Page 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
“DAMPAK PROGRAM UPPKS DALAM UPAYA
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN EKONOMI DALAM
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA”
(Studi Deskriptif Kualitatif mengenai Dampak Program UPPKS Dalam Upaya
Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Keluarga dalam Menanggulangi Kemiskinan
di Kampung Ngoresan Kelurahan Jebres Kota Surakarta)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi
Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Sosiologi
Oleh:
Lody Hadiansyah
D 0307046
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
Page 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Penulisan Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Panitia
Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
pada:
Hari :
Tanggal :
Pembimbing,
Dr. Yulius Slamet, M.Sc
NIP.19480316 197612 1 001
Page 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah Diuji dan Disahkan Oleh Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Pada Hari :
Tanggal :
Panitia Penguji :
1.Dr Mahendra Wijaya. M.S (...............................)
19600723 1987021 001
2. Dra. Hj. Sri Hilmi Pujihartati, Msi (……………………)
19630730 1991032 001
3. Dr Yulius Slamet, M. Sc (……………………)
19480316 1976121 001
Disahkan Oleh :
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan,
Drs. Pawito,Ph.D
NIP. 195408051985031002
Page 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini tidak bisa terselesaikan dengan baik tanpa dukungan dan motivasi dari
semua pihak, maka saya ingin mempersembahkan karya ini kepada :
ALLAH SWT atas segala rahmat dan hidayah Mu untuk setiap
detik dalam hidupku
Kedua Orang tuaku terima kasih atas segala dukungan, doa
dan perhatiannya
Adikku Tersayang
Sahabat-sahabat yang telah menemaniku setiap waktu
teman-teman seperjuangan, sosiologi 2007
almamaterku
Page 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
“Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar)
apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan
kelapangan sesudah kesempitan.”
( Q.S. Ath-Thalaaq : 7 )
“Di dunia ini tidak ada yang mudah, tetapi juga tidak ada yang tidak
mungkin.” (Napoloeon Bonaparte)
“You made a mistake. So What?? Live it, Learn from it, move on..”
( Lody Hadiansyah )
Page 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, dengan limpahan kasih
sayang-Nya lah kita selalu diberi petunjuk, walaupun terkadang kita sendiri tidak
dapat langsung memahami petunjuk tersebut, dan ketika waktu sudah berlalu
barulah kita paham akan petunjuk-petunjuk-Nya.
Penulis telah selesai dalam pengerjaan skripsi dengan judul :
“DAMPAK PROGRAM UPPKS DALAM UPAYA PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN EKONOMI DALAM MENANGGULANGI
KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA” yang semua ini dipersiapkan dan
diajukan sebagi prasyarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Penulis menyadari bahwa, keberhasilan dalam menyelesaikan tulisan
ini tentu saja tidak terlepas dari adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah
membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam
kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati ingin menyampaikan rasa
terima kasih yang tulus kepada :
1. Prof. Drs. Pawito,Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Dr. Bagus Haryono, M.Si selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Dr Yulius Slamet, M.Sc, selaku Pembimbing Skripsi. Terima kasih banyak
atas bimbingan dan pengetahuannya.
4. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmunya kepada peneliti serta
seluruh staff Fakultas FISIP UNS yang telah membantu.
Page 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
5. Ibu Dra Bidara Dyah Eni, Msi Selaku Kasubid KB Bapermas Kota
Surakarta yang telah membantu saya serta memberikan data-data yang
saya butuhkan.
6. Seluruh informan, Kelompok UPPKS Menur 18 yang telah memberikan
informasi yang saya perlukan di dalam penyusunan skripsi ini.
7. Mama, Papa, Serta adek-adek ku Sendy dan Dany, terima kasih untuk
segala dukungan, perhatian, bantuan dan Doa nya.
8. Ratna Herlinda Sekarfitri terima kasih buat inspirasinya selama ini,
dukungan dan motivasi, serta tempatku berkeluh kesah dalam
menyelesaikan laporan skripsi ini.
9. Sahabatku ―Chonkbuzz‖ Panggio, Galih, Dyan, Sigit, Ariep, Antonia,
Panjul, Terima kasih untuk persahabatan yang terjalin selama ini dan tidak
punah dimakan waktu. (Thank‘s for all and keep our friendship)
10. Teman-teman Sosiologi 2007 Dodyk, Naomi, Harjono, Ardhy, Bagas,
Kharis, Ria, Tangguh, Zaid, Joan, dan yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, terima kasih atas kebersamaan kita selama ini.
11. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan laporan skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, yang disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang
penulis miliki. Oleh karena itu penulis membuka diri terhadap segala kritik
maupun saran yang bersifat membangun dan menyempurnakan laporan skripsi ini.
Page 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini berguna dan
bermanfaat bagi pembaca yang budiman.
Surakarta, Februari 2012
Lody Hadiansyah
Page 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN...........................................................................iv
HALAMAN MOTTO...........................................................................................v
KATA PENGANTAR .........................................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................ix
DAFTAR MATRIK.............................................................................................xiii
DAFTAR BAGAN .............................................................................................xiv
ABSTRAK.................................................................................................. .......xv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... .. 1
A. Latar belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan masalah............................................................................ 6
C. Tujuan penelitian............................................................................. 7
D. Manfaat penelitian........................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………. ….9
1. Konsep ………………………………………………………………..9
a. Kemiskinan……………………………………………………..9
b. Pemberdayaan Masyarakat…………………………………….13
c. Program UPPKS………………………………………………...14
2. Teori……………………………………………………………………24
3. Kerangka Pemikiran…………………………………………………..28
4. Definisi Konseptual……………………………………………………29
Page 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
BAB III METODOLOGI……………………………………………….…….31
A. Metode Penelitian……………………………………………………..31
a. Evaluasi…………………………………………………………31
1. Jenis Penelitian…………………………………………………………37
2. Lokasi Penelitian………………………………………………………38
3. Sumber data…………………………………………………………...39
a. Sumber data primer…………………………………………….39
b. Sumber data sekunder………………………………………….40
4. Tehnik Pengumpulan Data…………………………………………..40
a. Observasi………………………………………………………..40
b. Wawancara Mendalam ( in-depth interview )………………..41
c. Dokumentasi…………………………………………………..41
5. Tehnik Pengambilan Sampel………………………………………..42
6. Validitas Data………………………………………………………... 43
7. Tehnik Analisis Data ……………………………………………...... 43
a. Pengumpulan data…………………………………………… 44
b. Reduksi Data………………………………………………… 45
c. Penyajian Data ……………………………………………… 45
d. Penarikan Kesimpulan………………………………………. 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 48
A. Diskripsi Lokasi .............................................................................. 48
Page 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
B. Profil Informan…………………………………………………….. 52
C. Sejarah UPPKS …………………………………………………….. 56
D. Dampak Program UPPKS Terhadap Para Anggota UPPKS………. 58
D.1 Faktor Ekonomi……………………………………………59
E. Efektifitas Program UPPKS Terhadap Para Anggota UPPKS ……. 63
F. Kesesuaian Hasil Program UPPKS Dengan Tujuan Semula ……… 79
F.1 Sebagai Proses Belajar Usaha Ekonomi Produktif………... 79
F.2 Mampu Meningkatkan Sikap dan Perilaku Anggota Untuk Hi
dup Lebih Sejahtera………………………………………. 82
F.3 Mampu Meningkatkan Pengetahuan Dan Keterampilan Wanita
Dalam Membangun Ketahanan Ekonomi Keluarga …….. 84
F.4 Mampu Meningkatkan Sumber Daya Manusia …………… 87
F.5 Mampu Meningkatkan Profesionalisme Kewirausahaan …..90
F.6 Mampu Meningkatkan Ekonomi Keluarga ………………… 90
G. Manfaat Atau Keuntungan Program UPPKS ………………………. 92
G.1 Faktor Ekonomi……………………………………………. 92
.2 Pengetahuan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia….95
H. Efisiensi Program UPPKS Dalam Menggunakan Sumber Daya Manu
sia…………………………………………………………………… 100
I. Kendala Yang Dihadapi Kelompok UPPKS Menur 18 …………... 104
J. Evaluasi Dampak Pelaksanaan Program UPPKS di Kampung Ngoresa
Page 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
n Kelurah Jebres ……………………………………………………. 107
K. Analis Teori ………………………………………………………… 115
BAB V PENUTUP.................................................................................. ..
A. Kesimpulan....................................................................................120
B. Implikasi........................................................................................122
1. Implikasi teoritis..................................................................122
2. Implikasi metodologis......................................................... 123
3. Implikasi empirik.................................................................125
C. Saran.............................................................................................126
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Page 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR MATRIK
Matrik 4.1 Dampak Program UPPKS Terhadap Kelompok UPPKS Menur
18....... …………………………………………………………61
Matrik 4.2 Klasifikasi Anggota Kelompok UPPKS Menur 18 …………... 67
Matrik 4.3 UPPKS Sebagai Proses Belajar Ekonomi Produktif …………. 71
Matrik 4.4 UPPKS Mampu Meningkatkan Sikap Dan Perilaku Anggota
Untuk Hidup Lebih Sejahtera ……………………………….. 73
Matrik 4.5 UPPKS Mampu Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan
Keluarga dalam Membangun Ketahanan Ekonomi Keluarga …77
Matrik 4.6 UPPKS Mampu Meningkatkan Sumber Daya Manusia ………. 79
Matrik 4.7 UPPKS Mampu Meningkatkan Ekonomi
Keluarga……………………………………………………….. 82
Matrik 4.8 Rapat rutin kelompok UPPKS Menur 18………………………93
Matrik 4.8 Kendala yang Dihadapi Kelompok UPPKS Menur 18 ……….. 95
Page 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
Daftar Bagan
Bagan 1.1 Kerangka Berpikir............................................................ 28
Bagan 1.2 Teknik Analisa Data........................................................ 45
Page 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
ABSTRAK
LODY HADIANSYAH, D0307046, “Dampak Program UPPKS Dalam
Upaya Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Keluarga dalam Menanggulangi
Kemiskinan di Kota Surakarta, Skripsi, Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, 116 halaman.
Program UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan keluarga Sejahtera)
memiliki tujuan dimana membangun ketahanan ekonomi dan kemandirian
keluarga serta masyarakat melalui kemampuan wanita dalam rangka mewujudkan
keluarga kecil bahagia dam sejahtera. Dalam penelitian ini membahas mengenai
dampak program UPPKS dalam upaya peningkatan kesejahteraan ekonomi
keluarga dalam menanggulangi kemiskinan di kota Surakarta. Teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teori matra pemberdayaan Talcoot Parson.
Penelitian ini mengambil lokasi di RW 18 Kelurahan Jebres,
Kecamatan Jebres, Kota Surakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana dampak yang ditimbulkan dari program ini terhadap para
pesertanya. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian analisis deskriptif
kualitatif. Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder dengan
tehnik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Tehnik
penarikan sampel menggunakan tehnik purposive sampling. Untuk menjamin
validitas data digunakan trianggulasi sumber data, sedangkan analisis data yang
digunakan adalah analysis interaktif.
Dari hasil penelitian bahwa dapat disimpulkan secara garis besar bahwa
UPPKS yang dilaksanakan di RW 18 Kelurahan Jebres, Kota Surakarta dapat
dinyatakan berhasil dan berjalan sesuai rencana. Dampak yang diberikan program
UPPKS terhadap para anggota kelompok UPPKS Menur 18 sendiri pun
memberikan dampak yang cukup baik. Program UPPKS merupakan program
pemberdayaan masyarakat dari pemerintah pusat yang berwujud pemberian modal
pinjaman dengan bunga rendah ( 0,5%) dimksudkan untuk membentuk suatu
kelompok UPPKS yang merupakan unit binaan BKKBN ditingkat akar rumput
untuk kegiatan pemberdayaan ekonomi keluarga. Hanya keluarga dengan kategori
pra sejahtera dan Keluarga sejahtera tingkat I dan juga ibu-ibu peserta KB yang
diperbolehkan mengikuti. Lewat program UPPKS ini Kelurahan Jebres mampu
mempunyai2 kelompok, diantaranya adalah Kelompok UPPKS Menur 18 yang
bergerak di bidang produksi usaha jamur tiram dan usaha kecil lainnya. Program
UPPKS dirasakan berjalan efektif karena mampu mengangkat sebagian besar
kriteria keluarga.Selain itu program UPPKS sendiri memberikan banyak manfaat
seperti, meningkatkan pendapatan keluarga untuk meningkatkan taraf hidup,
menjadikan alternative pekerjaan sampingan dari pekerjaan utama masyarakat
Kelurahan Jebres yang kebanyakan mengandalkan pendapatan dari gaji suami
mereka saja, Mengembangkan potensi sumber daya manusia melalui cara – cara
pengelolaan organisasi maupun cara mengelola usaha masing-masing anggota
kelompok, serta menumbuhkan jiwa kewirausahaan
Kata Kunci : Dampak,UPPKS Kelurahan Jebres
Page 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
ABSTRACT
Lody Hadiansyah D0307046, “The Impact Of Program UPPKS On
Improvement The Economic Welfare Of The Family In Tackling Poverty In
The City Of Surakarta. ”(Analysis of Descriptive Qualitative about The
Impact Of Program UPPKS On Improvement The Economic Welfare Of The
Family In Tackling Poverty In The City Of Surakarta , Sub-district Ngoresan,
Surakarta), Thesis, Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Sebelas Maret University, 116 page.
UPPKS Program (Business Income Family Welfare) has a goal in which to
build economic security and independence of families and communities through a
woman's ability in order to realize a prosperous dam happy little family. In this
study discusses the impact of UPPKS program in improving the economic welfare
of the family in tackling poverty in the city of Surakarta. Theory used in this study
is the theory of empowerment dimension Talcoot Parson
This study took place in RW 18 Sub Jebres, Jebres District, the city of
Surakarta. The purpose of this study was to determine how the impact of this
program on its participants. This research included in this type of descriptive
analysis of qualitative research. The data used consists of primary data and
secondary data with the technique of gathering data through observation,
interview and documentation. Sampling technique using purposive sampling
techniques. To ensure the validity of data used triangulation of data sources, while
the analysis of the data used is interactive analysis.
From the results of the study concluded that in general we can conclude
that UPPKS held in RW 18 Sub Jebres, Surakarta be declared a success and went
according to plan. The impact of a given program against members of the group
UPPKS UPPKS Menur 18 itself was a pretty good impact. UPPKS program is a
community empowerment program in the form of the central government for
capital to low-interest loans (0.5%) dimksudkan to form a group which is a unit
built UPPKS BKKBN grassroots level for the family's economic empowerment.
Only the category of pre-prosperous family and prosperous family level I and also
mothers planning participants are allowed to follow. Through this program
UPPKS Village Jebres able mempunyai2 groups, including the Group of 18
UPPKS Menur engaged in the production of oyster mushrooms and other small
businesses. UPPKS programs perceived to be effective because it can raise most
of the criteria that keluarga.Selain UPPKS program itself provides many benefits
such as, increasing the family income to improve living standards, making the
alternative main job of the Village Jebres job that mostly rely on their husband's
income from wages alone , Developing the potential of human resources in a way
- a way of managing organizations and how to manage the business of each
member of the group, as well as foster the entrepreneurial spirit
.
Page 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fenomena pembangunan di setiap negara tidak dapat dilepaskan
dan senantiasa terkait dengan unsur manusia. Sebab selain manusia adalah
pelaku dari pembangunan, manusia sekaligus sebagai tujuan dari proses
pembangunan atau dapat dikatakan bahwa manusia merupakan subyek
sekaligus juga sebagai obyek pembangunan itu sendiri. Manusia baik
individu maupun kelompok senantiasa terkait dalam proses pembangunan.
Tanpa adanya keikutsertaan dari warga negara dalam menyumbangkan
tenaga dan pikiran, ilmu pengetahuan dan keterampilan, serta keahlian dan
kemampuan maka proses pembangunan tidak akan berjalan. Manusia
sebagai obyek pembangunan dimaksudkan bahwa setiap usaha
pembangunan diarahkkan untuk mencapai kesejahteraan manusia, yaitu
demi terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur. Peran manusia
sebagai pelaku sekaligus sebagai tujuan dari pembangunan tersebut
menunjukkan bahwa unsur manusia merupakan faktor yang sangat
penting dalam pelaksanaan pembangunan di suatu negara.
Demikian halnya dengan pelaksanaan pembangunan di Indonesia
berbagai konsep pembangunan telah dilakukan untuk meningkatkan
kesejahteraan manusia Indonesia. Namun yang terpenting dalam
pembangunan Indonesia adalah konsep pembangunan yang berkelanjutan (
Page 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
sustainable development ) yang didukung oleh konsep pembangunan
manusia Indonesia (human development), dimana manusia menjadi fokus
atau pusat dari pembangunan.
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menganut konsep
yang lebih luas dan menyeluruh menempatkan manusia sebagai malhluk
pribadi, makhluk sosial, dan makhluk religious sehingga arah
pembangunan Indonesia adalah pembangunan Indonesia seutuhnya dan
pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya, dengan mengusahakan
pembangunan fisik dan non fisik serta kesejahteraan sosial. Pembangunan
yang berpusat pada manusia dan masyarakat Indonesia sasaran utamanya
adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia agar mereka mampu
berperan secara aktif dalam pembangunan, mempunyai kemandirian serta
mampu meningkatkan efisiensi dan produktiviatas nasional dalam
menghadapi tantangan –tantangan permasalahan baik dari dalam maupun
luar negeri. Oleh karena itu, proses pelaksanaaan dan peningkatan kualitas
produk sebagai sumber daya manusia yang potensial dan produktif
merupakan suatu permasalahan yang sangat penting dan pendidikan
merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia.
Pembangunan nasional yang dicanangkan oleh pemerintah secara
normatif bertujuan untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan
bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun tampaknya hanya menggapai-gapai
Page 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
keberhasilan karena penduduk miskin masih terdapat di perdesaan dan
perkotaan. Bahkan orang-orang miskin terlihat berkelompok-kelompok di
perempatan jalan menjadi pengemis, pengamen, peminta sumbangan,
tukang semir sepatu dll. Selain itu banyak pula para penganggur, korban
PHK, orang-orang/buruh-buruh yang tidak menentu pendaptannya yang
harus dibantu oleh pemerintah baik dana, pendidikan, sarana atau fasilitas
yang mengungkit mereka dari garis kemiskinan.
Program UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
Sejahtera) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan
dan ketahanan keluarga yang dicerminkan oleh meningkatnya kemampuan
keluarga dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Harapannya adalah
dengan meningkatnya kondisi ekonomi keluarga, maka mereka akan
memiliki kemampuan untuk meningkatkan kondisi kesehatan, pendidikan,
kemampuan dalam pengaturan, dan tumbuh kembang anak. Program ini
dilakukan melalui peningkatan pemberdayaan keluarga dalam bidang
usaha ekonomi produktif.
Upaya yang dilakukan secara langsung adalah memberi
kesempatan kepada masyarakat, terutama keluarga miskin, untuk
meningkatkan tahapan kesejahteraan mereka melalui pemberdayaan
ekonomi keluarga. Kegiatan pemberdayaan keluarga di antranya dengan
memberikan pembelajaran dalam berbagai bidang usaha atau menjadi
tenaga terampil melalui pendekatan kelompok, yakni kelompok UPPKS.
Page 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Dengan sekaitan itu dalam ketentuan Rancangan Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2004—2009 menyebutkan antara lain
diperlukan adanya upaya peningkatan pendapatan keluarga khususnya bagi
keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera I, BKKBN lebih
memantapkan diri melaksanakan program pemberdayaan ekonomi
keluarga. Dukungan yang telah diberikan meliputi bantuan modal usaha,
alat teknologi tepat guna, dan pelatihan keterampilan sumber daya
manusia bagi kelompok UPPKS. Bantuan tersebut diharapkan dapat
menunjang peningkatan usaha sehingga pendapatan kelompok akan
bertambah.
Secara umum tujuan UPPKS ialah untuk meningkatkan kegiatan
usaha ekonomi produktif dan keterampilan terutama untuk keluarga
akseptor keluarga berencana yang tergabung dalam kegiatan kelompok
UPPKS. sementara secara spesifik tujuan dibentuknya kelompok UPPKS
antra lain: meningkatnya jumlah modal usaha dalam pengembangan usaha
kegiatan kelompok UPPKS, meningkatnya jumlah kelompok UPPKS yang
memperoleh modal usaha, meningkatnya jumlah anggota kelompok
UPPKS yang berusaha, meningkatnya kualitas usaha kegiatan kelompok
UPPKS, meningkatnya kesejahteraan keluarga khususnya keluarga
prasejahtera (keluarga miskin) (BKKBN, 2005).
Upaya yang dilakukan itu ditindaklanjuti dengan melaksanakan
berbagai model penganggulangan kemiskinan. Salah satu model yang
Page 21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
dilakukan adalah melalui kelompok UPPKS (Upaya Peningkatan
Pendapatan Keluarga Sejahtera). Pada model ini masyarakat miskin
dikelompokkan untuk memecahkan masalah ekonominya secara bersama-
sama dalam kelompoknya.
Peneliti memilih judul Penelitian ini adalah ―Dampak Program
UPPKS Dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Keluarga
dalam Menanggulangi Kemiskinan di Kota Surakarta‖. Adapun alasan
pemilihan judul tersebut menurut penulis karena penduduk miskin di kota
Surakarta masih tergolong tinggi dan dengan kelompok UPPKS
nampaknya dapat menanggulangi masalah kemiskinan yang ada di kota
Surakarta.
Jumlah penduduk di kota Surakarta pada tahun 2009 sebanyak
528.202 jiwa yang terdiri dari laki – laki 245.043 Jiwa dan perempuan
283.159 Jiwa. Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin di
kota Surakarta dalam kurun waktu 2006—2008 mengalami peningkatan,
yakni dari 77.600 jiwa penduduk atau 15,21% naik menjadi 83.400 jiwa
atau 16,13% (BPS, kota Surakarta).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dalam latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
pkok permasalahan sebagai berikut :
Page 22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
1. Bagaimana Dampak Program UPPKS dalam upaya
peningkatan ekonomi keluarga dalam menanggulangi
kemiskinan dikota Surakarta?
2. Apakah program UPPKS itu efektif dalam mengurangi
kemiskinan di kota Surakarta?
3. Apa hasil dari program UPPKS sesuai dengan tujuan semula ?
4. Apakah program UPPKS menimbulkan akibat yang
dikehendaki ?
5. Apakah program UPPKS efisien dalam menggunakan sumber
daya manusia dalam kelompok UPPKS ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut maka
penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui hambatan yang terjadi di dalam kelompok UPPKS.
2. Mengetahui bagaimana dampak yang terjadi setelah adanya program
UPPKS bagi masyarakat kota Surakarta.
3. Mengetahui seberapa efektifkah program UPPKS dalam
menanggulangi kemiskinan di kota Surakarta
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
Page 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
1. Manfaat Teoritis
Membuktikan dan menerapkan teori-teori sosiologi dalam
permasalahan mengenai dampak Program UPPKS dalam upaya
peningkatan pendapatan keluarga dalam menanggulangi
kemiskinan di Kota Surakarta.
2. Manfaat Praktis
Mengembangkan penalaran bentuk pola pikir dinamis, sekaligus
untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu
yang diperoleh.
Sebagai bahan evaluasi bagi Pemerintah akan program-program
yang telah diberlakukan yang menyangkut tentang peningkatan
ekonomi masyarakat yang terjadi di kota Surakarta.
Page 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Yang Digunakan
a. Kemiskinan
Kemiskinan adalah konsep abstrak yang dapat dijelaskan secara
berbeda tergantung dari pengalaman, perspektif, sudut pandang yang
diambil, atau ideology yang dianut. Specker (1993) menyatakan bahwa
kemiskinan mencakup (1) kekurangan fasilitas fisik bagi kehidupan yang
normal, (2) gangguan dan tingginya risiko kesehatan, (3) risiko keamanan
dan kerawanan kehidupan sosial ekonomi dan lingkungannya, (4)
kekurangan yang mengakibatkan tak bisa hidup layak, dan (5)
kekurangan dalam kehidupan sosial yang dapat ditunjukkan oleh
ketersisihan sosial, ketersisihan dalam proses politik, dan kualitas
pendidik yang rendah.
Konfrensi Dunia untuk Pembangunan Sosial telah mendefinisikan
kemiskinan sebagai berikut :
―Kemiskinan memiliki wujud yang majemuk, termasuik rendahnya
tingkat pendapatan dann sumber daya produktif yang menjamin
kehidupan berkesinambungan; kelaparan dan kekurangan gizi;
rendahnya tingkat kesehatan; keterbatasan dan kurangnya akses
kepada pendidikan dan layanan pokok lainnya; kondisi tak wajar
dan kematian akibat penyakit yang terus meningkat; kehidupan
Page 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
bergelandang dan tempat tinggal yang tidak memadai; lingkungan
yang tidak aman; serta diskriminasi dan keterasingan sosial.
Kemiskinan juga dicirikan oleh rendahnya tingkat partisipasi
dalam proses pengambilan keputusan dan dalam kehidupan sipil,
sosial dan budaya.
Maxwell (1999) menggunakan istilah kemiskinan untuk
menggambarkan: keterbatasan pendapatan dan konsumsi,
keterbelakangan derajat dan martabat manusia, ketersingkiran sosial,
keadaan yang menderita karena sakit, kurangnya ketidakmampuan dan
ketidak berfungsian fisik untuk bekerja, kerentanan (dalam menghadapi
perubahan politik dan ekonomi), tiadanya keberlanjutan sumber
kehidupan, tidak terpenuhinya kebutuhan dasar, dan adanya perampasan
relatif (relative depritation).
Dari beberapa definisi tentang kemiskinan di atas, secara umum
semuanya menunjukkan bahwa kemiskinan merupakan kondisi dimana
seseorang atau suatu keluarga berada dalam keadaaan: ―kekurangan dan
atau ketidak layakan hidup menurut standar-standar tertentu, ketidak atau
kekurangan mampuan fisik seseorang, ketiadaan atau kekurangan akses
dalam memperoleh pelayanan minimal dalam berbagai bidang kehidupan,
serta sulit atau kurang memperoleh akses dalam proses pengambilan
kebijakan‖.
Office of the High Commisioner of Human Rights, United Nations
menyatakan bahwa kemiskinan terjadi karena adanya pengingkaran hak-
Page 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
hak manusia, karena itu kemiskinan tidak mungkin diatasi tanpa realisasi
hak-hak manusia (OHCHR, 2001: hal.1). Bappenas dalam dokumen
Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan juga mendefinisikan
masalah dari perspektif ini. ―Masalah kemiskinan bukan hanya diukur
dari pendapatan, tetapi juga masalah kerentanan dan kerawanan orang
atau sekelompok orang baik laki-laki maupun perempuan untuk menjadi
miskin. masalah kemiskinan juga menyangkut tidak terpenuhinya hak-
hak dasar masyarakat miskin untuk mempertahankan dan
mengembangkan kehidupan bermartabat. Pemecahan masalah
kemiskinan perlu didasarkan pada pemahaman suara masyarakat miskin,
dan adanya penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak mereka
yaitu hak sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Oleh karena itu, strategi
dan kebijakan yang dirumuskan dalam SNPK didasarkan atas pendekatan
berbasis hak‖(Bappenas, 2005: hal. 15).
Kemiskinan absolut dan relatif adalah konsep kemiskinan yang
mengacu pada kepemilikan materi dikaitkan dengan standar kelayakan
hidup seseorang/keluarga. Kedua istilah ini menunjuk pada perbedaan
sosial (sosial distinction) yang ada dalam masyarakat berangkat dari
distribusi pendapatan. Perbedaaannya adalah bahwa pada kemiskinan
absolut ukurannya sudah lebih dahulu ditentukan dengan angka-angka
yang nyata atau indikator atau kriteria yang digunakan, sementara pada
kemiskinan relatif, kategorisasi kemiskinan ditentukan berdasarkan
perbandingan relatif tingkat kesejahteraan antar penduduk.
Page 27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Kemiskinan absolut secara sederhana adalah kepemilikan materi
atau standar kelayakan hidup orang atau keluarga yang berada digaris
atau di bawah garis subsisten. Indikatornya sangat terukur, dimana ada
standar kehidupan yang dikategorikan secara berjenjang yakni di bawah
garis kemiskinan, pada garis kemiskinan, dan di atas garis kemiskinan.
Dengan kata lain kemiskinan absolut adalah suatu kondisi di mana tingkat
pendapatan seseorang tidak cukup memenuhi kebutuhan sandang, papan,
kesehatan, dan pendidikan. Rendahnya tingkat pendapatan ini terutama
disebabkan oleh keterbatasan sarana dan prasarana fisik dan kelangkaan
modal atau miskin karena sebab alami. (Sayoga, 1988)
Kemiskinan relatif berbeda dengan kemiskinan Absolut,
kemiskinan relatif pada dasarnya menunjuk pada perbedaan relatif tingkat
kesejahteraan kelompok masyarakat. Mereka yangberada di lapis
terbawah dalam persentil derajat kemiskinan suatu masyrakat
digolongkan sebagai penduduk miskin. Dengan kategorisasi seperti ini,
dapat saja mereka digolongkan sebagai miskin sebenarnya sudah dapat
mencukupi hak-hak dasarnya, namun tingkat kepenuhannya berada di
lapisan terbawah. Kemiskinan relatif memahami kemiskinan dari dimensi
ketimpangan antar kelompok penduduk. Pendekatan ketimpangan tidak
berfokus pada pengukuran garis kemiskinan, tetapi pada besarnya
perbedaan antara 20 atau 10% masyarakat dengan 80 atau 90%
masyarakat lainnya. Kajian yang berorientasi pada pendekatan
ketimpangan tertuju pada upaya mamperkecil perbedaan antara mereka
Page 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
yang berada di bawah (miskin) dan mereka yang makmur (better- off)
dalam setiap dimensi stratifikasi dan diferensiasi sosial.
b. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat pada umumnya adalah upaya
memperkuat unsur-unsur keberdayaan itu meningkatkan harkat dan
martabat lapisan masyarakat yang berada dalam kondisi tidak mampu
dengan mengandalkan kekuatannya sendiri sehingga dapatkeluar dari
kemiskinan dan keterbelakangan, atau proses memampukan dan
memandirikan masyarakat (Kartasasmita, 1997:74). Payne (1997:266),
yang mengemukakan bahwa pemberdayaan (empowerment), pada intinya
ditujukan guna:
”To help clients gain power of decision and action over their own
lives by reducing the effect of soscialpersonal blocks to exercising
exiting power, by increasing capacity and self-confidence to use
power and by transferring power from the environment to clients.”
(Membantu klien memperoleh daya untuk mengambil keputusan
dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan yang terkait
dengan mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadidan
sosial dalammelakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui
peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan
daya yang ia miliki, antara lain melalui transfer daya dari
lingkungannya).
Page 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Shardlow (1998:32) melihat bahwa berbagai pengertian yang ada
mengenai pemberdayaan, pada intinya membahas bagaimana individu,
kelompok, ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka
sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan
keinginan mereka. Dalam kesimpulannya, Shardlow menggambarkan
bahwa pemberdayaan sebagai suatu gagasan tidaklah jauh berbeda
dengan gagasan Biestek (1961) yang dikenal dibidang pendidikan ilmu
kesejahteraan sosial dengan nama ‗Self-Determination‘. Prinsip ini pada
intinya mendorong klien untuk menentukan sendiri apa yang harus ia
lakukan dalam kaitannya dengan upaya mengatasimasalah yangia hadapi
sehingga klien mempunyai kesadaran dan kekuasaan penuh dalam
membentuk hari depannya.
c. Program UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
Sejahtera)
UPPKS Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga sebagai
program beyond family planning yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarga, khususnya peserta KB Keluarga Pra S dan KS
I.Program ini tertuang dalam Perpres No. 7 tahun 2005 tentang RPJMN
2004-2009, mencakup sosialisasi kebutuhan dasar, akses sumber daya
ekonomi, capacity building, perluasan cakupan dan peningkatan kualitas
usaha Kelompok UPPKS.
Page 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Kegiatan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera
(Uppks)
1. Apakah UPPKS itu?
UPPKS adalah kelompok kegiatan dari para keluarga dalam
paguyuban keluarga sejahtera, melakukan kegiatan ekonomi produktif
yang dapat meningkatkan pendapatan keluarga dalam rangka
mewujudkan keluarga sejahtera.
a. Bentuknya Pra koperasi yang berasaskan kegotongroyongan
b. Usaha ekonomi produktif di bidang pertanian industri kecil/industri
rumah tangga, jasa atau perdagangan
c. Diharapkan dapat meningkatkan pendapatan keluarga dalam
rangka mewujudkan keluarga sejahtera.
d. Memantapkan ketahanan ekonomi keluarga.
e. Meningkatkan kemandirian keluarga .
f. Untuk menunjang terwujudnya keluarga kecil bahagia dan
sejahtera.
2. Siapakah Anggota UPPKS?
Adalah para wanita/ibu rumah tangga yang ada pada atau
sebagai:
a. Keluarga pra sejahtera
b. Keluarga sejahtera I
c. Keluarga sejahtera II dan seterusnya
d. Akseptor KB
Page 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
e. Calon Akseptor KB
f. Anngota masyarakat lainnya yang belum ber KB
Unsur Mutlak yang harus dipenuhi dalam UPPKS
1. Adanya pengurus
2. Terlaksananya pertemuan rutin
3. Adanya Usaha ekonomi produktif
4. Mempunyai Administrasi keuangan
3. Apakah Tujuan UPPKS
Umum
Membangun ketahanan ekonomi dan kemandirian keluarga serta
masyarakat melalui kemampuan wanita dalam rangka mewujudkan keluarga kecil
bahagia dan sejahtera.
Khusus
a. Sebagai proses belajar usaha ekonomi produktif
b. Meningkatnya sikap dan perilaku anggota untuk hidup lebih
sejahtera
c. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan wanita dalam
membangun ketahanan ekonomi keluarga.
d. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia
e. Meningkatnya profesonalisme kewirausahaan
f. Meningkatnya kondisi ekonomi keluarga
4. Kebijakan UPPKS
Page 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
a. Sebagai proses belajar dalam rangka meningkatkan
profesionalisme kewirausahaan
b. Diberikan kepada paguyuban keluarga sejahtera berkembang dan
mandiri
c. Diarahkan untuk menigkatkan kemampuan wanita dalam
membangun fungsi ekono mi keluarga.
d. Dilaksanakan melalui kemitraan, koordinasi, kerjasam adengan
pemerintah, BUMN, swasta, dan dukungan masyarakat itu sendiri.
e. Untuk menurunkan jumlah keluarga Pra sejahtera dan keluarga
sejahtera I
f. Untuk memantapkan penerimaan keluarga kecil
5. Langkah Langkah Kegiatan UPPKS
a. PERSIAPAN
1) Pembentukan Kesepakatan
2) Seleksi Paguyuban Keluarga Sejahtera
Paguyuban keluarga sejahtera yang diberikan kegiatan
UPPKS, minimal harus mempunyai hal-hal sebagai berikut:
a. Adanya pengurus (minimal ketua,sekretaris, dan bendahara)
b. Melakukan pertemuan secara rutin
c. Anggotanya ada yang melakukan usaha ekonomi yang produktif
d. Mempunyai Administrasi Keuangan
b. Pemberian Modal
Apa yang dimaksud dengan modal?
Page 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Modal adalah tekad, tenaga atau jasa, sejumlah uang,
barang dan peralatanyang dapat dipergunakan untuk
pelaksanaan suatu usaha atau kegiatan.
Bentuk-bentuk modal
1. Kemampuan
Kemampuan kelompok/anggota kelompok UPPKS dalam
mengelola usaha/kegiatannya dengan menggunakan
modal yang ada atau tersedia di lingkungan sekitarnya.
2. Tekad
Kemauan dari anggota/kelompok UPPKS untuk
mengelola usaha dengan penuh tanggung jawab.
3. Tenaga atau Jasa
Kekayaan dari kelompok yang berbentuk jasa keahlian
dan keterampilan dari pengurus/anggota kelompok atau
orang yang bersedia untuk membantu secara aktif
mensukseskan kegiatan kelompok.
4. Uang
Sejumlah kekayaan dari kelompok UPPKS yang
berbentuk uang.
5. Barang
Kekayaan kelompok yang digunakan untuk kegiatan
usaha.
Pengelolaan Modal UPPKS
Page 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
1. Sumber Modal
Iuran
Pinjaman
a.BUMN
b.Bank
c.swasta
d.Pemerintah
2. Ketentuan Modal Pinjaman
a. Pinjaman dari BKKBN
Modal yang dipinjam harus dikembalikan untuk kemudian
dialihkan kepada kelompok lain yang telah ditetapkan.
b. Pinjaman dari BUMN , BANK ,SWASTA ,LSOM
Ketentuan sesuai dengan peraturan lembaga tersebut
3. Penyerahan Pinjaman Modal
Pinjaman modal (berupa surat hak pengambilan uang atau bentuk
lain) dalam suatu upacara sederhana.
4. Surat Perjanjian
Dilakukan penandatanganan surat perjanjian pengembalian
pinjaman
5. Penyaluran Uang Pinjaman UPPKS
Uang pinjaman modal UPPKS disalurkan melaui BANK
6. Ketentuan Pemberian Pinjaman Kepada Anggota Kelompok
a. Siapa yang boleh diberi pinjaman?
Page 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Anggota yang memiliki kegiatan usaha
Anggota yang dapat melakukan usaha
b. Berapa besar pinjaman yang dapat diberikan kepada anggota?
Besar pinjaman tergantung pada kemampuan keuangan
kelompok, jenis dan besar usaha
c. Bagaimana cara Anggota mengembalikan pinjaman?
Pinjaman dikembalikan secara angsuran setiap bulan
7. Cara Mencegah Tunggakan
a. Hati-hati dalam memberikan pinjaman
Diberikan pinjaman kepada mereka yang mempunyai atau
memilih kegiatan usaha yang menguntungkandan jelas-
jelas ada pemasarannya
Selidiki apakah ia mempunyai kebiasaaan meminjam dan
sering tidak mau mengembalikan/mengangsur pinjaman
b. Pertimbangan yang perlu diperhatikan
Tujuan pinjaman untuk kegiatan usaha
Anggota yang rajin menabung dan mengangsur
Tidak memiliki tunggakan
c. Pemberian pinjaman disaksikan oleh anggota lain
d. Ingatkan untuk mengingatkan tepat pada waktunya
e. Peminjam yang menuggak dapat dikenakan denda
8. Simpanan/Tabungan
a. Manfaat Simpanan
Page 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Membentuk dan mengembangkan sikap
berhemat,berencana ekonomis.
Mengembangkan kepercayaan kepada diri sendiri
Memperoleh modal kelompok secara swadaya
Membentuk dan mengembangkan modal usaha melalui
pemupukan simpanan
Macam Simpanan
1. Simpanan Pokok
Disetor pada saat menjadi anggota kelompok
Besarnya ditentukan oleh kelompok (sama jumlahnya bagi
setiap anggota kelompok)
Tidak dapat diambil bila yamg bersangkutan masih
menjadi anggota kelompok
Merupakan modal awal kelompok
2. Simpanan Wajib
Dibayar oleh anggota yang meminjam modal kepada
kelompok
Besarnya antara 5-10% dari kelompok pinjaman
Pengembaliannya diatur sebagai berikut:
~50% dikembalikan pada saat anggota yang bersangkutan
telah melunasi pinjaman
~50% sisanya dikembalikan enam bulan kemudian
Page 37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Pengembalian simpanan wajib tidak boleh mengganggu
kegiatan kelompok
3. Simpanan Sukarela
Besarnya dan penyetorannya terserah kepada anggota
Dapat diambil sewaktu-waktu
Merupakan tabungan anggota
4. Iuran Atau Sumbangan
Bersifat sukarela untuk membantu kelompok
Berasal dari perorangan atau kelompok/instansi/lembaga
5. Jasa Dan Biaya Pengelolaan
Diperoleh dari anggota yang meminjam
Besarnya jasa menurut kesepakatan anggota
Jasa digunakan untuk kepentingan kelompok
6. Manfaat Jasa
Untuk biaya pengayoman peserta KB, Posyandu, Bina
Keluarga Balita, untuk biaya administrasi kelompok
(membeli buku dan alat tulis), untuk biaya keterampilan
anggota, untuk uang lelah atau jasa pengurus.
Untuk pemupukan modal kelompok
Untuk hadiah pembayaran pinjaman tepat waktu
2. UPPKS Kota Surakarta
Badan Pemberdayaan Masyarakat pada tahun 2007 khususnya
bidang KB memiliki suatu program diantaranya adalah Program
Page 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
pemberdayaan dan ketahanan keluarga yaitu salah satunya dengan Program
UPPKS. Program UPPKS ini merupakan suatu program dalam rangka
pemberdayaan keluarga di bidang usaha dan tenaga terampil bagi Keluarga
Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I yang tergabung dalam kelompok
kegiatan UPPKS. Pada tahap awal Bapermas khususnya KB melakukan
sosialisasi ke setiap kelurahan di Kota Surakarta mengenai apa itu UPPKS
dan bagaimana cara membentuk kelompok UPPKS. Tahap kedua yaitu
melakukan seleksi terhadap kelompok-kelompok mana saja yang berhak
mendapatkan modal pinjaman sebesar Rp 5.000.000,00 tiap-tiap kelompok.
Setelah tahap seleksi maka tahap berikutnya adalah tahap pemberian modal
dimana tiap-tiap kelompok yang telah lolos seleksi diberikan modal pinjaman
yang diharapkan digunakan untuk membuat suatu kegiatan ekonomi
produktif. Disamping pemberian modal pihak pemerintah tidak lepas hanya
sebatas itu saja pihak pemerintah juga melakukan pembinaan terhadap
kelompok UPPKS serta pameran terhadap hasil produk masing-masing
kelompok UPPKS. Berikut ini daftar kelompok UPPKS kota Surakarta:
Tabel Kelompok UPPKS Kota Surakarta Tahun 2010
No Kecamatan Nama Kelompok Jenis Usaha
1 Banjasari a. Laweyan art
b. Sertono
a. Kerajinan Sandal Batik
b. Kerajinan Batik dan Blaco
2 Serengan a. Sejahtera II
b.Prio Utomo Kesuma
Jati
c. Bahagia
d. Jeruk
a. Dagang
b. Pakaian jadi, sayur mayor
c. Karak
d. Makanan/Rengginan
3 Ps. Kliwon a. P2MBG
b. Gajahan
a. Simpan Pinjam
b. Makanan Kecil
4 Jebres a. Anggrek
b. Ringin Semar
a. Jasa Boga.
b. Industri Rumah Tangga
Page 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
c. JB Kartika
d. Menur Kenanga
e. Anggrek
f. Anggrek II
g. Kenanga
h. Kemuning
i. Menur 28
j. Sejahtera
k. Menur 18
l. Guyub Rukun
m.Naya
n. Menur II
c. Industri Rumah Tangga
d. Industri Rumah Tangga
e. Telur Asin
f. Kerajinan Batik
g. Kacang telur/ makanan
kecil
h. Ayam bakar, telur, karak
i. Warung makan
j. Makanan
k. Jamur tiram
l. Makanan
m. Makanan Kecil
n. Konveksi
5 Banjasari a. Bina Sejahtera
b.Dahlia
c. Melati
d. Mawar RW 09
e. Mawar RW 02
f. Cut Nyak Dien
g. Dahlia
h. Putri Mandiri
i. Berkah
j. Anggrek
k.Melati
a. Usaha simpan pinjam
b. Usaha simpan pinjam
c. Handycraft
d. Pedagang bahan pokok
e. Dagang
f. Katering
g. Handycraft
h. Kacang telur, makanan
kecil
i. Makanan
j.Makanan
k.Simpan Pinjam
Sumber : Bapermas
Akan tetapi pada tahun 2010 ini program UPPKS ini dihentikan
disebabkan oleh karena banyak kelompok UPPKS yang tidak
mengembalikan modal bantuan pinjaman yang telah diberikan.
3. Teori yang digunakan
Page 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Dalam menelaah suatu fenomena dengan sudut pandang
sosiologi selalu berdasar pada paradigma dan teori. Untuk melihat
dampak dari program UPPKS dalam upaya peningkatan pendapatan
keluarga sejahtera ini menggunakan pada teori pemberdayaan dari
Talcott Parson. Parson membagi mantra pemberdayaan menjadi tiga
yaitu:
a. Aras mikro
Dilakukan individu melalui bimbingan konseling, stress manajeman,
krisis intervension .Tujuan dari hal ini adalah untuk melatih klien
untik menjalankan tugas kehidupan dan sering disebut sebagai
pendekatan yang bertugas pada tugas
b. Aras mezzo
Dilakukan pada sekelompok klien dengan menggunakan kelompok
sebagai media intervensi.Strategi ini untuk meningkatkan kesadaran,
pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar kemampuan
memecahkan masalah yang dihadapi adalah dengan melakukan
pendidikan dan pelatihan.
c. Aras Makro
Page 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Sering disebut sebagai strategi system besar karena sasaran
perubahan diarahkan pada system lingkungan yang lebih luas dengan
menggunakan strategi perumusan kebijakan, perencanaan sosial,
kampanye aksi sosial, lobbying, pengorganrisasian masyarakat, dan
manajemen konflik
Pendekatan pemberdayaan masyarakat:
a. Pemungkinan, menciptakan suasana potensi masyarakat yang
berkembang secara optimal
b. Penguatan, memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki
masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhannya
c. Perlindungan melindungi kelompok masyarakat terutama kelompok
lemah agar tidak tertindas kelompok luas
d. Penyokongan, memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat
mampu menjalankan peran dan tugas-tugas kehidupan.
e. Pemeliharaan, memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi
keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam
masyarakat.
Dapat kita lihat bahwa program Pemberian Modal mencakup
tiga aras yang disebutkan diatas seperti aras mikro, aras mezzo, dan aras
makro.Hal ini dapat dilihat pada ketiga aras seperti individu melalui biri
bimbingan konseling, tujuan dari hal ini adalah untuk melatih klien
Page 42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
untuk menjalankan tugas kehidupan dan sering disebut sebagai
pendekatan yang berpusat pada tugas (aras mikro), meningkatkan
kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar
kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi adalah dengan
melakukan pendidikan dan pelatihan (aras mezzo), strategi system besar
karena sasaran perubahan diarahkan pada system lingkungan yang
lebih luas dengan menggunakan strategi perumusan kebijakan,
perencanaan sosial, kampanye aksi sosial, lobbying, pengorganisasian
masyarakat dan manajemen konflik (aras makro).Hubungan ketiga aras
tersebut dengan Program UPPKS tersebut juga disertai pembentukan
kesepakatan, seleksi paguyuban keluarga sejahtera dan pengelolaan
usaha yang baik.
Upaya untuk menanggulangi kemiskinan telah laksanakan baik
dalam skala global, regional, nasional, maupun lokal. Selanjutnya upaya
pencarian data melalui berbagai penelitian dan pengkajian mengenai
penyebab kemiskinan pun sudah sering disurvei/diteliti dan diseminarkan
yang melibatkan para cendekiawan, birokrat, dan legislatif hingga
menghasilkan banyak buku, jurnal, peraturan pemerintah, dan undang-
undang.
Pandangan mengenai kemiskinan dapat dilihat dari paradigma
konsesus, strukltural fungsional, konflik dan alienasi, interaksionisme dan
etnometodologi, serta neokonservatif.
Page 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
4. Kerangka Pemikiran
Dampak Dampak
Kerangka pemikiran adalah suatu pandangan yang sistematis
mengenai permasalahan yang diteliti. Pada penelitian ini peneliti hendak
melakukan penelitian evaluasi terhadap program UPPKS ( Upaya
Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera ) di Ngoresan Kecamatan Jebres
kota Surakarta. Evaluasi program dimaksudkan untuk mengetahui proses
kerja dengan ketentuan yang telah ditetapkan dan faktor-faktor yang
berpengaruh dalam pelaksanaan program dalam mencapai suatu target yang
telah ditetapkan.
Menilai keberhasilan dari suatu pelaksanaan program tidak dapat
dilepaskan dari kerja sama anggota kelompok yang melaksanakan program.
Program yang ada tersebut biasanya adalah hasil dari kiebijakan suatu
organisasi yaitu pemerintah yang bertujuan untuk mencapai apa yang
Program
Pemberdayaan
Masyarakat
Miskin
Pemberian
Modal Usaha
Mikro
Pengentasan
Kemiskinan
Page 44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
diinginkannya yaitu peningkatan kesejehteraaan dan kualitas hidup sebuah
keluarga.
Dalam pelaksanaan program ini diperlukan kerjasama antara
pelaksana program BKKBN dengan para kelompok UPPKS dan juga
kerjasama disetiap anggota kelompok UPPKS itu sendiri. Dalam kerjasama
ini diharapkan tidak ditemukan adanya penyimpanngan-penyimpangan dan
diharapkan dari kerja sama ini bisa meningkatkan kegiatan pemberdayaan
ekonomi keluarga.
5. Definisi Konseptual
a. Dampak menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah pengaruh yng kuat
yang mendatangkan akibat (baik positif maupun negatif).
b. Program adalah Program dalam kamus Sosiologi didefinisikan sebagai
suatu perencanaan yang menyangkut segi kuantifikasi ( Soerjono
Soekanto, 1985). J. W. Eaton (1986) menyatakan program itu menunjuk
pada tindakan-tindakan tertentu yang berhubungan dengan pelaksanaan
dari fungsi-fungsi dan jasa-jasa yang merupakan keluaran lagi lembaga-
lembaga tersebut dan yang berhubungan dengan lingkaran ekstern.
Sedangkan menurut Westra program adalahrumusan yang di dalamnya
memuat gambaran pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan berikut
petunjuk-petunjuk mengenai cara pelaksanaannya. Pada umumnya di
dalam program dikemukakanpula fasilitas-fasilitas yang diperlukan,
Page 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
seperti waktu, penggunaan alat-alat perlengkpan, ketentuan wewenang
serta tanggung jawab pelaksana program (Pariatra Westra, 1989).
c. UPPKS Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga sebagai program yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, khususnya peserta
KB Keluarga Pra S dan KS I.Program ini tertuang dalam Perpres No. 7
tahun 2005 tentang RPJMN 2004-2009, mencakup sosialisasi kebutuhan
dasar, akses sumber daya ekonomi, perluasan cakupan dan peningkatan
kualitas usaha Kelompok UPPKS.
Page 46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB III
METODOLOGI
A. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode evaluasi. Penelitian evaluasi merupakan
aspek penting dari penelitian sosial terutama yang diarahakan pada
evaluasi social action program, yang disebut juga perubahan sosial yang
direncanakan. Program-program yang direncanakan untuk memperbaiki
kehidupan manusia, misalnya bidang pendidikan, bidang kesehatan, dan
lain-lain. Berdasarkan hal d atas maka dalam penelitian ini akan
membahas serangkaian kajian yang berkaitan dengan evaluasi Program
UPPKS ( Upaya Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera ) di
Kampung Ngoresan Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres Surakarta.
a. Evaluasi Pelaksanaan Program
Mengenai evaluasi, William N. Dunn menjelaskan evaluasi
adalah prosedur analisis yang digunakan untuk menghasilkan informasi
mengenai nilai atau manfaat dari serangkaian aksi di masa lalu dan atau di
masa depan. ( William N. Dunn 1998: 132 ).
Sedangkan Menurut Herbert H. Hyman Penelitian evaluasi
adalah prosedur penemuan fakta tentang aksi-aksi sosial yang
direncanakan. Dari definisi tersebut didalamnya mencakup dua substansi
yaitu, aspek konseptual: yaitu adanya hubungan aktivitas dengan tujuan
Page 47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
yang diinginkan, serta aspek metodologis yaitu bagaimana mengukur
akibat-akibat atau dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas program.
Selain Tatang M. Arifin ( 1986: 116 ) mengemukakan definisi
evaluasi adalah proses menilai dan menetapkan keberhargaan ( nilai )
sesuatu yang dan membandingkannya hasil karya atau peristiwa dengan
tolak ukur atau standar tujuan.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
evaluasi mengandung pengertian:
1. Dari sudut spesifikasi obyeknya berarti menilai hasil berbagai macam
program yang dilaksanakan pemerintah berkaitan dengan problem-
problem yang dihadapi masyarakat.
2. Dari sudut teknik penilaian merupakan cara untuk mengumpulkan
data-data yang diperlukan untuk menilai hasil-hasil program
pemerintah tadi.
3. Dari sudut analisisnya akan dapat menunjukkan hasil akhir (
kesimpulan ) dari kegiatan menilai program-program pemerintah
tersebut, apakah efektif atau tidak, mempunyai dampak positif lebih
besar daripada negatifnya atau sebaliknya.
M.T. Feurstein ( 1986:8) menyatakan bahwa hasil evaluasi
berarti membantu mereka yang terlibat dalam banyak jenis program
pengembangan untuk menfsir nilai pekerjaan yang sedang mereka
Page 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
lakukan. Menurut Feurstein ada sepuluh alasan pokok melakukan evaluasi,
yaitu :
1. Keberhasilan : Untuk mengetahui apa yang telah dicapai
2. Mengukur kemajuan : Apakah sesuai dengan sasaran program.
3. Memperbaiki sasaran monitoring : Agar managementnya lebih baik.
4. Mengetahui apakah usaha sudah efektif : Perubahan apakah yang
ditimbulkan oleh program.
5. Identifikasi kekuatan dan kelemahan : Untuk memperkuat program.
6. Keuntungan biaya : Apakah biayanya masuk akal.
7. Mengumpilkan informasi : Untuk merencanakan dan mengelola
aktivitas-aktivitas program secara lebih baik.
8. Berbagi pengalaman : mencegah orang lain tidak melakukan
kesalahan yang sama untuk mendorong mereka untuk menggunakan
metode yang sama.
9. Meningkatkan efektivitas : Agar lebih memberi dampak.
10. Memungkinkan rencana yang lebih baik : agar lebih sesuai dengan
kebutuhan orang banyak khususnya masyarakat tingkat bawah.
M. T. Feurstein (1990) memberikan Sembilan indikator yang
digunakan untuk menilai keberhasilan suatu program, yaitu :
1. Indikator Availabilitas
Page 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Indikator yang menunjukkan apakah sesuatu itu ada dan tersedia.
2. Indikator Relevansi
Indikator yang menunjukkan seberapa jauh sesuatu hal dapat dikatakan
relevan atau tepat.
3. Indikator Accesabilitas
Indikator yang menunjukkan apakah sesuatu itu benar-benar dapat
terjangkau oleh mereka yang memelukan.
4. Indikator kebergunaan
Indikator ini menunjukkan sejauh mana sesuatu yang telah disediakan
dipakai untuk tujuan semula.
5. Indikator Ketercakupan
Indikator yang menunjukkan apakah proposisi memerlukan sesuatu itu
dapat menerimanya.
6. Indikator kualitas
Indikator yang menunjukkan kualitas atau standar tertentu.
7. Indikator Usaha
Indikator yang menunjukkan kualitas atau standar tertentu.
Page 50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
8. Indikator Efisiensi
Indikator ini menunjukkan apakah sumber-sumber daya dan aktivitas-
aktivitas telah dimanfaatkan dengan cara yang terbaik.
9. Indikator Dampak
Indikator yang menunjukkan apakah sesuatu yang telah dilakukan itu
benar-benar menimbulkan perubahan.
Ripley ( 1985 ) dalam bukunya Samudra Wibawa dkk, (1994 :
8-9 ) menjelaskan beberapa persoalan yang harus dijawab oleh suatu
kegiatan evaluasi adalah sebagai berikut:
1. Kelompok dan kepentingan mana yang memiliki akses didalam
pembuatan kebijakan?
2. Apakah prosedur pembuatannya cukup rinci, terbuka dan memenuhi
prosedur?
3. Apakah program didesain secara logis?
4. Apakah sumber daya yang menjadi input memadai untuk mencapai
tujuan?
5. Apakah standar Implementasi yang baik menurut kebijakan tersebut?
6. Apakah program dilaksanakan sesuai dengan standar efisiensi dan
ekonomi?
7. Apakah uang yang digunakan dengan jujur dan tepat?
8. Apakah kelompok sasaran memperoleh pelayanan dan barang seperti
yang di desain dalam program?
Page 51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
9. Apakah program memberikan dampak kepada kelompok non
sasaran?
10. Apa jenis dampaknya?
11. Apa dampaknya, baik yang diharapkan maupun yang tidak
diharapkan, terhadap masyarakat?
12. Kapan tindakan program yang dilakukan dan dampaknya diterima
oleh masyarakat?
13. Apakah tindakan dan dampak itu sesuai dengan yang diharapkan?
Sementara itu menurut Kasley dan Kumar menyarankan tiga
pertanyaan berikut:
1. Siapa yang akan memperoleh akses terhadap input dan outpout
proyek?
2. Bagaimana mereka bereaksi terhadap proyek tersebut?
3. Bagaimana proyek tersebut mempengaruhi perilaku mereka?
Samudra Wibawa dkk, ( 1994 : 9 )
Pada dasarnya inti dari pendapat-pendapat tersebut adalah sama
yakni bahwa evaluasi merupakan proses penilaian untuk mengukur
performance dan hasil yang diperoleh dengan tujuan atau target yang telah
ditentukan sebelumnya, yang hasilnya dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pelaksanaan program di masa mendatang.
Evaluasi pelaksanaaan dari suatu program dilakukan untuk
mengetahui proses kerja dan pelaksanaan program, apakah program
Page 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
dilaksanakan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan program yang telah
ditetapkan, dan untuk mengetahui sejauh mana program yang telah
dilaksanakan berhasil dan memberikan dampak atau manfaat bagi kelompok
sasaran dari program tersebut.
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif dilakukan dengan
mendeskripsikan kualitas suatu gejala sosial yang menggunakan
ukuran perasaan sebagai dasar penilaian ( Slamet, 2000 : 7 ). Dalam
penelitian ini pendekatan yang dipakai adalah Holistic Perspektif atau
pandangan menyeluruh yaitu dengan memahami program dalam segala
konteks baik dari settings atau frame program, nuansa atau perubahan
yang terjadi, tingkat interdependensi atau ketergantungan masyarakat
pada program dan kompleksitasnya. Dimana dalam pendekatan ini,
segala kelakuan atau tingkah laku manusia terhadap program akan
dikaji.
Jenis penelitian ini menganalisis bagaimana dampak program
UPPKS dalam rangka meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga,
serta untuk mengetahui proses kerja dengan ketentuan yang telah
ditetapkan dan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pelaksanaan
program dalam mencapai suatu target yang telah ditetapkan.
Page 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini mengambil lokasi di Ngoresan
Kecamatan Jebres Surakarta . Adapun pemilihan lokasi tersebut karena
beberapa pertimbangan, antara lain :
a. Kampung ngoresan yang terletak tepatnya di kelurahan Jebres,
Kecamatan Jebres, kota Surakarta ini termasuk salah satu sasaran
dari Program UPPKS yang dimana Program UPPKS ini bertujuan
untuk meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga.
b. Kelompok UPPKS Matahari terletak di kampung Ngoresan yang
merupakan tempat dimana kelompok UPPKS yang akan diteliti.
c. Di lokasi tersebut memungkinan untuk mendapatkan data-data
yang sesuai dengan permasalahan penelitian.
3. Sumber data
Pemahaman mengenai berbagai sumber data merupaka bagian
yang sangat penting bagi peneliti karena ketepatan memilih dan
menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan dan
kekayaan data informasi yang diperoleh. Data tidak akan bias
diperoleh tanpa adanya sumber data. Betapapun menariknya suatu
permasalahan atau topic penelitiaan, bila sumber datanya tidak
tersedia, maka ia akan punya arti karena tidak akan bias diteliti dan
Page 54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
dipahami (Sutopo, 2002 : 49). Data pada penelitian ini bersumber pada
:
a. Sumber Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
sumbernya. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah informan. Informan adalah orang yang dipandang
mengetahui permasalahan yang akan dikaji dan bersedia
memberikan informasi tentang pengelolaan kelompok UPPKS,
pembentukan kelompok, dan unsur pengurus kelompok atas data
yang dibutuhkan. Adapun yang menjadi informan dalam
penelitian ini adalah anggota kelompok UPPKS di kota
Surakarta.
b. Sumber Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperolreh secara tidak
langsung dari sumbernya. Dalam penelitian ini sumber data
berupa sumber data tertulis, yaitu Buku pegangan kelompok
UPPKS, surat kabar, arsip, dokumen.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan
pengamatan langsung untuk mengumpulkan dan mencatat segala
informasi serta hal-hal yang relevan dengan masalah penelitian,
sehingga diperoleh katerangan mengenai gejala nyata dari obyek yang
Page 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
diteliti. Observasi ini sering disebut sebagai ―observasi berperan pasif‖
(Spradley dalam Sutopo,2002).
Dalam observasi ini peneliti hanya mendatangi lokasi tetapi
sama sekali tidak berperan sebagai apapun selain sebagai pengamat
pasif, maupun hadir dalam konteksnya. Observasi langsung ini akan
dilakukan dengan cara formal dan informal, untuk mengamati barbagai
kegiatan dan peristiwa yang terjadi pada kegiatan kelompok UPPKS
kampung Ngoresan Kecamatan Jebres Kota Surakarta Ini.
b. Wawancara Mendalam (in-depth interview)
Merupakan tehnik pengumpulan data untuk memperoleh
informasi melalui tanya jawab secara langsung dengan para sumber
atau informan yang diteliti untuk melengkapi data yang diperlukan.
Wawancara jenis ini bersifat lentur dan terbuka, tidak
terstruktur ketat, tidak dalam suasana formal dan bisa dilakukan pada
informan yang sama (Patton dalam Sutopo,2002). Pertanyaan yang
diajukan bersifat ―open ended‖ dan semakin terfokus sehingga
informasi yang bisa dikumpulkan semakin rinci dan mendalam. Oleh
karena itu dalam hal ini subyek yang diteliti posisinya lebih berperan
sebagai informaan daripada responden. Kelonggaran dan kelenturan
dalam tehnik ini akan mampu mengorek kejujuran informan untuk
memberikan informasi yang sebenarnya, terutama yang berkaitan
dengan perasaan, sikap dan pandangan mereka terhadap Program
UPPKS itu sendiri.
Page 56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Wawancara ini dilakukan dengan masyarakat kampung
Ngoresan Kecamatan Jebres yang terkait dengan Program UPPKS
yang bertindak sebagai pengurus maupun anggota UPPKS itu sendiri.
c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah
pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Data-
data yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi cenderung
merupakan data sekunder, sedangkan data-data yang dikumpulkan
dengan teknik observasi dan wawancara cenderung merupakan data
primer atau data yang langsung didapat dari pihak pertama.
5. Tehnik Pengambilan Sampel
Tehnik pengambilan sample dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Atas dasar pertimbangan praktis soal waktu,
tenaga, dan biaya sehingga peneliti hanya mengambil unit sample yang
sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam tehnik ini peneliti memilih
informan yang dianggap mengetahui permasalahan secara mendalam
dan dapat dipercaya untuk dijadikan sumber data yang mantap, bahkan
didalam pelaksanaan pengumpulan data. Melalui tehnik snowball
sampling dengan sampel masyarakat kampung Ngoresan yang dinilai
sesuai dengan tujuan penelitian. Sumber data disini bukan sebagai
yang mewakili populasinya, tetapi lebih cenderung mewakili
informasinya. Pengambilan sample ini dengan cara mengambil
Page 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
beberapa informan dari kelompok UPPKS baik pengurus maupun
anggota yang dianggap mengetahui permasalahan.
6. Validitas Data
Validitas data dimaksudkan sebagai pembuktian bahwa data yang
diperoleh peneliti sesuai dengan apa yang benar-benar terjadi
dilapangan dan sesungguhnya. Untuk menguji validitas data, peneliti
menggunakan metode trianggulasi, dimana untuk menciptakan dan
tidak hanya diambil dari satu sumber data saja malainkan dari
beberapa sumber. untuk mengecek keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu. Tehnik data yang paling banyak
digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lain. Trianggulasi yang
digunakan adalah trianggulasi sumber data, dimana di cross check kan
antara data dari masyarakat yang terjun langsung didalam Program
UPPKS itu sendiri baik yang bertindak sebagai pengurus maupun
anggota UPPKS dengan penyelenggara Program yaitu pihak dari
Bapermas bidang KB.
7. Tehnik Analisis Data
Model interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis data,
yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Proses
kerja ketiga komponen tersebut merupakan alur yang saling terkait satu
sama lain. masalah reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan
Page 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
merupakan rangkaian kegiatan analisis secara berurutan dan saling
susul menyusul.(Miles dan Huberman dalam Sutopo, 2002).
a. Pengumpulan Data
Data yang muncul berwujud kata-kata, dikumpulkan dalam
aneka cara yaitu wawancara mendalam, observasi. kemudian data yang
diperoleh diproses melalui pencatatan dan atau dilapangan dan
dianalisis melalui ketiga jalur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian
data dan penarikan kesimpulan.
b. Reduksi Data
Proses seleksi dari catatan lapangan (file note), baik yang
berupa catatan, wawancara, dokumen-dokumen, maupun catatan
refleksi peneliti. Kegiatan ini berupa pemilihan, pemfokusan dan
penyederhanaan, abstraksi data dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan tertulis dilapangan.
Dalam proses ini data dikategorikan dan data yang tidak perlu
dibuang. proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan
penelitian. Bahkan prosesnya diawali sebelum pelaksanaan
pengmpulan data.
Reduksi diawali dengan pembatasan terhadap permasalahan
penelitian dan membatasi pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab
dalam penelitian. Dalam penelitian ini peneliti membatasi partisipasi
anggota kelompok UPPKS dan manfaatnya bagi anggota itu sendiri.
c. Penyajian Data
Page 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Merupakan suatu rakitan organisasi informasi deskriptif dalam
bentuk narasi yang memungkinkan simpulan peneliti dapat dilakukan.
Selain dalam bentuk narasi, sajian data juga dapat dilakukan berbagai
jenis matriks, gambar/skema maupun tabel sebagai pendukung narasi.
Sekumpulan informasi yang tersusun tersebut memberi kemungkinan
adanya kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan penyajian data
dapat diketahui apa yang terjadi dan memungkinkan untuk
menganalisis dan mengambil tindakan.
d. Penerikan Kesimpulan/ Verifikasi
Merupakan tahap pengambilan kesimpulan dari rangkaian data
yang diperoleh dilapangan yang telah disusun dan disajikan dalam
sajian data. Penarikan kesimpulan ini diawali dari kesimpulan-
kesimpulan yang awalnya belum jelas, kemudian makin eksplisit
berdasarkan landasan yang kuat. Data-data yang telah diperoleh, diuji
kembali validitasnya supaya simpulan penelitian menjadi lebih jelas
dan bisa dipercaya. Kesimpulan akhir tidak akan terjadi sampai proses
pengumpulan data berakhir, karena itu penelitian terbuka terhadap data
yang dikumpulkan. Dan apabila dalam menyimpulkan terjadi
kekurangan data maka peneliti kembali kelapangan untuk mencari
data.
Dalam proses analisa, aktivitas ketiga komponen tersebut
berbentuk interaksi sebagai proses siklus. Peneliti tetap bergerak
diantara ketiga komponen analisis dengan komponen pengumpulan
Page 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
data selama proses pengumpulan data berlangsung. Sesudah
pengumpumlan data selesai pada tiap unitnya, dengan menggunakan
waktu yang tersisa dalam penelitian ini maka peneliti hanya bergerak
diantara tiga komponen analisis tersebut, yaitu reduksi data, sajian
data, dan penarikan kesimpulan/verivikasi. Proses analisis inilah yang
disebut dengan model analisis interaktif. Untuk lebih jelasnya
digambarkan sebagai berikut:
Pengumpulan data
Reduksi data Sajian data
Penarikan kesimpulan
Gambar 3.1 Interactive Model of Analysis
Sumber H.B. Sutopo 2002:96
Penjelasan gambar
Dalam pengumpulan data model analisis interaktif Miles dan
Huberman ada 3 komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data dan
penarikan kesimpulan. Aktivitasnya dalam gambar ditunjukan dengan
arah anak panah yang merupakan proses pengumpulan data sebagai
proses siklus. Dalam penelitian ini, proses pengumpulan data
berlangsung mulai dari pengumpulan data bergerak kereduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan dengan menggunakan waktu
Page 61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
yang ada. Dalam pengumpulan data, aktivitas peneliti tetap fokus
diantara ketiga komponen analisis tersebut. Setelah pengumpulan data
selesai, aktivitas peneliti diorientasikan pada tiga komponen analisis
tersebut dari pengumpulan data kereduksi data tetap mengacu pada
rumusan masalah penelitian dan pemanfaatan bagi masyarakat.
Page 62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. DISKRIPSI LOKASI
1. Kelurahan Jebres
Kelurahan Jebres merupakan kelurahan yang terletak di Kecamatan
Jebres, berada di bagian tenggara kota Surakarta. Kelurahan ini terdiri
dari 36 RW dan 128 RT dengan luas wilayah 317 Ha. Batas wilayah
kelurahan Jebres adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kelurahan Mojosongo
b. Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar
c. Sebelah Selatan : Kelurahan Purwodiningratan
d. Sebelah Barat : Kelurahan Tegalharjo
Jumlah penduduk di Kelurahan Jebres dalam angka tahun 2011
adalah sebanyak 31.149 jiwa yang terdiri dari penduduk berjenis kelamin
laki-laki sebanyak 15.439 jiwa dan penduduk berjenis kelamin
perempuan sebanyak 15.710 jiwa. Sedangkan jumlah kepala keluarga di
Kelurahan Jebres adalah sebanyak 8.864 Kepala Keluarga. Untuk usia 0
– 19 tahun yang terdapat di kelurahan ini sebanyak 5.968 jiwa.
Pendidikan di Kelurahan Jebres usia 5 tahun ke atas yang tidak atau
belum sekolah sebanyak 3.308 jiwa, belum tamat SD sebanyak 1.621
jiwa, tidak tamat SD 2.408 jiwa, tamat SD 5.763, SLTP/Sederajat
sebanyak 5.255 jiwa, SLTA/sederajat sejumlah 8.774 jiwa, Diploma III
Page 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
1.135 jiwa, Diploma IV/S1 1.870 jiwa. Strata 2 sebanyak 157 jiwa serta
Strata 3 sebanyak 10 jiwa. Sedangkan untuk mata pencaharian penduduk
usia 17 tahun ke atas di Kelurahan Jebres yang belum atau tidak bekerja
sebanyak 1.999 jiwa, sebagai buruh sejumlah 1.705 jiwa, Guru / Dosen
265 jiwa, Karyawan 8.263 jiwa, Mengurus Rumah tangga 3.706 jiwa,
Pelajar / Mahasiswa :2.625 jiwa, Pegawai Negeri Sipil ( PNS) sejumlah
585 jiwa, TNI 60 jiwa, POLRI 39, Pensiunan/ Purnawirawan sebanyak
587 jiwa, wiraswasta 2.019 jiwa dan lain – lain sebanyak 1.825 jiwa.
Penduduk Kelurahan Jebres mayoritas beragama Islam dengan jumlah
23. 286 jiwa, kemudian Kristen 5.430 jiwa, Katholik 2.338 jiwa, Hindu
54 jiwa, Budha 32 jiwa dan Konghucu 9 jiwa.
2. Kampung Ngoresan
Kampung Ngoresan merupakan kampung yang terletak di sebelah
timur Kelurahan Jebres, Kampung ini meliputi tiga RW yaitu RW 17
dengan 3 RT,RW 18 dengan 3 RT dan RW 22 dengan 4 RT. Kampung
Ngoresan berbatasan dengan :
a. Sebelah Utara : Kampung Gulon
b. Sebelah Timur dan Selatan : Kampung Kentingan
c. Sebelah Barat : Kampung Panggung Rejo
Di dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian di RT
01 / RW 18, RT 02 / RW 18, dan RT 03 / RW 18 yang dimana di ketiga
Page 64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
RT tersebut terdapat beberapa orang yang menjadi pengurus maupun
anggota UPPKS.
3. Kelompok UPPKS Menur 18 Kampung Ngoresan
Kelompok UPPKS di Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres yang
bernama ―Menur 18‖ merupakan satu diantara 14 kelompok yang
terdapat di Kecamatan Jebres. Kelompok Menur 18 ini juga termasuk
dalam salah satu kelompok diantara 5 kelompok UPPKS yang sudah
termasuk ke dalam katergori kelompok mandiri. Kelompok yang
terbentuk tahun 2007 ini memiliki susunan pengurus sebagai berikut :
Ketua : Ibu Lucia Veronica Sri Rahayuni
Sekretaris : Ibu Sri Rusminiatin
Bendahara : Ibu Yulianti
Selain ketiga pengurus tersebut terdapat terdapat juga tujuh
anggota yang tergabung dalam kelompok UPPKS Menur, yaitu :
Ibu Giani Purwoko
Ibu DP Sulistiyadi
Ibu Nanik
Ibu Siti Sumadi
Ibu Mulyani Parimin
Ibu Tri Rahayu Larto
Ibu Giatni M
Awal terbentuknya kelompok UPPKS ini adalah setelah mendapat
sosialisasi dari kelurahan mengenai pembentukan kelompok UPPKS di
Page 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
setiap kelurahan maka kesepuluh orang ini lah yang kemudian sepakat
membentuk kelompok UPPKS Menur 18 yang pada dasarnya sebaian
besar dari anggota dari kelompok UPPKS ini merupakan pengurus atau
kader Posyandu model di Kampung Ngoresan dan pada akhirnya pada
tanggal 24 Mei 2007 kelompok UPPKS Menur 28 resmi terbentuk.
Kelompok UPPKS Menur 18 akhirnya mendapatkan modal
pinjaman usaha dari provinsi sebesar Rp 5.000.000 dengan bunga yang
cukup ringan 0,5% setiap bulannya yang harus dicicil selama 12x, yang
kemudian modal pinjaman tersebut digunakan untuk membuat usaha
bersama yaitu usaha jamur tiram yang merupakan usaha kelompok selain
usaha jamur tiram masing-masing anggota juga mempunyai usaha lain
antara lain usaha menjahit, usaha pembuatan karak, usaha sambel pecel,
dan juga berdagang sayuran. Karena Prospek usaha jamur tiram
menguntungkan dan hasilnya juga bagus serta pengembalian modal
pinjaman yang selalu tepat waktu maka pada tahun-tahun berikutnya
sampai pada tahun 2010 kelompok UPPKS Menur 18 selalu
mendapatkan bantuan pinjaman modal dari tingkat provinsi. Akan tetapi
pada tahun 2011 ini kelompok ini tidak lagi mendapatkan bantuan
dikarenakan dari pihak Provinsi Jawa Tengah telah memberhentikan
pemberian modal pinjaman untuk Kota Surakarta dikarenakan banyak
kelompok UPPKS lainnya di kota Surakarta yang tidak mengembalikan
modal pinjaman.
Page 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
( Sumber: hasil wawancara Ibu dengan, Lucia Veronica 14 November
2011)
B. Profil Informan
Informan dan Responden sangat diperlukan dalam penelitian
untuk memperoleh data dan informasi terkait dengan pemecahan rumusan
masalah di dalam penelitian tersebut. Informan adalah seseorang yang
memberikan informasi dan bisa mewakili orang lain dalam penyampaian
informasi. Sedangkan responden adalah seseorang yang merespon
pertanyaan dari peneliti dan mewakili dirinya sendiri.
Informan dibutuhkan dalam penelitian ini untuk memperoleh
data dan informasi untuk memecahkan masalah dalam penelitian.
Penelitian ini bersifat purposive sampling dengan menggunakan teknik
snowball, maka penulis memilih informan yang berasal dari masyarakat
kampung Ngoresan Kecamatan Jebres, yang dari keseluruhan informan
tersebut dianggap oleh penulis dapat memenuhi kriteria batasan penelitian.
Informan berjumlah 8 orang yang terdiri dari 7 pengurus dan anggota
UPPKS dan 1 Kasubid KB.
Subyek yang dikaji dalam penelitian ini difokuskan kepada para
anggota dan pengurus kelompok UPPKS Menur 18 yang terlibat aktif
dalam kegiatan kelompok UPPKS tersebut. Penelitian ini bermaksud untuk
mengetahui dampak dari program UPPKS tersebut terhadap kesejahteraan
anggotanya dan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada
Page 67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
masyarakat selaku informan, peneliti ambil dari sudut pandang
masyarakat.
Pada pada penelitian ini, awalnya peneliti mengambil salah satu
pengurus dari kelompok UPPKS itu sendiri dan kebetulan itu adalah
ketuadari kelompok UPPKS Menur 18. Kemudian menentukan informan
dengan ketentuan bahwa informan adalah masyarakat kampung ngoresan
yang mengetahui atau terlibat sebagi anggota maupun pengurus kelompok
UPPKS. Informan yang dipilih tersebut kemudian akan dapat menunjukan
kepada peneliti untuk menuju informan lain yang lebih tahu, pilihan
informan dapat berkembang sesuai kebutuhan dan kemantapan peneliti
dalam memperoleh data sesuai tujuan penelitian. Peneliti juga melakukan
observasi atau pengamatan kepada informan tersebut karena peneliti
menggunakan metode trianggulasi sumber data untuk membandingkan dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh.
Sehingga penelitian ini diharapkan mendapatkan rumusan yang berguna.
Berikut merupakan data mengenai nama-nama informan yang
dipilih penulis dalam penelitian ini :
1. Ibu Lucia Veronica Sri Rahayuni
Masyarakat Kampung Ngoresan yang berumur 47 tahun. Ibu
Rahayu adalah Ketua dari kelompok UPPKS Menur 18 di Kampung
Ngoresan. Menggunakan modal pinjaman untuk membentuk usaha
kelompok yaitu usaha jamur tiram
2. Ibu Rusminiatin
Page 68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Masyarakat Kampung Ngoresan yang berumur 38 tahun. Ibu
Rusmiatin adalah sekertaris dari kelompok UPPKS Menur 18 di
Kampung 18. Bersama dengan Ibu Rahayu dia menggunakan modal
pinjamannya untuk membentuk usaha kelompok, yaitu usaha jamur
tiram.
3. Ibu Yulianti
Ibu Yulianti adalah masyarakat Kampung Ngoresan yang
berumur 35 tahun. Ibu Yulianti dalam kelompok UPPKS Menur 18
menjabat sebagai Bendahara yang mengatur segala keuangan dari
kelompok UPPKS Menur 18. Ibu Rahayu mengguanakan modal
pinjaman yang didapatkannya untuk usaha jahit.
4. Ibu Mulyani Parimin
Ibu Mulyani Parimin adalah masyarakat Kampung Ngoresan
yang berumur 37 tahun. Ibu Mulyani merupakan salah satu anggota dari
kelompok UPPKS Menur 18 yang mempunyai usaha sambel pecel.
5. Ibu Tri Rahayu Larto
Ibu juga merupakan anggota UPPKS Menur 18 yang berumur 48
tahun. Usaha yang dimiliki Ibu Tri setelah mendapatkan modal
pinjaman bergulir adalah usaha jahit.
6. Ibu Suratinah D
Page 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Ibu Suratinah adalah Masyarakat Kampung Ngoresan yang
berumur 40 tahun. Ibu Suratinah menggunakan modal pinjamannya
untuk usaha karak.
7. Ibu Nanik Heru
Masyarakat Kampung Ngoresan yang berumur 38 tahun ini juga
merupakan salah satu dari anggota kelompok UPPKS Menur 18. Ibu
Nanik menggunakan modal pinjamannya untuk berdagang sayuran.
8. Ibu Dra. Dyah Bidara Eni, Msi
Ibu Eni adalah Kasubid KB yang berumur 39 tahun, ibu Eni juga
merupakan penanggung jawab dari program UPPKS ditingkat kota
Surakarta.
C. SEJARAH UPPKS
Cikal bakal UPPKS dimulai sejak 1976 melaui ―Community
Incentive Project (CIP). Penggarapan CIP dilaksanakan dengan
pendekatan pembangunan desa secara keseluruhan dengan memberikan
berbagai ragam insentif bagi masyarakat pedesaan atas prestasi kesertaan
ber-KB, seperti membangun MCK keluarga, pembuatan sarana jalan,
sarana air bersih, dan bantuan modal kerja. Program ini tumbuh dan
dikembangkan tahun 1979 melalui pendekatan kelompok dengan
penyediaan modal kerja bagi kelompok-kelompok akseptor KB dari
berbagai sumber dana, antara lain dadri APBN maupun badan donor
internasional, bahkan kemudian berkembang dengan mengalirnya sumber
Page 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
dana dari pihak BUMN dan kalangan swasta. Kegiatan tersebut lebih
dinkenal dengan nama ―Income Generating‖ atau kegiatan peningkatan
pendapatan keluarga (P2K) dan kemudian dimasyarakatkan dengan nama
usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA). Tujuan
umum dibentuknya kelompok UPPKA adalah mengembangkan potensi
peserta KB untuk memantapkan diri dan keluarganya agar mampu hidup
mandiri dalam rangka mempercepat proses pelembagaan dan
pembudayaan orma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (NKKBS),
sedangkan tujuan khususnya adalah uhtuk: a)mengembangkan dinamika
kelompok, sehingga setiap kelompok peserta keluaraga berencana
berkembang menjadi kelompok mandiri, b)meningkatkan kesertaan ber-
KB masyarakat, c) miningkatkan pendapatan keluarga dalam kegiatan
ekonomi produktif kelompok peserta keluarga berencana, d)
mengembangkan ketahanan dan kemandirian dalam keluarga, e)
memantapkan pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga. Kemudian di awal
tahun 1990 UPPKA diubah menjadi UPPKS (Usaha Peningkatan
Pendapatan Keluarga Sejahtera) dengan cakupan yang lebih luas, antara
lain dengan melibatkan pasangan usia subur yang belum menjadi akseptor
keluarga berencana, keluarga prasejahtera (keluarga miskin), keluarga
sejahtera I, dan keluarga lain yang peduli menjadi anggota UPPKS.
Kesungguhan kelompok dalam melola usaha ekonomi produktif
menumbuhkan keyakinan dan kepedulian pemerintah, sehingga sejumlah
pengusaha swasta dan BUMN memberikan dukungan dalam bentuk
Page 71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
bantuan modal usaha yang harus dikembalikan dengan bunga ringan yang
dikelola oleh Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (YDSM). Selanjutnya
YDSM bersama-sama Bank BNI yang dibantu PT Pos Indonesia serta
Bank BRI mengembangkan skim kredit Takesra-Kukesra, KPKU dan
KPTTG. Namun kerja sama tersebut berakhir pada bulan Januari tahun
2003 dengan penarikan semua modal yang beredar sehingga banyak
kelompok terlantar dan drop out. Oleh karenanya untuk menghimpun
potensi kelompok UPPKS dan sekaligus mengembangkan wadah yang
memperjuangkan aspirasi praktisi pelaku usaha mikro, maka dibentukkan
Asosiasi Kelompok UPPKS (AKU) yang disyahkan oleh Wakil Presiden
RI di Istana Bogor pada tanggal 28 Februari 2002, yang kemudian telah
melaksanakan Musyawarah Nasional (Munas) I pada bulan Maret 2003,
Munas II di Surabaya, 2004, Munas III di Makassar, 2005, dan Munas IV
di Jakarta, 20 Juni 2007. Akan tetapi karena adanya kesulitan pendanaan
pemerintah, dalam beberapa tahun terakahir ini, beberapa program
penyediaan modal kerja sebelumnya mengalami hambatan, namun saat ini
dikembangkan dukungan modal usaha untuk kelompok UPPKS dari dana
yang dikategorikan sebagai danan bantuan sosial (Bansos) dengan tujuan
yang sama.
Page 72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
D. DAMPAK PROGRAM UPPKS TERHADAP PARA ANGGOTA
UPPKS
Dalam setiap suatu program pastilah akan menimbulkan suatu
dampak dimana dampak itu sendiri menunjukkan apakah sesuatu yang
telah dilakukan itu benar-benar menimbulkan perubahan atau tidak.
Dampak yang ditimbulkan oleh masing-masing program pun tidak sama
terkadang suatu program dapat memberikan dampak yang positif maupun
dampak yang negatif, terkadang juga tidak memberikan dampak apa-apa.
Program UPPKS yang sudah berjalan kurang lebih 3 tahun di
kampong Ngoresan ini telah memberikan dampak bagi para anggota
kelompok itu sendiri. Anggota kelompok yang semuanya merupakan ibu
rumah tangga itu telah mengalami dampak yang mereka rasakan masing-
masing.
D.1 Dampak Ekonomi
Program UPPKS yang sudah berakhir pada tahun 2010 tentunya
mempunyai manfaat/dampak yang ditimbulkan bagi setiap kelompok
dan peserta program UPPKS. Karena setiap program pastinya akan
memberikan dampak bagi para pelakunya. Kelompok UPPKS ―Menur
18‖ pasti juga merasakan dampak dari progam UPPKS tersebut.
Page 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Menurut hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada ketua
kelompok UPPKS tentang manfaat kelompok Uppks bagi para
anggotanya inilah penuturan dari ibu Sri Rahayuni,
“Yaa Puji Tuhan mas program ini sudah ber jalan dan
lumayan lah memberi sedikit manfaat. Program ini juga
memberikan dampak bagi para anggotanya yang dulunya ibu
rumah tangga dengan adanya program ini kami emua jadi
punya usaha mas walapun Cuma kecil-kecilan, namung yow
piye meneh mas namung modal sak monten kan buat usaha
jamur tiram itu butuh dana yang banyak mas nek pinjaman
cuman 500rb gimana mas… ,la niki kan Cuma bantuan
stimulant bantuan pinjaman tapi kan jumlah pinjaman yang
diberikan sedikit mas padahal kan buat usaha jamur tiram
sendiri kalo ingin lebih berkembang dan lebih maju mbutuhke
modal sing katah(banyak)mas.”
(Wawancara 15 November 2011)
Sementara penuturan yang hampir sama juga diutarakan oleh
Ibu Yulianti selaku bendahara kelompok UPPKS,
―Dampak yang saya rasakan dari program ini cukup baik mas
apalagi buat ibu-ibu yang jadi anggota UPPKS Menur 18 ini
mereka jadi punya usaha masing-masing lumayan lah mas
bisa buat tambahan uang belanja. Saya sendiri kalo modal
dari UPPKS ini saya gunakan untuik membeli kain sama
benang mas, tp yam au gimana lagi modalnya kan cuma
sedikit jadi untuk Menuhin biaya produksi saya ya…kl cuma
mengandalkan modal dari UPPKS ga cukup mas,yaa terpaksa
saya juga harus keluarin uang pribadi saya kalo ga gitu ga
jalan mas.”
(Wawancara 16 November 2011)
Dari hasil wawancara yang kami lakukan mengenai dampak
progam Uppks itu sendiri yang telah dituturkan oleh Ibu Paryanti dan
Ibu Partini dapat ditarik kesimpulan bahwa Program Uppks yang
sudah berjalan dengan produksi jamur tiram dan usaha kecil lainnya
cukup memberikan dampak positif bagi para anggotanya dengan
Page 74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
adanya bantuan modal pinjaman yang diberikan ibu-ibu yang
sebelumnya sebagian besar hanya ibu rumah tangga sekarang mampu
mempunyai usaha kecil-kecilan. Namun dengan jumlah modal yang
diberikan relative kecil sehingga tidak bisa untuk menutupi semua
biaya produksi karena menurut penuturan ibu Yulianti sendiri bahwa
untuk usaha jahit itu sendiri memerlukan modal yang banyak. Modal
pinjaman yang diberikan disini sebagai pendamping saja karena para
anggota Uppks yang mendapatkan bantuan pinjaman masih harus
mengeluarkan modal sendiri untuk memenuhi semua biaya produksi.
Dampak dari program UPPKS ini dari segi ekonomi ini juga
dapat meningkatkan taraf hidup anggotanya. Usaha dari program
Uppks ini dapat meningkatkan taraf hidup apabila diterapkan
beginilah penuturan dari bu Mulyani,
“yow bisa di bilang nek program ini kalo dikatakan dapat
meningkatkan taraf hidup yo meningkat mas misalkan dulu
sebelum adanya program Uppks dengan modal yang terbatas
saya dulu cuma bisa produksi sambel pecel 10 kg sehari trus
dengan adanya bantun pinjaman modal UPPKS ini lumayan
lah mas skrg saya bisa produksi sambel pecel 30kg sehari,
pokoknya kalo menurut saya sendiri lumayan membantu lah.”
(Wawancara 16 November 2011)
Ibu Nanik juga mengungkapkan,
―Kalo saya sendiriprogram UPPKS ini sangat membantu mas
apalagi dulu saya itu cuma ibu rumah tangga biasa pas ikut
program UPPKS ini saya jadi bisa jualan sayur,ya..walau
cuma dikit tp lumayan lah mas buat tambah uang jajan anak
sekolah sama buat tambah-tambah uang masak.”
(Wawancara 18 November 2011)
Page 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Dari penuturan Ibu Mulyani dan Ibu Nanik dapat ditarik
kesimpulan bahwa program Uppks yang sudah berjalan dapat
meningkatkan taraf hidup bagi para anggotanya sebab dulu dengan
modal yang terbatas yang hanya cukup memproduksi 10kg sambel
pecel dalam sehari seperti yang diungkapkan oleh Ibu Mulyani tetapi
dengan adanya program UPPKS yang memberikan pinjaman atau
modal tambahan bahan baku yang dibeli pun bisa jadi lebih banyak
dan produksi sambel pecel pun meningkat. Selain itu program UPPKS
yang sudah berjalan sangat efektif apabila diterapkan karena sebelum-
sebelumnya tidak ada sama sekali program pemberian modal
pinjaman jadi bisa dikatakan program ini sangat efektif karena secara
tidak langsung dengan adanya modal ini dapat meningkatkan
perbaikan ekonomi dari para anggotanya.
Matrik 4.1
Dampak Program UPPKS Terhadap Kelompok UPPKS Menur
18
Program Dampak Uraian
UPPKS>>
Pemberian Modal
Pinjaman
Kesejahteraan
anggota meningkat
Segi ekonomi
Dampak yang dirasakan
oleh para anggota
kelompok UPPKS Menur
18 membuat para
anggotanya menjadi lebih
mandiri, yang dulunya
sebagian besar anggota
kelompok UPPKS hanya
sebagai ibu rumah tangga
biasa dengan adanya
Page 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
E. E
F
E
K
TIVITAS PROGRAM UPPKS TERHADAP PARA ANGGOTA
UPPKS
UPPKS adalah kelompok kegiatan dari para keluarga dalam
paguyuban keluarga sejahtera, melakukan kegiatan ekonomi produktif
yang dapat meningkatkan pendapatan keluarga dalam rangka mewujudkan
keluarga sejahtera. berikut ini hasil wawancara kepada para pengurus dan
anggota mengenai Apakah program UPPKS itu efektif dalam mengurangi
kemiskinan di Kota Surakarta?
Berikut ini penuturan dari Ibu Sri Rahayuni (47 tahun) selaku
ketua kelompok UPPKS Menur 18 Kampung Ngoresan :
―yow nek mas lody Tanya program UPPKS itu efektif apa
ga??buat anggota UPPKS sendiri yaa bisa dibilang efektif mas,
ada beberapa anggota yang meningkat dulunya KS 2 sekarang
menjadi KS 3 contohnya Ibu Rusmiatin dan Ibu Mulyani. Tapi
yow gimana ya mas orang modal yang diberikan kan sifatnya
program ini maka para
anggotanya mampu
melaksanakan suatu
kegiatan ekonomi
produktif.
Program UPPKS mampu
meningkatkan pendapatan
keluarga dengan cara
kegiatan ekonomi
produktif yang dilakukan
oleh para anggotanya
sehingga tingkat
kesejahteraan para
anggotanya pun
meningkat.
Page 77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
cuma program stimulant jadi ga semua anggota bisa
mengembangkan bantuan modal yang sudah diberikan.”
(Wawancara dengan Ibu Sri Rahayuni, 15 November 2011)
Penuturan juga disampaikan oleh Ibu Rusminiatin (38 tahun)
selaku sekertaris dari kelompok UPPKS Menur 18 Kampung Ngoresan:
―Wah kalo menurut saya bantuan modal yang diberikan pada
para anggota UPPKS kelurahan Jebres ini cukup efektif
mas,termasuk saya juga merasakan sendiri dari bantuan modal
yang telah diberikan kepada saya,dulunya itu saya termasuk
dalam criteria Ks 2 mas sekarang udah berubah jadi Ks 3 dan
dulunya kan untuk usaha jamur tiram itu sendirikan modal’e
katah (banyak) mas jadi setelah dapat modal bantuan saking
program UPPKS yow sedikit terbantu lah mas jadi bisa nambah-
nambah uang belanja dan juga terlalu tergantung sama uang
dari suami mas.”
(Wawancara 16 November 2011)
Ibu Yulianti (35 tahun) bendahara dari kelompok UPPKS juga
memberikan penuturannya mengenai efektivitas program UPPKS terhadap
menanggulangi kemiskinan di kota Surakarta.
―Pemberian bantuan modal saking program UPPKS kelurahan
Jebres itu bisa dibilang efektif mas apalagi buat usaha kelompok
kami usaha jamur tiram itu sendiri kan mbutuhke modal sing
lumayan katah mas dadine kami para anggotanya cukup terbantu
dan saya sendiri kan juga puya usaha jahit jadi lumayan lah mas
dikit-dikit bisa buat tambah beli benang ma kain .Yaa itung-itung
juga bisa buat tambahan buat makan mas,jaman sekarang biaya
buat hidup kan mahal mas buat makan trus biaya anak sekolah
kalo cuma ngandelin dari suami aja yaa susah mas apalagi
suami kulo niko naming buruh pabrik.”
(Wawancara 16 November 2011)
Page 78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Hal yang hampir sama juga disampaikan oleh para anggota
UPPKS yang bukan sebagai pengurus berikut ini penuturan dari Ibu
Mulyani (37 tahun) sebagai anggota kelompok UPPKS Menur 18:
―Nek masalah program UPPKS menika efektif mboten yow efektif
mas kan secara ga langsung dapet meningkatkan pendapatan
trutama saya sama ibu-ibu lainya contohnya aja saya mas dulu
sebelumnya dapat bantuan dari UPPKS saya itu cuma ibu rumah
tangga biasa mas ga ada kegiatan paling-paling cuma ngurus
rumah sama masak dan ngurus anak, dan dulu itu saya cuma
masuk KS2 sekarang udah meningkat mas jadi KS 3. Sekarang
setelah saya dapaet program modal pinjaman dari UPPKS saya
dapet kegiatan yang dapet nambahin uang belanja saya sama
suami saya mas.
(Wawancara dengan Ibu Mulyani, 16 November 2011)
Penuturan Ibu Suratinah (40 tahun)
“Modal pinjaman sing kulo entuk saking program UPPKS
meniko nek dikatakan efektif sing mas’e omongke meniko yow
enggeh saget bantu lah tapi mung yow sekedik mas soale kulo
piyambak sak niki sampun mboten Karak maleh modal’e sampun
entek tak nggo bayar utang mas Saking segi krteria kulo mboten
enten peningkatan mas mbiyen sakdurunge entuk bantuan kulo
termasuk Ks1 sak niki yow tetep Ks 1 mas ”
(Wawancara dengan Ibu Suratinah, 17 November 2011)
Penuturan Ibu Tri Rahayu (48 tahun)
‖ Menurut kulo Program UPPKS meniko kurang pathik efektif
dilihat saking sing kulo rasakke piyambak mas mboten wonten
peningkatan mbiyen sak durunge entuk modal pinjaman saking
UPPKS kulo masuk kriteria Ks 2 sekarang nggih tetep Ks 2
mas.Trus modal sing diberikan menika naming sithik padahal
ngge usaha jahit menika kan butuh modal sing katah mas dadine
selain saking modal bantuan menika kulo piyambak yow
Page 79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
ngeluarke dana tambahan saking kulo pribadi dingge tuku
benang kaliyan kain mas.”
(Wawancara 17 November 2011)
Dari penuturan beberapa informan diatas mengenai apakah
program UPPKS efektif dalam menanggulangi kemiskinan di Kota
Surakarta khususnya dengan kelompok UPPKS yang bernama Menur 18
dengan hasil produksi Jamur Tiram dan beberapa usaha kecil lainnya yang
dimiliki oleh beberapa anggotanya cukup efektif dalam rangka
meningkatkan pendapatan bagi para anggota hal ini terbukti dari
meningkatnya atau ada perubahan yang dialami oleh Ibu Sri Rahayuni, Ibu
Rusminiatin dan juga Ibu Mulyani yang dimana dulu beraada pada KS2
sekarang menjadi KS3 hal ini dikarenakan mereka mampu untuk mengatur
dan mengolah modal yang mereka dapat dari program UPPKS itu sendiri
sehingga usaha jamur tiram dan sambel pecel yang mereka kelola dapat
tetap berjalan dan hasil produksinya pun meningkat,selain itu peningkatan
juga terjadi pada kondisi kehidupan mereka masin-masing dimana
sekarang mereka tidak lagi mengandalkan hasil dari suami mereka saja
tetapi sekarang mereka justru dapat penghasilan tambahan yang mereka
gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-sehari dan juga untuk
biaya sekolah anak-anak mereka.Tetapi tidak semua dari para anggota bisa
merasakan manfaat dari pinjaman modal UPPKS itu sendiri contohnya
yang dialami oleh Ibu Suratinah dan Ibu Tri Rahayu dimana setelah
program UPPKS ini berakhir, berakhir pula usaha karak yang dijalankan
Page 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
oleh Ibu Suratinah hal ini disebabkan karena kendala modal mereka tidak
bisa mengelola modal yang mereka dapat secara baik dan sebagian modal
yang didapat bukan untuk menambah membeli bahan baku untuk usaha
masing-masing tetapi untuk membayar hutang dan juga untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-sehari.
Hal ini juga dibenarkan oleh Ibu Dra. Dyah Bidara Eni, Msi
selaku Kasubid KB dimana beliau lah yang menerima laporan bulanan
kelompok UPPKS se Kota Surakarta yang mengatakan :
“Dari semua kelompok UPPKS se Kota Surakarta, kelompok
UPPKS Menur 18 inilah merupakan salah satu dari kelompok
se Kota Surakarta yang memiliki Progress yang baik dari segi
usaha maupun pengembalian modal usaha selalu tepat
waktu,hal ini juga menyebaban terjadinya perubahan kriteria
keluarganya yang dulunya KS2 mnjadi KS 3”
(Wawancara 20 November 2011)
Dari keterangan yang dilaporkan Ibu Dra. Dyah Bidara Eni, Msi
selaku Kasubid KB Bapermas kota Surakarta dapat ditarik kesimpulan
bahwa memang program UPPKS ini terbilang efektif dengan mampu
mengangkat kriteria keluarga dari kategori Pra sejahtera ke KS I, KS I ke
KS II, KS II ke KS III dan seterusnya. Keluarga sejahtera adalah keluarga
yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi
kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang
antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 tahun 2009). Tingkat
kesejahteraan keluarga dikelompokkan menjadi 5 (lima) tahapan, yaitu:
Page 81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
1. Tahapan Keluarga Pra Sejahtera (KPS)
Yaitu keluarga yang tidak memenuhi salah satu dari 6 (enam)
indikator Keluarga Sejahtera I (KS I) atau indikator ‖kebutuhan dasar
keluarga‖ (basic needs).
2. Tahapan Keluarga Sejahtera I (KSI)
Yaitu keluarga mampu memenuhi 6 (enam) indikator tahapan KS
I, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 8 (delapan) indikator Keluarga
Sejahtera II atau indikator ‖kebutuhan psikologis‖ (psychological needs)
keluarga.
3. Tahapan Keluarga Sejahtera II
Yaitu keluarga yang mampu memenuhi 6 (enam) indikator
tahapan KS I dan 8 (delapan) indikator KS II, tetapi tidak memenuhi salah
satu dari 5 (lima) indikator Keluarga Sejahtera III (KS III), atau indikator
‖kebutuhan pengembangan‖ (develomental needs) dari keluarga.
4. Tahapan Keluarga Sejahtera III
Yaitu keluarga yang mampu memenuhi 6 (enam) indikator
tahapan KS I, 8 (delapan) indikator KS II, dan 5 (lima) indikator KS III,
tetapi tidak memenuhi salah satu dari 2 (dua) indikator Keluarga Sejahtera
III Plus (KS III Plus) atau indikator ‖aktualisasi diri‖ (self esteem)
keluarga.
5. Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus
Page 82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Yaitu keluarga yang mampu memenuhi keseluruhan dari 6
(enam) indikator tahapan KS I, 8 (delapan) indikator KS II, 5 (lima)
indikator KS III, serta 2 (dua) indikator tahapan KS III Plus.
a. Indikator tahapan keluarga sejahtera:
Enam Indikator tahapan Keluarga Sejahtera I (KS I) atau
indikator ‖kebutuhan dasar keluarga‖ (basic needs), dari 21 indikator keluarga
sejahtera yaitu:
1. Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih.
Pengertian makan adalah makan menurut pengertian dan
kebiasaan masyarakat setempat, seperti makan nasi bagi mereka yang
biasa makan nasi sebagai makanan pokoknya (staple food), atau seperti
makan sagu bagi mereka yang biasa makan sagu dan sebagainya.
2. Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah,
bekerja/sekolah dan bepergian.
Pengertian pakaian yang berbeda adalah pemilikan pakaian yang
tidak hanya satu pasang, sehingga tidak terpaksa harus memakai pakaian
yang sama dalam kegiatan hidup yang berbeda beda. Misalnya pakaian
untuk di rumah (untuk tidur atau beristirahat di rumah) lain dengan
pakaian untuk ke sekolah atau untuk bekerja (ke sawah, ke kantor,
berjualan dan sebagainya) dan lain pula dengan pakaian untuk bepergian
(seperti menghadiri undangan perkawinan, piknik, ke rumah ibadah dan
sebagainya).
Page 83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
3. Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai dan dinding yang
baik.
Pengertian Rumah yang ditempati keluarga ini adalah keadaan
rumah tinggal keluarga mempunyai atap, lantai dan dinding dalam kondisi
yang layak ditempati, baik dari segi perlindungan maupun dari segi
kesehatan.
4. Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan.
Pengertian sarana kesehatan adalah sarana kesehatan modern,
seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Balai Pengobatan,
Apotek, Posyandu, Poliklinik, Bidan Desa dan sebagainya, yang
memberikan obat obatan yang diproduksi secara modern dan telah
mendapat izin peredaran dari instansi yang berwenang (Departemen
Kesehatan/Badan POM).
5. Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana pelayanan
kontrasepsi.
Pengertian Sarana Pelayanan Kontrasepsi adalah sarana atau
tempat pelayanan KB, seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas
Pembantu, Balai Pengobatan, Apotek, Posyandu, Poliklinik, Dokter
Swasta, Bidan Desa dan sebagainya, yang memberikan pelayanan KB
dengan alat kontrasepsi modern, seperti IUD, MOW, MOP, Kondom,
Implan, Suntikan dan Pil, kepada pasangan usia subur yang membutuhkan.
(Hanya untuk keluarga yang berstatus Pasangan Usia Subur).
6. Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah.
Page 84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Pengertian Semua anak umur 7-15 tahun adalah semua anak 7-15
tahun dari keluarga (jika keluarga mempunyai anak 7-15 tahun), yang
harus mengikuti wajib belajar 9 tahun. Bersekolah diartikan anak usia 7-15
tahun di keluarga itu terdaftar dan aktif bersekolah setingkat SD/sederajat
SD atau setingkat SLTP/sederajat SLTP.
b. Delapan indikator Keluarga Sejahtera II (KS II) atau indikator
”kebutuhan psikologis” (psychological needs) keluarga, dari 21
indikator keluarga sejahtera yaitu:
1. Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
engertian anggota keluarga melaksanakan ibadah adalah kegiatan
keluarga untuk melaksanakan ibadah, sesuai dengan ajaran
agama/kepercayaan yang dianut oleh masing masing
keluarga/anggota keluarga. Ibadah tersebut dapat dilakukan
sendiri-sendiri atau bersama sama oleh keluarga di rumah, atau di
tempat tempat yang sesuai dengan ditentukan menurut ajaran
masing masing agama/kepercayaan.
2. Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan
daging/ikan/telur.
Pengertian makan daging/ikan/telur adalah memakan daging atau
ikan atau telur, sebagai lauk pada waktu makan untuk melengkapi
keperluan gizi protein. Indikator ini tidak berlaku untuk keluarga
vegetarian.
Page 85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
3. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel
pakaian baru dalam setahun.
Pengertian pakaian baru adalah pakaian layak pakai (baru/bekas)
yang merupakan tambahan yang telah dimiliki baik dari membeli
atau dari pemberian pihak lain, yaitu jenis pakaian yang lazim
dipakai sehari hari oleh masyarakat setempat.
4. Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap penghuni
rumah.
Luas Lantai rumah paling kurang 8 m2 adalah keseluruhan luas
lantai rumah, baik tingkat atas, maupun tingkat bawah, termasuk
bagian dapur, kamar mandi, paviliun, garasi dan gudang yang
apabila dibagi dengan jumlah penghuni rumah diperoleh luas ruang
tidak kurang dari 8 m2.
5. Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat sehingga dapat
melaksanakan tugas/fungsi masing-masing.
Pengertian Keadaan sehat adalah kondisi kesehatan seseorang
dalam keluarga yang berada dalam batas batas normal, sehingga
yang bersangkutan tidak harus dirawat di rumah sakit, atau tidak
terpaksa harus tinggal di rumah, atau tidak terpaksa absen
bekerja/ke sekolah selama jangka waktu lebih dari 4 hari. Dengan
demikian anggota keluarga tersebut dapat melaksanakan tugas dan
fungsinya sesuai dengan kedudukan masing masing di dalam
keluarga.
Page 86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
6. Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk
memperoleh penghasilan.
Pengertian anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh
penghasilan adalah keluarga yang paling kurang salah seorang
anggotanya yang sudah dewasa memperoleh penghasilan berupa
uang atau barang dari sumber penghasilan yang dipandang layak
oleh masyarakat, yang dapat memenuhi kebutuhan minimal sehari
hari secara terus menerus.
7. Seluruh anggota keluarga umur 10 - 60 tahun bisa baca tulisan
latin.
Pengertian anggota keluarga umur 10 - 60 tahun bisa baca tulisan
latin adalah anggota keluarga yang berumur 10 - 60 tahun dalam
keluarga dapat membaca tulisan huruf latin dan sekaligus
memahami arti dari kalimat kalimat dalam tulisan tersebut.
Indikator ini tidak berlaku bagi keluarga yang tidak mempunyai
anggota keluarga berumur 10-60 tahun.
8. Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan
alat/obat kontrasepsi.
Pengertian Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih
menggunakan alat/obat kontrasepsi adalah keluarga yang masih
berstatus Pasangan Usia Subur dengan jumlah anak dua atau lebih
ikut KB dengan menggunakan salah satu alat kontrasepsi modern,
seperti IUD, Pil, Suntikan, Implan, Kondom, MOP dan MOW.
Page 87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
c. Lima indikator Keluarga Sejahtera III (KS III) atau indikator
”kebutuhan pengembangan” (develomental needs), dari 21 indikator
keluarga sejahtera yaitu:
1. Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama.
Pengertian keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama
adalah upaya keluarga untuk meningkatkan pengetahunan agama
mereka masing masing. Misalnya mendengarkan pengajian,
mendatangkan guru mengaji atau guru agama bagi anak anak,
sekolah madrasah bagi anak anak yang beragama Islam atau
sekolah minggu bagi anak anak yang beragama Kristen.
2. Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau
barang.
Pengertian sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk
uang atau barang adalah sebagian penghasilan keluarga yang
disisihkan untuk ditabung baik berupa uang maupun berupa barang
(misalnya dibelikan hewan ternak, sawah, tanah, barang perhiasan,
rumah sewaan dan sebagainya). Tabungan berupa barang, apabila
diuangkan minimal senilai Rp. 500.000,-.
3. Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali
dimanfaatkan untuk berkomunikasi.
Pengertian kebiasaan keluarga makan bersama adalah kebiasaan
seluruh anggota keluarga untuk makan bersama sama, sehingga
waktu sebelum atau sesudah makan dapat digunakan untuk
Page 88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
komunikasi membahas persoalan yang dihadapi dalam satu minggu
atau untuk berkomunikasi dan bermusyawarah antar seluruh
anggota keluarga.
4. Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat
tinggal.
Pengertian Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan
tempat tinggal adalah keikutsertaan seluruh atau sebagian dari
anggota keluarga dalam kegiatan masyarakat di sekitarnya yang
bersifat sosial kemasyarakatan, seperti gotong royong, ronda
malam, rapat RT, arisan, pengajian, kegiatan PKK, kegiatan
kesenian, olah raga dan sebagainya.
5. Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/
radio/tv/internet.
Pengertian Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/
majalah/ radio/tv/internet adalah tersedianya kesempatan bagi
anggota keluarga untuk memperoleh akses informasi baik secara
lokal, nasional, regional, maupun internasional, melalui media
cetak (seperti surat kabar, majalah, bulletin) atau media elektronik
(seperti radio, televisi, internet). Media massa tersebut tidak perlu
hanya yang dimiliki atau dibeli sendiri oleh keluarga yang
bersangkutan, tetapi dapat juga yang dipinjamkan atau dimiliki
oleh orang/keluarga lain, ataupun yang menjadi milik umum/milik
bersama. ( BKKBN.go.id)
Page 89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Matrik 4.2
Klasifikasi Anggota Kelompok UPPKS “Menur 18”
NO Nama
Kriteria Keluarga \Profesi
Sebelum
UPPKS
Sesudah
UPPKS
Sebelum
UPPKS
Sesudah
UPPKS
1 Ibu Sri
Rahayuni Keluarga
Sejahtera 2
(KS 2)
Keluarga
Sejahtera 3
(KS 3)
Ibu Rumah
Tangga
Ibu Rumah
Tangga +
Usaha jamur
tiram
2 Ibu Sri
Rusminiatin
Keluarga
Sejahtera 2
(KS 2)
Keluarga
Sejahtera 3
(KS 3)
Ibu Rumah
Tangga
Ibu Rumah
Tangga +
Usaha Jamur
Tiram
3 Ibu Yulianti Keluarga
Sejahtera 1
(KS 1)
Keluarga
Sejahtera 2
(KS 2)
Ibu Rumah
Tangga +
penjahit
Ibu Rumah
Tangga +
penjahit
4 Ibu Tri
Rahayu
Larto
Keluarga
Sejahtera 2
(KS 2)
Keluarga
Sejahtera 2
(KS 2)
Ibu Rumah
Tangga
Ibu Rumah
Tangga +
penjahit
5 Ibu
Mulyani
Parimin
Keluarga
Sejahtera 2
(KS 2)
Keluarga
Sejahtera 3
(KS 3)
Ibu Rumah
Tangga
Ibu Rumah
Tangga +
Usaha sambel
Pecel
6 Ibu
Suratinah
Keluarga
Sejahtera1
(KS 1)
Keluarga
Sejahtera 1
(KS 1)
Ibu Rumah
Tangga
Ibu Rumah
Tangga +
Usaha Karak
7 Ibu Nanik Keluarga
Sejahtera1
(KS 1)
Keluarga
Sejahtera 2
(KS 2)
Ibu Rumah
Tangga
Ibu Rumah
Tangga +
Usaha Sayur
8 Ibu Giani
Purwoko
Keluarga
Sejahtera 3
(KS 3)
Keluarga
Sejahtera 3
(KS 3)
Ibu Rumah
Tangga
Ibu Rumah
Tangga +
Usaha Jamur
Tiram
9 Ibu Siti Keluarga Keluarga Ibu Rumah Ibu Rumah
Page 90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Dari matrik diatas dapat kita lihat bahwa terjadi perubahan
klasifikasi status ini terlihat dari beberapa anggota UPPKS Menur 18 yang
statusnya berubah, sebagai contoh Ibu Sri Rahayuni dengan usaha jamur
tiramnya yang dulunya berada di Keluarga Sejahtera 2 (KS 2) sekarang
meningkat berada di Keluarga Sejahtera 3 (KS 3) begitu juga dengan Ibu
Mulyani dengan usaha sambel pecelnya dulunya yang berada di Keluarga
Sejahtera 2 (KS 2) sekarang meningkat berada di Keluarga Sejahtera 3
(KS 3). Ini semua menunjukkan bahwa program UPPKS efektif khususnya
dalam kelompok UPPKS Menur 18 ini yang terbukti kesejahteraan
keluarganya meningkat dan modal yang diberikan dapat terus berkembang
dengan usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh para anggotanya.
F. KESESUAIAN HASIL PROGRAM UPPKS DENGAN TUJUAN
SEMULA
Program UPPKS memiliki tujuan dimana membangun ketahanan
ekonomi dan kemandirian keluarga serta masyarakat melalui kemampuan
wanita dalam rangka mewujudkan keluarga kecil bahagia dam sejahtera
dimana memilki tujuan antara lain :
a. UPPKS sebagai proses belajar usaha ekonomi produktif.
Sumadi Sejahtera 3
(KS 3)
Sejahtera 3
(KS 3)
Tangga + Rias
Pengantin
Tangga +
Rias
Pengantin
10 Ibu Giatni
M
Keluarga
Sejahtera 2
(KS 2)
Keluarga
Sejahtera 2
( KS 2)
Ibu Rumah
Tangga
Ibu Rumah
Tangga +
warung
kelontong
Page 91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
b. UPPKS mampu meningkatkan sikap dan perilaku anggota
untuk hidup lebih sejahtera.
c. UPPKS mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
keluarga dalam membangun ketahanan ekonomi keluarga.
d. UPPKS mampu meningkatkan sumber daya manusia.
e. UPPKS mampu meningkatkan profesionalisme kewirausahaan
f. UPPKS mampu meningkatkan kondisi ekonomi keluarga
F.1 Sebagai Proses Belajar Usaha Ekonomi Produktif
Salah satu dari tujuan dari program UPPKS itu sendiri adalah
sebagai proses belajar usaha ekonomi produktif dimana para anggota
dan pengurus diharapkan mampu belajar untuk lebih mandiri dan
mengembangkan usaha ekonomi produktif sehingga para ibu rumah
tangga mempunyai usaha sampingan selain mereka bertugas sebagai
ibu rumah tangga. Berikut penuturan yang disampaikan oleh
pengurus kelompok UPPKS Menur 18 :
―yaa program UPPKS itu kan salah satu tujuannya sebagai
proses belajar usaha ekonomi produktif yaa bisa dibilang
begitu mas soalnya setelah diberikan bantuan modal pinjaman
kan para anggota UPPKS diharuskan membuat suatu usaha
ekonomi keluarga mas”
(Wawancara dengan Ibu Sri Rahayuni, 15 November 2011)
Hal senada juga diugkapkan oleh Ibu Rusminiatin selaku
sekertaris kelompok UPPKS Menur 18, bahwa :
Page 92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
“Memang benar mas kalo programUPPKS ini sebagai proses
belajar ekonomi produktif dulunya kan sebagian besar
anggota kelompok UPPKS Menur 18 ini cuma Ibu rumah
tangga biasa trus dengan adanya bantuan modal pinjaman
dengan modal lunak ini ibu –ibu disini berkesempatan buat
bkin usaha ekonomi keluarga mas.”
(Wawancara 16 November 2011)
Hal ini juga dibenarkan oleh ibu Dra. Dyah Bidara Eni, Msi
selaku Kasubid KB beliau mengungkapkan bahwa :
―Program UPPKS ini yaa memang salah satu tujuanya untuk
atau sebagai sarana belajar ekonomi produktif mas… dimana
para anggota UPPKS disini diberi kesempatan untuk
membuat usaha ekonomi keluraga jadi yaa mereka punya
penghasilan tambahan ga hanya tergantung sama gaji dari
suami mereka mas.”
(wawancara 20 November 2011)
Dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa program
UPPKS memang dapat sebagai sarana belajar ekonomi produktif
dimana para anggota UPPKS diharapkan mampu mendidik serta
mengarahkan dan mampu mngembangkan usaha ekonomi keluarga
melalui bantuan modal pinjaman yang diberikan, sehingga para
anggota mempunyai kegiatan tambahan tidak hanya sebagai ibu
rumah tangga tetapi juga sebagai pelaku usaha ekonomi keluarga.
Matrik 4.3
Kesesuaian Hasil Program UPPKS dengan Tujuan Semula
Nama
Program
Tujuan Program Keterangan
UPPKS
(Usaha
Peningkatan
Pendapatan
Keluarga
Sejahtera)
Uppks sebagai
proses belajar
Ekonomi produktif.
UPPKS memang dapat
sebagai sarana belajar
ekonomi produktif
dimana para anggota
UPPKS diharapkan
mampu mendidik serta
mengarahkan dan
Page 93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
mampu mngembangkan
usaha ekonomi keluarga
melalui bantuan modal
pinjaman yang diberikan,
sehingga para anggota
mempunyai kegiatan
tambahan tidak hanya
sebagai ibu rumah tangga
tetapi juga sebagai
pelaku usaha ekonomi
keluarga.
F.2 Mampu Meningkatkan Sikap dan Perilaku Anggota Untuk
Hidup Lebih Sejahtera
Program UPPKS sebagai upaya meningkatkan sikap dan
perilaku anggota untuk hidup lebih sejahtera merupakan salah tujuan
dari program UPPPKS itu sendiri yang dimana diharapkan dampak
yang didapat oleh para anggota setelah mendapatkan modal bantuan
pinjaman ini mampu membuat para anggotanya untuk hidup lebih
sejahtera. Dengan adanya modal bantuan ini selain menjadi ibu
rumah tangga para anggota UPPKS diharapkan mempunyai suatu
usaha ekonomi keluarga sehingga para-para ibu tersebut mempunyai
penghasilan tambahan yang tidak hanya bergantung dari gaji suami
mereka dengan begitu maka kesejahteraan masing-masing dari
anggota UPPKS meningkat.
Berikut ini penuturan dari Ibu Sri Rahayuni mengatakan
bahwa:
”Menurut saya program ini yow dapat merubah pemikiran
ibu-ibu daerah sini mas terutama para anggota UPPKS
Menur 18 ini, bahwa jadi seorang istri ga cuma ngurus
keluarga aja.Contohnya yaa saya mas dulu sebelum ikut
program UPPKS ini saya ga punya penghasilan tambahan
Page 94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
buat belanja, tapi sak niki yow lumayan lah mas ada
tambahan buat belanja”.
(Wawancara 15 November 2011)
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Rusminiatin :
―Sebenarnya program ini bagus mas wong buat saya aja
sebagai anggota cukuup banyak ngerasakke manfaatnya
og…dulu sebelumnya saya dapat bantuan pinjaman modal ini
saya cuma ngandelke gaji suami saya aja mas misal dikasih
uang untuk belanja yaa mau ga mau uang yang dikasih suami
saya itu harus cukup buat belanja walaupun terkadang kurang
mas tp skrg kan saya punya penghasilan tambahan jd lumayan
lah mas bisa buat tambah buat nyukupin kebutuhan lainnya.”
(Wawancara 16 November 2011)
Dapat dilihat Program UPPKS dalam upaya meningkatkan
sikap dan perilaku anggota untuk hidup lebih sejahtera, dimana
menurut pengurus dan sebagian anggota UPPKS Menur 18 tersebut
mampu menggerakkan sektor perekonomian lokal daerah setempat
sehingga sebagian besar ibu-ibu yang ada dalam keangotaan UPPKS
tersebut dapat membantu keuangan keluarga melalui sektor usaha
kecil.
Matrik 4.4
Kesesuaian Hasil Program UPPKS dengan Tujuan Semula
Nama Program Tujuan Program Keterangan
UPPKS (Usaha
Peningkatan
Pendapatan
Keluarga
Sejahtera)
Uppks Mampu
meningkatkan sikap
dan perilaku
anggota untuk
hidup lebih
sejahtera
Program UPPKS dalam
upaya meningkatkan
sikap dan perilaku
anggota untuk hidup
lebih sejahtera, dimana
menurut pengurus dan
sebagian anggota
UPPKS Menur 18
tersebut mampu
menggerakkan sektor
perekonomian lokal
Page 95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
daerah setempat
sehingga sebagian besar
ibu-ibu yang ada dalam
keangotaan UPPKS
tersebut dapat
membantu keuangan
keluarga melalui sektor
usaha kecil.
F.3 Mampu Meningkatkan Pengetahuan Dan Keterampilan Wanita
Dalam Membangun Ketahanan Ekonomi Keluarga
Tujuan lain dari Program UPPKS adalah program UPPKS
diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
wanita dalam membangun ketahanan ekonomi keluarga dimana yang
menjadi sasaran dari program ini adalah ibu-ibu para peserta KB dan
ibu-ibu yang berada dalam keluarga pra sejahtera dan keluarga
sejahtera 1 (KS 1). Para ibu-ibu inilah yang mengurus segala
kebutuhan dari keluarga mereka masing-masing mulai dari
kebutuhan makan sehari-hari, biaya sekolah anak mereka uang saku
untuk anak-anak mereka dll, dan mereka juga yang biasanya
mengatur keuangan dalam keluarga oleh karena itu dengan adanya
program UPPKS ini diharapkan dampak yang diperoleh para ibu
rumah tangga yang menjadi anggota mampu untuk membangun
ketahanan ekonomi keluarga mereka masing-masing. Dengan adanya
modal bantuan pinjaman yang diberikan akan melatih keterampilan
para anggota pada khususnya untuk mempunyai keterampilan dalam
bentuk usaha ekonomi keluarga dalam bentuk kecil, sehingga para
Page 96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
anggota mempunyai penghasilan tambahan yang dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka sehari-hari.
Berikut ini beberapa penuturan dari beberapa pengurus
UPPKS mengenai hal tersebut.
Ibu Sri Rahayuni Mengatakan bahwa :
“…..UPPKS itu memang ditujukan untuk ibu-ibu daerah sini
mas buat ningkatin ekonomi keluarganya masing-masing.”
(Wawancara 15 November 2011)
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Yulianti selaku
pengurus bendahara kelompok UPPKS Menur 18 mengatakan bahwa
:
―yaa… kalo dirasain program ini emang bagus mas buat
nambah pengetahuan para anggotanya.”
(Wawancara 16 November 2011)
Beberapa anggota UPPKS Menur 18 pun mengungkapkan hal
yang senada dengan apa yang disampaikan oleh para pengurus
seperti yang diutarakan oleh ibu Mulyani mengatakan bahwa:
―wah saya sendiri sebagai anggota yaa ngerasain sendiri mas,
nyatanya usaha sambel pecel saya bisa ttp jalan dan
berkembang sampe skrg.”
(wawancara 16 November 2011)
Hal yang sedikit berbeda diungkapakan oleh ibu Suratinah
(40 tahun) yang mengatakan bahwa :
―Nggih sakjane program niki saget nambah pengetahuan
masalah usaha mas, tapi nggih modal’e sekedik og mas, dados
mboten maksimal berkembang.”
(Wawancara 17 November 2011)
Dapat dilihat Program UPPKS sebagai upaya untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan wanita dalam
Page 97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
membangun ketahanan ekonomi keluarga, dimana menurut pengurus
dan sebagian besar anggota UPPKS Menur 18, Program tersebut
dapat meningkatkan perekonomian keluarga dan keterampilan ibu-
ibu yang ada dalam keanggotaan, namun keterbatasan disektor modal
yang relatif kecil menjadi hambatan untuk dapat berkembang secara
optimal.
Hal senada juga disampaikan oleh oleh Ibu Dra. Dyah Bidara
Eni, Msi selaku Kasubid KB beliau mengatakan bahwa :
“Program UPPKS ini memang dirasakan bermanfaat bagi
masyarakat, salah satunya adalah mampu meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan wanita dalam membangun
ketahanan ekonomi keluarga, sehingga diharapkan setelah
adanya program ini para wanita yang tergabung dalam
UPPKS mampu membangun ketahanan ekonomi
keluarga.”(Wawancara 20 November 2011)
Matrik 4.5
Kesesuaian Hasil Program UPPKS dengan Tujuan Semula
Nama
Program
Tujuan Program Keterangan
UPPKS
(Usaha
Peningkatan
Pendapatan
Keluarga
Sejahtera)
Uppks Mampu
meningkatkan
pengetahuan dan
keterampilan keluarga
dalam membangun
ketahanan ekonomi
keluarga.
Program UPPKS
sebagai upaya untuk
meningkatkan
pengetahuan dan
ketrampilan wanita
dalam membangun
ketahanan ekonomi
keluarga, dimana
menurut pengurus dan
sebagian besar anggota
UPPKS Menur 18,
Program tersebut dapat
meningkatkan
perekonomian keluarga
Page 98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
dan keterampilan ibu-
ibu yang ada dalam
keanggotaan, namun
keterbatasan disektor
modal yang relatif kecil
menjadi hambatan
untuk dapat
berkembang secara
optimal.
F.4 Mampu Meningkatkan Sumber Daya Manusia
UPPKS mampu meningkatkan sumber daya manusia
merupakan salah satu dari tujuan program ini. Dengan adanya
program ini diharapkan sumber daya manusianya bisa meningkat
terutama para anggotanya tidak hanya sebagai ibu rumah tangga
yang biasanya hanya mengurus rumah tangga mempunyai kegiatan
lain yang berhubungan dengan usaha ekonomi keluarga yang secara
tidak langsung meningkatkan sumber daya para anggotanya dimana
para anggota dituntut untuk lebih kreatif dalam mengelola modal
pinjaman yang mereka peroleh sehingga usaha yang mereka bentuk
bisa tetap berjalan dan terus berkembang.
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Ibu Rusminiatin,
―Menurut saya sendiri memang sasaran dari program UPPKS
ini untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia yang
ada mas…terutama ya buat anggota UPPKS itu sendiri mas
dengan adanya moadal pinjaman ini kan kita dituntut kreatif
mas buat ngembangin modal yang udah diberikan.
(Wawancara 17 November 2011)
Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Mulyani,
‖nek saya lihat program ini bagus mas bisa ngembangkan
sumber manusia apalagi kita kan dulu sebagian besar cuma
Page 99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
ibu rumah tangga biasa mas yaa contohnya saya dulu sebelum
dapet bantuan ini kerjaan saya cuma ngurus rumah sama
ngurus anak sekarang saya punya usaha sambel pecel yang
sampe sekarang masih bisa terus jalan mas.”
(Wawancara 17 November 2011)
Dapat dilihat dari hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa
program UPPKS benar-benar dapat meningkatkan sumber daya
manusia terutama untuk para anggotanya ini terlihat dari anggota
UPPKS yang dulunya hanya sebagai ibu rumah tangga biasa
sekarang setelah mendapatkan bantuan sudah memiliki usaha
masing-masing dan sebagian besar dari usaha tersebut masih berjalan
sampai sekarang.
Matrik 4.6
Kesesuaian Hasil Program UPPKS dengan Tujuan Semula
Nama
Program
Tujuan Program Keterangan
UPPKS
(Usaha
Peningkatan
Pendapatan
Keluarga
Sejahtera)
Uppks Mampu
meningkatkan sumber daya
manusia
Program UPPKS
benar-benar dapat
meningkatkan sumber
daya manusia terutama
untuk para anggotanya
ini terlihat dari
anggota UPPKS yang
dulunya hanya sebagai
ibu rumah tangga
biasa sekarang setelah
mendapatkan bantuan
sudah memiliki usaha
masing-masing seperti
usaha jamur tiram,
sambel pecel, karak,
menjahit dll dan
sebagian besar dari
usaha tersebut masih
berjalan sampai
sekarang.
Page 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
F.5 Mampu Meningkatkan Profesionalisme Kewirausahaan
UPPKS mampu meningkatkan profesionalisme kewirausahaan
salah satu maksud dari tujuan ini adalah agar mampu mendidik pola
pikir sebagian ibu-ibu yang ada dalam keanggotaan sehingga mampu
berpikir secara professional dalam mengelola modal dan juga dalam
mengelola usaha yang telah dibentuk sehingga usaha yang telah
dijalankan bisa terus berkembang.
F.6 Mampu Meningkatkan Ekonomi Keluarga
Dengan mengikuti program UPPKS maka kesempatan untuk
meningkatan ekonomi keluarga pun semakin besar karena dengan
mendapatkan modal pinjaman untuk membentuk suatu usaha
ekonomi keluarga para anggota dari kelompok UPPKS diwajibkan
untuk bisa lebih mandiri sehingga tidak lagi tergantung dari
penghasilan suami. Hal sesuai dengan yang telah dikatakan Ibu Sri
Rahayuni selaku ketua kelompok UPPKS Menur 18,
“Ibu-ibu yang ikut sebagai anggota UPPKS Menur 18 ini kalo
saya lihat yaa sebagian besar sudah bisa berkembang mas
usahanya secara tidak langsung kondisi ekonomi keluarganya
pun ikut meningkat mas.”
(Wawancara 15 November 2011)
Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Rusminiatin,
“Program UPPKS ini memang dapet bermanfaat mas dari
buat para anggotanya ya rata-rata sudah bisa meningkatkan
ekonomi atau udah bisa dapet nambah penghasilan keluarga
masing-masing.”
(Wawancara 16 November 2011)
Page 101
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Sedangkan hal yang sedikit berbeda diutarakan oleh Ibu Tri
Rahayu (anggota UPPKS Menur 18) beliau mengatakan bahwa,
―Sakjane nggih program niki katah manfaat’e mas, tp kan
niku tergantung kaleh tiang’e piyambak-piyambak. Nek kulo
niku cinderung ngeten niki mawon mas nggih biso diarani
dereng saget ngge meningkatke ekonomi keluarga mas.”
(Wawancara 17 November 2011)
Dapat ditarik kesimpulan bahwa Program UPPKS sebagai
upaya untuk meningkatkan ekonomi keluarga, dimana menurut
pengurus dan anggota UPPKS Menur 18 dengan adanya bantuan
pinjaman modal maka mereka dapat lebih mandiri dengan membuat
suatu bentuk usaha ekonomi keluaraga yang secara tidak langsung
berdampak pada peningkatan kondisi ekonomi keluarga.
Hal ini dikuatkan oleh Dra. Dyah Bidara Eni, Msi selaku
Kasubid KB pembina kelompok UPPKS se kota Surakarta. Beliau
mengungkapkan bahwa Program ini mampu meningkatkan kondisi
ekonomi keluarga bagi yang mengikuti program tersebut.,
―Memang Program UPPKS ini banyak manfaat bagi anggota
kelompoknya, terutama adalah mampu meningkatkan kondisi
ekonomi keluarga, karena diharapkan setelah adanya
program itu para anggota kelompok bisa mengembangkan
usaha yang digelutinya sehingga dengan demikian ekonomi
keluarga bisa meningkat.”
Page 102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Matrik 4.7
Kesesuaian Hasil Program UPPKS dengan Tujuan Semula
Nama
Program
Tujuan Program Keterangan
UPPKS
(Usaha
Peningkatan
Pendapatan
Keluarga
Sejahtera)
Uppks Mampu
meningkatkan kondisi
ekonomi keluarga
Program UPPKS sebagai
upaya untuk
meningkatkan ekonomi
keluarga, dimana menurut
pengurus dan anggota
UPPKS Menur 18 dengan
adanya bantuan pinjaman
modal maka mereka dapat
lebih mandiri dengan
membuat suatu bentuk
usaha ekonomi keluaraga
yang secara tidak
langsung berdampak pada
peningkatan kondisi
ekonomi keluarga.
G. MANFAAT ATAU KEUNTUNGAN PROGRAM UPPKS
G.1 Faktor Ekonomi
Program UPPKS yang sudah berakhir pada tahun 2010
tentunya mempunyai manfaat bagi setiap kelompok daan peserta program
UPPKS. Karena setiap program pastinya mempunyai tujuan yang
bermanfaat bagi masyarakat. Kelompok UPPKS ―Menur 18‖ pasti juga
merasakan dan mendapat manfaat dari progam UPPKS tersebut.
Menurut hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada ketua
kelompok UPPKS tentang manfaat kelompok Uppks bagi para
anggotanya inilah penuturan dari ibu Sri Rahayuni,
“Manfaatnya ya banyak mas salah satunya dengan adanya
moadal pinjaman ini para anggota UPPKS sendiri yang
Page 103
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
semuanya dulunya sebagai ibu rumah tangga sekarang bisa
jadi pada punya usaha sampingan….”
(Wawancara 15 November 2011)
Sementara penuturan yang hampir sama juga diutarakan oleh
Ibu Yulianti selaku bendahara kelompok UPPKS,
―Wah kalo modal dari UPPKS ini saya gunakan untuik
membeli kain sama benang mas, tp yam au gimana lagi
modalnya kan cuma sedikit jadi untuk Menuhin biaya
produksi saya ya…kl cuma mengandalkan modal dari UPPKS
ga cukup mas,yaa terpaksa saya juga harus keluarin uang
pribadi saya kalo ga gitu ga jalan mas.”
(Wawancara 16 November 2011)
Dari hasil wawancara yang kami lakukan mengenai manfaat
progam Uppks itu sendiri yang telah dituturkan oleh Ibu Paryanti dan Ibu
Partini dapat ditarik kesimpulan bahwa Program Uppks yang sudah
berjalan dengan produksi jamur tiram dan usaha kecil lainnya cukup
memberikan manfaat bagi para anggotanya. Namun dengan jumlah modal
yang diberikan relative kecil sehingga tidak bisa untuk menutupi semua
biaya produksi karena menurut penuturan ibu Yulianti sendiri bahwa untuk
usaha jahit itu sendiri memerlukan modal yang banyak.Modal pinjaman
yang diberikan disini sebagai pendamping saja karena para anggota Uppks
yang mendapatkan bantuan pinjaman masih harus mengeluarkan modal
sendiri untuk memenuhi semua biaya produksi.
Manfaat dari segi ekonomi ini juga dapat meningkatkan taraf
hidup anggotanya. Usaha dari program Uppks ini dapat meningkatkan
taraf hidup beginilah dan efektif apabila diterapkan beginilah penuturan
dari bu Mulyani,
Page 104
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
“yow bisa di bilang nek program ini kalo dikatakan dapat
meningkatkan taraf hidup yo meningkat mas misalkan dulu
sebelum adanya program Uppks dengan modal yang terbatas
saya dulu cuma bisa produksi sambel pecel 10 kg sehari trus
dengan adanya bantun pinjaman modal UPPKS ini lumayan
lah mas skrg saya bisa produksi sambel pecel 30kg sehari,
pokoknya kalo menurut saya sendiri lumayan membantu lah.”
(Wawancara 16 November 2011)
Ibu Nanik juga mengungkapkan,
―Kalo saya sendiriprogram UPPKS ini sangat membantu mas
apalagi dulu saya itu cuma ibu rumah tangga biasa pas ikut
program UPPKS ini saya jadi bisa jualan sayur,ya..walau
cuma dikit tp lumayan lah mas buat tambah uang jajan anak
sekolah sama buat tambah-tambah uang masak.” (Wawancara
18 November 2011)
Dari penuturan Ibu Mulyani dan Ibu Nanik dapat ditarik
kesimpulan bahwa program Uppks yang sudah berjalan dapat
meningkatkan taraf hidup bagi para anggotanya sebab dulu dengan modal
yang terbatas yang hanya cukup memproduksi 10kg sambel pecel dalam
sehari seperti yang diungkapkan oleh Ibu Mulyani tetapi dengan adanya
program UPPKS yang memberikan pinjaman atau modal tambahan bahan
baku yang dibeli pun bisa jadi lebih banyak dan produksi sambel pecel pun
meningkat. Selain itu program UPPKS yang sudah berjalan sangat efektif
apabila diterapkan karena sebelum-sebelumnya tidak ada sama sekali
program pemberian modal pinjaman jadi bisa dikatakan program ini sangat
efektif karena secara tidak langsung dengan adanya modal ini dapat
meningkatkan perbaikan ekonomi dari para anggotanya.
Page 105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
G.2 Pengetahuan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Manfaat yang lain selain menambah factor pendapatan
tentunya juga tentang pemberdayaan dan meningkatnya ketrampilan bagi
para anggota kelompok. Seperti yang terjadi didalam Kelompok Menur 18
yang memuat beberapa mekanisme dan pelatihan ketrampilan.
Mekanisme Pengaturan kerja dalam satu kelompok
Menurut penuturan Ibu Sri Rahayuni bahwa,
“yow nek masalah kepengurusan kelompok UPPKS terdiri dari
3orang ketua,sekertaris ma bendahara mas,untuk yang mengurus
segala masalah tekhnisnya dan mengelola yaa pengurus mas udh
ada tugas’e masing-masing contone yow sekertaris tugase yo
nyateti (mencatat)bikin laporan,pencatatan angsuran kl masalah
tugas nyetorke uang ke bank itu tugas’e bendahara mas,nek saya
sendiri tugas’e mantau itu semua sama sekalian masarke hasil
jamur tiram .Kalo buat anggotanya sendiri itu tugasnya semua
sama mas cuma menjalankan usaha mereka masing-masing”.
(wawancara 15 November 2011)
Dari penuturan ibu Sri Rahayuni di atas dapat disimpulkan
bahwa dalam satu kelompok UPPKS usaha yang dijalankan masing-
masing individu dalam satu kelompok itu sama yaitu hanya bertugas
dalam usaha masing-masing sedangkan masalah tekhnis seperti
pengelolaan kelompok dan pemasaran hasil produksi dilakukan oleh para
pengurus yang terdiri dari Ketua,Serketaris,dan Bendahara
Keterampilan
Pihak pemerintah selalu memberikan pelatihan – pelatihan
yang di adakan guna meningkatkan produktivitas kelompok –
kelompok UPPKS. Seperti di dalam Kelompok UPPKS Menur 18
Page 106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
juga sering mengikuti pelatihan pelatihan yang diselenggarakan,
akan tetapi yang mengikuti pelatihan terebut selalu ketua kelompok
yaitu Ibu Sri Rahayuni sendiri. Demikian yang diutarakan Ibu Sri
Rahayuni,
“Ya ada mas kalau cuma pelatihan – pelatihan dasar seperti
cara menyusun pembukuan yang baik, pengelolaan usaha
yang baik. Tapi nggih niku mas, sing ikut nggih kulo sebagai
ketua, terus kulo sebarken kalihan sekretaris kulo buat catatan
kegiatan, terus dilanjutkan dan ditidak lanjuti bendahara
kalihan anggota – anggota mriki. Lha yen pelatihan
ketrampilan masalah meningkatkan produksi jamur tiram itu
sendiri ga ada mas!!!”
(Wawancara 15 November 2011)
Ibu Nanik juga mengungkapkan,
―wah kalo bangsane pelatihan-pelatihan yang dulu sering
diadain dari pemerintah kota saya sendiri jarang ikut
mas…biasanya yang sering ikut pelatihan-pelatihan itu Ibu
Sri Rahayuni mas sama ibu Rusminiatin.”
(Wawancara 18 November 2011)
Dari penuturan yang telah diungkapkan oleh ibu Sri Rahyuni
dan ibu Nanik dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam kelompok UPPKS
selain memberikan manfaat dari segi ekonomi juga memberikan manfaat
lain yaitu mengenai pengetahuan dan pemberdayaan sumber daya manusia
dimana di dalam kelompok UPPKS Menur 18 memuat mekanisme kerja
dan pelatihan keterampilan. Untuk mekanisme kerja sendiri masalah
tekhnis seperti pengelolaan kelompok UPPKS yang meliputi pengelolaan
usaha yang baik dan juga pemasaran hasil produksi semua itu dilakukan
oleh para pengurus sedangkan untuk para anggota hanya berkonsentrasi
pada proses produksi Batik tulis saja. Sedangkan untuk masalah pelatihan-
Page 107
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
pelatihan yang diberikan oleh pihak pemerintah dalam rangka untuk
meningkatkan produktivitas tiap-tiap kelompok UPPKS hanya diikuti oleh
Ibu Sri Rahayuni sebagai ketua kelompok UPPKS yang meliputi
pelatihan-pelatihan dasar keterampilan untuk bagaimana mengelola
UPPKS yang baik seperti bagaimana cara menyusun laporan pembukuan
yang baik. Sedangkan untuk pelatihan memanage dan mengelola hasil
produksi dalam UPPKS kelurahan Jebres tidak ada. Manfaat baik dari segi
ekonomi dan pemberdayaan sumber daya manusia baik untuk
mengembangkan potensi dan menumbuhkan potensi lewat program
UPPKS di Kelompok Menur 18 lewat data – data yang di dapatkan di atas
menunjukkan bahwa program UPPKS di Kelompok Menur 18 juga sudah
sesuai yang diharapkan dengan tujuan di terbitkannya program UPPKS ini
seperti yang dimaksudkan dalam buku pegangan kader usaha peningkatan
pendapatan keluarga sejahtera yaitu :
Umum
Membangun ketahanan ekonomi dan kemandirian keluarga serta
masyarakat melalui kemampuan wanita dalam rangka
mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Khusus
g. Sebagai proses belajar usaha ekonomi produktif
Meningkatnya sikap dan perilaku anggota untuk hidup lebih
sejahtera
Page 108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
h. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan wanita dalam
membangun ketahanan ekonomi keluarga.
i. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia
Akan tetapi yang menjadi catatan hanyalah masalah latihan
ketrampilan yang tidak didapatkan untuk membantu meningkatkan
kualitas dan kuantitas produksi jamur tiram serta usaha kecil lainnya..
Latihan ketrampilan hanya berupa pengelolaan pembukuuan dan
pemberdayaan pengelolaan anggota. Cuma pelatihan ketrampilan seperti
pengelolaan pembukuuan dan pemberdayaan pengelolaan anggota juga
sudah sesuai dengan buku pegangan kader usaha peningkatan pendapatan
keluarga sejahtera dari hal pembinaan kelompok UPPKS.
Pernyataan ini juga dikuatkan lewat pernyataan dari Dra. Dyah
Bidara Eni, Msi selaku Kasubid KB pembina kelompok UPPKS se kota
Surakarta yang mengatakan,
“Manfaatnya ya banyak dik lody, ya kayak di buku pegangan
kader UPPKS yang dipinjem dik lody itu. Manfaatnya
pastinya untuk membangun perekonomian keluarga dan
memberdayakan wanita utuk mampu mewujudkan keluarga
yang sejahtera. Di kelompoknya Bu Sri Rahayuni menurut
saya sudah berjalan dengan baik dan anggtanya pasti sudah
mendapat manfaat yang sesuai dengan tujuan UPPKS,
nyatanya Kelompoknya Bu Rahayuni pernah jadi yang terbaik
di pendapatannya.”
Dari pernyataan Ibu Dyah Bidara Eni, maka manfaat dan
keuntungan yang didapat dari Kelompok UPPKS melalui program UPPKS
ini sudah dirasakan semua anggota kelompok UPPKS Menur 18.
Page 109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
H. EFISIENSI PROGRAM UPPKS DALAM MENGGUNAKAN
SUMBER DAYA MANUSIA
Program UPPKS sendiri memberikan berbagai manfaat bagi
para anggotanya baik manfaat dari segi factor pendapatan dimana
meningkatnya pendapatan dari para anggota UPPKS sendiri juga
memberikan manfaat lain seperti masalah pemberdayaan dan juga
meningkatnya keterampilan bagi para anggota kelompok.Hal ini dapat
dilihat dari yang terjadi di dalam kelompok usaha Manuggal Usaha yang
memuat berbagai mekanisme pengaturan kerja dan pelatihan keterampilan
bagi para anggotanya.
Menurut Ibu Sri Rahayuni selaku Ketua kelompok UPPKS
Menur 18 kelurahan Jebres sejauh mana program UPPKS efisien dalam
menggunakan sumber daya manusianya berikut penuturan dari Ibu Sri
Rahayuni,
“Kalo menurut saya kelompok UPPKS Menur 18 ini sudah
cukup efisien mas dalam menggunakan sumber daya
manusianya contohnya aja dalam usaha jahit yang dilakukan
Ibu Yulianti dan Ibu Suratinah mereka sudah punya keahlian
jahit sebelum ikut UPPKS ini untuk usaha jamur tiram
sendiri saya bersama ibu Rusminiatin sendiri masih belajar
dalam mengelola agar hasil produksi jamur tiram itu sendiri
bisa terus meningkat.”
(Wawancara 15 November 2011)
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Rusminiatin
mengatakan bahwa,
“nek efisien yow jelas efisien mas, sumber daya manusia
yang menjadi anggota UPPKS ten meriki kui ibu-ibu rata-
rata sing saking KS1 lan KS 2 selain itu sumber daya
Page 110
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
manusiannya juga mumpuni mas para ibu-ibu yang menjadi
anggota UPPKS Menur 18 rata-rata sampun nduwe keahlian
sendiri seperti ibu Yulianti yang sudah mempunyai keahlian
menjahit.”
(Wawancara 16 November 2011)
Ibu Mulyani juga mengungkapkan hal yang sama,
―Wah kalo ditanya program UPPKS sudah efisien dalam
menggunakan sumber daya manusia di kampung Ngoresan
ini sudah efisien mas menurut saya, tetapi untuk mengenai
masalah tekhnis seperti masalah bagaimana pengelolaan
modal dan kelangsungan usaha yang baik serta
pengembalian modal usaha yang diberikan itu masih ada
beberapa anggota UPPKS yang belum bisa menerapkannya
dengan baik.”
(Wawancara 16 November 2011)
Dari beberapa penuturan diatas mengenai apakah program
UPPKS efisien dalam menggunakan sumber daya manusianya dapat
ditarik kesimpulan bahwa memang sudah efisien dimana dari pemilihan
jenis usaha sendiri yaitu jamur tiram dan usaha kecil lainnya sudah sesuai
dengan keterampilan yang dimiliki oleh para warga Kampung Ngoresan.
Sedangkan untuk masalah tekhnis seperti bagaimana cara mengelola
modal yang mereka dapat dan juga bagaimana mengelola atau
menjalankan usaha yang baik para anggota tidak terlalu mengerti
dikarenakan para anggota tidak suka ikut dalam penyuluhan-penyuluhan
dan pelatihan bagaimana mengelola usaha dan menjalankan usaha yang
baik. Para anggota UPPKS disini hanya berkonsentrasi pada usaha mereka
masing-masing. Selain itu manajemen yang dilakukan oleh kelompok
UPPKS Menur 18 dalam mengatur segala sesuatu yang berhubungan
dengan kelompok selama 3 tahun ini dilakukan dengan baik. Sebagai
Page 111
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
contoh dalam pengelolaan usaha kelompok yaitu usaha jamur tiram karena
usaha ini merupakan usaha kelompok maka setiap masing-masing anggota
bertanggung jawab dalam proses produksi usaha jamur tiram ini. Salah
satu bentuk tanggung jawab para anggota adalah dengan membuat jadwal
piket dalam penyemprotan jamur tiram, selain itu salah satu yang
menyebabkankelompok ini tetap bertahan selama 3 tahun ini adalah
terjalinnya komunikasi yang baik antara masing-masing pengurus dan
anggota satu sama lain bentuk kongkretnya adalah selalu dilaksanakannya
rapat pertemuan anggota yang dilakukan setiap tanggal 1 pada awal bulan,
dimana pada rapat ini membahas segala permasalahan yang terjadi pada
tiap-tiap anggota serta melaporkan segala perkembangan usaha ekonomi
produktif yang dijalankan masing-masing anggota. Berikut ini rekap hasil
rapat bulanan kelompok UPPKS Menur 18.
Matrik 4.8
Rapat Rutin Kelompok UPPKS Menur 18 bulan Oktober
2011-Febuari 2012
Bulan Tempat Agenda
Oktober
2011
Rumah Ibu Yulianti Rapat bulanan, dalam rapat ini seperti
bulan-bulan sebelumnnya setiap
masing-masing anggota melaporkan
perkembangan masing-masing
usahannya.
November
2011
Rumah Ibu Rusminiatin Rapat bulanan
Laporan masing-masing anggota
mengenai usaha masing-masing. Pada
rapat bulan ini juga membahas
kelanjutan usaha kelompok jamur
tiram yang sudah beberapa bulan ini
berhenti diakibatkan kondisi cuaca
yang tidak mendukung.
Page 112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Desember
2011
Rumah Ibu Sri
Rahayuni
Rapat bulanan pada bulan ini
membahas tentang bazaar yang akan
diadakan oleh pihak pemkot dan akan
diikuti oleh kelompok UPPKS Menur
18 dengan menampilkan hasil
produksi sambel pecel.
Januari
2012
Rumah Ibu Mulyani Rapat bulanan
Febuari
2012
Rumah Ibu Rahayu Rapat Bulanan
Dapat dilihat dari matrik diatas dimana setiap bulan
kelompok UPPKS Menur 18 selalu melakukan pertemuan rutin yang
dimana dalam pertemuan rutin ini masing-masing anggota melaporkan
perkembangan masing-masing usahanya serta menceritakan kendala-
kendala apa saja yang dihadapi berkaitan dengan kegiatan ekonomi
produktif yang dilakukan oleh masing-masing anggota.
I. KENDALA YANG DIHADAPI KELOMPOK UPPKS MENUR 18
Program UPPKS yang sudah berjalan selama ini terutama
pada Kelompok UPPKS Manunggal Usaha selain memberikan manfaat
bagi para anggotanya selain itu juga dalam proses pelaksanaannya selama
ini juga memiliki beberapa kendala seperti yang dikemukakan Ibu Sri
Rahyuni berikut ini:
“Yaa kalo masalah kendala dalam satu kelompok itu pasti
ada mas terutama masalah keterbatasan modal sehingga ada
beberapa anggota yang kesulitan dalam mengembangkan
usahanya kendala yang lain mengenai masalah tekhnis
seperti masalah bagaimana pengelolaan modal dan
kelangsungan usaha yang baik serta pengembalian modal
usaha yang diberikan itu masih ada beberapa anggota
UPPKS yang belum bisa menerapkannya dengan baik..”
(Wawancara 15 November 2011)
Page 113
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Hal yang hampir sama juga diungkapkan mengenai kendala
yang dihadapi sebagai anggota UPPKS Menur 18 yang juga berperan
sebagai pengusaha sambel pecel berikut ini penuturan dari Ibu Mulyani,
―Kendala yang dihadapi yow itu mas masalah modal yang
diberikan itu kan terbatas cuma RP 350 .000,00 per orang
jadi kami-kami para anggota agak kesulitan dalam
mengembangkan usaha dan juga kendala yang lain masalah
manajemen pemasaran produk mas kami para anggota
khusunya saya kebingungan dalam memasarkan hasil
produksi contohnya saya sambel pecel buatan saya ini hanya
saya pasarkan si sekitar lingkungan sini aja mas sama
lingkungan kmpus.”
(Wawancara 16 November 2011)
Dari penuturan yang diutarakan oleh Ibu Sri Rahayuni dan
Ibu Mulyani mengenai kendala apa saja yang dihadapi oleh kelompok
UPPKS Menur 18 dapat ditarik kesimpulan bahwa kendala yang dihadapi
oleh kelompok UPPKS Menur 18 dengan hasil produksi jamur tiram,
sambel pecel dan usaha kecil lainnya adalah masalah jumlah pinjaman
modal yang relatif sedikit sehingga agak sulit untuk para anggota
mengembangkan usaha mereka. Selain masalah keterbatasan modal ada
masalah lain yang dialami oleh para anggota Menur 18 yaitu masalah
manajemen pemasaran hasil produk dan juga pengemasan hasil produk
yang baik.
Kendala yang lain selain masalah pemasaran hasil produksi
adalah kendala di bidang penyetoran atau pengembalian modal pinjaman
dari para anggota UPPKS,terkadang ada beberapa anggota UPPKS yang
telat atau tidak tepat waktu dari tanggal yang telah ditentukan dalam
mengembalikan modal usaha yang telah diberikan,sehingga untuk
Page 114
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
mengatasi masalah ini para pengurus yang terdiri dari ketua,sekretaris,dan
bendahara terpaksa menalangi dulu dalam melakukan setoran ke bank
Matrik 4.9
Kendala yang dihadapi Kelompok UPPKS Menur 18
Nama
Program
Kendala Keterangan
UPPKS
(Usaha
Peningkatan
Pendapatan
Keluarga
Sejahtera)
Modal yang relatif
sedikit
Pemasaran dan
pengemasan produk
Pengembalian modal
jumlah pinjaman modal
yang relatif sedikit
sehingga agak sulit
untuk para anggota
mengembangkan usaha
mereka.
Masalah manajemen
pemasaran hasil produk
dan juga pengemasan
hasil produk yang baik.
Disini para anggota
masih kesulitan dalam
memasarkan hasil
produksiinya terutama
untuk usaha jamur tiram
dan sambel pecel
pengembalian modal
pinjaman dari para
anggota
UPPKS,terkadang ada
beberapa anggota
UPPKS yang telat atau
tidak tepat waktu dari
tanggal yang telah
ditentukan dalam
mengembalikan modal
usaha yang telah
diberikan,sehingga utk
mengatasi masalah ini
para pngurus yang
terdiri dari
ketua,sekretaris,dan
Page 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
bendahara terpaksa
menalangi dulu dalam
melakukan setoran ke
bank.
J. EVALUASI DAMPAK PELAKSANAN PROGRAM USAHA
PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA SEJAHTERA
(UPPKS) DI KAMPUNG NGORESAN KELURAHAN JEBRES
Bila diartikan secara emilogi, Evaluasi berarti ―menaksir
nilai sesuatu”. Dalam bukunya M. T. Feurstein (1986 ;8) evaluasi berarti
membantu mereka yang terlibat dalam jenis program pengembangan untuk
menaksir nilai pekerjaan yang sedang mereka lakukan. Ada sepuluh alasan
pokok untukmelakukan evaluasi, yaitu :
11. Keberhasilan : Untuk mengetahui apa yang telah dicapai
12. Mengukur kemajuan : Apakah sesuai dengan sasaran program.
13. Memperbaiki sasaran monitoring : Agar managementnya lebih baik.
14. Mengetahui apakah usaha sudah efektif : Perubahan apakah yang
ditimbulkan oleh program.
15. Identifikasi kekuatan dan kelemahan : Untuk memperkuat program.
16. Keuntungan biaya : Apakah biayanya masuk akal.
17. Mengumpilkan informasi : Untuk merencanakan dan mengelola
aktivitas-aktivitas program secara lebih baik.
Page 116
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
18. Berbagi pengalaman : mencegah orang lain tidak melakukan
kesalahan yang sama untuk mendorong mereka untuk menggunakan
metode yang sama.
19. Meningkatkan efektivitas : Agar lebih memberi dampak.
20. Memungkinkan rencana yang lebih baik : agar lebih sesuai dengan
kebutuhan orang banyak khususnya masyarakat tingkat bawah.
Penelitian Evaluasi penting dilakukan guna mengetahui
keberhasilan dari pelaksanaan program tersebut sebab tidak begitu
saja sebuah program dapat dikatakan gagal atau berhasil
sebelumdilakukan penelitian terhadap, persiapan, pelaksanaan dan
dampak dari program tersebut.
Seperti yang dikemukakan pada Bab III, bahwa untuk menilai
sejauh mana keberhasilan program dalam bukunnya M.T Feurstein
terdapat 9 indikator yang digunakan sebagai indikator keberhasilan,
antara lain:
1. Availabilitas yaitu aspek sesuatu itu ada dan tersedia
Yang dimaksudkan disini adalah lokasi yang dijadikan
tempat untuk pelaksanaan program dan juga dana bantuan yang
diberikan oleh pemerintah serta sarana dan prasarana pendukung
pelaksanaan program lainnya. Kelompok UPPKS Menur 18 adalah
kelompok UPPKS yang berada di Kampunng Ngoresan Kelurahan
Page 117
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
Jebres ini merupakan salah satu dari sekian kelompok UPPKS se
Kota Surakarta yang mendapatkan bantuan modal pinjaman
bergilir sebanyak Rp 5.000.00,00.
2. Relevansi yaitu seberapa jauh sesuatu hal dapat dikatakan relevan
atau tepat dengan tujuan diadakannya program
Tujuan utama diadakannya program UPPKS adalah
Membangun ketahanan ekonomi dan kemandirian keluarga serta
masyarakat melalui kemampuan wanita dalam rangka mewujudkan
keluarga kecil bahagia dan sejahtera khususnya peserta KB
Keluarga Pra Sejahtera dan KS I Kesungguhan kelompok dalam
melola usaha ekonomi produktif menumbuhkan keyakinan dan
kepedulian pemerintah, sehingga sejumlah pengusaha swasta dan
BUMN memberikan dukungan dalam bentuk bantuan modal usaha
yang harus dikembalikan dengan bunga ringan yang dikelola oleh
Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (YDSM). Selanjutnya YDSM
bersama-sama Bank BNI yang dibantu PT Pos Indonesia serta
Bank BRI mengembangkan skim kredit Takesra-Kukesra, KPKU
dan KPTTG. Namun kerja sama tersebut berakhir pada bulan
Januari tahun 2003 dengan penarikan semua modal yang beredar
sehingga banyak kelompok terlantar dan drop out. Oleh karenanya
untuk menghimpun potensi kelompok UPPKS dan sekaligus
mengembangkan wadah yang memperjuangkan aspirasi praktisi
pelaku usaha mikro, maka dibentukkan Asosiasi Kelompok
Page 118
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
UPPKS (AKU) yang disyahkan oleh Wakil Presiden RI di Istana
Bogor pada tanggal 28 Februari 2002, yang kemudian telah
melaksanakan Musyawarah Nasional (Munas) I pada bulan Maret
2003, Munas II di Surabaya, 2004, Munas III di Makassar, 2005,
dan Munas IV di Jakarta, 20 Juni 2007. Akan tetapi karena adanya
kesulitan pendanaan pemerintah, dalam beberapa tahun terakahir
ini, beberapa program penyediaan modal kerja sebelumnya
mengalami hambatan, namun saat ini dikembangkan dukungan
modal usaha untuk kelompok UPPKS dari dana yang dikategorikan
sebagai danan bantuan sosial (Bansos) dengan tujuan yang sama.
3. Accesabilitas yaitu apakah seseuatu itu benar –benar dapat
terjangkau oleh mereka yang memerlukan
Sasaran dari program UPPKS adalah melibatkan pasangan
usia subur yang belum menjadi akseptor keluarga berencana,
keluarga prasejahtera (keluarga miskin), keluarga sejahtera I, dan
keluarga lain yang peduli menjadi anggota UPPKS.
4. Kebergunaan yaitu sejauh mana sesuatu yang telah disediakan
dipakai untuk tujuan semula
Program UPPKS memiliki tujuan dimana membangun
ketahanan ekonomi dan kemandirian keluarga serta masyarakat
Page 119
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
melalui kemampuan wanita dalam rangka mewujudkan keluarga
kecil bahagia dam sejahtera dimana memilki tujuan antara lain :
a. UPPKS sebagai proses belajar usaha ekonomi produktif.
b.UPPKS mampu meningkatkan sikap dan perilaku anggota
untuk hidup lebih sejahtera.
c. UPPKS mampu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan keluarga dalam membangun ketahanan
ekonomi keluarga.
d.UPPKS mampu meningkatkan sumber daya manusia.
e. UPPKS mampu meningkatkan profesionalisme
kewirausahaan
f. UPPKS mampu meningkatkan kondisi ekonomi
Penggunaan modal pinjaman itu sendiri telah digunakan oleh
para anggota kelompok UPPKS Menur 18 untuk melakukan
kegiatan ekonomi produktif melalui usaha kecil yang dimilki oleh
masing-masing anggota UPPKS Menur 18.
5. Ketercukupan yaitu menunjukkan apakah proporsi mereka yang
memerlukan sesuatu itu dapat menerimanya
Dana atau modal pinjaman UPPKS diberikan kepada para
kelompok UPPKS yang telah lolos seleksi yang kemudian bantuan
pinjaman modal yang diberikan sebesar RP 5.000.000,00. Di
Page 120
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
kelompok UPPKS Menur 18 ada sepuluh anggota jadi masing-
masing anggota mendapatkan bantuan modal pinjaman sebesar Rp
350.000,00 sedangkan sisanya yang 1.500.000,00 dipergunakan
untuk usaha kelompok yaitu usaha jamur tiram.
6. Kualitas yaitu menunjukkan kualitas atau standar tertentu
Sesuai dengan pelaksanaan program UPPKS bahwa program
ini melibatkan pihak BKKBN kota Surakarta selaku yang
memberikan program atau memberikan bantuan modal bergilir
kepada para kelompok UPPKS dan juga pihak lain yaitu kelompok
UPPKS itu sendiri sebagai pelaksana program. Antara Pemberi
modal pinjaman yaitu pihak BKKBN dengan pelaksana program
kelompok UPPKS itu sendiri harus terjalin hubungan yang baik
sehingga dana diberikan digunakan benar—benar untuk kegiatan
ekonomi keluarga dan tidak ada lagi bantuan modal pinjaman yang
tidak dikembalikan.
7. Usaha yaitu menunjukkan apa dan berapa banyak yang
diinvestasikan untuk mencapai sasaran-sasaran.
Dalam pelaksanaan program UPPKS hingga saat ini berbagai
usaha terus digalakkan oleh pemerintah yaitu dari pihak BKKBN
sebagai penyelenggara program kepada pihak penerima bantuan
pada khususnya dan masyarakat umum pada umumnya. Beberapa
usaha yang dilakukan antara lain dengan melakukan sosialisai
Page 121
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
kepada para kelompok UPPKS mengenai pengelolaan pembukuuan
dan pemberdayaan pengelolaan anggota kelompok UPPKS.
8. Efisiensi yaitu menunjukkan apakah sumber daya dan aktivitas-
aktivitas telah dimanfatkan dengan cara yang terbaik
Seperti yang disinggung di dalam indikator kualitas bahwa
program UPPKS inimenempatkan semua sumber daya yang ada di
dalam tempatnya, dengan memberikan sesuatu itu kepada ahlinya,
misalkan utuk pengelolalan dana pinjaman nantinya akan
diserahkan kepada bendahara masing-masing kelompok UPPKS.
Tetapi satu hal yang paling mendasar adalah masalah partisipasi,
misalkan tidak adanya partisipasi baik dari selruh elemen baik dari
pihak BKKBN selaku penyelenggara program dan kelompok
UPPKS selaku pihak pelaksana program dan tanggung jawab serta
kerjasama yang baik seluruh tim pelaksana terutama antara
pengurus kelompok UPPKS dan anggota UPPKS itu sendiri, maka
program ini tidak mungkin dapat dilakukan dengan lancer dan
tertib.
9. Dampak yaitu menunjukkan apakah sesuatu yang telah dilakukan
itu benar-benar menimbulkan perubahan
Dampak dari program UPPKS sendiri adalah semakin
meningkatnya kesehjahteraan dari masing-masing anggota UPPKS
itu sendiri, dengan mendapatkan bantuan pinjaman modal maka
setiap anggota UPPKS memiliki kesempatan untuk melakukan
Page 122
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
kegiatann usaha ekonomi produktif dengan cara membentuk usaha
ekonomi kecil, pada kelompok UPPKS Menur 18 sendiri para
anggotanya masing-masing memiliki usaha sendiri ada yang
memiliki usaha jamur tiram, sambe pecel, usaha jahit, usaha karak,
dan berjualan sayuran. Program UPPKS juga memiliki dampak lain
yaitu memandirikan para anggotanya sehingga tidak terlalu
bergantung pada penghasilan suami mereka
K. ANALISIS TEORI
Talcoot Parson dalam bukunya Suharto (2005) membagi matra
pemberdayaan menjadi tiga yaitu:
d. Aras mikro
Dilakukan individu melalui bimbingan konseling, stress
manajeman, krisis intervension .Tujuan dari hal ini adalah untuk
melatih klien untik menjalankan tugas kehidupan dan sering
disebut sebagai pendekatan yang bertugas pada tugas
e. Aras mezzo
Dilakukan pada sekelompok klien dengan menggunakan
kelompok sebagai media intervensi.Strategi ini untuk
meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap-
sikap klien agar kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi
adalah dengan melakukan pendidikan dan pelatihan.
f. Aras Makro
Page 123
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
Sering disebut sebagai strategi system besar karena sasaran
perubahan diarahkan pada system lingkungan yang lebih luas
dengan menggunakan strategi perumusan kebijakan,
perencanaan sosial, kampanye aksi sosial, lobbying,
pengorganrisasian masyarakat, dan manajemen konflik
Pendekatan pemberdayaan masyarakat (Suharto, 2005: 67 – 68):
f. Pemungkinan, menciptakan suasana potensi masyarakat yang
berkembang secara optimal
g. Penguatan, memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi
kebutuhannya
h. Perlindungan melindungi kelompok masyarakat terutama
kelompok lemah agar tidak tertindas kelompok luas
i. Penyokongan, memberikan bimbingan dan dukungan agar
masyarakat mampu menjalankan peran dan tugas-tugas
kehidupan.
j. Pemeliharaan, memelihara kondisi yang kondusif agar tetap
terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai
kelompok dalam masyarakat.
Dapat kita lihat bahwa program Pemberian Modal mencakup
tiga aras yang disebutkan diatas seperti aras mikro, aras mezzo, dan aras
Page 124
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
makro. Dapat kita lihat bahwa program Pemberian Modal mencakup tiga
aras yang disebutkan diatas seperti aras mikro, aras mezzo, dan aras
makro. Hal ini dapat dilihat pada ketiga aras seperti individu melalui
bimbingan konseling, tujuan dari hal ini adalah untuk melatih klien
untuk menjalankan tugas kehidupan dan sering disebut sebagai
pendekatan yang berpusat pada tugas (aras mikro), meningkatkan
kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar
kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi adalah dengan
melakukan pendidikan dan pelatihan (aras mezzo), strategi system besar
karena sasaran perubahan diarahkan pada system lingkungan yang lebih
luas dengan menggunakan strategi perumusan kebijakan, perencanaan
sosial, kampanye aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat dan
manajemen konflik (aras makro).Hubungan ketiga aras tersebut dengan
Program UPPKS tersebut juga disertai pembentukan kesepakatan,
seleksi paguyuban keluarga sejahtera dan pengelolaan usaha yang baik.
Dari ketiga aras tersebut yang paling tepat digunakan dalam pemberian
modal bergulir adalah aras mezzo. Hal ini disebabkan pemberian modal
bergulir tersebut diberikan kepada kelompok – kelompok dan masing –
masing kelompok tersebut akan diketahui yang mana kelompok yang
paling berhasil dan yang paling gagal dalam pelaksanaan program
tersebut. Selain itu para penerima program tidak hanya diberikan modal
tetapi mereka juga diberi ketrampilan seperti membuat proposal,
membuat laporan pertanggungjawaban atas modal yang diterima, serta
Page 125
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
mereka diberi pelajaran untuk mengelola pinjaman dan
menggunakannya secara benar.
Sedangkan pendekatan pemberdayaan menurut Suharto
meliputi
1) Pemungkinan, menciptakan suasana potensi masyarakat yang
berkembang secara optimal. Dalam hal ini pemberian modal
bergulir dapat meningkatkan kreatifitas orang – orang yang
tidak mampu dalam mendapatkan modal tersebut dengan cara
mencari atau mengembangkan usaha supaya dapat optimal.
2) Penguatan, memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan
memenuhi kebutuhannya. Pemberian modal bergulir
dimaksutkan untuk membentu masyarakat untuk membuka
suatu usaha yang nantinya dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya, sehingga masalah ekonomi mereka dapat teratasi.
3) Perlindungan, melindungi kelompok masyarakat, terutama
kelompok lemah agar tidak tertindas kelompok luas.
Pemberian modal bergulir ini dimaksudkan agar mereka
masyarakat miskin yang mendapatkan bantuan ini
perekonomian mereka dapat meningkat dan tidak terjadi
kesenjangan yang mencolok.
4) Penyokongan, memberikan bimbingan dan dukungan agar
masyarakat mampu menjalankan peran dan tugas – tugas
Page 126
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
kehidupan. Pemberian modal bergulir ini dimaksudkan untu
memberikan dukungan terhadap masyarakat agar mampu
menjalankan peranan dan tugas – tugas kehidupan. Dalam hal
ini pemberian modal bergulir dapat memberikan dukungan
dalam bentuk modal usaha. Diharapkan dengan pinjaman
modal, masyarakat dapat membuat suatu usaha baru yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga
masyarakat peminjam dapat berdaya dan tidak hanya sekedar
mengharap bantuan orang lain, namun dengan hasil jerih payah
sendiri
5) Pemeliharaan, memelihara kondisi yang kondusif agar tetap
terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai
kelompok dalam masyarakat. Dalam hal ini pemberian modal
bergulir dijalankan agar para warga miskin tidak tersisihkan
dan tidak terjadi kesenjangan dalam kehidupan bermasyarakat.
Page 127
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya pada bab
keempat ini dapat disimpulkan secara garis besar bahwa program UPPKS
1yang dilaksanakan di RW 18 Kelurahan Jebres, Kota Surakarta dapat
dinyatakan berhasil dan berjalan sesuai rencana. Dampak yang diberikan
program UPPKS terhadap para anggota kelompok UPPKS Menur 18 sendiri
pun memberikan dampak yang cukup baik.
Program UPPKS merupakan program pemberdayaan masyarakat dari
pemerintah pusat yang berwujud pemberian modal pinjaman dengan bunga
rendah ( 0,5%) dimksudkan untuk membentuk suatu kelompok UPPKS yang
merupakan unit binaan BKKBN ditingkat akar rumput untuk kegiatan
pemberdayaan ekonomi keluarga. Hanya keluarga dengan kategori pra
sejahtera dan Keluarga sejahtera tingkat I dan juga ibu-ibu peserta KB yang
diperbolehkan mengikuti. Lewat program UPPKS ini Kelurahan Jebres
mampu mempunyai2 kelompok, diantaranya adalah Kelompok UPPKS
Menur 18 yang bergerak di bidang produksi usaha jamur tiram dan usaha
kecil lainnya. Program UPPKS dirasakan berjalan efektif karena mampu
mengangkat sebagian besar criteria keluarga.
Page 128
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
Kelompok Menur 18 bersama anggotanya sangat menikmati manfaat
yang didapat dari peminjaman modal usaha tersebut. Manfaat yang bisa
didapat para pengelola dan anggota adalah :
Mampu meningkatkan pendapatan keluarga untuk meningkatkan
taraf hidup.
Mampu dijadikan alternative pekerjaan sampingan dari pekerjaan
utama masyarakat Kelurahan Jebres yang kebanyakan
mengandalkan pendapatan dari gaji suami mereka saja.
Mengembangkan potensi sumber daya manusia melalui cara – cara
pengelolaan organisasi maupun cara mengelola usaha masing-
masing anggota kelompok
Menumbuhkan jiwa kewirausahaan.
Akan tetapi di kelompok UPPKS Menur 18juga terdapat beberapa
kendala dalam pengelolaannya. Beberapa kendala yang terjadi dan menjadi
suatu masalah yang penting adalah bidang pemasaran. Usaha jamur tiram
tidak dapat berkembang pesat dikarenakan masalah pemasaran yang kurang
mendukung, karena usaha jamur tiram di Kelurahan tiram yang dikelola
kelompok UPPKS Menur 18 dipasarkan hanya masuk di Balai kota Surakarta
serta pasar-pasar sekitar dan sesekali masuk di event-event atau bazaar yang
diadakan oleh pemkot. Masalah yang tidak bisa dianggap remeh adalah
masalah pengembalian modal anggota yang terkadang sering seret setiap
Page 129
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
bulannya da itu sering ditalangi dan ditutup – tutupi pembukuannya oleh para
pengelola kelompok UPPKS.
B. IMPLIKASI
1. Implikasi Teoritis
Seperti yang dikemukakan pada Bab III, bahwa untuk menilai
sejauh mana keberhasilan program dalam bukunnya M.T Feurstein
terdapat 9 indikator yang digunakan sebagai indikator keberhasilan, antara
lain: Indikator Availabilitas, Indikator Relevansi, Indikator Accesabilitas,
Indikator kebergunaan, Indikator Ketercakupan, Indikator kualitas,
Indikator Usaha, Indikator Efisiensi, Indikator Dampak. Di dalam program
UPPKS ini telah memenuhi hampir ke Sembilan indikator diatas bisa
dikatakan bahwa program ini cukup berhasil dan memberikan dampak
yang positif bagi anggota kelompok UPPKS Menur 18.
Teori pemberdayaan oleh Talcoot Parson yang digunakan penulis
untuk menganalisa data yang diperoleh. Parson membagi matra
pemberdayaan menjadi 3 yaitu: Aras Mikro, Aras Mezzo, Aras Makro
untuk memudahkan analisis di mana penulis menggunakan teori
pemberdayaan Parsons dalam menganalisis dampak program terhadap
masyarakat RW 18 Kelurahan Jebres khususnya peserta Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS). Disini penulis
melihat bahwa Dari ketiga aras tersebut yang paling tepat digunakan
dalam pemberian modal bergulir adalah aras mezzo. Hal ini disebabkan
Page 130
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
pemberian modal bergulir tersebut diberikan kepada kelompok –
kelompok dan masing – masing kelompok tersebut akan diketahui yang
mana kelompok yang paling berhasil dan yang paling gagal dalam
pelaksanaan program tersebut. Selain itu para penerima program tidak
hanya diberikan modal tetapi mereka juga diberi ketrampilan seperti
membuat proposal, membuat laporan pertanggungjawaban atas modal
yang diterima, serta mereka diberi pelajaran untuk mengelola pinjaman
dan menggunakannya secara benar. Dan dapat kita lihat bahwa program
UPPKS memberikan dampak yang positif bagi para anggotanya.
2. Implikasi metodologis
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian analisis deskriptif
kualitatif dengan menggunakan metode evaluasi. Adapun fokus penelitian
ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak Program UPPKS dalam
upaya peningkatan ekonomi keluarga dalam menanggulangi kemiskinan
dikota Sesuai dengan metode penelitian kualitatif ini, peneliti berperan
sebagai instrumen dalam mencari dan mengumpulkan data lengkap,
peneliti mencoba berinteraksi dengan masyarakat yang terlibat dengan
para anggota kelompok UPPKS dan mengamati secara insentif pada
subyek yang diteliti. Responden dipilih berdasarkan purposive sampling
menurut tehnik snowball sampling. Dengan menggunakan tehnik ini,
peneliti menggunakan pertimbangan bahwa responden yang diambil
adalah yang memenuhi persyaratan untuk tujuan penelitian, yaitu
Page 131
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
masyarakat yang dianggap paling mengetahui yang kemudian dipakai
sebagai responden. Dengan demikian langkah kedua adalah
mewawancarai orang – orang yang telah disebut oleh informan pertama,
kemudian yang ketiga kita dapat menarik responden jyang semakin lama
semakin banyak.
Untuk menganalisa data, penulis menggunakan analisa interaktif.
Proses ini diawali dengan pengumpulan data dengan wawancara
mendalam observasi. Karena data yang diperoleh penulis berkembang
dalam sajian data yang naratif.
Setelah pengumpulan data berakhir, tindakan peneliti selanjutnya
adalah mencari kesimpulan dan verivikasi berdasarkan semua hal yang
terdapat dalam pemilihan reduksi data dan sajian data. Secara metodologis,
hasil penelitian akan mengungkap realitas secara mendalam sehingga
memungkinkan memberi gambaran realitas mengenai partisipasi
masyarakat di daerah KelurahanJebres Rw 18 sebagaimana adanya.
3. Implikasi empirik
Dampak yang dirasakan oleh para anggota kelompok UPPKS
Menur 18 membuat para anggotanya menjadi lebih mandiri, yang dulunya
sebagian besar anggota kelompok UPPKS hanya sebagai ibu rumah tangga
biasa dengan adanya program ini maka para anggotanya mampu
melaksanakan suatu kegiatan ekonomi produktif.
Page 132
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
Program UPPKS juga mampu meningkatkan pendapatan keluarga
dengan cara kegiatan ekonomi produktif yang dilakukan oleh para
anggotanya sehingga tingkat kesejahteraan para anggotanya pun
meningkat.
Penulis juga menemukan beberapa hambatan yang dialami oleh
para peserta UPPKS di Kelurahan Jebres. Hal – hal yang menjadi
hambatan tersebut adalah masalah jumlah pinjaman modal yang relatif
sedikit sehingga agak sulit untuk para anggota mengembangkan usaha
mereka. Selain masalah keterbatasan modal ada masalah lain yang dialami
oleh para anggota Menur 18 yaitu masalah manajemen pemasaran hasil
produk dan juga pengemasan hasil produk yang baik.
Kendala yang lain selain masalah pemasaran hasil produksi adalah
kendala di bidang penyetoran atau pengembalian modal pinjaman dari
para anggota UPPKS,terkadang ada beberapa anggota UPPKS yang telat
atau tidak tepat waktu dari tanggal yang telah ditentukan dalam
mengembalikan modal usaha yang telah diberikan,sehingga untuk
mengatasi masalah ini para pengurus yang terdiri dari ketua,sekretaris,dan
bendahara terpaksa menalangi dulu dalam melakukan setoran ke bank.
C. SARAN
Dengan memperhatikan hasil penelitian yang didapat, penulis
berusaha mengajukan saran, yang diharapkan saran tersebut dapat berguna
Page 133
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
sebagai masukan untuk pelaksanaan selanjutnya. Adapun saran tersebut
antara lain :
Untuk program UPPKS yang sudah berjalan dan berakhir pada
tahun pada tahun 2010 ini sebaiknya dari Pemerintah Pusat
sendiri menggalakan atau mengadakan program ini lagi karena
program ini dirasakan cukup efektif dalam rangka untuk
meningkatkan kesejahtearaan keluarga dan juga membantu dalam
rangka meningkatkan perekonomian atau pendapatan keluarga.
Dalam usaha pengelolaan kelompok UPPKS yang baik yaitu
meliputi usaha pemasaran hasil industry harus lebih ditingkatkan
lagi dengan cara mencari tempat-tempat atau pangsa pasar yang
baru untuk hasil pemasaran sehingga para anggota dan para
pengurus tidak kesulitan untuk memasarkan hasil penelitian.
Melakukan seleksi dalam perekrutan menjadi anggota UPPKS
sehingga yang menjadi anggota UPPKS benar-benar anggota
yang berkompeten yang mampu menjalankan segala kewajiban
sebagai anggota seperti mampu menjalankan dan menggerakkan
kegiatan produksi yang dilakukan dan juga mampu membayar
angsuran pinjaman yang telah diiberikan sehingga akan tercipta
iklim atau kondisi usaha yang baik dalam kelompok UPPKS
Melakukan pembinaan yang dapat memberdayakan keluarga
melalui pemberian informasi, menambah pengetahuan dan
Page 134
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
keterampilan serta kesempatan penggunaan teknologi tepat guna
untuk mengembangkan usaha ekonomi keluarga yang produktif
dan hasil produksi yang dihasilkan juga lebih meninngkat