Top Banner
SPECIAL SENSORY SYSTEM MAKALAH KASUS 3 Kelainan Refraksi dan Katarak Tutorial D-3 Nur Aulia Intan Pratiwi 121.0211.001 Fitrianisyah Wahyu Intan 121.0211.029 Agnes L. Prabawati 121.0211.053 Titan Muhammad Rijali 121.0211.110 Siska Sulistiyowati 121.0211.120 Marlin Feriani 121.0211.128 Moch. Hargo T L 121.0211.143 Yohana Septianxi Merrynda 121.0211.174 Putri Fazartika Santoso 121.0211.184 Vania Amanda Putri 121.0211.200 Ahmad Buldani 111.0211.201
40

D3_Kasus 3_2012

Nov 17, 2015

Download

Documents

Andreas Tan

tutorial
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

SPECIAL SENSORY SYSTEMMAKALAH KASUS 3Kelainan Refraksi dan Katarak

Tutorial D-3Nur Aulia Intan Pratiwi121.0211.001Fitrianisyah Wahyu Intan 121.0211.029Agnes L. Prabawati121.0211.053Titan Muhammad Rijali121.0211.110Siska Sulistiyowati121.0211.120Marlin Feriani121.0211.128Moch. Hargo T L121.0211.143Yohana Septianxi Merrynda121.0211.174Putri Fazartika Santoso121.0211.184Vania Amanda Putri121.0211.200Ahmad Buldani111.0211.201

Tutor :dr. Mashoedojo

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONALVETERAN JAKARTA2014/2015KASUS IIIANy.H 60 Tahun dtg ke poliklinik mata dengan keluhan:KU : Pandanan kabur pada saat melihat jauhbda dekat,sudah dirasakan sejak 2 tahun yg lalu namun awalnya tdk terlalu mengganggubKT : Saat ini mata cepat lelah dan sakit Nyeri kepalaterutama di dahi saat membaca terlalu lama Kadang disertai mata berair.RPD : Menggunakan obat tetes mata di warung namun tidk membaik Tidak ada riwayat trauma Tidak ada riwayat operasi mata Tidak pernah mengalami keluhan ini sebelumnya Hipertensi 3 tahun lalu,selalu controlTidak ada riwayat DM

Hipotesis Mata tenang visus turun perlahan :1. Katarak senilis : pandangan kabur,dan umur pasien lebih dari 50 tahun (factor predisposisi katarak senilis)2. Glaucoma sudut terbuka : pandangan kabur,perjalanan penyakit yg lambat progresif (lihat anamnesis Ny.H keluhan dirasakan sejak 2 tahun yg lalu),bola mata tenang visus turun,usia > 40 tahun.3. Retinopati hipertensi : pandangan kabur,usia 60 tahun berisiko mengalami sklerosis senilis ( degenerasi dinding pembluh darah) bila terjadi di pembuluh darah retina menyebabkan turnnya visus dgn gambaran yg khas pada fundukopinya. Gangguan refraksi : 1. Presbiopia : gangguan refraksi akibat proses degenerative pada lensa biasanya mulai dari 4O tahun,pasien mengeluh susah untk berpenglihatan ekat seperti membaca,krn untk membaca perlu akomodasi sgt kuat akan timbul gejala berupa lelah dan sakit pada mata,sakit kepala.2. Hipermetrof : sinar yg dating dibiaskan di belakang retina jadi untuk melihat jauh perlu akomodasi dan untuk melihat dekat akomodasi lebih banyak diperlukan,menurut sebabnya ada hipermetrof aksial (sumbu mata terlalu pendek) dan hipermetrof pembiasan (lensa tdk secembung semula,krn sklerosis, 40 tahun) mungkin jenis hipermetrof ini yg dialami pasien.3. Myopia : paien mengeluh tdk dapat melihat jauh dgn jauh.

Pemeriksaan fisik : Status generalis seperti KU,Status gizi baik,kesadarn kompos mentis. Tanda vital :1. TD = 140/90 hipertensi grade II2. Nadi,RR,T = DBN3. Mata,THT,Thorax,abdomen,extremitas = DBN,menunjukan tdk ada gangguan sistemik yg menyertai keluhan pasien Status opthalmologikus : 1. Visus : OD = 6/15 S + 1,00 6/6, Baca = Add S + 3,00. OS = 6/20 S + 1,25 6/6, Baca = Add S + 3,00.Pada mata kanan pasien mengalami penurunan visus yaitu pada px.kartu snellen pasien dapt melihat huruf pada jarak 6 meter dimana pada orang normal dapat terlihat pada jark 15 meter, dikoreksi dengan lensa sfris positif 1,00 visus menjadi 6/6 menunjukan pasien hipermetrof bukan myopia.

Pada mata kiri pasien mengalami penurunan visus yaitu pada px.kartu snellen pasien dapt melihat huruf pada jarak 6 meter dimana pada orang normal dapat terlihat pada jark 20 meter, dikoreksi dengan lensa sfris positif 1,25 visus menjadi 6/6

Pemeriksaan presbiopia menggunakan tes dari jaeger (untk tes penglihatan dekat) pasien tes ini pasien perlu kaca mat abaca lensa sferis positif 3,00, sesuai dgn usia pasien yaitu 60 tahun, dimana : 40 tahun : S +1 50 TAHUN : S +2 60 TAHUN : S + 3 Gerakan bola mata : OD dan OS Normal menunjukn tdk terdapat gangguan gerakan bola mata seperti strabismus yg merupakan komplikasi dari gangguan refraksi. Palpebra superior dan inferior : Normal,tidak ada infeksi/kelainan pada palpebra Konjungtiva palpebra dan bulbi : Normal,tidak ada infeksi/kelainan pada konjungtiva Kornea OD dan Kornea OS : arcus senilis + (normal karena proses penuaan), edema (-), licin, ulkus (-), menunjukan tdk ada kelainan/peradanan kornea yg menyebabkan turunnya visus COA OD DAN OS : normal,pada glaukom terbuka COA N,namu pada stadium lanjut COA dapat sempit. IRIS OD DAN OS : Normal tidak terdapat peradangan pada iris,tdk ada sinekia anterior/posterior yg dpt menyebabkan glaucoma sudut tertutup. Pupil OD dan OS : Normal,tidak ada parese N II dan N III,diamana pada glaucoma dng TIO Meningat dapt terjadi parese N II dan NIII. Lensa OD dan OS : jernih, pasien tidak mengalami katarak, diaman pada katarak lensa terdapat kekeruhan. Fundus reflex (+) OD dan OS: fundus masih dapat diperiksa menunjukan pasien tidak menderita katarak matur atau hipermatur Funduskopi OD dan OS :Normal, menunjukan pasien tdk menderita Retinopati Hipertensi karena tdk terdapat crossing phenomenon,mikroaneurism,cotton wool patches. TIO OD dan OS : Normal, pasien tidak menderita glaucoma,dimana pada glaucoma terdapat peningkatan TIO

DIAGNOSIS :HIPERMETROF ODS, PRESBIOP ODSPenatalaksanaan :Kacamata untuk mengoreksi penglihatan diberikan OD S +1,00 dan OS +1,25.Untuk kacamata bacanya dpt dikoreksi dgn lensa add S+3,00Pasien disarankan agar menggunakan kaca mata utk membantu penlihatan dan menjaga pola hidup sehat karena mempunyai riwayat hipertensi.KASUS IIIBTn. K (65 thn)

RPS : Pandangan sprti tertutup kabut asap,Dirasakan sejak 5 thun lalu, namun tdak menggangguKeluahan semakin memburuk perlahan- lahanMengganggu aktivitasMerasa sialu jika melihat cahayaKU : pandangan kabur pada mata sebelah kiri

RPD :Trauma (-)Operasi mata (-)Hipertensi (-)DM (+) sejak 3 tahun lalu, namun rutin kontrol ke dokter

Hipotesis :KatarakGlaukoma Kronisretinopati

Px. OphthalmologikusPEMERIKSAANOCULI DEXTRAOCULI SINISTRA

Visus6/7,51/300

Gerakan bola mataBaik ke segala arahBaik ke segala arah

Palpebra superior dan InferiorNormal, tidak ada tanda- tanda infeksi atau kelainan lainnyaNormal, tidak ada tanda- tanda infeksi atau kelainan lainnya

Konjungtiva palpebraHiperemis (-), Sikatrik (-)Hiperemis (-), Sikatrik (-)

Konjungtiva bulbiNormal, tidak ada tanda- tanda infeksi atau kelainan lainnya.Normal, tidak ada tanda- tanda infeksi atau kelainan lainnya.

KorneaNormalNormal

COANormalNormal

IrisNormalNormal

pupilBulat dan reguler, 3mm, refleks cahaya (+)Bulat dan ireguler, 3mm, refleks cahaya (-)

LensajernihKeruh, Shadow test (-)

Refleks fundus(+)Sulit dinilai

funduskopiNormalSulit dinilai

TIO (palpasi)NormalNormal

Px. Penunjang Kadar Gula Darah Sewaktu : 180 mg/dL

Hipotesisa) Katarak Usia 65 tahunmerupakan salah satu faktor resiko untuk terjadinya katarak. Katarak biasa terjadi pada lansia mulai usia 60 tahun (katarak senilis). Hal ini dapat disebabkan adanya proses degeneratif yg berhubungan dengan proses penuaan. Pandangan kabur salah satu gejala katarak adalah terjadi gangguan penglihatan. Karena... kekeruhan lensa menhalangi dan menghamburkan sinar gangguan penglihatan. Pandangan seperti tertutup kabut asapkabut asap yg terlihat adalah suatu bayangan yg dihasilkan akibat kekeruhan lensa. Perlahan- lahan semakin memburuk dan mengganggu aktivitas karena proses degeneratif tidak berlangsung dengan cepat, maka, proses terjadinya perlahan- lahan dan semakin berat gejalanya. Merasa silau silau disebabkan karena adanya kelainan pada media refrakta Riwayat DM DM dapat menyebabkan Katarak, karena... DM glukosa glukosa di lensa penumpukan sorbitol di lensa peningkatan tekanan osmotik lensa kekeruhan lensa.

Catatan:kekeruhan lensa bisa disebabkan oleh 2 hal, yaitu : peningkatan hidrasi lensa dan denaturasi protein lensa

b) Glaukoma Kronis Usia 65 tahun pada glaukoma kronik (glaukoma sudut terbuka)umumnya terdapat pd orang- orang yg berusia >40 tahun. Pandangan kabur hal ini terjadi karena... TIO menekan nervus opticuskerusakan pada nervus opticus gannguan penglihatan. Perlahan- lahan semakin memburuk dan mengganggu aktivitas

c) Retinopati Pandangan kabur, perlahan- lahan semakin memburuk dan mengganggu aktivitasmerupakan salah satu gejala retinopati. Diabetes Melitus merupakan salah satu penyebab retinopati

Pemeriksaan fisikKeadaan Umum : BaikKesadaran : Compos Mentis Kesan Status Gizi : cukup TD : 130/80 (Normal) sesuai dengan anamnesa, pasien tidak menderita hipertensi, dimana hipertensi juga dapat menyebabkan retinopati.N: 92x/menit (normal)RR: 24x/menit (normal)T: 36,2C (normal)Mata, THT, Leher,Thoraks, Abdomen, Ekstremitas : Dalam Batas Normal.

Hasil pemeriksaan fisik yang normal, dapat diartikan bahwa tidak adanya penyakit sistemik baik yang bermanifestasi dimata atau yang disebabkan oleh keluhan di matanya. Namun, tetap harus dilakukan pemeriksaan tambahan, terutama cek gula darah, karena pasien memiliki riwayat DM.

Status Ophtalmologikus Visus OD : 6/7,5 pasien hanya bisa melihat pada jarak 6 meter, dimana pada orang normal, tulisan tersebut dapat dilihat pada jarak 7,5m. (Ada penurunan Visus) OS: 1/300 pasien hanya dapat melihat lambaian tangan (ada penurunan visus)

Gerakan Bola Mata Tidak ada kelumpuhan pada otot- otot bola mata.OD: baik ke segala arah OS: baik kesegala arah

Tidak ada infeksi, tidak ada sikatrik pada kornea yg dapat mengganggu penglihatan, Gg, penglihtan krna infeksi dapat di tepis.Palpebra superior & inferior: Normal Konjungtiva palpebra: Normal Konjungtiva Bulbi: Normal Kornea: Normal COA: Normal Glaukoma dapat dilemahkan. Karena, pada glaukoma, COA- nya dalam krna terjadi peningkatan kadar humor aqueous. Iris: Normal Pupil OD : Bulat dan reguler, 3mm, refleks cahaya (+) Normal, tidak ada kelainan pada pupil. OS: Refleks cahaya (-) refleks cahaya merupakan tanggapan pupil terhadap intensitas (pencahayaan) cahaya yang jatuh pada retina mata. Memperkuat retinopati, katarak, glaukoma pada ketiganya, terdapat refleks cahaya (-) Bulat dan reguler, 3mmmemperlemah glaukoma, krna pada glaukoma,bentuk pupil irreguler dan pupil midriasis.

Lensa OD: jernih Normal OS: keruh, Shadow test (-) memeperkuat Katarak, karena, katarak adalah suatu keadaan dimana terjadi kekeruhan pada lensa. Shadow Tes (-) artinya adalah katarak pada pasien sudah matur. Apabila masih immatur, maka shadows test adalah (+).

Refleks Fundus (pemeriksaan menggunakan oftalmoskop, untuk melihat fundus mata) OD : (+) artinya, fundus dapat dilihat, krna media refrakta jernih. OS: Sulit dinilai artinya, fundus sulit dilihat, karena ada kekeruhan media refrakta. Hal ini memperkuat katarak. Karena pada katarak terjadi kekeruhan lensa yang menghalangi proses pengamatan terhadap fundus mata.Memperlemah Retinopati, karena, px fundus pada retinopati, dapat dilihat/ (+). Karena tidak ada kekeruhan. Namun, apabila adanya kekeruhan, fundus terlihat adanya bercak- bercak kehitaman.

Funduskopi OD : tidak ada mikroaneurisma ataupun fatty eksudat OS: Sulit dinilai (penjelasan sama dengan penjelasan Refleks Fundus OS)

TIO OD & OS : kesan Normal memperlemah Glaukoma. Karena, pada glaukoma terjadi ketidakseimbangan antara drainase humor aqueous dengan proses sekresi nya. Sehingga menyebabkan peningkatan TIO. Px. GDS : 180 mg/Dl (Normal = 140 mg/Dl) faktor resiko untuk katarak dan retinopati.

DIAGNOSISKATARAK SENILIS MATUR OS

HYPERMETROPIA / HYPEROPIA / FARSIGHTEDNESSDefinisi UI: gangguan kekuatan pembiasan mata dimana sinar sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang retina Dorland: kesalahan refraksi berupa terfokusnya berkas-berkas cahaya yang memasuki mata sejajar sumbu egat di belakang retina akibat terlalu pendeknya diameter anteroposterior bola mata Oftalmologi Umum:Keadaan mata tak berakomodasi yang memfokuskan bayangan di belakang retina

Etiologi Hiperopia aksialakibat bola mata yg pendek, atua berkurangnya panjang sumbu anteroposterior ( terjadi pada kelainan konginital tertentu) Hiperopia kurvaturakelengkuangan kornea atau retina kurang sehingga bayangan difokuskan dibelakang retina

Hiperopia refraktifterdapat indeks bias yang kurang pada egati egat mata / menurunnya indeks refraksi (seperti pada afaksia )

Farsightedness/ rabun dekat Hiperopia adalah suatu konsep yang lebih sulit dijelaskan Istilah farsighted berperan dalam menimbulkan kesulitan. Orang awam memahami bahwa farsightedness adalah presbiopi dan orang yang dapat melihat jauh dengan baik artinya farsighted Jika hypermetropinya tidak terlalu berat, orang yang usianya muda dapat memperolah bayangan objek jauh yang tajam dengan melakukan akomodasi, seperti yang dilakuan mata saat membaca Orang yang hiperopia yang berusia muda juga dapat membentuk bayangan tajam dari objek dekat dengan melakukan akomodasi yang lebih banyak menyebabkan kelelahan mata

Bentuk Hiperopia manifesIalah hipermetropia yg dapat dikoreksi dengan kaca mata positif maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal / hiperopia yang tidak dapat dikoreksi dengan akmodasi H.manifes ini dibagi menjadi dua Hiperopia absolutDimana kelainan refraksi tidak diimbangi dengan akomodasi dan memerlukan kacamata positif untuk melihat jauh Biasanya hipermetropia laten akan berakhir dengan hipermetropia egative ini Hiperopia fakultatif Dimana kelainan hipermetropi dapat diimbangi dengan akomodasi ataupun dengan kacamata (+) / hipermetropi yang masih memakai tenaga akomodasi. Pasien ini akan melihat normal tanpa kacamata bila diberikan kacamata (+) yang memberikan penglihatan normal, maka otot akomodasi akan mendapatkan istirahat Hiperopia latenDorland : hiperopia total yang dapat dikompenasi sempurna oleh tonus fisiologic musculus siliaris diketahui melalui pemeriksaan siklopelgia / hiperopia yang dapat dikoreksi dengan akomodasi Makin muda makin besar komponen hipermetropia laten, makin tua seseorang akan terjadi kelemahan akomodasi sehingga h. Laten menjadi h. fakultatif kemudain menjadi h. egative

Gejala Penglihatan dekat dan jauh kabur Sakit kepala Silau Kadang terasa juling atau lihat ganda Mata lelah dan sakit akibat terus menerus berakomodasi Astenipoa akomodatif : akibat terus menerus akomodasi , maka bola mata bersama-sama melakukan konvergensidan mata akan sering terlihat mempunya kedudukan estropia atau juling kedalam Ambliopia mata tanpa akomodasi shgg tidak pernah melihat objek dengan baik dan jelas

Tatalaksana Koreksi dengan kacamata shefris (+) terkuat atau lensa (+) terbesar yang masih memberikan ketajaman maksimal Ex : bila pasien dengan +3.0 ataupun dengan +3.25 memberikan ketajaman 6/6 maka diberikan +3.25 berfungsi mengistirahatkan mata Pada pasien yang akomodasinya sangat kuat (anak-anak) maka sebaiknya diberikan sikloplegik pada pemeriksaan guna melumpuhkan otot matasehingga pasien akan mendapatkan koreksi pada mata yang istirahat

MIOPIADefinisi Keadaan dimana bayangan benda yang terletak jauh difokuskan tidak pada retina namun didepan retina. Etiologi 1. Genetik Miopia ringan dan sedang biasanya Poligenik Miopia berat monogenik 2. Nutrisi Menurut penelitian pada keadaan Malnutrisi , prevalensi kelainan Refraksi meningkat 3. Tekanan Intra OkulerPeningkatan tekanan intraokuler atau peningkatan tekanan vena dapat menyebabkan jaringan sklera teregang miopia Klasifikasi 1. Proses Miopi Aksial : karena diameter AP dari bola mata bertambah panjang tp komponen refraktif DBN. Miopi Refraksional : terdapat kelainan pada komponen refraktif. Miopi Indeks 2. Onset Juvenille Onset Myopia : onset pada usia 7-16 tahun, wanita : 9-10 tahun, pria :11-12 tahun. Adult Onset Myopia : dimulai diatas usia 20 tahun. 3. Berat Miopia Ringan : -9,00 D

Faktor faktor resiko sumbu aksial mata lebih panjang dari normal(diameter antero-posterior yang lebih panjang dan bola mata yang lebih panjang) = Miopi Aksial. Kurvatura kornea atau lensa lebih kuat dari normal = Miopi kurvatura Indeks bias mata lebih tinggi dari normal = Miopi indeks Perubahan posisi lensa lebih ke anterior , misalnya pada pasca operasi glaucoma.

Gejala Mata lelah (astenopia) Sakit kepala Penglihatan buram bila melihat jauh Pinhole test (+)

Diagnosis Pin Hole test : untuk mengetahui apakah kelainan penglihatan yang buram disebabkan oleh kelainan refraksi atau bukan.

Tatalaksana Pemberian kacamata / lensa kontak dengan lensa minus Tindakan Operasi :- Laser assited in-situ keratomileusis (LASIK)- Laser assited subepithelial keratectomy (LASEK)- Photorefractive keratectomy (PRK)- Conductive keratoplasty (CK)

Pencegahan Tidak membaca dalam keadaan gelap dan menonton TV dengan jarak yang dekat Menggunakan kacamata agar tidak menambah kekuatan lensanya.

PRESBIOPIADefinisi Presbiopi merupakan kondisi mata dimana lensa kristalin kehilangan fleksibilitasnya sehingga membuatnya tidak dapat egat pada benda yang dekat. Presbiopi adalah suatu bentuk gangguan refraksi, dimana makin berkurangnya kemampuan akomodasi mata sesuai dengan makin meningkatnya umur.

Epidemiologi Prevalensi presbiopi lebih tinggi pada populasi dengan usia harapan hidup yang tinggi. Karena presbiopi berhubungan dengan usia, prevalensinya berhubungan langsung dengan orang-orang lanjut usia dalam populasinya. insiden tertinggi presbiopi terjadi pada usia 42 hingga 44 tahun.

Etiologi Terjadi gangguan akomodasi lensa pada usia lanjut Kelemahan otot-otot akomodasi Lensa mata menjadi tidak kenyal, atau berkurang elastisitasnya akibat kekakuan (sklerosis) lensa

Klasifikasi Presbiopi Insipien tahap awal perkembangan presbiopi, dari anamnesa didapati pasien memerlukan kaca mata untuk membaca dekat, tapi tidak tampak kelainan bila dilakukan tes, dan pasien biasanya akan menolak preskripsi kaca egative Presbiopi Fungsional daya akomodasi yang semakin menurun dan akan didapatkan kelainan ketika diperiksa Presbiopi Absolut Peningkatan derajat presbiopi dari presbiopi fungsional, dimana proses akomodasi sudah tidak terjadi sama sekali

Gejala Kesulitan membaca tulisan dengan cetakan huruf yang halus / kecil Setelah membaca, mata menjadi merah, berair, dan sering terasa pedih. Bisa juga disertai kelelahan mata dan sakit kepala jika membaca terlalu lama Membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca atau menegakkan punggungnya karena tulisan tampak kabur pada jarak baca yang biasa (titik dekat mata makin menjauh) Sukar mengerjakan pekerjaan dengan melihat dekat, terutama di malam hari

Diagnosis Anamnesa gejala-gejala dan tanda-tanda presbiopi Pemeriksaan Oftalmologi Visus Pemeriksaan dasar untuk mengevaluasi presbiopi dengan menggunakan Snellen Chart Refraksi Periksa mata satu per satu, mulai dengan mata kanan. Pasien diminta untuk memperhatikan kartuJaeger dan menentukankalimat terkecil yang ega dibaca pada kartu. Target koreksi pada huruf sebesar 20/30. Penilaian kesehatan egati dan skrining kesehatan umum untuk mendiagnosa penyakit-penyakit yang ega menyebabkanpenurunan visus.

Tatalaksana Digunakan lensa positif untuk koreksi presbiopi. Tujuan koreksi adalah untuk mengkompensasi ketidakmampuan mata untuk memfokuskan objek-objek yang dekat Kekuatan lensa mata yang berkurang ditambahan dengan lensa positif sesuai usia dan hasil pemeriksaan subjektif sehingga pasien mampu membaca tulisan pada kartu Jaeger 20/30 Karena jarak baca biasanya 33 cm, maka adisi +3.00 D adalah lensa positif terkuat yang dapat diberikan pada pasien. Pada kekuatan ini, mata tidak melakukan akomodasi bila membaca pada jarak 33 cm, karena tulisan yangdibaca terletak pada titik egat lensa +3.00 D

Usia (tahun) Kekuatan Lensa Positif yang dibutuhkan

40 +1.00 D

45 +1.50 D

50 +2.00 D

55 +2.50 D

60 +3.00 D

Selain kaca mata untuk kelainan presbiopi saja, ada beberapa jenis lensa lain yang digunakan untuk mengkoreksi berbagai kelainan refraksi yang ada bersamaan dengan presbiopia. Ini termasuk: Bifokal untuk mengkoreksi penglihatan jauh dan dekat. Bisa yang mempunyai garis horizontal atau yang progresif Trifokal untuk mengkoreksi penglihatan dekat, sedang, dan jauh. Bisa yang mempunyai garis horizontal atau yang progresif Bifokal kontak- untuk mengkoreksi penglihatan jauh dan dekat. Bagian bawah adalah untuj membaca. Sulit dipasang dan kurang memuaskan hasil koreksinya

ASTIGMATISME Definisi Kelainan refraksi mata sehingga berkas sinar yang egati tidak difokuskan pada satu titik

Etiologi Kelainan Kornea (90%) Kelainan Lensa

Klasifikasi ASTIGMATISME WITH THE RULE Lensa silinder (-) dengan sumbu 180 derajat ASTIGMATISME AGAINTS THE RULE Lensa silinder (-) dengan sumbu tegak lurus (60-120) Lensa silinder (+) dengan sumbu horizontal (30-150) Berdasakan bentuk Astigmat regular Astigmat irregular infeksi kornea, Trauma

Gejala Penglihatan buram Menengok untuk melihat lebih jelas Membaca dekat

Diagnosis Uji Plasido Juring

Tatalaksana1.Koreksi visus tdk terdapat kemajuan 2. Pemberian lensa sferis, lensa fogging untuk menghilangkan akomodasi 3. Lensa C(-) mempersatukan focus di retina

ABLASI RETINARetinaadalah jaringan tipis dan transparan yang peka terhadap cahaya, yang terdiri dari sel-sel dan serabut saraf. Retina melapisi dinding mata bagian dalam seperti kertas dinding melapisi dinding rumah. Retina berfungsi seperti lapisan film pada kamera foto: cahaya yang melalui lensa akan difokuskan ke retina. Sel-sel retina yang peka inilah yang menangkap gambar dan menyalurkannya ke otak melalui syaraf egat.

DefinisiPemisahan retina sensorik, yaitu lapisan fotoreseptor dan jaringan bagian dalam, dari epitel pigmen retina dibawahnya. Etiologi Ablasio retina seringkali dihubungkan dengan adanya robekan atau lubang pada retina, sehingga cairan di dalam mata merembes melalui robekan atau lubang tersebut dan menyebabkan terlepasnya retina dari jaringan di bawahnya. Selain itu, bisa juga pada Penderita rabun jauh (egati) Faktor keturunan Trauma Komplikasi, egative egative Pada usia lanjut (perubahan egativear dalam vitreus atau retina) Malformasi egativea Kelainan egativea Penyakit vaskuler Inflamasi intraokuler Neoplasma.

Gejala Klinis Floater (benda kecil beterbangan) di depan lapang pengelihatan. Fotopsia atau pijaran kilat terang disertai turunnya pengelihatan. Bila terkena atau daerah egati tajam pengelihatan menurun. Hilangnya lapang pandang, seperti melihat di balik tirai berwarna hitam. Tidak ada nyeri

Pemeriksaan Px. Funduskopi : Terlihat retina yang terangkat berwarna pucat dengan pembuluh darah di atasnya dan terlihat adanya robekan retina berwarna merah.

Klasifikasi Ablatio Regmatogenosa: Akibat robekan atau pemutusan retina, sehingga cairan masuk kedalam ruang subretina atau ke belakang antara sel pigmen epitel dengan retina pendorongan retina mengapungkan retina dan terlepas dari lapis epitel pigmen koroid. Ablatio akibat tarikan atau traksi : Terjadi akibat tarikan jaringan parut pada badan kaca yang akan mengakibatkan ablasi retina dan pengelihatan turun tanpa rasa sakit. Pada badan kaca terdapat jaringan fibrosis yang dapat disebabkan oleh egative egativeare, trauma dan perdarahan badan kaca akibat bedah atau infeksi. Ablatio eksudatif : Terjadi akibat penumpukan cairan dalam ruang retina. Penimbunan cairan subretina sebagai akibat keluarnya cairan dari pembuluh darah retina dan koroid. Yang ega disebabkan oleh penyakit epitel pigmen retina, koroid. Dimana kelainan dapat terjadi pada skleritis, koroiditis, tumor retrobulbar, radang uvea.

Penatalaksanaan Pembedahan Untuk melekatkan kembali bagian retina yang lepas dengan krioterapi atau laser. Dilakukan secepat mungkin sebaiknya antara 1-2 hari. Sebelum pembedahan pasien dirawat dengan mata ditutup. Berbagai teknik bedah lainnya : Retinopeksi egative udara/gas yang disuntikan ke dalam vitreous untuk mempertahankan retina pada posisinya. Scleral buckling mempertahankan retina di posisinya dengan melekukan egati menggunakan eksplan yang dijahitkan pada daerah robekan retina. Vitrektomi pelepasan traksi vitreoretina, jika diperlukan penyuntikan perfluorocarbon atau cairan dan udara/gas yang dapat mempertahankan posisinya, jika dibutuhkan tamponade retina lebih lama.

KATARAK Anatomi Lensa Mata Lapisan lensa Nukleus : padat egative Korteks : lapisan luar egativ, merupakan serat lensa yang lebih muda Korteks anterior Korteks posterior Kapsul : egative dasar, egativ dan transparan, memepertahankan bentuk lensa saat akomodasi Sifat lensa Kenyal/lentur proses akomodasi Jernih / transparan media penglihatan Fungsi lensa Refraksi Fungsi akomodasi

Definisi KatarakKekeruhan lensa akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa , denaturasi protein lensa atau kedua nya

Epidemiologi Biasanya mengenai kedua mata Bs berjalan progresif/tidak >> usia lanjut mengakibatkan lensa mata menjadi keras dan keruh.

Etiologi Kelainan kongenital Penyulit penyakit mata menahun Glaukoma Ablasi Uveitis Renitis pigmentasi toksik Kelainan sistemik/metabolik DM Galaktosemi Distrofi miotonik (umur 20-30tahun) Obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid, klorokuin, klorpromazin, ergotamine, pilokarpin, ergot, naftalein, dinitrofenol, tripanolol, antikolinestrase, klorpromazin, miotik)

Faktor Resiko DM Radang mata Trauma mata pukulan keras, tusukan benda, panas yang tinggi, bahan kimia yang merusak lensa Ruw keluarga Pemakaian steroid lama Merokok polusi asap motor/pabrik karena mengandung timbal. Pembedahan mata >>terpajan sinar UV (matahari)

Gejala Silau Berkabut/berasap Sukar melihat dimalam hari/pencahayaan redup Melihat ganda Melihat warna terganggu Melihat halo disekitar sinar Penurunan penglihatan

Tanda Lensa keruh lensa tdk transparan pupil berwarna putih/abu-abu Mata tampak keruh dalam berbagai bentuk, tingkat dan lokasi (korteks/nukleus) Pemeriksaan fisik terlihat bercak putih atau leukokoria

Pemeriksaan slitlamp utk melihat kekeruhan lensa dan menilai struktur okular lainnya seperti konjungtiva, kornea, iris dan bilik mata depan

Pengukuran tekanan egativear : Tonometri Evaluasi fundus evaluasi integritas anatomi segmen posterior menilai makula, nervus optik, vitreous, pembuluh darah retina, dan perifer retina kondisi-kondisi tertentu dapat membatasi rehabilitasi visual setelah pembedahan katarak.

Pemeriksaan lensa dan pupil menggunakan senter (flashlight). Oftalmoskop direk. Normal refleks fundus (merah) di dalam pupil Katarak sulit atau tidak terlihat sama sekali seiring kepadatan kekeruhan lensa

Px tajam penglihatan Dilakukan pra-bedah utk lihat tingkat kekeruhan sebanding dg penurunan penglihatan atau tdk

Klasifikasi Berdasarkan usia : Katarak kongenital ( terlihat pada usia dibawah 1 tahun ) Katarak juvenil ( terlihat sesudah usia 1 tahun ) Katarak senile ( setelah usia 50 tahun ) Menurut lokasi kekeruhan lensa : Nuklear Kortikal Subkapsular (posterior/anterior) jarang Menurut derajat kekeruhan lensa : Insipien Imatur Matur Hipermatur Menurut etiologi : Katarak primer Katarak sekunder

KATARAK KONGENITALDefinisi Katarak Kongenital katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi berusia 50 tahun.Perubahan Lensa kapsul menebal dan irreguler Tjd kerusakan serat sel pd korteks Brown sclerotic nucleus Sinar UV lama kelamaan merubah protein nukleus (histidin,triptofan, metionin, sisterin dan tirosin) lensa Korteks tidak berwarna, krn: Kadar a.askorbat tinggi dan menghalangi fotooksidasi Sinar tdk banyak mengubah protein pd serat mudaStadium

KATARAK INSIPIEN Definisi Kekeruhan yang tidak teratur seperti bercak-bercak yang membentuk gerigi dasar di perifer dan daerah jernih membentuk gerigi dengan dasar di perifer dan daerah jernih di antaranya. Kekeruhan teletak di korteks anterior atau posterior.

Katarak Imatur kekeruhan yang lebih tebal tetapi tidak atau belum mengenai seluruh lensa sehingga masih terdapat bagian-bagian yang jernih pada lensa. terjadi hidrasi korteks mengakibatkan lensa menjadi bertambah cembung perubahan indeks refraksi mata akan menjadi miopik Kecembungan ini akan mengakibatkan pendorongan iris ke depan sehingga COA lebih sempit.Katarak Matur proses degenerasi berjalan terus terjadi pengeluaran air bersama-sama hasil disintegrasi melalui kapsul. Di dalam stadium ini lensa akan berukuran normal. Iris tidak terdorong ke depan dan bilik mata depan akan mempunyai kedalaman normal kembali. Bila dilakukan uji bayangan iris akan terlihat egative.

Katarak Hipermatur proses degenerasi lanjut lensa sehingga korteks mengkerut dan berwarna kuning. Akibat pengeriputan lensa dan mencairnya korteks nukleus lensa tenggelam ke arah bawah (katarak morgagni) Lensa yang mengecil akan mengakibatkan bilik mata menjadi dalam. Uji bayangan iris memberikan gambaran pseudopositif.

Tatalaksana Ekstraksi katarak cara pembedahan dengan mengangkat lensa yang katarak.1 Indikasi umum operasi katarak: Meningkatkan fungsi penglihatan kepentingannya bersifat individual Indikasi medis bila katarak mempengaruhi kondisi kesehatan mata Indikasi kosmetik menunjukkan kembali pupil yang hitam.

Operasi Katarak Ekstrakapsular, atau Ekstraksi katarak ekstra kapsular (EKEK) Pengeluaran isi lensa memecah/merobek kapsul lensa ansterior sehingga masa lensa dan korteks lensa dapat keluar melalui robekan tersebut. Dilakukan pada pasien : katarak muda, implantasi lensa intra okular posterior Penyulit katarak sekunder.

Operasi katarak intrakapsular, atau Ekstraksi katarak intra kapsular (EKIK) Mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul. Dapat dilakukan pada zonula zinn telah rapuh atau berdegenerasi dan mudah diputus. Pada katarak ekstraksi intrakapsular tidak akan terjadi katarak sekunder Kontraindikasi : pasien berusia < 40 tahun yang masih mempunyai ligamen hialoidea kapsular.

Fakofragmentasi atau Fakoemulsifikasi Menggunakan getaran-getaran ultrasonik untuk mengangkat nukleus dan korteks melalui insisi limbus yang kecil (2-5 mm) dengan irigasi atau aspirasi (atau keduanya) Kelebihan yaitu insisi lebih kecil, rehabilitasi yang lebih cepat dan komplikasi post operatif yang lebih jarang. Tergantung mesin dan operator serta lebih mahal. DAFTAR PUSTAKA

Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem Edisi 7. Jakarta: EGCVaughan DG, Asbury T.Eva PR. 2000. Oftalmologi Umum Edisi 14. Jakarta: Widya MedikaIlyas, Sidarta. 2009. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI