Top Banner
40

D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

Aug 25, 2019

Download

Documents

lamngoc
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.
Page 2: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.
Page 3: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

D A R I R E D A K S I

3Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

PEMIMPIN REDAKSI: Ida Bagus Rahoela, S.Sos.,M.Si.

REDAKTUR: I WayanDenda, S.Sos, WAKIL REDAKTUR: I Dewa

Gde Rai, S.Sos., M.Si REDAKTUR PELAKSANA: Cokorda Gd

Partha Sudarsana, S.Sos, A.A.Ngurah Mahendra, S.S, EDITOR:

Maria Ekaristi, SE.,MSIE, Putu Oka Santosa FOTOGRAFER:

Gusti Ketut Sudiatmika, S.Sos. LAY OUT: I Wayan Purbawa,

S.Sn, A.A Made Yudistira, S.Sn, PENULIS/KONTRIBUTOR: Unsur Kelompok Ahli Pembangunan Pemerintah Kota Denpasar, Unsur Tenaga

Ahli/Konsultan Humas Pemerintah Kota Denpasar, Unsur Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Denpasar, Unsur Wartawan,

Unsur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Masyarakat, Unsur Akademisi.

Denpasar telah memasuki

usia ke-226. Sebuah usia

yang sudah cukup matang

bagi perkembangan sebuah kota.

Dan, umumnya kematangan usia

berbanding lurus dengan kemata-

ngan pola pikir dan pola tindak. Ke-

nyataannya memang demikian. Pada

usianya yang melebihi dua seperem-

pat abad itu nilai-nilai kehidupan yang berada di dalamnya

telah mengristal menjadi sikap dan kepribadian warga kota ini.

Nilai-nilai Tri Hita Karana, Tat Twam Asi, Prakanti, dan seba-

gainya, telah menyatu dalam langgam kehidupan kota ini.

Ibarat permata, nilai-nilai itu memancarkan cahanya ma-

sing-masing dan menjadi taksu atau “energi dalam” dari warga

kota Denpasar. Namun, ibarat permata pula, masing-masing

nilai itu memiliki kadar tersendiri. Ada yang tinggi kadar kris-

talnya, ada yang sedang, ada pula yang masih rendah. Itulah

sebabnya kerap terjadi penyimpangan-penyimpangan pada

nilai-nilai kehidupan meski telah dijadikan dasar melangkah

dari abad ke abad. Tak heran di masa kini kita menyaksikan

banyak sikap warga kota yang melenceng dari ajaran Tri Hita

Karana, Tat Twam Asi, Prakanti, dan lain sebagainya. Selain

karena kristalisasinya belum sempurna, juga karena selalu ada

gesekan dalam setiap era yang membuat nilai-nilai itu aus jika

tak ada usaha untuk menjaganya.

Menyadari hal itu Pemerintah Kota Denpasar selalu beru-

paya menggali nilai-nilai kearifan masa lalu untuk diolah kem-

bali dalam bentuk kekinian sebagai bentuk usaha menjaga dan

menyempurnakan kristalisasi nilai-nilai luhur yang ada di kota

ini hingga menjadi satu kepribadian yang kokoh. Dari situlah

lahir antara lain moto Sewaka Dharma dan gerakan Sabha

Upadesa. Dua contoh tersebut merupakan dua nilai penting

dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-

tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

Dalam rangka memeringati HUT Kota Denpasar ke-226,

pesan di atas menjiwai edisi ini. Memang tak seluruh tulisan

berhasil mencerminkan hal itu, namun demikianlah semangat

edisi ini sebagai bentuk partisipasi memajukan Kota Denpasar

tercinta. Selamat hari ulang tahun ke-226, Denpasar. Jayalah

selalu kotaku. Damailah selalu rumahku...

Tradisi PanjangPartisipasi Masyarakat Denpasar

DAFTAR ISI

4

24

32

Kayuh

Sepeda

ke Hulu Kota

KOTA PUSAKA 22

PRESTASI KOTA 24

KOLOM 28

LAYANAN PUBLIK 31

CERMIN 32

EKONOMI WARGA 34

GATRA PRAJA 35

20

25

FOTO COVER:

ADITRYA GUNAWAN

Sewaka Dharma

Page 4: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

I NYOMAN DARMA PUTRA

Dalam suasana perayaan HUT Kota Denpasar

yang ke-226 tahun 2014, menarik kiranya

melihat perjalanan panjang partisipasi

masyarakat Denpasar dalam pembangunan

warga dan wilayahnya. Masyarakat di kota

ini memiliki tradisi berpartisipasi dalam pembangunan yang

cukup panjang. Hal ini tidak saja terlihat dalam kebiasaan

gotong royong, tetapi juga dalam kreativitas masyarakat

membentuk lembaga modern yang kegiatannya bersifat

sosial, nirlaba, dan bermaksud membantu masyarakat dalam

berbagai bidang seperti pendidikan, sosial, budaya, dan

perekonomian.

Dilihat dari teori capital-nya ahli sosiologi Perancis, Pierre

Bourdieu, usaha-usaha ini adalah untuk meningkatkan modal

sosial (social capital), modal budaya (cultural capital ), dan

modal ekonomi (economic capital). Langkah-langkah kreatif

ini jelas bisa dilihat sebagai usaha masyarakat membantu pro-

gram-program pemerintah.

Bukti munculnya partisipasi kreatif masyarakat Denpasar

L A P O R A N U T A M A

4 Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

Tradisi PanjangPartisipasi Masyarakat Denpasar

IBARAT SELEMBAR KAIN ENDEK, PARTISIPASI

MASYARAKAT KOTA DENPASAR MEMILIKI MOTIF

DESAIN YANG POLANYA JELAS: TERBENTUK,

INDAH, DAN KREATIF. SEPERTI APA?

PEMBUKAN SANUR VILLAGE FESTIVAL VIII: Sebentuk partisipasi yang tertata rapi.

FO

TO

: H

UM

AS

KO

TA

DE

NP

AS

AR

Page 5: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

dalam pembangunan bisa dilihat ke era 1960-an ketika di

beberapa desa muncul lembaga yang kini dikenal dengan

‘yayasan’. Misalnya, di Sanur ada lembaga pembangunan yang

kini dikenal dengan nama Yayasan Pembangunan Sanur

(YPS), di Peguyangan ada Yayasan Dharma Yatera, di Pedung-

an ada Yayasan Dharma Wiweka. Sejak berdiri sampai seka-

rang, yayasan-yayasan ini bergerak di bidang pembangunan

sosial budaya secara umum dan khususnya di bidang pen-

didikan formal.

Dewasa ini, Pemkot Denpasar menerapkan strategi untuk

terus mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan

sosial budaya. Selain bertujuan untuk meneruskan tradisi

yang sudah muncul sejak lama, strategi ini juga dimaksudkan

untuk masyarakat agar selalu sigap menghadapi berbagai tan-

tangan baik yang bersifat internal maupun eksternal. Atau,

menjadikan mereka masyarakat madani yang menjunjung

tinggi kearifan lokal, nilai, norma, hukum yang ditopang oleh

spiritualitas, ilmu, dan teknologi yang berperadaban, berlan-

daskan falsafah tiga sumber kesejahteraan yaitu Tri Hita

Karana.

KREATIVITAS DARI KEBUTUHAN

Munculnya lembaga modern berupa yayasan di desa-desa

di Denpasar pada tahun 1960-an dan sesudahnya merupakan

hasil kreativitas tokoh masyarakat setempat untuk menyiap-

kan sumber daya manusia (SDM) mengantisipasi fenomena

baru.

Yayasan Pembangunan Sanur sesuai dengan nama dan

spiritnya sejak hadir tahun 1966 bermaksud untuk memuli-

akan desanya mengantisipasi denyut awal Sanur sebagai dae-

rah wisata. Gerak kemajuan kepariwisataan di desa ini diarah-

kan untuk membantu masyarakat bisa berperan aktif, bukan

sebagai penonton, dalam pembangunan pariwisata. Harapan-

nya adalah agar desa secara kolektif menikmati keuntungan

ekonomi-pariwisata.

Sampai sekarang YPS berhasil mengelola berbagai aktivi-

tas mulai dari pendidikan, pasar seni, dan pembinaan seni

budaya melalui Sanur Village Festival, ajang kekayaan seni

tradisi dan kuliner dieksplorasi dalam upaya pengembangan.

Lembaga pendidikan yang dikelola YPS adalah pendidikan

kepariwisataan dan akademi perhotelan, suatu usaha penting

untuk peningkatan keterampilan SDM sehingga mampu

merebut peluang kerja pariwisata.

Yayasan Dharma Yatera di Peguyangan hadir tahun 1967

dan langsung bergerak di bidang pendidikan. Sampai seka-

rang, yayasan ini mengelola jenjang pendidikan TK dan SMP

yang bernama SMP Swa Dharma. Yayasan sama juga terdap-

at di Penatih, Padangsambian, Pedungan, dan desa-desa lain-

nya. Paritispasi masyarakat di tempat ini dalam membuka

sekolah adalah mulia karena

memberikan kesempatan

kepada warga masyarakat

menempuh pendidikan ke-

tika kemampuan pemerin-

tah waktu itu untuk me-

nampung mereka lewat sekolah negeri masih terbatas. Sampai

sekarang, sudah ribuan SDM lokal ditamatkan lembaga pen-

didikan swasta ini, sebuah partisipasi nyata masyarakat dalam

membantu tugas-tugas pemerintah di bidang pendidikan.

SDM itu jelas merupakan social capital masyarakat dalam

menopang pembangunan desanya.

Pada tahun 1980-an, Gubernur Bali Ida Bagus Mantra

(ayah Walikota Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra) mem-

perkenalkan lembaga perkreditan desa (LPD) untuk mem-

bantu ketahanan ekonomi masyarakat. Setelah tiga dasawarsa

berjalan, banyak LPD di Denpasar yang memiliki omset mil-

yaran rupiah sehingga bisa membantu masyarakat dalam

membiayai ongkos upacara yang jumlahnya relatif besar dan

berlangsung secara reguler. LPD Padangsambian yang menda-

pat penghargaan Parama Budaya dari Walikota Denpasar

tahun 2012 misalnya menyisihkan keuntungannya (semacam

CSR) Rp 10 juta/bulan untuk disumbangkan ke Desa Pakra-

man untuk biaya melaksanakan upacara manusia yadnya yang

dilaksanakan secara kolektif. Belakangan dana yang disisihkan

itu ditingkatkan menjadi Rp 15 juta/bulan. Kalau dalam

setahun bisa dikumpulkan sekitar Rp 180 juta, maka setiap

tiga tahun sekali, dapat terkumpul dana sekitar Rp 500 juta,

jumlah yang cukup untuk melaksanakan ritual semisal

ngabŹn massal. Warga masyarakat yang tidak mampu dalam

melaksanakan kewajiban adat-agamanya, bisa tertolong dari

upacara secara bersamaan itu karena dananya dipikul desa.

Penyisihan dana LPD untuk khas desa guna membiayaan

upacara juga terjadi di desa lain seperti Desa Pakraman Ke-

siman. Sudah sejak lama, warga dari Desa Pakraman Kesiman

ini tidak lagi mengeluarkan dana atau iuran untuk biaya

upacara di desanya. Seperti pernah diberitakan tahun 2006 di

5Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

FO

TO

: H

UM

AS

KO

TA

DE

NP

AS

AR

PASAR TRADISIONAL YANG

TELAH DIREVITALISASI:

Partisipasi warga terfasilitasi

dengan baik.

Page 6: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

koran lokal, Desa Pakraman Kesiman mendapatkan juga

banyak uang dari dana sewa panggung pertunjukan tari

barong/kecak, keuntungan LPD, dan sewa tanah lainnya.

Dana ini ditambah dengan bantuan dari Pemkot digunakan

membiayai ongkos aci di pura dan kebutuhan pembinaan

sosial budaya lainnya.

REVITALISASI PASAR

Belakangan Pemkot juga mendorong partisipasi masya-

rakat melalui program revitalisasi pasar tradisional. Pasar

sudah sejak lama menjadi bagian dari nafas desa, tempat

kebutuhan hidup diperjual-belikan. Dengan program revi-

talisasi ini, Pemkot mendorong masyarakat untuk men-

jadikan pasar lebih dari sekadar tempat jual-beli, tetapi juga

sumber pendapatan yang dananya bisa digunakan untuk

pembangunan sosial.

Usaha revitalisasi pasar tradisional Pemkot ini yang juga

mendapat bantuan dari Pemerintah Pusat. Program ini seper-

ti merupakan keharusan karena dapat membantu masyarakat

dalam menghadapi pasar swalayan atau menjamurnya toko-

toko modern. Berbelanja di tempat ini tentu relative mahal,

maka kehadiran pasar desa sangat membantu masyarakat

pada umumnya dan golongan ekonomi lemah pada khusus-

nya.

Revitalisasi pasar dilakukan dengan perbaikan fisik dan

pengelolaan secara professional. Jika dikelola secara profes-

sional, penghasilan pasar potensial besar. Sebagai contoh,

pasar tradisional Desa Adat Intaran di Sanur dikabarkan se-

mula hanya memberikan income desa Rp 1 juta/bulan, setelah

direvitalisasi pemasukannya menjadi Rp 60 juta per bulan.

Keuntungan berganda dari revitalisasi pasar desa juga

dirasakan desa-desa lain seperti Desa Peguyangan Kangin dan

Kelurahan Padangsambian, yang dinikmati sebagai economic

capital.

Menariknya, revitalisasi pasar Intaran ini tak hanya mem-

pertebal pendapatan desa, tetapi juga memberikan nilai tam-

bah lain. Pertama, pasca-revitalisasi ini jumlah pedagang atau

masyarakat yang bisa bekerja dan mencari nafkah menjadi

bertambah sejalan dengan bertambahnya jumlah kios, lapak,

dan toko. Pasar bisa menampung tenaga kerja.

Kedua, masyarakat bisa membeli kebutuhan sehari-hari

dengan harga relatif murah dibandingkan dengan harga

komoditas di pasar swalayan. Semakin baik pasar tradisional,

semakin tertarik masyarakat berbelanja ke sana, dan semakin

semangat penjual menggeber dagangannya.

Ketiga, pasar menjadi lebih terkelola dengan baik seperti

tampak dalam kebersihan. Keempat, wisatawan asing di Sa-

nur mulai senang bepergian ke pasar tradisional yang bersih

dan tertata rapi. Menjadikan Sanur destinasi wisata perdesaan

yang mampu menjaga cul-

tural capital yang kuat dan

khas ini, memang meru-

pakan cita-cita awal tokoh-

tokoh Sanur saat mendiri-

kan Yayasan Pembangunan

Sanur pertengahan 1960-an silam.

Kalau selama ini pariwisata budaya sering diartikan

sebatas aktivitas wisatawan menyaksikan seni pertunjukan

atau berkunjung ke objek wisata pura, kini kunjungan wisa-

tawan ke pasar tradisional juga bisa dikatakan bentuk wisata

budaya. Di pasar, wisatawan bisa menyaksikan kehidupan

yang lain dari gaya pasar di negerinya. Mereka bisa melihat

aneka hasil bumi dan komoditas lokal yang dijual di pasar,

dan juga yang dikonsumsi masyarakat.

PARTISIPASI BERKELANJUTAN

Partisipasi masyarakat dalam membangun desanya dan

kehidupan tradisi sosial budaya tampaknya terus berkelanju-

tan. Masyarakat telah merasakan manfaat dari partisipasi itu

sehingga mereka cenderung akan terus melakukan apa yang

terbukti memberikan manfaat ganda.

Peran lembaga tradisional seperti Desa Pakraman dan

lembaga modern seperti yayasan (yang bergerak di bidang

pendidikan) dan LPD telah menjadi wadah bagi masya-

rakat untuk mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam

membangun masyarakat, desa, dan akhirnya Kota Den-

pasar. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan, jika

dijelaskan dengan teori capital-nya ahli sosiologi Perancis

Pierre Bourdieu, tidak saja merupakan kebutuhan dan

untuk memperkuat modal sosial (social capital), tetapi juga

memberikan peluang meraih modal ekonomi (economic

capital) untuk menjaga kelestarian modal budaya (cultural

capital).

L A P O R A N U T A M A

6 Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

PASAR SINDU SETELAH

REVITALISASI: Membuka

ruang partisipasi memajukan

ekonomi.

FO

TO

: H

UM

AS

KO

TA

DE

NP

AS

AR

Page 7: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

DRS. DEWA SUYOGA

Sebagaimana kota lainnya di Indonesia, Kota Den-

pasar memiliki pula suatu program terkait dengan

kebersihan kota. Dalam pelaksanaannya, program

tersebut menghadapi beberapa persoalan, salah

satunya adalah masih rendahnya komitmen dan

kesadaran masyarakat tentang kebersihan.

Seiring pertambahan penduduk dan perubahan pola

konsumsi masyarakat di

Kota Denpasar, sampah

yang dihasilkan setiap ta-

hunnya semakin mening-

kat, tercatat pada tahun

2013 sampah Kota Denpasar yang terangkut ke Tempat

Pemrosesan Sampah (TPA) mencapai 1.070.308 m3. Per-

tambahan sampah tersebut tidak terbatas pada volume

7Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

GOTONG-ROYONG WARGA:

Berpartisipasi menciptakan

lingkungan bersih dan sehat.

FO

TO

: H

UM

AS

KO

TA

DE

NP

AS

AR

Menggerakkan Partisipasi Dalam

Pengelolaan Sampah MENJADIKAN WAJAH KOTA BERSIH BUKANLAH

HAL YANG SULIT DILAKSANAKAN. SYARATNYA,

KESADARAN DAN KOMITMEN DARI BERBAGAI

PIHAK: PEMERINTAH, SWASTA, INSTITUSI

PENDIDIKAN, MEDIA, DAN MASYARAKAT SENDIRI.

Page 8: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

semata, karena mencakup

juga jenis dan karakteris-

tiknya, sementara metode

pengelolaan sampah saat

ini sebagian besar diang-

kut secara langsung menuju TPA Suwung.

Penanganan masalah sampah kebanyakan masih meng-

gunakan manajemen yang sama, yaitu kumpul, angkut, dan

buang. Mekanisme pendekatan ini memiliki kelemahan dan

cenderung merugikan. Tidak hanya bagi lingkungan tapi

juga bagi masyarakat di sekitar lokasi pembuangan.

Sampah telah menjadi permasalahan nasional sehingga

pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif dan

terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara

ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan,

serta dapat mengubah perilaku masyarakat.

Ditetapkannya Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008

oleh pemerintah dimaksudkan untuk mewujudkan sistem

pengelolaan sampah yang berhasil guna dan berdaya guna,

sehat, aman, dan ramah lingkungan. Hal penting yang

diatur dalam Undang-undang ini adalah perubahan paradi-

ma dalam pengelolaan sampah yang semula sekadar

mengumpulkan, mangangkut, dan membuang sampah ke

TPA berganti menjadi pengelolaan sampah dengan mener-

apkan prinsip 4R: reduce, reuse, recycle, recover.

Pada pasal 12 ayat (1) Undang-undang Nomor 18

Tahun 2008 dijelaskan bahwa “Setiap orang dalam pengelo-

laan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah ru-

mah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah de-

ngan cara berwawasan lingkungan”. Dengan kata lain, un-

dang-undang mendorong masyarakat untuk melakukan

daur ulang dalam pengelolaan sampah.

Pada Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 disebut-

kan bahwa masyarakat juga dapat dan harus berpartisipasi

dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah seje-

nis rumah tangga, baik dalam hal pengurangan sampah (me-

liputi kegiatan pembatasan, penggunaan kembali, dan pen-

dauran ulang) dan penanganan sampah (meliputi pemila-

han, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pem-

rosesan akhir). Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan

sampah dianggap strategis, karena masyarakat terbukti

mampu melaksanakan berbagai program secara efektif dan

bahkan dengan tingkat keberhasilan yang sangat tinggi

terutama bila keikutsertaan mereka dilibatkan sejak awal.

Implementasi nyata dari upaya untuk melibatkan

masyarakat dalam pengelolaan sampah adalah melalui

kegiatan Pengelolaan Sampah Berbasis Maysarakat (PSBM

atau Community Based Solid Waste Management/CBSWM).

PSBM adalah sistem penanganan sampah yang diren-

canakan, disusun, diope-

rasikan, dikelola, dan di-

miliki oleh masyarakat

berdasarkan keinginan,

minat, kemauan, serta

inisiatif masyarakat sendiri. Tujuannya adalah agar tercapai

kemandirian masyarakat dalam mempertahankan kebersi-

han lingkungan melalui pengelolaan sampah yang ramah

lingkungan. Prinsip-prinsip utama dari pelaksanaan PSBM

secara garis mencakup partisipasi masyarakat, kemandirian,

efisiensi, perlindungan lingkungan, serta keterpaduan.

PSBM murni berdasarkan kemauan masyarakat sendiri

dan bersifat voluntarily (kerelawanan). Kegiatan ini dimulai

boleh dibilang dengan sedikit modal, dan beberapa dimulai

dari sebuah program/proyek yang dibiayai oleh pemerintah,

swasta, maupun LSM, sehingga jelas perbedaan antara

PSBM dengan pengelolaan sampah oleh swasata, terutama

dalam hal permodalan.

Masyarakat dapat memulai dari tingkat rumah tangga

sendiri, kemudian menyebar ke rumah tangga lain, dan

dapat juga dilaksanakan berdasarkan kesepakatan kelompok

warga tertentu seperti misalnya di tingkat banjar. Partisipasi

dapat dimulai dari kegiatan pengumpulan sederhana berupa

L A P O R A N U T A M A

8 Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

WALIKOTA DENPASAR MEM-

BERSIHKAN GOT: Teladan ge-

rakan bersih lingkungan.

GERAKAN KEBERSIHAN DI

UBUNG KAJA: Sadar keber-

sihan sejak usia belia.

FO

TO

: H

UM

AS

KO

TA

DE

NP

AS

AR

FO

TO

: H

UM

AS

KO

TA

DE

NP

AS

AR

Page 9: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

menaruh sampah di tempat sampah, memisahkan sampah

organik dan anorganik, menaruh sampah pada waktu dan

tempat yang tepat, komposting rumah tangga, kemudian

pengelolaan sampah daur ulang dengan dijual atau dibuat

produk baru.

Di Kota Denpasar sendiri kegiatan PSBM telah cukup

lama dilakukan, namun dampak dari pelaksanaan kegiatan

ini masih dirasakan belum cukup signifikan. Hal ini diaki-

batkan oleh masih sedikitnya partisipasi aktif warga dalam

kegiatan PSBM karena rendahnya komitmen dan kesadaran

masyarakat itu sendiri. Beberapa kegiatan PSBM yang telah

dilaksanakan masih bersifat sporadis, masing-masing ber-

jalan sendiri dan tidak terkoordinasi satu sama lainnya.

Tantangan/kendala pelaksanaan PSBM dihadapi oleh

kelompok masyarakat khususnya yang berpendapatan ren-

dah karena mempunyai keterbatasan terhadap akses pada

sumber pembiyaan. Pembiayaan seringkali masih bergan-

tung pada sumber luar untuk penyediaan peralatan dasar

untuk menyelenggarakan pelayanan persampahan.

Mengingat amanat dari Undang-undang Nomor 18 Ta-

hun 2008 dan manfaat yang begitu besar dari kegiatan

PSBM apabila dapat diselenggarakan secara optimal, Peme-

rintah Kota Denpasar melalui Dinas Kebersihan dan Per-

tamanan (DKP) berupaya untuk merevitalisasi pelaksanaan

kegiatan PSBM ini. Syarat keberhasilan utama penyeleng-

garaan PSBM adalah partisipasi rumah tangga. Jika pengelo-

laan sampah tidak menjadi sebuah kebutuhan tentu akan

berdampak pada tingkat partisipasi, sehingga membangk-

itkan kesadaran masyarakat adalah langkah awal mendorong

timbulnya kebutuhan masyarakat terhadap pengelolaan

sampah.

Upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat

ditempuh dengan cara mengadakan pelatihan keder persam-

pahan dan sosialisasi ke masyarakat. Pembentukan Juru

Pemantau Lingkungan (Jumali) diharapakan dapat mening-

katkan intensitas sosialisasi melalui pembinaan dan penyu-

luhan. Pelaksanaan pelatihan kader persampahan diharap-

kan akan memunculkan tokoh-tokoh yang menjadi pelopor

pengelolaan sampah di wilayahnya, selain itu upaya replikasi

sistem melalui media ini akan lebih mudah dilakukan. DKP

Kota Denpasar melaksanakan kegiatan bimbingan teknis

persampahan yang diikuti oleh beberapa elemen masyarakat

(perangkat desa/kelurahan, sekaha teruna, kader lingkung-

an, dan lain-lain) secara berkesinambungan dan terus me-

nerus. Selain itu terdapat pula kelompok relawan masyara-

kat yang melaksanakan pelatihan kader persampahan secara

mandiri, salah satunya adalah DCG Berlians yang bergan-

dengan dengan beberapa kelompok LSM yang menaruh

perhatian serius di bidang persampahan. Kegiatan pelatihan

kader persampahan kedepannya akan semakin diinsentifkan

sebagai media untuk semakin meningkatkan kesadaran

masyarakat.

Pemerintah Kota Denpasar berupaya untuk mem-

berikan insentif guna mengembangkan dan semakin meng-

gairahkan PSBM. Paradigma insentif disini lebih meru-

pakan sebagai bentuk penghargaan karena masyarakat telah

melaksanakan sesuatu, dalam hal ini PSBM. Hal ini berbe-

da dengan paradigma subsidi yang mengandaikan masya-

rakat yang tidak mampu harus diberi bantuan. Pemberian

insentif ditujukan untuk membiasakan masyarakat dengan

tanggung jawab sampah dan menjadikan masyarakat sebagai

subjek dalam pengelolaan sampah. Contoh dan realisasi dari

kegiatan pemberian in-

sentif ini diantaranya de-

ngan cara pemberian pe-

ngayak sampah dan per-

alatan pengompos bagi

beberapa bank sampah, pemberian motor angkutan sam-

pah, dan beberapa insentif lainnya kepada kelompok masya-

rakat.

Hal lainnya yang ditempuh, yaitu dengan mendorong

peran serta korporasi diluar pemerintah dalam pengelolaan

sampah dalam bentuk program Corporate Social Responsi-

bility (CSR), karena keterbatasan kemampuan finansial

maupun SDM pemerintah. Pola CSR yang ditempuh tidak

lagi hanya sekedar memberi bantuan dan setelah itu diting-

galkan, karena dapat dipastikan hasilnya tidak akan maksi-

mal. Pola CSR di bidang lingkungan tentunya akan lebih bi-

jak apabila memasukkan unsur strategi edukasi didalamnya,

sehingga akan lebih mampu mempengaruhi masyarakat.

Hal yang terpenting dari semua itu adalah komitmen,

konsistensi, dan kemitraan diantara berbagai pelaku agar

tercipta sinergi pelaksanaan PSBM. Ayo warga kota, saatnya

beraksi nyata untuk mewujudkan Kota Denpasar yang

bersih dan bebas dari sampah melalui PSBM!

9Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

T U M P U K A N S A M P A H D I S U -

D U T J A L A N : Warga sering tak

disiplin.

FO

TO

: H

UM

AS

KO

TA

DE

NP

AS

AR

Page 10: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

W. MEGANADA

Mulanya adalah sebuah Se-

miloka bertopik “Badan

Usaha Milik Desa” yang

diselenggarakan pada 21-

22 Januari 2013. Semi-

loka ini melibatkan para peserta dari lemba-

ga-lembaga desa, pakar dan praktisi di berba-

gai bidang, tim ahli penyusunan produk hu-

kum, unsur institusi pemerintahan kota ter-

kait, seluruh ketua parum bendesa desa pakraman di Kota

Denpasar; ketua forum kepala desa/lurah Kota Denpasar,

ketua BKS LPD Kota Denpasar, dan Ketua Forum Pengelola

Pasar Desa Kota Denpasar. Acara yang dibuka oleh Bapak Wa-

likota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra tersebut ber-

langsung di Gedung Nayakaloka, Kebun Raya, Bedugul, Taba-

nan. Semiloka tersebut berupaya mencari formulasi terbaik

bagi lembaga-lembaga usaha milik desa agar hasilnya berma-

faat sebesar-besarnya bagi kepentingan warga desa, sekaligus

mencari jalan keluar bagi berbagai permasalahan yang meng-

hadang eksistensi dan keberlangsungan lembaga-lembaga

tersebut.

Dalam paparan pengarahan sebagai pembicara kunci,

Walikota Denpasar menyampaikan kegelisahannya mengenai

eksistensi Desa Adat menghadapi tantangan global dan mena-

warkan strategi kebudayaan dalam globalisasi memperkuat

nilai-nilai tradisi. Inti paparannya adalah bagaimana lembaga-

lembaga sosial-ekonomi di pedesaan memanfaatkan kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menjawab tantangan

perekonomian di desa adat dan kemungkinan-kemungkinan

program aksi yang secara kreatif menemukan

cara percepatan pembangunan bagi kesejahter-

aan masyarakat, tanpa sedikit pun tercerabut

dari akar kulturnya.

Menyusul paparan Walikota tersebut, para

pakar memaparkan secara pleno materi-materi

mengenai tata kelola Lembaga Perkreditan Desa

(LPD) dan Pasar Desa berkaitan dengan hu-

kum adat, sumber daya manusia, kewirausaha-

an dan manajemen keuangan. Selanjutnya se-

mua itu dibahas di masing-masing sidang kelompok. Ada

empat kelompok yang bersidang, mereka masing-masing

adalah Kelompok I yang terdiri dari para Kepala Desa/Ke-

lurahan, Kelompok II beranggotakan para Jero Bendesa se-

Kota Denpasar; Kelompok III terdiri dari para kepala dan pe-

ngawas internal LPD, serta Kelompok IV yang terdiri dari para

pengelola Pasar Desa di seluruh Kota Denpasar.

Semua hasil sidang kelompok kembali dipaparkan dalam

sidang pleno dan lebih lanjut dirumuskan oleh Tim Ahli. Ru-

musan hasilnya menyakup delapan poin yang intinya meny-

atakan komitmen untuk meningkatkan wirausaha baru di

seluruh krama desa adat/pakraman di Kota Denpasar. Ko-

mitmen yang kemudian dinamai “Deklarasi Bedugul” tersebut

ditandatangani oleh Ketua Parum Bendesa Desa Pakraman se-

Kota Denpasar, Ketua Forum Kepala Desa/Kelurahan se-Kota

Denpasar, Ketua BKS LPD Kota Denpasar, Ketua Forum

Pengelola Pasar Desa se-Kota Denpasar.

Sebagai tindak lanjut dari Deklarasi Bedugul, pada 13 Fe-

bruari 2013 kembali digelar semiloka dengan topik “Penguat-

an Kelembagaan dan Basis Komunitas dalam Dinamika

L A P O R A N U T A M A

10 Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

Sebentuk Gerakan Partisipasi Bernama

“Sabha Upadesa”SABHA UPADESA ADALAH SEBUAH WADAH YANG MEMPERTEMUKAN

KINERJA BIROKRASI DENGAN POLA GERAK LEMBAGA-LEMBAGA

TRADISIONAL. SEBUAH TEROBOSAN CERDAS DALAM MENGGERAKKAN

PARTISIPASI MASYARAKAT GUNA MENJAGA KETAHANAN WILAYAH,

PANGAN, DAN EKONOMI. BERIKUT KRONOLOGI PROSES TERBENTUKNYA.

KETUA SABHA UPADESA

IR I WAYAN MEGA NADA MSI

FO

TO

: H

UM

AS

KO

TA

DE

NP

AS

AR

Page 11: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

Urban”. Semiloka kali ini bertempat di Hotel Puri Dalem

Sanur, Denpasar, membahas sinkronisasi Desa Dinas, Desa

Pakraman, dan Subak di Kota Denpasar dari persepektif

hukum formal, sistem subak dan sistem desa adat sendiri. Isu

terpenting dalam pertemuan ini upaya membuat kesepaham-

an antara Desa Dinas, Desa Pakraman, dan Subak.

Untuk menemukan formula yang terbaik, hasil semiloka

tersebut selanjutnya dibahas kembali secara mendalam oleh

Tim Ahli pada Selasa, 2 April 2013. Hasilnya dipertajam lagi

24 hari kemudian di dalam Focus Group Discussion (FGD) di

Ruang Pertemuan Enjung Beji Resort, Bedugul, Tabanan.

Pembicaraan intensif dalam FGD ini membahas draft Pera-

turan Walikota (Perwali) Badan Usaha Milik Desa yang

menyakup LPD dan Pasar Desa di Kota Denpasar.

Sebagai tindak lanjut dalam tataran praktis, guna

meningkatkan wawasan para Prajuru Subak di Kota Denpasar

pada 6 -7 Nopember 2013 diselenggarakan Bimbingan Teknis

bagi mereka dengan materi yang menyangkut masalah-ma-

salah pengairan di aliran Subak, alih fungsi lahan, peranan

Pemerintahan Desa/Kelurahan dan Desa Pekraman dalam pe-

lestarian Subak di wilayah masing-masing, penguatan organ-

isasi, peran awig-awig dalam upaya mencegah konflik pesub-

akan, dan upakara di Pesubakan.

Setelah beberapa pertemuan formal maupun informal

menyangkut hal ini, pada 29-30 Nopember 2013 kembali

digelar lokakarya untuk membentuk sebuah lembaga yang

mewadahi Subak, Desa Pakraman, dan Desa Dinas. Acara dia-

wali dengan pemaparan konsep pembentukan lembaga terse-

but menyangkut struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi,

program kerja.

Setelah beberapa si-

dang kelompok digelar di

mana kelompok pertama

membahas tentang struk-

tur, tugas pokok, dan

fungsi, dan kelompok kedua membahas program kerja, dan

disampaikan kembali dalam sidang Pleno, acara dilanjutkan

dengan pembentukan formatur untuk membentuk personalia

pengurus wadah baru yang diberi nama Sabha Upadesa Kota

Denpasar itu.

Setelah terpilih secara mufakat, kepengurusan Sabha Upa-

desa Kota Denpasar itu dikukuhkan dengan Keputusan Wali-

kota Denpasar Nomor: 188.45/1104/HK/2013.

TENTANG SABHA UPADESA

Kata “Sabha Upadesa” sendiri berasal dari kata “Sabha”

yang berarti pertemuan atau rapat atau musyawarah untuk

mencapai mufakat dan “Upadesa” yang berarti petunjuk yang

harus diketahui atau harus dipelajari dan dipahami baik oleh

perorangan atau komunitas berkaitan dengan nilai-nilai kebu-

dayaan (mental, intelektual, spiritual).

Sebagaimana yang telah terpapar dalam kronologi pem-

bentukan di atas, fungsi “Sabha Upadesa” adalah memberda-

yakan dan menumbuhkan menumbuhkan partisipasi masya-

rakat dalam pembangunan di lingkungan sendiri maupun di

kawasan yang lebih luas.

Menghadapi laju perubahan yang demikian derasnya di

masa depan, Sabha Upadesa memegang peran yang sangat

penting. Pertama, adanya suatu musyawarah untuk mening-

katkan peran serta masyarakat dalam pengembangan dan

11Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

RAZIA MERCON DAN KEM-

BANG API: Pendekatan adat

yang teduh.

FO

TO

: H

UM

AS

KO

TA

DE

NP

AS

AR

Page 12: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

kemajuan pembangunan, akan memunculkan berbagai kreati-

vitas guna menjadikan diri mereka sebagai komunitas yang

mandiri.

Kedua, dengan kemampuan masyarakat yang terhimpun

dalam wadah tersebut dinamika nilai-nilai kebudayaan akan

dapat difasilitasi secara baik, bahkan membuka kemungkinan

untuk berkembangnya nilai-nilai positif di masyarakat sekali-

gus menjadi benteng yag kokoh dalam mengelimnasi nilai-

nilai negatif yang mungkin akan mendegradasi sikap mental

masyarakat.

Ketiga, wadah ini dapat diberdayakan untuk merumuskan

turunan-turunan konsep Tri Hita Karana yang bersifat praktis

dan aplikatif yang dapat menjadi acuan dalam pembangunan

tingkat desa atau kelurahan (Musrenbang Tingkat Desa/Kelu-

rahan), yakni menjabarkan indikator-indikator program yang

berkaitan dengan parahyangan, pawongan, dan palemahan.

Ketiga, lembaga ini merupakan satu kesatuan konsep

yang kait berkait antara Sewaka Dharma, Kotaku Rumahku,

dan Sabha Upadesa. Sebuah rangkaian konsep pembangunan

berwawasan budaya dalam sebuah keseimbangan menuju

keharmonisan masyarakat baik yang bersifat material maupun

yang mengarah pada spiritual.

KELEMBAGAAN DALAM LINTAS SEKTORAL

Sabha Upadesa Kota Denpasar terdiri dari empat kelemba-

gaan yang masing-masing

memiliki aturan tersendiri

dalam menjalankan tugas-

tugasnya. Beberapa peratu-

ran tersebut antara lain:

Peraturan Pemerintah RI

Nomor 72 Tahun 2005

Tentang Desa; Peraturan

Pemerintah RI Nomor 73 Tahun 2005 Tentang Kelurahan;

Peraturan Daerah Provisi Bali Nomor 3 Tahun 2003 Tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3

Tahun 2001 Tentang Desa Pakraman; Peraturan Daerah

Provinsi Bali Nomor 9 Tahun 2012 Tentang Subak; Demikian

juga dengan Bendega dengan Awig-Awignya.

Sedangkan keberadaan keempat lembaga ini adalah untuk

bersama-sama memajukan pembangunan di Kota Denpasar

khususnya. Merujuk kepada Konsep Sewaka Dharma -

Kotaku Rumahku - Sabha Upadesa, yang merupakan grand

design concept, yang harus dipahami secara filosofis, teoritis,

praktis.

Mengapa “Sewaka Dharma”? Dalam Tatwa Jnana terdapat

ungkapan ”Nihan kayatnakna de sang sewaka dharma” artinya;

Inilah (yang patut) diperhatikan oleh seorang pengabdi dhar-

ma. Dharma di antaranya dapat berarti: Hukum; kebiasaan;

kebajikan; aturan; kebenaran; tugas; keadilan; jiwa. Jadi, kewa-

L A P O R A N U T A M A

12 Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

WALIKOTA DI ANTARA PE-

MUKA MASYARAKAT SEU-

SAI PENGUKUHAN SABHA

UPADESA: Pertemuan biro-

krasi formal dan langgam

informal.

FO

TO

: H

UM

AS

KO

TA

DE

NP

AS

AR

Page 13: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

jiban yang dilakukan dalam

hidup ini adalah melayani

sang jiwa/roh.

Mengapa “kotaku ru-

mahku”? Ada satu ungkap-

an menarik dari Snyder, se-

orang ahli pembangunan kota, yakni “perbedaan antara ge-

dung dan kawasan pemukiman (kota) adalah pada skalanya.

Sebuah gedung adalah kota kecil, sebuah kota adalah gedung

yang besar”. Kalau diikuti faham ini bahwa perbedaan antara

kota dengan rumah adalah dalam bentuk skala. Rumah adalah

kota dalam skala kecil dan kota adalah rumah yang besar.

Peristiwa ini akan tampak jelas terimplementasi pada saat

menunjukan identitas diri, selain menunjuk alamat rumah

juga harus mencantumkan alamat kota kita. Dalam tataran

budaya dan agama Hindu di Bali, juga antara pempatan

Agung (crossroad) dengan halaman rumah yang disebut Natah

mempunyai keserupaan, terutama pada saat terjadinya upacara

pecaruan sasih. Pada pempatan Agung carunya lebih besar di

bandingkan dengan di halaman rumah. Dari sudut pandang

fungsional ruang juga dapat dikatakan ada keserupaan sama-

sama berfungsi menjadi

ruang bersama dan ruang

umum (commons space,

public space) dengan kea-

daan berbeda skala.

Nah, pada Sabha Upa-

desa yang berbentuk fisik

terstruktur dan bergerak, dengan didampingi Dewan Pakar,

diharapkan untuk dapat mensinkronisasikan semua program

yang terbangun pada masing-masing lembaga tersebut dalam

rangka pembangunan yang maju dan berkembang serta berke-

lanjutan.

13Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

Dengan memanjatkan rasa angayu bagia serta puji

syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan

Yang Maha Esa, kami seluruh Bendesa, Pekaseh dan

Kades/Lurah se-Kota Denpasar, sebagai peserta Loka-

karya bersepakat membentuk Sabha Upadesa Kota

Denpasar sebagai forum yang mengemban tugas secara

terbatas melakukan koordinasi dan sinkronisasi untuk

pemberdayaan Subak, Desa Pakraman, dan Desa Dinas di

wilayah Kota Denpasar yang berwawasan Budaya menu-

ju keharmonisan.

Bedugul, 30 Nopember 2013

Ketua Parum Desa Pakraman Kota Denpasar

Ketua Forum Subak Kota Denpasar

Ketua Forum Kepala Desa/Lurah Kota Denpasar

Mengetahui:

Walikota Denpasar.

DEKLARASI BEDUGUL

DEMONSTRASI MENGOLAH

MAKANAN TRADISIONAL:

Sabha upadesa melebur sekat

antar wilayah.

SANGKEPAN (RAPAT) DI SU-

BAK POH MANIS: Aspirasi

lintas lembaga adat dan biro-

krasi terjembatani oleh Sabha

Upadesa.

FO

TO

: H

UM

AS

KO

TA

DE

NP

AS

AR

FO

TO

: H

UM

AS

KO

TA

DE

NP

AS

AR

Page 14: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

Keberadaan Sabha Upadesa di Kota Denpasar sangat

penting, karena dapat menumbuhkan rasa partisipasi

masyarakat dalam pembangunan Desa/Kelurahan,

Kecamatan, Kota, bahkan Provinsi Bali. Sabha Upadesa akan

lentur dalam menjawab tantangan zaman, karena terdapat

beberapa unsur terkait seperti Kepala Desa, Lurah, Bendesa,

Pekaseh, Bendega, dengan

Dinas.

Jika ada masalah antar

desa, segala sesuatunya dapat

diselesaikan dengan menga-

dakan rapat Sabha Upadesa.

Denpasar-Berdasarkan keputusan Walikota Denpasar

tentang pembentukan Sabha Upadesa di Kota

Denpasar periode tahun 2013-2018. Bertujuan

untuk melakukan pendekatan dan pembinaan serta sinkro-

nisasi terhadap keberadaan potensi pemberdayaan Desa

Pakraman, Desa Dinas dan Subak yang ada di wilayah Kota

Denpasar. Sehingga, terbentuknya Sabha Upadesa sangat

bermanfaat bagi seluruh masyarakat baik dari tingkat

Desa/Lurah, Kecamatan dan Kota, dalam membangun

Denpasar. Berikut pandangan beberapa tokoh masyarakat:

Sabha UpadesaMenyelesaikan Masalah Lintas Lembaga Desa

L A P O R A N U T A M A

14 Sewaka Dhrama Februari 2014

IDA BAGUS BIMA PUTRA, SE

Kepala Desa Kesiman Kertalangu

Sabha Upadesa sangat bermanfaat

bagi masyarakat Bali pada umumnya

dan masyarakat Denpasar pada khu-

susnya, untuk kehidupan ke depan. Sebab

mereka yang ikut terlibat di dalam Sabha

Upadesa adalah para Bendesa, Pekaseh,

Kepala Desa, Lurah, dan Tokoh Bendega.

Yang penting lagi bahwa Sabha Upadesa

ini merupakan tindak lanjut dari hasil be-

berapa Lokakarya Pembentukan Wadah

Koordinasi Subak, Desa Pakraman, dan

Desa Dinas Kota Denpasar, yang berarti

bahwa segala sesuatu mengenai lembaga ini telah diawali

dengan proses diskusi dan pembahasan konsep yang men-

dalam.

Tidak hanya itu, dengan terbentuknya Sabha Upadesa

ke empat lembaga dapat menyelesaikan masalah dengan

berkoordinasi antara satu dengan yang lainnya. Sehingga

setiap permasalahan yang terjadi di

antara empat lembaga bisa diselesaikan

secara rembug-wirasa untuk menem-

patkan masing-masing lembaga pada

tugas pokok dan fungsinya yang tepat.

Karena dapat menyelesaikan secara

baik masalah yang timbul di dalam em-

pat lembaga, maka secara ekonomi Sabha

Upadesa dapat meringankan dan mengu-

rangi biaya-biaya yang tidak jelas peman-

faatannya. Keamanan, kenyamanan Kota

Denpasar dapat terjaga dan terpelihara

dengan baik.

Tapi, lembaga ini tak bisa berjalan sempurna tanpa

dukungan masyarakat. Karena itu, saya menyarankan

agar ke-empat lembaga yang terlibat dalam Sabha Upa-

desa mensosialisasikan lembaga baru ini kepada masya-

rakat.

AA PUTU OKA SUWETJA, SH. M.SI

Bendesa Desa Pakraman Denpasar

FO

TO

: H

UM

AS

KO

TA

DE

NP

AS

AR

FO

TO

: H

UM

AS

KO

TA

DE

NP

AS

AR

Page 15: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

Di situ akan dicarikan jalan keluarnya secara koordinasi dari

permasalahan yang ada dengan melibatkan semua komponen,

sehingga keputusan diambil secara kesepakatan bersama.

Pembangunan desa yang belum telaksana dapat dirap-

atkan bahas melalui Sabha Upadesa. Jika tidak ada kesepa-

katan, akan terus dicarikan jalan keluarnya. Sehingga dalam

rapat Sabha Upadesa bisa terlihat prioritas mana yang harus

didahulukan, mana yang harus ditunda.

Dari sisi lain, Sabha Upadesa bermanfaat dalam men-

gontrol pemberian ijin pembangunan atau usaha yang

berpotensi mengganggu lingkungan seperti penjualan mercon

atau kembang api, pendirian kafe, dan sebagainya.

Juga bermanfaat terhadap penataan lingkungan seperti

halnya proses pembuatan patung “Makendang” di Kesiman

yang dibuat berdasarkan hasil keputusan rapat dengan berba-

gai komponen masyarakat.

Bagi kami apapun bentuk wadah untuk membangun

keterpaduan atau koordinasi yang terpenting adalah

kerja nyata yang sungguh-sungguh dalam menye-

jahterakan masyarakat. dalam hal ini saya kami

sangat menghargai perhatian

Bapak Walikota Denpasar ter-

hadap masalah-masalah yang

ada di desa seperti kebersihan

lingkungan, keamanan dan

lein sebagainya. Kami di Dusun

Sumilajati sangat mendukung

program-program yang dilun-

curkan Bapak Walikota melalui

kerja nyata.

Di dusun kami masalah sekaa

kesenian dan masalah bebantenan

merupakan isu penting saat ini.

Melalui Sabha Upadesa ini kami berharap keinginan kami

untuk melestarikan kebudayaan Bali setidaknya dalam ben-

tuk yang kami sampaikan tadi dapat difasilitasi. Hal ini kami

sampaikan karena kami mengetahui Bapak Walikota sangat

peduli terhadap pelestarian dan pengembangan budaya.

Dalam hal lain, Sabha Upadesa dapat menjadi lembaga

koordinasi untuk mengendalikan masalah kependudukan.

Hal ini mengingat semakin gencarnya penduduk pendatang

membanjiri kawasan-kawasan tertentu tanpa melalui prose-

dur yang benar. Kami sama sekali tidak anti penduduk pen-

datang, tapi kalau mereka datang dan bermukim secara liar

hal tersebut sangat potensial menimbulkan gesekan-gesekan

di masyarakat, rawan kriminalitas, dan membuka peluang

bagi bersembunyinya jaringan oknum-oknum yang

menginginkan adaya ketidaktentraman dalam masyarakat

kita.

Sabha Upadesa kedepannya mempunyai peran yang

sangat strategis terhadap pelaksanaan pembangu-

nan di tingkat Desa terutama dalam bidang kea-

manan. Karena apapun yang dibangun di tingkat desa

atau banjar terutama

pembangunan fisik,

kepala desa/lurah, pe-

kaseh dan bendega

yang ada di tingkat

banjar atau desa terse-

but pasti tahu. Hal ini-

lah secara koordinasi

disampaikan kepada

instansi pada tingkat

yang lebih tinggi, se-

hingga dapat diketahui

apa yang dibangun,

untuk apa, dan sebagainya, sehingga semuanya dapat se-

gera diketahui dan dimanfaatkan sesuai peruntukannya.

Sebagaimana yang telah terjadi pada Pasikian

Pecalang yang membangun jaringan antar-pecalang di

seluruh desa di Kota Denpasar, komunikasi melalui

jaringan radio atau perangkat elektronik lainnya dapat

digunakan pada Sabha Upadesa. Memang itu bukan hal

yang utama, tapi setidaknya dapat membantu berkomu-

nikasi dan berkordinasi secara cepat dalam menjalankan

tugas-tugas.

Ke depan, kami berharap Sabha Upadesa dengan sin-

ergitasnya yang baik ini akan betul-betul mampu menga-

jegkan dan menyelamatkan Bali dari rongrongan keku-

atan dan pengaruh-pengaruh negatif dari mana pun asal-

nya.

15Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

I WAYAN LANDEP

Kepala DusunSumila Jati,Pemecutan Kaja

I MADE MUNDRA

Ketua PesikianPecalang KotaDenpasar

FO

TO

: H

UM

AS

KO

TA

DE

NP

AS

AR

FO

TO

: H

UM

AS

KO

TA

DE

NP

AS

AR

Page 16: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

Denpasar sebagai Kota Metro dengan mo-

bilisasi penduduk yang sangat tinggi ber-

dampak pada berbagai permasalahan di-

antaranya keamanan, kebersihan dan ke-

tertiban. Berbagai permasalahan ini dibu-

tuhkan sentuhan kreatif lewat program inovatif dengan

memadukan kearifan lokal sehingga mampu menyatukan

perbedaan yang ada di lingkungan masyarakat. Hal ini

tidak hanya dapat dilakukan oleh Pemerintah Kota Den-

pasar saja namun juga harus mendapatkan dukungan dari

seluruh aparat terbawah dari kelian adat, dinas, desa, hing-

ga tingkat kecamatan sehingga mampu menata kawasan

setempat dari permasalahan kebersihan lingkungan hingga

keamanan dan ketertiban. Seperti yang dilakukan Banjar

Gemeh, lewat sentuhan program inovatif dengan mema-

dukan kearifan lokal masyarakat Banjar Gemeh, lewat ko-

mando kelian Adat setempat mampu mewujudkan pena-

taan lingkungan setempat yang bersih dari pemasangan

atribut parpol maupun baliho ormas.

“Penataan kawasan Banjar Gemeh yang bersih dari

berbagai atribut membutuhkan pendekatan emosial den-

gan memadukan kearifan lokal yang ada, seperti adanya

kepercayaan masyarakat dengan keberadaan “sesuhunan”

di pura banjar,” ujar Kelian Adat Banjar Gemeh Dr.

Nyoman Suartha, SE, SH, M.Si saat ditemui di Kampus

Ngurah Rai Denpasar, Senin (17/2).

Lebih lanjut dikatakan dalam menangani permasala-

han ini merupakan suatu tantangan, mengingat saat ini

perkembangan teknologi begitu pesat yang berdampak

pada perubahan perilaku masyarakat terutama di kalangan

generasi muda banjar yakni Sekaa Teruna. Jika tidak dila-

kukan sentuhan yang kreatif lewat kearifan lokal menurut

Wakil Rektor I Universitas Ngurah Rai ini dapat memba-

wa dampak pada perpecahan yang tentunya akan menim-

bulkan gangguan keamanan dan ketertiban. Disamping

itu dari segi penataan lingkungan kota terlihat kotor dan

kumuh, akibat dari banyaknya pemasangan berbagai

atribut baik parpol maupun ormas.

Mengingat Banjar Adat merupakan benteng pelestari-

an budaya dibutuhkan

Perareman banjar da-

lam mewujudkan ling-

kungan yang aman,

dan tertib, serta hal ini

harus terus di sosialisasikan kepada masyarakat. Menu-

rutnya langkah – langkah ini telah dilakukan dengan pen-

dekatan-pendekatan kearifan lokal yang ada di banjar

Gemeh. Di samping itu menciptakan rasa kekeluargaan

dan berani “tuyuh” menjadi moto bersama warga masya-

rakat dalam mewujudkan kawasan setempat bebas atribut

Parpol dan Organisasi Masyarakat.

“Kami juga langsung bertemu dan bertatap muka de-

ngan para tokoh masyarakat yang nantinya dapat secara

bersama-sama mewujudkan kawasan Banjar Gemeh yang

bersih, aman, dan tertib,” ujar Dr. Nyoman Suartha.

Sementara Ketua Sabha Upadesa Kota Denpasar Ir.

Wayan Meganada mengatakan dalam mewujdukan ling-

kugan desa yang bersih, aman, dan tertib harus dimulai

dari masing-masing warga banjar. Apa yang telah dilaku-

kan Banjar Gemeh diharapkan dapat memberikan vibrasi

kepada banjar Banjar yang lain, sehingga dapat mewujud-

kan hal yang serupa dimasing-masing bajar. Terlebih lagi

pendekatan yang dilakukan Banjar Gemeh dalam menata

kawasannya bebas dari atribut menggunakan pendekatan

emosional dengan memadukan kearifan lokal yang ada.

Hal ini juga tidak terlepas dari Tri Hita Karana yakni

palemahan, pawongan dan prahyangan yang membingkai

kehidupan sosial masyarakat di Bali.

L A P O R A N U T A M A

16 Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

Pendekatan Kearifan Lokal, Tata Kawasan Br. Gemeh

SPANDUK LARANGAN ATRI-

BUT PARPOL DI BANJAR GE-

MEH: Melarang dengan santun.

FO

TO

: B

P/A

RA

Page 17: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

I GUSTI WAYAN MURJANA YASA

Perencanaan pembangunan partisipatif meru-

pakan pola pendekatan perencanaan pemba-

ngunan yang melibatkan peran serta masyarakat

pada umumnya, bukan saja sebagai obyek, tetapi

sekaligus sebagai subyek pembangunan. Pende-

katan yang dikembangkan dalam perencanaan adalah peren-

canaan dari bawah. Perencanan semacam ini bertujuan

mewujudkan pembangunan yang didasarkan pada kenya-

taan riil, harapan, dan kebutuhan masyarakat. Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah merupakan kerangka dasar otonomi daerah yang

17Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

OTONOMI DAERAH MEMBERIKAN KEWENANGAN KEPADA DAERAH

OTONOM UNTUK MENGATUR DAN MENGURUS KEPENTINGAN

DAERAHNYA SENDIRI BERDASARKAN ASPIRASI MASYARAKAT

SETEMPAT. INI MELAHIRKAN POLA PENDEKATAN PERENCANAAN

PEMBANGUNAN PARTISIPATIF MELALUI MUSYAWARAH DARI

TINGKAT BANJAR, DESA, KECAMATAN, DAN KOTA. SEPERTI APA?

Perencanaan PembangunanPartisipatif Melalui Musrenbangdes

PERTEMUAN DENGAN TOKOH MASYARAKAT DI KESIMAN: Menggerakkan partispasi dari bawah.

FO

TO

: H

UM

AS

KO

TA

DE

NP

AS

AR

Page 18: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

salah satunya mengamanatkan dilaksanakannya peren-

canaan pembangunan dari bawah secara partisipatif. Pelak-

sanaan perencanaan partisipatif juga diatur dalam Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencana-

an Pembangunan Nasional. Secara teknis implementasi pe-

rencanaan pembangunan partisipatif diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang tahapan, tata cara

penyusunanm pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan pem-

bangunan daerah.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008,

Pasal 2 (2) menyebutkan bahwa perencanaan pembangunan

daerah dilakukan pemerintah daerah bersama para

pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan

masing-masing. Dalam paradigma good governance, tiga go-

longan pemangku kepentingan yang merupakan pilar

penunjang pembangunan di daerah yaitu pemerintah dae-

rah, swasta, dan masyarakat.

Pembangunan yang berhasil dan berkesinambungan

akan terwujud apabila diantara ketiga komponen pemba-

ngunan tersebut mau dan mampu bekerjasama secara har-

monis. Kerjasama yang harmonis akan terwujud ketika azas

tranparan, responsif,

efisien, efektif, akunt-

abel, partisipatif, teru-

kur, berkeadilan dan ber-

kelanjutan diterapkan se-

cara konsisten sebagaimana disebutkan dala pasal 3 PP Noor

8 tahun 2008.

Melalui pembangunan partisipatif diharapkan terjadi

perubahan pola pikir masyarakat, bahwa mereka telah

membantu membuat perbaikan dan membantu memper-

baiki kehidupan masyarakat melalui partisipasi dalam

pembangunan. Selain itu diharapkan dapat terbangun hu-

bungan sosial yang semakin kuat, meningkatnya keper-

cayaan diri baik individu maupun kelompok dalam masya-

rakat. Beberapa ahli menyebut, partisipasi masyarakat yang

substansial dalam pengambilan keputusan telah terbukti

sangat berarti dalam menunjukkan demorasi partisipatif,

efektivitas dari proses perencanaan dan kualitas dari ren-

cana yang dihasilkan, dan meningkatkan kualitas dan vali-

dasi dari pengambilan keputusan dari pengabilan keputu-

san politik.

L A P O R A N U T A M A

18 Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

SUASANA MUSRENBANGDES:

Menyerap aspirasi masyarakat

hingga ke lapisan bawah.

Page 19: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

L A P O R A N U T A M A

MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PARTISIPASI

Musyawarah Perencaaan Pembangunan Desa (Musren-

bangdes) merupakan salah satu sarana peningkatan partisi-

pasi masyarakat dalam pembangunan. Tujuan dilak-

sanakannya Musrenbangdes adalah menampung dan

menetapkan prioritas kebutuhan masyarakat yang diper-

oleh dari musyawarah perencanaan pada tingkat di bawah-

nya, menetapkan prioritas kegiatan desa yang akan dibi-

ayai melalui alokasi dana desa yang berasal dari APBD

maupun sumber pendanaan lainnya, dan menetapkan pri-

oritas kegiatan yang akan diajukan untuk dibahas pada

musrenbang kecamatan.

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan musren-

bangdes adalah adanya daftar priortas kegiatan yang akan

dilaksanakan seniri oleh desa/kelurahan yang bersangku-

tan; daftar kegiatan yang akan dilaksanakan melalui

Alokasi Dana Desa, baik secara swadaya maupun melalui

pendanaan lainnya; daftar priorotas kegiatan yang akan

diusulkan ke kecamatan untuk dibiayai melalui APBD

Kota dan APBD Provinsi; dan daftar nama aggita delegasi

yang akan membahas hasil musrenbang desa/kelurahan

pada forum Musrenbang Kecamatan.

Sebagai bagian dari proses perencanaan partisipatif,

musrenbangdes diikuti oleh kom-

ponen masyarakat (individu/ke-

lompok) yang berada di desa/ke-

lurahan, seperti Kapala Dusun-

/Lingkungan, Lembaga Swadaya

Masyarakat, Lembaga Pember-

dayaan Masyarakat (LPM), Ben-

desa Adat, Pekaseh, Bendega, Ke-

lompok perempuan, Sekaa Teru-

na, Organisasi Masyarakat, Pe-

ngusaha, kelompok tani/nelayan,

komite sekolah, dan lainnya. Ber-

bagai unsur tersebut secara partisipatif bersama-sama

berpartisipsi dalam pengambilan keputusan.

Dalam realisasinya, meskipun ‘event musrenbangdes’

merupakan kegiatan yang rutin dilakukan setiap tahun,

namun kenyataannya, masih relatif sedikit usulan dari

musrenbangdes dapat diakomodir dalam APBD. Hal ini

menunjukkan masih relatif rendahnya kualitas musren-

bangdes sebagai wahana pengembangan perencanaan ber-

kualitas di tingkat pemerintahan paling bawah.

Beberapa studi menunjukkan, rendahnya kualitas mus-

renbangdes terutama disebabkan beberapa hal, diantaranya

adalah persyaratan dan proses musrenbangdes sebagai wa-

hana pelaksanaan proses perencanaan partisipatif di

tingkat desa/kelurahan belum dilaksanakan sepenuhnya

oleh pemerintah desa/kelurahan, aparat desa/kelurahan

belum mempunyai kemampuan dan kompetensi untuk

melaksanakan proses perencanaan partisipatif sesuai den-

gan metode ilmiah yang standar dan sudah diakui keefek-

tifannya, belum adanya pendamping atau fasilitator

desa/kelurahan yang mampu dan kompeten untuk melak-

sanakan perencanaan partisipatif, dan rendahnya ako-

madasi terhadap hasil musrenbangdes dalam perencanaan

kecamatan dan renja SKPD untuk didanai dan dilak-

sanakan juga menjadi pemicu kurangnya partisipasi

masyarakat dalam musrenbangdes.

TANTANGAN KE DEPAN

Proses perencanaan partisipatif merupakan wahana

pengembangan dan peningkatan efektivitas partisipasi

masyarakat (termasuk swasta) dalam pembangunan. Guna

menghasilkan perencanaan yang berkualitas, selain men-

gacu pada visi pembangunan, juga perlu didukung oleh

para ahli. Perencanaan yang dihasilkan juga harus ber-

dasarkan pada kondisi dan potensi wilayah yang dibantu

dimantapkan oleh para ahli.

Dalam upaya meningkatkan kualitas perencanaan

partisipatif melalui musrenbangdes, selain mengacu pa-

da visi pembangunan, beberapa hal yang perlu memper-

oleh perhatian adalah tersedianya aparat desa/kelurahan

yang memiliki kompetensi, adanya fasilitator, tersedi-

anya data dan informasi yang berkualitas sebagai dasar

penyusunan perencanaan, dan juga penetapan delegasi

musrenbang yang didasarkan atas musyawarah, bukan

penunjukan, pembekalan terhadap tim delegasi terkait

dengan presentasi dan negosiasi juga perlu, bahwa usu-

lan yang disampaikan memang benar-benar sesuai kebu-

tuhan masyarakat dan potensi wilayah. Kualitas suatu

rencana yang dihasilkan juga sangat ditentukan oleh

kualitas data dan informasi serta proses-proses yang

digunakan dalam memperoleh data dan informasi yang

dibutuhkan.

19Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

Dalam realisasinya, meskipun ‘event musrenbangdes’merupakan kegiatan yang rutin dilakukan setiap tahun,namun kenyataannya, masih relatif sedikit usulan darimusrenbangdes dapat diakomodir dalam APBD. Hal inimenunjukkan masih relatif rendahnya kualitas musren-bangdes sebagai wahana pengembangan perencanaanberkualitas di tingkat pemerintahan paling bawah.

Page 20: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

Seorang peserta dari negara tetangga Malaysia tak

kuasa menyembunyikan kekagetannya menyak-

sikan gegas para pesepeda ke garis start Psyclo

100K di seputaran Renon, Denpasar. Ia pun

berdecak kagum saat mengetahui Walikota

Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra hadir di

tengah kerumunan puluhan pesepeda; menyalami dan

bercengkerama dengan para peserta sembari bersiap melepas

peleton.

Di pagi yang cerah itu, Psyclo 100K, jelajah sepeda jarak

jauh yang dikhususkan bagi sepeda gigi tetap (fixed gear)

kembali diadakan untuk kedua kalinya.

Setelah kesuksesannya di tahun 2012 menyusuri skena

urban Denpasar, hijau perbukitan Gianyar, panorama

budaya tradisi Klungkung dan pesisir pantai berkilau dan

samudera biru di garis finish Virgin Beach Karangasem, rute

Psyclo 100K 2013 sama menantangnya; melintasi pedesaan

di utara kota Denpasar menapaki desa internasional Ubud,

Gianyar, lanjut melintasi keagungan Pura Taman Ayun,

menembus aura kosmopolitan Canggu sebelum diakhiri

dengan pendakian panjang mencapai Pantai Sawangan,

Nusa Dua, Badung.

Kesertaan puluhan pesepeda dari berbagai kota di

Indonesia dan negara asing termasuk Singapura, Malaysia,

Finlandia dan Australia menjadi catatan penting tentang

budaya bersepeda, khususnya subkultur fixed gear di Bali dan

Indonesia, setara dengan perkembangannya di skena global.

Walikota Denpasar, yang juga getol bersepeda, menga-

takan bahwa jelajah sepeda seperti ini mesti didukung dan

dilakoni secara berkelanjutan sebagai bukti nyata pergerakan

industri kreatif bernafaskan sport-adventure dan sebagai

aktivitas unggulan pengalaman turisme kreatif di Denpasar.

“Sedari dulu, keterbukaan Denpasar dengan dimensi

alam, budaya dan aktivitas urban yang beragam adalah

stimulus untuk menghadirkan even-even internasional di

kota kita. Mari bersama-sama tingkatkan sinergi dan partisi-

pasi lintas komunitas, swasta dan pemerintah,” ungkapnya

saat akan melepas para pesepeda.

Masih lekat di benak, bagaimana sepanjang dekade

1980an, Denpasar disesaki beragam grup anak-remaja yang

masing-masing disatukan gelora “pemberontakan” dan

kayuh sepeda.

Bagai koboi dengan kuda andalannya, pemuda-pemu-

di Denpasar bergerombol menyusuri lengang jalanan, bera-

traksi, membarakan gairah komunal dengan kombinasi

warna rangka sepeda yang khas petanda indentitas kelom-

poknya; hitam merah BCC, kuning merah GAS, hitam biru

Radikal, putih kuning Lapendoz, hitam oranye Batry dan

lain-lain. Sekumpulan para muda mencari dan mengede-

pankan banalnya jati diri, dengan riang mengarungi laju

perkembangan kota. Kemudian, rada jauh di depan, kelebat

kilat para atlit dari berbagai komunitas balap sepeda

semacam Gajah Merapi Club yang legendaris, “mengaksel-

erasi” Denpasar untuk melaju stabil dalam kayuhan sepeda

generasi mudanya.

Walau sempat meredup dengan deru grup motor, tra-

disi bersepeda kembali menyeruak beberapa tahun belakan-

gan ini. Car Free Day Renon setiap Minggu pagi, mengu-

larnya lajur sepeda di kota dan hadirnya berbagai komuni-

tas pesepeda dalam naungan SAMAS (Sekretariat Bersama

Sepeda) menegaskan kegairahan publik akan Denpasar yang

bersahaja, komunal dan bercucur peluh.

Aktivitas fisikal layaknya bersepeda adalah petanda

ketangguhan yang melengkapi karakter masyarakat

Denpasar yang terbuka, cerdas, peduli dan jujur.

Di Denpasar, bersepeda sudah menjadi sebuah lifestyle

yang fit, fun, dan fashionable. Dari sepeda onthel yang klasik

sampai road bike berikut kekinian teknologinya, ruas jalanan

K O L O M

20 Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

Kayuh Sepeda ke Hulu Kota

FO

TO

: H

UM

AS

KO

TA

DE

NP

AS

AR

Page 21: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

Denpasar yang mulus setia digerus roda sepeda.

Dari catatan SAMAS, di Denpasar saja terdapat lebih

dari 57 komunitas sepeda yang aktif dengan berbagai menu

bersepeda dari morning ride, sunset ride, night ride, long dis-

tance ride, downhill ride, trick, culinary ride, criterium race,

alley cat race dan tentunya “gowes cantik CFD” setiap pekan.

Rasanya tak mustahil menjadikan Denpasar sebagai

cycling capital of Bali, seperti halnya Amsterdam sebagai the

cycling capital of the world. Di sini, sinergi antara pemerintah

dengan publik pun nyata, partisipasi marak, fasilitas banyak,

regulasi ada; namun yang membedakannya dengan Amster-

dam adalah penegasan hak jalan bagi pesepeda yang dikenal

sebagai the right of the way.

Secara sederhana namun tegas, pemerintah setempat

mengharuskan pengguna sarana publik, dalam hal ini jalan,

diprioritaskan bagi pesepeda. Wacana pelebaran ruas sepeda

di Denpasar tentu akan mubazir, bilamana komitmen seru-

pa tidak dijalankan. Makin banyak pesepeda di jalan, makin

menguntungkan bagi semua.

Bersepeda bisa menjadi solusi

meringankan Denpasar dari

kemacetan lalu-lintas dan polusi.

Tak sulit rasanya melintasi pelosok

kota Denpasar dari hulu ke hilir

dalam waktu yang singkat. Kam-

panye bike to work dan bike to school pun bergulir kian man-

tap. Car Free Day Renon pun sudah ditiru dan diterapkan di

beberapa kabupaten lainnya di Bali.

Dari pengalaman, bersepeda di Denpasar dari A ke B

adalah lebih efektif dan efisien dibanding berkendaraan den-

gan mobil dan motor. Bayangkan padatnya kota Denpasar

yang selalu sesak kendaraan bermotor di saat jam produktif

dan bubaran kantor dan sekolah. Hanya pesepeda yang

mudah meloloskan dirinya dari jebakan macet itu. Di

Jakarta, jasa kurir bersepeda (messenger bike) telah menjadi

solusi pengantaran dokumen dan paket penting ditengah

carut-marut kemacaten ibukota.

Denpasar, the heart of Bali, pun menawarkan jelajah

sepeda yang menarik. Lanskapnya datar, simpel dan mena-

warkan pengalaman desa dalam kota dan kota dalam desa

yang unik.

Tikum (titik kumpul) populer adalah Monumen Bajra

Sandhi Renon dan sekitar Patung Catur Muka. Dari ka-

wasan tersebut, opsi rute menjelajah Denpasar terbuka lebar.

Serangan, Sanur, Penatih, Ubung dan Benoa hanya belasan

kilometer.

Bagi mereka yang menyempatkan bersepeda pagi hari,

finish point kuliner Men Weti di Pantai Segara, Sanur adalah

morning glory; berkah

pagi. Demikian pula

bagi mereka yang gigih,

Denpasar menuju Ubud

(Gianyar), Tanah Lot

(Tabanan), Water Blow

(Nusa Dua) atau megi-

bung di Karangasem pu-

lang pergi pun tak men-

guras seluruh energi.

HUT Kota Denpasar yang akan datang adalah momen-

tum tepat bagi Denpasar untuk bersepeda sebagai salah satu

aktivitas merayakan kekinian kota.

Hari Jumat, 28 Februari 2014, sehari setelah hari jadi

Kota, hadir tepat pada hari Jumat terakhir bulan Februari.

Bagi masyarakat pesepeda dunia, hari Jumat terakhir dalam

setiap bulannya adalah hari sakral untuk melakoni Critical

Mass, dimana pada petang harinya - tanpa memusingkan

jenis sepeda dan umumnya sambil

mengenakan kostum-kostum unik

- para pesepeda dalam jumlah

besar turun ke jalan bersepeda

bersama-sama ke hulu dan pusat

kota.

Dengan slogan “For once we

are the traffic”, Critical Mass adalah medan kesadaran akan

nikmatnya bersepeda dan ajakan bagi semua pengguna jalan

untuk saling berbagi ruas dan saling memperhatikan satu

sama lain.

Kolaborasi komunitas pesepeda gigi tetap Psyclo dan

SAMAS Denpasar di bulan Februari 2012 mengawali

kehadiran Critical Mass di Bali, yang diadakan secara

serentak di 26 kota di seluruh Indonesia. Ini adalah tawaran

menarik bagi para pimpinan kota untuk meluangkan wak-

tunya bersepeda, nglawang dan magebag bersama komunitas

dan publik, melihat keniscayaan masa kini Denpasar dari

dekat.

Walau ungkapan bahwa bersepeda mendekatkan diri

dengan alam itu tak keliru, esensi bersepeda dalam lingkup

sebuah komunitas adalah kenyataan untuk memilih; memil-

ih memimpin di depan dan meninggalkan peleton atau

memilih tertinggal dan mengejar peleton dari belakang. Di

tengah buru nafas, pesepeda tak pernah sendiri. Sama halnya

dengan Denpasar.

Dirgayusa ke-226, mari kayuh masa depan Denpasar

dengan kuat.

*Marlowe Bandem adalah anggota Psyclo, komunitas pesepeda

gigi tetap terbesar dan teraktif di Bali, bermarkas di Denpasar.

21Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

MARLOWE BANDEM*

Rasanya tak mustahil men-jadikan Denpasar sebagai cyclingcapital of Bali, seperti halnyaAmsterdam sebagai the cyclingcapital of the world.

Page 22: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

PUTU RUMAWAN SALAIN

Menurut Piagam Pelestarian dan Pengelolaan

Pusaka Indonesia, pengertian pusaka

meliputi Pusaka Alam, Pusaka Budaya,

dan Pusaka Saujana. Pusaka Alam, yaitu

bentukan alam yang istimewa. Pusaka Bu-

daya meliputi hasil cipta, rasa, karsa, dan karya yang istimewa

dari berbagai suku bangsa sebagai kesatuan bangsa Indonesia

dan dalam interaksinya dengan budaya lain sepanjang sejarah

keberadaannya. Pusaka budaya ini menyakup pusaka berwu-

jud (tangible) dan pusaka tidak berwujud (intangible).

Sedangkan Pusaka Saujana merupakan gabungan antara Pusa-

ka Alam dan Pusaka Budaya dalam kesatuan ruang dan waktu.

Lalu bagaimana dengan Kota Pusaka? Sebuah kota diny-

atakan sebagai Kota Pusaka mula-mula apabila kota tersebut

memiliki kekentalan sejarah yang bernilai. Selanjutnya, apakah

kota tersebut memiliki pusaka alam, pusaka budaya, serta raju-

tan berbagai pusaka tersebut secara utuh sebagai aset pusaka

dalam kota atau bagian dari kota tersebut yang hidup, berkem-

bang, dan dikelola secara efektif.

Dalam kaitan tersebut, dalam pengembangannya ada tiga

aspek penting yang masing-masing saling berkait dan tak dapat

dipisahkan satu sama lain. Aspek pertama adalah asset. Dalam

hal ini pengembangan aset pusaka difokuskan pada upaya iden-

tifikasi aset-aset potensial yang memenuhi kriteria Outstanding

Indonesian Value (OIV) dan Outstanding Universal Value

(OUV) sehingga layak dikembangkan sebagai aset pusaka.

Aspek ke-dua adalah pengelolaan berkelanjutan. Hal ini

menyangkut komitmen pengelolaan aset pusaka yang diawali

dengan menyusun peraturan dan pedoman pengelolaan, lelu

membangun institusi pengelola baik formal maupun non for-

mal, dan disertai dengan dukungan pendanaan berkelanjutan.

Aspek terakhir adalah kemanfaatan. Dalam hal ini,

pengembangan aset pusaka harus memberikan manfaat bagi

kota dan masyarakatnya. Tentang manfaat pengembangan

kota pusaka secara umum antara lain (1) terciptanya ruang

yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan; (2) adanya

pertumbuhan ekonomi nasional, regional, dan kawasan, serta

(3)terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat

(lihat gambar).

DENPASAR MENYONGSONG KOTA PUSAKA

Dari ke tiga aspek tersebut Kota Denpasar yang saat ini

genap berusia 226 tahun, menyimpan aset warisan pusaka

kota yang sangat kaya. Warisan pusak budaya tersebut tersebar

di seluruh wilayah kota dengan keragaman lapisan zaman.

Dari sisi aset kuantitas dan kualitas cukup dapat dibanggakan.

Dari sisi benefit, beberapa asset-aset pusaka budaya tersebut

sudah memberikan memberi kemanfaatan bagi masyarakat

sekitar. Hanya saja, dari sisi pengelolaan berkelanjutan, asset-

aset tersebut belum dilindungi dengan peraturan dan institusi

khusus untuk itu.

K O T A P U S A K A

22 Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

Usia 226 Tahun Kukuhkan Posisi Denpasar Sebagai

Kota Pusaka DINAMIKA PEMBANGUNAN DI DENPASAR SUDAH DIJEJAK SETIDAKNYA SEJAK

DITEMUKANNYA PRASASTI BELANJONG-SANUR, LALU BERLANJUT PADA ERA

KERAJAAN YAITU SAAT RAJA PURI KESIMAN MENJALIN KERJASAMA DENGAN

TUAN LANGE,PERISTIWA TRAGIC PERANG PUPUTAN BADUNG, HINGGA

PEMBANGUNAN BALI BEACH HOTEL DI SANUR. BAGI KOTA DENPASAR BERBAGAI

LAPISAN PERUBAHAN ITU TERPETAKAN SEJAK 226 TAHUN LALU.

CATATAN-CATATAN TERSEBUT MENGUATKAN POSISINYA SEBAGAI KOTA PUSAKA…

FO

TO

: H

UM

AS

KO

TA

DE

NP

AS

AR

Page 23: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

Tebaran pusaka berwujud sebagai aset utama di Kota

Denpasar antara lain Pura Maospahit, Puri Jero Kuta, Puri

Pemecutan, Puri Satria, Puri Kesiman, Kawasan Catus Pata,

Pecinan sepanjang Jalan Gajah Mada, Museum Bali, Bali

Hotel, Perkampungan Muslim di Desa Kepaon dan Serangan,

dan banyak lagi. Deretan asset tersebut belum termasuk

temuan-temuan arkeologi di Pura Belanjong, Pura Ayun,

Pura Dalem Sukun, Pura Desa Peguyangan, yang telah dite-

tapkan sebagai Cagar Budaya. Semua aset fisik pusaka kota

tersebut secara lengkap telah dipublikasikan dalam tiga buku

hasil penelitian yang diterbitkan oleh Pemerintah Kota

Denpasar yaitu “Penelusuran Sejarah Kota Denpasar”,

“Pusaka Budaya Kota Denpasar”, dan “Kebudayaan Unggul

Inventori Unsur Unggulan Sebagai Basis Kota Denpasar

Kreatif”.

Mengacu kepada pandangan Antropolog I Wayan Geriya,

aset budaya fisik di Kota Denpasar setidaknya terkonfigurasi

dalam delapan nilai yaitu spiritual, unicum, estetika, sains,

ekonomi, kebersamaan, keserasian, dan multikultural. Kon-

figurasi ini semakin kokoh jika ditambahi dua nilai lagi yaitu

jatidiri dan keberlanjutan. Kesepuluh nilai tersebut dapat men-

dukung OIV dan OUV sehingga layak untuk dikembangkan

sebagai aset pusaka yang pada gilirannya sekaligus menjadikan

Denpasar sebagai Kota Pusaka Nasional dan Kota Pusaka

Internasional.

Artinya, bagian dari studi maupun proyek penataan fisik di

kawasan Z Zone (Puri Pemecutan-Catus Pata- Puri Satria),

Kawasan Jalan Patimura “Banjar Taensiat” – Jalan Supratman

“Puri Kertalangu” merupakan serpihan kecil dari kerja besar

cetak biru Kota Denpasar sebagai Kota Pusaka. Untuk

kepentingan tersebut diperlukan Master Plan Kota Pusaka

Denpasar disertai dengan aturan pengelolaannya.

MELINDUNGI ASET PUSAKA

Perubahan adalah sesuatu yang pasti berlangsung di dalam

berbagai aspek kehidupan. Tidak ada sesuatu pun di dunia ini

yang luput dari perubahan. Sebagian perubahan diakibatkan

oleh ritme alam sendiri (iklim), sebagian lagi akibat rekayasa

manusia sendiri. Kota Denpasar tentu bukan merupakan per-

kecualian. Selama 226 tahun sangat banyak perubahan yang

terjadi padanya. Sebagian dari perubahan itu teraa mengkha-

watirkan karena berpotensi menghilangkan nilai-nilai yang

telah tertancap selama berabad-abad. Satu contoh yang paling

nyata adalah terancam punahnya tradisi subak dan kehidupan

agraris akibat pesatnya peralihan fungsi lahan untuk pemuki-

man dan fungsi ekonomi lainnya. Seperangkat warisan budaya

yang menyertai tradisi subak pun terancam punah semisal

ketungan, jineng, ani-ani, dan lain sebagainya.

Akibat perubahan yang terjadi, selain subak yang terancam

punah, beberapa aset warisan fisik kota pusaka yang hilang

adalah wajah kota, elemen-elemen arsitektur, ornamen, bahan

bangunan, dan lain sebagainya. Hal di atas ditandai dengan

hilangnya bangunan-bangunan lama dan bersejarah seperti

gedung kantor pos, kantor gubernur, kantor PU, kantor CPM,

bangunan eks kantor Garuda di Jalan Sugianyar, rumah ting-

gal Ida Bagus Rurus, dan lain sebagainya. Termasuk hilangnya

Subak Renon akibat sebagian lahannya dialihfungsikan sebagai

pusat pemerintahan provinsi Bali yang di kemudian hari mem-

pengaruhi peralihan fungsi lahan di kawasan sekitarnnya.

Diperlukan berbagai aturan yang berhubungan dengan

konservasi warisan kota, baik Pusaka Alam, Pusaka Budaya,

maupun Pusaka Saujana yang menata, melindungi, serta

memberi nilai manfaat secara ekonomi agar maksud mulia

untuk melestarikan pusaka kota tidak berbenturan dengan

kepentingan lainnya.

Di samping itu aturan diperlukan pula diperlukan kelem-

bagaan baru yang khusus menangani urusan pusaka kota.

Lembaga tersebut dapat saja diberi nama Dewan Pusaka Kota

yang terdiri dari akademisi, praktisi, tokoh masyarakat, dan

unsur pemerintah. Aturan dan kelembagaan dipandang seba-

gai jawaban atas lemahnya aspek pengelolaan berkelanjutan.

Namun kekhawatiran terhadap kepunahan berbagai aset

Pusaka Alam, Pusaka, Budaya, dan Pusaka Saujana di Kota

Denpasar akibat pesatnya pembangunan masih menyisakan

optimisme asalkan delapan kunci pengendalian perubahan

benar-benar dipahami dan diterapkan. Ke-delapan kunci

tersebut adalah (1) visi Denpasar Kreatif Berwawasan Budaya

dalam Keseimbangan Menuju Keharmonisan, (2) Prospek

Kota Pusaka sebagai sumber perekonomian, (3) Denpasar

sebagai bagian Jaringan Kota Pusaka, (4) penghormatan pada

sejarah, (5) Pusaka sebagai Sarana Pendidikan, (6) Pusaka

sebagai Living Monument, (7) Pusaka sebagai bagian dari

agenda City Tour, dan (8) Kota Pusaka sebagai tujuan

Pariwisata abad 21.

Ke delapan kunci tersebut menjadi semakin kuat setelah

Kota Denpasar diakui sebagai Kota Pusaka oleh UNESCO.

Denpasar adalah kota kedu-dua setelah Solo mendapatkan

pengakuan tersebut. Muaranya, perbaikan di masa depan ber-

pangkal pada penyusunan Rencana Induk atau Master Plan

Kota Pusaka bagi Kota Denpasar.

Agar tertata baik, sinergi membangun kota pusaka dapat

dilakukan dengan selalu menjalin hubungan dan koordinasi

yang baik dengan Kementrian Pekerjaan Umum yang memi-

liki Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP),

Kementrian Pendidikan, serta Kementrian Parekraf. Kepada

masyarakat khususnya pemilik aset pusaka penting untuk di-

pikirkan insentif dan disinsentifnya bagi “pengorbanan” mere-

ka melepas aset miliknya menjadi aset Kota.

23Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

Page 24: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

Tari Gandrung, salah satu jenis kesenian tari yang

mulai langka di Bali. Oleh Pemerintah Kota

Denpasar, tari ini kini mulai dihidupkan kem-

bali setelah sempat redup selama berpuluh-pu-

luh tahun lamanya. Tarian ini kini masih tersisa

di Pura Dalem Tembau Kelod; Pura Majapahit Munang -man-

ing; Pura Dalem Suwung Batan Kendal; dan Pura Delem

Ketapean Kelod.

Tari Gandrung biasanya dibawakan oleh lima penari pria

yang mengenakan busana wanita dan dengan karakter yang

benar-benar menyerupai wanita. Instrumen pengiringnya ada-

lah tingklik atau rindik yakni instrumen gamelan yang terbuat

dari bambu yang juga biasa digunakan untuk mengiringi tari

joged.

Pada masa-masa awalnya, para penari yang membawakan

tari Gandrung menari dalam keadaan trance. Saat menari me-

reka seperti dituntun oleh kekuatan di luar dirinya. Jadi mere-

ka bergerak di luar kesadarannya sendiri. Bahkan, kerap kali,

tidak hanya penarinya yang mengalami trance, penonton yang

didaulat untuk mengibing pun ikut trance.

Mengenai asal-usul tari Gandrung ini, beberapa sumber

mengatakan bahwa tari tersebut sudah muncul di Bali sejak

masa pemerintahan I Dewa Agung Anom yang bergelar I

Dewa Agung Mantuk Ring Petemon di Sukawati, abad XVIII

atau tahun 1800 Masehi. Pada era tersebut tarian Gandrung

dipentaskan untuk menghibur raja yang biasanya beristri ba-

nyak. Konon, dengan menonton Tari Gandrung, sang raja

akan tergugah hatinya agar bisa membagi cinta kasihnya kepa-

da semua istrinya. Gandrung juga dipertunjukkan untuk

tujuan memperoleh kekuatan magis.

Di Denpasar Tari Gandrung diperkirakan sudah ada pada

akhir abad ke-19. Di Banjar Ketapian Kelod, misalnya, tari

tersebut diperkirakan sudah dikenal masyarakat setempat sejak

tahun 1896. Generasi pertama (1896) dimotori oleh Pekak

Kerta dan Pan Regeg, Generasi kedua (1925) dimotori oleh I

Regeg, I Urip, dan Pan Kerta; Generasi ketiga (1935) dimotori

oleh I Made Kerta, I Wayan Regug, dan I Nyoman Sarin;

Generasi keempat (1946) digerakkan oleh Ni Liah, Ni Ras-

min, Ni Rasmon, dan Ni Seken, kemudian Generasi kelima

(1972) ditulangpunggungi oleh Ni Dani, Wayan Sudani, Ni

Made Waru, dan Ni Nyoman Narti.

Ketika Gandrung mulai muncul di Ketapian, pementasan-

nya lebih ditujukan pada hiburan di kalangan keraton. Ben-

tuknya hanya berupa tarian tunggal oleh penari laki-laki.

P U S A K A B U D A Y A

24 Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

GandrungTak Lagi Murung

Page 25: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

25Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

PUSAKA BUDAYA

Karena diperankan oleh laki-laki, tarian ini juga sering disebut

joged muani yang artinya joged laki-laki. Saat menari, Joged

muani tersebut ditemani seorang penari laki-laki lainnya yang

berfungsi sebagai juru tandak dan juru banyol. Juru tandak

berpakaian adat Bali dan duduk di depan gamelan semar peg-

ulingan. Bentuk tarian Gandrung seperti itu berlangsung

hingga angkatan kedua tahun 1925.

Pada angkatan ketiga, atas prakarsa seniman I Nyoman

Kaler, diadakan penambahan bentuk tari dengan memasukkan

beberapa unsur legong keraton. Ini membuat gandrung

Ketapian memiliki keragaman gerak tari. Penambahan itu

membuat pula adanya perubahan bentuk penyajian.

Sebelum menginjak pada tarian pokok dengan gending

gegandrangan, tarian gandrung didahului dengan tarian pem-

bukaan yang diambil dari beberapa unsur tari

legong keraton antara lain lasem dengan petikan

cerita Panji Malat Rasmin.

Dalam perkembangan selanjutnya, pen-

garuh legong keraton tidak hanya pada tamba-

han gerak tari, tapi juga pada gelungan. Untuk

dua pemeran condong menggunakan gelungan

seperti legong keraton, sedangkan pemeran

legong dibuatkan gelungan seperti gelungan

gandrung. Tiga gelungan itu saat ini disimpan

dan di Pura Banjar Ketapian Kelod. Sedangkan

gelung aslinya dikeramatkan dan diupacarai seti-

ap piodalan dan hari kajeng kliwon.

Perubahan juga terjadi pada gamelan pengir-

ing yang sebelumnya Semar Pegulingan diganti dengan

Tingklik atau Rindik.

Saat ini sekaa atau kelompok Gandrung yang paling aktif

di Kota Denpasar adalah sekaa Gandrung di Pura Majapahit,

Banjar Munang Maning. Namun, tidak seperti di banjar

Ketapean Kelod, di Munang maning tidak terdapat cukup ca-

tatan mengenai asal-usul tari gandrung di situ. Ketut Manda,

Penari Gandrung tertua yang masih tersisa saat ini mengatakan

bahwa dirinya sama sekali tidak mengetahui asal-usul tari gan-

drung di desanya. Ia sendiri mengatakan bahwa ia mulai bela-

jar menarikan tarian tersebut karena didaulat oleh warga ban-

jar sekitar tahun 1946. Saat itu Manda masih duduk di Seko-

lah Rakyat. Ia dipilih karena tetua banjar itu menerima paw-

isik bahwa Mandalah yang harus menarikan tari gandrung

yang gelungnya disemayamkan di Pura Majapahit, di banjar

tersebut.

Setelah terpilih, Manda yang lahir pada 18 Oktober 1938

itu belajar menari Gandrung dari Ketut Bina dan I Gst Putu

Geria, dua guru tari dari Banjar Buagan. Dari kedua guru itu-

lah Manda memperoleh pengetahuan tentang menari dan

menabuh gamelan untuk pementasan Gandrung. Setelah me-

nguasai, ia pun didaulat untuk menggantikan penari gandrung

generasi sebelumnya yang sudah renta. Penari generasi sebe-

lumnya yang masih diingat Manda bernama Nyoman Cekog.

Setelah generasi Ketut Manda, pemilihan penari sudah

mulai melonggar. Kini tidak lagi harus laki-laki, perempuan

pun diperbolehkan menarian tarian ini di Pura Majapahit Mu-

nang Maning, asal penari-penari tersebut kasudi (dipilih) oleh

Pemangku Pura. Hal itu mulai berlaku sekitar tahun 1946.

Keterangan serupa disampaikan oleh I Ketut Godra,

tukang ugal (penabuh utama) gamelan Gandrung di Banjar

Munang Maning sejak 1946. Menurut Godra, karena gending

tetabuhan yang ada di Banjar Munang Maning lebih lengkap

dan terjaga, belakangan Sekaa Tari Gandrung di Banjar

Ketapian datang mempelajari gending tetabuhan gandrung ke

Munang -Maning.

Keterangan itu dikukuhkan

oleh I Made Seneng, penabuh

gamelan gandrung kelahiran 31

Desember 1944 yang mulai

menabuh sejak 1963. Menurut

Seneng tingkat kesulitan kesulitan gending yang ada di

Munang Maning lumayan tinggi sehingga jarang ada Sekaa

lain yang menguasainya. Itulah menurut Seneng yang mem-

buat sekaa gandrung di banjarnya menjadi unik.

Kini, regenerasi tari Gandrung di Banjar Munang-maning

mulai berjalan. Meski tetap terseok-seok menghadapi gempu-

ran berbagai tawaran hiburan di era modern ini, setidaknya

masih ada anak-anak muda yang menekuni tari ini sebagai

bentuk pengabdian dan persembahan mereka kepada para

Dewa.

Upaya rekonstruksi dan regenerasi kini terus diupayakan

oleh Pemerintah Kota Denpasar. Sebuah dorongan yang mem-

buat kesenian tari gandrung ini tak lagi murung.

(Disarikan dari buku “Rekam Pusaka Budaya Kota

Denpasar” terbitan Dinas Kebudayaan Kota Denpasar)

I WAYAN GEDE DEDDY

MERTHA (KEDUA DARI

KANAN): Digerakkan oleh

kekuatan sangat hebat

FO

TO

: M

AR

IA E

KA

RIS

TI

Page 26: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

2008

1. Penghargaan diberikan kepada Kelurahan Sanur Kauh sebagai pelak-

sana terbaik Pakarti Madya I pada lomba Kesatuan Gerak PKK – KB –

Kesehatan kategori Kota dari Tim Penggrak PKK Pusat

2. Piagam Langit Biru dibrikan kepada Kota Denpasar dalam

meningkatkan kualitas udara dari Menteri Negara Lingkungan Hidup

2009

1. Penghargaan kepada Ny. Ida Ayu Selly D. Mantra sebagai pengelola

Bina Keluarga Balita (BKB) Terbaik tingkat Provinsi dari Menteri

Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan

Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

2. Penghargaan Adipura kategori Kota Besar dari Menteri Negara

Lingkungan Hidup

3. Penghargaan Adiupaya Puritama sebagai peringkt ke III kategori

Pemerintah Kota Metropolitan/Besar Bidang Penyelenggaraan

Pengembangan Perumahan dan Pemukiman dalam rangka

Memperingati Hari Perumahan Nasional Tahun 2009 dari Menteri

Negara Perumahan Rakyat

4. Penghargaan Adiwiyata diberikan kepada SDN 4 Panjer Denpasar

sebagai sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan dari Menteri

Pendidikan Nasional dan Menteri Negara Lingkungan Hidup

5. Penghargaan Adiwiyata diberikan kepada SMPN 4 Denpasar sebagai

sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan dari Menteri Pendidikan

Nasional dan Menteri Negara Lingkungan Hidup

6. Penghargaan diberikan kepada Kelurahan Panjer atas prestasinya

sebagai juara pertama Perlombaan Desa dan Kelurahan tingkat

Provinsi Bali Tahun 2009 dari Mentri Dalam Negeri

7. Penghargaan dibeikan kepada Ny. Ida Ayu Selly D. Mantra sebagai

pengelola Bina Keluarga Balita (BKB) Terbaik tingkat Provinsi dari

Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

dan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

8. Penghargaan dalam penyelenggaraan pemukiman nominasi kategori

kota metropolitan dari Menteri Pekerjaan Umum.

9. Hasil survei Integritas Sektor Publik Komisi Pemberantasan Korupsi

pada tahun 2009, Pemerintah Kota Denpasar mendapatkan nilai ter-

tinggi diantara 50 Kabupaten/Kota di Indonesia yaitu 7,48.

2010

1. Indonesia Tourism Award 2010 dari Mentri Kebudayaan dan

Pariwisata Republik Indonesia sebagai Kota Terfavorit

2. Penghargaan Citra Pelayanan Prima kepada Puskesmas II Denpasar

Selatan dari Kementerian PAN dan RB

3. Investment Award diberikan kepada Dinas Perijinan Kota Denpasar

sebagai nominasi Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(PTSP) Bidang Penanaman Modal Terbaik Tahun 2010 dari Badan

Koordinasi Penanaman Modal

4. Penghargaan Prakerti Utama I diberikan kepada Kelurahan Sanur

Kecamatan Denpasar Selatan atas keberhasilannya sebagai

Pelaksana Terbaik Kesatuan Gerak PKK – KB – Kesehatan katagori

Kota Tahun 2009-2010 dari Tim Penggerak PKK Pusat

5. Penghargaan ata prestasi sebagai juara pertama perlombaan Desa

dan Kelurahan tingkat Provinsi Bali Tahun 2010 diberikan kepada

Desa Sanur Kaja dari Menteri Dalam Negeri

6. Penghargaan Manggala Karya Kencana diberikan kepada Walikota

Denpasar atas karya yang menonjol dalam kepemimpinan, kepelopo-

ran, keteladanan khususnya dedikasi dalam mendukung keberhasilan

Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional untuk

mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera dari Badan Koordinasi

Keluarga Berencana Nasional

7. Penghargaan Adiwiyata diberikan kepada SMAN 6 Denpasar sebagai

sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan dari Menteri Pendidikan

Nasional dan Menteri Negara Lingkungan Hidup

8. Penghargaan Adiwiyata diberikan kepada SDN 4 Panjer Denpasar

sebagai sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan dari Menteri

Pendidikan Nasional dan Menteri Negara Lingkungan Hidup

9. Penghargaan Adiwiyata diberikan kepada SMAN 5 Denpasar sebagai

sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan dari Menteri Pendidikan

Nasional dan Menteri Negara Lingkungan Hidup

10. Penghargaan kepada Kelompok Nelayan Pesisir Karya Segara

Serangan yang masuk nominasi calon penerima Penghargaan

Kalpataru kategori Penyelamat Lingkungan dari Menteri Negara

Lingkungan Hidup.

11. Penghargaan kepada Dwi Pantes Wahyudi Perum DAMRI Sta

Denpasar sebagai awak kendaraan umum teladan tingkat Nasional

Tahun 2010 dari Menteri Perhubungan

12. Perhargaan sebagai finalis Indonesia Open Source Award (IOSA)

2010 dari Indonesia Open Source Award

13. hasil survei dari Transparansi Internasional Indonesia (TII) pada tahun

2010 bahwa Kota Denpasar juga meraih skor tertinggi (6,71) untuk

keberhasilan dalam menekan terjadinya korupsi.

14. Piagam penghargaan dari Presiden Republik Indonesia diberikan

P R E S T A S I K O T A

26 Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

Prestasi NasionalKota Denpasar Empat Tahun Terakhir

KLAPenghargaan Best Achievment,

Kementerian Pariwisata Penghargaan IGA Penghargaan Kota Layak Anak

FO

TO

-FO

TO

: H

UM

AS

KO

TA

DE

NP

AS

AR

Page 27: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

kepada Kota Denpasar yang telah mampu meningkatkan produksi

beras diatas 5 persen.

15. Indonesia Tourism Award 2010 dari Menteri Kebudayaan dan

Pariwisata Republik Indonesia sebagai Kota dengan Pelayanan

Terbaik

16. Penghargaan kepada BKD Kota Denpasar sebagai pengelola kepe-

gawaian instansi daerah terbaik sewilayah kantor regional X BKN

Denpasar Tahun 2010 dari Kepala Badan Kepegawaian Negara.

2011

1. Penghargaan Kota Layak Anak dari Kementerian Negara

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

2. Satya Lencana Karya Bakti Pembangunan Bidang Koperasi dari

Presiden RI

3. Smart City Award dari Kementerian Kominfo dan Majalah SWA

4. Peringkat I Katagory Smart Economy dari Kementerian Kominfo dan

Majalah SWA

5. Peringkat I Katagory Smart Living dari Kementerian Kominfo dan

Majalah SWA

6. Peringkat II Katagory Smart Environment dari Kementerian Kominfo

dan Majalah SWA

7. Peringkat III Katagory Smart Governance dari Kementerian Kominfo

dan Majalah SWA

8. Green Region Award dari Kementerian Lingkungan Hidup

9. The Best Performance Taourism Award dari Kementerian

Kebudayaan dan Pariwisata

10. Citra Pesona Wisata Award Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata

11. Palmes Academiques Pemerintah Republik Perancis

12. Manggala Karya Kencana Menteri Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak

13. Pakarti Utama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Anak RI

14. BKN Award BKN Wilayah X

15. Kota Terbersih dari Korupsi Masyarakat Transparansi Indonesia

16. Nilai Tertinggi Survey Integritas Pelayanan Publik score 7,48 dari

KPK

17. ICT Pura dari Kementerian Kominfo

18. Indonesia Open Source Award (IOSA) dari Kementerian Kominfo

19. Indonesia Tourism Award (The Most Favorite Tourist Destinaton

Award, The Best Service Tourism Award) dari Kementerian

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

20. Penghargaan Produksi beras di atas 5 persen dari Menteri Pertanian

21. Juara Bina Keluarga Balita dari Kepala BKKBN Pusat

2012

1. Penghargaan Pembinaan Perpustakaan dan Arsip dari Arsip Nasional

Republik Indonesia (ANRI)

2. Trofi Wahana Tata Nugraha di Bidang Angkutan dari Kementrian

Perhubungan

3. Penghargaan Adi Wiyata dari Kementrian Lingkungan Hidup

4. Satya Lencana Wirakarya Bidang KB dari Presiden Republik

Indonesia

5. Penghargaan Menuju Kota Layak Anak Kategori Nindya

danKategori Kebijakan Pemberian Akta Kelahiran Secara Gratis

dari Kementrian PP & PA

6. Penghargaan Inovasi Govenrmant Award ( IGA ) dari Kementrian

Dalam Negeri

7. Penghargaan Upakarti Jasa Kepedulian terhadap UMKM dari

President RI di Istana Negara

8. Penghargaan Anugrah Parahita Ekapraya (APE) Untuk keberhasilan

dalam membangun kesetaraan gender dari Menteri Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar

2013

1. Piagam Penghargaan Jasa Kepedulian Terhadap Industri Kecil di

Kota Denpasar President dari Republik Indonesia,

2. Citra Bhakti Abdi Negara (CIBAN) dari Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara (MENPAN)

2. Penghargaan Wahana Tata Nugraha( WTN) Tahun 2012 di Terima

Tahun 2013 dari Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal

Perhubungan RI

3. Piagam dan Plakat Adipura dari Kementrian Lingkungan Hidup RI

4. Penghargaan WTP ( Laporan Pengelola Keuangan ) dari BPKP Pusat

5. Penghargaan Kota Layak Anak Kategori “Nindya” dari Kementrian

Pemberdayaan Perempuan dan Anak

6. Penghargaan Piala Wahana Tata Nugraha dari Kemenhub tentang

Tertib Lalu Lintas dari Kementrian Perhubungan

7. Juara I Puskesmas Berprestasi Tingkat Nasional, di raih Puskesmas

Densel II dari Kementrian Kesehatan RI

8. Penghargaan Swasti Saba Wiwenda ( Kota Sehat Taraf Pembinaan)

dari Kementrian Kesehatan

9. Penghargaan Penggerak Koperasi Paramadhana Utama Nugraha

Kementrian Koperasi

27Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

Penghargaan Penggerak KoperasiParamadhana Utama Nugraha.

Penghargaan Upakartri

Penghargaan Upakarti

Page 28: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

Denpasar layak mendapat julukan Kota

Konferensi. Alasannya, sejak lebih 50 tahun

terakhir, ibu kota Pulau Bali ini sudah sering

dan terus menerus dipilih sebagai tempat se-

minar, rapat, sidang, munas, kongres, dan

sejenisnya, baik untuk tingkat nasional maupun internasional,

baik yang diselenggarakan oleh partai politik maupun organ-

isasi profesi.

Pejabat tinggi seperti Presiden kerap hadir membuka kon-

ferensi atau musyawarah, seperti yang terakhir adalah Musya-

warah Nasional XIII Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional

Indonesia (Gapensi) pada 19-22 Januari 2014, yang dibuka

Presiden SBY. Dalam industri pariwisata, kegiatan konferensi

(conference), pertemuan (meeting), pameran (exhibition) dan

wisata insentif (incetive) biasa disingkat dengan MICE (meeting,

incentive, conference, exhibition) merupakan pasar-ceruk (niche

market) yang memberikan keuntungan yang potensial.

Peserta konferensi biasanya berjumlah banyak, mereka

memerlukan banyak akomodasi, makanan, berwisata, sou-

venir, dan jasa-jasa lainnya. Makanya, mengembangkan Den-

pasar sebagai Kota Konferensi, bukan saja penting untuk per-

kembangan ekonomi-pariwisata tetapi juga mengukuhkan

pengalaman Denpasar sejak zaman kolonial.

KONFERENSI ERA KOLONIAL

Bila ditengok ke masa silam, dapat diketahui sejumlah

konferensi yang berlangsung di Denpasar yang bisa dijadikan

alasan untuk menjadikan Denpasar Kota Konferensi.

Acara konferensi besar pertama yang berlangsung di

Denpasar pada zaman kolonial adalah Kongres Kebudayaan

Bali, 18-23 Oktober 1937, dilaksanakan oleh Java Institut,

diikuti 200 orang. Biasanya Java Institut melaksanakan kon-

gresnya di kota-kota di Jawa, dan membahas kebudayaan-

kebudayaan Jawa atau Sunda. Ketika giliran membahas kebu-

dayaan Bali, lembaga milik Belanda itu memilih melak-

sanakannya di Bali, termasuk dan terutama di Denpasar.

Kongres Kebudayaan diikuti sejumlah sarjana Belanda,

yang diangkut ke Bali dengan kapal layar melalui Pelabuhan

Singaraja atau Padangbai. Dari kedua pelabuhan itu, peserta

diangkut dengan kendaraan ke Puri Denpasar, tempat kongres

berlangsung. Peserta kongres menikmati makan siang di Bali

Hotel, akomodasi mewah pertama di Bali yang dibangun oleh

Belanda tahun 1928.

Kegiatan kongres diselingi dengan acara wisata-budaya ke

berbagai objek seperti Tampaksiring, Goa Gajah, dan Kerta-

gosa. Dalam beberapa tempat, rombongan disuguhkan seni

pertunjukan Bali. Topik kebudayaan yang dibahas dalam

Kongres disaksikan langsung para peserta dalam realitas.

Acara penutupan Kongres berlangsung di Denpasar, diisi

dengan ceramah tentang Museum Bali oleh pengelolanya Ir.

H. Resink. Acara pamungkas diisi dengan pentas pertunjukan

wayang dengan lakon Ramayana.

KONFERENSI DENPASAR

Sesudah kemerdekaan, konferensi penting yang berlang-

sung di Denpasar adalah Konferensi Denpasar. Konferensi

yang diprakarsai oleh Belanda ini dilaksanakan pada tanggal

K O L O M

28 Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

DenpasarKota Konferensi, Mengapa Tidak?

FO

TO

-FO

TO

: H

UM

AS

KO

TA

DE

NP

AS

AR

Page 29: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

18-24 Desember 1946. Bali Hotel di Jalan Veteran merupakan

tempat konferensi ini dilaksanakan. Itulah satu-satunya fasili-

tas memadai dan bertaraf internasional untuk itu.

Konferensi Denpasar merupakan rangkaian dari Kon-

ferensi Malino yang berlangsung, 17-20 Juli 1946. Keduanya

dilaksanakan Belanda untuk mengotak-atik strategi politik

pecah-belah agar mereka bisa kembali menjajah Indonesia

yang sudah merdeka tahun 1945. Pemerintah kolonial

Belanda secara de facto hanya mau mengakui otoritas kaum

Republik atas Sumatra, Jawa, dan Madura. Daerah-daerah

lainnya, termasuk Bali, tidak diakui kemerdekaannya alias

berada di bawah kekuasaan Belanda.

Konferensi Denpasar melahirkan Negara Indonesia Timur

(NIT), yang berada di bawah kontrol Belanda. Delegasi Bali

yang hadir dalam Konferensi Denpasar, seperti dicatat

Geoffrey Robinson dalam bukunya The Dark Side of Paradise

(1995:151), adalah Cokorda Gde Raka Sukawati, Anak Agung

Gde Agung, Gde Paneca, I Gusti Bagus Oka, Anak Agung

Nyoman Panji Tisna, dan Made Mendra.

Setelah NIT terbentuk, Belanda memilih Cokorda Gde

Raka Sukawati sebagai President dan Anak Agung Gde

Agung sebagai perdana menteri NIT. Wilayah NIT menca-

pai Bali dan seluruh dari Indonesia Timur kecuali Irian

Barat. Belakangan NIT dipelesetkan sebagai “Negara Ikut

Tuan”.

Terlepas dari riwayat NIT yang akhirnya ambruk karena

kekuatan kaum Republik untuk mempersatukan Indonesia,

kota Denpasar telah menjadi saksi sejarah ambisi Belanda hen-

dak menguasai Nusantara kembali. Riwayat Denpasar sebagai

kota konferensi bermula dari sini karena namanya disebut den-

gan ‘Konferensi Denpasar’. Jika dilihat ke belakang, Denpasar

sudah menjadi tempat kongres tahun 1937.

KONFERENSI KEBUDAYAAN NASIONAL

Tahun 1958, Denpasar menjadi tuan rumah pertemuan

kebudayaan tingkat nasional. Tempatnya juga di Bali Hotel,

seperti mengulang kembali peristiwa Kongres Kebudayaan

Bali dua dekade sebelumnya. Konferensi ini dilaksanakan oleh

Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional (BMKN). Magnet

Bali sebagai kota wisata yang sudah populer sejak zaman kolo-

nial membuat banyak budayawan Indonesia mengalir ke Bali

untuk mengikuti pertemuan BMKN.

Menurut laporan yang ada, acara pembukaan pertemuan

kebudayaan ini ramai dan meriah, aula Bali Hotel penuh.

Namun, saat sidang-sidang komisi atau pembahasan makalah,

ruangan pada sepi karena

banyak peserta pertemuan

yang ngelencer ke luar men-

jadi turis. Andaikan per-

temuan ini dilaksanakan di

kota lain di Indonesia,

mungkin pesertanya tak seramai kalau diadakan di Denpasar.

Sastrawan Ajip Rosidi, asal Bandung, yang ketika itu tentu

masih muda usia, adalah salah satu peserta pertemuan kebu-

dayaan BMKN. Dia pun tampaknya sempat keliling Bali,

menjadi wisatawan. Kesan manisnya ditulis dalam sebuah

puisi tentang Bali yang mengiaskan bahwa dia tidak ingin

pulang ke Bandung, ingin tetap tinggal di Bali karena keinda-

han alam dan budaya pulau ini.

Tentu saja bukan Ajip Rosidi saja yang jatuh cinta, tetapi

juga sastrawan dan budayawan lain. Buktinya, tak lama kemu-

dian, Denpasar kembali dipilih menjadi tempat konferensi.

Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra), pendukung Partai

Komunis Indonesia (PKI), memilih Denpasar sebagai lokasi

Konferensi Nasional (Konfernas) pada 25-27 Februari 1962,

29Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

INNA BALI HOTEL DENPA-

SAR & INNA GRAND BALI

BEACH: Konferensi telah

digelar sejak 1937.

Page 30: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

empat tahun setelah pertemuan kebudayaan BMKN. Lokasi

Konfernas Lekra lagi-lagi di Bali Hotel, Denpasar.

Konfernas Denpasar merupakan salah satu pertemuan

nasional Lekra yang sangat penting setelah Kongres Solo 22-28

Januari 1959 karena untuk pertama kalinya sejak Lekra diben-

tuk 1950, melaksanakan pertemuan bertaraf nasional di luar

Jawa.

Peserta Konfernas Lekra pun terpincut pada keindahan

Bali. Banyak yang tidak mau pulang, makanya konfernas ini

juga dikenal dengan ‘konfernas tak seorang berniat pulang’.

Kesan-kesan seniman lekra banyak dituangkan dalam puisi,

tentu sajak puisi propaganda ideologi komunis dengan menja-

di Bali sebagai alat tembak estetikanya. Nyoto, salah seorang

tokoh Lekra misalnya, mendapat inspirasi

dari tari kecak Bali, menulis puisi yang

antara lain berbunyi: cak-cak-cak-cak/ impe-

rialisme/ kanan baru/ feodalisme/ si kepala

batu/ kita tinju/ satu per satu.

Sukses Konfernas Lekra kembali mem-

buat Denpasar terpilih sebagai lokasi pelak-

sanaan Sidang Komite Eksekutif Konferensi

Pengarang Asia-Afrika (SKE-KPAA). Perte-

muan internasional ini berlangsung 16-21

Juli 1963 di Hotel Segara Village, Sanur,

satu dari sedikit hotel yang mulai tumbuh di

Sanur, mendahului kehadiran Bali Beach

Hotel.

Sidang Konferensi Eksekutif KPAA ini diikuti delegasi sen-

iman dan budayawan negara-negara Asia Afrika. Sidang ini

dibuka Presiden Sukarno dan ditutup oleh Menlu Subandrio

di Hotel Bali, Denpasar—di tempat berlangsungnya Konfer-

nas Lekra setahun sebelumnya.

Tidak jelas apakah Sukarno hadir langsung atau diwakili

dalam pembukaan SKEKPAA, yang jelas Sukarno menyam-

paikan pidatonya yang ringkasannya dimuat di Harian Rakjat

(21/7/1963, hlm 1). Dalam amanatnya itu, Presiden Sukarno

mendesak pengarang Asia Afrika berani menjadi manusia yang

mampu mengabdikan pikirannya bagi semua Rakyat Asia

Afrika, harus melihat sekeliling dirinya, harus menyelidiki,

harus menyelam dalam kedalaman dasar jiwa revolusi yang

besar ini.

BALI BEACH

Hadirnya Hotel Bali Beach mulai tahun 1966, membuat

Denpasar kian ramai dipilih sebagai tempat konferensi. Salah

satu pertemuan dunia yang besar yang berlangsung awal 1980-

an, adalah kongres internasional taman nasional, berlangsung

di Bali Beach Hotel. Dari sanalah kiranya Bali mendapat inspi-

rasi untuk mempopulerkan ambisinya menjadi ‘Bali sebagai

Pulau Taman’, walaupun belum sepenuhnya terwujud sampai

sekarang.

Ada banyak lagi pertemuan nasional dan internasional di

Denpasar atau Bali termasuk yang kemudian diadakan di

kawasan Kuta dan Nusa Dua setelah hotel-hotel di sana ram-

pung. Pertemuan itu biasanya menghasilkan deklarasi,

namanya pun kerap disebut dengan Deklarasi Bali. Pertemuan

OPEC dan ASEAN yang diliput wartawan dunia membuat

Bali mendapat promosi pariwisata cuma-cuma. Ini jelas meru-

pakan keuntungan yang tak ternilai harganya.

Tahun 1990-an dan 2000-an, Denpasar juga menjadi tuan

rumah berbagai pertemuan partai politik, seperti yang dilak-

sanakan PDIP dan Golkar. Dalam pertemuan Bali-lah, Ketua

DPP PDIP Megawati Soekarnoputri ditetapkan

sebagai calon presiden untuk pemilu 1999.

Perayaan HUT partai-partai besar juga

dilaksanakan di Denpasar atau di kota lainnya di

Bali. Contohnya, Partai Demokrat juga melak-

sanakan Kongres Luar Biasa awal 2013 di Bali

Beach, Sanur.

BANYAK KEUNTUNGAN

Banyak keuntungan bisa diambil sebagai

kota konferensi, termasuk keuntungan politik

dan ekonomi. Secara politik, Denpasar atau Bali

akan senantiasa diperhitungkan dalam konste-

lasi kekuatan politik nasional. Paling tidak,

hubungan politisi lokal dengan pusat menjadi lebih akrab,

yang bisa membukakan jalan untuk ke level nasional.

Misalnya, politik pemenang pemilu atau yang tokohnya men-

jadi pemimpin, akan memperhitungkan untuk memasukkan

wakil Bali dalam jajaran kekuasaan.

Secara ekonomi, keuntungan akan dirasakan sektor pari-

wisata dan transportasi. Dalam sekali kongres, bisa dibayang-

kan, berapa ratus juta atau milyar uang dikucurkan ke lokasi

konferensi. Para pengelola hotel, restoran, dan bahkan sopir

taksi pun akan ikut menikmati. Penyedia souvenir juga akan

laris, bukan saja untuk disediakan bagi peserta kongres (beru-

pa tas atau kipas) tetapi juga bagi mereka yang membelinya

untuk oleh-oleh buat keluarga atau kolega sebagai tanda mata

dari Bali.

Mumpung berbagai fasilitas akomodasi, transportasi

(khususnya udara), dan magnet Bali yang begitu komplet seba-

gai daerah tujuan wisata, Denpasar mestinya mengibarkan diri

dengan tegas dan mantap sebagai kota konferensi, kota kon-

gres, atau kota munas.

Klaim sebagai Kota Konferensi adalah sebuah usaha kre-

atif, cocok dengan tekad Denpasar mewujudkan impian men-

jadi Kota Kreatif.

K O L O M

30 Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

Dharma Putra

FO

TO

: A

RY

BE

STA

RI

Page 31: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

PELAYANAN PUBLIK

ANOM PRASETYA, DINAS KOMINFO

Telah kerap disampaikan dalam berbagai

paparan bahwa tujuan akhir dari penerapan e-

Goverment adalah peningkatan pelayanan

kepada public. Baik dalam hal peningkatan

pelayanan dalam pengurusan perijinan

maupun pelayanan-pelayanan lainnya. Satu di antaranya ada-

lah pelayanan dalam hal menangani pengaduan masyarakat.

Dalam hal ini Pemerintah Kota Denpasar sangat menyadari

bahwa dalam upaya menciptakan pemerintahan yang bersih,

bertanggung jawab serta mampu menjawab tuntutan peruba-

han adalah dengan menyediakan ruang / akses komunikasi

yang terbuka antara pemerintah dan masyarakat. Untuk itu-

lah dibangun satu sistem yang lebih cepat, tepat, akurat dan

dapat dipertanggungjawabkan dalam pengelolaan penan-

ganan pengaduan masyarakat, yaitu

melalui Pengaduan Rakyat Online dis-

ingkat PRO Denpasar.

PRO Denpasar merupakan aplikasi

berbasis web yang memberikan kesem-

patan kepada publik untuk melakukan

komunikasi dua arah untuk berperan

serta dalam melakukan pengawasan ter-

hadap jalannya pemerintahan dilingkungan Pemkot Denpasar.

Apa yang disampaikan publik melalui PRO Denpasar tersebut,

baik berupa pengaduan, kritik, saran maupun masukan lainnya

adalah merupakan salah satu bentuk dari Pengawasan

Masyarakat.

Publik dapat mengakses PRO Denpasar melalui situs

http://pengaduan.denpasarkota.go.id atau melalui mobile

aplikasi di sistem operasi Android. Tentunya harus didahului

dengan melakukan pendaftaran secara online dengan mengisi

form yang telah tersedia dengan mencantumkan data diri/iden-

titas yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pengaduan yang disampaikan publik melalui situs web

tersebut akan dikelompokkan kedalam dua kategori, yaitu

Pengaduan Berkadar Pengawasan dan Pengaduan yang Tidak

Berkadar Pengawasan. Pengaduan Berkadar Pengawasan

meliputi hambatan dalam pelayanan masyarakat, KKN serta

pelanggaran disiplin pegawai. Sementara Pengaduan yang

Tidak Berkadar Pengawasan meliputi kritik, saran serta keluhan

masyarakat.

Dengan menggunakan media online tersebut publik dapat

menyampaikan masukannya dengan gaya bahasa sesuai dengan

karakter masing-masng orang. Namun admin PRO Denpasar

hanya akan memroses masukan yang disampaikan dengan baik.

Masukan yang mengandung caci-maki, ancaman, kekerasan,

menyinggung SARA atau pornografi diabaikan.

Untuk pengaduan yang “layak diterima”, admin PRO

Denpasar akan memilah serta meneruskan ke SKPD yang ber-

wenang. Misal, masukan yang menyangkut masalah kebersihan

akan diteruskan ke Dinas Kebersihan dan

Pertamanan. Masukan yang menyangkut

pengurusan akta kependudukan akan

diteruskan ke Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil. Pada intinya semua

masukan publik tersebut akan diteruskan

ke SKPD terkait, karena semua SKPD di

Pemkot Denpasar telah terhubung den-

gan PRO Denpasar. Di SKPD bersangkutan, pengaduan akan

dilanjutkan dengan pemrosesan lebih lanjut untuk secepatnya

mendapatkan tanggapannya. Proses yang dilakukan di SKPD

dimonitor perkembangannya di admin PRO Denpasar se-

hingga dapat diketahui bagaimana perkembangan penanganan

pengaduan pada tiap-tiap SKPD.

Alur penanganan pengaduan masyarakat melalui PRO

Denpasar terlihat seperti pada bagan.

Melalui PRO Denpasar, di mana pun anda berada, asalkan

sudah terhubung dengan jaringan internet, publik dapat

berperanserta dalam melakukan pengawasan masyarakat

melalui penyampaian masukan-masukannya ke situs PRO

Denpasar yang sudah terintegrasi dengan semua SKPD.

31Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

Pro DenpasarIntegrasikan Pengaduan Secara On line

KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT

MENGAMANATKAN AGAR PEMERITAH MENERAPKAN E-GOV UNTUK MENINGKATKAN

PELAYANAN PUBLIK SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN. DI DENPASAR AMANAT ITU

ANTARA LAIN DIAPLIKASIKAN MELALU “PRO DENPASAR”…

Page 32: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

Tujuan untuk menyejahterakan seluruh anggo-

tanya adalah sesuatu yang lumrah pada setiap

koperasi di mana pun ia beroperasi. Tujuan itu

tercantum hampir di semua anggaran dasar kop-

erasi. Yang sulit menjadi sesuatu yang lumrah

adalah bagaimana mewujudkan tujuan yang tersurat tersebut

menjadi sesuatu yang nyata dan benar-benar dirasakan oleh

seluruh anggota. Di Kota Denpasar, Koperasi Serba Usaha

(KSU) Dana milik Banjar Dangin Peken, Desa Adat Intaran,

Sanur adalah contoh dari sangat sedikit koperasi yang berhasil

meralisasikan hal itu. Dengan memadukan konsep modern

dan kearifan lokal yang bertumbuh di masyarakat, KSU Dana

mampu memberikan kesejahteraan bagi warganya.

Menjalankan fungsinya mengelola keuangan dari usaha

yang diamanatkan anggotanya, semua kuntungan yang diper-

oleh KSU Dana dikelola kembali dan pada saat-saat di-

perlukan disalurkan untuk menyantuni para anggotanya yang

memerlukan. Semisal untuk biaya persalinan, pendidikan,

kesehatan, upacara agama, bahkan kematian. Mungkin inilah

satu-satunya koperasi di Bali yang telah mampu menyokong

keperluan anggotanya sedari proses persalinan hingga persitiwa

kematian. Yang menarik, hal ini bukanlah sesuatu yang baru

Banjar Dangin Peken, Sanur. Sejak 1982 telah para tokoh di

banjar tersebut telah membuat gerakan bersama dalam pen-

gelolaan uang yang keuntungannya ditujukan bagi sebesar-

besarnya kesejahteraan para anggota.

“Waktu tetua-tetua banjar kami telah melakukan kegiatan

simpan-pinjam tapi pengelolaannya masih sederhana.

Namanya pun bukan koperasi,” ujar Kelihan Adat Banjar

Dangin Peken I Made Sunarta, yang ditemui di sela-sela

kegiatan Seminar dalam rangka HUT ke-226 Kota Denpasar,

Selasa, 18 Pebruari 2014

di Inna Grand Bali Beach

Hotel, Sanur.

Lebih lanjut dikatakan

perkembangan KSU Da-

na dilakukan dengan pen-

ingkatan sumber daya manusia (SDM) dengan pengelolaan

yang baik pada tahun 2004 dengan modal awal Rp7 Juta yang

mewajibkan seluruh warga banjar sebagai anggota koperasi.

Sejak tahun 2006 hingga saat ini KSU Dana telah memiliki

omset Rp140 Millyar lebih. Dengan aset sebanyak itu Banjar

Dangin Peken memberikan berbagai macam santunan kepa-

da warganya seperti santunan kelahiran mendapatkan Rp5

juta, menikah mendapatkan 10 juta, dan bagi warga mening-

gal mendapatkan santunan Rp10 juta. Sementara untuk warga

banjar yang sakit pihaknya juga telah membuat fasilitas rumah

C E R M I N

32 Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

SUKSES PADUKAN KONSEP MODERN DAN KEARIFAN LOKAL

KSU DanaSantuni Anggota dari Kelahiran hingga Kematian

SETIAP KOPERASI MEMILIKI TUJUAN YANG SAMA DALAM MENSEJAHTERAKAN

ANGGOTANYA, NAMUN TIDAK SEMUA KOPERASI MAMPU MENCAPAI TUJUAN

TERSEBUT. DIBUTUHKAN MANAJERIAL YANG MATANG, SERTA TIM WORK YANG

SOLID DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN ANGGOTANYA. ITU YANG

TERLIHAT DI KSU DANA DI SANUR

UPACARA MELASTI: Koperasi

yang sukses membuat masya-

rakat tak terbebani biaya-biaya

upacara.

FO

TO

: G

ED

E W

IDIA

TM

IKA

Page 33: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

sehat Banjar Dangin Peken dengan memberikan fasilitas kese-

hatan umum, hingga pemeriksaan kanker serviks, dengan

pembayaran sukarela.

“Bagi warga masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas

rumah sehat ini tidak saja untuk warga Banjar Dangin Peken,

namun sleuruh warga masyarakat dapat menggunakan fasilitas

kesehatan ini, yang juga bekerjasama dengan yayasan luar

negeri,” ujar Sunarta.

Dengan memiliki jumlah warga banjar tertinggi di Desa

Sanur, yang mencapai 1608 orang, dengan 322 Kepala

Keluarga yang menjadi suatu tantangan dalam memberikan

kesejahteraan warganya. Sehingga komitmen untuk seluruh

warga banjar dangin peken tidak boleh putus sekolah, yang

saat ini pihaknya telah memberikan beasiswa kepada 9 orang

anak dari keluarga kurang mampu dari tingkat SD hingga

SMA. disamping memberikan beasiswa pihaknya juga mem-

berikan santunan kepada 32 Dadya yang ada di wilayah ban-

jar setempat, serta juga memberikan bantuan tanah dan rumah

kepada 10 KK Banjar Dangin Peken yang tidak memiliki

tempat tinggal.

“Kami telah siapkan 10 are tanah yang akan dibangun

rumah tipe 21 yang nantinya dapat tempati oleh 10 KK ini de-

ngan menabung setiap bulannya sebesar Rp500 ribu,” ujarnya.

Berbagai bantuan yang telah diberikan lewat program kop-

erasi milik banjar Dangin Peken ini dilakukan dengan meli-

batkan tim ekonomi dengan ketua pengawas kelihan Banjar

Adat, dan dibahas pada rapat banjar Adat lewat koordinasi dan

komunikasi yang baik. disamping itu dengan dibentuknya

Sabha Upadesa oleh Walikota I.B Rai Dharmawijaya Mantra

bersama Wakil Walikota I GN Jaya Negara suatu kebijakan

yang baik, hal ini telah dilakukan banjar dangin peken sejak 10

tahun lalu dengan melakukan pertemuan untuk mufakat di

banjar setempat, dengan membentuk kepala dusun yang

sekaligus sebagai kelihan adat banjar. Hal ini nantinya dihara-

pkan banjar dapat mandiri mengelola berbagai permaslahan

yang ada di banjar adat.

Di samping itu dalam mewujudkan rasa kekeluaragaan di

sekitar lingkungan banjar pihaknya juga secara berke-

sinambungan memberikan bantuan kepada banjar tetangga

yang sedang melangsungkan pembanguanan banjar.

Dari perjalan KSU Dana ini menurut Suarta masyarakat

telah merasa terbantu dengan pengurangan pengeluaran baik

dibidang kesehatan, kegiatan agama, hingga pendidikan. Di-

samping itu juga masyarakat dibantu dengan secara berke-

sinambungan memfasilitasi warga banjar untuk memberikan

kredit tanpa anggunanan dengan besaran dana Rp5 juta.

“Yang mendasar sekali pendidikan dan kesehatan yang

menjadi fokus utama dalam memberikan kesejahteraan bagi

para anggota banjar, disamping dorongan terus dari

Pemerintah Kota untuk mewujudkan kesejahteraan kepada

masayarakat,” ujarnya.

Sementara Manager KSU Dana, Banjar Dangin Peken I

Made Kembar Ariani mengatakan saat ini KSU. Dana telah

memilki 1500 nasabah yang terdiri dari warga banjar setempat

dan warga dari luar banjar. Perjalan KSU Dana ini menurut

Kembar Ariani telah banyak memberikan Kontribusi untuk

kesejahteraan masyarakat yang telah disiapkan pada pos dana

sosial. Pemberian bantuan ini tidak hanya pada kelahiran hing-

ga kematian warga, namun juga memberikan kegiatan upacara

agama yang dilakukan warga masyarakat Banjar Dangin

Peken. Untuk mempersipakan dana sosial ini pihak koperasi

setiap tahunnya memperisiapkan dana sebesar Rp150 juta.

Hal ini bisa mengalami peningkatan yang dipengaruhi oleh

kegiatan masyarakat seperti kelahiran, kematian, dan beasiswa

siswa sekolah.

Di sisi lain Ketua Forum Kades/ Lurah Kota Denpasar IB

Bima Putra mengatakan bahwa apa yang telah diterapkan oleh

Banjar Dangin Peken

dapat ditiru oleh koperasi

yang ada di lingkungan

banjar maupun desa/kelu-

rahan di Kota Denpasar.

bila ini dapat dilaksanakan nantinya mampu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. hal ini sejalan dengan program Pe-

merintah Kota Denpasar yang konsen pada ekonomi keraky-

atan. Dengan menejemen yang telah dilakukan KSU Dana

Banjar Dangin Peken dalam mensejahterakan anggota perlu

ditiru, dengan memberikan santunan kepada warganya dari

kelahiran, kematian, kesehatan, pendidikan, hingga peruma-

han.

“Kami mengharapkan hal ini dapat ditiru banjar dan desa

lain yang nantinya mampu mewujudkan kesejahteraan

masyarakat, secara bersama-sama,” tandas IB Bima.

33Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

KANTOR PELAYANAN KSU

DANA: Pelayanan modern,

spirit "penyamabrayan".

FO

TO

: H

UM

AS

KO

TA

DE

NP

AS

AR

Page 34: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

Rapat Koordinasi Lembaga Perkreditan Desa

(LPD) Padangsambian yang berlangsung, Selasa

28 Januari 2014 di Kantor LPD Desa

Padangsambian dihadiri Walikota I.B Rai

Dharmawijaya Mantra, serta tokoh masyarakat

desa setempat.

Dalam kesempatan tersebut Walikota Rai Mantra men-

gatakan perjalanan LPD harus mendapatkan pandangan yang

baik dengan berjalan dari kasus dan tantangan kedepan. dis-

amping itu kemanfaatan LPD agar selalu dapat dimanfaakan

untuk kepentingan masyarakat dengan selalu berpartisipasi

terhadap pembangunan palemahan, pawongan dan prahyan-

gan yang dikaji dengan baik, serta perjuangan LPD dengan

undang-undang yang ada diatasnya. Pada tahun 2013 ini per-

jalanan LPD menurut Rai Mantra di Kota Denpasar dengan

Aset Rp1 Triliun lebih dan laba mencapai Rp45 Millyar lebih

yang menjadi tantangan tersendiri bagi kita semua untuk lebih

fokus, dan lebih profesional dalam mengelola aset tersebut.

Sehingga pada gilirannya dengan aset yang tinggi akan lebih

bermanfaat bagi masyarakat desa pakraman maupun pemban-

gunan Kota Denpasar baik dari segi eknomi, sosial dan

budaya.

“LPD ini suatu kekuatan partisipasi dimasyarakat laba desa

sehingga dapat memberikan pengembangan lebih,” ujar Rai

Mantra.

Saat ini LPD diperkuat dengan Undang-Undang LKM

dan Perda yang harus dihadapi dengan profesionalisme, akun-

table, dan transparan. Per-

kembangan LPD antara pe-

ngurus dan pengawas tidak

terlepas dari sinkronisasi yang

baik, sehigga LPD yang ada

saat ini terkait dengan kesehatan LPD sesuai dengan komit-

men pengurus LPD dan badan pengawas yakni Bendesa Adat.

“Kita berdiri dalam suatu payung undang-undang LKM

yang diharapkan dapat mendorong, memberdayakan, dan

memperkuat sistem basis perekonomian rakyat dengan dikem-

bangannya lembaga keuangan mikro dimasyarakat, tapi dalam

hal ini banyak pertimbangan untuk memperkuat mereka,”

tandas Rai Mantra.

Aturan Pemerintah ini kita harus hadapi dengan melaku-

kan pembahasan bersama, sesuai dengan perjalanan LPD yang

telah baik. Saat ini perlu ada pemikiran internalisasi LPD akan

lebih kuat dalam pengelolaannya. Saat ini tantangan LPD san-

gat berat sehingga dapat selalu memberikan arah petunjuk dan

perkembangan sesuai gambaran tantangan kedepan. Rai

Mantra juga mengharapkan para pengurus LPD dapat melihat

sejarah LPD, tantangan kedepan, serta apa yang harus diper-

buat kedepan tanpa membe-

nani hal-hal baru yang berat

untuk LPD berkembang ke

depan.

E K O N O M I W A R G A

34 Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

SALAH SATU LPD YANG

EKSIS DAN MAJU: Potensi

besar ekonomi pedesaan.

LPD MELAYANI NASABAH:

menghimpun dana dari yang

terkecil.

RAPAT KOORDINASI LPD SE-KOTA DENPASAR:

LPD Kekuatan Besar Ekonomi di Pedesaan

FO

TO

: M

AR

IA E

KA

RIS

TI

FO

TO

: M

AR

IA E

KA

RIS

TI

Page 35: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

G A T R A P R A J A

Adalah Jro Bendesa Desa Pakraman Intaran-Sa-

nur yang berjasa besar dalam memajuan masyarakat

yang dipimpinnya dengan menggabungkan nilai-ni-

lai agama, kearifan Budaya Bali, dan manajemen mo-

dern dalam tata kelola kepemimpinannya. Berkat

penggabungan ketiga nilai tersebut, yang salah satu

bentuk nyatanya terwujud adalam revitalisasi pasar

tradisional, kini perekonomian masyarakat Sanur

Kauh mengalami kemajuan yang sangat pesat.

Memeringati HUT Kota Denpasar ke 226,

Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas

Kebudayaan memberi penghargaan

“Parama Budaya” kepada para tokoh seni,

budayawan, maupun insan kreatif telah

berperan dan ambil bagian dalam menggali, mengembangkan,

dan melestarikan seni dan budaya di Kota Denpasar.

Penghargaan ini merupakan wujud apresiasi Pemerintah bagi

warganya yang mendedikasikan waktu, pikiran, tenaga,

bahkan maternya untuk turut mewujudkan Denpasar sebagai

kota kreatif.

Beberapa nama penting seperti Jro Bendesa Desa

Pakraman Intaran Sanur A.A. Kompyang Raka, Penglingsir

Puri Kesiman A.A. Kusuma Wardana, IB Kompyang, cendiki-

awan dan budayawan asal Puri Grenceng Prof. Palgunadi, dan

Grup Musik Pop Bali “XXX” yang terdiri Rah Tut, Rah Man

dan Rah Ming, masuk ke dalam jajaran nama-nama yang

diunggulkan untuk memperoleh penghargaan ini.

35Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

PENGHARGAAN PARAMA BUDAYA DAN KERTI BUDAYA 2014

Apresiasi Jasa dan Prestasi Para Tokoh Seni

A.A. Kompyang Raka

Adalah tokoh dan penglingsir Puri Kesiman.

Hampir separuh usianya ia curahkan bagi upaya

pelestarian budaya dan alam di sekitarnya. Kusuma

Wardana tak pernah ragu untuk tampil di muka

begitu melihat ada upaya penghancuran lingkungan

dan pengikisan budaya terjadi di sekitarnya. Di

samping itu, ia aktif dalam melahirkan kader-kader

seni melalui sanggar dan sekeha kesenian yang di-

pimpinnya.

A.A. Ngurah Kusuma Wardana

Page 36: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

Adalah seorang budayawan dan ilmuwan yang

melalui ide dan gagasan yang telah dituangkannnya ke

dalam buku memberikan refrensi, pedoman, sekaligus

gambaran seputar se-

jarah perkembangan

agama Hindu di Bali.

Dosen luar biasa Uni-

versitas Hindu Indo-

nesia, Denpasar ini

juga banyak mela-

hirkan karya-karya

yang menjadi acuan

dalam memandang

Hindu sebagai aga-

ma tertua di Indo-

nesia.

Merupakan sosok perintis, inspirator dan motiva-

tor bagi perkembangan sektor pari-

wisata di Bali,

bahkan di Indo-

nesia. Berbagai

jabatan strategis

pernah disan-

dangnya di hotel

dan beberapa pe-

rusahaan sebe-

lum mengetuai

Legiun Veteran

Republik Indo-

nesia (LVRI) Ba-

li.

Personilnya terdiri dari tiga bersaudara

I Gusti Ngurah Marianta (Rah Tut), I

Gusti Ngurah Adiartha (RahMink) dan I

Gusti Ngurah Budiartha (Rahtwo) meru-

pakan kelompok musik yang konsisten

menekuni musik pop Bali sehingga musik

jenis ini tampil sebagai tuan rumah di daer-

ah sendiri, bahkan terkenal hingga ke man-

canegara. Kemunculan “Triple X” juga

banyak menginspirasi pemuda Bali yang

dengan bangga endirikan grup musik yang

mengusung lagu Pop Bali.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Drs. I Made

Mudra, M.Si, menyatakan bahwa Penghargaan “Parama

Budaya” diberikan kepada para seniman, budayawan, insan

kreatif baik perorangan maupun secara kelembagaan yang

memenuhi criteria yang telah ditetapkan oleh Maka Tim

Penilai yang terdiri dari I Komang Astita, S.Sn, Prof. Dharma

Putra, Dewa Gde Windu Sancaya, I Gusti Panji Tisna dan Luh

Anggreni.

“Dari puluhan yang diseleksi, akan dipilih lima nominee

penerima penghargaan Parama Budaya. Tiga untuk mewakili

perorangan, dua mewakili kelompok atau kelembagaan,” ucap

Mudra.

Untuk penghargaan “Kerti Budaya”

diberikan kepada para seniman tari, tabuh,

sastra, lukis, dan topeng. Tahun ini, mere-

ka yang mendapat penghargaan tersebut

adalah Wayan Sueca dari Kayu Mas

(tabuh), Wayan Kawi dari Sanur (tari),

Made Sudiana dari lingkungan Banjar

Taensiat (sastra), I Made Sura dari lingkun-

gan Banjar Yang Batu Kauh (topeng), dan

Jro Mangku Parka dari Banjar Bun (lukis).

Menurut Mudra pemberian penghar-

gaan ini merupakan agenda rutin yang

digelar setiap tahun sejak tahun 2011 dalam rangka mem-

peringati HUT Kota Denpasar. Pola penilaian dan seleksi

pemberian penghargaan ini adalah dengan mendatangi tokoh

bersangkutan dan wawancarainya. Setelah itu hasil wawancara

tersebut diperbandingkan dengan data dan informasi lain

untuk mengecek kebenarannya. Proses penilaian berlangsung

selama sebulan. Para unggulan yang terpilih nantinya akan

mendapat penghargaan Parama Budaya dan Kerti Budaya

yang akan diserahkan langsung oleh Walikota Denpasar

bertepatan dengan perayaan HUT Kota Denpasar ke 226.

Tahun ini profil para pemenang akan ditayangkan dalam

tayangan visual dan dipublikasi kan di media umum.

G A T R A P R A J A

36 Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

Group Musik “Triple X”

Prof. DR. I Gusti Putu Palgunadi Ida Bagus Kompyang

Page 37: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

G A T R A P R A J A

Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Denpasar,

memenuhi janjinya untuk lalukan Uji Kir di tem-

pat umum. Hal ini dilakukan untuk menekan aksi

calo yang biasa memanfaatkan jasa tersebut. Uji Kir di tem-

pat umum ini adalah pertama kalinya digelar diluar tempat

umum. Kabid Teknik Sarana & Prasarana Uji, Gde Redika

didampingi Ka. UPT Pengujian kendaraan bermotor Dis-

hub Kota Denpasar, Dewa Sutarja langsung meninjau kela-

pangan.

Model ini untuk menepis anggapan keterlambatan

pelayanan sepanjang persyaratan sudah dipenuhi pasti pro-

ses pelayanan akan cepat. Uji Kir Dishub tersebut dengan

menggunakan mobil Unit Keliling pinjaman dari Balai Pe-

ngujian Kendaraan Bermotor milik Kementrian Per-

hubungan. Dalam Uji Kir ini Sejumlah indikator Kelayakan

dilihat dari beberapa pemeriksaan seperti uji emsi, kelayakan

teknis dan kelaikan jalan dari kendaraan bermotor.

Untuk pengujian kendaraan ditempat umum ini akan

dilakukan sampai bulan maret 2014 dengan mengambil

tempat - tempat yang strategis seperti di terminal, lapangan

dan tempat umum lainya.

37Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

UJI KIR KELILING DALAM RANGKA HUT KOTA DENPASAR KE 226

Dalam rangka mensosialisasikan Peraturan Dirjen

Pajak Nomor: PER- 14/PJ/2013 Tentang Ben-

tuk, Isi, Tata Cara Pengisian dan Penyampaian

Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 21

dan/atau Pasal 26 Serta Bentuk Bukti Pemotongan Pajak

Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26, Kamis (13/2) lalu

bertempat di Aula Kantor Kementerian Agama Kota

Denpasar diadakan pelatihan pengisian E-SPT kepada 20

orang pegawai di lingkungan Kantor Kementerian Aga-

ma Kota Denpasar. Pelatihan yang berlangsung 1 hari

kerja ini dimentori langsung oleh 2 orang tim dari Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) Denpasar Utara, yaitu Putu

Parwata dan Bayu. e-SPT ini merupakan data SPT WP

dalam bentuk elektronik yang dibuat oleh WP dengan

menggunakan aplikasi e-SPT yang disediakan oleh DJP,

dan setiap WP wajib mengisi SPT dengan benar, lengkap,

dan jelas.

Sosialisasi ini dibuka oleh Kepala Sub Bagian Tata

Usaha mewakili Kepala Kantor Kementerian Agama Kota

Denpasar. Dalam sambutannya, Kepala Sub Bagian Tata

Usaha I Made Subawa, SE mengungkapkan bahwa tun-

tutan di era globalisasi ini semakin kompleks, terlebih lagi

demi memudahkan dan mempercepat pertukaran infor-

masi, saat ini segala sesuatu sifatnya menggunakan

‘e’/elektronik, mulai dari e-mail, e-KTP, bahkan kini ada

e-SPT. Ka. Sub Bag TU juga mengharapkan, agar segenap

peserta yang hadir mengikuti sosialisasi ini dengan baik,

karena nantinya sebagai wajib pajak, kita dituntut untuk

bisa mengisi dan melaporkan SPT ini dengan benar,

lengkap, dan jelas.

SOSIALISASI E-SPT

FO

TO

: H

UM

AS

KO

TA

DE

NP

AS

AR

Page 38: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

Berbagai potensi Pasar Tradisional terus digalai melalui

perhelatan Festival Pasar Tradisional yang dilaksankan

Pemerintah Kota Denpasar melalui Badan Pember-

dayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPM PemDes)

Kota Denpasar. Tidak saja merevitalisasi pasar desa dengan

merubah fisik pasar secara menyeluruh, baik itu kebersihan,

keamanan, kenyaman, dan pengelolaan pasar itu sendiri, na-

mun juga lewat program berkelanjutan revitalisasi pasar den-

gan melakukan perubahan maindset dan membangkitkan

potensi pasar desa seperti kuliner, dan pengolahan sampah or-

ganik menjadi kompos. Seperti yang dilaksanakan Pasar

Agung Peninjoan, Desa Peguyangan Kangin, Kecamatan

Denpasar Utara dengan menyacah sampah yang dibubuhi

dengan Mikro Organisme Lokal (MOL) telah mampu meng-

hasilkan kompos dan dimanfaatkan oleh warga sekitar. Pe-

ngolahan sampah organik menjadi kompos ini ditunjukan pe-

ngelola pasar Agung pada, Kamis (20/2) serangkaian kegiatan

Sepekan Festival Pasar Tradisional yang dihadiri Walikota I.B

Rai Dharmawijaya Mantra, Wakil Walikota I GN Jaya

Negara, dan SKPD terkait Pemkot Denpasar.

Kepala Pasar Agung, Nyoman Suwarta mengatakan pem-

buatan pupuk kompos ini sudah dilakukan tahun lalu dengan

bantuan mesin pencacah sampah, serta pihaknya juga mem-

buat pupuk cair (MOL) dengan bahan yang mudah didapat

dilingkungan pasar, seperti air kelapa, gula aren, dan ikan

tenggiri. “dari hasil pembuatan pupuk kompos dan pupuk

cari ini kami berikan gratis kepada para petani setempat, jika

sudah berjalan dengan baik, mungkin kedepannya akan kami

jual dengan harga yang relatif terjangkau oleh para petani,”

ujar Nyoman Suwarta. Saat ini hasil dari pupuk kompos

dipergunakan untuk menyuburkan tanaman yang ada di sek-

itar lingkungan pasar. Suwarta juga mengaku setiap minggun-

ya mampu menghasilkan 100 Kg pupuk kompos. “semoga

hal ini dapat memberikan manfaat bagi lingkungan, serta

pengurangan jumlah sampah untuk dibuang ke TPA,” ujar

Suwarta.

Sementara Kepala BPM PemDes Kota Denpasar, Made

Mertajaya mengatakan Event Festival Pasar Tradisional diha-

rapkan menjadi pemicu sekaligus motivator munculnya pa-

sar-pasar berkategori bersih, rapi, aman, dan nyaman bukan

saja dari pasar namun juga diharapkan munculnya semangat

para pedagang di dalam pasar. “Serbuan masuknya pasar

modern tidak bisa kita bendung, apalagi jika yang masuk

adalah perusahaan ritel asing raksasa. Mereka datang bukan

hanya dengan modal, tetapi dengan pengelolaan yang sangat

modern. Jika pasar tradisional tidak berubah, maka bukan

mustahil pasartradisional hanya akan menjadi kenangan kare-

na tidak menarik lagi bagi pengunjung,” katanya. Festival

Pasar dilaksanakan selama empat bulan penuh nantinya be-

nar-benar dapat dipakai sebagai ajang “kebangkitan pasar tra-

disional” sekaligus pembuktian kepada masyarakat luas, bah-

wa pasar tradisional bisa

maju dan bisa disejajarkan

dengan pasar-pasar modern

karena kualitas dan seman-

gat tradisionalnya.

G A T R A P R A J A

38 Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

SEPEKAN FESTIVAL PASAR TRADISIONAL

WALIKOTA MENGHADIRI PE-

KAN PASAR TRADISIONAL:

Menggairahkan ekonomi dan

partisipasi rakyat

FO

TO

: H

UM

AS

KO

TA

DE

NP

AS

AR

Page 39: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.

Pusat Tumbuh Kembang Anak Berkebutuhan Khusus

(PTKABK) Pemerintah Kota Denpasar yang telah

rampung dipugar, dengan berbagai sarana terapi. Serta

pada Jumat (14/2) lalu yang bertepatan dengan Purnama Sa-

sih Kawulu dilakukan upacara Pemelaspasan Alit. Sekolah

PTKABK ini satu-satunya yang ada di Bali digagas Walikota

I.B Rai Dharmawijaya Mantra bersama Wakil Walikota I GN

Jaya Negara pada tahun 2010 lalu. Sekolah PTKABK akan

diresmikan oleh Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya

Mantra Kamis, (20/2) ini. Serta bersiap untuk menyambut

kedatangan UNESCO serangkaian pertemuan tingkat tinggi

Walikota/Bupati Se- Indonesia. Sebelum diresmikan sekolah

tersebut Rai Mantra yang didampingi Ny. Selly Dharma-

wijaya Mantra meninjau persiapan sekolah, Rabu (19/2).

Kepala Sekolah PTKABK I Nyoman Handika men-

gatakan, pemugaran Sekolah PTKABK ini telah rampung

dilaksanakan dengan fasilitas yang sangat bagus dan lengkap.

Sarana dan prasarana sangat mendukung siswa berkebutuhan

khusus dalam mengenyam pendidikan, maupun tindakan ter-

apis. Sekolah PTKABK ini juga untuk mendukung mewu-

judkan Kota Denpasar layak anak dengan memberikan

kesempatan yang sama pada anak-anak berkebutuhan khusus.

Meskipun anak-anak cacat, mereka berhak mendapat

pendidikan yang sama seperti anak-anak normal. Tidak hanya

itu,pihaknya dibantu K3S Kota Denpasar bersama Dinas

Sosial Tenaga Kerja Kota Denpasar. Serta dibantu oleh para

donatur, BUMN, dan LSM untuk memberikan pendidikan,

pelatihan, serta meningkatkan mental spiritual penyandang

disabilitas dengan melaksanakan tirtayatra.

Dalam menyambut kedatangan UNESCO menurutnya

pihaknya juga akan menggelar pementasan terapi, dengan

melibatkan anak-anak Penyandang Disabilitas di Kota Den-

pasar. Seperti anak-anak tuna netra, tuna rungu, tuna daksa,

dan tuna grahita bakal terlibat dalam pementasan Drama

Musikal yang rutin dilaksankan ini.

“Mereka bakal menunjukan kreatifitasnya diatas pang-

gung dengan kemampuannya, menyanyi, menari, dan berak-

ting seperti layaknya orang normal,” katanya.

Menurutnya, Sekolah PTKABK ini sebagai pusat pela-

yanan, pendampingan, terapi bagi anak-anak autis yang dirin-

tis sejak tahun 2010 lalu. Sekolah PTKABK ini juga telah di-

jadikan model percontohan oleh pemerintah pusat sebagai

tempat yang memberikan pendidikan, terapis bagi anak-anak

autis yang ada di Bali. Sekolah PTKABK ini telah memiliki

siswa 80 orang anak dari berbagai jenis gangguan autis dengan

memberikan pelayanan terapi perilaku, terapi okupasi,

fisioterapi dan terapi wicara. Bahkan Sekolah PTKABK ini

juga telah dilengkapi dengan fasilitas ruang sensori integrasi,

ruang bermain, ruang Snow Talent, ruang terapi bermain,

ruang poliklinik, dan ruangan asesmen, dengan 19 tenaga ter-

api dan pengajar.

Handika menambahkan, dalam menyambut HUT ke-

226 Kota Denpasar, Sekolah PTKABK bekerjasama dengan

Pemerintah Kota Denpasar akan menggelar seminar keluarga

untuk para orang tua. Dengan mengambil tema “Bagaimana

Memahami dan Mendukung Anak Anda yang Berkebutuhan

Khusus”. Seminar ini dilaksanakan pada Sabtu (22/2) men-

datang di Gedung Sewaka Dharma Lumintang. Serta men-

datangkan Pembicara dari Jepang, yakni Chisako Higashitani.

“Sehingga dengan seminar ini anak Autis yang belum

mendapat akses pelayanan akan dapat pelayanan dengan

baik,” ungkapnya.

39Sewaka Dharma Edisi # 01 - 2014

WALIKOTA RAI MANTRA RESMIKAN SEKOLAH PTKABK

WALIKOTA TINJAU SEKOLAH PENYANDANG DISABILITAS

Page 40: D A R I R E D A K S I D - denpasarkota.go.id Sewaka Dharma Edisi 1... · dalam hubungan antara pemerintah dan warganya. Yang per-tama berintikan pelayanan, yang kedua berintikan partisipasi.