Top Banner
DAMPAK KEBIJAKAN PERLINDUNGAN KHUSUS PEKERJA PEREMPUAN TERHADAP PROSES PEREKRUTAN DI KOTA MAKASSAR (Studi Kasus Pada PT. Mahameru Mitra Makmur) THE IMPACT OF SPECIAL PROTECTION POLICY FOR FEMALE WORKERS TOWARD RECRUITMENT PROCESS IN MAKASSAR (A Case Study of PT. MAHAMERU MITRA MAKMUR) ANDI KAMELIA MAKKARUMPA SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017
27

DAMPAK KEBIJAKAN PERLINDUNGAN KHUSUS PEKERJA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 3. · dampak kebijakan perlindungan khusus pekerja perempuan terhadap

Feb 09, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • DAMPAK KEBIJAKAN PERLINDUNGAN KHUSUS PEKERJA PEREMPUAN TERHADAP PROSES

    PEREKRUTAN DI KOTA MAKASSAR (Studi Kasus Pada PT. Mahameru Mitra Makmur)

    THE IMPACT OF SPECIAL PROTECTION POLICY FOR FEMALE WORKERS TOWARD RECRUITMENT PROCESS

    IN MAKASSAR (A Case Study of PT. MAHAMERU MITRA MAKMUR)

    ANDI KAMELIA MAKKARUMPA

    SEKOLAH PASCASARJANA

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2017

  • DAMPAK KEBIJAKAN PERLINDUNGAN KHUSUS PEKERJA PEREMPUAN TERHADAP PROSES

    PEREKRUTAN DI KOTA MAKASSAR (Studi Kasus Pada PT. Mahameru Mitra Makmur)

    THE IMPACT OF SPECIAL PROTECTION POLICY FOR FEMALE WORKERS TOWARD RECRUITMENT PROCESS

    IN MAKASSAR (A Case Study of PT. MAHAMERU MITRA MAKMUR)

    Tesis

    Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister

    Program Studi

    Gender dan Pembangunan

    Disusun dan diajukan oleh

    ANDI KAMELIA MAKKARUMPA

    Kepada

    SEKOLAH PASCASARJANA

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2017

    ii

  • iii

  • iv

    PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

    Yang bertanda tangan di bawah ini

    Nama : Andi Kamelia Makkarumpa

    Nomor mahasiswa : P2000214001

    Program Studi : Gender dan Pembangunan

    Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini

    benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan

    pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian

    hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis

    ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

    tersebut.

    Makassar, 30 Mei 2017

    Yang Menyatakan

    Andi Kamelia Makkarumpa

  • v

    PRAKATA

    Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayahNya

    jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis program Magister

    Gender dan Pembangunan dengan judul “Dampak Kebijakan

    Perlindungan Khusus Pekerja Perempuan Terhadap Proses Perekrutan di

    Kota Makassar (Studi Kasus Pada PT. Mahameru Mitra Makmur)”.

    Shalawat beruntaikan salam keharibaan Nabi besar Muhammad SAW

    "Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala ali sayyidina

    Muhammad". Semoga beliau bekenan memberikan syafaat di Yaumil

    Mahsyar kelak, Aamiin Allahuma Aamiin.

    Tesis ini disusun berdasarkan latar belakang yang timbul dari hasil

    pengamatan penulis pada fenomena ketidakadilan gender yang terjadi di

    PT. Mahameru Mitra Makmur. Ketidakadilan gender yang terjadi menjadi

    salah satu faktor penghambat dalam proses perekrutan bagi para pekerja

    perempuan di PT. Mahameru Mitra Makmur. Penulis bermaksud untuk

    memberikan sumbangsih berupa alternatif strategi yang dapat digunakan

    dalam mengatasi ketidakadilan gender yang terjadi di PT. Mahameru Mitra

    Makmur. Banyak kendala yang terjadi pada proses penyusunan tesis ini

    namun berkat bantuan dari berbagai pihak maka tesis ini dapat

    diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis

    menyampaikan rasa terima kasih khususnya kepada:

  • vi

    1. Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA Selaku rektor

    Universitas Hasanuddin Makassar.

    2. Bapak Prof. Dr. Muhammad Ali, S.E., M.S selaku Dekan Sekolah

    Pascasarjana Universitas Hasanuddin

    3. Ibu Dr. Ir. Mardiana E. Fachry, M.Si selaku ketua program studi

    Magister Gender dan Pembangunan Universitas Hasanuddin

    Makassar.

    4. Bapak Dr. Mansyur Radjab, M.Si selaku Ketua Dewan Pembimbing

    dan Bapak Sudirman Nasir, S.Ked,MWH.,Ph.D. selaku Anggota

    Dewan Pembimbing.

    5. Ibu Dr. Ir. Novaty Eny Dungga, MP, Ibu Dr. Ir. Mardiana E. Fachry,

    M.Si., Ibu Herawaty M. Hum.Ph.D selaku Dewan Penguji.

    6. Bapak Drs. Rusly R. Pawelleri, SH,MH selaku Kepala Bidang

    Pengawasan Ketenagakejaan Dinas Tenaga Kerja dan

    Transmigrasi Prov. Sulawesi Selatan beserta para jajaran.

    7. Bapak Hendrik Witono selaku Direktur Utama PT. Mahameru Mitra

    Makmur beserta para karyawan.

    8. Special Thanks untuk Mamaku tercinta dan tersayang, pencapaian

    ini semata-mata untuk mewujudkan impian ta’. Maafkan anakmu ini

    yang selalu dan selalu merepotkan. Etta dan Adik-adikku serta

    semua keluarga besar tercinta terima kasih atas doa, kasih sayang

    dan semangatnya yang telah diberikan.

  • vii

    9. Terima kasih juga kepada tiga laki-laki kesayanganku Husni Faisal,

    Sultan Dzaky dan Sultan Ubaidillah yang tak henti-hentinya

    memberikan doa, semangat dan cinta kasihnya, maafkan untuk

    kebersamaan yang sering harus terabaikan, “ Bunda sayang ki’ “

    10. Terima kasih kepada Sri Marlina, Mutia dan Teman-teman

    seperjuangan di Magister Gender dan Pembangunan 2013 atas

    segala dukungan, bantuan dan kebersamaan selama masa-masa

    kuliah.

    11. Semua pihak yang telah membantu baik materiil maupun spiritual

    sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Semoga Allah membalas

    semua kebaikan kalian dengan limpahan rejeki dan nikmat

    kesehatan, Aamiin Allahuma Aamiin.

    Walaupun telah tersusun rapi namun penulis menyadari bahwa

    karya ilmiah ini masih membutukan saran maupun kritik yang sifatnya

    membangun agar dapat berhasil pada penelitian selanjutnya. Akhirnya

    penulis hanya berharap karya ilmiah ini dapat menjadi manfaat bagi

    semua pihak yang membacanya. Aamiin Ya’ Rabbal Alamin.

    Makassar, 30 Mei 2017

    Penulis

  • viii

  • ix

  • x

    DAFTAR ISI

    Halaman Sampul ............................................................................... i

    Halaman Persetujuan ............................................................................... ii

    Halaman Pengesahan ............................................................................... iii

    Pernyataan Keaslian Tesis ...................................................................... iv

    Prakata ........................................................................................................ v

    Abstrak ....................................................................................................... viii

    Abstract ..................................................................................................... ix

    Daftar Isi .................................................................................................. x

    Daftar Tabel ............................................................................................... xii

    Daftar Gambar .............................................................................. ............. xiii

    Daftar Singkatan ........................................................................................ xiv

    BAB I Pendahuluan

    A. Latar Belakang ............................................................................. ... 1

    B. Rumusan Masalah ........................................................................... 11

    C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 11

    D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 11

    BAB II Tinjauan Pustaka

    A. Definisi Kebijakan Publik ................................................................. 13

    B. Hukum Ketenagakerjaan ................................................................. 16

    C. Kebijakan Perlindungan Khusus Pekerja Perempuan ..................... 25

    D. Perekrutan/Permintaan Tenaga Kerja ........................................... 39

    E. Keadilan dan Kesetaraan Gender ................................................... 63

    F. Gambaran Umum PT. Mahameru Mitra Makmur ............................ 75

    G. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 89

    H. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 98

    BAB III Metode Penelitian

    A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ..................................................... 101

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 102

    C. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 103

    D. Informan ............................................................................................ 104

    E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 109

    F. Teknik Analisis Data ......................................................................... 111

  • xi

    BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    A. Pelaksanaan Kebijakan Perlindungan Pekerja Perempuan ............. 113

    di PT. Mahameru Mitra Makmur

    B. Pelaksanaan Sistem Perekrutan Pekeja / Karyawan ....................... 126

    PT. Mahameru Mitra Makmur

    C. Analisis Kesenjangan Gender Pada Proses Perekrutan .................. 138

    di PT. Mahameru Mitra Makmur

    BAB V Penutup

    A. Kesimpulan ...................................................................................... 145

    B. Saran ................................................................................................ 147

    Daftar Pustaka .................................................................................. ........... 149

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Perbedaan biologis antara perempuan dan laki-laki.............. 64

    Tabel 2.2 Jumlah Pekerja/Karyawan Per Divisi..................................... 82

    Tabel 2.3 Jumlah Pekerja/Karyawan Berdasarkan Usia....................... 82

    dan Status Pernikahan

    Tabel 2.4. Jumlah Pekerja/Karyawan Tahun 2010–2012 ....................... 83 (sebelum diberlakukannya kebijakan perlindungan khusus bagi pekerja perempuan)

    Tabel 2.5. Jumlah Pekerja/Karyawan Tahun 2013–2015....................... 83

    (setelah diberlakukannya kebijakan perlindungan khusus bagi pekerja perempuan)

    Tabel 2.6 Rangkuman Penelitian Terdahulu ......................................... 95

    Tabel 3.1 Data Informan ....................................................................... 105

    Tabel 4.1 Gender Analysis Pathway (GAP) .......................................... 140

  • xiiixiiixiii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut.................. 5

    Jenis Kelamin dan Jenis Lapangan Usaha Tahun 2013

    Gambar 1.2 Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut .................. 5 Jenis Kelamindan Jenis Lapangan Usaha Tahun 2014

    Gambar 1.3 Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut .................. 5

    Jenis Kelamindan Jenis Lapangan Usaha Tahun 2015

    Gambar 1.4 Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut .................. 5 Jenis Kelamindan Jenis Lapangan Usaha Tahun 2015

    Gambar 2.1. Kedudukan Hukum Ketenagakerjaan dalam ..................... 18

    Sistem Hukum Indonesia

    Gambar 2.2 Proses Perekrutan Tenaga Kerja/Karyawan ...................... 47

    Gambar 2.3. Konsep Rekrutmen Tenaga Kerja/Karyawan .................... 48

    Gambar 2.4. Struktur Organisasi PT. Mahameru Mitra Makmur............ 78

    Gambar 2.5 Kerangka Pikir ................................................................. 100

    Gambar 3.1 Analisis data model interaktif(Sumber gambar Miles .......112 and Huberman)

    Gambar 4.1 Proses Perekrutan ..........................................................134

  • xivxiv

    DAFTAR SINGKATAN

    Singkatan Keterangan

    BPS Badan Pusat Statistik

    GBHN Garis Besar Haluan Negara

    HIPMI Himpunan Pengusaha Muda Indonesia

    HRD Human Resources

    Development

    IAI Ikatan Akuntan Indonesia

    IWAPI Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia

    KADIN Kamar Dagang Indonesia

    KKB Kesepakatan Kerja Bersama

    KKG Keadilan dan Kesetaraan Gender

    NKRI Negara Kesatuan Republik

    Indonesia

    NO Nomor

    PKB Perjanjian Kerja Bersama

    PROPENAS Program Pembangunan Nasional

    PUG Pengarusutamaan Gender

  • xv

    P3LTK Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja

    RI Republik Indonesia

    SAKERNAS Survei Angkatan Kerja Nasional

    SIUP Surat Ijin Usaha

    Perdagangan

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kiprah perempuan di sektor publik khususnya di dunia kerja masih

    menjadi topik pembicaraan yang mengundang perdebatan, sekalipun hal

    tersebut bukanlah suatu fenomena baru. Berbagai macam pendapat di

    masyarakat baik yang pro ataupun yang kontra terus saja bermunculan,

    tetapi bagaikan kata pepatah “anjing menggongong kafilah berlalu”

    kesempatan perempuan untuk berkiprah di sektor publik terus

    terbuka lebar.

    Luttrell and Moser (2012), keikutsertaan perempuan dalam sektor

    publik (industri) mendorong lahirnya peraturan perundang-undang pada

    awal tahun 1840-an ketika Inggris melarang pekerja perempuan bekerja di

    tambang dan membatasi waktu kerja perempuan dimalam hari. Dalam

    lima dekade berikutnya, negara-negara di Eropa Barat lainnya juga

    mengeluarkan peraturan perundang-undangan yang membatasi jenis-

    jenis pekerjaan dan mengatur jam kerja pekerja perempuan yang

    dilengkapi dengan pemberian cuti hamil.

    Weber and Janson (2011) mengemukakan bahwa para pekerja

    perempuan tidak saja membutuhkan peraturan perundang-undangan yang

    melindungi hak-hak mereka tetapi para pekerja perempuan juga

  • 2

    membutuhkan dukungan fasilitas untuk tetap berada dalam kondisi yang

    kondusif untuk menjalankan fungsi reproduksinya. Dengan menciptakan

    kondisi yang kondusif pengusaha akan mendapatkan manfaat yakni

    peningkatan produktivitas dan pencitraan perusahaan semakin positif.

    Luttrell and Moser (2012), Undang-undang tersebut tidak saja

    memberikan efek positif tetapi juga memberikan efek negatif terutama nilai

    tawar pekerja perempuan di pasar kerja. Pada pertengahan tahun 1900-

    an sejumlah negara industri mencabut undang-undang yang memberikan

    perlindungan khusus kepada pekerja perempuan terutama pembatasan

    jam kerja. Dengan kondisi ini diharapkan para tenaga kerja perempuan

    benar-benar dapat bersaing dengan para tenaga kerja laki-laki di pasar

    kerja.

    Di Indonesia selama pemerintahan kolonial Belanda, kesempatan

    perempuan untuk memperoleh pekerjaan terhambat baik secara vertikal

    maupun horizontal. Kondisi berbeda terjadi selama masa pendudukan

    Jepang, kurangnya keseimbangan kehidupan sosial dan ekonomi

    memaksa perempuan menjadi tulang punggung keluarga karena para

    lelaki dimanfaatkan sebagai romusha. Kaum perempuan harus melakukan

    berbagai pekerjaan yang tidak pernah mereka kerjakan sebelumnya.

    Tuntutan hidup yang begitu keras memaksa mereka untuk cerdas

    memanfaatkan berbagai kesempatan. Pengalaman inilah yang

    menyadarkan para kaum perempuan bahwa mereka sebenarnya bisa

    melakukan banyak pekerjaan untuk menyambung hidup keluarga. Setelah

  • 3

    Indonesia memperoleh kedaulatannya, kondisi sosial yang berkembang

    membuat kesempatan bekerja bagi perempuan menjadi besar

    (Domini, 2015)

    Sejak kelahiran NKRI Pemerintah Indonesia sudah menetapkan

    dalam Undang-Undang Dasar 1945 dalam Pasal 27 yang

    mengamanatkan bahwa setiap warga negara bersamaan kedudukannya

    di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan

    pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Tiap warga negara berhak

    atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Arahan

    konstitusi ini mengamanatkan dengan tegas bahwa dalam pelaksanaan

    pembangunan haruslah memberi jaminan atas hak yang sama bagi setiap

    warga negara dalam segala kehidupan berbangsa dan bernegara

    termaksud dalam hal memilih dan mendapatkan pekerjaan sesuai dengan

    kompetensi yang dimiliki dalam mendapatkan penghidupan yang layak.

    Komitmen ini sangat besar artinya terhadap persamaan hak laki-laki

    dan perempuan.

    Komitmen Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) telah menjadi

    komitmen bangsa-bangsa di dunia termaksud Indonesia. Wujud nyata

    pelaksanaan komitmen Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG)

    pemerintah Indonesia tuangkan dalam kebijakan nasional yakni pada

    Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999, Undang-Undang No. 25

    Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional-PROPENAS

    2000-2004, dan dipertegas dalam instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000

  • 4

    tentang Pengarus Utamaan Gender (PUG) dalam pembangunan nasional

    (Jumiatil, 2015).

    Indikator pencapaian Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG)

    dalam pembangunan nasional ditandai dengan meningkatnya

    kesejahteraan dan jenjang pendidikan kaum perempuan yang diikuti

    dengan kemajuan informasi dan teknologi serta berkembangnya

    industrialisasi. Sekarang hampir tidak terlihat lagi perbedaan antara

    laki-laki dan perempuan, keduanya memiliki status, kesempatan dan

    peranan yang luas untuk berkembang dalam struktur masyarakat modern.

    Orang tidak janggal lagi melihat seorang perempuan bekerja di sebuah

    pabrik, menjadi buruh bangunan, tukang parkir, sopir, wartawan, atlet

    profesional, anggota legislatif dan birokratif di pemerintahan, bupati,

    gubernur, rektor, menteri bahkan negara Republik Indonesia pun pernah

    dipimpin oleh seorang presiden perempuan, hal ini menunjukkan bahwa

    peran kaum perempuan di sektor publik tidak diragukan lagi.

    Jumlah perempuan yang bekerja di sektor publik khususnya di

    sektor perdagangan dan jasa relatif memiliki jumlah yang sama dengan

    laki-laki sedangkan di sektor pertanian jumlah perempuan hampir separuh

    dari jumlah laki-laki, hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)

    pada tahun 2013-2015 tentang persentase penduduk yang bekerja

    menurut jenis kelamin dan jenis lapangan usaha dapat ditunjukkan

    dengan grafik berikut :

  • 5

    Gambar 1.1 Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin dan Jenis Lapangan Usaha (Pertanian) Tahun 2013 s/d 2015

    (BPS, 2013 s/d 2015).

    Gambar 1.2 Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin dan Jenis Lapangan Usaha (Industri) Tahun 2013 s/d 2015

    (BPS, 2013 s/d 2015).

    Perempuan

    Laki-laki0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    20132014

    2015

    37,02 36,16

    36,39

    0

    62,98 63,84 63,61

    0

    Perempuan

    Laki-laki

    Perempuan

    Laki-laki0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    20132014

    2015

    36,16 40,44

    50,84

    0

    63,84 59,56

    49,16

    0

    Perempuan

    Laki-laki

  • 6

    Gambar 1.3 Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin dan Jenis Lapangan Usaha (Perdagangan) Tahun 2013 s/d 2015

    (BPS, 2013 s/d 2015).

    Gambar 1.4 Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin dan Jenis Lapangan Usaha (Jasa) Tahun 2013 s/d 2015

    (BPS, 2013 s/d 2015)

    Perempuan

    Laki-laki0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    20132014

    2015

    50,13 50,84 51,61

    0

    49,87 49,16 48,39

    0

    Perempuan

    Laki-laki

    Perempuan

    Laki-laki0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    20132014

    2015

    46,78 46,06 46,06

    0

    53,22 53,94 53,94

    0

    Perempuan

    Laki-laki

  • 7

    Dari keempat grafik di atas dapat kita simpulkan bahwa peran nyata

    perempuan di dunia kerja semakin lama semakin bertambah disemua

    lapangan pekerjaan.

    Sekalipun peluang bagi perempuan untuk berkiprah di sektor

    publik telah terbuka lebar tidak lantas menghapus ketimpangan sosial

    yang terjadi di masyarakat khususnya di dunia kerja, masyarakat pada

    umumnya memiliki keyakinan gender yang keliru. Peran gender sebagai

    bentuk ketentuan sosial diyakini sebagai sebuah kodrat, sehingga tidaklah

    mengherankan jika hingga kini pandangan dan perlakuan yang kurang

    berimbang masih saja terus dialami oleh para perempuan.

    Secara kodrat biologis perempuan dan laki-laki tidak sama dan tidak akan

    pernah sama, terdapat perbedaan yang kekal baik secara fisik, anatomis

    maupun biologis dengan berbagai manifestasi fungsinya yang salah

    satunya adalah fungsi reproduksi.

    Secara kodrati perempuan mempunyai dan menjalankan peran

    dan fungsi sosial untuk melanjutkan keturunan, dengan memasuki ranah

    publik maka perempuan akan mendapatkan dan menghadapi berbagai

    tantangan dan resiko yang dapat berakibat mengurangi atau

    menghilangkan peran dan fungsi sosial tersebut. Oleh karena itu,

    perempuan perlu mendapatkan dukungan dari semua pihak dan

    membutuhkan kondisi yang kondusif, yang memungkinkan perempuan

    melaksanakan peran dan fungsi sosialnya secara maksimal.

  • 8

    Atas dasar hal tersebutlah kemudian pemerintah mengeluarkan

    kebijakan perlindungan yang bersifat khusus terhadap tenaga kerja

    perempuan. Selain diarahkan untuk menjamin keselamatan, kesehatan

    dan kesusilaannya terkait dengan fungsi repoduksi yang melekat pada diri

    pekerja perempuan juga untuk menjamin kesamaan kesempatan kerja

    dan kesamaan perlakuan tanpa diskriminasi di tempat kerja sehingga

    kesetaraan dan keadilan gender dapat terwujud.

    Kebijakan perlindungan khusus pekerja perempuan yang

    diarahkan pada perlindungan fungsi repoduksi bagi pekerja perempuan

    diatur meliputi istirahat pada waktu haid, istirahat sebelum dan setelah

    melahirkan, istirahat gugur kandungan, larangan kerja malam bagi pekerja

    perempuan yang hamil dan kesempatan menyusui anak (Kemenakertrans

    RI, 2011).

    Kebijakan perlindungan khusus pekerja perempuan yang

    diarahkan pada perlindungan fungsi reproduksi bagi pekerja perempuan

    diatur dalam Pasal 81 ayat (1) Undang–Undang No. 13 Tahun 2003

    tentang Ketenagakerjaan yang mengatur tentang waktu istirahat pada

    masa haid, Pasal 81 tersebut berbunyi :

    “Pekerja/buruh perempuan yang dalam masa haid merasakan sakit dan memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu haid “.

    Pasal 82 Undang–Undang No. 13 Tahun 2003 tentang

    Ketenagakerjaan yang mengatur tentang istirahat sebelum dan setelah

    melahirkan atau gugur kandungan, Pasal 82 tersebut berbunyi :

  • 9

    (1) Pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan. (2) Pekerja/buruh perempuan yang mengalami keguguran kandungan berhak memperoleh istirahat 1,5 (satu setengah) bulan atau sesuai dengan surat keterangan dokter kandungan atau bidan.

    Pasal 76 ayat (2) Undang–Undang No. 13 Tahun 2003 tentang

    Ketenagakerjaan yang mengatur tentang larangan kerja malam bagi

    pekerja perempuan yang hamil. Pasal 76 ayat (2) tersebut berbunyi :

    “Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan hamil yang menurut keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kandungannya maupun dirinya apabila bekerja antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00 “.

    Dan pada Pasal 83 Undang–Undang No. 13 Tahun 2003 tentang

    Ketenagakerjaan yang mengatur tentang kesempatan menyusui anak,

    Pasal 83 tersebut berbunyi :

    “Pekerja/buruh perempuan yang anaknya masih menyusu harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja” (Dirjendbinwasnaker, 2010:102, 104-105).

    Pada dasarnya kebijakan perlindungan yang bersifat khusus

    terhadap tenaga kerja perempuan ini mempunyai tujuan yang sangat baik

    dan pemerintah telah menyatakan bahwa kebijakan ini bukanlah suatu

    perbedaan perlakuan tetapi pada kenyataannya tidak semua pihak dapat

    menerima dan melaksanakan kebijakan tersebut dengan baik khususnya

    bagi para pengusaha atau pemberi kerja karena adanya perbedaan

    sudut pandang.

  • 10

    Pada umumnya para pengusaha menganggap bahwa kebijakan

    perlindungan yang bersifat khusus terhadap tenaga kerja perempuan ini

    akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena adanya jam kerja

    yang hilang dan adanya kewajiban untuk tetap membayarkan upah para

    tenaga kerja perempuan yang sedang melaksanakan fungsi

    reproduksinya. Bertambahnya total biaya tenaga kerja ini berakibat negatif

    terhadap penciptaan kesempatan kerja khususnya bagi para tenaga kerja

    perempuan.

    Salah satu perusahaan di Kota Makassar yang mempekerjakan

    tenaga kerja laki-laki lebih banyak dibandingkan tenaga kerja perempuan

    adalah PT. Mahameru Mitra Makmur yang beralamat di jalan Sultan

    Dg. Raja Makassar. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1997 dan bergerak

    dalam bidang distributor consumer goods. Secara total PT. Mahameru

    Mitra Makmur mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 240 orang dengan

    jenis jabatan yang dibagi menjadi empat yaitu bagian/divisi logistik dan

    distribusi, HRD, bagian/divisi sales, dan bagian/divisi keuangan.

    Dari jumlah total pekerja PT. Mahameru Mitra Makmur hanya

    terdapat 40 orang pekerja perempuan dengan usia antara 23 sampai

    dengan 54 tahun dan terdapat kurang lebih 21 orang yang berstatus telah

    menikah dengan jumlah anak antara 1 sampai 3 orang.

    Atas dasar latar belakang inilah penulis ingin menganalisis apakah

    Kebijakan Perlindungan Khusus Pekerja Perempuan menjadi salah satu

    faktor yang mempengaruhi proses perekrutan para pekerja perempuan di

  • 11

    Kota Makassar dengan mengambil sampel pada PT. Mahameru Mitra

    Makmur.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan hasil latar belakang di atas maka dapat dirumuskan

    permasalahan sebagai berikut :

    Dampak apa yang ditimbulkan akibat adanya kebijakan perlindungan

    khusus pekerja perempuan terhadap proses perekrutan di Kota Makassar

    (Studi Kasus di PT. Mahameru Mitra Makmur).

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak

    kebijakan perlindungan khusus pekerja perempuan terhadap proses

    perekrutan di Kota Makassar (studi kasus pada PT. Mahameru Mitra

    Makmur).

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang

    ketenagakerjaan, khususnya yang berkaitan dengan perlindungan

    terhadap pekerja perempuan.

  • 12

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi PT. Mahameru Mitra Makmur

    Dapat diajukan sebagai pedoman atau bahan rujukan bagi pemilik

    atau pengurus PT. Mahameru Mitra Makmur dalam pengambilan

    suatu kebijakan pada proses perekrutan tenaga kerja.

    b. Bagi Peneliti

    Dapat diajukan sebagai pedoman atau bahan rujukan bagi rekan–

    rekan mahasiswa atau peneliti yang akan melakukan penelitian

    yang berkaitan dengan dampak kebijakan perlindungan khusus

    pekerja perempuan terhadap proses perekrutan di Kota Makassar.