DAMPAK SANITASI LINGKUNGAN TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT DI WILAYAH PESISIR KECAMATAN KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG (Skripsi) Oleh RESTY APRILIA UTAMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018
DAMPAK SANITASI LINGKUNGAN
TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT DI WILAYAH PESISIR
KECAMATAN KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS
PROVINSI LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
RESTY APRILIA UTAMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRACT
THE IMPACT OF ENVIRONMENTAL SANITATION
ON PUBLIC HEALTH AT THE COASTAL AREAS
KOTA AGUNG DISTRICTTANGGAMUS COUNTRY
LAMPUNG PROVINCE
By
RESTY APRILIA UTAMI
The aim of this research are to find out whether the state environmental sanitation
and the impact which caused by environmental sanitation towards the sanity of the
communities in 04 urban, Pasar Madang Kota Agung Tanggamus. The approach
of the research was qualitative research. The population in this research is 595
patriarch, 31 patriarch as the samples of the research. This research used
purposive sampling. The result shows that: 1) the state of environmental sanitation
in 04 urban Pasar Madang Kota Agung Tanggamus is still bad because it is far
from the healthy qualify. 2) there are correlations between the condition of their
closet, sewerages, garbage disposal, and the conditions of their house are not
good, furthermore it is causeddiarrhea, of dengue fever recorded, lungs
(tuberculosis) and etc.
Key words: sanitation, impact of environment, public health.
ABSTRAK
DAMPAK SANITASI LINGKUNGAN
TERHADAP KESEHATAN MASYARAKATDI WILAYAH PESISIR
KECAMATAN KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS
PROVINSI LAMPUNG
Oleh
RESTY APRILIA UTAMI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sanitasi lingkungan serta
dampak yang ditimbulkan terhadap kesehatan masyarakat di lingkungan 04
Kelurahan Pasar Madang Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Populasi dalam
penelitian ini berjumlah 595 kepala keluarga,dengan sampel penelitian berjumlah
31 kepala keluarga. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive
sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) kondisi sanitasi lingkungan di
lingkungan 04 Kelurahan Pasar Madang Kecamatan Kota Agung Kabupaten
Tanggamus dikatakan belum baik karena belum memenuhi syarat kesehatan. 2)
ada hubungan antara kondisi jamban, kondisi saluran air limbah, kondisi tempat
pembuangan sampah dan kondisi rumah sehat yang belum memenuhi syarat
kesehatan, terhadap kesehatan masyarakat berupa timbulnya penyakit seperti
diare, demam berdarah, tb paru-paru dan lain-lain.
Kata kunci: sanitasi, dampak lingkungan, kesehatan masyarakat.
DAMPAK SANITASI LINGKUNGAN
TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT DI WILAYAH PESISIR
KECAMATAN KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS
PROVINSI LAMPUNG
Oleh
RESTY APRILIA UTAMI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis menyelesaikan taman kanak-kanak di TK Islam Yapibar (2002), Sekolah
Dasar (SD) 4 Kuripan (2008), Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Kota Agung
(2011), Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kota Agung (2014). Pada tahun
2014 penulis diterima menjadi mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional
Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan sebagai mahasiswa penerima beasiswa
bidikmisi. Pada tahun 2016 penulis melaksanakan KKL 1 di Pantai Sari Ringgung
Pulau Tegal Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran dan pada tahun 2017 penulis
melaksanakan KKL 2 di Pulau Bali, Yogyakarta, JawaTimur, dan Jawa Tengah.
Penulis melakukan kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) dan Program Pengalaman
Lapangan (PPL) Terintegrasi Tahun 2017 di Desa Sangkaran Bakti Kecamatan
Blambangan Umpu Kabupaten Waykanan.
Penulis bernama Resty Aprilia Utami dilahirkan di
Kecamatan Kota Agung pada tanggal 8 April 1996
sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari
pasangan Bapak Alpiyan dan Ibu Rusmiyana (almh)
serta mempunyai adik bernama Ahmad Rafi Saputra.
MOTTO
“Keberhasilan bukanlah milik orang yang pintar. Keberhasilan adalah kepunyaan
mereka yang senantiasa berusaha”.
“Belajarlah untuk mengucap syukur dari hal-hal baik dihidupmu”.
“Belajarlah menjadi kuat dari hal-hal buruk dihidupmu”.
(B.J. Habibie)
PERSEMBAHAN
Ayah dan Ibu Tercinta
dan
Almamater Tercinta Universitas Lampung
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam karena atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga dapat terselesaikan skripsi yang berjudul “Dampak Sanitasi
Lingkungan Terhadap Kesehatan Masyarakat Di Wilayah Pesisir Kecamatan Kota
Agung Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung”. Shalawat teriring salam selalu
terlimpah kepada Rasulullah SAW yang menjadi suri tauladan umat manusia.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
Penulis melalui kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada kedua orang tua yakni Ibunda Rusmiyana (almh) dan Ayahanda
Alpiyan yang selama ini memberikan semangat yang senantiasa selalu
memberikan doa, semangat, dan limpahan kasih sayang yang terukur nilainya,
serta memberikan dukungan terus menerus dalam menyelesaikan skripsi ini.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari kritik dan saran dari Bapak Dr. M.
Thoha B. Sampurna Jaya, M.S dan Ibu Irma Lusi Nugraheni, S.Pd., M.Si selaku
Dosen Pembimbing Utama dan Pembimbing Akademik,dan Bapak Drs. Buchori
Asyik, M.Si selaku Dosen Pembahas atas bimbingannya yang telah sabar
memberikan bimbingan demi terselesainya skripsi ini.
Terselesaikannya penyusunan skripsi ini atas bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu ucapan terima kasih diberikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerja Sama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan
Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
4. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung
6. Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Geografi, yang telah
mendidik dan membimbing saya selama menyelesaikan studi
8. Nenek dan Adik tercinta yakni Aminah dan Ahmad Rafi Saputra yang selalu
memberikan dukungan yang menjadi penyemangat dalam menyelesaikan
studi ini
9. Bapak Isman Hadi, S.E., selaku Lurah Pasar Madang Kecamatan Kota Agung
Kabupaten Tanggamus atas izin yang diberikan selama melakukan penelitian
10. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Geografi angkatan 2014 yang selama
ini selalu menjadi penyemangat dalam mengerjakan skripsi ini
11. Teman-teman KKN-KT 2017 Desa Sangkaran Bakti Kecamatan Blambangan
Umpu Kabupaten Way Kanan
12. Semua pihak yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi dalam
penyusunan skripsi ini
Semoga Allah memberikan balasan terbaik atas segala bantuan yang telah
diberikan, semoga skripsi yang masih jauh dari kesempurnaan ini bisa berguna
dan memberikan manfaat bagi semuanya aamiin.
Bandar Lampung, 3 Oktober2018
Penulis
Resty Aprilia Utami
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... viii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 8
D. Kegunaan Penelitian.............................................................. 8
E. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka ................................................................... 10
1. Pengertian Geografi ........................................................ 10
2. Pengertian Ekologi .......................................................... 12
3. Pengertian Lingkungan ................................................... 13
4. Pengertian Sanitasi .......................................................... 15
a. Jenis sarana sanitasi................................................... 16
b. Jenis-jenis sanitasi ..................................................... 18
5. Pengertian Kesehatan Masyarakat .................................. 22
a. Ruang lingkup kegiatan kesehatan masyarakat......... 24
b. Prinsip-prinsip kesehatan masyarakat ....................... 26
6. Analisis mengenai dampak lingkungan .......................... 27
B. Penelitian Relevan ................................................................. 29
C. Kerangka Pikir Penelitian ..................................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian.................................................................. 34
B. Sampel dan Populasi ............................................................. 35
1. Populasi .......................................................................... 35
2. Sampel ............................................................................. 35
ii
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ........ 37
1. Variabel Penelitian .......................................................... 37
2. Definisi Operasional Variabel ......................................... 37
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 41
E. Teknik Analisis Data ............................................................. 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ...................................... 45
1. Letak Kecamatan Kota Agung ........................................ 45
2. Luas wilayah Kelurahan Pasar Madang .......................... 45
3. Batas administratif Kelurahan Pasar Madang ................. 46
4. Keadaan topografi Kelurahan Pasar Madang .................. 48
5. Keadaan tanah Kelurahan Pasar Madang ........................ 48
6. Keadaan iklim ................................................................. 48
B. Keadaan Penduduk ................................................................ 52
1. Jumlah penduduk ............................................................ 52
2. Kepadatan penduduk ....................................................... 53
3. Komposisi penduduk ....................................................... 54
a. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin ............. 54
b. Komposisi penduduk berdasarkan umur .................... 56
c. Komposisi penduduk berdasarkan agama .................. 58
d. Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan 58
e. Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian . 59
C. Deskripsi Hasil Penelitian ..................................................... 61
1. Identitas kepala keluarga ................................................. 61
a. Umur ........................................................................... 61
b. Agama ......................................................................... 62
c. Tingkat pendidikan .................................................... 62
2. Sanitasi lingkungan ......................................................... 63
a. Sumber air bersih ........................................................ 63
b. Kepemilikan jamban keluarga .................................... 64
c. Tempat pembuangan sampah rumah tangga .............. 65
d. Ketersediaan sistem pembuangan air limbah (SPAL) 68
e. Rumah sehat ............................................................... 70
3. Kesehatan masyarakat ..................................................... 71
D. Pembahasan ........................................................................... 74
1. Dampak sumber air bersih terhadap kesehatan
masyarakat....................................................................... 74
2. Dampak kondisi jamban terhadap kesehatan masyarakat 75
3. Dampak kondisi tempat sampah terhadap kesehatan
masyarakat....................................................................... 76
iii
4. Dampak saluran pembuangan air limbah terhadap
kesehatan masyarakat ..................................................... 77
5. Dampak kondisi rumah sehat terhadap kesehatan
masyarakat....................................................................... 78
6. Dampak sanitasi lingkungan terhadap kesehatan
masyarakat....................................................................... 79
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................... 81
B. Saran ...................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 83
LAMPIRAN……………………………………………………………... 86
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Data Kepala Keluarga Kecamatan Kota Agung Kabupaten
Tanggamus 2016 ................................................................................ 4
2. Data Cakupan Penyakit Malaria, Diare dan TBC Dari Tahun
2012-2016 Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus ............. 5
3. Data Cakupan Penyakit Per-desa Kecamatan Kota Agung
Tahun 2016 ......................................................................................... 6
4. Populasi Rumah Tangga Lingkungan 04 Kelurahan Pasar Madang
Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus ............................... 35
5. Jumlah Populasi dan Sampel Rumah Tangga Lingkungan 04
Kelurahan Pasar Madang Kecamatan Kota Agung Kabupaten
Tanggamus ......................................................................................... 36
6. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Mengenai
Sanitasi Lingkungan ........................................................................... 38
7. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Mengenai
Kesehatan Masyarakat ........................................................................ 40
8. Tabel Silang Sanitasi Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat .......... 43
9. Curah Hujan di Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus
Tahun 2008-2017 ............................................................................... 50
10. Klasifikasi Iklim Menurut Schmidth-Ferguson ............................... 51
11. Jumlah Kepala Keluarga Tiap RT Kelurahan Pasar Madang
Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus ............................ 52
12. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di
Kelurahan Pasar Madang Kecamatan Kota Agung
Kabupaten Tanggamus Tahun 2017.................................................. 56
v
13. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama di Kelurahan Pasar
Madang Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus
Tahun 2017 ....................................................................................... 58
14. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di
Kelurahan Pasar Madang Kecamatan Kota Agung ........................... 59
15. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kelurahan
Pasar Madang Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus
Tahun 2017 ....................................................................................... 60
16. Kepala Keluarga Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di
Kelurahan Pasar Madang Kecamatan Kota Agung Kabupaten
Tanggamus ....................................................................................... 61
17. Kepala Keluarga Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan
Pasar Madang Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus
Tahun 2018 ...................................................................................... 62
18. Kepemilikan Jamban Kepala Keluarga Kelurahan Pasar Madang
Kecamatan Kota Agung Kabupaten TanggamusTahun 2018 .......... 64
19. Kondisi Jamban Kepala Keluarga Kelurahan Pasar Madang
Kecamatan Kota Agung Kabupaten TanggamusTahun 2018 .......... 65
20. Jenis Penampungan Sampah Rumah Tangga di Kelurahan Pasar
Madang Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus Tahun
2018 .................................................................................................. 66
21. Tempat Pembuangan Akhir Sampah Rumah Tangga di Kelurahan
Pasar Madang Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus
Tahun 2018 ...................................................................................... 66
22. Kondisi Tempat Penampungan Sampah Rumah Tangga Kelurahan
Pasar Madang Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus
Tahun 2018 ..................................................................................... 67
23. Kondisi Saluran Pembuangan Air Limbah Penduduk Kelurahan
Pasar Madang Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus
Tahun 2018 ..................................................................................... 68
24. Jenis Sistem Pembuangan Air Limbah (SPAL) Kelurahan Pasar
Madang Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus Tahun
2018 .................................................................................................. 69
vi
25. Rumah Sehat Kepala Keluarga Kelurahan Pasar Madang
Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus Tahun 2018 ......... 70
26. Jenis Penyakit Yang Terjadi di Kelurahan Pasar Madang
Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus Tahun 2018 ......... 71
27. Kategori Sanitasi Lingkungan Kelurahan Pasar Madang
Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus Tahun 2018 ......... 72
28. Kategori Kesehatan Masyarakat Kelurahan Pasar Madang
Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus Tahun 2018 ......... 72
29. Dampak Sanitasi Lingkungan Terhadap Kesehatan Masyarakat di
Lingkungan 04 Kelurahan Pasar Madang Kecamatan Kota Agung
Kabupaten Tanggamus ..................................................................... 73
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pikir Penelitian ................................................................... 33
2. Peta Administrasi Kelurahan Pasar Madang ...................................... 47
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Surat Penelitian Pendahuluan Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kota Agung ................................................................................ 87
2. Surat Penelitian Pendahuluan Dinas Kesehatan Kota Agung ............ 88
3. Kisi-kisi pertanyaan kuesioner ........................................................... 89
4. Kuesioner penelitian ........................................................................... 90
5. Surat Izin BMKG (Data Curah Hujan) ............................................... 97
6. Surat Izin Penelitian Kelurahan Pasar Madang .................................. 98
7. Surat Balasan Izin Penelitian Kelurahan Pasar Madang .................... 99
8. Foto/Dokumetasi Penelitian ............................................................... 100
9. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian ..................................................... 105
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lingkungan hidup merupakan suatu wahana yang ada suatu kehidupan di
dalamnya, secara harfiah lingkungan hidup ada tiga komponen yakni berupa
komponen abiotik, biotik dan budaya. Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lain. Salah satu unsur lingkungan hidup yaitu unsur abiotik yang merupakan
komponen lingkungan yang terdiri dari berbagai benda-benda tidak hidup
misalnya tanah, air, udara, iklim, dan rumah atau permukiman.
Banyak sekali permasalahan lingkungan yang harus dihadapi dan sangat
mengganggu terhadap tercapainya kesehatan lingkungan. Begitu besarnya
pengaruh lingkungan sehingga untuk meningkatkan status kesehatan perlu
dilakukan upaya penyehatan lingkungan yang merupakan usaha pencegahan
terhadap penyakit yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Kesehatan
lingkungan dapat berakibat positif terhadap kondisi elemen-elemen hayati dan non
hayati dalam ekosistem. Bila lingkungan tidak sehat maka sakitlah elemennya,
tapi sebaliknya jika lingkungan sehat maka sehat pulalah ekosistem tersebut.
2
Perilaku yang kurang baik dari manusia telah mengakibatkan perubahan
ekosistem dan timbulnya sejumlah masalah sanitasi.
Sanitasi adalah usaha pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau
mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan rantai perpindahan
penyakit tersebut (Hiasinta A, 2001: 2). Sanitasi meliputi penyediaan air rumah
tangga yang baik, cukup kualitas maupun kuantitasnya, mengatur penggunaan
jamban keluarga, pembuangan sampah, pembuangan air limbah, mendirikan
rumah sehat, dan pembasmian binatang-binatang penyebar penyakit seperti lalat,
nyamuk, kutu-kutu, serta penyakit lainnya.
Sanitasi lingkungan merupakan suatu usaha untuk mencapai lingkungan sehat
melalui pengendalian faktor lingkungan fisik, khususnya hal-hal yang memiliki
dampak merusak perkembangan fisik kesehatan dan kelangsungan hidup manusia.
Sanitasi lingkungan mempunyai kedudukan yang paling penting dalam kehidupan
sehari-hari, karena berpengaruh terhadap kesehatan seseorang dan masyarakat.
Sanitasi lingkungan dapat mencerminkan tata cara hidup dari masyarakat tersebut.
Untuk mendapatkan kondisi sanitasi lingkungan yang baik sangat bergantung dari
tata cara dan perilaku masyarakat di dalam memelihara kualitas sanitasi
lingkungannya.
Menurut data sanitasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tanggamus 2016, di
Kecamatan Kota Agung untuk sarana air bersih sebanyak 1.140 unit. Dengan
jumlah sarana air bersih yang mempunyai resiko pencemaran tinggi sebanyak 64
unit, pencemaran sedang sebanyak 307 unit, dan pencemaran beresiko rendah
sebanyak 111 unit. Sedangkan untuk sarana pembuangan air limbah yang ada
sebanyak 3.676 unit tetapi sarana pembuangan air limbah yang memenuhi
3
persyaratan ialah sebanyak 1.157 unit. Oleh karena itu dari data di atas dapat
disimpulkan bahwa keadaan pemenuhan sarana sanitasi yang sesuai masih sangat
minim di wilayah Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus, dengan
kondisi sanitasi yang baik maka diharapkan masyarakat yang berada dalam suatu
wilayah tersebut dalam kondisi baik pula seperti kesehatan bagi masyarakatnya.
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian
pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi
kesehatannya sendiri tetapi harus dilihat dari seluruh segi yang ada pengaruhnya
terhadap masalah kesehatan tersebut.
Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Pasal 1 tentang kesehatan.
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Dalam hal ini sanitasi merupakan faktor penting dalam kesehatan masyarakat.
Salah satu wilayah yang memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi dalam
pengelolaan wilayahnya adalah wilayah pesisir. Wilayah pesisir merupakan
wilayah yang berada diantara wilayah daratan dan lautan di mana lingkungannya
dipengaruhi kondisi yang ada di daratan maupun di lautan. Wilayah pesisir
memiliki kompleksitas isu, permasalahan, peluang, dan tantangan tersendiri yang
berbeda dengan wilayah lainnya.
Pada kenyataannya memang sanitasi yang ada di wilayah pesisir Kecamatan Kota
Agung Kabupaten Tanggamus ini masih kurang mencukupi kebutuhan
masyarakat disana. Masih banyak menimbulkan masalah kesehatan terutama
4
dalam penyebaran penyakit di sekitar lingkungan masyarakat tersebut. Hal ini
dapat disajikan data jumlah kepala keluarga Kecamatan Kota Agung sebagai
berikut :
Tabel 1. Data Kepala Keluarga Kecamatan Kota Agung Kabupaten
Tanggamus 2016
No
Desa
(Kelurahan)
Jumlah
KK
Jenis Kelamin
Jumlah
L+P
Rata-rata
(Jumlah
Anak) L P
1 Baros 1.106 2.184 2.064 4.248 4
2 Pasar Madang 1.624 2.767 2.874 5.641 4
3 Kuripan 2.444 4.762 4.558 9.320 4
4 Negeri Ratu 833 1.672 1.520 3.192 4
5 Penanggungan 378 768 697 1.465 4
6 Terdana 196 410 359 769 4
7 Kelungu 216 437 379 816 4
8 Pardasuka 169 334 336 670 4
9 Teratas 351 713 655 1.368 4
10 Kusa 914 1.858 1.710 3.568 4
11 Terbaya 664 1.391 1.317 2.708 4
12 Kedamaian 540 1.107 1.024 2.131 4
13 Kota Agung 837 1.656 1.634 3.290 4
14 Kota Batu 386 761 710 1.471 4
15 Campang Tiga 205 376 355 731 4
16 Benteng Jaya 325 638 581 1.219 4
Jumlah 11.188 21.834 20.773 42.607 63
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tanggamus 2016
Dari data di atas jumlah kepala keluarga wilayah Kecamatan Kota Agung
sebanyak 11.188 KK. Sedangkan jumlah penduduk di tempat yang akan menjadi
fokus penelitian di wilayah Kelurahan Pasar Madang Kecamatan Kota Agung ini
sebanyak 5.641 penduduk dengan jumlah 1.624 kepala keluarga.
Wilayah Kecamatan Kota Agung terbagi menjadi 2, pertama daerah kepesisiran
atau daerah pinggir pantai (Kelurahan Pasar Madang, Kelurahan Baros, dan Pekon
Terbaya) yang dihuni oleh kebanyakan penduduk yang bermata pencaharian
sebagai nelayan, sedangkan yang kedua daerah yang jauh dari pantai (Kelurahan
5
Kuripan, Pekon Negeri Ratu, Penanggungan, Terdana, Kelungu, Pardasuka,
Teratas, Kusa, Kedamaian, Kota Agung, Kota Batu, Campang Tiga, dan Benteng
Jaya) yang dihuni oleh kebanyakan penduduk yang bermata pencaharian sebagai
petani, seperti petani padi maupun tanaman palawija.
Kondisi lingkungan di sekitar masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir
Kecamatan Kota Agung, berdasarkan observasi atau pengamatan penulis masih
memprihatinkan, apalagi jika ditinjau dari segi kesehatan lingkungannya seperti
sanitasi, dan juga masih terlihat banyak sampah-sampah berserakan di bantaran
sungai, di sekitar permukiman serta di pinggiran pantai, sehingga masih banyak
menimbulkan masalah kesehatan terutama dalam penyebaran penyakit di sekitar
lingkungan masyarakat disana. Penyakit yang berbasis lingkungan diantaranya
malaria, diare, TBC, penyakit kulit, demam berdarah, gangguan gizi,
Tipoid/Tifus, Ispa (Infeksi Saluran Pernapasan Atas), dan gangguan pencernaan
lainnya. Namun hanya ada 3 penyakit yang berbasis lingkungan, yang paling
sering terjadi dan menyerang masyarakat ialah malaria, diare, dan TBC.
Adapun data cakupan penyakit yang terjadi di Kecamatan Kota Agung Kabupaten
Tanggamus pada tabel berikut:
Tabel 2. Data Cakupan Penyakit Malaria, Diare dan TBC Dari Tahun 2012-
2016 Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus
No Jenis penyakit Jumlah Jumlah
2012 2013 2014 2015 2016
1 Malaria 184 564 128 93 148 1.117
2 Diare 924 1163 1181 1055 691 5.014
3 TB paru 48 61 55 38 49 251
Jumlah 6.382
Sumber: Puskesmas Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus Tahun 2016
6
Berdasarkan Tabel 2, dapat disimpulkan bahwa pada 5 tahun terakhir kasus
penyakit seperti diare sebanyak 5.014 kasus, malaria sebanyak 1.117 kasus, dan
TB paru sebanyak 251 kasus. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit yang berbasis
lingkungan sangat mendominasi di wilayah Kecamatan Kota Agung Kabupaten
Tanggamus.
Dapat dilihat juga dari data cakupan penyakit yang sering terjadi pada tahun
terakhir (tahun 2016) di Kelurahan Pasar Madang Kecamatan Kota Agung
Kabupaten Tanggamus.
Tabel 3. Data Cakupan Penyakit Per- desa Kecamatan Kota Agung Tahun
2016
No Desa
(Kelurahan)
Nama Penyakit
Malaria Diare TBC (Paru-paru)
1 Kuripan 10 144 14
2 Pasar Madang 17 160 14
3 Baros 13 78 3
4 Kota Agung 9 28 1
5 Kedamaian 7 21 3
6 Kusa 4 59 1
7 Terbaya 8 32 2
8 Teratas 13 16 2
9 Negeri Ratu 12 76 3
10 Penanggungan 11 6 0
11 Campang Tiga 8 1 0
12 Kota Batu 10 20 2
13 Terdana 7 7 0
14 Kelungu 5 8 2
15 Pardasuka 8 19 1
16 Benteng Jaya 6 16 1
Jumlah 148 691 49
Sumber: Puskesmas Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus Tahun 2016
Berdasarkan Tabel 3, dapat disimpulkan bahwa desa/kelurahan yang
masyarakatnya paling sering terserang penyakit ialah Kelurahan Pasar Madang.
Kenyataan ini berarti menunjukkan keadaan kesehatan lingkungan dan sanitasi
7
dasar masyarakat di Kelurahan Pasar Madang Kecamatan Kota Agung Kabupaten
Tanggamus masih kurang baik, dapat terlihat dari banyak dijumpainya sampah
yang berserakan di sekitar sungai, pinggir pantai dan di sekitar rumah yang dapat
menimbulkan penyakit yang berbasis lingkungan. Dari hal tersebut dapat
dikatakan bahwa minimnya tingkat kesehatan pada masyarakat yang terjadi di
daerah itu. Berdasarkan uraian-uraian di atas serta permasalahan mengenai
sanitasi lingkungan di Kelurahan Pasar Madang Kecamatan Kota Agung yang
penulis temui serta jumlah masyarakat yang terserang penyakit masih tinggi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan singkat dalam latar belakang mengenai dampak sanitasi
lingkungan terhadap kesehatan masyarakat di wilayah pesisir Kecamatan Kota
Agung Kabupaten Tanggamus, adapun rumusan masalah ini adalah belum
baiknya tingkat kesehatan masyarakat. Dengan demikian pertanyaan penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi sanitasi lingkungan di lingkungan 04 Kelurahan Pasar
Madang Kecamatan Kota Agung?
2. Bagaimana dampak sanitasi lingkungan terhadap kesehatan masyarakat di
lingkungan 04 Kelurahan Pasar Madang Kecamatan Kota Agung?
8
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan, berikut ini tujuan
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kondisi sanitasi lingkungan di lingkungan 04 Kelurahan
Pasar Madang Kecamatan Kota Agung.
2. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari sanitasi lingkungan
terhadap kesehatan masyarakat di lingkungan 04 Kelurahan Pasar Madang
Kecamatan Kota Agung.
D. Kegunaan Penelitian
Berikut ini adapun kegunaan dalam penelitian ini yakni sebagai berikut :
1. Sebagai aplikasi ilmu geografi yang diperoleh selama belajar di Program
Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Lampung.
2. Untuk menambah wawasan penulis tentang sanitasi lingkungan khususnya di
lingkungan 04 Kelurahan Pasar Madang Kecamatan Kota Agung Kabupaten
Tanggamus serta pengaruhnya terhadap masyarakat.
3. Untuk mengetahui tingkat kesehatan masyarakat di lingkungan 04 Kelurahan
Pasar Madang Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus.
9
E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Ruang lingkup objek penelitian
Ruang lingkup objek penelitian ini adalah sanitasi lingkungan di lingkungan
04 Kelurahan Pasar Madang Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus.
2. Ruang lingkup subjek penelitian
Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah kepala keluarga Lingkungan 04
Kelurahan Pasar Madang Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus.
3. Ruang lingkup tempat penelitian
Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah Lingkungan 04 Kelurahan Pasar
Madang Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus.
4. Ruang lingkup waktu
Ruang lingkup waktu penelitian ini adalah pelaksanaan penelitian ini pada
tahun 2018.
5. Ruang lingkup ilmu
Ruang lingkup ilmu penelitian ini adalah Ekologi Geografi.
Ekologi geografi adalah studi mengenai interaksi dan interdependensi antar
manusia dan antara manusia dengan lingkungannya. Ekologi geografi
mengutamakan aspek keruangan, menggunakan analisa keruangan, analisa
ekologi dan analisa wilayah majemuk dalam pendekatan masalahnya. Salah
satu kajian ekologi geografi adalah ekologi manusia. Ekologi manusia
mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya
yang tidak hanya sesama manusia saja (Dwidjoseputro, 1990:10).
10
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Geografi
Geografi adalah bagian dari ilmu kebumian yang mengkaji secara
komprehensif fenomena-fenomena yang ada dipermukaan bumi dan hubungan
saling tindak dengan kehidupan manusia melalui tiga pendekatan, yaitu
keruangan (spatial), temporal, dan kompleks wilayah (Junun Sartohadi,
2012:1). Kajian geografis mengenai fenomena-fenomena permukaan bumi
selalu dimulai dengan hal-hal yang sifatnya deskriptif mengenai objek yang
dikaji, keterdapatannya pada lokasi tertentu di permukaan bumi, faktor-faktor
pembentuk perwatakan tertentu atas fenomena yang dikaji, dinamika
perubahan dari waktu ke waktu, dan bagaimana pemanfaatannya untuk
kehidupan manusia. Ilmu geografi merupakan ilmu yang membahas mengenai
gejala alam dan fenomena geosfer yang ada dimuka bumi.
Ada tiga macam pendekatan dalam geografi, yaitu pendekatan keruangan,
pendekatan ekologi, dan pendekatan kompleks wilayah (Bintarto dan
Surastopo, 1981:12).
11
a. Pendekatan keruangan
Pendekatan keruangan mempelajari perbedaan lokasi mengenai sifat
pentingnya. Dapat dikatakan bahwa dalam analisa keruangan yang harus
diperhatikan adalah penyebaran penggunaan ruang yang telah ada dan
penyediaan ruang yang akan digunakan untuk berbagai kegunaan yang
dirancangkan sehingga dapat dikumpulkan data lokasi, yang terdiri dari
data titik seperti data ketinggian tempat, data sampel tanah, sampel batuan,
dan lain sebagainya dan data bidang seperti data luas lahan dan lain
sebagainya.
b. Pendekatan ekologi
Pendekatan ekologi yaitu studi mengenai interaksi antara organism hidup
dengan lingkungan. Seseorang harus mempelajari organisme hidup, seperti
manusia, hewan, tumbuhan serta lingkungannnnnnnya seperti litosfer,
hidrosfer, atmosfer untuk mempelajari ekologi. Organisme hidup dapat pula
mengadakan interaksi dengan organisme yang lain. Manusia merupakan
satu komponen dalam organisme hidup yang penting dalam proses
interaksi, sehingga muncul pengertian ekologi manusia, dimana dipelajari
interaksi antar manusia dan antar manusia dengan lingkungannya.
c. Pendekatan kompleks wilayah
Pendekatan kompleks wilayah merupakan kombinasi antara analisa
keruangan dan analisa ekologi. Dalam analisa ekologi disebut analisa
tertentu didekati dengan pengertian areal differentiation, yaitu suatu
anggapan bahwa interaksi antar wilayah akan berkembang karena pada
hakekatnya suatu wilayah berbeda dengan wilayah yang lain, oleh karena
12
itu terdapat permintaan dan penawaran antar wilayah tersebut. Analisa ini
memperhatikan pula mengenai penyebaran fenomena tertentu (analisa
keruangan) dan interaksi antar manusia dengan lingkungannya (analisa
ekologi), untuk kemudian dipelajari kaitannya.
2. Pengertian Ekologi
Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk
hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya (Soedjiran
Resosoedarmo, 1985:1). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai
kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Ekologi adalah pengkajian
hubungan organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap
lingkungannya. Biasanya ekologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa ekologi geografi adalah studi mengenai
interaksi dan interdependensi antar manusia dan antara manusia dengan
lingkungannya. Ekologi geografi mengutamakan aspek keruangan,
menggunakan analisa keruangan, analisa ekologi dan analisa wilayah majemuk
dalam pendekatan masalahnya. Salah satu kajian ekologi geografi adalah
ekologi manusia. Ekologi manusia mempelajari hubungan timbal balik antara
manusia dengan lingkungannya yang tidak hanya sesama manusia saja
(Dwidjoseputro, 1990:10).
13
3. Pengertian Lingkungan
Menurut Otto Soemarwoto (1997:2), lingkungan adalah jumlah semua benda
dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi
kehidupan kita. Tingkah laku manusia juga merupakan bagian lingkungan kita,
oleh karena itu lingkungan hidup harus diartikan secara luas, yaitu tidak saja
lingkungan fisik dan biologi, melainkan juga lingkungan ekonomi, sosial dan
budaya. Menurut Zoer’aini Djamal Irawan (2010:108), berkaitan tentang
lingkungan mengemukakan bahwa lingkungan adalah suatu sistem kompleks
yang berada di luar individu yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan organisme. Lingkungan merupakan hal yang sangat penting
bagi demi terciptanya kehidupan manusia yang baik. Lingkungan bisa
dibedakan menjadi lingkungan yang sehat dan lingkungan yang tidak sehat
sebagaimana dikemukakan Zoer’aini Djamal Irawan (2010 : 110) sebagai
berikut :
a. Lingkungan sehat antara lain sebagai berikut.
1. Udaranya bersih, segar, dan terasa sejuk. Selain itu tidak berbau.
2. Adanya tempat sampah dan keadaannya bersih. Dengan adanya
tempat sampah, sampah jadi tidak berserakan.
3. Terdapat saluran air yang bersih dan lancar. Air dalam saluran air
akan mengalir dengan lancar
4. Terdapat berbagai tumbuhan hijau yang terpelihara dan tertata rapi.
Dengan adanya tumbuhan, udara akan menjadi lebih bersih.
b. Lingkungan tidak sehat antara lain sebagai berikut :
1. Udaranya kotor dan berbau. Udara tersebut akan menyesakkan napas
kita.
2. Tidak tersedianya tempat sampah. Sehingga sampah menumpuk dan
berserakan dimana-mana.
3. Tidak adanya saluran air. Meskipun ada tetapi keadaannya kotor.
Terdapat sampah yang menyumbat saluran air. Akibatnya, aliran air
tidak lancar.
4. Tidak terdapat tumbuhan sehingga terlihat gersang.
5. Terdapat banyak hewan liar yang terlihat kotor.
14
Menurut Emil Salim, secara umum lingkungan hidup diartikan sebagai segala
benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita
tempati dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia.
Menurut Soerjono Soekanto (2012 : 339), lingkungan hidup biasanya
dibedakan dalam kategori-kategori sebagai berikut :
1. Lingkungan fisik, yakni semua benda mati yang ada di sekeliling manusia.
2. Lingkungan biologis, yaitu segala sesuatu di sekeliling manusia yang berupa
organisme yang hidup (di samping manusia itu sendiri).
3. Lingkungan sosial, yang terdiri dari orang-orang baik individual maupun
kelompok yang berada di sekitar manusia.
Adapun Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, lingkungan hidup
adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu
sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain.
Dari beberapa pengertian lingkungan hidup tersebut, terdapat unsur-unsur dari
lingkungan hidup adalah :
1. Manusia, baik secara individu maupun sebagai bagian dari kelompok sosial.
2. Lingkungan, baik berupa jasad hidup maupun benda mati.
3. Interaksi hubungan timbal balik antara lingkungan dan manusia.
Ketiga unsur tersebut merupakan kesatuan yang utuh menyeluruh dan saling
mempengaruhi. Apabila salah satu tersebut mengalami kerusakan, maka rusak
pula lingkungan tersebut. Sehingga sangat penting keseimbangan antar unsur
tersebut.
15
4. Pengertian Sanitasi
Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 965 tahun 1992,
sanitasi merupakan upaya yang dilakukan untuk menjamin terciptanya kondisi
yang memenuhi persyaratan kesehatan (Kementerian Kesehatan RI, 1992).
Menurut Sri Rejeki (2015:2), sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit
yang menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup
manusia. Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang
menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia
(Retno Widyanti dan Yuliarsih, 2002:14). Fasilitas-fasilitas sanitasi antara
lain: sarana penyediaan air bersih, kamar kecil, tempat cuci tangan,
kamar ganti pakaian, tempat sampah, dan sarana pembuangan air limbah
(Kementerian kesehatan RI, 1992).
Sanitasi merupakan bagian dari kesehatan lingkungan, ruang lingkup kesehatan
lingkungan yaitu :
1. Penyediaan air minum.
2. Pengolahan dan pengendalian pencemaran air.
3. Pengolahan sampah padat.
4. Pengendalian vektor (pemindah penyakit).
5. Pencegahan dan pengendalian pencemaran tanah oleh kotoran manusia dan
lain-lain.
6. Sanitasi (kebersihan) makanan dan minuman.
7. Pengendalian pencemaran udara.
8. Pengendalian bising.
9. Kesehatan kerja dan pencegahan kecelakaan.
10. Perumahan dan permukiman.
11. Pengawasan terhadap tempat-tempat rekreasi umum dan pariwisata
(Retno Widyanti, 2002:3).
16
a. Jenis sarana sanitasi
1. Sarana penyediaan air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
memenuji persyaratan kesehatan secara fisik, mikrobiologi, kimia dan radio
aktif dan dapat diminum setela dimasak. Air merupakan suatu bahan
kebutuhan pokok yang mutlak dibutuhkan oleh manusia sepanjang masa.
Air mempunyai hubungan yang erat dengan kesehatan. Air bersih
merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk memenuhi standar
kebutuhan manusia secara sehat. Ketersediaan air yang terjangkau dan
berkelanjutan bagi setiap individu baik yang tinggal di perkotaan maupun di
pedesaan. Sarana sanitasi air adalah bangunan beserta peralatan dan
perlengkapannya yang menghasilkan, menyediakan dan membagi-bagikan
air bersih untuk masyarakat. Jenis sarana air bersih ada beberapa macam
yaitu PAM, sumur gali, sumur pompa, tempat penampungan air hujan,
penampungan mata air, dan perpipaan. Adapun sumber air bersih juga bisa
didapat dari air hujan, air permukaan dan air tanah. Kondisi fisik sumber air
bersih baik yang sifatnya jernih, tidak berbau, tidak berwarnadan tidak
berbusa. Penyediaan air bersih merupakan salah satu upaya yang dilakukan
untuk memperbaiki derajat kesehatan masyarakat. Kesehatan lingkungan
dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang sehat sehingga terpenuhi
derajat kesehatan masyarakatnya.
2. Sarana jamban keluarga
Jamban keluarga adalah suatu bangunan yang diperlukan untuk membuat
kotoran bagi keluarga yang lazim disebut WC atau kakus, jenis-jenis sarana
17
jamban keluarga yaitu jamban empang, jamban cemplung, jamban leher
angsa, septik tank. Jamban merupakan salah satu sarana sanitasi yang
penting karena jamban merupakan tempat pembuangan tinja manusia
sehingga harus diperhatikan kebersihannya karena jamban merupakan salah
satu tempat penularan penyakit. Kondisi jamban harus memenuhi syarat
yaitu jarak jamban dengan sumber air bersih (jika sumur) lebih dari 10
meter, tidak terjangkau vektor (kecoa, tikus), dan lain-lain, mudah
digunakan, mudah dibersihkan, tidak menimbulkan bau, tidak mencemari
permukaan (Kementerian kesehatan RI, 2014).
3. Sarana pembuangan air limbah
Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari
rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada
umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat
membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan
hidup. Kondisi saluran pembuangan air limbah harus memenuhi syarat
kesehatan yaitu tertutup, mengalir lancar, dan tidak menimbulkan bau.
4. Pengelolaan sampah
Sampah adalah suatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai oleh
manusia, atau benda padat yang sudah tidak digunakan lagi dalam suatu
kegiatan manusia dan dibuang. Pengelolaan sampah adalah meliputi
penyimpanan, pengumpulan dan pemusnahan sampah yang dilakukan
sedemikian rupa sehingga sampah tidak mengganggu kesehatan masyarakat
dan lingkungan hidup. Kondisi tempat sampah harus sesuai dengan syarat
18
kesehatan yakni tempat sampah tertutup, mudah dibersihkan dan tidak
terjangkau vektor disekitar tempat sampah (lalat, tikus, dan lain-lain).
5. Rumah sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih,
tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, adanya
fentilasi, jendela, kamar tidur, pencahayaan, sarana pembuangan asap dapur,
lantai rumah dari semen, adanya langit-langit, dinding dari semen, dan
jendela ruang tamu dan ruang keluarga.
b. Jenis-Jenis Sanitasi
Sanitasi di tempat-tempat umum dapat dikelompokkan menjadi sanitasi
restoran, sanitasi hotel, sanitasi pasar, sanitasi bioskop dan lain-lain.
1) Sanitasi restoran
Restoran adalah suatu tempat umum, dimana orang yang datang dapat
membeli makanan atau minuman serta dapat menikmatinya di tempat
tersebut. Dalam menjalankan fungsinya, restoran juga perlu adanya
pengawasan dalam sanitasi. karena restoran dapat menimbulkan bermacam-
macam masalah kesehatan, dalam sanitasi pada restoran, pengawasan ini
dititikberatkan pada sanitasi makanan. Kebersihan peralatan makanan dan
minuman, serta kebersihan pegawai-pegawai restoran tersebut.
2) Sanitasi hotel
Hotel adalah suatu tempat yang terdiri dari banyak kamar yang disewakan
pada masyarakat umum untuk menginap pada beberapa waktu lamanya serta
19
disediakan makanan dan minuman sebagai sarana penunjang. Sanitasi pada
hotel menitikberatkan pada :
a. Room sanitation
b. Food sanitation
c. Insec and rodent control
3) Sanitasi pasar
Pasar adalah suatu tempat yang berfungsi untuk melakukan kegiatan
menjual dan membeli barang-barang dagangan kepada masyarakat umum.
Pasar mempunyai peranan paling penting dalam hal penularan penyakit
pada manusia. Pasar yang kurang memperhatikan kebersihannya dapat
menularkan berbagai penyakit dan dapat merupakan sumber
perkembangbiakkan vektor-vektor penyakit.
4) Sanitasi rumah atau permukiman
Sanitasi mempunyai ruang lingkup yang luas, salah satunya adalah sanitasi
perumahan yang merupakan bagian dari lingkungan pemukiman. Rumah
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai
tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk berlindung dari gangguan
iklim dan makhluk hidup lainnya, serta tempat pengembangan kehidupan
keluarga, oleh karena itu keberadaan rumah yang sehat, aman, serasi dan
teratur sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi
dengan baik.
Secara umum kriteria rumah sehat (Departemen Kesehatan RI, 2002)
adalah:
20
a. Memenuhi kebutuhan fisilogi antara lain pencahayaan, penghawaan dan
ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
b. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privasi yang cukup,
komunikasi yang sehat antara anggota keluarga dan penghuni rumah.
c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni
rumah dengan penyedian air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah
tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan penghuni yang tidak
berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan
minuman dari pencemaran, di samping pencahayaan dan penghawaan
yang cukup.
d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang
timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan
garis sepadan jalan, konsentrasi yang tidak mudah roboh, tidak mudah
terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
Sedangkan ciri-ciri kawasan/permukiman kumuh menurut kriteria Departemen
Pekerjaan Umum ialah sebagai berikut:
1. Lingkungan tidak terawat dan kotor
2. Umur kawasan kadangkala telah mencapai lebih dari 50 tahun dan
kondisinya semakin menurun
3. Dibangun spontan sebagai hunian
4. Tidak ada kejelasan hak milik
5. Bahan bangunan rumah diperoleh dari bahan-bahan seadanya
6. Bangunan bersifat semi permanen
7. Warganya merupakan migrasi urbanisasi
8. Banyak dihuni oleh penganguran
9. Tingkat kejahatan/kriminalitas tinggi
10. Miskin dan berpendapatan rendah
11. Sarana dan prasarana publik sangat tidak memadai
21
Jadi sanitasi adalah suatu usaha pengendalian faktor-faktor lingkungan guna
untuk mencegah timbulnya suatu penyakit dan penularan yang disebabkan oleh
faktor lingkungan tersebut, sehingga derajat kesehatan dapat optimal (Depkes
RI, 2002). Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang
mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2003:3).
Menurut WHO, sanitasi lingkungan adalah upaya pengendalian semua faktor
lingkungan fisik manusia yang mungkin menimbulkan atau dapat
menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan, dan
daya tahan hidup manusia (Sri Winarsih, 2008:1).
Departemen Kesehatan Republik Indonesia mengambil langkah-langkah
strategis guna mencegah dan menanggulangi penyakit-penyakit berbasis
lingkungan melalui pengelolaan sanitasi dasar dan lingkungan hidup. Upaya
tersebut terimplementasi melalui program-program kesehatan baik dalam
sistem kesehatan nasional maupun dalam rencana jangka menengah dan
panjang. Beberapa program prioritas tersebut antara lain yaitu:
1. Penyediaan sumber air minum yang sehat
2. Pengelolaan limbah industri dan limbah rumah tangga
3. Peningkatan dan pengawasan rumah sehat
4. Pemberantasan sarang-sarang nyamuk dan pengendalian populasi nyamuk,
serta penanggulangan penderita penyakit yang berbasis lingkungan
Beberapa indikator sanitasi lingkungan yang direkomendasikan oleh
Departemen Kesehatan Republik Indonesia antara lain persentase jumlah
rumah sehat mencapai 80%, sanitasi tempat-tempat umum 80%, penyediaan air
22
bersih, pelayanan kesehatan lingkungan institusi yang dibina sebesar 70%,
rumah tangga yang mempunyai jamban keluarga sebesar 90%, adanya sarana
pembuangan air limbah (Departemen Kesehatan RI, 2000).
Menurut Soemirat (2004:8), masalah kesehatan lingkungan misalnya
perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih, pembuangan sampah,
dan pembuangan air limbah, berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat
terutama pada masalah kesehatan lingkungan rumah tangga.
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan
lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya
status kesehatan yang optimal pula (Notoatmodjo 2007:165).
Kesehatan lingkungan menurut WHO adalah suatu ilmu keterampilan yang
memusatkan perhatian pada usaha pengendalian semua vektor yang ada pada
lingkungan fisik manusia yang diperkirakan menimbulkan atau akan
menimbulkan hal-hal yang merugikan perkembangan fisik, kesehatan ataupun
kelangsungan hidupnya (Azwar 1996:6). Dari berbagai definisi yang ada
terlihat bahwa ilmu kesehatan lingkungan berkisar pada usaha manusia
mengelola lingkungan sedemikian rupa, sehingga derajat kesehatan manusia
dapat lebih ditingkatkan.
3. Pengertian Kesehatan Masyarakat
Menurut Undang – Undang No. 36 Tahun 2009 Pasal 1, kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, spiritual maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan
berasal dari kata “sehat”. Sehat adalah suatu proses yang dinamis, dengan
proses ini manusia menyesuaikan dirinya dengan lingkungan hidup. Dengan
23
demikian manusia yang sehat adalah manusia yang menyesuaikan sepenuh-
penuhnya badan dan jiwanya dengan lingkungan hidup. Sehat adalah keadaan
sempurna dari jasmani, rohani, dan sosial serta bebas dari cacat dan kelemahan.
Masyarakat adalah sekelompok manusia hidup, yang bekerja sama untuk waktu
yang cukup lama, sehingga sekelompok manusia itu merupakan organisasi
yang memiliki batas-batas tertentu. Keluarga adalah masyarakat terkecil.
Kumpulan keluarga menentukan gambaran keadaan masyarakat. Berdasarkan
pendapat di atas kesehatan masyarakat adalah kesehatan orang banyak yang
menyangkut kesehatan penduduk, kesehatan keluarga, atau kesehatan orang-
orang dalam suatu masyarakat. Jadi dalam hubungan ini, bagaimana kesehatan
itu dijalankan unuk masyarakat.
Menurut Winslow dalam Soekidjo Notoatmodjo (2011:15), kesehatan
masyarakat adalah suatu ilmu dan kecakapan dalam hal mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, mempertinggi kesehatan jasmani dan rohani serta
menambah daya guna dan daya cipta dengan jalan dan cara untuk
menimbulkan, menyalurkan, menyatukan serta mengkoordinir usaha-usaha
dalam masyarakat ke arah terlaksananya usaha memperbaiki kesehatan
lingkungan, memberantas penyakit infeksi yang merajalela di masyarakat,
mendidik masyarakat dalam prinsip-prinsip kesehatan perseorangan,
mengkoordinir tenaga medis supaya dapat memberikan pengobatan dengan
cepat, menyempurnakan keadaan sosial sedemikian rupa sehingga tiap anggota
masyarakat dapat mencapai tarap kehidupan yang setinggi-tingginya dan
mampu menjamin pemeliharaan kesehatan yang sempurna. Adapun tujuan
24
kesehatan masyarakat adalah untuk kebahagiaan dan kesejahteraan jasmani,
kejiwaan dan kemasyarakatan dengan menjalankan usaha-usaha di bidang
kesehatan. Tujuan khususnya adalah mempertinggi nilai kesehatan, mencegah
timbulnya penyakit serta memperpanjang hidup manusia.
a. Ruang lingkup kegiatan kesehatan masyarakat meliput usaha-usaha :
1. Peningkatan kesehatan
Peningkatan kesehatan adala usaha yang ditujukan untuk meningkatkan
kesehatan yang meliputi usaha-usaha, peningkatan gizi, pemeliharaan
kesehatan perseorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga
secara teratur, istirahat yang cukup dan rekreasi sehingga seseorang dapat
mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
2. Pencegahan penyakit
Pencegahan penyakit adalah usaha yang ditujukan untuk mencegah
terjadinya penyakit melakukan usaha-usaha pemberian imunisasi pada bayi
dan anak, ibu hamil, pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk
mendeteksi penyakit secara dini.
3. Pengobatan
Pengobatan adalah usaha yang ditujukan terhadap orang yang sakit untuk
dapat diobati secara tepat sehingga dalam waktu singkat dapat dipulihkan
kesehatannya.
4. Pemeliharaan kesehatan
Pemeliharaan kesehatan adalah usaha yang ditujukan terhadap penderita
yang baru pulih dari penyakit yang dideritanya.
25
Menurut Hendrick L. Blumm dalam Syafrudin (2015:16), terdapat 4 faktor
yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat yaitu:
1. Faktor lingkungan
Lingkungan yang mendukung gaya hidup bersih, juga berperan dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dalam kehidupan di sekitar
dapat kita rasakan, daerah yang kumuh dan tidak dirawat biasanya
banyak penduduknya yang mengidap penyakit seperti gatal-gatal, infeksi
saluran pernafasan dan infeksi saluran pencernaan. Penyakit demam
berdarah dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Lingkungan tidak bersih,
banyak tempat penampungan air, yang tidak pernah dibersihkan
menyebabkan perkembangan nyamuk aedes aegypty penyebab demam
berdarah meningkat. Hal ini menyebabkan penduduk di sekitar memiliki
risiko tergigit nyamuk serta tertular demam berdarah.
Contoh akses terhadap air bersih, jamban atau tempat BAB, sampah,
lantai rumah, polusi, sanitasi tempat umum, bahan beracun berbahaya,
kebersihan TPU (tempat pelayanan umum)
2. Faktor perilaku
Perilaku yang sehat akan menunjang meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat, baik dapat dilihat dari banyaknya penyakit berbasis perilaku
dan gaya hidup, kebiasaan pola makan yang sehat dapat menghindarkan
diri kita dari banyaknya penyakit, diantaranya penyakit jantung, darah
tinggi, kegemukan, stroke, dan lainnya. Perilaku atau kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan juga dapat menghindarkan kita dari penyakit
26
saluran cerna. Contoh alkohol, rokok, tempat-tempat beresiko, narkoba
dan lainnya.
3. Faktor pelayanan kesehatan
Ketersediaan fasilitas dengan mutu pelayanan yang baik akan
mempengaruhi perwujudan derajat kesehatan masyarakat. Dengan
menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang bemutu secara merata
dan terjangkau akan meningkatkan akses masyarakat ke fasilitas
pelayanan kesehatan. Contoh ketersediaan sarana dan prasarana
kesehatan maupun rujukan (rumah sakit), ketersediaan tenaga, peralatan
kesehatan bersumber daya masyarakat.
4. Faktor kependudukan
Contoh penyakit-penyakit yang sifatnya turunan dan mempengaruhi
sumber daya masyarakat, jumlah penduduk, dan pertumbuhan penduduk
serta jumlah kelompok khusus/rentan seperti bayi dan ibu hamil.
b. Prinsip-prinsip kesehatan masyarakat antara lain:
a. Keluarga sebagai unit pelayanan kesehatan.
b. Sasaran pelayanan meliputi individu, keluarga, kelompok, masyarakat.
c. Privider bekerja dengan dan bukan untuk individu keluarga, kelompok, dan
masyarakat dengan cara mengikut sertakan dalam penanggulangan masalah
kesehatan mereka sendiri.
d. Dasar utama dalam pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat adalah
menggunakan metode pemecahan masalah yang dituangkan dalam
pelayanan kesehatan.
27
e. Kegiatan utama pelayanan kesehatan adalah di masyarakat dan bukan di
rumah sakit. Tenaga kesehatan masyarakat adalah tenaga yang generalis.
f. Peran tenaga kesehatan terpenting adalah sebagai pendidik (health
aducation), pembantu (change agent).
g. Praktik kesehatan masyarakat timbul dari kebutuhan aspirasi, masalah dan
sumber yang terdapat di masyarakat.
h. Praktik kesehatan masyarakat dipengaruhi perubahan dalam masyarakat
pada umumnya dan perkembangan masyarakat pada khususnya.
i. Praktik kesehatan masyarakat adalah bagian dari sistem kesehatan
masyarakat.
j. Praktik kesehatan masyarakat mempunyai beberapa perbedaan (untuk setiap
negara) program ketenagaan organisasi.
k. Praktik kesehatan masyarakat merupakan gambaran dari seluruh program
kesehatan di masyarakat.
4. Analisis Mengenai Dampak Lingkugan
Menurut Valentinus Darsono (1995:139), AMDAL (Analisis Mengenai
Dampak Lingkugan) merupakan alat untuk merencanakan tindakan preventif
terhadap kerusakan lingkungan yang mungkin akan ditimbulkan oleh suatu
aktivitas pembangunan yang direncanakan.
1. Fungsi AMDAL
a. Bagi masyarakat
28
1) Masyarakat dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya,
sehingga dapat mempersiapkan diri di dalam penyesuaian
kehidupannya apabila diperlukan.
2) Masyarakat dapat mengetahui perubahan lingkungan dimasa sesudah
proyek dibangun sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang dapat
menguntungkan dirinya dan menghindarkan diri dari kerugian-kerugian
yang dapat diderita akibat adanya proyek tersebut.
3) Masyarakat dapat ikut berpartisipasi di dalam pembangunan daerahnya
sejak dari awal, khususnya di dalam memberikan informasi-informasi
ataupun ikut langsung di dalam membangun dan menjalankan proyek.
4) Masyarakat dapat memahami hal ihwal mengenai proyek secara jelas
sehingga kesalahfahaman dapat dihindari dan kerja sama yang
menguntungkan dapat digalang.
5) Masyarakat dapat mengetahui hak dan kewajibannya di dalam
hubungannya dengan proyek tersebut khususnya hak dan kewajiban di
dalam ikut menjaga dan mengelola lingkungan.
b. Bagi pemerintah
1) Untuk mencegah agar potensi sumber daya alam yang dikelola tersebut
tidak rusak (khusus untuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui).
2) Untuk mencegah rusaknya sumber daya alam lainnya yang berada di
luar lokasi proyek baik yang diolah proyek lain, diolah masyarakat atau
yang belum diolah.
29
3) Untuk menghindari perusakan lingkungan hidup seperti timbulnya
pencemaran air, pencemaran udara, kebisingan dan lain sebagainya,
sehingga tidak mengganggu kesehatan, kenyamanan dan keselamatan
masyarakat.
4) Untuk menghindari terjadinya pertentangan-pertentangan yang
mungkin timbul khususnya dengan masyarakat dan proyek-proyek
lainnya.
5) Untuk menjamin agar proyek yang dibangun sesuai dengan rencana
pembangunan daerah, nasional ataupun internasional serta tidak
mengganggu proyek lain.
6) Untuk menjamin agar proyek tersebut mempunyai manfaat yang jelas
bagi negara dan masyarakat.
7) Analisis dampak lingkungan diperlukan bagi pemerintah sebagai alat
pengambilan keputusan (Valentinus Darsono, 1995:149-151).
B. Penelitian Relevan
1. Megasari, Taufik Hidayat, Gusti Chairuddin dan Imam Santoso, Universitas
Lambung Mangkurat (Tahun 2015 volume 11 hal. 33-40) mengkaji perilaku
kesehatan masyarakat terhadap kejadian diare berdasarkan aspek sanitasi
lingkungan di Kabupaten Barito Kuala dengan rancangan penelitian yang
digunakan adalah cross sectional dan menggunakan tabel silang yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku
kesehatan masyarakat terhadap kejadian diare berdasarkan aspek sanitasi
lingkungan di Kabupaten Barito Kuala dengan Odds Ratio 3,27 dinyatakan
30
masyarakat yang berperilaku kurang berisiko sakit diare sebesar 3,275 kali
dibandingkan orang yang berperilaku baik.
2. Mohammad Sholehudin, Isa Ma’rufi, dan Ellyke, Universitas Jember
(Tahun 2014 volume 2) mengkaji hubungan sanitasi lingkungan, perilaku
pengendalian jentik dan nyamuk, dan kepadatan penduduk dengan penyakit
Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Jember dengan metode analisa
yang dilakukan bahwa penelitian ini merupakan penelitian analisis
kuantitatif. Jenis penelitian ini tergolong dalam penelitian observasional
dengan rancang bangun cross sectional, yang menyatakan bahwa kondisi
sanitasi lingkungan berdasarkan status DBD bahwa responden DBD
memiliki kondisi sanitasi lingkungan yang baik (53%) lebih tinggi
daripada kondisi yang buruk (2%), berdasarkan analisis uji statistik
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
kepadatan penduduk dengan penyakit DBD.
3. Natalia Puspitawati dan Tri Sulistyarini, STIKES RS Baptis Kediri (Tahun
2013 volume 6) mengkaji sanitasi lingkungan yang tidak baik
mempengaruhi status gizi pada balita di wilayah Kelurahan Bangsal Kediri
dengan desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yang
menyatakan bahwa hasil penelitian ini tidak ada pengaruh sanitasi
lingkungan dengan status gizi pada balita di wilayah RW VI Kelurahan
Bangsal. Hal ini dikarenakan status gizi selain dipengaruhi oleh sanitasi
lingkungan, juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain konsumsi
31
makanan yaitu makanan yang diberikan tidak memenuhi empat sehat lima
sempurna yang tidak mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh.
4. Muh. Saleh dan Lia Hijriani Rachim, UIN Alauddin Makassar (Tahun 2014
volume 7) mengkaji hubungan kondisi sanitasi lingkungan dengan kejadian
diare pada anak balita di wilayah kerja puskesmas Baranti Kabupaten Sidrap
tahun 2013 dengan jenis penelitian yang digunakan adalah observasional
dengan pendekatan cross sectional study dan analisis datanya dilakukan
dengan menggunakan uji statistic chisquare yang menyatakan bahwa hasil
penelitian ini adanya hubungan antara jamban keluarga, tempat sampah, dan
pembuangan air limbah terhadap kejadian diare. Hal ini dikarenakan sangat
banyaknya bakteri berbahaya yang timbul akibat jamban keluarga, saluran
pembuangan air limbah, dan tempat sampah yang tidak bersih, menjadi
salah satu pemicu tersebarnya bakteri dan virus penyebab penyakit.
5. Ficher Tambuwun, Amatus Yudi Ismanto dan Wico Silolonga, Universitas
Sam Ratulangi (Tahun 2015 volume 3) mengkaji hubungan sanitasi
lingkungan dengan kejadian diare pada anak usia sekolah di wilayah kerja
puskesmas Bahu Manado dengan desain penelitian yang digunakan adalah
desain cross sectional dan data dikumpulkan dari responden menggunakan
lembar kuesioner yang menyatakan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan
adanya hubungan antara sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada
anak usia sekolah di wilayah kerja puskesmas Bahu Manado (p<0,05).
32
C. Kerangka Pikir Penelitian
Lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi 3 macam, salah satunya
lingkungan sosial. Lingkungan sosial ialah interaksi antara masyarakat dengan
lingkungannya. Dalam lingkungan sosial yang dimaksud ialah lingkungan yang
dimana masyarakat dapat melangsungkan aktivitas sehari-hari untuk
keberlangsungan hidup. Dalam keberlangsungan aktivitas tersebut tentunya
pada kalangan masyarakat timbul rasa untuk merawat dan menjaga lingkungan
serta tempat tinggal mereka. Dalam merawat serta menjaga lingkungan tersebut
tentu adanya perilaku dari masyarakat. Sehingga adanya upaya serta cara
dalam menjaga kesehatan lingkungan, yang bisa dikatakan sanitasi lingkungan.
Namun dari perilaku masyarakat tidak semuanya baik dan berdampak positif
terhadap lingkungan. Ada juga sebagian masyarakat yang kurang peduli
terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan tempat tinggalnya seperti
kebiasaan membuang sampah tidak pada tempatnya, tidak tersedianya tempat
pembuangan limbah rumah tangga sehingga lingkungan di sekitar rumah jadi
kotor. Hal tersebutlah yang menimbulkan masalah tentang kesehatan pada
masyarakat sehingga banyak masyarakat terserang wabah penyakit
dikarenakan lingkungan sekitar pemukiman tempat tinggalnya menjadi tidak
sehat.
33
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
LINGKUNGAN
MASYARAKAT
PERILAKU
MASYARAKAT (X1)
KESEHATAN
MASYARAKAT (Y)
KONDISI
PERMUKIMAN (X2)
SANITASI
34
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian ex post facto.
Penelitian ex post facto adalah penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa
yang telah terjadi yang kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-
faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut (M. Thoha B. Sampurna Jaya
(2017:36).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode
deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang,
lembaga, masyarakat, dan lain lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta
yang tampak atau sebagai mana adanya (Hadari Nawawi, 1991:63).
Yang dimaksud penelitian deskriptif dalam penelitian ini adalah suatu metode
yang digunakan untuk meneliti keadaan pada masa sekarang mengenai sanitasi
lingkungan di wilayah pesisir Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus.
35
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:108), populasi adalah keseluruhan objek
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga di
lingkungan 04 Kelurahan Pasar Madang Kecamatan Kota Agung Kabupaten
Tanggamus sebanyak 595 kepala keluarga, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Populasi Rumah Tangga Lingkungan 04 Kelurahan Pasar Madang
Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus
No Rumah Tangga Jumlah
Kepala Keluarga
1 RT 08 112 KK
2 RT 09 154 KK
3 RT 10 132 KK
4 RT 14 100 KK
5 RT 16 97 KK
Jumlah 595 KK
Sumber: Data Profil Kelurahan Pasar Madang Kecamatan Kota Agung Kabupaten
Tanggamus tahun 2017
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jika kita hanya meneliti
sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut dinamakan penelitian sampel
(Suharsimi Arikunto, 2002:109)
Populasi dalam penelitian ini 595 kepala keluarga dan akan ditarik sampel sebesar
5% untuk diteliti yaitu mengambil wakil dari setiap rumah tangga (RT) di
lingkungan 04 Kelurahan Pasar Madang tersebut, maka diperoleh sampel
sebanyak 31 kepala keluarga. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4 berikut:
36
Tabel 5. Jumlah Populasi dan Sampel Rumah Tangga Lingkungan 04
Kelurahan Pasar Madang Kecamatan Kota Agung Kabupaten
Tanggamus
No Rumah Tangga Populasi Sampel (5%)
1 RT 08 112 6
2 RT 09 154 8
3 RT 10 132 7
4 RT 14 100 5
5 RT 16 97 5
Jumlah 595 31
Sumber: Data Profil Kelurahan Pasar Madang Kecamatan Kota Agung Kabupaten
Tanggamus tahun 2017
Mengingat populasi penelitian ini termasuk cukup banyak dan bersifat homogen,
dengan keterbatasan ini maka akan dilakukan penarikan sampel sesuai
kemampuan. Atas dasar keadaan tersebut, maka teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini, menggunakan purposive sampling.
Menurut Sugiyono (2010:122) purposive sampling adalah salah satu teknik
pengambilan sampel yang sering digunakan dalam penelitian. Maksudnya,
peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil karena adanya pertimbangan
tertentu. Jadi sampel diambil tidak secara acak, tetapi ditentukan sendiri oleh
peneliti. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berdasarkan
pengamatan di lapangan dari 31 sampel tersebut adalah dilihat dari tingkat
pendidikan maupun tingkat pekerjaannya.
37
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
Suryabrata dalam Muhammad Idrus (2007:104), mendefinisikan variabel sebagai
segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian sering pula variabel
penelitian itu dinyatakan sebagai gejala yang diteliti.
1. Variabel Bebas
Variabel bebas yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sanitasi lingkungan yang terdiri dari
sub variabel perilaku masyarakat (X1) dan sub variabel kondisi permukiman (X2).
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena
adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kesehatan
masyarakat (Y).
2. Definisi Operasional Variabel
Sanitasi lingkungan ialah Sanitasi lingkungan adalah usaha-usaha yang dilakukan
individu untuk memperbaiki dan mencegah terjadinya masalah gangguan
kesehatan yang disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan. Definisi operasional
pada variabel penelitian ini adalah mengenai sanitasi lingkungan yang terdiri dari
sub variabel perilaku masyarakat (X1) dan sub variabel kondisi permukiman (X2)
serta definisi operasional variabel mengenai kesehatan masyarakat (Y).
33
Berikut ini kriteria definisi operasional variabel mengenai sanitasi lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Tabel 6. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Mengenai Sanitasi Lingkungan
No. Indikator Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Kriteria/Kategori Skala
1. Sumber air bersih Jenis sumber air yang
digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari
Wawancara Kuesioner 0 = Sungai
1 = PAM/Sumur
Nominal
2. Kondisi jamban Tempat pembuangan kotoran
manusia yang memenuhi
kesehatan. Memenuhi syarat,
jika:
1. Jarak jamban dengan
sumber air bersih (jika
sumur) lebih dari 10 meter.
2. Tidak terjangkau vektor
(kecoa, tikus) dan lain-lain
3. Mudah digunakan
4. Mudah dibersihkan
5. Tidak menimbulkan bau
6. Tidak mencemari
permukaan (Kemenkes RI,
2014).
Wawancara Kuesioner 0 = Tidak memenuhi
syarat, jika skor <6.
1 = Memenuhi
syarat, jika skor = 6
(Kemenkes RI,
2014).
Nominal
3. Kondisi tempat sampah Keadaan tempat sampah rumah
tangga yang memenuhi syarat.
Memenuhi syarat, jika:
1. Tempat sampah tertutup
2. Mudah dibersihkan
Wawancara Kuesioner 0 = Tidak memenuhi
syarat, jika skor <3.
1 = Memenuhi
syarat, jika skor = 3.
Nominal
38
34
3. Tidak terjangkau vector
disekitar tempat sampah
(lalat, tikus, dan lain-lain).
4. Kondisi saluran
pembuangan air limbah
Keadaan bangunan yang
digunakan untuk membuang air
buangan kamar mandi, tempat
cuci, dapur dan lain-lain bukan
dari jamban, yang memenuhi
syarat, jika:
1. Tertutup
2. Mengalir lancar
3. Tidak menimbulkan bau
Wawancara Kuesioner 0 = Tidak memenuhi
syarat jika skor <3.
1 = Memenuhi
syarat, jika skor = 3.
Nominal
5. Rumah sehat Komponen-komponen rumah
sehat meliputi:
1. Langit-langit
2. Dinding
3. Lantai semen
4. Jendela kamar tidur
5. Fentilasi
6. Sarana pembuangan
asap dapur
7. Jendela, ruang keluarga
8. Pencahayaan
Wawancara Kuesioner 0 = Tidak memenuhi
syarat jika skor <8.
1 = Memenuhi
syarat, jika skor = 8.
Nominal
39
35
Tabel 7. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Mengenai Kesehatan Masyarakat
No Indikator Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Kategori Skala
1. Peningkatan kesehatan Usaha yang ditujukan untuk
meningkatkan kesehatan yaitu
meliputi usaha-usaha yaitu:
1. Olahraga secara teratur
2. Istirahat yang cukup
Wawancara Kuesioner 0 = Olahraga 1x
dalam seminggu
1 = Olahraga >2x
dalam seminggu
Nominal
2. Pencegahan penyakit Usaha pencegahan penyakit
dapat dikatakan memenuhi
syarat jika:
1. Pemberian imunisasi pada
bayi dan anak, ibu hamil.
2. Pemeriksaan kesehatan
secara berkala.
Wawancara Kuesioner 0 = Tidak memenuhi
syarat jika skor <2.
1 = Memenuhi
syarat, jika skor = 2.
Nominal
3. Pengobatan Usaha yang ditujukan terhadap
orang yang sakit untuk dapat
diobati secara tepat dalam
waktu yang singkat dapat
dipulihkan.
Wawancara Kuesioner 0 = Pengobatan
tradisonal.
1 = Pengobatan
modern (rumah
sakit/puskesmas)
Nominal
4. Pemeliharaan kesehatan Usaha yang ditujukan terhadap
penderita yang baru pulih dari
penyakit yang dideritanya, jika:
1. Mengkonsumsi buah dan
sayuran
2. Olahraga yang teratur
Wawancara Kuesioner 0 = Tidak memenuhi
syarat jika skor <2.
1 = Memenuhi
syarat, jika skor = 2.
Nominal
33
40
41
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang diperlukan adalah
sebagai berikut:
1. Teknik Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-
gejala yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi atau
pengamatan langsung terhadap keadaan sanitasi di lingkungan di wilayah pesisir
Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus.
Observasi ini juga dimaksudkan untuk lebih mengetahui kondisi di lapangan
secara mendalam mengenai keadaan jenis sumber air bersih, ketersediaan
saluran pembuangan air limbah rumah tangga, dan sampah berserakan yang
dibuang tidak pada tempatnya.
2. Teknik Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur biasanya dilakukan oleh peneliti dengan cara terlebih
dahulu mempersiapkan bahan pertanyaan dalam bentuk pedoman wawancara
yang akan diajukan dalam wawancara (Moh. Pabundu Tika, 2005:50). Teknik ini
dilakukan untuk memperoleh data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari
lapangan melalui wawancara dengan narasumber atau responden sehingga data
yang diperoleh lebih akurat seperti jenis sumber air bersih, ketersediaan saluran
pembuangan air limbah, dan data sanitasi lingkungan lainnya.
42
3. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
lengger, agenda dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2002 : 206).
Teknik ini digunakan untuk mengetahui data sekunder di wilayah pesisir
Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus misalnya jumlah penduduk,
jumlah kepala rumah tangga, dan yang lainnya.
E. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2011 : 334) menyatakan bahwa analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan mengorganisasikan data ke
dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun
ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami.
Teknik analisis data yang digunakan adalah kuantitatif persentase. Setelah data
dimasukkan atau ditabulasikan dan dipersentasikan selanjutnya setelah itu
dideskripsikan secara sistematis dan diinterpretasikan dalam bentuk laporan
sebagai hasil penelitian dan dibuat dalam bentuk kesimpulan laporan.
43
Adapun cara untuk menentukan jumlah presentasi dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan:
% = Persentase yang diperoleh
n = Jumlah jawaban yang diperoleh
N = Jumlah seluruh responden
100 = Konstanta
(Jonathan Sarwono, 2006 : 139)
Berdasarkan teknik analisis data di atas maka persentase dari setiap variabel
dideskripsikan dengan rumus di atas dan dianalisis secara deskriptif dan disajikan
dalam bentuk tabel setiap indikator yang akan diteliti dengan menggunakan tabel
silang.
No
Sanitasi
Lingkungan
(X)
Kesehatan Masyarakat
(Y)
Jumlah
Baik Cukup Buruk
1 Baik
2 Cukup
3 Buruk
Jumlah
44
Adapun kriteria/kategori digunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
NT = Nilai Tinggi
NR = Nilai Rendah
K = Kategori
Kategori/kriteria sanitasi lingkungan di bawah ini digolongkan sebagai berikut.
Kategori:
Kategori/kriteria kesehatan masyarakat di bawah ini digolongkan sebagai berikut.
Kategori:
Baik >18
Cukup 9-17
Buruk 0-8
Baik >6
Cukup 3-5
Buruk 0-2
81
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan deskripsi data dan analisis data hasil penelitian, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Kondisi sanitasi lingkungan di lingkungan 04 Kelurahan Pasar Madang
Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus dikatakan belum baik,
dilihat dari indikator kondisi jamban, kondisi saluran pembuangan air
limbah, kondisi tempat pembuangan sampah, dan kondisi rumah sehat
belum memenuhi syarat kesehatan karena masih ada masyarakat yang
kurang mengetahui pentingnya menjaga sanitasi lingkungan.
2. Dampak yang ditimbulkan dari sanitasi lingkungan terhadap kesehatan
masyarakat di lingkungan 04 Kelurahan Pasar Madang Kecamatan Kota
Agung Kabupaten Tanggamus. Ada pengaruh antara kondisi jamban,
kondisi saluran pembuangan air limbah, kondisi tempat pembuangan
sampah, dan kondisi rumah sehat yang belum memenuhi syarat kesehatan,
terhadap kesehatan masyarakat berupa timbulnya penyakit seperti diare,
demam berdarah, tb paru-paru dan lain-lain.
82
B. Saran
Adapun saran dari penelitian ini adalah :
1. Diharapkan kesadaran dari masyarakat akan pentingnya menjaga kondisi
lingkungan demi terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
2. Diharapkan kepada masyarakat hendaknya memiliki jamban keluarga
dengan jarak ke sumber air bersih lebih dari 10 meter dan hendaknya
dibersihkan agar tidak menimbulkan bau serta bebas dari serangga.
3. Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) hendaknya dibuat menggunakan
paralon atau pipa yang di dalam tanah agar tidak mencemari permukaan.
4. Diharapkan kepada masyarakat agar mendirikan rumah sehat dengan syarat-
syarat atau ketentuan-ketentuan yang ada.
83
DAFTAR PUSTAKA
Azrul Azwar. 1996. Pengantar Ilmu Lingkungan. Mutiara Sumber Widya :
Jakarta.
Bintarto dan Surastopo Hadisumarno. 1981. Metode Analisa Geografi. Lembaga
Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial : Jakarta.
BMKG Stasiun Klimatologi Masgar, Lampung 2018.
Dwidjoseputro.1990. Ekologi Manusia dan Lingkungannya. Erlangga : Jakarta.
Ficher Tambuwun, Amatus Yudi Ismanto dan Wico Silolonga. 2015. Hubungan
Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah di
Wilayah Kerja Puskesmas Bahu Manado. Universitas Sam Ratulangi :
Sulawesi Utara.
Hadari Nawawi. 1991. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gadjah Mada University
Press : Yogyakarta.
Hiasinta A. Purawijayanti. 2001. Sanitasi Higiene dan Keselamatan Kerja dalam
Pengolahan Makanan. Yogyakarta: Kanisius.
Ida Bagoes Mantra. 2012. Demografi Umum. Pustaka Belajar : Yogyakarta.
Indan Entjang. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Citra Aditya Bakti : Bandung
Jonathan Sarwono. 2006. Metode Kualitatif dan Kuantitatif. Graha Ilmu :
Yogyakarta.
Junun Sartohadi, dkk. 2012. Pengantar Geografi Tanah. Pustaka Pelajar :
Yogyakarta
Kartasapoetra Ance Gunarsih. 2004. Klimatologi: Pengaruh Iklim Terhadap
Tanah dan Tanaman. PT Bumi Aksara : Jakarta.
Megasari, Taufik Hidayat, Gusti Chairuddin dan Imam Santoso. 2015. Perilaku
Kesehatan Masyarakat Terhadap Kejadian Diare Berdasarkan Aspek
84
Sanitasi Lingkungan Di Kabupaten Barito Kuala. Universitas Lambung
Mangkurat : Kalimantan Timur.
Muhajirin. 2007. Hubungan Antara Praktek Personal Hygiene Ibu Balita Dam
Sarana Sanitasi Lingkungan Denfgan Kejadian Diare Pada Anak Balita
Di Kecamatan Maos Kabupaten Cilacap (Skripsi). Universitas Diponegoro
: Semarang.
Muhammad Idrus. 2007. Metode Penelitian Ilmu-ilmu Sosial (Pendekatan
Kualitatif dan Kuantitatif).UII Press : Yogyakarta.
Mohammad Sholehudin, Isa Ma’rufi, dan Ellyke. 2014. Hubungan Sanitasi
Lingkungan, Perilaku Pengendalian Jentik Dan Nyamuk, Dan Kepadatan
Penduduk Dengan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Kabupaten
Jember. Universitas Jember : Jawa Timur.
Moh. Pabundu Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. Bumi Aksara : Jakarta
Muh. Saleh dan Lia Hijriani Rachim. 2014. Hubungan Kondisi Sanitasi
Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita Di Wilayah Kerja
Puskesmas Baranti Kabupaten Sidrap Tahun 2013. UIN Alauddin
Makassar : Sulawesi Selatan.
M. Thoha B. Sampurna Jaya. 2017. Metodologi Penelitian Sosial dan Humaniora
(Suatu Pendekatan Kuantitaif). Anugrah Utama Raharja : Bandar
Lampung.
Natalia Puspitawati dan Tri Sulistyarini. 2013. Sanitasi Lingkungan Yang Tidak
Baik Mempengaruhi Status Gizi Pada Balita Di Wilayah Kelurahan
Bangsal Kediri. STIKES RS Baptis Kediri : Jawa Timur.
Octavia Julia Marissa. 2015. Hubungan Sanitasi Lingkungan, Sosial Ekonomi dan
Perilaku Ibu Terhadap Kejadian Diare Dengan Dehidrasi Sedang Pada
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Mangkang Kota Semarang Tahun
2015. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang.
Otto Soemarwoto. 1997. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Universitas
Gadjah Mada : Yogyakarta.
Retno Widyati dan Yuliarsih. 2002. Higiene dan Sanitasi Umum dan Perhotelan.
Grasindo : Jakarta.
R. Soedjiran Resosoedarmo, dkk. 1985. Pengantar Ekologi. Remadja Karya :
Bandung.
Slamet Juli Soemirat. 2004. Kesehatan lingkungan. UGM Press : Yogyakarta.
85
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta :
Jakarta.
. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta :
Jakarta.
. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta :
Jakarta.
Soerjono Soekanto. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Perss : Jakarta.
Sri Rejeki. 2015. Sanitasi Hygiene dan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
Rekayasa Sains : Bandung.
Sri Winarsih. 2008. Pengetahuan Sanitasi dan Aplikasinya. CV Aneka Ilmu :
Semarang.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D.Alfabeta : Bandung.
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka
Cipta : Jakarta
Syafrudin. 2015. Ilmu Kesehatan Masyarakat. CV Trans Info Media : Jakarta
Trisnaningsih. 2016. Demografi Edisi 2. Media Akademi : Yogyakarta.
Prabhastiyah. 2014. Hubungan Antara Kondisi Sanitasi Lingkungan Dan
Personal Hygiene Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah
Kerja Puskesmas Watu Kumpul Kabupaten Pemalang (Skripsi).
Universitas Diponegoro : Semarang.
Valentines Darsono. 1995. Pengantar Ilmu Lingkungan Edisi Revisi. Andi Offset :
Yogyakarta.
Zoer’aini Djamal Irwan. 2010. Prinsip –Prinsip Ekologi, Ekosistem dan
Pelestariannya. Bumi Aksara : Jakarta.
Perundang-undangan
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional