Metanol, umumnya, digunakan sebagai bahan baku untuk berbagai
macam produk petrokimia, sintesis kimia (misal: formaldehid, asam
asetat, metil amina) dan bahan bakar mesin bakar internal pada
kendaraan bermotor yang sudah dikenal sejak sekitar tahun 1960-an.
Sekarang metanol akan mulai diterapkan sebagai bahan bakar
kendaraan fuel cell . Secara ekonomi metanol mempunyai dampak yang
cukup berarti terhadap perkembangan dunia karena dapat
menyumbangkan pendapatan 12 milyar USD per tahun dan dapat
menciptakan lebih dari 100.000 lapangan kerja.Di negara-negara
maju, fuel cell telah berkembang secara pesat. Saat ini, penelitian
dan pengembangan proton exchange membrane fuel cell (PEMFC) sedang
diarahkan sebagai mesin kendaraan bermotor. Beberapa produsen mobil
seperti BMW, Nissan, Toyota, Ford, Daimler Chrysler, dan Mazda
telah berhasil membuat prototip mobil listrik yang disebut Fuel
Cell Vehicles (FCVs) dengan bahan bakar metanol. Mesin mobil
prototip ini umumnya masih menggunakan metanol secara tidak
langsung karena masih memakai reformer untuk merubah metanol
menjadi hidrogen murni. Pada sistem ini reformer menjadi masalah
oleh karena itu mulai dikembangkan direct methanol fuel cell (DMFC)
tanpa adanya reformer. Mesin mobil DMFC tinggal menunggu
penyempurnaan secara teknik maupun ekonomi sebelum diluncurkan ke
pasaran.Penjualan kendaraan fuel cell akan membuka secara luas
pasar metanol di dunia, diperkirakan peningkatan kebutuhan metanol
sampai dengan tahun 2020 sebesar 34,175 milyar gallon atau 3 kali
produksi metanol saat ini 12,5 milyar galon. Ini akan merupakan
peluang bisnis yang sangat menjanjikan bagi negara-negara produsen
metanol. Indonesia sebagai salah satu produsen metanol dengan
kapasitas produksi 330 juta galon per tahun, dapat memanfaatkan
kesempatan ini untuk menambah kapasitas produksi dan volume
penjualan. Pertamina dan PT. Kaltim Methanol Industry harus tanggap
peluang ini karena metanol dimasa mendatang akan menjadi komoditas
yang sangat penting.Direct Methanol Fuel Cell (DMFC)DMFC merupakan
fuel cell jenis proton exchange membrane (PEM) yang merubah secara
langsung metanol menjadi energi listrik melalui suatu proses kimia.
Prinsip kerja DMFC adalah metanol dan air bereaksi pada anoda
menghasilkan karbon dioksida, proton, dan elektron. Selanjutnya
proton bermigrasi melalui elektrolit polimer (misal Nafion) menuju
katoda kemudian bereaksi dengan oksigen dari udara menghasilkan
air. Pada umumnya DMFC beroperasi pada temperatur sekitar 80 C
dengan efisiensi antara 40 50 %.Sampai saat ini masih ada berbagai
kelemahan pengunaan DMFC baik dari segi biaya produksi maupun dari
segi teknik. Berdasarkan data tahun 1999 biaya pembangkitan listrik
DMFC per 1 kW masih sekitar 550 USD. Ongkos produksi yang tinggi
ini terus ditekan agar mencapai harga 50 USD atau kurang dari nilai
tersebut sehingga cukup kompetitif dengan mesin pembakaran internal
(internal combustion engine ICE). Diharapkan pada kurun waktu
antara tahun 2000 2003 akan dapat dicapai nilai 50 USD/ kW.
Kelemahan teknis yang masih menjadi kendala ialah adanya metanol
yang melintas melalui polimer elektrolit menuju katoda. Hal ini
secara langsung akan menurunkan efisiensi dan unjuk kerja DMFC.
Untuk mereduksi kelemahan teknis itu, saat ini sedang difokuskan
penelitian dan pengembangan untuk mendapatkan bahan penghalang yang
lebih maju untuk membendung metanol yang melintas.Mobil Fuel
CellMobil Fuel cell atau Fuel Cell Vehicles (FCVs), merupakan
kendaraan bermotor dengan mesin penggerak fuel cell. Dalam
pengembangannya FCVs diarahkan pada kendaraan bermotor dengan bahan
bakar metanol atau Methanol Fuel Cell Vehicles MFCVs. Sasaran utama
pengembangan ini adalah pada penggunaan mesin berteknologi DMFC.
Kendaraan bermotor dengan mesin penggerak direct methanol fuel cell
(DMFC) ini disebut Direct Methanol Fuel Cell Vehicles, DMFCVs.Ada
banyak keuntungan dari penggunaan teknologi fuel cell untuk
kendaraan bermotor, antara lain ramah lingkungan, bersih, lebih
aman, dan resiko yang relatif kecil. FCVs sangat kecil melepaskan
COx dan NOx ke lingkugan dan mempunyai resiko kebakaran yang cukup
kecil dibandingkan dengan mobil mesin bakar internal ICE (internal
combustion engine). Satu hal yang cukup mengesankan adalah unjuk
kerja FCVs sangat baik saat berjalan dan berhenti. Hal ini tidak
dimiliki oleh mobil dengan sistem mesin konvensional ICE. Dari
hasil penelitian yang dilakukan oleh Argonne National Laboratory
diperkirakan bahwa mobil fuel cell mempunyai efisiensi energi 2,1
-2,6 kali lebih besar dari mobil ICE sedangkan data menurut The
Pembina Institute diperkirakan 1,76 kali lebih besar dari sistem
ICE [2].Beberapa perusahaan yang telah dan sedang mengembangkan
FCVs antara lain Daimler Chrysler, BMW, Ford Motor Company, Mazda,
Toyota , Honda, Nissan, General Motor/ Opel, dan Renault.
METANOLMetanol merupakan cairan polar yang dapat bercampur
dengan air, alkohol alkohol lain, ester, keton, eter, dan sebagian
besar pelarut organik. Metanol sedikit larut dalam lemak dan
minyak. Secara fisika metanol mempunyai afinitas khusus terhadap
karbon dioksida dan hidrogen sulfida. Titik didih metanol berada
pada 64,7 C dengan panas pembentukan (cairan) -239,03 kJ/mol pada
suhu 25 oC . Metanol mempunyai panas fusi 103 J/g dan panas
pembakaran pada 25 oC sebesar 22,662 J/g. Tegangan permukaan
metanol adalah 22,1 dyne/cm sedangkan panas jenis uapnya pada 25 oC
sebesar 1,370 J/(gK) dan panas jenis cairannya pada suhu yang sama
adalah 2,533 J/(gK) [4]. Sebagai alkohol alifatik yang paling
sederhana dengan rumus kimia CH3OH, reaktifitas metanol ditentukan
oleh group hidroksil fungsional. Metanol bereaksi melalui pemutusan
ikatan C-O atau O-H yang dikarakterisasi dengan penggantian group
-H atau-OH.Metanol dapat diproduksi dari dua macam metoda yaitu
metoda alamiah dengan cara ekstraksi atau fermentasi, dan metoda
sintesis dengan cara sintesis gas hidrogen dan karbon dioksida atau
oksidasi hidrokarbon atau dengan cara elektro/radiasi sintesis gas
karbon dioksida. Metanol dapat diproduksi dari berbagai macam bahan
baku seperti : gas alam, dan batu bara. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa metanol paling ekonomis diproduksi dari gas alam
dibanding dari batu bara. Biaya produksi metanol dari gas alam
sekitar 0,736 USD/galon sedangkan dari batu bara sekitar 1,277
USD/galon. Perusahaan penghasil metanol di Indonesia diantaranya
adalah Pertamina dan PT. Kaltim Methanol Industry (PT. KMI) dengan
bahan baku gas alam. Pabrik metanol Pertamina berada di Pulau Bunyu
dengan kapasitas produksi 110 juta galon/tahun sedangkan pabrik
metanol PT. KMI berada di Kalimantan Timur dengan kapasitas
produksi sekitar 220 juta galon/tahun. Produksi metanol dari
Indonesia diperuntukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri antara
167.000 834.000 galon per bulan selebihnya dieksport ke Amerika ,
Korea , Jepang, dan Taiwan . Saat ini kapasitas produksi metanol
dunia diperkirakan sekitar 12,5 milyar galon (37,5 juta ton) per
tahun. Jika dilihat dari jumlah ini maka produksi metanol Indonesia
hanya sekitar 2,67% dari produksi dunia.MFCVs merupakan mobil masa
depan yang sangat menjanjikan dengan berbagai keunggulan dibanding
dengan mobil konvensional ICE. Mobil fuel cell mempunyai efisiensi
energi antara 2,1 2,6 kali lebih besar dari mobil ICE. Dari hasil
penelitian California Air Resources Board (CARB) mobil ini sangat
ramah lingkungan karena sangat sedikit melepaskan gas karbon
oksida, NMOG (non methane organic gases) dan NOx ke lingkungan.
Dari tabel di bawah jelas terlihat bahwa MFCV (Methanol Fuel Cell
Vehicle) mengemisikan NMOG, COx, dan NOx masing-masing sekitar
0,0034 ; 0,016 dan 0,0025 g/mil sedangkan DMFCV (Direct Methanol
Fuel Cell Vehicle) melepaskan NMOG 0,0001 g/mil sedangkan COx dan
NOx nihil. Hasil ini menunjukkan bahwa mobil fuel cell jauh lebih
baik dibandingkan dengan jenis mobil ICE yang khusus didesain
dengan emisi sangat rendah seperti TLEV (Total Low Emission
Vehicle), LEV (Low Emission Vehicle), ULEV (Ultra Low Emission
Vehicle), dan SULEV (Super Ultra Low Emission Vehicle).Mobil ini
akan sangat menarik bagi masyarakat, oleh karena itu Departemen
Energi Amerika Serikat (DOE) mengestimasikan bahwa penjualan FVCs
akan berjumlah sekitar 1,3% dari jumlah pasar mobil baru pada tahun
2010, dan 8,24% pada tahun 2020. Japanese Institute of Energy
Economics memperkirakan bahwa pangsa pasar mobil baru FCVs di
Jepang akan naik secara cepat dari 0,1% pada tahun 2010 menjadi
33,5% pada tahun 2020 Diperkirakan untuk pertama kalinya FCVs akan
diluncurkan ke pasaran sekitar tahun 2004 dengan jumlah sekitar
9.950 unit atau sekitar 0,02% dari seluruh penjualan mobil baru
tahun tersebut 60 juta unit. Dengan dimulainya penjualan FCVs
diperkirakan jumlah mobil di seluruh dunia akan naik dari 600 juta
saat ini, dan menjadi 1 milyar pada sekitar tahun 2015 2020.Harga
metanol pada bulan Mei 2002 berdasarkan data dari Methanex adalah
166 USD/ton (50,0 sen USD per galon) sedangkan data dari konsultan
industri Chemical Market Associates Inc. (CMAI) pada bulan April
2002 adalah 140 USD/ton (42,0 sen USD per galon). Jika digunakan
harga 166 USD/ton maka pada tahun 2010 penjualan metanol untuk FCVs
senilai 114,632 juta USD dan nilai penjualan pada tahun 2020 akan
mencapai 5,673 milyar USD. Ini merupakan peningkatan nilai ekonomi
yang cukup berarti. Oleh karena itu dimasa mendatang metanol akan
sama pentingnnya dan sama strategisnya dengan minyak bumi saat
ini.Mobil fuel cell metanol sangat kompetitif dengan bensin,
sebagai gambaran untuk menempuh 1 mil (1,6 km) MFCVs cukup
membutuhkan biaya 3,65 sen USD sementara untuk mesin ICE dengan
bahan bakar bensin memerlukan biaya 4,21 sen USD. Hal ini berarti
bahwa MFCVs lebih ekonomis dalam penggunaan bahan bakar
dibandingkan dengan mobil mesin ICE. Grafik di bawah, menunjukkan
sejarah biaya penggunaan metanol dan besin sebagai bahan bakar
kendaraan bermotor yang diambil dari kurun waktu 1977 kuartal
pertama 2000 di bawah ini . Grafik tersebut dihitung berdasarkan
asumsi harga eceran, biaya distribusi, dan efisiensi energi
masing-masing kendaraan tersebut.
(SUMBER PETROKIMIA)
Methanol atau metil alkohol adalah produk industri hulu
petrokimia yang merupakan turunan dari gas alam yang digunakan oleh
berbagai industri. Produk-produknya dapat kita temukan di
keseharian hidup kita.
Pada saat ini, methanol sudah banyak di gunakan di berbagai
industri dan produk. Berdasarkan gambar, kita dapat melihat
aplikasinya dalam bidang energi yaitu di dunia otomotif.
Setidaknya, ada beberapa industri lain yang sangat bergantung
pada produk methanol, yaitu industri cat, industri farmasi, dan
industri plastik.Dalam perkembangannya, ternyata dunia industri
yang bergantung pada sumber energi, juga mulai memanfaatkan
methanol sebagai salah satu unsur bahannya.
Peluang Bisnis Methanol
Berdasarkan analisis pasar dunia dan indonesia, ada beberapa hal
yang menarik: Pertama, kebutuhan dunia dan Indonesi akan methanol
terus naik signifikan. Kedua, kebutuhan dunia akan methanol naik
seiring dengan kenaikan kebutuhan dunia akan energiKetiga, di masa
depan, methanol tidak hanya dibutuhkan di berbagai industri
manufaktur, tetapi juga di industri yang berkaitan dengan sumber
daya energi, yaitu kebutuhan bahan bakar. Keempat,Cina merupakan
negara dengan konsumsi methanol tertinggi di dunia, dikarenakan
pertumbuhan ekonomi dan industrinya yang sangat luar biasa. Kelima,
Volume impor methanol Indonesia cukup tinggi, sebesar 60% volume
ekspor Methanol Indonesia.
Bedasarkan beberapa fakta tersebut, terlihat bahwa peluang
bisnis untuk methanol sangat prospektif dan menjanjikan. Tidak
hanya untuk pasar Indonesia, tetapi juga untuk pasar dunia. Selain
itu, terlihat bahwa negara dengan pertumbuhan ekonomi dan industri
yang pesat merupakan pasar yang menjanjikan untuk penjualan produk
methanol.Kebutuhan Methanol Dunia
Berdasarkan data yang dirilis CMAI pada Agustus 2012, terlihat
kebutuhan methanol dunia saat ini, tahun-tahun sebelumnya, dan
prediksi kebutuhan di masa depan sampai tahun 2016.Pertumbuhan
kebutuhan methanol teramati berkorelasi positif atau linier dengan
pertumbuhan kebutuhan energi dunia.
Kebutuhan Methanol Indonesia
Bila kita lihat data impor, ternyata untuk jumlah volume
methanol yang diimpor, memiliki harga yang relatif sama jika
dibandingkan volume dan nilai ekspor.Untuk tren jumlah volume dan
nilai ekspor, juga sama dengn tren ekspor. Ada kenaikan pada tahun
2011. Namun karena data Desember belum masuk, maka diperkirakan
volume dan nilai impor tahun 2011 dan 2012 kurang lebih sama
Pembuatan Metanol dari Gas Alam pada SkalaIndustriDewasa ini
metanol diproduksi dalam skala industri terutama berdasarkan
perubahan katalitik dari gas sintesa (catalityc conversion of
synthesis gas). Berdasarkan tekanan yang digunakan proses
pembuatannya dibagi menjadi:1. Proses tekanan tinggi.Pada proses
ini pembuatan metanol dioperasikan pada tekanan 300 bar,
menggunakan katalis krom oksida seng oksida untuk perubahan
katalitik dari CO dan CO2 dengan H2 menjadi metanol pada suhu 320
sampai 400 oC. Kekurangan proses ini adalah mahalnya komponen yang
diperlukan untuk tekanan tinggi, biaya energi yang lebih tinggi,
serta biaya peralatan yang relatif cukup tinggi.2. Proses tekanan
rendah.Pada proses ini tekanan yang digunakan ialah 50-150 bar dan
suhu 200 500 oC. Jenis katalis yang digunakan ialah dasar tembaga
(copper based catalyst). Keunggulan dari proses ini adalah biaya
investasi yang lebih rendah,biaya produksi yang lebih rendah,
kemampuan operasi yang lebih baik dan lebih fleksibel dalam
penentuan ukuran pabrik.Berdasarkan perbandingan dua proses di atas
maka proses tekanan rendah dengan pertimbangan sebagai berikut:
Biaya investasi yang relatif rendah. Biaya produksi yang lebih
rendah. Kemampuan operasi yang lebih baik. Lebih fleksibel dalam
penentuan ukuran pabrik.Proses-proses yang menggunakan tekanan
rendah antara lain adalah sebagai berikut:1. Proses LurgiProses ini
patennya dimiliki oleh Lurgi Oel Gas Chemie GmbH. Gambaran
prosesnya secara garis besar adalah sebagai berikut. Gas alam
dilewatkan dalam proses desulfurisasi untuk menghilangkan
kontaminan sulfur. Proses ini berlangsung kira-kira pada suhu
350-380 0C dalamreaktor desulfurisasi. Kemudian gas dikompresi dan
dialirkan ke dalam unit reformer, dalam hal ini LURGI reformer dan
autothermal reformer. Dalam unit reformer gas dicampur dengan uap
panas dan diubah menjadi gas H2, CO2, dan CO dengan tiga macam
langkah pembentukan. Gas hasil kemudian didinginkan dengan
serangkaian alat penukar panas. Panas yang dimiliki oleh gas hasil
digunakan untuk membuat uap panas. Pemanas awal gas alam, pemanas
airumpan masuk boiler dan alat re-boiler di kolom distilasi. Gas
hasil tersebut kembali dikompresi hingga 80-90 bar tergantung pada
optimasi proses yang ingin dicapai. Setelah dikompresi gas hasil
kemudian dikirim ke dalam reaktor pembentukan metanol. Reaktor yang
digunakan ialah LURGI tubular reaktor (proses isotermal) yang
mengubahgas hasil menjadi crude methanol. Crude methanol hasil
kemudian dikirim ke dalam unit kolom distilasi untuk menghasilkan
kemurnian metanol yang dihasilkan.2. The ICI Low Pressure Methanol
(LPM) ProcessProses ini merupakan proses yang paling umum digunakan
dalam proses pembutan metanol. Paten dari proses ini dimiliki oleh
Imperial Chemical Industry (ICI) dan sekarang lisensinya dipegang
oleh anak perusahannya yaitu Synetik.Deskripsi prosesnya adalah
sebagai berikut, umpan gas alam dipanaskan dan dikompresi lalu
kemudian didesulfurisasi sebelum dimasukkan ke dalam saturator.
Setelah didesulfurisasi gas alam kemudian di masukkan ke dalam
saturator, di dalam saturator gas alam dikontakkan dengan air
panas. Pada proses ini sekitar 90% kebutuhan steam untuk proses
dapat dicapai. Selanjutnya gas alam kemudian dipanaskan ulang dan
ditambahkan kekurangan steam yang dibutuhkan untuk proses. Campuran
gas alam dengan uap panas ini kemudian dikirim kedalam methanol
synthesys reformer (MSR). Di dalam MSR ini gas alam dirubah menjadi
H2,CO2, CO. Gas hasil ini kemudian didinginkan dengan serangkaian
alat penukar panas. Panas yang dihasilkan digunakan untuk
memanaskan air umpan masuk boiler,menghasilkan uap panas dan
kebutuhan yang lain. Lalu gas hasil ini dikirim ke dalam methanol
converter (ICI tube cooled reactor). Reaksi yang berlangsung dengan
bantuan katalis dalam reaktor ini menghasilkan crude methanol dan
bahan lain, hasil dari reaktor kemudian dipisahkan dengan
separator, gas yang masih belum terkonversi dipakai sebagai bahan
bakar MSR.Crude methanol yang sudah dipisahkan dari bahan lain
kemudian dikirim ke unit distilasi fraksionasi untuk menghasilkan
metanol yang lebih murni.3. The ICI Leading Concept Methanol (LCM)
ProcessProses ini merupakan perbaikan dari proses ICI LPM, terutama
dalam hal unit reformer. Prosesnya adalah sebagai berikut. Umpan
masuk gas alam pertama-tama di desulfurisasi sebelum memasuki
saturator. Dalam saturator gas alam dikontakkan dengan air panas
yang dipanaskan oleh gas hasil yang keluar dari Advanced Gas Heated
Reformer (AGHR). Pengaturan sirkuit saturator ini memungkinkan
untuk mendapatkan sebagian uap panas yang dibutuhkan untuk proses
dan mengurangi sistem uap panas dari boiler.Tetapi berbagai macam
modifikasi proses dapat dilakukan tergantung dari pemilihan sistem
reformer dan converter.Campuran gas alam dan uap panas ini kemudian
dipanaskan sebelum memasuki AGHR, dalam AGHR gas campuran memasuki
tabung-tabung yang berisi katalis yang dipanaskan oleh gas hasil
dari reformer kedua. Kira-kira 25 % gas alam terkonversi dalam AGHR
menjadi CO2. Setelah keluar dari AGHR gas alam memasuki reformer
kedua kemudian ditambahkan semburan oksigen yang merubah gas alam
dengan bantuan katalis menjadi gas hasil yaitu H2, CO2, dan CO. Gas
hasil ini suhunya berkisar 1000 0 C dan hanya mengandung sangat
sedikit metana yang tidak terkonversi. Aliran gas hasil lalu
dilewatkan melalui shell side dari AGHR dan serangkaian alat
penukar panas untuk memaksimalkan penggunaan panas. Lalu gas
dikompresi sehingga 80 bar.Gas yang telah dikompresi kemudian
dikirim ke methanol converter untuk mengubahnya menjadi metanol dan
air. Metanol hasil kemudian dikirim ke unit distilasi fraksionasi
untuk memurnikannya.
Methanol atau methyl alkohol adalah produk industri hulu
petrokimia yang merupakan turunan dari gas alam. Senyawa kimia ini
dibuat melalui reaksi sintesa katalis pada tekanan rendah yang
melibatkan proses oksidasi parsial dari gas alam.
Metanol digunakan oleh berbagai industri seperti industri
plywood, tekstil, plastik, resin sintetis, farmasi, insektisida dan
lainnya. Metanol juga dipakai sebagai pelarut, bahan pendingin,
bahan baku perekat dll.
Pada industri migas, metanol digunakan sebagai antifreeze dan
sebagai gas hydrate inhibitor pada sumur gas alam dan pada pipa
gas.Methyl tertiary butyl eter (MTBE) adalah komponen pencampur
untuk mendpatkan oktan tinggi pada BBM. Bahan ini dibuat dari
reaksi antara isobuty-lene dengan metanol.
Salah satu turunan methanol yang kini dikembangkan untuk energi
alternatif pengganti LPG (Liquified Petroleum Gas) adalah Di methyl
Ether (DME). Bahan bakar ini diperoleh dari methanol yang berasal
dari berbagai sumber seperti gas alam atau batubara . Di Indonesia
kini sedang dikembangkan methanol yang diperoleh dari proses
gasifikasi batubara muda (rendah kalori) untuk pembuatan DME.
Di Indonesia pemakaiaan terbanyak metanol adalah pada industri
formaldehyde dan produk turunannya seperti urea formaldehyde,
phenol formaldehyde, dan melamine formaldehyde (adhesive
resin).
Senyawa kimia ini berupa cairan tak berwarna dan mudah terbakar
dengan nyala berwarna biru. Bahan ini sangat tidak stabil, larut
didalam air dengan titik didih 64,5C , titik bekunya -
97,8C.produksi Pertamina Bunyu
Produsen Methanol
Sampai saat ini di Indonesia beroperasi dua kilang methanol
yaitu Kilang Methanol Bunyu milik PERTAMINA dan kilang milik PT
Kaltim Methanol Industry di Bontang Kalimantan Timur dengan total
kapasitas produksi 990.000 ton per tahun.
Kilang Methanol Bunyu berlokasi di kecamatan Bunyu Kabupaten
Bulungan dioperasikan tahun 1985 oleh Pertamina UP V Balikpapan,
namun pada tahun 1997 dialihkan melalui Kontak Kerjasama Operasi
(KSO) kepada PT. Medco Methanol Bunyu. Kilang ini memiliki
kapasitas produksi rata-rata 1000 ton perhari atau 330.000 ton per
tahun.
Table 2Producers of methanol and their production capacities,
2009
Perusahaan Status Kapasitas Produksi (Tons/Year)Proses Teknologi
Mulai Beroperasi
Medco Methanol Bunyu, PT BUMN 330,000Lurgi S.A 1986
Kaltim Methanol Industry, PT PMDN660,000Lurgi S.A 1997
Total990,000
Sumber: Data Consult
Pada bulan Maret tahun 2009 yang lalu, kegiatan produksi Kilang
Methanol Bunyu (KMB) yang dikelola anak perusahan PT Medco Energi
Internasional tbk, PT Medco Methanol Bunyu dihentikan karena
minimnya pasokan gas.
Sebelumnya produksi di kilang tersebut telah dihentikan
sementara pada 1 Februari 2009 lalu karena semakin rendahnya
pasokan gas, namun sekarang sudah benar-benar berhenti produksinya.
Pengoperasian KMB dihentikan karena dengan pasokan gas yang rendah
sehingga aktivitas hanya mencapai 30 persen. Hal ini sangat
berbahaya dan tidak efisien, optimalnya dibutuhkan pasokan gas
sebesar 85%.
Untuk mengoperasikan KMB sesuai dengan kapasitas yang terpasang,
dibutuhkan paling tidak pasokan gas sebesar 32 MMSCFD. Pada awal
Kontrak Kerjasama Operasi (KSO) dengan PT. Pertamina, KMB
mendapatkan pasokan gas dari Blok Tarakan PSC dan Blok Bunyu PSC
yang dikelola oleh Pertamina.Kemudian, mengingat kedua lapangan
tersebut merupakan lapangan yang produksinya sudah menurun, maka
sulit bagi kedua lapangan tersebut untuk memasok gas sesuai dengan
kebutuhan KMB. Bahkan sejak tahun 2008, pasokan gas yang diterima
oleh KMB hanya berasal dari Blok Tarakan PSC yang sampai dengan
akhir Januari 2009 hanya mampu memasok rata-rata 13 MMSCFD.
Dengan adanya penghentian kegiatan produksi KMB, diperkirakan
akan memberikan dampak yang antara lain adalah memberlakukan
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 234 karyawan yang sudah
bekerja sejak kilang tersebut dioperasikan oleh MMB.
Selain itu, dampak lainnya adalah pada tahun 2009 MedcoEnergi
tidak lagi membukukan pendapatan yang berasal dari penjualan
Methanol, yang sampai dengan akhir tahun 2008 memberikan kontribusi
sebesar US$ 38,8 juta terhadap pendapatan konsolidasi
perseroan.Kemudian, perseroan juga tidak akan membukukan biaya
pasokan gas dari Blok Tarakan PSC ke MMB yang telah dieliminasi
dengan pendapatan yang berasal dari pasokan gas ke KMB dari Blok
Tarakan PSC, yang sampai akhir tahun 2008 besarnya adalah US$3,9
juta.
PT. Kaltim Methanol Industri
PT. Kaltim Methanol Industri berlokasi di kota Bontang, di
kawasan industri PT. Kaltim Industrial Estate , Kalimantan Timur.
Pabriknya dibangun tahun 1997 dan mulai berproduksi pada bulan
Februari 1998. Semenjak tanggal 29 Juli 2000 pabrik telah
beroperasi secara komersial dengan kapasitas terpasang 660.000 MTPY
yang menghasilkan pure methanol grade AA (purity min 99,85%).
PT KMI menggunakan gas alam dari Badak Gas Field Cenetr sebagai
bahan baku yang dipasok oleh perusahaan production sharing
Pertamina, yaitu Total Fina Elf Indonesie, Vico Indonesia dan
Chevron. Gas alam pertama kali di alirkan pada tanggal 23 Januari
1997 dan dilanjutkan dengan plant commissioning, kemudian start up
pada tanggal 31 Maret 1997.
PT. Kaltim Methanol Industri (KMI) didirikan pada tanggal 25
Januari 1991 sebagai perusahaan penanaman modal dalam negeri
(PMDN). Pada tanggal 9 Desember 1997 status ini berubah menjadi
perusahaan penanaman modal asing (PMA) dengan Nissho Iwai
Corporation sebagai pemegang saham mayoritas sebesar (85%), PT.
Humpuss 10% dan Daicel Chemical Singapore Pte Ltd 5%. Dengan
mergernya Nisso Iwai Corporation dengan Nichimen Corporation
menjadi Sojitz Corporation pada tanggal 1 April 2004, maka
kepemilikan saham dari Nisso Iwai Corporation berpindah kepada
Sojitz Corporation.
Untuk melancarkan keagiatan pemuatan methanol ke kapal tersedia
fasilitas pelabuhan khusus milik sendiri dengan kapasitas jetty
30.000 DWT, panjang dermaga 206 meter, kolam dermaga 11,50 meter
LWS dan 2 buah loading arm dengan kapasitas masing-masing 1.300
MT/jam.
Teknologi yang digunakan adalah synthesa process technology
dengan menggunakan tekanan rendah lisensi Lurgi Jerman.
Produksi tahun 2009 turun
Dalam lima tahun terakhir produksi methanol relatif stabil dan
cenderung meningkat. Pada tahun 2004 produksi methanol mencapai 859
ribu ton dan meningkat menjadi 938 ribu ton tahun 2007 dengan
demikian pemanfaatan kapasitas produksinya mencapai 80%.
Namun pada tahun 2008 produksi mulai menurun karena pasokan gas
alam kepada pabrik methanol seperti yang dialami oleh kilang
methnol Bunyu menurun sehingga hanya sekitar 30%. Bahkan mulai
Maret 2009 operasi pabriknya dihentikan. Dengan demikian pada tahun
2009 diperkirakan produksi methanol hanya mencapai 600 ribu ton
Pada bulan Agustus 2009 lalu Pertamina tengah mengusahakan untuk
menghidupkan lagi kilang Methanol Bunyu. Pertamina melalui
konsorsium dari anak perusahaannya yaitu PT Pertamina Gas
(Pertagas) dengan PT Medco Gas Indonesia akan membeli gas dari PT
Pertamina Hulu Energi Simenggaris dan PT Medco EP Simenggaris. Gas
tersebut diproduksi dari lapangan South Sembakung di PSC
Simenggaris, yang dioperasikan oleh JOB PHE-Medco E&P
Simenggaris. Laju alir gas di lapangan tersebut sebesar 20 miliar
British thermal unit per hari.
Konsorsium PT Pertamina Gas dan PT Medco Gas Indonesia membeli
gas bumi sebesar 72,69 miliar british thermal unit. Total nilai
transaksi mencapai US$215 juta untuk jangka waktu 11 tahun mulai
kuartal ke IV tahun 2011.
Gas akan disalurkan melalui pipa 10 inchi x 55 kilometer yang
dibangun konsorsium pembeli dengan investasi sekitar US$ 25-US$ 30
juta. Dari aliran itu diharapkan dapat memproduksi methanol sekitar
230 ribu ton pertahun. Dengan demikian pada harga methanol US$230
per ton, proyeksi pendapatan kotor dari penjualan methanol selama
masa kontrak mencapai lebih dari US$575 juta.
Konsumsi dalam negeri
Pemakai terbesar methanol adalah industri formaldehyde, acetic
acid, MTBE dan industri lain yang menggunakan methanol sebagai
bahan baku. Untuk Indonesia, 80% pembeli methanol adalah industri
formaldehyde yang menghasilkan adhesives untuk playwood dan
industri wood processing lainnya.
Produksi dari PT. Kaltim Methanol Industri telah dipasarkan
berbagai wilayah Indonesia maupun luar negeri. Untuk pemasaran luar
negeri dilakukan oleh Sojitz Corporation sebesar 70% (480.000 MT)
dan sisanya 30% (180.000 MT) untuk wilayah Indonesia oleh PT.
Humpuss.
Adhesive resin terutama digunakan untuk bahan perekat pada
industri panel kayu. Dengan menurunnya produksi panel kayu seperti
kayu lapis dan particle board maka kebutuhan dalam negeri juga
berfluktuasi.
Kini methanol akan dikembangkan sebagai energi alternatif
yaitu
Renewable Methanol
Metanol Renewable ( atau biomethanol ) mungkin adalah bentuk
tertua dari produksi metanol . Kadang-kadang disebut sebagai
alkohol kayu , metanol awalnya diciptakan oleh orang Mesir untuk
proses pembalseman melalui pirolisis merusak kayu dan telah
berkembang untuk menyediakan sejumlah bahan penting dan bahan kimia
untuk masyarakat .
Meskipun banyak metanol saat ini berasal dari metana dalam gas
alam , salah satu aspek yang paling luar biasa dari metanol adalah
keragaman bahan baku yang dapat digunakan dalam produksinya .
Meskipun sering metanol sebagian besar berasal sebagai produk
sampingan dari metana dalam gas alam , sejumlah besar dan
berkembang dari metanol yang dibuat dari sumber daya terbarukan dan
berkelanjutan .Sebagai alkohol yang paling dasar , metanol memiliki
keuntungan yang berbeda dari ' polygeneration ' - dimana metanol
dapat dibuat dari setiap sumber daya yang dapat dikonversi terlebih
dahulu menjadi gas sintesis . Melalui gasifikasi , gas sintesis
dapat dihasilkan dari sesuatu yang sedang atau pernah ada tanaman .
Ini termasuk biomassa , limbah pertanian dan kayu , limbah padat
perkotaan , gas landfill , limbah industri dan polusi dan sejumlah
bahan baku lainnya .Di bawah ini Anda akan menemukan lembar fakta
pada dua dari Produsen Methanol di dunia yang secara aktif terlibat
dalam memproduksi metanol terbarukan . Di Islandia , Karbon Daur
Ulang International memanfaatkan gas buang CO2 dan listrik dari
pembangkit listrik tenaga panas bumi untuk membuat metanol
terbarukan untuk kendaraan dan truk di negara pulau . Di Belanda ,
BioMCN mengkonversi mentah gliserin - residu dari pengolahan
sayuran dan lemak hewan - menjadi canggih generasi kedua bio -
methanol .Page 14