BAB I PENDAHULUAN Sampah merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh banyak kota di seluruh dunia. Semakin tingginya jumlah penduduk dan aktivitasnya, membuat volume sampah terus meningkat. Akibatnya, untuk mengatasi sampah diperlukan biaya yang tidak sedikit dan lahan yang semakin luas. Disamping itu, tentu saja sampah membahayakan kesehatan dan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. (Dwiyatmo, 2007) Sampah terdiri dua jenis yaitu sampah organik dan anorganik. Kedua jenis sampah tersebut, menurut Undang- undang nomor 18 tahun 2008, perlu adanya pengelolaan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Sampah yang merupakan sisa aktivitas manusia setiap hari sering kali menjadi penyebab kotornya lingkungan. Menurut Dwiyatmo tahun 2007, bersih atau kotornya lingkungan sangat dipengaruhi oleh manusia yang berada di lingkungan itu. Manusia sebagai makhluk berakal mendapatkan tugas dari Tuhan untuk memelihara lingkungan ini. Bukan berarti dengan manusia yang memiliki akal bertugas memelihara lingkungan, lingkungan menjadi bersih dan aman. Berbagai permasalahan lingkungan pun bermunculan. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
Sampah merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh banyak
kota di seluruh dunia. Semakin tingginya jumlah penduduk dan aktivitasnya,
membuat volume sampah terus meningkat. Akibatnya, untuk mengatasi sampah
diperlukan biaya yang tidak sedikit dan lahan yang semakin luas. Disamping itu,
tentu saja sampah membahayakan kesehatan dan lingkungan jika tidak dikelola
dengan baik. (Dwiyatmo, 2007)
Sampah terdiri dua jenis yaitu sampah organik dan anorganik. Kedua jenis
sampah tersebut, menurut Undang-undang nomor 18 tahun 2008, perlu adanya
pengelolaan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan
masyarakat dan lingkungan. Sampah yang merupakan sisa aktivitas manusia
setiap hari sering kali menjadi penyebab kotornya lingkungan. Menurut
Dwiyatmo tahun 2007, bersih atau kotornya lingkungan sangat dipengaruhi oleh
manusia yang berada di lingkungan itu.
Manusia sebagai makhluk berakal mendapatkan tugas dari Tuhan untuk
memelihara lingkungan ini. Bukan berarti dengan manusia yang memiliki akal
bertugas memelihara lingkungan, lingkungan menjadi bersih dan aman. Berbagai
permasalahan lingkungan pun bermunculan. Permasalahan lingkungan yang
dimaksud di sini adalah menyangkut pencemaran, baik pencemaran tanah, air,
udara, dan suara. (Rahayu, 2010)
Pencemaran terjadi murni aktivitas manusia dalam rangka memenuhi
kebutuhannya. Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Perbedaan Kepedulian
Mahasiswa terhadap Lingkungan Ditinjau dari Jenis Kelamin dan Daerah Asal”,
ternyata 47% mahasiswa membuang sampah sembarangan, dan kebanyakan dari
mahasiswa tersebut belum mampu memisahkan sampah organik dan anorganik.
Padahal, sampah tersebut ada yang mampu diurai dan sulit terurai. Ini
membuktikan bahwa kesadaran untuk membuang dan memisahkan sampah
menurut jenisnya masih rendah. (Rahayu, 2010)
1
2
Jenis sampah yang dapat diurai, saat ini dapat diubah menjadi kompos
dengan cara sederhana. Keranjang takakura adalah keranjang sampah yang
mampu mengubah sampah organik menjadi kompos yang bermanfaat untuk
menyuburkan tanaman. Tetapi, upaya sederhana memisahkan sampah saja masih
kurang mendapat kepedulian dari masyarakat apalagi untuk mengolahnya menjadi
produk yang berguna. (Atyanto, 2011)
Pengelolaan sampah dimaksudkan agar sampah tidak membahayakan
kesehatan manusia dan tidak mencemari lingkungan. Pengelolaan sampah juga
dilakukan untuk memperoleh manfaat atau keuntungan bagi manusia. Hal ini
didasari oleh pandangan bahwa sampah adalah sumber daya yang masih bisa
dimanfaatkan dan bahkan memiliki nilai ekonomi. Pandangan tersebut muncul
seiring dengan semakin langkanya sumber daya alam dan semakin rusaknya
lingkungan. (Atyanto, 2011)
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sampah
2.1.1.Definisi
Sampah adalah sisa aktivitas dari manusia dan hewan yang berbentuk zat
padat dan dibuang, karena sudah tidak bernilai bagi pemiliknya. Sampah sendiri
memiliki banyak jenis, banyak sumber dan memiliki karakteristik yang khas, dari
beberapa arti sampah mempunyai ciri-ciri yaitu : (Pitoyo, 2011)
1. Sampah adalah bahan sisa, baik bahan-bahan yang sudah tidak digunakan
lagi (barang bekas) maupun bahan yang sudah diambil bagian utamanya.
2. Dari segi sosial ekonomis, sampah adalah bahan yang sudah tidak ada
harganya.
3. Dari segi lingkungan, sampah adalah bahan buangan yang tidak berguna dan
banyak menimbulkan masalah pencemaran dan gangguan pada kelestarian
lingkungan.
4. Limbah yang bersifat padat terdiri dari bahan organik dan bahan anorganik
yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak
membahayakn lingkungan dan melindungi investasi pembangunan
2.1.2.Penggolongan Sampah
Penggolongan sampah ini dapat didasarkan atas beberapa kriteria, yaitu
didasarkan atas asal, komposisi, bentuk, lokasi, proses terjadinya, sifat dan
jenisnya. Penggolongan sampah seperti itu penting sekali diketahui dan diadakan,
selain untuk mengetahui macam-macam sampah dan sifatnya juga sebagai dasar
penanganan dan pemanfaatan sampah. (Pitoyo, 2011)
1. Penggolongan sampah berdasarkan asalnya
Sampah dapat dijumpai disegala tempat dan hampir disemua kegiatan.
Berdasarkan asalnya, maka dapat digolongkan sampah-sampah sebagai
berikut :
4
a. Sampah dari hasil kegiatan rumah tangga. Termasuk dalam hal ini
adalah sampah dari asrama rumah sakit, hotel-hotel dan kantor.
b. Sampah dari hasil kegiatan industri atau pabrik.
c. Sampah dari hasil kegiatan pertanian. Kegiatan pertanian meliputi
perkebunan, kehutanan, perikanan, dan peternakan. Sampah dari
kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian.
d. Sampah dari hasil kegiatan perdagangan, misalnya sampah pasar dan
sampah toko.
e. Sampah dari hasil kegiatan pembangunan.
2. Penggolongan sampah berdasarkan komposisinya
Pada suatu kegiatan mungkin akan menghasilkan jenis sampah yang
sama, sehingga komponen-komponen penyusunan juga akan sama.
Misalnya sampah yang hanya terdiri atas kertas, logam atau daun-daunan
saja. Setidak-tidaknya apabila tercampur dengan bahan-bahan lain, maka
sebagian besar komponennya adalah seragam. Karena itu berdasarkan
komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua macam : (Pitoyo, 2011)
a. Sampah yang seragam; sampah dari kegiatan industri pada umumnya
termasuk dalam golongan ini. Sampah dari kantor sering hanya terdiri
atas kertas, karton, kertas karbon, dan masih dapat digolongkan dalam
golongan sampah yang seragam.
b. Sampah yang tidak seragam (campuran), misalnya sampah yang
berasal dari pasar atau sampah dari tempat-tempat umum.
3. Penggolongan sampah berdasarkan bentuknya
Sampah dari rumah-rumah makan pada umumnya merupakan sisa-sisa
air pencuci, sisa-sisa makanan yang bentunya berupa cairan atau seperti
bubur. Sedangkan beberapa pabrik menghasilkan sampah berupa gas, uap
air, debu, atau sampah berbentuk padatan. Dengan demikian berdasarkan
bentuknya ada tiga macam sampah, yaitu : (Pitoyo, 2011)
5
a. Sampah berbentuk padatan (solid), misalnya daun, kertas, karton,
kaleng, plastik.
b. Sampah berbentuk cairan (termasuk bubur), misalnya bekas air
pencuci, bahan cairan yang tumpah. Limbah industri banyak juga
yang berbentuk cair atau bubur, misalnya blotong (tetes) yaitu sampah
dari pabrik gula tebu.
c. Sampah berbentuk gas, misalnya karbon dioksida, ammonia dan gas-
gas lainnya.
4. Penggolongan sampah berdasarkan lokasinya
Baik dikota atau diluar kota, banyak dijumpai sampah bertumpuk-
tumpuk. Berdasarkan lokasi terpadatnya sampah, dapat dibedakan : (Pitoyo,
2011)
a. Sampah kota (urban), yaitu sampah yang terkumpul dikota-kota besar.
b. Sampah daerah, yaitu sampah yang terkumpul di daerah-daerah diluar
perkotaan, misalnya didesa, di daerah permukaan, dipantai.
5. Penggolongan sampah berdasarkan sifatnya
a. Sampah organik, merupakan jenis sampah yang terdiri dari bahan-
bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau
dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan, atau yang lainnya
seperti contoh daun-daunan, kayu, kertas, karbon, tulang, sisa-sisa
makanan ternak, sayur, buah. Sampah organik adalah sampah yang
mengandung senyawa-senyawa organik, dan oleh karenanya tersusun
oleh unsur-unsur karbon, hydrogen dan oksigen. Bahan-bahan ini
mudah didegradasi oleh mikrobia.
b. Sampah anorganik, yang terdiri atas kaleng, plastik, besi dan logam
lainnya, gelas, mika atau bahan-bahan yang tidak dapat tersusun oleh
senyawa-senyawa organik. Sampah ini tidak dapat didegradasi oleh
mikrobia. Sampah non organik merupakan sampah yang memiliki ciri
tidak membusuk. Sampah jenis ini dibagi menjadi dua yaitu sampah
6
non organik yang mudah terbakar. Sampah non organik yang mudah
terbakar adalah sampah kertas, kardus, platik, textil, karet, kulit, kayu,
dan furniture. Sedangkan untuk sampah non organik yang tidak
mudah terbakar adalah gelas, tembikar, keramik dan kaleng.
2.1.3.Dampak Sampah terhadap Manusia dan Lingkungan
Sampah yang dibuang ke lingkungan menimbulkan dampak bagi manusia
dan lingkungan. Dampak terhadap manusia terutama menurunnya tingkat
kesehatan. Disamping itu, sampah juga mengurangi estetika, menimbulkan bau
tidak sedap. Sampah juga berdampak terhadap lingkungan, baik ekosisitem
perairan maupun ekosistem darat. (Atyanto, 2011)
1. Dampak sampah terhadap ekosistem perairan
Sampah yang dibuang dari berbagai sumber dapat dibedakan menjadi
sampah organik dan anorganik. Pada satu sisi sampah organik dapat menjadi
makanan bagi ikan dan makhluk hidup lainnya, tetapi pada sisi lain sampah
juga dapat mengurangi kadar oksigen dalam lingkungan perairan. Sampah
anorganik dapat mengurangi sinar matahari yang masuk ke dalam
lingkungan perairan. Akibatnya, proses esensial dalam ekosistem seperti
fotosintesis menjadi terganggu. (Atyanto, 2011)
Sampah organik maupun anorganik juga membuat air menjadi keruh.
Kondisi ini akan mengurangi organisme yang dapat hidup dalam kondisi
tersebut. Akibatnya populasi hewan maupun tumbuhan tertentu berkurang.
7
Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai
akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati
sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya
ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air
akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana.
Selain itu berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat
meledak. (Atyanto, 2011)
2. Dampak sampah terhadap ekosistem daratan
Sampah yang dibuang ke dalam ekosistem darat dapat mengundang
organisme tertentu untuk datang dan berkembangbiak. Organisme yang
biasanya memanfaatkan sampah, terutama sampah organik, adalah tikus,
lalat, kecoa dan lain-lain. Populasi hewan tersebut dapat meningkat tajam
karena musuh alami mereka sudah sangat jarang. (Atyanto, 2011)
8
3. Dampak sampah terhadap kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan
sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa
organisma dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang
dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat
ditimbulkan adalah sebagai berikut: (Atyanto, 2011)
a. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur
air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga
meningkat dengan cepat di daerah yang penglolaan sampahnya kurang
memadai.
b. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
c. Penyakit yang dapat menyeber melalui rantai makanan. Salah satu
contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita
(taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaan binatang
ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
d. Sampah beracun.
e. Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal
akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg).
Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang
memproduksi baterai dan akumulator.
9
4. Dampak sampah terhadap sosial ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk
lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat, bau yang
tidak sedap dan pemandangan yang buruk. Hal ini dapat berpengaruh
antara lain terhadap dunia pariwisata dan investasi (IPH, 2013)
2.2. Proses Pengolahan Sampah
Pengelolaan sampah didefinisikan sebagai semua kegiatan yang bersangkut
paut dengan pengendalian timbulnya sampah, pengumpulan, transfer, dan
transportasi, pengolahan, dan pemrosesan akhir/pembuangan sampah, dengan