Top Banner
1 DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH KEBON KONGOK TERHADAP GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA SUKA MAKMUR KECAMATAN GERUNG KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh MUHAMMAD ALFAN NIM: 151.145.107 JURUSAN PENDIDIKAN IPA-BIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM 2017
100

DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

Aug 07, 2019

Download

Documents

trinhdung
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

1

DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH

KEBON KONGOK TERHADAP GANGGUAN KESEHATAN

MASYARAKAT DESA SUKA MAKMUR KECAMATAN

GERUNG KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2017

SKRIPSI

Oleh

MUHAMMAD ALFAN NIM: 151.145.107

JURUSAN PENDIDIKAN IPA-BIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2017

Page 2: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

2

DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH

KEBON KONGOK TERHADAP GANGGUAN KESEHATAN

MASYARAKAT DESA SUKA MAKMUR KECAMATAN

GERUNG KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2017

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

MUHAMMAD ALFAN NIM: 151.145.107

JURUSAN PENDIDIKAN IPA-BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MATARAM

2017

Page 3: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

3

Page 4: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

4

NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal :Munâqasyah Mataram,25 Desember 2017

Kepada Yth.Rektor UIN Mataram di- Mataram

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Setelah diperiksa dan diadakan perbaikan sesuai masukan pembimbing dan

pedoman penulisan skripsi, kami berpendapat bahwa skripsi Muhammad

Alfan, NIM. 151.145.107 yang berjudul “Risiko Gangguan Kesehatan

Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok

Desa Suka Makmur Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat” telah

memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang Munaqasyah skripsi Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram.

Demikian, atas perhatian Bapak Rektor disampaikan terimakasih.

Wassalamu’alaikumWr. Wb.

Pembimbing I Pembimbing II

Lutvia Krismayanti, M. Kes Mukminah, M.P.H NIP. 198401142009122002 NIP. 198402152015032001

Page 5: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

5

Yang bertanda tangan di Nama : Muhammad Alfan

NIM : 151.145.107

Jurusan : IPA Biologi

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Institut : UIN Mataram

Dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa skripsi dengan judul

“Risiko Gangguan Kesehatan Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan

Akhir (TPA) Kebon Kongok Desa Suka Makmur Kecamatan Gerung

Kabupaten Lombok Barat” ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya

saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.

Apabila di belakang hari ternyata karya tulis saya ini tidak asli,

saya siap dianulir gelar kesarjanaan saya sesuai dengan ketentuan yang berlaku

di UIN Mataram

Mataram, 25 Desember 2017 Saya yang menyatakan,

Muhammad Alfan NIM. 151.145.107

Page 6: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

6

Page 7: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

7

Motto

“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan sekecil

apapun, niscaya dia akan melihat balasannya

(Q.S Al- Zalzalah)”

Page 8: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

8

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. Kepada orang tua, Bapakku Naranur dan Ibuku Tercinta ST.Asmah

terimakasih banyak atas segalanya sehingga ananda bisa menyelesaikan

bangku kuliah, jasa dan pengorbanan-mu takkan tergantikan. Buat

Ayahku (Alm.Bapak Naranur), terimakasih melalui engkau ananda hadir

di dunia, walau alam memisahkan kita, hanya do’a yang bisa ananda

persembahkan untuk-mu di sana.

2. Kepada saudara/I ku(Kakak Eka Yuliana, Kakak Nurul Arniatul Aini

kakak Muhammad azmin) terimakasih atas motivasi dan dukungan dari

kebersamaan selama ini.

3. Kepada yang terkasih Yuli Cahya Ningsih yang terus menemaniku dalam

suka maupun duka selama menempuh kuliah di UIN Mataram.

4. Kepada teman-teman satu kelas keluarga besar D di Jurusan Ipa Biologi

yang sudah menjadi bagian sejarahku dalam menempuh pendidikan UIN

Mataram

5. Kepada teman-teman Organisasi HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan

IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak

6. Semua keluarga besarku yang mendo’akan dan menyemangatiku.

Page 9: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

9

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Allah SWT. karena berkat limpahan rahmat

dan karunia-Nya sehinga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

dengan judul “Dampak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kebon

Kongok Terhadap Gangguan Kesehatan Masyarakat Desa Suka Makmur

Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat Tahun 2017”. Meskipun

masih jauh dari kesempurnaan.

Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi

Muhammad SAW. Beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya. Semoga kita

selaku pengikut setianya dapat menegakkan nilai-nilai sunnah secara

integral dalam kehidupan pribadi dan sosial.

Selain itu penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tiada

terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam memberikan

bimbingan, saran-saran dan informasi yang sangat berharga terutama

kepada, yang terhormat:

1. Ibu Lutvia Krismayanti, M.Kes., selaku dosen pembimbing I dan

Ibu Mukminah, M.P.H., selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

2. Kepada Penguji I Bapak Dr. Suhirman, M.Si dan Penguji II

Bapak Dr. Ir Edi M. Jayadi. MP.

3. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA Biologi

Bapak Dr. Ir Edi M. Jayadi. MP dan Bapak Alwan Mahsul., M.

Pd.

4. Ibu Dr. Hj. Lubna, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Mataram.

5. Bapak Dr. H. Mutawali, M. Ag., Selaku Rektor UIN Mataram

6. Bapak Alwan Mahsul, M.Pd., Selaku dosen walI

7. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari, bahwa dalam penulisan skripsi ini masih

banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya

Page 10: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

10

membangun penulis harapkan. Akhir kata penulis menyampaikan rasa

hormat dan ucapan terimakasih, dan mengharapkan skripsi ini dapat

dapat memberikan manfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan di masa

depan. Amin Ya Rabbal Alamin.

Mataram, 10 Januari 2018

Penulis

Page 11: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

11

Page 12: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

12

DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH KEBON KONGOK TERHADAP GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT

DESA SUKA MAKMUR KECAMATAN GERUNG KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2017

MUHAMMAD ALFAN

NIM:151.145.107

ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi kehadiran suatu tempat pembuangan akhir sampah, dalam suatu wilayah tentu akan menimbulkan masalah bagi penduduk sekitar, terutama yang menetap dengan jarak < 1 Km. Berdasarkan peraturan pemerinah No 81 tahun 2012 bahwa jarak pemukiman harus lebih dari 1 Km, untuk menangulangi dampak langsung, terhadap kualitas lingkungan hidup apabila tempat pembuangan akhir sampah tidak dikelola dengan baik, tentu akan menyebakan pencemaran kualitas air, pencemaran udara, pencemaran tanah dari tumpukan sampah yang ditimbun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, risiko gangguan kesehatan masyarakat di sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) sampah kebon kongok Desa Suka Makmur Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat. Adapun jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif, dengan mengunakan desain Cross Sectional. Populasi penelitian ini yaitu masyarakat di Desa Suka Makmur Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat, jumlah sampel sekitar 73 kepala keluarga sesuai kreteria inklusi penelitian ini. Data penelitian diperoleh melalui penyebaran kuesioner selama 5 hari penelitian dilakukan. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan positif yang mantap antara pemahaman tempat pembuangan akhir sampah (TPA) dengan gangguan kesehatan masyarakat sekitar. Dengan rincian gejala kesehatan yang sering dialami yaitu diare dengan jumalh 45 responden denagan persentase 61,6%, gangguan kesehatan kulit 35 responden dengan persentase 47 %, jumlah gejala kesehatan cacingan 43 responden dengan persentase 41,1%, jumlah gejala kesehatan Malaria 26 responden dengan persentase 35,6 %, dan terakhir jumlah gejala kesehatan ISPA 23 responden dengan persentase 31,5%. Kata kunci : Tempat pembuagan akhir sampah, masyarakat, gangguan kesehatan

Page 13: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengkaji dan mengelola masalah sampah merupakan suatu keharusan

di berbagai negara baik itu di negara maju maupun negara berkembang

seperti Indonesia. Laporan terbaru berjudul “What a Waste: A Global Review

of Solid Waste Management” yang diterbitkan oleh Bank Dunia

mengungkapkan bahwa jumlah sampah padat di kota-kota dunia akan terus

naik sebesar 70% tahun ini hingga tahun 2025, dari 1,3 miliar ton per tahun

menjadi 2,2 miliar ton per tahun1. Mayoritas kenaikan terjadi di kota-kota di

negara berkembang seperti Indoneia. Menurut data bank dunia menyebutkan,

produksi sampah di Indonesia mencapai 151.921 ton per hari. Hal ini berarti,

setiap penduduk Indonesia membuang sampah padat rata-rata 0,85 kg per hari.

Data yang sama juga menyebutkan, dari total sampah yang dihasilkan secara

nasional, hanya 80% yang berhasil dikumpulkan.

Tingginya laju pertumbuhan penduduk serta perkembangan kota yang

kompleks mengakibatkan bertambahnya jumlah timbunan sampah yang

dihasilkan. Hal yang sama terjadi pada Kota Mataram, masalah sampah

menjadi prioritas pembangunan, dengan adanya program pembangunan

sarana perkotaan, yaitu salah satunya masalah penanganan masalah

persampahan. Pengelolaan sampah di Kota Mataram ditangani oleh Dinas

Kebersihan Kota Mataram. Menurut data Dinas Kebersihan, pelayanan

1. Nirmalasari Maswain, sistem pengelolah sampah melalui pendekatan sosial masyarakat di desa soagimalaha kecamatan kota maba kabupaten halmahera timur tahun 2014, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado hal: 1

Page 14: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

14

kebersihan kepada masyarakat telah menjangkau 82,6% wilayah Kota

Mataram, atau telah menjangkau 19 kelurahan dari 23 kelurahan yang ada.

Sedangkan tingkat pelayanan pengangkutan sampah ke (TPA), sudah

mencapai 60% dari jumlah timbunan sampah yang ada di Kota Mataram.

Namun demikian hingga saat ini upaya untuk mereduksi sampah, sebelum

ditimbun ke tempat pembuangan akhir sampah TPA baik oleh masyarakat,

maupun pemerintah dirasakan masih sangat kurang. Sampah yang berasal

dari Kota dibuang pada satu Tempat Pembuangan Akhir (TPA), yang

berlokasi di Desa Suka Makmur Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok

Barat, berjarak ± 20 km dari Kota Mataram yang dikenal dengan sebutan

(TPA) Kebon Kongok. (TPA) Kebon Kongok memiliki luas 8,6 ha termasuk

sarana dan prasarananya, dan menggunakan sistem penimbunan terkendali

sanitary landfill.2

Kehadiran TPA dalam suatu wilayah tentu akan membawa banyak

masalah bagi penduduk sekitar, terutama yang menetap di sekitar jarak 1 km

dari (TPA). Berdasarkan peraturan pemerintah No 81 tahun 2012 bahwa

jarak pemukiman harus lebih dari 1 km, untuk menanggulangi dampak

langsung, terhadap kualitas lingkungan hidup apabila TPA tidak dikelola

dengan baik. Tempat pembuangan Akhir (TPA) menimbulkan banyak

masalah baik itu pencemaran kualitas air, pencemaran udara, pencemaran

2 (Lalu muhasan, kepala seksi limbah P3, wawancara, Desa Suka Makmur, 2 Mei 2017

Page 15: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

15

tanah dari sampah yang telah ditimbun3. Fakta yang terjadi di Desa Suka

Makmur, pemukiman warga hanya berjarak ±10 meter dari TPA, hal ini

tidak mempertimbangkan kondisi lingkungan hidup sekitar TPA. Jika terjadi

penumpukan sampah tentu akan terjadi pembusukan sampah yang

menghasilkan gas (C𝐻4) dan gas Hidrogen sulfida (H2S) yang berbau busuk,

dapat mengundang tikus, nyamuk serta lalat yang mencari makan. Lalat dan

tikus merupakan salah satu vektor penyakit potensial, yang berkembangbiak

di lokasi TPA Kebon Kongok. Tentu jika laju perkembangbiakan lalat dan

tikus dibiarkan akan membuat permasalahan baru, yaitu risiko penyakit

terhadap masyarakat sekitar seperti tipus, disentri, penyakit kulit, kolera dan

diare.4

Penyakit tersebut tidak terlepas dari suatu akibat, dari proses

penimbunan sampah yang menghasilkan pencemaran berupa leachate. Lindi

(leachate) adalah limbah cair sebagai akibat masuknya air eksternal ke dalam

timbunan limbah/sampah5, kemudian membilas dan melarutkan materi yang

ada dalam timbunan tersebut. Kandungan leachate tergantung dari kualitas

sampah, maka di dalam leachate bisa pula didapat mikroba patogen, logam

berat dan zat lainnya yang berbahaya. Lindi (leachate) dari timbunan

sanitary landfill menjadi permasalahan bagi lingkungan khususnya untuk air,

3Imam Azhary, Ellina S. Pandebesie, 2007. “Peran serta Masyarakat Dalam Usaha

Memperpanjangmasa Pakai Tpa Kebon Kongok Kota Mataram, Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi. hlm : 4

4Poedji Hastutiek, Loeki Enggar Fitri, “Potensi Musca Domestica Linn. Sebagai Vektor Beberapa Penyakit”, Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. 13, Nomor 3, Desember 2007, hlm : 126.

5Chairil Saleh, Hendro Purnomo, “Analisis Efektifitas Instalasi Pengolahan Limbah Lindi di Tpa Supit Urang Kota Malang”, Jurnal Teknik Pengairan, Vol 5, Nomor 1, Mei 2014, hlm 103

Page 16: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

16

Leachete dapat mencemari air permukaan dan air bawah tanah karena pada

umumnya mengandung nilai BOD 2.000-30.000 mg/L dan COD berkisar

3.000-60.000 mg/L6. Leachate dengan karakteristik ini tidak dapat langsung

dibuang ke badan air karena akan mencemari air. Leachate di TPA Kebon

Kongok ditampung di kolam penampungan, untuk selanjutnya alirkan ke

sungai setelah melalui beberapa kolam. Kondisi ini dikhawatirkan akan dapat

mencemari lingkungan.

Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh sampah memiliki

ancaman serius terhadap lingkungan alam, perekonomian serta masyarakat

kita. Pembuangan sampah atau aliran polusi turut berpengaruh terhadap

meningkatnya masalah lingkungan dan ekonomi. Kondisi ini terjadi melalui

dua cara. Pertama sampah mengandung bahan-bahan berbahaya, yang secara

langsung mempengaruhi fungsi lingkungan alam, yang menjadi penyokong

utama kehidupan dan perekonomian. Kedua lingkungan alam memiliki

kapasitas asimilatif yang terbatas untuk menyerap residu-residu sampah.

Ketika jumlahnya melebihi kapasitas ini, tentu saja akan menimbulkan

ancaman serius bagi stabilitas dan batas toleransi dari suatu ekosistem.

Ekosistem yang rusak disebabkan oleh sampah, tidak hanya masalah

saat ini namun juga menjadi masalah di masa mendatang. Kita sudah melihat

bahwa dampak yang ditimbulkan oleh residu sampah, terhadap lingkungan

dan kemasyarakatan sangat ditentukan oleh enam faktor. Keenam faktor

tersebut yaitu: (1) potensi dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh bahan

6Elsa Try Julita Sembiring, Barti Setiani Muntalif, “Optimasi efisiensi pengolahan lindi dengan Menggunakan constructed wetland”, Jurnal Teknik Lingkungan Vol 17 Nomor 2, Oktober 2011 hlm : 2

Page 17: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

17

buangan, (2) skala spasial dari dampak yang ditimbulkan, (3) tingkat bahaya

yang ditimbulkan, (4) tingkat pajanan/eksposur yang muncul, (5) kualitas

bahan yang digunakan, dan (6) waktu perbaikan dan pemulihan7. Selain

berbahaya bagi lingkungan, sampah juga dapat membahayakan kesehatan

masyarakat. Sampah dapat menjadi sumber bau yang dapat menyebabkan

penyakit saluran pernafasan, seperti ispa, dan penyakit saluran pernafasan

lainnya. Sampah juga dapat menjadi tempat berkembang biaknya bibit

penyakit, yang dapat menyebar dan menyebabkan wabah penyakit bagi

manusia maupun mahkluk hidup lainnya, yang berada di sekitar tempat akhir

pembuangan sampah (TPA).

Menurut survey dapartemen kesehataan RI, yang dilakukan terhadap 56

kabupaten, menunjukkan bahwa dari semua lokasi buangan sampah tidak ada

yang memenuhi syarat kesehatan. Dampak atau risiko dari penanganan

sampah yang kurang tepat dapat mengakibatkan kemerosotan lingkungan dan

dapat menimbulkan masalah terhadap kesehatan serta dapat menurunnya nilai

estetika8. Berdasarkan uraian di atas maka dipandang perlu melakukan

penelitian tentang “Dampak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah

Kebon Kongok Terhadap Gangguan Kesehatan Masyarakat Desa Suka

Makmur Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat Tahun 2017.

7 Sofyan Arief, “Pengelolaan Sampah Malang Raya Menuju Pengelolaan Sampah

Terpadu Yang Berbasis Partisipasi Masyarakat”. Jurnal Humanity 2013, hlm:163. 8(Departemen Kesehatan RI, 1987)

Page 18: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

18

B. Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun yang rumusan masalah

penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana dampak tempat pembuangan akhir (TPA) sampah terhadap

gangguan kesehatan pada masyarakat di sekitar tempat pembuangan

akhir (TPA) sampah Kebon Kongok ?

2. Bagaimana pemahaman masyarakat terhadap keberadaan tempat

pembuangan akhir (TPA) sampah Kebon Kongok ?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna dan

mendalam maka penulis memandang permasalahan penelitian dianggap perlu

dibatasi. Oleh sebab itu penulis membatasi diri hanya berkaitan dengan

“Dampak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kebon Kongok

Terhadap Gangguan Kesehatan Masyarakat Desa Suka Makmur Kecamatan

Gerung Kabupaten Lombok Barat Tahun 2017”.

D. Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui dampak tempat pembuangan akhir (TPA) sampah

terhadap gangguan kesehatan pada masyarakat di sekitar tempat

pembuangan akhir (TPA) sampah Kebon Kongok ?

2. Untuk mengetahui pemahaman masyarakat terhadap keberadaan tempat

pembuangan akhir (TPA) sampah Kebon Kongok.

Page 19: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

19

E. Manfaat

1. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi instansi pemerintah maupun dinas

kesehatan setempat untuk memperbaiki sistem pengelolaan dan dapat

mengupayakan penangulangan dampak (TPA) Kebon Kongok sebagai

upaya pencegahan risiko gangguan kesehatan pada masyarakat desa

Suka Makmur Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat.

b. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat mengenai risiko gangguan

kesehatan yang dapat terjadi dengan adanya tempat pembuangan akhir

sampah di sekitar pemukiman mereka.

3. Manfaaat Teoritis

Hasil penelitian ini sebagai penambahan khazanah keilmuan yang

dapat bermanfaat bagi masyarakat secara umum dan pelajar khususnya.

F. Definisi Oparasional

1. Tempat pembuangan akhir sampah (TPA) merupakan tempat dimana

sampah mencapai tahap akhir dalam pengelolaanya sejak mulai timbul di

sumber, pengumpulan, pemindahan atau pengangkutan, pengolahan dan

pembuangan. Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah merupakan tempat

dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguang

terhadap lingkungan disekitarnya.

2. Sampah diartikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses

alam yang berbentuk padat atau semi padat9. Pada penelitian ini yang

9UU Nomor 18 Tahun 2008.Peraturan Pemerintah nomor 81 tahun 2012, dalam

http//ciptakarya. \malangkap.go.id/imgnew diakses tanggal 14 juni 2017 pukul 11.00 hlm, 14

Page 20: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

20

menjadi objek penelitian yaitu sampah, dalam bentuk buangan padat yang

berupa organik seperti sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan

maupun anorganik seperti logam/besi, pecahan gelas, plastik, yang

merupakan sisa dari konsumsi maupun penggunaan alat yang tidak

digunakan kembali oleh masyarakat.

Page 21: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

21

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Sampah

1. Definisi Sampah

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah

berakhirnya suatu proses pengunaan barang atau sisa konsumsi. Volume

sampah sangat tergantung pada jumlah penduduk.10Sampah merupakan

segala bentuk buangan padat yang sebagian besar berasal dari aktivitas

manusia (domestik). Sampah domestik lebih banyak didominasi oleh

bahan organik, meskipun tipe dan komposisinya bervariasi dari satu kota

ke kota lainnya bahkan dari hari ke hari. Sampah merupakan penyebab

terjadinya pencemaran lingkungan. Pencemaran karena sampah dapat

membawa akibat-akibat negatif, baik terhadap lingkungan disekitarnya,

maupun terhadap kehidupan manusia. Pencemaran tersebut mungkin dapat

berbentuk seperti rusaknya tanah-tanah pertanian, perikanan, gangguan

kehidupan mikroorganisme dan organisme-organisme lainnya di sekitar

lokasi sampah.

Limbah domestik merupakan campuran yang rumit dari zat-zat

bahan mineral dan organik, termasuk partikel-partikel besar dan kecil,

benda padat sisa bahan-bahan larutan dalam keadaan terapung dan dalam

bentuk koloid dan setengah koloid. Sampah mengandung zat-zat hidup,

10Chairil Saleh, Hendro Purnomo, “Analisis Efektifitas Instalasi Pengolahan Limbah

Lindi di Tpa Supit Urang Kota Malang”, Jurnal Teknik Pengairan, Vol 5, Nomor 1, Mei 2014, hlm 104

Page 22: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

22

khususnya bakteri, virus, dan protozoa, dan dengan demikian merupakan

wadah yang baik sekali untuk pembiakan jasad-jasad renik. Kebanyakan

dari bakteri secara relatif tidak berbahaya namun sebagian dari mereka

secara positif berbahaya karena pathogenik11.

2. Sumber Sampah

Sampah berasal dari kegiatan penghasil sampah seperti pasar,

rumah tangga, perkotaan (kegiatan komersial/ perdagangan), penyapuan

jalan, taman, atau tempat umum lainnya, dan kegiatan lain seperti dari

industri dengan limbah yang sejenis sampah. Beberapa sumber sampah

dapat diklasifikasikan menjadi antara lain: 1) Perumahan, 2) Komersil, 3)

institusi, 4) Konstruksi dan Pembongkaran, 5) Pelayanan perkotaan, 6)

Unit pengolahan, 7) Industri, dan 8) Pertanian.

a. Berdasarkan sumbernya sampah dibagi menjadi:

1. Sampah alam adalah sampah yang diproduksi di kehidupan liar

diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti daun-daun

kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar,

sampah-sampah ini dapat menjadi msalah, misalnya daun-daun

kering di lingkungan pemukiman.

2. Sampah manusia adalah istilah yang biasa digunakan terhadap

hasil-hasil dari pencernaan manusia, seperti feses dan urin.

Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan,

karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan)

11Ibid.

Page 23: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

23

penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu

perkembangan utama pada diarlektika manusia adalah

pengurangan, penularan penyakit melalui sampah manusia dengan

cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah

perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia

dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistim urinoir

tanpa air12.

3. Sampah perkantoran adalah sampah yang berasal dari lingkungan

perkantoran dan pusat perbelanjaan: yang sebagian besar sampah

yang dihasilkan adalah sampah organik, kertas, tekstil, plastik dan

logam.

4. Sampah daerah industri dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu

sampah umum dan limbah berbahaya cair atau padat. Sampah

umum, biasanya diletakkan di tempat sampah. Pensortiran

sederhana biasanya dilakukan oleh industri, seperti plastik, kertas,

dan bagian dari kulit biasanya disimpan dalam container yang

berbeda untuk dijual. Sedangkan limbah yang dianggap tidak

berharga dibuang ditempat tersendiri. Untuk limbah cair dan

limbah berbahaya, jika perusahaan tidak memiliki fasilitas yang

memadai atau incinerator atau falistas pengelolaan limbah cair,

maka limbah harus dibawa kefasilitas yang dimiliki oleh

12G. Theisen Tchobanoglous, dan S.A. Vigil, Integrated Solid Waste Mangement

Engineering Principles and Mangement Issues. hlm.,5-8.

Page 24: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

24

departemen pengelolaan sampah dipemerintah kota Mataram yang

akan diproses lebih lanjut sebelum dibuang.

3. Jenis-Jenis Sampah

Sampah padat dapat dibagi menjadi berbagai jenis, yaitu :

a. Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya, sampah dibagi

menjadi:

1. Sampah anorganik adalah sampah yang umumnya tidak dapat

membusuk, misalnya logam/besi, pecahan gelas, plastik, dan

sebagainya.

2. Sampah organik adalah sampah yang pada umumnya dapat

membusuk, misalnya, sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-

buahan, dan sebagainya.

b. Berdasarkan mudah dan tidaknya dibakar

1. Sampah yang mudah terbakar, misalnya, kertas, karet, kayu,

plastik, kain bekas, dan sebagainya.

2. Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya kaleng-kaleng bekas,

besi/ logam bekas, pecahan gelas, kaca, dan sebagainya.13

13Marina Aprina, Hubungan Kualitas Mikrobiologis Air Sumur Gali Dan Pengelolaan

Sampah Di Rumah Tangga Dengan Kejadian Diare Pada Keluarga Di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan (skripsi FKM Universitas Sumatera Utara Medan 2013 hlm: 60

Page 25: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

25

Sampah rumah tangga yaitu sampah yang berasal dari kegiatan

rumah tangga yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Sampah basah yang terdiri dari bahan organik yang mudah

membusuk, sebagian besar adalah sisa makanan, potongan hewan,

sayuran, dan lainnya.

2. Sampah kering yaitu sampah yang terdiri dari logam, besi tua,

kaleng bekas, dan sampah non logam seperti kertas, kaca, keramik,

dan sisa kain.

3. Sampah lembut, yaitu seperti debu yang berasal dari penyapuan

lantai rumah, gedung, dan penggergajian kayu.

4. Sampah besar atau sampah yang terdiri dari bangunan rumah

tangga yang besar seperti, meja, kursi, kulkas, radio, dan peralatan

dapur. 14

B. Tempat pembuangan akhir sampah (TPA)

1. Definisi tempat pembuangan sampah (TPA)

Paradigma TPA yang dulu merupakan tempat pembuangan akhir

sampah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 (2008:3) menjadi

tempat pemrosesan akhir sampah didefinisikan sebagai pemrosesan akhir

sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan residu hasil pengolahan

sebelumnya ke media lingkungan secara aman.

Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012, dijelaskan mengenai

lokasi TPA. Adapun lokasi TPA sebagaimana dimaksud pada Peraturan

14 Widyatmoko, 2002, Menghindari, Mengolah dan Menyingkirkan Sampah, Jakarta:

Abdi Tandur hlm. 16

Page 26: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

26

Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012, paling sedikit memenuhi syarat,

yaitu: (1) Geologi, yang dimaksud dengan kondisi geologi adalah

kondisi yang tidak berada di daerah sesar atau patahan yang masih aktif,

tidak berada di zona bahaya geologi misalnya daerah gunung berapi,

tidak berada di daerah karst, tidak berada di daerah berlahan gambut,

dianjurkan berada di daerah lapisan tanah kedap air atau lempung, (2)

Hidrogeologi, yang dimaksud dengan kondisi hidrogeologi antara lain

kondisi muka air tanah yang tidak kurang dari 3 meter, kondisi kelulusan

tanah tidak lebih besar dari 10-6 cm/detik, dan jarak terhadap sumber air

minum lebih besar dari 100 meter di hilir aliran, (3) Kemiringan zona,

yang dimaksud dengan kemiringan zona yaitu kemiringan lokasi TPA

berada pada kemiringan kurang dari 20%, (4) Jarak dari permukiman,

yang dimaksud dengan jarak dari permukiman yaitu jarak lokasi TPA

dari pemukiman lebih dari 1 kilometer dengan mempertimbangkan

pencemaran leachate, kebauan, penyebaran vektor penyakit dan aspek

sosial, (5) Tidak berada di kawasan lindung atau cagar alam, (6) Bukan

daerah banjir periode ulang 25 tahun.15

Pengolahan sampah dengan metode pembuangan akhir dilakukan

dengan teknik penimbunan sampah. Tujuan utama penimbunan akhir

adalah menyimpan sampah padat, dengan cara-cara yang tepat dan

menjamin keamanan lingkungan. Menstabilkan sampah (mengkonversi

menjadi tanah), dan merubahnya ke dalam siklus metabolisme alam.

15Peraturan Pemerintah nomor 81 tahun 2012, hlm, 14

Page 27: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

27

Ditinjau dari segi teknis, proses ini merupaka pengisian tanah dengan

menggunakan sampah. Lokasi penimbunan harus memenuhi kriteria

ekonomis dan dapat menampung sampah yang ditargetkan,mudah

dicapai oleh kendaraan-kendaraan pengangkut sampah, dan aman

terhadap lingkungan sekitarnya16.

2. Metode Pembuangan Sampah

Secara umum, terdapat 3 (tiga) metode pembuangan akhir sampah,

yaitu:

a. Pembuangan Terbuka (Open Dumping)

Pembuangan terbuka merupakan cara pembuangan sederhana,

dimana sampah hanya dihamparkan pada suatu lokasi, dibiarkan

terbuka tanpa pengamanan dan ditinggalkan setelah lokasi tersebut

penuh. Metode pembuangan terbuka walau murah dan sesuai kebutuhan

tetapi tidak saniter, karena menjadi tempat bersarangnya binatang

pengerat dan serangga, sering menimbulkan masalah berupa munculnya

bau busuk, menimbulkan pemandangan tidak indah, menimbulkan

bahaya kebakaran, bahkan sering juga menimbulkan masalah

pencemaran air.17

16Yudi Bujagunasti, “Estimasi Manfaat Dan Kerugian Masyarakat Akibat Keberadaan

Tempat Pembuangan Akhir:Studi Kasus Di Tpa Bantar Gebang,(Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 2009) hlm. 43

17Heru Rudianto, R. Azizah, Studi Tentang Perbedaan Jarak Perumahan Ketpa Sampah Open Dumping Dengan Indikator Tingkat Kepadatan Lalat Dan Kejadian Diare(Studi Di Desa Kenep Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan),Jurnal Kesehatan Lingkungan, vol 1 Nomor 3, januari 2005, hlm. 153

Page 28: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

28

b. Lahan Urug Terkendali (Controlled Landfill)

Metode lahan urug terkendali merupakan perbaikan atau

peningkatan dari cara pembuangan terbuka, tetapi belum sebaik lahan

urug saniter. Pada metode lahan urug terkendali secara periodik sampah

yang telah tertimbun ditutup dengan lapisan tanah untuk mengurangi

potensi gangguan lingkungan.Kegiatan penutupan sampah dilakukan

secara berkala biasanya 7 hari.

c. Lahan Urug Saniter (Sanitary Landfill)

Pada bagian dasar dari konstruksi lahan urug saniter, dibangun

suatu lapisan kedap air, yang dilengkapi dengan pipa pengumpul dan

penyalur leachate, serta pipa penyalur gas yang terbentuk dari hasil

penguraian sampah organik yang ditimbun. Sampah disebarkan secara

merata dan dipadatkan dalam lapisan tipis dengan bulldozer. Begitu

lapisan yang dipadatkan itu mencapai tebal sekitar 2,4 sampai 3 meter,

tutupi lapisan dengan tanah setebal 15 cm, padatkan kembali dan siap

untuk lapisan sampah yang baru. Proses tersebut berlanjut sampai

landfill penuh dan akan ditutup dengan lapisan tanah terakhir dengan

ketebalan sekitar 60 cm18. Metode ini merupakan cara yang ideal

namun memerlukan biaya investasi dan operasional yang tinggi.

18Kasam, Analisis Resiko Lingkungan pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA Sampah (Studi Kasus: TPA Piyungan Bantul), Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan,Vol 3, Nomor 1, Januari 2011, hlm. 19‐30

Page 29: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

29

3. Fasilitas Tempat Pembuangan Akhir Sampah

Tempat pembuangan akhir (TPA) merupakan tempat, dimana

sampah diisolasi secara aman, agar tidak menimbulkan gangguan

terhadap lingkungan sekitarnya, karenanya diperlukan penyediaan

fasilitas dan perlakuan yang benar agar keamanan tersebut dapat dicapai

dengan baik. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 81 tahun 2012 TPA

yang disediakan oleh pemerintah kabupaten/kota, harus dilengkapi

dengan fasilitas, diantaranya: (1) Fasilitas dasar, misalnya jalan masuk,

listrik atau genset, drainase, air bersih, pagar, dan kantor, (2) Fasilitas

perlindungan lingkungan, misalnya lapisan kedap air, saluran pengumpul

dan instalasi pengolahan leachate, wilayah penyangga, sumur uji atau

pantau, dan penanganan gas, (3) Fasilitas operasi, misalnya alat berat

serta truk pengangkut sampah dan tanah, (4) Fasilitas penunjang,

misalnya bengkel, garasi, tempat pencucian alat angkut dan alat berat,

alat pertolongan pertama pada kecelakaan, jembatan timbang,

laboratorium, dan tempat parkir.19

4. Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam

menangani sampah, sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir.

Secara garis besar kegiatan di dalam pengelolaan sampah, meliputi

pengendalian timbulan sampah, pengumpulan sampah, transfer dan

19Peraturan Pemerintah nomor 81 tahun 2012 hlm, 31

Page 30: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

30

transport, pengolahan dan pembuangan akhir.20Sampai sekarang

pengelolaan sampah diIndonesia masih menggunakan paradigma lama

yaitu kumpul-angkut-buang. Cara ini tidak dapat menyelesaikan masalah

sampah. Teknik pengolahan sampah yang di kenal dengan3R (Reduce,

Reuse dan Recycle)21

Pengelolaan sampah di Kota Mataram ditangani oleh Dinas

Kebersihan Kota Mataram. Menurut data Dinas Kebersihan, pelayanan

kebersihan kepada masyarakattelah menjangkau 82,6% wilayah Kota

Mataram atau telah menjangkau 19 kelurahandari 23 kelurahan yang ada,

sedangkan tingkat pelayanan pengangkutan sampah ke TPA, sudah

mencapai 60% dari jumlah timbulan sampah yang ada di Kota Mataram,

namundemikian hingga saat ini upaya untuk mereduksi sampah, sebelum

ditimbun ke TPA baik oleh masyarakat maupun pemerintah dirasakan

masih sangat kurang.

Secara umum pengelolaan sampah di perkotaan dilakukan melalui

3 tahan kegiatan, yaitu: pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan

akhir.22 Sampah yang berasal dari kota dibuang pada satu Tempat

Pembuangan Akhir, berjarak ± 20 km dari Kota Mataram yang dikenal

dengan sebutan TPA Kebon Kongok. Tempat pembuangan akhir sampah

(TPA) Kebon Kongok memiliki luas 8,6 ha termasuk sarana dan

20Yudhi Kartikawan, Pengelolaan Persampahan, (Jurnal Lingkungan Hidup,

Yogyakarta 2000). 21 Fatmawati Mohamad, Dharma Cakrawartana Sutra pemberdayaan masyarakat

dalam pengelolaan sampah di dukuh mrican sleman Yogyakarta, Volume 5, Nomor 3, Agustus 2012 hlm: 1

22 A. Aboejoewono, Pengelolaan Sampah Menuju ke Sanitasi Lingkungan dan Permasalahannya, (Jakarta: Wilayah DKI Jakarta Sebagai Suatu Kasus, 1985).

Page 31: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

31

prasarananya, (TPA) yang berlokasi di Desa Suka Makmur Kecamatan

Gerung Kabupaten Lombok Barat dan menggunakan sistem penimbunan

terkendali(Sanitary Landfill).

Table 1 Proyeksi Volume Sampah yang diangkut ke TPA dari tahun 2006 sampai 201623

Tahun Jumlah

penduduk Jiwa

Volume sampah (𝑚3)

Berat Sampah (Kg)

Pelayanan

Sampah yang diangkut

Volume 𝑚3

Berat (Kg)

2006 367272 368, 649.27 93,198,221,95 60 221,189.56 55,918,933.17 2007 378107 379,524.90 95,947,690,29 60 227,714.94 57,568,614.17 2008 389261 390,720.73 98,778,107.44 60 234,432.44 59,266,864.49 2009 400744 402,246.79 101,692,01098 65 261,460.41 66.099,807.14 2010 412566 414,113.12 104,692,98350 65 269,173.53 68,049.760.02 2011 424737 426,329.76 107,780,42757 65 277,114.35 70,057,277.92 2012 437266 438905.75 110,959,76203 70 307,234.02 77,671,833.42 2013 450166 451,854.12 114,233,24071 70 316,297.89 9,963,268.50 2014 463446 465,183.92 117,603,14745 70 325,628.75 82,322,203.21 2015 477117 478,906.19 121,072,27358 75 359,179.64 90,804,205.18 2016 491192 493,033.97 124,63,917.96 75 396,775.48 93,482,938.47

sumber: Imam Azhary

Menurut W. Wedana Yasa, TPA dengan sistem sanitary landfill

merupakansarana fisik, yang digunakan untuk membuang sisa sampah

padat perkotaan, ke permukaan tanah di bumi dan ditutup pada setiap

ahkhir operasi, setiap harinya yang didesain dan dioperasikan secara

sistematis untuk meminimalkan pengaruhnya terhadap kesehatan

masyarakat umum dan lingkungan.

Namun disisi lain TPA dengan sistem sanitary landfill,

memerlukan biaya operasional dan pemeliharaan yang lebih mahal,

23 Imam Azhary, Ellina S. Pandebesie, 2007. “Peran serta Masyarakat Dalam Usaha

Memperpanjang masa Pakai Tpa Kebon Kongok Kota Mataram, Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi. hlm : 5

Page 32: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

32

standar operasional dan prosedur harian yang ketat untuk menghindari

terjadinya penimbunan terbuka. Penimbunan terbuka pada lahan sanitary

landfill menimbulkan dampak negatif, diantaranya: kerugian investasi

pembangunan TPA karena memendeknya umur layanannya; sangat

berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan, seperti perkembangan

vektor penyakit, polusi udara akibat gas yang dihasilkan sampah, polusi air

akibat lindi (cairan sampah), dan estetika lingkungan yang

buruk.24Sedangkan menurut peraturan pemerintah No 81 Tahun 2012

Dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan pemrosesan akhir sampah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakibatkan oleh: a. Pencemaran air

b. Pencemaran udara, c. Pencemaran tanah, d. Longsor, e. Kebakaran, f.

Ledakan gas metan, g. Hal lain yang menimbulkan dampak negatif.25

C. Pencemaran yang disebabkan sampah

1. Definisi Pencemaran

Pencemaran menurut SK Menteri Kependudukan dan Lingkungan

Hidup No. 02/MENKLH/1998: Pencemaran adalah termasuk atau

dimasukannya mahluk hidup, zat, energi, komponen lain ke dalam air atau

udara, dan berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara, oleh kegiatan

manusia dan proses alam sehingga kualitas air, udara menjadi kurang atau

tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

24I W. Wedana Yasa, et all, Manajemen risiko operasional dan pemeliharaantempat

pembuangan akhir (tpa) regional bangli di kabupaten bangle, Jurnal Spektran Vol. 1, No. 2, Juli 2013 hlm: 3

25Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012

Page 33: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

33

Pada saat ini pencemaran pada lingkungan, berlangsung dimana-

mana dengan laju yang sangat cepat. Sekarang ini beban pencemaran

dalam lingkungan sudah semakin berat dengan masuknya berbagai macam

limbah ataupun sampah. Pencemaran dapat dibagi menjadi (1) pencemaran

air, (2) pencemaran udara, (3) pencemaran tanah. Ketiga pencemaran di

atas terjadi di tempat penelitian.26 Begitu pula dampak negatif yang

kemungkinan akan muncul dan berpotensi menimbulkan risiko, antara lain

adalah: 1. Perubahan tata guna lahan, 2. Pencemaran udara, 3. Pencemaran

air tanah 4. Pencemaran air permukaan, 5. Penurunan jumlah flora darat

(terestrial), 6. Penurunan jumlah flora air (aquatik), 7. Penurunan jumlah

fauna darat, 8. Penurunan jumlah fauna air, 9. Penurunan tingkat kesehatan

masyarakat dan 10. Berkurangnya estetika lingkungan27

2. Macam- macam Pencemaran diakibatkan Sampah

a. Pencemaran udara

Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau

zat-zat asing, didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan

(komposisi) udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat

asing dalam udara, dalam jumlah tertentu serta berada dalam udara

dalam waktu yang cukup lama, akan dapat menggangu kehidupan

manusia, hewan dan binatang. Bila keadaan seperti itu terjadi maka

27Kasam, hlm 19.

Page 34: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

34

udara dapat dikatakan telah tercemar kenyamanan hidup akan

terganggu.28

Pada proses pengangkutan sampah dengan menggunakan truk

terbukaakan berdampak debu berterbangan. Sedangkan pada proses

pembakaran sampah walaupun skalanya kecil sangat berperan,

menambah jumlah zat pencemar di udara, prakiraan risiko terhadap

udara yaitu risiko berasal dari bau gas, yang timbul dari proses

degradasi sampah yang semakin lama semakin tidak sedap. Akibat

pencemaran tersebut warga khususnya masyarakat disekitar TPA,

merasa kurang nyaman akibat terhisapnya bau ke dalam pernafasan.

Jenis risiko yang muncul bersifat negatif. Bobotnya besar karena

pencemaran gas yang timbul jumlahnya besar dan berlangsung terus

menerus serta merupakan gas yang berbahaya.29

Pencemaran udara oleh gas yang dihasilkan dari proses

dekomposisi sampah, seperti gas Amonia (N𝐻3) dan gas Hidrogen

sulfida (𝐻2S) yang terlepas ke udara, akan berakibat pada udara sekitar

TPA yang kemudian menjadi bau dan kualitas udara ambien menurun.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu menyatakan bahwa ada

hubungan antara pemaparan gas amonia dengan gejala gangguan

pernafasan termasuk asma30.

28Wisnu Arya wardhana, Dampak Pencemaran Ligkungan, (Yogyakarta: CV Andi

offset 2001) hlm:27 29Kasam, hlm. 20. 30Eko Hartini , Roselina Jayanti Kumalasari, Faktor - Faktor Risiko Paparan Gas

Amonia Dan Hidrogen Sulfida Terhadap Keluhan Gangguan Kesehatan Pada Pemulung Di Tpa Jatibarang Kota Semarang,

Page 35: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

35

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilkukan Ratih, bahwa ada

pengaruh paparan gas metana (C𝐻4) terhadap keluhan gangguan

pernapasan pemulung, TPA Mrican Kabupaten Ponorogo dengan nilai

p value = 0,015 dan probabilitas pemulung pada paparan gas (C𝐻4)

yang melebihi NAB untuk menderita keluhan gangguan pernapasan

adalah sebesar 9,2%. Ada pengaruh paparan gas hidrogen sulfida

(𝐻2S) terhadap keluhan gangguan pernapasan pemulung di TPA

Mrican Kabupaten Ponorogo dengan nilai p value = 0,038 dan

probabilitas pemulung pada paparan gas hidrogen sulfide (𝐻2S) yang

melebihi NAB untuk menderita keluhan gangguan pernapasan adalah

sebesar 12%.31

b. Pencemaran Air

Air merupakan salah satu sumber alam, yang mulai terasa

pengaruhnya pada kehidupan manusia. Air merupakan salah satu

kekayaan alam yang mutlak dibutuhkan oleh setiap mahluk hidup. Air

sumberdaya kini lebih disadari merupakan salah satu unsur penentu

dalam mencapai keberhasilan pembangunan dan peningkatan kualitas

kesehatan manusia.32Pada masa sekarang ini nampaknya sangat sulit,

untuk mendapatkan air yang betul-betul murni. Manusia sebagai

31Ratih Andhika A.R, Tofan Agung E.P2, Pengaruh Paparan CH4 dan H2S Terhadap

Keluhan Gangguan Pernapasan Pemulung Di Tpa Mrican Kabupaten Ponorogo Vol. 1, Nomor. 1, Oktober 2016 hlm:14

32Sriandi Fajarini, Analisisis Kualitas Air tanah Masyarakat disekitar tempat pembuangan Akhir (TPA) sampah Kelurahan Sumur Batu Batar Gebang Bekasi,(skripsi Fakultas Kedokteran , UIN Syarif Hidayah Tullah, Jakarta,2013 hlm: 1-2

Page 36: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

36

mahluk hidup yang melakukan aktivitas berperan besar sebagai

penyebab timbulnya masalah-masalah pencemaran sumberdaya air.

Air merupakan salah satu suber kehidupan manusia. Apabila air

telah tercemar maka kehidupan manusia akan terganggu. Hampir semua

mahluk hidup di muka bumi ini membutuhkan air, tanpa air tiada

kehidupan di muka bumi ini. Air yang tercemar dapat mengakibatkan

kerugian yang besar bagi manusia.

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari

yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum

apabila telah dimasak (Permenkes No.416 Tahun 1990). Air lingkungan

yang bersih sangat didambakan oleh setiap orang. Air lingkungan yang

bersih termasuk barang yang langkah, yang harus dijaga kelestariannya.

Akan tetapi pelangaran terhadap peraturan perundangan dengan

lingkungan hidup, menunjukan belum adanya kesadaran, bahwa

lingkungan hidup yang bersih merupakan tanggung jawab bersama. Air

lingkungan yang bersih dapat tercemar oleh senyawa organik maupun

anorganik salah satunya Air Lindi.33

Lindi (leachate) dari sanitary landfill menjadi permasalahan

bagi lingkungan, khususnya untuk air permukaan dan air

tanah.34Leachate dapat merembes melalui tanah dan mencemari air

tanah. Perembesan ini sangat tergantung dari sifat tanah dasar dari TPA.

33ibid hlm.137 34 lsa Try Julita Sembiring , Barti Setiani Muntalif, Optimization Of Leachate Treatment

Efficiency By Using Constructed Wetland, Jurnal Teknik Lingkungan Vol 17 Nomor 2, Oktober 2011 Hal 1-10

Page 37: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

37

Pada dasarnya sifat tanah dari lokasi TPA, dapat dibagi menjadi dua

golongan yaitu tanah yang kedap air atau tidak dapat ditembus oleh air

dan tanah, yang mudah dirembesi oleh leachate secara perlahan. Pada

lokasi TPA dengan struktur tanah kedap air, leachate tidak dapat

merembes dan justru, dapat melimpah keluar TPA sehingga mencemari

air sekitar TPA.

Masalah yang ada di Tempat Pemrosesan Sampah (TPA) salah

satunya adalah adanya air lindi. Air lindi sering terkumpul pada

pertengahan titik pada lahan urug. Lindi mengandung berbagai turunan

senyawa kimia dari pelrutan sampah pada lahan urug dan hasil reaksi

kimia dan biokimia yang terjadi pada lahan urug.35

Beberapa penyakit yang berisiko terkena pada masyarakat melalui

Air yang sudah tercemar sampah:

Tabel 2 Penyakit menular melalui Air36

Jenis Mikroba Penyakit

Virus:

Rota virus

Virus Hepatitis A

Virus Polimyelitis

Diare, terutama pada anak-anak

Hepatitis A

Poliomyelitis

Bakteri :

Vibrio cholera

Escherichia coli

Cholera

Diare/ dysenteri

35 Mochtar Hadiwidodo,et al, Pengolahan air lindi dengan proses kombinasi biofilter

anaerob-aerob dan wetland, Jurnal presipitasi, Vol. 9 Nomor 2 September 2012, hlm : 85-86 36 Wisnu Arya wardhana, Dampak Pencemaran Ligkungan, (Yogyakarta: CV Andi

offset 2001) hlm:110

Page 38: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

38

Salmonella typhi

Shigella dysenteriae

Salmonella paratyphia

Typhus Abdominale

Dysenteri

Parathypus

Protozoa:

Entaamoeba histolytica

Balantidia coli

Giardia lamblia

Dysenteri amoeba

Balantidialis

Giardiasis

Metazoa:

Ascaris lumbricoides

Clonorchis sinensis

Diphyllobothrium latum

Tawenia saginata/solium

Schistosoma

Ascaris

Clonorchialis

Dipylobothriasis

Taeniasis

Schistosomiasis

Sumber : Wisnu Arya

3. Efek Pencemaran Sampah Terhadap Manusia dan Lingkungan

Sampah memberikan banyak sekali dampak, baik terhadap

manusia (terutama kesehatan) maupun lingkungan.

a. Dampak terhadap kesehatan

Kontak langsung dengan sampah, dapat berisiko mengalami

gangguan kesehatan.37Beberapa penyakit yang berisiko diderita

masyarakat yang disebabkan tercemarnya air tanah oleh leachate,

diantaranya:

37Asti Mulasari,et al” Analisis Situasi Permasalahan Sampah Kota Yogyakarta Dan

Kebijakan Penanggulangannya” journal.unnes.Januari 2016. hlm 1

Page 39: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

39

1. Skabies, gejala klinis akibat infestasi tungau Sarcoptes scabiei

akan menimbulkan ruam dan rasa gatal yang parah terutama pada

malam hari atau setelah mandi.

2. Diare, penyakit diare didefinisikan sebagai buang air besar

(defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya

(normal 100-200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan

atau setengah padat, dapat pula disertai frekuensi defekasi yang

meningkat. Jumlah kasus diare yang terlaporkan pada Tahun 2015

di Kabupaten Lombok Barat sebanyak 28.726 orang dan 100%

tertangani, penemuan kasus diare pada balita tahun 2015 menurun

dari Tahun 2014, 29.662 kasus. Kasus ini melebihi dari target

perkiraan yaitu 697 kasus.38

3. Disentri, salah satu penyakit yang menyerang saluran pencernaan,

khususnya di usus besar. Gejala disentri antara lain: buang air

besar dengan tinja berdarah, diare encer dengan volume sedikit,

buang air besar dengan tinja bercampur lender, nyeri saat buang

air besar.disentri pmerupakan penyakit yang disebabkan oleh

bakteri maupun virus.

4. Ascariari

Atau penyakit cacingan (cacing gelang) dapat terjadi karna

lngkungan yang kotor dan tercemar.penyakit ini menyerang orang

38Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2015 hlm 38

Page 40: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

40

disegala usia, terutama pada anak-anak. Cacing gelang hidup pada

usus manusia.Penyakit ini telah menyebar dieluruh dunia.39

5. Asma

Penyakit yang disebabkan oleh debu dan pembakaran sampah

yaitu asma. adalah suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan)

kronik saluran napas yang menyebabkan hipereaktivitas bronkus

terhadap berbagai rangsangan yang ditandai dengan gejala

episodik berulang berupa mengi, batuk, sesak napas dan rasa berat

di dada terutama pada malam atau dini hari.

b. Dampak terhadap lingkungan

Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase

atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan

akan mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan menyebabkan

perubahan ekosistem biologis perairan. Penguraian sampah yang

dibuang ke dalam air akan menghasilakan asam organik dan gas cair

organik seperti gas metana. Gas cair organik ini memiliki bau yang

tidk sedap dan dapat meledak pada suhu yang tinggi.

.

39 Wisnu Arya wardhana…, hlm. 143.

Page 41: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan penelitian

Adapun Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

penelitian kualitatif. Metode penelitian ini didasarkan pada filsafat positivism,

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, dengan

pengambilan sampel secara (purposeve sampling), dengan analisisis bersifat

statistik.

B. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi,

populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda alam yang lain.

Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/ subjek yang

dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik sifat yang dimiliki oleh

subjek atau objek itu40

Adapun populasi pada penelitian ini yaitu masyarakat di Desa Suka

Makmur kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat, yang berada di

sekitar kawasan TPA kebon Kongok.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin 40 Sugiyono, statitik Untuk penelitian, (Bandung: alfabeta, 2013), hlm : 60

Page 42: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

42

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan

dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat mengunakan sampel yang di

ambil dari populasi tersebut41

Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah masyarakat yang

bermukim di sekitar TPA Kebon Kongok. Wilayah pemukiman yang

diperkirakan mengalami dampak dengan radius ± 0,5 km dari TPA.

Sedangkan pemilihan sampel dilakukan secara sengaja dan bertujuan

(purposeve sampling).

Guna mendapatkan data awal, peneliti melakukan wawancara

dengan beberapa pihak yaitu:

1. Petugas Dinas Kebersihan Kota Mataram dalam hal ini pengelola TPA

Kebon Kongok berjumlah 1 orang.

2. Petugas puskesmas yang mengetahui masalah kesehatan di lokasi

penelitian dalam hal ini petugas bagian sanitarian berjumlah 1 orang.

3. Pengambil kebijakan di tingkat RT berjumlah 3 orang.

Adapun rumus dalam pengambilan sampel :

n= 𝑁

1+𝑁𝑒2

Keterangan:

N : Besar populasi

n : Besar sampel

e :Tingkat ketetapan absolute yang dikehendaki yaitu 10%42

41Nurul Zuhriah, Metodologi Penelitian Sosial dan pendidikan. Jakarta: PT Bumi

aksara, 2009, hlm :124

Page 43: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

43

maka didapatkan jumlah sampel pada tiap lokasi penelitian

dengan tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan sebesar

10%.

Tabel 3. Jumlah Responden Masyarakat

Lokasi Jarak dari TPA Rukun Tetangga (RT)

Jumlah Sampel

Dusun Kebon Kongok

± 500 m 09 25 kk

± 500 m 01 24 kk

± 500 m 03 23 kk

Jumlah kepala keluarga yang menjadi sampel berjumlah 73 kk.

Dari masing-masing diambil satu dari setiap kepala keluarga, yang

dapat memberikan informasi yang lengkap dan valid terhadap kondisi

kesehatan anggota keluarga.

C. Waktu dan Tempat

Tabel 4 Jadwal Pelaksanaan Penelitian :

No Tanggal Pelaksanaan Penelitian Waktu

1 11 Desember 2017 Koordinasi dengan penanggung

jawab dilokasi penelitian yaitu di

desa suka Makmur, pengelola TPA

Kebon Kongok, dan Pihak

Puskesmas

2 12 Desember 2017 Wawancara dengan pengelola TPA

Kebon Kongok, petugas Puskesmas

dan pengambil kebijakan di tingkat

RT.

42Bambang Prasetyo, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi,(Jakarta

Rajawali press, 2014 hlm 122

Page 44: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

44

3 13-15 Desember 2017 Penyebaran Angket pada Responden

di sekitar TPA Kebon Kongok

D. Variabel Penelitian

Varibel merupakan istilah yang tidak pernah ketingalan dalam setiap

jenis penelitian variabel sebagai sebuah konsep. Adapun variabel penelitian

ini yaitu :

Variabel bebas : Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Kebon Kongok.

Variabel terikat :Risiko Gangguan Kesehatan Masyarakat Desa Suka Makmur

E. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional, penelitian mencari

hubungan antara variabel bebas (Faktor risiko) dengan variabel terikat (efek)

dengan melakukan pengukuraan sesaat. Tentunya tidak semua objek harus

diperiksa pada hari ataupun saat yang sama, namun baik variabel risiko serta

efek diukur menurut keadaan atau statusnya pada saat observasi yang

dilakukan.

F. Instrumen / Alat dan Bahan Penelitian

Koesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden. Informasi berupa risiko gangguan

kesehatan pada masyarakat disekitar tempat pembuangan akhir (TPA) Kebon

Kogok Desa Suka Makmur Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat.

G. Teknik pengumpulan data

Untuk memperoleh data yang diinginkan dalam pelaksanaan penelitian

ini dilakukan dengan cara sabagai berikut :

Page 45: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

45

1. Kordinasi dengan penanggung Jawab di lokasi penelitian yaitu di Desa

Suka makmur, pengelola (TPA) Kebon Kongok, dan pihak puskesmas.

2. Wawancara dengan pengelola TPA Kebon Kongok, Petugas Puskemas

dan pengambil kebijakan ditingkat RT.

3. Penyebaran angket pada responden disekitar TPA Kebon Kongok.

H. Teknik Analisis Data

1. Pengolahan Data

Data yang terkumpul kemudian diolah secara manual maupun

menggunakan komputer dengan langkah sebagai berikut: (1) Editing,

meneliti kelengkapan, kejelasan serta konsisitensi data dengan tujuan

mengkoreksi data, sehingga jika ada kesalahan dapat segera diklarifikasi;

(2) Koding (Data Coding), mengklarifikasi jawaban maupun hasil

pengukuran serta, melakukan pengkodean data untuk memudahkan

penelitian; (3) Entri data (Data Entering), memasukan data yang diperoleh

ke dalam komputer; (4) Penyajian Data (Data Output), pengelolahan data

sesuai dengan tujuan penelitian dengan menggunakan SPSS43.

2. Pilihan (Option) dan Skor katagori Penilaian

Berdasarkan hasil Penelitian Berdasarkan tingkat pemahaman baik

secara menyeluruh ataupun setiap faktor menjadi 5 katagori yaitu sangat

tinggi, sedang, rendah, sangat rendah (Anas sudjiono, 2012:175)

43 Bambang Prasetyo, 2014 hlm 177

Page 46: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

46

Tabel 5 Pilihan (Option) dan Skor katagori Penilaian

No Rumus Interval Katagori

1 X ≥M + 1,5 SD Sangat Tinggi

2 M + 0,5 SD ≤ X < M + 1,5 SD Baik

3 M - 0,5 SD ≤ X < M + 0,5 SD Sedang

4 M - 1,5 SD ≤ X < M - 0,5 Kurang

5 X < M - 1,5 SD Sangat Kurang

2. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program

computer, dan disajikan dalam bentuk SPSS.

Data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisis dengan tekhnik berikut:

a. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah “stastistik yang berfungsi untuk

mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti

melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa

melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum”44. pendapat lain menyebutkan bahwa statistika deskriptif ini

adalah statistika yang mendeskripsikan atau menggambarkan tentang

data yang disajikan dan mencari kuatnya hubungan dua variabel,

memprediksi dan membandingkan tanpa perlu menggunakan uji

signifikansi karena tidak bermaksud untuk melakukan generalisasi.45

44 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2014), h.29. 45 Susila dan Suyanto, metodologi Penelitian Cross Sectional…, h. 195

Page 47: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

47

1. Uji Persyaratan

Uji persyaratan dilakukan untuk mengetahui data valid atau tidak.

Sehubungan dengan penggunaan metode regresi sederhana, maka untuk

menghindari pelanggaran-pelanggaran asumsi klasik maka model-model

asumsi klasik harus terpenuhi. Penghitungan suatu ke validan data dalam

uji persyaratan dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS

versi 16.0.

a. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan

menggunakan uji statistik yaitu berdasarkan nilai kurtosis. Uji

normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, dengan uji ini

dapat diketahui data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak.

Apabila nilai signifikan hitung lebih besar dari 0,05 (sig hitung > 0.05),

maka data tersebut berdistribusi normal dan begitu juga sebaliknya.

b. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

menjadi imputan atau kedua objek penelitian bersifat homogen atau

tidak berdsarkan nilai variannya. Jika nilai signifikan lebih besar dari

0,05 (sig > 0,05) maka imputan data tersebut berasal dari data yang

homogen. Namun, jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (sig <

0,05) maka inputan data tersebut tidak homogen.

Page 48: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

48

c. Uji Linieritas

Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linearisasi.

Maksudnya apakah garis refresi antara X dan Y membentuk garis

linear atau tidak. Jika tidak linear maka analisis korelasi dengan

Person tidak dapat dilanjutkan. Apabila nilai signifikan hitung lebih

besar dari 0,05 (sig hitung > 0,05), maka data tersebut berdistribusi

linier dan begitu juga sebaliknya.

2. Analisis Korelasi Bivariat

Selain menggunakan analisis statistik deskriptif, pada penelitian ini

juga menggunakan anlisis korelasi product moment. “korelasi product

moment adalah salah satu teknik untuk mencari tingkat keeratan

hubungan antara dua variabel dengan cara memperkalikan (hal-hal

penting) variabel tersebut.”46

Nilai koefisien korelasi r

Nilai koefisien Penjelasan 0,70_ ke atas Hubungan positif yang sangat kuat 0,50_0,69 Hubungan positif yang mantap 0,30_0,49 Hubungan potif yang sedang 0,10_0,29 Hubungan positif yang sangat tak berarti 0,0 Tidak ada hubungan -0,01_-0,09 Hubungan negatif yang tak berarti -0,10_-0,20 Hubungan negatif yang rendah -0,30_-0,49 Hubungan negatif yang sedang -0,50_-0,59 Hubungan negatif yang mantap -0,70_ ke bawah Hubungan negatif yang sangat kuat

46 Subana. Statistika Pendidikan. (Bandung: CV Pustaka Setia, 2000), h. 141

Page 49: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

49

BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Validasi Istrumen

1. Validitas Instrumen Penelitian

Validitas adalah “suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid

atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang

valid berarti memiliki validitas rendah47.

Uji coba validitas angket tentang risiko gangguan kesehatan

masyarakat disikitar tempat pembuangan akhir (TPA) kebon kongok Desa

Suka Makmur Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat dilakukan di

Desa Taman Ayu Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat. Uji

validitas yang dilakukan di Desa Taman Ayu ini diberikan pada 15

jumlah responden. Responden untuk uji validitas dipilih di desa Taman

Ayu karena karakteristik umum dari masyarakat dan lingkungannya mirip

seperti kondisi masyarakat dan lingkungan di Desa Suka Makmur

Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok barat yang dekat dengan tempat

pembuangan akhir sampah TPA kebon kongok.

Post test angket pemahaman tentang tempat pembuangan akhir

sampah (TPA) terdiri dari 29 butir pernyataan, sedangkan Post test angket

risiko gangguan kesehatan 38 butir pertanyaan. Setelah penyebaran Post

test istrumen penelitan dilakukan dan diolah dengan bantuan program

47 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta:

Rineka Cipta, 2010), hlm 211.

Page 50: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

50

microsofr excel dan SPSS versi 16.0 for windows didapatkan hasil, yaitu

dari 29 butir try out angket kecerdasan interpersonal sebanyak 19 butir

pernyataan dinyatakan valid.

Hasil validitas angket menunjukkan nilai signifikan untuk butir

pernyataan yang valid berkisar dari 0,000-0,023. Mengacu pada kaidah

penarikan kesimpulan suatu pernyataan dinyatakan valid apabila nilai

signifikan hitungnya (a) lebih kecil dari 0,05 (sig (a) < 0,05) dan apabila

nilai signifikan hitungnya lebih besar dari nilai signifikan 0,05 (sig (a) >

0,05) maka butir pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid. Berdasarkan

kaidah tersebut dari 29 butir pernyataan 19 dinyatakan valid karena nilai

signifikan hitungnya lebih kecil dari 0,05 dan 10 butir pernyataan

dinyatakan tidak valid. Hasil uji validitas ini menyebabkan beberapa butir

pernyataan mengalami eliminasi, butir soal yang telah melewati uji

validitas dan dinyatakan validlah yang akan digunakan sebagai instrumen

penelitian sebagai alat ukur, terjadinya eliminasi butir pernyataan

menyebabkan kisi-kisi butir pernyataan mengalami perubahan sebagai

berikut :

Page 51: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

51

Tabel 6 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Bebas

Variabel Dimensi Indikator No Pernytaan ∑ Positif Negatif

Tempat Pembuangan

Sampah (TPA) Kebon

Kongok.

1. Pengetahuanmayarakat tenang TPA

a. Untuk mengetahui pengetahuan mayarakat tentang TPA

2,3,4,17,19 5

2. Definisi tempat pembuangan sampah

a. lingkungan sekitar TPA 16 14 2

b. Kelayakan lokasi TPA dengan pemukiman warga

1,5,11,12, 13 5

3. dampak yang yangditimbulkan sampah

a. pencemaran yang di timbulkan sampah

15,18 6,7,8,9,10 7

JumlahPernyataan 12 7 19

Sedangkan untuk post test angket tentang risiko gangguan kesehatan

terdiri dari 38 butir pernyataan didapatkan hasil perhitungan pengolahan

data yang tergambar dalam tabel berikut:

Hasil validitas angket tentang risiko gangguan kesehatan

menunjukkan 20 pertanyaan dinyatakan valid dari 38 total pertanyaan

yang ada dilihat dari nilai signifikan hitungnya (a) lebih kecil dari 0,05

(sig (a) < 0,05) jika nilai signifikan hitungnya lebih besar maka butir

pertanyaan dinyatakan tidak valid. Oleh karena ada 18 butir pernyataan

yang gugur, maka kisi-kisi instrumen angket tentang risiko gangguan

kesehatan perubahan sebagai berikut:

Page 52: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

52

Tabel 7 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Terikat

Variabel Indikator No item ∑

Positif Negatif Risiko Gangguan Kesehatan Masyaraka tDesa Suka Makmur

1. Prilaku hidup bersih 20,21,22,23,24 5 2. Gejala penyaki tdiare 25,25,27 3 3. Gejala penyakit Ispa 28,29,30 3 4. Gejala penyakit kulit 31,32,33 3 5. Gejala penyakit

cacingan 34,35,36 3

6. Gejala penyakit Malaria 37,38,39 3

Jumlah item 5 15 20

2. Reliabilitas Instrumen Penelitian

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu instrumen dikatakan

memiliki tingkat kepercayaan dan konsistensi instrumen, sebab nilai

reliablilitas suatu instrumen dinyatakan baik apabila jawaban atau hasil

suatu instrumen berlaku tetap atau stabil dari waktu ke waktu. hal ini

sesuai dengan teori realiabilitas “suatu instrumen cukup dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah

baik”.

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui nilai realibilitas dari post test

angket pemahaman tentang sterilisasi dan post test angket perilaku hidup

bersih dan sehat menggunakan bantuan program SPSS version 16.0 for

windows dengan hasil sebagai berikut:

Page 53: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

53

Tabel.8 Reliabilitas Pemahaman tempat pembuangan akhir sampah (TPA)

Reliability statistics

Cronbach’s Alpha N of item

.927 19

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Alpha Cronbach’s untuk

pemahaman tentang tempat pembuangan akhir sampah yaitu 0,927.

Mengacu pada kaidah Jika nilai Alfa Conbarch lebih besar dari 0,6 maka

butir angket tersebut dinyatakan reliabel maka nilai alpha 0,927 > 0,6

yang artinya butir angket pemahaman tentang pemahaman tentang tempat

pembuangan akhir sampah (TPA) reliabel.

Tabel.9 Reliabilitas gangguan kesehatan pada masyarakat

Reliability statistics

Cronbach’s Alpha N of item

.923 20

Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat dalam tabel di atas

didapatkan nilai alpha cronbach’s sebesar 0.923 yang lebih besar dari 0,6

maka butir pernyataan dalam angket resiko gangguan dinyatakan reliabel.

Page 54: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

54

B. Pengumpulan dan Penyajian Data

1. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti

untuk mengambil atau mengumpulkan data penelitian.

a. Pengumpulan data dengan kuesioner (angket)

Metode pengumpulan data dengan kuesioner adalah metode

yang digunakan untuk mendapatkan data primer dari pemahaman

masyarakat tentang tempat pembuangan akhir sampah (TPA) dan

Resiko gangguan kesehatan yang dialami oleh masyarakat Desa Suka

Makmur Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat. Pengumpulan

data dengan kuesioner ini memiliki dua tahap yaitu; Pertama,

penyebaran informed consent, yaitu surat tanda persetujuan yang

diberikan kepada populasi, sebagai pernyataan bersedia menjadi

sampel dalam penelitian yang dilakukan pada hari kamis 11 Desember

2017 sampai 12 Desember 2017. Kedua, tahap penyebaran kuesioner

yang dilakukan setelah menentukan sampel, proses dalam penyerahan

angket mulai hari senin tanggal 13-15 Desember 2017 dengan bantuan

team lapangan dalam membantu dalam proses penelitian.

b. Pengumpulan data dengan dokumentasi

Pengumpulan data dengan metode dokumentasi dilakukan untuk

mendapatkan data skunder penelitian terkait dengan sejarah dan profil

desa Suka Makmur kondisi lingkungan masyarakat, sarana dan

Page 55: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

55

prasarana desa serta foto-foto kondisi lingkungan rumah dari sampel

penelitian.

2. Penyajian Data

Langkah selanjutnya setelah mengumpulkan data adalah penyajian

data penelitian. Penyajian data meliputi pemaparan hasil penelitian berupa

tabulasi data terkait tempat pembuangan akhir (TPA) sebagai variabel

bebas (X), risiko gangguan kesehatan sebagai variabel terikat (Y).

Jumlah responden yang diteliti sebanyak 73 orang. Berikut data tabulasi

dari variabel X dan variabel Y :

Tabel.10. Data tentang tempat pembungan akhir sampah (TPA)(X)Risiko gangguan

kesehatan (Y)

No Variabel X Y

1 Jumlah responden 73 73

2 Tototal skor ssemua responden

623 789

3 Rata-rata skor semua responden

8.53

10.81

C. Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskritif mengemukakan tentang frekuensi dari data di atas

yang terdiri dari mean, median, mode, standar deviasi, nilai maksimum

dan minimum serta nilai kuartil dari kedua variabel dengan bantuan

program SPSS version 16.0 for windows.

Page 56: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

56

Data hasil perhitungan frekuensi dari data di atas :

Tabel.11. Perhitungan Frekuensi Variabel X dan Y

Statistics Tempat (X) Resiko(Y)

N Valid 75 75

Missing 0 0 Mean 8,53 10,81

Median 9,00 10,00 Mode 10 10

Stand.Deviation 2,754 4,098 Minimum 2 3 Maximum 16 19

Sum 623 789

Berdasarkan tabel frekuensi di atas diperoleh nilai rata-rata untuk

pemahaman tentang tempat pembuangan sampah (TPA) dari 73

responden sebesar 8,53. Nilai medianya adalah 9,00, nilai modus 10, nilai

maksimum 16, nilai minimum 16, sedangkan nilai dari standar deviasi

yang paling penting diperoleh nilai 2,754. Perhitungan nilai terakhir

adalah sum atau nilai total dari 73 responden 623.

Sedangkan untuk angket risiko gangguan kesehatan diperoleh hasil

perhitungan nilai rata-rata yaitu 10,81. Median yaitu 10,00. Nilai modus

10. Nilai strandar deviasi 4,098, nilai maksimum 19 dan nilai minimum

yaitu 3. Perhitungan sum nilai total semua responden adalah 783.

Guna mempermudah pembacaan kategori skor masing-masing

kuesioner maka peneliti membuat tabel kategori skor setiap kuesioner

dengan bantuan program SPSS version 16.0 for windows untuk mengolah

data variabel X maupun variabel Y.

Page 57: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

57

Tabel 11 Kategori Skor pemahaman tentang tempat pembuangan Akhir (TPA)

No Batasan Frekuensi Persentase Katagori 1 X ≥ 12,78 3 3,42% Sangat Paham 2 11,784 ≤ X <12,78 10 13,9% Tinggi 3 5,27 ≤ X < 11,78 48 66,% Sedang 4 4,27 ≤ X < 5,27 10 13,4% Rendah 5 X < 4,27 2 1,4% Sangat Rendah Jumlah 73 100 %

Ket M= Mean SD= Standar deviasi

Berdasarkan tabel di atas diperoleh jumlah responden dengan

kategori skor sangat Paham 3 reponden yang jika persentasekan menjadi

3.45% dari keseluruhan 73 responden. Responden pada kategori tinggi

jumlah 10 orang jika dipersentasekan menjadi 13,9% . Responden pada

kategori pemahaman sedang jumlah 48 orang jika dipersentasekan

menjadi 66.7%. Responden pada kategori rendah jumlah 10 orang jika

dipersentasekan menjadi 13. 9% dan sangat rendah 1,4 %.

Hasil pemberian kategori di atas dapat juga dilihat dalam diagram

berikut:

Diagram.1. Kategori Skor Pemahaman Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA)

Data

Sangat Tinggi

Tinggi

sedang

rendah

Sangat rendah

Page 58: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

58

Sedangkan untuk pemberian kategori skor kuesioner risiko

gangguan kesehatan:

Tabel. 12. Kategori skor risiko gangguan kesehatan

No Batasan Frekuensi Persentase Katagori 1 X ≥ 16.4 9 12,3% Sangat rendah 2 15.4 ≤ X < 16.4 3 4.1% Rendah 3 6.21 ≤ X < 15.4 46 63.0% Sedang 4 5.21≤ X < 6.21 8 11.0% Tinggi 5 X < 5.21 7 9.6% Sangat tinggi Jumlah 73 100 %

Ket M= Mean SD= Standar deviasi

Tabel di atas menunjukkan jumlah responden dengan kategori sangat

tinggi untuk mengalimi risiko gangguan kesehatan 7 reponden yang jika

persentasekan menjadi 9.6%. Responden dengan kategori tinggi

mengalami risiko gangguan kesehatan 8 responden yang jika

persentasekan menjadi 11.0%. Responden dengan katagori skor sedang

untuk mengalami risiko gangguan kesehatan 46 reponden yang jika

persentasekan menjadi 63.0%. responden dengan kategori skor rendah

untuk terhadap risiko gangguan kesehatan 3 reponden yang jika

persentasekan menjadi 4.1%. responden dengan kategori sangat rendah

mengalami risiko gangguan kesehatan 9 reponden yang jika

persentasekan menjadi 12,3%

Page 59: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

59

Hasil pemberian kategori di atas dapat juga dilihat dalam diagram

berikut:

Diagram 2. Kategori Dampak terhadap gangguan kesehatan

Rincian data frekuensi gejala penyakit yang dialami oleh responden yang

berjumlah 73 orang. Tabel.12 Frekuensi risiko gangguan kesehatan

Frequency Percent Valid percent

Ya 45 61,6 61,6

Tidak 28 38,4 38,4 Total 73 100,0 100,0

Gejala penyakit diare

Frequency Percent Valid percent

Ya 23 31,5 31,5

Tidak 50 68,5 68,5 Total 73 100,0 100,0

Gejala penyakit Ispa

Frequency Percent Valid percent

Ya 35 47,9 47,9

Tidak 38 52,1 52,1 Total 73 100,0 100,0

Gejala penyakit kulit

Dampak

Sangat tinggi

Tinggi

sedang

Rendah

Page 60: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

60

Frequency Percent Valid percent

Ya 30 41,1 41,1

Tidak 43 58,9 58,9 Total 73 100,0 100,0

Gejala penyakit cacingan

Frequency Percent Valid percent

Ya 26 35,6 35,6

Tidak 47 64,4 64,4 Total 73 100,0 100,0

Gejala penyakit Malaria

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov karena, sampel yang digunakan lebih dari 50

dengan uji ini dapat diketahui data yang digunakan berdistribusi

normal atau tidak. Apabila taraf signifikan hitung (a) lebih besar dari

0,05 (Sig hitung (a) > 0,05) maka data tersebut berdistribusi normal dan

apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (Sig hitung (a) < 0,05) maka

data tersebut tidak berdistribusi normal. Uji normalitas dalam

penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0 for

windows dengan hasil sebagai berikut:

Page 61: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

61

Tabel.13. Hasil Uji Normalitas

One-sampel kolmogorov-smirnov test Pemahaman

TPA Risiko

N 73 73

Normal parametes Mean 8,53 10,81 Stand. Deviation 2,754 4,098

Kolmogorov-smirnov Z 0,744 0,744 Asymp. sig. (2-tailed) 0,637

Hasil pengolahan data dengan menggunakan teknik kolmogrov-

smirnov diatas, diperoleh nilai signifikan pada sig (2-tailed) untuk

data kuesioner 0,637 nilai tersebut lebi besar dari 0,05 maka kuesioner

tersebut berasal dari data yang berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

menjadi inputan atau kedua objek penelitian bersifat homogen.

Adapun kaidah penetapan suatau data dikatakan homogen yaitu

apabila nilai signifikan (a) lebih besar dari 0,05 (sig (a) > 0,05) maka

data tersebut dinyatakan homogen. sebaliknya jika nilai signifikan (a)

lebih kecil dari 0,05 (sig (a) < 0,05) maka data tersebut berasal dari

data yang tidak homogen. Uji homogenitas pada data penelitaian ini

menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0 for windows dengan

hasil sebagi berikut:

Tabel. 14 Hasil Uji Homogenitas Data Penelitian

Test of homogeneity of variances Sig.

Levene statistic 0,802 0,616

Page 62: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

62

Hasil uji homogenitas menggunakan SPSS di atas untuk melihat

data penelitian tersebut homogen atau tidak, maka yang harus

diperhatikan adalah nilai signifikan pada kolom terakhir Sig.

Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh nilai homogenitas

adalah 0,616. Nilai tersebut lebih lesar dari 0,05 maka data tersebut

dinyatakan homogen.

c. Uji Linieritas

uji linearitas digunakan untuk menguji pola sebaran antara

variabel X dan Y akan membentuk garis linier ataukah tidak. pola

sebaran ini berkaitan dengan hubungan keterkaitan antara variabel X

dan variabel Y. jika pola sebaran mendekati garis maka terdapat

keterkaitan antara variabel X dan Y dan sebaliknya, jika pola sebaran

salah satu dari variabel X dan Y menunjukkan keterkaitan antara

keduanya lemah,. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui linier

atau tidaknya sebaran adalah jika nilai signifikan hitung lebeih kecil

dari 0,05 (sig < 0,05) maka sebaran dinyatakan tidak linier dan jika

nilai signifikan hitung lebih besar dari 0,05 (sig > 0,05) maka sebaran

dinyatakan linier. Pengujian linieritas pada penelitian menggunakan

bantuan program SPSS versi 16.0 for windows dengan hasil sebagai

berikut:

Tabel.15. Hasil Uji Linieritas Data Penelitian

Anova table F Sig

TPA* Resiko Between groups Linearity 0,188 0,000

Deviation from linearity 0,485 0,905

Page 63: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

63

Pengujian linearitas dengan SPSS bertujuan untuk mengetahui

hubungan antar variabel. dalam menguji linearitas data adalah nilai

signifikan (Sig), nilai F dan nilai deviation from linearity. hasil

analisis diatas menunjukkan bahwa nilai F sebesar 0,485 memiliki

signifikansi sebesar 0,905. interpretasi nilai ini berdasarkan kaidah

diatas bahwa apabila nilai sig (a) hitung > 0,05 artinya 0,905 > 0,05

menunjukkan bahwa data yang diperoleh dinyatakan terdapat

hubungan tempat pembuangan akhir sampah (TPA) dengan risiko

gangguan kesehatan.

2. Uji Korelasi Bivariant

Setelah data penelitian berdistribusi normal dan linier. Dari data

tersebut kemudian dilakukan analisis bahwa data hasil penelitian ini n.

Uji korelasi Person dilakukan untuk mengetahui tingkat hubungan

antara variabel satu dengan variabel lain. Nilai hubungan dapat

diketahui dari nilai signifikan hitung. Jika nilai signifikan hitung lebih

kecil dari 0,05 (sig < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan, sebaliknya jika signifikan hitung lebih besar dari 0,05 (sig

> 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan.

Berikut tabel hasil uji hipotesis dengan teknik korelasi Person:

Page 64: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

64

Tabel.16 Hasil Uji Korelasi

Correlations Pemahaman Risiko

gangguan kesehatan

Pemahaman Pearson correlation 1 0.53 Sig. (2-tailed) 0,000 N 73 73 Pearson correlation 0.53 1 Sig. (2-tailed) 0,000 N 76 76

Hasil analisis korelasi person product mement dari SPSS diatas

menunjukkan bahwa nilai person corelation sebesar 0,53, artinya terdapat

hubungan yang signifikan antara pemahaman tentang tempat pembuangan

akhir sampah denagan risiko gangguan kesehatan. Nilai koefisien dari

person ini menunjukkan adanya hubungan positif yang mantap antara

pemahaman tentang tepat pembuangan akhir sampah dan sehat dilihat

datri nilai positif pada person correlation diatas, dengan nilai signifikan

yang tidak bisa lepas dari analisis person product moment yaitu sebesar

0,000 pemahan tempat pembuangan akhir sampah (TPA) > 0,05.

D. PEMBAHASAN

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

a. Sejarah dan Profil Desa Suka Makmur

Desa Suka Makmur lahir pada Tahun 1999. Desa Suka makmur

merupakan hasil pemekaran dari Desa induk Gapuk yang berjarak ± 2

Km sebelah utara dari kantor pemerintah Desa Gapuk. Melihat

perkembangan dari segala aspek dan bidang sehingga berkas

pengusulan menjadi desa persiapanpun diterima dan disepakati oleh

Page 65: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

65

Pemerintah Kabupaten Lombok Barat. Dengan nama Desa Persiapan

Suka Makmur. Suka Makmur artinya “Kebahagiaan Dunia dan

Akhirat”. Lahirnya Desa Suka Makmur tidak lepas dari peran serta

masyarakat dan pemerintah yang waktu itu dijabat oleh Kepala Desa

Drs. H. Tamjidillah.

Secara geografis dan administrasi Desa Suka Makmur berada di

Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat . dan pada tahun 2000

Desa Suka Makmur menjadi Desa Definitif, dan pada tahun 2001 Desa

Suka makmur memiliki 5 (lima ) Dusun Yaitu ;

a. Dusun Persiapan Mengkok menjadi Dusun mengkok

(Pembentukan Dusun);

b. Dusun persiapan Kedatuk menjadi Dusun Kedatuk (pemekaran

Dusun ketejer);

c. Dusun Ketejer, Dusun Egok dan Dusun Kebon Kongok, yang

semuanya berjejer dari Dusun paling selatan sampai ke utara

d. Dusun Kebon Kongok dusun paling selatan sampai ke utara.

e. Dusun Egok

Jadi lima dusun yang berada di Desa Suka Makmur adalah:

Dusun Mengkok, Dusun Kedatuk, Dusun Ketejer, Dusun Egok, dan

Dusun Kebon Kongok.

Page 66: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

66

b. Demografi Desa

Dalam hal pembangunan desa, Desa Suka Makmur Memiliki

Demografi desa sebagai berikut :

1. Jumlah Penduduk

Penduduk Desa Suka Makmur sampai dengan bulan

Desember 2016, berjumlah 5368 Jiwa terdiri dari penduduk laki-laki

2520 Jiwa dan penduduk perempuan 2848 Jiwa dengan jumlah

Kepala Keluarga 1826 KK, yang tersebar di 5 (lima) buah Dusun

tersebut. Dengan perincian penyebaran penduduk sbb :

Tabel: 17 Jumlah Penduduk Desa Suka Makmur

Nama Dusun Jumlah

KK

Penduduk

Laki-Laki

Penduduk

Perempuan

Jumlah

Jiwa

Dusun Mengkok 128 154 194 348

Dusun Egok 625 957 1020 1977

Dusun Ketejer 503 646 752 1398

Dusun Kedatuk 106 141 172 313

Dusun Kbn. Kongok 280 622 710 1332

Jumlah Penduduk 1826 2520 2848 5368

2. Agama

Penduduk Desa Suka Makmur 100 % beragama Islam. Memiliki

sarana Peribadatan (Masjid) yang semuanya berada disetiap Dusun :

a. Masjid Baital Makmur di Dusun Mengkok.

b. Masjid Baitussolihin di Dusun Egok.

c. Masjid Baiturrahman di Dusun Egok.

d. Masjid Al-Mujahiddin di Dusun Ketejer.

e. Masjid Nurul Hidayah di Dusun Kedatuk.

Page 67: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

67

f. Masjid Baital Yaqin di Dusun Kebon Kongok

g. Masjid Nurul Iman Dusun Ketejer;

3. Sarana Pendidikan

Adapun mengenai pendidikan masyarakat Desa Suka

Makmur Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat sebagai

berikut :

Tabel: 17 Pendidikan Masyarakat Desa Suka Makmur

Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah

Belum Masuk TK 315 Orang 325 Orang 640 Orang

Sedang TK/Play Group 120 Orang 130 Orang 250 Orang

Yang tidak pernah

sekolah

330 Orang 444 Orang 774 orang

Tamat SD/ sederajat 135 Orang 234 Orang 369 orang

SD tidak tamat 125 Orang 135 Orang 260 orang

Lulusan SMP/ sederajat 450 Orang 456 Orang 906 orang

Tidak Tamat SMP/

sederajat

101 Orang 122 Orang 223 orang

Lulus SMA/ sederajat 350 Orang 373 Orang 723 orang

Tidak tamat SMA/

sederajat

110 Orang 116 Orang 226 Orang

Tamat D-1 5 Orang 2 Orang 7 Orang

Tamat D-2 10 Orang 9 Orang 19 Orang

Tamat D-3 7 Orang 8 Orang 13 Orang

Tamat S-1 50 Orang 31 Orang 81 Orang

Page 68: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

68

4. Bidang Kesehatan

Sarana kesehatan yang ada di Desa Suka Makmur adalah

sebagai berikut: Tabel: 18 Sarana-Prasarana Kesehatan Desa Suka Makmur

Sarana Kesehatan Jumlah Keterangan

Puskesmas Pembantu 1 Unit -

Poskesdes 1 Unit -

Posyandu 5 Unit Semua dusun

Bides 1 Orang -

Dukun Terlatih 3 Orang -

Ambulan Desa 1 Unit -

Kelompok Donor Darah 31 Orang -

5. Keadaan Ekonomi Penduduk

Penduduk Desa Suka Makmur sebagian besar bermata

pencarian sebagai petani dan buruh tani (64%). Desa Suka Makmur

miliki luas wilayah ± 320,365 Ha, dan diperuntukan oleh

masyarakat sebagai lahan pertanian dan sawah Seluas ± 124 Ha,

lahan perkebun ± 30 Ha, sedangkan lahan kering (Bukit) seluas ±

120 Ha, dan lain-lain.

2. Pembahasan Hasil Data

a. Pemahaman masyarakat tentang tempat pembuangan akhir

sampah (TPA)

Berdasarkan hasil analisis data didapatkan sebanyak 3

responden atau sebanyak 3.14%, untuk katagori yang memiliki

pemahaman sangat tinggi tentang tempat pembuangan akhir sampah.

Berdasarkan analisis data didapatakan sebanyak 10 responden atau

sebanyak 13.9%, untuk katagori paham tentang tempat pembuangan

Page 69: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

69

akhir sampah. Analisis data didapatakan sebanyak 48 responden atau

sebanyak 66.7%, untuk katagori sedang tentang pemahaman tempat

pembuangan akhir sampah. Analisis data didapatakan sebanyak 10

responden atau sebanyak 13,4%, untuk katagori rendah tentang

pemahaman tempat pembuangan akhir sampah. Analisis data

didapatakan sebanyak 2 responden atau sebanyak 1.4%, untuk katagori

sangat rendah tentang pemahaman tempat pembuangan akhir sampah.

Berdasarkan persentase data penelitian menunjukan pemahaman

masyarakat tentang tempat pembuangan akhir sampah dalam katagori

sedang. Data ini diperoleh dari 73 kk yang menjadi responden dalam

penelitian ini.

Paradigma (TPA) yang dulu merupakan tempat pembuangan

akhir sampah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 (2008:3)

menjadi tempat pemrosesan akhir sampah didefinisikan sebagai

pemerosesan akhir sampah, dalam bentuk pengembalian sampah dan

residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara

aman.48 Banyak dari masyarakat yang belum mengatahui jarak aman

tempat tinggal mereka. Tempat pembuangan akhir sampah (TPA),

yang seharusnya lebih dari 1 km dari TPA untuk menangulangi

pencemaran yang ditimbulkan. Hal ini bukan saja kesalahan dari

masyarakat setempat, akan tetapi menjadi tanggung jawab pemerintah

sebagai pemegang kekuasan dan kebijakan, karena dari hasil kuesioner,

48 Peraturan Pemerintah nomor 81 tahun 2012 hlm, 31

Page 70: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

70

banyak masyarakat tidak pernah mendapatkan sosialisasi tentang jarak

aman dengan tempat pembuangan akhir sampah.

Menurut Chairil Shaleh (2014), sampah merupakan material

sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses

pengunaan barang atau sisa konsumsi. Volume sampah

sangat tergantung pada jumlah penduduk49. Sampah yang dibuang di

tempat pembuangan akhir sampah harus dikelola dengan baik, agar

tidak menjadi masalah bagi masyarakat maupun lingkungan sekitar

untuk menjaga risiko-risiko yang dapat merugikan. Kerugian investasi

pembangunan TPA karena memendeknya umur layanannya, sangat

berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan, seperti

perkembangan vektor penyakit, polusi udara akibat gas yang dihasilkan

sampah, polusi air akibat lindi (cairan sampah), dan estetika lingkungan

yang buruk. Hal inilah yang menjadi tugas bersama bagi pemerintah

setempat maupun masyarakat, yang memang sudah menetap di

sekitaran tempat pembuangan akhir sampah. Pemerintah daerah

bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran

masyarakat tentang pengelolaan sampah yang sudah tertuang dalam

(UU No 18 tahun 2008).

49 Chairil Saleh, Hendro Purnomo, “Analisis Efektifitas Instalasi Pengolahan Limbah

Lindi di Tpa Supit Urang Kota Malang”, Jurnal Teknik Pengairan, Vol 5, Nomor 1, Mei 2014, hlm 104

Page 71: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

71

b. Risiko gangguan kesehatan

Risiko merupakan akibat yang kurang menyenangkan (merugikan

dan membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Risiko yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah kemungkinan penyakit yang

dialami oleh masyarakat yang tinggal di sekitar tempat pembuangan

akhir (TPA) sampah, yang memang pada dasarnya berbahaya bagi

masyarakat, disebakan oleh kualitas lingkungan yang sudah mulai

tercemar oleh sampah dengan adanya tempat pembuangan akhir yang

menimbulkan bau yang tidak sedap yang dirasakan oleh masyarakat

setempat.

Berdasarkan Analisis kuesioner bahwa diketahui responden

dengan kategori sangat tinggi untuk mengalimi risiko gangguan

kesehatan 7 reponden yang jika persentasekan menjadi 9.6%.

Responden dengan kategori tinggi mengalami risiko gangguan

kesehatan 8 responden yang jika persentasekan menjadi 11.0%.

Responden dengan katagori skor sedang untuk mengalami risiko

gangguan kesehatan 46 reponden yang jika persentasekan menjadi

63.0%. responden dengan kategori skor rendah untuk terhadap risiko

gangguan kesehatan 3 reponden yang jika persentasekan menjadi 4.1%.

responden dengan kategori sangat rendah mengalami risiko gangguan

kesehatan 9 reponden yang jika persentasekan menjadi 12,3%.

Berdasarkan persentase data penelitian menunjukan responden berisiko

Page 72: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

72

mengalami gejala penyakit. Data ini diperoleh dari 73 kk yang menjadi

responden dalam penelitian ini.

Dengan rincian gejala penyakit yang dialami oleh responden.

Gejala penyakit diare yang menyatakan pernah dengan jumlah

responden 45 yang dipersentasikan menjadi 61,6%, responden yang

menyatakan tidak mengalami gejala penyakit diare yaitu 28 atau

sebanyak 38,4 %. Penyakit diare didefinisikan sebagai buang air besar

(defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal

100-200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah

padat, dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat. Jumlah

kasus diare yang terlaporkan pada Tahun 2015 di Kabupaten Lombok

Barat sebanyak 28.726 orang dan 100% tertangani50.

Menurut Sander (2005), penyebab terjadinya diare bisa dari kurang

memadainya ketersedian air bersih, air yang tercemar oleh tinja,

kekurangan sarana kebersihan, pembuangan tinja yang tidak hyginis

kebersihan perongan dan lingkungan yang jelek, serta penyiapan dan

penyimpanan makan yang tidak semestinya51. Menurut hasil penelitian

Sarah (2015), ada pengaruh penyakit diare dengan kepadaan lalat.52

Seperti lalat M.domestica memiliki potensi tinggi dalam penyebaran

banyak agen penyakit baik secara mekanis maupun biologis pada

50 Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2015 hlm 38 51 Sander, M. A. Hubungan Faktor Sosio Budaya Dengan Kejadian Diare di Desa

Candinegoro Kecamatan WonayuSiduarjo. Jurnal Medika, tahun 2005Volume 2,Nomor 2: 163-193.

52 Sarah Safira et al, Hubungan Kepadatan Lalat, Dan Sanitasi Dasar Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun 2015

Page 73: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

73

populasi manusia yang hidup relative dekat dengan suatu Tempat

pembuangan akhir Sampah. Tidak tertutup kemungkinan agen penyakit

ini dapat menyebar luas jauh dari sumber penularan. Seekor lalat

dewasa mampu berpindah pada jarak yang jauh. Selain itu lalat dapat

mengadakan migrasi hingga 8 km.

Menurut Desi Ermaleni (2012, hasil penelitian menunjukan jarak

tempat tinggal Ke tempat pembuangan akhir kurang dai 300 m dengan

kejadian diare mempunyai risiko untuk menderita diare 2,6 kali

dibandingkan dengan jarak tempat pembuangan akhir sampah lebih

dari 600 meter. Begitu pula ada hubungan yang signifikan antara

kualitas bakteriologi dengan kejadian diare dengan p= kualias

bakteriologi air yang buruk mempunyai risiko 3, 188 kali menderita

diare dibandingkan dengan bakteriologi yang baik.53

Responden yang menyatakan gejala penyakit ISPA (infeksi

saluran pernapasan atas), yang dialami oleh responden menyatakan ya

dengan jumlah responden 23 atau sebanyak 31,5% sedangkan

responden yang menyatakan tidak mengalami gejala penyakit ISPA

yaitu 50 atau sebanyak 68,5%. Penyakit ISPA (infeksi saluran

pernapasan akut) adalah infeksi pada saluran pernapasan baik saluran

pernapasan atas atau bawah, dan dapat menyebabkan berbagai spektrum

penyakit yang parah dan mematikan, yang dipengaruhi oleh patogen

penyebab, faktor lingkungan dan faktor pejamu. Penyakit ini dapat

53 Desi Ermleni BR Ginting, Hubungan Kualitas Bakteriologis Air Bersih Dengan

Kejadian Diare, (Skripsi FKM Universitas Indonesia, Depok, 2012), hlm. 76

Page 74: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

74

menyerang saluran napas dari rongga sampai alveoli termasuk

adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura).54

Penyakit ISPA dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti

burukya kualitas udara yang dipengaruhi oleh pencemaran. Salah

satunya adalah sampah yang merupakan barang buangan yang

menghasilkan gas metana, yang akan menghasilkan bau busuk apabila

hal ini terus dihirup oleh masyarakat tentu sangat berbahaya. Dari hasil

penelitian yang telah dilakukan Ratih (2016), bahwa ada pengaruh

paparan gas metana (C𝐻4) terhadap keluhan gangguan pernapasan

pemulung, TPA Mrican Kabupaten Ponorogo dengan nilai p value =

0,015 dan probabilitas pemulung pada paparan gas (C𝐻4) yang

melebihi NAB untuk menderita keluhan gangguan pernapasan adalah

sebesar 9,2%. Ada pengaruh paparan gas hidrogen sulfida (𝐻2S)

terhadap keluhan gangguan pernapasan pemulung di TPA Mrican

Kabupaten Ponorogo55.

Responden yang menyatakan gejala penyakit Kulit, dialami oleh

responden menyatakan ya dengan jumlah responden 35 atau sebanyak

47,9%, sedangkan responden yang menyatakan tidak mengalami gejala

penyakit kulit yaitu 38 atau sebanyak 52,1%. Penyakit kulit adalah

setiap yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja berupa

54 Anthony Widyanata Lebuan dan Agus Somia, Faktor yang berhubungan dengan infeksi

saluran enapasan akut pada siswa taman kanak-kanak dikelurahan dangin puri kecamatan denpasar timur, E-Jurnal Medika, Vol 6 No 6 Juni Tahun 2017 hlm; 2

55 Ratih Andhika A.R, Tofan Agung E.P2, Pengaruh Paparan C𝐻4 dan 𝐻2S Terhadap Keluhan Gangguan Pernapasan Pemulung Di Tpa Mrican Kabupaten Ponorogo Vol. 1, Nomor. 1, Oktober 2016 hlm:14

Page 75: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

75

faktor risiko mekanik, fisik, kimia, biologis dan psikologis (

PERMENAKERTRANSI , RI 2008), Penyakit Kulit bisa disebabkan

oleh beberapa faktor, diantaranya faktor lingkungan dan kebiasan

sehari-hari. Lingkungan yang sehat dan bersih akan membawa efek

yang baik bagi kulit.

Demikian pula sebaliknya, salah satu lingkungan yang perlu

diperhatikan adalah lingkungan kerja, apabila tidak dijaga dngan baik

dapat menjadi sumber munculnya berbagai macam penyakit kulit.

Menurut penelitian Rahayu (2015), terdapat hubungan antara

kebersihan kulit dengan kejadian penyakit kuli di tempat pembuangan

akhir sampah (TPA) Tanjung Rejo Kecamatan Jekulo Kabupaten

Kudus56.

Responden yang menyatakan gejala penyakit cacingan, yang

menyatakan pernah dengan jumlah responden 30 yang dipersentasikan

menjadi 41,1% sedangkan responden yang menyatakan tidak

mengalami gejala penyakit cacingan yaitu 43 atau sebanyak 58,9%.

Infeksi kecacingan yang disebabkan oleh soil Transmitted Helminths

(STH), merupakan masalah kesehatan masyarakat, infeksi kecacingan

tergolong penyakit neglected disease yaitu infeksi yang kurang

diperhatikan dan penyakitnya bersifat kronis tanpa menimbulkan gejala

klinis yang jelas dan dampak yang ditimbulkannya baru terlihat dalam

56 Rahayu Maryani Kusnin, Hubungan Antara Personal Hygiene Dan Pemakaian Alat

Pelindung Diri Dengan Kejadian Penyakit Kulit Pada Pemulung Di TPA Tanjung Rejo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus ( Skripsi Imu Kesehatan UN Malang, Tahun 2015) Hlm 110.

Page 76: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

76

jangka panjang seperti kekurangan gizi, gangguan tumbuh kembang

anak57.

Penyakit cacingan dapat disebakan oleh faktor lingkungan salah

satunya adalah lalat sebagai vektor penyakit mekanik sejumlah agen

penyakit tertentu, misalnya virus, bakteri, protozoa cendawan dan

cacing. Lalat juga berperan sebagai inang anatar beberapa jenis cacing

pita atau nematode, antara lain Choanotenia infundibulum. Lalat

berkembang biak pada media berupa tinja, sampah dan limbah buangan

sedangkan dalam lingkungan sekitar Dusun Kebon Kongok banyak

mayarakat mengeluhkan banyak lalat, ditambah dengan belum pernah

ada penyemprotan yang dilakukan oleh pihak pemerintah, maupun

pengelolah tempat pembuangan akhir sampah (TPA), sebagai upaya

menangulangi dampak yang ditimbulkan oleh sampah.

Responden yang menyatakan gejala penyakit malaria dialami oleh

responden menyatakan pernah mengalami dengan jumlah responden 26

atau sebanyak 35,6% sedangkan responden yang menyatakan tidak

mengalami gejala penyakit malaria yaitu 47 atau sebanyak 64,4%.

Penyakit malaria pada manusia disebabkan plasmodium Malriae,

penularan malaria dilakukan oleh nyamuk betina dari tribus Anoples.

Terjadinya peningkatan penyakit malaria disebabkan oleh masih

kurangnya pengendalian vektor, kebiasaan tidak menggunakan

kelambu, kebiasaan tidak mengunakan anti nyamuk, kebiasaan

57 Rawina Winita, et al. Upaya pemberantasan kecacingan di Sekolah Dasar, Makala

kesehatan Vol .16 No 2, Desember 2012, hal 65-71

Page 77: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

77

menggantung pakaian dan jarangnya ada penyemprotan (fogging) dari

Dinas Kesehatan setempat untuk mengendalikan penyebaran nyamuk.

Page 78: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan hasil pembahasan bahwa penelitian yang telah

dilaksanakan oleh peneliti di Desa Suka Makmur kecamatan Gerung

Kabupaten Lombok Barat, yang merupakan wilayah yang paling dekat

dengan Tempat pembuangan akhir sampah (TPA). Diketahui pemahaman

masyarakat sebanyak 3.14%, untuk katagori yang memiliki pemahaman

sangat tinggi, katagori paham sebanyak 13.9%. selanjutnya 66.7%, untuk

katagori sedang, selanjutnya 13,4% untuk katagori rendah dan persentase

katagori sangat kurang 1.4%.

Diketahui gangguan penyakit yang banyak dirasakan oleh masyarakat

sekitar yaitu gejala penyakit diare dengan jumlah 45 responden dengan

persentase 61,6 %, jumlah gejala penyakit kulit 35 responden dengan

persentase 47 %, jumlah gejala penyakit cacingan 43 responden dengan

persentase 41,1%, jumlah gejala penyakit 26 responden Malaria 35,6 %, dan

terakhir jumlah gejala penyakit ISPA 26 dengan persentase 31,5%. dari

persentasi penyakit yang dialami tentu akan merugikan masyarakat baik

dalam segi kesehatan maupun maupun materil terhadap keberadaan tempat

pembuangan akhir (TPA) sampah Kebon Kongok.

Page 79: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

79

B. Saran

1. Untuk Masyarakat Sekitar TPA

Masyarakat hendaknya dapat mengupayakan perilaku yang sehat

dalam rangka pencegahan penyakit dan masyarakat harus terlibat aktif

dalam kegiatan pengelolaan sampah dengan prinsip 3R (reduce, reuse,

recycle), agar dapat menjadi salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan

praktis mereka, antara lain kesehatan keluarga, kebersihan dan

kenyamanan tempat tinggal, serta lingkungan yang bersih dan sehat.

2. Untuk Pemerintah dan Instansi terkait

Diharapkan instansi terkait dapat mengendalikan dampak TPA

dalam rangka pencegahan dan menurunkan risiko gangguan kesehatan

dengan melakukan sosialisasi dengan masyarakat dan juga melakukan

pengendalian laju perkembangbiakan lalat dan nyamuk secara rutin.

3. Untuk Peneliti selanjutnya

Hendaknya untuk dapat melakukan penelitain lanjutan tentang

hubungan kualitas bakteriologi air bersih terhadap penyakit diare pada

masyarakat di sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) sampah kebon

kongok desa Suka Makmur Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok barat

Page 80: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

80

DAFTAR PUSTAKA

A. Aboejoewono, Pengelolaan Sampah Menuju ke Sanitasi Lingkungan dan Permasalahannya, Jakarta: Wilayah DKI Jakarta Sebagai Suatu Kasus, 1985.

Asti Mulasari.” Analisis Situasi Permasalahan Sampah Kota Yogyakarta Dan

Kebijakan Penanggulangannya” jurnal.unnes. Januari 2016. Anthony Widyanata Lebuan dan Agus Somia, Faktor yang berhubungan dengan

infeksi saluran enapasan akut pada siswa taman kanak-kanak dikelurahan dangin puri kecamatan denpasar timur, E-Jurnal Medika, Vol 6 No 6 Juni Tahun 2017

Bambang Kurniawan, “Analisis Kualitas Air Sumur Sekitar Wilayah Tempat

Pembuangan Akhir Sampah (Studi Kasus Di TPA Galuga Cibung bulang Bogor)”. Skripsi, Dapertemen tehnologi pertanian IPB, 2006.

Bambang Prasetyo, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, Jakarta

Rajawali press, 2014. Chairil Saleh dan Hendro Purnomo, “Analisis Efektifitas Instalasi Pengolahan

Limbah Lindi di Tpa Supit Urang Kota Malang”, Jurnal Teknik Pengairan, Vol 5, Nomor 1, Mei 2014.

Elsa Try Julita Sembiring, Barti Setiani Muntalif, “Optimasi efisiensi

pengolahan lindi dengan Menggunakan constructed wetland”, Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 17 Nomor 2, Oktober 2011

Eko Hartini dan Roselina Jayanti Kumalasari, “Faktor - Faktor Risiko Paparan

Gas Amonia Dan Hidrogen Sulfida Terhadap Keluhan Gangguan Kesehatan Pada Pemulung Di Tpa Jatibarang Kota Semarang”,

Page 81: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

81

Fatmawati Mohamad, Dharma Cakrawartana Sutra pemberdayaan masyarakat

dalam pengelolaan sampah di dukuh mrican sleman Yogyakarta, Volume 5, Nomor 3, Agustus 2012.

G. Theisen Tchobanoglous, dan S.A. Vigil, Integrated Solid Waste Mangement

Engineering Principles and Mangement Issues. Mc. Grw Hill: Kogakusha, 1993.

Heru Rudianto, R. Azizah, “Studi Tentang Perbedaan Jarak Perumahan Ketpa

Sampah Open Dumping Dengan Indikator Tingkat Kepadatan Lalat Dan Kejadian Diare (Studi Di Desa Kenep Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan)”, Jurnal Kesehatan Lingkungan, vol 1 Nomor 3, januari 2005.

Imam Azhary, Ellina S. Pandebesie, “Peran serta Masyarakat Dalam Usaha

Memperpanjang masa Pakai Tpa Kebon Kongok Kota Mataram”, Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi, 2007.

I W. Wedana Yasa, Manajemen risiko operasional dan pemeliharaan tempat

pembuangan akhir (tpa) regional bangli di kabupaten bangli, Jurnal Spektran Vol. 1, Nomor. 2, Juli 2013.

lsa Try Julita Sembiring , Barti Setiani Muntalif, Optimization Of Leachate

Treatment Efficiency By Using Constructed Wetland, Jurnal Teknik Lingkungan Vol 17 Nomor 2, Oktober 2011.

Kasam, Analisis Resiko Lingkungan pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA

Sampah (Studi Kasus: TPA Piyungan Bantul), Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan,Vol 3, Nomor 1, Januari 2011.

Marina Aprina, Hubungan Kualitas Mikrobiologis Air Sumur Gali Dan

Pengelolaan Sampah Di Rumah Tangga Dengan Kejadian Diare Pada Keluarga Di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan (skripsi FKM Universitas Sumatera Utara Medan, 2013.

Mochtar Hadiwidodo, Pengolahan air lindi dengan proses kombinasi biofilter

anaerob-aerob dan wetland, Jurnal presipitasi, Vol. 9 Nomor.2 September 2012.

Page 82: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

82

Nurul Zuhriah, Metodologi Penelitian Sosial dan pendidikan. Jakarta: PT Bumi aksara, 2009.

Peraturan Pemerintah nomor 81 tahun 2012, dalam http//ciptakarya.

\malangkap.go.id/imgnew. Poedji Hastutiek, Loeki Enggar Fitri, “Potensi Musca Domestica Linn. Sebagai

Vektor Beberapa Penyakit”, Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. 13, Nomor 3, Desember 2007.

Sofyan Arief, “Pengelolaan Sampah Malang Raya Menuju Pengelolaan Sampah

Terpadu Yang Berbasis Partisipasi Masyarakat”. Jurnal Humanity 2013. Rahayu Maryani Kusnin, Hubungan Antara Personal Hygiene Dan Pemakaian

Alat Pelindung Diri Dengan Kejadian Penyakit Kulit Pada Pemulung Di TPA Tanjung Rejo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus( Skripsi Imu Kesehatan UN Malang , Tahun 2015)

Ratih Andhika A.R, Tofan Agung E.P2, Pengaruh Paparan C𝐻4 dan 𝐻2S

Terhadap Keluhan Gangguan Pernapasan Pemulung Di Tpa Mrican Kabupaten Ponorogo Vol. 1, Nomor. 1, Oktober 2016.

Rawina Winita, Upaya pemberantasan kecacingan di Sekolah Dasar, Makara

kesehatan Vol .16 No 2, hal 65-71,2012 Sander, M. A.,. Hubungan Faktor Sosio Budaya Dengan Kejadian Diare di Desa

Candinegoro Kecamatan WonayuSiduarjo. Jurnal Medika, Volume 2,Nomor 2, 2005

Sugiyono, statitik Untuk penelitian, Bandung: alfabeta, 2013.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2010)

Srikandi Fajarini, Analisisis Kualitas Aair tanah Masyarakat disekitar tempat

pembuangan Akhir (TPA) sampah Kelurahan Sumur Batu Batar Gebang Bekasi, (skripsi Fakultas Kedokteran, UIN Syarif Hidayah Tullah, Jakarta, 2013.

Widyatmoko, Menghindari, Mengolah dan Menyingkirkan Sampah, Jakarta:

Abdi Tandur, 2002.

Page 83: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

83

Wisnu Arya wardhana, Dampak Pencemaran Ligkungan, Yogyakarta: CV Andi

offset, 2001. Yudi Bujagunasti, “Estimasi Manfaat Dan Kerugian Masyarakat Akibat

Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir:Studi Kasus Di Tpa Bantar Gebang,(Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. 2009.

Yudhi Kartikawan, Pengelolaan Persampahan, Jurnal Lingkungan Hidup,

Yogyakarta 2000).

Page 84: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

84

Lampiran 1

Kondisi Geologi Tempat Pembuangan Akhir Sampah

Proses Pembuangan Akhir Sampah

Proses Penimbangan Sampah

Page 85: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

85

Truk-Truk Sampah yang melewati Rumah warga

Penyebaran lalat yang terdapat pada rumah warga

Page 86: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

86

Lampiran 2

Kordinasi dengan pihak penanggung jawab dilokasi penelitan

Permintaan Izin kepada kepala dusun Kebon kongok

Proses Pemberian kuesioner pada Responden

Page 87: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

87

Proses Pengisian Kuesioner pada responden

Proses pengisian Kuesioner pada responden

Proses responenden sedang mengisi kuesioner

Page 88: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

88

Team lapangan yang membantu dalam proses penelitian

Team lapangan yang membantu dalam proses penelitian

Page 89: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

89

Lampiran 3

Kuesioner sebelum divalidasi

KEMENTERIAN AGAMA RI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN) MATARAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN

IPA BIOLOGI

Jln. Pendidikan No. 35 Mataram Telp. (0370) 621298, 625337, 634490

Prosedur pengisian kuesioner

Penyebaran kuesioner ini adalah untuk mendapatkan data penelitian skripsi.

Peneliti berharap anda bersedia menjadi responden, adapun data yang

didapatkan akan dirahasiakan dan hanya untuk kebutuhan penelitian.

Metode pengisian kuesioner cukup dengan memberikan tanda silang (x) pada

pilihan jawaban anda. Terimaksih atas partisipasi anda dalam penelitian ini.

A. Karakteristik Responden

Nama responden :

Umur :

Pekerjaan :

Jenis kelamin :

B. kuesioner

I. PERTANYAAN TENTANG LINGKUNGAN SEKITAR TPA

1. Berapa jarak rumah anda dengan tempat pembuangan akhir sampah (TPA) ?

a. ≥ 500 m b. ˂ 500 m

2. Apakah anda mengetahui jarak aman pemukiman dengan tepat pembuangan

akhir sampah (TPA) ?

a. Ya b. Tidak

3. Apakah ada sosialisai oleh pemerintah setempat tentang jarak aman

pemukiman dengan tempat pembuangan akhir sampah ?

a. Ya b. Tidak

Page 90: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

90

4. Apakah anda mengetahui bahaya dari pencemaran yang di timbulkan oleh

sampah ?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah anda mengetahui bahaya dari pencemaran yang disebabkan oleh air

lindi (cairan hasil dari resapan dari tumpukan sampah) ?

a. Ya b. Tidak

6. Sudah berapa lama anda tingal di sekitar tempat pembuangan akhir sampah

(TPA)?

a. ˂ 1 Tahun b. ≥ 1Tahun

7. Apakah terdapat akses jalan raya beraspal menuju lokasi TPA ?

a. Ya b. Tidak

8. Apakah anda sering merasakan bau tidak sedap yang timbulkan oleh tempat

pembuangan akhir sampah ?

a. Ya b. Tidak

9. Apakah anda sering merasakan bau tidak sedap yang di timbulkan oleh

kendaran truk pengangkut sampah ?

a. Ya b. Tidak

10. Apakah ada pembatas (tembok) antara tempat pembuangan akhir (TPA)

dengan pemukiman ?

a. Ya b. Tidak

11. Apakah ada asap sisa pembakaran yang muncul dari tumpukkan sampah

dilokasi di tempat pembuangan akhir sampah (TPA) ?

a. Ya b. Tidak

12. Apa Jenis sumber air yang digunakan sehari- hari ?

a. Sungai

b. Sumur

c. Kolam

d. penampungan air hujan

e. PAM/PDAM

13. Apakah air yang digunakan dalam kebutuhan sehari-hari berwarna ?

Page 91: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

91

a. Ya b. Tidak

14. Apakah air yag digunakan dalam kebutuhan sehari-hari berbau ?

a. Ya b. Tidak

15. Apakah air yang digunakan dalam kebutuhan sehari-hari berasa ?

a. Ya b. Tidak

16. Berapa jarak sumber air yang anda gunakan dari tempat pembuangan akhir

sampah (TPA) ?

a. ≥ 500 m b. ˂ 500 m

17. Apakah pernah dilakukan pengambilan sampel/ pemeriksaan sampel tanah di sekitar rumah anda ?

a. Ya b. Tidak 18. Apakah pernah dilakukan pengambilan sampel/ pemeriksaan sampel air

disekitar lokasi TPA ? a. Ya b. Tidak

19. Apakah hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kualitas air memenuhi syarat

mikrobiologi (E.Coli) ?

a. Ya b. Tidak

20. Apakah pernah dilakukan pemeriksaan sampel air terhadap sumber air bersih

disekitar TPA (E.coli) ?

a. Ya b. Tidak

21. Apakah penah terjadi longsor di sekitar tempat pembuangan akhir sampah

(TPA) ?

a. Ya b. Tidak

22. Apakah pernah terjadi Banjir di sekitar tempat pembuangan akhir sampah

(TPA) ?

a. Ya b. Tidak

23. Apakah tersedianya alarm kebakaran dan alat pemadam kebakaran yang

dilengkapi dengan alat penutup otomatis ?

a. Ya b. Tidak

24. Apakah jalan menuju lokasi TPA mudah diakses mobil pemadam kebakaran ?

a. Ya b. Tidak

25. Apakah banyak ditemukan binatang pengganggu (tikus, kecoa) ?

Page 92: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

92

a. Ya b. Tidak

26. Apakah ada (penyemprotan) untuk pengendalian kepadatan lalat di sekitar

pemukiman warga oleh Dinas kesehatan setempat ?

a. Ya b. Tidak

27. Apakah pernah ada penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) oleh

Dinas Kesehatan setempat ?

a. Ya b. Tidak

28. Apakah di rumah anda pernah dilakukan (Fogging) penyemprotan nyamuk

oleh Dinas kesehatan setempat ?

a. Ya b. Tidak

29. Apakah pernah diadakan pengobatan gratis oleh Dinas keehatan setempat ?

a. Ya b. Tidak

II. PERTANYAAN TENTANG PRILAKU REPONDEN

30. Apakah anggota keluarga anda selalu mencuci tangan dengan air bersih dan

sabun sebelum makan dan setelah buang air besar?

a. Ya b. Tidak

31. Apakah anda selalu menutup makanan matang dengan tudung saji?

a. Ya b. Tidak

32. Apakah anda sering membuka jendela?

a. Ya b. Tidak

33. Apakah anggota keluarga anda selalu mengganti pakaian 2 kali sehari?

a. Ya b. Tidak

34. Apakah anggota keluarga anda menggunakan peralatan mandi seperti handuk

sendiri?

a. Ya b. Tidak

35. Apakah anda menguras tempat penampungan air seminggu sekali?

a. Ya b. Tidak

36. Apakah tempat penampungan air anda ditutup dengan rapat?

a. Ya b. Tidak

37. Apakah anggota keluarga anda biasa menggantung pakaian?

Page 93: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

93

a. Ya b. Tidak

38. Apakah anggota keluarga anda biasa memakai lotion anti nyamuk pada saat

tidur pada pagi atau siang hari?

a. Ya b. Tidak

39. Apakah anda memberikan bubuk bate pada tempat penampungan air yang

digunakan untuk keperluan sehari-hari?

a. Ya b. Tidak

40. Apakah anda memelihara ikan pemakan jentik (ikan kepala timah, ikan gupi,

dan ikan cupang) pada tempat penampungan air ?

a. Ya b. Tidak

III. PERTANYAAN MENGENAI GANGGUAN KESEHATAN

41. Apakah anda memasak air dengan benar (sampai mendidih) ?

a. Ya b. Tidak

42. Apakah di rumah anda terdapat banyak lalat > 6 ekor ?

a. Ya b. Tidak

43. Apakah selama ini anda tidak perah sakit perut ?

a. Ya b. Tidak

44. Apakah anda pernah megalami kram pada perut ?

a. Ya b. Tidak

45. Apakah anda pernah mengalami diare atau mencret dalam 3 bulan terakhir ?

a. Ya b. Tidak

46. Jika Jawabanya ya, Berapa kali anda pernah mengalami diare atau mencret

dalam kurun 3 bulan terakhir ?

a. ≥ 3 kali b. < 3 kali

47. Apakah anda pernah mengalami nyeri tenggorokan ?

a. Ya b. Tidak

48. Apakah Anda pernah mengalami pilek dan hidung mampet ?

a. Ya b. Tidak

49. Apakah Anda pernah mengalami batuk kering dan gatal?

a. Ya b. Tidak

50. Apakah Anda pernah merasakan sesak dada dan disertai bunyi saat bernafas?

Page 94: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

94

a. Ya b. Tidak

51. Apakah Anda pernah merasakan gejala khas seperti gatal-gatal?

a. Ya b. Tidak

52. Apakah anda sering measakan gatal pada malam hari ?

a. Ya b. Tidak

53. Apakah anda sering merasakan gatal pada sela-sela jari tangan, pergelangan

tangan, atau bagian tubuh yang lain?

a. Ya b. Tidak

54. Apakah pada kulit anda pernah muncul bintik-bintik merah atau bentol-bentol

dan bernanah ?

a. Ya b. Tidak

55. Apakah pernah terjadi pembekakan pada permukaan kulit ?

a. Ya b. Tidak

56. Apakah ada anggota keluarga yang pernah mengalami infeksi kulit seperti di

Atas?

a. Ya b. Tidak

57. Apakah sering merasakan mual ?

a. Ya b. Tidak

58. Apakah anda pernah mengalami penurunan nafsu makan ?

a. Ya b. Tidak

59. Apakah anda suka makanan daging setengah mentah ?

a. Ya b. Tidak

60. Apakah anda sering mengalami diare berdarah?

a. Ya b. Tidak

61. Apakah anda sering merasakan lemas ? a. Tidak b. Ya

62. Apakah sering merasakan anemia (kekurangan darah) ? a. Ya b. Tidak

63. Apakah anda pernah mengalami gatal-gatal pada bagian anus khususnya pada malam hari?

a. Ya b. Tidak

64. Apakah selama ini anda pernah merasakan nyeri otot yang berkepanjangan ?

Page 95: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

95

a. Ya b. Tidak

65. Apakah keluarga anda pernah meglami penyakit malaria ?

a. Ya b. Tidak

66. Apakah anda pernah merasakan sakit kepala ?

a. Ya b. Tidak

67. Apakah anda pernah merasakan (meriang) panas dingin ?

a. Ya b. Tidak

Page 96: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

96

Page 97: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

97

Page 98: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

98

Page 99: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

99

Page 100: DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAHetheses.uinmataram.ac.id/701/1/Muhammad Alfan151145107.pdf · IPA Biologi yang telah memberikan pengalaman yang begitu banyak 6. Semua keluarga

100