Top Banner
64

dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

Mar 10, 2019

Download

Documents

duongduong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan
Page 2: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan
Page 3: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

dari redaksi

Namo Sanghyang Adi BuddhayaNamo Buddhaya

Bagaimanakah idealnya seorang umat Buddha menjalanikehidupannya? Apakah semuanya harus meninggalkankeduniawian dan menjalani hidup bertapa? Atau malahsebaliknya, kita tidak perlu repot-repot memikirkan cara hidupbertapa dan berusaha menikmati kehidupan duniawi sebaik-baiknya.

Dalam Buddhisme sendiri, perkawinan adalah suatu pilihandan bukan kewajiban. Kita tidak menikah hanya karena semuaorang menikah atau pun karena menurut orang-orang sudahwaktunya untuk menikah. Sesungguhnya dalam Buddhismejuga, hidup berumah tangga ataupun tidak adalah sama saja.Namun, apabila akhirnya kita memilih untuk menikah, dandengan suatu itikad yang baik hendak membina suatu rumahtangga, niscaya kita hendaknya melaksanakan segala tugasdan tanggung-jawab dengan sebaik-baiknya.

Sajuta bertajuk Keluarga Buddhis Keluarga Buddhis Keluarga Buddhis Keluarga Buddhis Keluarga Buddhis kali ini mencobamengupas hidup berumah tangga dalam perspektifBuddhisme, serta bagaimana menyikapi problema-problemayang mungkin muncul. Bagaimana umat Buddha bergauldengan lingkungan dan masyarakat Indonesia yangmajemuk?

Mengutip Dr. Wijesekera, “Seorang Buddhis tahu bahwasementara ia menjalani kehidupan biasa dan menikmatisemua kesenangan duniawi, ia tidak akan meraih tujuan akhir;tapi ia percaya bahwa bila ia menjalankan suatu kehidupanyang baik, maka di kehidupan yang akan datang ia akanberbahagia.”

Kebahagiaan ada di tangan kita sendiri.Selamat Hari Metta dan Tahun Baru 2005.

JolyPimpinan redaksi

Page 4: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

44444 PPPPPerkawinan dalam Agama Buddhaerkawinan dalam Agama Buddhaerkawinan dalam Agama Buddhaerkawinan dalam Agama Buddhaerkawinan dalam Agama BuddhaPetunjuk dan cara-cara mendapatkan pasangan hidup yang sesuaiserta gambaran upacara perkawinan Buddhis di Indonesia.

1 41 41 41 41 4 Menyikapi PMenyikapi PMenyikapi PMenyikapi PMenyikapi Problema dalam Kroblema dalam Kroblema dalam Kroblema dalam Kroblema dalam Kehidupan Pehidupan Pehidupan Pehidupan Pehidupan PerkawinanerkawinanerkawinanerkawinanerkawinanBerbagai permasalahan yang mungkin muncul dalam kehidupanperkawinan. Apabila tidak diselesaikan dengan baik, bisa berakibatperceraian.

2 02 02 02 02 0 Mata PMata PMata PMata PMata Pencaharian Benarencaharian Benarencaharian Benarencaharian Benarencaharian BenarSumpah jabatan yang diperlukan untuk profesi-profesi tertentu.

Sajian Utama

PPPPPenerbitenerbitenerbitenerbitenerbit: GMCBP bekerjasama dengan DPD IPMKBI Sekber PMVBI. PPPPPelindungelindungelindungelindungelindung:Sangha Agung Indonesia Wilayah IV. PPPPPenanggung Jawabenanggung Jawabenanggung Jawabenanggung Jawabenanggung Jawab: Ketua Umum GMCBP.PPPPPimpinan Redaksiimpinan Redaksiimpinan Redaksiimpinan Redaksiimpinan Redaksi : Joly. SekretarisSekretarisSekretarisSekretarisSekretaris: Dewi Indra. BendaharaBendaharaBendaharaBendaharaBendahara: Darfin. EditorEditorEditorEditorEditor:Julifin, Minerva A.J.Lim. RedaksiRedaksiRedaksiRedaksiRedaksi: Hendry, Irwan, Sri Linda Sartika, Merita. LLLLLayayayayay-----outoutoutoutout: Tonny S, Benny, Erik Wardi, Hariyono. SirkSirkSirkSirkSirkulator:ulator:ulator:ulator:ulator: Jimmy Suhendra, Ronny.No.Rekening BankNo.Rekening BankNo.Rekening BankNo.Rekening BankNo.Rekening Bank : a.n. Indra Cahaya BCA Pusat Yogyakarta no. 0371566766.Alamat RedaksiAlamat RedaksiAlamat RedaksiAlamat RedaksiAlamat Redaksi : Jln. Brigjen Katamso no.3 Yogyakarta 55121, Telp. (0274) 378084.E-MailE-MailE-MailE-MailE-Mail : [email protected]. WWWWWebsiteebsiteebsiteebsiteebsite : http://www.dharmaprabha.or.id.PPPPPencetakencetakencetakencetakencetak : Cahaya Timur Offset Yogyakarta

Page 5: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

daftar isi

Artikel

Ajaran Dasar

Cerbung

21 Jalan Lain (T21 Jalan Lain (T21 Jalan Lain (T21 Jalan Lain (T21 Jalan Lain (Tamat)amat)amat)amat)amat)Apa yang terjadi dengan Mahakala?Bagaimana akhir dari 4 episodecerita bersambung ini?

38 38 38 38 38 Menciptakan PMenciptakan PMenciptakan PMenciptakan PMenciptakan Perkawinan dan Kerkawinan dan Kerkawinan dan Kerkawinan dan Kerkawinan dan Keluargaeluargaeluargaeluargaeluarga yang Bahagia dalam Buddha Dhar yang Bahagia dalam Buddha Dhar yang Bahagia dalam Buddha Dhar yang Bahagia dalam Buddha Dhar yang Bahagia dalam Buddha Dharmamamamama

Makna dari perkawinan serta persiapanmemasuki perkawinan

45 P45 P45 P45 P45 Pandita Sevanaandita Sevanaandita Sevanaandita Sevanaandita Sevana Bergaul dengan Orang Bijak Bergaul dengan Orang Bijak Bergaul dengan Orang Bijak Bergaul dengan Orang Bijak Bergaul dengan Orang Bijak

4848484848 Kalyana PutraKalyana PutraKalyana PutraKalyana PutraKalyana Putra

5656565656 Data DonaturData DonaturData DonaturData DonaturData Donatur

5757575757 RenunganRenunganRenunganRenunganRenungan

28 Resensi 28 Resensi 28 Resensi 28 Resensi 28 Resensi

33 English Cor33 English Cor33 English Cor33 English Cor33 English Cornernernernerner

The Art of Happiness at Work

Suhu Nekhamma

My Family

5959595959 PPPPPelajaran Kelajaran Kelajaran Kelajaran Kelajaran Kecilecilecilecilecil36 Profil36 Profil36 Profil36 Profil36 Profil

Halaman Muka

5050505050 BeritaBeritaBeritaBeritaBerita

Page 6: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

sajian utama

Perkawinandalam Agama Buddha

Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batinsempurna amatlah terpuji; namun perkawinandengan seorang wanita (pria) dan setiakepadanya adalah salah satu bentuk pertapaanjuga. Poligami dikritik Sang Buddha sebagaikegelapan batin dan menambah ketamakan.(Anguttara Nikaya IV, 55)

PPPPPendahuluanendahuluanendahuluanendahuluanendahuluanDalam pandangan

Agama Buddha, perkawinanadalah suatu pilihan dan bukankewajiban. Artinya, seseorangdalam menjalani kehidupan iniboleh memilih hidup berumahtangga ataupun hidup sendiri.Hidup sendiri dapat menjadipertapa di vihara - sebagaiBhikkhu, samanera, anagarini,silacarini - ataupun tinggal dirumah sebagai anggotamasyarakat biasa.

Sesungguhnya dalamAgama Buddha, hidup berumahtangga ataupun tidak adalahsama saja. Masalah terpentingdi sini adalah kualitaskehidupannya. Apabilaseseorang berniat berumahtangga, maka hendaknya iakonsekuen dan setia denganpilihannya, melaksanakansegala tugas dan kewajibannyadengan sebaik-baiknya. Orangyang demikian inisesungguhnya adalah sepertiseorang pertapa tetapi hidupdalam rumah tangga. Sikap inipula yang dipuji oleh SangBuddha, seperti dalam syair diatas.

Mencari dan Membina PMencari dan Membina PMencari dan Membina PMencari dan Membina PMencari dan Membina Pasangan Hidupasangan Hidupasangan Hidupasangan Hidupasangan HidupDalam menguraikan tujuan hidup

manusia, disebutkan salah satunya adalahtentang adanya pencapaian kebahagiaan didunia. Dengan demikian, pasti ada cara untukmencapai kebahagiaan dalam hidup berumahtangga. Pasti ada pula petunjuk dan cara-caramendapatkan pasangan hidup yang sesuai sertamembina hubungan baik, mempertahankankomunikasi serasi setelah menjadi suami istri.Memang, hal tersebut dapat diperoleh dalamKitab Suci Tipitaka, Digha Nikaya III, 152, 232dan dalam Anguttara Nikaya II, 32. Diuraikan disana bahwa ada minimal empat sikap hidupyang dapat dipergunakan untuk mencaripasangan hidup sekaligus membina hubungansebagai suami istri yang harmonis. Keempat halitu adalah:

1. Kerelaan (Dana)1. Kerelaan (Dana)1. Kerelaan (Dana)1. Kerelaan (Dana)1. Kerelaan (Dana)Dalam Hukum Kamma (Samyutta

Nikaya III, 415) telah disebutkan bahwa sesuaidengan benih yang ditabur, demikian pula buahyang akan kita petik. Pembuat kebajikan akan

November 2004

Page 7: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

05

memperoleh kebahagiaan. Dengandemikian, apabila kita ingindiperhatikan orang, mulailah denganmemberikan perhatian kepada oranglain. Apabila kita ingin dicintai orang,mulailah dengan mencintainya. Cinta disini bukanlah sekedar keinginan untukmenguasai, melainkan hasrat untukmembahagiakan orang yangdicintainya. Kualitas cinta ini sepertiseorang ibu yang menyayangi anaktunggalnya. Ia akan mempertahankananak tercintanya dengan seluruhkehidupannya, melindungi anaktersayangnya dari segala macambahaya dan bencana, memberikansegalanya demi kebahagiaan anaknya,serta rela memaafkan segala kesalahananaknya

Dalam mencari dan membinapasangan hidup, kerelaan jelas amatdiperlukan. Kerelaan materi di awalperkenalan dapat dikembangkanmenuju kemampuan merelakankeakuan. Kerelaan keakuan iniberbentuk pengembangan sifat salingpengertian, saling memaafkan.Kesalahan pasangan hidup, seringkalibukanlah karena disengaja. Oleh karenaitu, menyadari kenyataan ini menjadikanseseorang lebih sabar dan relamemberikan kesempatan berkali - kalikepada pasangan untuk dapatmembangun kualitas dirinya. Berilahpasangan kesempatan untukmemperbaiki diri.

Kemarahan bukanlah tandacinta. Kemarahan adalah tanda keakuan.

Ingin segala harapannya terpenuhi.Dengan kerelaan, orang akan lebihmudah mengerti serta menerimakekurangan dan kelemahan orang lain.Sikap ini akan menjadi salah satu tiangkokoh dalam menjalin hubungandengan orang lain, khususnya denganpasangan hidup.

2. Ucapan yang Baik/Halus2. Ucapan yang Baik/Halus2. Ucapan yang Baik/Halus2. Ucapan yang Baik/Halus2. Ucapan yang Baik/Halus(Piyavaca)(Piyavaca)(Piyavaca)(Piyavaca)(Piyavaca)

Dalam dunia ini, siapapun pastiakan suka mendengar kata-kata yanghalus, termasuk pula pasangan hidup.Tidak ada orang yang suka mendengarkata kasar, walaupun orang itu sendirikasar kata-katanya. Menghindari cacimaki dan gemar berdana ucapan yangmenyenangkan pendengar, akan sangatmembantu dalam membina hubungandengan pasangan hidup. Dengan kata-kata halus yang tetap berisi kebenaranakan menjadi daya tarik yang kuat dalammenjaga keharmonisan hubungan.

Sampaikanlah pujian kita padapasangan dengan kalimat yangmenyenangkan. Demikian pula,ucapkan kritikan pada pasangandengan bahasa yang halus dan saat yangtepat, untuk menghindarikesalahpahaman.

Perlu direnungkan, menyakitihati orang yang dicintai dengan kata-kata pedas sesungguhnya sama denganmenyakiti diri sendiri. Sebab, orangtentunya akan menjadi sedih apabilaorang yang dicintainya juga sedangsedih.

November 2004

Page 8: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

06

3.3.3.3.3. Melakukan Hal yang BerMelakukan Hal yang BerMelakukan Hal yang BerMelakukan Hal yang BerMelakukan Hal yang BermanfaatmanfaatmanfaatmanfaatmanfaatBaginya (Atthacariya)Baginya (Atthacariya)Baginya (Atthacariya)Baginya (Atthacariya)Baginya (Atthacariya)

Sekali lagi berdana timbuldalam bentuk yang lain. Dalampengembangan konsep berdana, sudahditekankan akan adanya pembentukansikap mental: “Semoga semua mahlukhidup berbahagia”. Demikian puladengan pasangan hidup. Ia adalahmahluk pula, berarti ia harus diberikesempatan berbahagia pula. Orangharus berusaha sekuat tenaga untukmembahagiakan pasangan hidupnya.Sesungguhnya, kebahagiaan orang yangdicinta adalah kebahagiaan orang yangmencintainya.

Dengan demikian, tingkah lakuhendaknya selalu dipikirkan untukmembahagiakan orang yang dicintai.Banyak pendapat umum yangmenganggap bahwa cinta adalahmenuntut. Orang yang dicintai haruslahmampu memenuhi harapan orang yangmencintai. Konsep ini sesungguhnyatidak tepat. Sebab, apabila orang yangdicintai sudah tidak mampu lagimemenuhi harapan, apakah iakemudian diceraikan?

Oleh karena itu, cintasesungguhnya memberi, merelakan.Cinta mengharapkan orang yangdicintai berbahagia dengan caranyasendiri, bukan dengan cara orang yangmencintai. Jika konsep ini telah dapatditanamkan dengan baik dalam setiapinsan, maka mencari pasangan hidupbukanlah masalah lagi. Siapakah didunia ini yang tidak ingindibahagiakan?

Pola pikir ‘inginmembahagiakan orang yang dicintai’hendaknya terus dipupuk dandipertahankan termasuk dalamkehidupan perkawinan. Apabila bukanpasangan hidupnya sendiri yangmembahagiakannya, apakah seseorangakan meminta orang lain untukmembahagiakan dirinya?

4. Batin Seimbang, Tidak Sombong4. Batin Seimbang, Tidak Sombong4. Batin Seimbang, Tidak Sombong4. Batin Seimbang, Tidak Sombong4. Batin Seimbang, Tidak Sombong(Samanattata)(Samanattata)(Samanattata)(Samanattata)(Samanattata)

Pengembangan sikap penuhkerelaan, ungkapan dengan kata yanghalus dan tingkah laku yangbermanfaat untuk orang yang dicintaihendaknya tidak memunculkankesombongan. Jangan pernah merasabahwa tanpa diri ini segala sesuatutidak akan terjadi. Dalam konsepBuddhis, segala sesuatu selaludisebabkan oleh banyak hal. Tidak akanpernah ada penyebab tunggal.Demikian pula dengan adanyakebahagiaan seseorang, pasti bukandisebabkan hanya karena satu orangsaja. Banyak unsur lain yang mendukungtimbulnya kondisi tersebut.

Keseimbangan batin sebagaihasil selalu menyadari bahwakebahagiaan adalah karena berbagaisebab dan kebahagiaan muncul karenabuah kammanya masing-masing akandapat menghindarkan seseorang darisifat sombong. Kesombongan selaintidak sedap didengar juga akanmenjengkelkan calon maupun pasangankita. Kesombongan mempunyaipengertian bahwa pasangan kita tidak

November 2004

Page 9: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

07

mampu melakukan apapun juga apabilatanpa kita. Kesombongan adalahmeniadakan usaha baik seseorang yangkita cintai. Perjuangan yang tidakdihargai akan sangat menyakitkan.Kurangnya penghargaan yang layakakan menimbulkan masalah besardalam masa pacaran maupun setelahmemasuki kehidupan berumah tangga.

Dalam usaha mencari dan membinapasangan hidup, selain selalu berusahamelaksanakan empat sikap di atas,hendaknya jangan melupakan adanyabeberapa hal yang perlu dijadikanpertimbangan. Hal ini apabila terpenuhiakan menjadi faktor tambahan yangakan lebih membahagiakan kehidupanberumah tangga. Terdapat empat faktoryang membuat rumah tangga lebihberbahagia. Empat hal tersebut telahdiuraikan dalam Anguttara Nikaya II, 60yaitu bahwa pasangan hendaknyamemiliki kesamaan dalam Keyakinan,Sila, Kedermawanan, danKebijaksanaan.

1. Kesamaan Keyakinan1. Kesamaan Keyakinan1. Kesamaan Keyakinan1. Kesamaan Keyakinan1. Kesamaan Keyakinan (sadha) (sadha) (sadha) (sadha) (sadha)Saddha bukan hanya berarti

harus sama dalam agama, tetapimerupakan keyakinan yang muncul daripikiran dan pandangan yang benarsehingga akan membentuk pola hidup.Kita menyadari bukan agama yangmembuat batasan-batasan tertentu,tetapi pencerapan dan penyelaman kitaakan ajaran itu yang mempunyaiketerbatasan.

Namun demikian, keyakinanyang berbeda sering menimbulkanmasalah bagi pasangan. Jika masing-masing pihak bersikeras padakeyakinannya, bahkan salah satu pihakmemaksakan keyakinannya pada pihaklain, tentunya hal ini akanmenyebabkan keharmonisanterganggu.

Butuh toleransi dan pengertianyang besar dari kedua belah pihak.Berbagai masalah akibat perbedaankeyakinan pun masih dapat terusmuncul apabila hubungan akandilanjutkan dalam ikatan perkawinan.Menentukan tempat pemberkahanpernikahan dapat menjadi beban ekstra.Setelah memiliki anak pun masalah inimasih terus berlanjut Pasanganmungkin akan terus terlibat dalamdiskusi berkepanjangan dan mungkinperdebatan sengit tentang pembinaanagama bagi keturunan mereka.

2. Kesamaan Kemoralan2. Kesamaan Kemoralan2. Kesamaan Kemoralan2. Kesamaan Kemoralan2. Kesamaan Kemoralan (sila) (sila) (sila) (sila) (sila)Apabila keyakinan telah sama,

maka hendaknya pasangan memilikikeserasian dalam tingkah laku.Pasangan hendaknya selalu berusahabersama-sama melaksanakan PancasilaBuddhis. Pancasila Buddhis terdiri darilima latihan kemoralan, yaitu usahauntuk menghindari pembunuhan,pencurian, pelanggaran kesusilaan,kebohongan, dan mabuk-mabukan(Anguttara Nikaya III, 203). Pelaksanaankelima latihan kemoralan ini akanbanyak menghindarkan masalah dalam

November 2004

Page 10: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

08

masyarakat dan rumah tangga. Dalamsegala lapisan masyarakat, pelanggarankelima latihan kemoralan ini akandipandang sebagai kesalahan.Pelaksanaan kelima latihan kemoralanini akan menjadikan seseorang diterimamasyarakat dengan baik. Pelaksanaanlatihan kemoralan ini dalam rumahtangga akan membebaskan seseorangdari rasa bersalah, membuka wawasankomunikasi yang baik sertamenghindarkan saling curiga dan was-was di antara pasangan.

3. K3. K3. K3. K3. Kesamaan Kesamaan Kesamaan Kesamaan Kesamaan Kederederederederedermawananmawananmawananmawananmawanan (caga) (caga) (caga) (caga) (caga)Caga bukan hanya berarti suka

berdana, tetapi adalah seseorang yangmempunyai jiwa tanpa beban, jiwamelepas, tidak tergantung, dan tidakmelekat. Bagi orang yang murah hatipasti akan lebih mampu memiliki metta,karuna, mudita, dan upekkha. Orangyang murah hati batinnya tidak adahambatan dan selalu bahagia sehinggaakan memudahkan untukpengembangan batin yang lainnya.

Memiliki watak kedermawananyang sama dimaksudkan agar masing-masing individu mengerti bahwa cintasesungguhnya adalah memberisegalanya demi kebahagiaan orangyang kita cintai dengan iklas dan tanpasyarat. Selama sikap ini masih belumtertanam baik-baik di pikiran setiappasangan, masalah sebagai akibattuntutan agar pasangan dapatmemenuhi harapan kita akan selalumuncul.

4. Kesamaan Kebijaksanaan4. Kesamaan Kebijaksanaan4. Kesamaan Kebijaksanaan4. Kesamaan Kebijaksanaan4. Kesamaan Kebijaksanaan (pañña) (pañña) (pañña) (pañña) (pañña)Kesamaan dalam kebijaksanaan

diperlukan agar bila menghadapimasalah hidup, pasangan mempunyaiwawasan yang sama. Wawasan yangsama akan mempercepat penyelesaianmasalah. Perbedaan kebijaksanaan akanmenghambat dan memboroskan waktu.Pasangan membutuhkan waktu lebihlama untuk adu argumentasimenyamakan sikap dan pola pikirterlebih dahulu sebelum memikirkanjalan keluar atas masalah yang sedangdihadapi. Kebijaksanaan yang dimaksudtentu yang sesuai dengan BuddhaDhamma.

Buddha Dhamma telahmengajarkan bahwa hidup ini berisikanketidakpuasan. Penyebab adanyaketidakpuasan ini hanyalah karenakeinginan sendiri yang tidak terkendali.Oleh karena itu, apabila seseorang dapatmengendalikan keinginannya, makaketidakpuasannya pun akan dapatsegera diatasi. Lalu, akhirnya Dhammamemberikan jalan keluar untukmengatasi dan mengendalikankeinginan. Dengan memiliki konsepberpikir seperti ini, maka tidak akan adamasalah yang tidak dapat diselesaikan.Sesungguhnya, dengan melaksanakanhidup sesuai dengan Dhamma,kebahagiaan pasti akan dapatdirasakan. Upacara PUpacara PUpacara PUpacara PUpacara Perkawinan Buddhis dierkawinan Buddhis dierkawinan Buddhis dierkawinan Buddhis dierkawinan Buddhis diIndonesiaIndonesiaIndonesiaIndonesiaIndonesia

Dalam mengajarkan Dhamma,Sang Buddha tidak pernah memberikan

November 2004

Page 11: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

09

peraturan baku tentang upacarapernikahan. Hal ini disebabkan karenatata cara perkawinan adalah merupakanbagian dari kebudayaan suatu daerah,yang pasti akan berbeda antara satutempat dan tempat yang lain.

Biasanya di beberapa negaraBuddhis, pasangan yang bertunanganmengundang para bhikkhu untukmemberikan pemberkahan di rumahmereka ataupun di vihara sebelum haripernikahan. Jika dikehendaki,pemberkahan itu dapat pula dilakukansetelah pernikahan yang biasanyaberlangsung di Kantor CatatanPernikahan atau di rumah pihak yangbersangkutan. Diharapkan agarpasangan-pasangan yang beragamaBuddha lebih rajin menunaikankewajiban-kewajiban agama apabilamereka menikah.

Kebaktian untuk pemberkahanperkawinan diawali denganpersembahan sederhana berupa bunga,dupa, dan lilin. Pemberkahan ini diikutipula oleh orang tua kedua pihak dansanak keluarga serta kawan-kawanyang diundang. Hal ini akanmenjadi suatu sumbanganspiritual yang pasti untukkeberhasilan, langkah dankebahagiaan pasangan yangbaru menikah.

Sedangkan tatacara perkawinanBuddhis menuruttradisi di Indonesia,biasanya yang palingpenting adalah

adanya proses penyelubungan kainkuning kepada kedua mempelai. Padasaat itulah, mempelai mendapatkanpemercikan air paritta. Pengertianpenyelubungan kain kuning ini adalahbahwa sejak saat itu, kedua pribadi yangmenikah telah dipersatukan. Olehkarena itu, badan mereka dapatberbeda, namun hendaknya batinbersatu dan bersepakat untuk mencapaikebahagiaan rumah tangga. Sedangkanpemercikan air paritta melambangkanbahwa seperti air yang dapatmembersihkan kekotoran badanmaupun barang, maka demikian pula,dengan pengertian Buddha Dhammayang dimiliki, hendaknya dapatmembersihkan pikiran kedua mempelaidari pikiran-pikiran negatif terhadappasangan hidupnya, yang sekaligus jugamerupakan teman hidupnya.

Itulah uraian singkat pada salahsatu dari sekian banyak prosespernikahan Buddhis yang biasanyadilaksanakan di vihãra-

Page 12: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

sajian utama

vihãra di Indonesia. Proses tersebutdapat dikatakan sebagai puncak acarapernikahan Buddhis yang berlaku dimasyarakat Indonesia. Jika ingin lebihjelas, dapat menyempatkan diri untukmenyaksikan pernikahan Buddhis divihãra terdekat.

Membina Keluarga BuddhisMembina Keluarga BuddhisMembina Keluarga BuddhisMembina Keluarga BuddhisMembina Keluarga BuddhisBahagiaBahagiaBahagiaBahagiaBahagia

Dalam pembahasan ini akandiuraikan beberapa persyaratan dasaryang mendukung untuk mewujudkankehidupan keluarga bahagia menurutAjaran Sang Buddha. Faktor-faktorpendukung itu adalah :

a. Hak dan Kewajibana. Hak dan Kewajibana. Hak dan Kewajibana. Hak dan Kewajibana. Hak dan KewajibanTelah disebutkan di atas bahwa

keluarga bahagia adalah komponenterpenting pembentuk masyarakatbahagia. Untuk mendapatkankebahagiaan tersebut, maka persyaratanutamanya adalah masing-masinganggota keluarga hendaknya salingmenyadari bahwa dalam kehidupan iniseseorang tidak akan dapat hidupsendirian, orang pasti salingmembutuhkan antara satu dengan yanglainnya. Masing-masing pihak terkaitsatu dengan yang lain. Oleh karena itu,agar mendapatkan kebahagiaanbersama dalam kehidupan berkeluarga,diperlukan adanya pengertian tentanghak dan kewajiban dari setiap anggotakeluarga.

Setiap anggota keluargahendaknya selalu menanamkan dalampikirannya dan melaksanakan dalam

kehidupannya Sabda Sang Buddha yangberkenaan dengan pedoman dasarmunculnya hak dan kewajiban. PadaAnguttara Nikaya I, 87 dinyatakan:‘Sebaiknya orang selalu bersedia terlebihdahulu memberikan pertolongan sejatitanpa pamrih kepada pihak lain danselalu berusaha agar dapat menyadaripertolongan yang telah diberikan pihaklain kepada diri sendiri agar munculkeinginan untuk menanam kebajikankepadanya’. Pola pandangan hidupajaran Sang Buddha ini apabiladilaksanakan akan dapat menjaminketenangan, keharmonisan, dankebahagiaan keluarga.

b. Kemoralanb. Kemoralanb. Kemoralanb. Kemoralanb. KemoralanDalam pengembangan

kepribadian yang lebih luhur, setiapanggota keluarga hendaknya jugadilengkapi dengan kemoralan (=sila)dalam kehidupannya untuk dapatmenjaga ketertiban serta keharmonisandalam keluarga maupun dalammasyarakat. Tingkah laku bermoraladalah salah satu tonggak penyanggakebahagiaan keluarga yang selaludianjurkan oleh Sang Buddha. Bahkansecara khusus Sang Buddhamenyebutkan lima dasar kelakuanbermoral yang terdapat pada AnguttaraNikaya III, 203, yaitu lima perbuatanatau tingkah laku yang perlu dihindari :

1. melakukan pembunuhan /penganiayaan

2. pencurian3. pelanggaran kesusilaan

November 2004

Page 13: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

11

4. kebohongan, bicara kasar, omongkosong, dan bergosip

5. mabuk-mabukan danmengkonsumsi segala sesuatuyang menimbulkan ketagihan(misalnya narkoba)

Pelaksanaan kelima hal ini selain dapatmenjaga keutuhan serta kedamaiandalam keluarga juga dapat untukmenjaga keamanan dan ketertibanmasyarakat. Manfaat ke dalam batin sipelaku dari pelaksanaan PancasilaBuddhis ini adalah membebaskan diridari rasa bersalah dan keteganganmental yang sesungguhnya dapatdihindari.

c. Ekonomi c. Ekonomi c. Ekonomi c. Ekonomi c. EkonomiFaktor pendukung kebahagiaan

keluarga selain setiap anggota keluargamempunyai perbuatan yang terbebasdari kesalahan secara hukum moralmaupun negara seperti yang telahdiuraikan di atas, tidak dapat disangkallagi bahwa kondisi ekonomi keluargajuga memegang peranan penting. Telahcukup banyak diketahui, keluargamenjadi tidak bahagia dan harmonislagi karena disebabkan oleh kondisiekonomi yang kurang layak menurutpenilaian mereka sendiri.

Mengetahui pentingnya kondisiekonomi untuk kebahagiaan keluarga,maka Sang Buddha juga telahmenguraikan dengan jelas hal ini padaAnguttara Nikaya IV, 285. Dalam nasehatBeliau di sana disebutkan empatpersyaratan dasar agar orang dapat

memperbaiki kondisi ekonomikeluarganya, yaitu:

Pertama, orang hendaknya rajindan bersemangat di dalam bekerjamencari nafkah.Kedua, hendaknya ia menjagadengan hati-hati kekayaan apapunyang telah diperoleh dengankerajinan dan semangat, tidakmembiarkannya mudah hilang ataudicuri. Orang hendaknya juga terusmenjaga cara bekerja yang telahdilakukannya sehingga tidakmengalami kemunduran ataukemerosotan.Ketiga, berusahalah untukmemiliki teman-teman yang baik,dan tidak bergaul dengan orang-orang jahat, sertaKeempat, berusaha menempuhcara hidup yang sesuai denganpenghasilan, tidak terlalu boros,dan juga tidak terlalu kikir.

Melaksanakan tuntunan cara hidupyang diberikan oleh Sang Buddhaseperti itulah yang akan mewujudkankehidupan keluarga menjadi bahagiasecara ekonomis. Bila kondisi ekonomikeluarga telah dapat dicapai sesuaidengan harapan para anggota keluargatersebut, maka untukmempertahankannya atau bahkanuntuk meningkatkannya lagi dapatdisimak Sabda Sang Buddha yang laindalam Anguttara Nikaya II, 249 yangmenyebutkan bahwa keluargamanapun yang bertahan lama di duniaini, semua disebabkan oleh empat hal,atau sebagian dari keempat hal itu.

November 2004

Page 14: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

Apakah keempat hal itu? Keempat halitu adalah menumbuhkan kembali apayang telah hilang, memperbaiki apayang telah rusak, makan dan minumtidak berlebihan, dan selalu berbuatkebajikan.

Harus disebutkan pula bahwakesinambungan adanya semangatbekerja memegang peranan pentinguntuk keberhasilan berusaha. SangBuddha membahas tentang hal inidalam Khuddaka Nikaya 2444, yaitubekerjalah terus pantang mundur; hasilyang diinginkan niscaya akan terwujudsesuai dengan cita-cita. Dan bilasemangat dapat dipertahankan sertadikembangkan, maka tiada lagikekuatan yang mampu menghalangikeberhasilannya. Sang Buddha pernahbersabda dalam Khuddaka Nikaya 881,bahwa ‘seseorang yang tak gentar padahawa dingin atau panas, gigitan langau,tahan lapar dan haus, yang bekerjadengan jujuh tanpa putus, siang danmalam, tidak melewatkan manfaat yangdatang pada waktunya; ia menjadikecintaan bagi keberuntungan.Keberuntungan niscaya memintabertinggal dengannya’.

d. Pd. Pd. Pd. Pd. Perkawinan harerkawinan harerkawinan harerkawinan harerkawinan harmonismonismonismonismonisIstilah ‘keluarga’ tentulah

mengacu pada unsur terpentingpembentuk keluarga, yaitu pria danwanita yang terikat dalam satukelembagaan yang dikenal dengansebutan ‘perkawinan’. Kelembagaan iniakan terus berkembang dengan lahirnyaanak sebagai keturunan. Garis

keturunan ini juga akan dapat terusberlanjut menjadi beberapa generasipenerus keluarga tersebut.

Sang Buddha lebih lanjutmenguraikan tugas-tugas yang perludilaksanakan oleh suami terhadapistrinya dan juga sebaliknya. Olehkarena, keluarga bahagia akan dapatdicapai apabila suami dan istri dalamkehidupan perkawinan mereka telahmengetahui serta memenuhi hak dankewajibannya masing-masing sepertiyang disabdakan oleh Sang Buddhadalam Digha Nikaya III, 118, yaitu bahwatugas suami terhadap istri adalahmemuji, tidak merendahkan ataumenghina, setia, membiarkan istrimengurus keluarga, memberi pakaiandan perhiasan. Lebih dari itu,hendaknya disadari pula oleh suamibahwa dalam Ajaran Sang Buddha, istrisesungguhnya merupakan sahabattertinggi suami (Samyutta Nikaya 165).

Sedangkan tugas istri terhadapsuami adalah mengatur semua urusandengan baik, membantu sanak keluargasuami, setia, menjaga kekayaan yangtelah diperoleh, serta rajin dan tidakmalas, pandai dan rajin dalammelaksanakan semua tugasnya sertasegala tanggung-jawabnya.

Konsekuensi logis lembagaperkawinan adalah melahirkanketurunan. Dan, Sang Buddha jugamemberikan petunjuk-Nya agar terjadihubungan harmonis antara orang tuadan anak serta sebaliknya.Keharmonisan ini juga terwujud apabila

November 2004

12

Page 15: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

13

masing-masing pihak menyadari danmelaksanakan tugas-tugasnya. Untukitu, dalam kesempatan yang sama SangBuddha menguraikan tugas anakterhadap orang tua, yaitu merawat,membantu, menjaga nama baikkeluarga, bertingkah laku yang patutsehingga layak memperoleh warisankekayaan, melakukan pelimpahan jasabila orangtua telah meninggal. Lebihlanjut dalam Khuddaka Nikaya 286disebutkan bahwa ayah dan ibu adalahBrahma (makhluk yang luhur), ayah danibu adalah guru pertama, ayah dan ibujuga adalah orang yang patut diyakinioleh putra-putrinya.

Mengingat sedemikian besarjasa serta kasih sayang orang tuaterhadap anaknya, maka kewajibananak di atas sungguh-sungguh tidakdapat diabaikan begitu saja, sepertiyang telah disebutkan dalam KhuddakaNikaya 33, yaitu bahwa ‘Penghormatan,kecintaan, dan perawatan terhadap ayahserta ibu membawa kebahagiaan didunia ini’. Sedangkan dalam KhuddakaNikaya 393 disebutkan bahwa ‘Anakyang tidak merawat ayah dan ibunyaketika tua; tidaklah dihitung sebagaianak’. Oleh karena ‘Ibu adalah temandalam rumah tangga’ (Samyutta Nikaya163).

Sedangkan tugas orang tuaterhadap anak adalah menghindarkananak melakukan kejahatan,menganjurkan anak berbuat baik,memberikan pendidikan, merestuipasangan hidup yang telah dipilih anak,

memberikan warisan bila telah tibasaatnya. Ditambahkan dalam KhuddakaNikaya 252 bahwa ‘Orang bijaksanamengharapkan anak yang meningkatkanmartabat keluarga, sertamempertahankan martabat keluarga,dan tidak mengharapkan anak yangmerendahkan martabat keluarga; yangmenjadi penghancur keluarga’.

Dengan adanya ‘rambu-rambu’rumah tangga yang diberikan olehSang Buddha di atas akan menjamintercapainya keselamatan bahtera rumahtangga yang sedang dijalani. Olehkarena itu, kesadaran melaksanakanajaran Sang Buddha tersebut perlusemakin ditingkatkan sehingga akanmeningkatkan pula baik secara kualitasmaupun kuantitas keluarga bahagiayang ada dalam masyarakat kitamaupun dalam bangsa dan negara kita.[KaDe]

Sumber Referensi:http://www.buddhistonline.com/tanya/td157.shtmlhttp://www.geocities.com/Athens/Crete/6468/artikel151.htmlh t t p : / / w w w. k a l y a n a d h a m m o ’ s /artikel29.htmlwww.budhisonline.com

Ralat edisi 42:Pada Sajuta ‘Rohaniwan-Rohaniwatidalam Agama Buddha’ hal 21 paragrafterakhir, tidak seharusnya tercantumdemikian, karena Sangha Bhikkhunisaat ini muncul lagi walaupunsebelumnya memang sempat punah.

November 2004

Page 16: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

November 2004

Masalah yang lain munculadanya keberadaan mertua, sahabat,kakak dan adik ipar yang mencampuriurusan keluarga. Dalam masalahseksual, apabila salah satu pihak tidakmerasa mencapai kepuasan, maka akanmenimbulkan permasalahan. Masalahlain adalah dengan hadirnya orangketiga yang berakibat perselingkuhan.Hal tersebut merupakan penyebabutama perselisihan dalam keharmonisan

keluarga antara suami-istri. Di sisi lain,penyebab perselingkuhan karena salahsatu pihak tidak dapat melaksanakankewajiban sebagai suami-istri.

Buddha menjelaskan dalamSigalovada sutta tentang kewajibanseorang istri; (1) melakukan semua tugasdengan baik, (2) bersikap ramah kepadakeluarga dari kedua belah pihak, (3) setiakepada suami, (4) menjaga dengan baikkekayaan yang telah dikumpulkan

Perkawinan tidak selamanya akan berjalan dengan lancar sesuaidengan yang diharapkan. Berbagai permasalahan akan muncul dalamkeluarga sepanjang hidup, terlebih pada pasangan baru, yang belum mampuuntuk menyesuaikan hidup bersama. Permasalahan yang muncul dalamkehidupan berumah tangga akan menyebabkan suatu kesedihan danpenderitaan. Penderitaan muncul dalam keluarga karena tidak cukuppenghasilan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Kekurangan dapat munculkarena kurangnya inteligensi dalam mencari nafkah, sehingga tidak mamputerlibat dalam persaingan. Kesehatan yang buruk muncul karena kemalasan,menghamburkan uang di luar kemampuannya karena dikuasai oleh nafsusehingga melupakan keluarga dan tanggung jawab.

Oleh Bhikkhu Vajhiradhammo

dalamMenyikapi ProblemaKehidupan Perkawinan

Page 17: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

November 2004

dengan benar oleh suaminya, (5) pandaidan rajin dalam semua pekerjaan.Sedangkan tugas seorang suami sebagaikepala keluarga adalah; (1) bersikaplemah lembut terhadap istri, (2)menghormati dan menghargai istri, (3)bersikap setia terhadap istri, (4)memberikan kepuasan tertentu kepadaistrinya, (5) memberikan ataumenghadiahkan perhiasan kepadaistrinya (D.III,190).

Seorang suami atau istri harusmelaksanakan kewajibannya denganbaik sehingga tidak menimbulkanproblema dalam perkawinan. Keluargatidak akan terlepas dari permasalahanyang berkaitan dengan rumah tangga.Apabila dalam perkawinan keluargamuncul permasalahan yangmengancam keretakan hubungan keduapasangan, bila tidak diatasi akanmenimbulkan perceraian. Perceraianterjadi sebagai akibat dari tidaktercapainya tujuan perkawinan, yaitulahir dan batin yang dilandasi dengancinta kasih dan kasih sayang. Perceraianmerupakan suatu peristiwa yang tidakdiharapkan dan dapat merusakkebahagiaan dan kesejahteraankeluarga.

Pencegahan perceraian danpermasalahan dalam kehidupanpasangan suami-istri harus tepat dansecepatnya diselesaikan dengan baik.Apabila tidak dapat dicegah, makaakibatnya yang dialami tidak hanya olehkedua pasangan suami-istri, tetapi jugaberakibat pada anak dan keluarga yanglainya. Upaya untuk mengatasi masalah

yang dihadapi dalam dunia perkawinanadalah dengan menjalin komunikasi dankomitmen bersama yang baik antarapasangan suami-istri dan memilikiketerbukaan antara yang satu denganyang lainya. Sifat keterbukaan bersamaakan menghilangkan rasa kecurigaanantara yang satu dengan yang lainya.Untuk itu diperlukan hubungankomunikasi yang baik dalam kehidupanberumah tangga. Komunikasi danketerbukaan memegang peran yangsangat penting dalam kelangsunganperkawinan. Banyak pasangan suami-istri yang mengalami keruntuhankarena kurangnya komunikasi denganbaik, sehingga apabila berhadapandengan permasalahan terjadiperbedaan pendapat yangmelatarbelakangi suatu perpisahan atauperceraian. Komunikasi akan berjalandengan baik jika setiap individu dapatmengembangkan lima bagian yangsaling berkaitan, yaitu data yangditerima melalui panca indera, pikiran,perasaan, kemauan, dan tindakan.

Problem perkawinan akanmenyebabkan suatu perceraian. Upayayang baik dan tepat yang dapatdilakukan untuk mencegahnyaperceraian dengan cara membinakomunikasi yang baik, memiliki sila ataumoralitas dalam suatu perkawinan sertamengerti nasehat Buddha, yaitumenjalankan dengan baik tugas dankewajiban antara suami-istri. Mengertitugas dan kewajiban masing-masingpasangan akan menyebabkan tercipta-nya keluarga yang harmonis dan serasi.

sajian utama

Page 18: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

November 2004

Meskipun jauh dari suami, danbanyaknya pangeran yangmenggodanya, Yasodara istri Siddhartayang ditinggalkan bertapa itu tetapsetia. Di dalam Candakinnara Jataka,sebagaimana diungkapkan olehPannananda Susila mengenai nasehatBuddha kepada kaum istri diungkapkanbahwa Yasodhara tetap melindungi,berbakti, dan setia kepada BodhisatvaSiddharta. Kesetiaannya itu tidak hanyadilakukan dalam kehidupan terakhir,tetapi juga dilakukan dalam kehidupan-kehidupan sebelumnya.

Sebagai seorang istri yang setia,Yasodhara selalu mengikuti jejaksuaminya, Sang Bodhisatva Siddharta.Apabila ia mendengar Sang Bodhisatva,telah meninggalkan istana, memotongrambut, memakai jubah kuning, makanhanya satu kali sehari, melepaskanperhiasan, dan sebagainya, maka ia punturut melakukan semua itu.dalamkesetiaannya selalu mengikuti jejaksuaminya, Sang Bodhisatva dan jugasebagai pengikut Sang Buddha,Yasodhara akhirnya berhasilmemperoleh tingkat kesucian tertinggidan memiliki maha abhinna.

kunantikan. Mampukah kau hadir dalamsetiap mimpi burukku. Mampukah kitabertahan di saat kita jauh. Seberapahebatkah kau untuk kubanggakan.Cukup tanggunhkah dirimu untukselalu ku andalkan.mampukah kaubertahan dengan hidupku yang malang.Sanggupkah kau menyakinkan di saataku bimbang. Celakanya hanya kaulahyang benar-benar aku tunggu. Hanyakalulah yang benar-benarmemahamiku. Kau pergi dan hilangkemana kau suka. Celakanya hanyakaulah yang pantas kubanggakan.Hanya kalulah yang pantas akuandalkan. Di antara pedih aku selalumenantimu,…..menunggumu disini!

Kehidupan rumah tangga tidakterlepas dari suatu masalah, bilapasangan suami-istri tidak dapatmenyelesaikan permasalahan yangmuncul, maka timbul pertengkaran,keruntuhan yang akan membawa padaperceraian. Perkawinan tidak selamanyamengalami bahagia, terlebih lagikeduanya belum mempunyai persiapanyang matang dalam perkawinannya.Terlebih lagi bila tidak berdasarkan padaperasaan saling mencintai, maka akanmenyebabkan suatu penderitaan.Kekurangan pada satu pihak juga akanmenyebabkan masalah dalamperkawinan, tetapi apabila keduapasangan dapat menerima danmemahami kekurangan dankelebihannya maka kebahagiaansepasang suami-istri akan terwujud.Masalah-masalah yang muncul dalamkehidupan perkawinan yang dapat

Kisah Yasodhara dan suasanahatinya ketika dalam penantian dankesetiaan terhadap suami yangmeninggalkannya sulit dilukiskan.Namun begitu gemanya barangkalidapat kita petik bila kita menikmati laguSheila On-7 yang menjadi sound-tracksinetron “Siapa Takut Jatuh Cinta ? “

Seberapa pantaskah kau untuk kutunggu. Cukup indahkah dirimu untuk

16

Page 19: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

17

November 2004

menyebabkan keruntuhan atau terancamnya kehidupan perkawinan adalah :1. Masalah keuangan dan perekonomian keluarga.

Masalah perekonomian dan keuangan dapat menyebabkan suatukeruntuhan dalam perkawinan. Akan tetapi tidak selamanya perekonomianmenjadi penyebab keruntuhan dalam perkawinan, karena masih juga adakeluarga yang miskin dalam menempuh kehidupan keluarga dengan penuhkeharmonisan dan keserasian. Kemiskinan juga dapat menyebabkankeruntuhan dalam perkawinan apabila keduanya tidak dapat salingmemahami dan mengerti kondisi masing-masing.

Buddha menjelaskan dalam Cakkhavatisihanada Sutta bahwa kemiskinanjuga dapat menyebabkan seseorang berbuat kasar terhadap pasangannya,melakukan pembunuhan dan juga pemukulan pasangan hidupnya.

Dalam menghadapi permasalahan penghasilan hendaknya pasanganhidup harus saling mendukung guna tercukupi kebutuhan hidupnya. Apabilakebutuhan pasangan suami-istri terpenuhi, maka tidak banyak kendala danpermasalahan dalam keluarga. Namun bila kebutuhan hidup tidak terpenuhi,maka suami-istri yang saling mencintai dapat timbul perasanan salingmembenci, berpisah, mencari pasangan lain (selingkuh).

Buddha menunjukkan jalan untuk mencari nafkah tentunya denganbermata pencaharian yang benar, sehingga penghasilan bertambah,pengeluaran terkendali sesuai dengan kebutuhan keluarga, dan memilikiprinsip pengendalian dan tidak hidup boros. Maka kebahagiaan danketentramanan akan tercipta.

2. Masalah orang ketiga yang masih mencampuri urusan keluargaMembentuk keluarga melalui perkawinan berawal dari rasa saling

menyayangi dan mencintai, mengerti, rasa kedewasaan, dan sikap mandiritidak tergantung pada pihak ketiga atau orang lain. Orang ketigadimaksudkan adalah orang tua, saudara, sahabat dan lainya yang terkadangmasih mencampuri urusan keluarga.

Sahabat juga memberikan pengaruhnya terhadap hubungankeharmonisan suatu keluarga terdekat dari suami-istri. Maka pasangan sumai-istri harus memilih teman dengan hati-hati dalam pergaulan. Seorangpasangan suami-istri harus bisa membedakan antara kehidupan berkeluargadengan kehidupan sewaktu membujang. Buddha menjelaskan dalamSigalovada Sutta tentang ciri seorang sahabat yang baik yaitu; (1) sahabatyang melindungi sewaktu lengah, (2) sahabat yang bisa menjaga harta bendasewaktu ia tidak siaga, (3) mau melindungi dalam terancam bahaya, (4)mereka tidak akan meninggalkan sewaktu dalam kesusahan, (5) mereka akan

Page 20: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

sajian utama

November 2004

menunjukan perhatian kepada keluarganya dan tidak mau mencampuri urusankeluarga orang lain, tetapi mengingatkan apabila melakukan kesalahan.

Permasalahan pihak ketiga memiliki pengaruh yang dapat menimbulkanmasalah, biasanya disebabkan karena kecemburuan sosial sehingga akanberusaha untuk mehancurkan keluarga yang telah dibina oleh pasangansuami-istri.

3. PerselingkuhanPerselingkuhan merupakan penyebab utama timbulnya keruntuhan

dalam perkawinan yang berdampak perceraian seperti contoh dalam saat inidi dunia artis. Perselingkuhan dalam istilah agama lain adalah perzinahan.Perselingkuhan terjadi pada pasangan yang memiliki keyakinan, komitmenterhadap agamanya itu sangat rendah. Perselingkuhan meeupakan tindakanpengingkaran terhadap tali perkawinan keluarga yang telah terbentuk.Bentuk-bentuk perselingkuhan menurut pakar kesehatan seksologi, Tobingadalah segala tindakan yang mengarah pada hubungan seks yang dilakukanoleh dua orang yang bukan suami-istri dan berupa ungkapan perasaan priadan wanita yang telah menikah kepada orang lain yang bukan pasanganhidupnya. Perselingkuhan dalam konteks agama Buddha adalah pelanggaransila ketiga dari Pancasila Buddhis.

Penyebab perselingkuhan ada dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri sipelaku (interen) dan faktor yang berasal dari luar (eksteren). Pada intinyaperselingkuhan disebabkan karena tidak puas terhadap pasangan, kurangnyaperhatian dan kasih sayang, hilangnya kesetiaan, dan persoalan mencintaidan dicintai yang mulai memundar. Rasa tidak puas terhadap pasanganmenyebabkan seseorang berusaha untuk mencari kepuasan seks dengan oranglain, seperti wanita pelacur dan bisa juga dengan istri-suami orang lain yangmenyebabkan perasaan sedih dan menderita. “Orang yang tidak puas denganistrinya sendiri, berhubungan dengan wanita pelacur, serta terlibat denganistri orang lain, inilah awal dari penderitaan” (Sn. 6). Demikian pula orangdengan seorang istri yang melakukan perselingkuhan dengan suami oranglain. Perselingkuhan dapat menyebabkan perceraian, akibatnya keretakankeluarga pun terjadi dan anak-anak yang menerima imbasnya. Anak menjadimalu, rendah diri dan kemudian berdampak negatif pada kemoralan anak.

Suatu perkawinan pasti mengalami problema, upaya untuk mengatasiproblema perkawinan harus baik dan tepat sehingga tidak berakibat fatal dalamkeluarga. Upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi persoalan perkawinanantara lain : (1) Mempersiapkan perkawinan dengan baik, (2) Pemilihan pasanganyang tepat, (3) Menjalankan kewajiban dengan baik, (4) Pembinaan kesejahteraankeluarga, (5) Membina komunikasi dengan baik, (6) Melalui ajaran agama.

Page 21: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

19

November 2004

Pada umumnya, dalamsepanjang hidup perkawinan hampirmustahil pasangan itu dapat berjalanmulus seperti di jalan tol tanpahambatan dan godaan. Setiap suamiatau istri akan menemukan persoalandari ketidak-puasan dalam kehidupanbersama. Untuk itu, bila permasalahanmuncul hendaknya suami atau istri siapdan saling memahami. Tidak harusterkejut atau menjadi histeriskarenannya, namun harus dapatmenyingkapi sebagai fenomena yangmungkin dapat terjadi dan pandanglahterlebih dahulu sebagai godaan,tantangan yang harus dihadapi.

Dalam menghadapi datangnyasang pengonda itu, Rattapala, seorangmurid Buddha melukiskan wanitapenggoda itu sebagai berikut; “Lihatlahtubuh itu khayali, membalutseperangkat kerangka tubuhnya danmenuntut banyak pikiran. Baginya tiadayang pernah tetap, tiada yang abadi.Lihatlah wujud khayali, walaupun dalamkhayalan pakaian yang gemerlap,dengan cincin dan perhiasan yanggemerlap, tulang-belulang yangbersarang kulit, kuku yang diwarnai cat,wajah yang dipulas dengan bedak,cukup memperdaya si dungu namuntidak lagi abadi” (M.82).

Nagarjuna dalam Shurlekamenasehati pasangan suami-istri,hendaknya janganlah memandang istri-suami orang lain, aggaplah dia bila istridia sebaya dengan ibumu, bila suami

itu adalah sebaya bapakmu, anakmu,atau saudaramu, apabila kamu harusberdekatan dengannya. Di situlahbarangkali letak seninya hidupperkawinan. Godaan harus dihadapioleh pasangan suami-istri sebelum iadatang. Bila jeli dan waspadasebenarnya malapetaka yangbersumber dalam problema kehidupanperkawinan itu tidaklah datangmendadak dan tiba-tiba, tetapiperlahan-lahan yang kesemuanya bisabersumber dari dalam diri masing-masing. Bukankah the devils come insmall steps ?

Yang terkadang menjadi seriusadalah apabila setelah sekian lama siistri tidak juga berisi, alias hamil.Dimulai dari rasa heran, berlanjutdengan rasa curiga dan mungkinditeruskan dengan pertengkaran.Banyak pihak suami yang tidak bersediapergi ke dokter untuk diperiksakesuburannya padahal si istri bolak-balik pergi ke dokter spesialiskandungan tanpa hasil. Tujuh tahuntidaklah waktu yang singkat dan cukupmenunggu lama dalam menantikehadiran sang bayi, karena itu jarangsuami yang sabar ingin cepat punyaanak lalu berpikir untuk menikah lagidengan wanita lain. Hampir semuawanita tidak suka dimadu, akan tetapikalau keadaannya terpaksa ya apa bolehbuat, itulah permasalahan yang sangatberat dan menimbulkan bebanpenderitaan.

Page 22: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

Sebagai bagian dari masyarakat, sebuah keluarga pasti berinteraksi di dalamnyamengikuti aturan-aturan yang ada. Salah satu interaksi ini terjadi dengan terlibatnya kita dalamsuatu pekerjaan. Hal ini menjadi sesuatu yang sudah lazim karena sebuah keluarga membutuhkansuatu penyokong ekonomi demi kelangsungannya. Sebagai umat Buddha, kita harus memilikimata pencaharian yang benar (Samma Ajiva) yang sesuai dengan Dhamma sebagaimanadisebutkan dalam jalan utama beruas delapan (Ariya Atthangika Magga). Mata pencaharianatau pekerjaan merupakan hal yang sangat penting bagi kita, karena tanpa pekerjaan kita akanmengalami kesulitan dalam hidup kita. Mata pencaharian yang tidak pantas kita kerjakan adalahpekerjaan yang dilakukan dengan menipu, mencuri, menujumkan, melacurkan diri, dan berlakucurang. Di samping itu, Buddha juga memberi nasehat bagi para siswa-Nya untuk menghindari5 macam perdagangan (Micchavanijja), yaitu:

1. Memperdagangkan barang-barang yang digunakan untuk membunuh makhluk hidup(senjata)

2. Memperdagangkan manusia (perdagangan budak)3. Memperdagangkan binatang yang akan disembelih untuk makanan4. Memperdagangkan minuman-ninuman keras yang memabukkan (narkoba)5. Memperdagangkan racun. (Anguttara Nikaya, III, 208)

Dalam bermata pencaharian benar, sebagi umat Buddha kita dituntut untuk tetapmempraktekan Dhamma dalam dunia kerja kita, baik kita sebagai atasan maupun bawahan.

Salah satu faktor penting dalam bermata pencaharian benar adalah unsur kejujuran.Kita dituntut untuk dapat menjalankan kewajiban kerja kita sebaik mungkin, termasuk jugaselalu setia, disiplin, jujur, tidak korupsi dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari kitadapat melihat ketika kita mengalami tes wawacara kerja dan hingga sewaktu kerja, kita selaludiharapkan merupakan yang terbaik.

Selain itu, ada beberapa profesi yang memang membutuhkan sumpah jabatan ketikasesorang memutuskan untuk bergelut dalam profesi tersebut, di antaranya profesi sebagaiapoteker, psikolog, notaris, PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah), dan dokter. Sebagai umat Buddhasebaiknya kita juga mengetahui janji jabatan yang akan kita ucapkan nantinya ketika kitamenjabat profesi tersebut.

Berikut contoh petikan pengukuhan janji jabatan secara Buddhis.Pandita : Harap saudara mengulangi dengan penuh keyakinan apa yang akan saya ucapkan.Yang diambil janjinya : Baik RomoPandita : Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma SambuddhassaYang diambil janjinya : Mengulangi sebanyak 3XPandita : Buddhang Dhammang Sanghang saranang gacchamiYang diambil janjinya : MengulangiPandita : Musavada veramani sikkhapadang samadiyamiYang diambil janjinya : MengulangiPandita : Saya berjanji untuk tidak berdustaYang diambil janjinya : MengulangiPandita : Semoga Sila (moral yang bersih), Samadhi (ketenangan), dan Panna (kebijaksanaanDhamma) selalui menjiwai saudara dalam melaksanakan tugas dan kewajiban saudara.Semoga Tuhan Yang Maha Esa dan Sang Tri Ratna selalu melindungi saudara.Yang diambil janjinya : Sadhu! [fin]

SuMata Pencaharian Benarsajian utama

November 2004

Page 23: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

cerbung

November 2004

Jalan LainBagian IV

(Tamat)

Ringkasan Cerita yang lalu :Segala sesuatunya kacau. Pembunuhnya tampak beraksi lagi. Khujjuttara semakintak terkontrol. Matthakundali sendiri harus berjuang keras untuk memecahkanmasalah ini.Apa yang sebenarnya terjadi? Fakta dan kenyataan ataukah hanya sebatas khayalanbelaka? Temukan jawabannya disini!

Orang bijak akan menjadi tuan dari pikirannyaOrang bodoh akan menjadi budak dari pikirannya.

*****“Aku bermimpi lagi. Entah sampai kapan lagi. Fiuhhh...” Kukun terbangun daritidur malamnya.

Entah apa yang ada dalam pikirannya sekarang. Ia merasa sangat kacau,kepalanya terasa berputar-putar dan tubuhnya dibasahi oleh keringat. “Apakahini mimpi atau kenyataan ?” Kukun bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

Page 24: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

November 2004

“Rasanya tidak mungkin inikenyataan. Tak mungkin ini terulanglagi. Kupikir tidak lagi, tidak akanpernah boleh. Tragedi ini sungguhmengerikan.” Gelombang ketakutanseolah mengurung diri Kukun. Ia tampakbegitu ketakutan, sebuah trauma akanmasa lalu.

*****Suasana lembab dalam ruangan

yang remang-remang seharusnya tidakmemberikan rasa nyaman bagisekumpulan orang yang berada didalamnya apalagi ruangan tersebut diisioleh ratusan orang. Namun tidakdemikian dengan para narapidana didalam ruangan tersebut. Tiapnarapidana duduk dengan tenang disetiap sudut ruangan itu. Meskipunudaranya terasa tidak mengenakkanuntuk duduk tenang dan belum lagigangguan serangga ataupun suara-suara hewan lain yang tidak enakdidengar di telinga, tiap narapidanadalam ruangan tersebut bisabermeditasi dengan penuh konsentrasidengan dipandu oleh seorang gurumeditasi yang dibantu oleh beberapaorang muridnya. Seorang Bhikkhu yangmenjadi guru meditasi tersebut denganlembut dan suara halus yang begitudalam dan perlahan memberikanpetunjuk secara bertahap dalammemusatkan pikiran ke satu titik.

Sementara para muridnya sibukmemantau para narapidana yangmungkin mengalami kesulitan dalambermeditasi di berbagai sudut ruangan.Sungguh tidak mudah melaksanakan

meditasi dalam sebuah penjara danterasa sangat lucu melihat paranarapidana melakukan latihan spiritualini. Tidak tanggung-tanggung, seluruhnarapidana yang ada dalam penjara inidiperintahkan mengikuti latihanmeditasi ini. Apakah latihan inibermanfaat atau tidak, tidaklah begitupenting. Yang jelas, para narapidanadiberikan kesempatan untukmenenangkan diri mereka dan lebih jauhlagi yakni pembebasan secara spiritual.Tak terkecuali: Matthakundali.

Latihan meditasi ini diadakanselama 6 hari. Tapi latihan ini bukanuntuk yang pertama kalinya, ini adalahyang keempat dalam tahun ini dankesepuluh kalinya dalam kurun waktuempat tahun terakhir.

Para narapidana tersebutkebanyakan memiliki tubuh yang kurusatau penuh dengan bekas-bekas lukaakibat terkena penyakit kulit danpenyakit-penyakit lainnya. Hal ini dapatdimaklumi mengingat kondisi penjarayang sangat memprihatinkan. Kotor,kumuh dan banyak wabah penyakit.Kurangnya dana subsidi daripemerintah untuk perawatan penjaramenjadi salah satu faktor mengapapenjara ini bukan seperti tempat yangpantas untuk sekelompok manusia.Tempat itu dibiarkan seolah-olahsebagai “neraka” untuk parapenghuninya.

*****Matthakundali sudah meringkuk

dalam penjara sudah hampir lima tahunlamanya. Tak perlu bertanya mengapa

22

Page 25: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

23

November 2004

ia berada di penjara tersebut. Iaseharusnya sudah dieksekusi mati duatahun yang lalu. Namun karena ada prodan kontra tentang hukuman matinyamaka eksekusinya diundur sampaiproses pengadilannya dan keputusanyang dihasilkan benar-benar valid. Kiniwaktu untuk eksekusi mati hanyakurang dari sebulan. Di saat-saatmenjelang eksekusinya, Matthakundalimasih memiliki sisa waktu untukmengikuti latihan meditasi yang bagidirinya adalah untuk kesepuluh kalinya.Perlahan tapi pasti, latihan meditasibukanlah sesuatu yang sulit bagidirinya. Ia sungguh terbiasa dan iamemang tidak secara terbuka mengakuiperbuatan-perbuatan kejamnya namunperubahan dalam dirinya dirasakan olehpara narapidana yang berada disekitarnya.

Sulit bagi masyarakat biasamenerima perbuatan-perbuatan kejamyang telah dilakukan Matthakundali.Masyarakat seakan tidak bisamemaafkannya dan terus mengutukperbuatannya. Ia terus ditekan namundukungan dan semangat justrudiberikan oleh para narapidana dipenjara tersebut. Penjara itu berubahbanyak. Pada awalnya, semuanarapidana merasa ngeri dengankehadiran Matthakundali. Tahunpertama ia di sana, penjara menjadibegitu tenang. Semua takut padanyameski dirinya telah diletakkan di sebuahsel khusus jauh dari narapidana lainnya.

Sejak kedatangan seorangBhikkhu dengan program latihan

meditasinya kurang lebih tiga tahunyang lalu, suasana dalam penjaratersebut mulai berubah. Cara pandangpara narapidana terhadapMatthakundali juga berubah. Merekatidak takut lagi padanya, mereka maumengajaknya berteman. Suasanaharmonis, damai dan tenang terbentukdalam penjara itu dan terasa jauh lebihnyaman, begitu terbuka dan tulusdibandingkan yang ada di masyarakatluar sana.

Karena kondisi penjara yangbegitu kotor dan banyak wabahpenyakit, Matthakundali pun terkenaimbasnya. Tubuhnya sekarang menjadikurus dan lemah karena berbagaipenyakit yang terus menggerogotitubuhnya. Namun hal ini tidakmenghalangi tekadnya untukbermeditasi siang itu. Ia sudah sangatrutin mengikuti latihan ini dari tahunke tahun. Ia merasa terbebaskan,pikirannya tercerahkan. Sebelumnya iaterus melawan arus pikirannya,sungguh berat, sungguh susah,sungguh sakit rasanya karena ia tidakbisa menerima kenyataan hidup. Ia tidakbahagia, ia hidup dalam khayalan danmembohongi dirinya sendiri.

Kini yang ia rasakan adalahsebuah kebahagiaan sejati, kebahagiaanyang diperoleh setelah ia memahamiproses kehidupan ini sebagaimanaadanya. Ia tidak lagi hidup dalamkebohongan meski sisa hidupnyaharusnya dijalani dalam penjara. Ia tidakberada dalam khayalannya sendiri. Iatidak dikejar-kejar oleh rasa bersalahnya.

Page 26: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

November 2004

Sekarang fisiknya sudah lemah karenapenyakit namun mentalnya menjadikokoh karena pikirannya terjaga,seimbang dan bersih.

*****Ada banyak pilihan untuk hidup

di dunia ini tapi aku memilih lain, jalanyang tak pernah terbayangkan, orang-orang pun tak mengetahuinya

Sungguh aku menikmatinya. Takperlu uang dan materi yang berlimpah.Hanya keberanian untuk melakukannya.Aku Bahagia !

Ku sangat menikmatinya, Apayang kumau, Pasti kudapat danterlampiaskan. Pikiranku tenang,tenteram. Dan tentu saja puas !

Tak perduli apa itu “sesama” atau“masyarakat”. Inilah diriku yang hidupdi dunia ini, Tak ada yang bisamerenggutnya dari Ku Karena dan hanyasatu alasan: Inilah JalanKu !!!

“Suasana sumpek, penuh ketakutanbahkan memuakkan…, ehm tapi itulahpekerjaanku”

“Oh, Saya Matthakundali …,”“Karena ini adalah penjara” “Dan sayaseorang pengacara!”

“Tidak tahu mengapa, dulu akubegitu menyukainya..... Temanku,kuanggap dia sudah seperti saudarakutapi dia juga ikut menyakiti perasaanku.Dia juga ikut membuatku kecewa!”

“Aku sangat menyayangi keduaorangtuaku dan adik laki-lakiku satu-satunya. Dulu kami sangat bahagia dirumah sebelum mereka merenggutsemuanya dariku..... Keluargaku

menderita, keluarga mereka juga harusmenderita. Keluargaku hancur, keluargamereka juga harus dihancurkan. Merekaharus mengalami dan merasakannyasampai Aku Puas !”

“Orang-orang tetap tidak pedulitapi aku peduli!”

“Aku telah melakukannya..... AkuPuas! Aku tenang sekarang dan inginberistirahat menikmati hidupku yangsepi ini, tanpa warna tapi inilahpilihanku, JalanKu.”

Bilaku melihat orang lain berbuattidak layak, tak patut, Maka kusebut diapenjahat. Namun sebaliknya dengandiriKu, Kukatakan: AkulahPembunuhnya!

“Kau tak tampak berbahaya”“Apa aku tidak salah bertemu orang?”“Kenapa kau ingin membelaku?”

“Tapi bukankah kau tadimengatakan bukan hanya kau saja yangbisa membunuh. Kalau begitu aku jugaterlibat dalam pembunuhan ini.”

Lihatlah!

“Katakan sesuatu padaku. Apapunitu yang jelas bisa membantuku. Tolong,katakan!”

“Apa kau tidak mau membantukusama sekali?”

“Apa? Ada apa denganmu?”“Aku sudah lama menunggumu.

Aku bosan.”“Aku bukan siapa-siapa lagi. Tidak

ada Aku sekarang.”

24

Page 27: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

November 2004

“Kapan kau akan mati?”--------------“Aku tak menyangka!..... Aku masihharus membunuh lagi..., kau adalahpenguasaKu!”

*****Tak ada yang mampu menghindar

dari kenyataan hidup ini selagibelenggu penderitaan masih mengikatkita. Selama pikiran masih dipenuhioleh hawa nafsu, kemelekatan yangdidasarkan pada ketidaktahuan,kebencian dan keserakahan maka kitahidup dalam gelombang khayalan. Takterkecuali: Matthakundali.

Semua yang terjadi adalahkhayalan-khayalan yang ada di dalampikirannya sendiri. Khayalan-khayalanyang membuat dirinya mengingkarisemua perbuatan jahat yang telahdilakukannya. Ia tidak pernah maumengaku kalau ia yang melakukansemua perbuatan itu. Dialah yang telahmembunuh orang-orang tersebut.

Khujjuttara, Sharon Sinta,Culakala, Inspektur Mehaire dan adabanyak korban lainnya lagi. Kesemuanyaberjumlah 21 orang termasukpengusaha-pengusaha gaek di kota ini.Sebenarnya itu hanya jumlah korbanyang jasadnya berhasil ditemukan sebabmasih ada lagi beberapa orang lagihilang yang diduga menjadi korban juga.Hanya dua orang yang selamat yakniKukun dan Maya.

*****Khujjuttara, Sharon Sinta, Kukun

dan Maya adalah teman-temanseangkatan Matthakundali semasa

kuliah. Karena trauma masa kecilnya,Matthakundali memiliki emosi yangsusah dikendalikan. Sampai suatu saatia jatuh cinta pada Sharon Sinta dan iabegitu serius saat memberikan perhatianpada Sharon Sinta. Namun kenyataanberkata lain: Sharon Sinta lebih memilihKhujjuttara sebagai pacarnya.

Pada awalnya seperti tidak terjadiapa-apa namun perlahan-lahan, tahundemi tahun dilewati sampai merekaberempat lulus dan memasuki duniakerja. Skenario jahat Matthakundali punmulai berjalan. Ia mulai memanfaatkanteman-temannya seperti Maya danKukun sebagai bagian dari skenarionya.Khujjuttara dan Sharon Sinta akhirnyaterbunuh. Yang dijadikan terdakwadalam kasus ini adalah Maya danKukun. Mereka berdua dituduhbersekongkol.

Skenario jahat ini mulai terkuakketika sekelompok pengusaha di kota initerbunuh sampai akhirnya Mahakala,Kepala Penyidik Kasus Kriminal berhasilmengungkap teka-teki pembunuhanberantai selama 3 tahun tersebut.Matthakundali pun ditahan, ia berontaksampai membunuh pengacaranyasendiri, Culakala dan yang terparahadalah ia memburu Inspektur Mehairedan berhasil membunuhnya hinggaMahakala berhasil menangkapnya.Matthakundali pun diganjar denganhukuman mati.

Yang paling menderita dalamkasus pembunuhan berantai ini adalahMaya, seorang gadis lugu dan sederhanayang diam-diam dalam hati memendam

cerbung

Page 28: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

November 2004

cintanya pada Matthakundali. Apa maudikata, kenyataan berkata lain, ia malahdimanfaatkan dan hampir dijebloskan kepenjara bersama Kukun karena dituduhbersekongkol.

Kukun kini telah bebas dankembali lagi ke pekerjaannya.Sedangkan Maya masih mengalamitekanan batin karena perbuatanMatthakundali. Ia menyepi, menyendirisampai Kukun akhirnya membawanyake sebuah pusat meditasi. DisanalahMaya memperoleh ketenangan, tidaklagi menangis setiap hari. Sampai suatuhari, kematian datang menjemputnya.Maya meninggal tanpa sebab yang jelas,ia tidak sakit. Namun ia meninggaldalam keadaan tenang, di wajahnyatergambar sebuah kecerahan tidakseperti orang pada umumnya saatmeninggal. Maya meninggal dalamkeadaan bahagia.

*****Seketika ruangan itu tenang

setelah sempat timbul ketegangan. Paranarapidana di penjara itu terkejutsetelah Matthakundali ditemukanmeninggal dunia di dalam selnya. Iamemang sudah lama sakit tapi kondisifisiknya masih cukup kuat untukmembuatnya bertahan hidup. Beberapanapi menangis tersedu-sedu. Sementarayang lain hanya berdiri diam meratapikepergian Matthakundali.

Saat petugas-petugas di penjaraitu menandu keluar tubuhMatthakundali, seluruh napi berdiri dandengan khusuknya mengucapkan kata-kata doa seakan-akan seperti

sekelompok tentara yang memberikanpenghormatan terakhir pada seorangjenderal yang telah pergi untuk selama-lamanya.

Matthakundali telah meninggaldalam keadaan tenang. Ia pergi sebelumeksekusi mati dijatuhkan kepadanya.Segala penderitaannya berakhir sudah.Ketenangan dalam dirinya tidak lagimembuat ia takut menghadapihukuman mati yang dikenakan padadirinya. Bahkan tak ada gambaranketakutan yang terlihat di wajahnya saatmeninggal, ia bahagia. Matthakundalipergi dari dunia ini dengan membawakebahagiaan.

*****“Aku tidak tahu untuk apa kita

disini. Yang jelas sudah cukup lama kitatidak bertemu sejak kasus itu sudahselesai.” Mahakala berdiri di sampingKukun sambil menatap ke sebuah tamantepat di seberang tempat merekaberada.

“Aku juga tidak mengerti kita bisabertemu di sini. Padahal tak ada makamMatthakundali dan Maya disini.Keduanya unik, mereka tidak inginjasadnya dikubur tapi dikremasikan.Mereka berdua juga terlalu cepatmeninggalkan kita berdua. Sungguhmenyedihkan.” Kukun juga ikutmenatap taman yang ada di seberangsambil berjalan menyusuri pemakamantersebut.

“Tapi...” lanjutnya lagi “bukanberarti saya meremehkan mereka yangtelah menjadi korban dan telahdisemayamkan disini. Seperti beberapa

26

Page 29: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

27

November 2004

teman saya, Sinta dan Khujjuttara. Taklupa juga dengan yang lainnya sepertiCulakala dan orang-orang kaya itu.”

Mahakala ikut berjalan mengikutiKukun dari belakang. “Ada satu yangtertinggal dan tidak disemayamkan disini.”

“Inspektur Mehaire” jawab Kukunsingkat. “Itu pasti, karena dia bukansembarang orang. Dia punya jabatan.”sambungnya lagi “Dan sekarang kauyang mendapat posisi terhormat itu,Inspektur Mahakala.”

Mahakala hanya tersenyum.“Terus terang, aku tidak terlalu bahagiasebab itu hanyalah formalitas saja. Akanlebih berbahagia lagi bila punya banyakwaktu luang untuk berkumpul bersamakeluarga.”

“Lalu, mengapa kau kesini?”tanya Kukun.

“Aku juga tidak tahu. Sebenarnyaaku ingin menanyakannya lebih dulu kekamu tapi aku kalah cepat. Aku sudahmulai tua.” Mahakala tertawa ringanmemandangi wajah Kukun yangakhirnya tersenyum juga.

Mahakala berujar lagi, “Akutertarik dengan pusat meditasi yangpernah kau tawarkan pada salahseorang temanmu. Siapa tahu aku bisalebih tenang dan pensiun dini.”

“Berdoa sajalah agar tempat itutidak penuh maka kau bisa ikutmendaftarkan diri di sana. Setiap haribanyak orang yang bermeditasi di sanatapi hanya sedikit yang berhasilmerasakan manfaatnya. Kau berani?”Kukun melangkah keluar dari

pemakaman tersebut dan langsungberjalan menuju ke jalanan.

“Mungkin aku yang berikutnyamendapatkan pencerahan!” teriakMahakala sambil menatap Kukun yangsudah berjalan jauh di depan.

Dengan langkah tegap dan pasti,Mahakala berjalan menuju ke mobilnya.Di wajahnya terurai sebuah senyumbahagia. Kenangan lama yang burukmemang terbuka lagi di pikirannya. Tapiitu tidak membuatnya sedih. Ia belummenyerah, sekarang ia mulai mencarijalan keluarnya. Jalan pembebasanmenuju ke kebahagiaan sejati.

Ketika waktu terus berjalan, kitaberharap akan selalu bisa kembali ke

masa lalu,Untuk memperbaikinya, untuk

menghindari kesalahan.Di sisi lain, pikiran kita terus terpencar

dan mengambang.Kita lalai hingga terbuai oleh khayalan-

khayalan yang dianggap sebagaikebahagiaan.

Di situlah kita terjebak, hanya di jalanitu: KHAYALAN.

[Hendry]TTTTTAMAAMAAMAAMAAMATTTTT

Page 30: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

November 2004

Setelah sukses dengan buku sebelumnya, The Artof Happiness (Seni Hidup Bahagia) kini Dalai Lamakembali bekerja sama dengan seorang psikiater, HowardC. Cutler yang menghasilkan sebuah karya tulisbertemakan spiritual bagi para pekerja. Buku ini bolehdikatakan terbit tepat pada waktunya. Saat di manaperekonomian dunia terguncang akibat serangan teroris9/11 (Tragedi WTC 11 September 2001), ribuan bahkanhampir jutaan pekerja di seluruh dunia dirumahkan ataudi-PHK oleh perusahaannya, tak terkecuali di Indonesia.Di saat-saat seperti ini, bagi mereka yang kehilangan

pekerjaannya mau tidak mau harus mencari pekerjaanbaru dan kalau perlu pekerjaan apapun sanggup dilakukanasalkan bisa memenuhi kebutuhan hidup. Dalam

menghadapi persoalan ini, hal yang sedang kita bicarakanadalah pekerjaan, uang, dan kebahagiaan.

Tidak jauh berbeda dengan buku sebelumnya, penyajian materi dari bukuini dari pendahuluan sampai dengan bab terakhir lebih banyak terpusat padadialog antara Dalai Lama dengan Dr. Cutler. Pembabaran kebijaksanaan dari DalaiLama secara urut dicatat oleh Dr. Cutler dan dikelompokkan menjadi sembilanbab, yaitu tentang Mengubah Ketidakpuasan dalam Bekerja, Faktor Manusia,Mencari Uang, Mencari Keseimbangan antara Kebosanan dan Tantangan,Pekerjaan, Karier dan Panggilan, Memahami Diri Sendiri, Pekerjaan dan Identitas,Penghidupan Benar dan bab terakhir tentang tujuan yang ingin dicapai oleh kitasemua : Kebahagiaan dalam Bekerja.

Jika melihat bagaimana cara Dr. Cutler memaparkan isi dari buku inikiranya tidaklah sulit bagi kita umat awam untuk memahami pembabarankebijaksanaan dari Dalai Lama tentang bekerja. Sekarang, tinggal bagaimanakita memfokuskan diri kita pada pekerjaan yang sedang dijalani, apakah hanyasekedar untuk memenuhi kebutuhan kita saja? Memang tidak salah, namun patutkita ingat bahwa ada tujuan yang lebih mulia dari bekerja yaitu sebagai saranapengembangan spiritualitas. [Hendry]

Judul Buku :Seni Hidup Bahagia dalam Bekerja(The Art of Happiness at Work)

Pengarang :Yang Mulia Dalai Lama & Howard C.Cutler, M.D.Penerjemah :Hendra WidjajaPenerbit :GramediaTahun Terbit :2004

resensi

Page 31: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

November 2004

Page 32: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

HALAMANFILE DALA

Page 33: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

N TENGAH,AM BENTUK

COREL

Page 34: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

UCAPANMETTA &

PRESI-DENT

Page 35: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

November 2004

at that time, because the whole countrywas going through a hard time. At thattime, a kind of gambling known as togelalready popular in the society. Mygrandfather did not like gambling andbetting, so he would get angry if any ofhis children got involved in gambling.He would also give advice for them tostay away from gambling in any forms.

As a daughter who knew thefeeling of living a hard life, my motherwas not tempted with the gambling.She would prefer to help mygrandmother to cook at the kitchen and

My Family

This is a story about a probleminside the life of my own family. Thisproblem had happened long time ago,but it has not been settled downproperly until now. We lived in NorthSumatra, at Kabupaten Langkat to beexact, where we were born and raised.My mother has 8 siblings, and 2 fosterbrother and sister. My mother had a veryhard life when she was a little child. Shewent to sleep late at night and had toget up early in the morning to help mygrandfather at the field. She went toschool for only 2 years. It was no wonder

english corner

Page 36: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

business of her own. My mother was veryglad when there was finally somechanging in my aunty, in which shedidnt gamble anymore. My aunty spenta lot of time helping my motherwatching out the store.

At the store, my aunty was incharge as the cashier. My mother andfather trusted my aunty so very much.Until one day my father got suspiciousand curious on how come a person whodid not have any living could buyluxurious stuffs for them, while myfather and mother lived at a very tightbudget because they felt economicallyincapable. Once, my aunty even boughtimported fruits when she came backfrom sight seeing. Finally, one of myfather’s customers told about what hehad seen all this time. My aunty oftentook some money from the cashier’sdrawer. The customer often warned myfather to be more careful. My father thentold my mother about this, but since myaunty was her sister, my mother couldn’tpossibly believe it. My mother keptdenying my father ’s suspicion. Myfather hold on to his suspicion until oneday he couldnt take it anymore andrevealed the difficulties happened in thestore.

Actually my father’s store wasrunning quite well. A lot of peoplethought that we must be rich becausewe earned a lot of profits. However, myfather got confused when he calculatedbetween the money coming in and themoney going out. The profit was so

November 2004

harvesting with my grandfather. Unlikeone of my mother’s younger sister (whomI call ‘Aunty’), who was so lazy andunwilling to help her parents. Even so,everybody loved her. She was theyoungest child of my grandparents.Everyday, if she wasnt going to learnsewing, she would go to the gamblinghouse and spent her money there. I dontknow how many coupons of togel andother types of gambling had beenbought by her. She wasted millions ofrupiah for that useless activity. Mygrandfather never get angry at heranymore after quite some time. It’s notbecause he didnt have the courage, butbecause he had been given lots of adviceand got angry, he finally got tired. Atthat time, he was quite old already. Itmakes me wonder that even mygrandpa, who was such a stern person,couldn’t stop my aunty’s bad habit.

When most of my grandpa’schildren had already got married andmoving out of the house, there camemore problems. Togel gambling becameeven more popular than before. Ofcourse, my aunty would not get behindand get into gambling more often thatever. My uncle got into a lot of debts. Tosave my aunty, my mother offered herto stay with us, to help her cure the badhabit of gambling. My mother did thatbecause she loves her sister very muchand cannot stand to see her own sisterfalls into the valley of destruction. Mymother had tried many things, one ofthem is to teach my aunty to do some

34

Page 37: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

little, he couldnt afford to pay thedistributor. Over and over, my fathertried to talk to my mother about this.Only when my mother finally saw forherself what my aunty was doingunintentionally did she believe. Sheeven tried to talk to my aunty, but myaunty got upsad and accused my fatherand mother for wanting to kick her outof our house.

It was not only my father andmother who experienced such thing.Together with my older and youngersisters, our jewelleries was also stolenby my aunty. My mother once entrustedsome gold jewelleries to be cleaned bymy aunty. None of us ever thought thatshe wouldnt return it back again.Recently, we have just found out thatthe money and jewelleries she took fromus have all been spent on a gamblingtable in Medan. My mother didnt knowwhat to do anymore. She felt guilty tomy father because she was the one whoasked my aunty to stay with us in thefirst place. My aunty succeeded inhiding her activities for 5 years. Eversince then, the sister relationshipbetween my mother and aunty hasbroken down. My mother was sodissapointed with my aunty, whom shetrusted so very much.

My parents said that they dontkeep any revenge for my aunty. My fathereven said that it is possible that hemight have some debts towards myaunty in the past lives. I am very proudwith my parents who keep no revenge

towards my aunty. I was even moreprouder when my aunty said that shehad been kicked out from our house andmy father said, “Let other people thinkwhat they want to think, as long as wedidnt do the things they accused us todo.”

My father didnt want to add anymore trouble. My mother taught us notto steal anything no matter how hardthe lives that we are going through andalso not to keep any revenge towardsmy aunty. My parents were such aforgiver. At first, I was very mad at myaunty, but gradually these feelingsdissapeared as my father’s business gotbetter and better. My father could affordmy brother and sister to go touniversities at Jakarta, and also mycousin and I at Jogja. I once asked myfather how come he wanted to help insending two of my cousins to university,by the time he knew that it wouldalready be very expensive by sendinghis own children to universities.

He said, “Life is so short, we haveto do good things as much as possiblebecause after we die, we cannot takeany properties along with us. We willcontinue our lives based on what wehave done before.” I was very surprised.My father understood about the law ofKarma. I don’t know where he got thatunderstanding from. As far as I know,he never get any Buddhist education atschool. I was so proud with my fatherand mother. They both teach me a veryvaluable lesson. [Sur]

35

November 2004

Page 38: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

profil

Pada hari Selasa tanggal 7 September 2004, bertepatan dengan hari uposatthapenanggalan 23, muda-mudi GMCBP berkesempatan bertemu dengan SuhuNekhamma. Suhu Nekhamma tiba di Jogja sehari sebelumnya, yaitu pada hariSenin tanggal 6 September bersama dua orang Suhu dari Taiwan. Bersama-samamereka mengunjungi Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. Sebelumnya,Suhu Nekhamma juga pernah mampir sekali ke Vihara Buddha Prabha, namunbelum sempat bertemu dengan muda-mudi apalagi memberikan ceramah.

Baru pada malam uposattha Rabu tanggal 8 September, dalam suasana santaidan nyaman, Suhu Nekhamma memberikan sedikit ceramah kepada muda-mudiGMCBP. Adapun latar belakang daripada Suhu yang aslinya berasal dari BaganSiapi-api, Riau ini sebelum menjadi bhikshu adalah seorang mandor proyek. Beliaubekerja sebagai mandor di berbagai proyek di kota Pekan Baru. Sewaktu kecil,

malahan berasal dari keluarga yang mengikuti Maitreya,sehingga sejak umur 3 tahun sudah ketok-ketok kepala.

Namun, sewaktu SMP, ada seorang guru Maitreya yangtidak begitu disukai oleh Suhu, sehingga Suhumemutuskan untuk pindah dan belajar kepada yanglain, dan masuk ke lingkungan Buddhayana. SejakSMA kelas 1 dan seterusnya, Suhu rupanya juga aktif

sebagai muda-mudi di vihara Hok An Kiong danVihara Dharmaloka.

Tiga alasan beliau menjadi anggota Sangha:1. Tertarik dengan mantan Bhikshu, Suhu

Nyanaprajna, di mana Suhu Nekhammamerasa figur seorang bhishu sangatlah

tenang dan damai.

Nama : Suhu NekhammaTempat/ tanggal lahir :20 November 1975Pendidikan :SLTAJabatan : Sekretaris Yayasan SAGIN,

Pembina Provinsi Riau KepulauandiUpasampada :Samanera di Medan pada 10 Agustus 1995 oleh

Bhante Jinadhammo.di Taiwan pada 6 Januari 1999 oleh Master Cing Sin.

Suhu Nekhamma

Page 39: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

2. Kurangnya ceramah-ceramah dharma dalam bahasa Mandarin danHokkien, sehingga Suhu berkeinginan untuk dapat memberikan ceramahdalam bahasa ini sehingga dapat didengar oleh banyak khalayak,terutama di daerah Riau.

3. Ingin mendalami ajaran dharma/ sutra-sutra, karena sebelumnya suhujuga sudah sering baca sutra/ keng. Kegiatan sehari-hari Suhu sewaktumasih menjadi mandor, adalah kerja dan vihara. Sepulang dari kerja, pastike Vihara. Sehingga praktis suhu belum pernah masuk ke tempat-tempatseperti diskotik, karaoke dan tempat-tempat hiburan sejenisnya.

Tahun 1995 ada Sarasehan dan Temu Karya di Jakarta, dan waktu ituBhante Jinadhammo ikut. Suhu pada waktu itu nekad untuk ikut dengan BhanteJin dan meninggalkan pekerjaan sebagai mandor. Pada waktu inilah, Suhu ikutberkeliling ke mana-mana dengan Bhante Jinadhammo, hingga ke Trowulan,Trawas, dsb. Baru kemudian setelah itu, Suhu pergi ke Medan dan menjadisamanera di sana. Saat itu orang tua Suhu tidak begitu mengizinkan dan mencari-cari Suhu, namun tidak ketemu karena Suhu pergi ke Medan.

Suhu Nekhamma sudah sangat sering bepergian ke luar negeri, bahkansering memberikan ceramah dalam bahasa Mandarin di televisi Buddhis Taiwan.Beliau juga sering bepergian ke negeri India dan menyarankan apabila adakesempatan untuk berdharmayatra, haruslah dilaksanakan. Karena dengandharmayatra, akan sangat membantu untuk meningkatkan keyakinan kitaterhadap agama Buddha, bahwasanya Sang Buddha dan tempat-tempat bersejarahitu benar-benar ada dan nyata. Selain itu, Suhu juga sudah bepergian ke banyaktempat di Indonesia.

Dalam diskusi malam itu, Suhu juga menjelaskan tentang alam Sukhavati,yang selama ini sering salah diartikan sebagai alam surga. Ditambahkan bahwauntuk mencapai alam Sukhavati, ada 3 hal yang sangat penting, yaitu keyakinan,tekad dan praktek. Suhu juga menekankan pentingnya pikiran terakhir manusiasebelum meninggal, dan untuk mengucapkan nama Buddha pada saat itu tidaklahsemudah yang dibayangkan. Karena itu, nien fo/ melafalkan nama Buddha adalahsangat penting dan hendaknya dipraktekkan sejak dini. Keesokan harinya, SuhuNekhamma bersama 2 Suhu dari Taiwan mengunjungi Candi Prambanan danCandi Sewu. Saat ini, Suhu Nekhamma tinggal di Vihara Maitri Sagara diBatam.[red]

November 2004

37

Page 40: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

artikel

November 2004

Menciptakan PMenciptakan PMenciptakan PMenciptakan PMenciptakan Perkawinan dan Kerkawinan dan Kerkawinan dan Kerkawinan dan Kerkawinan dan Keluargaeluargaeluargaeluargaeluargayang Bahagia dalam Buddha Dharyang Bahagia dalam Buddha Dharyang Bahagia dalam Buddha Dharyang Bahagia dalam Buddha Dharyang Bahagia dalam Buddha Dharmamamamama

Oleh : Bhikkhu Vajhiradhammo

A. PA. PA. PA. PA. PendahuluanendahuluanendahuluanendahuluanendahuluanUmat Buddha bebas dalam menempuh cara hidupnya. Terdapat dua cara

yang tidak sama, yaitu kehidupan seorang perumah-tangga dan kehidupansebagai anggota Sangha. Mereka yang kuat dan mampu sebaiknya tidak kawindan memasuki kehidupan Sangha. Sebaliknya mereka yang tidak kuat atau belummampu hidup selibat dipersilahkan memilih hidup perkawinan. Tidak adakewajiban kawin dalam agama Buddha. Kebanyakan orang memiliki nafsu yangmendorongnya untuk mendapatkan pasangan, yang saling membutuhkan dalammencapai kepuasan atau kesenangan duniawi, sehingga lambang perkawinandiperlukan untuk menjamin hak, kewajiban, dan tanggung jawab dari pasangansuami istri yang bersangkutan serta memastikan bahwa anak-anaknyamendapatkan perlindungan.

Perumah-tangga dan anggota Sangha merupakan satu ikatan talipersaudaraan yang tak dapat terpisahkan dalam kehidupan. Buddha memberikanpetunjuk kepada Sigala, Putra perumah-tangga seorang perumah-tanggahendaknya melayani para pertapa dan brahmana dengan penuh kasih sayang

Page 41: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

39

November 2004

melalui pikiran, ucapan, dan perbuatan, membukakan pintu rumah untuk mereka,dan menunjang kebutuhan yang bersifat materi, menyediakan kebutuhan anggotaSangha, sebaliknya para anggota Sangha mengajarkan mereka Dhamma yangindah pada awalnya, indah pada pertengahannya, dan indah pada akhirnya (It.111).

Kehidupan sebagai pertapa adalah tidak mudah, sedangkan kehidupansebagai perumah-tangga yang buruk jelas sangat menyakitkan. Sebab tinggaldengan orang yang tidak dicintai adalah penderitaan. Hidup mengembara dialam samsara adalah penderitaan. Karena itu janganlah menjadi orang yangdikuasai oleh penderitaan (Dhp. 302). Jalan yang manapun adalah memiliki tujuanuntuk mengahkiri penderitaan.

Umat Buddha bebas memilihjalan hidupnya, tentunya harusmempertimbangkan bahwa jalan yangdipilihnya adalah jalan yang paling baikbagi kemajuan dirinya dan orang disekitarnya dalam kehidupan sekarangdan juga di kemudian hari. Orang yangtidak kawin dapat hidup membujang ditengah keluarganya, atau meninggalkanrumah untuk memasuki kehidupanSangha. Sedangkan mereka yang telahmemilih hidup perumah-tangga tidakkehilangan kesempatan untuk menjadianggota Sangha, mengikuti jejakBuddha Sakyamuni. Sebaliknya seoranganggota Sangha mungkin saja bisakembali pada kehidupan sebagaiperumah-tangga. Citthattha pernahbolak-balik ditabiskan lalumeninggalkan jubah kembali kepadaistrinya, hingga ahkirnya setelah betul-betul melepaskan kemelekatannya, iamencapai tingkat kesucian danditabiskan untuk ketujuh kalinyamenjadi anggota Sangha.

Kehidupan perumah-tanggabukan suatu kewajiban dalam agamaBuddha, tetapi bagi mereka yang tidak

menikah harus menghindari hubungankelamin. Seks sendiri bukanlah satu-satunya alasan bagi seseorang untukmenempuh hidup perumah-tangga ataumenikah. Walaupun setiap orang yangingin hidup berumah tangga,menyadari benar bahwa ia harusmendapatkan orang yang dicintai danmencintainya setulus hatinya. Seoranglaki-laki yang berusaha untuk merayubhikkhuni Subha tertarik kepadanyakarena mata bhikkhuni Subha sangatindah dan membuat lelaki itu jatuhcinta. Maka bhikkhuni tersebutmencukil bola matanya danmenyerahkan kepada lelaki yang tergila-gila kepadanya. Nafsu laki-laki itupunpadam dalam sekejap (Thig. 366-399).

Apa yang disebut jodoh, padadasarnya ditentukan oleh dirinyasendiri, tidak ditentukan oleh suatukekuatan karma seseorang. Karma masakini dapat merubah pengaruh karmamasa lampau menjadi baik atau buruk.Sidharta Gautama memilih sendiri calonistrinya, dari puluhan ribu gadis, iamemilih Yasodhara. Sang putri punmenyambutnya, di mana pasangan itu

Page 42: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

November 2004

telah melakoni cinta yang memiliki latarbelakang penghidupan di masa yanglampau. Lalu kehidupanperkawinannya ditinggalkan ketikaSiddharta pergi meninggalkankehidupan duniawi menuju padakehidupan pertapa, tetapi mereka tidakpernah kehilangan cinta.

B. Makna PB. Makna PB. Makna PB. Makna PB. Makna PerkawinanerkawinanerkawinanerkawinanerkawinanBanyak orang yang

berpendapat bahwa tujuan dariperkawinan adalah mencapaikebahagiaan. Tentunya kebahagiaanyang dimaksudkan adalah kebahagiaanyang bersifat duniawi. Kebahagiaantertinggi adalah nibbana, ditandai olehpadamnya hawa nafsu, termasuk nafsuseks. Akan tetapi, mereka yang sebagaiperumah tangga tidak kehilangankesempatan untuk meraih tingkatkesucian.

Buddha berkata kepadapasangan Nakulapita dan Nakulamata,“Demikianlah perumah-tangga, bila priadan wanita keduanya mengharapkanuntuk berjodoh satu sama yang laindalam kehidupan sekarang dan dalamkehidupan yang akan datang,hendaknya mereka berdua harusmemiliki keyakinan (Saddha), moral(sila), kemurahan hati (caga), dankebijaksanaan (panna) yang sebanding,maka mereka akan berjodoh.Demikianlah di dunia ini hidup sesuaidengan tuntunan dhamma, pasangansuami-istri yang sepadan kebaikannya,di alam dewa bersuka-cita mencapai

kebahagiaan yang mereka idam-idamkan” (A.II,61).

Berdasarkan sabda Buddha iniakan dapat didefinisikan bahwaperkawinan yang dinyatakan olehundang-undang dianjurkan adalahmonogami, mengikat dua orang yangberbeda jenis kelamin yang hidupbersama untuk selamanyamelaksanakan Dhamma. Karena itumakna perkawinan yang merupakanikatan lahir batin seorang pria danwanita sebagai suami-istri yang sahsecara hukum agama maupun adat danpemerintah dalam membentuk keluargabahagia yang saling melengkapi, salingmendukung dan melindungi sehinggapasangan yang bersangkutan bersama-sama dapat mencapai kesempurnaanyang mendatangkan kebahagiaan.

Sang Buddha memuji bentukpenikahan adalah perkawinan antaraseorang laki-laki yang baik denganseorang perempuan yang baik. Maknaperkawinan menurut agama Buddhaadalah asas monogami, yaitu dalamsuatu perkawinan seorang laki-lakihanya boleh mempunyai seorang istridan seorang perempuan hanya bolehmempunyai seorang suami. Perlumenjadi pertimbangan bahwa seoranglaki-laki atau perempuan yang belummencapai tingkat-tingkatan kesucianakan dapat melakukan hal-hal yangkurang adil atau kurang bijaksana,apalagi ia mempunyai istri lebih darisatu maupun suami lebih satu,berakibat akan menyakiti hati dan

40

Page 43: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

41

November 2004

perasaan suami atau istri yang lainya(A.II,57).

Berjalannya hidup perkawinanmemiliki dasar tidak lain dari cinta yangmerupakan timbunan jasa-jasa dalamkehidupan yang telah lampau atausekarang ini. Cinta adalah memberi danukurannya adalah seberapa banyakseseorang bisa untuk memberi. Denganmembahagiakan orang lain seseorangakan menemukan suatu kebahagiaanbagi dirinya sendiri, karena itu cintadalam perkawinan mengandungkesediaan untuk berkorban.

Sedangkan makna perkawinanmenurut Undang-undang RepublikIndonesia No. 1 tahun 1974 adalah suatuikatan lahir dan batin antara seorangpria dan wanita sebagai suami-istridengan tujuan membentuk keluarga(rumah tangga) yang bahagia dan kekalberdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.Perkawinan adalah sah apabiladilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaan. Tiap-tiap perkawinan dicacat menurutperatuan perundang-undangan yangberlaku.

Buddha memandang tentangperkawinan tidak ditempatkan sebagaisesuatu yang sakral atau tidak sakral,suci atau tidak suci, tetapi lembagaperkawinan yang memberikanlegitiminasi bagi pasangan yangbersangkutan untuk melakukankehidupan perumah tangga ataudiperbolehkan melakukan hubunganseksual. Cinta seksual adalah bukancinta yang sebenarnya. Sekalipun cinta

dalam perkawinan dan seks itu tidakterpisahkan, seks tidak harusmerupakan unsur yang utama danpaling penting dalam kehidupan suami-istri.

Jadi, makna perkawinanmenurut pandangan agama Buddhaadalah suatu ikatan lahir dan batinantara pria dan wanita tanpa adapaksaan untuk hidup bersama dalamsebuah rumah-tangga sebagai suami-istri berdasarkan cinta kasih (metta),kasih sayang (karuna), dan rasasepenanggungan (mudita), menghadapisetiap permasalahan bersama denganbaik (panna), dengan tujuan untukmembentuk keluarga yang bahagiasesuai dengan Dhamma dan diberkahioleh Tuhan Yang Maha Esa (SanghyangAdi Buddha).

C. PC. PC. PC. PC. Persiapan Memasukiersiapan Memasukiersiapan Memasukiersiapan Memasukiersiapan MemasukiPPPPPerkawinanerkawinanerkawinanerkawinanerkawinan

Setiap orang yang inginmemasuki kehidupan perkawinantentunya memerlukan banyakpersiapan. Seperti yang telahditunjukkan oleh Pangeran Siddhartauntuk mempersunting Putri Yasodhara.Ia harus mampu dan menunjukkandahulu kemampuannya dalambertanding melawan sejumlah pangeranyang lainnya. Ia tidak cukup berlindungdi balik kekayaan orang tuannya. Karenaperkawinan itu membawa tanggungjawab, pasangan hidupnya harus cukupdewasa tidak hanya secara jasmani,tetapi juga rohani dan sosial. Dalammemasuki jejang kehidupan perkawinan

Page 44: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

November 2004

sepantasnya telah mempunyaipekerjaan yang baik dan mantap sertamempunyai penghasilan yang layak.Menunda usia perkawinan tentunyamerupakan kesempatan untukmematangkan rencana dan persiapanmemasuki perkawinan yang lebih baik.

Membentuk kehidupanberkeluarga dalam satu ikatan taliperkawinan tentunya harusdirencanakan agar tercipta keluargayang bahagia dan sejahtera. Menikahbukan semata-mata karena semuatemannya telah menikah, tetapi ia harusdapat menemukan orang yangdicintainya juga mencintainya, sepadan,bersama-sama hidup di dalam Dharma.Bagaimanapun hidup perkawinan lebihdari bentuk persahabatan. “Apabiladalam pengembaraannmu engkaumenemukan seorang teman yangberkelakuan baik, pandai dan bijaksana,hendaknya engkau berjalanbersamannya, dengan gembira danpenuh kesadaran mengatasi segalabahaya. Apabila dalampengembaraanmu engkau tidakmenemukan seorang teman yangberkelakuan baik, pandai dan bijaksana,hendaknya engkau berjalan seorang diri,seperti seorang raja meninggalkannegara yang kalah perang, bagaikanseekor gajah yang hidup ditengah hutansendirian” (Dhp. 328-329).

Memilik pasangan yang sesuaiadalah hal yang sangat penting dalamsuatu perkawinan. Secoratesmengatakan jika seseorang mendapat

istri dan suami yang baik, maka ia akanmendapatkan kebahagiaan, secarafilosofis akan memberikan kebahagiaanpada orang lain. Tentunya denganmendapatkan pasangan hidup yangideal, ideal bagi diri pribadi. Artipasangan hidup yang ideal adalahsebagai pasangan hidup (kalyanamitta)dalam kehidupan rumah tangga.Kalyanamitta dalam kehidupan sebelummenikah adalah seorang sahabat yangbaik dalam keadaan susah maupunsenang. Sedangkan bagi perumahtangga adalah suami atau istri karenadialah yang berada di sisi secaralangsung selama mengarungikehidupan bersama.

Persiapan dalam memasukikehidupan perkawinan setiap individumempunyai pedoman yang perludiperhatikan dalam mencari danmempersiapkan pasangan hidup yangbaik, yaitu : (1). Bertujuan mempunyaiketurunan yang baik dan berasal darikeluarga yang baik, (2) Jarak keduanyatidak terlalu jauh sekali dan tidak terlaludekat, (3) Memiliki sifat, watakkepribadian yang baik, (4) Mempunyaikesiapan mental yang baik untukmenjadi ibu rumah tangga dan bapaksebagai kepala rumah yangbertanggung jawab, (5) Suami-istrimempunyai pendidikan yang baiksecara umum, agama dan mampumenjalankan roda kehidupan untukmemenuhi nafkah dan tidak mudahgoyah, (6) Mempunyai kesehatan yangbaik, faktor keturunan dan juga riwayat

42

Page 45: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

artikel

November 2004

hidup yang baik, (7) sikap yang adil,baik terhadap keluarga suami dan istridan (8) Keyakinan pada agama moralitasdan tanggung jawab. “Siapapun yangluwes umur, sepadan, patuh, baik, dansubur, penurut, bijaksana serta berasaldari keluarga baik-baik inilah berkahyang didapat dari pasangan hidup yangbaik bagi suami-istri” (Maha ManggalaJataka).

Agar perkawinan tidakmembawa pengaruh yang tidak baik,kedua pasangan dalam memasukiperkawinan, hendaknya calon suami-istri telah menyusun kesepakatanbersama tentang gambaran keluargayang akan dibina. Memang belum tentuapa yang dicita-citakan akan dapatdicapai, tetapi yang direncanakanterlebih dahulu akan lebih baik hasilnya.Beberapa hal yang perlu dipikirkan jugabagi calon suami-istri sebelumperkawinan dilaksanakan adalah :

1. Masalah ekonomi dan pekerjaanBagaimana tingkat kesejahteraanhidup yang akan diciptakanmerupakan langkah yangmendasar dalam mengarungikehidupan, tidak terlepas daripenghasilan dan ekonomikeluarga. Manajemen ekonomikeluarga yang sangat baik akanmembantu pencapaian keluargayang bahagia. Keteraturanekonomi keluarga yang sangatmembantu keluarga terbebas darihutang adalah suatu kebahagiaandan perasaan puas.

2. Masalah sosial dengan keluargasuami dan istriSeyogiyanya seorang calon suami-istri merupakan orang yangdisetujui oleh keluarga pasanganuntuk sebagai anggota keluargayang baru, sehingga tidakmenimbulkan persoalan dikemudian hari. Perlu mengetahuiadat kebiasaan masing-masingkeluarga, sehingga dapatmenyesuaikan diri dengan baik.Hubungan demikian merupakanpertalian dua kepentingan danpengorbanan yang dilakukan demikepentingan bersama.

3. Masalah anakPerencanaan untuk mempunyaianak dan kelahiran anakmerupakan bentuk persiapan danpemikiran yang matang. Keluargaberencana dapat dipertimbangansejak sebelum menikah. Keluargaberencana bukan sesuatu yangdipaksakan dan setiap orangmemiliki kebebasan untukmerencanakan jumlah anaktermasuk memakai salah satu carasesuai dengan pilihanya. AgamaBuddha mengajarkanp e r t a n g g u n g j a w a b a nperseorangan “Sesuai denganbenih yang ditabur, begitulahbuah yang akan diperolehnya”(S.I,227).

4. Masalah seks dalam perkawinan.Seks dalam perkawinan bukanlahberarti segala-galanya, tetapi

Page 46: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

suatu perkawinan tanpa seks jugatidak sempurna. Kesatuankehidupan bersama secara seksualitu berupa eros dan kerinduanyang tidak terpadamkan untuksaling bertemu dan mengasihiyang dilandasi cinta kasih, yangsaling menerima, saling memberi,dan saling menyerahkan secaratotal dalam puncak kesuburanya,baik jasmani maupun rohanidengan melahirkan dan mendidikanak-anak, bukan sekedarpelepasan naluri seks semata.

Persiapan yang masak adalahpenting sekali. Salah satunya adalahuntuk mengetahui kelebihan dankekurangan yang ada, sehingga kalauada kekurangan di pihak lainya yangtidak dapat ditolerir, masih dapatdilakukan langkah mundur atau putushubungan. Dalam hal ini harus beranimengambil keputusan yang baik.

Apa yang harus dinilai daricalon kedua pasangan hidup dalamperumah-tangga? Apabila tidak adamasalah dengan penampilan, umur,

faktor keturunan atau status sosial, baikpihak wanita maupun pria sebaiknyamemperhatikan hal berikut, yaitu; (1)keyakinan pada agama, (2) etika ataumoral, (3) pendidikan, (4) ketrampilanwanita, pekerjaan bagi pria, (5)kematangan emosional dan tanggungjawab, (6) kebijaksanaan.

Masa pacaran dapatdipergunakan sebagai masa perkenalanatau penjajakan bagi sepasang calonpengantin. Setiap manusia mempunyaicorak kepribadian yang berbeda danbelum tentu kepribadian seseorang itucocok dengan kepribadian orang lainyang dipilihnya sebagai pasanganhidup. Oleh karena itu, masa pacaranmenjadi sangat penting sebagaipersiapan. Bersikap pura-pura ataumenutupi keburukan yang adaseringkali berhasil mengelabui si calonpasangan, sehingga ahkirnya akanmembawa akibat yang tidak ada orangyang yang dapat menyenangkan bagiyang dikelabui karena tidak ada orangyang dapat dibohongi sepanjang masa.

* * * *

44

Page 47: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

ajaran dasar

“Sulit untuk mendapatkan intan, tapi jauh lebih sulit berjumpa dan bergauldengan orang bijak (pandita). Memiliki intan dapat menikmati hidup secara duniawiyang anicca. Berjumpa dan bergaul dengan orang bijak dapat memetik manfaatuntuk meningkatkan kualitas hidup, memperluas wawasan, wacana dan pola pikir,serta dapat bertindak dan bekerja dengan lebih arif dan berbudaya”. Sabda SangBuddha: “Bergaul dengan orang bijak” adalah berkah utama atau Manggala.

Orang bijak artinya orang yang mempunyai pandangan benar (sammaditthi) terhadap segala sesuatu sebagaimana apa adanya. Sabda Sang Buddha :“Di antara delapan faktor jalan utama, pandangan benar adalah pelopor ataupemimpinnya”. Dengan memiliki pandangan benar seseorang akan menyadaribahwa pandangan, pikiran, ucapan, tindakan, mata pencaharian, daya upayadan konsentrasi itu salah atau benar. Kalau salah disadari salahnya, kalau benardisadari benarnya. Sabda Sang Buddha : “Bagai terbitnya matahari yang diawalidengan semburatnya fajar, demikian pula pandangan benar mengawalipenembusan pencerahan agung”.

Pandangan benar ada 2 yaitu: Lokiya-sammaditthi dan Lokuttara-sammaditthi. Lokiya masih berkait dengan keduniaan, yang muncul karenakondisi, faktor luar, dan keyakinan. Lokuttara bersifat adi dunia, tidak berkaitdengan keduniaan, yang muncul karena kondisi dan faktor yang ada dalam dirisendiri, serta pengarahan bathin secara tepat.

Pada dasarnya pandangan benar akan timbul dari dalam bathin yangbersih, yang telah terbebas dari segala noda bathin, misalnya:

- Lobha Lobha Lobha Lobha Lobha yaitu ketamakan, keinginan akan sesuatu.Bisa berupa harta yang sering dikemas dengan istilah butuh untuk hidup,butuh untuk beli rumah, beli kendaraan mungkin untuk nikah lagi dansebagainya, kekuasaan, yang kadang-kadang dikemas dengan istilah untukeksistensi diri dengan mengorbankan-menyikut-menyodok-menjerumuskan

PPPPPandita Sevanaandita Sevanaandita Sevanaandita Sevanaandita SevanaBergaul dengan Orang Bijak

Dhammadesana UP Asadha Nata Kusuma Effendie SU,Minggu, 24 Oktober 2004

November 2004

Page 48: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

orang lain untuk kepentingan diri sendiri (hidup gaya katak, 2 kaki menendang2 tangan menyikut).

- Dosa Dosa Dosa Dosa Dosa yaitu kebencian.Dari mulai yang paling halus sifat acuh, EGP (Emangnye Gue Pikirin), ketidaksukaan (dislike), dengan istilah kacian deh lu sampai benci beneran (kalaubenci = bener-bener cinta, boleh), I hate you, buencii deh aku tujuh turunan,

- MohaMohaMohaMohaMoha yaitu kebodohan (bathin).Bukan karena belum sekolah, belum S-1, S-2 dan S-3, kalau perlu S-4, tapikebodohan karena tidak dapat membedakan mana yang benar, mana yangsalah, mana yang pantas, mana yang tidak pantas, mana yang bermanfaat,mana yang merugikan, tidak tahu berterima kasih, (bo put gi, air susu dibalasair tuba), saat membutuhkan/mengharapkan sesuatu diperlihatkan mukamanis sampai menjilat pantat pun mau, tapi saat sudah tidak membutuhkan/tidak ada apa-apanya lagi diperlihatkanlah knalpot 2 tak-nya dan disemburlahmuka ini dengan gas buangnya yang hitam, bau lagi, rueng-rueng-rueng(seperti iklannya Basuki), tidak tahu aturan (bo ceng li).

- IssyaIssyaIssyaIssyaIssya yaitu iri hati, mulai dari yang paling halus, seneng pamer (tidaktermasuk pameran karya lho), apa-apa ingin, tidak trimonan (Bahasa Jawa),tidak mau kalah, jor-joran, sampai dengan jelus-dengki yang mendekati benci.

Ada 10 kualifikasi untuk bisa disebut orang bijak (pandita) yaitu :1. Dhiro : tajam ingatan, tepat janji, tepat bayar (kalau hutang)2. Panno : bijaksana, baik dunia maupun adi dunia3. Bahusutto : luas pengetahuan, baik analisis, sintesis, maupun apllied4. Dhorayho : tekun dalam tugas dan kerja (tidak disambi atau dinomorduakan)5. Silava : sempurna silanya,

46

Page 49: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

47

6. Vatavanto : habit dan attitude (kebiasaan dan tindak-tanduknya) bagus,7. Ariyo : suci bathinnya,8. Sumedho : arif-luhur budinya,9. Tadiso : bajik, baik hatinya10. Sappuriso : tindakan, ucapan dan pikirannya baik

Alasan utama mengapa seseorang hendaknya bergaul dengan orang bijakyaitu karena kebijaksanaan atau pandangan benarnya yang dimiliki, diperlihatkan,dan disebarkannya. Bergaul dengan orang bijak membawa banyak manfaat, setidak-tidaknya mengakibatkan reputasi atau nama baik seseorang akan ikut terangkatnaik, ia akan dipuji dan dipercaya oleh orang banyak. Walau belum melakukankebajikan dalam bentuk apapun, seseorang yang bergaul dengan orang bijaksedikit banyak akan terimbas oleh kebijaksanaan dan kebajikannya, bagai daunpembungkus yang akan berbau harum kalau digunakan untuk membungkus kayucendana atau gaharu yang harum. Sabda Sang Buddha : “Seseorang yang terlahiruntuk manfaat dan kebahagiaan bagi para dewa dan orang banyak adalah orangyang berpandangan benar. Seperti halnya berkumpul dengan sanak keluargasendiri, demikian pula bergaul dengan orang bijak, senantiasa membawakebahagiaan”. Sabbe sattha avera hontu Sadhu, Sadhu, Sadhu.

Yogyakarta, midnight 23 Oktober 2004

Page 50: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

kalyana putra

November 2004

KEGIAKEGIAKEGIAKEGIAKEGIATTTTTAN 17-AN 17-AN 17-AN 17-AN 17-AN DI PAN DI PAN DI PAN DI PAN DI PANGGANGANGGANGANGGANGANGGANGANGGANGAcara 17-an merupakan acara tahunan yang rutin dilakukan Kalyana

Putra setiap tanggal 17 Agustus bertepatan dengan Hari Ulang TahunKemerdekaan RI. Pada acara 17-an tahun ini, seperti biasanya diadakan PasarMurah yang bertujuan menjual beras dan pakaian bekas layak pakai dengan hargayang sangat murah kepada penduduk Buddhis di Panggang. Selain itu, KalyanaPutra juga mengadakan beberapa lomba khusus untuk acara 17-an. Lomba tersebutdiikuti oleh anak-anak asuh Kalyana Putra dan beberapa pengurus sebagaipartisipan. Suasana keakraban tersebut diharapkan dapat meningkatkan rasakekeluargaan antara pengurus dan anak-anak asuh. Pada kesempatan ini, KalyanaPutra juga memberikan penghargaan berupa hadiah kepada adik-adik yangberprestasi di sekolah dan adik-adik yang memiliki karya paling baik di MadingVihara Giri Surya. Penghargaan ini bertujuan untuk memotivasi adik-adik asuhagar lebih berprestasi. Kalyana Putra mengucapkan banyak terima kasih kepadapihak-pihak yang telah membantu terlaksananya acara ini dengan sangat baik.

PROGRAM TPROGRAM TPROGRAM TPROGRAM TPROGRAM TABUNGAN SOSIALABUNGAN SOSIALABUNGAN SOSIALABUNGAN SOSIALABUNGAN SOSIALBerbagai cara dilakukan guna menghimpun dana untuk kemajuan

pendidikan anak asuh. Salah satu usaha yang dilakukan oleh Program Beasiswadan Anak Asuh Kalyana Putra adalah dengan mengadakan program tabungansosial. Program ini menggunakan cara mengumpulkan uang dari peserta setiapbulannya, seperti arisan. Kemudian setelah dikumpulkan, uang tersebut ditabungdi Bank. Setiap bulannya tabungan tersebut akan menghasilkan bunga yangjumlahnya lumayan banyak. Bunga itulah yang dipakai oleh Kalyana Putra untukmenjalankan semua kegiatannya. Untuk iurannya bisa dilakukan sebulan sekaliatau langsung satu periode dengan nominal yang bervariasi. Dana awal yangdikumpulkan oleh peserta tetap menjadi hak milik peserta tanpa ditambah denganbunga. Di akhir periode tabungan sosial, peserta boleh mengendapkan, mengambil,atau disumbangkan kepada Kalyana Putra. Sebagai informasi, peserta TabunganSosial saat ini berjumlah 45 orang yang terdiri dari muda-mudi dan umat di ViharaBuddha Prabha.

INFORMASI ANAK ASUH KINFORMASI ANAK ASUH KINFORMASI ANAK ASUH KINFORMASI ANAK ASUH KINFORMASI ANAK ASUH KALALALALALYYYYYANA PUTRAANA PUTRAANA PUTRAANA PUTRAANA PUTRAPada saat ini Kalyana Putra telah mengembangkan daerah pemberian

beasiswa yang awalnya hanya di daerah Panggang, Gunung Kidul kemudiandaerah Semin, Wonosari dan daerah Ampel, Boyolali. Sampai saat ini KalyanaPutra telah memiliki 34 orang anak asuh di daerah Panggang, dan 8 orang anak

Kegiatan-kegiatan Kalyana Putra

Page 51: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

49

asuh di Semin, 15 orang anak asuh di Ampel yang terdiri dari 11 orang anak asuhdi SMK Pembangunan Ampel dan 4 orang anak asuh di Sekolah Tinggi IlmuAgama Buddha Smaratungga Ampel.

Kunjungan Pengurus Kalyana Putra ke Vihara Giri Surya, PanggangSalah seorang donatur dengan didampingi Ketua Kalyana Putra, Abun Sandi,

menyerahkan bantuan berupa baju kaos kepada anak-anak di sana.

Laporan Keuangan Program Beasiswa Kalyana PutraLaporan Keuangan Program Beasiswa Kalyana PutraLaporan Keuangan Program Beasiswa Kalyana PutraLaporan Keuangan Program Beasiswa Kalyana PutraLaporan Keuangan Program Beasiswa Kalyana Putra( April – Oktober 2004 )( April – Oktober 2004 )( April – Oktober 2004 )( April – Oktober 2004 )( April – Oktober 2004 )

PPPPPenerimaan :enerimaan :enerimaan :enerimaan :enerimaan : PPPPPengeluaran :engeluaran :engeluaran :engeluaran :engeluaran :Dana dari Donatur Rp 5.516.000 Biaya Adm. Tabungan Rp 45.000Pendapatan Bunga Rp 107.646 Biaya Beasiswa Rp 11.154.000Pendapatan Baksos Rp 511.000 + Biaya Operasional Rp 3.479.163Total Pendapatan Rp 6.134.646 Biaya Lain-lain Rp 742.835 +

Total Pengeluaran Rp 15.420.998Saldo AkhirSaldo AkhirSaldo AkhirSaldo AkhirSaldo Akhir Rp 816.026

Jumlah Anak Asuh Kalyana PutraJumlah Anak Asuh Kalyana PutraJumlah Anak Asuh Kalyana PutraJumlah Anak Asuh Kalyana PutraJumlah Anak Asuh Kalyana PutraPanggang : 29 orangSemin : 8 orangAmpel : 15 orang

Bila anda ingin berdana, dapat mengirimkan wesel ke alamat : Pengurus Kalyana Putra Atau dana Anda dapat ditransfer ke rekening BCA

Vihara Buddha Prabha Atas nama: Devi Natalia/ Tonny SJl. Brigjen Katamso No.3 No rekening: 4560601986

Yogyakarta 55121

Saldo ASaldo ASaldo ASaldo ASaldo Awalwalwalwalwal Rp 7.427.380

Untuk keterangan lebihlanjut silahkan menghubungi:

Abun Sandi HP : : : : : 0815792143108157921431081579214310815792143108157921431

Renni Herlina HP : : : : : 081802770354081802770354081802770354081802770354081802770354

Budi Salim HP : : : : : 081328877533081328877533081328877533081328877533081328877533

Suryani HP : : : : : 0815795176508157951765081579517650815795176508157951765

Atau kirimkan email Anda ke:[email protected]

Page 52: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

berita

November 2004

Retret Buddhis Bersama Suhu BadrarRetret Buddhis Bersama Suhu BadrarRetret Buddhis Bersama Suhu BadrarRetret Buddhis Bersama Suhu BadrarRetret Buddhis Bersama Suhu Badraruci di Vuci di Vuci di Vuci di Vuci di Vihara Buddha Pihara Buddha Pihara Buddha Pihara Buddha Pihara Buddha Prabha,rabha,rabha,rabha,rabha,16 Juli – 18 Juli 200416 Juli – 18 Juli 200416 Juli – 18 Juli 200416 Juli – 18 Juli 200416 Juli – 18 Juli 2004

Pada tanggal 16 hingga 18 Juli2004 di Vihara Buddha PrabhaYogyakarta diadakan Retret Buddhisyang mengambil tema “Berlindung”.Retret ini dibimbing oleh Y.M. BhadraRuci (Lobsang Oser), seorang BhiksuSangha Agung Indonesia yang jugamerupakan murid Y.M. DagpoRinpoche. Selama dua hari penuh,peserta sejumlah 21 orang mengikutiteaching yang dibarengi dengan meditasi/perenungan. Pada hari ketiga yangjatuh pada hari Minggu diadakan upacara pengambilan Tri Sarana. Selain itu,pada malam hari kedua sempat diadakan meditasi bersama di Candi Plaosan.[red.]

Gelanggang Anak Buddhis dan Asadha bersama di WGelanggang Anak Buddhis dan Asadha bersama di WGelanggang Anak Buddhis dan Asadha bersama di WGelanggang Anak Buddhis dan Asadha bersama di WGelanggang Anak Buddhis dan Asadha bersama di Wonosari, 1 Agustusonosari, 1 Agustusonosari, 1 Agustusonosari, 1 Agustusonosari, 1 Agustus20042004200420042004

Gelanggang Sekolah Anak-anak Sekolah Minggu Buddhis D.I. Yogyakartadilaksanakan pada 1 Agustus 2004, pukul 09.00–13.00 oleh Majelis BuddhayanaIndonesia Kabupaten Wonosari & Sekber PMVBI DIY di Jinadharma, Siraman,Wonosari. Kegiatan ini menampilkan karya-karya anak-anak sekolah mingguBuddhis D.I. Yogyakarta, seperti lagu, tarian, dan drama. Selain itu, juga diisidengan berbagai perlombaan menarik untuk anak-anak. Kegiatan ini diikuti olehSekolah Minggu Vihara Buddha Prabha, Vihara Maitreya, Vihara Vidyaloka, ViharaGiri Surya Panggang, Vihara Dharma Surya Nglaos, Vihara Bhakti Virya DharmaPundung, Vihara Giri Sanga- Sauyo Kulonprogo, Vihara Giri Dharma-SokomagoKulonprogo. Acara ini ditutup dengan pembagian hadiah kepada anak-anak danpemberian kenang-kenangan kepada tiap vihara oleh Bhante Sasana Bodhi. Setelahacara Gelanggang Anak-anak Sekolah Buddhis ini selesai, dilanjutkan kebaktianAsadha Bersama.[red.]

PPPPPeringatan Asadha di Veringatan Asadha di Veringatan Asadha di Veringatan Asadha di Veringatan Asadha di Vihara Buddha Pihara Buddha Pihara Buddha Pihara Buddha Pihara Buddha Prabha, 8 Agustus 2004rabha, 8 Agustus 2004rabha, 8 Agustus 2004rabha, 8 Agustus 2004rabha, 8 Agustus 2004Asadha 2548 BE di Vihara Buddha Prabha diperingati pada Hari Minggu

tanggal 8 Agustus 2004. Mengambil waktu seperti kebaktian Minggu pagi sepertibiasanya, peringatan ini dimulai tepat pada pukul 08:00 pagi. Seperti biasa,peringatan ini dihadiri oleh Bhikkhu Sasana Bodhi, dengan segenap umat ViharaBuddha Prabha yang biasanya hadir pada saat kebaktian Minggu pagi. Peringatan

Page 53: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

51

November 2004

Asadha yang mengenang kembali peristiwa khotbah pertama Sang Buddha iniberjalan cukup lancar.[red.]

Attha Sila gabungan Sekber PMVBI DIY & Jateng, 14–16 Agustus 2004Attha Sila gabungan Sekber PMVBI DIY & Jateng, 14–16 Agustus 2004Attha Sila gabungan Sekber PMVBI DIY & Jateng, 14–16 Agustus 2004Attha Sila gabungan Sekber PMVBI DIY & Jateng, 14–16 Agustus 2004Attha Sila gabungan Sekber PMVBI DIY & Jateng, 14–16 Agustus 2004Untuk pertama kalinya, dalam periode kepengurusan 2003-2005, jajaran

pengurus Sekber PMVBI DIY dan Jawa Tengah bekerjasama menyelenggarakankegiatan pelatihan Attha Sila, yang dilaksanakan pada tanggal 14 sampai dengan16 Agustus 2004. Acara ini mengambil tempat di Vihara Veluvana, Ampel, Boyolali,Jawa Tengah, yang diikuti oleh 21 orang peserta. Adapun anggota Sangha yangturut mengisi acara di antaranya Bhikkhu Vajhiradhammo,Samanera Khittiphalo,Romo Effendie, dan Romo Ari Sedangkan dari pusat Jakarta, turut hadir Sdr.Henry Gunawan Chandra yang mengisi acara.

Mengambil tema ‘Dengan Pelaksanaan Atthanga Sila Marilah KitaBersama-sama Belajar dan Mempraktekkan Dhamma dalam Kehidupan Sehari-hari’, acara ini berjalan cukup lancar. Kegiatan yang dilakukan antara lain ceramahdharma dan tanya jawab, meditasi, nien fo, serta tidak ketinggalan acara keakraban.Diharapkan seluruh peserta dapat mengambil manfaat dari kegiatan seperti iniuntuk semakin memperteguh keyakinan dan tekad untuk benar-benar menjalankanhidup sesuai Dharma ajaran Sang Buddha.[red.]

Kunjungan Master Chin Kung ke Jogja, 17 Agustus 2004Kunjungan Master Chin Kung ke Jogja, 17 Agustus 2004Kunjungan Master Chin Kung ke Jogja, 17 Agustus 2004Kunjungan Master Chin Kung ke Jogja, 17 Agustus 2004Kunjungan Master Chin Kung ke Jogja, 17 Agustus 2004Pada hari Selasa, 17 Agustus 2004, di Hotel Quality, umat Buddha

Yogyakarta berkesempatan untuk bertemu muka dan mendengarkan ceramahdari Venerable Master Chin Kung. Acara ini bertempat di ruang Seminar HotelQuality dan dihadiri oleh Romo Arianto Tirtowinoto, Ai-ai Vihara Buddha Prabha,muda-mudi GMCBP, aktivis Kamadhis, serta umat Buddha Yogyakarta sendiri.Bertindak selaku moderator adalah Romo Winantya Sudjas, dengan penerjemahRomo Tanjung, karena Master Chin Kung menyampaikan ceramah dalam BahasaMandarin.

Adapun Master Chin Kung dalam ceramahnya memperkenalkan aliranTanah Suci (Pure Land). Dalam acara ini, rombongan Master Chin Kungmembagikan suvenir berupa kalung yang bertuliskan aksara China Ai, yangartinya ‘kasih’ atau ‘compassion’. Keesokan harinya, 18 Agustus 2004, MasterChin Kung dan rombongan mengunjungi Candi Borobudur dan kemudian menemuiSultan di Kraton. Kedatangan Master Chin Kung ke Jogja atas undangan dari SriSultan Hamengkubuwono X. Master Chin Kung adalah seorang bhiksu yang sudahmengunjungi banyak negara-negara dunia, memberikan ceramah, serta mengikutidialog-dialog antar umat beragama.[red.]

Page 54: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

52

Ulambana di VUlambana di VUlambana di VUlambana di VUlambana di Vihara Buddha Pihara Buddha Pihara Buddha Pihara Buddha Pihara Buddha Prabha Yrabha Yrabha Yrabha Yrabha YogyakarogyakarogyakarogyakarogyakartatatatataUlambana (chau tu) tahun ini diselenggarakan pada hari Sabtu, 21 Agustus

2004 di Vihara Buddha Prabha. Kegiatan tahunan ini seperti biasa dihadiri olehAi-ai Vihara Buddha Prabha beserta segenap anggota Sangha yang diundang, diantaranya Bhikkhu Sasanarakkhita (Suhu Teng Sin), Bhante Arya Kusalo, BhanteNyanakaruno, Bhante Sasana Bodhi, Bhikkhuni Padma, serta beberapa bhikkhunilainnya.

Pembacaan sutra-sutra dilakukan dalam beberapa sesi, dimulai dari pagihingga sore hari. Ruang bhaktisala dan bagian tengah Vihara cukup penuh denganmeja-meja dan persembahan yang disusun dengan rapi. Setiap tahunnya umatBuddha di Jogja yang berkeinginan melakukan pelimpahan jasa kepada sanakkeluarga yang telah meninggal dapat turut berpartisipasi dalam kegiatanUlambana yang diselenggarakan oleh Vihara Buddha Prabha.[red.]

RRRRRapat Tapat Tapat Tapat Tapat Triwulan Priwulan Priwulan Priwulan Priwulan Pererererertama dan Makrab Ptama dan Makrab Ptama dan Makrab Ptama dan Makrab Ptama dan Makrab Pengurengurengurengurengurus di Kus di Kus di Kus di Kus di Kaliurang, 28-29aliurang, 28-29aliurang, 28-29aliurang, 28-29aliurang, 28-29Agustus 2004Agustus 2004Agustus 2004Agustus 2004Agustus 2004

Pada hari Sabtu dan Minggu, 28-29 Agustus 2004, segenap pengurusGenerasi Muda Cetiya Buddha Prabha XXI mengikuti Rapat Triwulan Pertamauntuk mengevaluasi kegiatan yang berlangsung selama periode Juni – Agustus2004. Rapat yang digelar di daerah wisata Kaliurang ini diikuti oleh 24 orangpengurus, dengan dipimpin oleh Ketua Umum GMCBP XXI, Sdr. Rudyanto Momo.

Rapat yang bertujuan untuk mengevaluasi kegiatan 3 bulan belakangan,dan merencanakan kegiatan untuk triwulan berikutnya ini dihadiri oleh Kabid.Upacarika Sdri. Susilawaty, Kabid Vidyaka Sdri. Dewi Indra, Kabid Humas Sdr.Julifin, Kabid SDM Sdr. Ferdy Leonardo, ditambah dua badan sub-otonom, yaituKabid GABVBP Sdri. Mili dan Pimred Dharma Prabha Sdri. Joly. Tidak hadir padarapat ini adalah Kabid. Mitra Sdr. Herman.

Rapat berlangsung cukup seru, dengan diwarnai perdebatan di sana-sini, serta tanggapan dan komentar yang dilontarkan terhadap bidang yang sedangmelaporkan kegiatannya. Adapun beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari

evaluasi kali ini adalah kurangnyakekompakkan di antara pengurus sendiri,serta kurangnya minat pengurus terhadapkegiatan-kegiatan dharma, seperti latihanmeditasi dan atthasila. Sdr. Rudyantoselaku ketua umum menghimbau danmengajak seluruh pengurus untukmeningkatkan kekompakkan serta

Page 55: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

53

November 2004

meningkatkan partisipasi dari pengurus sendiri di dalam mengikuti kegiatan-kegiatan dharma.

Pada malam harinya, diadakan sesi pelatihan yang dibawakan oleh Sdr.Toguan, salah satu alumni GMCBP yang berdomisili di Jogja dan masih aktifmembantu anak-anak GMCBP. Keesokan harinya, pada hari Minggu, seluruh pesertaberangkat menuju taman wisata Kaliurang untukhiking. Di sinilah terjadi peristiwa yang cukupmenggelikan, di mana keseluruhan 18 orangpeserta hiking ditambah Sdr. Toguan, tersesat ditengah-tengah hutan di bukit Kaliurang. Di sinikekompakkan dan kebersamaan terlihatsemakin jelas, di mana peserta salingmeneguhkan dan menghibur teman-temanlain yang sedikit kebingungan dan cemas,bahkan ada peserta yang kecapean dan lemas.Namun, setelah berputar- putar selama hampir 2jam, seluruh peserta akhirnya menemukanjalan kembali dan berhasil turun dari bukit. Setelahturun dan sama-sama membersihkan vilatempat menginap, seluruh pengurus bergerak turunmenuju Jogja. Sungguh weekend yang cukupberkesan dan semoga menambah keakraban diantara pengurus.[red.]

PPPPPelatihan Pelatihan Pelatihan Pelatihan Pelatihan Pembina GABI D.I.Yembina GABI D.I.Yembina GABI D.I.Yembina GABI D.I.Yembina GABI D.I.Yogyakarogyakarogyakarogyakarogyakarta, 12-13 September 2004ta, 12-13 September 2004ta, 12-13 September 2004ta, 12-13 September 2004ta, 12-13 September 2004Pada hari Minggu dan Senin, 12-13 September 2004, DPD IPGABI DIY

yang dikordinir oleh Sdri. Merita mengadakan pelatihan pembina GABI(Gelanggang Anak-anak Buddhis Indonesia) di Vihara Buddha Prabha. GABI atausering disebut dengan Sekolah Minggu merupakan wadah tempat berkumpulanak-anak dari usia TK sampai dengan Sekolah Menengah Pertama.

Acara pembukaan pelatihan dimulai sekitar pukul 10.30 di ruangserbaguna Vihara Buddha Prabha. Acara ini berlangsung cukup sederhana dengandihadiri oleh perwakilan DPP IPGABI Pujimin, S.Ag, Ketua Sekber PMVBI DIYSdr. Rudyanto Momo beserta jajaran, serta Sdri. Merita sendiri. Dalamsambutannya, Sdri. Merita menyampaikan tujuan dari dilaksanakannya pelatihanini adalah untuk meningkatkan mutu pembina-pembina GABI yang dirasakansangat kurang. Harapannya setelah pelatihan ini, para pembina dapat membinaanak-anak GABI menjadi SDM yang bermutu sesuai dengan tuntutan zaman.

Page 56: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

berita

November 2004

Selesai sambutan, pelatihan kemudian dibuka secara resmi olehperwakilan DPP IPGABI, yaitu Kak Pujimin. Kak Pujimin menyampaikan rasagembiranya dengan dilaksanakannya pelatihan di Jogja ini, karena tidak banyakdaerah yang mampu mengadakannya, selain Lampung dan Medan. Untuk Jogjasendiri, materi dan bahan yang dipersiapkan lebih lengkap dan matangdibandingkan dengan 2 daerah sebelumnya. Namun, peserta pelatihan ini hanyaterdiri dari 3 orang perwakilan dari Panggang dan 5 orang dari Jogja. Sehingga,total peserta hanya berjumlah 8 orang.[red.]

WWWWWelcome Pelcome Pelcome Pelcome Pelcome Parararararty IMABI DIY Menyambut Mahasiswa Buddhis Se-ty IMABI DIY Menyambut Mahasiswa Buddhis Se-ty IMABI DIY Menyambut Mahasiswa Buddhis Se-ty IMABI DIY Menyambut Mahasiswa Buddhis Se-ty IMABI DIY Menyambut Mahasiswa Buddhis Se-YYYYYogyakarogyakarogyakarogyakarogyakar tatatatata

Pada hari Minggu, 3 Oktober 2004, DPD IMABI (Ikatan Mahasiswa BuddhisIndonesia) mengadakan acara Welcome Party dalam rangka menyambutmahasiswa-mahasiswi Buddhis se-Yogyakarta tahun ajaran baru 2004/2005. Acarayang digelar di pelataran parkir Vihara Buddha Prabha ini bertujuan untukmengumpulkan seluruh mahasiswa dari berbagai vihara dan organisasi Kamadhisagar dapat berkumpul bersama, di dalam menyambut para mahasiswa-mahasiswibaru tersebut.

Acara dimulai sekitar pukul 10.30, selesai puja bhakti Minggu pagi sepertibiasanya di Vihara Buddha Prabha. Dengan pemasangan tenda dan panggung,para hadirin yang hadir dapat duduk di kursi-kursi yang disediakan. Dengandipandu MC Sdri. Lisa, satu per satu acara digulirkan. Dimulai dengan tarianpembuka dari muda-mudi GMCBP, dilanjutkan dengan kata sambutan dari KetuaDPD IMABI DIY Sdr. Ferdy Leonardo. Setelah itu, acara secara resmi dibuka olehBhikkhu Sangha, Bhante Sasana Bodhi dengan Namakara Gatha dan wejangansingkat. Dalam wejangannya, Bhante menekankan pentingnya Sila di dalamkehidupan sehari-hari, khususnya para mahasiswa yang tergolong kaum intelekdalam masyarakat kita.

Selesai wejangan, dilanjutkan dengan motivasi dari Dra. LannyAnggawati, biasa dipanggil Cik Lan, dari Wisma Sambodhi, Klaten. Cik Lanmerupakan sosok yang sudah dikenal di kalangan mahasiswa dan umat BuddhisYogyakarta dan Klaten. Dalam kesempatan kali ini, beliau didaulat untukmemberikan motivasi kepada segenap mahasiswa yang hadir pada saat tersebut.

Selesai sesi motivasi, dilanjutkan dengan makan siang, dan secaraberturut-turut hadir acara persembahan dari masing-masing kalangan Buddhisyang ada di Jogja, antara lain persembahan band Yogyakarta, nyanyian olehKamadhis Duta Dharma Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), persembahantarian modern dari STIE YKPN, nyanyian dari muda-mudi Vihara Bodhicitta

Page 57: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

55

Maitreya, serta selingan doorprize dan aksi kocak saudari MC di atas panggung.Acara ditutup dengan pagelaran kabaret ‘Ella’ dari muda-mudi Generasi MudaCetiya Buddha Prabha (GMCBP). Total keseluruhan peserta yang hadir pada saatitu berkisar 80 orang, termasuk para pendukung acara.[red.]

Kunjungan Khensur Ngawang Thekchok Rinpoche beserta RombonganKunjungan Khensur Ngawang Thekchok Rinpoche beserta RombonganKunjungan Khensur Ngawang Thekchok Rinpoche beserta RombonganKunjungan Khensur Ngawang Thekchok Rinpoche beserta RombonganKunjungan Khensur Ngawang Thekchok Rinpoche beserta Rombonganke Jogjake Jogjake Jogjake Jogjake Jogja

Pada Minggu malam, 3 Oktober 2004, kota Yogyakarta kedatanganserombogan pendatang dari Singapura menuju Hotel Grand Hyatt RegencyYogyakarta. Di dalam rombongan orang-orang Singapura ini terdapat pula 2 orangbhikkhu Tibet, yaitu Y.M. Khensur Ngawang Thekchok Rinpoche dan Ven. Namgyulyang berasal dari Seramey Monastery India.

Adapun tujuan dari kunjungan ini adalah untuk mengunjungi candi-candiBuddhis yang terdapat di Jogja dan sekitarnya. Rombongan yang terdiri dari 2kelompok ini berasal dari kota Palembang dan Singapura, yang kemudian bertemudi Jogja. Adapun dari kota Palembang dipimpin oleh Bapak Sugiharto Dharmawan,dan dari Singapura oleh Mr. Mann Lee dari IBLP-Singapore. Total jumlahrombongan sebanyak 28 orang.

Pada Minggu malam, 4 orang muda-mudi GMCBP termasuk Ketua UmumGMCBP, Sdr. Rudyanto Momo, berkesempatan untuk bertemu langsung danmengucapkan selamat datang kepada Rinpoche dan rombongan. Kehadiran muda-mudi GMCBP dimaksudkan untuk membantu para rombongan yangkeseluruhannya datang ke Jogja untuk pertama kalinya. Pada malam terakhirrombongan masih di Jogja, sempat digelar tanya-jawab dengan Rinpoche yangdiikuti oleh muda-mudi GMCBP. Rinpoche menyambut hangat dan menjawabpertanyaan-pertanyaan dengan antusias.[red.]

Page 58: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

NamaNamaNamaNamaNama DanaDanaDanaDanaDanaNN, Yk Rp 50,000.00Evy S, Yk Rp 5,000.00NN, Yk Rp 50,000.00Bu Yong, Yk Rp 30,000.00Ibu Kawi, Wonosari Rp 150,000.00Liong Soei Tjin, Jakbar Rp 50,000.00Theda dan Anthea, Tan Rp 400,000.00Endy Wibowo, Tan Rp 500,000.00Budi Santoso, Jakbar Rp 150,000.00NN* Rp 5,060,888.00Alumni GMCBP Rp 3,000,000.00TYK, Yk Rp 25,000.00Alm. Hartono B.S., Yk Rp 25,000.00Sri Linda Sartika, Yk Rp 25,000.00 +

TTTTTotalotalotalotalotal R pR pR pR pR p9,520,888.009,520,888.009,520,888.009,520,888.009,520,888.00

Donatur Edisi 43

November 2004

NN* adalah gabungan donatur tanpa diketahui identitas donatur.Mohon maaf jika ada kesalahan penulisan nama, alamat, ataupun nama donatur yanglupa tercantum di atas

Saldo ASaldo ASaldo ASaldo ASaldo Awalwalwalwalwal Rp 16,633,506.20

PPPPPendapatan:endapatan:endapatan:endapatan:endapatan:Dana dari Donatur Rp 9,301,000.00Pendapatan Bunga Rp 142,892.91Pendapatan Iklan Rp 1,160,000.00Total Pendapatan Rp 10,603,892.91

PPPPPengeluaran:engeluaran:engeluaran:engeluaran:engeluaran:Biaya Administrasi & Pajak Rp 38,578.58Biaya Kirim dalam negeri Rp 2,146,700.00Biaya Cetak Rp 3,750,000.00Biaya Pengepakan Rp 83,150.00Total Pengeluaran Rp 6,018,428.58

Dana AkhirDana AkhirDana AkhirDana AkhirDana Akhir R pR pR pR pR p21,218,970.5321,218,970.5321,218,970.5321,218,970.5321,218,970.53

Laporan KeuanganEdisi 42

Biaya administrasi & Pajak Rp. 120,000.00Biaya kirim dalam negeri Rp. 2,500,000.00Biaya cetak Rp. 3,650,000.00Biaya Pengepakan Rp. 200,000.00

TTTTTota lota lota lota lota l R p .R p .R p .R p .R p .6 ,470 ,000 .006 ,470 ,000 .006 ,470 ,000 .006 ,470 ,000 .006 ,470 ,000 .00

Rencana AnggaranPengeluaran Edisi 44

Ralat : Pada edisi -42 terdapat kesalahanjumlah total dana dari donatur.. Seharusnya

Rp.9,301,000.00 bukan Rp 9,281,000.00

data donatur

Page 59: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

Renungan

Bunga putih melati....Harum mewangi menyambut pesona pagiMemancarkan keceriaan di lubuk hatiRasanya ingin memilikimu saat ini

Namun semua itu ku sadariTak semudah dalam sebuah bayanganKarena semua itu adalah kenyataanWalaupun selama ini telah kehilangan putih melati

Bunga putih melati indah berseriPutih bersih dalam cahaya kasih sejatiMenumbuhkan inspirasi setiap insaniBagi mereka yang ingin memahami kehidupan ini

Putih melatiku, mengertikah dirimu...Selama ini aku mencari hilangnya putih melatiTak tahu ke mana aku harus mencariMungkinkah putih melati telah dipetik indahnya mahkotamu

Putih melati penyejukan jiwa-raga iniAdakah rasa yang sama di lubuk hatiNamun semua itu telah dimengertiPutih melati telah kembali

Masih adakah indahnya kenangan ituYang tersimpan di lubuk hatiSejujurnya aku ingin mengenal kata cintaWalaupun aku sadar semua tak harus memiliki

Putih melati ingatkah dirimuSaat mata saling bertatap pertama bertemuDengan segala keceriaan diriKesetiaan dalam kasih di hati

Hingga aku dapat bertahan hingga kiniHanya satu harapan diri iniDengan segala sifat yang dialamiSemua itu pasti berubah tiada inti yang abadi

Putih MelatiSujayanto

November 2004

Page 60: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

58

Putih melati wajahmu indah berseriMemikat hati setiap insaniTapi semua itu perlu disadariAgar keindahan itu tetap lestari

Itulah hukum kesunyataan iniSemoga engkau mengertiMemahami lorong kehidupan yang dilaluiTapi yang pasti putih melati telah memberi sebuah arti

Dalam mengarungi kehidupan yang pastiTanpa ada rasa bimbang dalam sanubariEngkaulah putih melati di lubuk hatiDengan segala pengertian dan perhatian ini

Semoga menjadi sebuah kenyataanBukan sekedar ilusi maupun impianDalam memahami kehidupan yang dijalaniUntuk menggapai bahagia yang sejati

Terima kasih putih melatiAtas segala usaha bersama iniDalam membagi kasih yang sejatiBahwa diri ini pun memahami

Memahami akan makna kasih yang sejatiDalam sebuah ikatan kasih dan cintaSebagai bekal meniti titian yang pastiUntuk melangkah bersama menuju sebuah cita-cita.

Page 61: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

pelajaran kecil

November 2004

Jang

anla

h m

elek

at p

ada

apa

yang

dic

inta

i ata

u ya

ng ti

dak

dici

ntai

. Tid

akbe

rtem

u de

ngan

mer

eka

yang

dic

inta

i dan

ber

tem

u de

ngan

mer

eka

yang

tida

k di

cint

ai, k

edua

nya

mer

upak

an p

ende

rita

an.

Piya

Vag

ga a

yat

210

Kebo

doha

nKe

bija

ksan

aan

Ora

ng A

wam

Page 62: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan

November 2004

Edisi

44FEBRUARI 2005 Menyambut datangnya tahun baru 2005,

Dharma Prabha mencoba mengangkat SAJUTAdengan tema Kehangatan KasihKehangatan KasihKehangatan KasihKehangatan KasihKehangatan Kasih,

yang membahas tentang cinta dan kasihdalam Buddha Dharma.

Adakah kasih yang tulus dan tak bersyarat dalam hati manusia?Bagaimana cara membangkitkan kasih itu dan kepada siapa sajakah kasih itu

kita pancarkan?

Tidak ketinggalan liputan kegiatan akbar di penghujung tahun 2004 yaituSarasehan & MukerSarasehan & MukerSarasehan & MukerSarasehan & MukerSarasehan & Mukernas Sekber PMVBI XInas Sekber PMVBI XInas Sekber PMVBI XInas Sekber PMVBI XInas Sekber PMVBI XI,

Bali 15-18 November 2004.Dirangkai dengan liputan Hari Metta dan THari Metta dan THari Metta dan THari Metta dan THari Metta dan Tahun Barahun Barahun Barahun Barahun Baru 2005 u 2005 u 2005 u 2005 u 2005 di

Vihara Buddha Prabha beserta seabrek kegiatan-kegiatan GMCBP lainnya.

Bagi pembaca yang hendak menjadi donatur dapat langsungditransfer ke rekening BCA 0371566766, setelah itu dapatmengirimkan sms untuk pengecekkan kepada Bendahara DP,Darfin (081 2273 5826).

Untuk Pemasangan Iklan dapat menghubungiJoly (0813 2880 8190) dan Darfin (081 2273 5826).

Page 63: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan
Page 64: dari redaksi - pustaka.dhammacitta.org · sajian utama Perkawinan dalam Agama Buddha Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan