Page 1
DAMPAK PENYELENGGARAAN DAN PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAPPERSEPSI PENGUSAHA KECIL ATAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Banyak hal yang medasari pertumbuhan perekonomian
indonesia saat ini dimana pemerintah sudah
sepenuhnya medorong pergerakan dalam dunia usaha
kecil dan menengah yang diperuntukkan bagi para
pengusaha (entrepreneurship) diberbagai sektor maupun
bidang yang juga mulai mendapat perhatian khusus
dari komunitas akuntansi intenasional seperti
International Accounting Standard Boards (IASB) dan American
Institute of Certified Public Accountant (AICPA). Pada Juni
2004, IASB mengeluarkan suatu discussion paper tentang
standar akuntansi untuk usaha kecil dan menengah.
Sementara AICPA juga memberikan perhatian bagi
usaha-usaha kecil dalam hal dampak penetapan suatu
standar akuntansi bagi usaha kecil. AICPA mempunyai
program-program untuk membantu masyarakat untuk
1
Page 2
2
2
berperilaku akuntan dalam menyediakan jasa yang
berkualitas tinggi bagi klien yang memiliki dan
mengembangkan usahanya.
Usaha kecil di negara maju ternyata memiliki
peranan yang sangat besar. Di Amerika Serikat saja
yang terkenal dengan usaha-usaha industri besarnya
ternyata 44,3% dari total gaji di sektor swasta
dihasilkan oleh usaha kecil juga berperan
mempekerjakan separuh dari seluruh tenaga kerja di
sektor swasta, dan selama satu dekade terakhir,
negara adidaya tersebut mampu menciptakan 60% hingga
80% lapangan kerja baru.
Hal serupa juga terjadi di Indonesia. Menurut
data Biro Pusat Statistik dan Kementrian Koperasi
dan UKM 2005, jumlah UKM di Indonesia terbukti telah
menyerap 79,6 juta tenaga kerja atau 88% dari
seluruh tenaga kerja, mempunyai andil terhadap
19,94% nilai ekspor dan 55,67% produk Domestik
Bruto.
[email protected]
Page 3
3
3
Setahun kemudian data menunjukkan bahwa
berdasarkan skala usaha, sebagian besar
perusahaan/usaha merupakan Usaha Mikro (UM) dan
Usaha Kecil (UK), dengan persentase masing-masing
83,43% dan 15,84%. Sedangkan perusahaan/usaha yang
merupakan Usaha Menengah dan Besar (UMB) hanya 166,4
ribu atau tidak lebih dari 1% terhadap seluruh
perusahaan/usaha.
Khusus di Kota Makassar, perkembangan usaha kecil
juga sangat pesat. Ini ditandai dengan banyaknya
usaha-usaha kecil yang berdiri di kota ini. Sensus
ekonomi pada tahun 2006, total usaha industri kecil
berjumlah 8.481 unit dengan jumlah tenaga kerja yang
tersebar sejumlah 13.876 orang.
Hal lain yang perlu diketahui dari usaha kecil,
bahwasanya mereka ternyata lebih tahan terhadap
krisis dan mampu survive di bandingkan dengan usaha
industri besar. Ini dikarenakan usaha kecil memiliki
karakteristik seperti, tidak memiliki utang luar
negeri, tidak banyak utang pada perbankan karena
[email protected]
Page 4
4
4
mereka dianggap unbankable, menggunakan input lokal,
dan berorientasi ekspor.
Berikut ini data lengkap BPS 2006 mengenai jumlah
unit dan tenaga kerja usaha industri kecil yang ada
di Kota Makassar dengan perincian per kecamatan.
Tabel 1.1
JUMLAH PERUSAHAAN DAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL DANKERAJINAN RUMAH TANGGA MENURUT KECAMATAN DI KOTA
MAKASSAR 2006Number of Manufactures, Employments by small Industry and
Domestic Industry by Subdistrict in Makassar 2006
Kecamatan
Subdistrict
Perusahaan
Manufacture
d
Tenaga
Kerja
EmploymentMariso
Mamajang
Tamalate
Rappocini
Makassar
Ujung
Pandang
Wajo
Bontoala
Ujung Tanah
186
217
537
472
463
84
257
213
258
782
513
518
1640
1416
1384
336
714
636
536
2139
[email protected]
Page 5
5
5
Tallo
Panakukang
Manggala
Biringkanayy
a
Tamalanrea
MAKASSAR
488
331
386
167
4841
1459
932
1016
637
13876
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar , Sensus
Ekonomi 2006
Kondisi di atas menunjukkan betapa pentingnya
usaha kecil maupun menengah bagi perekonomian sebuah
negara, tak terkecuali Indonesia. Namun hal tersebut
belum selaras dengan persepsi pengusaha kecil yang
belum menganggap usaha mereka menyumbangkan
sumbangsih yang lebih dominan dari pada industri
besar dan perkembangan perekonomian, sehingga untuk
urusan pengadaan laporan keuangan sangat dibutuhkan
dalam pengambilan keputusan bagi perekonomian masih
rendah partisipasinya. Padahal laporan keuangan yang
[email protected]
Page 6
6
6
merupakan merupakan produk informasi akuntansi
sangat penting dalam keberlangsungan sebuah usaha.
Informasi itu bisa dijadikan sebagai alat
perencanaan maupun juga alat pengendalian atau yang
dikenal controlling, yang mana kita tahu keduanya sangat
penting dalam fungsi manajemen dan juga dapat
dijadikan bahan untuk pengambilan keputusan dalam
sebuah usaha.
Informasi akuntansi juga tidak hanya untuk para
pengusaha kecil, tapi juga pihak-pihak eksternal
dari para pengusaha kecil, seperi kreditur, ataupun
pihak perbankan yang dalam hal ini pemberi modal
bagi usaha kecil. Misalnya menurut Bank Indonesia
pemberian KUR (Kredit Usaha Rakyat) dengan tingkat
pemberian kredit mencapai Rp 500.000.000. dengan
jumlah yang lumayan besar dan juga berhubungan
langsung dengan pihak perbankan, maka perlunya ada
informasi akuntansi dari pihak pengusaha kecil
sebagai alat penyampaian hasil usahanya nanti
sehingga pihak perbankan juga dapat menggunakannya
[email protected]
Page 7
7
7
dalam pengambilan keputusan pemberian KUR tersebut.
Fungsi dari informasi akuntansi disamping dapat
dijadikan alat pengambilan keputusan, bagi pihak
eksternal hal ini juga dapat untuk mengukur
peningkatan atau penurunan kinerja bagi para
pengusaha kecil, misalnya dalam hal ini dengan
melihat informasi laba yang terdapat dalam laporan
keuangan tersebut, hal ini penting sebab mereka
meminjamkan dananya dengan pertimbangan sebagai alat
investasi.
Fungsi informasi akuntansi bagi usaha kecil juga
bermanfaat disektor fiskal. Misalnya dengan adanya
informasi akuntansi, dapat diketahui berapa pajak
penghasilan dari setiap pengusaha ataupun berapa
pajak yang harus dikeluarkan dalam menjalankan usaha
tersebut.
Melihat kenyataan bahwa peranan usaha kecil dalam
pembangunan perekonomian suatu negara sangat
penting, disamping itu kebutuhan akan informasi
[email protected]
Page 8
8
8
akuntansi juga penting untuk dipenuhi, maka penulis
mencoba mengetahui implikasi dari keduanya dan
kemudian mengambil judul “Pengaruh Penyelenggaraan
dan Penggunaan Informasi Akuntansi terhadap Persepsi
Pengusaha Kecil atas Informasi Akuntansi di
Kecamatan Manggala”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka
perumusan masalah yang dapat diajukan yaitu :
apakah penyelenggaraan dan penggunaan informasi
akuntansi berpengaruh terhadap persepsi pengusaha
kecil atas informasi akuntansi ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh
penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi
terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi
akuntansi.
[email protected]
Page 9
9
9
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini di harapkan bermanfaat bagi :
a. Dunia Usaha Kecil. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi dalam pengembangan dan
pemberdayaan usaha kecil, dengan menunjukkan titik
strategis dan mendorong penggunaan informasi
akuntansi bagi usaha kecil.
b. Dunia Penelitian dan Bidang Akuntansi. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi yang signifikan dalam pengembangan
konsep-konsep baru dalam bidang akuntansi khususnya
bagi usaha kecil.
D. Sistematika Penulisan
I : Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian serta sistematika penulisan.
II : Tinjauan Pustaka dan Pengembangan Hipotesis,
memuat tentang teori yang relevan.
[email protected]
Page 10
10
10
III : Metode Penelitian, terdiri dari populasi
dan sampel, jenis dan sumber data, metode
pengumpulan data, analisis data dan pembahasan.
IV : Gambaran umun Kecamatan Manggala, luas
wilayah, penduduk
V : Pembahasan, deskriptif sampel penelitian, uji
kualitas data
VI : Penutup, berisi kesimpulan, keterbatasan
penelitian dan saran-saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Penelitian Terdahulu tentang Persepsi Pengusahaatas Informasi Akuntansi
Penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan
temuan bahwa pengusaha kecil cenderung enggan
melakukan pencatatan akuntansi dengan baik. Hal ini
dilatar belakangi oleh persepsi pengusaha kecil
tersebut terhadap informasi akuntansi.
[email protected]
Page 11
11
11
Hasil penelitian Pinasti, M (2007:5) menunjukkan
bahwa para pedagang kecil di pasar tradisional
kabupaten Banyumas tidak menyelenggarakan dan tidak
menggunakan informasi akuntansi dalam pengelolaan
usahanya. Keputusan-keputusan dalam pengelolaan
usaha lebih banyak didasarkan pada informasi-
informasi non-akuntansi dan pengamatan sepintas atas
situasi pasar. Secara umum, bagi para pedagang kecil
tersebut, informasi akuntansi tidak penting. Alasan-
alasan yang dikemukakan oleh para pengusaha kecil
tersebut antara lain: mereka merasa terlalu
direpotkan dengan penyelenggaraan catatan akuntansi
tersebut, para pengusaha kecil ini berpikir bahwa
yang penting mereka mendapatkan laba tanpa direpoti
dengan penyelenggaraan akuntansi, karena mereka
belum merasakan manfaatnya.
Hasil penelitian Hariyanto dalam Pinasti, M
(2007:5) mengenai kebutuhan infomasi akuntansi bagi
usaha perdagangan eceran di Kotatip Purwokerto
menunjukkan hal yang senada. Penelitian-penelitian
[email protected]
Page 12
12
12
sebelumnya terhadap persepsi pengusaha kecil atas
informasi akuntansi menunjukkan hasil bahwa
pengusaha kecil cenderung tidak melakukan pencatatan
akuntansi dengan baik. Ini disebabkan oleh persepsi
pengusaha kecil terhadap informasi akuntansi. Mereka
enggan melakukannya dikarenakan pandangan mereka
yang merasa hal tersebut tidak penting.
Idrus dalam Pinasti, M (2007:5) menyatakan bahwa
pengusaha kecil memandang akuntansi merupakan
sesuatu yang sangat sulit untuk dijangkau. Bagi
mereka, suatu proses akuntansi tidak terlalu penting
untuk diterapkan. Hal terpenting bagi mereka adalah
cara menghasilkan laba sebanyak mungkin dari usaha
yang dijalankan tanpa direpoti dengan masalah
pembukuan/akuntansi.
Sementara itu dalam berbagai penelitiannya,
Marbun dalam Pinasti, M (2007:5) mengemukakan bahwa
salah satu kelemahan usaha kecil di Indonesia adalah
pada umumnya mereka tidak menguasai dan
mempraktekkan sistem keuangan yang memadai. Pada
[email protected]
Page 13
13
13
umumnya pengusaha kecil tidak atau belum memiliki
dan mengelola catatan akuntansi secara ketat dan
berdisiplin dengan pembukuan yang teratur, baik
dalam bentuk harian, mingguan, bulanan dan
seterusnya. Salah satu alasan tidak adanya catatan
yang memadai ini adalah kebutuhan akan pengadaan
catatan akuntansi dianggap hanya membuang waktu dan
biaya.
Selain beberapa penelitian di atas, terdapat juga
beberapa penelitian sebelumnya yang berhubungan
dengan penggunaan informasi akuntansi. Misalnya,
Holmes dan Nicholls dalam Fitriyah, H (2006:25)
melakukan penelitian tentang penggunaan informasi
akuntansi. Penelitian yang dilakukan di Australia
pada 928 perusahaan ini menganalisis tingkat
penyiapan dan dan penggunaan informasi akuntansi
oleh pemilik atau manajer perusahaan kecil. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pendidikan pimpinan
atau manajer perusahaan yang rendah menyebabkan
banyak perusahaan menggunakan jasa Akuntan Publik
[email protected]
Page 14
14
14
dalam penyediaan informasi akuntansi. Skala usaha
dan pengalaman usaha juga berpengaruh positif
terhadap tingkat penyiapan dan penggunaan informasi
akuntansi. Mereka juga menyatakan bahwa tingkat
informasi akuntansi yang disediakan tergantung pada
skala usaha, yang diukur dengan jumlah pendapatan
atau hasil penjualan dan jumlah karyawan. Apabila
skala usaha meningkat, maka proporsi perusahaan
dalam penyediaan dan penggunaan informasi akuntansi,
anggaran dan informasi tambahan juga meningkat.
Suhairi, Yahya dan Harun dalam Fitriyah, H
(2006:25) juga meneliti hubungan pengetahuan
akuntansi dan kepribadian wirausaha terhadap
penggunaan informasi akuntansi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengetahuan akuntansi seorang
wirausaha berdampak positif terhadap penggunaan
informasi akuntansi.
Dari hasil beberapa penelitian yang telah
diuraikan di atas bisa disimpulkan bahwa para
pengusaha kecil pada umumnya belum merasa
[email protected]
Page 15
15
15
membutuhkan informasi akuntansi dalam
keberlangsungan usaha mereka. Padahal menurut
Megginson dalam Pinasti, M (2007:2), “Informasi
akuntansi mempunyai peranan penting untuk mencapai
keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil”.
Informasi akuntansi dapat menjadi dasar yang andal
bagi pengambilan keputusan-keputusan dalam
pengelolaan usaha kecil, antara lain keputusan
pengembangan pasar, penetapan harga, dan lain-lain,
dalam hubungan usaha kecil dengan pemerintah dan
kreditur (bank), penyediaan informasi akuntansi juga
diperlukan.
B. Informasi Akuntansi
1. Defenisi Informasi Akuntansi
Menurut Romery dan Paul (2006:11), defenisi
informasi adalah data yang telah diatur dan diproses
untuk memberikan arti. Romery dan Paul juga
memaparkan bahwa informasi dapat dikatakan
[email protected]
Page 16
16
16
berkualitas apabila telah memenuhi kriteria-kriteria
sebagai berikut :
a. Relevan, informasi dikatakan relevan jika
mengurangi ketidakpastian, memperbaiki kemampuan
pengambil keputusan untuk membuat prediksi,
mengkonfirmasi atau memperbaiki ekspektasi mereka
sebelumnya.
b. Andal, informasi dikatakan andal jika bebas dari
kesalahan atau penyimpangan dan secara akurat
mewakili kejadian atau aktivitas di organisasi.
c. Lengkap, informasi dikatakan lengkap jika tidak
menghilangkan aspek-aspek penting dari kejadian
yang merupakan dasar masalah yang diukurnya.
d. Tepat waktu, informasi dikatakan tepat waktu jika
diberikan pada saat yang tepat untuk memungkinkan
pengambilan keputusan menggunakannya.
e. Dapat dipahami, informasi dikatakan dapat
dipahami jika disajikan dalam bentuk yang dapat
dipakai dan jelas.
[email protected]
Page 17
17
17
f. Dapat diverifikasi (kompeten), informasi
dikatakan dapat diverifikasi jika dua orang
dengan pengetahuan yang baik, bekerja secara
independen dan masing-masing akan menghasilkan
informasi yang sama.
Sementara defenisi akuntansi yang lain adalah :
“Accounting as the process identifiying, measuring, and
communicating economic information to permit informed judgement
and decision by users of the information”
Defenisi akuntansi menurut AICPA :
“Accounting is the art of recording, classifiying, and summarizing
in a significant manner and interms of money, transaction and events
which are in part at least, of a financial character, and interpreting
the results thereof ”
FASB mendefenisikan akuntansi secara umum adalah :
“Accounting is the body knowledge anf functions concered with
systematic originating, recording, classifying, processing,
summerizing, analyzing, interpreting and supplying of dependable
and significant information covering, transaction, and event which
are, in part at least, of financial character, required for the
[email protected]
Page 18
18
18
management and operatian of an entieyand for report that have to be
submitted there on to meet fiduciary and other responsibilities”.
Adapun pengertian lain bahwa akuntansi adalah
pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian
informasi keuangan tentang entitas ekonomi kepada
pemakai yang berkepentingan.
2. Kegunaan Informasi Akuntansi
Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan
informasi akuntansi pada usaha kecil dan menengah
antara lain pengetahuan akuntansi, skala usaha,
jenis usaha dan pengalaman usaha. Mereka juga
mengklasifikasikan informasi akuntansi dalam tiga
jenis berbeda menurut manfaat dan kegunaanya bagi
para pemakai, yaitu :
a. Statutory accounting information, merupakan informasi
yang harus disiapakan sesuai dengan peraturan
yang ada.
b. Budgetary accounting information, yaitu informasi
akuntansi yang disajikan dalam bentuk anggaran
[email protected]
Page 19
19
19
yang berguna bagi pihak internal dalam
perencanaan, penilaian dan pengambilan keputusan.
c. Additional accounting information, yaitu informasi
akuntansi lain yang disisakan perusahaan guna
meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan
manajer.
Dalam situs Wikipedia.com, menerangkan bahwa
sebuah SIA (Sistem Informasi Akuntansi) menambah
nilai dengan cara:
1. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu
sehingga dapat melakukan aktivitas utama pada
value chain secara efektif dan efisien.
2. Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk
dan jasa yang dihasilkan
3. Meningkatkan efisiensi
4. Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan
5. Meningkatkan sharing knowledge
6. Menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan
[email protected]
Page 20
20
20
Adapun salah satu ciri khas yang membuat informasi
dalam keuangan berguna bagi penggunanya adalah
karakteristik kualitatif, yaitu :
1. Dapat dipahami (Understandability), kualitas
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami
oleh penggunanya. Untuk maksud ini, pengguna
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai
tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi
serta kemauan untuk mempelajari informasi
tersebut dengan ketekunan yang wajar. Namun
demikian, kepentingan agar laporan keuangan dapat
dipahami tetapi tidak sesuai informasi yang
relevan harus diabaikan dengan pertimbangan bahwa
informasi tersebut terlalu sulit untuk dipahami
oleh penggguna tertentu.
2. Relevan (Relevance), agar bermanfaat, informasi
harus relevan dengan kebutuhan pengguna untuk
proses pengambilan keputusan. Informasai memiliki
kualitas relevan jika dapat mempengaruhi
[email protected]
Page 21
21
21
keputusan ekonomi pengguna dengan cara membantu
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, masa
depan dan menegaskan atau mengoreksi hasil
evaluasi mereka di masa lalu.
3. Materialistis (Materiality), informasi dipandang
material jika kelalaian untuk mencantumkan atas
kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang
diambil atas dasar laporan keuangan.
Materialistis tergantung pada besarnya pos atau
kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi
tertentu dari kelalaian dalam mencantumkan
(omission) dan kesalahan dalam mencatat
(misstatement). Namun demikian, tidak tepat membuat
atau membiarkan kesalahan untuk menyimpang secara
tidak material dari SAK ETAP (Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik)
agar mencapai penyajian tertentu dari posisi
keuangan, kimerja keuangan atau arus kas suatu
entitas.
[email protected]
Page 22
22
22
4. Keandalan (Reliability), agar bermanfaat yang
disajikan dalam laporan keuangan harus handal.
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari
kesalahan material dan bias, dan penyajian secara
jujur apa yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar diharapkan dapat disajikan. Laporan
keuangan tidak bebas dari bias (melalui pemilihan
atau penyajian informasi) jika dimaksudkan untuk
mempengaruhi pembuatan suatu keputusan atau
kebijakan untuk tujuan mencapai suatu hasil
tertentu.
5. Substansi mengungguli bentuk (Subtance over form),
transaksi, peristiwa dan kondisi lain dicatat dan
disajikan sesuai dengan substansi dan realita
ekonomi dan bukan hanya untu hukumnya. Hal ini
untuk maningkatkan keandalan laporan keuangan.
6. Pertimbangan Sehat (Prudence) , ketidakpastian
yang tidak dapat diabaikan meliputi berbagai
peristiwa dan keadaan yang dipahami berdasarkan
pengungkapan sifat dan penjelasan peristiwa dan
[email protected]
Page 23
23
23
keadaan tersebut melalui penggunaan pertimbangan
sehat dalam menyusun laporan keuangan.
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian
dalam melakukan pertimbangan yang dilakukan pada
kondisi ketidakpastian, sehingga aset penghasilan
tidak disajikan lebih tinggi dan kewajiban atau
beban tidak disajikan lebih rendah. Namun
demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak
memperkenankan pembentukan aset atau penghasilan
yang lebih rendah atau beban yang lebih tinggi.
Singkatnya, pertimbangan sehat tidak mengijinkan
bias.
7. Kelengkapan (completeness), agar dapat diandalkan,
informasi dalam laporan keuangan harus lengkap
dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan
untuk tidak mengungkapkan mengakibatkan informasi
menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena
itu tidak dapat diandalkan dan kurang mencukupi
ditinjau dari segi pencatatan kewajiban atau
relevansi.
[email protected]
Page 24
24
24
8. Dapat dibandingkan (Comparability), pengguna harus
dapat membandingkan laporan keuangan entitas
antar periode untuk mengidentifikasi
kecenderunagan posisi dan kinerja keuangan.
Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan
keuangan antar entitas untuk mengevaluasi posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
secara relatif. Oleh karena itu pengukuran dan
penyajian dampak keuangan dari transaksi dan
peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara
konsisten untuk suatu entitas, antar periode
untuk entitas tersebut dan untuk entitas yang
berbeda. Sebagai tambahan, pengguna laporan
keuangan, perubahan kebijakan akuntansi dan
pengaruh dampak perubahan tersebut.
9. Tepat Waktu (Timeliness), agar relevan, informasi
dalam laporan keuangan harus dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi para penggunanya. Tepat waktu
meliputi penyediaan informasi laporan keuangan
dalam janngka waktu pengambilan keputusan. Jika
[email protected]
Page 25
25
25
terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam
pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan
kehilanngan relevansinya. Manajemen mungkin perlu
menyeimbangkan secara relatif antara pelaporan
tepat waktu dan penyediaan informasi yang andal.
10. Keseimbangan antara biaya dan manfaat (balance
between benefit and cost), manfaat informasi
seharusnya melebihi biaya penyediannya. Namun
demikian, evaluasi biaya dan manfaat merupakan
proses pertimbangan yang substansial. Biaya
tersebut juga perlu ditanggung oleh pengguna yang
menikmati manfaat. Dalam evaluasi manfaat dan
biaya, entitas harus memahami bahwa manfaat yng
dinikmati oleh pengguna eksternal
3. Standar Akuntansi Keuangan Entitas TanpaAkuntabilitas Publik (SAKETAP)
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) melalui Dewan
Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) telah merancang
suatu standar pelaporan keuangan bagi UMKM (Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah) yang kemudian dinamakan
[email protected]
Page 26
26
26
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada tahun 2009.
SAK ETAP dimaksudkan untuk digunakan entitas
tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa
akuntabilitas publik adalah entitas yang:
1. Tidak memiliki akuntabilitas publik yang
signifikan
2. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum
(general purpose financial statement) bagi pengguna
eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah
pemilik yang tidak terlibat langsung dalam
pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga
pemeringkat kredit.
Suatu entitas dikatakan memiliki akuntabilitas
publik signifikan jika :
1. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran,
atau dalam proses pengajuan pernyataan
pendaftaran, pada otoritas pasar modal, atau
2. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai
fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti
[email protected]
Page 27
27
27
bank, entitas asuransi, pedegang efek, dana
pensiun, reksa dana dan bank investasi.
Dari pernyataan diatas, jelas mengandung makna
bahwa entitas kecil dan menengah yang dimaksud oleh
SAK ETAP adala entitas kecil menengah non-listed atau
entitas yang tidak masuk dalam bursa saham. Artinya
ada dua standar akuntansi yang berbeda yang
dijadikan acuan dalam penyusunan dan pelaporan
keuangan. Ini berarti akan ada juga standar
pengukuran dan pengungkapan yang berbeda dari
masing-masing standar akuntansi tersebut. Di satu
sisi ada SAK ETAP yang kusus ditujukan untuk entitas
kecil menengah yang non-listed, di sisi lain ada SAK
umum, dalam hal ini PSAK yang ditujukan untuk
entitas lainnya, termasuk entitas kecil menengah
jika entitas tersebut termasuk listed company.
Tujuan dari laporan keuangan SAK ETAP itu sendiri
adalah menyediakan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja dan laporan arus kas, suatu
entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna
[email protected]
Page 28
28
28
dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun
yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi informasi tertentu.
Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga
menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen
(stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
C. Pengertian Persepsi
Pengertian persepsi dinyatakan oleh Kreitner dan
Kinicki dalam Pinasti, M (2007:6) sebagai berikut:
“Perception is a cognitive process that enables us to interpret and
understand our surroundings.”
Persepsi itu bagaimana orang-orang melihat atau
menginterpretasikan peristiwa, objek serta manusia.
Persepsi dipengaruhi faktor dalam situasi yaitu :
waktu, keadaan/tempat kerja dan keadaan sosial.
Faktor lain yang mempengaruhi persepsi adalah :
sikap, motif. Kepentingan, pengalaman dan
pengharapan. Faktor lain yang juga mempengaruhi
[email protected]
Page 29
29
29
persepsi adalah hal baru, gerakan, bunyi, ukuran,
latar belakang dan kedekatan.
Empat tahap pemrosesan informasi dalam
pembentukan persepsi Kreitner dan Kinicki, dalam
Pinasti M (2007:6) adalah:
1. Tahap perhatian selektif (selective attention), yang
merupakan proses timbulnya kesadaran akan sesuatu
atau seseorang.
2. Tahap interpretasi dan penyederhanaan (encoding and
simplification), yaitu proses interpretasi atau
translasi informasi menjadi representasi mental.
3. Tahap penyimpanan dan pengulangan (storage and
retention), yaitu tahap penyimpanan informasi dalam
memori jangka panjang.
4. Tahap penarikan informasi dan pemberian respon
(retrieval and response), yang dilakukan pada saat
seseorang membuat pertimbangan dan mengambil
keputusan.
Khusus pada tahap encoding and simplification
memungkinkan dihasilkannya interpretasi dan evaluasi
[email protected]
Page 30
30
30
yang berbeda atas seseorang atau suatu kejadian yang
sama. Menurut Kreitner dan Kinicki, perbedaan
interpretasi ini dapat disebabkan oleh:
1. Perbedaan informasi dalam pandangan yang
digunakan untuk interpretasi,
2. Pengaruh mood dan emosi,
3. Menerapkan kategori kognitif terkini, serta
4. Perbedaan individual.
Uraian di atas mengenai pengertian dari persepsi
pada umumnya menggambarkan bahwa stimulus yang diterima
akan kemudian ditafsirkan, diolah, dan
diinterpretasikan sehingga nantinya akan memngaruhi
persepsi dari stimulus yang diberikan tadi. Dalam
penelitian ini, stimulus yang diberikan adalah
penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi.
Disini akan diuraikan apakah stimulus yang diberikan
yakni berupa penyelenggaraan dan penggunaan informasi
akuntansi dapat mempengaruhi persepsi para pengusaha
kecil terhadap informasi akuntansi tersebut.
[email protected]
Page 31
31
31
D. Usaha Kecil
1. Defenisi Usaha Kecil
Ada beberapa defenisi usaha kecil yang dikenal di
Indonesia. Defenisi usaha kecil menurut Undang-
Undang No. 9 tahun 1995 tentang usaha kecil adalah
kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki hasil
penjualan tahunan maksimal Rp 1 milyar dan memiliki
kekayaan bersih, tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha, paling banyak Rp 200 juta.
Adapun Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut
Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal
29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik
keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan
memiliki hasil penjualan paling banyak
Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun.
Usaha Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank
paling banyak Rp.50.000.000,-.
Menurut departemen koperasi dan UKM, usaha kecil
adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
perseorangan, rumah tangga, ataupun suatu badan
[email protected]
Page 32
32
32
bertujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk
diperniagakan secara komersial dan omzet penjualan
kurang dari satu milyar rupiah.
Menurut SAK UMKM dalam pernyataan standar
akuntansi untuk UMKM bab 1 tentang ruang lingkup
paragraph 1 dijelaskan bahwa usaha kecil adalah
etitas yang :
a. Tdak memiliki tanggung jawab akuntabilitas
tehadap publik
b. Menerbitkan laporan keuangan bertujuan umum
untuk pennguna eksternal.
1. Ciri-ciri dan Contoh Usaha Kecil
Menurut Mulyadi (2009:38), usaha kecil memiliki
kekuatan dan kelemahan. Kekuatan usaha kecil itu
antara lain, mengembangkan kreatifitas usaha baru,
melakukan inovasi, ketergangantungan usaha besar
terhadap usaha kecil, dan daya tahan usaha
kecilpasca krisis. Sementara kelemahannya yaitu,
lemahnya keterampilan manajemen, tinnginya tingkat
[email protected]
Page 33
33
33
kegagalan oleh karena kurangnya kompetensi dalam
dunia usaha, dan keterbatasan sumber daya.
Menurut Deddy Edward Tanjung (2008) ciri-ciri
usaha kecil antara lain adalah :
a. Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya
sudah tetap tidak gampang berubah,
b. Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak
berpindah-pindah,
c. Pada umumnya sudah melakukan administrasi
keuangan walau masih sederhana,
d. keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan
keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha,
e. Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan
legalitas lainnya termasuk NPWP,
f. Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki
pengalaman dalam berwira usaha,
g. Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal
keperluan modal,
h. Sebagian besar belum dapat membuat manajemen
usaha dengan baik seperti business planning.
[email protected]
Page 34
34
34
Usaha kecil memiliki kekuatan dan kelemahan.
Kekuatan usaha kecil itu antara lain, mengembangkan
kreatifitas usaha baru, melakukan inovasi,
ketergantungan usaha besar terhadap usaha kecil,dan
daya tahan usaha kecil pasca krisis. Sementara
kelemahannya yaitu, lemahnya keterampilan manajemen,
titngginya tingkat kegagalan oleh karena kurangnya
kompetensi dalam dunia usaha, dan keterbatasan
sumber daya.
Contoh usaha kecil adalah :
a. Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang
memiliki tenaga kerja
b. Pedagang dipasar grosir (agen) dan pedagang
pengumpul lainnya
c. Pengrajin industri makanan dan minuman, industri
kayu dan rotan, industri alat-alat rumah tangga,
industri pakaian jadi dan industri kerajinan
tangan
d. Peternakan ayam, itik, dan perikanan
e. Koperasi berskala kecil.
[email protected]
Page 35
35
35
E. Kerangka Pikir dan Hipotesis Penelitian
1.Kerangka Pikir
Gambar 2.1
[email protected]
Persepsi PengusahaKecil
PenyelenggaraanInformasiAkuntansi
Penggunaan InformasiAkuntansi
Hasil Penelitian
Analisis
Page 36
36
36
Hasil penelitian dan temuan sebelumnya tentang
persepsi pengusaha kecil terhadap penyelenggaraan
dan penggunaan informasi akuntansi menunjukkan bahwa
pengusaha kecil mempunyai persepsi “negatif” atas
nilai informasi akuntansi. Persepsi tersebut
berbarengan dengan ketiadaan penyelenggaraan dan
penggunaan Informasi akuntansi oleh pengusaha kecil
tersebut. Oleh karena itu, dapat diduga bahwa
persepsi “negatif” tersebut didasari oleh yang bukan
berasal dari pengalaman pengusaha kecil dalam
menyelenggarakan dan menggunakan informasi
akuntansi. Dengan kata lain, pengalaman
penyelenngaraan dan penggunaan informasi akuntansi
dapat mengubah persepsi pengusaha kecil atas
informasi akuntansi.
2.Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah anggapan dasar
peneliti terhadap suatu masalah yang dikaji. Dalam
hipotesis ini peneliti menganggap hipotesisnya benar
[email protected]
Page 37
37
37
yang kemudian akan dibuktikan secara empiris melalui
pengujian hipotesis dengan mempergunakan data yang
diperoleh selama penelitian.
Berdasarkan pernyataan diatas yang telah
diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian yaitu :
Ha : Diduga penyelenggaraan informasi akuntansi
berpengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas
informasi akuntansi.
Hb : Diduga penggunaan informasi akuntansi
berpengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas
informasi akuntansi.
[email protected]
Page 38
38
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di Kota
Makassar, Kecamatan Manggala yakni menguji pengaruh
penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi
terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi
akuntansi.
Adapun waktu yang dibutuhkan dalam penelitian
ini, yakni pada bulan Mei dan Juni. Dimana penyusun
akan mengumpulkan data-data serta informasi yang
dinilai cukup untuk pengolahan data selanjutnya.
B. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah bagian terpenting dalam
suatu penelitian. Hal ini dikarenakan [email protected]
Page 39
39
39
ketersediaan data yang benar dan akurat akan
menentukan dalam proses pengolahan maupun analisa
selanjutnya.
Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dulu
dilakukan dulu uji kualitas data yang terdiri dari
uji validitas dan uji realibilitas.
1.Uji validitas
Uji validitas data ditujukan untuk mengukur
seberapa nyata suatu pengujian/instrumen mengukur
apa yang seharusnya diukur (Argita 2007:32) .
pengukuran dinyatakan valid jika mengukur tujuannya
dengan nyata dan benar. Pengujian validitas data
dalam penelitian ini dilakukan secara statistik
yaitu dengan menghitung korelasi antara masing-
masing pertanyaan dengan skor total dengan
menggunakan metode corrected item – total correlation.
2.Uji realibilitas
Uji realibilitas data dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar pengukur mengukur dengan stabil dan
konsisten (Indriantoro,2002:28).
[email protected]
Page 40
40
40
Pengujian realibilitas dilakukan dengan
menggunakan cronbach alpha. Koefisien cronbach alpha
yang lebih dari 60 menunjukkan keandalan
(realibilitas) instrumen. Selain itu, cronbach alpha
yang semakin mendekati 1 menunjukkan konsistensi
reliabilitas internalnya.
Dalam penelitian ini penulis tidak memerlukan
pengujian asumsi klasik yang seperti diketahui pada
umumnya terdiri atas uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji
linearitas. Hal ini didasari bahwa uji asumsi klasik
tidak perlu dilakukan untuk analisis regresi linear
yang bertujuan untuk menghitung nilai pada variabel
tertentu
(http//www.konsultanstatistik.com/2009/03/uji-
asumsi-klasik.html). Dalam penelitian ini variabel
tersebut adalah persepsi pengusaha kecil atas
informasi akuntansi perhitungan variabel tersebut
diharapkan dilakukan dengan persamaan regresi,
tetapi tidak perlu diuji asumsi klasik.
[email protected]
Page 41
41
41
C. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah
data primer dan sekunder yang diperoleh dari
berbagai sumber. Teknik pengumpulannya diuraikan
sebagai berikut :
a. Data primer diperoleh dengan cara :
1. Observasi, yaitu dilakukan dengan cara
melakukan pengamatan secara langsung terhadap
objek penelitian, selama periode waktu
tertentu.
2. Wawancara, yakni tanya jawab dengan seseorang
untuk mendapatkan keterangan atau informasi
akan suatu masalah. Wawancara merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap
muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul
data maupun peneliti terhadap nara sumber atau
sumber data.
[email protected]
Page 42
42
42
3. Metode survei, yaitu dengan menggunakan
kuesioner yang dibagikan kepada responden yang
terpilih sebagai sampel dalam penelitian.
Kuessiomer berisi daftar pertanyaan yang
ditujukan kepada responden untuk didiisi.
Dengan demikian, penelitian akan memperoleh
data atau fakta yang bersifat teoritis yang
memiliki hubungan dengan permasalahan yang
akan dibahas.
b. Data-data sekunder yang menunjang penelitian ini
diperoleh dari :
1. Akses internet, akses internet digunakan untuk
mencari data-data pendukung dari berbagai
buku, ebook, maupun jurnal-jurnal yang
tersedia dalam internet.
2. Studi yang relevan, studi yang relevan ini
yang digunakan sebagai acuan dalam melakukan
penelitian.
[email protected]
Page 43
43
43
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau
segala sesuatu yang mempunyai karakteristik
tertentu. Sementara sampel adalah bagian dari
populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu
yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan
lengkap yanng dianggap bisa mewakili populasi.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pengusaha kecil yang ada di Kecamatan
Manggala. Dari populasi tersebut diambil beberapa
untuk dipilih menjadi sampel dengan menggunakan
teknik purposive sampling dan snow ball sampling. Melalui
kedua teknik ini, pemilihan sampel dilakukan
berdasarkan tujuan dari penelitian dan pertimbangan-
pertimbangan tertentu serta jumlah respondenyang
tidak menentu sampai informasi yang dibutuhkan
dinilai telah cukup.
2. Sampel
[email protected]
Page 44
44
44
Sampel adalah bagian dari populasi yang
diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian.
Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka
sampling yaitu daftar dari semua unsur sampling
dalam populasi sampling, dengan syarat:
a. Harus meliputi seluruh unsur sampel
b. Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua
kali
c. Harus up to date
d. Batas-batasnya harus jelas
e. Harus dapat dilacak dilapangan
Adapun pertimbangan-pertimbangan itu adalah,
1. Sampel yang dipilih merupakan pengusaha-pengusaha
kecil yang usaha utama mereka adalah usaha kecil
tersebut,
2. Sampel yang dipilih merupakan sampel yang pada
saat ini telah melakukan pencatatan akuntansi
yang mana proses pelaksanaan tersebut dulunya
tidak dilakukan.
[email protected]
Page 45
45
45
Adapun yang menjadi sampel penelitian ini adalah
pengusaha kecil di Kecamatan Manggala.
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode regresi berganda.
Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
penyelenggaraan (X1) dan penggunaan ¿) terhadap
persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi
(Y).
Adapun persamaan umum dari analisis regresi linear
berganda yaitu :
Y = a + bX1+ bX2
Dimana,
Y = Persepsi a = Konstanta, titik
potong
X1 = Penyelenggaraan b = Variabel Bebas
X2 = Penggunaan
[email protected]
Page 46
46
46
F. Defenisi Operasional
Defenisi operasional yang dikemukakan dalam
proposal ini yakni Informasi Akuntansi sebagai
informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang
bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam
menentukan pilihan-pilihan diantara alternatif-
alternatif yang ada.
Informasi akuntansi pada dasarnya bersifat
keuangan dan terutama digunakan untuk tujuan
pengambilan keputusan, pengawasan dan implementasi
keputusan-keputusan perusahaan. Agar data keuangan
dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pihak internal
maupun eksternal perusahaan, maka data tersebut
harus disusun dalam bentuk yang sesuai.
[email protected]
Page 47
47
47
BAB IV
GAMBARAN UMUM KECAMATAN MANGGALA
A. Letak Geografis dan Batas Wilayah
Kecamatan Manggala merupakan salah satu dari 14
Kecamatan di Kota Makassar yang berbatasan dengan
sebelah utara dengan Kecamatan Tamalanrea, di
sebelah timur dengan Kabupaten Maros, di sebelah
selatan dengan Kabupaten Gowa dan sebelah barat
Kecamatan Panakkukang.
Kecamatan manggala merupakan daerah bukan pantai
dengan topografi ketinggian wilayah sampai dengan 46
meter dari permukaan laut.
[email protected]
Page 48
48
48
Menurut jaraknya letak masing-masing kelurahan ke
Ibukota Kecamatan berkisar 1 km sampai dengan jarak
5-10 km.
B. Luas Wilayah
Kecamatan Manggala terdiri dari 6 kelurahan
dengan luas wilayah 24,14 km2 dari luas wilayah
tersebut, Kelurahan Tamangapa memiliki wilayah
terluas yaitu 7, 62 km2, terluas kedua adalah
Kelurahan Manggala dengan luas wilayah 4,44 km2,
sedangkan yang paling kecil luas wilayahnya adalah
keluraha borong dan Kelurahan Batua dengan luas
masing-masing 1,92 km2.
C. Penduduk
Menurut hasil proyeksi penduduk pada tahun 2011
di Kecamatan Manggala. Jumlah penduduknya sekitar
118.191 jiwa. Angka proyeksi ini diperoleh dengan
menghitung pertumbuhan penduduk berdasarkan hasil
sensus penduduk yang dilakukan setiap 10 tahun
sekali. Berdasarkan jenis kelamin tampak bahwa
[email protected]
Page 49
49
49
jumlah penduduk laki-laki 59.008 jiwa dan perempuan
59.183 jiwa.
D. UMKM di Kecamatan Manggala
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Makassar berada di
peringkat paling tinggi di Indonesia. Bahkan, pada
2008 lalu, pertumbuhan ekonomi Kota Makassar
mencapai angka 10,83 persen. Pesatnya pertumbuhan
ekonomi saat ini, tak lepas dari peran kecamatan-
kecamatan yang ada di Kota Makassar, tak terkecuali
di Kecamatan Manggala.
Pada saat ini kecamatan manggala mengalami
perkembangan yang cukup signifikan, tidak hanya
dalam bidang kesehatan dan pendidikan, Kecamatan
Manggala pula mampu memperbaiki kondisi
perekonomiannya. Seperti banyaknya toko-toko maupun
warung/kios yang mendorong perputaran ekonomi di
kecamatan ini.
Sektor usaha perdagangan merupakan unit usaha
yang paling banyak dipilih oleh warga di Kecamatan
[email protected]
Page 50
50
50
Manggala sebagai usaha alternatif, mengingat
pengelolaannya yang cukup mudah. Karena itulah,
sektor ini yang paling mendominasi dan sudah terjadi
sejak beberapa tahun terakhir dan terus mengalami
peningkatan drastis setiap tahun.
BAB V
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Deskriptif Sampel Penelitian
Pengumpulan data untuk keperluan analisis dari
penelitian ini dilakukan dengan pendistribusian
kuesioner kepada para pengusaha kecil di kecamatan
Manggala. Adapun pendistribusian serta pengumpulan
kuesioner tersebut dilakukan oleh penulis pada
minggu ke-2 hingga minggu ke-4 bulan Mei. Jumlah
[email protected]
Page 51
51
51
kuesioner yang didistribusikan dan berhasil dan
dikumpulkan yaitu 30 kuesioner.
Responden dalam penelitian ini adalah para
pengusaha kecil yang tersebar di beberapa kelurahan
yang ada di Kecamatan Manggala. Jenis usaha dari
para pengusaha tersebut yang penulis jadikan sampel,
yakni berupa usaha dagang dan usaha jasa.
Tabel 5.1 Ikhtisar Distribusi dan pengembalian
Kuisioner
No Keterangan JumlahKuision
er
Persentase
1 Distribusi kuesioner 42 100%2 Kuesioner tidak
kembali0 0%
3 Kuesioner kembali 42 100%4 Kuesioner bisa diolah 42 100%N sample = 42Responden Rate = (42/42) x 100 % = 100 %
B. Uji Kualitas Data
B.1 Uji Validitas
Sesudah mengumpulkan kuesioner dari responden,
selanjutnya dilakukan uji validitas terhadap data
yang diperoleh. Ini dilakukan untuk [email protected]
Page 52
52
52
ketepatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang
ingin diukur. Penelitian ini menggunakan corrected
item- total correlation yakni dengan mengitung korelasi
masing-masing skor item dengan skor total, dimana
skor total adalah akumulasi dari keseluruhan item.
Item-item pertanyaan dalam kuesioner yang
berkolerasi signifikan dengan skor total enunjukkan
item tersebut mampu mendukung pengungkapan yang
ingin diungkap dalam penelitian ini.
Adapun uji validitas ini menggunakan alat
analisis yakni program Statistical Product and Service Solution
16 (SPSS 16) dan hasil uji validitas data dlam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.2 dan 5.3.
Tabel 5.2 Hasil Uji Validitas (Bagian 1)
No Item CorrectedItem-TotalCorrelation
r tabel Keterangan
1 Py1 0,424 0,304
Valid
2 Py2 0,614 0,304
Valid
3 Py3 0,554 0,304
Valid
4 Py4 0,749 0,304
Valid
[email protected]
Page 53
53
53
5 Py5 0,517 0,304
Valid
6 Py6 0,473 0,304
Valid
7 Pg7 0,593 0,304
Valid
8 Pg8 0,361 0,304
Valid
9 Pg9 0,554 0,304
Valid
10 Pg10 0,489 0,304
Valid
11 Pg11 0,431 0,304
Valid
12 Pg12 0,415 0,304
Valid
13 PP13 0,305 0,304
Valid
14 PP14 0,548 0,304
Valid
15 PP15 0,431 0,304
Valid
16 PP16 0,400 0,304
Valid
Tabel 5.3. Hasil Uji Validitas (Bagian II)
No Item CorrectedItem-TotalCorrelation
r tabel Keterangan
1 Py1 0,543 0,304
Valid
2 Py2 0,391 0,30 Vali
[email protected]
Page 54
54
54
4 d3 Py3 0,438 0,30
4Valid
4 Py4 0,598 0,304
Valid
5 Py5 0,319 0,304
Valid
6 Py6 0,080 0,304
Valid
7 Pg7 0,774 0,304
Valid
8 Pg8 0,842 0,304
Valid
9 Pg9 0,781 0,304
Valid
10 Pg10 0,862 0,304
Valid
11 Pg11 0,792 0,304
Valid
12 Pg12 0,785 0,304
Valid
13 PP13 0,521 0,304
Valid
14 PP14 0,384 0,304
Valid
15 PP15 0,342 0,304
Valid
16 PP16 0,361 0,304
Valid
Berdasarkan pada kedua tabel uji validitas
diatas, dapat dilihat bahwa pada uji validitas
bagian I semua item valid. Hal ini dikarenakan nilai
r tabel. Sementara itu pada uji validitas bagian II,
[email protected]
Page 55
55
55
terdapat satu item tidak valid (item Py6), ini
dikarenakan r hitungnya lebih rendah daripada r
tabel. Nilai r tabel yakni 0,304 diperoleh dari
jumlah responden sebanyak 30 orang dengan uji 2 sisi
pada taraf signifikan 0,05.
Khusus untuk uji validitas bagian II diperlukan
lagi adanya uji validitas lanjutan. Hal ini
dikarenakan adanya satu item yang tidak valid
sehingga nanti pada uji validitas lanjutan item
tersebut dieleminasi dan kemudian kembali melihat
kevalidan item-item lain setelah item yang tidak
valid tadi dieliminasi.
Tabel 5.4 Hasil uji Validitas Lanjutan (Bagian II)
No Item CorrectedItem-TotalCorrelation
r tabel Keterangan
1 Py1 0,543 0,304
Valid
2 Py2 0,391 0,304
Valid
3 Py3 0,438 0,304
Valid
4 Py4 0,598 0,304
Valid
[email protected]
Page 56
56
56
5 Py5 0,319 0,304
Valid
6 Py6 0,080 0,304
Valid
7 Pg7 0,774 0,304
Valid
8 Pg8 0,842 0,304
Valid
9 Pg9 0,781 0,304
Valid
10 Pg10 0,862 0,304
Valid
11 Pg11 0,792 0,304
Valid
12 Pg12 0,785 0,304
Valid
13 PP13 0,521 0,304
Valid
14 PP14 0,384 0,304
Valid
15 PP15 0,342 0,304
Valid
16 PP16 0,361 0,304
Valid
Berdasarkan pada tabel diatas, maka uji validitas
untuk bagian II telah diketahui bahwa seluruh item
yang telah digunakan telah valid. Ini ditunjukkan
dengan nilai r hitungnya yang lebih besar dibanding
nilai r tabelnya.
B.2 Uji Reliabilitas
[email protected]
Page 57
57
57
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar pengukur mengukur dengan stabil dan
konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Adapun
hasil dan uji reliabilitasnini dengan menggunakan
Alpha Cronbach yang mana jika koefisien keandalan
reliabilitasnya 0,6 atau lebih, makadapat dikatakan
instrumen yang digunakan reliabel. Hasil uji
reliabilitas dan dijelaskan pada tabel 5.5 dan tabel
5.6.
Tabel 5.5 Hasil Uji Reliabilitas (Bagian I)
No Item CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach’s Alpha
Keterangan
1 Py1 0,543 0,60 Reliabel2 Py2 0,391 0,60 Reliabel3 Py3 0,438 0,60 Reliabel4 Py4 0,598 0,60 Reliabel5 Py5 0,319 0,60 Reliabel6 Py6 0,080 0,60 Reliabel7 Pg7 0,774 0,60 Reliabel8 Pg8 0,842 0,60 Reliabel9 Pg9 0,781 0,60 Reliabel10 Pg10 0,862 0,60 Reliabel11 Pg11 0,792 0,60 Reliabel12 Pg12 0,785 0,60 Reliabel13 PP13 0,521 0,60 Reliabel
[email protected]
Page 58
58
58
14 PP14 0,384 0,60 Reliabel15 PP15 0,342 0,60 Reliabel16 PP16 0,361 0,60 Reliabel
Tabel 5.6 Hasil Uji Reliabilitas (Bagian II)
No Item CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach’s Alpha
Keterangan
1 Py1 0,543 0,60 Reliabel2 Py2 0,391 0,60 Reliabel3 Py3 0,438 0,60 Reliabel4 Py4 0,598 0,60 Reliabel5 Py5 0,319 0,60 Reliabel6 Py6 0,080 0,60 Reliabel7 Pg7 0,774 0,60 Reliabel8 Pg8 0,842 0,60 Reliabel9 Pg9 0,781 0,60 Reliabel10 Pg10 0,862 0,60 Reliabel11 Pg11 0,792 0,60 Reliabel12 Pg12 0,785 0,60 Kurang
Reliabel13 PP13 0,521 0,60 Kurang
Reliabel14 PP14 0,384 0,60 Kurang
Reliabel15 PP15 0,342 0,60 Kurang
Reliabel16 PP16 0,361 0,60 Kurang
Reliabel
Menurut Sekaran dalam Dwi Priyatno (2008:26),
reliabilitas kurang dari 0,6 itu kurang baik,
sedangkan lebih 0,6 atau 0,7 dapat diterima dan di
atas 0,8 adalah baik. Untuk itu, berdasarkan dari
[email protected]
Page 59
59
59
data di atas, dapat dilihat bahwa ada 3 item pada
bagian I kurang reliabel, dan pada bagian II ada 4
item yang kurang reliabel. Ini dikarenakan nilai
alphanya lebih rendah dari 0,6. Adapun selebihnya
dapat dikatakan reliabel.
C. Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Untuk mengetahui persepsi pengusaha kecil
terhadap informasi akuntansi dapat digunakan
analisis statistik deskriptif. Adapun dalam
penelitian ini yang menjadi variabel untuk
mengetahui persepsi pengusaha kecil atas informasi
akuntansi adalah penyelenggaraan informasi akuntansi
dan penggunaan informasi akuntansi.
Perlu diketahui bahwa perubahan persepsi
kemungkinan terjadi karena adanya stimulus yang
dalam hal ini informasi akuntansi. Untuk itu dalam
analisis deskriptif ini akan dibagi kedlam 2 bagian,
yaitu bagian pertama dimana persepsi pengusaha kecil
pada saat belum menyelenggarakan dan menggunakan
[email protected]
Page 60
60
60
informasi akuntansi, dan kemudian bagian kedua yakni
persepsi pengusaha kecil pada saat telah
menyelenggarakan dan menggunakan informasi
akuntansi.
1. Bagian Pertama
a. Penyelenggaraan Informasi Akuntansi (X1)
Meskipun responden belum menyelenggarakan
informasi akuntansi, namun pengenalan serta
pemahamannya mengenai bagaimana informasi akuntansi
itu diselenggarakan sudah ada. Adapun untuk
mengetahui pengaruh penyelenggaraan informasi
akuntansi terhadap persepsi responden ats informasi
akuntansi tersebut dengan menggunakan pernyataan
skala likert 5 poin. Jumlah pernyataannya yakni
sebanyak 6 item. Adapun distribusi frekuensi atas
jawaban responden untuk variabel ini dijelaskan
pada tabel 5.7.
[email protected]
Page 61
61
61
Tabel 5.7
Frekuensi Variabel X1 (Bagian I)
Skala Frekuensi Persentase1 = sangattidak setuju2 = tidaksetuju3 = tidak adapendapat4 = setuju5 = sangatsetuju
18791033814
7,14 %31,35 %40,87 %15,08%5,56 %
Total 252 100 %Rata-rata = 2,81Standar deviasi = 0,92
Semakin tinggi skor yang diperoleh terhadap
instrumen ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan
informasi akuntansi mampu mempengaruhi persepsi
pengusaha kecil atas informasi akuntansi. Adapun
dalam tahap ini jawaban dari responden diambil atas
persepsi responden saat belum menyelenggarakan
informasi akuntansi. Persepsi responden pada tahap
ini didasarkan atas pengetahuan yang mereka pahami
terhadap proses penyelenggaraan informasi
akuntansi.
[email protected]
Page 62
62
62
Hasil pengujian statistik deskriptif untuk
variabel ini menunjukkan bahwa rata-ratanya (mean)
sebesar 2,81 dengan standar devisiasi 0,92. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata responden menjawab
“tidak ada pendapat atau pada skala 3 atas
pertanyaan yang diberkan. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa pemahaman penyelenggaraan
informasi akuntansi oleh pengusaha kecil belum
mempengaruhi persepsi pengusaha kecil atas
informasi akuntansi. Hal ini mungkin dikarenakan
belum adanya proses penyelenggaraan informasi
tersebut yang dijalankan oleh para pengusaha kecil
sehingga terkesan memberikan jawaban tanpa
pendapat, meskipun pemahamannya mengenai bagaimana
proses penyelenggaraan informasi akuntansi itu
dilakukan mereka sudah paham. Adapun pengaruhnya
setelah dilaksanakan proses tersebut akan
dijekaskan selanjutnya di bab ini yakni pada bagian
2.
b. Penggunaan informasi akuntansi (X2)
[email protected]
Page 63
63
63
Meskipun responden pada tahap ini belum
menggunakan informasi akuntansi, namun pemahamannya
mengenai kegunaan dari informasi akuntansi sudah
ada. Oleh karena itu jawaban responden berdasarkan
persepsi tersebut dan diukur dengan 6 item
pertanyaan pada skala likert 1-5. Adapun distribusi
frekuensi atas jawaban responden dijelaskan pada
tabel 5.8.
Tabel 5.8Frekuensi Variabel X2 (Bagian I)Skala Frekuensi Persentase
1 = sangattidak setuju2 = tidaksetuju3 = tidak adapendapat4 = setuju5 = sangatsetuju
339099255
13,10 %35,71 %39,29 %9,92 %1,98 %
Total 252 100 %Rata-rata = 2,52Standar deviasi = 0,90
[email protected]
Page 64
64
64
Semakin tinggi skor yang diproleh terhadap
instrumen ini menunjukkan bahwa penggunaan
informasi akuntansi mampu mempengaruhi persepsi
pengusaha kecil atas informasi akuntansi. Adapun
dalam tahap ini jawaban dari responden diambil atas
persepsi responden saat belum menggunakan informasi
akuntansi. Persepsi responden pada tahap ini
didasarkan atas pengetahuan yang mereka pahami
terhadap dampak dari penggunaan informasi
akuntansi.
Hasil pengujian statistik deskriptif untuk
variabel ini menunjukkan bahwa rata-ratanya (mean)
sebesar 2,52 dengan standar deviasi 0,90. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata responden menjawab
“tidak ada pendapat” atau pada skala 3 atas
pertanyaan yang diberikan. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan responden akan
menggunakan informasi akuntansi belum mempengaruhi
persepsi mereka atas informasi akuntansi. Hal ini
[email protected]
Page 65
65
65
dikarenakan penggunaan akan informasi akuntansi
tersebut belum mereka lakukan, walaupun manfaat
atau dampak dari penggunaan informasi akuntansi
mereka sudah tahu. Adapun pengaruhnya setelah
adanya penggunaan informasi akuntansi akan
dijelaskan selanjutnya juga pada bab ini dibagian
2.
c. Persepsi Pengusaha Kecil (Y)
Persepsi responden diukur dengan
menggunakan 4 item pertanyaan dengan skala likert
1-5. Semakin tinggi skor yang diproleh pada
instrumen ini, menunjukkan bahwa persepsi awal
responden sangat “positif” atas informasi
akuntansi. Adapun distribusi frekuensi atas jawaban
responden dijelaskan pada tabel 5.9.
Tabel 5.9Frekuensi Variabel Y (Bagian I)
Skala Frekuensi Persentase1 = sangattidak setuju2 = tidaksetuju3 = tidak ada
1548682611
8,93 %28,57 %40,48 %15,48 %6,54 %
[email protected]
Page 66
66
66
pendapat4 = setuju5 = sangatsetujuTotal 168 100 %Rata-rata = 2,82Standar deviasi = 0,97
Hasil pengujian ststistik deskriptif untuk
variabel ini menunjukkan bahwa rata-ratanya (mean)
sebesar 2,82 dengan standar deviasi 0,97. Hal ini
memperlihatkan bahwa rata-rata responden menjawab
“tidak ada pendapat” atau pada skala 3 atas
pertanyaan yang diberikan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa persepsi awal pada pengusaha
kecil “negatif” terhadap informasi akuntansi.
2. Bagian 2
a. Penyelenggaraan Informasi Akuntansi (X1)
Selanjutnya pada bagian 2 ini, persepsi
responden diukur atas jawaban pada saat telah
[email protected]
Page 67
67
67
menyelenggarakan informasi akuntansi. Untuk
mengetahui pengaruh penyelenggaran informasi
akuntansi terhadap persepsi responden atas
informasi akuntansi, digunakan pertanyaan dengan
skala likert dan jumlah pertanyaan sama pada
sesi/tahap 1 yaitu 6 item pertanyaan. Namun
digugurkan 1 item dikarenakan tidak valid setelah
diuji validitasnya, sehingga tersisa 5 item.
Berikut ini tabel 5.10 menjelaskan distribusi
frekuensi atas jawaban responden terhadap pengaruh
variabel ini persepsi respoden.
Tabel 5.10Frekuensi Variabel X1 (Bagian II)
Skala Frekuensi
Persentase
1 = sangattidak setuju2 = tidaksetuju3 = tidak adapendapat4 = setuju5 = sangatsetuju
0123811248
0 %5,71 %18,10 %53,33 %22,86 %
Total 210 100 %Rata-rata = 3,93Standar deviasi = 0,72
[email protected]
Page 68
68
68
Semakin tinggi skor yang diperoleh dari
instrumen ini menujukkan bahwa penyelenggaraan
informasi akuntansi mampu mempengaruhi persepi
pengusaha kecil atas informasi akuntansi.
Hasil pengujian statistik deskriptif untuk
variabel ini menunjukkan bahwa rata-ratanya (mean)
sebesar 3,93 dengan standar deviasi 0.72. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata responden menjawab
“setuju” atau pada skala 4 atas pertanyaan yang
diberikan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
penyelenggaraan informasi akuntansi oleh pengusaha
kecil mampu mempengaruhi persepsi responden dalam
hal ini pengsaha kecil atas informasi
akuntansi.Ini terlihat jika kita membandingkan
hasil pengujian statistik deskriptif variabel ini
pada bagian 1 dengan bagian 2,yang mana pada bagian
1 penyelenggaraan informasi akuntansi belum
mempengaruhi persepsi responden dikarenakan belum
[email protected]
Page 69
69
69
adanya proses penyelenggaraan dilakukan dan
kemudian pada bagian 2 ketika proses
penyelenggaraan telah dilakukan,ternyata
penyelenggaraan informasi akuntansi tersebut
mempengaruhi persepsi responden atas informasi
akuntansi.Hal ini ditunjukkan dengan adanya
perbedaan pendapat responden pada bagian 1 dengan
bagian 2.
b. Penggunaan Informasi Akuntansi (X2)
Pada sesi ini, persepsi responden diukur atas
jawaban pada saat telahmenggunakan informasi
akuntansi. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan
informasi akuntansi terhadap persepsi responden
atas informasi akuntansi,digunakan pertanyaan
dengan skala likert dan jumlah pertanyaan sama pada
sesi/tahap 1 yaitu 6 item pertanyaan.
Berikut ini tabel 5.11 menjelaskan distribusi
frekuensi atas jawaban responden terhadap pengaruh
[email protected]
Page 70
70
70
variabel ini terhadap persepsi responden atas
informasi akuntansi.
Tabel 5.11Frekuensi Variabel X2 (Bagian II)Skala Frekuen
siPersentase
1 = sangattidak setuju2 = tidaksetuju3 = tidak adapendapat4 = setuju5 = sangatsetuju
0366911631
0 %14,29 %27,38 %46,03 %12,30 %
Total 252 100 %Rata-rata = 3,56Standar deviasi = 0,87
Semakin tinggi skor yang diperoleh dari
instrumen ini menunjukkan bahwa penggunaan
informasi akuntansi mampu mempengaruhi persepsi
pengusaha kecil atas informasi akuntansi tersebut.
Hasil pengujian statistik deskriptif untuk variabel
menunjukkan bahwa rata-ratanya (mean) sebesar 3,56
dengan standar deviasi 0,87. Hal ini menunjukkan
[email protected]
Page 71
71
71
bahwa rata-rata responden menjawab “setuju” atau
pada skala 4 atas pertanyaan yang diberikan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
penggunaan informasi akuntansi oleh pengusaha kecil
mampu mempengaruhi persepsi responden dalam hal ini
pengusaha kecil atas informasi akuntansi. Ini
terlihat jika kita membandingkan hasil pengujian
statistik deskriptif variabel ini pada bagian 1
dengan bagian 2, yang mana pada bagian 1 penggunaan
informasi akuntansi belum mempengaruhi persepsi
responden dikarenakan belum adanya informasi
akuntansi yang dapat digunakan dan kemudian pada
bagian 2 ketika penggunaan tersebut telah
dilakukan,ternyata hal itu mampu mempengaruhi
persepsi responden atas informasi akuntansi. Hal
ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan pendapat
responden dari hasil pengujian statistik deskriptif
pada bagian 1 dengan bagian 2.
c. Persepsi Pengusaha Kecil (Y)
[email protected]
Page 72
72
72
Persepsi responden pada bagian ini sama dengan
bagian I diukur juga dengan menggunakan 4 item
pertanyaan dengan skala likert 1-5. Semakin tinggi
skor yang diperoleh pada instrumen ini, menunjukkan
bahwa persepsi awal responden sangat “positif” atas
informasi akuntansi. Adapun distribusi frekuensi
atas jawaban responden pada variabel ini dijelaskan
pada tabel 5.12.
Tabel 5.12Frekuensi Variabel Y (Bagian II)Skala Frekuensi Persentase
1 = sangattidak setuju2 = tidaksetuju3 = tidak adapendapat4 = setuju5 = sangatsetuju
015269037
0 %8,93 %15,48 %53,57 %22,02 %
Total 168 100 %Rata-rata = 3,89Standar deviasi = 0,78
Hasil pengujian statistik deskriptif untuk
variabel ini menunjukkan bahwa rata-ratanya (mean)
sebesar 3,89 dengan standar devisiasi 0,78. Hal ini
[email protected]
Page 73
73
73
memperlihatkan bahwa rata-rata responden menjawab
“setuju” atau pada skala 4 atas pertanyaan yang
diberikan. Dengan demikian depat disimpulkan bahwa
persepsi akhir para pengusaha kecil “positif”
terhadap informasi akuntansi.
2. Uji Hipotesis
Untuk menguji kebenaran hipotesis dalam
penelitian ini maka digunakan analisis regresi
berganda. Adapun untuk menguji pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial
maka digunakan uji t sedangkan untuk mengujinya
secara stimulan maka digunakan uji F.
2.1 Analisis Regresi Berganda
Berdasarkan perhitungan analisis regresi
berganda, dapat dijelaskan bahwa penyelenggaraan
(X1) dan penggunaan informasi akuntansi (X2)
berpengaruh terhadap Persepsi Pengusaha Kecil (Y)
atas informasi akuntansi.
[email protected]
Page 74
74
74
Tabel 5.13 Hasil Analisis Determinasi Bag.I
Model Summary
Model R
RSquare
AdjustedR Square
Std.Error of
theEstimate
1 .817a .667 .650 .43824a. Predictors: (Constant), PgMean, PyMeanb. Dependent Variable: Ppmean
Analisis determinasi untuk bagian I menunjukkan
bahwa diperoleh angka R2 (R Square) sebesar 0,667
atau 66,7. Hal ini menunjukkan bahwa persentase
sumbangan pengaruh variabel independen (X) terhadap
variabel dependen (Y) sebesar 66,7%. Dengan kata
lain juga bahwa variasi variabel independen yang
digunakan dalam penelitian mampu menjelaskan
sebesar 66,7% variabel dependen, sedangkan sisanya
sebesar 33,35% dipengaruhi atau dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak termasuk dalam model
penelitian ini. Sementara itu hasil analisis
determinasi untuk bagian II sebagai berikut :
[email protected]
Page 75
75
75
Tabel 5.14 Hasil Analisis Determinasi Bag.II
Model Summary
Model R
RSquare
AdjustedR Square
Std.Error of
theEstimate
1 .856a .733 .719 .31504a. Predictors: (Constant), PgMean, PyMeanb. Dependent Variable: Ppmean
Analisis determinasi untuk bagian II menunjukkan
bahwa diperoleh angka R2 (R Square) sebesar 0,733
atau 73,3 %. Hal ini menunjukan bahwa persentase
sumbangan pengaruh variabel dependen (Y) sebesar
73,3 %. Dengan kata lain juga bahwa variasi
variabel independen yang digunakan dalam penelitian
mampu menjelaskan sebesar 73,3% variabel dependen,
sedangkan sisanya sebesar 26,7 % dipengaruhi atau
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk
dalam model penelitian ini.
Jika dibandingkan hasil analisis determinasi
umtuk bagian I dan bagian II, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa terjadi kenaikan nilai [email protected]
Page 76
76
76
dari kedua variabel independen tadi dalam
menjelaskan variabel dependennya. Hal ini sama
artinya bahwa penyelenggaraan dan penggunaan
informasi akuntansi mampu merubah persepsi awal
pengusaha kecil atas informasi akuntansi karena
adanya pengaruh tadi. Walaupun tingkat kenaikannya
tidak signifikan.
Selanjutnya adalah hasil dari analisis regresi
berganda untuk bagian I dan bagian II.
Tabel 5.15 Hasil Regresi Bagian I
Model
UnstandardizedCoefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.BStd.Error Beta
1 (Constant) .225 .277 .922 .362
PyMean .770 .111 .724 6.912 .000PgMean .192 .120 .167 1.598 .118
a. Dependent Variable: Ppmean
Hasil analisis berganda yang diperoleh dari
hasil perhitungan melalui SPSS 16.0 dapat dilihat
[email protected]
Page 77
77
77
dalam tabel 5.15. dari tabel tersebut dapat kita
lihat bahwa nilai konstanta sebesar 0,255, nilai X1
(Py) sebesar 0,770 dan nilai X2 (Pg) sebesar 0,192
sehingga diperoleh persamaan untuk analisis regresi
bagian I yakni :
Y = 0,255 + 0,770 X1 + 0,192 X2
Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa
variabel-variabel yang diteliti bernilai positif,
berarti bila terjadi perubahan pada variabel-
variabel tersebut akan menyebabkan perubahan yang
searah dengan variabel Y (PP).
[email protected]
Page 78
78
78
Tabel 5.16 Hasil Regresi Bagian II
ModelUnstandardizedCoefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
BStd.Error Beta
1 (Constant) .189 .360 .922 .362
PyMean .864 .101 .735 6.912 .000PgMean .199 .060 .284 1.598 .118
a. Dependent Variable: Ppmean
Hasil analisis berganda yang diperoleh dari
hasil perhitungan melalui SPSS 16.0 dapat dilihat
dalam tabel 5.13. Dari tabel tersebut dapat kita
lihat bahwa nilai konstanta sebesat 0,189, nilai X1
(Py) sebesar 0,864 dan nilai X2 (Pg) sebesar 0,199
sehingga diperoleh persamaan untuk analisis regresi
bagian I yakni :
[email protected]
Page 79
79
79
Y = 0,189 + 0,864 X1 + 0,199 X2
Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa
variabel-variabel yang diteliti bernilai positif,
berarti bila terjadi perubahan pada variabel-
vatiabel tersebut akan menyebabkan perubahan yang
searah dengan variabel Y (PP).
Setelah melihat penjelasan dari kedua bagian
dari hasil analisis regresi maka dapat diperoleh
bahwa terjadi kenaikan nilai variabel independen
dari bagian I ke bagian II. Ini dapat disimpulkan
bahwa adanya peningkatan atas pengaruh yang
diberikan oleh variabel independen kepada variabel
dependennya.
2.2 Uji Parsial (uji T)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi variable independen secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
[email protected]
Page 80
80
80
Nilai t hitung dalam model regresi dengan nilai
alpha 5%, dapat dilihat tabel berikut :
Tabel 5.17 Hasil Regresi Uji Parsial Bagian I
ModelUnstandardizedCoefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
BStd.Error Beta
1 (Constant) .255 .277 .922 .362
PyMean .770 .111 .724 6.912 .000PgMean .192 .120 .167 1.598 .118
a. Dependent Variable: Ppmean
Dasar pengambilan keputusan dari uji parsial
bagian 1 ini dengan membandingkan t hitung dan t
tabel pada taraf signifikansi 5%. Ho diterima jika
-t tabel £ t hitung £ t tabel dan Ho ditolak jika –
t hitung <-t tabel atau t hitung > t tabel.
Sesuai dengan dasar pengambilan tersebut, maka
pengujian hepotesis dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Ha : Penyelenggaraan informasi akuntansi
berpengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil [email protected]
Page 81
81
81
informasi akuntansi. Berdasarkan hasil pengujian
diperoleh bahwa nilai t hitung 6,912 lebih besar
dari t tabel sebesar 1,685. Sesuai dengan
penganbilan keputusan , maka Ho ditolak sehingga
otomatis Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh antara penyelenggaraan informasi
akuntansi dengan persepsi pengusaha kecil atas
informasi akuntansi.
Hb : Penggunaan informasi akuntansi berpengaruh
terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi
akuntansi. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh
nilai t hitung 1,598 lebih kecil dari nilai t tabel
sebesar 1,685. Sesuai dengan dasar pengambilan
keputusan maka Ho diterima sehingga otomatis Hb
ditolak. Jadi, penggunaan informasi akuntansi tidak
berpengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas
informasi akuntansi.
[email protected]
Page 82
82
82
Tabel 5.18 Hasil Regresi Uji Parsial Bagian II
Model
UnstandardizedCoefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.BStd.Error Beta
1 (Constant) .189 .360 .524 .603
PyMean .864 .101 .735 8.548 .000PgMean .199 .060 .284 3.304 .002
a. Dependent Variable: Ppmean
Dasar pengambilan keputusan dari uji parsial
bagian II ini sama dengan uji parsial bagian I
yakni dengan membandingkan t hitung dan t tabel
pada taraf signifikansi 5%. Ho diterima jika –t
tabel £ t hitung £ t tabel dan Ho ditolak jika –t
hitung <-t tabel atau t hitung>t tabel.
Sesuai dengan dasar pengambilan tersebut,maka
pengujian hipotesis dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Ha : Penyelenggaraan informasi akuntansi
berpengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas
informasi akuntansi. Berdasarkan hasil pengujian
[email protected]
Page 83
83
83
diperoleh bahwa nilai t hitung sebesar 8,548 lebih
besar dari t tabel sebesar 1,685. Sesuai dengan
dasar pengambilan keputusan, maka Ho ditolah
sehingga otomatis Ha diterima. Jadi dapat
disimpulkan ada pengaruh signifikan antara
penyelenggaraan informasi akuntansi dengan persepsi
pengusaha kecil atas informasi akuntansi.
Hb : Penggunaan informasi akuntansi berpengaruh
terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi
akuntansi. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh
nilai t hitung 3,304 lebih besar dari t tabel
sebesar 1,685. Sesuai dengan dasar pengambilan
keputusan maka Ho ditolak sehingga otomatis Hb
diterima. Jadi, penggunaan informasi akuntansi
berpengaruh signifikan terhadap persepsi pengusaha
kecil atas informasi akuntansi.
Melihat perbandingan dari hasil uji T antara
bagian I dan bagian II, dapat dijelaskan bahwa
terjadi perubahan pada variabel independen dalam
mempengaruhi variabel dependennya. Ini terlihat
[email protected]
Page 84
84
84
dengan meningkatnya nilai t hitung dari uji t
bagian I ke uji T bagian II sebesar 1,706.
2.3 Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen secara stimulan mempengaruhi variabel
dependennya. Sama halnya dengan uji t, uji F juga
dibagi 2 bagian sesuai dengan model penelitian.
Adapun hasil uji F dijelaskan pada tabel berikut
ini :
Tabel 5.19 Hasil Uji F Bagian I
ModelSum ofSquares Df
MeanSquare F Sig.
1 Regression 15.010 2 7.05 39.077 .000a
Residual 7.490 39 .199Total 22.500 41
a. Predictors: (Constant), Pgmean, PyMeanb. Dependent Variable: PPMean
Dasar pengambilan keputusan untuk uji F ini
adalah dengan membandingkan nilai F hitung dengan F
[email protected]
Page 85
85
85
tabel pada taraf signifikansi 0,05. Ho diterima
bila F hitung £ F tabel, dan Ho ditolak bila F
hitung > F tabel.
Sesuai dengan dasar tersebut untuk hasil
pengujian stimulan, maka dapat dijelaskan bahwa
hasil uji regresi menunjukkan nilai F hitung
sebesar 39,077 lebih besar dari F tabel sebesar
3,238 atau dengan kata lain F hitung > F tabel.
Jadi dapat disimpulkan bahwa secara stimulan
variabel-variabel independen berpengaruh secara
signifikan terhadap persepsi pengusaha kecil atas
informasi akuntansi.
Berikut adalah tabel hasil uji F untuk bagian
II, yaitu :
[email protected]
Page 86
86
86
Tabel 5.19 Hasil Uji F Bagian II
ModelSum ofSquares Df
MeanSquare F Sig.
1 Regression 10.629 2 5.315 53.546 .000a
Residual 3.871 39 .099Total 14.500 41
a. Predictors: (Constant), Pgmean, PyMeanb. Dependent Variable: PPMean
Dasar pengambilan keputusan untuk uji F bagian
II ini sama dengan bagian I yakni membandingkan
nilai F hitung dengan F tabel pada taraf
signifikansi 0,05. Ho diterima bila F hitung £ F
tabel, dan Ho ditolak bila F hitung > F tabel.
Sesuai dengan dasar tersebut untuk hasil
pengujian stimulan, maka dapat dijelaskan bahwa
hasil uji regresi pada bagian II menunjukkan nilai
F hitung sebesar 53,546 lebih besar dari F tabel
sebesar 3,238 atau dengan kata lain F hitung>F
tabel. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada bagian II
secara stimulan variabel-variabel independen juga
[email protected]
Page 87
87
87
berpengaruh secara signifikan terhadap persepsi
pengusaha kecil atas informasi akuntansi.
Dengan membandingkan uji F antara bagian I
dengan bagian II, maka bisa dijelaskan bahwa
terjadi kenaikan nilai F hitung dari bagian I ke
bagian II sebesar 14,469. Dengan kata lain adanya
peningkatan pengaruh variabel-variabel independen
terhadap variabel dependennya.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
[email protected]
Page 88
88
88
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi
dapat mempengaruhi persepsi pengusaha kecil atas
informasi akuntansi. Adapun sampel dari penelitan
ini adalah pengusaha-pengusaha kecil di Kecamatan
Manggala.
Berdasarkan hasil dari analisis data yang
dilakukan oleh penulis, terlihat adanya peningkatan
koefisien baik dalam uji regresi, uji t, maupun uji
F kedua variabel independen terhadap variabel
dependennya dari pengujian bagian pertama yakni pada
saat responden belum menyelenggarakan dan
menggunakan informasi akuntansi ke pengujian bagian
kedua dimana responden telah menyelenggarakan dan
menggunakannya. Oleh karena itu, kesimpulan yang
dapat ditarik adalah terjadi perubahan “positif”
pada persepsi pengusaha kecil atas informasi
akuntansi dikarennakan pengaruh penyelenggaraan dan
penggunaan informasi akuntansi tersebut oleh mereka.
[email protected]
Page 89
89
89
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menemui
beberapa keterbatasan dalam penelitian. Keterbatasan
itu salah satunya adalah kriteria responden yang
penulis tetapkan dalam mendukung penelitian ini
masih jarang ditemui, walaupun penulis mampu
mengumpulkan sampel penelitian ini lebih dari cukup
untuk mendukung penelitian ini.
Selain itu, masih kurangnya literatur-literatur
mengenai penelitian yang berhubungan dengan UMKM
(Usaha Mikro Kecil dan Menengah) khususnya industri
kecil, sehingga penulis merasa kesulitan dalam
membangun landasan teori yang tepat untuk mendukung
penelitian ini.
C. Saran
Sebagaimana yang kita ketahui dan juga telah
dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, bahwa peranan
UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) bagi
perkembangan perekonomian suatu negara sangatlah
[email protected]
Page 90
90
90
penting. Namun hal ini ternyata masih banyak
masyarakat kita belum mengetahuinya. Masyarakat
kebanyakan melihat indikator kemajuan perekonomian
negara hanya lewat sisi industri-industri besar. Hal
ini juga tak terkecuali dalam dunia penelitian
khususnya bagi temen-teman mahasiswa yang lebih
condong memilih perusahaan-perusahaan besar sebagai
objek penelitiannya.
Adapun saran penulis pada kesempatan ini bahwa
penelitian-penelitian yang berhubungan langsung
dengan UMKM khususnya usaha kecil perlu
ditingkatkan. Ini diharapkan mampu memicu
perkembangan usaha-usaha kecil sebab dengan demikian
para pelaku usaha kecil merasa telah diperhatikan
setidaknya dalam lingkup akademis. Selain itu, pada
penelitian selanjutnya yang berkenaan seperti ini
juga diharapkan bisa lebih memperkenelkan standar
akuntansi yang relevan bagi mereka.
[email protected]
Page 91
91
91
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Pikir .......................
..................................................24
[email protected]
Page 92
92
92
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri
Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga Menurut
Kecamatan di Kota Makassar................. 3
[email protected]