This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAMEFEKTIFITAS AIR CUCIAN BERAS SEBAGAI
PENGGANTI KALSIUM KARBIDA GUNAMEMPERCEPAT KEMATANGAN BUAH ALPUKAT
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 11.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 11.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 21.4 Luaran Penelitian ................................................................................ 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Klasifikasi Buah Alpukat .................................................................... 32.2 Perubahan Selama Proses Pematangan ............................................... 42.3 Bahan-bahan yang ditambahkan untuk Mempercepat Pematangan ..... 5
BAB III. METODE PENELITIAN3.1 Tempat Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 63.2 Bahan .................................................................................................... 63.3 Alat ...................................................................................................... 63.4 Prosedur Penelitian ............................................................................. 6
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN4.1 Anggaran Biaya .................................................................................. 84.2 Jadwal Kegiatan ................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 11LAMPIRAN ....................................................................................................... 12
iii
RINGKASAN
Alpukat (Persea americana) merupakan buah yang yang ditandai dengan meningkatnya laju respirasi pada saat buah menjadi matang. Alpukat biasanya dipanen sebelum matang dengan tingkat kematangan tertentu dan berbagai pertimbangan pemasaran.
Bahan pemacu pematangan yang umum digunakan oleh petani dan pedagang alpukat di pasar lokal adalah kalsium karbida, namun penggunaan kalsium karbida berbahaya bagi kesehatan. Di sisi lain, masyarakat tradisional melakukan beberapa perlakuan yang menunjukkan bahwa buah alpukat yang diperam yang sebelumnya telah direndam air cucian beras dapat memacu proses pematangan buah.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh perlakuan dengan dua jenis bahan pemacu pematangan (kalsium karbida, dan air cucian beras) terhadap kematangan buah alpukat yang diamati berdasarkan sifat organoleptik dan pengujian laju respirasi alpukat. Uji organoleptik dilakukan untuk mengetahui kesukaan panelis mengenai buah alpukat yang dimatangkan dengan pemeraman air cucian beras dan kalsium karbida yang meliputi warna daging buah, tekstur, aroma, dan cita rasa. Selain itu dilakukan juga pengujian laju respirasi buah alpukat. Pada kedua pengujian ini menggunakan beberapa rasio air pada sampel kalsium karbida dan air cucian beras. Rasio air yang digunakan ialah 1:50, 1:60, 1:70, 1:80, 1:90, 1:100.
iv
I. PENDAHULUAN
I.1Latar BelakangAlpukat (Persea americana) merupakan buah yang sering kita jumpai. Buah
serbaguna ini memiliki banyak manfaat dan khasiat bagi manusia. Ada banyak zat yang kaya manfaat yang terdapat di buah ini. Buah berwarna hijau ini sering dimanfaatkan untuk jus atau bahan dalam es campur maupun hidangan lainnya. Rasanya yang nikmat membuat banyak orang menyukainya.
Buah alpukat termasuk buah klimaterik yang ditandai dengan meningkatnya laju respirasi pada saat buah menjadi matang, dan hal ini berhubungan dengan meningkatnya laju produksi etilen. Etilen berperan pada buah klimaterik dalam perubahan fisiologis dan biokimia yang terjadi selama pematangan (Lelievre dkk., 1997; Giovannoni, 2001). Pemberian etilen eksogen pada buah klimaterik dapat mempercepat proses pematangan dan menghasilkan buah dengan tingkat kematangan yang seragam (Kader, 2002).
Alpukat biasanya dipanen sebelum matang dengan tingkat kematangan tertentu dan berbagai pertimbangan pemasaran. Pemanenan buah yang akan dipasarkan dengan jarak jauh umumnya pada tingkat kematangan 75-80%, sedangkan untuk pemasaran jarak dekat dipanen dengan tingkat kematangan 85-90% (Pantastico, 1993). Buah alpukat yang dipanen pada tingkat kematangan 75-90% biasanya diberikan bahan pemacu pematangan agar buah alpukat dapat dipasarkan dengan tingkat kematangan penuh sehingga harga jual alpukat tinggi.
Bahan pemacu pematangan yang umum digunakan oleh petani dan pedagang alpukat di pasar lokal adalah kalsium karbida, sedang pihak eksportir umumnya menggunakan gas etilen. Beberapa perlakuan yang dilakukan oleh masyarakat tradisional menunjukkan bahwa buah alpukat yang diperam yang sebelumnya telah direndam air cucian beras dapat digunakan untuk memacu proses pematangan buah. Bahan pemacu pematangan lainnya adalah gas asetilen yang merupakan analog dari etilen sehingga dapat berperan sebagaimana peran etilen dalam proses pematangan buah (Chesworth dkk., 1998).
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh perlakuan dengan dua jenis bahan pemacu pematangan (kalsium karbida, dan air cucian beras) terhadap kematangan buah alpukat yang diamati berdasarkan sifat organoleptiknya.
1.2 Rumusan MasalahDari uraian diatas dapat ditarik bahwa rumusan masalah dari penelitian ini
yaitu:1. Apakah air cucian beras dapat mempercepat kematangan buah alpukat
sehingga dapat menggantikan Kalsium Karbida? 2. Berapa konsentrasi air cucian beras yang harus ditambahkan sehingga
mendapatkan hasil yang efektif?
2
1.3 Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini yaitu untuk mempelajari efektifitas pengaruh
perlakuan dengan dua jenis bahan pemacu pematangan (kalsium karbida, dan air cucian beras) terhadap kematangan buah alpukat yang diamati berdasarkan difat organoleptiknya.
1.4 Luaran PenelitianManfaat dan luaran penelitian ini yaitu dapat memanfaatkan limbah air
cucian beras menjadi bahan pemacu kematangan buah alpukat serta mendapatkan sifat organoleptik yang baik. Selain itu diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai artikel ilmiah.
2
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Buah AlpukatBuah alpukat termasuk buah buni, berbentuk bola atau buah peer, panjang 5 –
20 cm, berbiji 1, tanpa sisa bunga yang tinggal, berwarna hijau atau hijau kuning, keungu- unguan atau berbintik- bintik, gundul. Biji pada buah alpukat ini berbentuk bola dengan garis tengah 2,5 – 5 cm (Morton, 1987).
Gambar 1. Buah Alpukat
Klasifikasi lengkap tanaman alpukat adalah sebagai berikut:Divisi : SpermatophytaAnak divisi : AngiospermaeKelas : DicotyledoneaeBangsa : RanalesKeluarga : LauraceaeMarga : Persea Varietas : Persea americana Mill
Alpukat mengandung zat-zat yang penting bagi tubuh, di antaranya adalah sebagai berikut :
3
4
Tabel 1. Kandungan Gizi Tiap 100 Gram Buah Alpukat Segar
Kandungan zat gizi JumlahKalori 85,00 kalProtein 0,90 gLemak 6,50 gKarbohidrat 7,70 gKalsium (Ca) 10,00 mgFosfor (P) 20,00 mgZat Besi (Fe) 0,90 mgVitamin A 180,00 S.I.Vitamin B1 0,05 mgVitamin C 13,00 mgAir 84,30 mgSerat 1,40 gBagian dapat dimakan 61,00%
2.2 Perubahan Selama Proses PematanganSiklus hidup buah secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga tahapan
fisiologi yaitu pertumbuhan (growth), pematangan (ripening), dan pelayuan (senescence). Pertumbuhan melibatkan pembelahan sel dan diteruskan dengan pembesaran sel yang bertanggung jawab terhadap ukuran maksimal sel tersebut. Pematangan adalah kejadian dramatik dalam kehidupan buah karena mengubah organ tanaman dari matang secara fisiologis menjadi dapat dimakan serta terkait dengan tekstur, rasa dan aroma. Pematangan merupakan istilah khusus untuk buah yang merupakan tahap awal dari senesen. Senescence dapat diartikan sebagai periode menuju ke arah penuaan (ageing) dan akhirnya mengakibatkan kematian dari jaringan (Santoso dan Purwoko. 1995).
Pola respirasi buah dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu klimaketrik dan non klimakterik. Turner (1997) menyatakan bahwa alpukat merupakan buah dengan tipe respirasi klimakterik dimana proses pematangan dikaitkan dengan terjadinya peningkatan respirasi hingga mencapai puncaknya setelah tiga atau empat hari dan kemudian mengalami penurunan namun masih tetap tinggi. Santoso dan Purwoko (1995) menjelaskan bahwa pola klimakterik mempunyai puncak respirasi yang khas dimana terjadinya peningkatan produksi CO2 dan penurunan O2.
Menurut Kader (1992), kehilangan air sebagai akibat dari proses transpirasi dan respirasi buah akan menyebabkan deteriorasi yang berpengaruh secara langsung pada kehilangan kuantitatif (susut bobot) serta penurunan kualitas buah dalam hal penampilan dan tekstur seperti pelunakan buah dan hilangnya kerenyahan. Tingkat kekerasan alpukat cenderung menurun selama penyimpanan yang terjadi akibat proses perubahan protopektin yang banyak terdapat pada buah mentah memiliki sifat tidak larut air menjadi pektin yang dapat larut. Menurut
4
5
Mikasari (2004) perubahan kekerasan alpukat mulai terjadi penurunan setiap lima hari penyimpanan.
Kandungan karbohidrat dalam buah alpukat mentah jauh lebih tinggi dibandingkan pada saat buah matang, karena untuk menghasilkan energi guna melanjutkan proses metabolisme zat pati dihidrolisis menjadi gula (Mikasari, 2004).
2.3 Bahan-bahan yang Ditambahkan untuk Mempercepat Pematangan Buah
Bahan pemacu pematangan yang umum digunakan oleh petani dan pedagang alpukat di pasar lokal adalah kalsium karbida, sedang pihak eksportir umumnya menggunakan gas etilen. Beberapa perlakuan yang dilakukan oleh masyarakat tradisional menunjukkan bahwa buah alpukat yang diperam yang sebelumnya telah direndam air cucian beras dapat digunakan untuk memacu proses pematangan buah. Bahan pemacu pematangan lainnya adalah gas asetilen yang merupakan analog dari etilen sehingga dapat berperan sebagaimana peran etilen dalam proses pematangan buah (Chesworth dkk., 1998).
Air cucian beras adalah air yang berasal dari hasil pencucian beras. Dalam air beras banyak mengandung zat-zat yang dapat membantu pertumbuhan tanaman seperti IAA, giberelin, sitokinin, etilen, dan lain-lain (Cattelan et al.1999; Pal et al.2001; Glick and Pasternak 2003) .
Kalsium karbida dipasarkan dalam bentuk bubuk berwarna hitam keabu-abuan dan secara komersial digunakan sebagai bahan untuk proses pengelasan, tetapi di negara-negara berkembang digunakan sebagai bahan pemacu pematangan buah. Kalsium karbida (CaC2) jika dilarutkan di dalam air akan mengeluarkan gas asetilen (Singal dkk., 2012). Buah yang dimatangkan dengan kalsium karbida akan mempunyai tekstur dan warna yang baik, tetapi aromanya kurang disukai. Penggunaan kalsium karbida saat ini sudah berkurang terutama di negara-negara maju karena dapat membahayakan bagi kesehatan disebabkan racun arsenik dan phosporus yang terkandung di dalamnya (Asif, 2012).
5
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat Pelaksanaan Penelitian Penelitian akan dilakukan di Laboratorium Pendidikan Departemen Teknologi
Industri Pangan, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran.
3.2 Bahan Bahan sampel yang digunakan adalah Buah Alpukat yang matang muda 75-80%,
yang diambil dari Pasar Tanjungsari, Sumedang, Jawa Barat. Selain itu bahan yang diperlukan ialah air cucian beras, serta kalsium karbida yang yang diperoleh dari Toko Besi di Tanjungsari. Bahan untuk pengujian laju respirasi berupa Ca(OH)2 , NaOH, HCL, Indikator PP.
3.3 Alat Alat untuk uji organoleptik buah alpukat ini adalah baskom, neraca analitik,
kotak pemeram, toples, aerator, Rangkaian alat titrasi.
3.4 Prosedur Penelitian3.4.1 Uji Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan untuk mengetahui kesukaan panelis mengenai buah alpukat yang dimatangkan dengan pemeraman air cucian beras dan kalsium karbida yang meliputi warna daging buah, tekstur, aroma, dan cita rasa. Hasil dari uji organoleptik ini dianalisis dengan perhitungan statistik Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan Uji LSD.
3.4.2 Pengujian Laju RespirasiLangkah-langkah yang dilakukan dalam menetukan pola respirasi ini dengan
menggunakan 5 buah bejana berupa toples. Toples pertama berisi larutan Ca(OH)2
jenuh dan toples ke dua berisi larutan NaOH 0,1 N. Toples ke tiga berisi sampel buah yang akan melakukan respirasi sebanyak 500 gr, sedangkan toples ke empat dan ke lima berisi NaOH 0,05 N. Setelah aerator dinyalakan selama 1 jam, NaOH yang terdapat pada toples ke empat dan ke lima dicampurkan untuk selanjutnya dilakukan titrasi terhadap HCl dengan menggunakan indikator phenolpthalein (PP), sehingga satuan dari laju respirasi adalah mg CO2/kg/jam.
7
Gambar 2. Skema Pengukuran Laju Respirasi
Laju respirasi dapat dihitung menggunakan rumus:
7
Laju respirasi (mg CO2/kg buah/jam) = 12
(mlblanko−ml HCl ) x N HCl x BM CO2
W Sampel
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya
No. Jenis JumlahHargaSatuan
(Rp)
Harga Total (Rp)
Peralatan Penunjang
1. Aerator 5 50.000 250.000
2. Alu dan mortar 5 35.000 175.000
3. Baskom 5 15.000 75.000
4. Beaker glass 100 ml 5 32.000 160.000
5. Beaker glass 250 ml 5 35.000 175.000
6. Beaker glass 500 ml 5 50.000 250.000
7. Botol reagen 3 35.000 105.000
8. Botol semprot 250 ml 3 20.000 60.000
9. Buret 5 200.000 1.000.000
10. Gelas kimia 5 45.000 225.000
11. Gelas ukur 25 ml 2 50.000 100.000
12. Gelas ukur plastik 5 15.000 75.000
13. Labu Erlenmeyer 250 ml 5 40.000 200.000
14. Labu Ukur 1 L 3 150.000 450.000
15. Pipet tetes 5 20.000 100.000
16. Pisau 1 31.000 31.000
17. Pompa gallon 2 50.000 100.000
18. Selang meteran 10 5.000 50.000
19. Spatula 5 30.000 150.000
20. Statif 5 96.000 480.000
21. Terminal listrik 1 20.000 20.000
21. Termometer 5 25.000 125.000
22. Timbangan digital 1 130.000 130.000
23. Toples kaca 25 25.000 625.000
9
24. Batang pengaduk 3 10.000 30.000
Bahan Habis Pakai
25. Air galon 2 20.000 40.000
26. Alpukat/kg 10 kg 20.000 200.000
27. Aqua gelas/dus 1 dus 48.000 48.000
28. Aquades 5 L 115.000 575.000
29. Beras 50 kg 12.000 600.000
30. Ca(OH)2 1 kg 50.000 50.000
31. HCl 3 L 75.000 225.000
32. Indikator PP 50 ml 103.000 206.000
33. Karbit 5 5.000 25.000
34. Lilin malam 10 2.000 20.000
35. Masker 1 pack 50.000 50.000
36. NaOH 2 kg 250.000 500.000
37. Sarung tangan 1 pack 75.000 75.000
Biaya Perjalanan
38. Membeli alpukat ke Tanjungsari 4 150.000 600.00039. Transportasi dalam kota 4 130.000 520.00040. Transportasi dalam kota untuk
dan Pilot Plant (Analisis)Texture analyzer 5 25.000 125.000Spektrofotometer 1 250.000 250.000
Jumlah Total Rp 11.500.000
4.2 Jadwal Kegiatan
No Jenis KegiatanBulan
1 2 3 4 5
9
10
1 Mengurus administrasiPembelian bahan baku dan alat-alat analisis
1 Pecobaan pendahuluan2 Analisis bahan baku3 Perbandingan rasio dan laju
respirasi4 Analisis laju respirasi, dan rasio
terbaik yang dihasilkan5 Uji organoleptik dan tekstur6 Analisis data7 Penyusunan laporan
10
11
DAFTAR PUSTAKA
Asif M. 2012. Physico-chemical properties and toxic effect of fruit-ripening agent calcium carbide. Ann Trop Med Public Health 5:150-156
Chesworth, J.M., T. Stuchbury dan J.R. scaife 1998: An Introduction to Agricultural Biochemistry. Chapman & Hall, London, UK, 388–392
Giovannoni, J. 2001. Molecular biology of fruit maturation and ripening. Annu.Rev.Plant Physiol. 52:725-749.
Kader, A.A. 1992. Postharvest Biology and Technolgy : An Overview. P.15-20. dalam. Kader, A.A. (Ed). Postharvest Technology for Horticultural Crops. (Second edition). Publ. 3311. University of California Barkeley
Kader, A. A. 2002. Postharvest Technology of Horticultural Crops. 3rd edition Cooperative Extension, Division of Agriculture and Natural Resources, University of California, Oakland, California. Publication 3311.pp 535
Lelievre,J.M., A. Latche, B.Jones, M.Bouzayen dan J.C.Pech, 1997. Ethylene and fruit ripening. Physiol,Plant. 101: 727-739.
Mikasari, Wilda. 2004. Kajian Penyimpanan dan Pematangan Buah Alpukat dengan Metode Pentahapan Suhu. Tesis. Pasca Sarjana. Bogor.
Morton, J. 1987. Fruit in Warm Climates: Avocado. http:// www.avocadoresearch.htm. Diakses tanggal 22 September 2015
Pantastico, Er. B., 1993. Fisiologi Pasca Panen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-Buahan dan Sayur-Sayuran Tropika dan Subtropika. Penerjemah : Kamariyani. UGM-Press, Yogyakarta.
Santoso B.B dan B.S. Purwoko. 1995. Fisiologi dan Teknologi Pasca Panen Tanaman Hortikultura. Indonesia Australia University Project, Universitas Mataram. Mataram.
Singal, S., M.Kumud dan S.Thakral, 2012. Application of apple as ripening agent for avocado. Indian J.of Natural Products and Resources 3 (1): 61-64.
Turner, D. W. 1997. Avocado and Plaintains. p. 58-59. In S. Mitra. (Ed) Postharvest Physiology and Storage of Tropical and Subtropical Fruits. CAB International Walling Ford. UK.
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen PembimbingA. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Alfi Nurfauziah2 Jenis Kelamin Perempuan3 Program Studi Teknologi Pangan4 NIM 2402101300065 Tempat dan Tanggal Lahir Bandung, 26 November 19956 E-mail [email protected] Nomor Telepon/HP 085795767434
D. Penghargaan dalam 10 tahun TerakhirNo Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
PenghargaanTahun
1 Finalis Innovation Idea Competition
OPPO Campus Club Indonesia
2015
Semua data yang saya isikan dan tercantum dan biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Penelitian
Sumedang, 28 Oktober 2015
(Alfi Nurfauziah)
12
13
13
14
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Inna Muslimah Hanifa Mudjenan2 Jenis Kelamin Perempuan3 Program Studi Teknologi Pangan4 NIM 2402101300185 Tempat dan Tanggal Lahir Bandung, 17 Juni 19956 E-mail [email protected] Nomor Telepon/HP 089653431507
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMANama Institusi SDN Buah
Batu Baru Bandung
SMPN 34 Bandung SMAN 22 Bandung
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus
2001 - 2007 2007 – 2010 2010 – 2013
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama PertemuanIlmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1 - - -
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan
Tahun
1 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dan biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Penelitian
Sumedang, 29 Oktober 2015
(Inna Muslimah Hanifa M)
14
15
15
16
16
17
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 1. Peralatan penunjang
MaterialJustifikasiPemakaian
KuantitasHarga Satuan
(Rp)Jumlah (Rp)
Aerator Untuk aerasi 5 50.000 250.000
Alu dan mortarUntuk menghancurkan alpukat
5 35.000 175.000
BaskomUntuk mencuci beras
5 15.000 75.000
Beaker glass 100 ml
Sebagai tempat menampung medium
5 32.000 160.000
Beaker glass 250 ml
Sebagai tempat menampung medium
5 35.000 175.000
Beaker glass 500 ml
Sebagai tempat menampung medium
5 50.000 250.000
Botol reagenSebagai tempat menampung reagen
3 35.000 105.000
Botol semprot 250 ml
Untuk mengukur zat cair
3 20.000 60.000
BuretAlat untuktitrasi
5 200.000 1.000.000
Gelas kimiaSebagai tempat menampung medium
5 45.000 225.000
Gelas ukur 25 ml
Sebagai tempat menampung medium
2 50.000 100.000
Gelas ukur plastik
Sebagai tempat menampung air cucian beras
5 15.000 75.000
Labu Erlenmeyer 250
ml
Alat untuktitrasi
5 40.000 200.000
Labu Ukur 1 LSebagai alat homogeninasi reagen
3 150.000 450.000
Pipet tetesUntuk memindahkanzat cair
5 20.000 100.000
PisauUntuk memotong alpukat
1 31.000 31.000
Pompa gallon Untuk 2 50.000 100.000
17
18
memompa air gallon
Selang meteran Untuk areasi 10 5.000 50.000
SpatulaUntuk memindahkanzat padat
5 30.000 150.000
StatifAlat untuktitrasi
5 96.000 480.000
Terminal listrikUntuk menyambungkan listrik ke aerator
1 20.000 20.000
TermometerUntuk menghitung suhu
5 25.000 125.000
Timbangan digital
Untuk mengetahui berat alpukat
1 130.000 130.000
Toples kaca Alat aerasi 25 25.000 625.000
Batang pengaduk
Untuk mengaduk zat cair
3 10.000 30.000
SUB TOTAL (Rp) Rp. 6.311.000,-
2. Bahan habis pakai
MaterialJustifikasiPemakaian
KuantitasHarga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
Air galon Bahan pembuat air cucian beras
2 20.000 40.000
Alpukat/kg Sebagai bahan baku penelitian
10 kg 20.000 200.000
Aqua gelas/dus Untuk konsumsi panelis
1 dus 48.000 48.000
Aquades Untuk membersihkanalat gelas, pengenceran, pembuat reagen
5 L 115.000 575.000
Beras Bahan baku air cucian beras
50 kg 12.000 600.000
Ca(OH)2 Untuk analisis laju respirasi
1 kg 50.000 50.000
HCl Untuk titrasi 3 L 75.000 225.000Indikator PP Untuk titrasi 50 ml 103.000 206.000Karbit Untuk analisis
laju respirasi5 5.000 25.000
Lilin malam Untuk analisis 10 2.000 20.000
18
19
laju respirasiMasker Untuk
melindungi peneliti
1 pack 50.000 50.000
NaOH Untuk analisis laju respirasi
2 kg 250.000 500.000
Sarung tangan Untuk melindungi peneliti
1 pack 75.000 75.000
SUB TOTAL (Rp) Rp 2.614.000
3. Perjalanan
MaterialJustifikasiPemakaian
KuantitasHarga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
Membeli alpukat ke Tanjungsari
Untuk membeli alpukat
4 150.000 600.000
Transportasi dalam kota
Untuk membeli alat dan bahan
4 130.000 520.000
Transportasi dalam kota untuk seminar dan publikasi ilmiah
Untuk menunjang hasil penelitian
4 200.000 800.000
SUB TOTAL (Rp) Rp 1.920.000
4. Lain-lain
MaterialJustifikasiPemakaian
KuantitasHarga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
Pembuatan laporan
Sebagai bukti hasil penelitian
4 50.000 200.000
ATK Untuk mencatat hasil penelitian
50.000
Peminjaman alat laboratorium Uji dan Pilot Plant (Analisis)Texture analyzer Untuk
mengetahui tekstur tahu
5 25.000 125.000
Spektrofotometer Untuk analisis total polifenol dan klorofil
1 250.000 250.000
SUB TOTAL (Rp) Rp 625.000Total (Keseluruhan) Rp 11.500.000
19
20
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Penelliti dan Pembagian Tugas
No Nama/NIM Program Studi
Bidang Ilmu Alokasi Waktu (jam/minggu)
Uraian Tugas
1 Alfi Nurfauziah/240210130006
Teknologi Pangan
Teknologi Pangan
10 Penanggung jawab penelitian dan membantu penelitian
2 Inna Muslimah/240210130018
Teknologi Pangan
Teknologi Pangan
10 Penanggung jawab penelitian dan menyiapkan alat dan bahan