DASAR TEORI TAMBAHAN
Ada 4 tingkat struktur protein yaitu struktur primer, struktur
sekunder, struktur tersier dan struktur kuartener.
1. Struktur primer
Struktur primer adalah urutan asam-asam amino yang membentuk
rantai polipeptida.
Struktur primer protein
Sumber: www.biology.arizona.edu\biochemistry\biochemistry.html,
2003, The Biology Project-Biochemistry.
2. Struktur sekunder
Struktur sekunder protein bersifat reguler, pola lipatan
berulang dari rangka protein. Dua pola terbanyak adalah alpha helix
dan beta sheet. Lihat Gambar 2.6.
Alpha helix dan beta sheet sebagai struktur sekunder protein
Sumber: www.biology.arizona.edu\biochemistry\biochemistry.html,
2003, The Biology Project-BiochemistryBerbagai bentuk struktur
sekunder misalnya ialah sebagai berikut:
alpha helix (-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai
asam-asam amino berbentuk seperti spiral;
beta-sheet (-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran
lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling
terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H);
beta-turn, (-turn, "lekukan-beta"); dan
gamma-turn, (-turn, "lekukan-gamma").
3. Struktur tersier
Struktur tersier protein adalah lipatan secara keseluruhan dari
rantai polipeptida sehingga membentuk struktur 3 dimensi tertentu.
Sebagai contoh, struktur tersier enzim sering padat, berbentuk
globuler.
Struktur tersier dari protein enzim triosa fosfat isomerase
(TPI)
4. Struktur kuartener
Beberapa protein tersusun atas lebih dari satu rantai
polipeptida. Struktur kuartener menggambarkan subunit-subunit yang
berbeda dipak bersama-sama membentuk struktur protein. Sebagai
contoh adalah molekul hemoglobin manusia yang tersusun atas 4
subunit,
Struktur hemoglobin yang merupakan struktur kuartener
protein
Sumber: www.biology.arizona.edu\biochemistry\biochemistry.html,
2003, The Biology Project-Biochemistry
A. Kasifikasi protein
1. Berdasarkan komposisi protein dibagi menjadi dua kelompok
utama yaitu ;
a. Protein sederhana adalah protein yang pada hidrolisis hanya
menghasilkan asam amino.
Termasuk dalam kelompok misalnya :
Protamin
Protein ini bersifat alkalis dan tidak mengalami koagulasi pada
pemanasan.
Albumin
Protein larut dalam air dan larutan garam encer, BM-nya relative
rendah. Albumin terdapat dalam putih telur (albumin telur), susu
(laktalbumin), darah (albumin darah) dan sayur-sayuran.
Globulin
Larut dalam larutan garam netral, tetapi tidak larut dalam air.
Terkoagulasi oleh panas dan akan mengendap pada larutan garam
konsentrasi tinggi (salting out) dalam tubuh banyak terdapat
sebagai zat antibodi dan fibrinogen. Pada susu terdapat dalam
bentuk laktoglobulin, dalam telur ovoglobulin, dalam daging myosin
dan acitin dan dalam kedele disebut glisilin atau secara umum dalam
kacang-kacangan disebut legumin.
Glutelin
Larut dalam asam dan basa encer, tetapi tidak larut dalam
pelarut netral. Contoh : gluten pada gandum dan oryzenin pada
beras.
Prolanin
Larut dalam etanol 50-90% dan tidak larut dalam air. Protein ini
banyak mengandung prolin dan asam glutamat serta banyak terdapat
didalam serelia. Contohnya : zein pada jagung, gliadin pada gandum,
dan kordein pada barley.
Skleroprotein
Tidak larut dalam air dan solvent netral dan tahan terdapat
hidrolisis enzimatis. Protein ini berfungsi sebagai strukutr
kerangka pelindung pada manusia dan hewan. Contoh kolagen, elastin,
dan keratin.
Histon
Merupakan protein basa, karena banyak mengandung lisin dan
arginin. Bersifat larut dalam air dan akan tergumpalkan oleh
ammonia.
Globulin
Hampir sama dengan histon. Globulin kaya akan arginin,
triptophan, histidin tapi tidak mengandung isoleusin terdapat dalam
darah (hemoglobin).b. Protein konjugasi adalah protein yang pada
hidrolisis tidak hanya menghasilkan asam amino.
Protein majemuk terdiri atas bagian asam amino yang berikatan
dengan bahan non protein misalnya lipid, asam nukleat, karbohidrat
dan lain-lain.
Posferoprotein : mengandung gugus asam folat yang terikat pada
gugus hidriksil dari serin dan theroin. Banyak terdapat pada susu
dan kuning telur.
Lipoprotein : mengandung lipid asam lemak, listin. Sehingga
mempunyai kapasitas sebagai zat pengemulsi yang baik, terdapat
dalam telur, susu dan darah.
Nukleoprotein : kombinasi antara asam nukleat dan protein. Misal
: musin pada air liur, ovomusin pada telur, nukoid pada serum.
Kromoprotein : kombinasi protein dengan gugus berfigmen yang
biasanya mengandung unsur logam. Contoh : hemoglobin, myglobulin,
chlorofil dan flavoprotein.
Metaloprotein : merupakan komplek utama anatara protein dan
logam seperti halnya
2. Berdasarkan struktur molekulnya, protein dapat dibagi menjadi
3 golongan utama, yaitu :
Protein Bentuk Serabut (fibrous)
Protein bentuk serabut terdiri atas beberapa rantai peptida
berbentuk spiral yang terjalin satu sama lain sehingga menyerupai
batang yang kaku. Karakteristik protein serabut adalah rendahnya
daya larut, mempunyaikekuatan mekanis yang tinggi dan tahan
terhadap enzim pencernaan. Protein ini terdapat dalam unsur-unsur
struktur tubuh (kolagen, elastin, keratin, dan myosin). Protein
Globular
Protein globular berbentuk bola, terdapat dalam cairan jaringan
tubuh. Protein ini larut dalam larutan garam dan asam encer, mudah
berubah dibawah pengaruh suhu. Yang termasuk dalam protein globular
adalah (Albumin, Globulin, Histon, dan Protamin). Protein
Konjugasi
Protein konjugasi adalah protein sederhana yang terikat dengan
bahan-bahan non asam asam amino. Yang termasuk dalam protein
globular adalah (Nukleoprotein, Lipoprotein, Fosfoprotein dan
Metaloprotein)Penguraian Protein Dalam Tubuh
Ada tiga kemungkinan mekanisme perubahan protein, yaitu :
1. Sel-sel mati, lalu komponennya mengalami proses penguraian
atau katabolisme dan dibentuk sel sel baru.
2. Masing-masing protein mengalami proses penguraian dan terjadi
sintesis protein baru, tanpa ada sel yang mati.
3. Protein dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan sintesis
protein baru.
Pepsin mampu mencerna semua jenis protein yang berada dalam
makanan. Salah satu hal terpenting dari penceranaan yang dilakukan
pepsin adalah kemampuannya untuk mencerna kolagen. Kolagen
merupakan bahan dasar utama jaringan ikat pada kulit dan tulang
rawan.
Pepsin memulai proses pencernaan Protein, yang sebagian besar
proses pencernaan protein terjadi di usus. Pemecahan protein ini
merupakan proses hidrolisis yang terjadi pada rantai
polipeptida.
Ketika protein meninggalkan lambung, biasanya protein dalam
bentuk proteosa, pepton, dan polipeptida besar. Setelah memasuki
usus,produk-produk yang telah di pecah sebagian besar akan
bercampur dengan enzim pankreas di bawah pengaruh enzim
proteolitik, seperti tripsin, kimotripsin, dan peptidase. Baik
tripsin maupun kimotripsin memecah molekul protein menjadi
polipeptida kecil.Peptidase kemudian akan melepaskan asam-asam
amino.
Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga
sumber,yaitu:
1. penyerapan melalui dinding usus
2. hasil penguraian protein dalam sel
3. hasil sintesis asam amino dalam sel
asam amino yang disintesis dalam sel maupun yang dihasilkan dari
proses penguraian protein dalam hati dibawa oleh darah untuk
digunakan di dalam jaringan. Dalam hal ini hati berfungsi sebagai
pengatur konsentrasi asam amino dalam darah.
Kelebihan protein tidak disimpan dalam tubuh, melainkan akan
dirombak di dalam hati menjadi senyawa yang mengandung unsur N,
seperti NH3 (amonia) dan NH4OH (amonium hidroksida),serta senyawa
yang tidak mengandung unsur N. Senyawa yang mengandung unsur N akan
disintesis menjadi urea. Pembentukan urea berlangsung di dalam hati
karena hanya sel-sel hati yang dapat menghasilkan enzim arginase.
Urea yang dihasilkan tidak dibutuhkan oleh tubuh, sehingga diangkut
bersama zat-zat lainnya menuju ginjal lalu dikeluarkan melalui
urin. Sebaliknya, senyawa yang tidak mengandung unsur N akan
disintesis kembali mejadi bahan baku karbohidrat dan lemak,
sehingga dapat di oksidasi di dalam tubuh untuk menghasilkan
energi.
Ada beberapa asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi tidak
dapat diproduksi oleh tubuh dalam jumlah yang memadai. Oleh karena
itu asam amino tersebut,yang dinamakan asam essensial yang
dibutuhkan oleh manusia.
Katabolisme asam amino
Asam-asam amino tidak dapat disimpan oleh tubuh. Jika jumlah
asam amino berlebihan atau terjadi kekurangan sumber energi lain
(karbohidrat dan protein), tubuh akan menggunakan asam amino
sebagai sumber energi. Tidak seperti karbohidrat dan lipid, asam
amino memerlukan pelepasan gugus amin. Gugus amin ini kemudian
dibuang karena bersifat toksik bagi tubuh.
Ada 2 tahap pelepasan gugus amin dari asam amino, yaitu:
Transaminasi
Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan
pemindahan gugus amino dari satu asam amino kepada asam amino lain.
Dalam reaksi transaminasi ini gugus amino dari suatu asam amino
dipindahkan kepada salah satu dari tiga senyawa keto, yaitu asam
piruvat, a ketoglutarat atau oksaloasetat, sehingga senyawa keto
ini diubah menjadi asam amino, sedangkan asam amino semula diubah
menjadi asam keto. Ada dua enzim penting dalam reaksi transaminasi
yaitu alanin transaminase dan glutamat transaminase yang bekerja
sebagai katalis dalamreaksi berikut :
Transaminasi mempunyai gugus prostentik, piridoksal posfat, pada
sisi aktifnya yang berfungsi sebagai senyawa antara pembawa gugus
amino menuju ketoglutarat. Molekul ini mengalami perubahan dapat
balik diantara bentuk aldehidnya , piridoksal posfat yang dapat
menerima gugus amino dan bentuk teraminasinya piridoksamin posfat
yang dapat memberikan gugus amino.
Reaksi transaminasi bersifat reversible. Pada reaksi ini tidak
ada gugus amino yang hilang, karena gugus amino yang dilepaskan
oleh asam amino diterima oleh asam keto. Alanin transaminase
merupakan enzim yang mempunyai kekhasan terhadap asam
piruvat-alanin. Glutamat transaminase merupakan enzim yang
mempunyai kekhasan terhadap glutamat-ketoglutarat sebagai satu
pasang substrat.
Reaksi transaminasi terjadi didalam mitokondria maupun dalam
cairan sitoplasma. Semua enzim transaminase tersebut dibantu oleh
piridoksalfosfat sebagai koenzim. Telah diterangkan bahwa
piridoksalfosfat tidak hanya merupakan koenzim pada reaksi
transaminasi, tetapi juga pada reaksi-reaksi metabolisme yang
lain.
Contoh reaksi transaminasi. Perhatikan alanin mengalami
transaminasi menjadi glutamat. Pada reaksi ini dibutuhkan enzim
alanin aminotransferase.
Deaminasi Oksidatif
Deaminasi adalah suatu reaksi kimiawi pada metabolisme yang
melepaskan gugus amina dari molekul senyawa asam amino. Gugus amina
yang terlepas akan terkonversi menjadi amonia. Asam amino dengan
reaksi transaminasi dapat diubah menjadi asam glutamat. Dalam
beberapa sel misalnya dalam bakteri, asam glutamat dapat mengalami
proses deaminasi oksidatif yang menggunakan glutamat dehidrogenase
sebagai katalis.
Asam glutamat + NAD+ a ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+
Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam
bentuk NH4+. Selain NAD+ glutamat dehidrogenase dapat pula
menggunakan NADP+ sebagai aseptor elektron. Oleh karena asam
glutamat merupakan hasil akhir proses transaminasi, maka glutamat
dehidrogenase merupakan enzim yang penting dalam metabolisme asam
amino.
Dua jenis dehidrogenase lain yang penting ialah L-asam amino
oksidase dan D-asam amino oksidase.L-asam amino oksidase adalah
enzim flavoprotein yang mempunyai gugus prostetik
flavinmononukleotida (FMN). Enzim ini terdapat dalm sel hati pada
endoplasmik retikulum dan bukan merupakan enzim yang penting.D-asam
amino oksidase adalah juga enzim flavoprotein dan merupakan katalis
pada reaksi.
Proses deaminasi asam amino dapat terjadi secara Oksidatif
contoh asam glutamat. Reaksi degradasi asam gkutamat dikatalisis
oleh enzim L-glutamat dehidrogenase yang dibantu oleh NAD dan NADP.
Non oksidatif adalah penghilangan gugus amino dari asam amino serin
yang dikatalisis oleh enzim serindehidratase. Asam amino teronin
juga dapat mengalami deaminasi non oksidatif dengan katalis treonin
dehidratase menjadi ketobutirat.
Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion ammonium :
Glutamat juga dapat memindahkan amin ke rantai karbon lainnya,
menghasilkan asam amino baru.
Contoh reaksi deaminasi oksidatif. Perhatikan glutamat mengalami
deaminasi menghasilkan amonium (NH4+). Selanjutnya ion amonium
masuk ke dalam siklus urea.