Dalam pemeriksaan status mental ada beberapa hal yang di perhitungkan. Ketika anda bertemu pasien pertama kali, anda segera mulai untuk melihat sejumlah sinyal. Yang akan terkondensasi menjadi kesan pertama. Sebagai pewawancara, tugas anda adalah menganalisis beberapa sinyal yang diekspresikan dan di perlihatkan oleh pasien sebagai status mental. Hal ini akan memberikan anda pandangan secara menyeluruh meliputi kekuatan, kelemahan dan penurunan fungsi. Gambaran lengkap dari setiap tingkat kehidupan pasien akan memberikan anda informasi untuk menegakkan diagnostic yang akurat. Di bab 6, kami akan menyediakan kunci pokok: memperoleh perkembangan sejarah dari penurunan fungsi pasien. Integrasi kedua menyediakan dasar untuk diagnosis diferensial anda. Selama bertugas untuk menilai status pasien, anda juga harus bersikap waspada terhadap perilaku pasien selama wawancara berlangsung, sebagaimana anda bekerja dalam komunikasi yang berbeda. Tetap waspada terhadap perubahan perilaku pasien sepanjang wawancara tersebut dapat menjadi suatu tantangan. Dengan mudah anda dengan cepat memantau sedikitnya 20 fungsi: konsentrasi, kecepatan berbicara, proses pikir, orientasi, ingatan, afek, mood, energy, persepsi, isi pikir, insight, keputusan, fungsi social, saran, pikiran abstrak, dan intelektual ( Fish 1967; Kaplan dan Sadock 1989; Mesulam 1985; Joynt 1992; Strub dan Black 1993; Taylor 1993). Alat
49
Embed
Dalam Pemeriksaan Status Mental Ada Beberapa Hal Yang Di Perhitungkan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Dalam pemeriksaan status mental ada beberapa hal yang di perhitungkan. Ketika anda
bertemu pasien pertama kali, anda segera mulai untuk melihat sejumlah sinyal. Yang akan
terkondensasi menjadi kesan pertama. Sebagai pewawancara, tugas anda adalah menganalisis
beberapa sinyal yang diekspresikan dan di perlihatkan oleh pasien sebagai status mental. Hal ini
akan memberikan anda pandangan secara menyeluruh meliputi kekuatan, kelemahan dan
penurunan fungsi.
Gambaran lengkap dari setiap tingkat kehidupan pasien akan memberikan anda informasi
untuk menegakkan diagnostic yang akurat. Di bab 6, kami akan menyediakan kunci pokok:
memperoleh perkembangan sejarah dari penurunan fungsi pasien. Integrasi kedua menyediakan
dasar untuk diagnosis diferensial anda.
Selama bertugas untuk menilai status pasien, anda juga harus bersikap waspada terhadap
perilaku pasien selama wawancara berlangsung, sebagaimana anda bekerja dalam komunikasi
yang berbeda. Tetap waspada terhadap perubahan perilaku pasien sepanjang wawancara tersebut
dapat menjadi suatu tantangan. Dengan mudah anda dengan cepat memantau sedikitnya 20
fungsi: konsentrasi, kecepatan berbicara, proses pikir, orientasi, ingatan, afek, mood, energy,
persepsi, isi pikir, insight, keputusan, fungsi social, saran, pikiran abstrak, dan intelektual ( Fish
1967; Kaplan dan Sadock 1989; Mesulam 1985; Joynt 1992; Strub dan Black 1993; Taylor
1993).
Alat
Melalui pengamatan anda dapat mendata berbagai perilaku dan menafsirkan makna.
Untuk pengamatan anda tidak membutuhkan kerjasama dari pasien. Sebaliknya, percakapan dan
eksplorasi tergantung pada kerjasama penuh atau separuh dari pasien. Dengan demikian anda
harus membangun hubungan dengan pasien sehingga ia akan mengungkapkan informasi yang
anda perlukan.
Dalam setiap tahap wawancara, anda harus memantau status mental. Pada bab ini, kami
akan menunjukkan apa yang harus anda ketahui, apa yang dapat menunjukkan tanda-tanda
tertentu, dan bagaimana meletakkan informasi secara bersama-sama kedalam evaluasi status
mental secara keseluruhan. Mari kita mulai dari deskripsi umum dari setiap metode.
Mengamati dari semua aspek perilaku maupun ekspresi pasien, seperti penampilan,
kesadaran, aktifitas psikomotor, dan afek, dimana hal tersebut terungkap dalam menit pertama
wawancara. Untuk pasien yang menolak diajak berbicara, penilaian ini hanya dapat dilakukan
dengan metode pengamatan. Salah satu gangguan yang dapat anda amati disebut sebagai tanda.
Percakapan dipilih secara tidak langsung, diarahkan komunikasi yang santai terhadap
pasien. Selama percakapan, anda dapat menilai kondisinya ketika dia lengah, dimana tidak
disadari bahwa pemeriksaan kejiwaan telah dimulai. Selama pembicaraan berlangsung, anda
akan dapat menilai orientasi pasien; kecepatan berbicara; berpikir; perhatian; konsentrasi;
pemahaman, dan hal-hal kecil, ingatan jangka pendek maupun segera. Yang mungkin secara
lisan kasar, tidak bersahabat, atau menjaga pasien yang menolak untuk di eksplorasi tapi tidak
percakapan.
Metode Eksplorasi merupakan suatu metode untuk memasuki pengalaman pribadi pasien
yang tidak terlihat, seperti mood, motivasi, persepsi, isi piker, insight, dan keputusan. Untuk
melihat hal tersebut, pasien harus termotivasi untuk berbicara. Jika mereka dapat berbicara
mengenai masalah mereka, anda dapat mengetahui gejala.
Pengamatan, percakapan, dan eksplorasi dilakukan selama wawancara. Dengan beberapa
pasien, ketiga metode ini dapat digunakan. Secara berurutan, dirancang dengan baik seperti
dalam contoh berikut;
Seorang tentara 35 tahun dibawa ke ruang emergency oleh polisi. Dia terlihat kusut,
berjalan tertatih-tatih, berbau alcohol. Dan terdapat tattoo pada bahu nya.
I : Dapatkah saya melihat burung elang amerika pada tangan anda? (pengamatan)
P : Jadi tamu saya.
I : bukan apa yang mariner inggris itu katakana pada berets?
I : apakah anda memiliki banyak watu untuk itu?
P : saya tidak ingin membicarakn hal itu saat ini
I :anda mengatakan anda sakit karena nya? (mencoba pasien untuk menggali
perasaannya, pewawancara mencoba agar pasien membicarakan tentang dirinya,
sebuah usaha untuk memulai melakukan eksplorasi)
P : Sialan- sakit karena nya? Saya mendapatkannya di Nam. Kami baru saja selamat
dari sebuah penyerangan dan kami merayakan nya dengan minum alcohol. Hari
berikutnya saya diusir. Mereka mengadili saya karena dituduh mencuri dan
membawa saya ke shitrow.
I : anda berpendapat bahwa mereka menganggap anda bersalah? (mengekslporasi
dengan focus pada penderitaan).
P : ya, semua orang. Saya hanya mengambil beberapa roti dan obat bius. Sangat
sulit untuk pergi tanpa kedua hal tersebut.
I : jadi, di Nam anda mulai menggunakan obat bius. Apakah anda masih
menggunakannya hingga saat ini?
P : tidak. Sekarang hanya minuman alcohol.
I : apakah hal tersebut yang membuat anda berada dalam kesusahan?
P : saya tidak berada disini? Tinggalkan saya sendiri. Sebelum saya menendang
bokong anda.
I : jadi Nam benar-benar telah membawa anda kepada kesusahan. Mari kita lihat
bagaimana saya akan menolong anda.
P : yeah, itu berarti perang dingin.
Percakapan tersebut mengenai pengamatan terhadap orang yang memiliki tato ( dimana
lebih sering terdapat pada pasien dengan kepribadian antisocial), pewawancara mempelajari
bahwa pasien tersebut cepat marah, bermusuhan, dan mudah dihasut. Dia memiliki afek labil,
namun dapat membandingkan dan menjawab pertanyaan. Saat dia merasa menjadi subjek yang
menarik dari percakapan tersebut, dia mulai memperlihatkan sikap bermusuhan. Pewawancara
akan berbalik kebelakang dari pembicaraan tersebut jika pasien mulai menunjukkan sikap
bermusuhan.
1. Observasi
Pengamatan yang tajam terhadap satu pasien dapat menunjukkan banyak informasi. Hal
berikut merupakan laporan dari perawat bagaimana kita bisa belajar dari sebuah percakapan.
Seorang wanita berusia 22 tahun, berkulit putih, dan telah menikah merupakan salah
seorang pasien. Rachel berbohong di tempat tidurnya bahwa dia mengalami sakit perut
dengan wajahnya yang dibenamkan ke bantal. Dia tidak mau menjawab pertanyaan
maupun mengikuti perintah. Ketika saya mengatakan bahwa dokter tak lama lagi akan
sampai, dia tidak mengindahkan pemberitahuan tersebut. Setelah saya tinggalkan, saya
mengintip dari jendela. Dia bangun dari tempat tidurnya, berjalan ke kamar mandi,
kemudian dia menyisir rambutnya dan menggunakan make up di wajahnya, hanya saat
dia berada di tempat tidur wajahnya tampak kesakitan.
Contoh tersebut memperlihatkan, observasi dimulai sebelum anda berbicara pada pasien.
Perhatikan penampilannya, kesadaran, perilaku psykomotor, dan afek. ( untuk mengetahui afek,
anda membutuhkan selain ekspresi pasien tetapi juga isi pikiran, yang akan kita diskusikan pada
bab selanjutnya).
Hal tersebut bukanlah menggabungkan teknik observasi dan menilai penampilan,
kebersihan, kecepatan atau adat istiadat. Tetapi pewawancara menghindari tipe pasien yang
misalnya berasumsi bahwa menggunakan tiga anting-anting pada satu telinga merupakan suatu
keharusan pada remaja berusia 14 tahun. Hal tersebut menggambarkan tentang pasien anda dan
menarik kesimpulan yang dapat anda ambil dari aspek pemeriksaan status mental. Anda akan
mendapatkan gambaran lebih akurat atau kepribadian yang unik semuanya berasal dari
bagaimana anda memegang kendali.
Penampilan luar
Suatu ketika anda bertemu dengan pasien anda, anda akan mencatat tentunya seperti jenis
kelamin, usia, suku, status gizi, tipe tubuh, kebersihan, pakaian, dan kontak mata. Anda akan
menobservasi aspek yang berhubungan dengan penampilan luar.
Jenis kelamin dan usia
Jenis kelamin dan usia sering memiliki hubungan dalam penegakan diagnosis, hal
tersebut karena terdapat hubungan yang lebih sering dibanding beberapa factor lain. Sebagai
contoh, pada wanita, anoreksia dan bulimia nervosa, penyakit somatisasi, dan kelainan mood
lebih sering terjadi; pada pria, kepribadian antisocial dan kecanduan alcohol lebih sering terjadi.
Pada pasien muda, anoreksia nervosa, penyakit somatisasi, kepribadian antisocial; dan
skizofrenia lebih sering terjadi; pada pasien yang lebih tua penyakit degenerative demensia.
Pasien yang tampak lebih tua dari usianya biasanya memiliki riwayat kecanduan alcohol,
penyakit kognitiv, depresi, atau penyakit mental lainnya.
Suku dan adat istiadat
Suku dan adat istiadat lebih menggambarkan deskripsi demografis pasien. Hal tersebut
dapat menjadi salah satu pemicu stress atau menimbulkan reaksi, dan dapat mencetuskan
prevalensi penyakit mental. Beberapa kebudayaan memiliki perilaku yang berbeda; orang-orang
yang memiliki penyakit mental lebih sering terlihat pada yang memiliki masalah terhadap
keluarga, membawa permasalahan tersebut ke terapis merupakan suat hal yang sangat jarang
dilakukan. Pribadi dengan kebudayaan seperti ini baru akan membawa suatu permasalahan
tersebut jika telah terjadi dalam jangka waktu yang lama atau jika telah menunjukkan tanda-
tanda kelainan mental.
Perbedaan antara kebudayaan anda dan pasien anda dapat mencetuskan hubungan anda.
Jika anda memiliki perbedaan ras, budaya, atau kebangsaan dengan pasien, mungkin dapat
menimbulkan reaksi darinya dengan atau tanpa kerusakan. Sebagai contoh:
Setelah suatu percobaan pembunuhan (dengan digantung) di bangsal rumah sakit, seorang gadis
berkebangsaan Amerika-Afrika yang merupakan perawat lesbian tersebut berhasil di resusitasi.
Dokter yang menanganinya, yang merupakan immigrant berkebangsaan Israel, berbicara
dengannya setelah incident dan percobaan bunuh diri yang dilakukannya. Pasien ini berjanji
tidak akan melakukan dan mengulanginya lagi. Dokter tersebut percaya terhadap perempuan ini.
Namun, pasien ini akan tetap melakukan percobaan pembunuhan terhadap perawat
berkebangsaan Amerika-Afrika lainnya dengan segara dan tidak akan gagal. Perbedaan suku,
jenis kelamin, dan kebangsaan merupakan sebuah hal yang menjadi pencetus dan sebab dari
kejadian ini.
Apa yang dapat mengurangi asumsi seseorang mengenai perilaku? Informasi mengenai
perilaku berbeda tergantung tiap etnik dan budaya. Tanyakan pada pasien anda untuk membantu
anda mengerti bagaiman perilaku yang biasa pada keluarga atau negaranya.
Penelitian menunjukkan bahwa latar belakang budaya memiliki hubungan terhadap
penyakit psikiatri. Sebagai contoh, kebiasaan minum alcohol jauh lebih tinggi pada beberapa
Negara seperti Amerika, Prancis, Italia, dan lebih rendah pada bangsa Asia (Goodwin dan Guze,
1989).
Status Gizi
Kekurangan gizi dapat merupakan penyebab penyakit mental atau penyakit medis
lainnya, sebagai contoh, anorexia nervosa pada gadis remaja; anorexia dapat menyebabkan
kecanduan alcohol atau zat adiktif; schizofren; depresi, atau penyakit medis lain seperti kanker,
diabetes, atau endokrinopathy.
Hal yang berlawanan, obesitas merupaka point untuk gangguan makan; penyakit
somatisasi; penyakit mood dengan hyperphagia; menggunakan obat-obat psychotropic seperti
tricylics, lithium, and sedating neuroleptics (thorazine, dan thioridazine, termasuk clozapine;
Cohen et al.1990).
Kebersihan dan pakaian
Kepercayaan diri dapat merupakan indikasi dari penyakit psychiatri seperti kepikunan,
kecanduan alcohol atau zat, depresi, atau schizophrenia: jenggot yang tak terurus, noda makanan
pada pakaian, kaos kaki berlubang, sepatu yang jorok, bau badan, kuku yang kotor, atau rambut
yang tidak pernah dicukur. Sebaliknya, kerapian yang berlebihan seperti berkali-kali mencuci
tangan merupakan pertanda penyakit obsessive compulsive.
Pakaian dapat mengungkapakan status social atau status professional seseorang,
keterlibtan kegiatan pada waktu luang atau bekerja, penyesuaian musim, prilaku dalam bersosial,
atau perubahan mood yang ekstrim seperti mania atau depresi. Beberapa pasien dengan penyakit
bipolar memperlihatkan perubahan mood yang tiba-tiba.
Saat manic, wanita 65 tahun, menggunakan gaun berwarna merah menyala,
menggunakan banyak perhiasaan, rambut berwarna tembaga,dan lipstick dengan warna merah
menyala. Saat mengalami depresi, dia memotong rambut tembaganya, menggunakan gaun hitam,
dan tidak menggunakan make up.
Secara umum, gaya flamboyant, pakaian yang tidak sesuai, dan menggunakan make-up
berlebihan merupakan indikasi gejala hysteria atau manic, atau gangguan cognitive. Sangat
nyentrik, tidak nyaman, atau pakaian yang tidak pantas bisa menjadi salah satu tanda perilaku
psychotic. Pewawancara harus bisa mengevaluasi hal yang tidak sesuai. Sebagai contoh beberapa
ilustrasi: seorang teknisi listrik menggunakan tuxedo pada pekerjaannya; seorang paruh baya,
pengacara wanita yang datang dengan menggunakan atasan bikini, bawahan celana jeans, dan
tidak beralas kaki; pasien menggunakan kacamata hitam pada ruangan tertutup mengatakan: “
saya tidak ingin orang lain melihat mata saya dan membaca pikiran saya”. Beberapa pertanda
tersebut merupakan alarm untuk menegakkan diagnose.
Kontak mata
Kebanyakan dari pasien tidak melakukan kontak mata dan gerakan mata mereka yang
sering berpindah sesuai gerakan tubuh pewawancara. Pergerakan kontak mata yang sembarangan
dapat membantu menegakkan diagnose. Gerakan mata yang tidak bisa diam, halusinasi
penglihatan, manic, atau gangguan cognitive. Kontak mata yang menghindar menandakan sikap
bermusuhan, malu, atau cemas. Pelacakan kosntant dapat mengungkapkan kecurigaan,. Jika
ragu, beberpa pertanyaan dapat diberikan pada pasien untuk mendapatkan point. Jawabannya
dapat memberikan anda petunjuk kebenaran penyakitnya.
Kesadaran
Derajat kesadaran dapat berubah oleh pengaruh alcohol, obat, atau zat adiktif. Hal
tersebut jarang teramati selama wawancara berlangsung. Anda dapat memberikan pertanyaan
yang berhubungan dengan pengalamannya untuk mengetahui apakah dia dalam keadaan sadar.
Lethargy dapat mengindikasikan kelainan mental yang disebabkan kondisi medis atau
delirium, demensia, derajat amnesia, atau penyakit kognitiv. Jangan menyimpulkan lethargy
disebabkan oleh depresi, alcohol, atau intoksikasi obat, hanya dengan mengeksplorasi dan
mengetes pasien anda dapat mengetahui etiologi nya.
Stupor psychogenic dapat menyebabkan panic, somatisasi, dan penyakit disorder;
schizophrenia, tipe catatonic, dan delirium, demensia, amnesia, dan penyakit kognitif lainnya.
Perilaku pshychomotor
Perilaku psychomotor dapat memberikan pertanda, afek, derajat kekuatan, agitasi, dan
kemampuan pergerakan secara luas pada penyakit psychiatri dan neurology. Pewawancara juga
harus memperhatikan posture dan respon otonom dan tujuh tipe psychomotor: posture,
pergerakan ekspresi, pergerakan reaksi, bahasa tubuh, dan tujuan gerakan.
Aktivitas psychomotor merupakan suatu pertanda nonverbal. Merupakan hal yang
penting untuk mengetahui perbedaan aktivitas motorik dan mempelajari hal tersebut. Dari point
penegakan diagnostic , pergerakan dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori:
1. Posture
2. Pergerakan psychomotor
3. Perubahan tubuh sesuai ekspresi
4. Pergerakan abnormal
1. Posture
Posture menunjukan kekuatan otot tubuh. Sebagai seseorang yang harus menegakan
diagnostic, anda akan tertarik pada kekuatan otot dan perubahan postur. Reflek kekuatan otot
seseorang tergantung pada derajat energy. Perubahan yang sangat cepat terlihat pada pasien yang
mengalami agitasi. Anda dapat melihat kekuatan otot yang sangat kuat pada pasien agitasi, dan
akan menurun saat tenang atau tertidur.
Posture tubuh tegak menunjukkan peningkatan energi, dan posture tubuh yang berhenti
menunjukkan penurunan energi. Catalepsy, diam dalam posture sebelumnya, atau keadaan
mematung seperti lilin, merupakan sinyal atau pertanda schizophrenia, tipe catatonic, penyakit
mental yang tidak terklasifikasi atau adanya lesi pada otak tengah.
2. Perubahan psychomotor
Perubahan psychomotor dan kecepatan berbicara menunjukan ekspresi pikiran dan aksi.
Ketidaksesuaian antara tujuan dengan gerakan, bahasa tubuh yang terlalu ekspresif, dan bahasa
tubuh symbolic.
Tujuan dengan perubahan gerakan
Pasien yang tidak sesuai antara gerakannya dengan tujuannya. Sebagai seseorang yang
akan menegakkan diagnostic, anda dapat mengetahui tujuan yang akan dicapai. Singkatnya,
pasien manic berinisiatif untuk bergerak tapi tidak pernah melakukan aksi yang lengkap untuk
mencapai tujuannya. Ketidaksesuain tujuan dengan pergerakan dapat terlihat pada penderita
depresi, parkinson, atau penyakit saraf yang di cetuskan oleh Parkinson. Pada keadaan
selanjutnya, semua tujuan menjadi tidak sesuai dengan perubahan pergerakan.
Anda dapat bertanya pada pasien untuk melakukan beberapa tugas fisik yang dikuti
dengan apa yang dilakukan oleh pasien. Catat setip gerakan, kecepatan, efisien, kemampuan
menyelesaikan, dan derajat kemampuan untuk mengontrol itu semua. Kesimpulan nya akan
mengindikasikan suatu pusat perhatian tertentu. Psychosis dapat terjadi pada beberapa level.
Pasien mungkin merasa bahwa kekuatan yang ada padanya merupakan kekuatan yang berasal
dari luar dirinya.
Pasien yang memiliki gangguan perhatian atau hiperaktivitas dapat memperhatikan
kantor anda , berjalan-jalan, dan memegang suatu barang dengan ketertaikan yang sangat.
Seperti pasien yang ingin mengamati suatu benda. Sangat sulit untuk menetapkan mereka pada
satu aktivitas, seperti focus pada anda saat wawancara.
Ekspresi dan gerakan illustrative
Ekspresi dan gerakan illustrative sangat berhubungan dengan kecepatan berbicara.
Mereka mencoba untuk berbicara secara verbal. Sederhananya, seseorang mungkin
mengilustrasikan tinggi badanya, luas tubuhnya atau kerampingan tubuhnya dengan sebuah
objek. Anak-anak dan orang dewasa yang naïf memperkaya cerita mereka dengan berbagai
gerkan tangan. Beberapa orang modern menggunakan gerakan ilustrasi jauh lebih sedikit dari
ekspresi. Singkatnya, mereka buntuk mengajak pendengar percaya terhadap apa yang
dikatakannya. Tidak semua gerakan ilustrasi maupun gerakan ekspresi merupakan pesan
nonverbal, namun keduanya dapat melengkapi data yang ada.
Gerakan simbolis
Gerakan simbolis merupakan spesisifik terhadap kebudayaan. Hal tersebut juga dapat
memberikan suatu tanda. Singkatnya, kebudayaan tidak jauh lebih penting dari bahasa di US.
Meskipun gerakan dinilai melalui pengamatan, mereka memulai dan menjadi dimengerti
dalam konteks berbicara. Hampir sama dengan isi pikiran yang terblokir, pasien katatonik
memperlihatkan gerakan motorik yang juga terblokir. Seperti menjadi stupor pada beberapa
waktu dan secara umum melambat dan kemudian terblokir. Pasien katatonik mungkin akan
menjawab pertanyaan tapi dengan respon yang sangat lambat setelah anda meninggalkan
ruangan tersebut. Hal ini disebut sebagai “ reaksi terlambat”.
3. Perubahan ekspresi
Perubahan ini sangat dapat diamati. Hal ini akan sangat terlihat selama percakapan
berlangsung. Namun hal ini akan dibicarakan pada bab selanjutnya.
4. Gerakan abnormal
Gerakan abnormal termasuk didalamnya stupor, kegembiraan, dan aksi impulse. Anda dapat
melihat pasien yang sangat tertarik pada pasien dengan agitasi, manic, dan schizophrenia tipe
katatonik dan paranoid. Tipe katatonik dengan kegembiraan terlihat dari wajahnya tapi
membesar-besarkan, kaku dan sulit menggerak-gerakan yang lain. Tidak masuk akal, kekerasan,
tanpa memandang bulu, dan merusak mencirikan postepileptic dan tanda mabuk. Aksi yang