8/13/2019 CRS - PIS2
1/32
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
Pendarahan intraserebral ialah akumulasi patologis darah di dalam tulang
tengkorak, dapat terjadi di dalam jaringan parenkim otak ataupun di dalam ruang
subarachnoid.1Pendarahan intraserebral merupakan tipe stroke hemoragik yang
paling sering ditemukan.2Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah arteri
darah otak pecah dan darah yang bocor mengakibatkan peningkatan tekanan
intrakranial serta kerusakan pada sel-sel otak. Penyebab stroke hemoragik
diantaranya adalah tekanan darah tinggi dan aneurisma arteri.1
Stroke ialah sindrom hemiparesis atau hemiparalisis akibat lesi vaskular
yang bisa bangkit dalam beberapa detik atau hari, tergantung pada jenis penyakit
yang menjadi kausanya. Stroke merupakan manifestasi Cardio VascularDisease
(!"#, yaitu lesi vaskular di otak, yang mempunyai etiologi dan pathogenesis
yang multikompleks.$
%umitnya mekanisme !" disebabkan oleh adanya integritas tubuh yang
sempurna. &tak tidak berdiri sendiri di luar lingkup kerja jantung dan susunan
vaskular' metabolisme otak tidak berdiri sendiri di luar jangkauan unsur-unsur
kimia dan selular darah yang memperdarahi seluruh tubuh. ika integritas itu
diputuskan sehingga sebagian dari otak berdiri sendiridi luar lingkup kerja organ-
organ tubuh sebagai suatu keseluruhan, maka dalam keadaan terisolasi itulah
timbul kekacauan dalam ekspresi (gerakan# dan presepsi (sensorik dan fungsi
luhur# suatu keadaan yang kita jumpai pada penderita stroke.$
1
8/13/2019 CRS - PIS2
2/32
Stroke sebagai diagnosis klinis untuk gambaran manifestasi klinis vaskular
serebral, dapat dibagi dalam$)
1. Transient ischemic attack(*+#
2. Stoke in evolution
3. Completed stroke
a. Completed strokehemoragik
b. Completed stroke non hemoragik
Pembagian klinis lain sebagai variasi klasifikasi di atas adalah2,$)
1. Stroke non hemoragik
a. Stroke in evolution
b. Thrombotic stroke
c. Embolic stroke
d. Stroke akibat kompresi arteri oleh proses di luar arteri, seperti
tumor, abses, granuloma
2. Stroke hemoragik
a. Pendarahan intra serebral (P+S#
b. Pendarahan subarachnoid (PS#
1.2 Epidemiologi
Pendarahan intraserebral (P+S# meliputi 1 dari seluruh kasus stroke,
sebagian besar terjadi di hemisfer serebri (/# dan yang lainnya adalah di batang
otak serta serebelum (2#.0 Perdarahan intraserebral dua kali lebih banyak
dibanding perdarahan subarakhnoid (PS# dan lebih berpotensi menyebabkan
kematian atau disabilitas dibanding infark serebri atau PS.
2
8/13/2019 CRS - PIS2
3/32
+nsiden P+S tidak berubah antara tahun 1/ dan 23. +nsiden selama
periode ini adalah 20,3 per 1. orang4tahun. +nsiden P+S pada populasi sia
adalah hampir dua kali lipat dalam etnis lainnya (yaitu 5ulit 6itam, +ndia,
6ispanik, 7aori, 5ulit Putih#. +nsiden P+S 1 lebih rendah pada 8anita
dibandingkan pria, meskipun tidak signifikan secara statistik. +nsiden P+S
meningkat tajam seiring dengan peningkatan usia, yaitu pada orang-orang berusia
lebih dari / tahun mengalami peningkatan hampir sepuluh kali lipat risiko
perdarahan intraserebral dibandingkan dengan orang yang berusia 0 sampai 0
tahun.3
1.3 Etiologi dan Patogenesis
9alaupun hubungan antara hipertensi dan P+S telah diketahui, namun
mekanisme yang mencetuskan pendarahan masih diperdebatkan. Pendarahan
mungkin berasal dari pecahnya arteriol, kapiler, atau vena. "i lain pihak,
pembuluh darah yang pecah tadi terlebih dahulu mengalami perlunakan karena
hipertensi atau arteriosclerosis. :ebih jauh, tumor yang merembet atau penyakit
sistemik misalnya diskrasia darah dapat pula menyebabkan pendarahan. Pada
hipertensi kronis dapat terjadi aneurisma-aneurisma mikro, diameter 1 mm, di
sepanjang arteri. neurisma tadi dapat pecah atau robek.
;
8/13/2019 CRS - PIS2
4/32
terjadi robekan-robekan kecil. =agian otak yang sering mengalami pendarahan
adalah putamen, thalamus, substansia alba bagian dalam, serebelum, dan pons. ;
7ekanisme lain yang dapat menyebabkan pendarahan adalah sebagai
berikut;)
a. Spasme arteriolar sebagai akibat hipertensi dapat menyebabkan hipoksia dan
nekrosis bagian distal, thrombosis, pendarahan kecil-kecil, dan edema otak.
9ilayah yang terkena akan melunak dan terjadilah pendarahan. ontoh untuk
hal ini adalah ensefalopati hipertensif dan eklamsia.
b. ngioma kongenital (malformasi arterio-venosa kecil# yang mirip dengan
angioma di kulit, bersifat tanpa gejala sampai pada saatnya degenerasi
(termasuk hipertensi# menekan dindingnya dan terjadilah hematom.
c. Poliarteritis nodosa, juga infeksi viral dan riketsia, dapat menyebabkan
inflamasi dinding pembuluh darah yang akhirnya menyebabkan pendarahan.
d. *oksin (arsen#, defisiensi vitamin =1 dan vitamin dapat menimbulkan
kematian sel dan kemudian terjadi pendarahan kecil-kecil.
e. rteripati misalnya penyakit moya-moya, robeknya secara spontan, dan
angiopati kongofilik dapat menimbulkan pendarahan.
f. "iskrasia darah misalnya hemofili, leukemia, trombositopenia, purpura,
polisitemia, dan penyakit sel sabit, dapat menimbulkan pendarahan yang
massif.
g. >eoplasma dapat menimbulkan pendarahan' pembuluh mengalami erosi
kemudian pecah, atau pembuluh darah baru yang terdapat dalam tumor pecah.
5omplikasi demikian ini terjadi pada $- kasus-kasus glioblastoma,
0
8/13/2019 CRS - PIS2
5/32
melanoma maligna, tumor metastatic khususnya hipernefroma, khorio-
epitelioma, dan karsinoma paru-paru, tiroid serta payudara.
h. *hrombosis sinus dura dan vena serebral dapat menyebabkan P+S.
i. Drug abuse (psikotropika, amfetamin# baik secara oral maupun intravena
dapat menimbulkan sefalgia, konvulsi, dan ?"P&. "apat terjadi nekrosis
fibrinoid di tunika intima dan media dengan infiltrasi inflamatoar dan oklusi
atau pendarahan.
1.4 Patofisiologi
1.0.1 Patofisiologi
8/13/2019 CRS - PIS2
6/32
2. =erkurangnya perfusi akibat gangguan status aliran darah, misalnya syok atau
hiperviskositas darah
$. ?angguan aliran darah akibat bekuan atau embolus infeksi yang berasal dari
jantung atau pembuluh darah ekstrakranium
0. %uptur vaskular di dalam jaringan otak atau ruang subarachnoid.
am!a" 1.1 rteri ekstrakranium dan intrakranium yang mengalirkan darah ke otak.
*empat-tempat aterosklerosis di pembuluh darah otak diberi tanda (bagian yang gelap.
1.0.2 Patofisiologi Pendarahan +ntraserebral
Pendarahan intraserebral ke dalam jaringan otak (parenkim# paling sering
terjadi akibat cedera vaskular yang dipicu oleh hipertensi dan ruptur salah satu
dari banyak arteri kecil yang menembus jauh ke dalam jaringan otak. pabila
pendarahan terjadi pada individu yang tidak mengidap hipertensi, diperlukan
3
8/13/2019 CRS - PIS2
7/32
pemeriksaan-pemeriksaan untuk mengetahui kausa lain seperti gangguan
pendarahan, malformasi arteriovena, dan tumor yang menyebabkan erosi./
Stroke yang disebabkan oleh pendarahan intraserebral paling sering terjadi
saat pasien terjaga dan aktif, sehingga kejadiannya sering disaksikan oleh orang
lain. 5arena lokasinya berdekatan dengan arteri-arteri dalam, basal ganglia dan
kapsula interna sering menerima beban terbesar tekanan dan iskemia yang
disebabkan oleh stroke tipe ini. "engan mengingat bah8a ganglia basal
memodulasi fungsi motorik volunter dan bah8a semua serat saraf aferen dan
eferen di separuh korteks mengalami pemadatan untuk masuk dan keluar dari
kapsula interna, maka dapat dilihat bah8a stroke di salah satu bagian ini
diperkirakan menimbulkan defisit yang sangat merugikan./
=iasanya pendarahan di bagian dalam jaringan otak menyebabkan defisit
neurologik lokal yang cepat dan memburuk secara progresif dalam beberapa
menit sampai kurang dari 2 jam. 6emiparesis di sisi yang berla8anan dari letak
pendarahan merupakan tanda khas pertama pada keterlibatan kapsula interna./
+nfark serebelum setelah embolus di suatu arteri otak mungkin terjadi
sebagai akibat pendarahan, bukan sumbatan oleh embolus itu sendiri. lasannya
adalah bah8a, apabila embolus lenyap atau dibersihkan dari arteri, dinding darak
tempat oklusi mengalami perlemahan selama beberapa hari pertama setelah
oklusi. "engan demikian, selama 8aktu ini dapat terjadi kebocoran atau
pendarahan dari dinding pembuluh darah yang melemah ini. 5arena itu, hipertensi
perlu dikendalikan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada minggu-minggu
pertama setelah stroke embolik./
;
8/13/2019 CRS - PIS2
8/32
Pada pasien berusia kurang dari 0 tahun, perlu dipikirkan pemakaian
kokain sebagai kausa stroke yang disebabkan oleh pendarahan intraserebrum.
6ubungan pasti antara kokain dan masih kontroversial, 8alaupun diketahui bah8a
kokain meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatis sehingga dapat menyebabkan
peningkatan mendadak tekanan darah. Pendarahan dapat terjadi di pembuluh
intraserebrum atau subarachnoid' pada kasus subarachnoid, biasanya diakibatkan
oleh suatu aneurisma vaskular./
Pendarahan yang terjadi langsung ke dalam ventrikel otak jarang dijumpai.
@ang lebih sering adalah pendarahan di dalam parenkim otak yang menembus ke
dalam sistem ventrikel, sehingga bukti asal pendarahan menjadi kabur. Seperti
pada iskemia, defisit neurologik utama mencerminkan kerusakan bagian otak
tertentu. "engan demikian, gangguan lapang pandang terjadi pada pendarahan
oksipitalis, dan kelemahan atau paralisis pada kerusakan korteks motorik di lobus
frontalis./
1.# e$ala Klinis
Sebagian besar penderita P+S mengidap hipertensi dan tekanan darah
biasanya lebih tinggi lagi ketika terjadi pendarahan. Serangan hampir selalu dalam
keadaan aktif dan hampir tidak pernah terjadi selama masih tidur. ?ejala
prodromal berkaitan dengan naiknya tekanan darah termasuk sefalgia, sinkop,
hilangnya daya ingat, fenomena sensorik atau motorik sejenak, pendarahan retina,
dan epistaksis.;
Pada beberapa penderita serangan berlangsung lambat antara 20-0/ jam,
dan hematom tidak besar sehingga tidak cukup untuk menimbulkan gangguan
neurologik yang dramatis. Pada penderita hipertensi berat, dalam keadaan sedang
/
8/13/2019 CRS - PIS2
9/32
aktif atau emosional, mendadak mengeluh nyeri kepala dan kemudian muntah,
penderita kemudian tampak bingung dan koma dalam satu jam.;
Pendarahan di daerah supratentorial akan menimbulkan deviasi kepala
dan4atau mata ke arah hemisfer yang terkena. "engan demikian ada gambaran
sebagai berikut) kedua mata melirik ke arah lesi serebral dan menjauhi anggota
gerak yang mengalami pendarahan' keadaan ini dapat terjadi pada pendarahan di
thalamus atau hemisfer serebrum.;
pabila pendarahan terus berlangsung maka penderita dapat mencapai
tahap terminal dalam beberapa jam. pabila proses menjadi stabil maka terjadilah
persistent vegetative state.5eadaan ini memerlukan pera8atan yang cermat dan
sabar.;
1..1 Pendarahan :obar
Pendarahan lobar dapat dibedakan menjadi 0 gejala klinik yang
membedakan letak pendarahan. Pada pendarahan oksipital, sefalgia dapat terbatas
di mata ipsilateral disertai hemianopia dengan atau tanpa tanda-tanda minimal
traktus kortikospinal pada sisi yang sama dengan defisit medan penglihatan.
Pendarahan temporal kiri dapat dimulai dengan nyeri telinga homolateral, disfasia
lancar dengan pemahaman yang buruk tetapi dengan repetisi yang baik, dan
hemianopia atau kuadrantanopia. Pendarahan frontal ditandai dengan hemiparesis
kontralateral serta sefalgia bifrontal. khirnya, pendarahan parietal ditandai
dengan nyeri homolateral, defisit sensorik kontralateral dan hemiparesis ringan. ;
8/13/2019 CRS - PIS2
10/32
1..2 Pendarahan *alamus
Pendarahan thalamus di hemisfer dominan dapat menimbulkan afasia,
mirip dengan afasia transkortikal dengan anomia berat dan pemahaman dan
repetisi yang masih lumayan sesudah terjadi masa mutisme. =ila yang terkena
hemisfer nondominan maka akan terjadi anosognosia. Prognosis bergantung pada
ukuran lesi' bila lebih dari $ cm maka biasanya bersifat fatal.;
Pendarahan thalamus dia8ali dengan contralateral hemisensory loss.
pabila mengenai kapsula interna maka akan terjadi hemiparesis atau hemiplegia
kontralateral. pabila ke atas (substansia alba# maka terjadi hemianopia.
Perluasan ke arah medial melibatkan vertikel +++ dan terjadilah perdarahan
intraventrikular. Perluasan ke arah ba8ah akan mengenai subtalamus dan
mesenfalon bagian dorsal, menyebabkan pupil mengecil dengan reaksi lambat
terhadap cahaya.;
pabila daerah subtalamik-diensefalik terkena maka bola mata melirik ke
ba8ah dalam dengan paralisis gerakan ke atas serta posisi kedua bola mata
melihat ujung hidung. !ariasi sindrom ini meliputi nistagmus retraktorius dan
mata juling. pabila darah masuk ke dalam ventrikel +++ maka akuaduktus Sylvii
akan tersumbat dan terjadilah hidrosefalus obstruktif. ;
1..$ Pendarahan Putamen
7anifestasi a8al adalah a8itan yang sangat mendadak dengan hemiplegia,
disertai sefalgia, muntah, dan penurunan kesadaran. *erdapat pula defek
hemisensorik, gangguan gerak bola mata, dan hemianopia homonim. :esi di
hemisfer dominan sering disertai afasia, bergantung pada arah perluasan lesi.;
1
8/13/2019 CRS - PIS2
11/32
1..0 Pendarahan 7esenfalon
Pendarahan di daerah ini jarang sekali terjadi. pabila terjadi maka
muncullah paralisis okulomotorius ipsilateral dengan tanda-tanda traktus
kortikospinalis kontralateral (sindrom 9eber#. pabila perdarahan membesar
maka tanda-tanda tadi menjadi bilateral. *erlibatnya formulasio retikularis
menyebabkan koma, dan tersumbatnya akuaduktus Sylvii menimbulkan tekanan
intracranial secara mendadak.;
1.. Pendarahan Pons
Pada sebagian besar kasus, pendarahan dimulai pada batas atas dasar pons
dan tegmentum di tingkat pertengahan pons. Perdarahan pons dicirikan oleh koma
dalam yang mendadak tanpa didahului peringatan atau nyeri kepala, dan kematian
terjadi dalam beberapa jam pertama. Seringkali terjadi bihemiparesis dan rigiditas
deserebrasi. Pada tahap a8al, hemiplegia kontralateral dapat diikuti oleh paralisis
fasial homolateral atau paralisis nervus kranialis lainnya.;
5ebalikan dengan lesi hemisferik, pendarahan pons biasanya dicirikan
oleh deviasi mata dan kepala secara permanen, menjauhi sisi yang terkena
perdarahan disertai gangguan refleA gerakan bola mata. pabila terjadi
perdarahan bilateral maka terjadi paralisis gerakan mata horiBontal dengan
gerakan bola matab vertical secara spontan maupun atas rangsangan. Pada tahap
lanjut muncul prognosis buruk dengan faktor P) paralysis, pulsus parvus,
pintpoint pupils, pyreia, danperiodic respiration.;
11
8/13/2019 CRS - PIS2
12/32
1..3 Pendarahan 7edula &blongata
Pendarahan jenis ini sangat jarang terjadi dan penderita segera meninggal
dunia. Perkecualiannya adalah hematom subependimal, yang dapat terjadi sebagai
suatu lesi massa terapi biasanya pulih secara spontan tanpa gejala sisa.;
1..; Pendarahan Serebelum
"iagnosis yang segera ditegakkan merupakan hal yang sangat esensial
karena tindakan operasi dapat menolong ji8a penderita. 5linis akan tampak
gejala-gejala pendesakan tumor di fosa posterior dan peningkatan tekanan
intrakranial. iri-ciri lainnya adalah gangguan okulomotor, gangguan
keseimbangan, nistagmus, muntah terus-menerus, atau singultus. *anda-tanda
serebelar tidak nyata. "iagnosis didasarkan atas kesadaran penderita dan * Scan.
Pada pendarahan serebelum tidak biasa dijumpai hemiparesis atau
hemiplegia, bila muncul gejala tadi maka diagnosisnya mengarah pada
pendarahan putamen atau thalamus' apabila ada gangguan medan penglihatan atau
disfasia maka diagnosisnya kea rah lesi supratentorial.;
1.% Diagnosis&
1. Skor stroke) Skor ?adjah 7ada (*abel 1.1#, Skor Stroke Siriraj (*abel 1.2#
2. :aboratorium darah
6emoglobin, hematokrit, eritrosit, leukosit, hitung jenis, trombosit,
dan laju endap darah.
P* dan aP**, agregasi trombosit, fibrinogen
?ula darah
12
8/13/2019 CRS - PIS2
13/32
8/13/2019 CRS - PIS2
14/32
6iperosmolar 6iperglicemia >onketotic oma
6ipertensi Cmergency
6ipoglicemia
6iponatremia
:abirinthitis &ssificans
7eningitis
>eoplasma &tak
Stroke +schemic
Subarachnoid 6emoragik
Subdural 6ematoma
Transient "schemic #ttack
1.= Peme"i*saan Pen'n$ang
* Scan otak merupakan alat diagnostik utama pada stroke hemorragik.
* Scan atau 7%+ direkomendasikan untuk membedakan stroke iskemik dan
pendarahan intrakranial.1
ngiografi * dan * dengan kontras dapat dipertimbangkan untuk
membantu mengidentifikasi pasien dengan risiko perluasan hematoma. =ila secara
klinis atau radiologis terdapat kecurigaan yang mengarah ke lesi structural
termasuk malformasi vaskuler dan tumor., sebaiknya dilakukan angiografi *,
venografi *, * dengan kontras, 7%+ dengan kontras, 7%, dan venografi
7%.1
10
8/13/2019 CRS - PIS2
15/32
1.& Penatala*sanaan
1..1 Pencegahan Peningkatan *+5 :ebih :anjut
8/13/2019 CRS - PIS2
16/32
8/13/2019 CRS - PIS2
17/32
BAB II
I>UST)ASI KASUS
2.1 Identitas Pasien
>ama ) >y. S
enis 5elamin ) Perempuan
8/13/2019 CRS - PIS2
18/32
5ejang tidak ada
)i?a(at Pen(a*it Da'l'
%i8ayat sakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus, dan stroke sebelumnya
disangkal.
)i?a(at Pen(a*it Kel'a"ga
%i8ayat sakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus, dan stroke dalam
keluarga disangkal.
)i?a(at Pe*e"$aan Sosial E*onomi Ke$i?aan dan Ke!iasaan
Pasien adalah seorang guru.
ktivitas fisik kurang
Pasien tidak merokokdan minum kopi
2.3 Peme"i*saan @isi*
Peme"i*saan Um'm
5eadaan umum ) buruk
5esadaran ) somnolen
*ekanan darah ) 2411 mm6g
Drekuensi nadi ) 14menit
Drekuensi nafas ) 224menit
Suhu ) $;,;F
1/
8/13/2019 CRS - PIS2
19/32
Stat's Inte"n's
5ulit ) turgor kulit baik
5?= ) tidak ada pembesaran kelenjar getah bening di leher,
aksila, dan inguinal
5epala ) normocephal
%ambut ) hitam, uban ada, tidak mudah patah dan dicabut
7ata ) konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
*6* ) tidak ada kelainan
:eher ) tidak ada kelainan
*horaks ) normothoraks
Paru ) +nspeks ) simetris kiri dan kanan
Palpasi ) sulit dinilai
Perkusi ) sonor
uskultasi ) vesikuler, ronkhi -4-, 8heeBing -4-
antung ) +nspeksi ) iktus tidak terlihat
Palpasi ) iktus teraba, tidak kuat angkat, 1 jari lateral
:7S %+ !+
Perkusi ) batas jantung melebar
uskultasi ) irama teratur, bunyi jantung + dan ++ (E#,
bising (-#
bdomen ) +nspeksi ) tidak tampak membucit
uskultasi ) bunyi usus (E# normal
Palpasi ) supel, hepar dan lien tidak teraba
1
8/13/2019 CRS - PIS2
20/32
Perkusi ) timpani
5orpus !ertebrae ) +nspeksi ) deformitas (-#
Palpasi ) deformitas (-#, massa (-#
Stat's Ne'"ologi*'s
S 1 -E38#20
Pittsburgh =rain Stem Score) 12
*anda %angsangan Selaput &tak
5aku kuduk ) (-#
=rudBinki + ) (-#
=rudBinki ++ ) (-#
*anda 5ernig ) (-#
*anda Peningkatan *ekanan +ntrakranial
Pupil) isokor, diameter 2mm-2mm
Sakit kepala progresif (E#
7untah proyektil (-#
Dunduskopi) papil 8arna kuning, aa)vv 1)$, cupping (E#, fenomena
crossing (E#
Pemeriksaan >ervus 5ranialis
>. + ) sukar dinilai
>. ++ ) tajam penglihatan dan lapang pandang sukar dinilai
>. +++, +!, !+ ) pupil bulat, isokor, diameter 2mm-2mm, reflek cahaya langsung
2
8/13/2019 CRS - PIS2
21/32
E4E, reflek cahaya tidak langsung E4E, dollGs eye movement (E#
>. ! ) reflek kornea (E#
>. !++ ) plika nasolabialis kanan lebih datar
>. !+++ ) reflek okuloauditori (E#
>. +H, H ) reflek muntah (E#
>. H+ ) sulit dinilai
>. H++ ) sulit dinilai
Pemeriksaan 5oordinasi ) tidak dapat dilakukan
Pemeriksaan 7otorik
=adan ) respirasi spontan, duduk (-#
=erdiri dan berjalan ) sulit dinilai
Ckstremitas ) lateralisasi ke kanan pada tes jatuh, eutrofi,
eutonus
Pemeriksaan Sensorik
%espon (E# terhadap rangsangan nyeri
Sistem %efleks
1. Disiologis
=iseps ) EE4EE
*risep ) EE4EE
P% ) EE4EE
21
8/13/2019 CRS - PIS2
22/32
8/13/2019 CRS - PIS2
23/32
6ematologi ) 6emoglobin ) 11,/ g4dl
6ematokrit ) $
:eukosit ) ;4mm$
*rombosit ) 1$.4mm$
5imia 5linik ) l darah ) 1$ mmol4l
5 darah ) $,3 mmol4l
a darah ) / mmol4l
>a darah ) 1$2 mmol4l
2.# Peme"i*saan Tam!aan
C5? ) kesan ) jantung dalam batas normal
* Scan ) kesan ) pendarahan intraserebral di region temporo parietal
sinistra
2$
8/13/2019 CRS - PIS2
24/32
2.% Diagnosis
"iagnosis klinis ) penurunan kesadaran (somnolen# E hemiparese dekstra E
parese > !++ dekstra tipe sentral
"iagnosis topik ) temporo parietal sinistra
"iagnosis etiologi ) pendarahan intra serebral
"iagnosis sekunder ) hipertensi emergensi
2.< Te"api
8/13/2019 CRS - PIS2
25/32
Clevasi kepala $F
&2 0 :4menit
+!D" sering 12 jam4kolf
Pasang >?* 7 %? ++
Pasang 5ateter monitor balance cairan
5husus)
5alneA 3A1 g (iv#
%anitidin 2A mg (iv#
iticholin 2A2 mg (iv#
linamin 1A2 mg (iv#
*ensilo drip 1 mg4 cc >al , dimulai dengan kecepatan / cc4jam,
titrasi tiap 1 menit sesuai *".
/ cc4jam dimulai titrasi tiap 1 menit jika tekanan darah tidak
turun, naikkan titrasi. *arget *"S) 1/ mm6g
13 cc4jam
20 cc4jam
$2 cc4jam
2.= @ollo? Up
%abu, 12 Debruari 210
S4 Penurunan kesadaran (-#
Sadar, kontak (E#
Pasien mengerti isi pembicaraan dan perintah, tapi tidak dapat berbicara
2
8/13/2019 CRS - PIS2
26/32
&4 5< 5esadaran *" f >adi f >afas Suhu
Sedang 7 afasia 1341 /24menit 24menit $3,3F
S+ ) dalam batas normal
S> ) ?S C073!afasia
Parese > !++ dekstra tipe sentral
7otorik ) lateralisasi ke kanan
Sensorik ) respon (E# dengan rangsangan nyeri
&tonom ) neurogenic bladder (-#
4 Pendarahan intra serebral
*h4
8/13/2019 CRS - PIS2
27/32
5amis, 1$ Debruari 210
S4 Penurunan kesadaran (-#
Sadar, kontak (E#
Pasien mengerti isi pembicaraan dan perintah, tapi tidak dapat berbicara
&4 5< 5esadaran *" f >adi f >afas Suhu
Sedang 7 afasia 141 ;/4menit 1/4menit $3,3F
S+ ) dalam batas normal
S> ) ?S 1 C073!afasia
Parese > !++ dekstra tipe sentral
7otorik ) lateralisasi ke kanan
Sensorik ) respon (E# dengan rangsangan nyeri
&tonom ) neurogenic bladder (-#
4 Pendarahan intra serebral
*h4
8/13/2019 CRS - PIS2
28/32
- Paracetamol $A; mg (po#
- mlodipin 1A1 mg (po#
- !alsartan 1A13 mg (po#
- !actrin 2A ++ (po#
BAB 3
DISKUSI
*elah dilaporkan seorang pasien 8anita, umur 0; tahun dengan diagnosis
klinis) penurunan kesadaran (somnolen#, hemiparese dekstra, dan parese > !++
dekstra tipe sentral, diagnosis topik) temporo parietal sinistra, diagnosis etiologi)
pendarahan intra serebral, dan diagnosis sekunder) hipertensi emergensi.
"iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang di rumah sakit.
2/
8/13/2019 CRS - PIS2
29/32
=erdasarkan anamnesis, didapatkan keluhan utama berupa penurunan
kesadaran. &nset keluhan adalah tiba-tiba, ketika pasien sedang beraktivitas.
8alnya pasien mengeluhkan sakit kepala. Pasien kemudian tiba-tiba terjatuh dan
tidak sadar, tampak oleh penolong pasien anggota gerak kanan kurang aktif
dibandingkan yang kiri. 5elemahan menyebabkan pasien hanya mampu terbaring
di tempat tidur.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan status internus dalam batas normal.
Pada status neurologis, didapatkan kesadaran ?S 1 (C073!2#, tanda rangsangan
meningeal tidak ada, dan tanda peningkatan tekanan intracranial tidak ada. "ari
pemeriksaan nervus kranialis, juga ditemukan pupil isokor, diameter $ mm4$ mm,
refleks cahaya E4E, dan reflek kornea E4E, dan plika nasolabialis kanan lebih datar
daripada kiri. Pada pemeriksaan motorik didapatkan otot eutonus, eutrofi, dan
lateralisasi ke kanan. =erdasarkan pemeriksaan sensorik, diketahui respon (E#
terhadap ragsangan nyeri. %efleks fisiologis normal dan ditemukan adanya refleks
=abinski pada kaki sebelah kanan. Pemeriksaan laboratorium didapatkan
hiponatremia, yaitu1$2 mmol4l.
7enurut skor stroke ?adjah 7ada dan skor stroke Siriraj, didapatkan
kesan stroke hemoragik. Pada pemeriksaan selanjutnya, pemeriksaan gold
standard didapatkan kesan pendarahan di temporo-parietal sinistra. Pada
pendarahan temporal sinistra seharusnya didapatkan disfasia dengan gangguan
pemahaman tetapi repitisi baik, dan pada pendarahan parietal didapatkan defisit
sensorik kontralateral. kan tetapi, pada pasien ini, gejala tersebut tidak
ditemukan.
2
8/13/2019 CRS - PIS2
30/32
Pasien diberikan tatalaksana umum, yaitu elevasi kepala $F, &2 0 :4menit,
+!D" sering 12 jam4kolf, 7 %? ++ (>?*#, dan dipasangkan kateter untuk
memonitor balance cairan. *erapi khusus diantaranya adalah iticholin 2A2 mg
(iv#, *ensilo drip 1 mg4 cc >al ,, 5alneA 3A1 g (iv#, linamin 1A2 mg
(iv#, dan %anitidin 2A mg (iv#.
BAB I
KESI8PU>AN
=erdasarkan tinjauan pustaka, pasien yang telah dilaporkan merupakan
pasien dengan gangguan pembuluh darah otak, atau yang lebih dikenal sebagai
!". 7anifestasi !" tersebut adalah berupa stroke, yang dapat dibagi menjadi
dua jenis, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke hemoragik terdiri
dari pendarahan intraserebral dan pendarahan subarachnoid.
$
8/13/2019 CRS - PIS2
31/32
Pendarahan intraserebral terutama disebabkan oleh faktor risiko hipertensi
sehingga menyebabkan pecahnya pembuluh darah otak, sehingga menyebabkan
kematian sel dan peningkatan tekanan intracranial. Pada pasien ini, faktor risiko
tersebut tidak diketahui secara pasti.
*atalaksana pasien dengan pendarahan intraserebral ditujukan pada
penurunan tekanan intracranial dan pencegahan kenaikannya. Pada pasien ini
prognosis adalah baik, karena hematoma yang ditemukan tidak terlalu luas dan
pendarahan yang terjadi adalah di lobar.
DA@TA) PUSTAKA
1 :iebeskind "S, 21$. +ntracranial 6emorrhage. "iakses melalui
http)44emedicine.medscape.com4article4113$;;-overvie8 pada tanggal 10
Debruari 210.
2 >ational enter for hronic "isease Prevention and 6ealth
Promotion, "ivision for 6eart "isease and Stroke Prevention, 21$.
"iakses melalui http)44888.cdc.gov4stroke4typesKofKstroke.htmtanggal 10
Debruari 210.
$ 7ardjono 7, Sidharta P, 2/. >eurologi 5linis "asar. akarta) P* "ian
%akyat.
$1
http://emedicine.medscape.com/article/1163977-overviewhttp://www.cdc.gov/nccdphphttp://www.cdc.gov/nccdphphttp://www.cdc.gov/dhdsphttp://www.cdc.gov/stroke/types_of_stroke.htmhttp://emedicine.medscape.com/article/1163977-overviewhttp://www.cdc.gov/nccdphphttp://www.cdc.gov/nccdphphttp://www.cdc.gov/dhdsphttp://www.cdc.gov/stroke/types_of_stroke.htm8/13/2019 CRS - PIS2
32/32
0 ?oldman :, Schafer +, 211. ?oldmanGs ecil 7edicine. "iakses melalui
https)44888.inkling.com4read4cecil-teAtbook-of-medicine-goldman-schafer-
20th4chapter-014primary-intracerebral-hemorrhage tanggal 10 Debruari
210. 7esiano *, 2;. Perdarahan Subarakhnoid *raumatik. "iakses melalui
http)44images.omynenny.multiply.multiplycontent.com4attachment44%L
uBMo5rsDbAtPC14S62traumatik2>eurona2by
2*aufik 27.docNnmidJ//$;2; tanggal 10 Debruari 210.
3 +kram 7, 9ieberdink %?, 5oudstaal P, 212. +nternational Cpidemiology
of +ntracerebral 6emorrhage. "iakses melalui
http)44link.springer.com4article41.1;2Ds11//$-12-22-14fullteAt.html
tanggal 10 Debruari 210.
; 6arsono, 2/. =uku jar >eurologi 5linis. ogjakarta) ?adjah 7ada