perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i DAMPAK PERISTIWA PENGESAHAN UU NO 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL PADA HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (studi kasus pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Imdonesia) Diajukan Untuk Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat – Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Diajukan Oleh : Krisna Dwipayana Purnomo NIM F0204089 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
90
Embed
DAMPAK PERISTIWA PENGESAHAN UU NO 25 TAHUN 2007 …eprints.uns.ac.id/5994/1/205841011201103271.pdf · Informasi mempunyai pengaruh terhadap pasar modal ... (pasal 12 ayat 2 UU no
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
DAMPAK PERISTIWA PENGESAHAN UU NO 25 TAHUN 2007
TENTANG PENANAMAN MODAL PADA HARGA SAHAM DI
BURSA EFEK INDONESIA
(studi kasus pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Imdonesia)
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi
Syarat – Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Manajemen Pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Diajukan Oleh :
Krisna Dwipayana Purnomo
NIM F0204089
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
DAMPAK PERISTIWA PENGESAHAN UU NO 25 TAHUN 2007 TENTANG
PENANAMAN MODAL PADA HARGA SAHAM DI BURSA EFEK
INDONESIA
(studi kasus pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
Krisna Dwipayana Purnomo
NIM F0204089
Abstrak
Studi ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh peristiwa pengesahan UU no 25
tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang disahkan pada tanggal 26 April 2007 pada
harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menggunakan tiga hipotesis untuk
mengkonstruksi model dalam studi ini. Hipotesis tersebut adalah adanya abnormal return
yang diperoleh para investor dengan adanya peristiwa pengesahan UU no 25 Tahun 2007
(HA1), adanya perbedaan abnormal return mean sebelum dan sesudah peristiwa (HA2), dan
adanya perbedaan rata-rata trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa (HA3).
Penelitian ini mengambil sampel perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 di Bursa
Efek Indonesia (BEI) selama periode peristiwa. Pengembilan sampel menggunakan teknik
purposive sampling agar ukuran sampel yang diambil dapat mewakili seluruh populasi.
Selanjutnya dilakukan uji normalitas untuk memastikan bahwa data layak untuk pengujian
hipotesis. Untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan dilakukan pengujian paired
sampel T-test
Hasil pengujian yang dilakukan menjelaskan bahwa para investor tidak memperoleh
abnormal return dengan adanya peristiwa pengesahan UU no 25 tahun 2007 baik dihitung
berdasarkan perusahaan atau dihitung berdasarkan hari. Hasil ini tidak mendukung HA1.
Dalam penghitungan berikutnya, ditemukan adanya perbedaan yang signifikan antara
abnormal return mean 5 hari sebelum peristiwa dan abnormal return mean 5 hari setelah
peristiwa. Hasil ini mendukung HA2. Hasil pengujian ketiga yang dilakukan menjelaskan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata trading volume activity
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
sebelum dan sesudah peristiwa, sehingga HA3 tidak didukung. Hasil pengujian ini
memberikan pemahaman tentang upaya yang dapat dilakukan oleh investor untuk
memperoleh abnormal return yaitu dengan menjual saham 30 perusahaan yang mengalami
keanikan abnormal return pada hari kedua sampai hari keempat setelah peristiwa
pengesahan UU no 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal tanggal 26 April 2007.
Kata kunci : abnormal return, trading volume activity, event study, dan pengesahan UU no
25 tahun 2007.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pasar modal adalah tempat untuk berinvestasi para investor. Pasar modal yang ada
di Indonesia mempunyai kecenderungan semakin efisien. Pasar modal dikatakan efisien jika
pasar modal tersebut bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga
keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia
(Jogiyanto,2003). Informasi mempunyai pengaruh terhadap pasar modal dibedakan
menjadi dua, yaitu informasi tentang kondisi makro dan mikro. Lingkungan mikro meliputi:
kinerja perusahaan, pembagian deviden dsb. Sedangkan lingkungan makro meliputi :
keadaan politik, kondisi ekonomi, kebijakan moneter, arah kebijakan politik dll.
Di dalam lingkungan makro, arah kebijakan politik mempunyai pengaruh yang besar
kepada investor untuk berinvestasi. Arah kebijakan politik biasanya terepresentasikan
dalam produk-produk politik yang dihasilkan oleh pemerintah. Produk-produk politik
tersebut antara lain Undang-undang (UU), Peraturan Pemerintah (PP), keputusan presiden
(kepres) dll. Produk-produk politik tersebut biasanya sangat berkaitan erat dengan
pemimpin negara pada saat itu. di Indonesia momentum reformasi ternyata membawa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perubahan yang fundamental dalam perjalanan Negara ini. Pasca reformasi tahun 1998
yang mengakhiri pemerintahan presiden Soeharto dengan Rezim orde barunya, muncul
tatanan baru yang berusaha mengatur ulang Negara ini. tatanan baru ini berusaha untuk
menjadi antitesa dari rezim orde baru terutama dalam masalah kepemimpinan dan
kebebasan. Sudah menjadi perbincangan umum bahwa pola kepemimpinan yang
dikembangkan rezim orde baru bersifat otoriter dan kebebasan masyarakat sangat dibatasi
terutama kebebasan berpolitik.
Periode reformasi berusaha mencitakan sebuah kepemimpinan yang terbuka bagi
siapapun. Dengan adanya konsep kepemimpinan yang terbuka, maka kesempatan atau hak
berpolitik bagi setiap anak bangsa akan terlaksana. Harapan dari konsep tersebut akan lahir
pemimpin yang benar-benar diinginkan oleh masyarakat sehingga sang pemimpin benar-
benar mengetahui permasalahan masyarakat dan bisa menyelesaikan problem-problem
yang ada di masyarakat. Konsep inilah yang kelak akan melahirkan pemilihan langsung
Presiden dan Wakil Presiden, Dewan perwakilan Daerah (DPD), dan pemilihan langsung
kepala daerah yang terdiri dari Gubernur dan Wakil Gubernur, Walikota dan Wakil Walikota,
Bupati dan Wakil Bupati.
Konsep demokrasi yang baru ini banyak mengambil inspirasi dari demokrasi yang
dipraktekkan di Negara Amerika Serikat (AS) yang sering mendapat julukan nenek
moyangnya demokrasi. Dalam perjalanannya demokrasi yang diharapkan membawa
kepada kemakmuran belum terwujud, demokrasi yang berkembang di Indonesia cenderung
mengarah ke demokrasi liberal bahkan ada yang mengakan demokrasi dan produk-produk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
demokrasi kita lebih liberal dari Amerika Serikat(AS). Selain sistem pemerintahan yang
dibangun dengan fondasi demokrasi liberal yang cenderung kapitalis, produk-produk
pemerintahanpun banyak yang mendukung agenda-agenda liberalisasi di segala bidang.
Rekam jejak tentang agenda liberalisasi itu diawali dengan disahkannya UU no 10 tahun
1998 tentang perbankan. Dalam bab umum dari penjelasan disebutkan bahwa “upaya
liberalisasi di bidang perbankan dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat sekaligus
meningkatkan kinerja perbankan nasional. Oleh karena itu, perlu diberikan kesempatan
yang lebih besar kepada pihak asing untuk berperan serta dalam memiliki bank nasional
sehingga tetap terjadi kemitraan dengan pihak nasional”. Dampak dari aturan tersebut
sektor perbankan menjadi ajang persaingan terbuka antara pemodal dalam negeri dan
pemodal asing.
Rekam jejak berikutnya adalah terbitnya UU no 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara (BUMN). Dalam pasal 76 disebutkan yang dimaksud dengan industri/sektor
usaha kompetitif adalah yang pada dasarnya dapat diusahakan oleh siapa saja, baik BUMN
ataupun swasta. Dengan dasar tersebut maka semua BUMN bisa diprivatisasi. Hal inilah
yang menjadikan dasar penjualan BUMN seperti Indosat, Telkom dll. penjualan asset-aset
strategis tersebut membawa permasalahan baru di masyarakat karena banyak masyarakat
yang menentang penjualan aset-aset strategis tersebut. Rekam jejak selanjutnya adalah
terbitnya UU no 25 tahun 2007 tentang penanaman modal. Kalau sebelumnya undang-
undang yang ada hanya mengatur satu sektor, maka berlakunya undang-undang ini akan
berdampak pada semua sektor kecuali sektor yang dilarang seperti produksi senjata, mesiu,
alat peledak, peralatan perang (pasal 12 ayat 2 UU no 25 tahun 2007 tentang Penanaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
Modal). Pengecualian tentang sektor yang tertutup bagi para pemodal juga dijelaskan dalam
peraturan presiden no 36 tahun 2010.
Rencana pengesahan Undang-undang no 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal
mengundang pro dan kontra di masyarakat. Pihak yang kontra rata-rata berasal dari
ekonom anti neoliberlis, elemen masyarakat yang diwakili gerakan mahasiswa atau
organisasi kemasyarakatan (ormas) yang sering mendengungkan isu kemandirian bangsa
atau tentang nasionalisme. Pihak yang kontra berpendapat bahwa pengesahan Undang-
undang no 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal adalah agenda lanjutan dari
liberalisasi seluruh sektor yang ada di negeri ini.
Beberapa pasal yang menjadi bukti selain pasal 12 yang menjelaskan luasnya
wilayah investasi swasta adalah pasal 18-24 yang menjelaskan fasilitas yang diterima pihak
penanam modal. Dalam pasal 22 ayat 1a dikatakan bahwa hak guna usaha dapat diberikan
dengan jumlah 95(sembilan puluh lima) tahun, dalam pasal 22 ayat 1b dikatakan bahwa hak
guna bangunan dapat diberikan dengan jumlah 80 (delapan puluh) tahun, dalam pasal 22
ayat 1c dikatakan bahwa hak pakai dapat diberikan dengan jumlah 70 (tujuh puluh) tahun.
Menurut pihak yang menolak, penerapan pasal 22 akan menjadikan pihak-pihak swasta
terutama asing lebih mudah untuk menguasai dan menguras kekayaan yang ada di
Indonesia dalam waktu yang lama. Kekhawatiran ini sangat beralasan karena dalam
perjanjian kontrak karya yang pernah ada di Indonesia sering kali pemerintah kecolongan,
maksud dari kecolongan adalah perusahaan rekanan mendapat keuntungan yang banyak
sementara pemerintah mendapat sangat sedikit untuk ukuran pemilik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
Ketika pemerintah menyadari kekeliruan yang dibuat, maka pemerintah tidak bisa
berbuat apa-apa karena rata-rata kontrak tersebut berdurasi lama. Pemerintah hanya
berusaha melakukan negosiasi kontrak yang biasanya tidak disetujui perusahaan rekanan
atau berharap kontrak bisa segera selesai dan pemerintah bisa melakukan perjanjian baru
dengan posisi tawar yang lebih baik. Contoh yang sering mewakili kondisi ini adalah kontrak
Freeport di Papua dan kontrak Exxon Mobil di blok Cepu, Jawa Tengah. Pihak yang
mendukung adalah pelaku pasaratau investor atau lebih sering kita sebut penanam modal.
Pihak penanam modal sanagt mendukung segera disahkannya Undang-undang no 25 tahun
2007 tentang Penanaman modal karena selain banyak poin-poin yang menguntungkan,
penanam modal juga membutuhkan sebuah aturan yang kuat yang bisa melindungi
kegiatan-kegiatan mereka. Dengan adanya peraturan yang kuat, maka pihak penanam
modal akan lebih nyaman dalam menyelenggarakan usahanya. Kondisi yang diinginkan
pelaku pasar tentunya akan menjadi sinyal positif bagi pasar. Sinyal positif ini akan direspon
positif pula oleh pasar saham.
Event Study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu
peristiwa. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu
peristiwa. Jika peristiwa mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada
waktu berita tentang peristiwa tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan
dengan adanya perubahan harga menggunakan return dari sekuritas bersangkutan. Reaksi
ini dapat diukur dengan abnormal return kepada investor. Sebaliknya, peristiwa yang tidak
mengandung informasi tidak akan memberikan abnormal return kepada investor (Jogiyanto,
2000).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
Penelitian yang dilakukan oleh Mansur, Cochran dan Froiro (1989) mengenai reaksi
pasar modal pada saham-saham perusahaan penerbangan Amerika Serikat terhadap event
pelarangan terbang (grounding) pesawat-pesawat DC-10. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan event period selama 30 hari bursa dengan event date pada tanggal 6 Juni
1979 (tanggal pengumuman grounding). Hasilnya adalah saham-saham perusahaan
penerbangan yang menggunakan pesawat-pesawat DC-10 di News York Stock Exchange
dengan cepat mencerminkan informasi buruk tersebut (return pemilik saham menjadi turun
akibat event tersebut).
Berdasarkan kondisi dan alasan tersebut, peneliti berupaya melakukan penelitian
event study mengenai “Dampak peristiwa pengesahan UU no 25 tahun 2007 tentang
Penanaman Modal pada harga saham di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini mencoba
menguji kandungan informasi dari suatu peristiwa politik terhadap aktivitas di pasar modal,
khususnya di Bursa Efek, atau dengan kata lain hendak mengamati reaksi pasar modal
terhadap event politik berskala nasional.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi pokok permasalahan dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah para investor memperoleh abnormal return dengan adanya peristiwa
pengesahan UU no 25 tahun 2007 tentang penanaman modal tanggal 26 April
2007?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
2. Apakah ada perbedaan antara abnormal return mean di Bursa Efek Indonesia
sebelum dan sesudah peristiwa pengesahan UU no 25 tahun 2007 tentang
penanaman modal tanggal 26 April 2007 ?
3. Apakah ada perbedaan antara rata-rata aktivitas volume perdagangan di Bursa
Efek Indonesia sebelum dan sesudah peristiwa pengesahan UU no 25 tahun 2007
tentang penanaman modal tanggal 26 April 2007?
C. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan pokok permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya abnormal return yang diperoleh para investor
dengan adanya peristiwa pengesahan UU no 25 tahun 2007 tentang penanaman
modal tanggal 26 April 2007?
2. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan abnormal return mean di Bursa Efek
Indonesia sebelum dan sesudah peristiwa pengesahan UU no 25 tahun 2007
tentang penanaman modal tanggal 26 April 2007?
3. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan
di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah peristiwa pengesahan UU no 25
tahun 2007 tentang penanaman modal tanggal 26 April 2007?
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak, antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
1. Kalangan akademis dan dunia penelitian.
Menambah referensi dan meningkatkan pemahaman mengenai penelitian event
study khususnya yang memiliki pengaruh yang kuat terhadap pasar modal di
Indonesia
2. Pemerintah.
Memberikan sebuah referensi baru terhadap pemerintah tentang sebuah
kebijakan politik yang mempunyai pengaruh terhadap indeks harga saham baik
pada perusahaan yang terdapat modal asing di dalamnya dan perusahaan yang
sepenuhnya terdiri dari modal dalam negeri
3. Kalangan investor individu atau perusahaan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan kepada para investor
baik asing atau dalam negeri dalam melakukan investasi di suatu negara tertentu
dan waktu tertentu sehingga investor akan lebih berhati-hati dalam mengambil
kebijakan investasi mereka.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Saham
a. Pengertian Saham
Saham merupakan tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan
usaha dalam suatu perusahaan. Menurut Widoadmojo (1996: 43), selembar saham
adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa kertas tersebut adalah pemilik
(berapapun porsinya) dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut,
sesuai investor untuk memiliki saham yaitu kemampuannya memberikan
keuntungan yang berupa dividend dan capital gain.
b. Jenis-jenis Saham
Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham
(stock). Saham dapat dibedakan dalam beberapa jenis (Jogiyanto, 2000: 67) :
1) Saham preferen : merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan
antara obligasi dan saham biasa seperti bond yang membayarkan bunga
atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa
dividen preferen.
Beberapa karakteristik saham preferen adalah sebagai berikut :
a) Hak preferen terhadap dividen, adalah hak untuk menerima dividen
terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
b) Hak preferen pada waktu likuidasi, adalah hak saham preferen untuk
mendapatkan terlebih dahulu aktiva perusahaan dibandingkan dengan
saham biasa pada saat terjadi likuidasi.
2) Saham biasa : jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja,
saham ini biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock). Pemegang
saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada
manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Setiap pemegang
saham memperoleh sertifikat sebagai tanda pemilikian pada perusahaan.
Pada setiap sertifikat saham tercantum nama, alamat dan hak suara
pemegang saham. Sebagai suatu sura berharga mengandung perikatan
hukum formal; yang setiap penerbitnya dijamin oleh Undang-Undang.
Untuk Indonesia berupa Undang-Undang Perseroan Terbatas, Undang-
Undang Pasar Modal, beserta aturan pelaksanaannya.
Beberap hak yang dimiliki oleh pemegang saham biasa adalah :
a) Hak kontrol, adalah hak pemegang saham biasa untuk memilih
pimpinan perusahaan.
b) Hak menerima pembagian keuntungan, adalah hak pemegang saham
biasa untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan.
c) Hak preemptive, adalah hak untuk mendapatkan persentase
kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan
lembar saham untuk tujuan melindungi hak kontrol dari pemegang
saham dan melindungi harga saham lama dari kemelorotan nilai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
3) Saham treasury : saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan
dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk
disimpan sebagai treasury yang nantinya dapat dijual kembali.
c. Harga Saham
Semakin tinggi harga saham berarti semakin tinggi pula kekayaan pemegang
saham. Harga saham dapat dibedakan menjadi beberapa macam (Widoadmojo,
1996 : 45), yaitu :
1) Harga nominal : merupakan nillai yang ditetapkan oleh emiten, untuk
menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya.
2) Harga perdana : merupakan harga sebelum saham tersebut dicatatkan di
bursa efek, setelah bernegosiasi dengan penjamin emisi (underwriter),
akan dijual kepada masayarakat. Setelah itu penjamin emisi segera
membuka counter untuk melakukan penjuaan saham emiten.
3) Harga pasar : adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor
yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatat di bursa baik
bursa utama maupun OTC. Dalam transaksi ini tidak lagi melibatklan
emiten dan penjamin emisi.
2. Indeks Harga Saham
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
a. Pengertian Indeks Harga Saham
Pengambilan keputusan membutuhkan data historis mengenai berbagai
kejadian di masa yang lalu. Keputusan investor memilih suatu saham sebagai obyek
investasinya membutuhkan data historis terhadap pergerakan saham yang beredar
di bursa, baik secara individual, kelompok, maupun gabungan. Mengingat transaksi
investor saham terjadi pada setiap saham dengan variasi permasalahan yang sangat
rumit dan berbeda-beda, pergerakan harga saham memerlukan identifikasi dan
penyajian informasi yang bersifat spesifik. Ribuan kejadian dan fakta historis
tersebut harus dapat disajikan dengan sistem tertentu agar dapat menghasilkan
suatu informasi yang sederhana, konsisten dan mudah ditafsirkan oleh para pelaku
pasar modal. Informasi yang sederhana namun dapat mewakili suatu kondisi
tertentu akan mewujudkan peta permasalahan yang disimbolkan oleh tanda-tanda
angka ataupun peristilahan tertentu. Berdasarkan peta permasalahan inilah para
investor dapat membayangkan maupun memprediksi situasi yang akan terjadi di
masa yang akan datang.
Sistem pemetaan kejadian historis tersebut menyangkut sejumlah fakta
maupun besaran tertentu yang menggambarkan perubahan-perubahan harga
saham di masa lalu. Bentuk informasi historis yang dipandang tepat untuk
menggambarkan pergerakan harga saham di masa lalu adalah suatu indeks harga
saham yang memberikan diskripsi harga-harga saham pada suatu saat tertentu
maupun dalam periodisasi terentu pula. Indeks harga saham tersebut merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
catatan terhadap perubahan-perubahan maupun pergerakan harga saham sejak
mulai pertama kali beredar sampai pada suatu saat tertentu (Sunariyah, 2000:124).
Metodologi pencatatan dan penyajian informasi berdasarkan angka indeks
tersebut dapat dikembangkan dengan berbagai variasi, sesuai dengan tujuannya
masing-masing. Oleh karena itu dikenal indeks harga saham sejenis, indeks harga
saham individual, indeks harga saham gabungan dan lain-lainnya. Berbagai
penyajian informasi indeks tersebut bersifat spesifik agar investor dapat
memanfaatkannya dalam strategi investasi di bursa saham.
b. Jenis-jenis Indeks Harga Saham.
Indeks harga saham mempunyai variasi bentuk yang berbeda-beda sesuai
dengan tujuan penyajiannya, yaitu : (Sunariyah, 2000:125).
1) Indeks harga saham individual, menggambarkan suatu rangkaian
informasi historis mengenai pergerakan harga saham, sampai pada
tanggal tertentu. Biasanya pergerakan harga saham disajikan tiap hari,
berdasarkan harga penutupan di bursa pada hari tersebut. Indeks tersebut
disajikan untuk periode tertentu, yang dalam hal ini mencerminkan suatu
nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham di bursa
efek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
2) Indeks harga saham gabungan, menggambarkan suatu rangkaian
informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan, sampai
pada tanggal tertentu. Biasanya pergerakan harga saham tersebut
disajikan setiap hari, berdasarkan harga penutupan di bursa pada hari
tersebut. Indeks tersebut disajikan untuk periode tertentu. Indeks harga
saham gabungan mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai
pengukuran kinerja suatu saham gabungan di bursa efek. Maksud dari
gabungan itu sendiri adalah kinerja saham yang tercatat di bursa tersebut.
3. Informasi di Pasar Modal dan Efisiensi Pasar
Informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan
mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengarui harga efek pada
bursa efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang
berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut (Undang-Undang Pasar Modal No. 8
Tahun 1995). Sedangkan Beaver (1989), mendefiniskan informasi sebagai suatu
perubahan ekspaktasian tentang hasil suatu peristiwa.
Kecepatan reaksi antara suatu kejadian dengan pengaruhnya terhadap harga
saham di bursa tergantung pada kekuatan efisiensi suatu bursa. Semakin efisien suatu
pasar, maka semakin cepat pula informasi tersebut terefleksi dalam harga saham
(Suryawijaya dan Setiawan, 1998). Efisiensi pasar merupakan hubungan antara harga-
harga sekuritas dengan informasi dan suatu pasar sekuritas dikatakan efisien jika harga-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
harga sekuritas menceerminkan secara penuh informasi yang tersedia di pasar (Fama,
1991).
West dalam Husnan (1994) membedakan pasar modal efisien menjadi 2 bentuk,
yaitu internal efficiency dan external efficiency, yaitu :
a. Internal efficiency adalah pasar modal yang diorganisir dengan baik, di mana
harga-harga sekuritas tidak hanya mencerminkan tingkat harga yang benar,
tetapi juga meyediakan berbagai jasa yang diperlukan oleh pembeli dan
penjual dengan biaya serendah mungkin.
b. External efficiency adalah pasar modal yang berada dalam keadaan
kesinambungan, sehingga keputusan perdagangan saham yang berdasarkan
arus informasi yang tersedia di pasar tidak memberikan tingkat expected
return di tingkat expected equilibrium return.
Efisiensi eksternal ini sesuai dengan pengertian efisiensi mikro pasar modal, yaitu
suatu kondisi seberapa jauh pasar modal efisien secara informasional.
Kondisi-kodisi yang harus dipenuhi dalam pasar modal efisien, antara lain tidak
ada biaya transaksi dalam perdagangan sekuritas, semua informasi tersedia secara
gratis bagi semua partisipan pasar, tersedia banyak pembeli dan penjual yang siap
mengakses informasi, serta tidak ada kerjasama antar penawar dalam melakukan
transaksi tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
Berdasarkan jenis informasi yang digunakan Fama (dalam Elton dan Gruber,
1995) mendefinisikan 3 (tiga) bentuk efisiensi pasar modal yaitu :
a. Weak-form efficiency (efisiensi bentuk lemah), yaitu suatu keadaan di mana
harga-harga mencerminkan semua informasi yang ada pada catatan di waktu
yang lalu. Dalam kondisi ini, harga yang terjadi adalah harga yang wajar dan
tidak ada seseorang pemodal atau sekelompok pemodal yang dapat
memperoleh keuntungan di atas normal (abnormal return).
b. Semi-form efficiency (efisiensi bentuk setengah kuat), yaitu suatu kondisi di
mana harga-harga yang terjadi tidak hanya mencerminkan harga-harga di
waktu yang lalu, tetapi juga mencerminkan semua informasi yang
dipublikasikan. Informasi yang dipublikasikan dapat berupa pengumuman
earning dan pengumuman dividend, pemecahan saham, merger dan
sebagainya. Dalam kondisi ini, harga yang terjadi adalah harga wajar dan
tidak ada seseorang pemodal atau sekelompok pemodal yang dapat
memperoleh keuntungan di atas normal (abnormal return), karena dalam
kondisi efisien, semua pemodal mampu mengakses informasi secara cepat dan
benar. Untuk mengetahui apakah pasar modal berada dalam bentuk setengah
kuat, maka perlu dicari abnormal return.
c. Strong-form efficiency (efisiensi bentuk kuat), yaitu harga saham tidak hanya
mencerminkan informasi yang dipublikasikan, akan tetapi juga mencerminkan
informasi yang tidak dipublikasikan, yang dikenal dengan insider information.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
Disebut insider information karena yang mempunyai informasi tersebut
adalah pihak yang ada dalam perusahaan. Pasar modal dapat menjadi efisien
secara informasional, apabila benar-benar pendukungnya tersedia. Foster
(1986) menjelaskan beberapa faktor yang dapat menentukan agar pasar modal
efisien bisa dicapai, antara lain tingkat persaingan, kualitas dan kuantitas
informasi yang diterbitkan oleh emiten/ perusahaan.
4. Modal
Modal adalah aset dalam bentuk uang atau bentuk lain yang bukan uang yang
dimiliki oleh penanam modal yang mempunyai nilai ekonomis. Sedangkan penanaman
modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal
dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara
Republik Indonesia.
a. Menurut asalnya modal dibedakan menjadi 2, yaitu :
1) Modal dalam negeri : merupakan modal dalam negeri adalah modal yang
dimiliki oleh negara Republik Indonesia, perseorangan warga negara Indonesia,
atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum.
2) Modal asing : merupakan modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negara
asing, perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, badan hukum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxi
asing, dan/atau badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya
dimiliki oleh pihak asing
b. Menurut jenisnya, penanaman modal dibedakan menjadi 2 yaitu :
1) Penanaman modal langsung : merupakan kegiatan menanamkan barang modal
baik uang ataupun barang langsung ke perusahaan.
2) Penanaman modal tidak langsung : Kegiatan menanamkan modal yang
dilakukan melaui pasar modal
c. Menurut pelakunya, penanaman modal dibedakan menjadi 2 yaitu :
1) Penanaman modal dalam negeri : merupakan perseorangan Warga Negara
Indonesia, badan usahan Indonesia, Negara Republik Indonesia, atau daerah
yang melakukan penanaman modal di wilayah Negara Republik Indonesia.
2) Penanaman modal asing : merupakan Perseorangan warga Negara asing, badan
usaha asing, dan/atau pemerintah asing yang melakukan penanaman modal di
wilayah Negara Republik Indonesia.
5. Aktivitas Volume Perdagangan.
Aktivitas volume perdagangan merupakan suatu instrument yang dapat
digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter
pergerakan aktivitas volume perdagangan di pasar. Ditinjau dari fungsinya, maka dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxii
dikatakan bahwa aktivitas volume perdagangan merupakan suatu variasi dari event
study. Perbedaan dari keduanya adalah pada parameter yang digunakan untuk
mengukur reaksi pasar terhadap suatu event. Perubahan volume perdagangan di pasar
modal menunjukkan aktivitas perdagangan saham di bursa dan mencerminkan
keputusan investasi investor.
Penelitian yang dilakukan Asri dan Setiawan (1998), menguji reaksi pasar
terhadap peristiwa 27 Juli. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terjadi perbedaaan
yang signifikan antara rata-rata volume perdagangan saham sebelum dan sesudah
peristiwa.
6. Return, abnormal return, dan abnormal return mean.
Return merupakan hasil yang diperoleh dari Investasi. Return dapat berupa
return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang
diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return realisasi merupakan return yang
telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi
penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return
historis ini juga penting sebagai dasar penentuan return yang diharapkan akan
diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang
sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiii
Abnormal return (return tidak normal) atau excess return merupakan kelebihan
dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal
merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Dengan demikian
abnormal return adalah selisih antara retur sesungguhanya yang terjadi dengan return
ekspektasi (Joguiyanto, 2000:415). Abnormal return dicari dengan menggunakan model
indeks tunggal. Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari
sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar (Jogiyanto, 2000:203). Secara
khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga
jika indeks harga saham naik.
Abnormal return mean adalah jumlah keseluruhan abnormal return dibagi
dengan variablel yang diamati. Dalam pengamatan berdasarkan hari, jumlah pembagi
adalah jumlah perusahaan yang tercacat sebagai anggota LQ 45, yaitu 45. Dalam
pengamatan berdasarkan perusahaan, jumlah pembagi adalah jumlah hari yang diamati
dalam penelitian. Dalam penelitian ini, jumlah hari yang diamati adalah 11, yang terdiri
dari 5 hari sebelum peristiwa, 1 hari terjadinya peristiwa, dan 5 hari setelah peristiwa.
7. Event Study
Event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu
peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman (Jogiyanto,
2000). Jika pengumuman mengandung informasi, maka pasar diharapkan akan bereaksi
pada waktu pengumuman tersebut diterima pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiv
adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan
menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan
abnormal return.
Event study merupakan investigasi empiris terhadap hubungan antar harga
sekuritas dan peristiwa ekonomi (Strong dalam Barbara, 2001). Sedangkan pendapat
lain mengatakan bahwa event study adalah penyelidikan empiris terhadap hubungan
antara harga-harga sekuritas dengan kejadian-kejadian ekonomi (Brown dan Warner,
1985:3).
Event study bertujuan untuk mengukur hubungan antara suatu peristiwa yang
mempengaruhi surat berharga dan return dari surat berharga tersebut (Kritzman,
1994:17) dan menaksir apakah ada abnormal atau excess return earned yang diperoleh
pemegang saham dari adanya peristiwa tertentu, seperti pengumuman laba,