Top Banner

of 16

CR_OMA_YUSTI

Apr 06, 2018

Download

Documents

Yustiana Dewi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/3/2019 CR_OMA_YUSTI

    1/16

    1

    LAPORAN KASUS

    I. IDENTITAS PASIEN

    Nama : An.J

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Umur : 6 tahun

    Alamat : Karanganyar 1/1 Cililin. Kab. Bandung Barat

    Pekerjaan : Di bawah Umur

    Agama : Islam

    NRM : 385742

    Tgl Pemeriksaan :07 Februari 2011

    Tempat Pemeriksaan : Poliklinik THT

    II. ANAMNESIS

    Anamnesis : Auto dan Alloanamnesis

    Keluhan Utama

    Nyeri telinga kanan dan kiri

    Riwayat Penyakit Sekarang

    Pasien datang dengan keluhan nyeri telinga kanan dan kiri sejak 1 hari sebelum

    masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan didalam telinga, telinga terasa berdengung diakui, keluar

    cairan, gatal dan pendengaran berkurang disangkal. Sebelumnya pasien mengalami batuk

    pilek dan panas badan sejak 3 hari yang lalu, merasa gelisah dan sukar tidur. Keluhan nyeri

    tenggorakan dan menelan disangkal, serta keluhan sakit gigi dan mengkorek-korek telinga

    disangkal.

    Riwayat Penyakit Dahulu

    Riwayat pernah keluar cairan disangkal

    Riwayat batuk pilek diakui

    Riwayat alergi disangkal

  • 8/3/2019 CR_OMA_YUSTI

    2/16

    2

    Riwayat trauma disangkal

    Riwayat Penyakit Keluarga

    Di keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama

    III. PEMERIKSAAN FISIK

    Status generalis

    Keadaan umum : Baik

    Status lokalis :

    1) TelingaTelinga kanan Telinga kiri

    Aurikula Edema (-), hiperemis (-),

    massa (-)

    Edema (-), hiperemis (-),

    massa (-)

    Preaurikula Edema (-), hiperemis (-),

    massa (-)

    Edema (-), hiperemis (-),

    massa (-)

    Retroaurikula Edema (-), hiperemis (-),

    massa (-)

    Edema (-), hiperemis (-),

    massa (-)

    Palpasi Nyeri pergerakan aurikula

    (-), nyeri tekan tragus (-)

    Nyeri pergerakan aurikula

    (-), nyeri tekan tragus (-)

    Canalisaurikularis

    eksterna

    Edema (-), hiperemis (-),sekret (-), cerumen (-)

    Edema (-), hiperemis (-),sekret (-), cerumen (-)

    Membran timpani Perforasi (-), Hiperemis

    (+), cone of light (-)

    Perforasi (-), Hiperemis

    (+), cone of light (-)

    2) HidungBentuk dan Ukuran Dekstra Sinistra

    Sekret

    Concha inferior

    Septum

    -

    Tidak Hiperemis

    -

    Tidak Hiperemis

    Tidak ada deviasi

  • 8/3/2019 CR_OMA_YUSTI

    3/16

    3

    Polip/tumor

    Pasase udara

    Tidak ada

    +

    Tidak ada

    +

    3) TenggorokanKeterangan

    Mukosa Hiperemis (-)

    Tonsil Hiperemis (-), hipertropi (-)

    T1 T1

    4) Kelenjar Getah BeningTidak teraba pembesaran KGB

    IV. RESUME

    Pasien datang dengan keluhan nyeri telinga kanan dan kiri sejak 1 hari sebelum

    masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan didalam telinga, telinga terasa berdengung diakui, keluar

    cairan, gatal dan pendengaran berkurang disangkal. Sebelumnya pasien mengalami batuk

    pilek dan panas badan sejak 3 hari yang lalu, merasa gelisah dan sukar tidur. Keluhan nyeri

    tenggorakan dan menelan disangkal, serta keluhan sakit gigi dan mengkorek-korek telinga

    disangkal.

    Dari pemeriksaan fisik ditemukan membrane timpani kiri dan kanan hiperemis dan

    cone of light negative.

    V. DIAGNOSA BANDING

    Otitis Media Akut Stadium Hiperemis Auris dextra Sinistra

    VI. DIAGNOSA KLINIK

    Otitis Media Akut Stadium Hiperemis Auris dextra Sinistra

    VII. TERAPI

    Umum :

    1. Menjaga agar telinga tidak kemasukan air

    2. Tidak mengorek telinga

    3. Kontrol teratur

  • 8/3/2019 CR_OMA_YUSTI

    4/16

    4

    Khusus :

    - Clindamycin ( Antibiotik )- Metil prednisolon ( Kotikosteroid )- Pseudoefedrin HCl

    VIII. KONSELING

    y Kontrol jika obat habis.y Minum obat secara teratur, terutama antibiotik harus dihabiskan.y Bila sebelum obat habis terdapat keluhan lain, segera kontrol.y Bila terdapat gejala batuk, pilek, dan radang tenggorokan segera diobati untuk

    mencegah terjadinya infeksi yang berkelanjutan pada telinga.

    y Telinga jangan banyak dimanipulasi misalnya dikorek-korek dengan cutton bud.

    IV. PROGNOSIS

    Quo ad vitam : ad bonam

    Quo adfunctionam : ad bonam

  • 8/3/2019 CR_OMA_YUSTI

    5/16

    5

    ANALISA KASUS

    Anamnesis

    Berdasarkan anamnesis didapatkan, pasien datang dengan keluhan nyeri telinga

    kanan dan kiri sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan didalam telinga,

    telinga terasa berdengung diakui, keluar cairan, gatal dan pendengaran berkurang disangkal.

    Sebelumnya pasien mengalami batuk pilek dan panas badan sejak 3 hari yang lalu, merasa

    gelisah dan sukar tidur. Keluhan nyeri tenggorakan dan menelan disangkal, serta keluhan

    sakit gigi dan mengkorek-korek telinga disangkal. Hal ini menunjukkan bahwa pencetus

    terjadinya OMA ialah infeksi saluran napas atas.

    Pemeriksaan Fisik

    y Membran timpani telinga kanan dan kiri hiperemisMembran timpani pada telinga sehat umumnya dalam keadaan intak dan berwarna putih

    keabuan, namun pada pasien didapatkan membran timpani telinga kanan dan kiri

    hiperemis. Pasien termasuk dalam otitis media akut stadium hiperemis.

    y Cone of light telinga kanan dan kiri negativePemeriksaan membran timpani pada telinga sehat dengan menggunakan otoskop

    didapatkan pantulan cahaya otoskop pada membran timpani (cone of light), namun pada

    pasien ini tidak didapatkan cone of light pada membran timpani telinga kanan dan kiri. Hal

    ini dikarenakan pembuluh darah yang melebar di membrane timpani atau seluruh

    membran timpani tampak hiperemis.

    Pengelolaan dan Terapi

    a. Pemberian antibiotik Clindamycin obat pilihan untuk bakteri anaerob (streptokokus,stafilokokus, pneumokokus) berguna untuk mengatasi invasi kuman yang terjadi pada

    telinga tengah.

    b. Pemberian Metil prednisolon berguna sebagai anti inflamasi.c. Pemberian Pseudoefedrin HCl berguna untuk meredakan gejala pilek yang diderita

    oleh pasien.

  • 8/3/2019 CR_OMA_YUSTI

    6/16

    6

    Otitis Media Akut (OMA)

    ANATOMI TELINGA

    Anatomi telinga dibagi menjadi 3, yaitu :

    a. Telinga Luarb. Telinga Tengahc. Telinga Dalam

  • 8/3/2019 CR_OMA_YUSTI

    7/16

    7

    Telinga Luar

    Telinga luar, yang terdiri dari aurikula (daun telinga) dan canalis auditorius eksternus( liang telinga ), dipisahkan dari telinga tengah oleh struktur seperti cakram yang dinamakan

    membrana timpani (gendang telinga). Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang lebihsetinggi mata. Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh

    kartilago, kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus membantupengumpulan gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus.

    Canalis auditorius eksternus berbentuk seperti huruf S dan panjangnya sekitar 2,5 3

    cm. Sepertiga lateral mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana kulit terlekat.

    Dua pertiga medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis. Canalis auditorius eksternus

    berakhir pada membrana timpani. Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula

    seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen. Mekanisme

    pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian luar tetinga.

    Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit.

    Telinga Tengah

    Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah lateral

    dan kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua Membrana

    timpani terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga,

    Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara. Telinga

    tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah)

    dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi

    udara di bagian mastoid tulang temporal.

    Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus stapes.Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen, yang membantu

    hantaran suara. Ada dua jendela kecil (jendela oval/ tingkap lonjong dan dinding medial

    telinga tengah, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam. Bagian dataran kaki

    menjejak pada jendela oval, di mana suara dihantar telinga tengah. Jendela bulat/ tingkap

    bulat memberikan jalan ke getaran suara. Jendela bulat ditutupi oleh membrana sangat tipis,

    dan dataran kaki stapes ditahan oleh yang agak tipis, atau struktur berbentuk cincin. anulus

    jendela bulat maupun jendela oval mudah mengalami robekan. Bila ini terjadi, cairan dari

    dalam dapat mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe.

    Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm, menghubngkan

    telinga tengah ke nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat terbuka akibat

    kontraksi otot palatum ketika melakukan manuver Valsalva atau menguap atau menelan.Tuba berfungsi sebagai drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam telinga

    tengah dengan tekanan atmosfer.

  • 8/3/2019 CR_OMA_YUSTI

    8/16

    8

    Gambar 2. Perbedaan anatomi tuba eustachius anak dan dewasa

    Telinga Dalam

    Telinga dalam terdiri dari koklea ( rumah siput) yang berupa dua setengah lingkaran

    dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Ujung atau puncak koklea

    disebut helikotrema, menghubungkan perilimfa skala timpani dengan skala vestibuli.

    Kanalis semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan membentuk

    lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang koklea tampak skala vestibule sebelah

    atas, skala timpani di sebelah bawah dan skala media ( ductus koklearis ) diantaranya. Skala

    vestibule dan timpani berisi perilimfa, sedangkan skala media berisi endolimfa. Ion dan

    garam yang terdapat pada perilimfa berbeda dengan endolimfa. Hal ini penting untukpendengaran. Dasar skala vestibule ( Reissners Membrane) sedangkan skala media adalah

    membrane basalis. Pada membrane ini terletakOrgan Corti.

    Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut membrane

    tektoria, dan pada membrane basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut dalam, sel

    rambut luar, dan Kanalis Corti, yang membentuk organ corti.

    Fisiologi Pendengaran

    Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energy bunyi oleh daun telinga dalam

    bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran tersebut

    menggetarkan membrane timpani diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang

  • 8/3/2019 CR_OMA_YUSTI

    9/16

    9

    pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran danperkalian perbandingan luas membrane timpani dan tingkap lonjong. Energi getar yang telah

    diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakan tingkap lonjong sehinggaperilimfa pada skala vestibule bergerak. Getaran diteruskan melalui membrane Reissner yang

    mendorong endolimfa, sehingga akan menimbulkan ggerak relative antara membrana

    Reissners yang mendorong endolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak relative antara

    membrane basilaris dan membrane tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yangmenyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan

    terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses

    depolarisasi sel tambut, sehingga menglepaskan neurotransmitter ke dalam sinapsis yang

    akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus auditorius

    sampai ke korteks pendengaran ( area 39 40 ) di lobus temporalis.

    Definisi Otitis Media Akut

    Otitis media akut (OMA) adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga

    tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. OMA terjadi karena faktor

    pertahanan tubuh yang terganggu. Sumbatan tuba Eustachius merupakan faktor penyebab

    utama dari otitis media.

    Faktor pencetus terjadinya otitis media supuratif akut (OMA), yaitu :

    - Infeksi saluran napas atas. Otitis media akut (OMA) dapat didahului oleh infeksisaluran napas atas yang terjadi terutama pada pasien anak-anak.

    - Gangguan faktor pertahanan tubuh. Faktor pertahanan tubuh seperti silia dari mukosatuba Eustachius, enzim, dan antibodi. Faktor ini akan mencegah masuknya mikroba

    ke dalam telinga tengah. Tersumbatnya tuba Eustachius merupakan pencetus utama

    terjadinya otitis media akut (OMA).

    - Usia pasien. Bayi lebih mudah menderita otitis media akut (OMA) karena letak tubaEustachius yang lebih pendek, lebih lebar dan lebih horisontal.

    - Adenoid (adenoid: salah satu organ di tenggorokan bagian atas yang berperan dalamkekebalan tubuh) pada anak relatif lebih besar dibanding orang dewasa. Posisi

    adenoid berdekatan dengan muara saluran Eustachius sehingga adenoid yang besar

    dapat mengganggu terbukanya saluran Eustachius. Selain itu adenoid sendiri dapat

    terinfeksi di mana infeksi tersebut kemudian menyebar ke telinga tengah lewat

    saluran Eustachius.

  • 8/3/2019 CR_OMA_YUSTI

    10/16

    10

    Etiologi

    Kuman penyebab OMA adalah bakteri piogenik, seperti Streptococcus hemoliticus,

    Staphylococcus aureus, Pneumococcus, Haemophilus influenza, Escherichia coli,

    Streptococcus anhemolyticus, Proteus vulgaris, Pseudomonas aeruginosa. Sejauh ini

    Streptococcus pneumonia merupakan organisme penyebab tersering pada semua kelompok

    umur. SedangkanHaemophilus influenza adalah patogen tersering yang ditemukan pada anak

    di bawah usia lima tahun. Meskipun juga patogen pada orang dewasa.

    Patogenesis

    Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang

    tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut

    sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-

    sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan

    mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga

    tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir

    yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga.

    Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena

    gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ

    pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Selain itu telinga juga akan terasa

    nyeri. Menjadi berat jika cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya merobek gendang

    telinga karena tekanannya.

    Ada 5 stadium otitis media supuratif akut (OMA) berdasarkan perubahan mukosa telinga

    tengah, yaitu :

    1. Oklusi tuba Eustachius2. Hiperemis (pre supurasi)3. Supurasi4. Perforasi5. Resolusi

  • 8/3/2019 CR_OMA_YUSTI

    11/16

    11

    1. Stadium Oklusi Tuba EustachiusStadium oklusi tuba Eustachius terdapat sumbatan tuba Eustachius yang ditandai oleh

    retraksi membrana timpani akibat tekanan negatif dalam telinga tengah karena terjadinya

    absorpsi udara. Selain retraksi, membrana timpani kadang-kadang tetap normal atau hanya

    berwarna keruh pucat atau terjadi efusi.Stadium oklusi tuba Eustachius dari otitis media

    supuratif akut (OMA) sulit kita bedakan dengan tanda dari otitis media serosa yang

    disebabkan virus dan alergi.

    2. Stadium Hiperemis (Pre Supurasi)Stadium hiperemis (pre supurasi) akibat pelebaran pembuluh darah di

    membrantimpani yang ditandai oleh membran timpani mengalami hiperemis, edema mukosa

    dan adanya sekret eksudat serosa yang sulit terlihat.

    3. Stadium SupurasiStadium supurasi ditandai oleh terbentuknya sekret eksudat purulen (nanah). Selain itu

    edema pada mukosa telinga tengah makin hebat dan sel epitel superfisial hancur.Ketiganya

    menyebabkan terjadinya bulging (penonjolan) membrana timpani ke arah liang telinga luar.

    Pasien akan tampak sangat sakit, nadi & suhu meningkat dan rasa nyeri di telinga bertambah

    hebat. Anak selalu gelisah dan tidak bisa tidur nyenyak.

    Stadium supurasi yang berlanjut dan tidak tertangani dengan baik akan menimbulkan

    ruptur membran timpani akibat timbulnya nekrosis mukosa dan submukosa membrane

    timpani. Daerah nekrosis terasa lebih lembek dan berwarna kekuningan. Nekrosis ini

    disebabkan oleh terjadinya iskemia akibat tekanan kapiler membran timpanikarenapenumpukan nanah yang terus berlangsung di kavum timpani dan akibat tromboflebitis

    vena-vena kecil.Keadaan stadium supurasi dapat kita tangani dengan melakukan

    miringotomi. Bedah kecil ini kita lakukan dengan membuat luka insisi pada membran

    timpani sehingga nanah akan keluar dari telinga tengah menuju liang telinga luar. Luka insisi

    pada membran timpani akan mudah menutup kembali sedangkan ruptur lebih sulit menutup

    kembali. Bahkan membran timpani bisa tidak menutup kembali jika membran timpani tidak

    utuh lagi.

  • 8/3/2019 CR_OMA_YUSTI

    12/16

    12

    4. Stadium PerforasiStadium perforasi ditandai oleh ruptur membran timpani sehingga sekret berupa

    nanah yang jumlahnya banyak akan mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar.

    Kadang-kadang pengeluaran sekret bersifat pulsasi (berdenyut). Stadium ini sering

    disebabkanoleh terlambatnya pemberian antibiotik dan tingginya virulensi kuman.Setelah

    nanah keluar, anak berubah menjadi lebih tenang, suhu menurun dan bisa tidurnyenyak. Jika

    membran timpani tetap perforasi dan pengeluaran sekret (nanah) tetap berlangsung selama

    lebih 3 minggu maka keadaan ini disebut otitis media supuratif subakut. Jika kedua keadaan

    tersebut tetap berlangsung selama lebih 1,5-2 bulan maka keadaan itu disebut otitis media

    supuratif kronik (OMSK).

    5. Stadium Resolusi

    Stadium resolusi ditandai oleh membran timpani berangsur normal hingga perforasi

    membran timpani menutup kembali dan sekret purulen tidak ada lagi. Stadium ini

    berlangsung jika membran timpani masih utuh, daya tahan tubuh baik, dan virulensi kuman

    rendah. Stadium ini didahului oleh sekret yang berkurang sampai mongering. Apabila

    stadium resolusi gagal terjadi maka akan berlanjut menjadi otitis mediasupuratif kronik

    (OMSK). Kegagalan stadium ini berupa membran timpani tetapperforasi dan sekret tetap

    keluar secara terus-menerus atau hilang timbul.Otitis media supuratif akut (OMA) dapat

    menimbulkan gejala sisa (sequele) berupa otitis media serosa. Otitis media serosa terjadi jika

    sekret menetap di kavum timpani tanpa mengalami perforasi membran timpani

    Gejala Klinik Otitis Media Akut (OMA)

    Gejala klinik otitis media supuratif akut (OMA) tergantung dari stadium penyakit danumur penderita. Gejala stadium supurasi berupa demam tinggi dan suhu tubuh

    menurun pada stadium perforasi. Gejala klinik otitis media supuratif akut

    (OMA)berdasarkan umur penderita, yaitu:

  • 8/3/2019 CR_OMA_YUSTI

    13/16

    13

    Bayi dan anak kecil Gejalanya : demam tinggi bisa sampai 390C (khas), sulit tidur,tiba-tiba menjerit saat tidur, mencret, kejang-kejang, dan kadang-kadang memegang

    telingayang sakit.

    Anak yang sudah bisa bicara Gejalanya : biasanya rasa nyeri dalam telinga, suhutubuh tinggi, dan riwayat batuk pilek.

    Anak lebih besar dan orang dewasa Gejalanya : rasa nyeri dan gangguanpendengaran(rasa penuh dan pendengaran berkurang).

    Diagnosis

    Diagnosis OMA harus memenuhi tiga hal berikut.

    y Penyakitnya muncul mendadak (akut)y Ditemukannya tanda efusi (efusi: pengumpulan cairan di suatu rongga tubuh) di

    telinga tengah. Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda berikut:

    o menggembungnya gendang telingao terbatas/tidak adanya gerakan gendang telingao adanya bayangan cairan di belakang gendang telingao cairan yang keluar dari telinga

    y Adanya tanda/gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan dengan adanya salahsatu di antara tanda berikut:

    o kemerahan pada gendang telingao nyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas normal

    Terapi Otitis Media Supuratif Akut (OMA)

    Terapi otitis media supuratif akut (OMA ) tergantung stadium penyakit, yaitu :1. Oklusi tuba Eustachius

    . tujuan terapi di khususkan untuk membuka kembali tuba eustachius. Diberikan

    obat tetes hidung, selain itu, sumber infeksi juga harus diobati denganmemberikan antibiotik.

    2. Hiperemis (pre supurasi)Diberikan antibiotik, obat tetes hidung, dan analgesik. Bila membran

    timpani sudah hiperemi difus, sebaiknya dilakukan miringotomi. Antibiotik yang

    diberikan ialah penisilin atau eritromisin. Jika terdapat resistensi, dapat diberikan

    kombinasi dengan asam klavunalat atau sefalosporin. Untuk terapi awal diberikan

  • 8/3/2019 CR_OMA_YUSTI

    14/16

    14

    penisilin IM agar konsentrasinya adekuat di dalam darah. Antibiotik diberikan

    minimal selama 7 hari. Pada anak diberikan ampisilin 4x50-100 mg/KgBB,

    amoksisilin4x40 mg/KgBB/hari, atau eritromisin 4x40 mg/kgBB/hari.

    3. SupurasiSelain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk dilakukan miringotomi bila

    membran timpani masih utuh. Selain itu, analgesik juga perlu diberikan agar

    nyeri dapat berkurang.

    4. PerforasiDiberikan obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotik

    yang adekuat sampai 3 minggu.

    5. ResolusiBiasanya akan tampak sekret mengalir keluar. Pada keadaan ini dapat

    dilanjutkan antibiotik sampai 3 minggu, namun bila masih keluar sekret diduga

    telah terjadi mastoiditis.

    Aturan pemberian obat tetes hidung :

    Bahan. HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologis untuk anak berusia dibawah 12tahun.HCl efedrin 1% dalam larutan fisiologis untuk anak berusia diatas 12 tahun dan

    orang dewasa.Tujuan. Untuk membuka kembali tuba Eustachius yang tersumbat

    sehingga tekanan negatif dalam telinga tengah akan hilang.

    Aturan pemberian obat antibiotik :

    Stadium oklusi. Berikan pada otitis media yang disebabkan kuman bukan otitis mediayang disebabkan virus dan alergi (otitis media serosa).Stadium hiperemis (pre

    supurasi). Berikan golongan penisilin atau ampisilin selama minimal 7 hari. Golongan

    eritromisin dapat kita gunakan jika terjadi alergi penisilin.Penisilin intramuskuler

    (IM) sebagai terapi awal untuk mencapai konsentrasi adekuat dalam darah. Hal ini

    untuk mencegah terjadinya mastoiditis, gangguan pendengaran sebagai gejala sisa dan

    kekambuhan. Berikan ampisilin 50-100 mg/kgbb/hr yang terbagi dalam 4 dosis,

    amoksisilin atau eritromisin masing-masing 50 mg/kgbb/hr yang terbagi dalam 3

    dosis pada pasien anak.Stadium resolusi. Lanjutkan pemberiannya sampai 3 minggu

    bila tidak terjadi resolusi.Tidak terjadinya resolusi dapat disebabkan berlanjutnya

    edema mukosa telinga tengah.Curigai telah terjadi mastoiditis jika sekret masih

    banyak setelah kita berikan antibiotic selama 3 minggu.

    Aturan tindakan miringotomi :

    Stadium hiperemis (pre supurasi). Bisa kita lakukan bila terlihat hiperemisdifus.Stadium supurasi. Lakukan jika membran timpani masih utuh. Keuntungannya

    yaitu gejala klinik lebih cepat hilang dan ruptur membran timpani dapat kita hindari.

  • 8/3/2019 CR_OMA_YUSTI

    15/16

    15

    Aturan pemberian obat cuci telinga :

    Bahan. Berikan H2O22 3% selama 3-5 hari.Efek. Bersama pemberian antibiotik yangadekuat, sekret akan hilang dan perforasi membran timpani akan menutup kembali

    dalam 7-10 hari.Komplikasi Otitis Media Supuratif Akut (OMA).

    Ada 3 komplikasi otitis media supuratif akut ( OMA), yaitu :

    1. Abses subperiosteal.2. Meningitis.3. Abses otak. Dewasa ini, ketiga komplikasi diatas lebih banyak disebabkan oleh otitis

    media supuratif kronik (OMSK) karena maraknya pemberian antibiotik pada pasien

    otitis media supuratif akut (OMA).

    Komplikasi yang serius adalah:

    1. Infeksi pada tulang di sekitar telinga tengah ( mastoiditis atau petrositis )2. Labirintitis (infeksi pada kanalis semisirkuler )3. Kelumpuhan pada wajah4. Tuli5. Peradangan pada selaput otak (meningitis )6. Abses otak.Tanda-tanda terjadinya komplikasi:

    sakit kepala tuli yang terjadi secara mendadak vertigo(perasaan berputar) demam dan menggigil.

  • 8/3/2019 CR_OMA_YUSTI

    16/16

    16

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Djaafar, ZA. 2007. Kelainan Telinga Tengah. Telinga Hidung Tenggorokan, Edisi ke 6.Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

    2. Boies, dkk. 1997. Buku ajar penyakit THT Edisi 6. Jakarta : EGC3. Efiaty, dkk.2009.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan

    Leher Edisi Keenam. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.