Top Banner
IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. E Nama Suami : Tn. K Umur : 73 tahun Umur : 80 tahun Alamat : Leles Pendidikan : SD Pendidikan : SD Pekerjaan : Petani Pekerjaan : Petani Medrek : 6816xx MRS : 15-07-2014 Jam : 14.00 WIB KRS : 18-07-2014 ANAMNESIS Dikirim Oleh : Bidan , SIFAT : Rujukan , Ket : - Keluhan Utama : Benjolan pada lubang kemaluan Anamnesa Khusus : P 7 A 1 , pasien datang dengan keluhan timbul benjolan pada lubang kemaluan sejak 1 bulan SMRS. Pasien mengaku benjolan tersebut tidak sakit, namun pasien merasa terganggu oleh benjolan tersebut. Keluhan disertai dengan sulit BAK sejak 1 hari SMRS. Pasien juga mengeluhkan adanya demam, sesak nafas, dan nyeri perut yang dirasakan mulai malam hari SMRS. Keluhan mulas dan keluar darah dari lubang kemaluan disangkal oleh pasien. RIWAYAT OBSTETRI Kehamila n Tempat Penolon g Cara Kehamilan Cara Persali nan BB Lahi r Jenis Kelami n Usi a Hidup / Mati 1 Abortus 2 Rumah Paraji Aterm Spontan 3000 60t h H 1
25

CR1 - Prolaps Uteri

Mar 09, 2023

Download

Documents

arif febri
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: CR1 - Prolaps Uteri

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. E Nama Suami : Tn. KUmur : 73 tahun Umur : 80 tahunAlamat : Leles Pendidikan : SDPendidikan : SD Pekerjaan : PetaniPekerjaan : PetaniMedrek : 6816xxMRS : 15-07-2014Jam : 14.00 WIBKRS : 18-07-2014

ANAMNESIS

Dikirim Oleh : Bidan , SIFAT : Rujukan ,

Ket : -

Keluhan Utama : Benjolan pada lubang kemaluan

Anamnesa Khusus :

P7 A1, pasien datang dengan keluhan timbul benjolan pada lubangkemaluan sejak 1 bulan SMRS. Pasien mengaku benjolan tersebuttidak sakit, namun pasien merasa terganggu oleh benjolantersebut. Keluhan disertai dengan sulit BAK sejak 1 hari SMRS.Pasien juga mengeluhkan adanya demam, sesak nafas, dan nyeriperut yang dirasakan mulai malam hari SMRS. Keluhan mulas dankeluar darah dari lubang kemaluan disangkal oleh pasien.

RIWAYAT OBSTETRI

Kehamilan Tempat Penolon

gCara

Kehamilan

CaraPersalinan

BBLahir

JenisKelami

n

Usia

Hidup/

Mati1 Abortus

2 Rumah Paraji Aterm Spontan 3000 ♂ 60th H

1

Page 2: CR1 - Prolaps Uteri

3 Rumah Paraji Aterm Spontan 3500 ♂ 50th H

4 Rumah Paraji Aterm Spontan 3300 ♀ 45th H

5 Rumah Paraji Aterm Spontan 3300 ♀ 43th H

6 Rumah Paraji Aterm Spontan 3500 ♀ 40th H

7 Rumah Paraji Aterm Spontan 3000 ♂ 30th H

KETERANGAN TAMBAHAN

Menikah : Pertama kali ♀ 13 tahun, SD, Petani

♂ 20 tahun, SD, PetaniHaid Terakhir tgl : Pasien sudah menopauseSiklus haid : -Lama haid : -Banyaknya darah : -Menarche usia : 13 tahunNyeri haid : -Kontrasepsi terakhir : Tidak pernah memakai alat kontrasepsiPeriksa sebelumnya : Tidak hamilKeluhan selama kehamilan : Tidak hamilRiwayat penyakit terdahulu : Penyakit Liver

STATUS PRAESENSE

Keadaan Umum : CMTensi : 100/50 mmHgNadi : 88 x/mntPernafasan : 24 x/mntSuhu : 37,10C

2

Page 3: CR1 - Prolaps Uteri

Kepala : CA +/+, SI +/+Tiroid & KGB : Tidak ada kelainan Jantung : BJ I & II murni, reguler, M(-) G(-)Paru : VBS kanan=kiri ,Wh(-/-), Rh(+/+)Refleks : Fisiologis (+)BB : Tak ditimbangTB : Tak diukurEdema : +/+Varices : -/-Abdomen : Datar lembutHati : Membesar 6cm di bawah processus xiphoideus, 3cm

di bawah arcus costaeLien : Dalam batas normal

STATUS GINEKOLOGIK

PEMERIKSAAN LUAR

INSPEKULO (tidak dilakukan)

3

Inspeksi :

Tampak uterusberada di luarvagina, warnamerah muda,bentuk bulat,discharge (-)

PalpasiFundus UteriMassa Tumor

:::

Tidak terabaTidak teraba

Perkusi/ Auskultas : -

Page 4: CR1 - Prolaps Uteri

PEMERIKSAAN DALAM (tidak dilakukan)

LABORATORIUM Tanggal 15/7/14

DIAGNOSISProlaps Uteri + Retensio Urin +Anemia

RENCANA PENGELOLAANObservasi KU, TTV

4

v/v :Tampak uterusberada di luar

vaginaPortio : -OUE : -Corpus Uteri : -

Parametrium : -

Cavum Douglas : -

1.HematologiDarahRutinHemoglobin:

7,0 g/dL

Hematokrit:

25%

Lekosit:

14,060/mm3

Trombosit: 348.000mm3

Eritrosit: 3,23 juta/mm3

2.Urine Urine Rutin Kimia Urin Berat jenis

urine:1.015

pH Urine:

5,5

Nitrit Urine:

Negatif

ProteinUrine:

Negatif

GlukosaUrine:

Negatif

Keton Urine:

Negatif

Urobilinogen Urine:

Normal

BilirubinUrine:

Negatif

Page 5: CR1 - Prolaps Uteri

Infus RL 500 cc 20tpmPasang kateter urin + Bladder trainingTransfusi sampai Hb ≥10gr/dL

FOLLOW UP 16/07/2014

S/ Sesak nafasO/ KU : CM TD : 130/80 mmHg R :36x/m N : 88 x/mntS : 38,5o C

Mata : CA (+/+), SI (-/-)Abdomen : Datar, lembutTFU : Tidak terabaPendarahan : (-)BAB/BAK : - / 500cc (dc)A/ Prolaps Uteri + Retensio Urin +Anemia

- Observasi KU, TTV- Transfusi s/d

Hb≥10gr/dL- Bladder training

LABORATORIUM Tanggal 16/07/14

17/07/2014

S/ PusingO/ KU : CM TD : 110/80 mmHg R :24x/m

- Observasi KU, TTV- Transfusi s/d

Hb≥10gr/dL- Bladder training

5

HematologiDarahRutinHemoglobin:

6,8 g/dL

Hematokrit:

24%

Lekosit:

10,610/mm3

Trombosit: 326.000mm3

Eritrosit: 3,03 juta/mm3

Page 6: CR1 - Prolaps Uteri

N : 90 x/mntS : 37,6o C

Mata : CA (+/+), SI (-/-)Abdomen : Datar, lembutTFU : Tidak terabaPendarahan : (-)BAB/BAK : - / 600cc (dc)A/ Prolaps Uteri + Retensio Urin +Anemia

18/07/2014

S/O/ KU : CM TD : 90/40 mmHg R :24x/m N : 80 x/mntS : 36,9o C

Mata : CA (+/+), SI (-/-)Abdomen : Datar, lembutTFU : Tidak terabaPendarahan : (-)BAB/BAK : - / 100cc (dc)A/ Prolaps Uteri + Retensio Urin +Anemia

- Observasi KU, TTV- Transfusi s/d

Hb≥10gr/dL- Bladder training

PERMASALAHAN1. Bagaimana penegakkan diagnosis pada kasus ini?2. Apakah pengelolaan kasus ini sudah tepat?3. Bagaimanakah prognosis pada pasien ini?

6

Page 7: CR1 - Prolaps Uteri

PEMBAHASAN1. Penegakkan diagnosis pada kasus ini.

PROLAPS UTERI

DefinisiProlaps (dari kata latin: Prolapsus) atau dikenal juga

dengan desensus atau prosidentia adalah turunnya uterusdari tempat yang biasa oleh karena kelemahan otot ataufascia yang dalam keadaan normal menyokongnya. Atauturunnya uterus melalui dasar panggul atau hiatusgenitalis.2,5,7,8,9

Gambar 1. Normal Uterus dan prolaps Uterus.Sumber :http://emedicine.medscape.com/article/797295-

overview#showall.

Etiologi dan Faktor Resiko

7

Page 8: CR1 - Prolaps Uteri

Etiologi bersifat multifaktorial. Penyebab prolpas

organ pelvis sulit untuk di cari etiologinya karena

secara teknis sulit membedakan mana yang disebut normal

dan mana yang abnormal. Secara hipotetik penyebab

utamanya adalah persalinan pervaginam dengan bayi aterm.

Keadaan ini akibat terjadinya kerusakan pada fasia

penyangga dan inervasi syaraf otot dasar panggul. Faktor

lain seperti lemahnya kualitas jaringan ikat, penyakit

neurologik, keadaan penyakit menahun yang menyebabkan

meningkatnnya tekanan intra abdominal (seperti penyakit

paru-paru obstruktif kronis, konstipasi menahun) atau

obesitas, asites, tumor pelvis, faktor genetik, faktor

anatomi, biokimiawi dan metabolisme jaringan penunjang,

menopause, defisiensi estrogen, dan riwayat pembedahan

mempermudah terjadinya prolapsus genitalis.5,8,10

Klasifikasi

Terdapat perbedaan pendapat antara para ahliginekologi. Friedman dan little (1961) mengemukakanbeberapa macam klasifikasi, tetapi klasifikasi yangdianjurkan adalah sebagai berikut5 :

Desensus uteri, uterus turun, tetapi serviks masih

dalam vagina.

Prolaps uteri tingkat I, uterus turun, dengan serviks

uteri turun paling rendah sampai introitus vagina.

8

Page 9: CR1 - Prolaps Uteri

Prolaps uteri tingkat II,sebagian besar uterus keluar

vagina

Prolaps Uteri tingkat III atau prosidensia uteri,

uterus keluar seluruhnya dari vagina, disertai dengan

inversio vaginae.

Gambar. 2 : Derajat Prolaps UteriSumber :http://herminahospitalgroup.com/home/produk/78

Selain Klasifikasi di atas ada juga standarpenentuan derajat prolaps berdasarkan StandarisasiTerminologi POP-Q yang di adaptasi oleh InternationalContinence Society oleh American Urogynecology Societydan Society of Gynecologic Surgeons dan klasifikasimenurut Baden-Walker.2,6,8

9

Page 10: CR1 - Prolaps Uteri

10

Page 11: CR1 - Prolaps Uteri

Gambar 3. Pembagian sistem POP-QSumber :http://www.medscape.com/viewarticle/814321_2

Gambar 4. Klasifikasi Baden-Walker

Sumber : http://www.medandlife.ro/medandlife498.html

Patofisiologi

Uterine Prolaps terjadi ketika otot-otot dasarpanggul dan ligamen meregang menjadi rusak dan lemah,sehingga mereka tidak lagi dapat mendukung organ-organpanggul, memungkinkan uterus jatuh ke dalam vagina.Penyokong utama viseral panggul terdiri atas kompleksotot levator ani dan jaringan ikat pelekat organ-organpanggul (fasia endopelvic). Kerusakan atau disfungsi darisatu atau kedua komponen ini dapat menyebabkan terjadinyaprolaps. Kompleks otot levator ani berkontraksi dengan kuatsaat istirahat dan menutupi hiatus genitalis sertamemberikan dasar yang stabil untuk viseral panggul.Penurunan tonus otot levator ani yang disebabkan olehdenervasi atau kerusakan otot secara langsung menimbulkanpembukaan hiatus genitalis, kelemahan levator plate danpembentukan konfigurasi seperti mangkok. Defek yang nyatapada daerah puboviceral dan iliococcygeal dari kompleks otot

11

Page 12: CR1 - Prolaps Uteri

levator ani sesudah melahirkan pervaginam terjadi pada 20%wanita primipara dengan pemeriksaan MRI, sedangkan padawanita nulipara tidak terjadi. Hal ini membuktikan bahwamelahirkan pervaginam berkontribusi untuk terjadinyaprolaps melalui cedera pada otot levator ani.2,10

Cedera neuropati dari otot levator ani juga dapatdisebabkan oleh melahirkan pervaginam. Wanita yang pernahmelahirkan pervaginam memiliki resiko lebih tinggimengalami defek neuropati dibandingkan dengan yangmelahirkan melalui seksio sesarea tanpa cedera. Mengedanterlalu sering saat BAB juga dihubungkan dengan denervasiotot-otot panggul. Mengedan berlebihan dapat menyebabkancedera peregangan saraf pudendal sehingga menimbulkanneuropati.10

Fasia endopelvic merupakan jaringan ikat yang membungkussemua organ-organ panggul dan menghubungkannya denganotot-otot penyokong dan tulang-tulang panggul. Jaringanikat ini menahan vagina dan uterus pada posisi normalnyasehingga memungkinkan pergerakan visceral untuk menyimpanurin dan feses, berhubungan seksual, melahirkan, dan BAB.Kerusakan atau peregangan jaringan ikat ini terjadi padasaat melahirkan pervaginam atau histerektomi, denganmengedan terlalu sering atau dengan proses penuaannormal. Bukti tentang abnormalitas jaringan ikat danproses perbaikannya pasca cedera menjadi faktorpredisposisi beberapa wanita mengalami prolaps. Wanitayang mengalami prolaps dapat menunjukkan adanya perubahanmetabolisme kolagen, meliputi penurunan kolagen tipe Idan peningkatan kolagen tipe III.10

Tanda dan Gejala Klinis

Gejala klinik sangat berbeda dan bersifat individualada penderita dengan prolaps cukup berat tidak menunjukan

12

Page 13: CR1 - Prolaps Uteri

keluhan apa pun. Sebaliknya, ada yang dengan prolapsringan, tetapi keluhannya banyak.5

Keluhan yang dijumpai pada umumnya adalah perasaanmengganjal di vagina atau adanya yang menonjol digenitalia eksterna, rasa sakit di panggul atau pinggangdan bila pasien berbaring keluhan berkurang, bahkanmenghilang. Sistokel yang sering menyertai prolapsmenyebabkan gejala-gejala polimiksi mula-mula ringan padasiang hari, lama kelamaan bila prolaps lebih beratgejalanya juga timbul pada malam hari. Adanya perasaankandung kemih tidak dapat dikosongkan secara tuntas,tidak dapat menahan kencing bila batuk (stressincontinence) dan kadang dapat terjadi pula retensiourinae. Retrokel dapat menyebabkan gangguan defekasi.Prolapsus uteri derajat III dapat menyebabkan gejalagangguan bila berjalan dan bekerja. Gesekan porsio uteripada celana menimbulkan luka dan dekubitus pada porsiouteri. Selain itu prolaps dapat menimbulkan kesulitanbersenggama. 5,8,9,10

13

Page 14: CR1 - Prolaps Uteri

Diagnosis

1. Anamnesis7,11

2. Pemeriksaan Fisik11

Pasien dalam posisi terlentang pada meja ginekologidengan posisi litotomi.

Pemeriksaan ginekologi umum untuk menilai kondisipatologis lain

Inspeksi vulva dan vagina, untuk menilai:

14

Page 15: CR1 - Prolaps Uteri

Erosi atau ulserasi pada epitel vagina.

Ulkus yang dicurigai sebagai kanker harus dibiopsisegera,ulkus yang bukan kanker diobservasi dandibiopsi bila tidak ada reaksi pada terapi.

Perlu diperiksa ada tidaknya prolaps uteri danpenting untuk mengetahui derajat prolaps uteridengan inspeksi terlebih dahulu sebelum dimasukkaninspekulum.

Manuver Valsava.

Derajat maksimum penurunan organ panggul dapatdilihat dengan melakukan pemeriksaan fisik sambilmeminta pasien melakukan manuver Valsava.

Setiap kompartemen termasuk uretra proksimal,dinding anterior vagina, serviks, apeks, cul-de-sac,dinding posterior vagina, dan perineum perludievaluasi secara sistematis dan terpisah.

Apabila tidak terlihat, pasien dapat diminta untukmengedan pada posisi berdiri di atas meja periksa.

Tes valsava dan cough stress testing (uji stres) dapat dilakukan untuk menentukan risiko inkontinensia tipe stres pasca operasi prolaps.

Pemeriksaan vagina dengan jari untuk mengetahui kontraksi dan kekuatan otot levator ani

Pemeriksaan rektovagina, untuk memastikan adanya rektokel yang menyertai prolaps uteri.

3. Pemeriksaan Penunjang

Urin residu pasca berkemih

15

Page 16: CR1 - Prolaps Uteri

Kemampuan pengosongan kandung kemih perlu dinilaidengan mengukur volume berkemih pada saatpasienmerasakan kandung kemih yang penuh, kemudiandiikutin dengan pengukuran volume urin residupasca berkemihdengan kateterisasi atauultrasonografi.11

Skrining infeksi saluran kemih 11

Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan laboratorium tidak begitu banyak

membantu. Tes Papanicolaou (Pap smear sitologi)atau biopsi dapat diindikasikan pada kasus yangjarang terjadi yang dicurigai karsinoma, meskipunini harus ditangguhkan ke dokter perawatan primeratau dokter kandungan.2

Pemeriksaan USG

Pemeriksaan USG bisa digunakan untuk membendakan

prolaps dari kelainan-kelainan lain.2

------------------Pada Kasus ini,diagnosa sudah tepat yaitu dimana didapatkan: Anamnesa : Ibu mengeluh timbul benjolan pada lubang

kemaluan sejak 1 bulan SMRS, benjolan tidak terasa nyeri,disertai sulit BAK sejak 1 hari SMRS.

P.Fisik : TD pasien : 100/90 mHg Status ginekologik, pada inspeksi tampak tonjolan

massa uterus dari introitus vagina, bentuk bulat,warna merah muda, discharge (-), pada palpasi nyeritekan (-).

P.Penunjang : Hb: 7,0

DIAGNOSIS yaitu : Prolaps Uteri + Retensio Urin + Anemia

16

Page 17: CR1 - Prolaps Uteri

2.Pengelolaan pada kasus ini.

PROLAPS UTERI1. Observasi

Derajat luasnya prolaps tidak berkaitan dengan gejala.Mempertahankan prolaps tetap dalam stadium I merupakanpilihan yang lebih tepat. Beberapa wanita mungkin lebihmemilih untuk mengobservasi lanjutan dari prolaps. Merekajuga harus memeriksakan diri secara berkala untuk mencariperkembangan gejala baru atau gangguan (seperti buang airkecil atau buang air besar terhambat, erosi vagina).10,11

2. Terapi Konservatif

Latihan otot dasar panggul (kegel exercises)

Latihan ini sangat berguna pada prolapsringan,tujuannya untuk menguatkan otot-otot dasarpanggul dan otot-otot yang mempengaruhi miksi. Caranyadengan menahan otot-otot panggul seolah-olah sedangmencoba untuk menahan urin. Tahan posisi ini selamasepuluh hitungan, kemudian lepaskan perlahan-lahan.Lakukan selama sepuluh kali, empat kali sehari.1,2,10

Pemasangan pessarium

Pada Kehamilan awal untuk mencegah gejalapenyempitan dari 10 sampai 14 minggu akibat prolapsuterus digunakan pesarium (pesary) yang sesuai dandigunakan sampai bulan ke 4. Apabila dasar panggulterlalu lemah hingga pessarium terus jatuh maka pasiendi anjurkan istirahat rebah sampai bulan ke 4. Pernahdilaporkan keberhasilan kehamilan dan pelahiran pervagina setelah fiksasi uterosakrum sakrospinosum yangdilakukan sebelum kehamilan.12,13

Prisip pemakaian pessarium ialah bahwa alat tersebutmembuat tekanan pada dinding vagina bagian atas,sehingga bagian dari vagina tersebut beserta uterus

17

Page 18: CR1 - Prolaps Uteri

tidak dapat turun dan melewati vagina bagian bawah.Pessarium yang paling baik untuk prolaps genitaliaialah pessarium cincin, terbuat dari plastik. Jikadasar panggul terlalu lemah dapat digunakan pessariumNapier.8

Pesarium dapat dipasang pada hampir seluruh wanitadengan prolaps tanpa melihat stadium ataupun lokasidari prolaps. Alat ini digunakan oleh 75%-77% ahliginekologi sebagai penatalaksanaan lini pertamaprolaps. Pesarium tersedia dalam berbagai bentuk danukuran, serta dapat dikategorikan menjadi suportif(seperti pesarium ring) atau desak ruang(sepertipesarium donat). Pesarium yang biasa digunakan padaprolaps adalah pesarium ring (dengan dan tanpapenyokong), Gellhorn, donat, dan pesarium cube. Tipepesarium yang bisa dipasang berhubugnan dengan derajatprolaps. 11

Ada banyak jenis dan bentuk pesarium untukmempertahankan uterus pada tempatnya. Pesarium dapatdipakai bertahun-tahun asal diawasi secara teratur.Penempatan pesarium bila tidak tepat atau bila

18

Page 19: CR1 - Prolaps Uteri

ukurannya terlalu besar dapat menyebabkan perlukaanpada dinding vagina dan dapat menyebabkan ulserasi danperdarahan. Pesarium diindikasikan bagi mereka yangbelum siap untuk dilakukan tindakan operatif atau bagimereka yang lebih suka pengobatan konservatif.11

Stimulasi otot-otot dengan listrik.

Kontraksi otot dasar panggul dapat pula di timbulkandengan alat listrik, elektrodanya di pasang dalampesarium yang dimasukan ke dalam vagina.5

Estrogen

Estrogen diduga dapat mencegah atau membantu pentalaksanaan prolaps bila dikombinasikan dengan intervensi lainnya melalui mekanisme penguatan strukturpenunjang dan mencegah penipisan jaringan vagina dan panggul.2

3. Terapi Bedah

Prolaps uteri biasanya disertai dengan prolapsusvagina. Maka, jika dilakukan pembedahan untuk prolapsuteri, prolaps vagina perlu ditangani pula. Indikasiuntuk melakukan operasi pada prolapsus uteri vagina ialahbila ada keluhan berikut.5

Sistokel

Operasi yang lazimnya dilakukan ialah kolporafianterior. Kadang-kadang operasi ini tidak mencukupipada sistokel dengan stress incontinence yang berat.Dalam hal ini perlu diadakan tindakan khusus. Untukkasus berat sebaiknya dirujuk ke dokter spesialisuroginekologi.5

Retrokel dan entrokel

Operasi yang dilakukan disini adalahkolpoperineoplastik. Retrokel yang berat sering menjadi

19

Page 20: CR1 - Prolaps Uteri

satu entrokel. Tindakan operatif sebaiknya dirujuk kedokter spesialis uroginekologi.5

Prolapsus uteri

Operasi pada prolapsus uteri tergantung daribeberapa faktor, seperti umur penderita, masihberkeinginan untuk mendapatkan anak atau mempertahankanuterus, tingkat prolapsus, dan adanya keluhan.5

Ada kemungkinan terdapat prolaps vagina yangmembutuhkan pembedahan, padahal tidak ada prolaps uteriatau prolaps uteri yang ada belum perlu dioperasi. DiInggris dan Wales pada tahun 2005-2006, 22.274 operasidilakukan untuk prolaps vagina. Beberapa literaturmelaporkan bahwa dari operasi prolaps rahim, disertaidengan perbaikan prolaps vagina pada waktu yang sama.Indikasi untuk melakukan operasi pada prolaps uteritergantung dari beberapa faktor, seperti umur penderita,keinginan untuk masih mendapat anak atau untukmempertahankan uterus, tingkat prolaps, dan adanyakeluhan. Macam-macam operasi untuk prolaps uterus sebagaiberikut:5

Ventrofiksasi

Pada wanita yang masih tergolong muda dan masih

menginginkan anak, dilakukan operasi untuk uterus

ventrofiksasi dengan cara memendekkan ligamentum

rotundum atau mengikat ligamentum rotundum ke dinding

perut atau dengan cara operasi Purandare.5

Operasi Manchester

Pada operasi ini biasanya dilakukan amputasi serviksuteri, dan penjahitan ligamentum kardinale yang telahdipotong, di muka serviks dilakukan pula kolporafia

20

Page 21: CR1 - Prolaps Uteri

anterior dan kolpoperineoplastik. Amputasi serviksdilakukan untuk memperpendek serviks yang memanjang (elongasio kolli). Tindakan ini dapat menyebabkan infertilitas,abortus, partus prematurus, dan distosia servikalispada persalinan. Bagian yang penting dari operasiManchester ialah penjahitan ligamentum kardinale didepan serviks karena dengan tindakan ini ligamentumkardinale diperpendek, sehingga uterus akan terletakdalam posisi anteversifleksi, dan turunnya uterus dapatdicegah.5

Histerektomi vagina

Operasi ini tepat untuk dilakukan untuk prolapsuterus dalam tingkat lanjut, dan pada wanita yang telahmenopause. Setelah uterus diangkat, puncak vaginadigantungkan pada ligamentum rotundum kanan dan kiri,atas pada ligamentum infundibulo pelvikum, kemudianoperasi akan dilanjutkan dengan kolporafi anterior dankolpoperineorafi untuk mencegah prolaps vagina dikemudian hari.5,7

Kolpokleisis (operasi Neugebauer-Le Fort)

Pada waktu obat-obatan serta pemberian anestesi dan

perawatan pra/pasca operasi belum baik untuk wanita tua

yang seksualnya tidak aktif lagi dapat dilakukan

operasi sederhana dengan menjahit dinding vagina depan

dengan dinding vagina belakang, sehingga lumen vagina

tertutup dan uterus terletak di atas vagina. Akan

tetapi, operasi ini tidak memperbaiki sistokel dan

retrokel sehingga dapat menimbulkan inkontinensia

urinae. Obstipasi serta keluhan prolaps lainnya juga

tidak hilang.2,5,7

21

Page 22: CR1 - Prolaps Uteri

---------------

Pada kasus ini telah dilakukan pengelolaan yang tepat. Pasien di observasi KU, TTV Transfusi darah s/d Hb≥10gr/dL untuk diperbaiki KU

sebelum dilakukan tindakan operasi Bladder training untuk mengatasi retensio urin

3. Bagaimanakah prognosis pada pasien ini?

• Quo Ad Vitam : Ad Bonam

• Quo Ad Functionam : Dubia Ad Malam

• Quo Ad Sanationam : Dubia Ad Malam

Pada kasus ini, prognosis terhadap pasien baik jika

dilakukan management konservatif dan terapi operatif

yang tepat. Prognosis fungsi reproduksi dan menstruasi

pada kasus ini kurang baik (Dubia ad Malam) karena

pasien sudah memasuki massa menopause. Prognosis fungsi

seksual pada kasus ini pun kurang baik (Dubia ad Malam)

karena turunnya uterus dari tempat yang biasa akan

menyebabkan ketidaknyamanan saat melakukan hubungan

seksual.

22

Page 23: CR1 - Prolaps Uteri

DAFTAR PUSTAKA

1. Lazarou George. Uterine Prolapse. Medscape Article.

[database on the medscape] 2013. [cite on june

15,2014]. Available from:

http://emedicine.medscape.com/article/264231-

overview#showall

2. Barsoom RS, Dyne PL. Uterine Prolapse in Emergency

Medicine. Medscape Article. [database on the medscape]

2013. [cite on june 15, 2014]. Available from:

23

Page 24: CR1 - Prolaps Uteri

http://emedicine.medscape.com/article/797295-

overview#showall.

3. Detollenaere RJ, Boon J, Stekelenburg J, Alhafidh AH,

Hakvoort RA, et al. Treatment of Uterine Prolapse Stage

2 or Higher: A Randomized Multicenter Trial Comparing

Sacrospinnosus Fixation with Vaginal Hysterectomy (SAVE

U Trial). BMC Womens Health Journals 2011. [database on

the NCBI]. [cited on june 15, 2014]; 02:1402. Available

from:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3045971/pdf

/1472-6874-11-4.pdf

4. Khailullah SA, Masnawati, Saputra RW,dan Hayati M.

2011. Prolapsus Uteri pada Rumah Sakit Umum DR.Zainoel

Abidin Banda Aceh, Indonesia selama 2007 sampai 2010.

Dept Obsgyn FK Univ Syiahkuala.

5. Junizaf, Soejoenoes A.Kelainan Letak Alat-Alat Genital. Dalam :

Ilmu Kandungan Edisi ke 3. Jakarta : Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardj. 2011: 340-54.

6. Manuaba I.B.G. Anatomi dan Fisiologi Alat Reproduksi. Dalam :

Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana

untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. 1998 : 66-84.

7. Unpad. Kelainan Letak Rahim. Dalam: Ginekologi Edisi 2.

Bandung : Bag Obsgyn FK Unpad. 1981 : 71-6.

8. Doshani A, Teo R, Mayne CJ, Tincello DG. Uterine

Prolapse. Clinical Review 2007. [database on the NCBI].

[cited on june 15, 2014]; 335:819-

24

Page 25: CR1 - Prolaps Uteri

823.Availablefrom:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/artic

les/PMC2034734/pdf/bmj-335-7624-cr-00819.pdf.

9. Badash M. 2011. Uterine Prolapse. Ebsco Publishing.

[cited on june 15,2014]

10. Putra IGM, Pratiwi KY. Prolaps Organ Panggul. Bagian

Obsgyn FK Udayana / RSU Pusat Sanglah. Denpasar. 2010.

11. POGI. Panduan Penatalaksanaan Organ Panggul. 2013 :

3-10

12. Cunningham, F.G et al. Kelainan saluran reproduksi. Dalam

:Obstetri Williams vol 2 ed 23. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC, 2012: 950-1

13. Unpad. Penyulit Kehamilan. Dalam : Obstetri Patologi.

Bandung : Bag Obsgyn Fk Unpad.1984 : 134.

25