6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam kajian teori ini akan dibahas tentang pengertian belajar, pengertian hasil belajar, pengertian IPA, pembelajaran IPA, tujuan dan ruang lingkup IPA, model pembelajaran dengan Picture and Picture, langkah-langkah model pembelajaran dengan Picture and Picture, pengertian metode demonstrasi, sintaks model pembelajaran dengan Picture and Picture, kelebihan dan kekurangan model pembelajaran dengan Picture and Picture. 2.2 Belajar Slameto (2003:2) mendefinisikan bahwa “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannnya”. Winkel (dalam Purwanto, 2009:38) mendefinisikan bahwa “belajar adalah proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya”. Belajar berlangsung dalam interaksi aktif dengan dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dari beberapa pengertian belajar diatas, simpulan mengenai pengertian belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang yang dapat berupa pengetahuan, pemahaman, tingkah laku dan sikap, dan keterampilan sebagai hasil dari pengalamannya dengan lingkungan.
18
Embed
Dalam kajian teori ini akan dibahas tentang pengertian ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
Dalam kajian teori ini akan dibahas tentang pengertian belajar, pengertian
hasil belajar, pengertian IPA, pembelajaran IPA, tujuan dan ruang lingkup IPA,
model pembelajaran dengan Picture and Picture, langkah-langkah model
pembelajaran dengan Picture and Picture, pengertian metode demonstrasi, sintaks
model pembelajaran dengan Picture and Picture, kelebihan dan kekurangan model
pembelajaran dengan Picture and Picture.
2.2 Belajar
Slameto (2003:2) mendefinisikan bahwa “belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannnya”. Winkel (dalam Purwanto, 2009:38) mendefinisikan bahwa
“belajar adalah proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan
untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya”. Belajar berlangsung dalam
interaksi aktif dengan dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Dari beberapa pengertian belajar diatas, simpulan mengenai pengertian
belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang
yang dapat berupa pengetahuan, pemahaman, tingkah laku dan sikap, dan
keterampilan sebagai hasil dari pengalamannya dengan lingkungan.
7
2.3 Hasil Belajar
Pengertian hasil belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (1994) menyatakan,
hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan
dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental
yang baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.
Menurut Winkel (dalam Lina, 2009),“mengemukakan bahwa hasil belajar
merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Sedangkan
menurut Arif Gunarso (dalam Lina, 2009),”hasil belajar adalah usaha maksimal yang
dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar”. Jadi hasil belajar
adalah hasil yang diperoleh seseorang dari proses belajar yang telah dilakukannya.
Hasil belajar menurut pandangan Hamalik (2009) hasil belajar adalah “bila
seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku orang tersebut”. Hasil
belajar merupakan hasil yang dicapai individu atau siswa setelah siswa tersebut
mengalami atau melakukan suatu proses aktivitas belajar dalam jangka waktu
tertentu. Hasil belajar atau prestasi belajar itu merupakan kecakapan aktual (actual
ability) yang diperoleh siswa, kecakapan potensial (potencial ability) yaitu
kemampuan dasar yang berupa disposisi yang dimiliki individu untuk mencapai
prestasi.
Cara mengetahui hasil belajar siswa, guru dapat melakukan dengan berbagai
cara salah satunya adalah dengan melakukan evaluasi dan tes. Evaluasi pendidikan
adalah kegiatan pengendalian, penjamin, dan penetapan mutu pendidikan terhadap
berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang dan jenis pendidikan
sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggara pendidikan (UU No 20 Tahun
2003 SISDIKNAS), ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses
pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik
(PP No 9 Tahun 2005 SNP).
8
Menurut Darsono (2000:110) hasil belajar siswa merupakan perubahan-
perubahan yang berhubungan dengan pengetahuan/kognitif, keterampilan/
psikomotor, dan nilai sikap/afektif sebagai akibat inetraksi aktif dengan lingkungan.
Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa hasil belajar dapat dilihat dari tingkah
laku siswa dari aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif setelah mereka memperoleh
pengalaman belajar. Nana sudjana (2006: 22) menyatakan bahwa proses penilaian
terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tetang kemajuan
siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Oleh
karena itu penilaian hasil belajar mempunyai peranan yang penting dalam proses
belajar.
Dari uraian diatas hasil belajar semua memgacu terhadap perubahan siswa
setelah melakuan proses kegiatan belajar. Hasil belajar diperoleh setelah siswa
mengalami berbagai kegiatan belajar yang menyebabkan perubahan dalam dirinya.
Hasil belajar siswa dapat diukur dengan kriteria atau patokan-patokan tertentu.
Dalam pengukuran hasil belajar siswa dapat menggunakan teknik tes. Jadi yang
dimaksud hasil belajar disini adalah nilai tes IPA yang diberikan guru sebagai hasil
belajar siswa.
Bloom dalam usman (1995:29) bahwa tingkat kemampuan atau penugasan
yang dikuasai oleh siswa mencakup tiga aspek kognitif, psikomotorik, afektif
sebagai berikut.
1. Aspek kognitif:
a. Pengetahuan Mengacu pada kemampuan mengenal atau mengingat materi yang sudahdipelajari dari yang sederhana sampai pada teiori-teori yang sukar.
b. Pemahaman Mengacu pada kemampuan memahami makna materi.
c. Penerapan Mengacu pada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yangsudah dipelajari pada situsi yang baru dan menyangkut pada penggunaan aturan dan prinsip.
9
d. Analisis Mengacu pada kemampuan menguraikan materi kedalam komponen-komponen atau faktor penyebab, dan mampu memahami hubungan diantara bagian yang satu dengan lainya sehingga struktur dan aturanya dapat lebih dimengerti.
e. Sintesis Mengacu pada kemampuan memadukan konsep atau komponen-komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru.
f. Evaluasi Mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu.
2. Perubahan psikomotor
mencakup perubahan yang berhubungan dengan tujuan yang berhubungan
dengan manipulasi dan kemampuan gerak (motor). Hasil belajar yang
diharapkan pada perubahan psikomotor tersebut berhubungan dengan
kemampuan yang harus dikuasai siswa untuk mengerjakan sesuatu sebagai
hasil penguasaan materi yang telah dipelajari. Hal tersebut dapat dilihat dari
performance/kinerja yang dilakukan oleh siswa terhadap tugas yang
diberikan, dimana siswa diminta untuk dapat menunjukkan kinerja yang
memperlihatkan keterampilan-keterampilan tertentu atau kreasi mereka untuk
membuat sesuatu yang berhubungan dengan materi.
3. Perubahan afektif
merupakan suatu perubahan yang menyangkut tujuan yang berhubungan
dengan sikap, nilai, perasaan, dan minat pada diri siswa. Hasil belajar yang
diharapakan dari perubahan afektif ini adalah sikap uang berhubungan dengan
menerima, menanggapi, menilai, mengelola dan menghayati yang dapat
mempengaruhi pikiran dan tindakan siswa. Misalnya sikap teliti dan cermat
dalam mengerjakan tugas pengamatan di sekitar sekolah atau tempat tinggal
siswa.
Simpulan dari beberapa pengertian hasil belajar diatas adalah prestasi belajar
siswa secara keseluruhan sebagai wujud dari keberhasilan belajar tentang keahlian
10
dalam penguasaan materi pelajaran sebagai akibat dari proses belajar yang telah
dijalani yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomorik dan digunakan untuk
menilai hasil belajar siswa dalam waktu tertentu.
2.4 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) sebagai suatu ilmu memiliki obyek kajian
berupa benda, fakta, konsep, fenomena alam, sistem, dan teknologi. IPA merupakan
suatu ilmu yang mempunyai cakupan yang sangat luas, yang terdiri dari beberapa
cabang disiplin ilmu seperti Biologi, Kimia, Fisika, Zoologi, Botani, Astronomi,
Ilmu Kesehatan dan lain-lain. Maka dari itu IPA selalu berhubungan erat dengan
semua aspek kehidupan sehari-hari.
Ilmu Pengetahuan Alam dalam BNSP (2006:161) merupakan ”ilmu
pengetahuan yang berkaitan erat dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-
fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi merupakan suatu penemuan”.
Ilmu pengetahuan alam (IPA) pada hakikatnya merupakam ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan cara mencari tau tentang alam secara sistematis yang
didalamnya dapat berupa fakta, konsep dan penemuan.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menurut Fowler (dalam Trianto, 2010:136)
adalah “pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan
gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi”. IPA
pada dasarnya berkaitan dengan gejala-gejala kebendaan sehingga pengetahuan itu
harus dirumuskan terutama dalam pengamatan dan deduksi.
Ilmu Pengetahuan Alam menurut Wahyana (dalam Trianto, 2010:136) adalah
”suatu kumpulan pengetahuan tersusun sistematik, dan dalam penggunaannya secara
umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh
adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah”.
11
Dari beberapa pengertian IPA diatas simpulan ilmu pengetahuan alam (IPA)
adalah kumpulan pengetahuan yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan cara
mencari tau tentang alam yang tersusun secara sistematis berdasarkan pengamatan
dan deduksi, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan.
2.4.1 Pembelajaran IPA di SD
Menurut Sanjaya (2005:101) pembelajaran adalah “proses penambahan
informasi dan kemampuan/ kompetensi baru”. Ketika seorang guru berpikir
informasi dan kompetensi apa yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu
juga berpikir strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara
efektif dan efisien.
Pembelajaran menurut Hamalik (2011:70) adalah ”suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan
prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran”.
Dari beberapa pengertian pembelajaran diatas, maka simpulan pembelajaran
adalah suatu proses penambahan informasi baru yang dilakukan melalui proses
interaksi antara peserta didik dan pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran
dengan dalam suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran IPA yang dikutip oleh Hadisubroto (dalam Samatowa, 2011:5), bahwa Piaget mengatakan bahwa pengalaman langsung yang memegang peranan penting sebagai pendorong lajunya perkembangan kognitif anak. Pengalaman langsung anak yang terjadi secara spontan dari kecil (sejak lahir) sampai berumur 12 tahun. Efesiensi pengalaman langsung pada anak tergantung pada konsistensi antara hubungan metode dan objek dengan tingkat perkembangan kognitif anak. Sedangkan menurut Alverman dalam (Samatowa, 2011:9) pembelajaran IPA menjadi berarti bila IPA diajarkan sedemikian, sehingga anak menjalani suatu proses perubahan konsepsi.
12
Pembelajaran IPA dalam BNSP (2006:161) menekankan pada pemberian
pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa agar
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA sebaiknya
dilaksanakan secara inquiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan
kemapuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya
sebagai aspek penting kecakapan hidup.
Dari beberapa pengertian pembelajarann IPA diatas simpulan pembelajaran
IPA adalah proses pemberian pengalaman langsung dalam mengembangkan
kompetensi anak yang berlangsung secara spontan agar siswa dapat menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah yang dilakukan secara inquiri ilmiah agar
dapat menumbuhkan kemampuan dalam berfikir, bekerja, dan bersikap serta dapat
mengkomunikasikannya.
Menurut BNSP (2006:162) tujuan mata pelajaran IPA di SD/MI agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Menurut BNSP (2006:162) ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI
meliputi beberapa aspek-aspek salah satunya Makhluk hidup dan proses kehidupan,
13
yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan Interaksinya dengan lingkungan, serta
kesehatan.
2.5 Model Pembelajaran Picture and Picture
Model pembelajaran picture and picture merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran picture and picture ini dapat
digunakan dalam berbagai mata pelajaran dan tentunya dengan kemasan dan
kreatifitas guru. Sejak di populerkan sekitar tahun 2002, model pembelajaran ini
mulai menyebar di kalangan guru di Indonesia. Dengan menggunakan model
pembelajaran tertentu maka pembelajaran menjadi menyenangkan. Selama ini hanya
guru sebagai aktor di depan kelas, dan seolah-olah guru-lah sebagai satu-satunya
sumber belajar.
Pembelajaran modern memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan.
Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam
setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu
yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan Kreatif, setiap
pembelajaran harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan
sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metode,
teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses
pembelajaran.
Setiap model pembelajaran harus dipersiapkan dengan baik agar proses
pembelajaran dapat berlangsung efektif, tanpa persiapan yang matang pembelajaran
apapun akan membuat siswa menjadi jenuh. Model belajar dan pembelajaran juga
harus berganti-ganti dalam beberapa pertemuan agar belajar tidak monoton di dalam
kelas.
Model Pembelajaran picture and picture, mengandalkan gambar sebagai media
dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses
pembelajaran ini. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan
14
gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta
dalam ukuran besar. Atau jika di sekolah sudah menggunakan ICT (information
comunication technology) dapat menggunakan Power Point atau softwere yang lain.
2.5.1 Langkah-Langkah Dalam Penggunaan Model Pembelajaran Picture And
Picture
Dibawah ini merupakan langkah-langkah model pembelajaran picture and
picture dari beberapa ahli.
Menurut Hamdani (2011:89):
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2) Menyajikan materi sebagai pengantar 3) Menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan
dengan materi. 4) Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian
memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis 5) Menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut 6) Kesimpulan
Menurut jhonson (2010:75): 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Menyajikan materi sebagai pengantar 3. Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan
dengan materi 4. Guru menunjuk siswa secara bergantian untuk mengurutkan gambar-gambar
secara logis. 5. Guru menanyakan alas an dasar pemikiran urutan gambar. 6. Dari alas an urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep atau
materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. 7. Kesimpulan atau rangkuman.
Dari beberapa langkah-langkah diatas bahwa picture and picture merupakan
suatu cara penyajian gambar yang disusun secara acak dan dilengkapi dengan
penjelasan yang sesuai. Dalam picture and picture dapat ditempatkan suatu susunan
yang nyata, dengan cara menghubungan gambar-gambar yang ada. Picture and
picture yang lengkap harus menyajikan gambar dengan hubungan yang sesuai dan
mengungkapkan pola pandang tunggal yang mempunyai hubungan timbal balik.
15
Diharapkan dengan picture and picture daya ingat siswa dapat ditingkatkan.
Penggunaan picture and picture dalam proses belajar mengajar lebih menuntun
peran aktif para siswa.
2.5.2 Keunggulan model pembelajaran picture and picture menurut Hujair AH.
Sanaky (2009:70):
1. Memudahkan siswa untuk memahami yang dimaksudkan oleh guru ketika menyampaikan materi pelajaran
2. Siswa cepat tanggap atas materi yang disampiakan karena diiringi dengan gambar-gambar
3. Siswa dapat membaca satu persatu sesuai dengan petunjuk yang ada pada gambar – gambar yang diberikan.
4. Siswa lebih konsentrasi serta mengasyikkan bagi mereka atas tugas yang diberikan guru karena berkaitan dengan permainan mereka sehari – hari yakni main gambar – gambar
5. Adanya saling berkompetensi antar kelompok dalam menyusun gambar yang telah dipersiapkan oleh guru sehingga suasana kelas terasa hidup.
6. Siswa lebih kuat mengingat konsep-konsep atau bacaan yang ada pada gambar.
7. Menarik bagi siswa dikarenakan melalui audio visual dalam bentuk gambar – gambar
Selain itu model pembelajaran ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan
dalam penerapannya. Adapun menurut Hujair AH. Sanaky (2009:70) kelebihan dan
kekurangan dari model picture and picture adalah:
1) Guru dengan metode inovatif ini akan dapat dengan mudah mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2) Melatih berpikir logis dan sistematis siswa 3) Dengan model ini dapat mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran 4) Guru hanya sebagai pendamping dalam proses belajar 5) Proses belajar akan dapat diikuti secara seragam oleh siswa
Sedangkan kekurangan dari model pembelajaran ini adalah
1) Memakan banyak waktu 2) Banyak siswa yang pasif kalau tidak di panggil namanya oleh pengajar 3) Harus mempersiapkan banyak alat dan bahan yang berhubungan dengan
materi yang akan diajarkan dengan model tersebut 4) Membutuhkan biaya yang tidak sedikit
16
5) Guru dituntut untuk lebih terampil dalam menyajikan gambar sehingga mendorong motivasi siswa untuk belajar aktif
6) Kesuksesan model pembelajaran ini di ukur dari kelengkapan materi pelajaran dan dipusat media yang digunakan dalam pembelajaran.
2.5.3 Metode Demonstrasi
Gunawan ari H (1986) Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan pada seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu petunjuk untuk
melakukan sesuatu.
Djahiri (1993) Yang dimaksud dengan metode demonstrasi ialah metode
mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas bagaimana berjalannya
suatu proses pembentukan tertentu pada siswa. Demonstrasi merupakan metode yang
sangat efektif sebab membantu anak didik untuk mencari jawaban dengan usaha
sendiri berdasarkan fakta yang benar. Metode ini dapat diterapkan dalam
pembelajaran ilmu alam.
Tujuan dan kegunaan metode demonstrasi :
1. Untuk memudahkan penjelasan sebab penggunaan bahasa lebih terbatas
2. Untuk membantu anak dalam memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian
3. Untuk menghindari verbalisme
4. Cocok digunakan apabila akan memberikan keterampilan tertentu.
5. Adapun aspek yang penting dalam menggunakan Metode Demonstrasi adalah:
1. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang di Demonstrasikan tidak bisa di amati dengan seksama oleh siswa. Misalnya alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas.
2. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak di ikuti oleh aktivitas di mana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga.
3. Tidak semua hal dapat di Demonstrasikan di kelas karna sebab alat-alat yang terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas.
17
4. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis
5. Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori dari apa yang akan di demonstrasikan.
6. Dan adapun sebaiknya dalam Mendemonstrasikan pelajaran tersebut guru harus terlebih dulu Mendemonstrasikan dengan sebaik-baiknya, baru di ikuti oleh murid-muridnya yang sesuai dengan petunjuk.
Ari Gunawan H (1986) Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan pada seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu petunjuk untuk
melakukan sesuatu. Langkah langkah metode demonstrasi:
1. Guru menyampaikan nilai KKM
2. Guru menyampaikan kompetensi dasar
3. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
4. Menyajikan materi sebagai pengantar
5. Guru mendemonstrasikan materi dengan model pembelajaran
6. Kesimpulan atau rangkuman.
Langkah-Langkah Metode Demonstrasi
a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:
1. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi
berakhir.
2. Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
3. Lakukan uji coba demonstrasi.
b. Tahap Pelaksanaan
1. Langkah pembukaan. Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang
harus diperhatikan, di antaranya:
a) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan
dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
b) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
18
c) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa
ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan
demonstrasi.
2. Langkah pelaksanaan demonstrasi.
a) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk
berpikir, misalnya melalui pertanyaanpertanyaan yang mengandung teka-teki
sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.
b) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang
menegangkan.
c) Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan
memerhatikan reaksi seluruh siswa.
d) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut
sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
3. Langkah mengakhiri demonstrasi. Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses
pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada
kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan
pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami
proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada
baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses
demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.
Simpulan dari pengertian beberapa ahli, metode demonstrasi yaitu metode
yang sangat efektif sebab membantu anak didik dengan menggunakan peragaan
untuk memperjelas bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada
anak didik.
19
2.5.4 Langkah-langkah Model Picture And Picture Dengan Metode Demonstrasi
Dalam Pembelajaran IPA
Model picture and picture adalah model dimana menggunakan alat peraga
gambar dan harus di demonstrasikan oleh guru dalam menjelaskan gambar yang
diberikan oleh guru untuk menerangkan materi yang diajarkan. Berdasarkan uraian
beberapa ahli, maka penerapan langkah langkah model Picture and Picture dengan
metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA sebagai berikut:
Tabel 2.1
Langkah-Langkah Model Picture And Picture Dengan Metode
Demonstrasi
No Tahap Kegiatan
1. Pendahuluan Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Inti
Eksplorasi 1. Menyajikan materi organ tubuh manusia dan hewan sebagai pengantar 2. Guru memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi organ tubuh manusia dan hewan.
Elaborasi 1. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis mengenai organ tubuh manusia dan hewan. 2. Menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut. 3. Dari data di papan tulis siswa diminta membuat kesimpulan mengenai gambar organ tubuh manusia dan hewan.
Konfirmasi 1. Guru bersama siswa menyimpulkan mengenai materi organ tubuh manusia dan hewan yang diajarkan.
3. Penutup Pemberian tugas atau evaluasi
20
2.6 Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan
Dari penelitian Nining (2011) dan Vera Sandria (2010) sejalan dengan yang
akan diadakan penelitian ini, karena peneliti mempunyai rancangan seperti
penelitian Nining dan Vera Sandria, bahwa melalui Model Pembelajaran Picture
and Picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesudah adanya tindakan.
Penelitian tentang penggunaan Model Pembelajaran Picture and Picture
untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang pernah dilakukan oleh Nining (2009)
upaya Model Pembelajaran Picture and Picture dalam pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar IPS pada materi sumberdaya alam kelas IV SD Dringo
Todanan semester I 2010/2011. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Model
Pembelajaran Picture and Picture dalam pembelajaran IPS khususnya pada materi
sumberdaya alam dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV semester I di SD
Negeri Dringo Kecamatan Todanan Kabupaten Blora tahun pelajaran 2010/2011.
Hal ini dapat ditunjukkan dari peningkatan ketuntasan belajar pada kondisi awal/
pembelajaran yang tidak menggunakan Model Pembelajaran Picture and Picture
dengan penggunaan Model Pembelajaran Picture and Picture pada siklus I;
penggunaan Model Pembelajaran Picture and Picture siklus II adalah: 35% ; 70% ;
95%.
Vera Sandria (2010) yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Picture and Picture Pada Mata
Pelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri 147 Palembang”. Pada penelitian tindakan
kelas ini subjek penelitian berjumlah 40 siswa dan dilakukan dalam 2 siklus. Dalam
PTK ini dapat dilihat bahwa sebelum diberi tindakan nilai rata-rata dari hasil ujian
sebesar 41,02%, setelah diberi tindakan pada siklus 1 niai rata-rata dari hasil ujian
menjadi meningkat menjadi 80%, dan pada siklus 2 meningkat menjadi 92,5%. Hal
ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Picture and Picture dapat
meningkatkan hasil belajar IPA.
21
2.7 Kerangka Pikir
Materi IPA selama ini terkesan abstrak sehingga siswa sulit memahami
materi pelajaran. Siswa jenuh mengingat materi yang hanya diajarkan tanpa
menggunakan media yang menyenangkan. Kemampuan guru dalam menggunakan
dan memilih metode dan media secara tepat dalam pembelajaran pun masih kurang.
Hal ini sering menyebabkan siswa kehilangan semangat untuk belajar, sehingga hasil
belajar IPA siswa rendah.
Permasalahan di atas harus dapat diselesaikan yaitu salah satunya dengan
Model Pembelajaran Picture and Picture dengan metode demonstrasi yang dianggap
dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran sebagai upaya untuk memperbaiki
dan meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran IPA siswa
kelas 5 SD N 02 Ngeluk Kabupaten Grobogan. Penggunaan Model Pembelajaran
Picture and Picture dengan metode demonstrasi didasarkan beberapa alasan, antara
lain karena model ini mampu melatih kemampuan berpikir sistematis dan melatih
siswa mengurutkan gambar, melatih penggunaan kapasitas otak dalam menjabarkan
gagasan. Yaitu dapat membuat siswa mudah memahami materi dengan gambar-
gambar yang berkesinambungan dan dalam proses pembelajaran menjadi aktif dan
menyenangkan. Karena proses pembelajaran yang menyenangkan akan membuat
siswa bersemangat dalam belajar, bahkan hasil belajar pada materi mata pelajaran
IPA akan meningkat.
Adapun kerangka berpikir penggunaan model pembelajaran Picture and
Picture dengan metode demostrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dapat
dilihat pada bagan.
22
Skema Kerangka Pikir
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Pikir Penggunaan Model Picture And Picture Dengan Metode
Demonstrasi
Kondisi
awal Hasil belajar IPA siswa rendah Guru
menggunakan
ceramah dalam
pembelajaran
Dengan model ini siswa dapat
berkonsentrasi dalam proses
pembelajaran dengan cara belajar
yang baru. Model ini dinyakini
dapat membuat siswa mudah
memahami materi dengan
gambar-gambar yang tersusun
dan berkesinambungan. Ketika
siswa paham maka hasil belajar
siswa pun menjadi lebih baik.
Guru
menggunakan
model
pembelajaran
Picture and
Picture dengan
metode
demonstrasi dalam
proses
pembelajaran
Tindakan
Hasil belajar IPA pada pokok
bahasan organ tubuh manusia dan
hewan meningkat/ mencapai KKM.
Melalui model
Picture and
Picture dengan
metode
demonstrasi
Kondisi
akhir
23
2.8 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir diatas, maka dirumuskan suatu hipotesis. Adapun
hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Apabila guru menggunakan model pembelajaran Picture and Picture dengan
metode demonstrasi maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada materi “organ tubuh manusia dan
hewan” kelas 5 SD N 02 Ngeluk Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan