Makalah Cost Volume Profit (CVP) PENDAHULUAN Analisis Biaya
Volume Laba/BVL (cost volume profit analysis/CVP) merupakan suatu
alat yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilan
keputusan. Hal ini dikarenakan CVP menekankan keterkaitan antara
biaya, kuantitas yang terjual, dan harga, semua informasi keuangan
perusahaan terkandung di dalamnya. Analisis CVP berfokus kepada
lima hal, yaitu: a. harga produk (prices of products), b. volume
produksi, c. biaya variable per unit, d. total biaya tetap (biaya
yang sifatnya tetap tidak terpengaruh oleh fluktuasi kuantitas
produksi), dan e. mix of product sold(bauran produk dalam
penjualan).
Karena perannya yang sangat besar, cost volume profit analysis
dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi manajemen untuk
mengidentifikasi ruang lingkup permasalahan ekonomi perusahaan
serta membantu mencari solusi atas permasalahannya. Analisis CVP
dapat membantu manajemen untuk mengetahui beberapa hal penting,
antara lain:a. Berapa jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai
titik impas b. Dampak pengurangan Biaya Tetap (Fixed Cost) terhadap
titik impasc. Dampak kenaikan harga terhadap labad. Berapa volume
penjualan dan bauran produk yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat
laba yang diharapkan dengan sumber daya yang dimiliki e. Tingkat
sensitivitas harga atau biaya terhadap laba. Oleh karena itu, dalam
makalah ini akan dibahas bagaimana hubungan analisis cost volume
profit analysis, titik impas dalam unit maupun dolar, analisis
multiproduk, dan penyajian grafis hubungan cost volume profit
analysis agar manajer dapat dengan bijak mengambil keputusan yang
pasti dan tidak mengandung resiko yang dapat merugikan
perusahaan.A. Analisis Cost Volume Profit Pengertian analisis cost
volume profit adalah analisis yang digunakan untuk menentukan
bagaimana perubahan dalam biaya dan volume dapat mempengaruhi
pendapatan operasional (operating income) perusahaan dan pendapatan
bersih (net income). Seperti kita ketahui, jumlah produk yang
dihasilkan perusahaan didalam suatu periode tertentu akan memiliki
hubungan langsung dengan besarnya biaya yang dikeluarkan
perusahaan. Ketika biaya itu dipertemukan dengan nilai penjualan
produk yang dihasilkan oleh perusahaan, laba perusahaan yang
diperoleh pada suatu periode akan terpengaruh menjadi lebih besar
atau lebih kecil. Untuk melihat hubungan antara ketiga variabel itu
(biaya, volume, dan laba) diperlukanlah analisis cost volume
profit. Manajemen merencanakan keuangan dan mengambil keputusan
dengan melihat hubungan besarnya biaya yang dikeluarkan suatu
perusahaan dengan besarnya volume penjualan serta laba yang
diperoleh pada suatu periode tertentu. Dalam mengambil keputusan,
manajemen juga melihat lima elemen penting terkait analisis cost
volume profit, yaitu:1. Harga produkyaitu harga yang ditetapkan di
dalam suatu periode tertentu secara konstan.2. Volumeatau tingkat
aktivitas yaitu besarnya produk yang dihasilkan dan direncanakan
akan dijual di dalam suatu periode tertentu.3. Biaya variabelper
unit yaitu besarnya biaya produk yang dibebankan secara langsung
pada setiap unit barang yang diproduksi.4. Total biaya tetapyaitu
keseluruhan biaya periodik di dalam suatu periode tertentu.5.
Bauran volumeproduk yang dijual yaitu proporsi volume relatif
produk-produk perusahaan yang akan dijual. Dalam melihat hubungan
diantara kelima elemen tersebut terdapat beberapa asumsi yang harus
digunakan didalam hubungan diantara besarnya biaya dan volume serta
laba yang akan diperoleh, yaitu :1. Harga jual produk yang konstan
dalam cakupan yang relevan. Hal ini berarti harga jual setiap unit
produk tidak berubah walaupun terjadi perubahan volume penjualan.2.
Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat
dibagi secara akurat ke dalam elemen biaya tetap dan biaya
variabel. Jumlah biaya variabel per unit konstan dan jumlah biaya
tetap total juga harus konstan.3. Dalam perusahaan mulitiproduk,
bauran penjualannya tidak berubah.4. Jumlah unit yang diproduksi
sama dengan jumlah unit yang dijual. Berarti, jumlah persediaan
tidak berubah.Dalam referensi lain, asumsi dasar analisis cost
volume profit disederhanakan menjadi (a) semua biaya
diklasifikasikan sebagai biaya variabel dan tetap, (b) fungsi
jumlah biaya adalah linier dalam kisaran relevan, (c) fungsi jumlah
pendapatan adalah linier dalam kisaran relevan dan harga jual
dianggap konstan, (d) hanya terdapat satu pemicu biaya yaitu volume
unit produk / rupiah penjualan, dan (e) tidak ada persediaan.
Dengan pengertian dan asumsi seperti diatas maka jika salah satu
elemen saja berubah maka hasil analisis cost volume profit pasti
akan menghasilkan kesimpulan yang berbada dan dapat menghasilkan
keputusan yang berbeda juga. Meskipun tujuan utama dari analisis
ini adalah untuk melihat hubungan diantara elemen-elemen tersebut
dan pengaruhnya satu dengan yang lainnya.Terkait asumsi dasar biaya
diklasifikasikan sebagai biaya variabel dan tetap, manajemen harus
teliti dalam memasukkan semua biaya variable yang relevan yaitu
tidak hanya biaya produksi saja tapi juga biaya penjualan dan biaya
distribusi. Ketelitian ini diperlukan untuk mengukur biaya variabel
per unit. Selain itu, (pada analisis jangka pendek) biaya tetap
yang relevan dapat diartikan sebagai biaya tetap yang diperkirakan
berubah sehubungan dengan peluncuran produk baru. Pada saat biaya
variabel dan biaya tetap dijumlahkan menjadi biaya total, dapat
diasumsikan dengan analisis cost volume profit bahwa pendapatan dan
total biaya adalah linear pada rentang aktivitas yang relevan.
Meskipun perilaku biaya sebenarnya tidak relevan dengan rentang
output yang terbatas, total biaya diharapkan meningkat mendekati
tingkat yang linear.Karena peran yang sangat vital, analisis cost
volume profit ini dapat diterapkan dalam banyak hal seperti
menentukan harga jual produk atau jasa, memperkenalkan produk atau
jasa baru, mengganti peralatan, memutuskan apakah produk atau jasa
yang ada seharusnya dibuat di dalam perusahaan atau dibeli dari
luar perusahaan, dan melakukan analisis apa yang akan dilakukan,
jika sesuatu dipilih oleh manajemen.B. Konsep Contribution
MarginMargin kontribusi adalah jumlah yang tersisa dari pendapatan
dikurangi beban variabel. Jadi, ini adalah jumlah yang tersedia
untuk menutup beban tetap dan kemudian menjadi laba untuk periode
tersebut. Margin kontribusi digunakan dulu untuk menutup beban
tetap dan sisanya akan menjadi laba. Jika margin kontribusi tidak
cukup untuk menutup beban tetap perusahaan, maka akan terjadi
kerugian untuk periode tersebut. Ketika titik impas dicapai, laba
bersih akan bertambah sesuai dengan margin kontribusi per unit
untuk setiap tambahan produk yang terjual. Untuk memperkirakan
pengaruh kenaikan penjaulan yang direncanakan terhadap biaya,
manajer cukup mengalikan peningkatan dalam unit yang terjual dengan
margin kontribusi yang per unit. Hasilnya akan menggambarkan
peningkatan laba yang diharapkan.Margin kontribusi adalah
pendapatan penjualan dikurangi semua biaya variabel. Ini dapat
dihitung dengan menggunakan satuan mata uang atau basis per unit.
Jika PT XYZ miliki penjualan sebesar $ 750.000 dan biaya variabel
sebesar $ 450.000, marjin kontribusinya adalah $ 300.000. Dengan
asumsi perusahaan menjual 250.000 unit selama tahun, harga per unit
penjualan adalah $ 3 dan biaya variabel total per unit adalah $
1,80. Margin kontribusi per unit adalah $ 1,20. Rasio margin
kontribusi adalah 40%. Hal ini dapat dihitung dengan menggunakan
margin kontribusi dalam satuan mata uang atau marjin kontribusi per
unit. Untuk menghitung rasio margin kontribusi, margin kontribusi
dibagi dengan jumlah penjualan atau pendapatan.C. Titik Impas Dalam
UnitKetertarikan untuk mengetahui pendapatan, beban, dan laba
berprilaku ketika volume berubah adalah sesuatu yang lazim untuk
memulai dengan menentukan titik impas perusahaan dalam jumlah unit
yang terjual. Titik impas(break-even point) adalah titik dimana
total pendapatan sama dengan total biaya atau titik dimana laba
sama dengan nol (zero profit). Untuk menentukan titik impas dalam
unit (pendapatan sama dengan total biaya), maka perlu difokuskan
pada laba operasi. Dalam hal ini, yang dilakukan pertama kali
adalah menentukan titik impas, kemudian melihat bagaimana
pendekatan yang telah digunakan itu dapat dikembangkan untuk
menentukan jumlah unit yang harus dijual guna menghasilkan laba
yang ditargetkan.Penggunaan Laba Operasi Dalam Analisis Cost Volume
ProfitLaporan laba rugi merupakan suatu alat yang berguna untuk
mengorganisasikan biaya-biaya perusahaan dalam kategori tetap dan
variable. Laporan laba rugi dapat dinyatakan sebagai persamaan
berikut.Laba operasi = Pendapatan penjualan Beban variable Beban
tetapDalam persamaan ini, istilah laba operasi digunakan untuk
menunjukkan penghasilan atau laba sebelum pajak penghasilan
(taxes).Laba operasi(operating income) hanya mencakup pendapatan
dan beban dari operasional normal perusahaan. Sedangkan, laba
bersih(net income) adalah laba operasi dikurangi pajak penghasilan.
Setelah memiliki ukuran unit yang terjual, maka dapat
dikembangkanlah persamaan laba operasi dengan menyatakan pendapatan
penjulan dan beban variabel dalam jumlah unit dolar dan jumlah
unit. Secara lebih spesifik, pendapatan penjualan dinyatakan
sebagai harga jual per unit dikali jumlah unit yang terjual, dan
total biaya variabel adalah biaya variabel per unit dikali jumlah
unit yang terjual. Dengan demikian, persamaan laba operasi
menjadiLaba operasi = (Harga x Jumlah unit terjual) (Biaya Variabel
per unit x jumlah unit terjual ) Total biaya tetapContoh berikut
ini adalah mencari titik impas dalam unit. Contohnya adalah
WhittierCompany memproduksi mesin pemotong rumput. Berikut ini
adalah proyeksi laporan laba rugi perusahaan Whittier
CompanyPenjualan (1000 unit@$400)$400.000Dikurangi: Beban
variabel325.000Margin kontribusi$75.000Dikurangi: Beban
tetap45.000Laba operasi$30.000Hal ini menunjukan bahwasanya
Whittier Company mempunyai harga adalah $400 per unit, dan biaya
variabel per unit adalah $325 ($325.000/1000 unit). Biaya tetap
adalah $45.000. Maka pada titik impas, persamaan laba operasi
adalah sebagai berikut:0 = ($400 x Unit) ($325 x Unit) - $45.0000 =
($75 x Unit) - $45.000$75 x Unit = $45.000Unit = 600Dengan
demikian, Whittier Companyharus menjual 600 pemotong rumput
untukmenutupi semua beban tetap dan variabel. Suatu cara yang baik
untuk memeriksa jawaban ini adalah dengan memformulasikan suatu
laporan laba rugi berdasarkan 600 unit yang terjual.Penjualan (600
unit@ $400)$240.000Dikurangi: beban variabel195.000Margin
kontribusi$45.000Dikurangi: Beban tetap45.000Laba operasi$
0Jelaslah, penjualan 600 unit menghasilkan laba nol.Sebuah
keunggulan penting dari pendekatan laba operasi adalah bahwa
seluruh persamaan cost volume profit berikutnya diturunkan dari
laporan laba rugi menurut perhitungan biaya variabel. Sehingga
setiap persoalan cost volume profit dapat diselesaikan dengan
menggunakan pendapatan ini.Jalan Pintas Untuk Menghitung Unit
ImpasSalah satu cara cepat yang digunakan untuk menghitung titik
impas dalam unit yaitu dengan menggunakan margin kontribusi. Margin
kontribusi(contribution margin) adalah pendapatan penjualan
dikurangi total biaya variable. Pada titik impas, margin kontribusi
sama dengan beban tetap. Jika margin kontribusi per unit untuk
harga dikurangi biaya variable per unit telah diganti pada
persamaan laba operasi dan pada akhinya memperoleh jumlah unit,
maka akan didapatkan persamaan dasarJumlah unit BEP = Biaya
tetap/Margin kontribusi per unitDengan menggunakan contoh dari
Whittier Company margin kontirbusi per unit dapat dihitung dengan
salah satu dari dua cara berikut. Cara pertama adalah dengan
membagi total margin kontribusi dengan unit yang terjual
($75.000/1000) hasilnya $75. Cara kedua adalah penjualan dikurangi
biaya variabel ($400 - $325) hasilnya $75. Untuk menghitung jumlah
unit impas Whittier Company, dapat digunakan persamaan dasar
sebagai berikut:Jumlah unit = $45.000/($400-$325)= $45.000/$75=
600Penjualan Dalam Unit Yang Diperlukan untuk Mencapai Target
LabaMeskipun titik impas merupakan informasi yang berguna, sebagian
besar perusahaan ingin memperoleh laba operasi lebih besar daripada
nol. Analisis cost volume profit menyediakan suatu cara menentukan
jumlah unityang harus dijual untuk menghasilkan target laba
tertentu. Target laba di sini adalah laba operasi di atas nol
(titik impasnya), yang dapat dinyatakan dengan jumlah dolar atau
sebagai persentase dari pendapatan penjualan. Untuk mencari target
laba, pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan pendekatan laba
operasi atau pendekatan margin kontribusi.Dalam pendekatan target
laba sebagai sebuah jumlah dolar, anggaplah bahwa Whittier Company
ingin memperoleh laba operasi sebesar $60.000. dalam hal ini,
berapakah mesin pemotong rumput yang harus dijual untuk mencapai
hasil ini? Jika menggunakan laporan laba rugi maka hasilnya adalah
sebagai berikut:$60.000 = ($400 x Unit) ($325 x Unit) -
$45.000$105.000 = $75 x UnitUnit = 1.400Jika menggunakan persamaan
dasar impas, maka perlu menambahkan target laba sebesar $60.000
pada biaya tetap dan langsung :Unit = ($45.000 + $60.000)/($400 -
$325)Unit = $105.000/$75Unit = 1.400Artinya Whittier harus menjual
1400 mesin pemotong rumput untuk menghasilkan laba operasi sebesar
$60.000. Laporan laba rugi berikut membuktikan hasil ini:Penjualan
(1400 unit@$400)$560.000Dikurangi: Bebabn Variabel455.000Margin
kontribusi$105.000Dikurangi: Beban tetap 45.000 Laba operasi
$60.000Cara lain untuk memeriksa jumlah unit ini adalah dengan
menggunakan titik impas. Seperti yang baru saja ditunjukkan,
Whittier harus menjual 1.400 mesin pemotong rumput, atau 800 lebih
banyak dari volume impas 600 unit, untuk menghasilkan laba sebesar
$60.000. Margin kontribusi per mesin pemotong rumput adalah $75.
Perkalian antara $75 dengan 800 unit mesin pemotong rumput diatas
impas akan menghasilkan laba sebesar $60.000 ($75 x 800). Hasil ini
menunjukkan bahwa margin kontribusi per unit untuk setiap unit
diatas impas adalah sama persis dengan laba per unit. Karena titik
impas telah dihitung, maka jumlah mesin pemotong rumput yang akan
dijual untuk menghasilkan laba operasi $60.000 dapat dihitung
dengan membagi margin kontribusi per unit ke dalam target laba dan
menambahkan hasilnya dengan volume impas.Secara umum, dengan
mengasumsikan biaya tetap tidak berubah, dampak terhadap laba
perusahaan yang dihasilkan dari perubahan jumlah unit yang terjual
dapat dinilai dengan mengalikan margin kontribusi per unit dengan
perubahan unit yang terjual. Sebagai contoh, jika 1.500 mesin
pemotong rumput, bukan 1.400 yang terjual, maka berapa jumlah laba
yang akan diperoleh? Perubahan dalam unit yang terjual adalah suatu
kenaikan sebanyak 100 mesin pemotong rumput, dan margin kontribusi
per unit adalah $75. Dengan demikian, laba akan meningkat sebesar
$7.500 ($75 x 100).Dalam pendekatan target laba sebagai suatu
persentase dari pendapatan penjualan (after taxes), anggaplah bahwa
Whittier Company ingin mengetahui jumlah mesin pemotong rumput yang
harus dijual untuk menghasilkan laba yang sama dengan 15 persen
dari pendapatan penjualan. Pendapatan penjualan adalah harga
dikalikan dengan kuantitas. Dengan menggunakan laporan laba rugi
(yang lebih sederhana dalam kasus ini), makadiperoleh:0,15 ($400)
(Unit) = ($400 x Unit) ($325 x Unit) - $45.000$60 x Unit = ($400 x
Unit) ($325 x Unit) - $45.000$60 x Unit = ($75 x Unit) - $45.000$15
x Unit = $45.000Unit = 3.000Apakah volume sebanyak 3.000 mesin
pemotong rumput menghasilkan laba yang sama dengan 15 persen dari
pendapatan penjualan? Untuk 3000 mesin pemotong rumput, total
pendapatan adalah $1,2 juta ($400 x 3.000). Disini laba dapat
dihitung tanpa harus menyusun laporan laba rugi yang formal. Ingat,
bahwa diatas impas margin kontribusi per unit adalah laba per unit.
Volume impas adalah 600 mesin pemotong rumput. Jika 3.000 mesin
pemotong rumput terjual, maka ada 2.400 (3.000 600) mesin pemotong
rumput diatas titik impas yang telah terjual. Jadi, laba sebelum
pajak adalah $180.000 ($75 x 2400), yang merupakan 15 persen dari
penjualan ($180.000/$1.200.000).Target Laba Setelah PajakPada saat
menghitung titik impas, pajak penghasilan tidak berperan. Ini
disebabkan karena pajak yang dibayar atas laba nol adalah nol.
Namun, ketika perusahaan ingin mengetahui berapa unit yang harus
dijual untuk menghasilkan laba bersih tertentu, maka diperlukan
beberapa pertimbangan tambahan. Ingat kembali, bahwa laba bersih
adalah laba operasi setelah pajak penghasilan dan bahwa angka
target laba dinyatakan dalam kerangka sebelum pajak. Dengan
demikian, ketika target laba dinyatakan sebagai laba bersih, harus
menambahkan kembali pajak penghasilan untuk memperoleh laba
operasi.Umumnya, pajak dihitung sebagai persentase dari laba. Laba
setelah pajak dihitung dengan mengurangkan pajak dari laba operasi
(atau laba sebelum pajak).Laba bersih = laba operasi pajak
penghasilan= laba operasi (tarif pajak x laba operasi)= laba
operasi (1 tarif pajak)AtauLaba operasi = Laba bersih/(1- Tarif
Pajak)Misalkan Whittier Company ingin memperoleh laba bersih
sebesar $48.750 dan tarif pajaknya adalah 35 persen. Untuk
mengonversi target laba setelah pajak menjadi target laba sebelum
pajak, selesaikanlah langkah-langkah berikut:
$48.750 = Laba operasi (0,35 x Laba operasi)$48.750 = 0,65 (Laba
operasi)$75.000 = Laba operasiDengan kata lain, jika tarif pajak
adalah 35 persen, maka Whittier Company harus menghasilkan $75.000
sebelum pajak penghasilan untuk memperoleh $48.750 setelah pajak
penghasilan. Dengan pengonversian ini, maka dapat dihitung jumlah
unit yang harus dijual:Unit = ($45.000 + $75.000)/$75Unit =
$120.000/$75Unit = 1.600Sekarang buktikan lah dengan laporan laba
rugi berdasarkan penjualan sebanyak 1.600 mesin pemotong
rumput.Penjualan (1.600 @$400) $640.000Dikurangi: Beban Variabel
520.000Margin kontribusi $120.000Dikurangi: Beban tetap 45.000Laba
operasi $75.000Dikurangi: Pajak penghasilan (tarif pajak 35%)
26.250 Laba bersih $48.750
D. Titik Impas Dalam Dolar PenjualanPada beberapa kasus yang
menggunakan analisis CVP, manajer mungkin lebih suka menggunakan
pendapatan penjualan sebagai ukuran aktivitas penjualan daripada
unit yang terjual. Suatu ukuran unit yang terjual dapat
dikonversikan menjadi suatu ukuran pendapatan penjualan hanya
dengan mengalikan harga jual per unit dengan unit yang terjual.
Sebagai contoh, titik impas Whittier Company dihitung pada 600
mesin pemotong rumput. Karena harga jual per unit mesin pemotong
rumput adalah $400, maka volume impas dalam pendapatan penjualan
adalah $240.000 ($400 x 600).Setiap jawaban yang dinyatakan dalam
unit yang terjual dapat secara mudah dikonversi menjadi satu
jawaban yang dinyatakan dalam pendapatan penjualan, tetapi jawaban
tersebut bisa dihitung secara lebih langsung dengan mengembangkan
rumus terpisah untuk kasus pendapatan penjualan. Dalam kasus ini,
variabel yang penting adalah dolar penjualan, sehingga pendapatan
maupun biaya variabel harus dinyatakan dalam dolar, bukan unit.
Karena pendapatan penjualan selalu dinyatakan dalam dolar, maka
pengukuran variabel tidak menjadi masalah. Selanjutnya akan dibahas
secara lebih mendalam mengenai biaya variabel dan melihat bagaimana
biaya tersebut dapat dinyatakan dalam ukuran dolar penjualan.Untuk
menghitung titik impas dalam dolar penjualan, biaya variabel
didefenisikan sebagi suatu persentase dari penjualan bukan sebagai
sebuah jumlah per unit yang terjual. Dapat diilustrasikan mengenai
pembagian pendapatan penjualan menjadi biaya variabel dan margin
kontribusi sebagai berikut:Harga adalah $10 dan biaya variabel
adalah $6. Tentu saja, sisanya adalah margin kontribusi sebesar $4
($10 - $6). Jika yang dijual adalah 10 unit, maka total biaya
variabel adalah $60 ($6 x 10 unit). Atau, karena setiap unit yang
dijual menghasilkan pendapatan sebesar $10 dan membutuhkan biaya
variabel $6, maka kita dapat mengatakan bahwa 60 persen dari setiap
dolar pendapatan yang dihasilkan diakibatkan oleh biaya variabel
($6/$10). Jadi, dengan memfokuskan pada pendapatan penjualan, kita
dapat memperkirakan total biaya variabel sebesar $60 untuk
pendapatan $100 (0,60 x $100).Rasio biaya variable(variable cost
ratio) sebesar 60 % pada contoh ini merupakan bagian dari setiap
dolar penjualan yang harus digunakan untuk menutup biaya variable.
Rasio biaya variable dapat dihitung dengan menggunakan data total
maupun data per unit. Tentu saja, persentase dari dolar penjualan
yang tersisa setelah biaya variable tertutupi merupakan rasio
margin kontribusi.Rasio margin kontribusi(contribution margin
ratio) adalah bagian dari setiap dolar penjualan yang tersedia
untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba.Berikut ini
merupakan laporan Laba Rugi dari Whittier Dalam Dolar dan
Persentase Penjualan: Dolar Persentase PenjualanPenjualan $400.000
100,00%Dikurangi: Biaya Variabel 325.000 81,25%Margin Kontribusi
75.000 18,75%Dikurangi: Biaya tetap 45.000Laba Operasi 30.000
Rasio Biaya Variabel adalah 81,25% ($325.000/$400.000). Rasio
margin kontribusi adalah 18,75% ($75.000/$400.000 atau berasal dari
100%-81,25%). Biaya tetap adalah $45.000. Berdasar informasi
tersebut, berapakah pendapatan penjualan yang harus dihasilkan
Whittier ntuk mencapai titik impas?Laba Operasi = Penjualan Biaya
Variabel Biaya Tetap0 = (Penjualan (Rasio Biaya Variabel x
Penjualan)) Biaya tetap0 = Penjualan (1 Rasio Biaya Variabel) Biaya
Tetap0 = Penjualan (1 0,8125) 45.000(0,1875)Penjualan =
45.000Penjualan = $240.000Jadi Whittier harus menghasilan penjualan
sejumlah 240.000 untuk mencapai impas. Dengan pendekatan rumus unit
impas yang dikembangkan, dapat diperoleh nilai penjualan impas
dengan rumus:Unit Impas = Biaya tetap/(Harga-Biaya Variabel per
Unit)Jika sisi kiri dan sisi kanan kita kalikan dengan harga, maka
sisi kiri Unit Impas x Harga adalah merupakan pendapatan penjualan
pada saat impas
Unit Impas x Harga = Harga x (Biaya tetap/(Harga-Biaya Variabel
per Unit))Penjualan Impas = Biaya Tetap x (Harga/ Harga-Biaya
Variabel per Unit))Penjualan Impas = Biaya tetap x (Harga/Margin
Kontribusi)Penjualan Impas = Biaya Tetap/Rasio Margin
Kontribusi
Dalam Kasus Whittier, besarnya penjualan yang harus dihasilkan
pada titik impas dapat dihitung sebagai berikut:
Penjualan Impas = Biaya Tetap/Rasio Margin KontribusiPenjualan
Impas = $45.000/0,1875Penjualan Impas = $240.000
Target Laba dan Pendapatan PenjualanPertimbangkan pertanyaan
berikut: Berapakah pendapatan penjualan yang harus dihasilkan
Whittier untuk memperoleh laba sebelum pajak sebesar $60.000?
(pertanyaan ini mirip dengan yang ditanyakan sebelumnya dalam hal
unit, tetapi pertanyaannya sekarang adalah langsung dalam hal
pendapatan penjualan). Untuk menjawab pertanyaan tersebut,
tambahkanlah target laba operasi sebesar $60.000 kepada biaya tetap
$45.000 dan membagi dengan rasio margin kontribusi:Penjualan =
$45.000 + $60.000)/0,1875= $105.000/0,1875= $560.000Whittier harus
menghasilkan pendapatan $560.000 untuk mencapai target laba sebesar
$60.000. Karena impas adalah $240.000) diatas impas harus
dihasilkan. Perhatikan bahwa perkalian antara rasio margin
kontribusi dengan pendapatan di atas impas menghasilkan laba
sebesar $60.000 (0,1875 x $320.000). Diatas impas, rasio margin
kontribusi merupakan rasio laba; karena itu, rasio tersebut
menggambarkan bagian dari setiap dolar penjualan yang dapat
diperuntukkan bagi laba. Dalam contoh ini, setiap dolar penjualan
yang diterima di atas impas akan meningkatkan laba sebesar
$0,1875.Secara umum dengan asumsi biaya tetap tidak berubah, rasio
margin kontribusi dapat digunakan untuk mengetahui dampak terhadap
laba atas perubahan pendapatan penjualan. Untuk memperoleh total
perubahan dalam laba yang diakibatkan oleh perubahan pendapatan,
kalikan rasio margin kontribusi dengan perubahan dalam penjualan.
Sebagai contoh, jika pendapatan penjualan adalah $540.000, bukan
$560.000, bagaimana pengaruhnya terhadap laba yang diharapkan?
Penurunan pendapatan penjualan sebesar $20.000 akan mengakibatkan
penurunan laba sebesar $3750 (0,1875 x $20.000).Membandingkan Kedua
PendekatanUntuk pengaturan produk tunggal, pengubahan titik impas
dalam unit menjadi impas dalam pendapatan penjualan hanya merupakan
masalah pengalian harga jual per unit dengan unit yang terjual.
Namun ada dua alasan yang membuat manajemen menggunakan kedua rumus
tersebut, yaitu:1. Rumus pendapatan penjualan memungkinkan kita
untuk mencari pendapatan secara angsung jika hal tersebut
dikehendaki2. Pendekatan pendapatan penjualan jauh lebih mudah
untuk digunakan dalam pengaturan multiproduk yang memiliki harga
yang bervariasi.
E. Analisis MultiprodukAnalisis biaya volume laba cukup mudah
diterapkan dalam pengaturan produk tunggal. Namun, kebanyakan
perusahaan memproduksi dan menjual sejumlah produk atau jasa.
Meskipun kompleksitas konseptual dari analisis CVP lebih tinggi
dalam situasi multiproduk, pengoperasiannya tidak berbeda
jauh.Beban tetap langsung(direct fixed expenses) adalah biaya tetap
yang dapat ditelusuri ke setiap produk dan akan hilang jika produk
tersebut tidak ada.Beban tetap umum adalah biaya tetap yang tidak
dapat ditelusuri ke produk dan akan tetap muncul meskipun salah
satu produk ditelusuri.Contoh Whittier Company telah memutuskan
untuk menawarkan dua model mesin pemotong rumput, yaitu mesin
manual dengan harga $400/unit dan mesin otomatis dengan harga
$800/unit. Departemen pemasaran yakin bahwa 1.200 mesin pemotong
rumput manual dan 800 mesin pemotong rumput otomatis dapat terjual
tahun depan. Proyeksi Laporan Laba Rugi terlihat sebagai
berikut:Mesin Manual Mesin Otomatis Total
Penjualan 480.000 640.000 1.120.000
Dikurangi: beban Variabel 390.000 480.000 870.000
Margin Kontribusi 90.000 160.000 250.000
Dikurangi: Beban tetap Langsung 30.000 40.000 70.000
Margin Produk 60.000 120.000 180.000
Dikurangi: Beban tetap Umum 26.250
Laba Operasi 153.750
1. Titik Impas Dalam UnitPengalokasian biaya tetap umum ke
setiap lini produk sebelum menghitung titik impas dapat mengatasi
kesulitan ini. Permasalahan dalam pendekatan ini adalah alokasi
biaya tetap umum bersifat acak. Jadi, tidak ada volume impas yang
tampak secara langsung.Dalam contoh Whittier di atas, jika dihiting
unit impas individu dari mesin maual dan mesin otomatis, diperoleh
hasil:Unit impas mesin manual = Biaya Tetap/(Harga-Biaya Variabel
per unit) = $30.000/$75 = 400 unitUnit Impas mesin otomatis =
$40.000/$200 = 200 unitJadi 400 unit mesin manual dan 200 unit
mesin otomatis harus dijual untuk mencapai margin produk impas,
namun margin produk impas hanya menutup biaya tetap langsung, biaya
tetap umum masih belum tertutup. Padahal biaya tetap umum harus
diperhatikan untuk mencari titik impas bagi penjualan secara
keseluruhan.Pengalokasian biaya tetap umum ke setiap lini produk
sebelum menghitung titik impas dapat mengatasi kesulitan ini, namun
permasalahan dalam pendekatan ini adalah alokasi biaya tetap umum
yang bersifat acak, jadi tidak ada volume impas yang tampak secara
langsung.Kemungkinan pemecahan lainnya adalah dengan
mengkonversikan masalah multiproduk menjadi masalah produk tunggal.
Jika hal ini dapat dilakukan, maka seluruh metodologi CVP produk
tunggal dapat diterapkan secara langsung. Kunci dari konversi ini
adalah dengan mengidentifikasi bauran penjualan yang diharapkan
dalam unit dari produk-produk yang dipasarkan. Bauran
penjualan(sales mix) adalah kombinasi relative dari berbagai produk
yang dijual perusahaan.Penentuan bauran penjualan,bauran penjualan
dapat diukur dalam unit yang terjual atau bagian dari
pendapatan.Contohnya; Jika Whittier berencana menjual 1.200 mesin
pemotong rumput manual dan 800 pemotong rumput otomatis, maka
bauran penjualan dalam unit adalah 1.200 : 800, atau 3 : 2.Bauran
penjualan juga dapat dinyatakan dalam persentase dari total
pendapatan yang dikontribusikan oleh setiap produk. Pada kasus
Whittier, pendapatan mesin pemotong rumput manual adalah $480.000
($400 x 1.200). dan pendapatan mesin pemotong rumput otomatis
adalah $640.000 ($800 x 800). Pendapatan Mesin pemotong rumput
manual = 480.000/(480.000+640.000) = 42,86% dari
penjualanPendapatan mesin pemotong rumut otomatis =
640.000/(480.000+640.000) = 57,14% dari penjualan.Jadi bauran
penjualan dalam unit adalah sebesar 3 : 2 atau 60% : 40% yang
berarti bahwa Whittier berharap dapat menjual 3 mesin pemotong
rumput manual atas setiap penjualan 2 mesin pemotong rumput
otomatis. Sedangkan bauran penjualan dalam pendapatan adalah
sebesar 42,86% : 57,14% untuk mesin manual dan mesin otomatis.
Perbedaan perbandingan iini diakibatkan karena bauran penjualan
dalam pendapatan menggunakan bauran penjualan dalam unit dan
memberikan bobot menurut harganya masing-masing. Untuk analisis
CVP, kita harus menggunakan bauran penjualan yang dinyatakan dalam
unit.Bauran penjualan dan analisis CVP,penentuan bauran penjualan
terutama memungkinkan kita untuk mengonversi masalah multiprodduk
kedalam format CVP produk tunggal. Karena Whittier berharap dapat
menjual 3 mesin pemotong rumput manual atas setiap penjualan 2
mesin pemotong rumput otomatis, Whittier bisa mengidentifikasikan
produk tunggal yang dijualnya sebagai suatu paket yang berisi tiga
mesin pemotong rumput manual dan dua mesin pemotong rumput
otomatis.Dengan menetapkan produk tersebut dalam suatu paket,
maslah multiproduk dikonversi menjadi masalah produk tunggal. Untuk
lebih jelasnya lihat perhitungan berikut:Produk (a)Harga Variabel
Per Unit (b)Biaya Kontribusi Per Unit (c)Margin Penjualan (d)Bauran
Kontribusi per unit paket (e)Margin (f) =d x e
Manual400325753225
Otomatis8006002002400
Total Paket625
Berdasar margin kontribusi per paket di atas, persamaan dasar
impas dapat digunakan untuk menentukan jumlah paket yang harus
dijual Whittier pada titik impas. Paket Impas = Total Biaya
Tetap/Margin Kontribusi Per Paket = (70.000+26.250)/625 = 154
paketJadi Whittier harus menjualUnit mesin manual = 154 x 3 = 462
unitUnit mesin otomatis = 154 x 2 = 308 unitKelemahan metode ini
yaitu sulit digunakan untuk perusahaan dengan banyak jenis produk.
Cara mengatasinya antara lain dengan:a. Melakukan penyederhanaan
yaitu dengan menganalisis kelompok produk, bukan individu produk,
ataub. Menggunakan pendekatan pendapatan penjualan.
2. Pendekatan Dolar PenjualanTitik impas dalam dolar penjualan
secara implisit menggunakan asumsi bauran penjualan, tetapi
mengabaikan persyaratan penghitungan margin kontribusi per paket.
Tidak ada pengetahuan terhadap data produk individual yang
diperlukan. Upaya perhitungannya mirip dengan yang digunakan dalam
pengaturan produk tunggal. Selain itu, jawabannya masih dinyatakan
dalam pendapatan penjualan. Tidak seperti titik impas dalam unit,
jawaban atas pertanyaan CVP yang menggunakan dolar penjualan tetap
dinyatakan dalam ukuran ikhtisar tunggal. Namun pendekatan
pendapatan penjualan mengorbankan informasi yang berkaitan dengan
kinerja tiap tiap produk. Contoh kasus pada Whittier.Total
Penjualan 1.120.000
Dikurangi: beban Variabel 870.000
Margin Kontribusi 250.000
Dikurangi: Total Beban tetap 96.250
Laba Operasi 153.750
Dari data di atas diperoleh rasio margin kontribusi adalah
sebesar 250.000/1.120.000 = 0,2232. Maka besar penjualan impas
yaitu:Penjualan impas = Biaya tetap/rasio margin kontribusi =
$96.250/0,2232 = $431.228Hasil perhitungan ini akan sama dengan
hasil perhitungan titik impas dalam unit. Jumlah paket yang harus
dijual pada saat impas adalah 154 sedangkan harga jual per paket
adalah 2.800 (3 x 400 + 2 x 800), sehingga total penjualannya yaitu
sebesar 154 x 2800 = 431.200, terdapat sedikit perbedaan karena
pembulatan dalam menghitung rasio margin kontribusi.
F. Representasi Grafis Dari Hubungan CVPPerseroan wajib
menjelaskan antara lain kebijakan akuntansi untuk:Untuk memahami
hubungan CVP lebih mendalam, dapat dilakukan melalui penggambaran
secara visual. Penyajian secara grafis dapat membantu para manajer
melihat perbedaan antara biaya variable dan pendapatan. Hal itu
juga dapat membantu mereka memahami dampak kenaikan atau penurunan
penjualan terhadap titik impas dengan cepat. Dua grafik dasar yang
penting,grafik laba volumedangrafik biaya volume laba,yang akan
dijelaskan sebagai berikut :Grafik Laba VolumeGrafik laba volume
(profit volume grafh) menggambarkan hubungan antara laba dan volume
penjualan secara visual. Grafik laba volume merupakan grafik dari
persamaan laba operasi [laba operasi = (harga x unit) (biaya
variable per unit x unit) biaya tetap]. Dalam grafik ini, laba
operasi merupakan variable terikat dan unit merupakan variable
bebas. Nilai variable bebas biasanya diukur pada sumbu horizontal
dan nilai variable terikat pada sumbu vertical.(Contoh Grafik Laba
Volume)Grafik Biaya Volume LabaGrafik biaya volume laba (cost
volume profit graph) menggambarkan hubungan antara biaya, volume
dan laba. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih terperinci, perlu
dibuat grafik dengan dua garis terpisah : garis total pendapatan
dan garis total biaya. Tiap tiap garis ini mempunyai dua persamaan
berikut :
Pendapatan = harga x unitTotal biaya = (biaya variable per unit
x unit) + Biaya tetapAsumsi asumsi pada Analisis Biaya Volume
LabaGrafik laba volume dan biaya volume laba yang baru
diilustrasikan mengandalkan beberapa asumsi penting. Berikut
beberapa dari asumsi tersebut :1. Analisis mengasumsikan fungsi
pendapatan dan fungsi biaya berbentuk linear2. Analisis
mengasumsikan harga, total biaya tetap, dan biaya variable per unit
dapat diidentifikasikan secara akurat dan tetap konstan sepanjang
tentang yang relevan3. Analisis mengasumsikan apa yang diprosuksi
dapat dijual4. Untuk analisis multiproduk, diasumsikan bauran
penjualan diketahui5. Diasumsikan harga jual dan biaya diketahui
secara pasti.
G. Perubahan Dalam Variabel CVPKarena perusahaan beroperasi
dalam dunia yang dinamis, mereka harus memperhatikan perubahan
perubahan yang terjadi dalam harga, biaya variable, dan biaya
tetap. Perusahaan juga harus memperhitungkan pengaruh resiko dan
ketidakpastian. Kita akan membahas pengaruh dari perubahan harga,
margin kontribusi per unit, dan biaya tetap terhadap titik impas.
Kita juga akan membahas cara cara yang dapat ditempuh para manajer
untuk menangani risiko dan ketidakpastian dalam kerangka
CVPMemperkenalkan Risiko dan KetidakpastianAsumsi penting dari
analisis CVP adalah harga dan biaya diketahui dengan pasti. Namun,
hal tersebut jarang terjadi. Risiko dan ketidakpastian adalah
bagian dari pengambilan keputusan bisnis dan bagaimananpun hal itu
harus ditangani. Secara formal, risiko berbeda dengan ketidak
pastian. Distribusi probabilitas variable pada risiko dapat
diketahui, sedangkan distribusi probabilitas variable pada
ketidakpastian tidak diketahui. Namun, pada tujuan pembahasan kita,
kedua istilah tersebut akan digunakan secara bergantian.Margin
pengaman( margin of safety ) adalah unit yang terjual atau
diharapkan terjual atau pendapatan yang dihasilkan atau diharapkan
untuk dihasilkan yang melebihi volume impas. Sebagai contoh jika
volume impas perusahaan adalah 200 unit dan perusahaan saat ini
menjual 500 unit, maka margin pengamannya adalah 300 unit
(500-200). Margin pengaman juga dapat dinyatakan dalam pendapatan
penjualan. Jika penjualan impas adalah $200.000 dan pendapatan saat
ini adalah $350.000, maka margin pengamannya adalah $150.000.Rasio
margin pengaman dapat dinyatakan dalam (pendapatan penjualan yang
dianggarkan-pendapatan penjualan impas)/pendapatan penjualan x
100%. Dalam contoh di atas, rasio margin pengamannya yaitu sebesar
(350.000-200.000)/200.000= 75%. Margin pengamandapat dipandang
sebagai ukuran kasar dari risiko. Pada kenyataannya peristiwa yang
tidak diketahui selalu muncul ketika rencana disusun. Hal itu dapat
menurunkan penjualan di bawah jumlah yang diharapkan. Apabila
margin pengaman perusahaan adalah besar atas penjualan tertentu
yang diharapkan tahun depan, maka risikomenderita kerugian jika
penjualan menurun lebih kecil daripada margin pengamannya kecil.
Manager yang menghadapi margin pengaman yang rendah mungkin ingin
mempertimbangkan berbagai tindakan untuk meningkatkan penjualan
atau mengurangi biaya. Langkah-langkah Pengungkit Operasi,dalam
ilmu fisika, alat pengungkit adalah mesin sederhana yang digunakan
untuk melipatgandakan kekuatan. Pada dasarnya, pengungkit tersebut
melipatgandakan kekuatan tenaga yang dikeluarkan untuk menghasilkan
lebih banyak pekerjaan. Semakin besar beban yang digerakkan oleh
sejumlah tertentu tenaga, semakin besar keunggulan mekanis dari
alat tersebut. Dalam bidang keuangan pengungkit operasi berkaitan
dengan bauran relative dari biaya tetap dan biaya variable dalam
suatu organisasi. Pertukaran antara biaya tetap dengan biaya
variable adalah suatu hal yang mungkin dilakukan.Tingkat pengungkit
operasi(degree of operating leverage DOL) untuk tingkat penjualan
tertentu dapat diukur dengan menggunakan rasio margin kontribusi
terhadap laba.Tingkat pengungkit operasi = Margin
kontribusi/labaAnalisis Sensitivitas dan CVPMeluasnya penggunaan
computer dan spreadsheet telah memudahkan para manajer melakukan
analisis sensitivitas. Sebagai sebuah alat penting, analisis
sensitivitas (sensitivity analysis) adalah teknik bagaimana-jika
yang menguji dampak dari perubahan asumsi asumsi yang mendasarinya
terhadap suatu jawaban.H. Analisis CVP Dan Perhitungan Biaya
Berdasarkan AktivitasAnalisis CVP konvensional mengasumsikan semua
biaya perusahaan dapat dikelompokkan dalam dua kategori : biaya
variabel dan biaya tetap. Pada sistem perhitungan biaya berdasarkan
aktivitas, biaya dibagi dalam kategori berdasarkan unit dan
non-unit.Perbandingan antara titik impas ABC dengan titik impas
konvensional mengungkapkan dua perbedaan yang signifikan. Pertama,
biaya tetapnya berbeda. Beberapa biaya yang sebelumnya
diidentifikasi sebagai biaya tetap dapat berbeda dengan penggerak.
Kedua, pembilang pada persamaan impas ABC memiliki dua istilah
biaya variabel non-unit : satu untuk aktivitas yang berkaitan
dengan batch dan satu untuk aktivitas yang berkaitan dengan
keberlanjutan produk. Jika suatu perusahaan menganut JIT, maka
biaya variabel per unit yang dijual berkurang dan biaya tetap
bertambah.