PUSLITBANG SUMBER DAYA DAN PELAYANAN KESEHATAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2019 LAPORAN PENELITIAN Keamanan Modalitas Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris pada Panti Sehat di Kabupaten/ Kota di Jawa dan Bali
141
Embed
COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PUSLITBANG SUMBER DAYA DAN PELAYANAN KESEHATANBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATANKEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIATAHUN 2019
LAPORAN PENELITIANKeamanan Modalitas PelayananKesehatan Tradisional Empirispada Panti Sehat di Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali
Laporan Penelitian
Keamanan Modalitas Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris pada Panti Sehat di Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali
Kode Satker Tahun Usulan Sumber Dana Nomor Urut Usulan
0 2 1 8 0 1 0 0 2
Penyusun: Ondri Dwi Sampurno
Lucie Widowati Delima
Nurhayati Hadi Siswoyo
Frans Suhariyanto Hadjar Siswantoro Annisa Rizky Afrilia
Cicih Opitasari Nurfi Afriansyah
Tri Wahyuni Lestari Lusitawati
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
2019
i
SURAT KEPUTUSAN PENELITIAN
ii
iii
SURAT PERSETUJUAN ETIK
iv
SUSUNAN TIM PENELITI
v
vi
Didik Subagiyo, S.Kep, Ners
Tri Sumyati, SKM
vii
viii
LEMBAR PERSETUJUAN
ix
PRAKATA Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan hidayahNya penelitian Keamanan Modalitas Pelayanan Kesehatan Empiris pada Panti Sehat di Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali, dan laporan penelitiannya telah dapat diselesaikan dengan baik. Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat komunitas. Laporan ini berisi pendahuluan, metode penelitian, etik penelitian, hasil penelitian, pembahasan, kesimpulan dan rekomendasi serta daftar pustaka. Kami menyampaikan terima kasih kepada Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan (Pusat 2) atas arahan, masukan dan dukungan untuk terselenggaranya penelitian ini. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada Panitia Pembina Ilmiah Pusat 2, Pejabat Pembuat Komitmen Penelitian Bidang, Kepala Bidang Penelitan Pelayanan Kesehatan, Kepala Sub Bidang Penelitian Pelayanan Kesehatan Tradisional dan Penunjang, tim peneliti dari Pusat 2, tim peneliti daerah dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota lokus penelitian, para pakar dan nara sumber baik dari Pusat maupun daerah, dan responden Penyehat Tradisional serta semua pihak baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung atas dukungan dan kerjasama yang sangat baik, sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan protokol. Kami menyadari bahwa dalam hal keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional dapat ditinjau dari pendekatan yang lain. Untuk itu, kami terbuka menerima masukan untuk pengembangan lebih lanjut baik untuk mempertajam dalam pembahasan maupun untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.
Ketua Pelaksana
x
RINGKASAN EKSEKUTIF
Keamanan Modalitas Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris pada Panti Sehat
di Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali
Ondri Dwi Sampurno, Lucie Widowati, Delima, Nurhayati, Hadi Siswoyo, Frans
Pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisional di Indonesia cenderung meningkat. Hasil
Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa proporsi rumah tangga yang memanfaatkan
pelayanan kesehatan tradisional sebesar 30,4%. Sementara hasil Riskesdas tahun 2018
menunjukkan bahwa proporsi pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisional pada
penduduk semua umur sebesar 31,4%. Pelayanan kesehatan tradisional 98,5% diberikan
oleh penyehat tradisional (Hattra).
Proporsi Hattra yang memperoleh Surat Terdaftar Penyehat Tradisional (STPT) masih
sangat rendah. Berdasarkan data rekapitulasi tahun 2017 Direktorat Pelayanan Kesehatan
Tradisional, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI,
jumlah Hattra di Jawa dan Bali sebanyak 56.793 Hattra. Dari sejumlah Hattra tersebut
yang telah memiliki STPT sebanyak 2.759 Hattra atau 4,86%. Gambaran ini
menunjukkan bahwa sebagian besar pelayanan kesehatan tradisional empiris di
masyarakat belum diekplorasi keamanannya. Dengan demikian perlu mendapatkan
perhatian dalam perlindungan masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan
tradisional empiris.
Penilaian teknis terhadap metode dan teknik dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
tradisional yang diterapkan dilakukan menggunakan Form Instrumen Penilaian Teknis
Penyehat Tradisional (Perorangan) Rekomendasi Penerbitan STPT sebagaimana terdapat
dalam lampiran Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) nomor 61 tahun 2016 tentang
Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris. Dalam lampiran PMK nomor 61 tahun 2016
tersebut, pengeluaran rekomendasi keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional
empiris didasarkan hasil penilaian teknis terhadap cara perawatan.
Penilaian keamanan pelayanan kesehatan tradisional empiris tidak hanya didasarkan cara
perawatan. Modalitas pelayanan kesehatan tradisional mencakup Hattra, cara perawatan
dan sarana. Penilaian terhadap modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris harus
dilakukan baik sendiri maupun bersama antara Hattra, cara perawatan dan sarana. Pada
pelayanan kesehatan tradisional empiris keterampilan, apabila alat yang digunakan
memiliki kualitas baik tetapi digunakan oleh Hattra yang tidak memiliki dasar teori dan
keahlian yang baik, maka akan berpotensi pada keamanan. Demikian pula pada
pelayanan kesehatan tradisional empiris ramuan, apabila ramuan dibuat di sarana yang
sanitasinya tidak baik dan diberikan oleh Hattra yang tidak memahami kerasionalan
ramuan, maka juga akan berpotensi risiko keamanan.
xi
Tujuan umum penelitian Keamanan Modalitas Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris
pada Panti Sehat di Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali yaitu untuk memperoleh bukti
empiris modalitas pelayanan kesehatan empiris pada panti sehat. Adapun tujuan khusus
penelitian ini yaitu untuk memotret teknis penilaian keamanan modalitas pelayanan
kesehatan tradisional empiris pada panti sehat yang dilakukan oleh Dinkes
Kabupaten/Kota saat ini, mengembangkan instrumen penilaian keamanan modalitas
pelayanan kesehatan tradisional empiris, menguji validitas dan reliabilitas instrumen
penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris, dan menganalisis
keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat.
Proporsi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang menggunakan form penilaian teknis
sebagaimana dalam lampiran PMK nomor 61 tahun 2016 sebesar 75% dari 12 Dinas
Kesehatan Kabuptan/Kota yang terpilih sebagai lokus. Alasan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang belum menggunakan form penilain teknis sebagaimana dalam
lampiran PMK nomor 61 tahun 2016 oleh karena belum ada koordinasi bersama sehingga
masih menggunakan PMK nomor 1076 tahun 2002. Di samping itu, Hattra tidak bisa
memenuhi kriteria yang ada didalam form penilaian teknis sebagaimana dalam lampiran
PMK nomor 61 tahun 2016.
Pengembangan instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional
empiris diperlukan untuk dapat menilai secara obyektif dan memiliki persepsi yang sama
antar penilai maupun antar Kabupaten/Kota. Instrumen penilaian keamanan ini tidak
hanya berdasarkan cara perawatan saja, tetapi secara bersama yang mencakup Hattra,
Cara Perawatan dan Sarana. Pengembangan instrumen penilaian modalitas keamanan
pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat ini dilakukan melibatkan pakar
di bidang pelayanan kesehatan tradisional, dan tetap mengacu pada PMK nomor 61 tahun
2016 tentang Pelayanan Kesehatan tradisional Empiris maupun peraturan perundangan
lainnya yang terkait.
Instrumen penilaian keamanan modalitas Pelayanan Kesehatan tradisional Empiris pada
panti sehat berisi 48 parameter. Parameter yang ada dalam instrumen ini telah melalui
pengujian validitas dan reliabilitas sebelum digunakan untuk penilaian terhadap Hattra
yang ada di lapangan. Nilai keamanan dihitung secara matematis berdasarkan skoring dan
bobot. Skoring untuk mengkuantitatifkan setiap parameter sesuai tingkatan temuan.
Pembobotan merupakan metode analisis yang melibatkan semua variabel secara bersama-
sama dengan cara memberi bobot pada masing-masing variabel tersebut. Selanjutanya
ditetapkan nilai cut off aman. Hasil analisis kurva Receiver Operating Characteristic
(ROC) dengan membandingkan pengamatan potensi keamanan oleh peneliti dengan hasil
penilaian keamanan menggunakan instrumen diperoleh Nilai aman jika ≥ 77,7650.
Adapun sensitivitas dan spesifisitas instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan
kesehatan tradisional empiris ini yaitu 70% dan 57,6%.
Mengacu pada nilai cut off aman ≥ 77,7650 diketahui ada berturut-turut 77,4 %, 60,5%,
76,5% dan 61% modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris keterampilan yang
diselenggarakan oleh Hattra Keterampilan yang ada STPT, Hattra Keterampilan yang
xii
tidak ada STPT, Hattra Ramuan yang ada STPT, dan Hattra Ramuan yang tidak ada
STPT, didapatkan nilai ≥ 77,7650 atau aman.
Instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris ini
tidak hanya dapat menilai keamanan, namun juga dapat mengetahui paramater yang
dinilai belum memenuhi syarat. Hal ini akan menjadi bahan dasar pembinaan oleh
Drektorat Pelayanan Kesehatan Tradisional maupun Dinkes Kabupaten/Kota. Hattra yang
tidak memiliki STPT dengan nilai di atas cut off aman untuk dapat diarahkan guna proses
perolehan STPT, sedangkan Hattra yang tidak memiliki STPT yang nilainya di bawah cut
off direkomendasikan untuk dilakukan pembinaan mengacu pada parameter yang skor
penilaiannya rendah.
xiii
ABSTRAK Proporsi pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisional empiris cenderung meningkat
sementara proporsi Hattra yang memiliki STPT sangat kecil dan belum ada gambaran
proporsi keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat di
masyarakat. Penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris
mengacu PMK nomor 61 tahun 2016 tentang pelayanan kesehatan tradisional hanya
didasarkan pada cara perawatan pelayanan kesehatan tradisional empiris sementara
keamanan dipengaruhi baik sendiri maupun bersama Hattra, cara perawatan dan sarana
serta alat & teknologi. Peneltian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris keamanan
modalitas pelayanan kesehatan empiris pada panti sehat.
Telah dikembangkan instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan
tradisional empiris dengan melibatkan pakar di bidang pelayanan pengobatan tradisional.
Parameter dalam instrumen diuji validitasnya menggunakan Product moment dari Karl
Pearson dan reliabilitasnya menggunakan Cronbach alpha. Nilai keamanan dihitung
secara matematis dengan skoring dan pembobotan serta dihitung nilai cut off aman
menggunakan analisis kurva Receiver Operating Characteristic (ROC) dengan
membandingkan hasil pengamatan dengan hasil penilaian keamanan menggunakan
instrumen. Penilaian dilakukan dengan kunjungan ke 15 panti sehat atau 15 Hattra untuk
setiap Kabupaten/kota. Pada panti sehat berkelompok diambil 1 orang Hattra. Hattra yang
terpilih mencakup: Hattra yang memiliki STPT dan belum memiliki STPT untuk
modalitas keterampilan, ramuan dan kombinasi yang dipilih secara proporsional
purposive sampling. Lokus penelitian di 12 Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali yang
dipilih berdasarkan data jumlah Hattra tercatat.
Proporsi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang menggunakan form penilaian teknis
sebagaimana dalam lampiran PMK nomor 61 tahun 2016 sebesar 75% dari 12 Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang terpilih sebagai lokus. Validitas parameter dalam
instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris
diperoleh r hitung > r tabel (0,32) dan reliabilitasnya koefisien Cronbach Alpha sebesar
0,957. Nilai aman jika ≥ 77,650 dengan sensitivitas dan spesifisitas instrumen penilaian
keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris ini yaitu 70% dan 57,6%.
Gambaran keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris di 12 Kabupaten
kota di Jawa dan Bali, mengacu pada nilai cut off aman ≥ 77,7650 diketahui berturut-turut
terdapat 77,4 %, 60,5%, 76,5% dan 61% modalitas pelayanan kesehatan tradisional
empiris keterampilan yang diselenggarakan oleh Hattra Keterampilan yang ada STPT,
Hattra Keterampilan yang tidak ada STPT, Hattra Ramuan yang ada STPT, dan Hattra
Ramuan yang tidak ada STPT, didapatkan nilai ≥ 77,7650 atau aman. Terhadap Hattra
yang tidak ada STPT dengan nilai di atas cut off direkomendasikan untuk dapat diarahkan
untuk proses STPT dan terhadap Hattra yang tidak ada STPT yang nilainya di bawah cut
off direkomendasikan untuk dapat diarahkan untuk pembinaan mengacu pada butir
penilaian yang skornya rendah.
Kata kunci: keamanan, modalitas, kesehatan tradisional, panti sehat
xiv
DAFTAR ISI
SURAT KEPUTUSAN PENELITIAN ................................................................................... i
SURAT PERSETUJUAN ETIK ........................................................................................... iii
SUSUNAN TIM PENELITI .................................................................................................. iv
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................................. viii
PRAKATA ................................................................................................................................... ix
RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................................................................... x
ABSTRAK ................................................................................................................................ xiii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................xiv
DAFTAR TABEL .....................................................................................................................xvi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................................xix
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1 A. Latar Belakang ......................................................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah Penelitian ...................................................................................... 3 C. Pertanyaan Penelitian .......................................................................................................... 3 D. Tujuan Penelitian ................................................................................................................... 3 E. Manfaat Penelitian ................................................................................................................. 3
a. Pemerintah ................................................................................................................................................. 3 b. Masyarakat ................................................................................................................................................ 4 c. Peneliti ........................................................................................................................................................ 4
F. Luaran Penelitian .................................................................................................................... 4
BAB II. METODE PENELITIAN ......................................................................................... 5 A. Kerangka Konsep .................................................................................................................... 5 B. Definisi Operasional Variabel ........................................................................................... 5 C. Disain penelitian ..................................................................................................................... 6 D. Tempat dan Waktu ................................................................................................................ 6 E. Populasi dan Sampel ............................................................................................................. 6
a. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ............................................................................................................... 6 b. Besar sampel ............................................................................................................................................. 7 c. Cara Pemilihan Sampel ......................................................................................................................... 7
F. Instrumen Pengumpul Data ............................................................................................. 7 G. Bahan dan Prosedur pengumpul data ........................................................................ 7 H. Izin Penelitian .......................................................................................................................... 9 I. Pengolahan dan Analisis Data .......................................................................................... 9
BAB III. ETIK PENELITIAN ............................................................................................ 11
xv
BAB IV. HASIL PENELITIAN .......................................................................................... 12 A. Potret penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional
empiris pada panti sehat yang sudah ada ...................................................................... 12 B. Pengembangan instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan
kesehatan tradisional empiris pada panti sehat ......................................................... 13 C. Validitas dan reliabilitas instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat ................................. 15 D. Keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada
BAB V. PEMBAHASAN ....................................................................................................... 36 A. Potret penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional
empiris pada panti sehat yang sudah ada ...................................................................... 36 B. Pengembangan instrument penilaian keamanan modalitas pelayanan
kesehatan tradisional empiris pada panti sehat ......................................................... 37 C. Validitas dan reliabilitas instrumen penilaian keamanan modalitas
pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat ................................. 38 D. Keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat ....................................................................................................................................... 38
BAB VI. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ......................................................... 42
BAB VII. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 44
xvi
DAFTAR TABEL Tabel 1. Perubahan parameter yang disesuaikan dengan masukan pakar .............. 13
Tabel 2. Hasil analisis reliabilitas parameter dalam instrumen penilaian modalitas
yankestrad empiris pada panti sehat .................................................................... 15
Tabel 3. Hasil analisis validitas parameter penilaian penyehat tradisional (Hattra)
dalam instrumen penilaian keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti
sehat (N=36, dua arah dengan P-0,05) .................................................................. 16
Tabel 4. Hasil analisis validitas parameter penilaian cara perawatan keterampilan
dalam instrumen penilaian keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti
sehat (N=36, dua arah dengan P=0,05) ................................................................. 17
Tabel 5. Hasil analisis validitas parameter penilaian cara perawatan ramuan dalam
instrumen penilaian keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti sehat
(N=36, dua arah dengan P=0,05) ........................................................................... 18
Tabel 6. Hasil analisis validitas parameter penilaian sarana dalam instrumen
penilaian keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti sehat (N=36, dua
arah dengan P=0,05) ............................................................................................... 19
Tabel 7. Hasil konfirmasi pakar untuk parameter yang tidak valid ......................... 20
Tabel 8. Karakteristik sampel penyehat tradisional (Hattra) (N=183) ..................... 21
Tabel 9. Proporsi (%) kesesuaian Hattra terhadap parameter penilaian Hattra
menurut kepemilikan STPT................................................................................... 22
Tabel 10. Proporsi (%) cara perawatan oleh Hattra menurut kepemilikan STPT .. 23
Tabel 11. Proporsi (%) kesesuaian cara perawatan keterampilan dengan alat
kesehatan tradisional empiris oleh Hattra terhadap parameter penilaian cara
perawatan keterampilan dengan alat kesehatan tradisional empiris manurut
tradisional empiris pada panti sehat, yang telah terpenuhi validitas dan
reabilitasnya, digunakan uji coba instrumen penilaian keamanan modalitas
yankestrad empiris dengan mengunjungi 15 Panti sehat di 1 Kab/Kota yaitu Kota
Bogor. Dasar pemilihan Kota Bogor karena adanya perpaduan empiris budaya
Sunda dan Jawa dan mudah dijangkau dari Jakarta serta menyesuaikan
ketersediaan anggran. Uji coba diperlukan untuk mencermati pemahaman
responden terhadap setiap parameter penilaian keamanan, mendapatkan strategi
dalam melakukan observasi, dan mendapatkan lama waktu yang diperlukan
untuk melakukan penilaian menggunakan instrument penilaian keamanan.
f. Pengumpulan data penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan
tradisional empiris pada panti sehat. Pengumpulan data dilakukan berkunjung ke hattra di panti sehat terpilih di 12
Kabupaten/Kota yang menjadi lokasi penelitian masing-masing Kabupaten/Kota.
9
Jumlah panti sehat yang dikunjungi sebanyak 15 panti sehat atau 15 hattra. Pada
panti sehat berkelompok diambil 1 orang hattra. Hattra yang terpilih mencakup:
hattra yang memiliki STPT dan belum memiliki STPT untuk modalitas
keterampilan, ramuan dan kombinasi yang dipilih secara proporsional purposive
sampling.
H. Izin Penelitian Izin penelitian diajukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat penelitian.
I. Pengolahan dan Analisis Data Data diolah dan dianalis menggunakan program SPSS.
a. Uji validitas Instrumen penilaian menggunakan rumus Product Moment dari Karl
Pearson. Jika r hitung > r tabel, maka pengujian tersebut valid13.
b. Uji reliabilitas instrumen penilaiann menggunakan rumus Cronbach Alpha.
Sebuah faktor dinyatakan reliabel jika koefisien Cronbach Alpha lebih besar dari
0,613.
Berikut dummy tabel untuk analisis validitas dan reliabilitas P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P… Total
R1
R2
R3
R4
R5
R6
R7
R8
R9
R10
R…
P= parameter
R= responden
c. Kategori keamanan dianalisis menggunakan metode skoring dan pembobotan.
Skoring untuk mengkuantitatifkan setiap parameter sesuai tingkatan temuan.
Pembobotan merupakan metode analisis yang melibatkan semua variabel secara
bersama-sama dengan cara memberi bobot pada masing-masing variabel
tersebut14, 15,16, 17. Perhitungan Besar pembobotan digunakan metode Metode
Perhitungan Pasangan. Metode ini pada awalnya dikembangkan oleh Saaty
(1980) untuk keperluan proses analitik hirarki (Analytic Hierarchy
process/AHP). Bobot parameter ditentukan dengan cara normalisasi vektor
eigen, yang diasosiasikan dengan nilai eigen maksimum pada suatu matriks
rasio18. Prediksi Cut off aman-tidak dianalisis menggunakan Kurva Receiver
Operating Characteristic (ROC).
10
Berikut dummy untuk analisis penilaian keamanan menggunakan skoring dan
pembobotan
No Parameter Penilaian
Skor 2 Skor 1 Nilai
Maksimu
m
(1) (2) (3) (4) (5)
Penyehat Tradisional (Hattra)
1 Hattra memiliki sertifikat kompetensi
2 Hattra terdaftar sebagai anggota
asosiasi
3 Hattra dalam kondisi sehat
4 …..
Total nilai Hattra
Cara Perawatan
1 Cara perawatan sesuai dengan SOP
2 Ramuan pabrikan ada izin edar
3 Alat kesehatan tradisional ada izin
edar
4 …..
Total nilai Cara Perawatan
Sarana
1 Ukuran ruang pelayanan
2 Pintu ruang pelayanan tidk terkunci
3 Tersedian sarana cuci tangan
4 …..
Total nilai Sarana
Poin penilaian Skor Riil Skor
maksimal
Skor total
Bobot
Nilai
(1) (2) (3) =
(1):(2)
(4) (5)
=(3)x(4)x100
Penyehat
tradisional
X
Cara
perawatan
Y
Sarana Z
Nilai total X+Y+Z
d. Analisis desktiptif proporsi penilaian keamanan modalitas yankestrad empiris
pada Panti Sehat di Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali.
11
BAB III. ETIK PENELITIAN
Protokol Penelitian Keamanan Modalitas Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris
pada Panti Sehat di Jawa dan Bali, diajukan permohonan kaji etik kepada Komisi Etik
Penelitian Kesehatan (KEPK) Badan Penelitian dan pengembangan Kesehatan
(Badan Litbangkes). Penelitian ini dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan etik
dari KEPK Badan Litbangkes. Berdasarkan hasil kaji etik KEPK Badan Litbangkes,
penelitian ini diberikan surat pembebasan etik (Ethical Exemption) oleh Ketua KEPK
Badan Litbangkes nomor LB.02.01/2/KE.099/2019 tanggal 26 Maret 2019. Masa
berlaku surat pembebasan etik ini adalah 26 Maret 2019 s/d 26 Maret 2020.
12
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Potret penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat yang sudah ada
a. Proporsi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang menggunakan form penilaian
teknis sebagaimana dalam lampiran PMK nomor 61 tahun 2016 sebesar 75% dari
12 Dinas Kesehatan Kabuptan/Kota yang terpilih sebagai lokus.
Dinas Kabupaten/Kota yang telah menggunakan form penilaian teknis
sebagaimana dalam lampiran PMK nomor 61 tahun 2016 yaitu Malang,
Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Bandung, Banyumas, Jakarta Timur, Sidoarjo,
Solo; sedangkan Tangerang, Badung dan Semarang belum menggunakan form
tersebut
b. Alasan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang belum menggunakan form
penilain teknis sebagaimana dalam lampiran PMK nomor 61 tahun 2016 sebagai
berikut:
1. Belum ada koordinasi bersama sehingga masih menggunakan KMK nomor
1076 tahun 2003
2. Hattra tidak bisa memenuhi kriteria yang ada didalam form penilaian teknis
sebagaimana dalam lampiran PMK nomor 61 tahun 2016
c. Kendala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam teknis penilaian menggunakan
form penilaian teknis sebagaimana dalam lampiran PMK 61/2016 sebagai berikut:
1. Pengawasan/pembinaan panti sehat berkelompok dari seksi yang berbeda
dalam struktur Dinas Kesehatan Kabupaten/kota sehingga sulit untuk
mengetahui kesesuaian operasional sehari-hari dengan PMK nomor 61 tahun
2016
2. Dalam penafsiran penilaian masih bersifat subyektif
3. Parameter pada form penilaian sebagaimana dalam lampiran PMK nomor 61
tahun 2016 terlalu umum dan subyektif sehingga agak susah untuk menilainya
4. Terkait dengan definisi operasional dari penilaian aman dan tidak aman
5. Banyaknya hattra yang tidak memenuhi persyaratan pada waktu penilaian
6. Dalam hal cara perawatan kadang ragu untuk menentukan bila ada tenaga
kesehatan berpraktek tradisional
d. Dalam teknis penilaian menggunakan form penilaian teknis sebagaimana dalam
lampiran PMK nomor 61 tahun 2016, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota telah
membentuk tim untuk melakukan survai ke lokasi hattra dan memberikan saran
untuk tindak lanjut penerbitan rekomendasi ataupun STPT. Tim dimaksud ada
yang hanya dibentuk sebagai surat tugas dan ada yang ditetapkan dalam bentuk
SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Anggota tim penilai bervariasi antar Dinas Kesehatan Kabupten/Kota. Adapun
gambaran anggota tim, sebagai berikut:
1. Tim penilai dengan anggota dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yaitu seksi
SDM, seksi yansustrad, dan dari Puskesmas di wilayah hattra berada
13
2. Tim Pembina dan monitoring dari Dinkes Kabupaten/Kota sekaligus sebagai
tim penilai.
3. Tim penilai dengan anggota seluruhnya dari Dinas Kesehatan kabupaten/Kota
yaitu bidang pelayanan kesehatan primer (JPRK), kesehatan masyarakat
(kesling), sumber daya kesehatan (farmalkes).
4. Tim penilai dengan anggota dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yaitu Seksi
Pelayanan Kesehatan Tradisional; dari Asosiasi Penyehat Tradisional; dari
Puskesmas; dan dari Tokoh masyarakat
5. Tim penilai dengan anggota seluruhnya dari Dinas Kesehata Kabupaten/Kota
yaitu seksi fayankes dan peningkatan mutu, seksi pelayanan kesehatan dasar,
seksi pelayanan kesehatan rujukan, seksi farmasi makmin dan perbekes, seksi
kesehatan keluarga dan gizi, dan seksi kesehatan lingkungan
e. Proporsi permohonan yang masuk yang dapat diberikan rekomendasi teknis aman
berkisar 95 – 100%.
B. Pengembangan instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat Dasar disain untuk pengembangan instrumen penilaian modalitas keamanan
pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat mengacu pada PMK nomor
61 tahun 2016 tentang Pelayanan Kesehatan tradisional Empiris. Di samping itu juga
mengacu pada peraturan perundangan lainnya yang terkait.
Perubahan parameter dari disain awal dalam instrumen untuk penilaian keamanan
modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat sesuai masukan
pakar seperti terlihat pada tabel 1. Ada parameter yang dihilangkan, ada parameter
tambahan baru dan parameter yang tidak mengalami perubahan dari disain awal.
Tabel 1. Perubahan parameter yang disesuaikan dengan masukan pakar
14
No Parameter awal Butir pernyaatan perubahan
I Penyehat Tradisional (Hattra)
1 Hattra memiliki surat magang dihilangkan*)
2 Hattra berpenampilan fisik sehat Hattra memiliki sehat fisik dan mental
3 Hattra tidak memiliki cacat tubuh dihilangkan*)
4 Perilaku Hattra dalam pembudayaan
hidup bersih
Hattra rutin mencuci tangan dengan
sabun dan air bersih
Hattra berpenampilan rapi dan bersih *)
5 - **) Hattra memberikan konseling terhadap
gangguan kesehatan*)
6 - **) Hattra melakukan pelayanan kesehatan
tradisional empiris untuk promotif dan
preventif*)
II Cara Perawatan
A Keterampilan dengan alat
- ***)
B Keterampilan tanpa alat
- **) Cara perawatan tidak dilakukan pada
kelompok berisiko (ibu hamil dan
manula)
- **) Cara perawatan tidak dilakukan dengan
cara penekanan yang terlalu dalam dan
kencang (penekanan berlebihan)
- **) Bahan pelicin yang digunakan tersimpan
dalam wadah yang terhindar potensi
pencemaran*)
- **) Cara perawatan dengan energi dan olah
pikir dilakukan tanpa memberikan
sugesti berlebihan*)
C Ramuan produksi pabrikan
- ***)
D Ramuan racikan sendiri
- **) Ramuan racikan dibuat sesuai dengan
prosedur operasional baku yang
tertulis/didokumentasikan*)
III Sarana
-**) Tersedia dokumen catatan klien*)
-**) Wadah tempat penyimpanan bahan baku
racikan diberikan label dan tertulis nama
bahan baku racikan*)
Keterangan: *) disepakati masuk dalam instrumen **) belum ada pernyataan ***) tidak ada perubahan
15
C. Validitas dan reliabilitas instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat
Jumlah parameter dalam instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan
kesehatan tradisional empiris pada panti sehat setelah mendapat masukan dari hasil
pakar total terdapat 49 parameter.
Hasil uji reliabilitas menggunakan Cronbach's Alpha dari penilaian 36 orang pakar di
bidang pelayan kesehatan tradisional empiris dari 12 Kabupaten/Kota (tidak termasuk
pakar yang dilibatkan dalam pengembangan instrument) terhadap 49 parameter dalam
instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris
pada panti sehat, seperti terlihat pada tabel 2. Koefisien Cronbach's Alpha
berdasarkan parameter yang dinilai dan koefisien Cronbach's Alpha diperoleh nilai
>0,6. Dengan demikian parameter dalam instrumen penilaian keamanan modalitas
pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat dinyatakan reliabel.
Tabel 2. Hasil analisis reliabilitas parameter dalam instrumen penilaian
modalitas yankestrad empiris pada panti sehat
Statistik
reliabilitas
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha berdasarkan
parameter yang dinilai Jumlah parameter
0.945749719 0.957129686 49
Hasil uji validitas dua arah dengan P = 0,05 menggunakan Product moment dari
penilaian 36 orang pakar di bidang pelayan kesehatan tradisional empiris dari 12
Kabupaten/Kota (tidak termasuk pakar yang dilibatkan dalam pengembangan
instrument) terhadap parameter dalam instrumen penilaian keamanan modalitas
pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat, pada aspek Hattra, seperti
terlihat pada tabel 3. Terdapat 4 dari 6 parameter yang nilai r hitung < r tabel atau
dinilai tidak valid.
16
Tabel 3. Hasil analisis validitas parameter penilaian penyehat tradisional
(Hattra) dalam instrumen penilaian keamanan modalitas yankestrad empiris
pada panti sehat (N=36, dua arah dengan P-0,05)
Pernyataan Hasil r hitung Hasil r tabel
(a) Keterangan
Hattra memiliki sertifikat
kompetensi 0.346020022 0,3291 Valid
Hattra terdaftar sebagai
anggota asosiasi 0.326220081 0,3291 Tidak Valid
Hattra dalam kondisi sehat
fisik dan mental 0.253047434 0,3291 Tidak Valid
Hattra berpenampilan rapi
dan bersih 0.294230588 0,3291 Tidak Valid
Hattra memberikan konseling
terhadap gangguan kesehatan
klien
0.232023621 0,3291 Tidak Valid
Hattra melakukan pelayanan
kesehatan tradisional empiris
terbatas promotif dan
preventif
0.383146845 0,3291
Valid
Hasil uji validitas dua arah dengan P = 0,05 menggunakan Product moment dari
penilaian 36 orang pakar di bidang pelayanan kesehatan tradisional empiris dari 12
Kabupaten/Kota (tidak termasuk pakar yang dilibatkan dalam pengembangan
instrument) terhadap parameter dalam instrumen penilaian keamanan modalitas
pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat, pada aspek Cara
Perawatan Keterampilan, seperti terlihat pada tabel 4. Terdapat 1 dari 11 parameter
yang nilai r hitung < r tabel atau dinilai tidak valid.
17
Tabel 4. Hasil analisis validitas parameter penilaian cara perawatan
keterampilan dalam instrumen penilaian keamanan modalitas yankestrad
empiris pada panti sehat (N=36, dua arah dengan P=0,05)
Pernyataan Hasil r
hitung
Hasil r tabel
(a) Keterangan
Cara perawatan keterampilan dengan alat
kesehatan tradisional empiris yang
dilakukan sesuai dengan prosedur
operasional baku yang
tertulis/didokumentasikan
0.419193565 0,3291
Valid
Alat kesehatan tradisional empiris yang
digunakan tidak termasuk alat kedokteran
dan penunjang dagnostik kedokteran,
kecuali tensimeter digital
0.289179934 0,3291
Tidak Valid
Alat kesehatan tradisional empiris yang
digunakan tidak mengandung obat 0.401662608 0,3291
Valid
Alat kesehatan tradisional empiris yang
digunakan tidak bersifat invasif 0.389050408 0,3291
Valid
Alat kesehatan tradisional empiris yang
digunakan memiliki sertifikat produksi 0.458646784 0,3291
Valid
Alat kesehatan tradisional empiris yang
digunakan dilakukan pemeliharaan secara
rutin
0.664813618 0,3291
Valid
Alat kesehatan tradisional import
memiliki izin edar 0.347259806 0,3291
Valid
Cara perawatan keterampilan tanpa alat
yang dilakukan sesuai dengan prosedur
operasional baku yang
tertulis/didokumentasikan
0.605479794 0,3291
Valid
Bahan pelicin yang digunakan tersimpan
dalam wadah yang terhindar potensi
pencemaran
0.384238026 0,3291
Valid
Cara perawatan dengan energi dan olah
pikir dilakukan tanpa memberikan sugesti
berlebihan
0.396278673 0,3291
Valid
Cara perawatan tidak dilakukan pada
bagian tubuh yang berisiko (bagian tubuh
yang mengalami peradangan, infeksi kulit,
patah tulang, luka terbuka, luka bakar,
varises atau di atas lokasi tumor/kanker)
0.447554261 0,3291
Valid
Hasil uji validitas dua arah dengan P = 0,05 menggunakan Product moment dari
penilaian 36 orang pakar di bidang pelayan kesehatan tradisional empiris dari 12
Kabupaten/Kota (tidak termasuk pakar yang dilibatkan dalam pengembangan
instrument) terhadap parameter dalam instrumen penilaian keamanan modalitas
pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat, pada aspek Cara
Perawatan Ramuan, seperti terlihat pada tabel 5. Keseluruhan parameter nilai r
hitung > r tabel atau dinilai valid.
18
Tabel 5. Hasil analisis validitas parameter penilaian cara perawatan ramuan
dalam instrumen penilaian keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti
sehat (N=36, dua arah dengan P=0,05)
Pernyataan Hasil r
hitung
Hasil r
tabel
(a)
Keterangan
Cara perawatan dengan ramuan produksi
pabrikan yang dilakukan sesuai dengan prosedur
operasional baku yang tertulis/didokumentasikan
0.633945915 0,3291
Valid
Ramuan produksi pabrikan yang digunakan telah
memiliki izin edar dari Badan POM RI 0.457171865 0,3291
Valid
Bentuk sediaan dari ramuan produksi pabrikan
tidak diubah ke bentuk sedian lain 0.540489573 0,3291
Valid
Cara perawatan dengan ramuan racikan sendiri
yang dilakukan sesuai dengan prosedur
operasional baku yang tertulis/
didokumentasikan
0.579899283 0,3291
Valid
Ramuan racikan dibuat sesuai dengan prosedur
operasional baku yang tertulis/didokumentasikan 0.687190286 0,3291
Valid
Bahan ramuan sendiri mempunyai asal usul yang
jelas 0.557297968 0,3291
Valid
Ramuan racikan sendiri tidak menggunakan etil
alcohol lebih dari 1% 0.256348973 0,3291
Valid
Ramuan racikan sendiri tidak menggunakan
bahan kimia obat yang merupakan hasil isolasi
atau sintetik berhasiat obat, narkotika dan
psikotropika
0.62800079 0,3291
Valid
Ramuan racikan sendiri tidak menggunakan
tanaman obat yang dilarang sesuai peraturan
yang berlaku
0.69209182 0,3291
Valid
Ramuan racikan sendiri tidak diberikan dalam
bentuk sediaan tetes mata 0.53589453 0,3291
Valid
Ramuan racikan sendiri tidak diberikan dalam
bentuk sediaan kapsul 0.483825764 0,3291
Valid
Ramuan racikan sendiri tidak diberikan dalam
bentuk sediaan intra vaginal 0.630096309 0,3291
Valid
Ramuan racikan sendiri tidak diberikan dalam
bentuk sediaan parenteral 0.630096309 0,3291
Valid
Ramuan racikan sendiri tidak diberikan dalam
bentuk sediaan suppositoria 0.534062033 0,3291
Valid
Ramuan racikan sendiri tidak boleh dicampur
dengan ramuan produksi pabrikan 0.418161628 0,3291
Valid
Label pada kemasan ramuan racikan sendiri
hanya memuat identitas klien, keterangan cara
penggunaan/pemakaian, dan tidak boleh
menambahkan keterangan khasiat atau
keterangan lain
0.595498401 0,3291
Valid
19
Hasil uji validitas dua arah dengan P = 0,05 menggunakan Product moment dari
penilaian 36 orang pakar di bidang pelayan kesehatan tradisional empiris dari 12
Kabupaten/Kota (tidak termasuk pakar yang dilibatkan dalam pengembangan
instrument) terhadap parameter dalam instrumen penilaian keamanan modalitas
pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat, pada aspek Sarana, seperti
terlihat pada tabel 6. Keseluruhan parameter nilai r hitung > r tabel atau dinilai valid.
Tabel 6. Hasil analisis validitas parameter penilaian sarana dalam instrumen
penilaian keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti sehat (N=36, dua
arah dengan P=0,05)
Pernyataan Hasil r hitung Hasil r
tabel (a) Keterangan
Ruang pelayanan memenuhi persyaratan lingkungan
sehat 0.584839347 0,3291
Valid
Ruang pelayanan memiliki pencahayaan yang cukup 0.574643599 0,3291 Valid
Ruang pelayanan bersifat permanen (tidak
berpindah-pindah tempat dan tidak bergabung fisik
dengan tempat tinggal atau unit kerja lainnya)
0.593430291 0,3291
Valid
Pintu ruang pelayanan tidak terkunci 0.675886432 0,3291 Valid
Ukuran ruang pelayanan minimal 2 x 2,5 M 0.676695844 0,3291 Valid
Ruang pelayanan yang lebih dari satu tempat tidur
harus ada sekt dengan tinggi 25 cm dari lantai dan
50 cm dari plafon (untuk yang menggunakan matras
sekat sampai ke lantai
0.700410697 0,3291
Valid
Tersedia ruang tunggu yang terpisah dari ruang
pelayanan 0.811445387 0,3291
Valid
Tersedia toilet/WC yang terpisah dari ruang
pelayanan 0.834035577 0,3291
Valid
Tersedia sarana untuk cuci tangan 0.842181178 0,3291 Valid
Keterangan: * Hattra keterampilan ada STPT yang memberikan ramuan racikan sendiri (N= 5) ** Hattra keterampilan tidak ada STPT yang memberikan racikan sendiri (N = 2) *** Hattra Ramuan ada STPT yang memberikan ramuan racikan sendiri (N = 12) **** Hattra Ramuan ada STPT yang memberikan ramuan racikan sendiri (N = 14)
Pada Hattra Keterampilan yang ada STPT, proporsi kesesuaian tertinggi sarana panti
sehat terhadap parameter penilaian sarana panti sehat, yaitu pada parameter “Ruang
pelayanan memiliki pencahayaan yang cukup” (90,3%).
30
Pada Hattra Keterampilan yang tidak ada STPT, proporsi kesesuaian tertinggi sarana
panti sehat terhadap parameter penilaian sarana panti sehat, yaitu pada parameter
“Wadah tempat penyimpanan bahan baku racikan diberikan label dan tertulis nama
bahan baku racikan” (100%). Ada 2 orang Hattra Keterampilan tidak ada STPT yang
memberikan ramuan racikan sendiri.
Pada Hattra Ramuan yang ada STPT, proporsi kesesuaian tertinggi saran panti sehat
terhadap parameter penilaian sarana panti sehat, yaitu pada parameter “Ruang
pelayanan bersifat permanen” (94,5%), dan “Pintu ruang pelayanan tidak terkunci
(94,5%).
Pada Hattra Ramuan yang tidak ada STPT, proporsi kesesuaian tertinggi sarana panti
sehat terhadap parameter penilaian sarana panti sehat, yaitu pada butir “pernyataan
“Tersedia toilet/WC yang terpisah dari ruang pelayanan” (77,8%), dan “Ruang
peracikan dan penyimpanan ramuan racikan sendiri tahan terhadap pengaruh cuaca”
(77,8%).
Sebagai dasar perhitungan bobot Hattra, Cara perawatan dan Sarana menggunakan
metode Analytical Hierarchy Process (AHP), masing-masing peneliti yang terlibat
dalam penelitian ini menilai besaran urgensi terhadap keamanan dengan
membandingkan antara Hattra : Cara Perawatan; Hattra : Sarana; dan Cara Perawatan
: Sarana. Besaran perbandingan seperti terlihat pada tabel 16.
Tabel 16. Hasil penilaian 10 peneliti terhadap terhadap perbandingan variabel
dikaitkan dengan keamanan yankestrad empiris sebagai dasar perhitungan
bobot masing-masing variabel menggunakan metode Analytical Hierarchy
Process (AHP)
No Penilai Hattra : Cara
Perawatan
Hattra : Sarana Cara Perawatan :
Sarana
1 Peneliti 1 30 : 70 40 : 60 60 : 40
2 Peneliti 2 30 : 70 60 : 40 70 : 30
3 Peneliti 3 40 : 60 60 : 40 70 : 30
4 Peneliti 4 40 : 60 60 : 40 70 : 30
5 Peneliti 5 40 : 60 60 : 40 70 : 30
6 Peneliti 6 40 : 60 70 : 30 70 : 30
7 Peneliti 7 40 : 60 50 : 50 60 : 40
8 Peneliti 8 40 : 60 60 : 40 60 : 40
9 Peneliti 9 30 : 70 70 : 30 50 : 50
10 Peneliti 10 40 : 60 70 : 30 70 : 30
Total 370 : 630 600 : 400 650 : 350
Dari 10 orang peneliti total besaran urgensi terhadap keamanan diperoleh Hattra :
Cara Perawatan = 370 : 630; Hattra : Sarana = 600: 400; dan Cara Perawatan : Sarana
= 650 : 350.
Mengacu pada total besaran urgensi terhadap keamanan pada tabel 16, dengan
metode AHP dihitung menggunakan matriks rasio, diperoleh seperti pada tabel 17.
31
Tabel 17. Hasil perhitungan bobot dengan metode AHP
Hattra Cara Perawatan Sarana
0,32 0,43 0,25
Bobot Hattra, Cara perawatan dan Sarana terhadap keamanan modalitas pelayanan
kesehatan tradisional empiris berturut-turut: 0,32, 0,43 dan 0,25.
Nilai keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris dihitung secara
bersama Hattra, Cara Perawatan dan Sarana dengan menjumlahkan antara hasil
perkalian total skor dengan bobot Hattra, hasil perkalian total skor dengan bobot Cara
Perawatan dan hasil perkalian total skor dengan bobot Sarana. Nilai keamanan
modalitas pelayanan kesehatan tadisional empiris pada panti sehat menurut
kepemilikan STPT sperti terlhat pada tabel 18.
Tabel 18. Nilai keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti sehat
menurut kepemilikan STPT
No Nilai Hattra Keterampilan Hattra Ramuan
Ada STPT
(N = 62)
Tidak Ada
STPT
(N = 86)
Ada STPT
(N = 17)
Tidak Ada
STPT
(N = 18)
1 Minimimum 64,6 53,20 69,65 63,57
2 Maksimum 100 100 96,80 91,10
3 Rerata 83,04 78,18 85,60 78,59
Nilai keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris keterampilan oleh
Hattra Keterampilan yang ada STPT pada panti sehat berkisar 64, 6 – 100 dengan
rerata 83,04.
Nilai keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris keterampilan oleh
Hattra Keterampilan yang tidak ada STPT pada panti sehat berkisar 53,20 – 100
dengan rerata 78,18.
Nilai keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris ramuan oleh
Hattra Ramuan yang ada STPT pada panti sehat berkisar 69,65 – 96,80 dengan rerata
85,60.
Nilai keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris ramuan oleh
Hattra Ramuan yang tidak ada STPT pada panti sehat berkisar 63,57 – 91,10 dengan
rerata 78,59
Hasil pengamatan langsung potensi keamanan oleh peneliti terhadap pelayanan
kesehatan tradisional empiris terhadap 183 Hattra yang dinilai diperoleh 150 potensi
aman dan 33 potensi tidak aman.
Nilai cut off keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti sehat diperoleh dari
analisis menggunakan kurva Receiver Operating Characteristic (ROC) dihitung
dengan membandingkan pengamatan langsung potensi keamanan oleh peneliti
32
dengan hasil penilaian keamanan menggunakan instrumen penilaian keamanan
modalitas yankestrad empiris pada panti sehat. Nilai cut off didasarkan pada nilai
AUC dari kurva yang diperoleh. Kurva ROC dan Nilai cut off keamanan modalitas
yankestrad empiris pada panti sehat seperti terlihat pada gambar 1 dan tabel 19.
Gambar 1. Kurva ROC perbandingan pengamatan langsung potensi keamanan
oleh peneliti dengan hasil penilaian keamanan menggunakan instrumen
penilaian keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti sehat, AUC =
0,703
Tabel 19. Nilai cut off aman modalitas yankestrad empiris pada panti sehat
Nilai aman jika ≥ sensitivitas spesifisitas
77,7650 0,700 0,576
Modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat dinyatakan aman
apabila nilainya ≥77,7650. Sensitivitas dan Spesifisitas instrumen penilaian keamanan
33
modalitas yankestrad empiris dengan nilai cut off tersebut diperoleh sebesar 70% dan
57,6%.
Proporsi keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti
sehat menurut kepemilikan STPT berdasarkan nilai cut off ≥77,7650 seperti pada
tabel 20.
Tabel 20. Proporsi (%) keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti
sehat dengan nilai cut off aman ≥77,7650 menurut kepemilikan STPT
No Keamanan Hattra Keterampilan Hattra Ramuan
Ada STPT
(N = 62)
Tidak Ada
STPT
(N = 86)
Ada STPT
(N = 17)
Tidak Ada
STPT
(N = 18) 1 ≥ 77,7650 (aman) 77,4 60,5 76,5 61,1
2 < 77,7650 (tidak aman) 22,6 39,5 23,5 38,9
Proporsi modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris keterampilan pada panti
sehat yang diselenggarakan oleh Hatrra Keterampilan yang ada STPT yang aman
yaitu 77,4%.
Proporsi modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris keterampilan pada panti
sehat yang diselenggarakan oleh Hatrra Keterampilan yang tidak ada STPT yang
aman yaitu 60,5%.
Proporsi modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris ramuan pada panti sehat
yang diselenggarakan oleh Hatrra Ramuan yang ada STPT yang aman yaitu 76,5%.
Proporsi modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris ramuan pada panti sehat
yang diselenggarakan oleh Hatrra Ramuan yang tidak ada STPT yang aman yaitu
61,1%.
Berdasarkan kepemilikan STPT Hattra dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
tradisional empiris pada panti sehat, terhadap 183 Hattra terdapat 79 Hattra yang ada
STPT atau telah memiliki rokemendasi aman dari Dinkes Kabupaten/Kota dan
terdapat 104 yang tidak ada STPT atau belum ada rekomendasi aman.
Nilai cut off keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti sehat diperoleh dari
analisis menggunakan kurva Receiver Operating Characteristic (ROC) dihitung
dengan membandingkan kepemilikan STPT Hattra/rekomendasi aman dengan hasil
penilaian keamanan menggunakan instrumen penilaian keamanan modalitas
yankestrad empiris pada panti sehat. Nilai cut off didasarkan pada nilai AUC dari
kurva yang diperoleh. Kurva ROC dan Nilai cut off keamanan modalitas yankestrad
empiris pada panti sehat seperti terlihat pada gambar 2 dan tabel 21.
34
Gambar 2. Kurva ROC perbandingan kepemilikan STPT Hattra/Rekomendasi
aman dengan hasil penilaian keamanan menggunakan instrumen penilaian
keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti sehat, AUC=0,674
Tabel 21. Nilai alternatif cut off aman modalitas yankestrad empiris pada panti
sehat
Nilai aman jika ≥ sensitivitas spesifisitas
80,8850 0,671 0,558
Modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat dinyatakan aman
apabila nilainya ≥80,8850. Sensitivitas dan Spesifisitas instrumen penilaian keamanan
modalitas yankestrad empiris dengan nilai cut off tersebut diperoleh sebesar 67,1%
dan 55,8%.
Proporsi keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti
sehat menurut kepemilikan STPT berdasarkan nilai cut off ≥80,8850 seperti pada
tabel 22.
35
Tabel 22. Proporsi (%) keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti
sehat dengan nilai cut off ≥80,8850 menurut kepemilikan STPT
No Keamanan Hattra Keterampilan Hattra Ramuan
Ada STPT
(N = 62)
Tidak Ada
STPT
(N = 86)
Ada STPT
(N = 17)
Tidak Ada
STPT
(N = 18)
1 ≥ 80,8850 (aman) 64,5 44,2 76,5 44,4
2 < 80,8850 (tidak aman) 35,5 55,8 23,5 55,6
Proporsi modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris keterampilan pada panti
sehat yang diselenggarakan oleh Hatrra Keterampilan yang ada STPT yang aman
yaitu 64,5%.
Proporsi modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris keterampilan pada panti
sehat yang diselenggarakan oleh Hatrra Keterampilan yang tidak ada STPT yang
aman yaitu 44,2%.
Proporsi modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris ramuan pada panti sehat
yang diselenggarakan oleh Hatrra Ramuan yang ada STPT yang aman yaitu 76,5%.
Proporsi modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris ramuan pada panti sehat
yang diselenggarakan oleh Hatrra Ramuan yang tidak ada STPT yang aman yaitu
44,4%.
36
BAB V. PEMBAHASAN
A. Potret penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat yang sudah ada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali belum semua menggunakan PMK
nomor 61 tahun 2016 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris dalam
melakukan penilaian teknis terutama terkait dengan keamanan. Beberapa Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota menggunakan KMK nomor 1076 tahun 2003 tentang
Penyelenggaraa Pengobatan Tradisional atau bahkan ada beberapan dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang menggunakan PP 103 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan
Tradisional.
PP 103 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional ditetapkan untuk
melaksanakan ketentuan pasal 59 ayat (3) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan. Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9, Pasal 23, Pasal 26 ayat
(3), Pasal 39 ayat (8), dan Pasal 57 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun
2014 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Kesehatan tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris. Sebagai tindak lanjut
hal ini, ditetapak PMK nomor 61 tahun 2016 tentang Pelayanan Kesehatan
Tradisional Empiris. PMK nomor 61 tahun 2016 ini mulai berlaku 17 November
2016. Pada pasal 45 dinyatakan bahwa pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku,
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1076/Menkes/SK/VII/2003 tentang
Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Dengan demikian sejak 17 November 2016 pengaturan terkait pelayanan tradisional
empiris mengacu pada PMK nomor 61 tahun 2016.
Beberapa dinas kesehatan Kabupaten/Kota belum menggunakan form penilain teknis
sebagaimana dalam lampiran PMK nomor 61 tahun 2016 menyatakan alasannya
bahwa belum ada koordinasi bersama sehingga masih menggunakan KMK nomor
1076 tahun 2003; dan Hattra tidak bisa memenuhi kriteria yang ada di dalam form
penilaian teknis sebagaimana dalam lampiran PMK nomor 61 tahun 2016. Adapun
perbedaan antara PMK nomor 1076 tahun 2002 dengan PMK nomor 61 tahun 2016
terkait dengan penilaian teknis diantarnya:
a. Penggunaan istilah Pengobat Tradisional pada KMK nomor 1076 tahun 2003; dan
Penyehat Tradisional (Hattra) pada PMK nomor 61 tahun 2016;
b. Pengobat tradisional diklasifikasikan dalam 4 jenis yaitu keterampilan, ramuan,
pendekatan agama dan supranatural pada KMK nomor 1076 tahun 2003 dan
Pelayanan kesehatan tradisional empiris dikelompokkan berdasarkan
pelayanannya meliputi keterampilan, ramuan dan kombinasi dengan memadukan
antara penggunaan ramuan dan keterampilan.
c. Pendekatan agama dan supranatural pada KMK 1076 tahun 2003, untuk
pendekatan agama, diperlukan rekomendasi yang dikeluarkan oleh Departemen
Agama Kabupaten/Kota, sedangkan pendekatan supranatural dikeluarkan oleh
Kejaksaan setempat, sebelum Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengeluarkan
37
STPT. Sementara dalam PMK nomor 61 tahun 2016, untuk penedakatan agama
dan supranatural tidak ada ketentuan yang mengatur untuk ini.
B. Pengembangan instrument penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat Dalam pengembangan instrumen penilaian keamanan pelayanan kesehatan tradisional
empiris ada 2 parameter awal yang dihilangkan yaitu dan ada 8 parameter baru yang
ditambahkan.
Dua parameter yang dihilangkan dalam instrumen peniaian seperti pada tabel 1 yaitu
“Hattra memiliki surat magang” dan “Hattra tidak memiliki cacat tubuh”. Terkait
dengan parameter “Hattra memiliki surat magang”, ini diambil dari PMK nomor 61
tahun 2016 pasal 5 butir 1 (g) surat rekomendasi dari asosiasi sejenis atau surat
keterangan dari tempat kegiatan magang. Dalam lampiran VII PMK nomor 61 tahun
2016 pada form penilaian teknis Hattra, pada A.1.a asal ilmu dan pengetahuan
kesehatan tradisional turun temurun diperlukan bukti surat magang. Informasi dari
asosiasi yang ada, sejauh ini yang dikeluarkan hanya surat rekomendasi dari asosiasi,
terkait dengan Hattra yang telah menjadi anggota asosiasi dan belum pernah ada
asosiasi yang mngeluarkan surat magang.
Parameter lainnya yang dihilangkan yaitu “Hattra tidak memiliki cacat tubuh”.
Parameter ini mengacu pada PMK nomor 61 tahun 2016 lampiran VII pada A.2 butir
1 terkait dengan tampilan fisik untuk menilai Sehat Jasmani. Cacat tubuh tidak
berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan tardisional. Banyak Hattra melakukan
modalitas keterampilan pijat tuna netra, ataupun ada cacat tangan daoat
menyelenggarakan pelayanan tradisional empiris keterampilan dengan baik.
8 parameter baru yang ditambahkan dalam saat pengembangan instrumen awal
terlihat seperti pada tabel 1. Dari 8 tambahan terdapat 2 butir yang tidak tercantum
dalam PMK nomor 61 tahun 2016 yaitu “Hattra memberikan konseling terhadap
gangguan kesehatan”, “Cara perawatan dengan energi dan olah pikir dilakukan tanpa
memberikan sugesti berlebihan”, dan “Ramuan racikan dibuat sesuai dengan prosedur
operasional baku yang tertulis/didokumentasikan”. Pada keterampilan energi dan olah
pikir penilaian keamanan tidak dimungkinkan penilaian keamanan secara observasi
secara langsung. Pengamatan yang dilakukan secara langsung terkait keamanan cara
perawatan keterampilan energi dan olehpikir, sesuai masukan dari asosiasi yaitu
dengan pengamatan sugesti yang diberikan. Seperti diuraikan dalam pedoman
penilaian pada lampiran 3,5 dan 7, sugesti yang diberikan pada pelayanan kesehatan
tradisional empiris berisi nasihat atau ajakan keikhlasan, yang bertujuan agar klien
optimis terhadap hasil terapi. Sugesti yang berlebihan, yakni memberi informasi
kepada klien bahwa klien akan diterapi dengan energi yang berasal dari kekuatan
mistis yang di luar kemampuan akal manusia.
38
C. Validitas dan reliabilitas instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat Pada tabel 2. Koefisien Cronbach's Alpha berdasarkan parameter yang dinilai dan
koefisien Cronbach's Alpha diperoleh nilai >0,6. Cronbach's Alpha adalah ukuran
konsistensi internal, yaitu sebeberapa dekat terkait satu set parameter sebagai
kelompok. Ini sebagai ukuran skala reliabilitas. Aturan umum bahwa realibilitas baik
bila >0,6 dan semakin tinggi reliabilitas semakin baik atau semakin tinggi internal
konsistensi.22,23.
Pada tabel 3,4,5 dan 6 diperoleh gambatan bahwa ada 5 parameter dari 49 parameter
penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris yang r hitung
< r tabel atau tidak valid setelah diuji dengan Pearson Product Moment dua arah
dengan p = 0,05, N=36. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kevalidan atau
kesesuaian parameter yang digunakan untuk memperoleh data keamanan dari para
Hattra. Terhadap 5 parameter dari 49 parameter penilaian keamanan modalitas
pelayanan kesehatan tradisional empiris diuji kembali dengan Pearson Product
Moment satu arah dengan p = 0,05, N=36, diketahui hanya ada 2 parameter yang
tidak valid diantarnya 1 parameter “Hattra memberikan konseling terhadap gangguan
kesehatan klien”. Dengan melakukan konfirmasi kepada sebagaian pakar yang
sebelumnya terlibat dalam menguji validitas terhadap 5 parameter yang tidak valid,
dinyatakan parameter “Hattra memberikan konseling terhadap gangguan kesehatan
klien” dikeluarkan dan 4 parameter lainnya dilakukan koreksi kalimatnya untuk
mempertajam keterkaitan dengan aspek keamanan.
D. Keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat Karakteristik Hattra sebagian besar ada laki-laki, berumur 20-49 tahun dan
berpendidikan SMA (tabel 8). Hal ini terkait dengan perolehan pengetahuan dan
keterampilan sebagai Hattra yang memberikan pelayanan kesehatan tradisional
empiris. Sebagaimana pasal 3 PMK nomor 61 tahun 2016, dinyatkan bahwa Hattra
penyelenggaran pelayanan kesehatan tradisional empiris, dilaksanakan oleh Hattra
berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh secara turun temurun atau
melalui pendidikan non formal. Pengetahuan dan keterampilan secara turun temurun
diperoleh melalui magang pada Hattra senior yang telah memiliki pengalaman
memberikan pelayanan kesehatan tradisional empiris secara aman dan bermanfaat
paling sedikit 5 (lima) tahun. Pengetahuan dan keterampilan yang didapat dari
pendidikan non formal diperoleh melalui pelatihan atau kursus yang dibuktikan
dengan sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi
(LSK) yang menjadi mitra dan diakui oleh Instansi Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pengaturan terkait Hattra yang dapat diperoleh melalui jalur magang, sejauh ini
belum ada. Jalur yang berkembang yaitu melalui Lembaga Kursus dan Pelatihan
39
(LPK) yang dikoordinasikan melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Namun demikian Hattra yang memiliki sertifikat kompetensi berkisar 53,2 – 70,6%
pada Hattra yang memiliki STPT dan 26,7 – 27,8% pada Hattra yang tidak memiliki
STPT (tabel 9). Hal ini dimungkinkan jumlah LPK dengan LSK belum berimbang
ataupun biaya, sehingga banyak peserta LPK yang belum terfasilitasi memperoleh
sertifikat kompetensi.
Jenis modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris oleh Hattra sebagian besar
lebih dari 1 jenis modalitas (tabel 8). Dalam KMK nomor 1076 tahun 2003 tidak ada
ketentuan bahwa 1 pengobat tradisional dibatasi hanya 1 jenis pengobatan tradisional,
sedangkan pada PMK nomor 61 tahun 2016 pada pasal 4 ayat 2 Penyehat Tradisional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat memiliki 1 (satu) STPT. Hal ini
diperjelas pada pasal 17 PMK nomor 61 tahun 2016, Hattra hanya dapat memberikan
pelayanan kesehatan tradisional empiris sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya
dan dalam hal Hattra berhalangan, pemberian pelayanan kesehatan tradisional tidak
dapat digantikan Hattra lainnya.
Dalam penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris, Hattra,
sebelum dilakukan penilaian maka perlu diskusi dengan Hattra, sesuai ketentuan yang
ada sebagaimana PMK nomor 61 tahun 2016, Hattra sudah harus memilih dan
menetapkan 1 jenis modalitas yang akan diarahkan untuk perolehan STPT. Hal ini
ternyata tidak mudah bagi Hattra yang memang sudah lama melakukan dua jenis
modalitas bersamaan. Pada tabel 10 terlihat Hattra Keterampilan yang memiliki STPT
Keterampilan masih ditemukan melakukan cara perawatan keterampilan dicampur
dengan pemberian ramuan baik ramuan pabrikan maupun ramuan racikan sendiri.
Demikian pula pada Hattra Ramuan yang memiliki STPT Ramuan melakukan cara
perawtan ramuan dicampur dengan Keterampilan baik tanpa alat maupun dengan alat
kesehatan tradisional empiris.
Dalam PMK nomor 61 tahun 2016 terdapat 1 kelompok pelayanan kesehatan
tradisional yang dinamakan kombinasi dengan memadukan antara penggunaan
ramuan dan keterampilan. Namun dalam hal ini berbeda antara pengertian kombinasi
Keterampilan-Ramuan dengan campuran Keterampilan-Ramuan. Sesuai PMK nomor
61 tahun 2016 pasal 16 ayat 2, pelayanan kesehatan tradisional empiris kombinasi
merupakan satu kesatuan cara pelayanan kesehatan tradisional empiris berdasarkan
teori dan praktik menyeluruh dan lengkap yang berakar dari 1 (satu) tradisi budaya
asli tertentu. Mengacu pada surat Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan nomor
YT.01.02/IV/3410/2019 tanggal 20 Agustus 2019 perihal pemberitahuan
perkumpulan/asosiasi Penyehat Tradisional sebagai pemberi rekomendasi STPT,
untuk modalitas kombinasi dikaitkan dengan Naturopatis.
Pemberian pelayanan kesehatan tradisional empiris oleh Hattra dalam rangka upaya
promotif dan preventif sebagaimana tertuang dalam pasal 17 ayat 1 PMK nomor 61
tahun 2016. Hattra yang memberikan pelayanan kesehatan tradisional empiris oleh
Hattra dalam rangka upaya promotif dan preventif berkisar 11,8 – 40,3% pada Hattra
40
yang memilki STPT dan berkisar 11,1 – 57% pada Hattra yang tidak memiliki STPT
(tabel 9).
Hattra yang memiliki Prosedur Operasional Baku (POB/SOP) dalam memberikan
pelayanan kesehatan tradisional empiris berkisar 0 – 66,7% pada Hattra yang
memiliki STPT dan 0 – 16,4% pada Hattra yang tidak memiliki STPT (tabel 11,
12,13,14). Menurut Moekijat SOP adalah urutan langkah-langkah (atau pelaksanaan-
pelaksanaan pekerjaan) di mana pekerjaan tersebut dilakukan, berhubungan dengan
apa yang dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana melakukannya, di mana
melakukannya dan siapa yang melakukannya24. Tujuan adanya SOP dalam
pelayanan kesehatan tradisional empiris sebagai dokumen yang akan menjelaskan dan
menilai pelaksanaan proses pelayanan kesehatan tradsional empiris bila terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan, sehingga sifatnya melindungi Hattra25.
Label pada kemasan ramuan racikan sendiri hanya memuat identitas klien, keterangan
cara penggunaan, dan tidak boleh menambahkan keterangan khasiat atau keterangan
lain, berkisar 40 – 50% pada Hattra yang memilki STPT dan 0 – 42,8% pada Hattra
yang tidak memiliki STPT (tabel 15). Adanya larangan menambahkan keterangan
khasiat dalam label yang ditempelkan pada kemasan ramuan racikan sendiri, diatur
dalam PMK 61 tahun 2016 pasal 33 ayat 5. Larangan pencantuman keterangan
khasiat dikaitkan bukti empiris ataupun bukti ilmiah keamanan dan manfaat ramuan
racikan sendiri. Bukti empiris adalah informasi yang membenarkan suatu
kepercayaan dalam kebenaran atau kebohongan suatu klaim empiris4. Bukti ilmiah
manfaat mengacu pada prinsip Evidence Based Medicine. Bukti ilmiah tertinggi
diperoleh metode penelitian meta analisis26.
Dengan metoda Analytical Hyrarchy Process (AHP) diperoleh bobot parameter
Hattra, Cara Perawatan, dan Sarana berturut-turut: 0,32; 0,43; dan 0,25 (tabel 17).
Dalam kerangka konsep penelitian ini telah ditekankan bahwa Hattra, Cara Perawatan
dan Sarana, secara sendiri-sendiri dan secara bersama mempengaruhi keamanan
modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris. Untuk mengetahui berapa besar
konstribusi masing-masing parameter tersebut maka perlu dilakukan pembobotan.
Tujuan pembobotan parameter adalah untuk mengekspresikan seberapa besar
pengaruh suatu parameter terhadap parameter lainnya. Nilai penting suatu parameter,
dapat dilihat dari seberapa besar bobot yang diberikan untuknya dalam proses
penentuan keputusan. Normalisasi pembobotan biasanya dilakukan dengan cara
menjumlahkan bobot keseluruhan parameter sehingga diperoleh total nilai sebesar 18.
Nilai minimum dan maksimun keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional
empiris oleh Hattra Keterampilan dgn STPT dan tidak ada STPT 64,6 – 100 dan 53,2
– 100; sedangkan oelh Hattra Ramuan dengan dan tidak ada STPT 69,65 – 96,8 dan