Top Banner

of 158

dad-S.541102027

Jul 06, 2018

Download

Documents

Reza Hedy
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    1/158

    i

    STUDI ANALISIS PROFESIONALITAS DOSEN

    DI STIKES MUHAMMADIYAH SAMARINDA

    TESIS

    Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan

    Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

    Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan

    Oleh:

    Faried Rahman Hidayat NIM. S541102027

    PROGRAM PASCASARJANA

    UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA

    2013

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    2/158

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    3/158

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    4/158

    iv

     

    PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS

    Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa :

    1.  Tesis yang berjudul : “STUDI ANALISIS PROFESIONALITAS DOSEN

    DI STIKES MUHAMMADIYAH SAMARINDA” ini adalah karya

     penelitian saya sendiri dan bebas dari plagiat, serta tidak terdapat karya

    ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar

    akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

    diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis digunakan sebagai acuandalam naska ini dan disebutkan dalam sumber acuhan serta daftar pustaka.

    Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini,

    maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan perudang-undangan

    (Permendiknas No. 17, tahun 2010).

    2.  Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah

    lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author   dan PPs-

    UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu

    semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan

     publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Magister

    Kedokteran Keluarga PPs UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal

    ilmiah yang diterbitkan Prodi Magister Kedokteran Keluarga PPs-UNS.

    Apabila saya melakukan pelanggaran dari Ketentuan publikasi ini, maka saya

     bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.

    Surakarta, Januari 2013

    Materai Rp 6000

    Faried Rahman Hidayat

    S541102027

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    5/158

     

    v

    “ALLAH SWT tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan

    kesanggupannya”

    (QS: Al-Baqarah ayat 286)

    “Maka sesungguhnya bersama kesukaran ada kemudahan”

    (QS: Al-Insyirah ayat 5)

    “Hidup penuh tantangan

    Hidup harus terus berjalan

    Hadapilah tantangan hidup

    Dan jangan pernah menyesal”

    “Semua jalan pasti ada hikmahnya

    Hikmah tersebut kita ambilDengan hikmah tersebut kita melangkah ke depan yang lebih cerah

    Kegagalan ataupun keberhasilan juga merupakan suatu hikmah

    Jangan takut gagal”

    (Penulis, 2003)

     Tesis Ini Kupersembahkan UntukIbunda, Ayahanda Serta Kakakku Tercinta

    Begitu Besar Dukungan, Cinta Dan Kasih SayangnyaSehingga Takkan Terbalaskan Sampai Ajal Menghampiri

     Tidak Lupa Untuk Istri dan Calon AnakkuYang Setia Dan Sabar Menunggu

     Terselesainya Pendidikan Ku 

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    6/158

     

    vi

    KATA PENGANTAR

    Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan ke hadirat ALLAH SWT, karena

    atas rahmat dan karunia-Nya jualah peneliti dapat menyelesaikan tesis ini tepat

     pada waktunya. Tesis mengenai Studi Analisis Profesionalitas Dosen di STIKES

    Muhammadiyah Samarinda tidak semudah yang peneliti bayangkan. Hal ini

    karena keterbatasan pengetahuan peneliti dan kurangnya pengalaman dalam

     penelitian kualitatif. Namun berkat dukungan dan bantuan dari semua pihak,

    semua hambatan dapat teratasi dan tesis ini dapat diselesaikan sebagaian syarat

    untuk menempuh ujian akhir Program Studi Megister Kedokteran Keluarga Minat

    Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    Atas segala bimbingan dan bantuan yang diberikan dari berbagai pihak

    tersebut, maka peneliti mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

    1.  Prof. Dr. Ravik Karsidi, Drs, MS. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret

    Surakarta.

    2.  Prof. Dr. Ahmad Yunus, Ir, MS. selaku Direktur Program Pascasarjana

    Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    3.  Dr. Hari Wujoso, dr, Sp.F, MM selaku Ketua Program Studi Megister

    Kedokteran Keluarga.

    4.  Ari Natalia Probandiri, dr, MPH, PhD selaku Sekretaris Program Studi

    Magister Kedokteran Keluaraga.

    5.  Prof. Dr. Ambar Mugdigdo, dr, Sp.PA(K) selaku pembimbing I yang

    memberikan bimbingan dan bantuan serta cara tesis yang baik.

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    7/158

     

    vii

    6.  Prof. Dr. Sri Yutmini, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing II yang telah

     banyak memberikan bimbingan,petunjuk maupun saran kepada peneliti.

    7.  Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, MM, M.Kes, PAK selaku mantan Ketua

    Program Studi Megister Kedokteran Keluarga yang telah menerima kami

    sebagai mahasiswa pada minat utama Pendidikan Profesi Kesehatan.

    8.  Seluruh staf pengajar dan administratif Program Pascasarjana Universitas

    Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak memberikan bantuan kepada

     peneliti.

    9.  Ketua, Dosen dan seluruh Staf Stikes Muhammadiyah Samarinda yang

    telah memberikan dukungan administrasi dan proses pengambilan data

    demi kelancaran tesis yang sangat membantu peneliti dalam

    menyelesaikan tesis.

    10. Ayahanda Ir Muhazir, Ibunda Ida Era Salam BA dan kakak saya dr Fouzy

    Hanifa Hijriah yang telah memberikan yang terbaik bagi kami baik moril,

    materil dan spiritual yang tiada henti–hentinya serta kasih sayangnya yang

    tak terhingga. Kami tidak dapat membalas semua itu yang terlalu besar,

    maafkan segala kesalahan, baik yang kami sengaja maupun tidak.

    11. Kepada istri ku Rini tersayang yang telah sabar menunggu kami dalam

    menyelesaikan pendidikan dan dengan tulus memberikan dorongan moril

    kepada kami.

    12. Kepada semua rekan-rekanku PdPK Paraler 2 dan 3 2011 yang telah

    memberikan bantuan dan dorongan semangat untuk penyelesaian tesis ini.

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    8/158

     

    viii

    13. Kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu yang

    telah banyak memberikan bantuan baik material maupun spiritual demi

     perampungan tesis ini.

    Akhirnya peneliti menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna,

    karenanya peneliti mengharapkan dengan senang hati menerima kritik maupun

    saran yang sifatnya membangun yang diharapkan akan menyempurnakan tesis ini.

     Namun demikian, semoga hasil-hasil yang dituangkan lewat tesis ini bermanfaat

     bagi siapa saja yang memerlukannya.

    Surakarta, Januari 2013

    Peneliti

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    9/158

    Daftar Isi

    Halaman

    JUDUL  ..................................................................................................... i

    PENGESAHAN PEMBIMBINGAN ........................................................ ii

    PENGESAHAN TESIS.............................................................................. iii

    PERNYATAAN ......................................................................................... iv

    LEMBAR PERUNTUKAN ....................................................................... v

    KATA PENGANTAR ................................................................................ vi

    DAFTAR ISI .............................................................................................. ixDAFTAR TABEL ...................................................................................... xii

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii

    DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv

    ABSTRAK .................................................................................................. xv

    ABSTRACT ................................................................................................ xvi

    BAB I PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang .................................................................... 1

    B.  Fokus Penelitian ................................................................... 3

    C.  Rumusan Masalah ................................................................ 3

    D.  Tujuan Penelitian .................................................................. 3

    E.  Manfaat Penelitian ................................................................ 3

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A.  Kajian Teori .......................................................................... 4

    1.  Profesionalitas Dosen ...................................................... 4

    2.  Proses Belajar Mengajar .................................................. 12

    3.  Standar Proses Pembelajaran ........................................... 26

    B.  Penelitian yang Relevan ....................................................... 40

    C.  Kerangka Berpikir ................................................................ 43

    BAB III METODE PENELITIAN

    A.  Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 47

    B.  Bentuk dan Strategi Penelitian ............................................. 47

    C.  Sumber Data ......................................................................... 47

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    10/158

    1.  Informan .......................................................................... 47

    2. Observasi ......................................................................... 48

    3. Dokumen.......................................................................... 48

    D.  Teknik Sampling .................................................................. 48

    E.  Teknik Pengumpul Data ....................................................... 48

    1. Observasi lapangan .......................................................... 48

    2. Wawancara mendalam ..................................................... 48

    3. Analisa dokumen ............................................................. 48

    F.  Validitas dan Reliabilitas ...................................................... 491. Triangulasi data ............................................................... 49

    2. Bahan referensi ................................................................ 50

    3. Member check ................................................................. 50

    G.  Analisa Data ......................................................................... 50

    1. Pengumpulan data............................................................ 51

    2. Reduksi data..................................................................... 51

    3. Penyajian data .................................................................. 51

    4. Kesimpulan ...................................................................... 52

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A.  Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................. 53

    1. Sejarah Stikes Muhammadiyah Samarinda ..................... 53

    2. Letak geografis Stikes Muhammadiyah Samarinda ........ 55

    3. Kondisi dosen dan mahasiswa ......................................... 56

    4. Struktur Organisasi .......................................................... 58

    5. Visi, Misi dan Motto ........................................................ 59

    B.  Hasil Penelitian ..................................................................... 60

    1. Kompetensi profesional dosen dalam proses belajar

    mengajar ........................................................................... 60

    2. Dosen memenuhi standar proses pembelajaran ............... 76

    3. Kendala yang dihadapi oleh dosen dan cara mengatasi

    sebagai tenaga pengajar profesional di Stikes

    Muhammadiyah Samarinda ............................................. 100

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    11/158

    C.  Pembahasan Penelitian ......................................................... 112

    1. Kompetensi profesional dosen dalam proses belajar

    mengajar .......................................................................... 112

    2. Dosen memenuhi standar proses pembelajaran ............... 122

    3. Kendala yang dihadapi oleh dosen dan cara mengatasi

    sebagai tenaga pengajar profesional di Stikes

    Muhammadiyah Samarinda ............................................. 126

    BAB V PENUTUP

    A.  Kesimpulan ........................................................................... 1301. Kompetensi profesional dosen dalam proses belajar

    mengajar .......................................................................... 130

    2. Dosen memenuhi standar proses pembelajaran ............... 131

    3. Kendala yang dihadapi oleh dosen dan cara mengatasi

    sebagai tenaga pengajar profesional di Stikes

    Muhammadiyah Samarinda ............................................. 131

    B.  Implikasi ............................................................................... 134

    C.  Saran ..................................................................................... 135

    1. Bagi institusi perguruan tinggi ........................................ 135

    2. Bagi dosen ....................................................................... 135

    3. Bagi peneliti ..................................................................... 136

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 138

    Lapiran-lampiran

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    12/158

    xv

     

    Faried Rahman Hidayat. S541102027. 2012: Studi Analisis Profesionalitas

     Dosen Di Stikes Muhammadiyah Samarinda. TESIS. Pembimbing I: Prof. Dr.Ambar Mudigdo, dr. Sp. PA(K). Pembimbing II: Prof. Dr. Sri Yutmini, S.Pd,

    M.Pd. Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan

    Profesi Kesehatan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    ABSTRAK

    Bagi seorang dosen keberhasilan dalam proses belajar mengajar akan

    dapat meningkatkan kepusaan, rasa percaya diri, serta semangat belajar yang

    tinggi. Hal ini berarti telah menunjukkan sikap dosen profesional yang dibutuhkan

     pada era globalisasi dengan berbagai kemajuannya, khususnya kemajuan ilmu dan

    tehnologi yang berpengaruh terhadap pendidikan (Usman.2010: 5).Tujuan penelitian adalah menganalisa bagaimana kompetensi profesional

    dosen dalam proses belajar mengajar, menganalisa bagaimana para dosen

    memenuhi standar proses pembelajaran dan menganalisa kendala apa yang

    dihadapi oleh para dosen dan bagaimana mengatasinya sebagai tenaga pengajar

     profesional di Stikes Muhammadiyah Samarinda.

    Bentuk penelitian yang sesuai dengan fokus masalah menggunakan

    metode penelitian kualitatif deskriptif dengan strategi studi kasus terpancang

    tunggal. Tehnik pengumpulan data wawancara, observasi dan analisa dokumen.

    Keabsahan data dengan triangulasi (sumber, metode, teori, dan penelitian). Tehnik

    analisis data mulai dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan

    kesimpulan yang saling berinteraksi.

    Hasil dan kesimpulan penelitian pada kompetensi profesional dosen dalam proses belajar mengajar telah sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang

    guru dan dosen No. 14 Tahun 2005 pasal 7 tentang profesi guru dan dosen

    merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan beberapa

     prinsip kemudian dosen telah memenuhi standar proses pembelajaran di Stikes

    Muhammadiyah Samarinda sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

     No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses dalam pelaksanaan pembelajaran

    sedangkan kendala dalam melaksanakan kompetensi dosen dalam belajar

    mengajar dan dosen memenuhi standar proses pembelajaran di Stikes

    Muhammadiyah Samarinda antara lain jumlah kelas, kelengkapan laboratorium,

     pengadaan literatur baru, dan kurikulum baru yang memerlukan pemahaman baru

    tentang kurikulum tersebut. Cara mengatasinya dengan mendayagunakan ruangyang ada seperti ruang rapat dan laboratorium, sering mengikuti pelatihan,

    mengusulkan pada pimpinan untuk penambahan literatur, alat dan bahan

    laboratorium.

    Kata kunci: Profesionalitas, Dosen, Stikes Muhammadiyah Samarinda

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    13/158

    xvi

    Faried Rahman Hidayat. S41102027. 2012:  An Analytical Study on the Lecturer

    Professionalism in Stikes Muhammadiyah Samarinda. THESIS. First consultant:Prof. Dr. Ambar Mudigdo, dr. Sp. PA(K). Second Consultant: Prof. Dr. Sri

    Jutmini, S.Pd, M.Pd. Family Medical Magister Study Program of Health

    Profession Education Main Interest of Postgraduate Program of Surakarta Sebelas

    Maret University.

    ABSTRACT

    For a lecturer, the success of teaching-learning process would be able to

    improve satisfaction, self-confidence, as well as high spirit. It means that the

    lecturer’s professional attitude was needed in globalization age with various

     progresses, particularly in the term of science and technology progresses thataffected education (Usman. 2010: 5).

    The objective of research were to analyze how the professional

    competency was in the teaching learning process, to analyze how the lecturers

    fulfilled the standard learning process and to analyze the obstacles the lecturer

    faced and how to solve them as the professional faculties in Stikes

    Muhammadiyah Samarinda.

    The form of research was corresponding to the focus of problem by using

    descriptive qualitative research methods with a strategy case study single rooted.

    Techniques of data collection interview, observation and document analysis. The

    validity of the data by triangulation (sources, methods, theories, and research).

    Technique of analyzing data was started from data collection, data reduction, data

    display and conclusion, all of which were interacted each other.The results and conclusions of research on the professional competence of

    teachers in the teaching-learning process in accordance with the provisions in the

    Act of teachers and lecturers number 14 year 2005 article 7 of the profession of

    teachers and lecturers are specific areas of work undertaken by several principles

    then teachers has fulfilled learning standards in Stikes Muhammadiyah Samarinda

    accordance with the Regulation of the Minister of National Education number 41

    year 2007 on a standard process in the implementation of learning while the

    obstacles in implementing teachers competency in teaching-learning and

    standards lecturer at Stikes Muhammadiyah Samarinda include number of

    classrooms, completeness laboratory, procurement of new literature and a new

    curriculum requires a new understanding. How to cope with utilizing the existingspace such as meeting room and laboratory, often through the course, proposes to

    the head to addition of the literature, equipment and materials laboratories.

    Keywords: Professionalism, Lecturer, Stikes Muhammadiyah Samarinda

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    14/158

     

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. 

    Latar Belakang

    Era globalisasi merupakan tantangan tersendiri bagi Perguruan Tinggi

    dalam menyiapkan lulusannya agar mampu berkompetisi dalam memperebutkan

     pasar kerja dan menghasilkan lulusan yang inovatif dan kreatif. Secara

    internasional, mulai tahun 2003 AFTA ( Asean Free Trade Area) dan AFLA

    ( Asean Free Labour Area) akan dimulai. Hal ini berarti persaingan tenaga kerja

    akan terbuka, konsekuensinya tenaga kerja kita harus mampu bersaing secara

    terbuka dengan tenaga kerja asing dari berbagai negara. Jika tidak, maka tenaga

    kerja Indonesia akan tersisihkan oleh tenaga kerja asing dari Malaysia, Philipina,

    Bangladesh, India, dan sebagainya (Prasetyaningrum.2009: 8).

    Perguruan tinggi merupakan lembaga utama dalam mencapai tujuan

     program pendidikan. Dalam kenyataan keberhasilan pada tingkat ini justru yang

    menentukan keberhasilan pelaksanaan Program Pendidikan Nasional, oleh karena

    itu pemberdayaan perguruan tinggi sebagai unit pendidikan yang secara langsung

    mengelola peserta didik, diharapkan akan lebih meningkat efisiensi dan

    efektifitasnya dalam program pembangunan pendidikan dimasa datang

    (Haryadi.2008: 2).

    Bagi seorang dosen keberhasilan dalam proses belajar mengajar akan

    dapat meningkatkan kepusaan, rasa percaya diri, serta semangat belajar yang

    tinggi. Hal ini berarti telah menunjukkan sikap dosen profesional yang dibutuhkan

     pada era globalisasi dengan berbagai kemajuannya, khususnya kemajuan ilmu dan

    tehnologi yang berpengaruh terhadap pendidikan (Usman.2010: 5).

    Mengantisipasi hal tersebut Stikes Muhammadiyah Samarinda baru berdiri

     pada tahun 2009: SK MENDIKNAS RI No: 143/D/O/2009. Merupakan salah satu

    dari perguruan tinggi swasta di indonesia dan juga merupakan salah satu diantara

    ratusan Perguruan Tinggi Muhammadiyah di indonesia dibawah naungan di

     bawah Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan (majelis

    DIKTILITBANG) Pimpinan Pusat Muhammadiyah (Stikes Muhammadiyah

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    15/158

    2

    Samarinda.2011). Berupaya meningkatkan mutu proses belajar mengajar dari segi

    kuantitas (jumlah) dan kualitas (kemampuan) dosen.

    Kuantitas (jumlah) dosen tetap Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai

    dengan hasil survey november 2011 didapatkan jumlah dosen tetap sebanyak 42

    orang dengan latar belakang pendidikan DIII adalah 1 dosen, S1 adalah 32 dosen

    dan S2 adalah 9 dosen. Terdapat 14 dosen yang masa kerjanya kurang dari 3

    tahun dan 28 dosen yang masa kerjanya diatas 3 tahun.

    Kualitas (kemampuan) dosen di Stikes Muhammadiyah Samarinda

    memberi kesempatan pada para dosen untuk meningkatkan jenjang pendidikan

    melalui ijin belajar maupun tugas belajar. Dari data didapat bahwa pada tahun

    2011 terdapat 1 dosen yang sedang menjalani jenjang pendidikan S1, 6 dosen

    sedang menjalani jenjang pendidikan S2, dan 1 dosen sedang menjalani jenjang

     pendidikan S3. Selain itu dosen Stikes Muhammadiyah Samarinda juga diberi

    kesempatan untuk mengikuti pelatihan guna meningkatkan kemampuan dalam

     proses pembelajaran misal pekerti dan AA.

    Data diatas menunjukan bahwa dosen dengan latar belakang pendidikan

    DIII mengajar pada tingkat DIII dan latar belakang pendidikan S1 mengajar pada

    tingkat S1. Bertentangan dengan keputusan DIKTI bahwa tenaga pendidik

    haruslah diatas tingkatan peserta didik. Sejalan dengan Pelaksanaan

    AKREDITASI oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT),

    syarat tersebut merupakan suatu keharusan yang ditetapkan oleh BAN-PT

    mengenai kompetensi seorang dosen. AKREDITASI oleh BAN-PT untuk Stikes

    Muhammadiyah Samarinda rencananya akan dilaksanakan pada tahun 2012.

    Berdasarkan pengalaman dilingkungan akademik yang dirasakan tentang

     proses belajar mengajar dan berdasarken latar belakang diatas, peneliti tertarik

    untuk mengetahui lebih mendalam tentang profesionalitas dosen di Stikes

    Muhammadiyah Samarinda.

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    16/158

    3

    B. 

    Fokus Penelitian

    Pada penelitian ini situasi sosial adalah profesionalitas dosen dalam

    melaksanakan proses belajar mengajar di Stikes Muhammadiyah Samarinda.

    Fokus penelitian diarahkan pada:

    1.  Kompetensi dosen dalam proses belajar mengajar.

    2.  Faktor yang mempengaruhi profesionalitas dosen dalam proses belajar

    mengajar.

    C. 

    Rumusan Masalah

    Berdasarkan fokus penelitian yang ditetapkan tersebut maka masalah

     penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

    1.  Bagaimana kompetensi profesional dosen dalam proses belajar mengajar?

    2.  Bagaimana para dosen memenuhi standar proses pembelajaran?

    3.  Kendala apa yang dihadapi oleh para dosen dan bagaimana mengatasi sebagai

    tenaga pengajar profesional di St ikes Muhammadiyah Samarinda?

    D. 

    Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

    1.  Menganalisa bagaimana kompetensi profesional dosen dalam proses belajar

    mengajar.

    2.  Menganalisa bagaimana para dosen memenuhi standar proses pembelajaran.

    3.  Menganalisa kendala apa yang dihadapi oleh para dosen dan bagaimana

    mengatasinya sebagai tenaga pengajar profesional di Stikes Muhammadiyah

    Samarinda.

    E. 

    Manfaat Penelitian

    1.  Manfaat Praktis

    Diharapkan dapat memberikan masukan kepada institusi pendidikan Stikes

    Muhammadiyah Samarinda sebagai masukan yang berguna untuk

    meningkatkan kualitas pendidikan.

    2.  Manfaat Teoritis

    Menambah bukti dan mendukung teori tentang profesionalitas dosen.

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    17/158

    4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. 

    Kajian Teori

    Dalam bab ini akan diuraikan konsep teori yang berkaitan dengan masalah

    yang akan diteliti, terutama yang berhubungan dengan objek penelitian dan segala

    sesuatu yang mendasarinya.

    1.  Profesionalitas dosen

    Dosen mempunyai tanggung jawab tidak hanya menjadi pendidik tetapi juga

    sebagai peneliti yang memperdalam, memperluas, dan mengembangkan IPTEK

    dan seni. Kompetensi yang dibutuhkan bagi dosen bukan sekedar menguasai

    IPTEK dan seni yang sudah mapan, melainkan juga menemukan IPTEK dan seni

     baru melalui penelitian, serta melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.

    Kompetensi yang dikembangkan adalah kemampuan menguasai struktur dan

    metode keilmuan sampai pada tahap mutahir, melaksanakan penelitian dasar dan

    terapan, serta melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dalam konteks

    keilmuan. selain itu juga dosen mempunyai tanggung jawab untuk

    mengembangkan potensi peserta didik usia dewasa melalui program akademik,

    vokasi atau profesi, serta terikat oleh etika sivitas akademika. Dosen disiapkan di

     perguruan tinggi pada jenjang pendidikan Magister dan atau Doktor (Danim.2010:

    66-67).

    a.  Pengertian profesionalitas dosen

    Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen

    menyatakan bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang

    dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang

    memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar

    mutu tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (Kunandar.2010: 45).

    Guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian

    tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun

    metode. Selain itu, juga menunjukan melalui tanggung jawabnya dalam

    melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru yang profesional hendaknya

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    18/158

    5

    mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada

     peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya

    (Surya.2005 dalam Kunandar.2010: 46).

    Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama

    mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu

     pengetahuan, teknologi dan seni melalui penelitian dan pengabdian

    masyarakat (Peraturan Pemerintah.2009). Dosen profesional adalah orang

    yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan atau

     pendidikan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai dosen

    dengan kemampuan maksimal. Atau dengan kata lain seorang dosen yang

     profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta

    memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya (Usman.2011: 15).

    Dosen profesional dituntut memiliki kode etik, yaitu norma tertentu

    sebagai pegangan yang diakui serta dihargai oleh masyarakat. kode etik

    merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku yang dijunjung tinggi

    oleh setiap anggotanya. Dosen memiliki otonomi khusus, dapat mengatur diri

    sendiri, memiliki sikap mandiri dalam melaksanakan tugas. Dosen membuat

    keputusan dan dapat mempertanggung jawabkan keputusan tersebut (Alma

    dkk.2009: 132).

    Istilah profesi, memang selalu menyangkut pekerjaan, tetapi tidak semua

     pekerjaan dapat disebut profesi. Untuk mencegah kesimpang siuran tentang

    arti profesi dan hal-hal yang bersangkutan dengan profesi, berikut ini

    dikemukakan beberapa istilah profesi menurut Surya. H. M. (1999: 45)

    sebagai berikut:

    “Profesional” menunjukkan kepada dua hal. (1) orang yang menyandang

    suatu profesi, misalnya sebutan dia seorang “profesional”. (2) penampilan

    seseorang dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.

    “Profesionalisme” menunjukan komitmen para anggota suatu profesi

    untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus

    mengembangkan strategi yang digunakan dalam melakukan pekerjaan yang

    sesuai dengan profesinya.

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    19/158

    6

    “Profesionalitas” adalah suatu sebutan terhadap kualitas sikap para

    anggota suatu profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan

    keahlian yang mereka miliki untuk dapat melakukan tugasnya. Dengan

    demikian sebutan profesionalitas lebih menggabarkan suatu keadaan derajat

    keprofesionalan seseorang dilihat dari sikap, pengetahuan, dan keahlian yang

    diperlukan untuk melaksanakan tugasnya.

    “Profesionalisasi” menunjukan pada proses peningkatan kualitas

    maupun kemampuan para anggota suatu profesi dalam mencapai kriteria yang

    standar dalam penampilannya sebagai anggota suatu profesi.

     b.  Komponen profesionalitas

    Ada dua hal yang menjadi dasar profesionalitas yaitu kemampuan atau

    kewenangan formal dan keahlian praktik. Profesionalitas bidang pendidikan

    memerlukan dipenuhinya syarat pendidikan, keilmuan, tehnologi dan art  

    sampai mencapai tingkat tertentu secara terintegrasi sehingga memenuhi

    standar (Alma.2009: 141).

    Guru profesional mempunyai tanggung jawab pribadi, tanggung jawab

    sosial, tanggung jawab intelektual, tangung jawab moral dan tanggung jawab

    spiritual. Tanggung jawab pribadi yang mandiri yang mampu memahami

    dirinya, mengelola dirinya, mengendalikan dirinya dan menghargai serta

    mengembangkan dirinya. Tanggung jawab sosial diwujudkan melalui

    kompetesi guru dalam memahami dirinya sebagai bagian yang tidak

    terpisahkan dari lingkungan sosial serta memiliki kemampuan interaktif yang

    efektif. Tanggung jawab intelektual diwujudkan melalui penugasan berbagai

     perangkat pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menunjang

    tugasnya. Tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui

     penampilan guru sebagai makhluk beragama yang perilakunya senantiasa

    tidak menyimpang dari norma agama dan moral (Surya.2005 dalam

    Kunandar.2010: 47-48).

    Undang-undang guru dan dosen nomor 14 Tahun 2005 Pasal 7

    menyatakan: profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan khusus

    yang dilaksanakan berdasar prinsip berikut (Kunandar.2010: 54-55):

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    20/158

    7

    1)  Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme.

    2)  Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,

    ketakwaan dan akhlak mulia.

    3)  Memiliki kualifikasi akademi dan latar belakang pendidikan sesuai dengan

     bidang tugas.

    4)  Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas

    5)  Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan kerja.

    6)  Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai prestasi kerja.

    7)  Memiliki kesempatan untuk mengembangakan keprofesionalan secara

     berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.

    8)  Memiliki jaminan hukum dan melaksanakan tugas keprofesionalan.

    9)  Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal

    yang berkaitan dengan tugas keprofesionalannya.

    Undang-undang nomor 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1 tentang guru dan

    dosen dan peraturan pemerintah nomor 19 Tahun 2005 pasal 28 ayat 3

    tentang standar nasional, mengamanatkan pada guru dan dosen memahami,

    menguasai, dan terampil menggunakan sumber belajar baru dan menguasai

    kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan

    kompetensi sosial (Sagala.2011: 30). Kompetensi tersebut dapat dijabarkan

    seperti dibawah ini:

    1)  Kompetensi pedagogik

    Kemampuan pedagorgik adalah kemampuan mengelola pembelajaran.

    Ini mencakup konsep kesiapan mengajar yang ditukukan oleh penguasa

     pengetahuan dan keterampilan mengajar. Mengajar merupakan kegiatan

    yang kompleks dan sifatnya multidimensional (Alma.2009: 141)

    Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam pengelolaan

     peserta didik meliputi (Sagala.2011: 32):

    a)  Pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan.

     b)  Guru memahami potensi dan keberagaman peserta didik, sehingga

    dapat didesain strategi pelayanan pembelajaran sesuai keunikan

    masing-masing peserta didik.

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    21/158

    8

    c)  Guru mampu mengembangkan kurikulum atau silabus baik dalam

     bentuk dokumen maupun implikasi dalam bentuk pengalaman belajar.

    d)  Guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan

    standar kompetensi dan kompetensi dasar.

    e)  Mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana

    dialogis dan interaktif, sehingga pembelajaran menjadi aktif, inovatif,

    kreatif dan menyenangkan.

    f)  Mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur

    dan standar yang dipersyaratkan.

    g)  Mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui

    kegiatan intrakurikuler dan ektrakurikuler untuk mengaktualisasikan

     berbagai potensi yang dimilikinya.

    Kemampuan pedagogik bagi seorang guru atau pendidik bukan hal

    yang sederhana, karena kualitas guru haruslah diatas rata-rata. Kualitas ini

    dapat dilihat dari aspek intelektual (Sagala.2011: 32-33) meliputi:

    a)  Logika pengembangan kognitif mencakup kemampuan intelektual

    mengenai lingkungan terdiri atas enam macam yang disusun secara

    hierarkis dari yang sederhana sampai yang kompleks. Hierarkis tersebut

    meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analysis, sintesis dan

     penilaian.

     b)  Etika sebagai pengembangan afektif mencakup kemampuan emosional

    disusun secara hierarkis. Yaitu: kesadaran, partisipasi, penghayatan

    nilai, pengorganisasian nilai dan karakterisasi diri.

    c)  Estetika sebagai pengembangan psikomotor yaitu kemampuan motorik

    menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan. Yaitu terdiri dari: gerak

    refleks, gerak dasar, kemampuan perseptual, kemampuan jasmani,

    gerakan terlatih dan komunikasi nondiskursif.

    2)  Kompetensi kepribadian

    Guru atau pengajar sering dianggap sebagai sosok yang memiliki

    kepribadian ideal.oleh karena itu, pribadi guru sering dianggap sebagai

    model atau panutan (yang di-gugu dan di-tiru) (sanjaya.2008: 145).

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    22/158

    9

    Kompetensi kepribadian dilihat dari aspek psikologis guru menunjukan

    kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian (Sagala.2011: 33-

    34) yaitu:

    a)  Mantap dan stabil yaitu memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai

    norma hukun, norma sosial dan etika yang berlaku.

     b)  Dewasa yang berarti mempunyai kemandirian untuk bertindak sebagai

     pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.

    c)  Arif dan bijaksana yaitu tampilannya bermanfaat bagi peserta didik,

    sekolah dan masyarakat dengan menunjukan keterbukaan dalam

     berfikir dan bertindak.

    d)  Berwibawa yaitu prilaku guru yang disegani sehingga berpengaruh

     positif terhadap peserta didik.

    e)  Memiliki ahlak mulia dan memiliki prilaku yang dapat diteladani oleh

     peserta didik, bertindak sesuai norma religius, jujur, ikhlas dan suka

    menolong.

    Kompetensi pribadi menurut Usman (2011: 16-17) meliputi:

    a)  Mengembangkan kepribadian.

    (1)  Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

    (2)  Berperan dalam masyarakat sebagai warga negara yang berjiwa

    Pancasila.

    (3)  Mengembangkan sifat terpuji yang dipersyaratkan bagi seorang

    guru.

     b)  Berinteraksi dan berkomunikasi.

    (1)  Berinteraksi dengan sejawat untuk meningkatkan kemampuan

     profesional.

    (2)  Berinteraksi dengan masyarakat untuk menunaikan misi

     pendidikan.

    c)  Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan.

    (1)  Membimbing siswa untuk memahami kesulitan belajar.

    (2)  Membimbing murid yang berkelainan dan berbakat khusus.

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    23/158

    10

    d)  Melaksanakan Administrasi Sekolah.

    (1)  Mengenal pengadministrasian kegiatan sekolah.

    (2)  Melaksanakan kegiatan administrasi sekolah.

    e)  Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.

    (1)  Mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah.

    (2)  Melaksanakan penelitian sederhana.

    3)  Kompetensi profesional

    Kemampuan profesional adalah kemampuan penguasaan materi

     pembelajaran secara luas dan mendalam, serta metode teknik mengajar

    yang sesuai yang dipahami oleh murid, mudah ditangkap, tidak

    menimbulkan kesulitan dan keraguan (Alma.2009: 142)

    Kompetensi profesional mengacu pada perbuatan ( performance) yang

     bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu dalam melaksanakan

    tugas kependidikan. Mengenai perangkat kompetensi profesional biasanya

    dibedakan profil kompetensi yaitu mengacu kepada berbagai aspek

    kompetensi yang dimiliki seseorang tenaga profesional pendidikan dan

    spektrum kompetensi yaitu mengacu kepada variasi kualitatif dan

    kuantitatif (Sagala.2011: 41). Kemampuan profesional seorang guru harus

    meliputi hal berikut (Usman.2011: 17-19):

    a)  Menguasai landasan pendidikan

    (1)  Mengenai tujuan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

    nasional.

    (2)  Mengenal fungsi sekolah dan masyarakat

    (3)  Mengenal prinsip psikologi pendidikan yang dapat di manfaatkan

    dalam proses belajar mengajar

     b)  Menguasai bahan pengajaran

    (1)  Menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan

    (2)  Menguasai bahan pengayaan

    c)  Menyusun program pembelajaran

    (1)  Menetapkan tujuan pembelajaran.

    (2)  Memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran.

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    24/158

    11

    (3)  Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar.

    (4)  Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai.

    (5)  Memilih dan memanfaatkan sumber belajar.

    d)  Melaksanakan program pembelajaran

    (1)  Menciptakan iklim belajar yang tepat.

    (2)  Mengatur ruang belajar.

    (3)  Mengelola interaksi belajar mengajar.

    e)  Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah di laksananakan

    (1)  Menilai prestasi mahasiswa untuk kepentingan pengajaran.

    (2)  Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.

    4)  Kompetensi sosial

    Kemampuan sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan

     berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sekolah dan diluar

    lingkungan sekolah. Guru profesional berusaha mengembangkan

    komunikasi dengan orang tua siswa, sehingga terjalin komunikasi dua arah

    yang berkelanjutan antara sekolah dan orang tua, serta masyarakat pada

    umumnya (Alma.2009: 142).

    Kompetensi sosial terkait dengan kemampuan guru sebagai makhluk

    sosial dalam berinteraksi dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial guru

     berprilaku santun, mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan

    lingkungan secara efektif dan menarik mempunyai rasa empati terhadap

    orang lain. Kemampuan guru berkomunikasi dan berinteraksi secara

    efektif dan menarik dengan peserta didik, sesama pendidik dan tenaga

    kependidikan, orang tua dan wali peserta didik, masyarakat sekitar sekolah

    dan sekitar dimana pendidik itu tinggal, dan dengan pihak yang

     berkepentingan dengan sekolah (Sagala.2011: 38).

    Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan guru sebagai anggota

    masyarakat dan sebagai mahluk sosial, meliputi (sanjaya.2008: 146):

    a)  Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman

    sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional.

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    25/158

    12

     b)  Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungi setiap

    lembaga kemasyarakatan.

    c)  Kemampuan untuk menjalin kerjasama baik secara individual maupun

    secara kelompok.

    Selain komponen diatas dosen juga harus mampu melaksanakan

     penelitian dasar dan terapan guna menunjang penemuan IPTEK dan seni

    (Danim.2010: 67). Dalam melakukan penelitian dosen dapat menggunakan

    metode kualitatif, kuantitatif dan penelitian dan pengembangan ( Research

    and Development atau R&D)  yang dapat dilakukan secara langsung oleh

    seorang dosen maupun tidak lansung dalam bentuk bimbingan penelitian

    kepada mahasiswa.

    Dosen juga melaksanakan pengabdian masyarakat dan peyuluhan dalam

    konteks bidang keilmuan (Danim.2010: 67). Pengabdian masyarakat dapat

    dilakukan secara langsung terjun kemasyarakat maupun tidak langsung yang

     berupa bimbingan mahasiswa dalam kegiatan kuliah kerja nyata maupun

    daerah binaan.

    2.  Proses belajar mengajar

    Pembelajaran yang sering juga disebut dengan belajar mengajar, sebagai

    terjemahan dari istilah “instruction”  terdiri dari dua kata, belajar dan mengajar

    (teaching and learning) bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan

    adanya perubahan pada diri seseorang (Widoyoko.2007: 4). Hal ini sesuai dengan

     pendapat Ormrod (2003: 188) mengatakan bahwa belajar adalah perubahan

     prilaku yang relatif permanen sebagai akibat pengalaman.

    Proses belajar adalah suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi

    aktif manusia dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan dalam

     pengetahuan, keretampilan, nilai, sikap yang bersifat konstan atau tetap dengan

    adanya suatu ciri khas dari hasil proses belajar, perubahan tersebut tampak dari

     belum maupun menjadi mampu (Budiningsih.2008: 10).

    Mengajar merupakan penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan

    terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen yang sering

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    26/158

    13

    mempengaruhi yaitu tujuan instruksional yang ingin dicapai, materi yang

    diajarkan, guru dan murid yang harus bermain peranan serta ada dalam hubungan

    sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana dan prasarana belajar

    mengajar yang tersedia (Hasibuan.2006: 10). Dapat diringkas sebagai pengelola

     proses belajar mengajar, bertingkah laku sebagai fasilitator yang berusaha

    menciptakan belajar mengajar yang efektif sehingga memungkinkan proses

     belajar mengajar, mengembangkan bahan pembelajaran dengan baik dan

    meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai

    tujuan pendidikan yang harus mereka capai (Usman.2011: 21).

    Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar meliputi

     banyak hal sebagaimana yang dikemukakan oleh Adams and Decey dalam  Basic

    Principles of Student Teaching, antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin

    kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana,

    supervisor, motivator dan konselor (Usman.2011: 9).

    Pengertian dan penjelasan mengenai proses belajar mengajar secara

    singkat telah dijelaskan. Proses belajar mengajar merupakan bagian dari suatu

     proses pendidikan yang t idak akan lepas dari interaksi antar individu yang sangat

    kompleks sehingga peran psikologi dalam pendidikan juga memegang peranan

     penting. Adapun penjelasan mengenai psikologi pendidikan adalah sebagai

     berikut:

    a.  Pengertian psikologi pendidikan

    Para pendidik, terutama guru, dosen, widyaiswara, instruktur, pelatih, penatar

    dan lain-lain. Sebagai individu membutuhkan pengetahuan tentang psikologi,

    tetapi sebagai pendidik mereka membutuhkan pengetahuan tentang psikologi

    dalam interaksi pendidikan. Interaksi pendidikan merupakan interaksi yang

    sangat kompleks dan unik, berintikan interaksi antar individu, tetapi

     berlangsung dalam konteks yang bersifat pedagogis. Banyak segi, aspek,

    unsur dan hubungan yang membutuhkan pemahaman secara psikologis, juga

     banyak perlakuan, tindakan, layanan yang memerlukan dasar-dasar atau

     prinsip-prinsip psikologis, dan banyak masalah yang perlu dianalisis dan

    diatasi dengan pendekatan-pendekatan psikologis. Studi atau ilmu yang

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    27/158

    14

    mempelajari penerapan dasar dan prinsip-prinsip, metode, tehnik dan

     pendekatan psikologis, untuk memahami dan memecahkan masalah-masalah

    dalam pendidikan ini disebut “landasan psikologis dalam pendidikan” yang

    secara umum atau lebih populer disebut Psikologis Pendidikan (Sukmadinata.

    2009: 28).

     b.  Tujuan psikologi pendidikan

    Guru atau dosen adalah seorang dewasa yang telah mempersiapkan diri dan

    menjalankan tugas sebagai pendidik, pembimbing, pengajar dan pelatih siswa

    atau mahasiswa. Interaksi pendidikan berlangsung dalam lingkungan tertentu

    yaitu lingkungan pendidikan. Ada tiga macam lingkungan pendidikan yaitu

    lingkungan rumah, lingkungan sekolah atau kampus dan lingkungan

    masyarakat. Ada dua tujuan utama psikologis pendidikan yaitu: (1) agar para

    dosen, para pendidik atau calon dosen dan calon pendidik mempunyai

     pemahaman yang lebih baik tentang situasi pendidikan; (2) agar para dosen,

     para pendidik atau calon dosen dan calon pendidik mampu menyiapkan dan

    melaksanakan pengajaran dan bimbingan terhadap siswa, peserta didik

    dengan lebih baik (Sukmadinata.2009: 29-30).

    c.  Ruang lingkup psikologi pendidikan

    Ketiga lingkungan pendidikan yaitu lingkungan rumah sebagai lingkungan

     pertama, lingkungan sekolah atau kampus sebagai lingkungan kedua dan

    lingkungan masyarakat sebagai lingkungan ketiga mempunyai pengaruh

     penting terhadap perkembangan siswa atau peserta didik. Pada psikologi

     pendidikan yaitu mempelajari tentang situasi pendidikan dengan fokus utama

    interaksi pendidikan yaitu interaksi antara pendidik dan peserta didik yang

     berlangsung dalam suatu lingkungan. Siswa atau peserta didik menduduki

    tempat yang paling utama dalam interaksi ini. Seluruh kegiatan interaksi

     pendidikan diciptakan bagi kepentingan siswa atau peserta didik sedangkan

    guru atau para pendidik sebagai orang pertama yang terlibat langsung dalam

    interaksi pendidikan dengan siswa atau peserta didik. Berbagai bentuk

    aktivitas mendidik, mengajar, melatih, dan membimbing yang dilakukan oleh

    guru atau para pendidik (Sukmadinata.2009: 31). Interaksi pendidikan dengan

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    28/158

    15

    siswa dan guru dapat diartikan juga dengan interaksi belajar mengajar karena

    dilaksanakan dalam lingkungan sekolah.

    d.  Faktor-faktor psikologis belajar mengajar

    Kehadiran faktor-faktor psikologis dalam belajar mengajar akan memberikan

    andil yang cukup penting. Faktor-faktor psikologis akan senantiasa

    memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya penyampaian tujuan

     belajar yang optimal. Pentingnya faktor-faktor psikologis dapat dipandang

    sebagai cara berfungsinya pikiran siswa dalam hubungannya dengan

     pamahaman bahan pelajaran, sehingga penguasaan terhadap bahan yang

    disajikan lebih mudah. Dengan demikian, proses belajar mengajar itu akan

     berhasil baik, kalau didukung oleh faktor-faktor psikologis dari si pelajar

    menurut Thomas F. Staton menguraikan enam macam faktor psikologis

    (Sardiman.2011: 39) antara lain:

    1)  Motivasi

    Menurut Hill (2012) perihal motivasi dapat dijelaskan dalam bentuk

    sebagai (1) interpretasi penguatan dan dorongan, (2) sisbernetika dan (3)

    teori proses-berlawanan.

    a) Pada interpretasi penguatan dan dorongan ada tiga trend antara lain

    (Hill W F.2012: 256-257):

    (1) Trend yang pertama adalah deskripsi baru mengenai dorongan

    adalah salah satu dorongan yang dipuaskan melalui pengalaman

     baru. (1) Dorongan yang pertama ini lebih dikenal dengan dengan

     berbagai nama seperti dorongan ingin tahu, dorongan eksplorasi,

    dorongan manipulasi atau dorongan mencari hal baru sebagai mana

    keberadaannya didukung oleh eksperimen Harlow, Butler (1953),

    Montgomery, Berlyne 1960, dan Welker (1961). (2) Dorongan jenis

    kedua yang orang dipuaskan melalui aktivitas. Aktifitas tidak harus

    menghasilkan stimulasi baru. Aktivitas semacam itu terjadi ketika

    seekor tikus memasuki jentera (sebuah lingkaran yang bergerak

    memutar bebas pada porosnya). Menurut Kagan dan Bekun (1954)

    telah membuktikan bahwa kesempatan untuk berlari didalam roda

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    29/158

    16

    seperti itu akan memperkuat penekanan tombol, dan Hill (1956)

    menunjukkan bahwa tikus akan lebih banyak lagi berlari di dalam

    roda ketika mereka kekurangan aktifitas dalam waktu yang cukup

    lama. (3) Dorongan jenis ketiga disebut sebagai kenyamanan kontak

    (contact comfort ). Kenyamanan kontak adalah dorongan yang

    dipuaskan melalui kontak tertentu secara fisik. Menurut Harlow

    (1958) temuan dalam eksperimennya ini menunjukan bahwa

    kenyamanan kontak yang diperlihatkan oleh rasa ketertarikan bayi

    kera kepada induk buatan dari kain merupakan faktor penting dalam

     perkembangan kepribadian, bukan hanya dari segi kelekatan bayi

    kepada induknya,namun juga dari segi-segi lain seperti kasih

    sayang, perilaku seksual, dan perkembangan hubungan sosial.

    Berbagai dorongan ini mengandung arti penting buhan karena

    menyadarkan kita (Hill W F.2012: 257-259).

    (2) Trend kedua berupa modifikasi atas teori dorongan yang disebut

    gairah optimal (optimal orausal). Menurut Barlyne dan Madsen

    (1973) mengemukakan teori gairah optimal berpandangan bahwa

     penguatan tidah harus berupa reduksi dorongan melainkan berupa

     perubahan dorongan ke arah level optimal tertentu. Pada interpretasi

    dorongan konfensional tidak terlalu berhasil menjelaskan perilaku-

     perilaku seperti naik roller coaster , membaca kisah horor atau

    sekedar keluhan bosan dan harapan agar terjadi sesuatu agar tidak

    merasa jenuh karena teori gairah optimal menyatakan bahwa

     peningkatan dan juga penurunan gairah bisa berlaku menguatkan

    sehingga menuntut kita untuk memastikan kapan saatnya yang satu

    dan kapan yang lainnya menguatkan (Hill W F.2012: 259-262).

    (3)  Trend ketiga dalam interpretasi penguatan yaitu mengaitkan

     penguatan dengan respon subjek sendiri kearah suatu tujuan. Pada

    respon sebagai penguat ini diungkapkan oleh Fred Shiffield (1950)

    dengan melaksanakan beberapa eksperimen untuk mendukung

     pendirian tersebut. Salah satu rumusan yang lebih umum mengenai

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    30/158

    17

    gagasan bahwa respon berlaku menguatkan telah dikemukakan oleh

    David Premack (1959). Ia mengemukakan bahwa dari dua respon

    salah satu yang lebih sering terjadi jika keduanya tersedia bisa

    menguatkan lainya yang jarang lebih terjadi namun tidak sebaliknya

    dengan melakukan eksperimen terhadap anak-anak dengan memberi

    dua aktifitas yaitu makan kembang gula dan bermain mesin bola

    tuas ( pinball) dan juga dia melakukan eksperimen tentang hubungan

     penguatan antara berlari dan minum pada tikus (Hill W F.2012:

    262-267).

     b) Studi mengenai mekanisme yang disebut teori kontrol (control theory)

    atau sibernetika (cybernitics). Istilah sibernetika diperkenalkan oleh

     Norbert Wiener (1948), arti kata dari sibernetika adalah ‘jurumudi’

     berasal dari bahasa yunani. Jika memenginginkan suatu operasi tetap

     berjalan pada jalurnya maka perlu ada kelonggaran untuk terjadinya

     penyimpangan sehingga diperlukan sebuah kontrol mengarahkan suatu

    operasi kembali kearah jalur yang benar. Ilustrasi ini menjelaskan

    konsep umum yang disebut umpan balik negatif (negative feedback ).

    Umpan balik negatif merupakan penyesuaian dalam sebuah sistem

    untuk menjaga agar sistem tersebut dalam keadaan stabil dengan cara

    memperbolehkan terjadinya penyimpangan tertentu (Hill W F.2012:

    267-268).

    c) Teori proses-berlawanan awalnya dilakukan eksperimen oleh Richard

    L. Solomon pada tahun 1950an dan 1960an, beliau melakukan

    eksperimen yang melibatkan pemberian sengatan listrik pada anjing dan

     juga mempelajari sebuah studi mengenai para penerjun payung yang

     baru pertama melakukan terjun payung. Solomon merenungkan

     perubahan reaksi anjing dan manusia terhadap situasi-situasi yang

    semula menakutkan dan menyimpulkan bahwa reaksi emosional diawal

     pengalaman menjadi melemah sementara diakhir pengalaman terjadi

    reaksi berlawanan yang menjadi menguat. Akhirnya Solomon dan J. D.

    Corbit (1974) mengemukakan sebuah teori untuk menjelaskan yang

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    31/158

    18

    dikenal sebagai teori proses-berlawanan (oponent-process theory) yaitu:

     pertama, teori ini adalah teori hedonis (hedonic); maksutnya adalah

    teori ini menunjukkan pada kenikmatan dan ketidaknikmatan. Kedua,

     bisa disimpulkan bahwa setiap rasa memiliki reaksi sebaliknya

    (meskipun tidak selalu setara). Rasa awal dan reaksi sebaliknya terjadi

    melalui proses berlawanan arah, itulah sebabnya teori ini dinamakan

    demikian. Ketiga, reaksi kebalikan meningkat seiring berulangnya

     pemaparan yang diberikan dan menghasilkan perubahan (Hill W

    F.2012: 272-273).

    Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada

    keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan

     pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah

    yang disebut dengan motivasi. Motivasi dalam hal ini ada dua hal: (1)

    mengetahui apa yang dipelajari dan (2) memahami mengapa hal tersebut

     patut dipelajari. Dengan berpijak pada kedua unsur motivasi inikah sebagai

    dasar permulaan yang baik untuk belajar (Sardiman.2011: 40).

    2)  Konsentrasi

    Konsentrasi dimaksutkan memusatkan segenap kekuatan perhatian pada

    suatu situasi belajar. Di dalam konsentrasi ini keterlibatan mental secara

    detail sangat diperlukan, sehingga tidak “perhatian” sekadarnya. Di dalam

     belajar, mungkin juga ada perhatian sekedarnya, tetapi tidak konsentrasi,

    maka materi yang masuk perhatian dalam pikiran mempunyai

    kecenderungan berkesan tetapi samar-samar di dalam kesadaran

    (Sardiman.2011: 40-41).

    3)  Reaksi

    Di dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan unsur fisik maupun

    mental, sebagai suatu wujud reaksi. Pikiran dan otot-ototnya harus dapat

     bekerja secara harmonis sehingga subjek belajar itu bertindak atau

    melakukannya. Belajar harus aktif, tidak sekedar apa adanya, menyerah

     pada lingkungan tetapi semua itu harus dipandang sebagai tantangan yang

    memerlukan reaksi. Jadi orang yang belajar harus aktif, bertindak dan

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    32/158

    19

    melakukannya dengan segala panca indranya secara optimal. Dalam hal

     belajar membutuhkan reaksi yang melibatkan ketangkasan mental,

    kewaspadaan, perhitungan, ketekunan dan kecermatan untuk menangkap

    fakta dan ide sebagaimana disampaikan oleh pengajarnya (Sardiman.2011:

    41-42).

    4)  Organisasi

    Belajar dapat juga dikatakan sebagai kegiatan mengorganisasikan,

    menata atau menempatkan bagian bahan pelajaran ke dalam satu kesatuan

     pengertian. Untuk membantu siswa agar lebih cepat dapat

    mengorganisasikan stimulus (fakta dan ide) dalam pikirannya, maka

    diperluakan perumusan tujuan yang jelas dalam belajar. Dengan demikian

    akan terjadi proses yang logis (Sardiman.2011: 42).

    5)  Pemahaman

    Pemahaman atau comprehension  dapat diartikan menguasai sesuatu

    dengan pikiran. Karena itu belajar berarti harus mengerti secara mental

    makna dan filosofinya, maksut dan implikasinya serta aplikasinya

    sehingga menyebabkan siswa dapat memahami situasi. Tanpa itu skill 

     pengetahuan dan sikap tidak akan bermakna. Unsur pemahaman itu tidak

    dapat dipisahkan dari unsur psikologis lainnya. Dengan motivasi,

    konsentrasi dan reaksi. Subjek belajar dapat mengembangkan fakta dan ide

    atau skill. Kemudian dengan unsur organisasi, subjek belajar dapat menata

    dan mematutkan hal tersebut secara bertautan bersama menjadi suatu pola

    yang logis (Sardiman.2011: 43).

    6)  Ulangan

    Lupa merupakan suatu yang tercela dalam belajar. Tetapi lupa adalah

    sifat umum manusia. Sehubungan dengan kenyataan itu, untuk mengatasi

    kelupaan, diperlukan kegiatan “ulangan”. Mengulang-ulang suatu

     pekerjaan atau fakta yang sudah dipelajari membuat kemampuan para

    siswa untuk mengingatnya akan semakin bertambah. Kegiatan mengulang

    harus disertai dengan pemikiran dan bertujuan (Sardiman.2011: 44).

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    33/158

    20

    Usman (2011: 21) guru dituntut mampu mengelola proses belajar

    mengajar yang memberi rangsangan kepada siswa sehingga ia mau belajar karena

    memang siswalah subjek utama dalam belajar. Dalam menciptakan kondisi belajar

    mengajar yang efektif sedikitnya ada lima jenis variabel yang menentukan

    keberhasilan belajar siswa, sebagai berikut:

    a.  Melibatkan siswa secara aktif

    Secara harfiah dapat diartikan sebagai sistem belajar mengajar yang

    menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual dan emosi untuk

    memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara kognitif, afektif dan

     psikomotor (Usman.2011: 22). Mc Keachie berkenaan dengan prinsip

    keaktifan mengemukakan bahwa individu merupakan “manusia belajar yang

    aktif selalu ingin tahu, sosial” (Mc Keachie.1976: 230 dari Gredler MEB

    terjemahan Munandir.1991: 105)

     b.  Menarik minat dan perhatian siswa

    Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian

    siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada

    diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab

    dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminati

    (Usman.2011: 27).

    Dalam proses belajar mengajar salah satu tugas seorang pendidik ialah

    membangkitkan minat belajar. Penggunaan media pembelajaran, dosen harus

    memahami tingkat perkembangan intelektual siswa. Dosen perlu

    memperhatikan tahap eksplorasi, tahap pengenalan konsep maupun tahap

     pengaplikasian konsep (Soemarsono.2007: 69).

    c.  Membangkitkan motivasi siswa

    Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

    melakukan sesuatu atau keadaan seseorang atau organisme yang

    menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau

     perbuatan, sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk mengiatkan motif

    menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan

    mencapai tujuan atau keadaan dan kesiapan diri individu yang mendorong

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    34/158

    21

    tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.

    Motivasi bisa bersifat intrinsik (dalam diri) dapat pula bersifat ektrinsik (dari

    luar) (Usman.2011: 28-29).

    Biggs dan Telfer (1987: 96-117) berpendapat siswa memiliki bermacam-

    macam motivasi dalam belajar. Macam-macam motivasi tersebut dapat

    dibedakan menjadi empat golongan yaitu: (1) motivasi instrumental (2)

    motivasi social (3) motivasi berprestasi dan (4) motivasi intrinsik.

    Penjalasan dari empat golongan motivasi tersebut diungkapkan Dimyati

    dan Mudjiono (2009: 32) yaitu Motivasi instrumental berarti bahwa siswa

     belajar karena didorong adanya hadiah atau menghindari dari hukuman.

    Motivasi sosial berarti bahwa siswa belajar untuk penyelenggaraan tugas.

    Motivasi prestasi dalam hal ini keterlibatan dalam menyelesaikan tugas lebih

    menonjol. Motivasi intrinsik berarti belajar karena keinginan sendiri.

    Motivasi instrument dan Motivasi sosial merupakan kondisi eksternal,

    sedangkan motivasi prestasi dan motivasi intrinsik merupakan kondisi

    internal.

    Motivasi berkaitan erat dengan penghayatan suatu kebutuhan, dorongan

    untuk memenuhi kebutuhan dan pencapaian tujuan yang memenuhi

    kebutuhan itu. Kaitannya tersebut tertampung dalam istilah lingkaran

    motivasi yang memiliki tiga rantai dasar yaitu (1) timbulnya suatu kebutuhan

    yang dihayati dan dorongan untuk memenuhi kebutuhan itu, (2) bertingkah

    laku tertentu sebagai usaha untuk mencapai tujuan yaitu terpenuhinya yang

    dihayati, dan (3) tujuan tercapai sehingga orang merasa puas dan lega, karena

    kebutuhan telah terpenuhi mengakibatkan seseorang kembali untuk memiliki

    kebutuhan dihayati lagi (Soemarsono.2007: 12).

    d.  Prinsip individualitas

    Peseta didik merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang

    siswa yang sama persis, tetapi siswa memiliki perbedaan satu dengan yang

    lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian dan sifat-

    sifatnya (Dimyati dan Mudjiono.2009: 49).

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    35/158

    22

    Salah satu masalah utama dalam pendekatan belajar mengajar ialah

    masalah pebedaan individual. Menurut Mursell dalam bukunya Successful

    Teaching mengemukakan perbedaan individual secara vertikal dan kualitatif.

    Yang dimaksutkan dengan perbedaan secara vertikal adalah intelegensi

    umum dari siswa itu. Perbedaan kualitatif terletak pada bakat dan minatnya

    (Usman.2011: 30).

    Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa,

    karenanya perbedaan individu perlu diperhatikan oleh pengajar dalam upaya

     pembelajaran. Sistem pendidikan klasikal yang selama ini dilakukan kurang

    memperhatikan masalah perbedaan individual, umumnya pelaksanaan

     pembelajaran di kelas dengan melihat siswa sebagai individu dengan

    kemampuan rata-rata, kebiasaan yang kurang lebih sama, demikian pula

    dengan pengetahuannya (Dimyati dan Mudjiono.2009: 49).

    e.  Peragaan dalam pengajaran

    Belajar yang efektif harus mulai dengan pengalaman langsung atau

     pengalaman kongret dan menuju kepada pengalaman yang lebih abstrak.

    Belajar akan lebih efektif jika dibantu dengan alat peraga pengajaran daripada

     bila siswa belajar tanpa dibantu dengan alat pengajaran (Usman.2011: 31).

    Kegiatan belajar mengajar tidak lepas dari peran seorang pengajar, seorang

     pengajar hendaknya memiliki keterampilan dasar dalam mengajar sebagai bekal

    utama dalam pelaksanaan tugas profesional (Alma.2009: 22). Adapun beberapa

    konsep keterampilan belajar mengajar ialah konsep James Cooper et al.

    (Alma.2009: 11-12) sebagai berikut:

    a.   Instructional Planning (keterampilan menyusun rencana penyajaran)

     b.  Writing Instructional Objective  (keterampilan merumuskan tujuan

     pengajaran)

    c.   Lesson Presentation Skills (keterampilan menyampaikan bahan

     pembelajaran)

    d.  Quastioning Skills (keterampilan bertanya)

    e.  Teaching Consepts (keterampilan tentang menyusun konsep atau persiapan

    mengajar)

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    36/158

    23

    f.   Interpersonal Communication Skills (kemampuan mengadakan komunikasi

    interpersonal)

    g.  Classroom Management (keterampilan mengelola kelas)

    h.  Observation Skills (keterampilan mengadakan observasi)

    i.   Evaluation (keterampilan mengadakan evaluasi).

    Adapun konsep keterampilan belajar mengajar diambil dari pendapat

    Turney et al. (Alma.2009: 12) sebagai berikut:

    a.  Questioning (keterampilan bertanya)

     b.  Classroom Managemant and Discipline (keterampilan mengelola kelas dan

    menumbuhkan disiplin)

    c.  Variability / Varying the Stimulus (keterampilan memberikan stimulus secara

     bervariasi)

    d.   Reinforcement (keterampilan memberikan penguatan)

    e.   Explaining / Exposition (keterampilan menjelaskan)

    f.  Sel Induction / Introductory Procedures (keterampilan membuka pertemuan)

    g.  Small Group Teaching (keterampilan mengajar sacara kelompok)

    h.   Developing Thingking (keterampilan untuk mengembangkan pola pikir)

    i.   Individualing Teaching (keterampilan mengajar secara individual)

    Keterampilan belajar mengajar merupakan bentuk tingkah laku yang dapat

    diamati, maka melihat konsep keterampilan dasar mengajar yang diungkapkan

    oleh James Cooper dan Turney tersebut lebih cenderung dalam banyak hal untuk

    dijadikan suatu paket saja dan dirasakan lebih bisa diterima ialah keterampilan

     belajar mengajar yang menyangkut (Alma.2009: 12-13):

    a.  Set Induction (kemampuan membuka pertemuan)

     b.   Explaining (keterampilan menjelaskan)

    c.  Questioning (keterampilan bertanya)

    d.   Reinforcement (keterampilan memberikan penguatan)

    e.  Closing Procedures (keterampilan menutup pertemuan)

    Pendapat lain tentang keterampilan dasar dalam proses pembelajaran

    diungkapkan oleh para ahli dari Stanford University dan Sidney University

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    37/158

    24

    mengidentifikasi sekitar 23 jenis keterampilan mengajar yang dapat dilihat dalam

    tabel berikut (Sanjaya.2008: 156):

    Tabel 2.1. 23 jenis keterampilan mengajar

     No Jenis ter ampilan mengajar No Jenis keretampilan mengajar

    a.   Establishing Set   b.   Asking Questions (Basic) 

    c.   Establishing Appropriate Frame of

     Reference

    d.  The Use of Divergent Questions 

    e.   Achieving Closure f.  The Use of Higher Order Questions 

    g.   Recognizing and Obtaining Atte nding

     Behavior

    h.  The Use of Probing Questions 

    i.  Provinding Feedback  j.  Student – I nitiated Questions 

    k.   Emlpoying Rewards and Punishment

    (Reinforcement)

    l.  Completeness of Communication 

    m.  Control of Participation n.  Varying The Stimulus Situation 

    o.   Redudancy and Repetition  p.   Lecturing 

    q.   Illustrating and Use of Example r.  Precuing 

    s.  Classroom Managements and

     Discipline

    t.  Guiding Small Group Discussion

    u.  Small Group Teaching and

     Individualized Instruction

    v.  Guiding Discovery Learning and

    Fostering Creativity

    Tidak hanya keterampilan dasar mengajar, seorang pengajar juga harus

    dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan tepat, pemilihan strategi

     pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipi lih dan digunakan oleh seorang

     pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan

     peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang akhirnya

    tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar (Uno.2011: 2).

    Pemilihan strategi pembelajaran hendaknya ditentukan berdasarkan kriteria

     berikut, yaitu (1) orientasi strategi pada tugas pembelajaran, (2) relevan dengan isi

    atau materi pembelajaran, (3) metode dan tehnik yang digunakan difokuskan pada

    tujuan yang ingin dicapai, dan (4) media pembelajaran yang digunakan dapatmerangsang indra peserta didik secara simultan (Uno.2011: 9).

    Dick dan Carry (1978) menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen strategi

     pembelajaran, yaitu (1) kegiatan pembelajaran pendahuluan, (2) penyampaian

    informasi, (3) partisipasi peserta didik, (4) tes dan (5) kegiatan lanjutan

    (Uno.2011: 3).

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    38/158

    25

    Proses pembelajaran yang berpengaruh pada proses belajar dapat

    ditentukan oleh guru. Kondisi ekternal yang berpengaruh pada belajar yang

     penting (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 33) adalah (1) bahan belajar, (2) suasana

     belajar, (3) media dan sumber belajar, dan (4) subjek pembelajar itu sendiri.

    Bahan belajar dapat berwujud benda dan isi pendidikan. Isi pendidikan

    tersebut dapat berupa pengetahuan, perilaku, nilai, sikap dan metode pemerolehan

    (Dimyati dan Mudjiono.2009: 33)

    Suasana belajar seperti kondisi gedung, tata ruang kelas, alat-alat belajar

    mempunyai pengaruh pada kegiatan belajar. Disamping kondisi fisik tersebut,

    suasana pergaulan juga memegang peranan pada kegiatan belajar. Guru memiliki

     peranan penting dalam menciptakan suasana belajar yang menarik bagi siswa

    (Dimyati dan Mudjiono.2009: 35).

    Media dan sumber belajar dewasa ini dapat ditemukan dengan mudah.

    Sawah percobaan, kebun bibit, kebun binatang, tempat wisata, museum,

     perpustakaan umum, surat kabar, majalah, radio, sanggar seni, sanggar olah raga,

    televisi dapat ditemukan didekat kampus. Di samping itu buku pembelajaran,

     buku bacaan berperan penting dalam memanfaatkan media dan sumber belajar

    tersebut (Dimyati dan Mudjiono.2009: 36). Media berasal dari bahasa latin yang

    merupakan bentuk jamak dari kata medium  yang berarti sesuatu yang terletak

    ditengah (antara dua kutu pihak atau kutub) atau suatu alat. Media juga dapat

    diartikan sebagai perantara suatu penghubung antara dua pihak yaitu antara

    sumber pesan dengan penerima pesan atau informasi (Anitah.2011: 1). Secara

    singkat dapat dikemukakan bahwa guru dapat membuat program pembelajaran

    dengan memanfaatkan media dan sumber belajar diluar sekolah. Pemanfaatan

    tersebut bermaksut meningkatkan kegiatan belajar, sehingga mutu hasil belajar

    semakin meningkat (woolkfolk dkk.1984: 307-338).

    Guru atau pengajar adalah sumber pembelajar siswa. Sebagai subjek

     pembelajar guru berhubungan langsung dengan siswa dan dapat menggolong-

    golongkan pada motivasi instrumental, motivasi sosial, motivasi berprestasi dan

    motivasi intrinsik siswa (Dimyati dan Mudjiono.2009: 37).

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    39/158

    26

    Perilaku hasil belajar mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

    Para pengajar sangat diharapkan mampu mengantisipasi aspek-aspek perubahan

     perilaku ini yang dimulai dengan perencanaan kegiatan belajar mengajar dan

    mengembangkannya setelah kegiatan belajar berakhir. Dengan perilaku belajar

    yang efektif disertai proses mengajar yang tepat, proses belajar mengajar

    diharapkan mampu menghasilkan manusia-manusia yang mempunyai

    karakteristik sebagai berikut: (1) pribadi yang mandiri (2) pelajar yang efektif (3)

     pekerja yang produktif dan (4) anggota masyarakat yang baik. Untuk mewujudkan

    kualitas manusia seperti itu, kualitas belajar yang harus dikembangkan dalam diri

    siswa yaitu: (1) belajar untuk menjadi (2) belajar untuk belajar (3) belajar untuk

     berbuat dan (4) belajar untuk hidup (Yudhawati dan Haryanto.2011: 22-23).

    3.  Standar Proses Pembelajaran

    Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang

    Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah

    standar proses. Maka di keluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor

    41 tahun 2007 tentang standar proses. Standar proses adalah standar nasional

     pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan

     pendidikan un tuk mencapai kompetensi lulusan. Tujuannya dilaksanakan standar

     proses adalah untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien

    (Mendiknas.2007).

    Standar proses sesuai dengan permendiknas nomor 41 tahun 2007 meliputi

    (Mendiknas.2007):

    a.  Perencanaan proses pembelajaran

    1)  Silabus

    Silabus sebagai acuan pengembangan RPP (Rencana Pelaksanaan

    Pembelajaran) memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK

    (Standar Kompetensi), KD (Kompetensi Dasar), materi pembelajaran,

    kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian,

    alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan

     pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    40/158

    27

    (SKL), serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

    (KTSP) (Mendiknas.2007).

    Menurut para ahli pembuat kurikulum, terdapat banyak macam

    komponen silabus yang tersusun dalam suatu matrik silabus. Hal inilah

    yang harus dicermati dan dipilih oleh suatu institusi dalam

    mengelompokkan komponen-komponen tersebut. Setiap institusi

     berdasarkan kriteria atau standar yang diacu dapat menentukan sendiri

    komponen apa yang dipilih dan disusun pada matrik dalam menyusun

    silabus suatu mata kuliah. Pada prinsipnya semakin rinci silabus akan

    semakin memudahkan pengajar dalam menjabarkannya ke dalam Rencana

    Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Adapun komponen silabus suatu mata

    kulian, tersebut di bawah ini (Tim PEKERTI-AA Pusat Pengembangan

    Sistem Pembelajaran Lembaga Pengembangan Pendidikan Universitas

    Sebelas Maret.2007a: 7-9):

    a)  Identitas Mata Kuliah

    Identitas mata kuliah dapat meliputi: nama mata kuliah atau blok mata

    kuliah, kode mata kuliah, bobot mata kuliah, semester , dan mata kuliah

     prasyarat jika ada.

     b)  Standar Kompetensi (SK)

    Standar Kompetensi adalah seperangkat kompetensi yang dibakukan

    sebagai hasil belajar materi pokok tertentu dalam satuan Pendidikan,

    merupakan kompetensi bidang pengembangan dan materi pokok per

    satuan pendidikan per satu kelas yang harus dicapai peserta didik

    selama satu semester.

    c)  Kompetensi Dasar (KD)

    Kompetensi Dasar adalah rincian kompetensi dalam setiap aspek materi

     pokok yang harus dilatihkan kepada peserta didik sehingga kompetensi

    dapat diukur dan diamati. Kompetensi Dasar sebaiknya selalu dilakukan

     perbaikan dan pengayaan guna memenuhi keinginan pasar.

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    41/158

    28

    d)  Indikator

    Indikator merupakan wujud dari KD yang lebih spesifik, yang

    merupakan cerminan dari kemampuan peserta didik dalam suatu

    tahapan pencapaian pengalaman belajar yang telah dilalui. Bila

    serangkaian indikator dalam suatu kompetensi dasar sudah dapat

    dicapai peserta didik, berarti target KD tersebut sudah terpenuhi.

    e)  Pengalaman belajar

    Pengalaman belajar merupakan kegiatan fisik maupun mental yang

    dilakukan oleh peserta didik dalam berinteraksi dengan bahan ajar.

    Pengalaman belajar dikembangkan untuk mencapai KD melalui strategi

     pembelajaran. Dengan melakukan pengalaman belajar yang tepat

    mahasiswa diharapkan dapat mencapai dan mempunyai kemampuan

    kognitif, psikomorik, dan afektif yang sekaligus telah mengintegrasikan

    kecakapan hidup (life skill). Oleh karenanya yang membedakan antara

     perguruan tinggi satu dengan yang lain tercermin pada perbedaan

     pengalaman belajar yang diperoleh mahasiswa.

    f)  Materi pokok

    Bagian struktur keilmuan suatu bahan kajian yang dapat berupa

     pengertian, konsep, gugus isi atau konteks, proses, bidang ajar, dan

    keterampilan.

    g)  Waktu

    Merupakan lama waktu dalam menit yang dibutuhkan peserta didik

    mampu menguasi KD yang telah ditetapkan.

    h)  Sumber pustaka

    Sumber pustaka adalah kumpulan dari referensi yang dirujuk atau yang

    dianjurkan, sebagai sumber informasi yang harus dikuasai oleh peserta

    didik.

    i)  Penilaian

    Penilaian ini berarti serangkaian kegiatan untuk memperoleh,

    menganalisis, dan menafsirkan informasi; dan kemudian menggunakan

    informasi tersebut untuk pengambilan keputusan.

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    42/158

    29

    2)  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar

     peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan

     pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis

    agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

    menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

    memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

    sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis

     peserta didik. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan

    dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP

    untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan

     pendidikan (Mendiknas.2007).

    Komponen RPP adalah (Mendiknas.2007):

    a)  Identitas mata pelajaran

    Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester,

     program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah

     pertemuan.

     b)  Standar kompetensi

    Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta

    didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan

    keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan atau

    semester pada suatu mata pelajaran.

    c)  Kompetensi dasar

    Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai

     peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan

    indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.

    d)  Indikator pencapaian kompetensi

    Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan atau

    diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu

    yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian

    kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    43/158

    30

    yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan

    keterampilan.

    e)  Tujuan pembelajaran

    Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang

    diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

    f)  Materi ajar

    Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,

    dan ditulis dalam bentuk butir sesuai dengan rumusan indikator

     pencapaian kompetensi.

    g)  Alokasi waktu

    Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian

    KD dan beban belajar.

    h)  Metode pembelajaran

    Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana

     belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai

    kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan.

    Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi

     peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi

    yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.

    i)  Kegiatan pembelajaran

    Pendahuluan

    Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan

     pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan

    memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif

    dalam proses pembelajaran.

    Inti

    Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD.

    Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif,

    menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

     berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

     prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    44/158

    31

    dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini

    dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi,

    elaborasi, dan konfirmasi.

    Penutup

    Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri

    aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk

    rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik,

    dan tindak lanjut.

     j)  Penilaian hasil belajar

    Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan

    dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar

    Penilaian.

    k)  Sumber belajar

    Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan

    kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan

    indikator pencapaian kompetensi.

    Prinsip-prinsip penyusunan RPP adalah (Mendiknas.2007):

    a)  Memperhatikan perbedaan individu peserta didik

    RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin,

    kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat,

     potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,

    kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan atau

    lingkungan peserta didik.

     b)  Mendorong partisipasi aktif peserta didik

    Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik

    untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi,

    kemandirian, dan semangat belajar.

    c)  Mengembangkan budaya membaca dan menulis

    Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran

    membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam

     berbagai bentuk tulisan.

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    45/158

    32

    d)  Memberikan umpan balik dan tindak lanjut

    RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif,

     penguatan, pengayaan, dan remedi.

    e)  Keterkaitan dan keterpaduan

    RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara

    SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator

     pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu

    keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan

     pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek

     belajar, dan keragaman budaya.

    f)  Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

    RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi

    informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif

    sesuai dengan situasi dan kondisi.

    RPP terdiri dari komponen program kegiatan belajar dan proses

     pelaksanaan program. Komponen program mencakup KD, materi standar,

    metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, dan waktu

     belajar. Dengan demikian, RPP pada hakekatnya merupakan suatu sistem

    yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan serta

     berinteraksi satu dengan lainnya, dan memuat langkah-langkah

     pelaksanaannya untuk mencapai tujuan yaitu membentuk kompentensi

    yang sudah ditetapkan sebelumnya, adapun komponen dalam RPP adalah

    (Tim PEKERTI-AA Pusat Pengembangan Sistem Pembelajaran Lembaga

    Pengembangan Pendidikan Universitas Sebelas Maret.2007a: 23-24):

    a)  Kompetensi Dasar (KD)

    Kompetensi yang dirumuskan dalam RPP harus jelas. Semakin kongkrit

    kompetensi akan semakin mudah diamati, dan akan semakin mudah

    atau semakin tepat pula merencanakan kegiatan-kegiatan yang harus

    dilakukan untuk mencapai kompetensi tersebut. Perlu diketahui bahwa

     beberapa materi standar mungkin memiliki lebih dari satu KD.

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    46/158

    33

    Disamping itu, perlu ditetapkan pula fokus kompetensi yang diharapkan

    dari peserta didik sebagai hasil akhir pembelajaran. Kompetensi ini juga

    akan menjadi pedoman bagi pengajar dalam menentukan materi standar

    yang akan digunakan dan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk

    membentuk kompetensi peserta didik.

     b)  Materi standar

    Materi standar yang dikembangkan dan dijadikan bahan kajian peserta

    didik harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuannya,

    mengandung nilai fungsional, praktis, serta disesuaikan dengan kondisi

    dan kebutuhan lingkungan, institusi, dan daerah.

    c)  Kegiatan Pembelajaran

    Kegiatan pembelajaran merupakan tahap-tahap kegiatan yang dilakukan

    oleh pengajar dan peserta didik untuk menyelesaikan suatu materi

    standar yang telah direncanakan oleh pengajar. Urutan kegiatan

     pembelajaran menggambarkan strategi pembelajaran yang telah

    ditentukan. Tahap kegiatan tersebut terdiri dari tahap

    PENDAHULUAN, tahap PENYAJIAN, dan tahap PENUTUP.

    d)  Metode Pembelajaran

    Metode pembelajaran merupakan cara dalam menyajikan

    (menguraikan, memberi contoh, memberi latihan dan lain-lain) suatu

     bahan kajian kepada peserta didik. Tidak semua metode pembelajaran

    sesuai untuk digunakan dalam mencapai kompetensi tertentu. Oleh

    karena itu harus dipilih metode pembelajaran yang paling tepat untuk

    suatu kompetensi yang ingin dicapai. Berbagai contoh metode

     pembelajaran yang sering digunakan antara lain ceramah, diskusi, tanya

     jawab, simulasi, studi kasus, praktikum, seminar, demonstrasi, bermain

     peran dan lain-lain.

    e)  Media Pembelajaran

    Segala sesuatu yang dapat menyalurkan atau menyampaikan pesan atau

    informasi dari sumber pesan atau informasi ke penerima pesan atau

    informasi disebut media pembelajaran. Jadi dengan adanya media

  • 8/18/2019 dad-S.541102027

    47/158

    34

     peserta didik dapat melihat, membaca, mendengarkan atau ketiganya

    sekaligus dalam menyerap berbagai informasi yang disampaikan oleh

     pengajarnya. Media tersebut dapat berupa alat-alat elektronik, gambar,

     buku dan sebagainya. Sedangkan alat pembelajaran adalah benda-benda

    atau alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran sehingga

    memungkinkan terjadinya proses pembelajaran. Alat-alat itu tidak

    disebut media pembelajaran karena tidak dimaksudkan untuk membawa

     pesan.

    f)  Sumber Belajar

    Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk

     penggalian informasi. Sumber belajar ini dapat berupa dosen (sebagai

    narasumber), buku teks, jurnal ilmiah, laporan penelitian, internet, dan

    lain-lain.

    g)  Alokasi Waktu

    Jumlah waktu dalam menit yang dibutuhkan oleh pengajar dan peserta

    didik untuk menyelesaikan setiap langkah pada urutan tahap Kegiatan

    Pembelajaran.

     b.  Pelaksanaan proses pembelajaran

    Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP.

    Pelaksanaan pemb