dalam Etika Teknologi Informasi. [terhubung
berkala] http://yogapw.wordpress.com [12 Jul 2011].
Conolly T, Begg C. 2002. Database System: A Practical Approach to Design,
Implementation and Management. 3rd ed. Addison Wesley Pub.Co.
Faisal A. 2009. Keamanan Data. [terhubung berkala] http://teknik-
informatika.com/keamanan-data/ [12 Jul 2011].
Fathansyah. 2002. Basis Data. Bandung: Informatika.
Kadir A. 2002. Dasar Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP.
Yogyakarta.
Khoirul A. 2004. Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Bagi Pemerintahan di Era
Otonomi Daerah. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Reingruber MC, Gregory WW. 1994. The Data Modeling Handbook. New York:
John Wiley & Sons.
Riyana C. 2008. Proses Pengembangan Kebijakan Teknologi Informasi dan
Komunikasi: Proses Kebijakan ICT Indonesia. Jakarta.
Robin B. 2000. Database Concepts: Databases and Database Management
Systems (DBMS). [terhubung berkala]
http://www.fhi.rcsed.ac.uk/rbeaumont/virtualclassroom/chap7/s2/dbcon1.p
df [12 Jul 2011].
Sukmaaji A, Rianto. 2008. Jaringan Komputer: Konsep Dasar Pengembangan
Jaringan dan Keamanan Jaringan. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Sukmawan, Budi. 1998. Keamanan Data dan Metode Enkripsi. [terhubung
berkala]http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:KAfpJxKqtp4J:mapb
igi.files.wordpress.com/2009/08/keamanan-data-dan-metoda-
enkripsi.doc+metoda+keamanan+data&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGE
ESiLZRxyyrKXMjdgnT415O7XQwrcbUVKWIe91iEgAw8vgKSn_dPqiRsA
mlRzvPwMHYleFxUy_It3S4bGgbOV9fm0BzR7cnAOswAhmVJYzgRJz2u
vH3v8xlDx4XVvmNZJz5_wb41&sig=AHIEtbQn4UAHvIKvmF90hRv6r-cy-
gknRQ [12 Jul 2011].