DANA PENSIUN ABCD PEDOMAN/KEBIJAKAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN BAGIAN TAK TERPISAHKAN DARI PEDOMAN/KEBIJAKAN PENERAPAN TATA KELOLA YANG BAIK (Good Pension Fund Governance)
DANA PENSIUNABCD
PEDOMAN/KEBIJAKANPENYUSUNAN RENCANA KERJA
DAN ANGGARAN
BAGIAN TAK TERPISAHKANDARI
PEDOMAN/KEBIJAKAN PENERAPAN TATA KELOLA YANG BAIK(Good Pension Fund Governance)
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
II. PENGERTIAN ISTILAH..................................................................................... 2
III. RENCANA KERJA , ANGGARAN, DAN G.P.F.G........................................ 3
IV. TUJUAN PENETAPAN PEDOMAN/KEBIJAKAN PENYUSUNANRENCANA KERJA DAN ANGGARAN............................................................. 6
V. DASAR PENETAPAN DAN KEDUDUKAN PEDOMAN/KEBIJAKANPENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN................................ 7
VI. TUJUAN PENDIRIAN, VISI, MISI DAN NILAI-NILAI DANA PENSIUN............................................................................................................................... 10
1. Visi Dana Pensiun ................................................................................................ 11
2. Misi dan Nilai-nilai Dana Pensiun..................................................................... 11
VII. KEBIJAKAN UMUM SISTIM RENCANA KERJA DAN ANGGARAN . 14
VIII. JENIS RENCANA KERJA DAN ANGGARAN......................................... 161. Rencana Kerja Tahunan..................................................................................... 16
2. Rencana Investasi ................................................................................................ 17
3. Rencana Kerja Bidang dan Anggaran Bidang. .............................................. 17
4. Rencana Kerja Fungsional ................................................................................. 18
5. Bentuk dan Sistimatika Rencana Kerja dan Anggaran ................................ 18
IX. PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RENCANA KERJA DANANGGARAN........................................................................................................ 19
1. Jadwal waktu Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran .......................... 19
2. Bahan dan Informasi Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran ............. 21
3. Draft dan Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran ................................... 21
4. Analisa atas Draft atau Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran............. 22
5. Penetapan dan Persetujuan Rencana Kerja Tahunan dan Anggaran ......... 22
X. KEPATUHAN TERHADAP RENCANA KERJA DAN ANGGARAN......... 23
XI. REVISI RENCANA KERJA DAN ANGGARAN .......................................... 24
1. Kesalahan dan kekeliruan pada saat penyusunan Rencana Kerja/Anggaran
..................................................................................................................................... 25
2. Terjadinya perubahan pasar dan lingkungan. ................................................ 25
XII. PENYIMPANGAN DARI RENCANA KERJA DAN PELAMPAUANANGGARAN........................................................................................................ 25
1. Penyimpangan dari Rencana Kerja .................................................................. 27
2. Pelampauan Anggaran........................................................................................ 27
XIII. KEWENANGAN, KEWAJIBAN, DAN TANGGUNGJAWAB JAJARANDANA PENSIUN ................................................................................................. 27
1. Direktur Utama................................................................................................... 28
2. Direktur Bidang .................................................................................................. 28
3. Manajer/Kepala Satuan Pengawasan Intern (SPI)........................................ 30
4. Para Manajer/Kepala Bagian ........................................................................... 31
XIV. PENUTUP......................................................................................................... 32
1
DANA PENSIUNABCD
PEDOMAN/KEBIJAKAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN
ANGGARAN
I. PENDAHULUAN
Sebagai sebuah lembaga keuangan yang mengelola Program Pensiun, kegiatan Dana
Pensiun memiliki sifat dan hakekat sebagai pelaksanaan sebuah amanat yang berkaitan
dengan pemenuhan kepentingan dua pihak utama.
Pihak Pertama adalah Pendiri/Pemberi Kerja, yang terikat pada kewajiban dan janji
untuk memberikan penghasilan hari tua kepada para Pekerja dalam bentuk
penyelenggaraan Program Pensiun. Kewajiban dan janji tersebut membawa konsekuensi
berupa tanggungjawab untuk selalu mencukupi pendanaan bagi Program Pensiun
tersebut.
Pihak Kedua adalah para Peserta dan para Pensiunan, yang telah memperoleh janji dari
Pendiri/Pemberi Kerja untuk dapat menerima penghasilan hari tua berupa Manfaat
Pensiun setelah tidak bekerja lagi.
Disamping itu, sebagai sebuah lembaga keuangan yang mengelola dana, Dana Pensiun
juga sangat diharapkan untuk dapat menyelenggarakan pengelolaan dana yang
terhimpun dengan baik, sebagai bagian dari potensi dana bagi modal pembangunan
nasional.
Dengan demikian, pengelolaan Dana Pensiun selalu harus diselenggarakan dengan
memperhatikan pemenuhan semua kepentingan tersebut, dalam arti bahwa Dana Pensiun
harus dapat memastikan, bahwa perhitungan dan penerimaan dana yang berupa Iuran
Pensiun selalu dapat terlaksana dengan baik. Demikian juga kegiatan perhitungan dan
pembayaran Manfaat Pensiun, harus selalu dapat dilaksanakan dengan tepat jumlah,
tepat waktu, dan tepat orang.
Sementara itu, dana yang terhimpun juga harus dikelola dengan baik oleh Dana Pensiun
dengan memperhatikan keamanannya, disamping harus dapat memperoleh hasil
pengembangan yang maksimal.
Kegiatan pengelolaan Dana Pensiun juga berkaitan dengan jangka waktu yang panjang
dan dapat dikatakan tidak terbatas, berupa kurun waktu penerimaan Iuran Pensiun yang
2
harus dilaksanakan sejak seorang Pekerja tercatat menjadi Peserta, dan pembayaran
Manfaat Pensiun yang berlaku sampai Pensiunan meninggal dunia, dan disambung
dengan pembayaran Manfaat Pensiun Janda/Duda dan Manfaat Pensiun Anak.
Kegiatan pengelolaan Dana Pensiun juga tidak dapat dilepaskan dari keadaan dan situasi
lingkungan dan pasar, yang selalu mengalami perubahan dan perkembangan dari waktu
kewaktu.
Oleh karena itu, pengelolaan Dana Pensiun harus selalu diselenggarakan dengan baik,
dengan terencana, dengan selalu memperhatikan setiap kepentingan yang diemban,
disamping juga selalu memperhitungkan kemungkinan dan perkembangan.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, pengelolaan Dana Pensiun harus
dilselenggarakan dengan penetapan dan penerapan Sistim Rencana Kerja dan Anggaran,
sehingga semua kegiatan dapat dilakukan dengan arah yang tepat dan sesuai dengan
tujuan dan kepentingan yang harus dipenuhi.
Rencana kerja dan Anggaran yang disusun dan ditetapkan dengan baik juga sangat
diperlukan sebagai pedoman dan pegangan dari Manajemen dan seluruh Jajaran Dana
Pensiun serta semua pihak yang berkepentingan, dalam melaksanakan peran, fungsi dan
kegiatannya.
Rencana kerja dan Anggaran juga memberikan jaminan adanya perhitungan-perhitungan
yang matang dari setiap keputusan dan tindakan yang dilaksanakan, disamping
memungkinkan dilakukannya penyesuaian dan penyelarasan dengan situasi lingkungan
serta semua perubahan dan perkembangannya.
Mengingat pentingnya arti Rencana Kerja dan Anggaran bagi Dana Pensiun, kegiatan
pembuatan, penyusunan dan penetapan serta penerapan Rencana Kerja dan Anggaran
Dana Pensiun seyogyanya dilakukan berdasarkan pedoman yang dituangkan dan
ditetapkan dalam sebuah Pedoman/Kebijakan Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran, yang selanjutnya harus dijabarkan kedalam Sistim dan Prosedur serta Buku
Pedoman Operasionil, serta menjadi dasar bagi penyusunan dan penetapan berbagai
Pedoman/Kebijakan untuk bidang-bidang kegiatan lainnya.
II. PENGERTIAN ISTILAH
1. Dana Pensiun adalah Dana Pensiun ABCD.
2. Organ Dana Pensiun adalah Pendiri, Dewan Pengawas dan Pengurus Dana
Pensiun ABCD
3
3. Peraturan Dana Pensiun adalah Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun
ABCD
4. Peserta terdiri dari :
Pekerja Aktif dan Mantan Pekerja PT. ABCD yang telah tercatat sebagai
peserta pada Dana Pensiun ABCD dan
Pensiunan PT. ABCD.
5. Pekerja Aktif adalah pekerja PT. ABCD yang masih bekerja.
6. Pendiri adalah PT. ABCD
7. Pengurus adalah PengurusDana Pensiun ABCD
8. Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas Dana Pensiun ABCD
9. Badan Audit adalah Badan Audit Dana Pensiun ABCD
10. Pemberi Kerja adalah PT. ABCD
11. Insan Dana Pensiun : terdiri dan Pengurus, Pekerja Tetap dan Pekerja Kontrak
Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia.
12. Keluarga langsung adalah : Suami, Istri, Anak, Cucu, Menantu
13. Keluarga Tidak Langsung terdiri dari : Ayah dan lbu, Mertua, Adik, Kakak,
Ipar, Kemenakan, dan Cucu kemenakan.
14. Stakeholders adalah pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan Dana
Pensiun ABCD, baik langsung mapun tidak langsung, yaitu Pendiri, Peserta,
Pensiunan, serta Pemerintah RI, Regulator, Dana Pensiun Penerima Titipan, dan
pihak yang berkepentingan lainnya,
15. Anak perusahaan adalah anak perusahaan Dana Pensiun ABCD.
III. RENCANA KERJA , ANGGARAN, DAN G.P.F.G.
Penyusunan dan penetapan serta penerapan Rencana Kerja dan Anggaran merupakan
bagian penting dan tidak terpisahkan dari kerangka penerapan Tata Kelola Yang Baik,
sebagaimana ditetapkan oleh Pendiri.
Penyusunan dan penetapan Rencana Kerja dan Anggaran yang baik pada hakekatnya
merupakan persyaratan dan keharusan yang mendasar dan dalam upaya penerapan
lima prinsip Good Governance (Transparency, Accountability, Responsibility,
Independency dan Fairness).
Tanpa adanya penetapan sebuah Rencana Kerja dan Anggaran yang baik dan
mengikat serta diterapkan konsekuen dan konsisten, semua prinsip dalam Tata Kelola
4
Yang Baik atau Good Governance tidak akan dapat diterapkan dengan baik, dan akan
sia-sia.
1. Tata Kelola Yang Baik atau Good Pension Fund Governance diartikan sebagai
suatu proses dan struktur yang digunakan oleh Dana Pensiun untuk mendorong
pengembangan lembaga, pengelolaan sumber daya dan risiko secara lebih efisien
dan efektif, serta pertanggungjawaban Dana Pensiun kepada Peserta, Pendiri dan
stakeholders yang lainnya, sesuai dengan ketentuan Perundang – undangan dan
Peraturan lainnya yang berlaku..
2. Tata Kelola Yang Baik atau Good Pension Fund Governance juga berperan
sebagai pelaksanaan pertanggung jawaban Dana Pensiun kepada Pendiri, Peserta,
Pensiunan, serta para stakeholders yang lainnya, dalam hal pengeloaan dana dan
kelancaran pembayaran Manfaat Pensiun.
3. Prinsip-prinsip Tata Kelola Yang Baik atau Good Pension Fund Governance
hanya akan dapat terlaksana dan terpenuhi dengan baik, apabila diterapkan dengan
berlandaskan pada batasan-batasan dan ketentuan tentang kepatutan dan
kepatuhan terhadap Rencana Kerja dan Anggaran yang mendasari cara berpikir,
bersikap dan berperilaku, serta cara bertindak dari para Insan Dana Pensiun dalam
melaksanakan semua kegiatannya.
4. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran yang baik dan mencakup semua
kegiatan Dana Pensiun harus dilakukan dengan terorganisir, dengan prosedur dan
proses yang teratur dan berpedoman pada batasan-batasan tertentu yang berlaku
bagi seluruh jajaran Dana Pensiun.
5. Oleh karena itu, sebuah Pedoman/Kebijakan Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran yang berlaku dan dipatuhi dengan baik oleh seluruh jajaran Insan Dana
Pensiun merupakan bagian yang penting dan tak terpisahkan dari kerangka
penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Yang Baik atau Good Pension Fund
Governance.
Kaitan dari penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Dana Pensiun Yang Baik atau
Good Pension Fund Governance dan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran serta
penerapannya dapat dijabarkan sebagai berikut :
Transparansi (Tranparenency)
Keterbukaan dan transparansi dalam melaksanakan proses pengambilan
keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi atau dalam
5
bekerja sama dengan pihak lain sangat berperan penting dalam keberhasilan
pengelolaan kegiatan, berdasarkan penerapan Rencana Kerja dan Anggaran
secara konsisten.
Pada sisi yang lain, pelaksanaan kegiatan pengelolaan Dana Pensiun tidak
akan dapat berjalan secara terbuka dan transparan, apabila tidak didasaekan
pada adanya Rencana Kerja dan Anggaran.
Akuntabilitas (Accountability)
Pedoman/Kebijakan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran yang baku dan
dipatuhi, akan menjamin adanya kejelasan fungsi, peranan, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban Organ Dana Pensiun dan semua insan Dana Pensiun
secara jelas, sehingga masing-masing pihak memiliki tingkat akuntabilitas
yang tidak meragukan.
Sebaliknya, sebuah Rencana Kerja dan Anggaran hanya akan dapat diterapkan
dan direalisir dengan baik apabila semua pihak bekerja atas dasar akuntabilitas
yang jelas.
Pertanggungjawaban (Responsibility)
Kesesuaian dan kepatuhan terhadap ketentuan-ketentuan dalam peraturan
perUndang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan kegiatan
yang sehat akan dapat dijaga dan dipelihara, dengan adanya penetapan dan
penerapan standar Pedoman/Kebijakan Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran yang baku, yang antara lain mengatur peran, fungsi dan wewenang
serta tanggungjawab masing-masing pihak yang berkaitan.
Kemandirian (Independency)
Pedoman/Kebijakan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran yang
diterapkan secara konsisten akan memberikan batasan yang jelas tentang
kemampuan serta kelebihan dan kekurangan masing-masing pihak, sehingga
Dana Pensiun akan dapat dikelola secara profesional, tanpa adanya benturan
dan pertentangan kepentingan serta pengaruh/tekanan dari pihak manapun
juga, baik internal maupun eksternal.
Kesetaraan / Kewajaran (Fairness)
Keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang
timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku hanya akan dapat terlaksana apabila seluruh Organ Dana Pensiun dan
6
Insan Dana Pensiun senantiasa menerapkan standar kepatuhan yang prima
terhadap Rencana Kerja dan Anggaran yang disusun dan ditetapkan dengan
berpatokan pada Pedoman/Kebijakan Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran.
Disisi yang lain, penerapan Rencana Kerja dan Anggaran yang baik hanya
akan dapat berjalan baik apabila pengelolaan semua kegiatan Dana Pensiun
dilakukan dengan selalu memperhatikan keadilan, kesetaraan, dan kewajaran.
IV. TUJUAN PENETAPAN PEDOMAN/KEBIJAKAN PENYUSUNAN
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
Seperti dikemukakan dalam bab Pendahuluan, secara umum, tujuan diterapkannya
Sistim Rencana Kerja dan Anggaran di Dana Pensiun tidak terlepas dari upaya
pencapaian dan mempertahankan terpenuhinya maksud dan tujuan pendirian Dana
Pensiun, melalui penetapan Visi dan Misi Dana Pensiun.
Rencana Kerja dan Anggaran yang ditetapkan dan mengikat seluruh jajaran Dana
Pensiun untuk menerapkannya secara konsisten dan konsekuen, akan memberikan
pedoman dan panduan bagi pelaksanaan seluruh kegiatan pengelolaan Dana Pensiun,
sehingga diharapkan semua kegiatan akan dilaksakan sesuai dan searah dengan tujuan
pendirian Dana Pensiun dan sasaran yang angina dicapai.
Disamping itu, penetapan dan penerapan Rencana Kerja dan Anggaran secara tepat
dan tertib, diharapkan dapat memberikan keyakinan dan kepercayaan, bahwa semua
pengambilan keputusan dan penetapan kebijaksanaan akan dapat dilakukan dengan
baik, berlandaskan pertimbangan dan perhitungan atas peluang dan risiko yang
dihadapi dan telah diperhitungkan, yang didasarkan pada situasi baik internal maupun
eksternal yang ada, serta perubahan dan perubahannya.
Penetapan dan penerapan Rencana Kerja dan Anggaran secara tepat dan tertib juga
diharapkan dapat membatasi dan mencegah terjadinya penyimpangan dan kesalahan,
serta kegagalan dan kerugian yang tidak diharapkan.
Untuk dapat menyusun dan menetapkan Rencana Kerja dan Anggaran dengan baik
dan tepat bagi Dana Pensiun, diperlukan adanya sebuah Pedoman/Kebijakan
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran, yang akan digunakan sebagai panduan
bagi Manajemen dan semua jajaran Dana Pensiun.
Lebih lanjut, tujuan penerapan Pedoman/Kebijakan Penyusunan Rencana Kerja dan
7
Anggaran tersebut antara lain terperinci sebagai berikut :
1. Memberikan pedoman bagi Pendiri, Badan Pengawas, Pengurus, dan Pekerja
Dana Pensiun dalam menyusun dan menetapkan serta menerapkan Rencana Kerja
dan Anggaran Dana Pensiun, yang akan berfungsi sebagai pedoman dan pegangan
dalam melaksanakan tugas, wewenang dan tanggungjawabnya masing-masing,
baik dalam hal pengambilan keputusan maupun dalam hal pelaksanaan kegiatan
operasional, sesuai dengan arah dan tujuan pendirian Dana Pensiun, dan sesuai
dengan situasi yang sedang dihadapi serta perubahan dan perkembangannya.
2. Dengan Rencana Kerja dan Anggaran yang ditetapkan berdasarkan
Pedoman/Kebijakan Penyusunan yang baik, semua Organ Dana Pensiun dan jajaran
Dana Pensiun akan memiliki keyakinan dan ketetapan hati, bahwa fungsi dan peran
yang dijalankan oleh masing-masing bagian dan personil akan dapat mencapai
tingkat efektifitas dan efisiensi yang maksimal, karena harus sejalan dan sesuai
dengan Rencana Kerja yang baku serta memperhatikan batasan penggunaan
Anggaran.
3. Memberikan keyakinan kepada Pendiri, Peserta, serta para stakeholders lainnya
bahwa pengurusan dan pengelolaan kegiatan Dana Pensiun dijalankan dengan
professional, terencana, memperhatikan prinsip sadar biaya dan pencapaian
efektifitas serta efisiensi, dengan menerapkan prinsip kehati-hatian, dan sesuai
dengan prinsip-prinsip pengelolaan kegiatan yang sehat
4. Pengelolaan dan pemanfaatan semua sumber daya dan kekayaan Dana Pensiun
dilakukan secara efisien dan efektif.
5. Mengurangi potensi kerugian dan kegagalan dalam menjalankan kegiatan Dana
Pensiun, terutama dalam hal penggunaan dan pengelolaan dana, yang disebabkan
karena ditetapkannya Rencana Kerja dan Anggaran yang kurang cermat dan tidak
menggunakan pedoman/kebijakan yang baku.
6. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran yang dilakukan dengan baik diharapkan
akan dapat memberikan jaminan bahwa setiap fungsi dalam Dana Pensiun dalam
menjalankan aktifitas dapat menghasilkan kinerja yang baik, efektif dan efisien,
tanpa kekhawatiran akan kemungkinan terjadinya penyimpangan dari tujuan, Visi
dan Misi Dana Pensiun.
V. DASAR PENETAPAN DAN KEDUDUKAN PEDOMAN/KEBIJAKAN
8
PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
Pedoman/Kebijakan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran yang harus ditetapkan
dan diterapkan oleh Dana Pensiun tidak dapat dilepaskan dari hal-hal yang menjadi
dasar dan tujuan dari keberadaan Dana Pensiun, serta ciri, karakter, dan kebiasaan-
kebiasaan serta tradisi positif yang selama ini telah ada dan menjadi sifat/identitas dari
Dana Pensiun.
Penetapan Pedoman/Kebijakan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran juga
didasari oleh kebutuhan untuk memiliki sebuah pedoman dan acuan dasar tentang
penyelenggaraan semua kegiatan serta tata administrasi maupun penggunaan data dan
informasi yang baik, terarah, terorganisir, dan tidak meninggalkan prinsip kehati-
hatian pada semua bidang kegiatan Dana Pensiun.
Secara terperinci, dasar penetapan dan kedudukan Pedoman/Kebijakan Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran Dana Pensiun dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Dasar utama dari penyusunan dan penetapan Pedoman/Kebijakan Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran Dana Pensiun adalah pengertian-pengertian dan
pemahaman atas keinginan dan sasaran yang harus dicapai, yang dengan tegas
dinyatakan sebagai Maksud dan Tujuan dari pendirian Dana Pensiun.
2. Penyusunan dan penetapan Pedoman/Kebijakan Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran juga tidak terlepas dari Visi dan Misi Dana Pensiun, yang telah
ditetapkan sebagai penjabaran dari kehendak pencapaian maksud dan tujuan
pendirian Dana Pensiun, serta langkah-langkah yang akan ditempuh.
3. Pedoman/Kebijakan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran juga didasarkan
pada Nilai-nilai Dasar (Core Values) Dana Pensiun, yang pada dasarnya
merupakan intisari dari akumulasi pengalaman, kebiasaan, prestasi dan
keberhasilan maupun kekurangan dan kegagalan yang selama ini telah dijalani dan
dialami oleh Dana Pensiun, yang selanjutnya akan terbentuk menjadi Budaya
Kerja Dana Pensiun.
4. Pedoman/Kebijakan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran pada dasarnya
merupakan salah satu Pedoman/Kebijakan yang menjadi dasar, acuan, dan
landasan bagi penetapan semua Pedoman/Kebijakan lainnya, mengingat bahwa
kepedulian dan kesadaran atas pentingnya bekerja dan melakukan kegiatan secara
terencana dan ketertiban penggunaan dana dan anggaran merupakan dasar dari
sikap, perilaku, cara berpikir dan cara bertindak dalam pelaksanaan seluruh
9
kegiatan Dana Pensiun.
5. Selanjutnya, prinsip-prinsip Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran harus
dijabarkan secara menyatu kedalam semua pedoman dan prosedur operasional,
yang harus disusun dan ditetapkan dengan memperhatikan prinsip-prinsip kontrol
dan pengawasan, yang pada dasarnya merupakan pelaksanaan dan penerapan dari
Rencana Kerja dan Anggaran.
6. Dalam hal terdapat butir-butir ketetapan dalam Pedoman/Kebijakan dan berbagai
pedoman serta Buku Pedoman Operasionil yang tidak sejalan dan tidak sesuai
maupun bertentangan dengan Pedoman/Kebijakan Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran ini, maka butir-butir ketetapan tersebut harus direvisi.
Lebih lanjut dasar dari penetapan dan kedudukan dari Pedoman/Kebijakan
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran dapat digambarkan sebagai berikut :
TUJUAN PENDIRIANDANA PENSIUN
dijabarkan kedalam
VISI, MISINilai-nilai Dasar/Core Values Dana Pensiun
sebagai dasar penetapan
PEDOMAN/KEBIJAKAN PENERAPAN TATA KELOLA YANG BAIK(GOOD PENSION FUND GOVERNANCE)
sebagai semangat dan dasar sikap dalam penetapan dan penerapan
PEDOMAN/KEBIJAKAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
merupakan dasar dari penetapan
PEDOMAN/KEBIJAKAN BERBAGAI BIDANG
PEDOMAN OPERASIONIL BERBAGAI BIDANG
10
VI. TUJUAN PENDIRIAN, VISI, MISI DAN NILAI-NILAI DANA PENSIUN
Sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun, maksud dan tujuan pendirian
Dana Pensiun adalah :
Untuk menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti dengan tujuan
memelihara kesinambungan penghasilan pada hari tua, sehingga akan
menimbulkan ketenteraman kerja dan meningkatkan motivasi kerja pegawai, yang
merupakan iklim yang kondusif bagi peningkatan produktifitas.
Maksud dan tujuan pendirian Dana Pensiun tersebut dengan jelas memberikan
gambaran, bahwa
1. Kegiatan Dana Pensiun sangat berkaitan dengan kepentingan kehidupan pada hari
tua dari para Peserta dan keluarganya, berkaitan dengan kesinambungan adanya
pengasilan mereka, setelah tidak bekerja lagi.
2. Kegiatan Dana Pensiun berkaitan dengan jumlah Peserta dan keluarganya yang
sangat besar, dan masih akan selalu berubah dan berkembang.
3. Jangkauan waktu yang tidak terbatas bagi keberadaan dan operasionil Dana
Pensiun, yang meliputi kurun waktu selesainya pembayaran Manfaat Pensiun bagi
keluarga (anak) dari Peserta yang terakhir.
4. Jumlah dana yang dikelola juga sangat besar, dan harus dapat dikelola dengan
baik, aman dan berkembang, sesuai dengan nertambah dan berkembangnya
jumlah kewajiban yang harus dipenuhi.
5. Keberhasilan dan kegagalan pengelolaan dana (kekayaan) Dana Pensiun juga
terkait dengan kepentingan Pendiri (Pemberi Kerja) yang harus bertanggungjawab
terhadap kecukupan pendanaan Program Pensiun.
Sehubungan dengan itu, pengelolaan Dana Pensiun disegala bidang harus dilakukan
dengan terencana, terorganisir, dan dengan kesiapan penuh untuk mengikuti dan
menyesuaikan diri terhadap setiap perubahan dan perkembangan yang terjadi, serta
timbulnya berbagai risiko yang harus dihadapi pada setiap bidang kegiatan.
Untuk itulah diperlukan penyusunan dan penetapan Rencana Kerja dan Anggaran
yang baik, berdasarkan sebuah Pedoman/Kebijakan Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran yang bersifat baku dan menyeluruh.
Pedoman/Kebijakan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran juga harus disesuaikan
dan didasarkan kepada Visi dan Misi Dana Pensiun yang ditetapkan sebagai sasaran
11
dan pencapaian yang ingin dituju dan garis besar tata pelaksanaannya, sebagai
penjabaran dari maksud dan tujuan pendirian Dana Pensiun.
Selanjutnya, sebagai sebuah lembaga yang telah lama berdiri dan melakukan
kegiatan, Dana Pensiun memiliki pengalaman yang membentuk butir-butir kebiasaan
serta tradisi positif, berupa Nilai-nilai Dasar atau Core Values Dana Pensiun
Visi dan Misi sebagai acuan pencapaian maksud dan tujuan serta serta Nilai-nilai
Dasar (Core Values) Dana Pensiun yang menjadi dasar pertimbangan penyusunan
serta penetapan Pedoman/Kebijakan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari penerapan Good Pension Fund
Governance adalah sebagai berikut :
1. Visi Dana Pensiun
Menjadi Dana Pensiun yang sehat dan mampu menunjang kepentingan Pendiri
dalam memberikan jaminan terpeliharanya kesinambungan penghasilan hari
tua bagi para peserta.
2. Misi dan Nilai-nilai Dana Pensiun
Menyelenggarakan Sistim Kepesertaan Program Pensiun secara rapi, tertib,
dan akurat.
Menyelenggarakan Sistim Penerimaan dan Administrasi Iuran Pensiun
secara tertib dan bertanggungjawab.
Menyelenggarakan pembayaran Manfaat Pensiun secara tertib dan tepat
waktu.
Mengelola kekayaan Dana Pensiun melalui kegiatan Investasi sesuai
dengan Arahan Investasi Pendiri dan ketentuan perundangan yang berlaku,
aman, serta memberikan hasil investasi yang maksimal
Visi dan Misi Dana Pensiun tersebut jelas menuntut dilaksanakannya semua
kegiatan Dana Pensiun secara terencana dengan baik, melalui tahapan dan
prosedur yang tepat, bertanggungjawab, aman dan berhasil guna, berdasarkan
penetapan Rencana Kerja dan Anggaran.
Untuk maksud tersebut, sangat diperlukan adanya sebuah Pedoman/Kebijakan
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran yang harus diterapkan oleh seluruh
jajaran Dana Pensiun.
Penetapan Pedoman/Kebijakan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran juga
12
tidak dapat mengabaikan dan harus memperhatikan Nilai-nilai Dasar atau Core
Values yang selama puluhan tahun telah terbentuk dalam pelaksanaan kegiatan
Dana Pensiun.
Nilai-nilai Dasar tersebut pada hakekatnya adalah nilai-nilai dalam Budaya Kerja
Dana Pensiun, yang terbentuk dari berbagai hasil dan pengalaman serta catatan
keberhasilan dan kegagalan, sepanjang sejarah Dana Pensiun
Segenap Insan Dana Pensiun selalu berpikir dan bertindak sesuai prinsip-prinsip
dalam Nilai-nilai dasar tersebut dalam semua aktifitas mereka untuk kepentingan
Dana Pensiun.
Nilai-nilai Dasar atau Core Values tersebut dan kaitannya sebagai dasar penetapan
Pedoman/Kebijakan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran terdiri dari :
Integritas
Insan Dana Pensiun adalah pribadi yang mendapatkan kepercayaan, dan harus
melaksanakan tugas pekerjaan yang bersifat amanah.
Karena itu semua insan Dana Pensiun harus bertaqwa, penuh dedikasi, jujur,
selalu mengutamakan kebenaran, serta menjaga kehormatan dan nama baik,
serta taat pada Good Pension Fund Governance Dana Pensiun dan semua
peraturan yang berlaku.
Itu semua hanya akan dapat terlaksana, apabila seluruh Insan Dana Pensiun
memiliki kepedulian dan kesadaran penuh terhadap keharusan untuk selalu
bekerja berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran yang disusun dan
ditetapkan dengan baik.
Profesionalisme
Semua Insan Dana Pensiun mengutamakan kehandalan dan keberhasilan
dalam bekerja, dan karena itu harus selalu bertanggungjawab, bekerja dengan
efektif, efisien, berdisiplin, peka terhadap perubahan dan perkembangan, serta
berorientasi ke masa depan dalam mengantisipasi tantangan dan kesempatan.
Insan Dana Pensiun selalu menyadari dan memahami apa yang menjadi tujuan
dan sasaran dari semua kegiatan, dan untuk itu harus dapat melaksanakan
kegiatannya dengan mengerahkan seluruh kemampuannya.
Kepuasan Peserta dan Pensiunan
Seluruh jajaran Dana Pensiun meyakini bahwa keberhasilan Dana Pensiun
sangat tergantung dan sangat dipengaruhi oleh kepuasan para Peserta dan
13
Pensiunan.
Karena itu Dana Pensiun harus selalu berusaha untuk dapat memenuhi
kebutuhan dan mengutamakan kepentingan Peserta dan Pensiunan dengan
memberikan pelayanan yang terbaik, dengan tetap selalu memperhatikan
kepentingan Dana Pensiun dan stakeholders yang lain.
Rencana Kerja dan Anggaran yang disusun dan ditetapkan dengan
pedoman/kebijakan yang baku sangat diperlukan untuk dapat menghindari
timbulnya berbagai kegagalan dan kerugian, yang pada akhirnya akan
bermuara pada kegagalan memenuhi tuntutan kepuasan Peserta dan
Pensiunan.
Keteladanan
Semua Insan Dana Pensiun menyadari kedudukannya sebagai panutan yang
dengan konsisten harus selalu bertindak adil, bersikap tegas dan berjiwa besar.
Oleh karena itu Insan Dana Pensiun selalu menjaga untuk tidak melakukan
tindakan-tindakan yang tidak mencerminkan keteladanan, yang antara lain
tercermin dalam cara kerja yang tidak terencana dan tidak terkordinir dengan
baik, menyimpang dari arah dan tujuan yang seharusnya dicapai, serta sikap
acuh dan kurang peduli, yang tidak atau kurang peka terhadap pentingnya
penerapan Rencana Kerja dan Anggaran..
Penghargaan kepada Sumber Daya Manusia
Segenap jajaran Dana Pensiun menyadari dan meyakini, bahwa Sumber Daya
Manusia adalah salah satu aset utama Dana Pensiun.
Oleh karenanya, Dana Pensiun selalu mengupayakan adanya penerimaan,
pelatihan, pengembangan, dan pembinaan terus menerus, yang mengarah
kepada terbentuknya Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
Sumber Daya Manusia atau Pekerja harus selalu diperlakukan dan
dipekerjakan berdasarkan kepercayaan, keterbukaan, keadilan dan sallng
menghargai, dengan selalu mengembangkan sikap kerjasama dan kemitraan.
Penghargaan dan pengakuan atas prestasi kerja diberikan berdasarkan hasil
kerja individu dan kerjasama tim yang menciptakan sinergi positif untuk
kepentingan Dana Pensiun.
Semua itu menghendaki adanya kesatuan sikap, perilaku dan cara berpikir
serta bertindak yang mencerminkan kepedulian yang tinggi terhadap tatakerja
14
dan pelaksanaan kegiatan yang terencana dan patuh terhadap Anggaran.
VII. KEBIJAKAN UMUM SISTIM RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
Kebijakan untuk menetapkan dan menerapkan sistim Rencana Kerja dan Anggaran
didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut :
Sebagai sebuah Lembaga Keuangan yang didirikan dengan tujuan tertentu
(penyelenggaraan Program Pensiun), Dana Pensiun melaksanakan kegiatannya dalam
cakupan jangka waktu yang panjang.
Pelaksanaan kegiatan dari waktu kewaktu, dari tahun ke tahun harus dapat berjalan
dengan baik dan berlenjutan, terjalin dalam sekuen atau alur yang konsisten dan searah
dengan sasaran dan tujuan Dana Pensiun.
Disamping itu, pengelolaan Dana Pensiun tidak terlepas dari pengaruh dan dampak dari
semua perubahan dan perkembangan yang terjadi, baik perubahan dan perkembangan
internal di Dana Pensiun, meupun perubahan dan perkembangan eksternal, baik pada sisi
Regulator, Pendiri, Peserta, maupun perubahan dan perkembangan pasar dan lingkungan
secara luas.
Penyelenggaraan Tata Kelola Dana Pensiun juga tidak dapat dilepaskan dari
keterbatasan yang ada pada kemampuan serta kesanggupan dan potensi yang dimiliki.
Lebih lanjut, pelaksanaan kegiatan Tata Kelola Dana Pensiun harus selalu dapat berjalan
dengan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi, sehingga hasil dan prestasi yang
diharapkan harus dapat diperhitungkan dan direncanakan sejak awal, dengan tingkat
biaya dan pengorbanan yang wajar dan aepadan.
Oleh karena itu, tujuan dan sasaran yang dituju dalam kegiatan Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran adalah terciptanya situasi penyelenggaraan pengelolaan Dana
Pensiun yang sehat, dimana semua kegiatan dilaksanakan secara terencana, dengan
dasar-dasar perhitungan dan pertimbangan yang wajar atas tuntutan dan keadaan serta
situasi yang dihadapi, dan kemampuan serta kesanggupan yang dimiliki.
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran dapat diartikan sebagai tindakan untuk lebih
mempersiapkan semua jajaran Dana Pensiun untuk melaksanakan semua kegiatan
dengan baik, dengan tujuan :
Mengurangi atau menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan dari Tujuan,
Visi dan Misi Dana Pensiun.
Menyesuaikan pelaksanaan kegiatan Dana Pensiun dengan keadaan dan situasi pasar
15
dan lingkungan, serta perubahan dan perkembangannya.
Menetapkan pedoman dan arah yang tepat bagi pelaksanaan semua kegiatan serta
penggunaan sumber daya.
Menjaga agar pelaksanaan semua kegiatan Dana Pensiun dapat berjalan dengan
efektif dan efisien, sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki.
Dengan pemahaman seperti diatas, serta mengingat bahwa Tata Kalola Dana Pensiun
merupakan sebuah jalinan kerjasama seluruh bagian dan bidang serta semua Unit
Organisasi, Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran pada dasarnya harus diterapkan
Secara luas dan menyeluruh, meliputi semua sisi dan kepentingan Dana Pensiun
Secara kolektif, melibatkan semua jajaran Dana Pensiun
Secara terus menerus dan berkesinambungan dan konsisten, sepanjang waktu,
selama kegiatan Dana Pensiun masih berjalan.
Dengan demikian, kegiatan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran merupakan
kegiatan yang bersifat menyeluruh, lintas sektoral dan harus dilaksanakan secara
bersama sama secara konsekuen oleh seluruh jajaran Dana Pensiun.
Mengingat bahwa Dana Pensiun adalah sebuah lembaga dengan tatanan Struktur
Organisasi yang memiliki berbagai fungsi dan berbagai janjang kewenangan serta
jenjang tugas dan tanggungjawab, semua tindakan dan penerapan Pedoman/Kebijakan
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran dan semua tindakan serta kegiatan
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran harus dilakukan dengan disesuaikan kepada
tatanan yang ada dalam Struktur Organisasi Dana Pensiun.
Mengingat pentingnya Rencana Kerja dan Anggaran bagi pelaksanaan Tata Kelola Dana
Pensiun, penyusunan dan penetapan Rencana Kerja dan Anggaran tersebut harus
dilakukan secara baik, dan untuk itu, Dana Pensiun menetapkan sebuah Kebijakan untuk
menetapkan sebuah Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran yang baku.
Pedoman/Kebijakan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran tersebut dimaksudkan,
agar Rencana Kerja dan Anggaran selalu dapat disusun dan ditetapkan dengan :
Wajar, realistis, sesuai dan sejalan dengan Tujuan Tata Kelola Dana Pensiun, serta
mudah digunakan sebagai dasar pelaksanaan operasional semua kegiatan.
Melalui proses dan prosedur yang baku dan dapat berjalan secara sistimatis,
transparan, serta tepat waktu
Didasarkan pada bahan-bahan dan data serta informasi yang lengkap dan terpercaya
Tingkat akurasi perhitungan dan kebenaran analisa yang maksimal
16
Fleksibel, dalam arti dapat direvisi dan disesuaikan dengan perubahan yang ada
sepanjang diperlukan.
VIII. JENIS RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
Pada dasarnya Dana Pensiun membuat Rencana Kerja Tahunan, untuk setiap tahun
kerja yang meliputi jangka waktu dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember.
Demikian juga Anggaran, yang harus disusun dan dibuat mengikuti jangka waktu
Rencana Kerja.
Guna memudahkan penerapannya serta monitoring dan evaluasi, Rencana Kerja
Tahunan dan Anggaran Tahunan dibagi (breakdown) jangka waktunya menjadi
Triwulanan atau Kwartalan.
Breakdown Triwulanan tersebut juga dimaksudkan untuk mempertajam sasaran
rencana pencapaian dan analisa hasil evaluasi, disesuaikan dengan kemungkinan
terjadinya perubahan dan perkembangan yang semakin cepat.
Atas permintaan dan penetapan Pendiri, Pengurus dapat membuat dan penyusun
Rencana Kerja untuk Jangka Panjang dan Jangka Menegah.
Rencana Kerja Jangka Panjang meliputi jangka waktu diatas 5 (lima) tahun, Rencana
Kerja Jangka Menengah berjangka waktu diatas 1 (satu) tahun sampai dengan 5 (lima)
tahun.
Lebih lanjut, selengkapnya, jenis-jenis Rencana Kerja Dana Pensiun terdiri dari :
1. Rencana Kerja Tahunan
Pengurus Dana Pensiun membuat dan menyusun Rencana Kerja Tahunan, yang
merupakan Rencana Kerja umum, meliputi seluruh bidang kegiatan Dana Pensiun.
Rencana Kerja Tahunan disusun dengan memperhatikan hal-hal dan batasan serta
penjelasan sebagai berikut :
Merupakan Rencana Kerja yang meliputi seluruh kegiatan Dana Pensiun
untuk (selama) Tahun Kerja berikutnya.
Rencana Kerja Umum merupakan Rencana Kerja induk dan kesatuan dari
Rencana Kerja keseluruhan bidang kegiatan Dana Pensiun.
Disusun dan ditetapkan secara terperinci untuk masing-masing bidang, namun
tetap berhubungan secara integral dan terkordinir satu sama lain.
Rencana Kerja Tahunan bersifat operasional, dalam arti bahwa Rencana Kerja
Tahunan tersebut menetapkan dan berisi hal-hal yang berkaitan dengan
17
pelaksanaan kegiatan operasional Dana Pensiun.
2. Rencana Investasi
Pengurus juga harus membuat dan menyusun Rencana Investasi, yang khusus
memuat Rencana Kerja Dana Pensiun dalam bidang kegiatan Investasi.
Penyusunan Rencana Investasi dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
Rencana Investasi dibuat sebagai Rencana Kerja bidang Investasi sepanjang
Tahun Buku berikutnya.
Rencana Investasi disusun sebagai penjabaran dari Arahan Investasi yang
ditetapkan Pendiri.
Rencana Investasi berisi Rencana Kegiatan Investasi Operasional, dalam arti
bahwa rencana Investasi tersebut menetapkan dan berisi hal-hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan bidang Investasi Dana Pensiun.
3. Rencana Kerja Bidang dan Anggaran Bidang.
Pelaksanaan Tata Kelola Dana Pensiun pada hakekatnya merupakan gabungan
atau konsolidasi yang terkordinir dari pelaksanaan kegiatan Tata Kelola masing-
masing Bidang.
Oleh karena itu, penyusunan dan penetapan Rencana Kerja Tahunan dan
Anggaran Dana Pensiun hanya akan dapat dilakukan dengan baik apabila masing-
masing Bidang membuat dan menyusun Rencana Kerja nya masing-masing,
termasuk perhitungan dan Rencana Anggarannya.
Rencana Kerja per Bidang tersebut selanjutnya digabung dan dikonsolidasikan,
sehingga saling menunjang dan saling melengkapi satu sama lain.
Dengan penggabungan dan konsolidasi tersebut, kemungkinan akan terdapat
perubahan atau penyesuaian pada masing-masing Rencana Kerja Bidang dan
Anggaran yang semula dibuat oleh masing-masing Bidang.
Setelah Rencana Kerja Tahunan Dana Pensiun tersusun, kembali di breakdown
sebagai Rencana Kerja Bidang dan Anggaran untuk Bidang yang bersangkutan,
yang akan menjadi pedoman pelaksanaan kegiatannya.
Rencana Kerja Bidang dibuat oleh semua Bidang yang ada di Dana Pensiun,
terdiri dari :
Rencana Kerja Bidang Pendanaan/Kepesertaan
Rencana Kerja Bidang Investasi
18
Rencana Kerja Bidang Umum
4. Rencana Kerja Fungsional
Disamping Rencana Kerja Tahunan yang bersifat Operasional, Pengurus juga
harus menyusun Rencana Kerja Fungsional, yang berkaitan dengan pelaksanaan
kegiatan yang bersifat Fungsional, sesuai dengan masing-masing Bidang dan
Fungsi yang ada di Dana Pensiun.
Pelaksanaan kegiatan Fungsional pada dasarnya merupakan penunjang atau
prasyarat bagi pelaksanaan kegiatan Operasional, dan oleh karena itu, Rencana
Kerja Fungsional harus disusun dan ditetapkan bersamaan dengan penyusunan
dan penetapan Rencana Kerja Tahunan.
Contoh Rencana Kerja Fungsional :
Rencana Kerja Perbaikan Tata Kelola Akuntansi Dana Pensiun (Fungsi
Bidang Umum)
Rencana Kerja Pembentukan Bagian (Seksi) Investasi Obligasi Pemerintah
(Fungsi Bidang Investasi)
Rencana Kerja Digitalisasi (Komputerisasi) Sistim Berkas Kepesertaan
(Fungsi Bidang Kepesertaan)
5. Bentuk dan Sistimatika Rencana Kerja dan Anggaran
Rencana Kerja Tahunan, Rencana Investasi, Rencana Kerja Bidang, Rencana
Kerja Khusus Dana Pensiun dibuat dalam bentuk dan sistimatika yang standar dan
digunakan secara konsisten guna menjaga kesinambungannya.
Dengan konsultasi dengan Dewan Pengawas dan persetujuan Pendiri, Pengurus
menetapkan bentuk dan sistimatika tersebut, dengan memperhatikan butir-butir
sebagai berikut :
Pendahuluan :
o Maksud penetapan Rencana Kerja dan Anggaran
o Jangka waktu Rencana Kerja dan Anggaran
o Data-data dan informasi dasar penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
o Asumsi, Perkiran dan Prognosa yang digunakan
o Ringkasan dan Garis Besar dari Rencana Kerja dan Anggaran per Bidang
Perincian keadaan dan perkembangan terakhir
o Bidang Pendanaan Dana Pensiun
o Bidang Investasi Dana Pensiun
19
o Bidang Operasional Dana Pensiun
Perincian dan penjelasan lengkap tentang Rencana Kerja
o Bidang Pendanaan Dana Pensiun
o Bidang Investasi Dana Pensiun
o Bidang Operasional Dana Pensiun
Perincian tersebut antara lain memuat tentang :
o Alasan dan pertimbangan
o Tujuan dan Sasaran yang akan dicapai, disertai perhitungan dalam angka.
o Akibat dan konsekuensi dari penerapan/realisasi Rencana Kerjaatau
Anggaran
o Jadwal dan jangka waktu pelaksanaan/realisasi.
o Gambaran tentang kesanggupan Dana Pensiun dan kemungkinan
keberhasilan
o Masalah dan kendala yang mungkin dihadapi dan persyaratan yang
diperlukan
Gambaran tentang keadaan Laporan Keuangan Dana Pensiun :
Berupa perbandingan Laporan Keuangan Dana Pensiun pada saat Rencana
Kerja dan Anggaran disusun, pada awal Tahun Kerja yang akan datang
(proyeksi), dan pada Akhir Tahun Kerja yang akan datang setelah Rencana
Kerja dan Anggaran di realisir (proyeksi)
Penutup : Permohonan persetujuan kepada Pendiri.
Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dana Pensiun ditandatangani oleh
Pengurus Dana Pensiun.
Selanjutnya, secara khusus Pengurus juga menyusun Rencana Investasi, yang
merupakan penjabaran dan rincian lebih lanjut dari Rencana Kerja Bidang
Investasi yang tercantum didalam Rencana Kerja Tahunan.
Demikian juga dengan Rencana Kerja Fungsional, yang merupakan penunjang
dan rincian lebih lanjut dari Rencana Kerja per Bidang diluar Bidang Investasi
yang menjadi bagian dari Rencana Kerja Tahunan.
IX. PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RENCANA KERJA DAN
ANGGARAN
1. Jadwal waktu Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Rencana Kerja dan Anggaran hanya akan dapat digunakan dengan baik dan
20
bermanfaat, apabila disusun dan ditetapkan secara tepat waktu.
Disamping itu, penggunaan bahan, data, dan informasi untuk penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran juga harus aktual, relevan, dan tepat waktu.
Dengan demikian penyusunan dan penetapan Rencana Kerja dan Anggaran harus
dimulai dan dapat diselesaikan dengan tingkat keterbatasan waktu dan jadwal
yang harus benar-benar mendapatkan perhatian dan ditepati, sebagai berikut :
Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Investasi Dana Pensiun diharapkan
sudah mendapatkan persetujuan dari Pendiri selambat-lambatnya pada akhir
bulan Oktober.
Masing-masing Bidang Dana Pensiun sudah mulai kegiatan mempersiapkan
penyusunan Rencana Kerja sejak akhir bulan Juni.
Keadaan Pendanaan Dana Pensiun yang menjadi dasar Penyusunan Rencana
Kerja Tahunan adalah keadaan pendanaan menurut Laporan Valuasi Aktuaria
yang terakhir, serta Laporan Keuangan Yang Diaudit, yang diperkirakan
selesai pada akhir bulan April/Mei.
Demikian pula untuk Rencana Investasi, digunakan Arahan Investasi sesuai
yang terakhir kali ditetapkan oleh Pendiri.
Selanjutnya data dan informasi perkembangan utama yang digunakan adalah
data pembukuan dan perkembangan semua kegiatan Dana Pensiun menurut
keadaan pada tanggal 31 Juli, yang diharapkan telah selesai diproses pada
pertengahan bulan Agustus.
Perkiraan dan asumsi serta prognosa yang digunakan, juga yang diperoleh
oleh Dana Pensiun sampai dengan 31 Juli.
Dengan berjalannya waktu dan proses penyelesaian penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran sampai dengan memperoleh persetujuan Pendiri, bahan-
bahan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran baik yang berupa angka-
angka pembukuan Dana Pensiun maupun yang bersifat perkiraan, asumsi atau
prognosa per 31 Juli yang semula digunakan sebagai dasar penyusunan (draft)
Rencana Kerja, masih bersifat fleksibel, dan dapat dirubah/disesuaikan dengan
perkembangan yang mungkin terjadi kemudian.
(Draft) Rencana Kerja masing-masing Bidang sudah harus selesai disusun
paling lambat pada akhir bulan Agustus.
Penggabungan dan konsolidasi (draft) Rencana Kerja Bidang kedalam bentuk
21
(draft) Rencana Kerja Tahunan Dana Pensiun harus telah selesai paling lambat
pada pertengahan bulan September.
Penyelesaian akhir Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Investasi melalui
pembahasan oleh Pengurus harus dapat diselesaikan selambat-lambatnya pada
akhir bulan September, untuk segera dikirimkan ke Pendiri guna mendapat
persetujuan. Diharapkan persetujuan Pendiri akan dapat diterima selambat-
lambatnya pada akhir bulan Oktober.
2. Bahan dan Informasi Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran dilakukan dengan mempergunakan
berbagai bahan, data, informasi dan pertimbangan yang diperoleh dari berbagai
sumber dan aktifitas, sebagai berikut :
Laporan Valuasi Aktuaria
Angka-angka Pembukuan Dana Pensiun
Arahan Investasi
Perkembangan kondisi Internal dan Eksternal
Hasil-hasil Evaluasi Pencapaian (Realisasi) Rencana Kerja sebelumnya
Perkiraan, Asumsi dan Prognosa Lingkungan dan Pasar
Benchmarking dengan pelaku (Dana Pensiun) yang lain.
Dokumentasi dan bukti-bukti tertulis penunjang dari semua bahan, data,
informasi dan pertimbangan harus secara tertib dan lengkap dikelola dengan
sebaik-baiknya, termasuk keterangan tentang sumber dan asalnya.
3. Draft dan Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran
Draft dan Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran dibuat dalam 2 (dua) tahap :
Masing-masing Bidang dibawah kordinasi Direktur Bidang membuat dan
menyusun Draft atau Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran untuk
bidangnya, yang meliputi semua rencana kegiatan baik opearsional dan
fungsional yang direncanakan akan dilaksanakan selama Tahun Kerja yang
akan datang.
Selanjutnya draft atau rancangan Rencana Kerja dan Anggaran masing-masing
Bidang tersebut dikonsolidasikan atau digabungkan secara saling menunjang
satu sama lain, dalam bentuk drfat atau rancangan Rencana Kerja dan
Anggaran Tahunan Dana Pensiun.
22
4. Analisa atas Draft atau Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran
Draft atau rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dana Pensiun harus
dianalisa dan dikaji dalam forum Pengurus lengkap Dana Pensiun, bersama
dengan semua Kepala Bagian atau Manajer yang berkaitan.
Analisa dan kajian atas drfat atau rancangan Rencana Kerja dan Anggaran
Tahunan tersebut harus dilakukan dengan memperhatikan :
Sinergi dan keselarasan antara rancangan Rencana Kerja dan Anggaran masing-
masing Bidang, sehingga dapat tersusun sebagai sebuah kesatuan draft atau
rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dana Pensiun yang
Solid, terintegrasi dan terkonsolidasi dengan baik.
Realistis : dengan sasaran dan rencana kegiatan yang wajar dan jelas, dapat
dilaksanakan.
Obyektif : didasarkan semata-mata pada data serta informasi dan
asumsi/perkiraan serta prognosa yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenaran dan obyektifitasnya.
Berada dalam jangkauan potensi Fana Pensiun, sesuai dengan kemampuan
serta potensi dari sumber daya yang ada.
Untuk maksud tersebut,
Semua bahan, data, informasi serta perkiraan, asumsi, dan prognosa yang
digunakan teruji kebenaran dan obyektifitasnya, serta semuanya dapat
dipertanggungjawabkan keakuratan serta relevansinya, disamping juga
terdokumentasikan dengan baik.
Disamping itu, semua bahan, data, informasi serta perkiraan, asumsi dan
prognosa yang digunakan dalam masing-masing draft atau rancangan Rencana
Kerja dan Anggaran masing-masing Bidang yang harus dikonsolidasikan
tersebut berada dalam kesetaraan dan keseragaman sumber dan periode waktu.
Analisa dan perhitungan-perhitungan dilakukan secara benar dan lengkap serta
menyeluruh, dengan memperhatikan semua pertimbangan dan kemungkinan
yang ada.
5. Penetapan dan Persetujuan Rencana Kerja Tahunan dan Anggaran
Analisa terhadap Draft atau Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran bermuara
pada bentuk akhir Rencana Kerja Tahunan dan Anggaran sebagai penetapan dan
keputusan Pengurus.
23
Selanjutnya, pada kesempatan pertama (sebelum akhir bulan September) Rencana
Kerja Tahunan dan Anggaran Dana Pensiun sudah harus disampaikan kepada
Pendiri untuk mendapatkan persetujuan.
X. KEPATUHAN TERHADAP RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
Rencana Kerja dan Anggaran yang telah disusun dan ditetapkan tidak akan ada arti
dan manfaatnya apabila tidak diterapkan dan dipatuhi secara konsiekuen dan
konsisten.
Masing-masing Bidang dan Bagian harus menggunakan Rencana Kerja dan Anggaran
sebagai acuan dari pelaksanaan semua kegiatan.
Dalam menjalankan semua kegiatannya, seluruh jajaran Dana Pensiun terikat pada
keharusan untuk selalu memperhatikan dan mempertimbangkan serta mematuhi
batasan-batasan yang ada pada Rencana Kerja dan Anggaran.
Masing-masing Manajer dan/atau Kepala Bagian dan Kepala Satuan memiliki peran
penting dalam menerapkan dan mematuhi Rencana Kerja dan Anggaran pada tingkat
operasional, dan bertanggungjawab atas hal tersebut pada masing-masing Bagian dan
Unit Organisasinya.
Apabila terdapat keragu-raguan dan ketidakjelasan tentang penerapan Rencana Kerja
dan Anggaran, harus dilaporkan dan dimintakan arahan serta keputusan dari Direktur
Bidang masing-masing.
Dalam hal tertentu, Direktur Bidang dapat harus memberikan arahan dan keputusan
atas adanya keragu-raguan atau ketidakjelasan tentang penerapan Rencana Kerja dan
Anggaran pada Bidangnya.
Direktur Bidang bertanggungjawab mengkordinir penerapan dan kepatuhan terhadap
Rencana Kerja dan Anggaran dari jajaran dalam bidangnya atas ketentuan-ketentuan
dalam Rencana Kerja dan Anggaran pada tingkat Kebijakan.
Apabila terdapat keragu-raguan dan ketidakjelasan pada penerapan kebijakan dalam
Rencana Kerja dan Anggaran, Direktur Bidang harus melaporkannya kepada Direktur
Utama, untuk memperoleh keputusan dan tindak lanjut.
Secara khusus, Satuan Pengawsan Internal (SPI) Dana Pensiun bertanggungjawab
untuk setiap saat memeriksa dan menilai kepatuhan pada Rencana Kerja Tahunan dan
Anggaran Dana Pensiun dari seluruh Bidang.
Satuan Pengawasan Internal menggunakan Rencana Kerja Tahunan dan Anggaran
Dana Pensiun sebagai salah satu dokumen dasar untuk memeriksa dan menilai aspek
24
kepatuhan seluruh jajaran Dana Pensiun dalam Manajemen Audit.
XI. REVISI RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
Apabila dianggap perlu, Direktur Utama dapat menentukan dan memutuskan untuk
melakukan Revisi terhadap Rencana Kerja dan Anggaran Dana Pensiun.
Sebagaimana prosedur dan proses yang dilakukan dalam penyusunan dan
penetapan Rencana Kerja dan Anggaran, Revisi terhadap Rencana Kerja dan
Anggaran juga harus dilakukan dengan prosedur dan proses yang sama.
Seluruh pihak yang semula terkait dengan penyusunan dan penetapan bagian-bagian
dari Rencana Kerja dan Anggaran yang harus direvisi, harus dilibatkan dalam proses
Revisi.
Beberapa kebijakan Dana Pensiun yang berkaitan dengan Revisi Rencana Kerja dan
Anggaran adalah :
Revisi yang dilakukan terhadap Rencana Kerja dan Anggaran selalu harus
dilakukan dalam rangka perbaikan, dan didasarkan kepada alasan serta
pertimbangan yang sangat mendesak, karena tanpa adanya Revisi, pelaksanaan
kegiatan Dana Pensiun tidak mungkin dapat berlangsung dengan wajar.
Dengan demikian, Revisi Rencana Kerja dan Anggaran hanya dilakukan karena
Rencana Kerja dan Anggaran tersebut dinilai tidak sesuai lagi dengan keadaan dan
perkembangannya, baik karena terjadinya kesalahan atau kekeliruan pada saat
penyusunan dan penetapannya, maupun karena adanya perubahan dan
perkembangan yang terjadi diluar kontrol Dana Pensiun.
Revisi Rencana Kerja dan Anggaran samasekali tidak dapat dilakukan dengan
alasan atau pertimbangan untuk melakukan penyesuaian terhadap kesalahan yang
telah terjadi pada realisasi kegiatan.
Kesalahan atau kekeliruan pada saat penyusunan dan penetapan Rencana Kerja
dan Anggaran dapat berupa kesalahan dan kekeliruan pada perhitungan matematis
dan aritmatis, atau pada penggunaan data, informasi, asumsi,perkiraan dan
prognosa pada saat Rencana Kerja dan Anggaran tersebut disusun dan ditetapkan.
Revisi Rencana Kerja dapat berupa berbagai hal, sesuai dengan sifat kesalahan
yang telah terjadi pada saat penyusunan dan penetapannya.
Revisi Rencana Kerja dapat berupa perluasan atau tambahan Rencana Kerja, atau
pengurangan Rencana Kerja, atau perubahan pada jadwal pelaksanaan Rencana
25
Kerja.
Bahkan dapat pula berupa pembatalan sebagian dari Rencana Kerja.
Demikian pula dengan Revisi Anggaran, dapat berupa penambahan Target atau
Sasaran Penerimaan/Pendapatan, atau pengurangan Anggaran Pengeluaran/Biaya,
atau sebaliknya.
Juga dapat berupa penambahan atau pengurangan Biaya pelaksanaan Rencana
Kerja tertentu.
Sebab dan alasan dilakukannya Revisi Rencana Kerja dan Anggaran dapat bersumber
pada antara lain :
1. Kesalahan dan kekeliruan pada saat penyusunan Rencana Kerja/Anggaran
Dalam hal ini, sebelum diputuskan untuk melakukan Revisi, kesalahan
penggunaan data/informasi, asumsi/perkiraan dan prognosa tersebut harus
benar-benar dikaji dan dibuktikan serta dapat dinyatakan dalam dokumen
penunjang.
Demikian pula halnya dengan kesalahan yang terjadi pada perhitungan
matematis dan aritmatis (penjumlahan, pengurangan, perkalian atau pembagian
angka) pada saat Rencana Kerja dan Anggaran dibuat.
Selanjutnya Revisi yang dilakukan harus benar-benar dilakukan dengan
penggunaan data/informasi dan asumsi/perkiraan dan prognosa yang seharusnya
digunakan, atau dengan perhitungan matematis dn aritmatis yang benar.
2. Terjadinya perubahan pasar dan lingkungan.
Perubahan dan perkembangan tersebut harus benar-benar sama sekali barada
diluar kontrol Dana Pensiun, sehingga asumsi/perkiraan dan prognosa pasar dan
lingkungan yang semula digunakan dalam penyusunan dan penetapan Rencana
Kerja dan Anggaran tidak sesuai lagi.
Misal : Terjadinya perubahan Kebijakan Pemerintah atau ketentuan Perundang-
undangan, perubahan yang besar dan sangat berarti terhadap Nilai Tukar,
Tingkat Bunga Bank Indonesia, Laju Inflasi, dan sebagainya.
XII. PENYIMPANGAN DARI RENCANA KERJA DAN PELAMPAUAN
ANGGARAN
Sebagai sebuah rencana kegiatan, Rencana Kerja dan Anggaran Dana Pensiun tidak
terlepas dari kemungkinan terjadinya penyimpangan dan pelampauan.
26
Dengan demikian, dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan Dana Pensiun, Pengurus
harus siap dan memperhatikan adanya kemungkinan tersebut, walaupun pada
prinsipnya kedua hal tersebut sedapat mungkin harus dihindari.
Setiap kemungkinan akan terjadinya penyimpangan Rencana Kerja atau pelampauan
Anggaran harus segera dilaporkan kepada Direktur Utama melalui Direktur Bidang
yang bersangkutan.
Direktur Utama akan segera melakukan analisa bersama Pengurus lainnya terhadap
kemungkinan tersebut, untuk memperoleh penyelesaian lebih lanjut.
Berdasarkan hasil analisa yang mendalam terhadap masalah yang ada, dan keadaan
serta situasi atau masalah yang menjadi penyebabnya, dengan memperhatikan segala
kemungkinan dan semua konsekuensinya, Direktur Utama dapat memutuskan antara
lain :
Larangan terhadap terjadinya penyimpangan Rencana Kerja atau pelampauan
Anggaran dan menetapkan tindakan-tindakan pencegahan yang dianggap perlu.
Pemberian ijin atau persetujuan terhadap penyimpangan Rencana Kerja atau
pelampauan Anggaran.
Memberikan persetujuan untuk melakukan Revisi terhadap Rencana Kerja atau
Anggaran apabila memang sangat diperlukan.
Meneruskan masalah kemungkinan penyimpangan Rencana Kerja atau
pelampauan Anggaran kepada Pendiri untuk mendapatkan keputusan, disertai
dengan usul dan pertimbangan.
Setiap penyimpangan Rancana Kerja atau pelampauan Anggaran yang terlanjur
terjadi harus dilaporkan kepada Direktur Utama melalui Direktur Bidang yang
bersangkutan, untuk mendapatkan tindak lanjut dan keputusan, sebagaimana
keputusan dan tindak lanjut terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan Rencana
Kerja atau pelampauan Anggaran yang belum terjadi.
Sehubungan dengan hal-hal diatas, penyusunan dan penetapan Rencana Kerja dan
Anggaran sejak awal harus memperhatikan rencana langkah-langkah pelaksanaan
yang diharapkan dapat mencegah atau mendeteksi kemungkinan terjadinya hal-hal
yang tidak dikehendaki berupa penyimpangan Rencana Kerja atau pelampauan
Anggaran tersebut.
Untuk maksud tersebut, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
27
1. Penyimpangan dari Rencana Kerja
Ketidak sesuaian realisasi yang dilaksanakan dengan rencana yang ditetapkan.
Kelambatan waktu pelaksanaan dari yang direncanakan.
Penyebab dari terjadinya penyimpangan Rencana Kerja dapat berasal dari intenal
Dana Pensiun, maupun berasal dari eksternal.
Bagaimanapun bentuk dari penyimpangan, akan dapat berakibat pada terjadinya
hal-hal yang merugikan atau tidak dikehendaki.
Sehubungan dengan itu, dalam penyusunan Rencana Kerja, Pengurus harus
menekankan dengan jelas jadwal waktu pelaksanaan semua rencana kegiatan
secara wajar, dan menetapkan pihak yang bertanggungjawab, baik sebagai
pelaksana maupun sebagai pengawas dan melakukan monitoring serta evaluasi.
Disamping itu, penetapan asumsi, perkiraan dan prognosa sangat penting artinya
dalam penyusunan Rencana Kerja, sehingga harus dilakukan dengan wajar dan
obyektif.
Dengan demikian, diharapkan penyimpangan Rencana Kerja tersebut tidak akan
terjadi atau dapat dideteksi kemungkinan terjadinya sejak awal.
2. Pelampauan Anggaran
Pelampauan Anggaran pada hakekatya dapat berupa :
Tidak tercapainya sasaran penerimaan
Terlampauinya pengeluaran atau biaya.
Pelampauan Anggaran dapat terjadi karena adanya penyimpangan pada
pelaksanaan Rencana Kerja tertentu, atau pada pelaksanaan kegiatan rutin, dan
dapat pula disebabkan oleh berbagai perubahan dan perkembangan internal Dana
Pensiun maupun eksternal, yang berada diluar kamampuan kontrol Dana Pensiun .
Sebagaimana kemungkinan terjadinya penyimpangan Rencana Kerja,
kemungkinan pelampauan Anggaran harus sejak awal sedapat mungkin
diantisipasi dan dicegah dengan penetapan jadwal waktu pelaksanaan kegiatan
dan penetapan pihak yang bertanggungjawab dalam pelaksanaannya.
Disamping itu, sebagaimana dalam penyusunan Rencana Kerja, kewajaran dan
obyektifitas dalam menentukan asumsi, perkiraan dan prognosa sangat penting
artinya dalam penyusunan Anggaran.
XIII. KEWENANGAN, KEWAJIBAN, DAN TANGGUNGJAWAB JAJARAN
28
DANA PENSIUN
Mengingat pentingnya Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran bagi kelangsungan
dan kelancaran serta keamanan pengelolaan Dana Pensiun, dan sasaran serta cakupan
penerapannya yang menyeluruh, meliputi semua bidang dan semua jenjang
organisasi, berbagai pihak memiliki wewenang dan bertanggungjawab baik dalam
kaitan dengan penyusunan dan penerapan Pedoman/Kebijakan Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran ini, maupun dalam kaitan penyusunan dan penerapan Rencana
Kerja dan Anggaran Dana Pensiun, sebagai berikut :
1. Direktur Utama
Bertanggungjawab secara menyeluruh baik terhadap kegiatan penyusunan dan
penetapan serta penerapan Pedoman/Kebijakan Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran, mapun terhadap kegiatan Penyusunan serta Penerapan Rencana Kerja
dan Anggaran Dana Pensiun.
Dalam kedudukannya sebagai penanggungjawab penyusunan dan penerapan
Pedoman/Kebijakan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran, Direktur Utama
mengkordinir seluruh kegiatan penyusunan dan penetapan Pedoman/Kebijakan
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran, dibantu oleh semua Direktur Bidang.
Dalam penyusunan dan penetapan Rencana Kerja dan Anggaran, Direktur
Utama dapat menunjuk Manajer Bidang Akuntansi sebagai pejabat
pelaksananya.
Direktur Utama juga memimpin langsung Rapat pembahasan dan analisa draft
atau rancangan Rencana Kerja dan Anggaran, yang dihadiri oleh semua
Pengurus dan para Manajer/Kepala Satuan.
Direktur Utama dan semua Pengurus juga menghadiri Rapat tentang Rencana
Kerja dan Anggaran yang mungkin diminta oleh Pendiri.
2. Direktur Bidang
Bertanggungjawab sebagai kordinator dalam penyusunan dan penerapan
Pedoman/Kebijakan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran untuk bidang
nya, termasuk melakukan evaluasi dan melakukan kajian kemungkinan
diperlukannya revisi terhadap Pedoman/Kebijakan tersebut. Serta Pedoman
Operasionilnya.
Dalam kedudukannya tersebut, masing-masing Direktur Bidang wajib :
o Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan dan penerapan semua kebijakan
29
dalam Pedoman/Kebijakan Pentusunan Rencana Kerja dan Anggaran beserta
semua Prosedur serta Pedoman Operasionil dalam Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran yang berkaitan dengan bidangnya, disamping selalu
mengawasi dan mengevaluasi penerapan semua Pedoman/Kebijakan
kegiatan pada bidangnya, yang pada dasarnya harus selalu memperhatikan
batasan-batasan yang digariskan dalam Pedoman/Kebijakan Penyususnan
Rencana Kerja dan Anggaran.
o Melakukan review dan melakukan revisi dan penyesuaian serta
penyempurnaan butir-butir dalam Pedoman/Kebijakan, Prosedur dan
Pedoman Operasional masing – masing bidang, sesuai dengan kaidah –
kaidah dalam Pedoman/Kebijakan Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran.
o Memberikan masukan kepada Direktur Utama dan/atau Direktur Bidang
yang lain guna bahan penyempurnaan Pedoman/Kebijakan Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran, Prosedur dan Pedoman Operasional dalam
kegiatan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Bertanggungjawab sebagai kordinator dalam penyusunan draft atau rancangan
Rencana Kerja dan Anggaran untuk Bidang masing-masing, yang selanjutnya
akan dikonsolidasikan kedalam draft atau rancangan Rencana Kerja dan
Anggaran Dana Pensiun.
Dalam kedudukan tersebut Direktur Bidang antara lain :
o Memastikan kelengkapan dan kebenaran sera obyektifitas dari semua bahan,
data dan informasi yang digunakan, termasuk asumsi, perkiraan dan
prognosa.
o Membahas dan melakukan analisa terhadap draft atau rancangan Rencana
Kerja dan Anggaran bersama-sama dengan para Manajer dalam
kordinasinya.
o Menetapkan draft atau rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Bidang yang
akan dikonsolidasikan kedalam draft atau rancangan Rencana Kerja dan
Anggaran Tahunan Dana Pensiun.
o Melaukuan pembahasan dan analisa konsolidasi draft atau rancangan
Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dana Pensiun dengan Direktur
Utama dan Direktur Bidang yang lain.
30
Bertanggungjawab sebagai kordinator dalam penerapan kepatuhan terhadap
Rencana Kerja dan Anggaran pada Bidangnya, yang secara oprasionil
dilaksanakan oleh para Manajer Bagian dan jajarannya, dengan antara lain :
o Mengkordinir pelaksanaan kegiatan di Bidangnya, sesuai dengan arah dan
kebijakan dalam Rencana Kerja dan Anggaran untuk Bidangnya.
o Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap realisasi Rencana Kerja dan
Anggaran untuk Bidangnya, guna mendeteksi sejak awal kemungkinan
terjadinya penyimpangan dan pelampauan.
o Melakukan inventarisasi terhadap semua penyimpangan Rencana Kerja dan
pelampauan Anggaran yang terjadi di Bidangnya, untuk segera
melaporkannya kepada Pengurus/Direktur Utama guna tindak lanjut.
o Menerima tembuasan laporan dan pemberitahuan tentang temuan hasil
pengawasan oleh Satuan Pengawasan Internal tentang pelaksanaan realisasi
Rencana Kerja dan Anggaran di Bidangnya, yang aslinya disampaikan
kepada Direktur Utama.
3. Manajer/Kepala Satuan Pengawasan Intern (SPI)
Manajer Satuan Pengawasan Intern bertanggung jawab untuk mengadministrasikan
dokumen Pedoman/Kebijakan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran ini.
Apabila terjadi ketidak-laziman eksternal atau internal yang dinilai/dianggap dapat
berdampak terhadap pedoman-pedoman ini dan administasinya, Manajer Satuan
Pengawasan Intern bertanggung jawab untuk menyajikan hal-hal tersebut untuk
mendapat perhatian Direktur Utama.
Lebih lanjut, Manajer Satuan Pengawasan Intern juga :
Bertanggung jawab untuk melaksanakan audit intern secara keseluruhan dan
berkesinambungan (terus menerus) terhadap kepatuhan penerapan
Pedoman/Kebijakan Pengendalian Risiko dalam pelaksanaan seluruh kegiatan
operasional.
Melakukan review dan evaluasi terhadap ketentuan-ketentuan penerapan prinsip-
prinsip dan ketentuan yang digariskan dalam Pedoman/Kebijakan Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran yang kemudian diatur dan ditetapkan didalam
Pedoman Operasionil, sebagai bagian dari review secara menyeluruh terhadap
tingkat kecukupan serta kelengkapan dokumen Buku Pedoman Operasionil.
Kegiatan audit intern dan evaluasi kecukupan Pedoman/Kebijakan Penyusunan
31
Rencana Kerja dan Anggaran tersebut dilakukan bersamaan dengan audit intern
atas pelaksanaan semua kegiatan setiap Bidang, dan kesesuaian/kepatuhan
terhadap Rencana Kerja dan Anggaran yang telah ditetapkan.
Menyampaikan hasil temuan audit kepada Direktur Utama, dengan tembusan
kepada Direktur Bidang yang bersangkutan.
Menyampaiakn usul atau pertimbangan perihal hal-hal yang berkaitan dengan
hasil audit, sebagai pertimbangan bagi Direktur Utama/Direktur Bidang dan
jajarannya.
4. Para Manajer/Kepala Bagian
Bertanggungjawab terhadap kelengkapan dan kebenaran serta obyektifitas
bahan/data dan informasi dan asumsi/perkiraan dan prognosa yang akan
digunakan dalam penyusunan draft atau rencana Rencana Kerja dan Anggaran
Bagian masing-masing.
Melakukan kegiatan penyusunan drfat atau rancangan awal Rencana Kerja dan
Anggaran Bagiannya, untuk dibahas dan dikonsolidasikan kedalam Draft atau
rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Bidang, dengan kordinasi Direktyr
Bidang.
Melakukan kordinasi dan supervisi terhadap pelaksanaan semua kegiatan pada
Bagiannya, dengan selalu memperhatikan batasan-batasan yang digariskan
dalam Rencana Kerja dan Anggaran
Mencatat dan melaporkan kepada Direktur Bidang, hal-hal yang berkaitan
dengan kemungkinan terjadinya penyimpangan Rencana Kerja dan pelampauan
Anggaran, untuk memperoleh putusan dan tindak lanjut.
Memberikan dukungan dan kerjasama kepada Manajer Satuan Pengawasan
Internal dalam pelaksanaan audit dan monitoring serta evaluasi terhadap
pelaksanaan kegiatan Bidang dan kepatuhan terhadap Rencana Kerja dan
Anggaran.
Bertanggung jawab didalam memberikan dukungan kepada jajaran Satuan
Pengawasan Intern untuk menindak-lanjuti hasil pelaksanaan pengawasan, yang
berkaitan dengan penerapan dari Pedoman/ Kebijakan Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran.
32
XIV. PENUTUP
1. Ketentuan dan kaidah – kaidah dalam Pedoman/Kebijakan Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran yang disusun oleh Pengurus dan dinyatakan berlakunya oleh
Pendiri ini menjadi dasar dan atau pedoman bagi seluruh Insan Dana Pensiun dan
Pekerja dalam Unit Kerja Dana Pensiun dalam bersikap, berpikir dan bertindak
melaksanakan tugas dan pekerjaannya.
2. Pedoman/Kebijakan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran ini merupakan
bagian tak terpisahkan dari Pedoman/Kebijakan Penerapan Tata Kelola Yang Baik
yang berlakunya ditetapkan oleh Pendiri.
3. Pedoman/Kebijakan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran ini menetapkan
Prinsip-Prinsip Pedoman/Kebijakan dari kegiatan Penyusunan Rencana Kerja
dan Anggaran yang diterapkan di Dana Pensiun.
Perincian pelaksanaan dari Pedoman/Kebijakan tersebut lebih lanjut dituangkan
dalam bentuk Pedoman/Kebijakan berbagai bidang yang lain dan pedoman dan
prosedur operasional yang ditetapkan dalam bentuk Buku Pedoman Operasional
(BPO) masing-masing bidang
4. Sejak berlakunya Pedoman/Kebijakan Penysusunan Rencana Kerja dan Anggaran
ini maka seluruh kebijakan, peraturan atau ketentuan yang bertentangan dengan
prinsip-prinsip Pedoman/Kebijakan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran ini
akan diadakan penyesuaian.
5. Pedoman/Kebijakan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran ini berlaku sejak
penetapan berlakunya Pedoman/Kebijakan Penerapan Tata Kelola Yang Baik oleh
Pendiri.
6. Sebelum dinyatakan berlaku, Pedoman/Kebijakan Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran ini diberitahukan dan disosialisasikan kepada semua jajaran Dana
Pensiun.
Jakarta,…………………………..
DANA PENSIUNABCD
PENGURUS
33
(Direktur Utama) (Direktur) (Direktur)