DAFTAR ISI Halaman Judul....................................................................................................................i Kata Pengantar..................................................................................................................ii Daftar Isi............................................................................................................................iii Daftar Grafik.......................................................................................................................v Daftar Tabel......................................................................................................................vi BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1 1.1. Kondisi Umum.................................................................................................1 1.1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1 1.1.2 Hasil Evaluasi Terhadap pencapaian Program dan Kegiatan KPPU 2010-2014........................................................................................4 1.1.2.1Revisi terhadap beberapa materi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 yang berpotensi melahirkan terjadinya disharmonisasi terhadap kebijakan dan peraturan yang Berkaitan dengan persaingan usaha.................................6 1.1.2.2 Peningkatan penerapan kebijakan dan peraturan dalam persaingan usaha................................................................7 1.1.2.3 Pengembangan jaringan kerja antar lembaga...................10 1.1.2.4 Peningkatan kualitas Penanganan Perkara dan Rekomendasi kebijakan.....................................................14 1.1.2.5 Perkuatan kelembagaan persaingan usaha antara lain mencakup pengembangan sumber daya manusia, sarana dan prasarana pendukung..................................................24 1.2. Potensi dan Permasalahan..........................................................................31 1.2.1 Potensi............................................................................................30 1.2.2 Permasalahan.................................................................................33 iii
65
Embed
DAFTAR ISI - KPPU · BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Latar Belakang Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) merupakan lembaga yang dibentuk berdasarkan amanah Undang-undang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Monitoring Pelaksanaan Putusan, dan Penilaian/Notifikasi atas Rencana
Merger dan Akuisisi.
a. Monitoring Pelaku Usaha
Inti dari kegiatan monitoring pelaku usaha adalah observasi dan
analisis terhadap perilaku pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha yang
memiliki pangsa pasar yang signifikan pada sektor industri tertentu, baik
14
penguasaan atas barang, jasa, atau keduanya. Penguasaan pangsa pasar
yang signifikan adalah ketika seorang pelaku usaha menguasai barang
dan atau jasa sampai 50% atau lebih, atau apabila dua atau tiga pelaku
usaha atau kelompok pelaku usaha menguasai pangsa pasar lebih dari
75%. Dalam kondisi tersebut, pelaku usaha tersebut bisa dikatakan
memiliki posisi dominan.
Secara teoritis dan empiris, pelaku usaha yang memiliki posisi
dominan dan menjadi pemegang kendali di pasar (market leader) memiliki
peluang dan kemampuan yang besar untuk menguasai pasar dengan cara-
cara yang tidak sehat dan pada akhirnya akan berdampak negatif kepada
masyarakat, yaitu mengakibatkan masyarakat harus membayar lebih
mahal dari harga yang seharusnya untuk suatu produk (barang atau jasa).
Tujuan utama dilakukannya monitoring terhadap pelaku usaha atau
kelompok pelaku usaha yang memiliki pangsa pasar sebagaimana
diuraikan diatas adalah untuk mengawasi perilaku pelaku usaha agar tidak
menyalahgunakan posisi dominannya, sehingga tidak terjadi praktek
monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat tersebut. Selain itu,
tujuan lain dilaksanakannya monitoring pelaku usaha adalah sebagai salah
satu sumber perkara-perkara yang berasal dari inisiatif KPPU sendiri
dalam mengamati dan mengawasi persaingan usaha di Indonesia.
Data dan informasi yang digunakan pada saat melaksanakan
kegiatan monitoring ini dapat bersumber dari mana saja sepanjang
kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan dan dibuktikan, misalnya dari
data statistik yang dikeluarkan oleh badan pemerintah atau lembaga
swadaya masyarakat, informasi dari individu-individu, data lapangan yang
diperoleh sendiri oleh KPPU yang kemudian dirangkai dan diolah menjadi
data yang komprehensif.
15
Pada periode 2004 sampai 2009 KPPU telah melaksanakan
monitoring pelaku usaha sebanyak 113 monitoring pelaku usaha.
Rekapitulasi kegiatan monitoring sebagaimana Grafik 2 berikut :
Grafik 2 Rekapitulasi Kegiatan Monitoring Pelaku Usaha Periode 2004 – 2009
8
14 12
30
14
35
0
5
1015
20
25
30
35
40
Jumlah
200420052006200720082009
Pada Grafik 2 diatas diketahui bahwa monitoring pelaku usaha yang
dilakukan oleh KPPU dari tahun ke tahun semakin meningkat dan
merupakan kegiatan penting untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas
Perkara Inisitif oleh KPPU dan untuk penyampaian saran dan
pertimbangan kepada pemerintah.
Sebagai contoh, pada tahun 2009 dilakukan monitoring industri
minyak goreng, yang termasuk ke dalam sembilan bahan pokok yang
dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat dan memegang peranan
penting di dalam perilaku konsumsi masyarakat Indonesia. Harga minyak
goreng seharusnya linear dengan harga Crude Palm Oil (CPO) domestik
sebagai bahan baku pembuatan minyak goreng, namun fakta di lapangan
ternyata harga minyak goreng tidak linear dengan harga CPO domestik,
dimana harga minyak goreng tidak turun seiring dengan penururnan harga
CPO. Sehubungan dengan hal tersebut, Komisi sedang menganalisa
16
industri minyak goreng dari sisi struktur pasar minyak goreng murah,
struktur minyak goreng kemasan, konsentrasi pasar minyak goreng curah
dan kemasan, harga CPO domestik, harga minyak goreng curah
(international/domestik), dan harga pokok penjualan CPO.
b. Penanganan Pelaporan
Salah satu kewenangan KPPU adalah menerima laporan dari
masyarakat terkait dugaan pelanggaran UU No. 5/1999. Pada tahap ini
KPPU berwenang melakukan klarifikasi laporan guna mendalami substansi
laporan untuk kemudian memutuskan, bahkan menjatuhkan sanksi berupa
tindakan administratif kepada pelaku usaha yang terbukti melanggar,
antara lain berupa pengenaan ganti rugi dan atau denda.
Data pada Grafik 3 menunjukkan bahwa jumlah laporan yang masuk
cukup tinggi yaitu 1404 laporan selama 5 tahun atau sekitar 280 laporan
per tahun. Meningkatnya laporan yang disampaikan masyarakat kepada
Komisi, dapat diartikan bahwa masyarakat maupun pelaku usaha semakin
meningkat pemahamannya maupun kesadarannya untuk membantu
mewujudkan iklim usaha yang sehat.
17
Grafik 3 Kegiatan Penanganan Pelaporan 2004-2009
600
400
200
02004 2005 2006 2007 2008
77 183 139 244 232 529Penerimaan Laporan
68 160 121 213 163 494Laporan tidakdilanjutkan
2009
Namun demikian, sebagian besar laporan tersebut ditolak atau tidak
direkomendasikan untuk dilanjutkan ke tahap penanganan perkara.
Beberapa alasan penghentian laporan karena :
1. Laporan tidak memenuhi persyaratan kelengkapan dan kejelasan,
2. Hambatan dalam pengumpulan dokumen atau bukti-bukti karena
pihak-pihak yang terkait dengan laporan kurang kooperatif,
3. Pihak atau substansi yang dilaporkan termasuk dalam kategori
pengecualian sesuai ketentuan dalam UU No. 5 Tahun 1999, atau
4. Substansi laporan bukan merupakan kewenangan KPPU.
Oleh karena itu, masih diperlukan sosialisasi tentang tata cara
penyampaian laporan dan penanganan perkara di KPPU kepada
masyarakat. Mengingat laporan yang diterima bukan hanya ditujukan
kepada kantor pusat di Jakarta, tetapi juga keenam kantor perwakilan
KPPU di daerah, yaitu Medan, Batam, Balikpapan, Surabaya, Makassar
dan Manado maka sosialisasi tersebut perlu dilakukan ke seluruh wilayah
Indonesia.
18
c. Penanganan Perkara
Berdasarkan laporan masyarakat maupun pendalaman terhadap
hasil monitoring atau kajian, selanjutnya KPPU berwenang melakukan
pemanggilan, penyelidikan, dan pemeriksaan terhadap pihak-pihak yang
patut diduga melakukan pelanggaran UU No. 5 Tahun 1999 untuk
kemudian memutuskan, bahkan menjatuhkan sanksi berupa tindakan
administratif kepada pelaku usaha yang terbukti melanggar, antara lain
berupa pengenaan ganti rugi dan atau denda. Kegiatan Pemberkasan dan
Penanganan Perkara KPPU sepanjang tahun 2004 – 2009 adalah
sebagaimana pada Grafik 4.
Pada prakteknya, tidak seluruh perkara yang ditangani oleh KPPU
berakhir dengan putusan. Dalam beberapa kasus, melalui penetapan
pemeriksaan pendahuluan, KPPU dapat menghentikan sebuah
penanganan perkara persaingan antara lain karena tidak ditemukannya
bukti yang cukup atas dugaan tersebut ataupun karena adanya perubahan
perilaku pelaku usaha terlapor terkait dengan perkara tersebut.
Grafik 4 Kegiatan Pemberkasan dan Penanganan Perkara
Tahun 2004 - 2009 200
150
100
50
0
Total2004 2005 2006 2007 2008 2009
23 18 31 68 35 1849PenangananPerkara
18 12 27 44 12 1207Putusan
Penetapan 2 4 6 4 20 282
19
Apabila ditinjau dari jenis dugaan pasal yang dilaporkan, laporan
yang masuk ke KPPU masih didominasi oleh laporan mengenai
persekongkolan tender (dugaan pelanggaran pasal 22), yaitu sebanyak
84,8% atau 173 dari 204 laporan tertulis. Dalam tiga tahun terakhir, jenis
laporan cenderung semakin beragam. Hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat semakin memahami bahwa KPPU bukan lembaga yang
hanya mengawasi persekongkolan tender. Grafik 5 menunjukan adanya
laporan mengenai merger, konsolidasi, akuisisi, kepemilikan saham,
jabatan rangkap, monopsoni, perjanjian tertutup dan lain-lain.
Dalam penanganan perkara terkait dugaan pelanggaran terhadap UU
No. 5 Tahun 1999, terdapat beberapa perkara yang menonjol atau menarik
perhatian publik dalam kurun waktu lima tahun terakhir, yaitu:
1. Pengadaan hologram pita cukai oleh Perum Peruri dan PT Pura
Nusapersada;
2. Pengadaan alat kesehatan di beberapa rumah sakit;
3. Pelanggaran syarat-syarat perdagangan oleh PT Carrefour;
4. Sistem distribusi motor di Sulawesi Selatan;
5. Kepemilikan silang yang dilakukan oleh kelompok usaha Temasek;
6. Kartel layanan short message system (SMS) oleh para operator
seluler;
7. Hak siar Liga Utama Inggris Musim 2007-2010;
8. Kartel pembagian wilayah yang dilakukan Asosiasi Kontraktor Listrik
dan Mekanikal Indonesia (AKLI); dan
9. Jasa pelayanan taxi Batam.
20
Grafik 5 Jenis Laporan Dugaan Pelanggaran Berdasarkan Pasal
Tahun 2004 - 2009
Berdasarkan uraian tersebut, diperoleh gambaran bahwa perkara-
perkara yang ditangani KPPU memiliki dampak luas terhadap upaya-
upaya meningkatkan efisiensi dan kesejahteraan masyarakat yang
Penetapan Harga
2
Pembagian Wilayah1(Ps. 9)
Kartel (Ps. 11)1
Perjanjian Tertutup1(Ps. 15)
Monopoli13(Ps. 17)
Monopsoni3(Ps. 18)
Penguasaan Pasar /23Diskriminasi
(Ps. 19, 20, 21)
Persekongkolan 173 Tender (Ps. 22)
Persekongkolan 6Lain (Ps. 23, 24)
Umum (Ps. 25) 3
Jabatan Rangkap 2(Ps. 26)
Pemilikan Saham 1(Ps. 27)
(Ps 5, 6, 7, 8)
0 200 50 100 150
21
sebelumnya dirugikan oleh praktek-praktek yang anti persaingan sehat.
d. Litigasi dan Monitoring Pelaksanaan Putusan
Pasca pembacaan Putusan atau Penetapan oleh KPPU, kegiatan
selanjutnya adalah memantau kepatuhan pelaku usaha dalam
menjalankan sanksi yang dijatuhkan, termasuk upaya pengajuan
keberatan atas Putusan KPPU di tingkat Pengadilan Tinggi atau
Mahkamah Agung. Monitoring pelaksanaan putusan cukup penting karena
merupakan wujud kewibawaan hukum persaingan usaha. Dalam kurun
waktu 2004 sampai dengan Juni 2009, dari 51 Putusan sejumlah 48
Putusan diajukan keberatan ke tingkat banding ke Pengadilan Negeri, dan
sekitar 50% dari Putusan tersebut dikuatkan oleh Pengadilan Negeri.
Sedangkan jumlah Putusan KPPU yang diajukan ke tingkat kasasi di
Mahkamah Agung adalah 17 Putusan dan 12 diantaranya atau 70% dari
Putusan tersebut dikuatkan oleh Mahkamah Agung.
Terkait dengan wewenang KPPU untuk menjatuhkan denda atau
ganti rugi, maka dalam kurun waktu awal tahun 2004 sampai dengan
bulan Juni 2009 telah ditetapkan denda/ganti rugi sejumlah Rp.
658.272.974.257,- yang terdiri denda sejumlah Rp. 471.581.844.270,- dan
ganti rugi sejumlah Rp. 186.691.129.987,- kepada pelaku usaha yang
terbukti melanggar UU No. 5 Tahun 1999 yang dapat menjadi salah satu
sumber pendapatan negara bukan pajak.
e. Penilaian dan Notifikasi Merger dan Akuisisi
Secara khusus KPPU memiliki wewenang untuk memberikan
penilaian atau notifikasi terhadap rencana penggabungan, peleburan, dan
pengambilalihan yang dilakukan oleh pelaku usaha (Pasal 28 dan Pasal
29 UU No. 5 Tahun 1999). Namun fungsi atau wewenang tersebut masih
belum dapat berjalan secara optimal karena Peraturan Pemerintah yang
22
diperlukan sebagai acuan dalam pelaksanaan pasal 28 dan pasal 29
belum ditetapkan oleh pemerintah. Sementara itu, KPPU berupaya untuk
melaksanakan wewenang tersebut atas dasar Peraturan KPPU No. 1
Tahun 2009 tentang Pra-Notifikasi Penggabungan, Peleburan, dan
Pengambilalihan (Merger) mengingat kegiatan tersebut dapat berakibat
pada penyalahgunaan posisi dominan di pasar.
Selain melaksanakan penegakan hukum persaingan usaha, upaya
lain yang tak kalah penting adalah senantiasa menyempurnakan
perangkat peraturan dalam rangka meningkatkan efektivitas penegakkan
hukum dan kebijakan persaingan usaha, juga untuk menjembatani
kesenjangan informasi antara pelaku usaha, praktisi hukum, publik, dan
pihak-pihak terkait lainnya dalam menginterpretasikan pengertian,
maksud, dan ketentuan-ketentuan pada pasal-pasal di dalam UU No. 5
Tahun 1999. Sampai dengan tahun 2009 telah dihasilkan 8 (delapan)
perangkat hukum persaingan usaha sebagaimana Tabel 4 berikut :
Tabel 4 Perangkat Peraturan di Bidang Persaingan Usaha Tahun 2004-2009
No Perangkat Peraturan Tujuan
1 Pedoman Pelaksanaan Pasal 22 tentang Persekongkolan Tender
Sebagai pedoman dalam hukum terkait pelaksanaan Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 tentang Persekongkolan Tender. Menjelaskan berbagai praktek persaingan usaha tidak sehat dalam tender yang mengatur kolusi dalam penentuan pemenang tender.
2 Peraturan Mahkamah Agung RI No. 3 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pengajuan Upaya Hukum Keberatan Terhadap Putusan KPPU
Merupakan penyempurnaan Peraturan Mahkamah Agung No.1 tahun 2003 yang mengatur tatacara pengajuan keberatan terhadap Putusan KPPU
3 Peraturan KPPU No. 1 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penanganan Perkara di KPPU
Meningkatkan transparansi dan efektivitas penanganan perkara di KPPU dan menyempurnakan perangkat peraturan sebelumnya
4 Pedoman Pelaksanaan Pasal 47 Pedoman tersebut menjelaskan tentang
23
No Perangkat Peraturan Tujuan
tentang Sanksi Administratif tindakan administratif, antara lain yaitu untuk pembatalan, penghentian perjanjian dan kegiatan yang merugikan perekonomian dan penghitungan besaran denda.
5 Pedoman Pelaksanaan Pasal 50 a tentang Pengecualian terhadap perbuatan dan atau perjanjian yang bertujuan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Pedoman tersebut diperlukan mengingat dalam peraturan perundangan lainnya memiliki tujuan masing – masing yang bersinggungan dengan UU No.5/199. Untuk itu dijelaskan bahwa menerapkan pengecualian harus didasarkan dengan pertimbangan yang jelas.
6 Pedoman Pelaksanaan Pasal 50 b tentang Pengecualian perjanjian yang berkaitan dengan waralaba
Dalam pedoman dijelaskan bahwa persyaratan perjanjian waralaba yang tidak dimaksudkan untuk menjaga HKI dan waralaba, maka tidak dikecualikan dari UU No.5/1999.
7 Peraturan KPPU No. 1 Tahun 2009 tentang tentang Pedoman Penilaian Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi
Sebagai pedoman dalam hukum terkait pelaksanaan penilaian merger, akuisisi, dan konsolidasi.
8 Peraturan KPPU No. 2 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Pasal 50 b tentang Pengecualian terhadap perjanjian yang berkaitan dengan hak atas kekayaan intelektual
Pedoman tersebut menjelaskan bahwa perjanjian HKI yang bersifat membatasi dan menghambat pelaku usaha lain, dan inovasi serta teknologi, maka tidak termasuk yang dikecualikan dalam UU No.5/1999.
1.1.2.5. Perkuatan kelembagaan persaingan usaha antara lain yang mencakup
pengembangan sumber daya manusia, sarana dan prasarana pendukung
Syarat utama guna mengimplementasikan suatu tugas atau kewenangan
adalah dukungan kelembagaan yang kuat dan memadai. Menyadari hal
tersebut, sejalan dengan tugas pengawasan persaingan usaha, KPPU secara
paralel juga senantiasa membangun kapasitas kelembagaannya. Kegiatan
perkuatan kelembagaan menghadapi tantangan yang cukup besar mengingat
terdapat beberapa prasyarat fundamental, seperti kedudukan dan status
kelembagaan KPPU yang belum terakomodasi sepenuhnya dalam sistem
ketatanegaraan nasional sehingga berdampak kepada banyak hal seperti
24
kedudukan Komisioner sebagai Pejabat Negara dan status kepegawaian staf
Sekretariat KPPU. Namun demikian, KPPU untuk tetap melakukan upaya-
upaya perkuatan pada aspek Sumber Daya Manusia (SDM), peningkatan
sarana dan prasarana, dan perkuatan status kelembagaan dengan
pencapaian-pencapaian sebagai berikut :
1. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Saat ini jumlah SDM KPPU telah mencapai kurang lebih 250 orang
yang ditempatkan baik di kantor pusat di Jakarta maupun di enam kantor
perwakilan daerah (Medan, Surabaya, Makassar, Balikpapan, Batam dan
Manado). Pembinaan dan pengembangan SDM menjadi tantangan besar,
mengingat sesuai dengan karakteristik KPPU yang independen dan
memiliki peran strategis, maka pegawai dituntut memiliki kemampuan
investigasi untuk mendapatkan alat bukti dugaan pelanggaran, yang
memerlukan kemampuan analisa ekonomi dan hukum serta dituntut
memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi untuk dapat menjaga rahasia
informasi perkara.
Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka pengembangan
aspek SDM antara lain meliputi :
a. Penetapan Kode Etik Komisi serta Tata Tertib Komisi. Peraturan
Komisi tersebut sebagai komitmen untuk menegakkan hukum
dengan adil, independen, dan transparan serta dalam upaya
meningkatkan kinerja;
b. Penyempurnaan sistem remunerasi pegawai yaitu yang selama
berdasarkan SK Menteri Perdagangan, maka telah ditetapkan
dengan Perpres No. 80 Tahun 2008 bahwa Ketua Komisi dapat
menetapkan remunerasi pegawai KPPU dengan mendapat
pertimbangan Menteri Keuangan;
25
c. Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan, meliputi
108.01.06 Program Pengawasan Persaingan Usaha KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA
Berjalannya Kegiatan Pengawasan Persaingan Usaha Secara Efektif dan Kredibel Dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat
01 Jumlah Kegiatan Penegakan Hukum Persaingan Usaha01
Jumlah Kegiatan Pengembangan dan Harmonisasi Kebijakan Persaingan Usaha02
3950 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Komisi Pengawas Persaingan Usaha
Biro AdministrasiTerselenggaranya dukungan teknis dan operasional dalam rangka memastikan berjalannya kegiatan pengawasan persaingan usaha yang efektif dan kredibel
01 Jumlah Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan001
Prosentase Tingkat Kepuasan Terhadap Kualitas Operasional dan Teknis Internal002
Jumlah Perangkat Aturan Terkait Organisasi dan Tata Laksana003
Jumlah Kegiatan Pembinaan SDM004
Prosentase Tingkat Kepuasan Terhadap Kualitas Dukungan Operasional Pimpinan005
3951 Penyelenggaraan Hubungan Masyarakat dan Penyusunan Pranata Hukum
Biro Hubungan Masyarakat dan Hukum
Terselenggaranya Hubungan Kemasyarakatan dan Penyusunan Aturan Hukum sehingga meningkatkan kesadaran publik tentang nilai-nilai persaingan sehat
01 Jumlah Perangkat Aturan atau Kajian Hukum Persaingan Usaha Yang DIterbitkan / Disahkan001
�Jumlah Kegiatan Sosialisasi dan Edukasi Persaingan Usaha002
Jumlah Modul Sistem Informasi yang Diimplemetasikan003
Jumlah Kegiatan dalam Rangka Kerjasama Kelembagaan Dalam Negeri004
Jumlah Kegiatan Kerjasama Antara KPPU dengan Lembaga Luar Negeri005
3952 Pengembangan dan Harmonisasi Kebijakan Persaingan Usaha
Biro KebijakanPenyelarasan/harmonisasi prinsip persaingan usaha sehat dalam berbagai kebijakan/regulasi pemerintah guna mendorong efisiensi dan Inovasi kinerja perekonomian
01 Jumlah Laporan analisa Kebijakan / Regulasi Pemerintah001
Jumlah Laporan Harmonisasi Kebijakan / Regulasi Pemerintah002
Jumlah Saran dan Kebijakan yang Disampaikan Kepada Pemerintah003
3953 Pengkajian Persaingan Usaha Biro PengkajianBerjalannya Kajian dan evaluasi serta tersedianya data dan informasi terkait persaingan usaha
01 Jumlah Kajian Terkait Iklim Persaingan dan Kinerja Sektor Ekonomi yang Ditindaklanjuti001
Jumlah Laporan Profil dan Analisa Persaingan Usaha dalam Pasar Bersangkutan atau Sektor Industri Tertentu
002
Jumlah Database Industri dan Perdagangan003
Jumlah Dokumentasi dan Analisa Terhadap Efektivitas Putusan KPPU004
3954 Pengawasan Akuntabilitas dan Aparatur Negara Komisi Pengawas Persaingan Usaha
Biro Pengawasan InternalBerjalannya Pengawasan dan pengendalian terhadap aparatur, anggaran, dan kinerja KPPU sebagai penerapan "good governance".
01 Jumlah Kegiatan Perencanaan Pengawasan Internal001
Jumlah Laporan Hasil Pengawasan dan Pemeriksaan002
�Jumlah Laporan Hasil Pembinaan Evaluasi dan Pemantauan Kinerja003
3955 Pengawasan Persaingan Usaha Di Wilayah Kerja Kantor Perwakilan Daerah (Kpd) Kppu
Kantor Perwakilan Daerah KPPU
Terselenggaranya Pengawasan dan Internalisasi nilai persaingan usaha sehat di daerah
01 Jumlah Laporan Hasil Klarifikasi001
Jumlah Laporan Evaluasi Kebijakan Pemerintah di Daerah002
Jumlah Kegiatan Sosialisasi / Forum Diskusi yang Dilaksanakan di Wilayah KPD003
3956 Investigasi Dugaan Pelanggaran Persaingan Usaha Sehat
Biro InvestigasiBerjalannya Investigasi terhadap pelaku usaha/kegiatan usaha sehingga mampu mendeteksi potensi/menemukan bukti pelanggaran persaingan usaha yang sehat
01 Jumlah Laporan Hasil Klarifikasi001
Jumlah Laporan Hasil Penyelidikan Terhadap Pelaku Usaha / Kegiatan Usaha002
Jumlah Laporan Hasil Monitoring dan Pengawasan Terhadap Pelaku Usaha / Kegiatan Usaha003
Jumlah Laporan Hasil Penyelidikan Perkara Inisiatif yang Bersumber dari Hasil Monitoring004
3957 Penindakan Pelanggaran Persaingan Usaha Sehat
Biro PenindakanBerjalannya Penegakan Hukum Persaingan yang Sehat Sehingga Mampu Menciptakan Kepastian Hukum dan Iklim Usaha Yang Sehat
01 Jumlah Laporan Pemberkasan001
Jumlah Perkara yang Ditangani002
Jumlah Putusan yang Ditetapkan003
�Jumlah Kegiatan Litigasi004
Jumlah Kegiatan Eksekusi dan Monitoring Pelaksanaan Putusan KPPU005
3958 Penilaian Merger dan Akusisi Biro MergerBerjalannya penilaian terhadap merger dan akuisisi guna mencegah potensi penyalahgunaan posisi dominan yang dapat berdampak negatif terhadap perekonomian
01 Jumlah Kegiatan Pemeriksaan Kelengkapan Dokumen Notifikasi001
Jumlah Laporan Penilaian Awal Terhadap Rencana Merger dan Akuisisi002
Jumlah Laporan Penilaian Substansi Merger dan Akusisi003
Jumlah Laporan Monitoring dan Evaluasi Terhadap Merger dan Akuisisi004
3959 Perencanaan dan Pelaksanaan Anggaran KPPU
Biro Perencanaan dan KeuanganTerselenggaranya Perencanaan dan pelaksanaan anggaran yang berkualitas guna mengkoordinasikan berbagai kegiatanpengawasan persaingan usaha yang efektif dan kredibel
01 Prosentase Penyampaian Kelengkapan Dokumen Perencanaan dan Anggaran001
Jumlah Laporan Hasil Evaluasi yang Disampaikan002
Prosentase Ketepatan Waktu Rekonsiliasi Laporan Realisasi Anggaran003
Jumlah Rata-Rata Hari yang Diperlukan Untuk Pencairan Anggaran004