Top Banner
Presentan: Devi Naviandari 12100112019 Ike Ernawati 12100112010 Preseptor Gemah Nuripah, dr., Sp.KJ., M.Kes
88

CSS Anxietas DI

Sep 29, 2015

Download

Documents

indradestia

dsdf
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • Presentan:Devi Naviandari 12100112019Ike Ernawati 12100112010

    PreseptorGemah Nuripah, dr., Sp.KJ., M.Kes

  • Kecemasan adalah suatu penyerta yang normal dari pertumbuhan, dari perubahan, dari pengalaman sesuatu yang baru dan belum dicoba, dan dari penemuan identitasnya sendiri dan arti hidup. Kecemasan patologis adalah respon yang tidak sesuai terhadap stimulus yang diberikan berdasarkan pada intensitas atau durasinya.

  • Sensasi kecemasan sering dialami oleh hampir semua manusia. Perasaan tersebut ditandai oleh rasa ketakutan yang difus, tidak menyenangkan, dan samar-samar, seringkali disertai oleh gejala :DiarePusing, melayang Hiperhidrosis Hiperrefleksia Hipertensi

  • Palpitasi Midriasis pupilGelisah (misalnya, mondar-mandir) SinkopTakikardiaRasa gatal di auggota gerakTremorGangguan Lambung Frekuensi urin, hesitansi, urgensi

  • Rasa takut adalah respon dari suatu ancaman yang asalnya diketahui, eksternal, jelas, atau bukan bersifat konflik; Kecemasan adalah respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal, samar-samar, atau konfliktual.

  • Teori Psikologis PsikoanalitikPerilakuEksistansial

  • Freud menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu sinyal kepada ego bahwa suatu dorongan yang tidak dapat diterima menekan untuk mendapatkan perwakilan dan pelepasan sadar Sebagai suatu sinyal, kecemasan menyadarkan ego untuk mengambil tindakan defensif terhadap tekanan dari dalam

  • Teori perilaku menvatakan bahwa kecemasan adalah suatu respon yang dibiasakan terhadap stimuli lingkungan spesifik.

  • Konsep inti dari teori eksistansional adalah bahwa seseorang menjadi menyadari adanya kehampaan yang menonjol didalam dirinya, perasaan yang mungkin lebih mengganggu daripada penerimaan kematian mereka yang tidak dapat dihindari. Kecemasan adalah respon seseorang terhadap kehampaan eksistansi dan arti yang berat tersebut.

  • Teori Biologis

    Sistem saraf otonomNeurotransmiter

  • Stimulasi sistem saraf otonom menyebabkan gejala tertentu kardiovaskular (sebagai contohnya, takikardia), muskular (sebagai contohnya, nyeri kepala)diperkirakan bahwa kecemasan sistem saraf pusat mendahului manifestasi perifer dari kecemasan

  • NorepinefrinSerotoninGamma-aminobutyric acid (GABA)

  • Penelitian pada manusia menunjukkan bahwa, pada pasien dengan gangguan panik, agonis adrenergik-beta sebagai contohnya, isoproterenol dan antagonis adrenergik-alfa2 sebagai contohnya,dapat mencetuskan serangan panik parah dan sering.

    Sebaliknya, clonidine, suatu agonis adrenergikalfa2, menurunkan gejala kecemasan pada beberapa situasi percobaan dan terapetik.

  • pengamatan bahwa antidepresan serotonergik memiliki efek terapetik pada beberapa gangguan kecemasan

    Beberapa laporan menyatakan bahwa m-chlorophenylpiperazine (mCPP), suatu obat dengan efek serotonergik dan nonserotonergik yang multipel, dan fenfluramine (Pondimin), yang menyebabkan pelepasan serotonin, memang menyebabkan peningkatan kecemasan

  • Peneliti menghipotesiskan bahwa beberapa pasien dengan gangguan kecemasan memiliki fungsi reseptor GABA yang abnormal, walaupun hubungan tersebut belum terbukti secara langsung.

  • Takut menunjukkan ancaman yang sudah pasti atau bisa kita perkirakan hasilnya (bersifat nyata). Sedangkan cemas menunjukkan ancaman yang tidak pasti, entah kita bisa mengatasinya atau tidak. Stimulus ini kebanyakan disadari, namun ada juga yang tidak disadariKetika teraktivasi, amigdala akan merangsang daerah di midbrain dan batang otak, menyebabkan hiperaktivitas otonom sehingga menimbulkan gejala-gejala fisik dari kecemasan.

  • CRF (Corticotropin Releasing Factor) merupakan neurotransmitter dalam SSP (Sistem Saraf Pusat) yang bekerja sebagai mediator kunci dari respon stres otonom, behavioral, immune, dan endokrinCRF corticotropin hormon stress (glukokortikoid dan epinefrin) dari korteks adrenal.

  • Glukokortikoid feedback negative di hypothalamus pelepasan CRF Glukokortikoid juga mengaktifkan locus caeruleus proyeksi balik ke amigdala pelepasan CRF sekresi glukokortikoid dan terjadilah lingkaran setan dari umpan balik antara respon fikiran dan tubuh.

  • Paparan jangka panjang SSP terhadap glukokortikoid menyebabkan penurunan NE di locus caeruleusNE terlibat dalam perhatian, kewaspadaan, motivasi, dan aktifitas sehingga pada akhirnya mulailah terjadi depresi.Serotonin juga terlibat dalam pathogenesis kecemasanGama amini butyric acid (GABA) merupakan neurotransmitter inhibisi utama di SSP. Jumlah GABA menurun pada korteks pasien dengan serangan panic bila dibandingkan dengan pasien pada kelompok kontrol. Selain itu, GABA juga menghambat pelepasan CRF.

  • Gangguan panik dengan/tanpa agorafobiaAgorafobia tanpa riwayat gangguan panikGangguan kecemasan menyeluruhFobia spesifikFobia sosialGangguan obsesif kompulsif

  • Gangguan stres pascatrauma dan stres akutGangguan kecemasan karena kondisi medis umumGangguan kecemasan karena zatGangguan campuran kecemasan-depresifGangguan kecemasan yang tidak ditentukan

  • Gangguan panik ditandai dengan terjadinya serangan panik yang spontan dan tidak diperkirakan. Serangan panik adalah periode kecemasan atau ketakutan yang kuat dan relatif singkat (biasanya kurang dari satu tahun), yang disertai oleh gejala somatik tertentu seperti palpitasi dan takipneaGangguan panik seringkali disertai dengan agorafobia, yaitu ketakutan berada sendirian di tempat-tempat publik (contohnya, supermarket)

  • Penelitian epidemiologis telah melaporkan prevalensi seumur hidup untuk gangguan panik adalah 1,5 - 3 %, serangan panik 3 - 4 %, dan agorafobia 0,6 - 6 %Wanita : laki-laki = 2-3 : 1Paling sering berkembang pada dewasa muda 25 tahun.

  • Faktor BiologisFaktor GenetikaFaktor Psikososial

  • Sistem neurotransmiter utama yang terlibat adalah norepinefrin, serotonin, dan gamma-amino-butyric acid (GABA) di batang otak, sistem limbik, korteks prefrontalis Zat penyebab panik respirasi menyebabkan stimulasi respirasi dan pergeseran keseimbangan asain basa yaitu karbon dioksida, Natrium laktat, dan bikarbonatPencitraan otakMRI patologi di lobus temporalis, khususnya hipokampusPET disregulasi aliran darah serebral (vasokonstriksi serebral)

  • peningkatan resiko gangguan panik sebesar empat sampai delapan Kali lipat pada sanak saudara derajat pertama pasien dengan gangguan panik dibandingkan dengan sanak saudara derajat pertama dari pasien dengan gangguan psikiatrik lainnya. kembar monozigotik adalah lebih berkemungkinan sesuai untuk gangguan panik dibandingkan dengan kembar dizigotik.

  • Teori kognitif perilaku Teori perilaku menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu respon yang dipelajari baik dari perilaku modeling orang tua atau melalui proses pembiasaan klasik Teori psikoanalitik Teori psikoanalitik memandang serangan panik sebagai akibat dari pertahanan yang tidak berhasil dalam melawan impuls yang menyebabkan kecemasan

  • Suatu periode tertentu adanya rasa takut atau tidak nyaman, di mana empat (atau lebih) gejala berikut ini terjadi secara tiba- tiba dan mencapai puncaknya dalam 10 menit:palpitasi, jantung berdebar kuat, atau kecepatan jantung bertambah cepatBerkeringatgemetar atau bergoncangrasa nafas sesak atau tertahan Kriteria Diagnostik Untuk Serangan Panik

  • perasaan tercekiknyeri dada atau perasaan tidak nyaman mual atau gangguan perutperasaan pusing, bergoyang, melayang, atau pingsanderealisasi (perasaan tidak realitas) atau depersonalisasi (bukan merasa diri sendiri)ketakutan kehilangan kendali atau menjadi gilarasa takut matiparestesia (mati rasa atau sensasi geli) menggigil atau perasaan panas

  • Kriteria Diagnostik untuk Agorafobia

    Kecemasan berada di dalam suatu tempat atau situasi dari mana kemungkinan sulit meloloskan diri (atau merasa malu) atau di mana mungkin tidak terdapat pertolongan jika mendapatkan serangan panik atau gejala mirip panik yang tidak diharapkan atau disebabkan oleh situasi. Rasa takut agorafobik biasanya mengenai kumpulan situasi karakteristik seperti di luar rumah sendirian; berada di tempat ramai atau berdiri di sehuah barisan; berada di atas jembatan; atau bepergian dengan bis, kereta, atau mobil.

  • Situasi dihindari (misalnya, jarang bepergian) atau jika dilakukan dilakukan dengan penderitaan yang jelas, atau dengan kecemasan akan mendapatkan serangan panik atu gejala mirip panik, atau perlu didampingi teman.

  • Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Panik Tanpa Agorafobia

    A. Baik (1) dan (2) 1. serangan panik rekuren yang tidak diharapkan 2. sekurangnya satu serangan telah diikuti oleh sekurangnya 1 bulan (atau lebih) berikut ini:kekawatiran yang menetap akan mengalamii serangan tambahanketakutan tentang arti serangan atau akibatnya (misalnya, kehilangan kendali, menderita serangan jantung, "menjadi gila")perubahan perilaku bermakna berhubungan dengan seranganB. Tidak terdapat agorafobia

  • C. Serangan panik bukan karena efek fisiologis langsung dari zat (misalnya, obat yang disalahgunakan, medikasi) atau suatu kondisi medis umum (misalnya, hipertiroidisme).D. Serangan panik tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain, seperti fobia sosial (misalnya, terjadi saat mengalami situasi sosial yang ditakuti), fobia spesifik (misalnya, mengalami situasi fobik tertentu), gangguan obsesi kompulsif (misalnya, terpapar kotoran pada seseorang dengan obsesi tentang kontaminasi), gangguan stres pascatraumatik (misalnya, sebagai respon terhadap stimuli yang berhubungan dengan stresor parah, atau gangguan cemas perpisahan (misalnya, sebagai respon jauh dari rumah atau sanak saudara dekat).

  • A. Baik (1) dan (2) 1. serangan panik rekuren yang tidak diharapkan 2. sekurangnya satu serangan telah diikuti oleh sekurangnya 1 bulan (atau lebih) berikut ini:kekawatiran yang menetap akan mengalamii serangan tambahanketakutan tentang arti serangan atau akibatnya (misalnya, kehilangan kendali, menderita serangan jantung, "menjadi gila")perubahan perilaku bermakna berhubungan dengan seranganB. terdapat agorafobia

  • C. Serangan panik bukan karena efek fisiologis langsung dari zat (misalnya, obat yang disalahgunakan, medikasi) atau suatu kondisi medis umum (misalnya, hipertiroidisme).D. Serangan panik tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain, seperti fobia sosial (misalnya, terjadi saat mengalami situasi sosial yang ditakuti), fobia spesifik (misalnya, mengalami situasi fobik tertentu), gangguan obsesi kompulsif (misalnya, terpapar kotoran pada seseorang dengan obsesi tentang kontaminasi), gangguan stres pascatraumatik (misalnya, sebagai respon terhadap stimuli yang berhubungan dengan stresor parah, atau gangguan cemas perpisahan (misalnya, sebagai respon jauh dari rumah atau sanak saudara dekat).

  • A. Adanya agorafobia berhubungan dengan rasa takut mengalami gejala mirip panik (misalnya, pusing atau diare).B. Tidak pernah memenuhi kriteria untuk gangguan panik.C. Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dad suatu zat (misalnya, obat yan.g disalahgunakan, medikasi) atau suatu kondisi medis umum.D. Jika ditemukan suatu kondisi medis umum yang berhubungan, rasa takut yang gijelaskan dalam kriteria A jelas melebihi dari apa yang biasanya berhubungan dengan kondisi.

  • Gangguan PanikAgorafobiaGejala Penyerta

  • Serangan sering dimulai dengan periode gejala yang meningkat dengan cepat selama 10 menit.Gejala mental utama adalah ketakutan yang kuat dan quatu perasaan ancaman kematian clan kiamat. Pasien biasanya tidak mampu untuk menyebutkan sumber ketakutannya. Pasien mungkin merasa kebingungan dan mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian. Tanda fisik adalah takikardia, pulpitasi, sesak nafas, clan berkeringat. Pasien seringkali mencoba untuk meninggalkan situasi di mana la berada untuk mencari bantuan. Serangan biasanya berlangsung selama 20 - 30 menit dan jarang lebih lama dari satu jam

  • menghindari situasi di mana akan sulit untuk mendapatkan bantuan. lebih suka disertai oleh seorang teman atau anggota keluarga di tempat-tempat tertentu seperti jalanan yang sibuk, toko yang padat, ruang yang tertutup,dan kendaraan tertutup (kereta, bus, dan pesawat udara).Pasien mungkin memaksa bahwa mereka harus ditemani tiap kali mereka keluar rumah. Pasien yang menderita secara parah mungkin semata-mata menolak keluar dari rumah

  • Gejala depresif seringkali ditemukan pada serangan panik dan agorafobia, dan pada beberapa pasien suatu gangguan depresif ditemukan bersama-sama dengan gangguan panik. risiko bunuh diri selama hidup pada orang dengan gangguan panik adalah lebih tinggi dibandingkan pada orang tanpa gangguan mental.Di samping agorafobia, fobia lain dan gangguan obsesif-kompulsif dapat terjadi bersamasama dengan gangguan panik.

  • Gangguan Panik1.Gangguan medis2.Gangguan mental3.Fobia spesifik dan fobia spesialAgora fobia tanpa gangguan panik

  • 1.Gangguan medisPenyakit kardiovaskular (Anemia, Angina, Gagal jantung kongestif)Penyakit neurologist (Penyakit serebrovaskular, Epilepsi)Penyakit endokrin (Penyakit Addison, Sindroma karsinoid, Sindroma Cushing)Kondisi lain (Anafilaksis, Defisiensi B12 Gangguan elektrolit)

  • 2.Gangguan mental Pura-pura, gangguan buatan, hipokondriasis, gangguan depersonalisasi, fobia sosial dan spesifik, gangguan stres pascatraumatik, gangguan depresif, dan skizofrenia.

  • 3.Fobia spesifik dan fobia spesial Menggunakan pertimbangan klinisnya

  • Semua gangguan medis yang bisa menyebabkan kecemasan atau depresiGangguan depresif berat, SR, gangguan kepribadian paranoid

  • Gangguan panik Onset biasanya selama masa remaja akhir atau dewasa awalBiasanya kronis30-40 % bebas dari gejala50% gejala ringan10-20% memiliki gejala bermaknaPrognosa baik pasien dengan fungsi premorbid yang baik dan lama gejala yang singkat

  • Agorafobia

    karena sebagian besar agorafobia disebabkan oleh gangguan panik gangguan panik diobati agorafobia sembuh

  • Farmako terapiTerapi Kognitif dan Perilakua. Terapi kognitifb. Latihan pernafasanc. Pemaparan in vivo. Terapi Psikososial Laina.Terapi keluargab.Psikoterapi berorientasi-tilikanKombinasi Psikoterapi dan farmakoterapi

  • Meliputi : Kecemasan berlebih mengenai keadaan kehidupan sehari-hariKejadian-kejadian maupun konflik sehari-hari

    Kecemasan bersifat sulit dikontrol, secara subjektif menyusahkan, dan menyebabkan gangguan penting kehidupan seseorang

  • A.Kecemasan atau kekawatiran yang berlebihan, lebih banyak terjadi selama sekurangnya 6 bulan, tentang sejumlah kejadian atau aktivitasB.Orang merasa sulit mengendalikan ketakutanC.Kecemasan da kekawatiran adalah disertai oleh tiga (atau lebih) dari enam gejala berikut :kegelisahan atau perasaan bersemangat atau gelisahmerasa mudah lelahsulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosongIritabilitasketegangan ototgangguan tidur

  • Fokus kecemasan da kekawatiran adalah tidak terbatas pada gangguan Aksis lKecemasan, kekawatiran, atau gejala fisik menyebabkan penderitaan yang bermakna Gangguan tidak dikarenakan efek fisiologis langsung atau karena pengaruh zat ataupun kondisi medis umum dan tidak semata-mata selama gangguan mood, gangguan psikotik, atau gangguan perkembangan pervasif

  • Fobia ketakutan tidak rasional yang menyebabkan penghindaran yang disadari terhadap objek, aktifitas, dan situasi yang ditakutiF. Spesifik ketakutan irrasional terhadap objek tertentu ( kuda, ketingggian, jarum dsb)F. Sosial ketakutan irrasional dari situasi umum ( bicara di depan umum, makan di depan umum, dst).

  • EpidemiologiFobia spesifik (25 %) lebih banyak daripada fobia sosial 13 %)Tersering pada wanita

    EtiologiFobia spesifik : faktor genetikaFobia sosial : faktor neurokimiawi dan faktor genetika

  • Rasa takut yang jelas dan menetap, berlebihan atau tidak beralasan, ditunjukkan adanya atau antisipasi suatu objek atau situasi tertentuPemaparan dengan stimulus fobik hampir selalu mencetuskan respon kecemasan segera, dapat berupa serangan panikOrang menyadari bahwa rasa takut adalah berlebihan atau tidak beralasanSituasi fobik dihindari, atau jika tidak dapat dihindari dihadapi dengan kecemasan atau penderitaan yang kuat

  • Penghindaran, antisipasi kecemasan, atau penderitaan dalam situasi yang ditakuti secara bermakna mengganggu rutinitas normal, fungsi pekerjaan, akademik, atau aktivitas sosial atau hubungan dengan orang lain, atau terdapat penderitaan yang jelas

    Pada individu yang berusia di bawah 18 tahun, durasi sekurangnya adalah 6 bulan

    Kecemasan, serangan panik, atau penghindaran fobik berhubungan dengan objek atau situasi spesifik adalah tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain

  • Rasa takut yang jelas dan menetap terhadap satu atau lebih situasi sosial atau kinerja (orang bertemu dengan orang yang tidak dikenal atau dengan kemungkinan diperiksa oleh orang lain)

    Pemaparan dengan situasi sosial yang ditakuti hampir selalu mencetuskan kecemasan, dapat berupa serangan panik

    Orang menyadari bahwa rasa takut adalah berlebihan atau tidak beralasan

  • Situasi sosia atau kinerja yang ditakuti adalah dihindari,atau jika tidak dapat dihindari dihadapi dengan kecemasan atau penderitaan yang kuat

    Penghindaran, antisipasi fobik, atau penderitaan dalam situasi sosial atau kinerja mengganggu rutinitas normal, fungsi pekerjaan, akademik, atau aktivitas sosial dan hubungan dengan orang lain

    Pada individu di bawah usia 18tahun, durasi sekurangnya adalah 6 bulan

  • Rasa takut atau penghindaran bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat atau kondisi medis umum, dan tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain

    Jika terdapat suatu kondisi medis umum atau gangguan mental lain, rasa takut daam kriteria A adalah tidak berhubungan dengannya

  • Meliputi hal yang sangat mengganggu yang muncul kembali, baik berupa ide, gambar, makan, impuls, pikiran (obsesi) atau pola yang berulang dari perilaku ataupun tindakanMerupakan perasaan yang asing dan menghasilkan kecemasan jika dilawanPrevalensi 2-3 % dari populasi, laki-laki samadengan wanitaOnset rata-rata usia 22 tahun.

  • Salah satu obsesi atau kompulsi: Obsesi seperti yang didefinisikan oleh 1, 2, 3, dan 4: (1) pikiran, impuls, atau bayangan yang rekuren da persisten(2) pikiran, impuls, atau bayangan, tidak semata-mata kekhawatiran berlebihan tentang masalah kehidupan yang nyata(3) orang berusaha mengabaikan atau menekan pikiran, impuls, atau bayangan tersebut untuk menetralkannya dengan pikiran atau tindakan lain(4) orang menyadari bahwa pikiran, impuls, atau bayangan obsesional tsb keluar dari pikirannya sendiri

  • Kompulsi seperti yang didefinisikan oleh 1 dan 2 : (1) perilaku atau tindakan mental yang berulang, dirasakannya mendorong untuk melakukannya sebagai respon terhadap suatu obsesi atau menurut aturan yang harus dipatuhi secara kaku

    (2) perilaku atau tindakan mental ditujukan untuk mencegah atau menurunkan penderitaan atau mencegah suatu kejadian atau situasi yang menakutkan

  • Pada suatu waktu, orang telah menyadari bahwa obsesi atau kompulsi adalah berlebihan atau tidak beralasanObsesi atau kompulsi menyebabkan penderitaan yang jelas, menghabiskan waktu atau secara bermakna mengganggu rutinitas normal, fungsi pekerjaan, akademik, atau aktivitas atau hubungan sosialJika terdapat gangguan Aksis lainnya, isi obsesi atau kompulsi tidak terbatas padanya Tidak disebabkan oleh efek langsung suatu zat atau kondisi medis umum

  • Kecemasan dihasilkan dari kejadian diluar kebiasaan yang stressful yang terkenang dalam mimpi dan membangkitkan pikiran (flashback)

    Gejala dari pengalaman yang berulang, penghindaran, dan bangkitan berlebih berlangsung sedikitnya selama 1 bulan

    Jika gejala berlangsung kurang dari 1 bulan, diagnosis yang paling tepat adalah gangguan stres akut

  • Orang telah terpapar dengan suatu kejadian traumatik di mana kedua dari berikut ini terdapat :

    1. Orang mengalami, menyaksikan, atau dihadapkan dengan kejadian yang berupa ancaman kematian atau kematian sesungguhnya atau cedera serius atau ancaman pada integritas fisik diri sendiri atau orang lain

    2. Respon orang tersebut berupa rasa takut yang kuat, rasa tidak berdaya, atau horor

  • Kejadian traumatik secara menetap dialami kembali dalam satu (atau lebih) cara berikut:1. Rekoleksi yang rekuren, mengganggu tentang kejadian termasuk bayangan, pikiran, persepsi2. Mimpi menakutkan, berulang tentang kejadian3. Berkelakuan atau merasa seakan-akan kejadian traumatik terjadi kembali 4. Penderitaan psikologis kuat saat terpapar dengan tanda internal atau eksternal yang menyerupai aspek kejadian traumatik5. Reaktivitas psikologis saat terpapar tanda internal eksternal yang menyerupai aspek kejadian traumatik

  • Penghindaran stimulus yang persisten, berhubungan dengan trauma dan kaku karena responsivitas umum seperti ditunjukkan oleh tiga (atau lebih) berikut ini:1) usaha untuk menghindari pikiran, perasaan, atau percakapan yang berhubungan dengan trauma2) usaha untuk menghindari aktivitas, tempat, atau orang yang menyadarkan rekoleksi dengan trauma3) tidak mampu untuk mengingat aspek penting dari trauma4) hilangnya minat atau peran serta yang jelas dalam aktivitas yang bermakna5) perasaan terlepas atau asing dari orang lain

  • 6) rentang afek yang terbatas (misalnya, tidak mampu untuk memiliki perasaan cinta) 7) perasaan bahwa masa depan menjadi pendekD. Gejala menetap adanya peningkatan kesadaran seperti yang ditunjukkan oleh dua (atau lebih) berikut :1) kesulitan untuk tertidur atau tetap tertidur2) iritabilitas atau ledakan kemarahan3) sulit berkonsentrasi4) kewaspadaan berlebihan5) respon kejut yang berlebihan

  • Lama gangguan (gejala dalam kriteria B, C, dan D) adalah lebih dari satu bulan

    Gangguan menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain

  • Orang telah terpapar dengan suatu kejadian traumatik di mana kedua dari berikut ini ditemukan:1) orang mengalami, menyaksikan, atau dihadapkan dengan suatu kejadian atau kejadian-kejadian yang berupa ancaman kematian atau kematian yang sesungguhnya atau cedera yang serius, atau ancaman kepada integritas fisik diri sendiri atau orang lain

    2) respon orang tersebut berupa rasa takut yang kuat, rasa tidak berdaya atau horor

  • Salah satu selama mengalami atau setelah mengalami kejadian yang menakutkan, individu memiliki tiga (atau lebin) gejala disosiatif berikut:1) perasaan subjektif kaku, terlepas atau tidak ada responsivitas emosi2) penurunan kesadaran terhadap sekelilingnya 3) derealisasi4) depersonalisasi5) amnesia disosiatif (ketidakmampuan untuk mengingat aspek penting dari trauma)

  • Kejadian traumatik secara menetap dialami kembali sekurangnya satu cara berikut: bayangan, pikiran, mimpi, ilusi, episode kilas balik yang rekuren atau perasaan hidupnya kembali, pengalaman, atau penderitaan saat terpapar dengan pengingat kejadian traumatikPenghindaran jelas terhadap stimuli yang menyadarkan rekoleksi traumaGejala kecemasan yang nyata atau peningkatan kesadaran (sulit tidur, iritabilitas, konsentrasi buruk, kewaspadaan berlebihan, respon kejut berlebihan, dan kegelisahan motorik)

  • Gangguan berlangsung min 2 hari, mak 4 minggu dan terjadi dalam 4 minggu setelah kejadian traumatik

    Tidak karena efek fisiologis langsung dari zat atau kondisi medis umum, tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan psikotik singkat, dan tidak semata-mata eksaserbasi gangguan Aksis l atau II sebelumnya

    Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari zat atau kondisi medis umum, dan tidak terjadi semata-mata selama suatu gangguan mood, gangguan psikotik, atau gangguan perkembangan pervasif

  • TCAMAOISSRIBenzodiazepin

  • Benzodiazepinesmengurangi jumlah dan intensitas seranganAman digunakan untuk jangka panjang monitoring obat harus ketatPenghentian obat pada penggunaan jangka panjang withdrawal syndrome namun hal ini mudah diatasi. Obat-obat : Alprazolam (Xanax), Clonazepam (Klonopin), Diazepam (Valium), dan Lorazepam (Ativan)Alprazolam efektif untuk gangguan panik dan kecemasan yang berhubungan dengan depresi. Alprazolam dapat menimbulkan withdrawal syndrome setelah penggunaan 6-8 minggu.

  • Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs)SSRI lebih aman daripada golongan tricyclics karena efek antikolinergik dan lethalnya lebih rendah Efek samping tersering adalah mual, sakit kepala, dan disfungsi seksual. Citalopram (Celexa), Escitalopram (Lexapro), Paroxetine (Paxil), Sertraline (Zoloft), dan Venlafaxine (Effexor).

  • TricyclicsMenurunkan intensitas kecemasan terutama pada keadaan obsesif kompulsifEfek sampingnya yang berupa antikolinergik, kardiotoksik dan lethal (10x dosis normal) obat golongan ini tidak digunakan sebagai lini-pertamaObat golongan ini meliputi : Imipramine (Tofranil), Nortryptalina (Aventyl, Pamelor), dan Clomipramine (Anafranil).

  • Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOIs)Efektif untuk gangguan panik dan kecemasan namun tidak digunakan sebagai lini-pertama karena efek sampingnya yang berupa krisis hipertensi sekunder karena memakan makanan yang mengandung tyraminePenggunaan obat-obatan simpatomimetik dan opioid {terutama meperidine (demerol)} harus dihindari karena interaksinya dengan MAOIs dapat menyebabkan kematianObat golongan ini meliputi Phenelzine (Nardil), dan Tranylcypromine (Parnate).

  • Obat lainAdrenergic receptor antagonists (Beta-blocker)Obat golongan ini meliputi Propanolol (Inderal), dan Atenolol (Tenormin)Menekan tanda-tanda somatis dari kecemasan khususnya serangan panikEfektif untuk mengatasi fobia sosial (bicara didepan umum) jika diminum dosis tunggal 1 jam sebelumnyaEfek samping : bradikardi, hipotensi, dan mengantuk. Memiliki efek antidepresan mengobati keadaan campuran dengan indikasi utama untuk mengobati depresi.

  • Obat lainBuspirone (Buspar)Obat ini memiliki efek serotonergik ringan dan sangat efektif pada gangguan cemas menyeluruh dibandingkan pada keadaan akutOnset lambat dan menimbulkan efek samping pusing, sakit kepala pada beberapa pasien.

  • Obat lainAnticonvulsant AnxiolyticsObat tipikal dari golongan ini adalah Gabapentin (Neurontin), Tiagabine (Gabitril), dan Valproate (Depakene, dan Depakote)Penggunaan obat ini hanya diterima pada serangan panik.

  • Kegagalan pengobatan :

    Jika suatu obat dari satu kelas (contohnya, trisiklik) tidak efektif, obat dari kelas yang berbeda (contohnya, MAOI) harus dicobaJika pengobatan dengan satu obat tidak efektif, kombinasi dapat dicoba (benzodiazepin dan trisiklik; SSRI dan trisiklik.

  • a. Terapi kognitif

    Dua pusat utama terapi kognitif untuk gangguan panik adalah insttuksi tentang kepercayaan salah dari pasien dan informasi tentang serangan panik.Informasi tentang serangan panik adalah termasuk penjelasan bahwa serangan panik, jika terjadi adalah terbatas, dan tidak mengancam kehidupan. Penerapan relaksasi ,tujuan penerapan relaksasi adalah untuk memasukkan suatu rasa pengendalian pada pasien tentang tingkat kecemasan dan relaksasinya.

  • b. Latihan pernafasan

    melatih pasien bagaimana mengendalikan dorongannya untuk melakukan hiperventilasi. Setelah latihan tersebut, pasien dapat menggunakan teknik untuk membantu mengendalikan hiperventilasi selama suatu serangan panik.

  • c. Pemaparan in vivo

    Pemaparan in vivo digunakan sebagai terapi perilaku primer untuk gangguan panik. Teknik melibatkan pemaparan yang semakin besar terhadap stimulus yang ditakuti; dengan berjalannya waktu, pasien mengalami desensitisasi terhadap pengalaman.

  • a.Terapi keluarga

    Terapi keluarga yang diarahkan untuk mendidik dan mendukung seringkali bermanfaat

  • b.Psikoterapi berorientasi-tilikan

    Pengobatan memusatkan pada membantu pasien mengerti arti bawah sadar dari kecemasan, simbolisme situasi yang dihindari, kebutuhan untuk merepresi impuls, dan tujuan sekunder dari gejala. Suatu pemecahan konflik infantil away dan oedipal dihipotesiskan berhubungan dengan resolusi stres sekarang.

  • Pasien yang telah diberikan farmakoterapi seringkali enggan untuk kembali ke dunia dan mungkin memerlukan intervensi psikoterapiUntuk suatu rencana pengobatan yang menyeluruh dan efektif pasien membutuhkan Kombinasi Psikoterapi dan farmakoterapi Pemeriksaan psikodinamika yang cermat akan membantu menahan peranan faktor biologis dan dinamika

  • Terima Kasih

    ************************************************************************************