-
ii
DAKWAH MEDIA SOSIAL BAGI REMAJA DI DESA PONRE WARU KECAMATAN
WOLO KABUPATEN KOLAKA
SKRIPSI
Diajukan untukMemenuhi Syarat MemperolehGelarSarjanaSosial
(S.Sos) pada Program StudiKomunikasidanPenyiaran Islam
Fakultas Agama Islam UniversitasMuhammadiyah Makassar
Oleh
JUSNIATI NIM :105270012115
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS AGAMA
ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/ 2020 M
-
ii
-
iv
-
v
-
vi
ABSTRAK
Jusniati. 105270012115. Dakwah Media Sosial Bagi Remaja di
Desa
Ponre Waru, Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka ( pembimbing oleh
Dr.
MuhammadAli Bakri, S.Sos., M.Pd. dan Dr. Meisil B. Wulur,
S.Kom.I.,M.Sos.I.)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media
sosial dalam aktivitas dakwah remaja, bagaimana bentuk media
sosial
yang efektif digunakan dalam berdakwah serta bentuk manfaat
media
sosial sebagai media dakwah.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah yang pertama yaitu
dapat
menambah wawasan penulis tentang peranan media sosial dalam
aktivitas dakwah, memberikan pengetahuan kepada remaja dalam
mengetahui peranan media sosial dalam aktivitas dakwah,
memberikan
penjelasan tentang bentuk media yang paling efektif digunakan
dalam
berdakwah dan memberikan masukan mengenai bagaimana
memanfaatkan media sosial dalam berdakwah.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif
deskriptif
yaitu, yang berusaha menggambarkan suatu objek dan subjek
sedang
diteliti tanpa adanya rekayasa dengan melakukan observasi di
lapangan
kepada beberapa orang remaja yang ada di Desa Ponre Waru
melalui
wawancara secara langsung untuk mengumpulkan data yang
dibutuhkan
terkait dengan rumusan masalah dalam
penelitian ini.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa beberapa remaja
melakukan
aktivitas dakwah mereka dengan memanfaatkan media sosial
sebagai
sarana yang dapat memudahkan mereka dalam menyampaikan
dakwah.
Media sosial yang dianggap paling efektif dalam menyampaikan
pesan-
pesan dakwah adalah facebook, karena dinilai paling banyak
pengguna
dan peminatnya baik tua maupun muda.
-
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk
memenuhi
sebagian persyaratan untk memperoleh gelar Sarjana Sosial
dalam
program studi Komunikasi Dan Penyiaran Islam.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak
lepas
dari adanya kerja sama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu
pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengcapkan terima
kasih
kepada:
1. Syekh Dr. (HC) Mohammad MT. Khoory, selaku Donatur
Yayasan Muslim Asia (AMCF).
2. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., selaku rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Drs H. Mawardi Pewangi, M. Pd,I selaku Dekan Fakultas
Agama
Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Dr. H. Abbas Baco Miro, Lc. MA, selaku Ketua Prodi
Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. M. Ali Bakri.Sos.M. Pd. selaku Dosen Pembimbing Utama
yang
banyak meluangkan waktu serta pikiranya dalam mengarahkan
dan membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas laporan
skripsi ini.
6. Meisil B Wulur S. Kom. I. M. Sos. I, selaku Dosen
Pembimbing
kedua yang banyak meluangkan waktu serta pikiranya dalam
mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyelesaikan
tugas laporan skripsi ini.
-
viii
7. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Muhammadiyah Makassar.
8. Seluruh Staf Universitas Muhammadiyah Makassar atas
didikan
ilmu yang di berikan pada penulis dalam menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
9. Kepada bapak Nasir TP selaku pimpinan pesantren Darul
Arqam Ponre Waru yang telah memberikan idzin untuk meneliti
di pesantren Darul Arqam Ponre Waru.
10. Kepada Bapak, Ibu dan saudaraku tercinta yang lansung
maupun tidak lansung membantu dan memberikan dukungan
dalam proses penyusunan tugas laporan skripsi ini.
11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebut satu
persatu
yang telah membantu proses penyusunan tugas laporan skripsi
ini.
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu dengan semua kerendahan hati penulis
memohon maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan saran sangat
penulis
harapkan deni skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi dapat
memberi
manfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis pada
khususnya.
Makassar, 10 Rabi‟ul Awwal 1442 H 27 Oktober 2020 M
Jusniati
Nim : 105270012115
-
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
.............................................................................
i
HALAMAN JUDUL
................................................................................
ii
PENGESAHAN
......................................................................................
iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH
........................................................iv
SURAT PERNYATAAN
........................................................................
v
ABSTRAK
............................................................................................vi
KATA PENGANTAR
...........................................................................
vii
DAFTAR ISI
..........................................................................................ix
BAB I : PENDAHULUAN
.....................................................................
1
A. Latar Belakang
..........................................................................
1
B. Rumusan Masalah
....................................................................
11
C. Tujuan
Penelitian.......................................................................
11
D. Manfaat
Penelitian.....................................................................
12
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
........................................................... 13
1. Pengertian Dakwah
...................................................................
13
2. Dakwah Sosial Bagi Remaja di Desa Ponre Waru
.................... 13
3. Pengertian Sosial Media
........................................................... 14
4. Pengertian
Remaja....................................................................
21
-
x
BAB III : METODE PENELITIAN
........................................................ 23
1. Jenis Penetian
..........................................................................
23
2. Lokasi dan Objek Penelitian
...................................................... 25
3. Fokus dan Deskripsi Penelitian
................................................. 25
4. Sumber Data
.............................................................................
26
5. Instrumen Penelitian Data
......................................................... 27
6. Teknik Pengumpulan Data
....................................................... 28
7. Analisis Data
.............................................................................
31
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
......................... 32
A. Gambaran Umum Lokasi penelitian
.......................................... 32
B. Hasil Penelitian
.........................................................................
47
BAB V : PENUTUP
.............................................................................
57
A. Kesimpulan
...............................................................................
57
B. Saran
.........................................................................................
57
DAFTAR PUSTAKA
............................................................................
58
LAMPIRAN
..........................................................................................
60
RIWAYAT HIDUP
................................................................................
64
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dakwah Islam adalah suatu kegiatan ajakan baik dalam dalam
bentuk lisan, tulisan, dan tingkah laku yang dilakukan secara
sadar dan
terencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara
individual
maupun secara kelompok agar timbul dalam dirinya suatu
pengertian,
kesadaran, sikap, penghayatan, serta pengamalan terhadap
ajaran
agama sebagai pesan yang disampaikan kepadanya dengan tanpa
adanya unsur-unsur pemaksaan.1 Dimana setiap muslim berhak
membuat
perubahan yang benar dan baik sesuai dengan ajaran islam
yang
bersumber dari Al-Qur‟an dan Hadist, dikarenakan pada umumnya
tujuan
dari dakwah ialah untuk membawa dan menanamkan perubahan
yang
benar dan baik dari hal-hal yang bersifat negatif kepada hal-hal
yang
sifatnya memberikan manfaat baik dan bernilai fositif. Firman
Allah
SWT.(QS.An-Nahl:125)
ه إن ربك اُدعُ إلى سبيل ربك بلحكمة و المىعظة الحسنة وجدلهم بالتي
هي أحس
ِ بمه ضل عه سبيله وهى أعلم بلمهتديه
Terjemahannya:
“Serulah manusia kejalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
1Munir Amin,Ilmu Dakwah,(Jakarta:Amzah,2013) h 3-4
-
2
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.2
Dakwah dan teknologi adalah sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan.
Hal ini jika kita berpijak pada konsep dakwah kontemporer, yang
mudah
diterima oleh kalangan masa kini. Perkembangan dakwah perlu
memperhatikan perkembangan teknologi, agar sesuatu yang
dihadirkan
mudah diterima dan tidak ketinggalan zaman. Walaupun tidak
semua
teknologi informasi yang berkembang pada saat ini bersifat
positif, ada
kelebihan dan kekurangannya bagi umat manusia, dengan adanya
teknologi informasi dapat dimanfaatkan sebagai media dakwah
Islam.
Karena memang kemajuan teknologi itu sangat tergantung pada
dan
tangan siapa, ketika berada ditangan orag baik, maka baiklah
manfaatnya,
sebaliknya, ketika ia berada ditangan orang jahat, maka jahatlah
dampak
yang dihasilkannya. Maka penggunanyalah yang sangat
menentukan
kearah mana ia digunakan, baik atau buruk sepenuhnya
tergantung
ditangan penggunanya. Maka dari itu sebagai juru dakwah
hendaklah
memiliki integritas yang tinggi dari segi ilmu maupun praktek
demi
mengefektifkan tiap-tiap pesan dakwah yang disampaikan, dan
juga
piawai menggunakan dan memanfaatkan hasil kemajuan teknologi
informasi, salah satunya yaitu melalui jejaring sosial
instagram.3
2Departemen Agama RI, Al-qur’an dan
Terjemahannya,(Jakarta:Bintang
Indonesia,2011) h .281
3Pusat Humas Kementrian perdagangan RI,Panduan Optimalisasi
Media Sosial
Untuk Kementrian Perdagangan RI,(Jakarta:2004) h .23
-
3
Perkembangan teknologi dan informasi saat ini semakin pesat.
Ini
merupakan bentuk perubahan gaya hidup yang dihasilkan dari
globalisasi
yang terjadi dalam masyarakat. Munculnya internet sebagai
integrasi
teknologi komunikasi meghasilkan media, gaya hidup baru,karir
baru,
mengubah peraturan dan pergeseran isu-isu sosial. Globalisasi
dan
modernisasi memacu kemajuan masyarakat dalam hal teknologi.
Salah-
satunya internet yang merupakan jaringan global antar komputer
untuk
berkomunikasi dari suatu wilayah ke wilayah lain di belahan
dunia.
Oleh karenanya, pemanfaatan media sosial harus disertai
dengan
sikap arif dan bijaksana dalam pemanfaatan media sosial secara
umum
sebagai sarana dakwah harus memperhatikan etika-etika dan
norma-
norma dalam bermedia sosial.
Sosial media merupakan salah-satu fenomena yang muncul
seiring
berkembangnya teknologi dan inovasi di internet. Selain sebagai
media
baru dalam berinteraksi dan bersosialisasi, sosial media juga
memiliki
pengaruh yang luar biasa terhadap berbagai aspek seperti
jurnalisme,
public relations, dan pemasaran. Media sosial mengajak siapa
saja yang
tertarik berpartisipasi dengan memberi feedback secara terbuka,
memberi
komentar, serta berbagi informasi dalam waktu yang cepat dan
tak
terbatas . 4
Salah satu bentuk dari New media adalah fenomena munculnya
social network ( jejaring sosial). Mengapa disebut jejaring
sosial oleh
4Nasrullah, Rulli, Media sosial: Persfektif Komunikasi, Budaya
dan Sosioteknologi
(Jakarta : simbiosa Rekatama Media, 2015) h .1
-
4
karena ternyata aktivitas sosial tidak hanya dapat dilakukan di
dunia nyata
(real) tetapi juga dapat dilakukan di dunia maya (unreal).
Setiap orang
dapat menggunakan jejaring sosial sebagai sarana
berkomunikasi,
membuat status, berkomentar, berbagi foto dan video layaknya
ketika kita
berada di dalam lingkungan sosial.5
Melalui jejaring sosial ini setiap pemilik akun dapat membuat
kesan
tetang dirinya, apakah baik atau buruk tetapi pada umumnya
setiap orang
ingin dikenal baik. Salah satu media sosial yang trend
dikalangan anak
remaja adalah Facebook Selain itu adanya kebutuhan aktualisasi
diri,
kebutuhan ini merupakan kebutuhan manusia. Artinya, setelah
kebutuhan-
kebutuhan lain terpenuhi akan muncul kebutuhan ini.
Kebutuhan
aktualisasi diri adalah ialah dorongan untuk menjadi apa yang ia
rasa
mampu. Sebagian besar manusia akan berusaha sekuat kemampuan
untuk menunjukkan seluruh potensi yang dimilikinya. Orang akan
merasa
puas apabila sudah dapat bekerja sesuai dengan kemampuan dan
keahlian maksimal .6
Media merupakan segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai
alat (perantara) untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Adapun
yang
dimaksud dengan media dakwah, adalah peralatan yang
dipergunakan
untuk menyampaikan materi dakwah kepada penerima dakwah.
Media
dakwah terbagi menjadi dua yaitu audio dan visual. Audio dalam
dakwah
5Apriadi Tamburaka, Literasi Media,Cerdas Bermedia Khalayak
Media Massa
(Jakarta: Rajawali pers,2013 ) h . 78
6Apriadi Tamburaka, literasi Media,Cerdas Bermedia Khalayak
Media Massa, h .
223
-
5
adalah alat-alat yang dapat dioperasikan sebagai sarana
penunjang
kegiatan dakwah yang ditangkap melaui indera pendengaran,
sedangkan
visual adalah bahan-bahan atau alat yang dapat dioperasikan
untuk
kepentingan dakwah melalui indera penglihatan.7
Masa remaja adalah waktu meningkatnya perbedaan di antara
anak muda mayoritas, yang diarahkan untuk mengisi masa dewasa
dan
menjadikannya produktif dan minoritas yang akan berhadapan
dengan
masalah besar. Masa remaja menurut, berlangsung antara umur 12
tahun
bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 bagi pria. Rentang
usia ini
dapat di bagi menjadi 2 bagian, yaitu usia 12 atau 13 tahun
adalah masa
remaja awal dan usia 17 atau 18 sampai dengan 21 atau 22 tahun
adalah
masa remaja akhir.8
Masa remaja dikenal sebgai masa yang penuh kesukaran, bukan
saja kesukaran bagi invidu yang bersangkutan, tetapi juga bagi
orang
tuanya, masyarakat, bahkan seringkali bagi polisi. Hal ini
disebabkan
masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak
dan
masa dewasa. Masa transisi ini menghadapkan invidu yang
bersangkutan
kepada situasi yang membungungkan di satu pihak ia masih
kanak-kanak,
tetapi dilain ia harus bersikap seperti orang dewasa.
situasi-situasi yang
menimbulkan konflik seperti ini, sering menyebabkan
perilaku-perilaku
aneh, canggung dan kalau tidak dikontrol bisa menjadi kenakalan.
Dalam
7Asep Muhyiddin dan Agus Ahmad Safei, Metode Penyebaran
Dakwah,
(Bandung: Pustaka Setia, 2002), h. 76-77
8Edhay Sport. 2015. „‟ Remaja‟‟ situs resmi edhaysport.
Edhay76.blogspot.com (
diakses 2/08/2018)
-
6
usahanya untuk mencari identitas dirinya sendiri, seorang remaja
harus
membantah orang tuanya karena ia mulai memiliki mendapat
sendiri, cita-
cita serta nilai-nilai sendiri yang berbeda dari orang tuanya.
Menurut
pendapatnya orang tua tidak lagi dapat dijadikan pegangan,
sebaliknya
untuk berdiri sendiri ia belum cukup kuat, karena ia muda
terjerumus
kedalam kelompok remaja dimana anggota-anggotanya adalah
teman
sebayanya yang mempunyai persoalan yang sama.9
Di masa ini pula mereka menjadi hiperaktif di sosial media
dan
sering memposting kegiatan sehari-hari mereka yang seakan
menggambarkan gaya hidup mereka yang mencoba mengikuti
perkembangan zaman. Namun apa yang mereka posting di sosial
media
tidak selalu menggambarkan sosial life mereka yang sebenarnya.
Ketika
para remaja tersebut memposting sisi hidupnya yang penuh
dengan
kesenangan, tidak jarang kenyataanya dalam kehidupan mereka
merasa
kesepian. Manusia sebagai aktor yang kreatif mampu
menciptakan
berbagai hal, salah satunya adalah ruang interaksi dunia maya.
Setiap
individu mampu menampilkan karakter yang berbeda ketika berada
di
dunia maya. Padahal dalam perkembangannya di sekolah, remaja
berusaha mencari identitasnya dengan bergaul bersama teman
sebayanya.10
9Wirawan sarwono, Sarlito, Pengantar Psikologis Umum(Jakarta :
Rajawali Pers ,
2017) h 72.
10https://repostory.ar-raniry.ac.id( di akses 02/08/2018)
-
7
Media mengaburkan fakta karena berbagai alasan : pendidikan,
ekonomi, dan budaya, tetapi ini bukan salah –satu penguburan
yang ada.
Batas antar media, dan di dalam setiap media antara yang
eksperimental
dan yang telah teruji, dan dalam budaya yang telah teruji, dan
dalam
budaya yang tinggi dan rendah, komik strip dan buku sejarah
dengan
ilustrasi, telah dibongkar berkali-kali sejak tahun 1990-an.
Seorang guru
obat-obatan terlarang pada tahun 1960-an, dalam tulisannya 20
tahun
kemudian, komputer lebih adiktif daripada heroin.11
Saat ini, kita bisa sebut sebagai era keberlimpahan
komunikasi
(communicative abudance). Hal ini, ditandai dengan
melimpahnya
informasi melalui beragam kanal komunikasi yang dimiliki warga.
Tidak
hanya bergantung pada media utama (mainstream media) seperti
televisi
,koran dan radio melainkan juga media sosial. Media sosial
penetratif ke
ruang-ruang personal nyaris tanpa batas menyadari era
kemunculan
komunikasi dimana media cetak dan penyiaran mulai kehilangan
tempatnya sebagai saluran utama komunikasi di era
melimpahnya
informasi, hiburan, gosip disebar luaskan melalui media online.
Yang perlu
digaris bawahi dari perkembangan ini publik telah mampu
mengkreasi isi
konten, dari situlah muncul fenomena media sosial atau citizen
media
yang melibatkan partisipan lebih banyak dan lebih bebas.12
11
A.Rahman zainuddin, Sejarah Sosial Media(Jakarta: Yayasan
obor
Indonesia,2006 )h 390.
12Lukman hakim syaifuddin, Melawan Hoax di Media Sosial dan
Media
Massa(Yogyakarta:Trustmedia publishing ,2017) h 17.
-
8
Remaja adalah aset masa depan sebuah bangsa, sehingga masa
depan bangsa kan ditentukan oleh remaja saat ini. Tidak dapat
dipungkiri
lagi bahwa sekarang teknologi telah berkembang kian
pesatnya.
Teknologi diciptakan untuk mempermuda urusan manusia.
Berbagai
macam jenis teknologi yang tidak terhitung jumlahnya dapat kita
jumpai di
zaman yang modern ini. Salah satu contoh teknologi yang sangat
popular
adalah gadget setiap orang menggunakan gadget dengan teknologi
yang
modern yang dapat ditemui dimanapun, baik pada orang dewasa
maupun
anak-anak.13
Dari permasalahan diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
sosial media memiliki pengaruh sangat besar terhadap berbagai
aspek
kehidupan manusia baik secara individual maupun sosial terlebih
dalam
dunia dakwah, pada remaja perasaaan kepada tuhan tergantung
pada
emosi yang sedang dialaminya, kadang-kadang ia merasa sangat
membutuhkan tuhan, terutama saat ia menghadapi situasi-situasi
yang
menekan perasaanya, namun kadang-kadang ia kurang
membutuhkan
tuhannya tatkalah ia merasa sangat senang. Gambaran pandangan
hidup
sebagian remaja di zaman sekarang sangat memprihatinkan kalau
dulu
kebanyakan komunikasi remaja dijalani lewat tatap muka, kini
semakin
banyak remaja yang berkomunikasi lewat media, lebih-lebih di
kalangan
remaja terpelajar di masyarakat modern sekarang ini. Selain
menimbulkan
pengaruh yang buruk bagi para remaja, sosial media juga
menimbulkan
13
Zaenal Arifin, Perilaku Remaja Pengguna Gadged; Analisa Teori
Sosiologi
Pendidikan Vol .26.No.2.2015:289.
-
9
pengaruh yang baik bagi para remaja itu sendiri selain dapat
membantu
dalam mengerjakan tugas sekolah,mereka juga dapat mengetahui
berita-
berita terkini yang sedang terjadi, selain itu ada beberapa
remaja yang
memanfaatkan media sosial sebagai media dakwah.
Seiring dengan perkembangan teknologi yang sudah SEMAKIN
maju dan mendarah daging di masyarakat tidak hanya di perkotaan
tetapi
juga dipedesaan oleh karena itu penulis bermaksud menulis
penelitian
yang berjudul ‘’Dakwah Media Sosial Bagi Remaja di Desa
Ponre
Waru,Kecamatan Wolo,Kabupaten Kolaka’’
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas,
maka
penulis memetakan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana peran media sosial dalam aktivitas dakwah di
desa
Ponre Waru ?
2. Bagaimana bentuk media sosial yang efektif digunakan
dalam
berdakwah ?
3. Bagaimana manfaat media sosial sebagai media dakwah bagi
remaja di desa Ponre Waru ?
C. Tujuan Penelitian
Dari beberapa rumusan masalah diatas, maka yang menjadi
tujuan
dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh media sosial dalam aktivitas
dakwah
remaja.
-
10
2. Untuk mengetahui bentuk media sosial yang efektif
digunakan
dalam berdakwah.
3. Untuk mengetahui manfaat media sosial sebagai media
dakwah
bagi remaja.
D. Manfaat Penelitian
Hasil peneliti ini di harapkan dapat berguna, yaitu sebagai
berikut:
1. Secara teoritis
a) Dapat menambah wawasan pengetahuan penulis tentang
peranan
media sosial dalam aktivitas dakwah .
b) Sebagai bahan referensi selanjutnya yang masih relevan
dengan
penelitian ini.
2. Secara praktis:
a) Memberikan pengetahuan kepada remaja dalam mengetahui
peranan
media sosial dalam aktivitas dakwah .
b) Memberikan penjelasan tentang bentuk media yang efektif
digunakan
dalam berdakwah.
c) Memberikan masukan mengenai bagaimana memanfaatkan media
sosial sebagai media dakwah.
-
11
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Dakwah Media Sosial Bagi Remaja di Desa Ponre Waru.
1. Pengertian Dakwah
Ditinjau dari segi bahasa, dakwah berasal dari bahasa Arab
„‟da’wa‟‟ yang artinya menyeruh, mengajak, memanggil.14
Secara
terminologi dakwah adalah suatu kegiatan penyampaian pesan
untuk
mengajak, menyeru, dan mengundang manusia kejalan yang
diridhai
Allah yang dilakukan oleh da’i kepada mad’u berdasarkan ajaran
Al-
Qur‟an dan hadits demi meraih kebahagiaan di dunia dan
akhirat15.
Berikut adalah defenisi dakwah berdasarkan pendapat ahli:
a. Menurut Toha Yahya Omar
Dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada
jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan, untuk keselamatan
dan
kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat. 16
b. Menurut M. Arifin
Dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan
baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya
yang
dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi
orang
lain baik secara individual maupun secara kelompok agar timbul
dalam
14
Moh.Ali Aziz,Ilmu Dakwah,(Jakarta: Kencana Prenada Media
Group,2012) h 6.
15Samsul Munir,Ilmu Dakwah,(Jakarta: Amzah,2009) h 211.
16https:// www.wawasan pendidikan.com,Pengertian Dakwah Menurut
Para Ahli (
diakses pada 29/09/2018)
-
12
dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan
serta
pengamalan terhadap ajaran agama sebagai message yang
disampaikan
kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur pemaksaan. 17
c. Menurut Amrullah Ahmad
Pada hakikatnya, dakwah Islam merupakan aktualisasi imani
yang
dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman
dalam
bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk
mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap dan bertindak
manusia
pada tataran kenyataan individual dan sosio-kultural dalam
rangka
mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi
kehidupan
dengan menggunakan cara tertentu.18
d. Menurut Asmuni Syukir
Dakwah islam mendefinisikan istilah dakwah dari dua segi
yakni
pengertian dakwah yang bersifat pembinaan dan bersifat
pengembangan.
Pengertian dakwah yang bersifat adalah suatu usaha
mempertahankan
syari‟at sehinggah menjadi manusia mendapatkan kebahagiaan di
dunia
dan di akhirat, sedangkan pengertian dakwah yang bersifat
pegembangan
adalah usaha untuk mengajak manusia yang belum beriman kepada
Allah
untuk mentaati syari‟at Islam supaya (memeluk agama Islam)
supaya
hidup bahagia dan sejahtera di dunia maupun akhirat.19
17
M. Arifin, Psikolog Dakwah, (Jakarta:Hamzah,2009) h 3.
18Amrullah Ahmad, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial,
(Yogyakarta:
Primaduta, 1983) h 12.
19Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya:
Al-Ikhlash,
1983) h 20.
-
13
2. Pengertian Sosial Media
Pada tahun 2014 pengguna internet di Indonesia mencapai 15%
atau 38,2 juta dari total jumlah peduduk sekitar 251,2 juta
jiwa. Sedangkan
pengguna medsos di Indonesia juga mencapai sekitar 15% dari
total
jumlah penduduk Indonesia. Artinya, hampir seluruh pengguna
internet
memiliki akun media sosial. Para pengguna akun medsos ini
mengakses
akun medsosnya rata-rata 2 jam 54 menit dalam sehari dan
sebanyak
74% mengakses akunnya melalui smartphone .
Sosial Media adalah saluran atau sarana pergaulan sosial
secara
online di dunia maya (Internet). Para pengguna (user) sosial
media
berkomunikasi berinteraksi dengan saling kirim pesan ,saling
berbagi
(sharing)dan membangun jaringan ( networking ) .20
Pada dasarnya sosial media merupakan perkembangan mutakhir
dari teknologi-teknologi web baru berbasis internet, yang
memudhkan
semua orang untuk dapat berkomunikasi, berpartisipasi, saling
berbagi
dan membentuk sebuah jarigan secara online, sehinggah dapat
menyebarluaskan konten mereka sendiri. Post di blog, tweet atau
video di
Youtube dapat dilihat secara langsung oleh jutaan orang secara
gratis.21
Menurut Wikipedia, sosial media adalah sebuah media online,
dengan para penggunanya (Users) bisa dengan muda
berpartisipasi,
berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jaringan sosial
wiki, forum dan
20
Nasrullah, Ruli, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya
dan
Sosioteknologi. (Jakarta: Simbiosa Rekatama Media,2015) h 5.
-
14
dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk
sosial
media yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh
dunia.
Andreas kaplan Micheal Harlein mendefinisikan sosial media
sebagai
„‟sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun atas
dasar
ideologi dan teknologi web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan
dan
pertukaran user-generated content‟‟.22
Jaringan sosial merupakan situs dimana setiap orang membuat
web page pribadi kemudin terhubung dengan teman-teman untuk
berbagi
informasi dan berkomunikasi. Jaringan media sosial terbesar
antara lain
facebook, Myspace, Whatsapp, BBM, Youtube, Line, Instagram,
dan
Twitter. Sosial media mengajak berpartisipasi dengan memberi
kontribusi
dan feedback secara terbuka, memberi komentar serta membagi
informasi
dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.23
Saat teknologi dan mobilephone semakin maju maka sosial
media
pun ikut tumbuh dengan besar dengan demikian orang bisa
mengakses
media sosial dengan cepat mengakibatkan terjadinya fenomena
besar
terhadap arus informasi tidak hanya mulai tampak menggantikan
peran
media massa konfensional dalam menyebarkan berita-berita.
Karena
informasi seseorang bisa mengetahui banyak hal, menganalisis
pasar,
mempelajari kemampuan baru, meningkatkan fisik dan mental,
sampai
22
Alo Liliweri, Komunikasi Antar Personal (Jakarta:Kencana,2015),
h. 288.
23Briggs, ASA dan Peter Burke, Sejarah Sosial Media dari
Gutenburg Sampai
Internet. Penerjemah: A. Rahman zainuddin (Jakarta: Yayasan obor
Indonesia, 2006), h
390
-
15
memetik nilai-nilai kehidupan menentramkan hari. Tak heran bagi
mereka
yang ketinggalan informasi vital akan tertinggal dalam
persaingan.24
Begitu massifnya manusia dalam memanfaatkan internet dan
jejaring
sosial. Maka, tentu akan sangat efektif jika jejaring sosial
digunkan
sebagai sarana untuk menebar kebaikan (berdakwah). Tentu
segala
informasi yang telah dishare di media sosial akan secara
langsung dan
mudah diakses oleh siapa pun dan dimanapun.
a. Karakteristik media sosial
Para ahli strategi media sosial merumuskan secara akademis
karakteristik sosial, media yaitu:
1) Engaging, media sosial mempunyai karakteristik
„‟melibatkan‟‟,
karena tidak hanya berorientasi pada layanan bagi
pelangganuntuk
melayani orang lain,saling melayani diantara pelanggan.
2) Empaty, komunikasi sosial yang efektif memerlukan
kemampuan
untuk menempatkan diri dalam hati dan benak orag lain.
Seorang
komunikator yang berempati adalah seseorang yang mempunyai
kemampuan tersebut, menyediakan peluang bagi orang lain
untuk
menemukan dirinya sendiri.
3) Unique, keunikan sosial media terletak pada „‟kebersamaan „‟
antara
sumber dan peerima dalam membentuk sebuah konten
4) Analitycal, sosial media mendorong sesama pengguna untuk
bersama-sama berfikir tentang suatu ide secara analitas.25
24
Syamsual Qomar, Internet Masuk Sekolah Dasar, (Bandung: CV Cipta
Dea
Pustaka 2009) h 2.
-
16
b. Bentuk-bentuk media sosial
Dari berbagai sosial yang aktif sekarang, ada beberapa media
sosial yang mempunyai pengguna aktif cukup besar dan biasa
digunakan
untuk membagikan banyak berita. Beberapa sosial media tersebut
antara
lain:
1. Facebook
Facebook diluncurkan pertama kali pada bulan pebruari 2004
oleh
Mark Zuckerberg (20 tahun –lahir di New York ,14 Mei 1984).
Facebook
merupakan salah satu jenis media sosial yang mengutamakan
„‟pertemanan‟‟ hingga 5.000 orang. Nama Facebook diambil dari
buku
biodata mahasiswa dan staff yang diturunkan dari angkatan ke
agkatan
berikutnya.
Melalui Facebook dapat dibuat layanan fan page untuk membuat
profil organisasi, produk, atau program yag ditawarkan. Facebook
fan fage
memiliki keungguan untuk melakkan pencitraan organisasi karena
dapat
membangun komunitas sebanyak mungkin. Berbeda dengan profil
pribadi
dalam facebook yang maksimal komunitasnya hnya 5.000
pertemanan,
maka facebook fan page memiliki keunggulan, terutama dalam
membangun komunitas sebanyak mungkin.26
25
Alo Liliweri,Komunikasi Antar Personal,h 291.
26Prof. Dr. Anwar Arifni Andi Pate, Media Dan Demokrasi
Indonesia (cet pertama;
Jakarta: Pustaka indonesia, 2016) h 63.
-
17
2. Twitter
Twitter pertama kali diluncurkan pada 15 juli 2006. Twitter
merupakan jejaring sosial mikroblogging yang memungkinkan
pengguna
mengirimkan pesan singkat hingga 140 karakter. Mikrobloging
merupakan
jenis media sosial yang memudahkan peserta
komunikasi(pengguna)
dalam menyampaikan gagasan secara tertulis dan menyebarkan
aktivitasnya. Peserta komunikasi dalam twitter bisa menjalin
relasi,
bertukar informasi, berbagi pendapat dan membahas isu sosial,
politik,
ekonomi, dan budaya mutakhir.
Gagasan membuat twitter pertama kalinya berasal dari Jack
Dorsey
dari perusahaan Odeo dan mengajak Evan William dan Biz Stone
memulai proyek itu pada bulan maret 2006. Setahun kemudian
(April
2007) tamil sebagai perusahaan tersendiri untuk melayani
para
penggemarnya di seluruh dunia. Twitter termasuk salah satu situs
yang
cepat meraih popularitas di dunia. Hingga awal januari 2013
telah lebih
5000 juta pengguna terdaftar di twitter, dan 200 juta
diantaranya
pengguna yang aktif .
3. Youtube
Youtube yaitu situs yang dapat menyajikan pesan yang
bersifat
audio-visual yang dapat diunduh oleh orang banyak. Sifatnya yang
audio-
visual membuat youtube memiliki keunggulan dalam mempromosikan
diri,
perusahaan dan juga produknya. Demikian juga humas,
pemerintah,
partai politik, perguruan tinggi, dan lembaga lainnya yang
dapat
-
18
mempromosikan organisasi dan programmnya yang dapat menarik
perhatian masyarakat. Youtube sebagai situs web berbagi video
itu,
memungkinkan pengguna(peserta komunikasi) mengunggah,
menonton
dan berbagi video.
4. Blog (jurnal daring)
Blog yaitu situs yang memungkinkan peserta
komunikasi(pengguna) saling berbagi informasi, saling
mengomentari, dan
mengunggah aktvitas keseharian. Media sosial yang berasal dari
kata
„’weblog’‟ itu memiliki fungsi yang sangat beragam, seperti
jurnal harian,
media informasi program organisasi, perusahaan dan kampanye
politik.
Blog pertama kali diperkenalkan oleh Jom Barger tahun 1997 dan
di
populerkan oleh Blogger.com yang kemudian oleh pyra labs
sebelum
akhirnya pyra labs diakuisisi oleh Google.com pada akhir tahun
2002.27
5. Instagram
Instagram merupakan media sosial tempat berbagi foto atau
video
yang paling populer saat ini. Pada awalnya Instagram hanya
tersedia di
aplikasi IOS (iphone/ipad), tapi saat ini sudah tersedia untuk
berbagai OS
yang lain seperti android, symbian, windows phone dan
lain-lain.
Kelebihan dari instagram adalah bisa mengedit foto agar terlihat
lebih
bagus dan profesional. Fitur yang tersedia di media sosial ini
hampir sama
27
Prof.Dr. Anwar Arifni Andi Pate, Media Dan Demokrasi Indonesia,
hal 64-65.
-
19
dengan media sosial yang lain yaitu ada hahstag, comment,
mention, like,
dan follow serta masih banyak lagi yang lainnya.28
6. WhatsApp
Penggunaan nama WhatsApp berasal dari frasa „What’s Up’
sebagai bahasa sapaan dalam menanyakan kabar. WhatsApp
didirikan
didirikan oleh Jan Koum dan Brian Action. Pada tahun 2014
WhatsApp
bergabung dengan Facebook, namun beroperasi secara terpisah
sebagai
aplikasi yang fokus untuk melayani pertukaran pesan yang cepat
dan
mudah. WhatsApp dirancang untuk memudahkan penggunanya untuk
tetap terhubung dan berkomunikasi kapan saja, dan dimana
saja.
WhatsApp memberikan berbagai macam fitur bagi penggunanya
dengan
mengratiskan pengiriman pesan dan melakukan panggilan secara
sederhana, aman, dan cepat ke berbagai jenis telepon di seluruh
penjuru
dunia 29
3. Pengertian Remaja
Kata „‟remaja‟‟ berasal dari bahasa latin yaitu adolescene
yang
berarti to grow atau trow maturryang artinya tumbuh untuk
mencapai
kematangan. Istilah ini mengalami perkembangan arti yang lebih
luas,
mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik.30
28
https://sarung preneur.com,Inilah Macam-Macam Sosial Media Yang
Populer di
Dunia( di akses pada 18/09/2018)
29https://www.whatsapp.com/features (di akses pada
18/09/2018)
30Muhammad Ali dan Muhammad Asrori, Psikologi Perkembangan
Peserta Didik
(cet. I: Jakarta: Bumi Aksara, 2004) hal 9.
https://www.whatsapp.com/features
-
20
Masa remaja disebut juga dengan masa pubertas. A.W. Road
mengemukakan seperti yang dikutip oleh Elizabeth. B. Herylock,
bahwa
masa pubertas adalah suatu tahap didalam perkembangan dimana
terjadi
kematangan alat-alat seksual dan tercapai reproduksinya. Tahap
ini
disertai dalam perubahan-perubahan psikologi.31
Masa remaja menunjukkan masa transisi dari masa kanak-kanak
ke masa dewasa.Ketika pertumbuhan jasmani hampir selesai dalam
masa
ini, remaja berkembangan ke arah kematangan seksual,
memanfaatkan
identitas sebagai individu yang terpisah dari keluarga, dan
menghadapi
tugas menentukan cara mencari mata pencaharian. Suatu tahap
transisi
menuju ke status orang dewasa mempunyai beberapa keuntungan.
Tahap
transisi memberi remaja itu suatu masa yang lebih panjang
untuk
mengembangkan berbagai keterampilan serta untuk
mempersiapkan
masa depan, tetapi masa cenderung menimbulkan masa
pertengahan(
konflik) kebimbangan antara ketergantungan dan kemandirian32
Pada tahun 1974, WHO memberikan definisi tentang remaja yang
lebih bersifat konseptual. Dalam definisi tersebut dikemukakan
tiga
kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi,
sehinggah secara
lengkap definisi tersebut diantaranya:
31
Elizabeth. B. Herylock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Penting
Kehidupan, (cet IV: Jakarta: Erlangga,1991), hal 184.
32 Rita L. Atkinson, Pengantar psikologi (cet VIII: Jakarta:
Erlangga), h 136.
-
21
1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan
tanda-
tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan
seksual.
2. Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola
identifikasi
dari kanak-kanak menjadi dewasa.
3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang
pernah
kepada relatif yang lebih mandiri.33
33
Sartilo W. Sarwono, Psikologi Remaja, (cet XIII: Jakarta: PT.
Raja Grafindo
Persada, 2006)h 1.
-
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif
yang
berusaha mengambarkan suatu gejala sosial, menghasilkan data
deskriptif, gambaran yang sistematik, dan faktual. Penelitian
kualitatif
merupakan suatu metode yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi
objekyang alamiah. Metode deskripif merupakan suatu pencarian
fakta
menggunakan interprestasi yang tepat. Dalam penelitian ini
mempelajari
tentang masalah-masalah yang ada didalam masyarakat dan juga
tata
cara yang digunakan dalam masyarakat serta dalam
situasi-situasi
tertentu.34
Penelitian deskriptif merupakan jenis metode yang
menggambarkan suatu objek dan subjek yang sedang yang sedang
diteliti tanpa adanya rekayasa. Termasuk mengenai hubungan
tentang
kegiatan, pandangan, sikap dan proses-proses yang berpengaruh
dalam
suatu fenomena yang terjadi. Metodologi kualitatif sebagai
suatu
pendekatan atau penelusuran untuk mengeksporasi dan memahami
suatu
gejala sentral tersebut peneliti mewawancarai peserta penelitian
atau
partisipan dengan mengajukan pertanyaan yang umum dan agak
luas.
Informasi yang tersebut biasanya berupa kata atau teks. Data
yang
34
https://www.linguistikid.com,
Pengertian-Penelitian-Deskriptif-kualitatif, (di akses
pada 29/09/2018)
https://www.linguistikid.com/
-
23
berupa kata-kata atau teks tersebut dianalisis. Hasil analisis
itu dapat
berupa penggambaran atau deskripsi atau dapat pula dalam bentuk
tema-
tema. Dari data-data itu peneliti membuat interpretasi untuk
menangkap
arti yang terdalam.35
Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu
latar
ilmiah, dengan menggunakan metode alamiah dan dilakukan oleh
orang
atau peneliti yang tertarik secara alamiah. Penelitian
kualitatif juga
digunakan sebagai penelitian yang bermaksud memahami
fenomena
tentang apa yang di alami oleh subjek penelitian yang
menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku
yang diamati.36
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa metode penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang sistemasis yang
digunakan untuk
mengkaji atau meneliti suatu objek pada latar alamiah tanpa
ada
manipulasi di dalamnya dan berada pengujian hipotesis, dengan
metode-
metode yang alamiah hasil penelitian yang diharapkan
bukanlah
generalisasi berdasarkan ukuran-ukuran kualitas, namun makna(
segi
kualitas) dari fenomena yang diamati 37
35
Dr.J.R.Raco,ME.,M.Sc, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis,
Karakteristik, dan
Keunggulannya.(Jakarta: PT Gramedia widia sarana Indonesia,
2010) h 7.
36Lexy.J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif.(Bandung: PT
Remaja
Rosdakarya, 2000) h 3.
37Andi Prawosto, Metode Penelitian Kualitatif(Dalam Persfektif
Rancangan
Penelitian) (Cet.III; Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016) h
22-23.
-
24
B. Lokasi dan Objek Penelitian
1. Lokasi
Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian akan
dilakukan
dan penelitian ini akan dilaksanakan di desa Ponre Waru, Kec.
Wolo,Kab.
Kolaka, Prov.Sulawesi Tenggara.
2. Waktu
Waktu penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 3 bulan,
mulai
bulan Januari sampai dengan Maret 2019
3. Objek
Objek penelitian adalah apa yang akan diteliti dalam
kegiatan
penelitian. Objek penelitian adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.38
C. Fokus dan Deskripsi Fokus Penelitian
Fokus penelitian merupakan pemusatan konsentrasi terhadap
tujuan penelitian yang sedang dilakukan. Dalam penelitian
kualitatif,gejala
bersifat holistik atau menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan.
Dengan
demikian, penelitian tidak akan ditetapkan berdasarkan variabel
penelitian,
tetapi keseluruhan situasi sosial yang meliputi aspek tempat,
pelaku, dan
aktivitas yang berinteraksi secara sinergi. Namun karena terlalu
luasnya
38
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan
R dan D (Bandung: ALFABETA, 2012) h 13.
-
25
masalah maka penelitian akan dibatasi. Pembatasan inilah
yang
kemudian dalam penelitian kualitatif disebut foks
penelitian.39
1. Fokus Penelitian
Penelitian ini berjudul „‟dakwah media sosial bagi remaja di
desa
Ponre Waru‟‟, penelitian ini memfokuskan penelitian ini
memfokuskan
pada aktivitas dakwah yang dilakukan remaja melalui media
sosial.
2. Deskripsi Fokus
Pada penelitian ini peneliti akan memfokuskan pada dakwah
remaja di media sosial sehingga dapat diketahui, dijelaskan, dan
dapat
diketahui bentuknya.
D. Sumber Data
Sumber data dalam suatu penelitian adalah subjek darimana
data
dapat diperoleh. Sugiono menjelaskan bahwa dalam penelitian
kualitatif,
kita tidak menggunakan populasi karena penelitian kualitatif
berangkat
dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial pada kasus yang
diteliti.
Berdasarkan jenis data yang diperlukan, maka penelitian ini,
yang
dijadikan data dalam penelitian yang bentuknya dapat berupa
manusia,
benda-benda, dokumen-dokumen dan sebagainya. Dengan demikian
berdasarkan tujuan serta permasalahan yang ada dalam penelitian
ini,
maka yang menjadi populasi yang akan dipilih adalah orang
tua,
guru/pendidik dan beberapa remaja yang ada di desa Ponre
Waru.
39
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif(Dalam Persfektif
Rancangan) h
133.
-
26
Pada penelitian kualitatif, sumber datanya ialah data primer
dan
data sekunder dan yang dijadikan data adalah seluruh informasi
yang
diperoleh, baik dari hasil observasi yang dilakukan oleh
peneliti secara
langsung di lapangan serta dari wawancara peneliti dengan
beberapa
narasumber yang dipilih di desa Ponre Waru.
Adapun sumber data dalam penelitian ini dapat di
klasifikasikan
sebagai berikut:
1. Sumber data primer
Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh secara
langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara dari
beberapa
remaja di desa Ponre Waru yang dijadikan sebagai informan.
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data penelitian yang
diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung
yang
berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik
yang
dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum yang
ada
hubungannya dengan penelitian ini serta data-data yang di ambil
dari
orang tua, remaja maupun tenaga atau pendidik di desa Ponre
Waru.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian kualitatif adalah manusia atau peneliti
artinya,
oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga
harus‟‟disabilitas‟‟seberapa
jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang
selanjutnya terjun ke
lapangan. Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan
dicari dari
-
27
objek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber
datanya hasil
yang diharapkan semuanya belum jelas .
Nasution mengatakan bahwa :
‟‟dalam penelitian kualitatif,tidak ada pilihan lain daripada
menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya
ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti.
Masalah fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang
digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat
ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih
perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu terus dalam keadaan
yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain
dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat
mencapainya‟‟.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat di pahami bahwa, dalam
penelitian kualitatif pada awalnya dimana permasalahan belum
jelas dan
pasti, maka yang menjadi instrumen adalah peneliti itu
sendiri40
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian,karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan
data. Validitas dan reliabitas data kualitatif banyak bergantung
pada
keterampilan metodologis, kepekaan, dan integritas
peneliti.41
Sehubungan dengan penelitian ini maka untuk memperoleh data
,penulis menggunakan teknik pengumpulan data, diantaranya:
1. Observasi
Observasi adalah bagian dalam pengumpulan data. Observasi
berarti mengumpulkan data langsung dari lapangan. Tujuan dari
observasi
40
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, hal 306
41Bagong Suyanto, Sutinah. Metode Penelitian Sosial; Berbagai
Alternatif
Pendekatan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group 2011)h 186.
-
28
adalah peneliti dapat mengerti suatu gejala, peristiwa, fakta,
masalah atau
realita bila berada langsung dan mengalami langsung ditempat
aslinya.42
Adapun bentuk-bentuk observasi antara lain sebagai berikut:
a. Observasi Partisipasi(Participant Observation) adalah
metode
pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data
penelitian
melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau
peneliti
benar-benar terlibat dalam keseharian responden.
b. Observasi tidak berstruktur adalah observasi adalah observasi
yang
dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Pada observasi
ini
peneliti atau pengamat harus mampu mengembangkan daya
pengamatannya dalam mengamati suatu objek .
c. Observasi kelompok adalah observasi yang dilakukan secara
berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.
Oleh karena itu, melalui teknik obsevasi ini peneliti
berpartisipasi
lansung ke lapangan dalam rangka melakukan penelitian
mengenai
dakwah media sosial bagi remaja di desa Ponre Waru.
2. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk saling bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab sehinggah dapat
dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu. Atau dengan kata lain,
pengertian
wawancara adalah suatu metode yang berupa atau lebih secara
langsung
42
Conny R. Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif; Jenis,
Karakteristik, Dan
Keunggulannya (Jakarta: PT Gramedia Indonesia, 2010) h
113-114.
-
29
untuk bertukar informasi dan ide dengan tanya jawab secara
lisan
sehingga dapat di bangun makna dalam suatu topik tertentu.43
Wawancara(interview) dilakukan untuk mendapatkan informasi,
oleh karena itu peneliti harus mengajukan pertanyaan kepada
partisipan.
Pertanyaan sangat penting untuk menangkap persepsi, pikiran,
pendapat,
perasaan orang tentang suatu gejala, peristiwa, fakta dan
realita.44
Adapun bentuk wawancara dalam penelitian kualitatif yaitu:
a. Wawancara terstruktur
Pada wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan
data,bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui pasti
tentang
informasi yang akan diperoleh.
b. Wawancara tidak terstruktur
Pada wawancara ini wawancara bebas dimana peneliti tidak
menggunankan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengmpulan datanya.
Melalui teknik wawancara ini, peneliti melakukan dialog
secara
mendalam yaitu dengan mengungkapkan beberapa pertanyaan
kepada
responden, untuk mendapatkan informasi secara langsung yang
berkaitan
dengan :
a. Peranan media sosial dalam aktivitas dakwah remaja
b. Mengetahui bentuk media yang efektif digunakan dalam
berdakwah
43
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif (Dalam Persfektif
Rancangan
Penelitian) h 270.
44Conny R. Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif; Jenis,
Karakteristik, Dan
Keunggulannya, h 116.
-
30
c. Memanfaatkan media sosial sebagai media dakwah
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengambilan data yang diperoleh
melalui dokumen-dokumen. Dokumen merupakan catatan peristiwa
yang
sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau
karya-karya
monumental dari seseorang.45
G. Analisis Data
Metode kualitatif merubah data menjadi temuan (findings).
Analisis
data berarti mengolah data, mengorganisir data, memecahkannya
dalam
unit-unit yang lebih kecil, mencari pola-pola dan tema-tema yang
sama.46
Agar data yang di peroleh penelitian ini lebih terarah, maka
digunakan teknik analisis data. Dalam menganalisis data
terdapat
beberapa tahapan:
1. Reduksi data
Data yang di peroleh dari lapangan cukup banyak, untuk itu
maka
perlu di catat secara teliti dan rinci. Untuk itu perlu segera
di lakukan
analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti
merangkum,
memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, di cari
tema
dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
45
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,h 319.
46Conny R. Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif; Jenis,
Karakteristik, Dan
Keunggulannya, h 120-122.
-
31
2. Penyajian Data
Penyajian data dalam laporan di susun secara sistematik
kemudian
di paparkan secara ilmiah. Dengan mendisplaykan data, maka
akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan
kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
3. Menarik Kesimpulan
Pada langkah ini peneliti menarik kesimpulan dari data yang
di
peroleh agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian itu
sendiri. Langkah
ini di lakukan untk memberikan titik tekan yang bermakna data
yang telah
di gambarkan. Dalam langkah ini sangat di perlukan tujuan yang
ingin di
capai dari hasil penelitian tersebut.47
47
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,h 338-345.
-
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Desa Tolowe Ponre Waru adalah sebuah desa yang terletak di
Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka. Desa Tolowe Ponre Waru
sebenarnya masuk dalam wilayah kolaka dan termasuk dalam
wilayah
Kabupaten Kolaka. Sebagian besar masyarrakat di Desa Tolowe
Ponre
Waru adalah warga Muhammadiyah yang awalnya berasal dari
Sulawesi
Selatan di bawa oleh sosok seorang Pahruddin Paseng atau lebih
di kenal
dengan P. Paseng.
Tokoh ini memiliki nama asli Tamiring Daeng Mappaseng,
kemudian berganti sebagai Pahruddin pada saat masuk sekolah
kepolisian P. Paseng adalah seorang putra kepala kampung
(setingkat
desa dalam kerajaan Bone waktu itu) bernama Daeng Mangatta atau
lebih
di kenal dengan Kepala Tanete yang lahir pada tahun 1919. Suatu
hari
ketika masih aktif sebagai polisi, tiba-tiba P. Paseng
melepaskan diri dari
kesatuannya dan kembali ke Ponre Bone. Di ponre ia kemudian
menikah
dengan Mainnong (Istri Pertama) dan Bungawali (Istri Kedua),
lalu aktif
melakukan pembaharuan dibidang akidah masyarakat yang waktu
itu
condong banyak melakukan praktek-praktek kemusyrikan. 48
Dengan aktifitas seperti itu berkonfrotasi dengan
tokoh-tokoh
agama maupun tokoh-tokoh adat setempat. Disini semakin
nampak
48
Natsir Tp (70 tahun), pimpinan pondok Darul Arqam sekaligus
Kepala adab desa Ponre Waru, wawancara pada tanggal 19 Februari
2019
-
33
bahwa gerakan pembaharuan Islam yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan
di
tanah Jawa, telah banyak menginspirasi pemikiran P. Paseng
muda.
Kelak, ia kemudian menjadi salah satu tokoh Muhammadiyah di
Kabupaten Bone. Sementara itu, gerakan perlawanan terhadap
belanda
juga semakin gencar dilakukan oleh rakyat Sulawesi Selatan.
Perlawanan itu dimotori oleh para rajaraja bugis diantaranya
seperti Andi Jemma di Luwu dan Andi Mappanyukki di Bone. P.
Paseng
sendiri sebagai mantan perwira polisi tentu tidak tinggal diam
dengan
situasi demikian. Ia kemudian Bersama rakyat Bone dibawah
kepemimpinan Andi Mappanyukki, turut ambil bagian
mengagngkat
senjata melakukan perlawanan terhadap belanda. Situsi ini
pulalah yang
kemudian mengantarnya memperoleh kepercayaan dari Raja Bone
menjadi Suliwatang (Camat) di Ponre.
P. Paseng meninggalkan hutan dan memasuki kota Bone pada
tahun 1959. Namun demikian, kembalinya P. Paseng ke dalam
Negara
Kesatuan Indonesia, tidak berarti gerakan gerilya orang Ponre
berakhir.
Bahkan beberapa keluarga dekat P. Paseng masih aktif dalam
Kesatuan. Momok (Pasukan kebanggaan Abdul Qahhar Muzakkar)
seperti
Amrullah Tareng dan M. Dasir. 49
Belakangan, Komandan KDT (Posisi yang pernah dijabat oleh P.
Paseng) bernama Abd. Kadir justru menikahi ST. Aminah yang
masih
merupakan sepupu dari P. Paseng sendiri. Setelah melalui
diskusi
49
Natsir Tp (70 tahun) pimpinan pondok Darul Arqam sekaligus
Kepala adab
desa Ponre Waru, wawancara pada tanggal 19 Februari 2019
-
34
Panjang dengan tokoh-tokoh Ponre yang lain, melalui
sekretarisnya
mengajukan surat permohonan dengan nomor 10/SKR/MRLV/IX/197
tertanggal 10 Agustus, kepala pimpinan cabang LVRI Kab Bone yang
tak
lain adalah Bupati Bone sendiri, agar di berikan rekomendasi
mencari
daerah baru yang lebih kondusif dan bisa diandalkan sebagai
lahan
pertanian sekaligus sebagai kampung pemukiman baru bagi
masyarakat
Ponre.
Surat permohonan Ketua LVRI Ranting Ponre itu kemudian
mendapat
respon positif dari Ketua Markas Cabang LVRI Kabupaten Bone
yang
dijabat sendiri oleh Muh. Syuaib, Bupati Bone saat itu.
Selanjutnya, Bupati
Bone mengundang P. Paseng untuk membicarakan lebih lanjut.
Sekembalinya melakukan pertemuan dengan Bupati Kolaka, Ketua
LVRI Ranting Ponre P. Paseng langsung melaporkan hasil
pertemuannya
sekaligus rencana keberangkatan kepada Ketua Macab LVRI
Kabupaten
Bone seterusnya konsolidasi dengan para anggota dilakukan di
Markas
Ranting yang berada di Bolli, dalam rangka mempersiapkan
segala
sesuatunya menuju daerah impian Baru, Kolaka. 50
Akhirnya dalam pertemuan di markas LVRI Bolli itu, di
putuskanlah
bahwa keberangkatan ke Kolaka Sulawesi Tenggara, harus
benar-benar
berdasar kemauan sendiri tanpa ada paksaan masing-masing
menanggung biaya sendiri-sendiri dan pemberangkatan dilakukan
secara
bertahap.
50
Natsir Tp (70 tahun), pimpinan pondok Darul Arqam sekaligus
Kepala adab
desa Ponre Waru, wawancara pada tanggal 19 Februari 2019
-
35
Setelah persiapan-persiapan dianggap sudah matang, seiring
dengan rekomendasi pemerintah Bone surat perintah jalan I
Nomor
88/SKR/MTLV/IX/1971 14 September 1971, berangkatlah
rombongan
pertama sebanyak 110 orang yang di bagi dalam 2 kloter
pemberangkatan. Kloter I yang terdiri dari 40 orang
berangkat
mengendarai kapal laut (Palopo I) pada tanggal 20 September 1971
dan
tiba di Wolo pada tanggal 21 September 1971. Tiga hari
kemudian
tepatnya tanggal 23 September 1971, berangkat pula kloter ke 2
dengan
mengendarai kapal Landing, tiba di Wolo pada tanggal 24
September
1971.
Rombongan pertama sebanyak 110 orang masing-masing hanya
membawa perbekalan secukupnya berupa alat pertanian, gergaji
pembelah kayu serta makanan seadanya. Dalam pemberangkatan
pertama ini, belum dibenarkan untuk membawa serta keluarga.
Setibanya
di Desa Wolo di sambut baik oleh kepala Desa Wolo Bapak
Najmuddin
dan masyarakat desa Wolo, setelah istirahat di Wolo sambal
menunggu
pengarahan selanjutnya dari Camat Kolaka.51
Maka pada tanggal 27 September 1971 barulah kepala Desa Wolo
mendapat perintah dari camat Kolaka untuk mengantar ke lokasi
tersebut,
tanpa di survey terlebih dahulu dan pada hari itu juga di mulai
kegiatan
tepatnya pada tanggal 27 September 1971. Dengan penebangan
kayu
pertama oleh P. Paseng sendiri yang kemudian di tempati
membangun
51
Natsir Tp (70 tahun), pimpinan pondok Darul Arqam sekaligus
Kepala adab
desa Ponre Waru, wawancara pada tanggal 19 Februari 2019
-
36
rumah kediamannya dan dijadikan sebagai ketentuan tanggal
HUT
Pemukiman. Setelah pemberangkatan pertama ini berada di lokasi
maka
anggota di bagi kelompok kerja untuk lebih memudahkan
kelancaran
kerja:
a) Kelompok A dipimpin oleh Bapak T. Hajar
b) Kelompok B dipimpin oleh Bapak Palecceng
c) Kelompok C dipimpin oleh Bapak Haming Nabba
Setelah pelaksanaan keempat surat perintah jalan usai maka
berkumpullah di tempat tersebut anggota Veteran Bersama
keluarga-
keluarganya. Sekitar 700 jiwa, maka mulailah membangun rumah,
sarana
peribadaan, pendidikan dan Kepala Desa memberikan RK yaitu RK
VI, VII
dan VIII. Setelah tiga tahun membangun dengan status RK tepatnya
tahun
1975 pemerintah Kecamatan Kolaka mengusulkan menjadi Desa
Definitif
dan pada saat itu juga Bapak P. Paseng di angkat menjadi Kepala
Desa,
dan pada waktu itu juga desa Ponre di tunjuk mengikuti lomba
desa
mewakili Kecamatan Kolaka dan berhasil juara III tingkat
Kabupaten.
Selama hidupnya Bapak P. Paseng di Desa ini tiga kali
pemerintah
mengikutkan lomba Desa, 2 kali juara 3 dan 1 kali juara I
tingkat
Kabupaten dan langsung mewakili ketingkat Provinsi, namun pada
saat itu
Ponre tidak berhasil mendapat juara.
Tahun 1984 mendapat kepercayaan dari ABRI untuk mewakili
KODAM IV WIRABUANA mengikuti lomba bakti ABRI tingkat
Nasional
dan berhasil merebut juara IX Tahun 1987 pengembangan ranting
Ponre
-
37
LVRI ke Cabang LVRI Kabupaten Kolaka dengan dengan Nomor
permohonan 01/MRL/VI/1987 Tanggal 25 juni 1987. Pembentukan
ranting
LVRI oleh ketua LVRI Kabupaten Kolaka Nomor,
022/MCLV/KLK.1989
ranting Ponre LVRI menjadi ranting LVRI Kecamatan Wolo diketahui
oleh
Bapak P. Paseng.
Pada Tahun 1989 Bapak Kepala Desa Ponre Bapak P. Paseng
meninngal dunia, dan setelah bapak P. Paseng meninggal dunia,
maka
diadakanlah pemilihan Kepala Desa yang pada saat itu yang
menjadi
calon adalah Bapak Arifin sale, setelah pemilihan maka
terpilihlah Bapak
Arifin menjadi kepala desa. B. Keadaan Geografis Berdasarkan
hasil
penelitian dan data yang penulis dapatkan di lokasi penelitian
bahwa Desa
Tolowe Ponre Waru adalah daerah pegunungan sehingga banyak
terdapat perkebunan.
Lahan yang ada di Desa Tolowe Ponre Waru dapat dijadikan
sebagai lokasi perkebunan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat
setempat seperti, perkebunan rambutan, durian dan kelapa dan
persawahan.
Desa Tolowe Ponre Waru adalah desa yang terletak di
kecamatan
Wolo kabupaten Kolaka Sulawesi tenggara. Bila dilihat dari
letak
geografisnya Desa Tolowe Ponre Waru terletak di sebelah
barat
Kecamatan Wolo dengan batas-batas sebagai berikut.
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Langgomali
b) Selatan berbatasan dengan Desa Lapao-pao
-
38
c) Barat berbatasan dengan Desa Ulu Wolo
d) Timur berbatasan dengan Desa Samaenre
Jarak Desa Tolowe Ponre Waru dengan pusat pemerintahan
Kecamatan Wolo sejauh 7 km. Dari ibu kota Kabupaten Kolaka
sejauh 52
km. Jarak tempuh dari ibu kota Kabupatennke Desa Tolowe Ponre
Waru
memerlukan waktu selama 90 menit baik menggunakan kendaraan
roda
dua maupun roda empat.52
Adapun luas wilayah Desa Tolowe Ponre Waru berdasarkan data
yang tercatat di kantor Desa secara keseluruahan adalah seluas
39.84
Km yang terbagi dalam lima Dusun yaitu Dusun I, Dusun II, Dusun
III,
Dusun IV, dan Dusun V. Untuk lebih jelasnya mengenai luas
wilayah Desa
Tolowe Ponre Waru berdasarkan dusun dapat di lihat pada table di
bawah
ini :
Tabel 1.1 Luas Wilayah Desa Tolowe Ponre Waru
No Dusun Luas (Ha)
1 Dusun Al-Muhajirin 414
2 Dusun Mattiro Walie 428
3 Dusun Mangenre 410
4 Dusun Massenreng Pulu 317
52
Abdan syakiran (34 tahun), sekretaris desa Ponre waru, wawancara
pada
tanggal 20 Februari 2019
-
39
5 Dusun Mattungengkeng 385
Jumlah 1954 Ha
Sumber Data: Kantor Desa Tolowe Ponre Waru Tahun 2019
Mengenai keadaan penduduknya, sesuai data periode tahun
2017/2018 menenjukkan bahwa jumlah penduduk Desa Tolowe
Ponre
Waru sebanyak 2.644 jiwa. Dari keseluruhan jumlah penduduk
desa
tolowe ponre waru pada umumnya adalah suku bugis yang
merupakan
transmigrasi dari daerah Sulawesi selatan. 53
Tabel 1.2 Luas Wilayah Berdasarkan Kegunaannya
No Lahan-lahan Luas(Ha)
1 Pemukiman:
a. Pemukiman Umum
2 Untuk Bangunan:
a. Perkantoran
b. Sekolah
c. Tempat Peribadatan
d. Lapangan Olahraga
e. Tempat Pemakaman
f. Fasilitas Pasar
0.50 Ha
1 Ha
0,60 Ha
1 Ha
1 Ha
0,50 Ha
3 Pertanian:
a. Sawah Pengairan Non
43 Ha
53
Edy Sul Dasir (45 tahun), kepala Desa Ponre Waru, wawancara pada
tanggal 7
maret 2019
-
40
Tekhnis
b. Sawah Tada Hujan
1 Ha
4 Ladang Tegalan:
a. Kebun Rakyat
1.500 Ha
5 Kehutanan:
a. Hutan Milik Masyarakat
b. Hutan Asli
c. Hutan Lindung
1.500 Ha
5 Ha
20 Ha
6
Perikanan Darat/Air tawar
a. Kolam
1 Ha
Sumber data: Kantor desa Ponre waru 2019
Tabel 1.3 jumlah penduduk desa Tolowe Ponre Waru menurut
agama
No Agama Jumlah
1 Islam 1882 Orang
2 Kristen -
Total 1882 Orang
Sumber data: Kantor desa Ponre waru 2019
Dari tabel tersebut dapat kita ketahui bahwa seluruh
masyarakat
Desa Tolowe Ponre Waru dari kelima dusun yang ada. Adapun
fasilitas
tempat ibadah yang dibangun di Desa Tolowe Ponre Waru yaitu 2
masjid
-
41
yang pertama masjid raya Ponre Waru dan yang kedua terdapat di
dalam
kompleks pesantren Darul Arqam Ponre Waru. Dari keseluruhan
jumlah
penduduk semuanya beragama Islam sehingga tidak terdapat gereja
di
desa ini.
Keberadaan tempat ibadah dengan jumlah yang ada diharapkan
dapat
mendukung masyarakat dalam melakukan aktifitas ibadah dan
diharaphan
dapat memenuhi kebuthan rohani masyrakat setempat.54
Jumlah penduduk desa Tolowe Ponre Waru adalah sebagai
berikut:
a. Total jumlah penduduk : 1882 orang
b. Jumlah laki-laki : 900 orang
c. Jumlah perempuan : 982 orang
d. Jumlah kepala keluarga : 445 kepala keluarga
Tabel 1.4 jumlah mutasi penduduk berdasarkan jenis kelamin
setiap
dusun
No Nama Dusun Laki-laki Perempuan Jumlah KK
1 Dusun
Almuhajirin
196 204
400 86
54
Edy Sul Dasir (45 tahun), kepala Desa Ponre waru, wawancara pada
tanggal
7 maret 2019
-
42
2 Dusun Mattirowale 166 199 365 97
3 Dusun
Ellungmangendre
159 168 372 69
4 Dusun
Masenreng Pulu
224 196 420 109
5 Dusun
Mattugengkeng
155 215 370 81
Sumber data: Kantor desa Ponre waru 2019
Tabel 1.5 Jumlah penduduk perdasarkan jenis kelamin setiap
dusun
No Golongan Umur Menurut jenis kelamin Jumlah
Laki-laki
Perempuan
1 0-12 bulan
2
2 1-3 tahun 20 35 55
3 4-8 tahun 68 48 116
4 9-13 tahun 80 73 153
5 14-28 tahun 107 107 214
6 29-33 tahun 61 70 61
-
43
7 34-38 tahun 75 72 147
8 39-43 tahun 74 81 155
9 44-48 tahun 66 66 132
11 49-53 tahun 75 53 128
11 54-58 tahun 53 44 97
12 59-64 tahun 42 42
13 65-69 tahun 35 41 76
14 70-75 tahun 33 49 82
15 75 keatas 37 48 85
Sumber data: Kantor desa Ponre waru 2019
Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat jumlah penduduk
yang
tergolong dalam kategori remaja adalah berjumlah 239
orang.Yang
tergolong kategori remaja adalah yang berumur kisaran 13- 25
tahun.
Masyarakat Desa Tolowe Ponre Warurata-rata masyarakatnya
ekonominya mapan dan sederhana.Mengenai sosial ekonomi
masyarakat
Desa Tolowe Ponre adalah bermacam-macam dan bervariasi.55
Adapun
jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian sebagai berikut:
Tabel 1.6 sektor pertanian dan perkebunan
55
Edy Sul Dasir (45 tahun), kepala Desa Ponre Waru, wawancara pada
tanggal 7
maret 2019
-
44
No Status pemilik tanah Jumlah (orang)
1 Pemilik sawah dan kebun 1220 orang
2 Pemilik sawah dan tegalan 10 orang
3 Penyewa/Penggarap 264 orang
4 Penyakap 7 orang
Sumber data: Kantor desa Ponre waru 2019
Tabel 1.7 Sektor dan perdagangan
No Jenis Jasa Perdagangan Jumlah
1 Jasa pemerintahan/ non pemerintahan
a. Pegawai Negeri Sipil
1. Guru Sekolah
2. Pegawai lainnya
3. Pensiunan
a. Pensiunan LVRI
34 orang
38 orang
30 orang
20 orang
2 Jasa Perdagangan:
1. Warung
2. Pedagang hasil bumi
2 orang
6 orang
3 Jasa keterampilan:
1. Tukang kayu
2. Tukang batu
3. Tukang jahit
4. Tukang listrik
20 orang
20 orang
1 orang
1 orang
-
45
5. Tukang rias
6. Tukang las
1 orang
1 orang
Sumber data: Kantor desa Ponre waru 2019
Adapun sosial pendidikan desa Tolowe Ponre Waru adalah
heterogen, ada
yang perguruan tinggi, tamatan SMA/MA ,tamatan SMP/MTs, Lulusan
SD/MI.
Tabel 1.8 Perkembangan penduduk desa Tolowe Ponre Waru
menurut
Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah Orang
1 Buta Aksara -
2 Tidak tamata SD 403 orang
3 Tamat SD 524 orang
4 Tamat SLTP 420 orang
5 Tamat SLTA 380 orang
6 Diploma dan Akademi 20 orang
7 Sarjana S.1 225 orang
Sumber data: Kantor desa Ponre waru 2019
Tabel 1.9 sarana Pendidikan yang ada di Desa Tolowe Ponre
Waru
No Jenis Sarana Pendidikan Jumlah Tenaga
1 RA 1 Buah 5 orang
2 MIS 2 Buah 16 orang
3 MTs 1 Buah 16 orang
4 MA 1 Buah 10 orang
-
46
5 Taman Pendidikan Qur‟an 6 Buah 9 orang
Sumber data: Kantor desa Ponre waru 2019
B. Keadaan Sosial Budaya
Berbicara tentang sosial budaya dalam suat daerah maka tidak
dapat dipisahkan antara hubugan manusia dengan sesamanya
sebagai
masyarakat, baik hubungan kekeluargaan, hubungan
kekerabatan,
hubungan tetangga dan lainnya. Oleh karena itu, tanpa hubungan
nilai
sosial budaya dalam suatau masyarakat sukar untuk ditentukan
baik
buruknya. Dalam hal ini peneliti akan mengemukakan keadaan
sosial
budaya terutama di Desa Tolowe Ponre Waru. 56
Masyarakat DesaTolowe Ponre Waru masih mempunyai hubungan
erat diantara mereka yang diwarnai dengan sifat kekeluargaan dan
gotong
royong dalam segala hal karena di pengaruhi oleh rasa
persaudaraan
yang kuat dan solidaritas tinggi. Dari uraian diatas dapat
dilihat sifat
gotong royongnya dalam hal mendirikan rumah, memperbaiki
jalan,
demikian juga membangun tempat-tempat umum terutama dalam
meringankan beban keluarga yang terkena musibah. Sedangkan
mengenai budayanya masyarakat Desa Tolowe Ponre Waru selalu
Nampak dilakukan menyangkut hal perkawinan.
Oleh karena itu, di dalam masyarakat Desa Tolowe Ponre Waru
mengenai sosial budayanya dipengaruhi bentuk geografis
daerahnya, hal
ini menyebabkan penduduk yang mendiami wilayah tersebut bergerak
di
56
Edy Sul Dasir (45 tahun), kepala Desa Ponre Waru, wawancara pada
tanggal 7
maret 2019
-
47
bidang perkebunan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Keseluruhan
sistim sosial yang ada di Desa Tolowe Ponre Waru, di bangun dari
pola
yang sudah jelas statusnya dalam masyarakat sehingga mudah untuk
di
ketahui mengenai sistim sosial masyarakat Desa Tolowe Ponre
Waru.
Penduduk yang mendiami desa Tolowe Ponre Waru terdapat
beberapa suku, namun suku bugis yang mendominasi dengan
demikian
sistem kekerabatan yang dipergunakan tidak jauh berbeda dengan
suku
bugis lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia.57
C. Dakwah Media Sosial Bagi Remaja
Perkembangan teknologi dan sistem komunikasi dewasa ini yang
lebih
dikenal sebagai media sosial yang sesungguhnya merupakan
suatu
potensi yang dapat digunakan untuk kepentingan dakwah Islam . Di
satu
sisi media dapat mempermudah dalam menyampaikan pesan atau
informasi. Dan dilain pihak,kehadiran media memberi dampak yang
lebih
besar bagi kehidupan masyarakat dalam skala yang lebih luas.
Agar pesan-pesan dakwah mudah sampai dan sekaligus mudah
diterima maka harus menggunakan berbagai macam media dakwah
(washilah) yang dapat digunakan,baik media visual maupun audio
visual.
Salah satu media massa modern yang digunakan saat ini yang
banyak
digunakan oleh masyarakat adalah internet dengan fasilitas
didalamnya,
seperti: Website, blog, mailing-list, chatting ataupun jejaring
sosial seperti
57
Edy Sul Dasir (45 tahun), kepala Desa Ponre Waru, wawancara pada
tanggal 7
maret 2019
-
48
Facebook, Twitter, E-mail, Whatsapp, Messengger, BBM, Instagram,
line,
YouTube dan lain sebagainya.
1. Peran Media sosial dalam aktivitas dakwah remaja
Sosial media telah digunakan oleh jutaan bahkan miliaran
masyarakat
dunia. Jumlah yang banyak itu tentunya dapat saja meningkat
keberadaanya nyaris tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia
ini
adalah potensi luar biasa jika dikelolah untuk keberhasilan
dakwah.
Dakwah melalui internet telah menjadi salah satu pilihan
masyarakat tidak
hanya orang dewasa melainkan juga para remaja, seperti yang di
lakukan
oleh beberapa remaja yang ada di Desa Ponre Waru.
Berkenaan dengan hal diatas berikut hasil wawancara dengan
beberapa remaja serta seorang pembina IPMM di desa Ponre
Waru.
Muhammad Dzauki Syarif selaku ketua IPMM MA Darul Arqom
Ponre
Waru mengatakan bahwah:
‟‟Dengan memanfaatkan media sosial kita bisa melakukan dakwah
dengan mudah digunakan dan cepat‟‟. 58
Media sosial tentu sudah tidak asing lagi dikalangan
masyarakat
seakan waktu mereka dihabiskan dengan gadget tidak hanya di
kota
melainkan juga di desa-desa tak terkecuali desa Ponre Waru yang
berada
di wilayah Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka banyaknya
pengguna
internet merupakan salah satu pendukung dari adanya dalam media
sosial
.Beberapa remaja memanfaatkan media sosial sebagai jalur dakwah
yang
58
Muhammad Dzauki syarif (16 tahun), ketua IPMM Darul Arqom Ponre
Waru,
wawancara pada tanggal 19 Februari 2019
-
49
efektif dikarenakan masyarakat media sosial telah menjadi
sebuah
kebutuhan sehari-hari. Hal tersebutlah yang menjadi potensi
besar untuk
mengembangkan dakwah melalui media sosial.
Seperti yang dikatakan oleh Wahyul mukrimah siswi MA Darul
Arqom
Ponre Waru :
„‟ Hampir seluruh lapisan masyarakat memiliki akun media sosial
baik tua maupun muda dengan melihat hal ini tentu ada peluang
dakwah yang besar oleh karena itu saya dan teman-teman memanfatkan
media sosial ini sebagai washilah dalam menebar kebaikan
(berdakwah) karena mudah diakses oleh siapapun dan
dimanapun‟‟.59
Ustadz Azmi Hibatullah Gymnastiar S.H selaku pembina IPMM di
Desa Ponre Waru mengatakan bahwah :
„‟Para remaja bisa memanfaatkan smartphone yang ada untuk
belajar tentang agama tanpa adanya perantara seorang guru atau
ustadz/ustadzah dengan belajar secara otodidak seperti mendownload
aplikasi alqur‟an untuk belajar membaca atau mendengarkan
ceramah-ceramah yang berhubungan dengan hukum-hukum keagamaan di
YouTube‟‟.60
Bagi beberapa orang remaja yang ada di Desa Ponre Waru Media
sosial tidak hanya digunakan sebagai media dakwah bagi mereka
tetapi
juga sarana untuk belajar bagi dan lebih memperdalam ilmu
keagamaan
mereka. Dengan adanya fasilitas media sosial mereka bisa mencari
apa
yang mereka butuhkan.
Fatmawati siswi MA Darul Arqam Ponre Waru mengatakan bahwa:
59
Wahyul Mukrimah (18 tahun), siswi MA Darul Arqam Ponre Waru,
wawancara
pada tanggal 19 Februaru 2019
60Ustadz Azmi Hibatullah Gymnastiar (22 tahun), Pembina IPMM di
desa Ponre
Waru, wawancara pada tanggal 18 Februari 2019
-
50
‟‟Kami tidak hanya memanfaatkan media sosial sebagai media
dakwah tetapi juga tempat untuk belajar lebih banyak tentang ilmu
agama sebab di internet kita bisa mencari apa saja yang kita
butuhkan‟‟.61
Berdakwah melalui media sosial merupakan inisiatif yang
berkesan
memberi pengaruh positif. Pengaruh positif ini dapat dilihat
dari beberapa
masyarakat yang hijrah karena melihat potongan-potongan
ceramah
pendek di YouTube atau Instagram mereka mendapat penerangan
terkait
apa-apa yang belum mereka ketahui.
Seperti yang dikatakan Wahyuningsi siswi MA Daru Arqam
mengatakan bahwa :
„‟Dulu saya malas beribadah akan tetapi tidak sengaja saya
melihat video di Instagram melalui video itu saya mendapat
pencerahan hinggah saat itu saya rajin menonton kajian-kajian
seputar Islam di YouTube maupun di Instagram. Tidak hanya itu,
sekarang saya mulai aktif membagikan artikel-artikel maupun video
dakwah melalui media sosial bermanfaat bagi orang lain‟‟.62
Hal Yang serupa juga diungkapkan oleh Nurul Mufliha salah
satu
remaja di Desa Ponre Waru ia mengatakan bahwa:
„‟ sosial sangat memudahkan kita dalam menebar kebaikan sebab
saya sendiri banyak belajar tentang seputar agama Islam melaui
media sosial dengan melihat ceramah-ceramah di YouTube, Instagram,
WhatsApp, dan lain-lain‟‟.63
61
Fatmawati (17 tahun), siswi MA Darul Arqam Ponre Waru, wawancara
pada
tanggal 19 Februari 2019
62Wahyuningsi(18 tahun), siswi MA Darul Arqam ponre Waru,
wawancara pada
tanggal 19 Februari 2019
63Nurul muchlisa (18 tahun), remaja di Desa Ponre Waru,
wawancara pada
tanggal 21 Februari 2019
-
51
Dari hasil wawancara diatas diketahui bahwa remaja di Desa
Ponre
Waru ada beberapa remaja yang memanfaatkan media sosial
sebagai
media dakwah dan belajar mereka.
2. Bentuk media sosial yang efektif digunakan dalam
berdakwah
Seiring dengan perkembangan zaman, kini metode berdakwah
tidak lagi hanya dalam diskusi atau forum tertentu saja. Tetapi,
dakwah
juga dilakukan dengan cara yang lebih modern dalam artian tidak
hanya
melalui melalui percakapan atau forum diskusi melainkan
memanfaatkan
teknologi media seperti jejaring sosial. Diantara bentuk media
sosial yang
sering digunakan adalah Facebook, Instagram, dan YouTube.
Muhammad Dzauki Syarif ketua IPMM di Desa Ponre waru
mengatakan bahwa:
„‟Penggunaan media sosial sebagai media dakwah sangatlah
membantu dikarenakan banyak masyarakat awam yang begitu aktif di
dunia maya apalagi di facebook hampir semua masyarakat memiliki
akun facebook oleh karenanya saya memanfaatkan peluang dakwah ini
dengan sebaik-baiknya seperti menshare potongan-potongan ceramah
pendek, artikel-artikel islami, poster-poster dakwah dan
lain-lain‟‟. 64
Media sosial menjadi sarana yang cukup efektif dalam
menyampaikan segala macam informasi khususnya pesan dakwah.
Yang
perlu ditekankan pada hal ini adalah bagaimana cara menyajikan
esensis
teks wahyu dengan bahasa yag mudah dimengerti dan menyentuh
hati
pembacanya. Oleh karena itu, berbicara baik dan benar perlu
diterapkan
di media sosial selain diterapkan di dunia nyata. Selain itu,
orang lain
64
Muhammad Dzauki syarif (16 tahun), ketua IPMM di Desa Ponre
Waru,
wawancara pada tanggal 19 Februari 2019
-
52
biasa menilai kita dari apa yang kita tulis sebab sesuatu yang
disebarkan
atau dibagikan di akun media sosial akan dilihat oleh orang
banyak.
Bentuk media sosial yang didapatkan dilapangan penelitian yang
paling
banyak digunakan di kalangan masyarakat khususnya remaja
adalah
facebook melihat hal itu beberapa penggiat dakwah
menggunakan
facebook sebagai media dakwah mereka karena dirasa sangat
efektif.
Muhammad Hidayat selaku wakil ketua IPMM di Desa Ponre Waru
juga menambahkan bahwa:
„‟ Mengajak orang lain melakukan kebaikan melalui media sosial
memang sudah seharusnya sebab ada orang yang jika diberi tahu
secara langsung akan mudah tersinggung karena merasa di
diskriminasi atau terkesan dipaksa walau kenyataanya tidak. Oleh
karena itu dengan adanya media sosia tentu sangat memudahkan kita
dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah seperti melalui akun facebook
karena mudah diakses dan dilihat orang selain itu penggunya juga
sangat banyak utamanya kalangan remaja. Melihat hal ini saya
menggunakan akun facebook untuk mengajak dengan menulis pesan
dakwah dikolom status kemudian membagikannya di facebook karena
saya tahu teman-teman khusnya teman sekolah mereka semua memiliki
akun facebook.65
Kemudian Nurul muchlisa juga menambahkan bahwa:
„‟Bentuk media sosial yang paling efektif untuk digunakan dalam
melakukan aktifitas dakwah adalah facebook karena hampir semua
lapisan masyarakat memiliki akun facebook baik tua maupun muda dan
tak jarang ada orang yang memiliki akun facebook lebih dari satu.
Selain itu facebook merupakan jarigan sosial terkemuka dan paling
diminati masyarakat „‟.66
Wahyuningsi juga mengatakan bahwa:
65
Muhammad Hidayat (18 tahun), wakil ketua IPMM di desa Ponre
waru,
wawancara pada tanggal 26 Februari 2019
66Nurul Muchlisa (18 tahun), remaja di desa Ponre Waru,
wawancara pada
tanggal 19 Februari 2019
-
53
„‟Facebook sangat mudah digunakan sebagai media untuk
mendapatkan informasi karena didalamnya banyak fanfage yang berisi
kajian-kajian seputar islam yang bisa di baca atau ada potongan
video ceramah pendek dari beberapa ustadz yang di lihat dan di
share. selain itu, facebook mempunyai beberapa kelebihan
diantaranya,bisa digunakan chatting, mengirim pesan kesesama teman
„‟.67
Dari beberapa wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa
kebanyakan remaja menggunakan media sosial Facebook karena
dianggap mudah serta paling banyak penngunanya karena itu
penulis
manrik kesimpulan bahwah media yang paling efektif digunakan
untuk
melakukan aktivitas dakwah adalah Facebook.
3. Manfaat media sosial sebagai media dakwah
Berdakwah tidak hanya dilakukan dengan membuat sebuah
jama‟ah atau dalam even/kegiatan tertentu yang melibatkan orang
banyak
dalam satu waktu dan satu tempat untuk berdakwah melainkan
bisa
berekspresi dalam tulisan yang pada seruan dan ajakan pada
Islam,
membuat catatan kecil pada situs jejaring sosial seperti
facebook, twitter
dan yang lainnya.
Terkait dengan hal diatas peneliti menayakan mengenai
manfaat
media sosial sebagai media dakwah bagi mereka berikut hasil
wawancara
dengan beberapa orang remaja yang ada di desa Ponre Waru.
Muhammad Dzauki syarif mengatakan bahwa:
„‟Dengan adanya media sosial kita semakin mudah berinteraksi
dengan orang banyak dan tidak membutuhkan biaya banyak
67
Wahyuningsi (18 tahun), siswi Ma Darul Arqom Ponre waru,
wawancara pada
tanggal 26 Februari 2019
-
54
penyebaran informasi juga sangat cepat serta mudah digunakan
tinggal kita yang memilih mau memanfaatkan media sosial sebagai apa
karena media sosial tergantung dari siapa yang menggunakannya mau
di manfaatkan ke arah yang positif atau sebaliknya‟‟.68 Selanjutnya
wahyul mukrimah menambahkan bahwa: „‟Media sosial hendaknya kita
menggunakannya dengan sebaik-baiknya dengan memanfaatkan media
sosial itu sebagai media untuk menyebarkan pesan-pesan islami
karena itu hal ini tinggak kita kembalikan kepada diri kita apakah
sudah benar kita bermedia sosial atau belum ,menyeruh kepada
kebaikan atau belum,atau malah sebaliknya. Selain itu, hendaknya
kita menggunakan media sosial dengan bijak sebab media sosial yang
kita miliki adalah cerminan diri kita di masyarakat‟‟.69