Top Banner
DAMPAK PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL DI LINGKUGAN PERTANIAN Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar Disusun oleh : Dwi Noor Cahyo K2514027 Dosen Pengampu : Drs. Basuki Haryono, M.Pd. PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
34

Dampak Teknologi Terhadap Perubahan Sosial di Bidang Pertanian.doc

Feb 15, 2016

Download

Documents

cahyo affandi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Dampak Teknologi Terhadap Perubahan Sosial di Bidang Pertanian.doc

DAMPAK PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL DI LINGKUGAN PERTANIAN

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Ilmu Sosial Budaya Dasar

Disusun oleh :

Dwi Noor Cahyo

K2514027

Dosen Pengampu :

Drs. Basuki Haryono, M.Pd.

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2015

Page 2: Dampak Teknologi Terhadap Perubahan Sosial di Bidang Pertanian.doc

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam yang telah melimpahkan rahmat-Nya

sehingga makalah yang berjudul “Dampak Perkembangan Teknologi Terhadap

Perkembangan Sosial di Lingkugan Pertanian” dapat diselesaikan dengan baik.

Harapannya ide ini dapat direalisasikan menjadi sebuah karya yang bermanfaat

serta dapat memajukan wawasan generasi muda.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar tanpa

ada halangan.

2. Dosen pembimbing Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar, Bapak Drs.

Basuki Haryono, M.Pd. yang telah membimbing dalam penyusunan

laporan ini.

3. Orang tua yang senantiasa memberikan dukungan dan doa sehingga

penulis dapat menyelesaikan makalah.

4. Teman-teman mahasiswa/mahasiswi lainnya yang telah memberikan

masukan demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga

makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, 19 Desember 2015

Penulis

ii

Page 3: Dampak Teknologi Terhadap Perubahan Sosial di Bidang Pertanian.doc

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan Penulisan 2

D. Manfaat Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN

A.Urgensi Pertanian Bagi Kehidupan 3

B.Dampak Positif Dan Negatif Teknologi 5

C.Cara Menanggulangi dampak negatif teknologi terhadap perubahan sosial 11

D.Tanaman Organik Yang Menjanjikan 12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 14

B. Saran 14

DAFTAR PUSTAKA 15

Lampiran 16

iii

Page 4: Dampak Teknologi Terhadap Perubahan Sosial di Bidang Pertanian.doc

1

BAB I

PENDAHULUAN

    A.    Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yg memiliki banyak sumber daya

alam khususnya dalam bidang pertanian. Permintaan terhadap produk-produk

pertanian tidak akan pernah berhenti selagi manusia masih membutuhkan pangan,

dan akan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk yang

semakin meningkat pula. Begitu pesatnya perkembangan terknologi di dunia ini,

begitu pula perkembangan teknologi dalam bidang pertanian. Pada zaman

sekarang sudah banyak alat modern yang di gunakan dalam bidang pertanian.

Selain untuk menghemat energi manusia penggunaan teknologi ini juga untuk

mengefisiensikan waktu penanaman, pemanenan dll.

Kemajuan dan pembangunan dalam bidang apapun tidak dapat dilepaskan

dari kemajuan teknologi. Revolusi pertanian didorong oleh penemuan mesin-

mesin dan cara-cara baru dalam bidang pertanian. Apabila tidak ada perubahan

dalam teknologi maka pembangunan pertanian pun terhenti. Produksi terhenti

kenaikannya, bahkan dapat menurun karena merosotnya kesuburan tanah atau

karena kerusakan yang makin meningkat oleh hama penyakit yang semakin

merajalela.Dalam penggunaan teknologi pertaniaan ini banyak pula dampak yang

akan berpengaruh baik pada tanaman itu sendiri ataupun pada tanah. Namun di

negara Indonesia penggunaan teknologi pertanian masih sangat sedikit. Hal yang

menyebabkan sedikitnya penggunaan teknologi ini adalah mahalnya harga

teknologi yang digunakan untuk pertanian Di beberapa negara maju sudah banyak

petani yang menggunakan teknologi pertanian yang sangat modern.

Sekarang kita berada pada era informasi dimana semua informasi apapun

dapat kita peroleh dengan mudah melalui media-media pendukung informasi

seperti internet, televisi, media cetak, dan lain-lain. Dalam hal ini dunia pertanian

pun menggunakan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan pembangunan

pertanian berkelanjutan. Teknologi informasi dan komunikasi memiliki peranan

penting dalam mewujudkan pertanian yang modern secara tepat waktu.

Page 5: Dampak Teknologi Terhadap Perubahan Sosial di Bidang Pertanian.doc

2

   B.     Rumusan Masalah

1.      Urgensi Pertanian Bagi Kehidupan?

2.      Bagaimana Dampak Positif Dan Negatif Teknologi terhadap Pertanian?

3.      Bagaimana cara penanganan dampak negatif teknologi terhadap perubahan

sosial?

4. Apa itu Pertanian Organik?

   C.     Tujuan Penulisan

1.      Mengetahui apa itu urgensii pertanian.

2.      Mengetahui dampak negatif dan positif penggunaan teknologi pertanian

3. Mengetahui cara penanganan dampak negatif teknologi terhadap perubahan sosial

4. Mengetahui Arti dari pertanian organik dan apa yang menjanjikan dari pertanian

organik

   D.    Manfaat Penulisan

Makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk mengetahui bagaimana

perkembangan teknologi dalam bidang pertanian.

Page 6: Dampak Teknologi Terhadap Perubahan Sosial di Bidang Pertanian.doc

3

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Urgensi Pertanian Bagi Kehidupan

Pertanian adalah salah satu sektor vital dalam kehidupan bangsa Indonesia.

Pertanin juga memiliki peran strategis bagi kehidupan bangsa. Kondisi yang vital

dan dan strategis ini secara keseluruhan tidak dapat digantikan oleh sektor

lainnya.Pertanian adalah penyedia pangan bagi penduduk Indonesia. Pertanian

adalah pabrik alami yang menghasilkan produk-produk pangan yang amat

dibutuhkan oleh seluruh bangsa Indonesia. Sebagai penyedia pangan, maka

pertanian memiliki peran yang tak tergantikan oleh sektor lainnya.

Pertanian juga merupakan penyedia mayoritas dari bahan baku industri

kecil dan menengah. Sekitar 87% bahan baku dari industry kecil dan menengah

adalah berbasis dari proses pertanian. Pertanian dengan demikian memberikan

potensi bagi dinamika perekonomian bangsa. Relevan dengan kondisi tersebut

sebagaimana dinyatakan oleh Kementerian Pertanian (2014) bahwa pertanian

memberikan sumbangan sekitar 14,72% terhadap PDB. Proses dan dinamika

pertanian juga mampu menghasilkan US $ 43,37 M devisa Negara. Kondisi ini

memberikan gambaran bahwa sektor pertanian memiliki peran signifikan dalam

perekonomian nasional.

Apabila dilihat dari perspektif kepentingannya pada jumlah tenaga kerja,

maka pertanian menyerap sekiar 33,32% total tenaga kerja. Kondisi lainnya

adalah bahwa pada rumah tangga pedesaan bergantung sekitar 70% dari sector

pertanian sebagai sumber utama pendapatan. Dalam konteks ketenagakerjaan,

maka pertanian memiliki peran vital dalam menutup lubang pengangguran terbuka

yang semakin besar. Kondisi tersebut memberikan klarifikasi bahwa pertanian

menjadi faktor penutup bagi potensi pengangguran yang besar. Terdapat fakta

bahwa pertanian adalah suatu keniscayaan bagi keberlanjutan kehidupan manusia,

dalam konteks penyediaan pangan (Luckey, et al: 2013)

Sisi lain dari pertanian adalah sektor ini memiliki peran yang tidak ringan

dari upaya mencegah atau menyelesaikan masalah lingkungan. Sebagai

“organisasi” yang bersandar dari proses alamiah, maka pertanian memiliki peran

Page 7: Dampak Teknologi Terhadap Perubahan Sosial di Bidang Pertanian.doc

4

dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 8 juta ton (Kementerian

pertanian, 2014). Peran terhadap upaya menjaga kelestarian amat vital di tengah

semakin meningkatnya persoalan-persoalan lingkungan dewasa ini. Peran

strategis pertanian memberikan sinyal bahwa peran-peran penting tersebut tidak

dapat digantikan oleh sektor lainnya. Ketetapan peran-peran strategis tersebut,

tentu dapat diupayakan apabila kondisi atau faktor-faktor penyokong tersebut

antara lain adalah SDM pertanian sebagai kelompok pengelola dari “organisasi”

pertanian.

Peran strategis juga secara linear akan berdampak terhadap kemampuan

menerjemahkan tantangan-tantangan dari luar. Tantangan dari luar dalam hal ini

adalah lingkungan global yang memberikan potensi untuk memperbesar peran

pertanian dalam mensejahterakan bangsa ataukah sebaliknya. Artinya peran

pertanian yang lemah tentu akan memberikan dampak yang kurang

menguntungkan pada kondisi ketersediaan pangan bangsa dan juga implikasi

ketergantungan terhadap Negara lainnya. Isu-isu terkait pangan pada masa depan

akan menjadi isu penting dan masuk dalam ranah atau kawasan yang berpotensi

menjadi sumber konflik. Kondisi ini didasarkan pada fakta bahwa ketersediaan

pangan dan jumlah kebutuhan terhadap pangan tidaklah sebanding. Dalam

konteks ketersediaan pangan aspek-aspek terhadap kemampuan produksi

dianggap lemah, sedangkan kebutuhan pasokan atau permintaan dari waktu ke

waktu terus meningkat.

Beberapa kondisi yang kurang menguntungkan memberikan kontribusi

signifikan dalam konteks kemampuan produksi pertanian. Semakin mengecilnya

lahan pertanian, konversi lahan pertanian yang terus berlanjut, kerusakan

lingkungan, dan mutu kelembagaan petani yang dinilai rendah adalah kondisi-

kondisi yang kurang menguntungkan tersebut. Bila terus berlanjut kondisi ini

tentu berdampak negatif terhadap kemampuan produksi dalam negeri sekaligus

menurunnya daya saing.

Salah satu faktor penting bagi upaya melakukan proses produksi yang

tepat, adalah dengan menyiapkan SDM yang memenuhi standar kebutuhan sektor

pertanian. SDM yang tepat yang dibutuhkan adalah sesuai dengan kebutuhan

dalam rangka memenuhi upaya-upaya yan dapat dilakukan dalam memenuhi

Page 8: Dampak Teknologi Terhadap Perubahan Sosial di Bidang Pertanian.doc

5

ekspektasi daya saing yang tepat. Dalam konteks ini para pelaku atau SDM yang

tepat sangat diharapkan dapat melaksanakan kegiatan pertanian yang sesuai. SDM

pertanian yang tangguh, akan memberikan peran yang sesuai dengan kondisi

persaiangan saat ini. SDM yang memliki kompetensi tentu memberikan kontribusi

pada kemajuan usaha tani. Kesiapan, kualifikasi dan kompetensi yang memadai

sebagai SDM usaha tani akan berkontribusi dalam produktivitas, daya adaptasi

dan keberlanjutan usaha tani. Apabila kondisi atau situasi peran SDM pertanian

dapat diselenggarakan, maka berdampak pada signifikan dalam memfasilitasi

upaya mewujudkan kedaulatan pangan.

B. Dampak Positif Dan Negatif Teknologi Terhadap Perubahan Sosial di Bidang

Pertanian

1.Dampak Positif Teknologi Terhadap Perubahan Sosial di Bidang Pertanian

Teknologi pastinya mempunyai beberapa dampak positif yang mana

diantaranya adalah dapat mempermudah aktifitas pencapaian tujuan, serta

pengaruh teknologi yang menguntungkan bagi manusia, yaitu:

Pengolahan lahan yang luas membuat para petani memerlukan waktu yang lama

tanpa adanya teknologi. Orang dapat menghabiskan waktu 1 hari dalam mengolah

lahan pertanian seluas 3 hetar. Namun dengan adanya teknologi petani akan lebih

mudah dan cepat dalam mengolah lahan mereka. Contohnya saja dengan

mengunakan mesin traktor. Dulu belum ada mesin traktor yang ada hanyalah

mereka menggunakan bantuan hewan seperti kerbau dan sapi untuk menarik garu

atau yang lebih sederhana lagi hanya menggunakan cangkul. Itulah yang membuat

mereka lama dalam mengolah lahan mereka. Selain dari segi waktu yang pastinya

lebih hemat penggunaan teknologi juga hasil yang diperoleh oleh petani lebih

beragam produk dan lebih melimpah. Dulu petani biasa menanam jagung biasa,

sekarang dengan cara pengawinan tanaman (jagung) dapat menghasilkan jagung

hibrida yang lebih banyak hasil dan lebih menarik bentuk fisik dari jagung

tersebut. Dan masih banyak lagi tentunya keuntungan-keuntugan dari penggunaan

tekologi.

Page 9: Dampak Teknologi Terhadap Perubahan Sosial di Bidang Pertanian.doc

6

Banyak informasi-informasi yang sudah tersedia di dunia maya ini. Internet

memberikan infomasi kepada petani tentang cara penanaman, pemupukan,

pemeliharaan tanaman dan hewan, ramalan iklim, irigasi dan harga pasaran.

Internet juga membantu petani dalam kooperasi. nternet memberi informasi

kepada para petani dalam pemeliharaan tanaman dan hewan, pemberian pupuk,

Page 10: Dampak Teknologi Terhadap Perubahan Sosial di Bidang Pertanian.doc

7

irigasi, ramalan cuaca dan harga pasaran. Internet juga bermanfaat untuk

mengkoordinasikan penanaman agar selalu ada persediaan di pasar, lebih teratur

dan harga jual normal. Teknologi Informasi juga berperan terhadap pemasaran

hasil pertanian

Dampak Negatif Bidang Pertanian:

Buah yang alami merupakan sumber vitamin dan gizi yang sangat baik

untuk tubuh. Ketika zaman dahulu nenek moyang kita menanam tanaman cabe

maupun tomat dan sayuran lainya dengan cara menyiramnya setiap hari dan

memberi pupuk kompos, sekarang karena karena kondisi tanah tidak sama seperti

dulu maka harus menyiraminya dengan pompa dan sekarang hama tanaman yang

bermacam-macam maka di gunakanlah pertisida guna mengusir serta membunuh

hama tanaman. Penggunaan pestisida merupakan bukti kemajuaan teknologi, tapi

tahukah anda bahwa pestisida yang menempel di buah lalu dimakan pastinya akan

sangan berbahaya bila dikosumsi secara rutin. Selain itu penggunaan pestisida

juga akan mebuat hama yang belum jadi terbunuh menjadi laebih kuat. Dampak

lain dari penggunaan teknologi ialah biaya yang relatif tinggi. Dengan biaya tinggi

tentu nilai jual dari hasil panen akan tinggi dan hal ini tidak baik untuk para

penduduk yang masih kurang mampu. Apalagi bila hasil panen yang mahal adalah

bahan kebutuhan pokok dari penduduk seperti padi dan cabe. Penduduk kurang

mampu akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok.

Selain itu, dampak dari teknologi itu sendiri akan memberikan dampak

kepada petani yang menurun jumlahnya yang diakibatkan dari hasil dari pertanian

yang tidak bisa menjamin keuntungan bagi mereka yang melaksanakan proses

pertanian. Oleh sebab itu proses pertanian pada zaman sekarang banyak

ditinggalkan oleh para kaum petani. Sebagaimana data Badan Pusat Statistik

(BPS) bahwa hampir 67 persen angkatan kerja menggantungkan hidupnya di

sektor pertanian. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa peran pertanian cukup

tinggi. Sektor pertanian dengan demikian masih menjadi salah satu media dalam

menutupi potensi pengangguran terbuka.

Apabila dilihat dari penguasaan lahan pertanian, petani memiliki lahan

pertanian yang semakin menurun dari tahun ke tahun. Sebagaimana ditunjukkan

Page 11: Dampak Teknologi Terhadap Perubahan Sosial di Bidang Pertanian.doc

8

dalam hasil sensus pertanian tahun 1993 menunjukkan penguasaan lahan oleh

keluarga petani adalah sekitar 0,48 ha. Selanjutnya pada hasil sensus pertanian

tahun 2003 penguasaan lahan pertanian oleh petani sekitar 0,3 ha per keluarga,

sementara hasil sensus pertahian tahun 2013 menunjukkan penguasaan lahan yang

dikelola keluarga petani sekitar 0,2 ha. Kondisi tersebut menunjukkan terjadi

penurunan ditandai dengan menyempitnya lahan pertanian. Kepemilikan lahan

oleh petani semakin rendah secara signifikan.

Beberapa masalah lain yang terkait dengan sumberdaya alam dan

lingkungan adalah masalah lain iklim yang tidak menentu, rusak atau adanya

jaringan irigasi sebagai akibat langsung dari adanya konversi lahan,

kecenderungan rusaknya lahan pertanian sebagai akibat laju peningkatan

pelaksanaan intensifikasi pertanian, indikasi meningkatnya serangan organisme

pengganggu tanaman (OPT) sebagai akibat ketidakseimbangan ekologis (muksin,

2002), meningkatnya persaingan produk pertanian khususnya tanaman pangan

dan hor kultura yang berasal dari luar negeri, dan produk vitas Sumberdaya

Manusia (Wibowo, 2014). Faktor sumberdaya manusia bahkan dianggap yang

paling menonjol apabila dilihat dari karakteristik petani dan potensi persaingan

yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia.

Kehilangan atau adanya jumlah petani sebanyak 5 juta orang adalah

jumlah yang signifikan apabila dikornversi sebagai sumberdaya yang

menghasilkan output pangan. Semakin menurunnya jumlah petani tentu

berkorelasi langsung dengan jumlah output pangan yang dihasilkan, dengan

asumsi bahwa petani yang hilang tersebut adalah sebagian besar adalah petani

tanaman pangan. Berdasarkan penelitian hilangnya 5,04 juta petani tersebut

diindikasikan sebagai meningkatnya jumlah petani yang kehilangan lahan. Artinya

petani gurem melepaskan kepemilikan lahan kepada orang lain. Petani gurem

tersebut dimungkinkan berpindah profesi sebagai tenaga kasar dan buruh tani

sebagai pekerja informal. Selain itu regenerasi petani berjalan sangat lambat.

Artinya petani baru yang masuk menjadi petani jumlahnya sangat tidak signifikan

dibanding dengan yang keluar dari profesi sebagai petani.

Selain jumlah secara kuantitas, faktor umur petani juga kurang

menggembirakan. Apabila dilihat dari umur produktif, saat ini mayoritas petani

Page 12: Dampak Teknologi Terhadap Perubahan Sosial di Bidang Pertanian.doc

9

adalah kelompok menjeleng usia senja yang masih bekerja. Berdasarkan SP 2013

sebagian besar petani berumur diatas 45 tahun atau 50-an tahun. Kategori umur

tersebut mengindikasikan fase memasuki masa pensiun dalam pelaksanaan

pekerjannya. Apabila dianggap umur produktif sampai 55 tahun, maka kelompok

petani yang ada saat ini adalah kelompok yang hanya menyisakan beberapa tahun

saja untuk pensiuan. Artinya pada tahap ini, petani kurang memiliki kemampuan

secara fisik untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan usaha tani.

Pada aspek tingkat pendidikan, mayoritas petani juga memperihatinkan.

Para generasi tua petani berpendidikan Sekolah dasar (SD). Petani yang

berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat jumlahnya cukup kecil

yaitu sekitar 5 persen. Tingkat pendidikan formal memiliki pengaruh langsung

dalam kemampuan berpikir dan ketanggapan merespon dinamikan lingkungan

usaha tani dan penguasaan teknologi. Penguasaan teknologi petani digolongkan

hanya mengaplikasikan teknologi tradisional. Selain itu kemampuan petani dalam

menerjemahkan tantangan dinamika lingkungan saat ini juga belum memenuhi

harapan yang diinginkan (Muksin, 2007).

Selain faktor tersebut, faktor motivasi para petani umumnya rendah.

Indikasi dari hal tersebut adalah adanya alasan bertani. Sebagian besar alasan

menjalankan usaha karena tidak memiliki kemampuan lain. Para petani

menganggap sebenarnya usaha tani dinilai tidak menguntungkan secara signifi

kan (Muksin, 2007). Apabila dijumpai petani yang saat ini mengusahakan

lahannya, umumnya karena tidak ada yang melanjutkan pekerjaan sebagai petani.

Selain itu persepsi yang negatif terhadap pertanian dikaitkan dengan belum

optimalnya peran penyuluhan dan kebijakan pemerintah dalam memfasilitasi

peran pemuda dalam pertanian (Muksin, 2007). Sementara penyuluhan semakin

kehilangan perannya karena lemahnya anggapan tingkat kepentingannya,

lemahnya dukungan politik terhadap penyelenggaran penyuluhan, dan kesulitan

menghitung secara kuantitatif kontribusi atau keuntungan secara ekonomis atas

penyelenggaraan (Milburn et al., 2010).

Petani adalah manajer dari usaha taninya. Petani adalah SDM yang dengan

segala keterbatasan atau kelebihannya akan melaksanakan usaha tani. Petani

sebagai pengelola adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang menyelenggarakan

Page 13: Dampak Teknologi Terhadap Perubahan Sosial di Bidang Pertanian.doc

10

proses usaha. SDM dalam usahatani akan menentukan bagaimana produk vitas

usahatani melalui kemampuan menjalankan usaha dan proses pengambilan

keputusan. Kemampuan yang dimaksud adalah bagaimana petani melaksanakan

teknis budidaya, pemanenan, pengelolaan pasca panen, dan pemasaran, serta

kemampuan merespon dinamika lingkungan yang terkait dengan usaha tani.

Kemampuan merespon adalah kemampuan petani dalam menerjemahkan

kebutuhan dalam menjalankan usaha taninya, menyikapi dan menerjemahkan

tantangan-tantangan termasuk ancaman-ancaman terhadap usaha taninya.

Kemampuan petani akan mengarahkan petani dalam menjalankan usahataninya

secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan.

Secara faktual tingkat kemampuan kemampuan petani yang menopang

produk vitas usaha tani masih dinilai rendah. Indikator lemahnya kemampuan

petani antara lain jumlah petani yang semakin berkurang. Indikator lainnya adalah

melemahnya kemampuan fisik dan nonfisik yang terkait langsung dengan umur

petani, dan melemahnya motivasi petani dalam menjalankan usaha tani (Muksin,

2014).

Terdapat penilaian yang dikemukakan oleh ahli sosiopolitik bahwa

dinamika ketersediaan pangan bagi penyuplai dan bagi Negara-negara yang

membutuhkan dapat dijadika sebagai alat tukar. Negara-negra yang memiliki

kecukupan atas pangan sangat mungkin akan dapat “mendikte” atau bahkan

mengontrol terhadap Negara-negara yang membutuhkan pangan. Dalam konteks

ini maka interaksi dalam perdagangan pangan dapat menjadi alat tukar politik atas

suatu kepentingan tertentu dari suatu Negara.

Produksi pangan berasal dari proses produksi pertanian. Sementara

produksi dan perdagangan yang terkait langsung dengan sarana produksi hanya

dikuasai atau dikontrol oleh hanya lima Multinational Corporation (MNC),

sehingga petani hanya memiliki peran kecil dalam kontribusi terhadap

perdagangan. Dengan demikian krisis pangan dan ancaman terhadap ketersediaan

pangan disejajarkan dengan konsepsi ancaman tradisional dan non tradisional

pada keamanan nasional. Krisis terhadap keberlanjutan pertanian adalah

konsekuensi logis dari kondisi saat ini. Sebagaimana telah diuraikan bahwa

produktivitas pertanian terus mengalami penurunan. Produktivitas yang menurun

Page 14: Dampak Teknologi Terhadap Perubahan Sosial di Bidang Pertanian.doc

11

memberikan ancaman serius terhadap kedaulatan pangan. Bahkan ancaman

terhadap krisis pangan dimasukkan sebagai ancaman serius terhadap ketahanan

dan kemanan Negara (Bappenas, 2009).

C. Cara Menanggulangi Dampak Negatif Teknologi Terhadap Perubahan

Sosial di Bidang Pertanian

Permasalahan-permasalahan yang muncul dari perubahan sosial akibat teknologi

itu sendiri dapat di antisipasi dengan

1. Mengembalikan struktur dan ekologi dari lingkungan pertanian yang

sekarang ini rusak akibat dari penggunaan pestisida

2. Mengadakan seminar-seminar pertanian untuk menjalin komunikasi antar

petani baik di daerah lokal maupun nasional sehingga dapat tercipta

hubungan yang erat dan terjalin komunikasi pangsa pasar yang di

butuhkan oleh masyarakat pada saaat ini.

3. Menerapkan seleksi yang ketat terhadap pembangunan bangunan

permanen yang akan mendirikan bangunan di lahan yang produktif untuk

pertanian

4. Memberikan bantuan alat teknologi kepada kelompok tani sehingga petani

dapat menggunakan alat pengolahan pertanian tanpa harus memikirkan

untuk mencari utang untuk membeli alat pengolahan pertanian

5. Memberikan gambaran kepada anak muda sebagai penerus bangsa untuk

memperhatikan sektor pertanian yang menjanjikan akan masa depan yang

cerah, sehingga anak-anak muda akan tertarik dan mau meneruskan usaha

tani yang telah di geluti oleh nenek moyang kita terdahulu.

6. Memberikan harapan akan tersedianya pangan yang baik dan berkualitas

dari segi mutu, kesehatan dan harga pasar bagi masyarakat sehingga

masyarakat dapat mempercayai produk-prouk pertanian dari lokal

sehingga akan terjadi pangsa permintaan pasar yang stabil dan kita tidak

bergantung lagi dengan produk-produk impor dari luar negeri yang

selama ini kita lakukan.

7. Memberikan kerangka acuan harga pasar yang lebih menjanjikan kepada

petani sehingga harga jual produk pertanian sendiri tidak akan mengalami

perubahan sewaktu-waktu seperti sekrarang ini

Page 15: Dampak Teknologi Terhadap Perubahan Sosial di Bidang Pertanian.doc

12

8. Memberikan sistem lalu lintas penjualan yang tidak dikuasai oleh

tengkulak, sehingga harga jual dari produk pertanian tidak turun dari harga

semestinya

9. Pentingnya diperlukan jaringan perangkutan yang menyebar luas, untuk

membawa sarana dan alat produksi ke tiap usaha tani dan membawa hasil

usaha tani ke pasaran konsumen baik di kota besar dan/atau kota

kecil. Selanjutnya, perangkutan haruslah diusahakan semurah mungkin.

D. Program Pertanian Organik Yang Menjanjikan

1. Pengertian Pertanian Organik

Melalui sistem ini kesuburan tanah dikembalikan sehingga daur-daur ekologis

dapat kembali berlangsung dengan baik dengan memanfaatkan mikroorganisme

tanah sebagai penyedia produk metabolit untuk nutrisi tanaman. Melalui metode

ini kelestarian lingkungan dpaat tetap terjaga dengann baik demikian juga dengan

produk akhir yang dihasilkan yang notabene lebih sehat bagi konsumen karena

terbebas dari paparan zat kimia berbahaya.

2. Keuntungan dari Pertanian Organik

Aspek Lingkungan dengan menghilangkan penggunaan pupuk kimia dan

obat-obatan kimia dan manajemen penggunaan air yang terukur secara tidak

langsung telah membantu konservasi lingkungan

Aspek kesehatan bagi konsumen produk yang dihasilkan akan lebih sehat

dan menyehatkan karena tidak terkandung residu zat kimia berbahya yang dapat

menimbulkan berbagai macam penyakit dalam tubuh manusia

Produktivitas tinggi bagi produsen atau petani penerapan metoe ini bisa

meningkatkan hasil panen yang pada gilirannya menghasilkan keuntungan

maksimal

Kualitas yang tinggi prouk yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih

baik dibanding dengan produk konvensional sehingga harganya pun tentunya

akan lebih baik

Page 16: Dampak Teknologi Terhadap Perubahan Sosial di Bidang Pertanian.doc

13

3. Pemaparan Ahli dalam Pertanian Organik

Berikut adalah sedikit dari hasil wawancara yang telah saya lakukan dengan

seorang petani yang bernama Bapak Sucipto yang merupakan petani padi organik

di daerah Mangkubumen (kampung lele) RT 03 RW 03 Tegalrejo Teras Boyolali

1. Bagaimana untuk pengolahan tanah dari awal proses penanaman padi

rojolele,Pak?

Penanaman dimulai darimembajak sawah yang dilakukan setelah panen,

kemudian lahan di air sampai basah dan di tunggu sampai tanah mengeluarkan

buih-buih busa yang biasanya keluar apabila tanah tersebut dahulunya

menggunakan pupuk kimia. Setelah di genangi air kemudian lahan persawahan

dikeringkan airnya, kemudian di taburkan pupuk “orok-orok’ sejenis polong-

polongan yang di tebarkan dengan jarak satu meter. Kemudian di biarkan sampai

berusia 10 hari, setelah 10 hari tanaman polong-polongan yang telah meninggi

lalu dibajak lagi dan setelah itu dibuat semaian untuk padi rojolele dengan

komposisi 8Kg untuk luas lahan 2000 meter persegi. Kemudian setelah semaian

30 hari lalu di tandur dilahan persawahan dengan jarak 25X20 cm dengan lubang

tanam diisi dengan 2-3 pohon padi.

2. Apakah yang dilakukan ketika proses tanam itu telah dilakukan pak?

Proses perawatan tanaman padi dengan pupuk dan pestisida organik, yaitu dengan

pupuk BVR setiap 2 minggu sekali dan ditambah dengan pestisida POC NASA

yang di semprotkan ke tanaman padi. Untuk penyemprotanpupuk dilakukan

selama setengah umur padi (50 Hari), sedangkan untuk pestisidanya di

semprotkan sampai 2 minggu sebelum masa panen.

3. Untuk Hasil Panen Sendiri mencapai berapa, Pak?

Untuk hasil panen pada musim kering kemarin mendapatkan 11 juta dari total

lahan 2000meter persegi, nah untuk tahun-tahun sebelumnya pada musim tandur

bisa mencapai 14 kwintal beras basah.

4. Untuk Proses selanjutnya dari panen itu sendiri seperti apa, Pak?

Proses selanjutnya kami dari kelompok tani memiliki mitra yang memasarkan

produk padi organik kami ke pasar supermarket dengan cara di packing menarik.

Sehingga kami sendiri tidak kerepotan untuk menjual ke pasar yang biasanya

harga pasar selalu naik turun.

Page 17: Dampak Teknologi Terhadap Perubahan Sosial di Bidang Pertanian.doc

14

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

 Semua hal dalam perkembangan teknologi pertanian mempunyai dampak yang

bisa merugikan kepada lingkungan dan makhluk hidup.Dampak penggunaan

mesin pengolah tanah/traktor yaitu bisa berupa dampak pada kebisingan, dan

dampak pada udara,

            Dampak penggunaan pupuk kimia dan pestisida yaitu berupa dampak pada

pencemaran tanah dan air, bisa berupa kemasaman (PH) tanah yang lebih yang

bisa berpengaruh pada kesuburan tanah, dampak pada kesehatan yang diakibatkan

penggunaan pestisida yang menempel pada tanaman yang akhirnya ketika dipanen

pestisida itu terbawa pada tanaman.

B.  Saran

Agar lingkungan tetap terjaga khususnya lingkungan pertanian hendaklah selalu

memperhatikan keseimbangan ekosistem yang ada didalamnya.Supaya tidak

terjadi kerusakan yang fatal akibat penggunaan teknologi dalam bidang pertanian,

hendaklah manusia mempersiapkan solusi-solusi yang bisa mengurangi dampak

kerusakan pada lingkungan akibat penggunaannya. Karena tidak bisa dipungkiri

lagi, setiap penggunaan teknologi pengembang pertanian pastinya akan ada

dampak buruk yang akan dirasakan. Serta kurangi penggunaan pupuk kimia dan

pestisida supaya keseimbangan ekosisem tertap terjaga, gunakan lah pupuk kimia

dan pestisida sekedarnya jangan jadikan pupuk kimia dan pestisida sebagai bahan

utama dalam menyuburkan tanaman..

Page 18: Dampak Teknologi Terhadap Perubahan Sosial di Bidang Pertanian.doc

15

DAFTAR PUSTAKA

Bappenas, 2009. Grand Strategi Keamanan Nasional. Bppenas, Jakarta.

BPS. 2003a. Sta s k Pemuda Indonesia 2003. BPS, Jakarta ____. 2003b. Sensus Pertanian 2003 Angka Nasional hasil Penda aran Rumah Tangga (Angka Sementara). BPS, Jakarta.

Priyowidodo, Titis. “Budidaya padi organik dengan metode SRI” Online http://alamtani.com/budidaya-padi-organik-metode-sri.html

Suswono. 2014. Kebijakan Pembangunan Pertanian Untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan dan Energi dalam Menyongsong Era Asia. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional UNS, 24 April 2014

Wibowo, R., 2014. Masalah Tantangan Indonesia dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan. Seminar Nasional Ketahanan Pangan (15 Maret 2014). Polije, Jember, Hal 5-6.

Muksin. 2007. Kompetensi Pemuda Tani yang Perlu dikembangkan di Jawa

Timur. IPB, Bogor, Hal 154-161

2014. Implikasi Minat Dan Kompetensi Agribisnis Pemuda Pedesaan

Terhadap Kedaulatan Pangan. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional

UNS, 24 April 2014.

Page 19: Dampak Teknologi Terhadap Perubahan Sosial di Bidang Pertanian.doc

16

Lampiran

Pupuk Organik

Page 20: Dampak Teknologi Terhadap Perubahan Sosial di Bidang Pertanian.doc

17

Pestisida organik

Proses Sebelum Penyemaian

Page 21: Dampak Teknologi Terhadap Perubahan Sosial di Bidang Pertanian.doc

18

Penyemaian

Setelah di bajak dan siap ditanami

Page 22: Dampak Teknologi Terhadap Perubahan Sosial di Bidang Pertanian.doc

19

Setelah Ditanami

Page 23: Dampak Teknologi Terhadap Perubahan Sosial di Bidang Pertanian.doc

20

Hasil Panen

Page 24: Dampak Teknologi Terhadap Perubahan Sosial di Bidang Pertanian.doc

21

Produk dari padi organik