Top Banner
DAFTAR ISI Kata Pengantar …………………………………………………………………. i Lembar Pengesahan ……………………………………………………………. ii Daftar Isi………………………………………………………………………… iii Daftar Gambar…………………………………………………………………… iv Daftar Tabel……………………………………………………………………… v BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………. 1 1.2 Batasan Masalah …………………………………………… 2 1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………….. 2 1.4 Metode Penulisan …………………………………………. 3 1.5 Sistematika Penulisan ……………………………………... 3 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dasar elektronika …………………………………… 5 2.2 Komponen aktif dan pasif………………………………… 11 2.3 Komponen pasif …………………………………………… 10 2.3.1 Resistor …………………………………………… 10 2.3.2 Kapasitor …………………………………………. 15 2.3.3 Dioda (PN Junction) …………………………… 17 2.3.4 Dioda Pemancar Cahaya (LED) ……………… 18 2.4 IC …………………………………………………………… 18 2.4.1 LM 324…………………………………………….. 20 2.4.2 IC 7490 ………………………………………….... 21
57

Dadu Elektronik

Jul 18, 2016

Download

Documents

Andika Dika

Dadu Elektronik Elektronika Digital
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Dadu Elektronik

DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………. i

Lembar Pengesahan ……………………………………………………………. ii

Daftar Isi………………………………………………………………………… iii

Daftar Gambar…………………………………………………………………… iv

Daftar Tabel……………………………………………………………………… v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………. 1

1.2 Batasan Masalah ……………………………………………2

1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………….. 2

1.4 Metode Penulisan …………………………………………. 3

1.5 Sistematika Penulisan ……………………………………...3

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Teori dasar elektronika …………………………………… 5

2.2 Komponen aktif dan pasif………………………………… 11

2.3 Komponen pasif …………………………………………… 10

2.3.1 Resistor …………………………………………… 10

2.3.2 Kapasitor …………………………………………. 15

2.3.3 Dioda (PN Junction) …………………………… 17

2.3.4 Dioda Pemancar Cahaya (LED) ……………… 18

2.4 IC …………………………………………………………… 18

2.4.1 LM 324…………………………………………….. 20

2.4.2 IC 7490 ………………………………………….... 21

2.4.3 IC 74141 ………………………………………….. 21

2.5 Cara Pemasangan Komponen diPCB …………………… 22

BAB III ANALISA RANGKAIAN

3.1. Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram ……………… 24

3.2. Analisa Rangkaian Secara Detail ……………………… 25

Page 2: Dadu Elektronik

BAB IV CARA PENGOPERASIAN ALAT

4.1. Cara Pengoperasian Alat ………………………………….27

BAB VPENUTUP

5.1. Kesimpulan ……………………………………………….. 28

5.2. Saran ………………………………………………………. 29

Daftar Pustaka …….. …………………………………………………………… vi

Lampiran

Page 3: Dadu Elektronik

KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur ke hadirat Allah Yang Maha Esa, kerena atas

rahmat dan hidayah-Nya, kami selaku penulis dapat menyelesaikan makalah ini

sebagaimana mestinya.

Tujuan dari penulisan makalah yang berjudul “ DADU ELEKTRONIK ” ini

adalah untuk melengkapi tugas dari mata kuliah praktikum sistem digital gritnya

adalah berupa proyek pembuatan rangkaian. Berkat adanya dorongan dan

bantuan dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan Laporan ini

tepat pada waktunya.

Dan pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada

:

1. Kakak kepala Koordinator dan Penanggung Jawab Praktikum Sistem Digital,

Laboratorium Elektronika dan Komputer, Jurusan Teknik Komputer, Fakultas

Ilmu Komputer.

2. Kakak - kakak PJ Shift Sistem Digital, Laboratorium Elektronika dan

Komputer, Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Ilmu Komputer.

3. Kakak-kakak Asisten sistem digital yang lainnya, yang telah membantu kami

dalam melaksanakan praktikum Sistem Digital.

Kami menyadari sepenuhnnya bahwa makalah ini tidaklah sempurna,

masih banyak kekurangan-nya baik isi maupun sisi materinya. Oleh karena itu

dengan segala kerendahan hati kami mohon maaf, dan dengan segala

kelapangan dada kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruksi

dari segenap pembaca dan tutor yang budiman, sehingga kami dapat membuat

makalah yang lebih baik lagi di waktu selanjutnya

Depok, 31 Maret 2011

Page 4: Dadu Elektronik

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang MakalahDengan berkembangnya ilmu pengetahuan di bidang teknologi, baik

dibidang elektrtonika maupun di bidang lainnya,dengan bermacam-macam

produk dan jasa baru yang mutakhir kita dapat mengenalnya, khususnya di

bidamg Elektronika banyak sekali produk-produk dengan berbagai macam

kecanggihan untuk mempermudah dalam berbagai aktifitas dalam kehidupan

masyarakat luasdengan biaya yang ekonomis dan mudah untuk

mengaplikasikannya dengan petunjuk-petunjuk yang benar.

Dadu elektronik berfungsi untuk menghemat tenaga. maksudnya adalah

misalnya kita ingin bermain dadu biasanya kita mengocok dadu dengan

menggunakan tabung (atau sejenisnya) dengan cara seperti itu kita telah banyak

membuang-buang waktu dan tenaga kita, bahkan bukan hanya itu saja kita juga

bisa kehilangan keberuntungan. maka dengan terobosan baru kami akan

memproduksi suatu alat elektronik untuk mempermudah dalam bermain dadu

yang disebut dengan dadu elektronik. dengan menggunakan alat ini kita akan

menghemat tenaga dan pada permainan tidak perlu lagi kita mengocok dadu

dalam tabung serta mungkin kita lebih beruntung.

1.2 Batasan Masalah

Pembahasan pada makalah ini adalah seputar prinsip kerja rangkaian

DADU ELEKTRONIK sebagai salah satu aplikasi dalam praktikum sistem digital.

Pembahasan akan meliputi analisa rangkaian, baik secara blok diagram

maupun secara lebih spesifik, kemudian akan ditambah dengan pembahasan

Page 5: Dadu Elektronik

seputar pengerjaan alat / proyek elektronika, baik dalam perancangan alat

maupun cara pengoperasian alat.

Makalah akan ditutup dengan kesimpulan mengenai modul aplikasi DADU

ELEKTRONIK serta akan ditutup pula dengan saran dari penyusun kepada pem-

baca dalam pengerjaan proyek DADU ELEKTRONIK.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain sebagai berikut :

1. Memberikan pengetahuan tentang aplikasi dari rangkaian rangkaian

dasar sebelumnya yang telah praktikan praktek-kan dalam praktikum

sisitem digital.

2. Memberikan pengetahuan dasar bagi praktikan sebelum melakukan

presentasi proyek yang akan dilaksanakan setelah semua praktikum

sistem digital.

3. Memberikan pengetahuan mengenai pembuatan DADU

ELEKTRONIK, agar bisa menjadi masukan untuk yang lainnya.

1.4 Metode Penulisan

Dalam menyusun makalah ini, kami selesaikan dengan menggunakan be-

berapa metode penulisan, antara lain sebagai berikut :

1. Metode kepustakaan, yaitu melakukan pengumpulan data dengan cara

membaca dari buku-buku referensi dan melakukan pertukaran data

dengan para pelaksana proyek yang sama.

2. Metode analisa, yaitu dengan menganalisa rangkaian penyusun DADU

ELEKTRONIK, sehingga diperoleh gambaran awal dari prinsip kerja

rangkaian DADU ELEKTRONIK, yang bisa kita gunakan sebagai lan-

dasan pemahaman setelah memperoleh teori yang didapatkan dari

metode kepustakaan.

Page 6: Dadu Elektronik

3. Metode observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung

cara kerja dari DADU ELEKTRONIK setelah kita rangkai menjadi alat

peraga.

4. Metode interview / cross check, yaitu dengan mengajukan beberapa

pertanyaan kepada narasumber atau asisten, guna mendapatkan

jawaban yang menjadi kesepakatan atau kesepahaman bersama.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah

mengapa diperlukan pembuatan proyek dan penyusunan makalah

DADU ELEKTRONIK, kemudian diuraikan juga mengenai

pembatasan pembahasan makalah, tujuan penulisan makalah,

metode yang digunakan dalam menyelesaikan proyek pengerjaan

DADU ELEKTRONIK beserta penulisan makalahnya, lalu yang

terakhir yaitu diuraikan tentang sistematika dari penulisan makalah

DADU ELEKTRONIKI itu sendiri.

BAB II LANDASAN TEORI

Menjelaskan teori secara singkat dan jelas mengenai DADU

ELEKTRONIK dan aplikasinya dalam kehidupan sehari – hari.

BAB III ANALISA RANGKAIAN

Bab ini akan berisi tentang analisa menyeluruh dari rangkaian

penyusun DADU ELEKTRONIK, baik secara blok diagram maupun

secara lebih spesifik atau detail..

Page 7: Dadu Elektronik

BAB IV CARA PENGOPERASIAN ALAT

Bab ini akan menguraikan tentang cara pengoperasian DADU

ELEKTRONIK, yang sesuai dengan analisa rangkaian yang telah

dibahas dalam bab sebelumnya agar diperoleh sinkronisasi teori

dan praktek..

BAB V PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran mengenai proyek DADU

ELEKTRONIK yang sedang dibahas.

Daftar Pustaka

Berisikan sumber-sumber yang akan kami ambil dalam menyusun

makalah ini.

Page 8: Dadu Elektronik

BAB IILANDASAN TEORI

2.1 Teori Dasar ElektronikaDalam elektronika, komponen elektronika dibagi menjadi dua bagian

yaitu :

1. Komponen Aktif

2. Komponen Pasif

Komponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam pengoprasiannya

membutuhkan sumber tegangan dan sumber arus, misalnya Dioda, Resistor,

Kapasitor, Trafo dan lain-lain. Sedangkan Komponen Pasif adalah komponen

elektronika yang dalam pengoprasiannya tidak memerlukan sumber tegangan

atau sumber arus tersendiri, misalnya Transistor, Tranducer, SCR, Relay,

Integrated Circuit (IC) dan lain-lain. Namun disini kami akan menjelaskan uraian

dari komponen-komponen elektronika yang bersangkutan dengan alat yang kami

buat yaitu “DADU ELEKTRONIK”.

2.1.1 Gerbang Logika Dasar

Pengertian dari gerbang logika itu sendiri adalah suatu piranti dengan

jumlah terminal masukan dan sebuah terminal keluaran yang keadaan

keluarannya tergantung dari sinyal masukan secara keseluruhan.

Gerbang Dasar yang terdiri dari atas :

Gerbang AND

•A

BY

Page 9: Dadu Elektronik

Gambar 2.1

Pada gerbang logika yang ada diatas tersebut akan didapat persamaan

untuk keluarannya adalah Y = A • B dan untuk tabel kebenarannya adalah

sebagai berikut :

A B Y

0 0 0

0 1 0

1 0 0

1 1 1

Tabel 2.1

* Gerbang OR

Dilambangkan dengan gambar sebagai berikut :

Gambar 2.2

Pada gerbang logika OR yang ada diatas maka akan didapat

persamaannya sebagai berikut :

Y = A + B

Dari persamaan yang ada diatas tersebut maka akan didapat tabel

kebenarannya sebagai berikut :

YA

B+

Page 10: Dadu Elektronik

A B Y

0 0 0

0 1 1

1 0 1

1 1 1

Tabel 2.2

* Gerbang NOT

Dilambangkan dengan gambar sebagai berikut :

Gambar 2.3

Dari gambar yang ada diatas maka akan didapat persamaannya sebagai

berikut :

A = A

Maka dari persamaan yang ada diatas akan didapat pula tabel

kebenarannya sebagai berikut :

A A’

Page 11: Dadu Elektronik

A Y

0 1

1 0

Tabel 2.3

2.1.2 Gerbang Turunan

Gerbang turunan adalah gerbang yang terbentuk dari gerbang dasar,

gerbang turunan ini terdiri atas :

* Gerbang NAND

Gambar 2.4

Dari gerbang logika yang ada diatas maka akan didapat persamaannya

sebagai berikut : Y = A • B

Dari persamaan yang ada diatas akan didapat pula tabel kebenarannya

sebagai berikut :

A B Y

0 0 1

0 1 1

1 0 1

1 1 0

Tabel 2.4

A

BY

Page 12: Dadu Elektronik

* Gerbang NOR

Gambar 2.5

Dari gerbang logika yang ada diatas maka akan didapat persamaannya

sebagai berikut : Y = A + B

Dari persamaan yang ada diatas akan didapat pula tabel kebenarannya

sebagai berikut :

A B Y

0 0 1

0 1 0

1 0 0

1 1 0

Tabel 2.5

* Gerbang EXOR

Gambar 2.6

Dari gerbang logika yang ada diatas maka akan didapat persamaannya

sebagai berikut : Y = A B

B

AY

Y

A

B

+

Page 13: Dadu Elektronik

Dari persamaan yang ada diatas akan didapat pula tabel kebenarannya

sebagai berikut :

A B Y

0 0 0

0 1 1

1 0 1

1 1 0

Tabel 2.6

* Gerbang EXNOR

Gambar 2.7

Dari gerbang logika yang ada diatas maka akan didapat persamaannya

sebagai berikut :

Y = A B

Dari persamaan yang ada diatas akan didapat pula tabel kebenarannya

sebagai berikut :

Y

A

B

+

Page 14: Dadu Elektronik

A B Y

0 0 1

0 1 0

1 0 0

1 1 1

Tabel 2.7

2.2 Komponen Aktif & PasifKomponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam

pengoprasiannya membutuhkan sumber tegangan dan sumber arus, misalnya

Dioda, Resistor, Kapasitor, Trafo dan lain-lain. Sedangkan Komponen Pasif

adalah komponen elektronika yang dalam pengoprasiannya tidak memerlukan

sumber tegangan atau sumber arus tersendiri, misalnya Transistor, Tranducer,

SCR, Relay, Integrated Circuit (IC) dan lain-lain.

2.2.1 ResistorResistor adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi untuk

menghambat arus listrik dan juga salah satu komponen yang kami pergunakan

pada pembuatan DADU ELEKTRONIK ini.

Resistor dapat dibagi 2 macam yaitu :

* Resitor Tetap

Resistor tetap adalah yang memiliki nilai hambatan yang tetap.

Dalam DADU ELEKTRONIK ini, resistor yang digunakan memiliki batas

kemampuan daya misalnya 1/4 watt, dan nilai toleransinya sebesar 5%

Artinya resistor hanya dapat dioperasiakan dengan daya maksimal sesuai

dengan kemampuan daya.

Simbol resistor tetap

Page 15: Dadu Elektronik

(a) (b)

Untuk mengetahui nilai hambatannya dapat dilihat atau dibaca dari warna yang

ada di badan resistor itu sendiri atau pada bagian luar badan resistor yang

disebut gelang warna.

Gambar 2.8

Contoh 1 : 4 warna gelang

Dengan catatan contoh 1 gelang 4 warna.

Gelang 3&4 menunjukkan angka

Gelang 2 menunjukkan banyaknya nol

Gelang 1 menunjukkan toleransi

Page 16: Dadu Elektronik

Gambar 2.9

Contoh 2 : 5 warna gelang

Dengan catatan contoh 2 gelang 5 warna

Gelang 3,4&5 menunjukkan angka

Gelang 2 menunjukkan bayaknya nol

Gelang 1 menunjukkan toleransi

Untuk mengetahui berapa nilai warna serta toleransinya lihat tabel 2.1

Warna Gelang Ke

3&4 2 1

Hitam 0 0 1%

Cokelat 1 10 2%

Merah 2 100 2%

Jingga 3 1000

Kuning 4 10.000

Hijau 5 100.000

Biru 6 1.000.000

Page 17: Dadu Elektronik

Ungu 7 10.000.000

Abu-abu 8 100.000.000

Putih 9 1.000.000.000

Emas - 0,1 5%

Perak - 0,01 10%

Tidak Berwarna - 0,001 20%

Tabel 2.8

Tabel diatas hanya khusus digunakan untuk resistor yang mempunyai 4 pita

warna.

Untuk resistor dengan 5 pita warna memiliki tabel sebagai berikut :

Warna Gelang Ke

3,4&5 2 1

Hitam 0 0

Cokelat 1 10 1%

Merah 2 100 0,1%

Jingga 3 1000 0,01%

Kuning 4 10.000 0,001%

Hijau 5 100.000

Biru 6 1.000.000

Ungu 7 10.000.000

Abu-abu 8 100.000.000

Putih 9 1.000.000.000

Emas - 0,1 5%

Perak - 0,01 10%

Tidak Berwarna - 0,001 20%

Tabel 2.9

Page 18: Dadu Elektronik

Tetapi pada proyek yang kami buat dalam hal ini adalah DADU ELEKTRONIK

resistor yang kami gunakan dan memang yang dibutuhkan pada rangkaian

adalah resistor yang menggunakan 4 gelang warna jadi yang akan lebih

diperjelas adalah resistor 4 warna saja dari rangkaian dibutuhkan resistor yang

bernilai 1KiloOhm ysitu dengan cara sebagai berikut.

Bernilai 1 KiloOhm

Berwarna : * Gelang I : Emas

* Gelang II : Jingga

* Gelang III : Hitam

* Gelang IV : Coklat

Resitor 4 warna ini juga berfungsi sebagai penghambat arus listrik sebagaimana

fungsi resistor lainnya.

* Resistor Tidak Tetap (Variabel)

Resistor tidak tetap adalah resistor yang nilai kemampuannya atau

nilai hambatannya atau resistansinya dapat diubah-ubah. Jenisnya

antara lain, hambatan geser trimpot dan potensiometer. Karena pada

rangkaian two wire intercom yang dipergunakan hanya resistor yang

bernilai tetap, jadi kami membahas resistor tidak tetap sebatas yang

besarnya saja.

a. Keostat

Merupakan hambatan geser yang terbuat dari kawat nikelin yang dillilitkan

pada silinder keramik dan terdapat logam yang menempel pada

penghantar dan dapat digeser kedudukannya.

b. Trimpot

Page 19: Dadu Elektronik

Merupakan hambatan yang memiliki nilai hambatanya dapat diubah

sesuai dengan kebutuhan. Dengan cara memutar porosnya dengan

menggunakan obeng.

2.2.2 KapasistorKapasistor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan

dan melepaskan muatan listrik atau energi listrik. Kemampuan untuk menyimpan

muatan listrik pada kapasitor disebut dengan kapasitas atau kapasitansi seperti

halnya hambatan, kapasitor dapat dibagi menjadi :

* Kapasitor tetap

Kapasitor tetap merupakan kapasitor yang mempunyai nilai

kapasitas atau kapasitansi yang tetap.

Simbolnya .

Gambar 2.10

Kapasitor tetap yang digunakan dalam DADU ELEKTRONIK

adalah 1 Mikro farad yang berfungsi sebagai flip-flop. Kapasitor dapat

dibedakan dari bahan yang digunakan sebagai lapisan diantara lempeng-

lempeng logam yang disebut dielektrikum. Dielektrikum tersebut dapat

berupa keramik, mika, mylar, kertas maupun film. Biasanya kapasitor

yang terbuat dari bahan tersebut nilainya kurang dari 1 mikrofarad.

Untuk mengetahui besarnya nilai kapasitas pada kapasitor dapat dibaca

melalui kode angka pada badan kapasitor tersebut yang terdiri dari angka:

Angka pertama (I) dan II menunjukan angka / nilai angka III (ketiga)

menunjukan faktor penggali / banyaknya nol dan satuannya pikofarad (pf).

* Kapasitor Tidak Tetap

Page 20: Dadu Elektronik

Kapasitor tidak tetap adalah kapasitor yang memiliki nilai kapa-

siotansi atau kapasitas yang dapat diubah – ubah. Kapasitor terdiri

dari :

a. Kapasitor Trimer

Kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah – ubah dengan

cara memutar porosnya dengan memutar obeng.

Simbol trimmer kapasitor :

Gambar 2.11

b. Variabel Kapasitor (Varco)

Kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah - ubah dengan

memutar poros yang tersedia.

Simbol Varco:

Gambar 2.12

Kapasitor mempunyai keistimewaan diantaranya :

- Penghubung , penstransfer , dan melewatkan arus

bolak-balik

- Memblok arus dan tegangan searah

- Menyimpan dan mengeluarkan muatan listrik

- Penala frekuensi pada rangkaian

- Ada beberapa jenis kapasitor yaitu :

- Kapasitor keramik

Page 21: Dadu Elektronik

2.2.3 Dioda

Dioda merupakan suatu semikonduktor yang hanya dapat menghantar

arus listrik dan tegangan listrik pada satu arah saja, yang memiliki bahan pokok

dari Germanium (Ge) dengan tegangan barier sebesar 0,3volt artinya bila

tegangan yang melewatinya kurang dari 0,3 volt maka dioda tidak bekerja dan

Silikon (Si) dengan tegangan barier sebesar 0,7 volt artinya bila tegangan yang

melewatinya kurang dari 0,7 volt maka dioda tidak bekerja.

Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan N. Satu

sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe

N. Dengan struktur demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P menuju

sisi N.

Gambar 2.9 Simbol dan struktur dioda

Gambar ilustrasi di atas menunjukkan sambungan PN dengan sedikit porsi kecil

yang disebut lapisan deplesi (depletion layer), dimana terdapat keseimbangan

hole dan elektron. Seperti yang sudah diketahui, pada sisi P banyak terbentuk

hole-hole yang siap menerima elektron sedangkan di sisi N banyak terdapat

elektron-elektron yang siap untuk bebas merdeka. Lalu jika diberi bias positif,

dengan arti kata memberi tegangan potensial sisi P lebih besar dari sisi N, maka

elektron dari sisi N dengan serta merta akan tergerak untuk mengisi hole di sisi

P. Tentu kalau elektron mengisi hole disisi P, maka akan terbentuk hole pada sisi

N karena ditinggal elektron. Ini disebut aliran hole dari P menuju N, Kalau men-

gunakan terminologi arus listrik, maka dikatakan terjadi aliran listrik dari sisi P ke

sisi N.  

Page 22: Dadu Elektronik

Gambar 2.10 dioda dengan bias maju

Sebalikya apakah yang terjadi jika polaritas tegangan dibalik yaitu dengan mem-

berikan  bias negatif (reverse bias). Dalam hal ini, sisi N mendapat polaritas

tegangan lebih besar dari sisi P.

Gambar 2.11 dioda dengan bias negatif

Tentu jawabanya adalah tidak akan terjadi perpindahan elektron atau aliran hole

dari P ke N maupun sebaliknya. Karena baik hole dan elektron masing-masing

tertarik ke arah kutup berlawanan. Bahkan lapisan deplesi (depletion layer) se-

makin besar dan menghalangi terjadinya arus.

Demikianlah sekelumit bagaimana dioda hanya dapat mengalirkan arus satu

arah saja. Dengan tegangan bias maju yang kecil saja dioda sudah menjadi kon-

duktor. Tidak serta merta diatas 0 volt, tetapi memang tegangan beberapa volt

diatas nol baru bisa terjadi konduksi. Ini disebabkan karena  adanya dinding de-

plesi (deplesion layer).

Page 23: Dadu Elektronik

Gambar 2.12 grafik arus dioda

Sebaliknya untuk bias negatif dioda tidak dapat mengalirkan arus, namun me-

mang ada batasnya. Sampai beberapa puluh bahkan ratusan volt baru terjadi

breakdown, dimana dioda tidak lagi dapat menahan aliran elektron yang terben-

tuk di lapisan deplesi.

2.3.1 Dioda Kontak titik dan Dioda Hubungan

Dioda kontak titik, yaitu dioda yang dipergunakan untuk mengubah

frekuensi tinggi menjadi frekuensi rendah, misalnya tipe OA 70, OA 90 dan 1N

60.

Dioda Hubungan, yaitu dioda yang dapat menghantarkan arus atau tegan-

gan listrik yang besar hanya satu arah dan digunakan untuk menyearahkan arus

dan tegangan. Dioda ini memiliki tegangan maksimal dan arus maksimal, mis-

alnya tipe 1N4001 ada 2 jenis, yaitu yang berkapasitas 1Ă / 50 volt dan 1Ă / 100

volt.

Gambar 2.13 Simbol Dioda Kontak Titik dan Dioda Hubungan

Page 24: Dadu Elektronik

2.3.2 Dioda Zener

Phenomena tegangan breakdown dioda ini mengilhami pembuatan kom-

ponen elektronika lainnya yang dinamakan zener. Sebenarnya tidak ada perbe-

daan sruktur dasar dari zener, melainkan mirip dengan dioda. Tetapi dengan

memberi jumlah doping yang lebih banyak pada sambungan P dan N, ternyata

tegangan breakdown dioda  bisa makin cepat tercapai. Jika pada dioda biasanya

baru terjadi breakdown pada tegangan ratusan volt, pada zener bisa terjadi pada

angka puluhan dan satuan volt.  

Gambar 2.14 Simbol Zener

Ini adalah karakteristik zener yang unik. Jika dioda bekerja pada bias maju

maka zener biasanya berguna pada bias negatif (reverse bias). Zener juga

banyak digunakan untuk aplikasi regulator tegangan (voltage regulator) misalnya

tipe 12 volt artinya dioda zener dapat membatasi tegangan yang lebih besar dari

12 volt menjadi 12 volt. Zener yang ada dipasaran tentu saja banyak jenisnya

tergantung dari tegangan breakdwon-nya.

2.2.4 Dioda Pemancar Cahaya (LED)

Merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi ca-

haya.LED merupakan produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya juga sama

dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang

sambungan P-N juga melepaskan energi berupa energi panas dan energi ca-

haya. LED dibuat agar lebih efisien jika mengeluarkan cahaya. Untuk mendap-

atkna emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang pakai adalah galium, ar-

senic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya

yang berbeda pula.

Page 25: Dadu Elektronik

Gambar 2.15 Simbol LED

Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang banyak ada adalah warna

merah, kuning dan hijau.LED berwarna biru sangat langka. Pada dasarnya

semua warna bisa dihasilkan, namun akan menjadi sangat mahal dan tidak

efisien. Dalam memilih LED selain warna, perlu diperhatikan tegangan kerja,

arus maksimum dan disipasi daya-nya. Rumah (chasing) LED dan bentuknya

juga bermacam-macam, ada yang persegi empat, bulat dan lonjong. 

Gambar 2.16 LED array

LED sering dipakai sebagai indicator pada peraga atau display yang  mas-

ing-masing warna bisa memiliki arti yang berbeda. Menyala, padam dan berkedip

juga bisa berarti lain. LED dalam bentuk susunan (array) bisa menjadi display

yang besar. Dikenal juga LED dalam bentuk 7 segment atau ada juga yang 14

segment. Biasanya digunakan untuk menampilkan angka numerik dan alphabet. 

a. IC CMOS 4017

4-bit asynchronous decade counter dengan output decoded penuh, reset

dan clock aktif tinggi dan aktif rendah kedua input CLK di AND kan, sehigga

dapat digunakan sebagai clock dan clock enable. +---+--+---+

Q5 |1 +--+ 16| VCC

Q1 |2 15| RST

Q0 |3 14| CLK1

Q2 |4 13| CKE/CLK2

Page 26: Dadu Elektronik

Q6 |5 4017 12| RCO

Q7 |6 11| Q9

Q3 |7 10| Q4

GND |8 9| Q8

+----------+

IC CMOS 4017

Adapun karakteristik dari IC 4017 ini terdapat 9 kaki yang merupakan

jalan keluar ( output ). Kemudian Vcc terletak pada kaki 16. Clock terdapat pada

kaki 14. Clock enable terdapat pada kaki 13. Carry out terdapat pada kaki 12 dan

kaki 15 adalah sebagai reset.

Pencacah dimulaikan dengan transisi RENDAH ke TINGGI pada jalan

masuk lonceng CLK (clock ) sementara jalan masuk CKE ( clock enable )

sedang RENDAH pada jalan masuk CKE, sementara jalan masuk lonceng CLK

adalah tinggi. Kalau pencacah – pencacah 4017 dikaskadekan, jalan keluar

Carry Out tersebut sedang RENDAH, sementara pencacah berada dalam status

5,6,7,8 dan 9 TINGGI. Pada jalan masuk reset ( RST ) mereset pencacah pada

nol ( Q0 = Carry Out = TINGGI, Q1…Q9 = RENDAH ).

IC CMOS 4017 pada rangkaian ini adalah merupakan penghitung atau

pencacah, yang berfusi sebagai register geser (Shift Register) yang dapat meng-

gerakkan atau menggeser LED yang dapat menyala dari ke kiri ke kanan. Regis-

ter ini adalah yang salah satu sub sistemnya paling berguna dan paling banyak

kemampuannya dalam suatu system digital. Pencacah yang di drive oleh suatu

clock dapat digunakan untuk menggeser banyak daur clock, karena pulsa clock

terjadi pada waktu yang diketahui. Shift register dapat digunakan sebagai suatu

instrumen untuk mengukur waktu (periode dan frekuensi). Shift register tersebut

juga merupakan rangkaian logika penguat sehingga pencacah membutuhkan

karakteristik memori dan pewaktu memegang peranan yang penting. Shift regis-

ter ini digunakan pula untuk membagi frekuensi dan menyimpan data seperti

dalam detak digital, an juga dapat digunakan dalam pengurutan alamat dan

dalam beberapa rangkaian aritmetika.

Page 27: Dadu Elektronik

b. Timer 555

Rangkaian Astable

Sedikit berdeda dengan rangkaian monostable, rangkaian astable dibuat

dengan mengubah susunan resitor dan kapasitor luar pada IC 555 seperti

gambar berikut. Ada dua buah resistor Ra dan Rb serta satu kapasitor eksternal C

yang diperlukan. Prinsipnya rangkaian astable dibuat agar memicu dirinya sendiri

berulang-ulang sehingga rangkaian ini dapat menghasilkan sinyal osilasi pada

keluarannya. Pada saat power supply rangkaian ini di hidupkan, kapasitor C

mulai terisi melalui resistor Ra dan Rb sampai mencapai tegangan 2/3 VCC.

Pada saat tegangan ini tercapai, dapat dimengerti komparator A dari IC 555

mulai bekerja mereset flip-flop dan seterusnya membuat transistor Q1 ON.

Ketika transisor ON, resitor Rb seolah dihubung singkat ke ground sehingga

kapasitor C membuang muatannya (discharging) melalui resistor Rb. Pada saat

ini keluaran pin 3 menjadi 0 (GND). Ketika discharging, tegangan pada pin 2

terus turun sampai mencapai 1/3 VCC. Ketika tegangan ini tercapai, bisa

dipahami giliran komparator B yang bekerja dan kembali memicu transistor Q1

menjadi OFF. Ini menyebabkan keluaran pin 3 kembali menjadi high (VCC).

Demikian seterusnya berulang-ulang sehingga terbentuk sinyal osilasi pada

keluaran pin3.

Terlihat di sini sinyal pemicu (trigger) kedua komparator tersebut bekerja

bergantian pada tegangan antara 1/3 VCC dan 2/3 VCC. Inilah batasan untuk

mengetahui lebar pulsa dan periode osilasi yang dihasilkan. Misal diasumsikan

t1 adalah waktu proses pengisian kapasitor yang di isi melalui resistor Ra dan Rb

dari 1/3 VCC sampai 2/3 VCC. Diasumsikan juga t2 adalah waktu discharging

kapasitor melalui resistor Rb dari tegangan 2/3 VCC menjadi 1/3 VCC. Dengan

perhitungan eksponensial dengan batasan 1/3 VCC dan 2/3 VCC maka dapat

diperoleh :

 t1 = ln(2) (Ra+Rb)C = 0.693 (Ra+Rb)C

dan

t2 = ln(2) RbC = 0.693 RbC

Page 28: Dadu Elektronik

Rangkaian osilator astable

Periode osilator adalah dapat diketahui dengan menghitung T = t1 + t2.

Persentasi duty cycle dari sinyal osilasi yang dihasilkan dihitung dari rumus t1/T.

Jadi jika diinginkan duty cycle osilator sebesar (mendekati) 50%, maka dapat

digunakan resistor Ra yang relatif jauh lebih kecil dari resistor Rb. Satu hal yang

menarik dari komponen IC 555, baik timer aplikasi rangkaian monostable

maupun frekuensi osilasi dari rangkaian astable tidak tergantung dari berapa nilai

tegangan kerja VCC yang diberikan. Tegangan kerja IC 555 bisa bervariasi

antara 5 sampai 15 Vdc.

 

Tingkat keakuratan waktu (timing) yang dihasilkan tergantung dari nilai

dan toleransi dari resistor dan kapasitor eksternal yang digunakan. Untuk

rangkaian yang tergolong time critical, biasanya digunakan kapasitor dan resistor

yang presisi dengan toleransi yang kecil.

Pada banyak nota aplikasi, biasanya juga ditambahkan kapasitor 10 nF

pada pin 5 ke ground untuk menjamin kestabilan tegangan referensi 2/3 VCC.

Banyak aplikasi lain yang bisa dibuat dngan IC 555, salah satu aplikasi yang

populer lainnya adalah rangkaian PWM (Pulse Width Modulation). Rangkaian

PWM mudah direalisasikan dengan sedikit mengubah fungsi dari rangkaian

pewaktu monostable. Yaitu dengan memicu pin trigger (pin 2) secara kontiniu

sesuai dengan perioda clock yang diinginkan, sedangkan lebar pulsa dapat

diatur dengan memberikan tegangan variabel pada pin control voltage (pin5). Di

Page 29: Dadu Elektronik

pasaran banyak juga jumpai dua timer 555 yang dikemas didalam satu IC

misalnya IC LM324 atau MC1456.

2.2.6 SaklarSaklar adalah sebuah alat atau komponen elektronika yang berfungsi

untuk memutus dan menyambung aliran listrik, pada rangkaian saklar berfungsi

sebagai terminal. Pada umumnya saklar memiliki dua kondisi yaitu ON

(menyambung) dan OFF (memutus), apabila saklar dalam kondisi ON maka

kedua kutup saklar dalam kondisi terhubung, sehingga arus listrik dapat mengalir

dari sumber tegangan ke dalam rangkaian, sehingga rangkaian dapat bekerja,

tetapi apabila saklar dalam keadaan OFF maka kedua kutup saklar dalam

kondisi memutus (tidak tersambung), sehingga arus listrik dari sumber tegangan

tidak dapat mengalir ke dalam rangkaian, sehingga rangkaian tidak dapat

bekerja.

2.3 MEMBUAT JALUR DI PCBMetode yang kami lakukan untuk membuat jalur pada PCB yaitu metode

penjiplakan / transfer, metode tersebut menurut kami sangat mudah diterapkan,

membutuhkan waktu yang relatif singkat, dan biaya yang sedikit.

Mula-mula persiapkan dulu alat-alat dan beberapa peralatan selengkap-

lengkapnya, agar dalam pembuatan jalur ini dapat berjalan lancar.

Bahan-bahan yang harus dipersiapkan yaitu:

Gambar 2.27 Saklar On Off

Page 30: Dadu Elektronik

1) Printer

2) Spidol permanen for OHP dengan ujung runcing

3) Papan PCB polos

4) Ferric cloride

5) Setrika Listrik

6) Kertas Ampelas

7) Komputer beserta software PCB (Software DipTrace)

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

Pada metode penjiplakan mula-mula jalur di buat sketsanya terlebih dulu

dengan menggunakan software yang anda kenal, kami menggunakan

software dipTrace dalam pembuatan alat kami yang menurut kami mudah

digunakan.

Pada sofware dipTrace mula-mula kita menyiapkan icon-icon yang

melambangkan komponen-komponen yang dibutuhkan untuk kemudian

dituangkan kedalam lembar kerja pada software tersebut.

Ukuran icon-icon komponen tersebut ketika diprint hasilnya akan sesuai

dengan ukuran komponen yang sebenarnya dan tentunya jarak antar kaki

komponen tersebut pun sama.

Susun icon komponen tersebut sesuai yang diinginkan pada lembar

kerja, ada baiknya lebih memperhatikan susunan penyimpanan icon

komponen. Penyusunan komponen yang rapih dan berurut sesuai dengan

jenis nya tentunya membuat tampilan jalur menjadi lebih rapih.

Kemudian mulai dengan membuat jalur pcb caranya yaitu dengan

menghubungkan titik-titik pada setiap komponen yang harus terhubung

sesuai dengan rangkaian yang ingin dibuat.

Dalam menghubungkan titik komponen ke titik komponen lain tempuh

jalur yang lebih dekat dan sebaiknya jaga jarak dengan jalur yang lain.

Sebaiknya jalur dibuat tebal agar proses penyaluran tegangan berjalan

Page 31: Dadu Elektronik

lancar dan ketika proses pelarutan dengan menggunakan ferric clorida

tidak mudah terkikis.

Dalam pembutan jalur terkadang menemukan jalan buntu dimana

disekitarnya terdapat jalur dari titik komponen ke komponen yang lain, dan

jalur yang akan dibuat tersebut tidak boleh terhubung. Ada baiknya

gunakan jamper, namun penggunakan jamper tidak selalu dianjurkan

apabila ada jalan lain yang dapat ditempuh.

Jika jalur keseluruhan rangkaian alat tersebut sudah selesai, simpan dan

lakukan pengkoreksian berulang-ulang. Hal itu diperlukan untuk

menghindari beberapa kesalah, yang nantinya mengharuskan kita

memulainya dari awal lagi.

Setelah yakin jalur yang kita buat tersebut benar, kemudian print. Seperti

yang sudah disebutkan pada point sebelumnya, bahwa ketika diprint icon

komponen tersebut sesuai dengan ukuran komponen aslinya. Jadi kita

tidak usah khwatir.

Hasil printan tadi kemudain bawa ke tempat fotocopy, mintalah fotocopyan

transparan untuk OHP dari hasil printan tadi.

Periksalah hasil fotopyan untuk memastikan hasil fotopyan nya timbul dari

nampak bawah rangkaian anda. Untuk memastikannya yaitu dengan cara

meraba bagian yang kasar. Ada baiknya memilih tempat fotocopyan yang

tintanya bagus, hal tersebut menentukan jelas atau tidaknya hasil jiplakan

nantinya.

Segera setelah difotocopy transparan, langsung lakukan proses

penjiplakan. Tahap ini merupakan tahap setengah jalan untuk

mendapatkan hasilnya.

Siapkan setrika listrik kemudian setting untuk mendapatkan panas yang

hampir penuh. Simpan hasil fotocopyn tadi diatas papan PCB polos

dengan posisi nampak kasar tadi bersentuhan dengan PCB. Kemudian

timpa dengan selembar kertas, jangan terlalu tebal agar penyaluran panas

dari setrika ke papan PCB sesuai yang diinginkan.

Page 32: Dadu Elektronik

Letakan setrika diatas papan PCB yang sudah di timpa dengan hasil

fotopyn transparan dan selembar kertas tadi. Gosok dan sedikit tekankan

ke papan PCB dengan posisi searah.

Kira-kira 10 menit lamanya proses penggosokan, tarik ujung kerta

transparan perlahan-lahan. Pastikan tintanya menempel ke papan PCB

dengan sempurna. Dalam proses ini terkadang tinta tidak tertempel sem-

purna.

Langkah selanjutnya yaitu menebalkan / memperbaiki jalur yg rusak

menggunakan spidol permanen.

Setelah semua sudah selesai dan jalur sudah dianggap benar, maka

proses selanjutya yaitu etching pcb, pertama siapkan wadah lalu isi den-

gan air bersih.

Selanjutnya masukkan bubuk ferrycloride kedalam eadah yang berisi air

bersih dan kemudian aduk hingga rata, kemudian masukkan pcb yg sdah

kita buat jalurnya, kemudian goyangkan wadah hingga tembaga yang

tidak tekena tinta akan habis.

Setelah selesai, kemudian angkat pcb dari wadah lalu cuci dengan air

bersih.

Proses selanjutnya yaitu membersihkan tinta pada pcb, dalam langkah ini

anda bisa menggunakan tinner atau amplas halus, jika menggunakan am-

plas halus, amplas pcb dibawah aliran air pada keran, dengan metode ini

tinta yg ada tidak menempel di pcb.

Setelah itu bersihkan pcb dengan kain, dan selesai.

2.3 Melubangi papan rangkaianLangkah terakhir yang harus dilakukan setelah papan rangkaian

dibersihkan dengan tinner adalah membuat lubang – lubang pada setiap

bantalan titik – titik jalur sebagai tempat memasang kaki – kaki komponen.

Ukuran lubang ini walaupun tidak kritis tetapi cukup penting untuk diperhatikan.

Memaksa memasukan kaki komponen ke dalam lubang yang terlalu kecil dapat

merusak papan maupun komponen itu sendiri. Sebaliknya bila lubangnya terlalu

Page 33: Dadu Elektronik

besar akan menyebabkan kelonggaran sehingga hubungan solderannya bisa

kurang baik.

Daftar berikut kiranya dapat membantu mengatasi masalah tersebut. Dengan table

ini anda dapat memilih besarnya mata bor yang sesuai dengan besar kaki komponen

masing – masing:

N

o

NAMA KOMPONEN NOMOR MATA BOR

1 Resistor 1 / 8 watt 70

2 Resistor 1 / 4 watt 70

3 Resistor 1 / 2 watt 65

4 Resistor 1 watt 55

5 Resistor 2 watt 55

6 Kondensator 65

7 Transistor daya 65

8 Transistor sinyal kecil 70

9 Integrated circuit (IC) 70

Tabel 2

Untuk alat bornya biasa menggunakan alat bor listrik untuk PCB yang

banyak diperjualbelikan di toko – toko elektronika atau dengan membuat sendiri

dengan menggunakan bekas motor tape. Hal ini dapat disesuaikan dengan

keinginan anda.

BAB III

ANALISA RANGKAIAN

3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram

activator

Page 34: Dadu Elektronik

Untuk memudahkan penjelasan, rangkaian ini dibagi mejadi 5 bagian utama,

yaitu rangkaian Activator, Input, Clock, Pencacah, Output. Kelima Block diatas

tentunya memiliki karakteristik dan prinsip kerja . Berikut penjelasannya:

3.1.1 ActivatorActivator pada rangkaian ini berasal dari tegangan yang diberikan pada

rangkaian sebesar 9 volt. input tegangan tersebut dapat mengunakan baterai

ataupun adaptor. Pada rangkaian ini penulis menggunakan baterai 9 volt

sebagai input tegangan.

3.1.2 InputInput pada rangkaian yaitu sebuah switch ( saklar ), yang berfungsi

sebagai input ic pencacah, untuk memulai pencacahan dan merandom nilai dadu

elektronik.

3.1.3 ClockOsilator berfungsi sebagai pembangkit sinyal kotak yang berguna sebagai

penggerak TTL. Terdiri dari sebuah IC 555 dengan menambahkan resistor dan

kondensator sehingga rangkaian IC 555 merupakan rangkaian astable, dimana

outputnya akan menghasilkan tegangan 0 Volt dan 5 Volt secara bergantian

dengan waktu yang diatur oleh resistor dan kondensator.

3.1.4 Pencacah

INPUT CLOCK Pencacah OUTPUT

Page 35: Dadu Elektronik

Pencacah pada rangkaian in menggunakan IC 4017 sebagai shift register,

yang dapat menggeser led dari kiri kekanan maupun sebaliknya. Setelah

pembangkit clock diumpankan ke penghitung / pencacah IC1 ( IC 4017 ),

keluaran – keluaran dari penghitung di reset ke awal mulai, bila Q4 menuju nilai

1, ini menunjukan adanya hubungan pada kaki 15 dan kaki 10 dari IC tersebut.

Lalu keluaran – keluaran pada kaki Q0…Q3 dihubungkan ke rangkaian

monostable multivbrator. Seluruh multivibrator tersebut tersulut olehsisi menuju

negative dari pulsa keluaran – keluaran Q0…Q3.

3.1.5 OutputOutput yang digunakan disini adalah 7 buah led yang disusun sedemikian

rupa sehingga menyerupai angka dadu. Saat saklar di tekan maka tampilan led

akan mencacah berupa angka dadu dari angka 2 sampai 6. Ketika saklar

dilepas, maka led akan berhenti dan menampilkan hasilnya.

3.2 Analisis Rangkaian Secara Detail

Pada saat diberi arus dari sumber tegangan, pada osilator terjadi

pengisian kapasitor dengan arus yang melalui resistor dan potensiometer, IC 555

menghasilkan output 0 Volt. Pada saat tegangan yang melalui kapasitor telah

mencapai 2/3 Vcc, maka flip flop pada IC 555 akan aktif sehingga menghasilkan

output 5 Volt. Pada saat itu pula transistor (yang terhubung ke ground) pada kaki

discharge (kaki 7) akan tersulut dan menyebabkan pengosongan kapasitor

melalui resistor dan discharge sampai tegangan mencapai 1/3 Vcc. Pada saat itu

flip flop akan non aktif atau berguling sehingga IC 555 menghasilkan output 0

Volt, dan hal tersebut menyebabkan transistor pada kaki discharge cutoff,

sehingga terjadi kembali pengisian kapasitor hingga mencapai 2/3 Vcc. Kejadian

ini akan terus berlangsung secara periodik, shingga pada outputnya terjadi

gelombang persegi yang simetris. Periode waktunya dapat diketahui

berdasarkan rumus :

Page 36: Dadu Elektronik

Gelombang persegi yang dihasilkan osilator digunakan flip flop JK untuk bekerja

yang dirangkai secara synchronous, yaitu menyulut clock secara bersama dan

pengeluran output yang bersama pula. Dengan menggunakan bantuan gerbang

logika AND sehingga dapat menghasilkan output yang diinginkan. Output dari

timer ini kemudian diteruskan ke kaki ic 4017 sebagai sumber clock. Kemudian ic

4017 mulai mencacah dari Qo – Q9, dalam rangkaian dadu elektronik output

akan mencacah dari Qo – Q5 karena pada output Q6 (kaki 5) di hubungkan ke

Master Reset (kaki 15) sehingga ic 4017 akan mencacah ulang dari Q0 kembali.

Untuk mode pencacah maka Input clock pada kaki 14 bersifat aktif high (1)

sedangkan clock enable pada kaki 13 bersifat aktif low (0), seperti table dibawah

ini:

Page 37: Dadu Elektronik

Output dadu terdiri dari 7 buah led yang disusun sedemikian rupa

sehingga membentuk seperti angka dadu. Dalam hal ini susunan led dibagi

menjadi 4 bagian yaitu Led A, Led B, Led C, dan Led D. Led B, C, dan D di

hubungkan secara seri seperti gambar dibawah ini:

Sebelum tombol random ditekan maka output pada display dadu akan

menunjukkan angka 2, karena carry out (kaki12) yg terhubung ke Led B dalam

keadaan aktif high selama cacahan dari Qo – Q4, pada saat cacahan Q5 carry

out akan berlogika low. Pada saat tombol random ditekan ic 4017 mulai

mencacah dan menampilkannya pada display dadu yang akan mengasilkan

bilangan 2, 3, 4, 5, 6, 1, dan terus berulang sampai tombol random dilepas yg

akan menampilkan hasil akhirnya. Adapun output yg dihasilkan bias kita lihat

dalm table dibawah ini :

Page 38: Dadu Elektronik

Table Cacahan ic 4017

Page 39: Dadu Elektronik
Page 40: Dadu Elektronik
Page 41: Dadu Elektronik

BAB IVCARA PENGOPERASIAN ALAT

4.1 Cara pengoperasian alatBila rangkaian sudah selesai atau sudah benar pemasangannya baik

komponen ataupun jalur-jalurnya, maka pengujian alat dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

A. Menghubungkan rangkaian dengan tegangan sebesar 9V dengan menggu-

nakan baterai atau adaptor .

B. Menyalakan rangkaian dengan cara merubah posisi toggle switch dari kon-

disi off ke kondisi on.

C. Menekan tombol random yang akan mengacak angka dadu yang dapat dili-

hat pada display dadu.

D. Melepas tombol dadu dan melihat hasil akhir pada display dadu yang akan

menunjukkan jumlah dadu.

4.2 CARA KERJA ALAT

Rangkaian ini memberikan display dari LED yang akan menyala secara

berurutan. Rangkaian ini menggunakan IC 4017 sebagai shift register (register

geser) dan IC 555 sebagai Clock. Kecepatan nyala berurutan pada display dadu

LED ditentukan oleh frekuensi pembangkit clock. Dan pergeseran LED

ditentukan oleh IC 4017. Sehingga keluaran dari IC 4017 menuju ke display

dadu. Sehingga LED tersebut dapat menyala secara berurutan dan dihubungkan

dengan LED-LED lain sehingga dapat dibentuk sesuai keiginan kita.

Page 42: Dadu Elektronik
Page 43: Dadu Elektronik

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan Dari apa yang telah kami sajikan dari baik mengenai pengertian, teori,

cara pengoperasian alat, maupun analisa maka sekarang kami akan mengambil

suatu kesimpulan dari apa yang telah kami kerjakan.

Pemasangan kaki-kaki komponen juga harus tepat pada tempatnya.

Untuk masalah ini tidak pada semua komponen namun harus diperhatitan juga,

karena jika salah satu komponen terpasang dengan tidak benar maka jangan

harap anda akan mendapatkan hasil memuaskan. Karena bukan hanya output

yang tidak akan keluar tetapi juga dapat mengakibatkan terjadinya short pada

komponen.

Rangkaian yang bentuknya sangat rumit terkadang membuat kita

kewalahan dalam pemasangan komponen. Untuk mengatasi masalah ini ada

baiknya rangkaian yang rumit tersebut diubah dengan tidak merubah alur yang

telah ditentukan.

5.2 Saran

Dalam pembuatan proyek ini diharapkan ketelitiannya dalam membuat

layoutnya pada project board dan pemilihan komponen apakah masih baik atau

tidak serta tidak lupa kecermatan dalam pemasangannya. Untuk itu kami

memberikan beberapa saran dalam pembuatan proyek ini:

Hendaknya sebelum layout digambar pada PCB, gambarkan ter-

lebih dahulu layout pada kertas dengan teliti dan benar agar tidak terjadi ke-

salahan pada saat pemindahan layout ke PCB. Dan pastikan layout yang

telah dipindahkan ke PCB tergambarkan dengan jelas, juga diharapkan

Page 44: Dadu Elektronik

PCB tidak kotor atau tergores sehingga pada saat pencelupan ke dalam

cairan ferriclorit akan didapatkan gambar yang baik.

Pastikan pada saat pemasangan komponen-komponennya di-

lakukan dengan benar sesuai dengan layout yang telah dibuat, khususnya

kaki-kaki transistor harus dipasang dengan tepat, baik basis, collector dan

emitornya.

Setelah kita memasang komponen pastilah kita menyoldernya, un-

tuk itu kita harus menyoldernya dengan sangat hati-hati, gunakan solder

yang baik dan timah yang baik, sebab banyak komponen-komponen yang

sangat sensitive terhadap panas, penyolderan yang kurang baik akan mem-

buat komponen tersebut rusak.

Apabila rangkaian yang akan kita buat menggunakan IC sebaiknya

kita hati – hati dalam penyolderan dan penggunaanya, untuk mencegah IC

tersebut cepat panas sehingga rusak dan bocor untuk itu penggunaan

socket IC sangatlah diharuskan.

Pastikan kembali rangkaian yang telah dibuat, untuk meyakinkan

apakah rangkaian itu sudah benar.

Yang terpenting dari pembuatan suatu rangkaian elektronika harus benar-

benar diperhatikan ialah kita harus mengerti teori dasar dari setiap komponen

yang akan kita rangkai. oleh karena itu, pahami dahulu rangkaian yang ingin kita

buat.

Page 45: Dadu Elektronik

Daftar Pustaka

Eldas crew 2001 “ MODUL TEORI PRAKTIKUM” Lab Elektonika Dasar

Gunadarma Depok, 2002

Malvino, Prinsip-prinsip Elektronik Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta, 1981.

Elektronika Praktis, Bandung, April 1984.