Page 1
i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES
TOURNAMENTS (TGT) PADA SISWA KELAS V
SDN BRONGGANG, CANGKRINGAN
SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Yuristya Perdana Kurnianto
NIM 09108247045
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JUNI 2013
Page 2
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS
GAMES TOURNAMENTS (TGT) PADA SISWA KELAS V SDN
BRONGGANG, CANGKRINGAN, SLEMAN” ini telah disetujui oleh
pembimbing untuk diujikan.
Yogyakarta, 26 April 2013
Pembimbing,
Hidayati, M.Hum
NIP. 19560721 198501 2 002
Page 3
iii
HALAMAN SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Yuristya Perdana Kurnianto
NIM : 09108247045
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan : Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar
Fakultas : Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.
Sepanjang pengatahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang berlaku.
Tanda tangan dosen penguji yang tertera pada lembar pengesahan adalah
asli. Apabila terbukti tanda tangan dosen penguji tersebut adalah palsu, maka saya
bersedia untuk memperbaiki dan mengikuti yudisium satu tahun kemudian.
Yogyakarta, April 2013
Yang menyatakan,
Yuristya Perdana kurnianto
NIM. 09108247045
Page 5
v
HALAMAN MOTTO
Sebaik-baiknya usaha adalah usaha tangan seseorang pekerja apabila ia
mengerjakannya dengan tulus. (H.R Ahmad)
Satu niat dan kesungguhan akan mengalahkan seribu kemalasan.
(Penulis)
Semangat dan do’a orang tua dan orang yang berarti membukakan jalan
kemudahan dalam meraih apa yang kita inginkan .
(Penulis)
Page 6
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya berbalut syukur terbingkiskan kepada :
Ayah dan Ibuku (Suprapto & Almarhumah Dasih Wulandari) tercinta,
terimakasih atas untaian pinta, do’a serta petuah sehingga memberikan
kemudahan dalam setiap harap dan langkah.
Dik Suparmi yang telah memberikan bantuan tanpa lelah, do’a yang selalu
terlantun, semangat yang terus mengalir serta kesabaran dalam mencapai
setiap harapan.
Adiku (Nungki Rizka Nugraheni) semangat dan sentilan yang selalu
membangkitkan secercah api semangat dan berjuang.
Sahabat-sahabatku PKS F 2009 atas motivasi dan semangat yang begitu
hangat.
Page 7
vii
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES
TOURNAMENTS (TGT) PADA SISWA KELAS V
SDN BRONGGANG, CANGKRINGAN
SLEMAN
Oleh
Yuristya Perdana Kurnianto
NIM. 09108247045
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas
V SDN Bronggang, Cangkringan, Sleman tahun ajaran 2012/2013 melalui model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT).
Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (classroom action
reaserch) dengan subjek penelitian siswa kelas V SDN Bronggang, Cangkringan,
Sleman semester gasal tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 siswa. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Instrumen berupa lembar
observasi dan soal tes. Sebelum digunakan instrument terlebih dahulu divalidasi
secara expert judgement. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif
kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Indikator keberhasilan penelitian ini ditandai
dengan meningkatnya prestasi belajar IPS yakni 75% dari jumlah siswa yang
mengikuti proses pembelajaran telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yaitu 65 dan meningkatnya kualitas proses (partisipasi/keterlibatan
siswadan aktifitas guru) dalam lembar observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) pada mata pelajaran IPS dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Sebelum dilakukannya tindakan 6 siswa
mencapai ketuntasan (30%) dan 14 siswa belum mencapai ketuntasan (70%).
Setelah dilakukan tindakan siklus I siswa yang mencapai ketuntasan 8 siswa
(40%) dan belum tuntas 12 siswa (60%). Setelah tindakan siklus II, siswa tuntas
belajar 18 siswa (90%) dan belum tuntas 2 siswa (10%). Rata-rata prestasi belajar
siswa sebelum tindakan 57,40, setelah siklus I meningkat menjadi 63,90, setelah
siklus II meningkat menjadi 78,80.
Kata Kunci : prestasi belajar IPS, model pembelajaran kooperatif tipe TGT
Page 8
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams Games Tournaments (TGT) pada Siswa Kelas V SDN Bronggang,
Cangkringan, Sleman” ini dengan lancar. Skripsi ini diajukan kepada Fakultas
Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Negeri Yogyakarta untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan.
Penyusunan skripsi ini tentu tidak akan terwujud tanpa dukungan dan
kerjasama dari semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Yogyakartayang telah memberikan kesempatan
dalam penyusunan skripsi ini.
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah
memberikan izin dan rekomendasi untuk keperluan penulisan skripsi ini.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Dasar yang telah
memberikan rekomendasi dan bantuan dari awal pembuatan proposal hingga
penyusunan skripsi ini terselesaikan.
4. Ibu Hidayati, M.Hum. selaku pembimbing skripsi yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran guna memberikan petunjuk, arahan
dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar.
Page 9
ix
5. Ibu Sekar purbarini Kawuryan,M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik
sekaligus pembimbing dalam penyusunan instrument dalam penelitian ini
yang telah memberikan bimbingan yang bermanfaat.
6. Bapak Ngadirman, S.Pd. selaku kepala sekolah SD Negeri Bronggang yang
telah memberikan izin dan dukungan dalam penyusunan penelitian.
7. Bapak Setya Henriawan & Ibu Jari Yatun yang telah meluangkan waktu dan
memberikan bantuan sebagai kolaborator dalam penelitian ini.
8. Siswa kelas V SD Negeri Bronggang yang telah bersedia sebagai subyek
dalam penelitian ini.
9. Kedua orang tua dan seluruh keluarga besarku yang selalu memberikan do’a,
dukungan dan semangatnya.
10. Keluarga besar SD Negeri Bronggang Cangkringan yang selalu memberikan
semangat dan motivasi.
11. Semua teman S1 PGSD PKS angkatan 2009, terutama kelas F PKS UPP 1
yang telah memberikan semangat dan dukungan.
12. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
Semoga amal baik yang telah mereka berikan senantiasa mendapat ridho
dari Allah SWT. Amin.
Yogyakarta, Mei 2013
Penulis
Page 10
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN SURAT PERNYATAAN .......................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah .......................................................................................... 8
D. Rumusan Masalah .............................................................................................. 8
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ...................................................................................................... 10
1. Prestasi Belajar ............................................................................................. 10
a. Pengertian Belajar .................................................................................... 10
b. Prinsip-Prinsip Belajar .............................................................................. 11
c. Tujuan Belajar ........................................................................................... 12
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ............................................. 13
e. Prestasi Belajar.......................................................................................... 14
f. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar................................. 15
2. Tinjauan Tentang IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) ....................................... 17
a. Pengertian IPS .......................................................................................... 17
b. Tujuan IPS ............................................................................................... 19
c. IPS di Sekolah Dasar ............................................................................... 21
d. Materi Pembelajaran IPS Kelas V ........................................................... 23
3. Model Pembelajaran ..................................................................................... 24
a. Pengertian Model-Model Pembelajaran .................................................. 24
b. Model-Model Pembelajaran .................................................................... 25
Page 11
xi
c. Unsur-Unsur Model Pembelajaran .......................................................... 27
4. Pembelajaran Kooperatif .............................................................................. 28
a. Pengartian Pembelajaran Kooperatif ....................................................... 28
b. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif .......................................................... 29
c. Prisip dalam Pembelajaran kooperatif ..................................................... 30
d. Fase-Fase dalam Pembelajaran Kooperatif ............................................. 31
e. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif ........................................................ 32
f. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ......................................................... 33
5. Karakteristik Anak SD ................................................................................. 39
a. Karakteristik Siswa Kelas V SD .............................................................. 40
B. Penelitian yang Relevan ................................................................................... 42
C. Kerangka Pikir .................................................................................................. 43
D. Hipotesis Tindakan ............................................................................................ 45
E. Definisi Operasional Variabel ........................................................................... 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 47
B. Setting Penelitian .............................................................................................. 48
C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................................ 50
D. Desain Penelitian .............................................................................................. 50
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 55
F. Instrumen Penelitian ........................................................................................ 58
G. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 62
H. Indikator keberhasilan ...................................................................................... 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 69
A. Hasil Penelitian ................................................................................................ 69
1. Deskripsi Pratindakan ................................................................................... 69
2. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................................ 72
a. Siklus I ..................................................................................................... 72
b. Siklus II .................................................................................................. 101
B. Pembahasan ..................................................................................................... 127
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 134
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 134
B. Saran ................................................................................................................ 135
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 137
LAMPIRAN ........................................................................................................ 141
Page 12
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 SK dan KD Mata Pelajaran IPS Kelas V SD .................................. 23
Tabel 2 Fase-Fase dalam Pembelajaran Kooperatif ..................................... 31
Tabel 3 Aturan Penskoran dengan Empat Pemain ....................................... 38
Tabel 4 Kriteria Penghargaan Kelompok .................................................... 38
Tabel 5 Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru .................................. 38
Tabel 6 Kisi-Kisi Lembar Observasi aktivitas Siswa ................................. 59
Tabel 7 Kisi-Kisi Tes Akhir Siklus I .......................................................... 61
Tabel 8 Kisi-Kisi tes Akhir Siklus II ........................................................... 62
Tabel 9 Taraf Keberhasilan Proses Pembelajaran ........................................ 64
Tabel 10 Prestasi Belajar Siswa Sebelum tindakan ....................................... 70
Tabel 11 Prestasi Belajar Siswa Setelah tindakan Siklus I ............................ 90
Tabel 12 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ......................................... 93
Tabel 13 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ........................................ 94
Tabel 14 Tabel Pencapaian Penghargaan Kelompok ..................................... 116
Tabel 15 Prestasi Belajar Siswa Setelah Tindakan Siklus II.......................... 116
Tabel 16 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ........................................ 121
Tabel 17 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ...................................... 122
Page 13
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Model Kemmis dan Mc taggart ................................................... 52
Gambar 2 Diagram Batang Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas V SDN
Bronggang Sebelum Tindakan ..................................................... 71
Gambar 3 Diagram Batang Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas V SDN
Bronggang Pasca Siklus I ............................................................ 91
Gambar 4 Diagram Batang Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas V SDN
Bronggang Pasca Siklus II .......................................................... 117
Gambar 5 Diagram Batang Perbandingan Ketuntasan Siswa dalam
Pembelajaran Pratindakan, Pasca Siklus I, dan Pasca Siklus II ... 118
Page 14
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen Soal Tes Akhir Siklus I ............................. 141
Lampiran 2 Kisi-kisi Instrumen Soal Tes Akhir Siklus II ............................ 142
Lampiran 3 Pedoman Observasi Guru ......................................................... 143
Lampiran 4 Pedoman observasi Siswa ......................................................... 146
Lampiran 5 Soal akhir Siklus I ..................................................................... 149
Lampiran 6 Soal Akhir Siklus II .................................................................. 153
Lampiran 7 Pernyataan Validator Instrumen ............................................... 157
Lampiran 8 RPP Siklus I .............................................................................. 158
Lampiran 9 RPP Siklus II ............................................................................. 171
Lampiran 10 LKS, Soal Games ..................................................................... 186
Lampiran 11 Kunci jawaban LKS dan Games ............................................... 194
Lampiran 12 Aturan Permainan dan penskoran ............................................. 203
Lampiran 13 Hasil Nilai Siswa dan Pengelompokan Siswa .......................... 206
Lampiran 14 Hasil Observasi Guru ................................................................ 222
Lampiran 15 Hasil Observasi Siswa .............................................................. 226
Lampiran 16 Catatan Lapangan ..................................................................... 230
Lampiran 17 Hasil Pekerjaan Siswa .............................................................. 238
Lampiran 18 Foto-foto kegiatan .................................................................... 242
Lampiran 19 Surat Ijin Penelitian ................................................................... 244
Page 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini pendidikan merupakan hal yang tidak lagi dipandang remeh.
Banyak kalangan memperhatikan dan memantau dunia pendidikan. Terlebih
di Indonesia, di tengah kondisi bangsa yang masih terpuruk pendidikan
diharapkan menjadi suatu solusi untuk perbaikan kehidupan bangsa. Banyak
kalangan menuntut perbaikan kualitas dan pembaharuan dalam pendidikan itu
sendiri.
Dalam konteks pembaharuan pendidikan, ada tiga isu utama yang perlu
disoroti yaitu pembaruan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran, dan
efektifitas metode pembelajaran (Asrori Ardiansyah, 2012). Ketiga hal
tersebut saling bertalian dalam proses pembaharuan pendidikan.
Pembaharuan kurikulum di dalamnya terdapat peningkatan kualitas
pembelajaran dan dalam peningkatan kualitas bertalian dengan efektifitas
penggunaan metode pembelajaran. Ketiga hal tersebut tidak dapat dipisahkan.
Kualitas pembelajaran terkait langsung dengan proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas.
Sebagai guru haruslah memperhatikan ketiga komponen di atas. Proses
pembelajaran haruslah dilakukan dengan optimal, efektif, dan efisien agar
tercipta proses pembelajaran yang berkualitas. Proses pembelajaran yang
berkualitas akan mempermudah pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri.
Terlebih pembelajaran di sekolah dasar, dikarenakan dalam tahap ini
Page 16
2
merupakan tahap penanaman konsep dan dasar bagi anak dalam semua
disiplin keilmuan. Menurut permendiknas nomor 41 tahun 2007 dinyatakan
bahwa:
”Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain itu, dalam
proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan. Setiap satuan
pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan
proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang
efektif dan efisien”.
Demikian pula dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di
sekolah dasar. IPS di sekolah dasar mempunyai arti penting bagi siswa dalam
mempersiapkan dan menjalani kehidupannya sejak lahir hingga akhir hayat.
Dengan mempelajari IPS di sekolah dasar maka seorang siswa akan memiliki
kecakapan hidup bersosial, hidup berdampingan dengan bagian lain di luar
dirinya. Dengan kata lain, ilmu yang dipelajari tidak hanya dari aspek teoritis
tetapi juga terdapat nilai praktisnya juga.
Sejalan dengan hal tersebut Wachidi (2000 : 47) merumuskan tujuan
pokok dari pengajaran pengetahuan sosial, yaitu: (a) memberikan
pengetahuan kepada manusia bagaimana bersikap terhadap benda-benda
disekitarnya; (b) memberikan pengetahuan kepada manusia bagaimana cara
berhubungan dengan manusia yang lain; (c) memberikan pengetahuan kepada
manusia bagaimana cara berhubungan dengan masyarakat sekitarnya; (d)
memberikan pengetahuan kepada manusia bagaimana cara berhubungan
Page 17
3
dengan alam sekitarnya; (e) memberikan pengetahuan kepada manusia
bagaimana cara berhubungan dengan Tuhannya. Dengan kata lain, seluruh
aspek dalam kehidupan baik geografis, sejarah, ekonomi, budaya, sosiologi
hingga kepercayaan yang secara terpadu terangkum dalam Ilmu Pengetahuan
Sosial di Sekolah Dasar.
Proses Pembelajaran IPS yang menyenangkan di Sekolah Dasar sangat
berperan dalam penentuan prestasi belajar yang dicapai siswa. Dalam
pembelajaran IPS, pembelajaran yang menyenangkan akan memudahkan
siswa dalam memahami konsep-konsep yang ada. Konsep-konsep tersebut
akan tertanam dan mudah diaplikasikan oleh siswa jika pembelajaran tersebut
bermakna bagi siswa.
Namun dalam kenyataan di kelas, proses pembelajaran sering diabaikan.
Terlebih dalam pembelajaran IPS media pembelajaran sangatlah terbatas, dan
praktik yang digunakan cukup minim untuk mendukung upaya pemahaman
konsep yang ada. Proses pembelajaran cenderung monoton sehingga siswa
mudah bosan. Siswa kurang tertarik jika hanya selalu mendengarkan guru
yang berceramah. Akibatnya siswa mencari kegiatan lain yang membuatnya
senang dan dapat mengusir kebosanannya. Apa yang disampaikan oleh guru
tidak akan membekas dan bermakna pada siswa. Hal ini berdampak pada
rendahnya pemahaman konsep pada semua mata pelajaran terutama mata
pelajaran IPS.
Demikian halnya yang terjadi pada mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar
Negeri Bronggang. Berdasarkan hasil telaah guru kelas, siswa masih
Page 18
4
kesulitan dalam mata pelajaran IPS. Hal ini berdampak pada prestasi belajar
siswa yang masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata yang
diperoleh dari hasil Ulangan Tengah Semester Gasal 2012/2013 (UTS)
dimana rata-rata mata pelajaran IPS adalah 57,40. Nilai tersebut masih berada
di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sebesar 65.
Nilai tersebut tergolong rendah jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain.
Untuk mata pelajaran PKn nilai rata-rata adalah 71,35; Bahasa Indonesia
71,25; Matematika 60,85 ; dan IPA 68,55.
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi yang lebih mendalam oleh guru
serta tulisan siswa tentang kesulitan dalam belajar IPS di kelas, didapatkan
beberapa item yang menjadi kesulitan siswa. Siswa merasa kesulitan terutama
pada materi IPS yang berkaitan dengan sejarah. Materi dalam pelajaran IPS
yang bermuatan sejarah cukup banyak dan membutuhkan kemampuan untuk
menghafal. Materi yang banyak dirasa membosankan bagi siswa, dan siswa
tidak termotivasi untuk belajar.
Kesulitan yang dirasakan siswa juga dikarenakan guru lebih
mendominasi dalam proses pembelajaran. Guru menjadi tokoh sentral dalam
pembelajaran. Guru kurang variatif dalam menggunakan metode
pembelajaran. Metode ceramah lebih banyak digunakan ketika proses
pembelajaran berlangsung untuk menyampaikan dan mengejar materi yang
cukup banyak. Proses pembelajaran cenderung monoton dan siswa cenderung
pasif karena hanya mendengarkan dan mencatat saat diperintah oleh guru.
Saat diberikan pertanyaan, siswa lebih banyak diam dan tidak menjawab. Saat
Page 19
5
diberikan kesempatan bertanya siswa juga tidak menggunakan kesempatan
tersebut, dan siswa hanya diam saja. Dampaknya apa yang disampaikan oleh
guru tidak akan membekas dan bermakna pada siswa. Selain metode yang
monoton dan membosankan media pembelajaran juga kurang bervariatif.
Hal ini dikarenakan keterbatasan media yang dimiliki oleh sekolah dan
keterbatasan media khususnya untuk belajar IPS. Terlebih materi-materi yang
berkaitan dengan sejarah, media untuk mempermudah siswa belajar sejarah
sangatlah terbatas karena berhubungan dengan dimensi waktu masa lampau.
Bukti-bukti sejarah pada masa lampau dan peristiwa yang terjadi pada masa
lampau sangat sulit untuk dituangkan dalam media yang riil. Media berkaitan
dengan sejarah yang banyak ditemukan hanya berupa gambar, dan media ini
kurang optimal untuk mengaktifkan siswa.
Berangkat dari hal di atas, masalah tersebut menjadi masalah yang
harus segera menjadi perhatian bersama untuk segera dicari solusi dan
pemecahannya. Untuk itu peneliti tergerak segera menyelesaikan
permasalahan tersebut, salah satunya dengan cara merubah paradigma belajar
siswa yang masih terpusat pada guru dan membosankan. Hal itu dilakukan
dengan mencari model pembelajaran baru yang lebih bervariatif dan inovatif
yang merangsang keaktifan serta ketertarikan siswa dalam pembelajaran.
Selain itu, model yang digunakan dapat berdaya guna karena memberikan
keterampilan siswa untuk bekerjasama dan berinteraksi dengan siswa lain
disamping segi kompetisi positif yang masih tetap terpelihara. Pada akhirnya
Page 20
6
setiap individu akan dapat meningkatkan prestasi belajar IPS-nya dan dapat
berdaya guna meningkatkan keterampilan sosialnya.
Salah satu model pembelajaran yang dapat mewujudkan hal tersebut
adalah dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games
Tournament). Menurut Anita Lie (2002: 8) salah satu model pembelajaran
yang dapat mengaktifkan siswa adalah pembelajaran kooperatif. Model
pembelajaran yang mengasah kemampuan individu dalam memahami suatu
materi melalui penyajian game-game akademik dalam sebuah tim. Model
pembelajaran tersebut dipilih karena dirasa sesuai dengan karakteristik siswa
kelas V SD. Sumadi Suryobroto (1984: 120) menyatakan beberapa sifat khas
anak kelas tinggi sekolah dasar, yakni (a) adanya perhatian terhadap praktik
sehari-hari yang konkret, (b) amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar, (c)
menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada mata pelajaran yang khusus,
(d) sampai kira-kira 11 tahun anak membutuhkan bantuan guru untuk
menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya, (e) anak memandang nilai
(angka rapor) adalah ukuran tepat mengenai prestasi sekolahnya, (f) anak
gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain bersama.
Berdasarkan pendapat tersebut maka disimpulkan bahwa dalam usia kelas V
SD masih sangat senang bermain, senang berkelompok, dan rasa
keingintahuannya sangat besar. Maka perlu dirancang suatu pembelajaran
yang dapat mengakomodir semua itu. Sehingga dipilihlah model
pembelajaran TGT.
Page 21
7
Dengan kesesuaian model pembelajaran dengan karakteristik siswa
kelas V SD diharapkan pembelajaran akan berjalan lebih menarik, tidak
membosankan bagi siswa dan dapat memberikan pengalaman yang
menyenangkan dalam bekerjasama dengan teman sebaya. Namun demikian,
setiap individu tetap bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar
individu dan kelompok. Pembelajaran akan mendorong siswa untuk lebih
berani dalam mengemukakan pendapat di depan kelas. Selain itu, dapat
melatih siswa bekerja dalam tim yang terbentuk secara heterogen,
meningkatkan daya saing siswa dalam pembelajaran sehingga dari
keuntungan tersebut dapat memacu peningkatan prestasi belajar siswa secara
merata sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
B. Identifikasi Masalah
Secara spesifik beberapa masalah mendasar yang dapat di identifikasi
peneliti dalam pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Bronggang yaitu :
1. Kurangnya ketertarikan siswa pada mata pelajaran IPS.
2. Kurangnya keaktifan siswa selama proses pembelajaran IPS.
3. Rendahnya prestasi belajar IPS.
4. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang mampu meningkatkan
keterampilan sosial dan prestasi belajar siswa, sehingga keterampilan
sosial dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih rendah.
Page 22
8
C. Pembatasan Masalah
Guna memfokuskan kajian dalam penelitian ini, maka permasalahan
yang ada perlu dibatasi. Hal ini juga bertujuan agar objek penelitian dapat
diteliti secara terfokus, dapat dilakukan pengkajian secara mendalam, serta
dapat diupayakan solusi pemecahannya. Untuk itu peneliti membatasi pada
kurangnya keaktifan siswa selama pembelajaran dan belum diterapkannya
model pembelajaran yang mampu meningkatkan keterampilan sosial dan
prestasi belajar siswa kelas V SDN Bronggang, sehingga keterampilan sosial
dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih rendah.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat diambil rumusan
masalah “Bagaimana penerapan pembelajaran Kooperatif tipe TGT dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Bronggang,
Cangkringan?”
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah maka tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut adalah :
1. Meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas V SDN Bronggang,
Cangkringan melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT
2. Mendiskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Bronggang.
Page 23
9
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan / acuan bagi guru untuk meningkatkan profesionalisme
sebagai pendidik.
b. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
c. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan telaah guna
penyempurnaan penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas dan dapat
meminimalisir permasalahan yang timbul di dalam kelas.
b. Bagi Siswa
Memberikan wawasan baru dalam pembelajaran IPS, dengan
pembelajaran yang lebih efektif dan menyenangkan serta dapat
meningkatkan prestasi belajar.
c. Bagi Sekolah
Memberikan sumbangan yang konkret bagi sekolah dalam upaya
perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran dan pendidikan.
Page 25
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Sebelum membahas tentang prestasi belajar maka terlebih dahulu akan
dibahas mengenai belajar itu sendiri. Banyak ahli yang mendefinisikan
tentang belajar. Baharudin (2009: 162) menyatakan belajar merupakan
aktivitas yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam
dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman.
Sejalan dengan hal tersebut Syaiful Sagala (2003: 37) mendefinisikan
bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi
seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu. Slameto (2003: 2)
mendefinisikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Sementara itu, Morgan dalam Ngalim Purwanto (2006: 84) berpendapat
bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah
laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Secara
lebih rinci Ibrahim Mustaqqim (2001: 34) memberikan batasan tentang
belajar, yaitu:
Page 26
11
1. suatu aktivitas atau usaha yang disengaja.
2. aktivitas tersebut menghasilkan perubahan, berupa sesuatu yang
baru, baik yang segera nampak atau tersembunyi tetapi juga hanya
penyempurnaan terhadap sesuatu yang pernah dipelajari.
3. perubahan-perubahan itu meliputi perubahan keterampilan jasmani,
kecepatan perseptual, isi ingatan, abilitas berpikir, sikap terhadap
nilai-nilai dan inhibisi serta lain-lain fungsi jiwa (perubahan yang
berkenaan dengan aspek psikis dan fisik). Perubahan tersebut relatif
konstan.
Dari beberapa pendapat ahli di atas maka dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses yang disengaja untuk
menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang bersifat permanen melalui
berbagai pengalaman atau pelatihan. Belajar akan lebih bermakna apabila
subyek belajar mengalami dan melakukannya.
b. Prinsip-prinsip belajar
Guna menciptakan suatu kegiatan belajar yang kondusif dan bermakna,
maka guru harus memperhatikan tentang prinsip-prinsip dalam belajar.
Terdapat berbagai pandangan tentang prinsip belajar dengan segala
persamaan dan perbedaannnya. Secara umum prinsip pembelajaran
digunakan untuk menciptakan kondisi belajar yang baik. Dimyati dan
Mudjiono (2006: 42-49) mengatakan bahwa prinsip-prinsip pembelajaran
tersebut antara lain:
1) Perhatian dan motivasi
2) Keaktifan
3) Keterlibatan langsung
4) Pengulangan
Page 27
12
5) Tantangan
6) Balikan dan penguatan
7) Perbedaan individual
Disisi lain Burhanudin (2007: 16) mengungkapkan bahwa prinsip
belajar adalah sebagai berikut :
1) Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang belajar, bukan orang lain,
untuk itu siswalah yang harus bertindak aktif.
2) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
3) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung
pada setiap langkah pada proses pembelajaran.
4) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan selama
proses belajar lebih berarti.
5) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila diberi tanggung
jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa banyak prinsip dalam
belajar. Prinsip –prinsip tersebut harus diperhatikan dan menjadi pegangan
dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip
tersebut maka pembelajaran akan lebih bermakna bagi guru maupun bagi
siswa itu sendiri.
c. Tujuan Belajar
Gagne (Hasibuan Mujiono, 2002 : 46) mengemukakan beberapa tujuan
belajar antara lain :
Page 28
13
1) Keterampilan intelektual yang merupakan hasil belajar terpenting dari
sistem lingkungan skolastik
2) Strategi kognitif, mengatur cara belajar dan berfikir seseorang di dalam
arti seluas luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah.
3) Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.
Kemampuan ini umumnya dikenal dan tidak jarang.
4) Ketrampilan motorik yang diperoleh di sekolah antara lain menulis,
mengetik, menggunakan jangka, dll. Sikap dan nilai berhubungan
dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang
sebagaimana dapat dismpulkan dari kecenderungan tingkah laku
terhadap orang lain, barang atau kejadian.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Muhibbin Syah (1995; 132) mengungkapkan bahwa fakor-faktor yang
mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu factor
internal, eksternal dan pendekatan belajar.
1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan / kondisi
jasmani dan rohani siswa.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di
sekitar siswa
3) Faktor Pendekatan Belajar ( approach to learning ), yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran.
Page 29
14
M. Dalyono (2005: 55-60) menyebutkan faktor-faktor yang menentukan
terhadap pencapaian hasil belajar antara lain:
a. Faktor internal (yang berasal dari dalam diri)
Faktor internal meliputi kesehatan, intelegensi, bakat minat, dan cara
belajar.
b. Faktor eksternal (yang berasal dari luar diri)
Faktor eksternal berupa keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan
sekitar.
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
faktor yang mempengaruhi dalam belajar terbagi menjadi faktor internal dan
eksternal. Faktor Internal meliputi kesehatan, intelegensi, bakat, minat dan
cara belajar sedangkan faktor eksternal meliputi keluarga, sekolah,
masyarakat, dan lingkungan sekitar.
e. Prestasi Belajar
Hadari Nawawi (Maryatun, 2010: 42) menyebutkan bahwa prestasi
belajar adalah tingkat keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran
di sekolah dalam bentuk skor yang diperoleh dari tes mengenai sejumlah
materi tertentu. Sejalan dengan pendapat tersebut Maryatun (2010: 42)
menjelaskan bahwa prestasi belajar dapat diartikan sebagai tingkat
kemampuan aktual yang diukur berupa penguasaan pengetahuan, sikap dan
keterampilan sebagai hasil dari proses pembelajaran di sekolah. Oemar
Hamalik (2001: 4) mendefinisikan prestasi belajar sebagai hal-hal yang telah
dicapai oleh seseorang. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila
Page 30
15
memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sebaliknya
prestasi dikatakan kurang memuaskan jika seseorang belum mampu
memenuhi.
Suratinah Tirtonegoro (1980: 43) berpendapat bahwa prestasi belajar di
bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang
meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses
pembelajaran menggunakan instrumen yang relevan. Prestasi belajar tersebut
merupakan hasil pengukuran dari usaha belajar yang dinyatakan dalam
bentuk simbol, huruf, maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah
dicapai pada periode tertentu.
Dari beberapa definisi di atas maka dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa dalam kegiatan
belajar, yang diperoleh dengan kegiatan pengukuran dan dinyatakan dalam
bentuk simbol, huruf, maupun kalimat sebagai bentuk keberhasilan belajar
dalam periode tertentu.
f. Fakor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Abu
Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991: 131) adalah faktor stimuli belajar,
faktor metode belajar dan faktor individual.
1) Faktor-faktor Stimuli Belajar, yakni segala hal di luar individu untuk
mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Faktor stimuli belajar
meliputi:
a) panjangnya bahan pelajaran
Page 31
16
b) kesulitan bahan pelajaran
c) berartinya bahan pelajaran
d) berat ringannya tugas
e) suasana lingkungan eksternal
2) Faktor-faktor Metode Belajar
a) Kegiatan berlatih atau praktek
b) “overlearning” dan “drill”
c) Resitasi selama belajar
d) Pengenalan tentang hasil-hasil belajar
e) Belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian
f) Penggunaan modaliter indera
g) Bimbingan dalam belajar
h) Kondisi-kondisi insentif
3) Faktor-faktor Individual
a) Kematangan
b) Faktor usia kronologis
c) Faktor perbedaan jenis kelamin
d) Pengalaman sebelumnya
e) Kapasitas mental
f) Kondisi kesehatan jasmani
g) Kondisi kesehatan rohani
h) Motivasi
Page 32
17
Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
dalam prestasi belajar banyak faktor yang berpengaruh. Oleh karena itu, agar
mamperoleh prestasi yang baik maka dalam belajar harus memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Prestasi belajar yang dimaksud dalam
penelitian tersebut adalah prestasi belajar IPS. Prestasi tersebut diperoleh
melalui hasil pengukuran secara post test. Guna mencapai prestasi yang
maksimal maka guru harus memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan
mencapai hasil post tes yang maksimal dan pada gilirannya dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Tinjauan tentang IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
a. Pengertian IPS
Saidiharjo (Hidayati dkk, 2008: 8) menyatakan bahwa IPS merupakan
hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata
pelajaran seperti: geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, politik dan
sebagainya. Sementara itu (Pusat Kurikulum 2006: 5) menyatakan bahwa IPS
adalah hasil integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi,
sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. IPS dirumuskan atas
dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan suatu pendekatan
interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu IPS seperti sosiologi,
sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya.
Hal senada diungkapkan Moeljono Cokrodikardjo dalam Hidayati dkk
(2008: 8) mengemukakan bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu
Page 33
18
pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. IPS merupakan integrasi dari
berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi,
sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang
diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang
disederhanakan agar mudah dipelajari.
Sementara itu, dalam Kurikulum 2006, mata pelajaran IPS disebutkan
sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI sampai
SMP/MTs. Mata pelajaran ini mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep,
dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI, mata
pelajaran IPS memuat materi : geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi.
Sejalan dengan kurikulum 2006, Savage dan Amstrong (Fakih Samlawi,
1998: 3-9) struktur IPS tersusun dalam tiga tingkatan dari yang paling sempit
ke yang paling luas, yaitu:
1) fakta, yaitu informasi atau data yang ada dalam kehidupan dan
dikumpulkan oleh para ahli ilmu sosial yang terjamin kebenarannya.
Fakta sangat penting dalam struktur atau susunan ilmu karena fakta
tersebut membantu membentuk konsep dan generalisasi.
2) konsep, yaitu penamaan untuk sesuatu yang membantu seseorang
mengenal, mengerti, dan memahami sesuatu tersebut.
3) generalisasi, yaitu sejumlah konsep yang memiliki keterkaitan dan
makna. Generalisasi mengungkapkan sejumlah besar informasi.
Dari pendapat ahli di atas ditarik suatu kesimpulan bahwa IPS
merupakan ilmu yang terintegrasi dari ilmu-ilmu sosial. Didalamnya
Page 34
19
mengkaji seperangkat fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan
ilmu sosial. IPS diajarkan di sekolah dasar.
b. Tujuan IPS
Hasan Said Hamid (1996; 107) mengemukakan bahwa tujuan
pendidikan IPS dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu
1) pengembangan kemampuan intelektual siswa,
2) pengembangan kemampuan dan rasa tanggung jawab sebagai
anggota masyarakat dan bangsa serta
3) pengembangan diri siswa sebagai pribadi
Mengingat hakikat IPS merupakan perpaduan pengetahuan dari ilmu-
ilmu sosial dan harus mencerminkan sifat interdisipliner, maka tujuan
kurikuler pengajaran IPS yang harus dicapai sekurang-kurangnya adalah
sebagai berikut:
1) Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi,
menganalisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial
yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
2) Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan
sesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidang keilmuan serta
berbagai keahlian.
3) Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif
dan keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi bagian dari
kehidupan integralnya.
4) Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan
pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan
Page 35
20
kehidupan, perkembangan masyarakat, perkembangan ilmu dan
teknologi (Nursid Sumaatmadja, 1980: 48).
Tinjauan lain bertalian dengan tujuan IPS adalah Permendiknas 22
Tahun 2006 menerangkan bahwa Mata Pelajaran IPS di sekolah dasar
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inquiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan
sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, dan global.
Sejalan dengan tujuan yang termuat dalam Permendiknas 22 Tahun
2006 Muhammad Noman Sumantri (2001: 259) menyatakan bahwa pada
dasarnya terdapat empat pendapat mengenai tujuan pengajaran IPS di
sekolah, yakni:
1) Untuk mendidik para siswa menjadi ahli ekonomi, politik, hukum,
sosiologi dan pengetahuan sosial lainnya.
2) Menumbuhkan warga negara yang baik.
Page 36
21
3) Organisasi bahan pelajaran harus dapat menampung tujuan para siswa
yang akan meneruskan pendidikannya ke universitas maupun yang akan
terjun langsung ke masyarakat.
4) Pengajaran IPS di sekolah dimaksudkan untuk mempelajari bahan
pelajaran yang sifatnya “tertutup” (closed areas). Maksudnya adalah
bahwa dengan mempelajari bahan pelajaran yang pantang (tabu) untuk
dibicarakan, siswa akan memperoleh kesempatan untuk memecahkan
konflik intrapersonal maupun antar-personal.
Berdasarkan uraian ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
dari IPS adalah membekali siswa untuk memiliki kecakapan, bakat,
kemampuan hidup bersama dengan orang, lingkungan dan sesuatu di luar
dirinya. IPS juga mendidik siswa untuk peka terhadap isu-isu sosial yang ada
di sekitarnya sehingga dapat menyelesaikan masalah masalah yang timbul di
masyarakat dan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik
dan bertanggung jawab.
c. IPS di Sekolah Dasar
Dalam pembelajaran di sekolah dasar, IPS merupakan mata pelajaran
yang menggunakan pendekatan terpadu (integrated), memuat materi,
geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi (Supriya, 2009: 194). Dengan kata
lain IPS di sekolah dasar mengajarkan beberapa disiplin ilmu sosial yang
dirangkum secara terpadu. Dengan keterpaduan tersebut maka materi
pembelajaran IPS banyak materi yang bersifat abstrak. Anak usia sekolah
dasar berada dalam tahap operasional konkeit, siswa masih memandang dunia
Page 37
22
sebagai suatu keseluruhan yang utuh. Mereka memandang sesuatu berangkat
dari sesuatu yang nyata (konkret). Untuk memudahkan siswa belajar ke arah
sesuatu yang abstrak diperlukan suatu media konkret dan pembelajaran yang
menyenangkan.
Dalam pembelajaran IPS untuk menghadirkan media yang nyata dan
konkret bukanlah sesuatu yang mudah, dikarenakan media dalam
pembelajaran IPS sangat terbatas. Berangkat dari hal tersebut, maka dicari
solusi dengan mengoptimalkan penggunaan model pembelajaran. Model
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, terpusat pada siswa serta
membawa kebermaknaan dalam belajar sehingga siswa akan mudah dalam
mempelajari IPS. Melihat begitu banyaknya materi dalam pembelajaran IPS
serta keterbatasan media maka guru haruslah pandai-pandai mengemas dan
merancang suatu model pembelajaran yang terpusat pada siswa serta
mempermudah siswa belajar konsep.
Saat ini banyak model pembelajaran yang menarik bagi siswa, salah
satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Model
pembelajaran ini melatih siswa dalam berinteraksi dengan orang lain dalam
kelompok, selain itu digunakan game-game dan tournament sehingga
pembelajaran akan lebih menyenangkan bagi siswa. Dengan menerapkan
model pembelajaran ini maka diharapkan akan mempermudah siswa dalam
mempelajari materi dan akan berdampak pada meningkatnya prestasi belajar
siswa.
Page 38
23
d. Materi pembelajaran IPS kelas V
Di sekolah dasar, dewasa ini kurikulum yang diterapkan adalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kendati KTSP disusun oleh
sekolah, namun Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
disusun oleh pusat. SK dan KD semua mata pelajaran termasuk mata
pelajaran IPS disusun oleh Kementerian Pendidikan di tingkat pusat. Namun
demikian indikator pembelajaran masing-masing KD dikembangkan oleh tiap
satuan pendidikan. Jadi guru di setiap satuan pendidikan berhak
mengembangkan indikator pembelajaran sesuai dengan kondisi di masing-
masing satuan pendidikan. Berikut adalah muatan SK dan KD yang termuat
dalam permendiknas 22 tahun 2006.
Tabel 1.
SK dan KD mata pelajaran IPS kelas V SD
SK KD
Semester 1
Menghargai berbagai
peninggalan dan
tokoh sejarah yang
berskala nasional
pada masa Hindu,
Budha dan Islam,
keragaman
kenampakan alam
dan suku bangsa,
serta kegiatan
ekonomi di
Indonesia
1.1 Mengenal makna peninggalan-peninggalan
sejarah yang berskala nasional dari masa Hindu-
Budha dan Islam di Indonesia
1.2 Menceritakan tokoh-tokoh sejarah pada masa
Hindu-budha dan Islam di Indonesia
1.3 Mengenal keragaman kenampakan alam dan
buatan serta pembagian wilayah waktu di
Indonesia dengan menggunakan peta/atlas/globe
dan media lainnya.
1.4 Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya
di Indonesia.
1.5 Mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi
di Indonesia
Semester 2
Menghargai peranan
tokoh pejuang dan
masyarakat dalam
mempersiapkan dan
mempertahankan
kemerdekaan
Indonesia
2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang
pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.
2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan
dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam
memproklamasikan kemerdekaan
2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam
mempertahankan kemerdekaan
Page 39
24
Dengan melihat tabel di atas peneliti memfokuskan pada KD 1.2 yakni
menceritakan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu, Budha dan Islam di
Indonesia. Materi tersebut cukup luas serta banyak fakta-fakta yang harus di
ingat oleh siswa. Dalam belajar materi tersebut diperlukan model
pembelajaran yang menyenangkan dan menarik, sehingga siswa tidak mudah
bosan dan apa yang dipelajari siswa akan lebih bermakna.
3. Model Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Model dapat diartikan sebagai suatu kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan (Tuti Sukamto,
1992 : 14). Menurut Toeti (1995 : 78) yang dimaksud model pembelajaran
adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang dan pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Chauchan dalam Wahab Abdul Azis (2008 : 52) menyatakan bahwa
model pembelajaran merupakan sebuah perencanaan pengajaran yang
menggambarkan proses yang ditempuh dalam proses belajar mengajar agar
dicapai perubahan spesifik pada perilaku siswa seperti dengan yang
diharapkan. Disamping itu Sumarno (2012) mengatakan bahwa
mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah strategi yang digunakan
oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar, sikap belajar dikalangan
Page 40
25
siswa, mampu berfikir kritis, memiliki ketrampilan sosial, dan pencapaian
hasil pembelajaran lebih optimal.
Dari pendapat pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah suatu kerangka sistematis yang digunakan sebagai
pedoman dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang optimal dalam pembelajaran di kelas.
b. Model-Model Pembelajaran
Kardi Suparman dan Muhammad Nur (2009 : 41) memaparkan ada 5
model pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengelola pembelajaran,
antara lain :
1) Model pembelajaran langsung
Menurut Arends dalam Trianto (2009: 41) model pembelajaran
langsung adalah suatu model pembelajaran dirancang khusus untuk
menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan
deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik dan
dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap.
2) Model pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang
mengutamkan kerjasama di antara siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran, di mana siswa belajar bersama dalam sebuah kelompok
kecil yang terdiri dari sejumlah siswa yang heterogen baik dilihat dari
kemampuan belajarnya, ras, suku atau jenis kelaminnya. Beberapa model
pembelajaran kooperatif antara lain STAD, TGT, NHT, Make- A Match
Page 41
26
(mencari pasangan), Jigsaw (model tim ahli), Example non example,
Picture and Picture, dan model Investigasi (proyek).
3) Model pembelajaran berdasarkan masalah
Arends (Nurhayati Abbas, 2000: 12) menyatakan bahwa model
pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning/PBL) adalah
model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah
autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri,
menumbuhkan keterampilan yang yang lebih tinggi dan inquiri, melatih
siswa agar mandiri dan percaya diri. Model ini bercirikan penggunaan
masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu dan meningkatkan keterampilan
berpikir kritis dan menyelesaikan masalah, serta mendapatkan
pengetahuan konsep-konsep penting.
4) Model pembelajaran diskusi
Model pembelajaran diskusi merupakan model pembelajaran yang
sangat berkaitan dengan pemecahan masalah. Model pembelajaran ini
sering disebut sebagai diskusi kelompok dan resitasi (pelafalan bersama).
5) Learning strategy
Strategi belajar yang baik adalah yang dapat menjamin tercapainya
tujuan pengajaran yang efektif, efisien, dan ekonomis serta dapat
meningkatkan keterlibatan siswa baik secara intelektual maupun fisik.
Oleh karena itu guru dalam proses belajar mengajar harus dapat
memberikan kemudahan atau fasilitas kepada siswa agar dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Page 42
27
c. Unsur-unsur Model pembelajaran
Model-model pembelajaran terbentuk melalui berbagai kombinasi dari
beberapa komponen yang dikembangkan dari berbagai asumsi, diantaranya
adalah :
1) Mengajar adalah upaya menciptakan lingkungan yang sesuai, di mana
terdapat berbagai bagian lingkungan mengajar yang memiliki saling
ketergantungan.
2) Terdapat berbagai komponen yang meliputi isi, keterampilan
perananperanan mengajar, hubungan sosial, bentuk-bentuk kegiatan,
sarana/fasilitas fisik dan penggunaannya yang keseluruhannya
membentuk sebuah sistem lingkungan yang bagian-bangiannya saling
berinteraksi yang mendesak perilaku seluruh partisipan baik guru
maupun siswa.
3) Kombinasi yang berbeda antara bagian-bagian tersebut akan
menghasilkan bentuk lingkungan yang berbeda dengan hasil yang
berbeda pula.
4) Model pembelajaran akan menciptakan lingkungan, maka model
menyediakan spesifikasi yang masih bersifat kasar untuk lingkungan
dalam proses belajar-mengajar di kelas.
Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut Joyce dan Weil dalam Rahman
(2008) menyatakan bahwa model pembelajaran memiliki lima unsur dasar,
yaitu:
a) Syntax, yaitu langkah-langkah operasional pembelajaran.
Page 43
28
b) Social system, yaitu suasana dan norma yang berlaku dalam
pembelajaran.
c) Principles of reaction, menggambarkan bagaimana seharusnya guru
memandang, memperlakukan dan merespon siswa.
d) Support system, segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang
mendukung pembelajaran.
e) Instructional dan nurturant effects, yaitu hasil belajar yang diperoleh
langsung berdasarkan tujuan yang disasar (instructional effect) dan hasil
belajar di luar yang disasar (nurturant effect).
Jadi dapat disimpulkan bahwa antara asumsi, unsur dan model
pembelajaran memiliki keterkaitan yang erat. Model pembelajaran terbentuk
berdasarkan asumsi-asumsi mengenai pembelajaran. Hal ini berangkat dari
asumsi-asumsi mengenai pembelajaran yang kemudian membentuk unsur-
unsur model pembelajaran itu sendiri. Model pembelajaran tidak akan ada
dan pengaplikasiannya pun tidak akan berjalan dengan maksimal tanpa
adanya unsur-unsur model pembelajaran.
4. Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil, yaitu antara empat
sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik,
jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda atau heterogen (Wina Sanjaya,
2008:242). Menurut Etin Solihatin dan Raharjo (2007:4) pembelajaran
Page 44
29
kooperatif adalah suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau
membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam
kelompok, terdiri dari dua orang atau lebih, dimana keberhasilan kerja sangat
dipengaruhi oleh keterlibatan dari tiap anggota kelompok itu sendiri.
Slavin (1984 : 167) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4
sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. (Kelly
dalam Anita Lie : 2002) menyatakan bahwa Cooperative Learning adalah
pengajaran yang dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil, dimana peserta
didik bekerja sama untuk memperoleh motivasi belajar yang maksimal.
Dari uraian pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan
melibatkan siswa untuk bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil yang
heterogen guna mencapai hasil pembelajaran yang optimal.
b. Ciri - ciri Pembelajaran Kooperatif
Ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Ibrahim dan Muslimin (2000
: 6) adalah sebagai berikut:
1) Siswa belajar bekerja pada kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan
materi belajarnya.
2) Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah.
Page 45
30
3) Apabila mungkin anggota kelompok belajar berasal dari ras, budaya,
agama, jenis kelamin yang berbeda.
4) Pembelajaran lebih berorentasi pada kelompok bukan individu.
c. Prinsip dalam Pembelajaran Kooperatif
Menurut Wina Sanjaya ( 2008:244 ) ada empat prinsip dasar dalam
pembelajaran kooperatif, yaitu:
1) ketergantungan positif (Posiitve Interdependence)
yaitu keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat tergantung kepada
usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya.
2) tanggung jawab perseorangan (Individual Accountability)
yaitu setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawb sesuai
tugasnya. Setiap anggota memberi yang terbaik untuk keberhasilan
kelompoknya.
3) interaksi tatap muka (Face to Face Promotion Interaction)
yaitu setiap anggota kelompok bertatap muka saling memberikan
informasi dan saling membelajarkan.
4) partisipasi dan komunikasi (Partisiapation Communication)
yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi
5) evaluasi proses kelompok
pada unsur ini kelompok perlu mengevaluasi proses kerja kelompok
dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama lebih
efektif.
Page 46
31
d. Fase-fase Pembelajaran Kooperatif
Menurut Agus Suprijono (2009:65-66) sintak model pembelajaran
kooperatif terdiri 6 fase, yaitu :
Tabel 2
Fase-fase dalam Pembelajaran Kooperatif
Fase-Fase Perilaku Guru
Fase 1: Present goals and set
Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan peserta didik
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
mempersiapkan peserta didik siap
belajar
Fase 2: Present information
Menyajikan informasi
Mempresentasikan informasi kepada
peserta didik secara verbal
Fase 3: Organize students into
learning
Mengorganisir peserta didik
kedalam tim-tim belajar
Memberikan penjelasan kepada peserta
didik tentang tata cara pembentukan tim
belajar dan membantu kelompok
melakukan transisi yang efisien
Fase 4: Assist team work and
study
Membantu kerja tim dan belajar
Membantu tim-tim belajar selama
peserta didik mengerjakan tugasnya
Fase 5: Test on the materials
Mengevaluasi
Menguji pengetahuan peserta didik
mengenai berbagai materi pembelajaran
atau kelompok-kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya
Fase 6: Provide recognition
Memberikan pengakuan atau
penghargaan
Mempersiapkan cara untuk mengakui
usaha dan prestasi individu maupun
kelompok
Fase pertama, guru mengklarifikasi maksud pembelajaran kooperatif
karena peserta didik harus memahami prosedur dan aturan dalam proses
pembelajaran. Fase kedua, guru menyampaikan informasi isi akademik. Fase
ketiga, pada fase ini bisa terjadi kekacauan maka guru harus menjelaskan
pentingnya kerjasama dalam kelompok sehingga tidak ada anggota yang
hanya menggantungkan tugas kelompok kepada individu lainya. Fase
keempat, pada fase ini guru mendampingi kelompok, mengingatkan tentang
tugas –tugas peserta didik dan waktu yang dialokasikan. Fase kelima, guru
Page 47
32
melakukan evalusi dengan menggunakan strategi yang konsisten dengan
tujuan pembelajaran. Fase keenam, guru mempersiapkan struktur
penghargaan yang akan diberikan kepada peserta didik.
e. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif mempunyai kelebihan diantaranya adalah:
1) Menurut Van Sickle dalam Etin Solihatin (2009:13) Pembelajaran
kooperatif mendorong tumbuhnya tanggung jawab sosial dan
individual siswa, berkembangnya sikap ketergantungan positif,
mendorong peningkatan dan kegairahan belajar siswa, serta
pengembangan dan ketercapaian kurikulum.
2) Menurut Stahl dalam Etin Solihatin (2009:13) Pembelajaran
kooperatif mendorong tumbuhnya sikap kesetiakawanan dan
keterbukaan diantara siswa selain itu ketercapaian tujuan dan nilai-
nilai sosial dalam pendidikan IPS.
3) Menurut webb dalam Etin Solihatin (2009:13) dengan
pembelajaran kooperatif sikap dan perilaku siswa berkembang
kearah demokrasi dalam kelas serta mendorong siswa lebih
bergaiarah dan termotivasi dalam mempelajari IPS.
4) Menurut Snider dalam Etin Solihatin (2009:13) penggunaan
Pembelajaran kooperatif sangat mendorong peningkatan prestasi
belajar siswa dengan perbedaan hampir 25% dengan kemajuan
yang dicapai oleh siswa yang diajar dengan menggunakan sistem
kompetisi.
5) Menurut Etin Solihatin (2009:13) Pembelajaran kooperatif
menunjukkan efektivitas yang sangat tinggi perolehan hasil belajar
siswa, baik dilihat dari pengaruhnya terhadap penguasaan materi
pelajaran maupun dari pengembangan dan pelatihan sikap serta
keterampilan sosial yang sangat bermanfaat bagi siswa dalam
kehidupan dimasyarakat.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa pendidikan kooperatif mempunyai beberapa kelebihan yaitu:
a) siswa sebagai bagian dari kelompok akan berusaha sebaik mungkin
agar kelompoknya menjadi yang terbaik maka diperlukan kerjasama
yang baik antar anggota kelompok sehingga akan mendorong
tumbuhnya rasa tanggung jawab sosial dan individual siswa.
Page 48
33
b) selama proses pembelajaran dalam kelompok siswa saling bekerjasama
untuk mencapai tujuan yang diharapkan sehingga dalam diri siwa akan
tumbuh sikap kesetiakawanan dan keterbukaan diantara siswa.
c) agar tugas kelompok dapat selesai tepat waktu maka dilakukan
pembagian tugas antar anggota kelompok atas dasar pengertian tanpa
paksaan sehingga sikap dan perilaku siswa akan berkembang kearah
demokrasi.
d) karena kelompok bersifat heterogen baik dari segi jenis kelamin dan
kemampuan siswa, maka siswa yang mempunyai kemampuan lebih
akan menjadi motivator dan guru teman sebaya sehingga dapa
meningkatan prestasi belajar siswa yang berkemampuan kurang.
f. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Metode TGT merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif
yang menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan
sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil
tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya
setara seperti mereka (Slavin, 2008:163). Di dalam TGT teman satu tim akan
saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan
mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu sama
lain, tetapi sewaktu siswa sedang bermain dengan game temannya tidak boleh
membantu, memastikan telah terjadi tanggung jawab individu (Slavin,
2008:14).
Page 49
34
Menurut Slavin (2008:166) metode pembelajaran TGT terdiri atas lima
komponen utama.
1) Presentasi kelas
Merupakan kegiatan mengenalkan materi terlebih dahulu kepada siswa.
Presentasi kelas juga dapat berupa diskusi langsung tentang materi yang
dipimpin oleh guru kelas. Dalam kegiatan ini siswa juga diberikan
pengarahan untuk dapat fokus atau benar-benar memperhatikan materi ini.
2) Tim (Belajar Kelompok)
Tim terdiri dari empat atau lima berdasarkan kiteria kinerja akademik,
jenis elamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim adalah memastikan
bahwa seluruh anggota tim benar-benar belajar dan lebih khusus lagi untuk
mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengikuti game dengan baik. Tim
adalah fitur yang paling penting dalam model pembelajaran ini. Pada tiap
poinnya, yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang
terbaik untuk tim, dan timpun harus melakukan yang terbaik untuk
membantu tiap anggotanya. Pada tahap ini juga siswa saling berdiskusi,
tukar menukar ide dan pengalaman untuk memecahkan masalah.
3) Permainan (Game)
Permainan atau game yang ditawarkan Robert Slavin adalah permainan
dalam bentuk kartu nomor. Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang
kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang
diperolehnya dari presentasi dikelas dan pelaksanaan kerja tim. Game ini
dimainkan di atas meja dengan tiga orang siswa, yang masing-masing
Page 50
35
mewakili tim yang berbeda dengan rata-rata kemampuan akademik yang
sama.
Aturan dalam permainan adalah masing-masing siswa dalam sebuah meja
permainan mengambil kartu untuk menentukan pembaca pertama, yaitu
siswa yang mengambil kartu dengan nomor tertinggi. Permainan
berlangsung menurut arah jarum jam dari pembaca pertama. Permainan
berlangsung dimulai, pembaca mengocok kartu dan mengambil kartu
paling atas. Ia kemudian membaca dengan pertanyaan sesuai dengan
nomor yang diambil, termasuk pilihan jawaban jika pertanyaan berupa
pilihan ganda. Kemudian pembaca menjawab pertanyaan yang dibaca dan
apabila dia ragu terhadap jawabannya diperbolehkan menerka karena jika
jawaban salah tidak dikenai hukuman.
Permaianan dalam penelitian ini dimodifikasi berdasarkan keadaan dan
kemampuan ssiwa. Jumlah siswa SDN Bronggang kelas V sebanyak 20
siswa. Hal ini dimaksudkan agar guru dan siswa dapat mengawasi jalannya
permainan. Permainan diterrapkan berdasarkan prinsip-prinsip dasar
pembelajaran kooperatif (Slavin, 2009 : 272) menawarkan semacam
penghargaan atau rekognisi tim yang berhasil dengan baik, tiap siswa
dikondisikan agar bertanggung jawab atas kinerja bagi timnya, dan sistem
skor yang ditentukan dapat memberikan kesempatan pada siswa dengan
semua tingkat kinerja untuk berkontribusi secara maksimal kepada skor
tim atau karya tim.
Page 51
36
Permainan dalam penelitian ini adalah setiap tim diwakili oleh 1 orang
wakilnya untuk duduk dimeja permainan. Permainan dimulai dengan
mengambil nomor undian, pembaca pertama adalah siswa yang
mengambil nomor tertinggi. Siswa yang mengambil nomor tertinggi
berhak untuk membaca pertanyaan yang sesuai dengan nomor yang
diambil sekaligus menjawabnya. Siswa yang dapat menjawab dengan
benar maka akan mendapat skor 10. Sebaliknya jika siswa dalam meja
turnamen tidak dapat menjawab kesempatan diberikan kepada teman satu
timnya, jika teman-teman satu tim dapat menjawab dengan benar maka tim
berhak mendapat skor 5. Jika rekan satu tim tidak dapat menjawab maka
wakil tim lain dalam meja permainan berhak untuk mengambil
kesempatan menjawab. Kesempatan pertama diperoleh wakil tim yang
berada disebelah kiri penjawan semula. Skor yang berlaku sama seperti
yang diuraikan di atas.
Permainan diterapkan dan dilakukan hingga waktu yang ditentukan habis,
atau hingga pertanyaan-pertanyaan yang disediakan sesuai nomor undian
telah habis. Guru dapat mengawasi secara langsung proses pemecahan
masalah yang dilakukan pemain dan siswa lain juga dapat mengawasi
kebenaran jawaban dan waktu yang diberikan serta memberikan evaluasi
jika permainan tidak berjalan sesuai dengan aturan yang telah dibuat. Guru
adalah pemegang kunci jawaban. Jika hingga semua siswa tidak dapat
menjawab maka guru membacakan kunci jawaban yang benar.
Page 52
37
4) Turnamen
Turnamen adalah sebuah struktur dimana game berlangsung. Turnamen
dilaksanakan pada akhir unit atau akhir minggu setelah guru memberikan
presentasi di kelas, dan tim melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar
kegiatan. Siswa dari setiap wakil kelompok ditempatkan dalam satu meja
yang sama. Setiap meja diisi dengan siswa-ssiwa dengan prestasi
akademik yang sama atau hampir sama. Setiap wakil tim akan bertanding
dengan lawan yang seimbang sehingga memungkinkan bagi siswa dari
seluruh tingkat kinerja yang lalu menyumbang secara maksimal kepada
skor timnya apabila mereka melakukan yang terbaik.
Turnamen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ulangan harian yang
diberikan di akhir pertemuan pada siklus I dan siklus II. Sistem kompetisi
yang dilaksanakan berdasarkan aturan turnamen yaitu masing-masing
siswa mewakili timnya. Masing-masing siswa dikelompokkan sesuai
dengan tingkat/level kemampuan yang dimiliki. Tim turnamen
dikompetisikan dengan mengerjakan soal ulangan menggunakan sistem
penskoran dan hasil dari skor yang diperoleh dari nilai turnamen akan
ditambahkan pada nilai kelompok asal. Dari setiap pelaksanaan turnamen
akan ditentukan peserta terbaik yanitu yang memiliki nilai tertinggi dalam
levelnya.
5) Penghargaan
Penghargaan diberikan kepada tim setelah melewati presentasi, belajar
kelompok, permainan dan turnamen. Keberhasilan dari tiap kelompok
Page 53
38
ditentukan oleh kinerja masing-masing anggotanya. Skor yang
dikumpulkan oleh anggota kelompok dalam LKS, Permainan dan
pelaksanaaan turnamen akan dihitung untuk mencari tingkat kebarhasilan
tim. Skor yang diperoleh dalam LKS, permainan dan turnamen akan
diberikan poin untuk setiap siswa. Pemberian poin didasarkan pada aturan
pemberian poin yang dikembangkan oleh Slavin sebagai berikut.
Tabel3
Aturan Penskoran dengan empat pemain Kriteria
Skor
Tidak
ada
skor
kembar
Kembar
untuk
skor
tinggi
Kembar
untuk
skor
tengah
Kembar
untuk
skor
rendah
Kembar
tiga
untuk
skor
tinggi
Kembar
tiga
untuk
skor
rendah
Kembar
empat
Kembar
dua
pasang
Skor
Tinggi
60 50 60 60 50 60 30 50
Skor
Menengah
40 50 40 50 50 30 30 50
Skor
menengah
30 30 40 30 50 30 30 30
Skor
Rendah
20 20 20 30 20 30 30 30
Hasil poin yang dikumpulkan selanjutnya dijumlahkan dan dirata-rata
untuk menentukan tingkat penghargaan tim. Skor yang dicapai setiap tim
akan diukur sesuai dengan tingkat penghargaan yang ditetapkan. Ada
tingkat penghargaan yang diberikan, yaitu :
Tabel4
Kriteria Penghargaaan Kelompok.
Rata-rata skor tim Penghargaan
40 Tim Baik
45 Tim Hebat
50 Tim Super
Sumber : Slavin (2009: 175)
Pembelajaran kooperatif tipe TGT berupaya menggabungkan tujuan
kooperatif dan kompetitif. Dalam pembelajaran kooperatif tujuan
Page 54
39
kooperatif maupun kompetitif keduanya saling mendukung. D. W.
Johnson & R. T. Johnson (1987: 99) menyatakan membangun hubungan
yang positif melalui tujuan kooperatif membantu menjaga kompetisi agar
sesuai harapan, siswa dapat menikmati aktivitas belajarnya, baik menang
amupun kalah. Sebaliknya, melalui struktur belajar kompetitif, siswa tidak
akan pasif dalam kelompoknya dan tidak hanya bergantung pada
kelompoknya melainkan siswa akan merasa tertantang dan berusaha
mendapatkan nilai sebaik-baiknya.
Penghargaan yang diberikan dalam penelitian ini terdapat 2 macam yaitu
penghargaan kelompok dan penghargaan individu. Penghargaan kelompok
diberikan pada kelompok dengan perolehan poin tertinggi yang
dikumpulkan selama pembelajaran. Poin kelompok adalah rata-rata poin
akumulasi dari pengerjaan LKS, poin permainan (game) dan rata-rata poin
ternamen. Penghargaan individu diberikan kepada individu yang
memperoleh poin tertinggi dalam kelompok turnamen. Poin individu
adalah nilai dai hasil mengrjakan soal turnamen.
5. Karakteristik Anak SD
Karakteristik adalah ciri-ciri atau keadaan sifat mendasar yang
terdapat dan melekat pada sesuatu hal yang menjadi objek perhatian atau
telaah (Ichas Hamid dan Tuti Istianti, 2006: 17). Pemahaman dan pendalaman
tentang karakteristik siswa sangat penting artinya dalam proses pendidikan.
Dengan pemahaman karakteristik siswa maka proses pembelajaran dapat
direncanakan, dilaksanakan dan pencapaian hasil yang sesuai dengan
Page 55
40
karakteristiknya. Serta segala masalah yang timbul dadam proses pendidikan
dapat dicegah dan diminimalisirkan, dikarenakan siswa merupakan subjek
penting dalam pendidikan itu sendiri.
a. Karakteristik Siswa Kelas V SD
Peserta didik di bangku sekolah dasar berada pada usia 6 atau 7
tahun hingga 12 atau 13 tahun, yang terbagi ke dalam kelas awal dan kelas
tinggi. Melalui observasinya, Piaget (Santrock, 2008: 47) meyakini bahwa
perkembangan kognitif manusia terjadi dalam empat tahapan, yaitu:
1) Tahap sensorimotor, berlangsung dari umur 0 sampai 2 tahun, bayi
membangun pemahaman tentang dunia dengan mengkoordinasikan
pengalaman indra dengan gerakan motor.
2) Tahap pra-operasional, dari usia 2 sampai 7 tahun, pemikiran
simbolis meningkat tetapi pemikiran operasional belum ada. Dalam
tahap ini anak lebih bersifat egosentris dan intuitif daripada logis.
3) Tahap operasional konkret, dari usia 7 sampai 11 tahun. Pada tahap
ini anak berpikir secara operasional dan penalaran logis
menggantikan penalaran intuitif meski hanya dalam situasi konkret,
kemampuan klasifikasi sudah ada tetapi belum bisa memahami
masalah abstrak.
4) Tahap operasional formal, dari usia 11 tahun sampai dewasa. Pada
tahap ini, individu sudah mulai memikirkan pengalaman di luar
pengalaman konkret, dan memikirkannya secara lebih abstrak,
idealis, dan logis.
Page 56
41
Selain itu, menurut Usman Samatowa (2006: 8) ciri–ciri anak pada
masa kelas tinggi adalah sebagai berikut:
1) adanya minat terhadap terhadap kehidupan praktis sehari–hari yang
konkret
2) ingin tahu dan ingin belajar.
3) minat terhadap hal–hal atau mata pelajaran khusus.
4) membutuhkan guru atau orang–orang di sekelilingnya untuk
menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya.
5) memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi
sekolah.
6) gemar membentuk kelompok–kelompok sebaya.
7) peran manusia idola sangat penting.
Sumadi Suryobroto (1984: 120) menambahkan bahwa terdapat
beberapa sifat khas pada anak kelas tinggi di sekolah dasar, yakni:
1) Adanya perhatian terhadap praktik sehari-hari yang konkret.
2) Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.
3) Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata
pelajaran yang khusus.
4) Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan bantuan guru
atau orang dewasa untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi
keinginannya.
5) Anak memandang nilai (angka rapor) adalah ukuran yang tepat
mengenai prestasi sekolahnya
Page 57
42
6) Anak gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat
bermain bersama.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka disimpulkan bahwa
siswa SD kelas V berada pada tahap berpikir operasional konkret, dimana
anak berpikir dalam situasi yang konkret, realistik, rasa ingin tahu anak
cukup tinggi, mempunyai keinginan belajar yang tinggi, dan juga
membutuhkan bantuan guru atau orang dewasa untuk menyelesaikan
tugas-tugasnya, anak kelas V sekolah dasar juga sangat suka membentuk
kelompok-kelompok sebaya. Oleh karena itu, dalam pembelajaran guru
harus merancang pembelajaran yang dapat membantu siswa memenuhi
rasa ingin belajar dan keingintahuannya.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian pertama yang relevan dengan penelitian ini adalah “Upaya
meningkatkan Prestasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas V SDN Kedunglo
Purworejo Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT” yang disusun
oleh Novi Anggrarini Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNY tahun
2011. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan pendekatan TGT lebih
efektif bagi siswa kelas II di Kedunglo Purworejo kecamatan Purworejo
dalam peningkatan hasil belajar kognitif.
Penelitian kedua adalah penelitian dengan judul “Upaya meningkatkan
hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui model Pembelajaran Team
Group Tournament (TGT) Pada Kelas VI Semester 1 SD Negeri Kleco 1
Page 58
43
tahun Pelajaran 2005/2006 yang disusun oleh Indriyanti, M.Pd kepala SDN
Tunggulsari 1, Cabang Dinas Dikpora kecamatan Laweyan. Hasil penelitian
memaparkan bahwa Penggunaan model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT
dapat digunakan dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai
salah satu alternatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Dari kedua Penelitian diatas maka dapat dilihat suatu keterkaitan,
yakni dalam upaya Peningkatan pestasi belajar mata Pelajaran IPS dengan
menggunakan model Pembelajaran tipe TGT. Dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT maka diharapkan akan merangsang
ketertarikan siswa, menumbuhkan semangat dan kerjasama siswa, melatih
berinteraksi dengan orang lain dalam satu kelompok. Melalui penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT pula pada akhirnya diharapkan akan
memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi anak dan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS.
C. Kerangka Pikir
Mata Pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang mengajarkan
fakta, konsep dan generalisasi. IPS di SD juga merupakan keterpaduan dari
mata dari ilmu-ilmu sosial sehingga tak dipungkiri jika dalam pelajaran IPS
mempunyai cakupan materi yang sangat banyak. Dengan banyaknya materi
maka untuk mengejar pembelajaran guru lebih sering menggunakan metode
ceramah. Guru menjadi tokoh sentral dalam pembelajaran dan siswa
cenderung pasif dan bosan. Selain materi yang banyak dan luas, materi dalam
Page 59
44
mata pelajaran IPS bersifat abstrak. Belum lagi ditambah dengan keterbatasan
dan kesulitan media konkret yang mempermudah pemahaman siswa. Karena
hal tersebut maka siswa seringkali merasa jenuh dan bosan. Hal itu berimbas
pada prestasi belajar yang rendah.
Berangkat dari hal tersebut maka diperlukan suatu terobosan baru
yang dapat menghidupkan semangat siswa dalam belajar IPS. Perlu dipilih
model pembelajaran yang dapat melatih siswa untuk belajar aktif, keaktifan
siswa akan mendorong semangat belajarnya, sehingga dengan keantusiasan
siswa maka siswa akan lebih mudah dalam belajar serta apa yang dipelajari
akan lebih bermakna baginya.
TGT merupakan satu model yang melatih dan menggerakkan siswa
dalam belajar aktif. TGT memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar
melalui kelompok. Melatih siswa bekerjasama dalam kelompok dan
memecahkan masalah terkait materi yang dipelajari melalui kegiatan
pembelajaran yang menyenangkan. Menyenangkan karena dalam model
pembelajaran TGT memuat game-game akademik dan turnamen yang tetap
merangsang kompetsi sehat siswa untuk meningkatkan prestasinya melalui
turnamen. Dengan kondisi belajar yang menyenangkan siswa akan lebih
tertarik untuk belajar walaupun materi yang dipelajari sangat banyak. Selain
itu materi yang dipelajari akan lebih mudah tertanam dan bermakna bagi
siswa.
Siswa Kelas V SD merupakan usia dimana anak mengenal
lingkungannya secara utuh, secara konkrit. Anak tertarik untuk membentuk
Page 60
45
dan berinteraksi dengan taman sebayanya. Usia kelas V SD merupakan siswa
yang membutuhkan bantuan guru atau orang dewasa untuk membantu
memecahkan masalahnya. Mereka juga beranggapan bahwa nilai merupakan
salah satu tolok ukur / ukuran tepat tentang prestasi belajarnya. Untuk itu
diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa sesuai
karakteristik perkembangannya guna meningkatkan prestasi belajarnya.
Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT,
siswa akan lebih termotivasi. Siswa dapat belajar dalam kelompok, belajar
bekerjasama memecahkan masalah dalam kelompok, saling memberi dan
menerima dalam belajar di dalam kelompok. Siswa memainkan serangkaian
game-geme akademik terkait dengan materi, serta berkompetisi secara sehat
melalui turnamen yang menantang. Secara tidak langsung siswa bermain
namun dalam permainan itu pula mereka juga melaksanakan proses belajar.
Siswa dapat mengkonstruksikan sendiri pengetahuannya, sehingga apa yang
mereka pelajari akan lebih bermakna bagi siswa. Dengan kebermaknaan
tersebut siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Jadi dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT sangat tepat
untuk meningkatkan pemahaman siswa, sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan prestasi belajarnya.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka, penelitian relevan dan kerangka pikir di
atas maka dapat diajukan suatu hipotesis tindakan dalam penelitian sebagai
Page 61
46
berikut : “Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan
prestasi belajar IPS siswa kelas V SDN Bronggang, Cangkringan, Sleman.”
E. Definisi Operasional Variabel
1. Prestasi belajar IPS merupakan nilai yang dapat diperoleh siswa setelah
mempelajari materi dengan Kompetensi Dasar Menceritakan tokoh-tokoh
sejarah pada masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia.
2. Pembelajaran Kooperatif tipe TGT adalah model pembelajaran dengan
menggunakan sistem berkelompok atau tim kecil, dengan anggota
kelompok empat sampai enam orang yang dibedakan berdasarkan
karakteristik kemampuan akademik, jenis kelamin dimana setiap siswa
saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai materi
yang diajarkan guru.
Page 62
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama (Suharsimi Arikunto, 2006: 3). Suharsimi Arikunto, dkk (2010: 57)
dalam buku yang sama juga mengemukakan bahwa PTK adalah penelitian
yang dilakukan oleh guru bekerja sama dengan peneliti (dilakukan oleh guru
sendiri yang bertindak sebagai peneliti) di kelas atau di sekolah tempat ia
mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses
dan praktik pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk perbaikan,
peningkatan pembelajaran secara berkesinambungan dan pengembangan
kemampuan serta keterampilan untuk menghadapi permasalahan aktual
pembelajaran di kelas.
Kasihani Kasbolah (1999: 13) berpendapat bahwa PTK merupakan
salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang
dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di
kelas. Rochiati Wiriaatmadja (2006: 13) menjelaskan penelitian tindakan
kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi
praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri.
Guru dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek
pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Menurut
Zainal Aqib (2007: 127), PTK yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di
Page 63
48
kelasnya (sekolah) tempat ia mengajar dengan penekanan pada
penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran. Menurut
Tim Pusdi Dikdasmen Lemlit UNY (2008: 1), penelitian tindakan kelas
adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan
memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa PTK
merupakan upaya yang sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Jenis PTK
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kolaboratif. Kolaboratif yang
dimaksud yakni peneliti bekerjasama dengan pihak lain (rekan sejawat di
sekolah). Peneliti bertindak sebagi guru yang mengajar di kelas sedangkan
rekan sejawat bertindak sebagi pengamat dalam proses pembelajaran yang
dilakukan.
B. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Bronggang. SDN Bronggang beralamat
di Gayam, Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Alasan
dipilihnya SDN Bronggang karena beberapa hal sebagai berikut : (1) peneliti
bertugas dan mengajar di SDN Bronggang, Cangkringan; (2) prestasi siswa di
SDN Bronggang khususnya dalam pelajaran IPS masih rendah karena guru
masih mendominasi proses pembelajaran, akibatnya siswa kurang aktif dan
bersemangat, hal itu berdampak pada rendahnya prestasi siswa; (3) keinginan
Page 64
49
peneliti untuk melakukan perbaikan pembelajaran di kelas, sehingga dapat
meningkatkan prestasi siswa.
Peneliti menyeting penelitian ini dengan membagi siswa dalam bentuk
kelompok. Anggota setiap kelompok adalah 4 orang. Pembagian kelompok
dilakukan bersifat heterogen, artinya dengan memperhatikan jenis kelamin,
dan tingkat kecerdasan siswa. Setelah kelompok terbentuk, maka kelompok
duduk pada meja yang telah diatur. Letak kelompok satu dengan kelompok
lain saling berdekatan. Kelompok duduk di meja bernomor yang sesuai
dengan nomor yang telah diambil dengan cara diundi.
Di awal kegiatan kelompok akan mendapatkan penjelasan singkat dari
guru bertalian dengan kegiatan dan tujuan pembelajaran. Selanjutnya
kelompok akan bekerja dalam kelompok dengan mengerjakan tugas yang ada
dalam lembar kerja kelompok. Setelah kerja kelompok usai, kelompok akan
melakukan game akademik. Game akademik berisi permainan untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan. Dalam permainan
ini siswa akan bertindak sebagai pembaca dan penantang secara bergantian,
hingga minimal semua siswa merasakan menjadi pembaca dan penantang.
Selanjutnya siswa akan melaksanakan turnamen. Dalam ternamen siswa akan
berkompetisi dengan siswa dari kelompok lain dengan jalan mengerjakan soal
ulangan. Skor turnamen yang diperoleh akan dijumlahkan dengan nilai siswa
lain untuk sesuai dengan kelompok asal. Penghargaan diberikan kepada
kelompok dan atau individu yang memeperoleh nilai terbaik.
Page 65
50
Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih selama tiga bulan, yaitu bulan
Oktober-Desember 2012. Adapun rincian rencana kegiatan adalah sebagai
berikut.
1. Penyusunan Proposal : Juli – September 2012
2. Perijinan : Oktober 2012
3. Pengambilan Data : Oktober-Desember 2012
4. Analisis Data : Desember 2012
5. Penulisan Laporan : Januari - Maret 2013
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Bronggang.
Siswa kelas V SDN Bronggang berjumlah 20 orang. Terdiri dari 11 siswa
laki-laki dan 9 siswa perempuan. Objek dalam penelitian ini adalah prestasi
belajar. Alasan penelitian mengambil objek tersebut karena berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan, prestasi siswa kelas V masih tergolong rendah jika
dibandingkan dengan mata pelajaran lain.
D. Desain Penelitian
Kasihani Kasbolah (1998: 112) menyatakan bahwa model penelitian
tindakan kelas ada empat macam yaitu : (a) model Ebbut (1985); (b) model
Kemmis dan Mc Taggart (1988); (c) model Elliot (1991); dan (d) model
Mc.Kernant (1991). Dari beberapa model penelitian tindakan kelas tersebut,
peneliti menggunakan model Kemmis dan Mc.Taggart, karena mudah
Page 66
51
dipahami dan dilaksanakan. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 17-19),
bahwa model Kemmis dan Mc Taggart terdiri atas empat tahap, yaitu.
a. Menyusun Rancangan Tindakan (Planning)
Dalam tahap ini, peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di
mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tahap pelaksanaan ini merupakan implementasi atau penerapan isi
rancangan, yaitu mengenakan rancangan tindakan kelas.
c. Pengamatan (Observing)
Tahap pengamatan yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh
pengamat.
d. Refleksi (Reflecting)
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan. Peneliti melakukan evaluasi terhadap apa yang telah
dilakukannya. Jika ternyata hasilnya belum memuaskan, maka perlu ada
rancangan ulang untuk diperbaiki, dimodifikasi, dan jika perlu disusun
skenario baru untuk siklus berikutnya.
Kemmis dan Mc Taggart (Suharsimi Arikunto, 2010: 131)
memandang komponen sebagai langkah dalam siklus, sehingga mereka
menyatukan komponen tindakan (acting) dan pengamatan (observing)
sebagai satu kesatuan. Dalam model ini antara komponen tindakan (acting)
dengan pengamatan (observing) dijadikan menjadi satu kesatuan karena
kedua komponen tersebut merupakan dua kegiatan yang tidak dapat
Page 67
52
dipisahkan dan harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu. Begitu
berlangsungnya suatu tindakan dilakukan, kegiatan observasi juga harus
dilakukan sesegera mungkin. Hasil dari pengamatan kemudian dijadikan
dasar sebagai langkah berikutnya, yaitu refleksi.
Gambar 1
Model Kemmis dan Mc.Taggart ( Suharsimi Arikunto, 2006: 93 )
Penelitian ini dilakukan dalam bentuk siklus. Setiap siklus terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, serta refleksi. Langkah-
langkah setiap siklus dalam penelitian ini adalah :
1. Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan langkah awal yang dilakukan untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Peneliti
memutuskan menggunakan model TGT yang diharapkan akan dapat
Page 68
53
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN Bronggang. Dalam tahap
ini peneliti membuat perencanaan yang terdiri dari :
1) membuat skenario pembelajaran. Skenario pembelajaran yang dibuat
dengan memperhatikan langkah-langkah dalam model pembelajaran
kooperatif tipe TGT. RPP disusun dengan terlebih dahulu melakukan
konsultasi dengan dosen pembimbing.
2) menyiapkan sarana dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam
pembelajaran. Sarana tersebut berupa LKS (Lembar kerja Siswa), nomor-
nomor undian, media gambar.
3) menyiapkan soal evaluasi berupa soal post tes.
4) menentukan waktu pelaksanaan tindakan. Waktu pelaksanaan tindakan
sesuai dengan jadwal yang dilaksanakan di kelas pada jam pelajaran IPS.
b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan berpedoman pada skenario
pembelajaran yang telah dibuat serta perencanaan yang telah disiapkan.
Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 adalah. Peneliti bertindak sebagai guru
dan teman sejawat sebagai pengamat.
1) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Melakukan presentasi kelas
3) Membagi siswa dalam kelompok kecil yang beranggotakan empat orang
tiap kelompok sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
4) Siswa melakukan diskusi kelompok
5) Siswa melakukan permainan / games
Page 69
54
6) Siswa melaksanakan turnamen
7) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok pada akhir tiap siklus
Observasi dilakukan kepala sekolah (KS) dan teman sejawat (guru). KS
dan guru mengamati proses pembelajaran dan mendokumentasikan proses
pembelajaran yang dilakukan di kelas. Teman sejawat mengisi lembar
observasi yang telah disiapkan oleh peneliti. Tujuannya untuk mengamati
aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran dan sebagai bahan telaah
apakan kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan skenario pembelajaran
yang dibuat.
c. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan mengkaji dan menganalisi data yang
diperoleh pada saat pelaksanaan tindakan melalui kegiatan pengamatan. Data
dan informasi yang telah dianalisis dan ditelaah selanjutnya digunakan
sebagai acuan untuk pengambilan tindakan yang dirasa perlu (perubahan atau
perbaikan) pada siklus selanjutnya.
Dalam tahap refleksi yang dilakukan antara lain :
1) Mengumpulkan data.
2) Menganalisis data.
3) Observasi hasil data.
4) Menyimpulkan hasil evaluasi tindakan
Page 70
55
2. Siklus II
Tindakan yang dilakukan pada siklus I belum berhasil maka
direncanakan dan dilaksanakan tindakan pada siklus II. Perencanaan dan
tindakan yang dilakukan pada siklus II mengacu pada hasil refleksi yang
dilakukan pada siklus I. Tahapan alur siklus II sama dengan tahapan pada alur
siklus I.
Pada akhir siklus ini peneliti bersama observer/kolaborator melihat
kembali apa yang telah dilakukan kemudian mendiskusikan dan
mengevaluasi apa yang sudah berhasil dilakukan dalam melakukan tindakan
untuk dipertahankan, serta apa yang kurang akan diperbaiki pada siklus
tindakan selanjutnya. Apabila kriteria ketuntasan siswa sudah tercapai maka
tindakan boleh dihentikan. Hasil tindakan ini menjadi bahan untuk perbaikan
guru dalam proses belajar mengajar di kelas
E. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Suharsimi Arikunto, (Sujati, 2000: 31), di dalam penelitian,
cara untuk memperoleh data dikenal sebagai metode pengumpulan data.
“Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik dalam arti lebih cepat, lengkap dan sistematis sehingga
lebih mudah diolah”. Hal senada juga disampaikan Sugiyono (2009: 308)
bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah memperoleh data. Oleh
Page 71
56
karena itu, agar didapatkan data yang objektif, baik dan benar diperlukan
suatu teknik pengumpulan data yang tepat. Dalam penelitian ini digunakan
beberapa teknik pengumpulan data, antara lain :
1. Observasi
Kasiani Kasibolah (1999: 91) menjelaskan observasi adalah semua
kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan
setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai (perubahan yang terjadi)
baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun akibat sampingannya.
Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati
setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat
observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. Dalam penelitian
tindakan kelas observasi bisa digunakan untuk memantau guru dan siswa
(Wina Sanjaya, 2009: 86). Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa observasi
merupakan kegiatan untuk mengenali, merekam, mendokumentasikan setiap
hal yang diamati dan diteliti yang kemudian dicatat dalam alat observasi.
Dalam penelitian ini observasi dilakukan pada saat pelaksaanaan
tindakan siklus 1. Observer terdiri dari 2 orang yakni teman sejawat guru di
SDN Bronggang. Observasi dilakukan pada proses pembelajaran dengan
melakukan pengamataan terhadap aktivitas guru, aktivitas siswa, dan kondisi
kelas. Kegiatan observasi juga berpedoman pada lembar observasi yang telah
disiapkan. Hasil observasi kemudian akan dijadikan bahan telaah pada tahap
refleksi. Hal-hal yang diamati selama penelitian adalah : 1). Bagaimana
aktivitas guru dalam proses pembelajaran; 2). Bagaiman aktivitas siswa
Page 72
57
mengikuti proses pembelajaran; dan 3). Bagaimana dampak diterapkannya
model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pelajaran IPS.
2. Tes
Menurut Suharsimi Arikunto (2001: 32) tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki
oleh individu atau kelompok. Tes adalah instrumen pengumpulan data untuk
mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan
materi pembelajaran (Wina Sanjaya, 2009: 99).
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa tes merupakan
seperangkat pertanyaan atau latihan yang diberikan kepada siswa untuk
mengukur kemampuan yang dimilikinya. Dalam penelitian ini aspek yang
diukur adalah kemampuan kognitif ssiwa. Tes diberikan setiap akhir siklus
setelah pelaksanaan tindakan. Hasil tes digunakan sebagai bahan telaah untuk
mengetahui keefektifan tindakan yang diberikan dengan tetap mengacu pada
indikator keberhasilan yang ditetapkan.
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa
berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang
(Sugiyono, 2009: 329). Dokumentasi digunakan untuk mendukung kegiatan
observasi yang telah dilakukan. Pada penelitian ini, dokumentasi dilakukan
dengan cara mengambil foto saat proses pembelajaran berlangsung dan
mengumpulkan hasil tes yang telah diberikan.
Page 73
58
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan berguna untuk melihat perkembangan tindakan serta
perkembangan siswa dalam melakukan proses pembelajaran (Wina Sanjaya,
2009: 98). Catatan lapangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
diskripsi tertulis tentang semua yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan
pada waktu penelitian berlangsung.
F. Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 136) Instrumen Penelitian adalah
alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data,
agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam artian lebih
cermat, lengkap dan sistematis. Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Lembar Observasi
Proses observasi dilakukan pada saat proses kegiatan belajar mengajar
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Observasi
dilakukan untuk mengetahui aktifitas guru dan siswa dalam proses
pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai pedoman saat melakukan
observasi. Sebelum membuat lembar observasi maka terlebih dulu disusun
kisi-kisi lembar observasi.
Page 74
59
Tabel 5
Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru
No Indikator Nomor butir Jumlah butir
Presentasi
1. Penjelasan materi secara
garis besar
1 1
2. penjelasan tentang TGT 2 1
Belajar Kelompok
3. Pembagian Kelompok 3 1
4. Pelaksanaan Diskusi 4 1
5. Tindak Lanjut diskusi 5 1
Games
6. Peraturan Game 6 1
7. Pelaksanaan Game 7 1
Turnamen
8. Pelaksanaan Turnamen 8 1
9. Tindak lanjut turnamen 9 1
Penghargaan
10. Pemberian penghargaan 10 1
Tabel 6
Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No Indikator Nomor butir Jumlah butir
Presentasi
1. Respon dalam presentasi 1 1
2. Keaktifan 2 1
Belajar Kelompok
3. Penempatan Kelompok 3 1
4. Pelaksanaan Diskusi 4 1
5. Penyampaian hasil diskusi 5 1
Games
6. Peraturan Game 6 1
7. Keaktifan dalam Game 7 1
Turnamen
8. Pelaksanaan aturan dalam
Turnamen
8 1
9. Ketepatan waktu
pengerjaan
9 1
Penghargaan
10. Penerimaan Penghargaan 10 1
Page 75
60
2. Tes Prestasi Belajar
Tes Prestasi belajar dalam penelitian ini berikan pada akhir siklus. Tes
digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa setelah akhir siklus selain
itu bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatakan prestasi belajar
siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipr TGT. Dalam
menyusun tes prestasi belajar terlebih dahulu disusun kisi-kisi tes.
Dalam pembuatan instumen penelitian ini dengan memperhatikan
validitas. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas tes yang digunakan
dalam penelitian ini adalah validitas konstruk (construct validity).
Berdasarkan Sugiyono, (2008: 177) Validitas konstruk dapat digunakan
pendapat dari ahli (judgement expert).
Dalam buku yang sama Sugiyono memaparkan bahwa instrumen
berbentuk tes pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan
antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Oleh
karena itu, diperlukan kesesuaian antara tujuan dan bahan yang diajarkan,
yang dapat ditunjukkan dengan adanya kesesuaian antara indikator materi
pelajaran, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang tertuang dalam
pembuatan kisi-kisi soal.
Page 76
61
Adapun kisi-kisi soal akhir siklus I adalah sebagai berikut :
Standar Kompetensi : Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh
sejarah yang berskala nasional pada massa
Hindu-Budha dan Islam, keragaman
keragaman kenampakan alam dan suku
bangsa, serta kegiatan ekonomi di
Indonesia.
Kompetensi Dasar : Menceritakan tokoh-tokoh sejarah pada
massa Hindu-Budha dan Islam di
Indonesia.
Tabel 7
Kisi-Kisi Tes Akhir Siklus 1
Indikator Aspek Kognitif Jumlah
Soal C1 C2 C3
1.1.1. Menyebutkan tokoh-
tokoh pada masa
Hindu-Budha.
1,3,4,8,11
21,24,
28,29
26,27 11
1.1.2. Mengidentifikasi
peninggalan tokoh
pada masa Hindu-
Budha.
5,14 7,9,10,12,
13,15,16 9
1.1.3. Menjelaskan peran
tokoh pada masa
Hindu-Budha.
17,20,21,
22,
23,25
2,6,18,19 10
Keterangan : C1 : Pengetahuan, C2 : Pemahaman, C3 : Penerapan
Adapun kisi-kisi soal akhir siklus II adalah sebagai berikut :
Standar Kompetensi : Menghargai berbagai peninggalan dan
tokoh sejarah yang berskala nasional
pada massa Hindu-Budha dan Islam,
keragaman keragaman kenampakan
alam dan suku bangsa, serta kegiatan
ekonomi di Indonesia.
Kompetensi Dasar : Menceritakan tokoh-tokoh sejarah pada
dari massa Hindu-Budha dan Islam di
Indonesia.
Page 77
62
Tabel 8
Kisi-Kisi Tes Akhir Siklus 1I
Indikator Aspek Kognitif Jumlah
Soal C1 C2 C3
1.1.4. Menyebutkan tokoh-
tokoh pada masa
kerajaan Islam di
Indonesia.
1,2,6,10
13,
3,11,14,
15
1.1.5. Menyebutkan tokoh
wali sanga dalam
penyebaran Islam di
Indonesia
7,16,18 4,20,24
1.1.6. Menjelaskan peran
raja-raja pada masa
kerajaan Islam.
5,8,12 9
1.1.7. Menjelaskan peran
wali sanga dalam
penyeberan di
Indonesia
19,22,23
25 21
Keterangan : C1 : Pengetahuan, C2 : Pemahaman, C3 : Penerapan
G. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana
yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2009: 335).
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif dan
kuantitatif.
Page 78
63
1. Analisis Kualitatif
Data kulaitatif diperoleh dari lembar observasi aktivitas guru, lembar
observasi aktivitas siswa, wawancara. Data yang diperoleh kemudian
dianalisi secara diskriptif kualitatif. Adapun langkah-langkah menganalisis
data kualitatif menurut model Milles dan Huberman (1992: 16) sebagai
berikut.
a. Reduksi Data
Reduksi data adalah merangkum, memilih topik hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu.
b. Penyajian Data
Penyajian data kualitatif adalah dengan teks yang naratif, berisi
informasi data-data dari hasil observasi.
c. Penarikan Kesimpulan
Proses penarikan kesimpulan dari data-data yang ada dengan bukti yang
valid dan konsisten, sehingga kesimpulan yang diperoleh sesuai dengan
rumusan masalah sejak awal.
Data yang diperoleh dari hasil observasi selanjutnya dianalisis untuk
mendeskripsikan pelaksanaan indikator-indikator tiap aspek yang tercantum
dalam lembar observasi aktivitas siswa maupun aktivitas guru terlaksana atau
tidak. Indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran ini ditandai dengan
perolehan skor dari hasil observasi tiap siklus. Uraian mengenai teknik
analisis data secara lebih terperinci diuraikan sebagai berikut.
a. Analisis lembar observasi
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran. Pelaksanaan
observasi berpedoman pada pedoman observasi. Pedoman observasi berisi
pada indikator-indikator hal yang diamati. Hal yang diamati ada 2 aspek
yakni observasi terhadap aktivitas guru pada saat pembelajaran dengan
Page 79
64
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan observasi
aktivitas siswa.
Lembar observasi guru dan sisiwa dituangkan dalam indikator-
indikator sejumlah masing-masing 10 butir. Butir dalam lembar observasi
guru dan siswa berisi 10 pernyataan dengan pilihan jawaban menggunakan
skala Likert. Data hasil observasi selanjutnya dianalisis untuk
mendiskripsikan pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe TGT. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
apakah pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan indikaot-indikator
yang tertuang dalam lembar observasi guru dan sisiwa.
Indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran ini ditandai dengan
perolehan skor dari hasil observasi tiap siklus. Skor perolehan tersebut
selanjutnya didiskripsikan dan sisajikan dalam bentuk prosentase. Kriteria
yang digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa dan guru selama
proses pembelajaran dalam penelitian ini sesuai dengan kriteria standar
yang diungkapkan oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006:
107) yang menyatakan bahwa keberhasilan proses pembelajaran dapat
dilihat dari tingkatan yang dijelaskan dalam tabel berikut.
Tabel 9
Taraf Keberhasilan Proses Pembelajaran
Taraf keberhasilan Kualifikasi
85 % - 100 % Sangat Baik (SB)
70 % - 84 % Baik (B)
55 % - 69 % Cukup (C)
46 % - 54 % Kurang (K)
0 % - 45 % Sangat kurang (SK)
Page 80
65
b. Analisi Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan diskripsi mengenai apa yang dilihat,
didengar dan dirasakan dalam penelitian. Hasil kegiatan observasi
berbagai aspek problem kelas meliputi pembelajaran di kelas, suasana
kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi antara guru dan siswa, dan
interaksi siswa dengan siswa. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat
kejadian yang mungkin muncul di luar lembar observasi yang dituangkan
secara deskriptif dalam catatan.
2. Analisis Kuantitatif
Data Kuantitatif diperoleh dari tes hasil belajar siswa. Data Kuantitatif
dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan penyajian tabel dan persentase.
Data dalam bentuk persentase dideskripsikan dan diambil kesimpulan tentang
masing-masing komponen dan indikator berdasarkan kriteria yang ditentukan.
Uraian lebih terperinci adalah sebagai berikut.
a. Tes Hasil Belajar
Tes Hasil belajar dilaksanakan pada akhir siklus. Dalam penelitian
ini, hasil tes digunakan untuk mengukur ada tidaknya peningkatan prestasi
belajar IPS kelas V SDN Bronggang setelah diterapkannya model
pembelajaran kooperatif tipe TGT. Hasil tes siswa dianalisis secara
kuantitatif. Hasil tes kemudian dideskripsikan dan dihitung rata-rata tes
siswa tersebut. Jika hasil tes siswa mengalami kenaikan sesuai standar
nilai yang telah ditentukan, maka diasumsikan dengan menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan prestasi belajar
Page 81
66
siswa, lebih spesifik untuk menentukan ketuntasan siswa kelas V SDN
Bronggang dalam belajar IPS.
Hasil tes juga digunakan sebagai bahan refleksi dan pertimbangan
guna menentukan ada tindakan lanjutan. Adapun cara mencari rerata dari
sekumpulan nilai yang diperoleh siswa dapat menggunakan rumus mean
(M). Menurut Anas Sudijono, (2008: 81), adalah sebagai berikut:
M = N
x
Keterangan
M = Rerata
x = Jumlah seluruh skor
N = Jumlah siswa
Selanjutnya untuk menghitung persentase siswa yang lulus adalah
sebagai berikut :
P = N
F x 100 %
Keterangan :
P = Angka persentase
F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya (Jumlah siswa yang
mencapai nilai ≥ KKM)
N = Banyaknya individu dalam subjek penelitian (dalam hal ini
adalah jumlah siswa sebagai subjek penelitian yaitu siswa kelas
V SDN Bronggang)
Page 82
67
Dari pedoman di atas maka didapatkan data perbandingan nilai rata-
rata sebelum tindakan dan setelah tindakan siklus I, serta persentase siswa
yang nilainya di atas maupun yang masih di bawah KKM. Apabila nilai
rata-rata siklus I lebih besar daripada rata-rata nilai sebelum tindakan, serta
persentase jumlah siswa yang nilainya berada di atas KKM mengalami
peningkatan pada siklus I, maka dapat diambil kesimpulan sementara
bahwa prestasi belajar IPS siswa kelas V SDN Bronggang meningkat.
Namun hal ini masih perlu dilakukan pengkajian lebih mendalam, apakah
nilai setelah siklus I sudah mencapai batas indikator ketuntasan dalam
penelitian ini. Jika sudah maka tidak lagi dilakukan tindakan lanjutan
siklus 2 namun jika nilai dan persentase ketuntasan masih di bawah
indikator ketuntasan dalam penelitian maka perlu dilakukan tindakan
lanjutan siklus II.
H. Indikator Keberhasilan
Setiap proses pembelajaran selalu menghasilkan prestasi belajar.
Sehubungan dengan itu keberhasilan proses pembelajaran dibagi atas
tingkatan-tingkatan. Tingkatan keberhasilan tersebut menurut S. Bahri
Djamarah&Aswan Zain (2010: 107) adalah sebagai berikut:
1. Istimewa/maksimal : Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan
itu dapat dikuasai oleh siswa.
2. Baik sekali/optimal : Apabila sebagian besar (76% s.d. 99%) bahan
pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh
siswa.
3. Baik/minimal : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya
60% s.d. 75% saja dikuasai oleh siswa.
Page 83
68
4. Kurang : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang
dari 60% saja dikuasai oleh siswa.
Selanjutnya dijelaskan pula, apabila 75% dari jumlah siswa yang
mengikuti proses belajar mengajar atau mencapai taraf keberhasilan minimal,
optimal, atau bahkan maksimal, maka proses belajar mengajar berikutnya
dapat membahas pokok bahasan baru (S. Bahri Djamarah&Aswan Zain,
2010: 108). Kriteria Ketuntasan Minimal SDN Bronggang untuk mata
pelajaran IPS adalah 65. Nilai 65 digunakan dengan mengacu pada KKM
yang ditetapkan oleh sekolah. Artinya sekolah menentukan KKM telah
mempertimbangkan kondisi siswa, dan faktor-faktor pendukung serta
penghambat lainnya serta merujuk pada standar nilai baik yang ditetapkan
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sleman.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan dalam
penelitian ini apabila 75% siswa memperoleh nilai ≥ 65. Keberhasilan
penelitian juga dilihat dari proses peningkatan prestasi belajar IPS, meliputi
keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS dan terciptanya suasana kelas lebih
kondusif dengan kegiatan belajar siswa.
Page 84
69
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Pratindakan
Sebelum melakukan Tindakan peneliti terlebih dahulu mengumpulkan
informasi dan telaah tentang kondisi dan keadaan siswa di kelas V. Informasi
yang dikumpulkan diharapkan dapat membantu dalam pelaksanaan tindakan
yang akan dilakukan. Siswa SDN Bronggang yang ikut dalam Penelitian
Tindakan Kelas berjumlah 20 siswa. Terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 9
siswa perempuan. Dalam kelas tersebut terdapat 2 siswa yang pernah tinggal
kelas.
Guna memperkuat informasi awal dan penyiapan tindakan, maka guru
melakukan diskusi bersama rekan sejawat di sekolah dasar. Hal ini
dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi yang lebih objektif dan realistis
dikarenakan penelitian dilakukan di kelas peneliti sendiri. Peneliti
bekerjasama dengan teman sejawat yang bertindak sebagai observer dan
rekan dalam berdiskusi untuk menyusun tindakan yang akan dilakukan dalam
penelitian. Dari observasi yang dilakukan oleh peneliti dibantu oleh rekan
sejawat diperoleh informasi bahwa dalam pembelajaran IPS di kelas V siswa
cenderung pasif. Siswa hanya mendengarkan, mencatat saat diperintah guru
dan diam saat diberikan pertanyaan. Disisi lain guru (peneliti) masih
menggunakan metode yang monoton. Guru masih menjadi figur sentral dalam
pembelajaran di kelas. Partisipasi siswa sangat minim, akibatnya siswa
Page 85
70
cenderung mencari kegiatan lain yang lebih menarik, dengan bermain,
bercanda dengan teman bahkan ada siswa yang terlihat mengantuk. Ketika
diberikan soal latihan atau pertanyaan siswa cenderung diam dan tidak bisa
menjawab. Fakta-fakta yang diperoleh melalui observasi pembelajaran seperti
di atas diperkuat setelah dilakukannya telaah terhadap hasil belajar IPS siswa.
Dari hasil Ulangan Tengah Semester yang dilakukan diperoleh data sebagai
berikut :
Tabel 10
Prestasi Belajar Siswa Sebelum Tindakan
Jumlah Siswa
Pra Tindakan
Ketuntasan Persentase
T BT T BT
20 6 14 30 % 70%
Jumlah total nilai siswa 1157
Rata-rata nilai siswa 57,40
Dari tabel di atas tampak bahwa prestasi belajar IPS siswa kelas V SDN
Bronggang sangat rendah. Jumlah nilai yang dikumpulkan siswa adalah 1157,
jika dirata-rata, maka rata-rata kelas sukup rendah yaitu sebesar 57,40. Dari
jumlah keseluruhan 20 siswa, siswa yang belum tuntas atau mendapat nilai di
bawah KKM ( < 65) cukup banyak yakni sebanyak 14 siswa atau 70 %.
Siswa yang sudah tuntas KKM ( Mendapat nilai ≥ 65) hanya sebanyak 6
siswa atau 30%. Lebih jelas prestasi belajar IPS siswa kelas V SDN
Bronggang dapat dilihat dalam diagram berikut :
Page 86
71
Gambar 2
Diagram Batang Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas V SDN Bronggang
Sebelum Tindakan
Berbekal pada informasi yang telah dikumpulkan bersama rekan
sejawat, maka peneliti dan rekan sejawat sepakat melakukan tindakan
perbaikan dalam proses pembelajaran. Tindakan yang dilakukan dalam
penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar IPS siswa,
sehingga diharapkan melalui tindakan yang dilakukan, siswa akan lebih
termotivasi dalam belajar IPS. Siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran,
meminimalisir tindakan-tindakan yang tidak bermanfaat di dalam kelas dan
pada giliranya akan meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas V SDN
Bronggang. Tindakan dilaksanakan disesuaikan dengan jadwal pelajaran
siswa kelas V SDN Bronggang, sehingga tindakan yang dilakukan tidak
mengganggu proses belajar mengajar di mata pelajaran lain secara
keseluruhan.
0
2
4
6
8
10
12
14
Tuntas Belum Tuntas
Tuntas 6 siswa
(30%)
Belum Tuntas
14 Siswa
(70%)
Ju
mla
h S
isw
a
Page 87
72
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap
siklus terdiri dari dua kali pertemuan dengan alokasi setiap pertemuan adalah
2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Guru (peneliti) dan rekan sejawat
berdiskusi tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT yang
bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas V SDN
Bronggang. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan oleh peneliti dibantu
rekan sejawat di sekolah, dimana peneliti bertugas sebagai pengajar yang
melakukan tindakan dan rekan sejawat sebagai observer/pengamat.
2. Deskripsi Hasil Penelitian
a. Siklus I
1) Perencanaan Tindakan Siklus I
Sebelum melaksanakan tindakan peneliti terlebih dahulu menyiapkan
berbagai perencanaan. Hal ini dilakukan agar dalam kegiatan dapat berjalan
dengan lancar dan sesuai dengan sasaran. Peneliti menggunakan model
pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas
V SDN Bronggang. Peneliti juga menggunakan data dan keadaan awal yang
diperoleh dalam kegiatan pratindakan sebagai bahan pertimbangan dalam
melakukan tindakan. Dalam tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan
peneliti adalah sebagai berikut :
a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk 2 kali pertemuan
yang akan digunakan peneliti sebagai acauan dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran di kelas saat pelaksanaan tindakan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT.
Page 88
73
b) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan media pembelajaran. Media
pembelajaran digunakan untuk membantu memudahkan siswa dan guru
dalam pelaksanaan pembelajaran. Media yang disiapkan berupa gambar-
gambar peninggalan masa Hindu-Budha di Indonesia, seperti Candi Hindu,
Candi Budha. LKS digunakan dalam fase belajar kelompok. Fase belajar
kelompok merupakan salah satu tahap dalam pembelajaran kooperatif tipe
TGT.
c) Menyusun soal yang akan digunakan dalam games dan turnamen. Soal dalam
games digunakan saat kegiatan permainan sedangkan soal turnamen diberikan
saat akhir kegiatan pembelajaran. Soal turnamen dibuat dengan mengacu
pada kisi-kisi instrumen yang telah dibuat sebelumnya.
d) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi aktivitas guru pembelajaran
dalam pembelajaran.
e) Menyusun lembar observasi untuk kegiatan belajar siswa.
f) Menyusun daftar kelompok.
Dalam penyusunan kelompok diusahakan secara heterogen. Maksudnya
adalah dengan memperhatikan keberagaman dalam kelompok. Siswa yang
memiliki prestasi akademik tinggi tidak dijadikan satu dengan siswa yang
memeiliki prestasi berakademik tinggi. Hal ini dimaksudkan agar siswa
dalam kelompok dapat saling bekerjasama, saling membantu, siswa yang
memiliki prestasi akademik tinggi dapat membimbing dan memecahkan
masalah bersama dengan siswa yang memiliki prestasi akademik kurang.
Page 89
74
g) Menyiapkan lembar penskoran yang akan digunakan untuk mengumpulkan
skor saat pelaksanaan games. Dalam pelaksanaan games nilai yang
dikumpulkan ditulis dalam lembar penskoran. Hal ini bertujuan agar siswa
dapat mengamati perolehan skor kelompok dan menciptakan suasana yang
lebih kompetitif antar kelompok.
h) Menyiapkan kamera digital untuk membantu mendokumentasikan semua
kegiatan yang berlangsung saat pelaksanaan pembelajaran.
2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Tindakan Siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan, dengan alokasi waktu
untuk setiap pertemuan adalah 2 jam pelajaran atau 70 menit. Kompetensi
Dasar yang harus dikuasai siswa dalam siklus I adalah menceritakan tokoh –
tokoh sejarah pada masa Hindu- Budha dan Islam. KD tersebut dijabarkan
dalam beberapa indikator antara lain menyebutkan tokoh-tokoh sejarah pada
masa Hindu- Budha, mengidentifikasi peninggalan tokoh sejarah pada masa
Hindu- Budha, dan menjalaskan peran tokoh sejarah pada masa Hindu-
Budha. Pelaksanaan tindakan siklus II siswa mempelajari KD yang sama,
untuk pertemuan kedua indikator pembelajaran berbeda dengan pertemuan
pertama. Indikator pembelajaran pada pertemuan kedua adalah menyebutkan
tokoh-tokoh sejarah pada masa Budha, mengidentifikasi peninggalan tokoh
sejarah pada masa Budha, dan menjalaskan peran tokoh sejarah pada masa
Budha.
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dengan berpedoman pada informasi
awal sebelum tindakan yang telah disusun dalam kegiatan perencanaan.
Page 90
75
Kegiatan pembelajaran mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang telah disiapkan. RPP yang disusun dan didiskusikan bersama
dengan rekan sejawat peneliti di sekolah. Setelah RPP disusun kemudian RPP
dan soal tes dilakukan validasi secara expert judgement dengan dosen IPS Ibu
Sekar Purbarini Kawuryan. Peneliti adalah guru kelas V SDN Bronggang dan
bertindak sebagai guru, sehingga siswa sudah cukup mengenal guru. Dalam
pelaksanaan tindakan peneliti dibantu oleh rekan sejawat sebagai observer.
Observer berjumlah dua orang. satu orang untuk mengamati kegiatan
mengajar guru (aktivitas guru) dan mendokumentasikan kegiatan
pembelajaran, serta satu observer mengamati kegiatan dan aktivitas siswa
dalam pembelajaran. Observer berpedoman pada lembar observasi yang telah
disiapkan sebelumnya. Deskripsi kegiatan pembelajaran dalam siklus I adalah
sebagai berikut.
a) Pertemuan Pertama Siklus I
Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada tanggal 9 Oktober 2012.
Pada pertemuan pertama siswa belajar tentang tokoh masa Hindu di
Indonesia. Pelaksanaan pembelajaran dalam pertemuan pertama
dideskripsikan sebagai berikut.
(1) Kegatan Awal (15 menit)
Dalam kegiatan awal pertemuan pertama guru memulai pelajaran
dengan berdoa bersama dengan dipimpin oleh petugas piket kelas. Setelah
melaksanakan doa guru melakukan presensi guna mengecek kehadiran siswa.
Siswa yang hadir dalam pertemuan ini adalah sejumlah 20 orang siswa.
Page 91
76
Dalam kegiatan awal guru menyampaikan salam dan memulai pembelajaran
dengan melakukan tanya jawab dengan siswa. Guru menyampaikan materi
yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran kepada siswa. Guru juga
menyampaikan prosedur pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam
pertemuan pertama dengan mengunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT.
Guru menyampaikan langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif
tipe TGT sekaligus memberikan motivasi kepada siswa agar bersemangat
dalam mengikuti pembelajaran. Selanjutnya guru memberikan appresepsi,
guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dikaitkan dengan pengetahuan
dan pengalaman siswa, hal ini bertujuan menggali pengetahuan siswa
sehingga mempermudah siswa masuk ke dalam materi.
Guru : “ Anak-anak, apakah kalian pernah perkunjung ke Candi
Prambanan?”
Siswa : “Pernah Pak” (siswa menjawab dengan serentak, lalu berpendapat
sesuai pengalaman masing-masing sehingga suasana sedikit
gaduh)
Guru : “Bagus, nah hari ini salah satu yang akan kita pelajari adalah
candi Prambanan, karena candi tersebut merupakan salah satu
peninggalan pada masa Hindu di Indonesia.”
(2) Kegiatan Inti (45 menit)
Dalam kegiatan inti guru memulai pembelajaran dengan mengenalkan
siswa dengan peninggalan sejarah pada masa Hindu melalui media berupa
gambar yang telah disiapkan oleh guru sebelumnya. Kegiatan ini merupakan
Page 92
77
salah satu tahap dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT yang disebut tahap
presentasi kelas.
(a) Presentasi Kelas
Dalam tahap presentasi kelas guru membawa gambar-gambar
peninggalan dan menjelaskan tokoh-tokoh pada masa Hindu. Guru
menyampaikan garis besar materi kepada siswa secara ringkas. Siswa
menyimak penjelasan guru dan mencatat hal-hal penting dari materi yang
disampaikan. Guru mengenalkan tokoh-tokoh pada masa Hindu seperti
Kudungga, Mulawarman dan Purnawarman berikut peninggalan dan
perannya. Guru menyiapkan media peraga sebesar kertas HVS F4 sehingga
tampak kecil, gambar yang digunakan adalah gambar peninggalan pada masa
Hindu yaitu Candi Prambanan. Beberapa siswa beranjak dari tempat
duduknya untuk melihat gambar yang dibawa guru. Hal ini sedikit
mengganggu konsentrasi siswa lain dalam memperhatikan penjelasan guru.
Beberapa siswa juga tampak bercerita sendiri dengan teman di sebelahnya
sehingga rekan observer membantu untuk membimbing, menegur siswa agar
memperhatikan guru dan mengikuti pembelajaran dengan tenang.
(b) Belajar Kelompok
Tahap presentasi kelas telah dilalui. Selanjutnya guru membagi siswa
ke dalam kelompok kecil untuk melakukan diskusi kelompok. Siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok kecil dengan anggota 4 orang tiap kelompok.
Pada pertemuan pertama siklus I pembagian kelompok didasarkan pada
tingkat kecerdasan (kemampuan akademik). Kelompok yang sudah dibuat
Page 93
78
diberikan nama agar memudahkan dalam setiap kegiatan yang akan
dilakukan. Kelompok yang terbentuk sebanyak 5 kelompok, yaitu Kelompok
Pisang, Anggur, Apel, Jeruk dan Melon. Nama-nama tersebut merupakan
usulan dari siswa yang kemudian disepakati bersama. Guru segera
mengkondisikan siswa untuk menempatkan diri sesuai dengan kelompok
yang telah dibacakan dan memberikan tanda pengenal kelompok. Beberapa
siswa tampak gaduh karena siswa merasa pembagian kelompok tidak sesuai
dengan keinginan mereka. Siswa tidak segera menempatkan diri sehingga
observer segera membantu guru untuk mengkondisikan siswa agar
menempatkan diri. Siswa menempatkan diri sesuai kelompok yang telah
dibagi, kemudian mengambil Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah
disiapkan guru dan mendengarkan penjelasan guru tentang petunjuk
pengisian LKS.
Siswa berdiskusi dengan teman satu kelompok untuk memecahkan
masalah dalam LKS. LKS pada pertemuan pertama dirancang agar siswa
lebih luas dalam mengeksplorasi jawabannya. Menemukan dan menghafal
berbagi tokoh Hindu, peninggalan dan perannya. Dalam LKS disajikan nama-
nama tokoh pada masa Hindu selanjutnya siswa diminta untuk menuliskan
tentang asal-usul dan segala sesuatu yang berkaitan dengan tokoh Hindu
tersebut. Guru juga mendekati siswa untuk melihat serta membimbing siswa
dalam mengerjakan LKS tersebut. Beberapa siswa dalam kelompok tampak
malu saat guru mendekati dan melihat hasil pekerjaannya. Siswa berusaha
menyembunyikan pekerjaannya saat guru mendekat. Di kelompok lain
Page 94
79
diskusi juga berlangsung kurang maksimal, hal ini dikarenakan ada siswa
yang hanya diam saja. Dalam kelompok tersebut terdapat siswa yang
terpandai di kelas sehingga siswa tersebut sangat mendominasi dalam
pengerjaan LKS. Siswa yang terpandai dalam kelompok mendominasi
pengerjaan LKS. Siswa terpandai mendominasi pngerjaan LKS agar tugas
segera dapat terselesaikan karena guru memberikan batasan waktu dalam
pengerjaan LKS tersebut. Dalam pertengahan kegiatan ini guru juga terus
mengingatkan agar siswa melakukan diskusi dan bekerjasama dengan teman
lain di kelompok. Siswa yang pandai membimbing teman yang belum jelas
dan belum tahu sehingga setiap anggota kelompok mampu menguasai materi
yang dipelajari.
Setelah waktu yang ditentukan habis kemudian siswa
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Kelompok yang beranggotakan
siswa terpandai di kelas langsung tunjuk jari untuk mempresentasikan hasil
pekerjaanya ketika guru menawarkan. Guru mempersilahkan siswa tersebut
untuk membacakan hasil pekerjaanya. Kelompok lain mengoreksi hasil
pekerjaannya, mereka juga mengoreksi hasil pekerjaan kelompok lain yang
dibacakan di depan. Namun terlihat siswa masih takut dan malu untuk
memberikan masukan dan bertanya. Mereka takut ditertawakan dan takut
salah karena merasa siswa yang membacakan hasil diskusi kelompok adalah
siswa yang terpandai di kelas. Selanjutnya guru memberikan koreksi dan
masukan terhadap hasil yang dibacakan siswa di depan.
Page 95
80
(c) Games
Games terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan,
games di rancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperoleh dari
presentasi kelas dan belajar kelompok. Dalam tahap games pada pertemuan
pertama siklus I siswa memperhatikan penjelasan guru tentang permainan
atau games yang akan dilakukan. Guru meminta siswa untuk mengirimkan
wakil dari kelompok untuk melaksanakan games. Namun siswa saling
melempar tanggung jawab sebagai wakil dari kelompok. Siswa tampak
kurang percaya diri sebagai wakil kelompok. Dengan bimbingan guru
akhirnya siswa siswa mau maju ke depan sebagai wakil kelompok.
Siswa melaksanakan games / permainan akademik yang telah disiapkan
guru. Masing masing kelompok mengirimkan satu orang wakilnya sebagai
wakil kelompok. Guru telah menyiapkan lembar pertanyaan yang harus
dijawab setiap wakil kelompok sesuai dengan nomor undian yang diambil.
Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dalam games pertemuan pertama
berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang sedang
dipelajari yaitu pertanyaan-pertanyaan seputar tokoh Hindu, peninggalan dan
perannya. Pertanyaan dalam games pertemuan pertama terdiri dari 25
pertanyaan. Pertanyaan berbentuk isian singkat yang harus dijawab siswa
dengan jawaban singkat dan benar. Pertanyaan dirancang sesuai dengan
materi yang sedang dipajari yaitu menanyakan tentang tokoh-tokoh dari pada
masa Hindu seperti dari kerajaan Kutai, Tarumanegara, Majapahit, Mataram
Kuno, Kediri, Pajajaran dan Singosari pada masa Ken Arok. Kesempatan
Page 96
81
menjawab pertama adalah kelompok yang mengambil nomor soal dengan
angka tertinggi. Wakil kelompok yang dapat menjawab dengan benar maka
diberikan skor 10. Jika wakil kelompok tidak dapat menjawab kesempatan
ditawarkan kepada anggota kelompoknya di belakang, jika anggota
kelompoknya dapat menjawab dengan benar diberikan skor 5. Sebaliknya jika
anggoata kelompok di depan maupun di belakang tidak dapat menjawab
dengan benar maka kesempatan diberikan kepada kelompok lain (penantang)
yang berada di samping kanan kelompok penjawab semula.
Kelompok yang mendapatkan kesempatan pertama dalam permainan
tersebut adalah kelompok Pisang. Siswa cukup antusis dalam melakukan
games. Siswa terkadang berebut untuk menjawab dan mengumpulkan nilai
terbanyak. Siswa kadang menjawab sebelum ditunjuk. Kelompok dibelakang
juga kadang memberikan jawaban semaunya. Sehingga games terlihat sedikit
gaduh. Games berjalan dengan memakan waktu yang lama karena harus
menggeser-geser lembar pertanyaan dan nomor undian soal. Sehingga waktu
pelaksanaan games sedikit melebihi waktu yang dialokasikan.
Setelah waktu untuk games habis maka siswa diminta untuk kembali ke
kelompok masing masing. guru menyimpan poin-poin yang sudah
dikumpulkan oleh masing-masing kelompok. Selanjutnya guru memberikan
soal latihan untuk siswa. Soal diberikan untuk sekedar memberikan latihan
dan mengecek tingkat pemahaman siswa pada materi yang telah dipelajari.
Latihan ini juga dimaksudkan untuk menyiapkan siswa pada turnamen yang
akan dilaksanakan pada akhir pertemuan kedua siklus I.
Page 97
82
(3) Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir guru mengajak siswa bersama-sama melakukan
refleksi tentang kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. Siswa bersama
membuat kesimpulan dan guru memberikan penegasan. Guru juga
memberikan kesempatan kepada siswa jika siswa masih mempunyai
pertanyaan atau belum jelas dengan materi yang telah dipelajari. Siswa tidak
ada yang mengambil kesempatan yang diberikan guru selanjutnya guru
mengakhiri pembelajaran dan memberikan pesan moral kepada siswa dan
pesan untuk senantiasa rajin belajar.
b) Pertemuan Kedua Siklus I
Pertemuan Kedua Siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 13
Oktober 2012. Dalam pertemuan 2 siswa belajar tentang peran tokoh pada
masa Budha di Indonesia. Alokasi waktu dalam pertemuan kedua adalah satu
kali tatap muka dengan lama tatap muka 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit
sesuai dengan alokasi beban belajar di sekolah dasar. Kegiatan pembelajaran
pada pertemuan 2 Siklus I dideskripsikan sebagai berikut.
(1) Kegiatan Awal (15 menit)
Dalam kegiatan awal pertemuan kedua diawali dengan melakukan
presensi. Guru mengecek kehadiran siswa. Siswa yang hadir dalam
pertemuan ini adalah sejumlah 20 orang siswa. Setelah melakukan presensi
kemudian guru menyampaikan bahwa langkah kegiatan yang akan digunakan
dalam pertemuan adalah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT
Page 98
83
seperti pada pertemuan sebelumnya. Guru juga menyampaikan tujuan
pembelajaran dari materi yang akan dipelajari pada pertemuan kedua. Setelah
tujuan tersampaikan maka guru segera melakukan appersepsi. Apersepsi
dilakukan dengan memberikan pertanyaan untuk memancing siswa masuk
dalam materi. Karena pada pertemuan kedua materi yang dipelajari adalah
tokoh pada masa Budha maka guru memberikan pertanyaan terkait dengan
peninggalan Budha yang sudah cukup siswa kenal yaitu Candi Borobudur.
Guru : “ Anak-anak, apakah kalian pernah melihat / berkunjung ke Candi
Borobudur?”
Siswa : “Pernah pak” (siswa menjawab dengan opini sesuai pengalaman
masing-masing)
Guru : “Dimanakah letak candi Borobudur itu? Apakah kalian tahu?”
Siswa : “wah, ngendi yo, lupa Pak Guru.”
Guru : “ Baik, tidak apa-apa, letak candi Borobudur ada di Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah.”
Dari kegiatan appersepsi di atas guru mengajak siswa untuk
mempelajari lebih jauh. Siswa kemudian diajak untuk membandingkan dan
mengingat kembali materi pada pertemuan sebelumnya yaitu tentang
peninggalan Hindu secara sekilas lalu masuk dalam materi Tokoh pada masa
Budha di Indonesia.
Page 99
84
(2) Kegiatan Inti (40 menit)
(a) Presentasi Kelas
Dalam tahap presentasi kelas pertemuan kedua siklus I guru mengajak
siswa mengamati gambar. Guru kemudian menunjukkkan berbagai media
berupa gambar. Gambar yang ditunjukkan berupa gambar peninggalan tokoh
pada masa kerajaan Budha di Indonesia yaitu Candi Borobudur. Candi
borobudur merupakan salah satu candi Budha terbesar di dunia. Siswa sudah
cukup mengenal candi tersebut sehingga dengan dipakainya gambar candi
tersebut diharapkan lebih mempermudah siswa dalam mengawali
pembelajaran. Siswa memperhatikan gambar-gambar yang dibawa guru
dalam presentasi kelas tersebut. Siswa mengamati gambar-gambar yang
dibawa namun masih terlihat takut bertanya. Akhirnya ada siswa yang
memberanikan diri untuk menanyakan saat guru menunjukkan gambar candi
peninggalan raja Kertanegara. Guru menyampaikan garis besar materi dengan
perlahan agar siswa mampu menangkap dan mencatatkan hal-hal penting.
(b) Belajar Kelompok
Setelah fase presentasi kelas selesai, siswa kemudian diminta untuk
duduk berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibagikan kemarin.
Siswa juga diminta untuk mengambil LKS yang telah disediakan oleh guru.
Setelah mendapatkan LKS siswa berdiskusi dengan teman satu kelompok
untuk memecahkan masalah dalam LKS. LKS dalam pertemuan kedua
dirancang untuk mengekplorasi pengetahuan siswa tentang tokoh-tokoh
Budha di Indonesia. Di dalam LKS disajikan nama-nama tokoh pada masa
Page 100
85
Budha seperti Balaputradewa, Satyakirti, Ratu Sima dan dan Kertanegara dan
siswa diminta untuk berdiskusi dan memberikan jawaban terkait tokoh yang
disajikan dengan menceritakan asal, peran, atau peninggalanya. LKS
dilengkapi juga dengan gambar-gambar peninggalan pada masa Budha
sehingga lebih menarik bagi siswa. Sebelumnya guru memberikan petunjuk
dalam mengisi LKS yang telah dibagikan. Ketika siswa mulai berdiskusi guru
juga mendekati setiap kelompok. Hal ini dimaksudkan untuk membimbing
kelompok jika menemui kesulitan dan memberikan motivasi agar kelompok
dapat menyelesaikan tugas tepat waktu. Dalam kegiatan diskusi kelompok
masih terlihat siswa yang pasif, di saat temannya berdiskusi malah asyik
memainkan tempat pensil temannya sehingga teman satu kelompok merasa
kesal karena melihat anggota kelompok lain bisa bekerjasama dengan baik.
Siswa terlihat gaduh karena ulah siswa yang tidak mau membantu. Namun,
setelah guru mendekati dan menasehati serta memotivasi akan diberikan
games lagi setelah LKS terselesaikan maka siswa kembali berkonsentrasi
pada LKS nya dan bersemangat.
Setelah waktu yang ditentukan habis kemudian siswa
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Dalam pertemuan kedua, siswa
yang mempresentasikan hasil kerja kelompoknya adalah Rizkynanti dari
kelompok Anggur. Guru mempersilahkan siswa tersebut untuk membacakan
hasil diskusi kelompoknya. Kelompok lain diminta untuk ikut mengoreksi
hasil pekerjaannya dan pekerjaan kelompok yang membacakan hasil
pekerjaaannya di depan. Kelompok di belakang awalnya memperhatikan hasil
Page 101
86
yang di bacakan namun, siswa ingin segera melakukan dan bertanding di fase
games. Mereka berulang kali menanyakan “Pak guru, kapan games-nya?”
sehingga konsentrasi mereka kurang fokus dalam pembahasan LKS. Guru
segera membahas hasil kelompok yang telah dibacakan dan memberikan
masukan seperlunya.
Siswa sangat antusias ketika guru akan memberikan games. Siswa
memperhatikan penjelasan guru tentang permainan yang akan dilakukan.
Guru meminta siswa untuk mengirimkan wakil dari kelompok untuk
melaksanakan games. Masing masing kelompok mengirimkan satu orang
wakilnya sebagai wakil kelompok. Ternyata siswa telah menyiapkan wakil-
wakilnya. Mereka telah mendiskusikan dan memilih sebelumnya di luar
kelas.
(c) Games
Prosedur dan langkah dalam games di pertemuan kedua sama seperti
games di pertemuan pertama. Guru telah menyiapkan lembar pertanyaan yang
harus dijawab setiap wakil kelompok sesuai dengan nomor undian yang
diambil. Dalam games pertemuan kedua disajikan pertanyaan-pertanyaan
terkait materi yang sedang dipeljari yaitu tentang tokoh pada masa Budha di
Indonesia. Pertanyaan harus dijawab siswa dengan jawaban singkat.
Pertanyaan games pada pertemuan kedua berjulah 20 butir. Pertanyaan
dirancang untuk mengasah dan lebih melatih pengetahuan siswa yang didapat
dalam presentasi kelas dan belajar kelompok. Materi pertanyaan dalam games
seputar nama tokoh Budha, asal Kerajaan, peninggalan seperti kitab
Page 102
87
Sutasoma dan peran/jasa tokoh Budha pada masanya. Pertanyaan dalam
games lebih jelas dapat dilihat dalam lampiran. Kesempatan menjawab
pertama adalah kelompok yang mengambil nomor soal dengan angka
tertinggi. Wakil kelompok yang dapat menjawab dengan benar diberikan
skor 10. Jika wakil kelompok tidak dapat menjawab, kesempatan ditawarkan
kepada anggota kelompok di belakang, jika anggota kelompok dapat
menjawab dengan benar diberikan skor 5. Sebaliknya jika anggota kelompok
di depan maupun di belakang tidak dapat menjawab dengan benar maka
kesempatan diberikan kepada kelompok lain (penantang) yang berada di
samping kanan kelompok penjawab semula. Kelompok yang mendapatkan
kesempatan pertama dalam permainan tersebut adalah kelompok Melon.
Siswa cukup antusias dalam melakukan games. Siswa terkandang berebut
untuk menjawab dan mengumpulkan nilai terbanyak. Guru menuliskan setiap
skor yang telah diperoleh kelompok dalam papan skor yang telah disiapkan.
Dalam games siswa terkadang menjawab sebelum ditunjuk. Kelompok
dibelakang juga kadang memberikan jawaban semaunya. Sehingga games
terlihat sedikit gaduh. Selama berlangsungnya pembelajaran dalam pertemuan
kedua tidak lupa guru selalu memberikan penghargaan berupa verbal dan non
verbal Penghargaan verbal diberikan dalam bentuk ucapan, seperti bagus,
hebat, pandai, dsb. Penghargaan non verbal diberikan dalam bentuk tepuk
tangan, tepukan bahu, acungan jempol, dsb.
Page 103
88
(d) Turnamen
Setelah waktu untuk games habis maka siswa diminta untuk kembali ke
kelompok masing masing. Siswa akan berkompetisi megerjakan soal evaluasi
akhir Siklus I. Guru menjelaskan tentang tata cara turnamen dan aturan
mainnya. Guru membacakan daftar nama siswa yang duduk di meja
turnamen. Meja turnamen dibagi bedasarkan kemampuan akademik siswa.
Dalam satu meja turnamen berisi siswa dengan kemampuan akademik yang
homogen. Siswa berkemampuan kurang dikompetisikan dan ditempatkan
dalam satu kelompok dengan siswa bekemampuan kurang. Siswa harus
mengerjakan soal evaluasi akhir siklus I secara mandiri utuk memperoleh
nilai tertinggi. Nilai tersebut akan diberikan poin perolehan. Selanjutnya poin
yang dikumpulkan dari hasil nilai turnamen akan direkap dan dijadikan satu
dengan poin LKS dan games untuk mencari kriteria kelompok yang dicapai.
Siswa menempatkan diri sesuai dengan meja turnamen yang telah ditentukan.
Guru membagi lembar soal dalam turnamen. Guru juga memberikan batasan
waktu dalam pengerjaan soal turnamen. Soal berjumlah 25 butir, berupa soal
objektif tes. Soal turnamen dibuat sesuai dengan materi yang dipelajari pada
pertemuan pertama dan kedua. Materi yang dipelajari yaitu tentang tokoh-
tokoh pada masa Hindu-Budha, peninggalan tokoh pada masa Hindu-Budha
maupun peran dan jasa tokoh pada masa Hindu-Budha. Siswa mengerjakan
dengan tenang. Suasana tampak lengang. Setelah alokasi waktu yang
digunakan untuk turnamen habis, guru meminta siswa untuk mengumpulkan
Page 104
89
hasil pekerjaannya namun, 2 orang belum selesai sehingga guru sedikit
memberikan tambahan waktu untuk menyelesaikan.
(e) Rekognisi Tim
Rekognisi Tim atau Penghargaan kelompok merupakan pemberian
penghargaan terhadap kinerja kelompok. Penghargaan diberikan berdasarkan
rata-rata perolehan poin kelompok dari semua kegiatan mulai dari poin LKS,
poin games, dan poin ternamen. Kelompok terbaik yang dapat memperoleh
predikat sesuai dengan kriteria diberikan hadiah dan applause. Hadiah
diberikan dengan maksud memberikan motivasi lebih kepada siswa agar
dalam pembelajaran dapat kompetitif, merangsang kerja keras dan pencapaian
tujuan pembelajaran yang maksimal. Hadiah berupa alat tulis, agar dapat
dimanfaatkan siswa dalam kegiatan belajar di kelas. Pada akhir siklus I
terdapat tiga kelompok yang dapat meraih predikat sesuai dengan kriteria
penghargaan kelompok. Kelompok tersebut antara lain, kelompok Anggur.
Kelompok Anggur masuk dalam kriteria Tim Hebat, dengan perolehan poin
46,25. Kelompok Pisang meraih predikat Tim Baik dengan rata-rata poin
44,38 dan Kelompok Jeruk masuk dalam kriteria Tim Hebat dengan rata-rata
poin perolehan sebesar 45,63. Kelompok Melon dan Apel tidak memperoleh
penghargaan karena belum dapat mencapai kriteria yang ditentukan.
(3) Kegiatan Akhir (10 menit)
Dalam kegiatan akhir guru mengajak siswa bersama-sama melakukan
refleksi tentang kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. Siswa bersama
membuat kesimpulan dan guru memberikan penegasan. Guru juga
Page 105
90
memberikan kesempatan kepada siswa jika siswa masih mempunyai
pertanyaan atau belum jelas dengan materi yang telah dipelajari. Guru juga
memberikan motivasi dan pesan moral kepada siswa terkait dengan
pembelajaran yang sudah dilakukan. Penekanan sikap kerjasama, saling
menghargai dan dalam menyampaikan pendapat. Hasil evaluasi akhir siklus I
(turnamen) adalah sebagai berikut.
Tabel 11
Prestasi Belajar Siswa Setelah Tindakan Siklus I
Jumlah
Siswa
Pra Tindakan Setelah Tindakan Siklus I Selisih
Nilai Ketuntasan Persentase Ketuntasan Persentase
T BT T BT T BT T BT
20 6 14 30% 70% 8 12 40% 60% 10%
Jumlah total nilai siswa 1157 1278 121
Rata-rata nilai siswa 57,40 63,90 6,50
Dari tabel. 11 tampak bahwa prestasi belajar IPS siswa kelas V SDN
Bronggang setelah tindakan siklus I rata-rata kelas meningkat menjadi 63,90
dari sebelum tindakan sebesarr 57,40. Perolehan nilai tersebut meningkat 6,50
dari rata-rata siswa sebelum tindakan siklus I. Siswa yang belum tuntas atau
mendapat nilai di bawah KKM ( nilai < 65) sebanyak 12 siswa (60 %). Siswa
yang sudah tuntas KKM ( Mendapat nilai ≥ 65) sebanyak 8 siswa (40 %).
Hasil Evaluasi Akhir siklus I menunjukkan bahwa prestasi belajar IPS
siswa sudah meningkat. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai keseluruhan
siswa sebelum dan sesudah diberi tindakan. Sebelum diberi tindakan rata-rata
nilai keseluruhan siswa 57,40 kemudian setelah diberi tindakan pada siklus I
meningkat menjadi 63,90. Lebih jauh peningkatan prestasi belajar IPS Siswa
Page 106
91
kelas V SDN Bronggang sebelum dan sesudah tindakan dapat dilihat dalam
diagram berikut.
Gambar 3
Diagram batang Peningkatan Prestasi Belajar IPS Siswa Pasca Siklus I
3) Observasi Tindakan Siklus I
Observasi dilakukan selama pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan
untuk mengamati kegiatan yang dilakukan pada pertemuan pertama dan
kedua Siklus I. Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas Guru dan
siswa di dalam pembelajaran IPS. Dalam melakukan observasi, peneliti
dibantu oleh dua rekan sejawat peneliti di sekolah dasar. Satu observer untuk
mengamati aktivitas guru dan satu observer untuk mengamati aktivitas siswa.
Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa dideskripsikan sebagai
berikut.
a) Pertemuan pertama Siklus I
Observasi terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran IPS di kelas V
SDN Bronggang dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT.
Observasi terhadap aktivitas guru dimulai dari awal pembelajaran sampai
0
2
4
6
8
10
12
14
Pra Tindakan Pasca Siklus I
Ju
mla
h S
isiw
a
Tuntas
Belum Tuntas
Page 107
92
akhir pembelajaran pertemuan pertama Siklus I. Pada awal pembelajaran guru
melakukan presentasi kelas dengan cara mempresentasikan materi secara
garis besar. Pertemuan pertama guru mempresentasikan tentang tokoh Hindu
di Indonesia.
Dalam pelaksanaan presentasi kelas media peraga yang digunakan guru
belum melibatkan siswa secara aktif. Pembagian kelompok dilakukan dengan
mengacu pada keanekaragaman siswa, namun pembagian kelompok dalam
waktu pembelajaran menyebabkan anak gaduh dan memakan waktu yang
lama karena siswa tidak segera menempatkan diri sesuai dengan
kelompoknya. Guru melakukan bimbingan dan petunjuk dalam proses belajar
kelompok. Dalam pelaksanaan games guru sudah menyediakan berbagai
perangkat yang dibutuhkan namun, dalam pertemuan pertama perangkat soal
hanya diberikan satu lembar dan harus digeser-geser sehingga cukup
memakan waktu. Guru sudah memberikan penghargaan secara verbal ataupun
non verbal namun intensitasnya masih sangat jarang.
Observasi terhadap aktivitas guru pada pertemuan kedua dimulai dari
awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Pada pertemuan kedua guru
mempresentasikan tentang Peninggalan Tokoh Budha di Indonesia. Dalam
pelaksanaan pertemuan kedua, fase presentasi kelas guru masih menggunakan
media peraga yang sama dengan pertemuan pertama. Media tersebut berupa
print out gambar peninggalan Budha di Indonesia. Media terlihat kurang
melibatkan siswa. Guru melakukan bimbingan dan petunjuk dalam proses
belajar kelompok. Dalam pelaksanaan games guru sudah menyediakan
Page 108
93
berbagai perangkat yang dibutuhkan. Guru sudah memberikan penghargaan
secara verbal ataupun non verbal namun intensitasnya lebih sering
dibandingkan dengan pada pertemuan 1.
Tabel 12
Hasil Observasi Aktivitas Guru Pertemuan Pertama Siklus I
No Aspek yang diamati Skor
Presentasi P1 P2
1. Guru Memberikan penjelasan materi secara garis
besar
3 4
2. Guru memberikan penjelasan tentang TGT 3 3
Belajar Kelompok
3. Guru membagi kelompok sesuai aturan dalam TGT 3 3
4. Guru membimbing siswa dalam belajar kelompok 3 3
5. Guru membahas hasil diskusi yang dilakukan 4 4
Games
6. Guru menjelaskan aturan dalam pelaksanaan games 3 4
7. Guru membimbing dalam melaksanakan games 4 3
Turnamen
8. Guru memberikan penjelsaan tentang aturan dalam
turnamen dan pengawasan.
3 4
9. Guru membahas pelaksanaan turnamen 3 3
Penghargaan
10. Guru Memeberikan penghargaan 4 4
Jumlah Skor 33 35
Persentse 82,5% 87,5
Keterangan :
P1 = Pertemuan Pertama, P2 = Pertemuan kedua
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa aktivitas guru pada pertemuan
pertama sebesar 82,5 %, berada pada kategori baik. Berdasarkan tabel di atas
dapat dilihat bahwa aktivitas guru pada pertemuan pertama sebesar 87,5 %,
berada pada kategori sangat baik.
(1) Observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS di kelas V SDN
Bronggang dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT.
Page 109
94
Observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran, siswa yang
diamati berjumlah 20 orang. Pengamatan dilakukan dari awal sampai akhir
pembelajaran. Pengamatan terhadap aktivitas siswa mencakup semua langkah
dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT yang telah dituangkan dalam lembar
observasi. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa adalah sebagai berikut.
Tabel 13
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama dan kedua Siklus I
Pertem
uan
1
Kriteria Kategori Aspek Pengamatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Baik Sekali 85 % - 100 %
Baik 70 % - 84 %
Cukup 55 % - 69 % 57,5 55,0 58,8 55,0 67,5 66,3 57,5 53,8
Kurang 46 % - 54 %
Sangat Kurang 0 % - 45 % 40,0 42,5
Pertem
uan
2
Baik Sekali 85 % - 100 %
Baik 70 % - 84 % 70,0 70,0 72,5
Cukup 55 % - 69 % 61,0 66,3 60,0 60,0 63,8
Kurang 46 % - 54 % 46,3 48,8
Sangat Kurang 0 % - 45 %
Keterangan Aspek :
1. Perhatian/respon dalam presentasi
2. Ketrampilan tanya jawab dalam presentasi
3. Kesesuaian Kelompok
4. Keaktifan dalam diskusi kelompok
5. Penyampaian hasil kerja kelompok
6. Persiapan dalam pelaksanaan games
7. Pelaksanaan games
8. Kesesuaian dengan aturan turnamen
9. Penggunaan waktu dan refleksi kegiatan
10. Keaktifan meraih penghargaaan
Dari tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa jika dilihat dari setiap
aspek pengamatan yaitu dari aspek 1 dipersentasekan sebesar 57,5% atau
dalam kategori cukup yaitu dari 20 orang ssiwa sudah cukup baik dalam
memperhatikan dan merespon presentasi kelas oleh guru. Aspek 2 sebesar
40% (sangat kurang) siswa dalam pembelajaran masih sangat kurang dalam
Page 110
95
bertanya siswa malu bertanya ketika menjumpai kesulitan. Aspek 3 sebesar
55% (cukup) siswa cukup baik dalam bekerjasama dalam kelompo namun
dalam kelompok masih didominasi oleh siswa yang pandai. Aspek 4 sebesar
58,8% (cukup) siswa cukup aktif dalam bekerjasama mengisi LKS, Aspek 5
sebesar 42,5 (sangat kurang) terlihat dalam pembelajaran siswa enggan untuk
menyampaikan hasil diskusi. Siswa takut dan kurang percaya diri dalam
menyampaikan hasil pekerjaannya.
Aspek 6 sebesar 55% (cukup) Siswa Siswa cukup tertarik melakukan
games, namun siswa masih takut untuk maju sebagai wakil kelompok. Aspek
7 sebesar 67,5% (cukup) siswa cukup antusias dalam melaksanakan games.
Terlihat siswa cukup gembira dan tertantang dalam melakukan games, namun
siswa masih asal menjawab, kurang bertanggungjawab dengan jawaban yang
dilontarkan karena asal menjawab Aspek 8 sebesar 66,3 % (cukup) Siswa
melakukan turnamen dengan cukup baik. Mereka mengerjakan soal turnamen
dengan tenang, namun beberapa siswa terlihat masih sering tengak-tengok.
Aspek 9 sebesar 57,5% (cukup) siswa cukup baik dalam menggunakan
waktu, namun beberapa siswa terlambat menyelesaikan soal turnamen saat
waktu sudah berakhir. Aspek 10 sebesar 53,8% (cukup) Siswa cukup
kompetitif dalam meraih penghargaan, cukup kompetitif terutama siswa-
siswa yang pandai.
Dari seluruh aspek di atas lembar observasi pada pertemuan pertama
siswa tertarik karena guru menawarkan suatu pembelajaran baru. Siswa
terlihat antusias di awal pembelajaran namun saat berlangsung presentasi
Page 111
96
kelas oleh guru beberapa siswa terlihat bercanda dan main sendiri dengan
teman di dekatnya. Terlebih media yang digunakan cukup kecil sehingga
menarik perhatian siswa untuk beranjak dari tempat duduknya dan suasana
menjadi kurang kondusif.
Dalam belajar kelompok siswa berkemampuan akademik tinggi masih
sangat mendominasi. Dalam games siswa cukup antusias namun kurang
memperhatikan aturan main dalam games. Siswa berkemampuan kurang
masih takut untuk bertanya dan berkompetisi dengan siswa berkemampuan
lebih tinggi. Seperti pada pertemuan pertama observasi terhadap aktivitas
siswa dalam pembelajaran, siswa yang diamati berjumlah 20 orang. Hasil
pengamatan terhadap aktivitas siswa adalah sebagai berikut.
Dari tabel di atas juga dideskripsikan bahwa jika dilihat dari setiap
aspek pengamatan mengalami peningkatan, yaitu dari aspek 1
dipersentasekan sebesar 61% atau dalam kategori cukup. 20 orang siswa
sudah cukup baik dalam memperhatikan dan merespon presentasi kelas yang
dilakukan guru. Aspek 2 sebesar 46,3% (kurang) siswa dalam pembelajaran
masih kurang dalam bertanya. Siswa masih malu dan takut bertanya ketika
menjumpai kesulitan. Aspek 3 sebesar 66,3% (cukup) siswa cukup baik
dalam bekerjasama dalam kelompok namun masih terdapat satu siswa yang
pasif dan bermain sendiri. Aspek 4 sebesar 60% (cukup) siswa cukup aktif
dalam bediskusi mengisi LKS, Aspek 5 sebesar 48,8 (kurang) terlihat dalam
pembelajaran siswa enggan untuk menyampaikan hasil diskusi. Siswa takut
Page 112
97
dan kurang percaya diri dalam menyampaikan hasil pekerjaannya sehingga
guru harus menunjuk siswa untuk menyampaikan hasil pekerjaannya.
Aspek 6 sebesar 60% (cukup), siswa masih malu menjadi wakil
kelompok untuk melaksanakan games. Siswa masih saling melempar
tanggung jawab untuk menjadi wakil kelompok dan tidak segera
menempatkan diri. Aspek 7 sebesar 70% (baik) siswa cukup antusias dalam
melaksanakan games. Terlihat siswa cukup kompetitif dalam melakukan
games siswa terlihat sangat gembira melakukan games. siswa cukup baik
dalam melakukan games, namun beberapa siswa kurang memperhatikan
aturan games, masih terlihat beberapa siswa yang asal dalam menjawab.
Aspek 8 sebesar 70% (baik) Siswa melakukan turnamen dengan cukup baik.
Mereka mengerjakan soal turnamen dengan tenang dan konsentrasi. Aspek 9
sebesar 63,8% (cukup) siswa cukup baik dalam menggunakan waktu, namun
beberapa siswa terlambat menyelesaikan soal turnamen saat waktu sudah
berakhir. Aspek 10 sebesar 72,5% (baik) Siswa cukup kompetitif dalam
meraih penghargaan, cukup kompetitif terutama siswa-siswa yang pandai.
Dari seluruh aspek di atas lembar observasi pada pertemuan kedua
terdapat peningkatan aktivitas siswa jika dibanding dengan pertemuan
pertama. Siswa lebih antusias menyimak dan mendengarkan guru saat
presentasi. Siswa lebih meningkat kinerjanya dalam fase belajar kelompok.
Namun, masih terlihat beberapa siswa yang terlihat masih bercanda sendiri
dengan teman di dekatnya. Dalam games dan turnamen siswa lebih antusias.
Page 113
98
Kerjasama antar anggota kelompok sudah terlihat mulai muncul serta siswa
sudah mulai berani menanyakan hal yang belum diketahuinya kepada guru.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dengan penerapan pembelajaran
kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran IPS terlihat bahwa prestasi belajar
siswa dapat mengalami peningkatan meskipun belum mencapai kriteria
ketuntasan yang ditetapkan. Tidak hanya prestasi namun secara nyata
aktivitas siswa dalam pembelajaran juga mengalami peningkatan.
4) Refleksi tindakan Siklus I
Dari hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I, maka segera dilakukan
refleksi untuk menganalisis ketercapaian tindakan yang telah dilakukan.
Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan oleh guru dan rekan sejawat pada
akhir siklus I, secara umum kegiatan pembelajaran IPS dengan model
pembelajaran Kooperatif tipe TGT di kelas V SDN Bronggang belum dapat
mencapai Standar yang diinginkan. Beberapa permasalahan yang muncul
selama pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut.
a) Siswa masih banyak yang bermain sendiri saat kegiatan pembelajaran, hal ini
dikarenakan media yang digunakan guru belum sepenuhnya
mengaktifkansiswa. Media yang digunakan juga terlalu kecil sehingga siswa
beranjak dari tempat duduk untuk melihatnya.
b) Kegiatan belajar kelompok sempat terhambat dikarenakan siswa tidak segera
menempatkan diri sesuai kelompok. Hal ini disebabkan karena pembagian
kelompok diumumkan pada saat pembelajaran. Beberapa siswa merasa
kurang puas dengan pembagian kelompok yang dilakukan oleh guru. Dampak
Page 114
99
dari pembagian kelompok tersebut siswa belum dapat sepenuhnya
bekerjasama di dalam kelompok.
c) Pembagian kelompok belum sepenuhnya heterogen. Masih ada kelompok
yang mengerjakan dengan lambat dan ada kelompok yang mengerjakan LKS
didominasi oleh siswa yang pandai. Siswa yang berkemampuan tinggi belum
dapat membantu teman sekelompok yang berkemampuan kurang di dalam
belajar.
d) Pada saat belajar kelompok dan presentasi kelas siswa masih malu dalam
menyampaikan pertanyaan atau memberikan tanggapan.
e) Pelaksanaan games memakan waktu lama, akhibatnya waktu pembelajaran
berjalan lebih lama dari waktu yang dialokasikan. Dalam pelaksanaan games
perangkat soal dan kartu yang digeser- geser hanya 1 buah sehingga hal ini
cukup menyita waktu.
f) Anggota kelompok di belakang belum sepenuhnya memerhatikan aturan
dalam games. Terkadang mereka menjawab dengan asal dan menjawab
sepelum guru memberikan kesempatan, siswa mengacungkan jari dan
menjawab sebelum ditunjuk. Hal ini menunjukkan kurangnya tanggaung
jawab siswa dalam menaati peraturan dalam games.
g) Penghargaan (reward and punishment) yang dilakukan guru dalam
pembelajaran intensitasnya masih kurang.
h) Guru kurang memotivasi siswa untuk lebih kompetitif.
Page 115
100
Berdasarkan hasil refleksi siklus I maka dilakukan langkah-langkah
perbaikan pembelajaran di siklus II. Langkah-langkah yang dilakukan di siklus II
adalah sebagai berikut :
a) Guru menyiapkan media yang lebih menarik dan mengaktifkan siswa yakni
dengan membuat media dengan slide power point dengan dilengkapi gambar-
gambar dan animasi sehingga siswa akan lebih terkonsentrasi dan kondusif.
b) Pembagian kelompok diumumkan tiga hari sebelum pelaksanaan
pembelajaran IPS di kelas dan ditempelkan di depan kelas. Dengan
pembagian lebih awal siswa diharapkan akan lebih cepat menyesuaikan diri
sehingga akan dapat segera melakukan lankah-langkah pembelajaran dengan
cepat sesuai dengan kelompok. Hal ini akan meminimalisir dan
mengefektifkan penggunaan waktu pembelajaran.
c) Diadakan perubahan komposisi anggota kelompok. Pembagian kelompok
dibentuk lebih heterogen dan merata. Dengan demikian siswa yang
berkemampuan tinggi dapat membantu siswa yang berkemampuan kurang.
Sehingga kegiatan pembelajaran lebih efektif dengan adanya pengajaran oleh
rekan sebaya.
d) Mobilitas guru dalam membimbing siswa lebih ditingkatkan. Guru dapat
memastikan kelompok dapat bekerjasama dengan baik dan memancing siswa
untuk bertanya dan memberikan pendapat. Guru lebih memotivasi siswa
dalam belajar kelompok dan mendorong siswa untuk berkompetisi menjadi
tim terbaik melalui keaktifa bertanya dan mengemukakan pendapat dalam
kegiatan pembelajaran.
Page 116
101
e) Guru menambah perangkat soal dalam kegiatan games. Prangkat soal yang
diberikan adalah satu perangkat soal untuk satu siswa. Dengan ditambahnya
perangkat soal maka pelaksanaan games lebih efektif karena siswa tidak lagi
menggeser-geser perangkat soalnya.
f) Menambah 1 poin untuk peraturan games, yakni dengan memberikan
pengurangan 5 poin kepada kelompok yang menjawab kurang tepat atau
belum mendapat kesempatan. Hal ini dimaksudkan untuk lebih melatih siswa
bertanggung jawab pada aturan dan bertanggung jawab akan perolehan skor
kelompoknya
g) Guru lebih jeli dalam merespon dan memeberikan penghargaan ataupun
teguran kepada siswa. Dengan kejelian dalam memberikan penghargaan maka
siswa akan lebih bersemangat dan percaya diri dalam mengikuti
pembelajaran. Merangsang siswa untuk berkompetisi dengan kelompok lain.
h) Guru lebih memotivasi siswa untuk aktif, kometitif dalam pembelajaran.
b. Siklus II
1) Perencanaan Tindakan Siklus II
Tahap perencanaan yang dilakukan pada siklus II secara umum sama
dengan tahap perencanaan yang dilakukan pada siklus I. Penambahan tahapan
dalam perencanaan siklus II dilakukan dengan mengacu pada hasil refleksi
siklus I antara lain :
a) Menyiapkan media pembelajaran dengan slide power point
Page 117
102
b) Pembentukan kelompok baru yang lebih heterogen dan ditempelkan di
depan kelas tiga hari sebelum pelaksanaan tindakan siklus II, siswa dapat
melihat dan lebih mempersiapkan diri dengan pembagian kelompok lebih
awal.
c) Menambah perangkat soal yang digunakan dalam pelaksanaan games
yakni dengan satu perangkat soal untuk satu orang wakil tiap kelompok.
d) Menambah 1 poin aturan dalam games.
e) Guru berupaya untuk lebih jeli dalam memberikan penghargaan dan
motivasi kepada siswa. Guru juga lebih intensif dalam berkomunikasi
dengan siswa sehingga siswa lebih percaya diri dan bersemangat dalam
pembelajaran.
2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan Siklus II dilaksanakan oleh peneliti dan rekan
sejawat. Peneliti tetap bertindak sebagai guru dan rekan sejawat membantu
melaksanaan tindakan dengan bertindak sebagai observer. Peneliti dibantu
oleh dua rekan sejawat. Satu orang bertindak sebagai observer aktivitas guru
dan mendokumentasikan kegiatan pada siklus II, sedangkan satu orang rekan
sejawat membantu sebagai observer aktivitas siswa dalam pembelajaran.
Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran IPS dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan berpedoman pada RPP yang telah
disiapkan dan didiskusikan dengan rekan sejawat di sekolah dasar, RPP
Page 118
103
disusun berdasarkan telaah dan perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan
di siklus I.
Tindakan pada siklus II didasarkan pada hasil refleksi siklus I. Pada
dasarnya tindakan di siklus II bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-
kekurangan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan pada siklus I.
Tindakan siklus II dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Alokasi waktu
untuk setiap pertemuan adalah dua jam pelajran atau 70 menit (2 x 35) menit.
Kompetensi dasar yang dipelajari pada pertemuan pertama siklus II adalah
menceritakan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu, Budha dan Islam.
Indikator pembelajaran pada pertemuan pertama siklus II adalah
Menyebutkan raja-raja Islam di Indonesia, menyebutkan peran raja-raja islam
dalam penyebaran Islam di Indonesia dan menunjukkan sikap yang dapat
diteladani dair tokoh raja-raja Islam di Indonesia. Dalam pertemuan kedua
indikator pembelajaran adalah menyebutkan tokoh-tokoh Wali Sanga,
Menjelaskan peran Wali Sanga dalam penyebaran Islam, Menunjukkan sikap
yang dapat diteladani dari Wali Sanga. Lebih jauh mengenai pelaksanaan
tindakan disetiap pertemuan, peneliti telah mendeskripsikan pelaksanaan
tindakan silus II sebagai berikut.
a) Pertemuan pertama Siklus II
Pertemuan pertama silus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 16
Oktober 2012. Pertemuan pertama diikuti oleh 20 siswa. Pada pertemuan
pertama siklus II mempelajari tetang raja-raja Islam di Indonesia. Gambaran
kegiatan pembelajaran pada petemuan pertama lebih jauh sebagai berikut.
Page 119
104
(1) Kegiatan Awal
Pada pertemuan pertama guru memulai pelajaran dengan berdoa
bersama untuk mengawali kegiatan pembelajaran. Kegiatan kemudian
dilanjutkan dengan melakukan presensi kehadiran siswa. Guru kemudian
menyampaikan gambaran materi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru juga memotivasi siswa agar siswa bersemangat. Sebelum melakukan
appresepsi guru mengajak siswa untuk sedikit melakukan permainan kecil
dengan tepukan tangan. Ini bertujuan agar siswa lebih bersemangat dan
kondusif mengikuti pembelajaran. Berdasarkan refleksi siklus I siswa belum
cukup siap dan belum termotivasi mengikuti pelajaran sejak awal, sehingga
digunakan permainan kecil untuk membantu mengkondisikan siswa dan
menarik perhatian siswa dalam pembelajaran IPS. Guru kemudian
memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa.
Guru : “ Anak-anak siapa yang pernah berkunjung ke Imogiri, Bantul?
Berkunjung ke makan raja-raja Mataram Islam dan kesultanan
Yogyakarta?”
Anak : “ Belum pak.” (sebagian siswa menjawab dengan serentak)
Guru : “Mungkin kalian juga sudah pernah melihat ditelevisi tempat yang
Pak Guru maksud tadi?”
Anak : “Iya, Pak sudah pernah”
Guru : “Bagus, nah hari ini kita akan belajar tentang peninggalan tokoh –
tokoh pada masa Islam di Indonesai.”
Page 120
105
Guru kemudian melanjutkan penjelasan tentang materi dalam tahap presentasi
kelas.
(2) Kegiatan Inti (45 menit)
(a) Presentasi Kelas
Dalam kegiatan presentasi kelas guru menyajikan materi secara garis
besar dan singkat. Guru memberikan garis besar materi dengan menggunakan
media power point. Guru memberikan garis besar materi tentang raja-raja
Islam di Indonesia yaitu Sultan Agung, Sultan Ageng Hanyakrakusuma,
Raden Patah, Sultan Hasanuddin, Sultan Baabullah, dan Sultan Nuku yang
dikemas dalam slide power point.Tampilan profil tokoh juga dilengkapi
dengan gambar dan animasi sehingga terlihat menarik bagi siswa. Tampilan
melalui proyektor membuat siswa lebih tertarik namun siswa tidak perlu
beranjak dari tempat duduk karena tampilan cukup jelas dilihat sekalipun oleh
siswa yang duduk di paling belakang. Dalam melakukan presentasi kelas guru
juga mengajak siswa untuk berperan aktif, dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan kepada siswa. Dengan tampilan slide cukup menarik bagi siswa.
Siswa sambil mengamati juga membaca keterangan yang guru tuliskan dalam
slide. Siswa menyimak satu persatu slide hinga usai dan mencatat hal-hal
penting dalam slide. Setelah presentasi kelas selesai maka guru meminta
siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelompok baru yang telah
diumumkan sebelumnya.
Page 121
106
(b) Belajar Kelompok
Siswa yang sudah tahu dan hafal dengan kelompoknya segera
menempatkan diri sesuai dengan kelompok baru yang telah dibentuk.
Pembentukan kelompok pada siklus II pembagiannya didasarkan pada
kemampuan akademik dan jenis kelamin. Pembagian didasarkan pada kedua
hal tersebut dimaksudkan agar kelompok yang terbentuk lebih heterogen dan
kelompok dapat bekerjasama dengan lebih baik. Nama kelompok tetap seperti
pada siklus I yaitu Kelompok Pisang, Anggur, Apel, Jeruk dan Melon. Nama
tidak diubah karena ini merupakan kesepakatan dengan siswa saat
ditawarkan. Siswa menghendaki agar nama kelompok seperti pada siklus I
namun hanya komposisi dan anggota kelompok di dalamnya yang dirubah.
Anggota setiap kelompok berjumlah sama yakni empat orang siswa tiap
kelompok. Siswa segera menyiapkan alat tulis dan menyusun meja agar
memudahkan dalam berdiskusi. Guru membagikan LKS untuk setiap
kelompok dan memberikan penjelasan seputar tugas dalam LKS. Siswa
berdiskusi untuk memecahkan masalah dalam LKS dengan bimbingan guru.
Dalam LKS pertemuan pertama siklus II guru merancang LKS agar lebih
mudah dipahami siswa. Dalam LKS siswa diminta untuk mengisi bagian
rumpang mengenai profil raja-raja Islam di Indonesia.LKS dilengkapi gambar
tokoh seperti Sultan Agung, Raden Patan, Sultan Hasanduddin, Sultan malik
Al-Saleh dan Sultan Ageng Tirtayasa
Mobilitas guru dalam siklus II lebih ditingkatkan. Guru berkeliling
untuk memastikan siswa bekerjasama untuk menyelesaikan tugas kelompok.
Page 122
107
Guru juga memberikan penjelasan dan dorongan kepada siswa
berkemampuan tinggi untuk memberikan bantuan dan bimbingan kepada
anggota kelompok yang belum jelas agar nanti saat pelaksanaan games dan
turnamen dapat mengumpulkan skor yang tinggi dan kelompok dapat menjadi
kelompok terbaik. Siswa terlihat antusias membantu dan berdiskusi dengan
rekan-rekan satu kelompok. Siswa juga sudah berani menanyakan hal-hal
yang belum jelas di dalam LKS. Saat siswa bertanya guru segera merespon
pertanyaan dan memberikan petunjuk yang memudahkan siswa.
Setelah waktu belajar kelompok selesai, siswa mulai berani
mengajukan diri untuk memprestasikan hasil kelompoknya. Beberapa
kelompok berlomba untuk mendapat kesempatan membacakan hasil diskusi
kelompoknya, Guru segera memilih salah satu dari beberapa kelompok yang
mengajukan diri. Siswa segera maju dan mambacakan hasil diskusinya.
Ketika hasil yang dibacakan tidak sama maka kelompok lain yang
sebelumnya juga mengajukan diri segera membacakan hasil kerjanya. Guru
merespon jawaban kelompok dan memberikan penjelasan yang mengarahkan
siswa. Sebelum selesai, siswa telah mengingatkan guru akan pelaksanaan
games. “Pak, guru games nanti waktunya habis.” Setelah tidak ada siswa
yang bertanya dan guru telah memberikan penjelasan maka siswa segera
bersiap melakukan games.
(c) Games
Saat games akan berlangsung, siswa telah menyiapkan wakil dari
kelompok masing-masing. Mereka telah memilih wakil kelompok yang akan
Page 123
108
bertanding dalam games. Wakil-wakil tiap kelompok segera menempatkan
diri di meja games. Siswa sebagai wakil kelompok mengambil nomor undian
untuk menentukan urutan pembaca pertama dalam games. Wakil kelompok
yang mengambil nomor terbesar menjadi penjawab pertama. Pertanyaan
dalam games disesuaikan dengan materi yang dipelajari pada pertemuan itu.
Siswa diberikan pertanyaan seputar raja-raja islam, kerajaan, peninggalan dan
perannya dalam penyebaran Islam di Indonesia. Jika siswa di depan mampu
menjawab maka skor untuk kelompok adalah 10. Namun, apabila siswa di
depan tidak dapat menjawab maka anggota kelompok diperbolehkan
membantu. Anggota kelompok yang menjawab dengan benar maka skor 5.
Jika kelompok menjawab salah sesuai dengan refleksi pada siklus I dan
tambahan 1 poin aturan baru yakni bagi siswa yang menjawab salah nilai
dikurangi 5. Siswa terlihat cukup hati-hati dalam menjawab karena jika salah
akan dikurangi 5 poin. Siswa tertawa serempak ketika ada kelompok yang
menjawab salah dan nilainya dikurangi 5. “Sukur bijine dikurangi 5” celetuk
seorang siswa yang merupakan anggota kelompok lain. Siswa melakukan
permainan akademik sampai waktu yang disepakati berakhir.
Setelah fase games berakhir siswa segera kembali ke meja masing-
masing untuk mengerjakan soal latihan yang telah disiapkan guru. Soal
latihan dimaksudkan untuk melatih kesiapan siswa melaksanakan turnamen
yang akan dilaksanakan pada akhir siklus II. Siswa suasana tampak lengang
karena siswa berkonsentrasi mengerjakan pada soal latihan. Diakhir
Page 124
109
pertemuan pertama siklus II guru memberikan soal latihan sejumlah 20 butir.
Soal berupa objektif tes.
(3) Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir siswa bersama sama melakukan refleksi tentang
kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. Siswa bersama membuat
kesimpulan dan guru memberikan penegasan. Guru juga mengingatkan siswa
untuk belajar di rumah dan menyiapkan diri untuk pembelajaran yang akan
datang. Selama berlangsungnya pembelajaran dalam pertemuan pertama
siklus II tidak lupa guru selalu memberikan penghargaan. Penghargaan
berupa verbal dan non verbal Penghargaan verbal diberikan dalam bentuk
ucapan, seperti bagus, hebat, pandai, dsb. Penghargaan non verbal diberikan
dalam bentuk tepuk tangan, tepukan bahu, acungan jempol, dsb. Guru
mengakhiri pembelajaran dan memberikan pesan moral kepada siswa dan
pesan untuk senantiasa rajin belajar. Hasil evaluasi (turnamen) dalam
pertemuan pertama siklus II adalah sebagai berikut.
b) Pertemuan kedua Siklus II
Pertemuan kedua silus II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 20
Oktober 2012. Pertemuan pertama diikuti oleh 20 siswa. Pada pertemuan
kedua membahas tetang peran wali sanga sebagai penyebar agama Islam di
Indonesia. Gambaran kegiatan pembelajaran pada petemuan pertama lebih
jelas dideskripsikan sebagai berikut.
Page 125
110
(1) Kegiatan Awal (15 menit)
Guru memulai pertemuan kedua siklus II dengan berdoa bersama
untuk mengawali kegiatan pembelajaran. Guru melakukan presensi kehadiran
siswa. Guru kemudian menyampaikan gambaran materi dan menyampaikan
tujuan pembelajaran. Guru juga memotivasi siswa agar siswa bersemangat.
Seperti yang dilakukan pada pertemuan pertama, sebelum melakukan
appresepsi guru mengajak siswa untuk sedikit melakukan permainan kecil
dengan tepukan tangan. Seperti pada pertemuan pertama, cara ini dirasa
efektif untuk membuat siswa lebih bersemangat dan kondusif mengikuti
pembelajaran. Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali materi pada
pertemuan sebelumnya, setelah dipastikan siswa masih mengingat kemudian
memberikan appersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa.
Guru : “ Anak-anak siapa pernah berkunjung ke Kabupaten Demak? Ada
tempat bersejarah apakah di Kabupaten Demak”
Sebagian besar pandangan siswa tertuju pada masjid agung demak dan
makam sunan Kalijaga.
Anak : “ Sudah pak, kemarin rombongan dusun kesana” (salah seorang
siswa menjawab disertai siswa lain yang meng-iya-kan jawaban
temanya secara serentak) kebetulan dua bulan sebelumnya anak-
anak baru saja berkunjung ke makam Sunan Kalijaga dengan
rombongan ibu-ibu di dusunnya.
Guru : “Betul Sekali.”(sambil mengangkat jempol)
Page 126
111
Guru : “Bagus, nah hari ini kita akan belajar tentang wali sanga penyebar
agama Islam di Indonesia.”
Guru kemudian melanjutkan penjelasan tentang materi dalam tahap presentasi
kelas. Dalam appersepsi guru menggunakan Masjid Demak untuk menarik
perhatian siswa karena Masid Demak sudah cukup dikenal siswa dan
merupakan peninggalan Islam yang sampai saat ini masih sering dikunjungi.
(2) Kegiatan Inti (45 menit)
(a) Presentasi Kelas
Dalam fase presentasi kelas guru memberikan garis besar materi
tetang wali sanga melalui tampilan proyektor. Slide yang dibuat ditampilkan
dengan gambar-gambar tokoh wali sanga dengan gambar berwarna sehingga
membuat siswa lebih tertarik. Guru menampilkan profil Wali Sanga dan
memberikan penjelasan singkat terhadap profil yang disampaikan. Gur
menampilkan secara berurutan Sunan Gresik, Sunan Ampel, Sunan Bonang,
Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan
Sunan Gunungjati. Siswa menyimak satu persatu slide hingga usai. Dalam
fase presentasi guru juga memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk siswa, hal
ini dilakukan untuk menarik keingintahuan siswa lebih mendalam tentang
materi. Selain itu, pertanyaan yang diberikan bertujuan untuk menciptakan
interaksi yang hangat dalam pembelajaran. Setelah presentasi kelass selesai
maka guru meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelompok baru
yang telah diumumkan sebelumnya.
Page 127
112
(b) Belajar Kelompok
Siswa menempatkan diri sesuai dengan kelompok. Pada pertemuan
kedua daftar anggota kelompok tidak berubah atau masih sama dengan
kelompok pada pertemuan pertama. Kelompok terlihat cekatan dalam
menyiapkan diri. Mereka seolah tidak ingin tertinggal dan berlomba dengan
kelompok lain untuk menjadi yang terbaik. Guru membagikan LKS dan
memberikan penjelasan tentang tugas yang dikerjakan. Siswa telah bersiap
dengan alat tulis masing-masing. Siswa segera berdikusi untuk mengerjakan
tugas dalam LKS. Dalam LKS pertemuan kedua siswa diminta untuk
memecahkan masalah dalam LKS, sisa diberikan tabel yang terdapat gambar
sembilan orang wali. Selanjutnya siswa diminta mengisi tabel disebelh kanan
yaitu tentang nama Asli dari wali, Wilayah dakwah, dan peran wali. Dalam
kolom peran siswa diberikan keleluasaan dalam menjawab. Peran wali sangat
beragam ada yang mendirikan pondok pesantren, menciptakan lagu untuk
berdakwah, menjadi penasihat kerajaan dll. Dalam pertemuan kedua
kerjasama tiap kelompok terlihat lebih kompak. Setiap kelompok telah
mempunyai strategi dan pembagian tugas dalam mengerjakan LKS. Antar
anggota kelompok saling membantu ketika ada satu anggota kelompok belum
selesai mengerjakan tugasnya. Siswa tampak berbisik-bisik dan sesekali
menenyakan hal yang belum jelas kepada guru. Mobilitas guru lebih
ditingkatkan pada pertemua kedua. Guru memastikan siswa dapat
bekerjasama dengan baik dengan anggota kelompoknya.
Page 128
113
Setelah waktu belajar kelompok usai siswa mulai berani mengajukan
diri untuk memprestasikan hasil kelompoknya. Seluruh kelompok berlomba
untuk mendapat kesempatan membacakan hasil diskusi kelompoknya, guru
segera memilih salah satu kelompok yang mengajukan diri. Kelompok yang
terpilih adalah kelompok Anggur yang diwakili oleh Andi Ramadhani wakil
kelompok membacakan hasil pekerjaaan dengan lantang. Kelompok lain
memperhatikan apa yang dibacakan kelompok di depan. Saat pembacaan
hasil diskusi ada salah satu siswa yang tampak mengantuk, guru segera
mendekati dan memberikan motivasi. Segera setelah itu, siswa yang
mengantuk berkonsentrasi kembali menyimak hasil pekerjaan temannya.
Guru segera memberikan penjelasan dan ulasan dari hasil belajar kelompok
yang dilakukan siswa. Hasil kerja kelompok dikumpulkan untuk dinilai dan
direkap perolehan poinnya. Siswa bersiap untuk melaksanakan games.
(c) Games
Dalam pelasanaan games siswa telah menyiapkan wakil-wakil
kelompoknya. Wakil yang diajukan pada pertemuan kedua berbeda dengan
wakil saat pertemuan pertama. Siswa berbisik-bisik dan meneriakan nama
wakil dari kelompoknya. Aturan dalam games masih sama dengan aturan
games dipertemuan pertama siklus II. Sebelum games dimulai siswa terlebih
dahulu mengambil nomor undian untuk menentukan pembaca soal pertama
dalam games. Pertanyaan dalam games pertemuan kedua berisi pertanyaan
seputar Wali Sanga. Pertanyaan dengan jawaban singkat tentang Nama Asli
wali Sanga, Wilayah dakwah, dan Peninggalan dan peran Wali. Kesempatan
Page 129
114
menjawab pertama adalah kelompok Anggur, namun wakil kelompok tidak
dapat menjawab. Kesempatan segera diberikan kepada anggota kelompok
Anggur yang lain. Namun anggota kelompok yang lain juga tidak dapat
menjawab akhirnya diberikan kepada kelompok Jeruk. Wakil kelompok
Jeruk dapat menjawab dengan benar dan guru memberikan skor 10 kepada
kelompok Jeruk. Suasana permainan terlihat cukup seru. Siswa cukup disiplin
menaati aturan dalam games. Kelompok lain selalu mengawasi jatah waktu
yang diberikan utuk menjawab. Mereka terlihat ingin segera mendapatkan
kesempatan menjawab ketika kelompok penjawab tidak dapat menjawab.
Kelompok cukup jeli mengawasi jawaban kelompok penjawab dan pemberian
skor oleh guru. Permainan berlangsung cukup meriah. Akhirnya skor
tertingggi dalam permainan pertemuan kedua adalah kelompok Jeruk.
(d) Turnamen
Siswa segera menempatkan diri dalam meja turnamen sesuai
pembagian yang telah dilakukan guru. Siswa meyimak penjelasan guru
tentang aturan dalam turnamen. Siswa mengikuti turnamen dan menjawab
soal-soal yang sudah dibagikan. Materi soal-soal dalam turnamen siklus II
merupakan materi yang dipelajari dipertemuan pertama dan kedua. Yaitu
tentang raja-raja Islam dan Wali Sanga. Suasana tampak lengang karena
siswa berkonsentrasi pada soal turnamen yang dikerjakan. Diakhir pertemuan
pertama siklus II guru memberikan soal turnamen sejumlah 25 butir. Soal
berupa objektif tes.
Page 130
115
(3) Kegiatan Akhir (10 menit)
Dalam kegiatan akhir siswa bersama sama melakukan refleksi tentang
kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. Siswa bersama membuat
kesimpulan dan guru memberikan penegasan. Guru juga mengingatkan siswa
untuk belajar di rumah dan menyiapkan diri untuk pembelajaran yang akan
datang. Selama berlangsungnya pembelajaran dalam pertemuan pertama
siklus II tidak lupa guru selalu memberikan penghargaan terhadap individu
maupun Penghargaan berupa verbal dan non verbal Penghargaan verbal
diberikan dalam bentuk ucapan, seperti bagus, hebat, pandai, dsb.
Penghargaan non verbal diberikan dalam bentuk tepuk tangan, tepukan bahu,
acungan jempol, dsb. Guru mengakhiri pembelajaran dan memberikan pesan
moral kepada siswa dan pesan untuk senantiasa rajin belajar.
(e) Rekognisi Tim
Penghargaan kelompok diberikan terhadap kinerja kelompok secara
keseluruhan. Penghargaan diberikan berdasarkan berdasarkan rata-rata
perolehan poin kelompok dari semua kegiatan mulai dari poin LKS, poin
games, dan poin ternamen. Kelompok terbaik yang dapat memperoleh
predikat sesuai dengan kriteria diberikan hadiah dan applaus. Hadiah
diberikan dengan maksud memberikan motivasi lebih kepada siswa agar
dalam pembelajaran dapat kompetitif, merangsang kerjakeras dan pencapaian
tujuan pembelajaran yang maksimal. Hadiah berupa alat tulis, agar dapat
dimanfaatkan siswa dalam kegiatan belajar di kelas. Pada akhir siklus II
Page 131
116
terdapat tiga kelompok yang dapat meraih predikat sesuai dengan kriteria
penghargaan kelompok. Kelompok tersebut antara laim, kelompok Anggur.
Kelompok Anggur masuk dalam kriteria Tim Hebat, dengan perolehan poin
45. Kelompok Pisang meraih predikat Tim Hebat dengan rata-rata poin 45,63
dan Kelompok Melon masuk dalam kriteria Tim Baik dengan rata-rata poin
perolehan sebesar 41,88. Kelompok Jeruk dan Apel tidak memperoleh
pengharagaan karena belum dapat mencapai kriteria yang ditentukan. Hasil
evaluasi (turnamen) dalam pertemuan pertama siklus II adalah sebagai
berikut.
Tabel 14
Tabel Pencapaian Penghargaan Kelompok Kriteria
Penghargaan
Kelompok
Tim Baik
Siklus I Siklus II
Tim
Anggur
Tim
Jeruk
Tim
Melon
Tim
Apel
Tim
Pisang
Tim
Anggur
Tim
Jeruk
Tim
melon
Tim
Apel
Tim
Pisang
Tim Baik 44,38 41,88
Tim Hebat 46,25 45,63 45,00 45,63
Tim Super
Sedangkan pencapaian prestasi belajar IPS siswa dari pra tindakan,
setelah tindakan siklus I dan setelah tindakan siklus II disajikan dalam tabel
berikut.
Tabel15
Prestasi belajar siswa setelah tindakan siklus II
Pelaksanaan Tindakan
Ketuntasan Persentase
Rata-rata Tuntas
Belum
Tuntas Tuntas
Belum
Tuntas
Pra Tindakan 6 14 30 % 70 % 57,40
Pasca Siklus I 8 12 40 % 60 % 63,90
Pasca Siklus II 18 2 90 % 10 % 78,80
Page 132
117
Dari di atas tampak bahwa rata-rata prestasi belajar IPS siswa kelas V
SDN Bronggang meningkat. Rata-rata pratindakan adalah 57,40 dengan
ketuntasan 30%. Setelah dilakukan tindakan siklus I rata-rata prestasi belajar
siswa meningkat menjadi 63,90 dengan ketuntasan belajar sebesar 40%, dan
setelah dilakukan tidakan siklus II rata-rata prestasi belajar IPS siswa menjadi
78,80 dengan ketuntasan sebesar 90%. Persentase peningkatan rata-rata
prestasi belajar IPS siswa sebelum dilakukannya tindakan dan setelah
dilakukannya tindakan siklus I adalah sebesar 10%. Persentase peningkatan
rata-rata prestasi belajar IPS siswa kelas V SDN Bronggang setelah dilakukan
tindakan siklus I dan siklus II sebesar 50%. Secara keseluruhan persentase
peningkatan rata-rata prestasi belajar IPS siswa kelas V SDN Bronggang dari
sebelum dilakukannya tindakan hingga setelah dilakukannya tindakan siklus
II adalah sebesar 60%. Lebih jauh peningkatan prestasi belajar IPS Siswa
kelas V SDN Bronggang sebelum dan sesudah tindakan dapat dilihat dalam
diagram berikut.
Gambar 4
Diagram Batang Peningkatan Rata-rata Prestasi Belajar IPS Siswa Pasca Siklus II
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
Pra Tindakan Pasca Siklus I Pasca Siklus II
57
.40
63
.90
78
.8
Nil
ai ra
ta-r
ata
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
Pra Tindakan Pasca Siklus I Pasca Siklus II
57
,40
63
,90
78
,8
Nila
i rat
a-ra
ta
Page 133
118
Ketuntasan belajar siswa sebelum dilakukannya tindakan sebesar
30%, siswa yang belum tuntas atau mendapat nilai di bawah KKM ( nilai <
65) sebanyak 14 siswa (70 %). Siswa yang sudah tuntas KKM ( Mendapat
nilai ≥ 65) sebanyak 6 siswa (30 %). Setelah dilakukannya tindakan siklus I
ketuntasan belajar meningkat menjadi 40%, siswa yang belum tuntas atau
mendapat nilai di bawah KKM ( nilai < 65) sebanyak 12 siswa (60 %). Siswa
yang sudah tuntas KKM ( Mendapat nilai ≥ 65) sebanyak 8 siswa (40 %).
Setelah dilakukan tindakan siklus II ketuntasan belajar siswa msebesar 90%,
siswa yang belum tuntas atau mendapat nilai di bawah KKM ( nilai < 65)
sebanyak 18 siswa (90 %). Siswa yang sudah tuntas KKM ( Mendapat nilai ≥
65) sebanyak 2 siswa (10 %). Lebih jelas tentang peningkatan ketuntasan
belajar siswa disajikan dalam diagram berikut.
Gambar 5
Diagram Batang Ketuntasan Siswa dalam Belajar Pratindakan, Pasca Siklus
I dan Pasca Siklus II
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Pra Tindakan Pasca Silus I Pasca Siklus II
6 8 1814 12 2
Ju
mla
h S
isw
a
Tuntas
Belum Tuntas
Page 134
119
Dari tabel di atas dapat dapat dilihat bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas V SDN
Bronggang, Cangkringan.
3) Observasi Tindakan Siklus II
a) Pertemuan pertama siklusi II
(1) Observasi terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran IPS di kelas V SDN
Bronggang dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT
Dalam pelaksanaan tindakan pertemuan pertama siklus II aktivitas
guru diamati oleh rekan sejawat di sekolah dasar. Pengamatan dilakukan
dengan berpedoman pada lembar aktivitas guru yang telah disediakan.
Aktivitas guru pada pertemuan kedua diawali dengan membuka
pembelajaran. Guru dengan segera mengkondisikan siswa, memberikan
permainan sederhana dengan tepukan tangan sehingga siswa lebih termotivasi
dan susana lebih kondusif.
Dalam presentasi kelas guru menyampaikan gambaran materi secara
garis besar menggunakan slide power point. Guru lebih aktif merangsang
siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan. Guru tidak sebagai tokoh
sentral dalam pembelajaran namun, siswa aktif bertanya dan merangsang
keingintahuannya. Dalam pelaksanaan belajar kelompok mobilitas guru lebih
meningkat. Guru aktif mendekati kelompok dan memberikan bimbingan dan
memastikan bahwa siswa dapat bekerjasaman dengan baik di dalam
Page 135
120
kelompok. Dalam pembahasan hasil diskusi kelompok guru juga
membimbing siswa menemukan jawaban dalam LKS.
Pembagian dan pengelolaan waktu juga dilakukan guru dengan lebih
tegas. Setiap kegiatan dapat berlangsung tepat waktu. Dalam pelaksanaan
games guru sudah menyediakan berbagai perangkat yang dibutuhkan dengan
menambah perangkat soal. Menerapkan dan memberlakukan peraturan dalam
games dengan tegas. Penskoran dilakukan dengan transparan dan
keterbukaan, semua siswa dapat melihat dan mengawasi pemberian dan
penghitungan skor perolehan. Dalam pemberian soal latihan guru mengawasi
dan mengedepankan kejujuran setiap siswa, pengalokasian waktu untuk
pengerjaan soal latihan juga dilaksanakan secara tepat waktu. Pemberian
penghargaan secara verbal ataupun non verbal namun intensitasnya lebih
sering dibandingkan dengan pada Siklus 1.
Dalam pelaksanaan tindakan pertemuan kedua siklus II aktivitas guru
telah sepenuhnya menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Setiap
tahap dilakukan sesuai dengan langkah yang direncanakan dalam RPP. Guru
lebih mantap dalam mengkondisikan siswa selama berlangsungnya
pembelajaran. Presentasi kelas dilakukan guru dengan memberikan gambaran
materi secara garis besar. Dalam tahap ini pula interaksi antara guru tercipta
karena guru aktif memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk mengaktifkan
siswa. Mobilitas guru cukup baik saat pelaksanaan belajar kelompok. Guru
aktif memotivasi siswa dan menciptakan suasana yang kompetitif. Guru aktif
mendekati dan memberikan bimbingan kepada setiap kelompok. Penerapan
Page 136
121
aturan dan penskoran dalam permainan dilakukan dengan tegas. Pengelolaan
waktu berjalan dengan tepat sehingga pembelajaran dapat berakhir sesuai
dengan waktu yang dialokasikan. Pemberian penghargaan secara verbal
ataupun non verbal dilakukan dengan merata. Dari hasil observasi dengan
menggunakan pedoman observasi aktivitas guru diperoleh data sebagai
berikut.
Tabel 16
Hasil Observasi Aktivitas Guru Pertemuan Pertama dan Kedua Siklus II
No Aspek yang diamati Skor
Presentasi P1 P2
1. Guru Memberikan penjelasan materi secara garis
besar
4 4
2. Guru memberikan penjelasan tentang TGT 4 4
Belajar Kelompok
3. Guru membagi kelompok sesuai aturan dalam TGT 4 4
4. Guru membimbing siswa dalam belajar kelompok 4 4
5. Guru membahas hasil diskusi yang dilakukan 4 4
Games
6. Guru menjelaskan aturan dalam pelaksanaan games 4 4
7. Guru membimbing dalam melaksanakan games 4 4
Turnamen
8. Guru memberikan penjelsaan tentang aturan dalam
turnamen dan pengawasan.
4 4
9. Guru membahas pelaksanaan turnamen 4 4
Penghargaan
10. Guru Memeberikan penghargaan 4 4
Jumlah Skor 40 40
Persentse 100 % 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa aktivitas guru pada pertemuan
pertama sebesar 100 %, berada pada kategori sangat baik.
(2) Observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS di kelas V SDN
Bronggang dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT
Page 137
122
Observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran, siswa yang
diamati berjumlah 20 orang. Pengematan dilakukan dari awal hingga akhir
kegiatan pembelajarn. Pengamatan didasarkan pada lembar pengamatan
aktivitas siswa yang telah disiapkan. Hasil pengamatan terhadap aktivitas
siswa adalah sebagai berikut.
Tabel 17
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan pertama dan Kedua Siklus II
Pertem
uan
1
Kriteria Kategori Aspek Pengamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Baik Sekali 85 % - 100 %
Baik 70 % - 84 % 77.5 73.8 82.5 80.0 80.0 77.5
Cukup 55 % - 69 % 61.3 61.3 57.5
Kurang 46 % - 54 % 47.5
Sangat Kurang 0 % - 45 %
Pertem
uan
2
Baik Sekali 85 % - 100 % 85.0 86.3
Baik 70 % - 84 % 76.3 80.0 75.0 77.5 83.8 81.3
Cukup 55 % - 69 % 57.5 67.5 Kurang 46 % - 54 % Sangat Kurang 0 % - 45 %
Keterangan Aspek :
1. Perhatian/respon dalam presentasi
2. Ketrampilan tanya jawab dalam presentasi
3. Kesesuaian Kelompok
4. Keaktifan dalam diskusi kelompok
5. Penyampaian hasil kerja kelompok
6. Persiapan dalam pelaksanaan games
7. Pelaksanaan games
8. Kesesuaian dengan aturan turnamen
9. Penggunaan waktu dan refleksi kegiatan
10. Keaktifan meraih penghargaaan
Dari tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa jika dilihat dari setiap
aspek pengamatan yaitu dari aspek 1 diperoleh persentase sebesar 68,8% atau
dalam kategori cukup. Siswa cukup baik dalam memperhatikan presentasi
guru dan merespon presentasi kelas yang dilakukan guru. Aspek 2 sebesar
47,5% (kurang) siswa masih kurang berani dalam menjawab pertanyaan yang
Page 138
123
dilontarkan guru. Terdapat 6 orang yang masih terlihat pasif dalam
pembelajaran. Aspek 3 sebesar 77,5% (baik) siswa cukup baik melakukan
persiapan dalam kelompok, segera menempatkan diri dalam kelompok, dan
segera memperhatikan penjelasan guru. Aspek 4 sebesar 61.3% (cukup) siswa
terlihat cukup aktif dan kompak dalam bediskusi mengisi LKS, siswa saling
bekerjasama dengan teman sekelompok. Aspek 5 sebesar 57,5 (kurang) Siswa
sudah berani mengajukan diri menyampaikan hasil pekerjaan namun masih
banyak siswa yang kurang berani memberikan tanggapan atau menyampaikan
gagasannya.
Aspek 6 sebesar 73,8% (baik), siswa cukup baik dalam melakukan
games,segera menempatkan diri dalam games. Siswa tidak lagi saling
melempar tanggung jawab. Aspek 7 sebesar 82,5% (baik) siswa cukup
antusias dalam melaksanakan games, siswa cukup memperhatikan aturan
dalam games dan tidak asal menjawab. Terlihat siswa cukup kompetitif
dalam melakukan games siswa terlihat sangat gembira melakukan games.
Aspek 8 sebesar 80% (baik), siswa melakukan turnamen dengan cukup baik,
cukup antusias dan kompetitif melakuan turnamen. Aspek 9 sebesar 80%
(cukup) siswa cukup baik, siswa memberikan pendapatnya satelah turnamen
berakhir, mereka melakukan refleksi dengan baik. Aspek 10 sebesar 77,5%
(baik), siswa cukup kompetitif dalam meraih penghargaan, setiap individu
termotivasi meraih penghargaan dan membawa tim nya meraih nilai tertinggi.
Dari keseluruhan aspek dalam lembar observasi siswa cukup antusias
mengikuti pembelajaran. Menyimak penjelasan guru dalam presentasi kelas.
Page 139
124
Siwa juga sudah dapat bekerjasama dalam kelompok dengan baik,
menenyakan sesuatu yang belum diketahui kepada guru ataupun dengan
siswa yang lebih pandai dalam kelompok. Dalam pelaksanaan games
tanggung jawab siswa juga sudah terlihat baik, tidak asal dalam menjawab
dan cukup kompetitif. Siswa mengerjakan soal latihan dengan penuh
tanggung jawab. Siswa mengerjakan soal latihan sesuai dengan waktu yang
diberikan.
Dari tabel di atas dapat dideskripsikan juga bahwa dalam pertemuan
kedua seluruh aspek mengalami peningkatan. Aspek 1 diperoleh persentase
sebesar 76,3% (baik). Dalam aspek ini siswa cukup tenang dalam
memperhatikan presentasi guru, merespon pertanyaan-pertanyaan dalam
presentasi kelas yang dilakukan guru sehingga terjadi komunikasi dua arah,
siswa juga berani menyampaikan pertanyaan saat mereka belum tahu. Aspek
2 sebesar 57,5% (cukup) siswa masih sudah berani merespon pertanyaaan
guru, memberikan respon balik saat guru bertanya. Aspek 3 sebesar 80%
(baik) siswa segera menempatkan diri dalam kelompok ketika fase belajar
kelompok dimulai, mereka juga dengan cermat memperhatikan penjelasa
guru tentang tugas dalam LKS. Aspek 4 sebesar 75% (baik) siswa dapat
bekerjasama dengan baik dalam kelompok, siswa saling membantu saat
teman dalam satu kelompok mengalami kesulitan, mereka bekerjasama dalam
satu tim dengan cukup kompak. Aspek 5 sebesar 67,5 (cukup), siswa segera
mengajukan diri menyampaikan hasil diskusi kelompok, beberapa siswa juga
berani mengajukan pendapat yang berbeda. Beberapa siswa juga sudah berani
Page 140
125
memberikan tanggapan dan masukan untuk kelompok yang membacakan
hasil pekerjaannya.
Aspek 6 sebesar 77,5% (baik), siswa segera menempatkan diri dalam
games, mereka telah menyiapkan wakil sebelum dimulainya pembelajaran.
Siswa memperhatikan telah menyiapkan strategi untuk kekompakan tim.
Aspek 7 sebesar 83,8% (baik) siswa sangat antusias dalam melaksanakan
games, siswa sangat memperhatikan aturan dalam games dan berhati-hati
dalam mejawab. Terlihat siswa cukup kompetitif dalam melakukan games
siswa terlihat sangat gembira melakukan games. Aspek 8 sebesar 81,3%
(baik), siswa melakukan turnamen dengan baik, cukup kompetitif melakuan
turnamen dan saling mengawasi dalam melakukan turnamen. Siswa juga
sangat tenang dalam mengerjakan soal turnamen. Aspek 9 sebesar 85%
(sangat baik) siswa sangat baik dalam memberikan pendapatnya satelah
turnamen berakhir, mereka melakukan refleksi dengan sangat baik. Aspek 10
sebesar 86,3% (sangat baik), siswa sangat kompetitif dalam meraih
penghargaan, setiap individu termotivasi meraih penghargaan sebagai tim
terbaik.
Dalam pertemuan kedua dari keseluruhan aspek cenderung meningkat
dibandingkan pada pertemuan pertama siklus II. Dalam pertemuan kedua
siklus II siswa sudah dapat megikuti pembelajaran dengan model kooperatif
tipe TGT dengan baik. Siswa melaksanakan setiap tahapan pembelajaran
dengan antusias dan bersemangat. Kerjasama dalam kelompok lebih kompak,
siswa yang memiliki prestasi akademik tinggi mampu membimbing dan
Page 141
126
mendorong temannya dalam mempelajari materi. Games dalam pembelajaran
berjalan dengan kompetitif dan penuh tanggung jawab. Turnamen
dilaksanakan tepat waktu. Gamabaran terperinci berkaitan dengan aktivitas
per siswa diuraikan dalam tabel beikut.
4) Refleksi Tindakan Siklus II
Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II, menganalisis hasil tindakan
disiklus II, maka peneliti bersama rekan sejawat melakukan refleksi siklus II
dengan hasil sebagai berikut:
a) Siswa mampu berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Kerja kelompok
berjalan dengan optimal. Siswa yang memiliki prestasi akademik tinggi dan
siswa memiliki prestasi akademik rendah dapat bekerjasama dan saling
membantu dengan baik.
b) Prestasi belajar IPS siswa kelas V SDN Bronggang lebih meningkat, hal ini
dapat dilihat dari hasil post test siklus II yang menunjukkan peningkatan dari
siklus sebelumnya.
Berdasarkan data yang telah diperoleh peneliti baik data berupa nilai maupun
data hasil observasi siswa hasilnya telah memenuhi indikator keberhasilan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian ini cukup
dilaksanakan sampai siklus II dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus
berikutnya.
Page 142
127
B. Pembahasan
Penelitian yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Bronggang,
Cangkringan bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas
V. Dalam penelitian dipilih model pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT agar dapat meningkatkan presetasi belajar siswa.
Penelitian dilakukan mulai dari pratindakan, tindakan siklus I, dan tindakan
siklus II. Dari penelitian dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan prestasi
belajar IPS siswa kelas V SDN Bronggang.
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
prestasi belajar IPS siswa kelas V SDN Bronggang sebelum dilakukannya
tindakan sampai setelah dilakukannya tindakan. Rata-rata prestasi belajar
IPS siswa kelas V SDN Bronggang sebelum dilakukannya tindakan
sebesar 57,40. Ketuntasan belajar siswa sebelum diberikanya tindakan
sebesar 30%, dari 20 siswa baru sebanyak 6 siswa (30%) yang sudah
mencapai batas ketuntasan, selebihnya sebanyak 14 siswa (70%) belum
mencapai ketuntasan.
Setelah dilakukannya tindakan pada siklus I rata-rata prestasi
belajar IPS siswa kelas V SDN Bronggang meningkat. Nilai rata-rata
prestasi belajar IPS siswa sebelum pratindakan sebesar 57,40 meningkat
menjadi 63,90. Nilai tersebut mengalami peningkatan 6,5 dari rata-rata
sebelum tindakan. Ketuntasan belajar IPS siswa juga mengalami
Page 143
128
peningkatan. Ketuntasan belajar pratindakan dari 20 siswa, 6 siswa (30%)
mencapai tentuntasan, dan 14 siswa (70%) belum mencapai ketuntasan.
Persentase ketuntasan siswa setelah tindakan silus I meningkat menjadi
40%. Dari 20 siswa, sebanyak 9 siswa (40%) dapat mencapai ketuntasan.
Siswa yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 11 siswa (60%).
Meskipun terdapat peningkatan setelah dilakukannya tindakan siklus I
namun penelitian tetap dilanjutkan ke siklus II. Hal ini dikarenakan
kriteria keberhasilan penelitian belum tercapai yakni ketuntasan belajar
yang dicapai 75 % siswa kelas V SDN Bronggang Cangkringan.
Pasca tindakan siklus II setelah dilakukannya perbaikan, prestasi
belajar IPS siswa kembali meningkat. Rata-rata prestasi belajar siswa
setelah siklus I sebesar 63,90 setelah tindakan siklus II meningkat
menjadi 78,80. Nilai rata-rata tersebut naik sebesar 14,9. Ketuntasan
belajar siswa juga mengalami peningkatan. Keteuntasan belajar siswa
setelah tindakan siklus I sebesar 40%, dari 20 siswa 9 siswa (40%) dapat
mencapai ketuntasan, dan 11 siswa (60%) belum mencapai ketuntasan.
Setelah tindakan siklus II naik menjadi 90%. Ketuntasan belajar,
sebanyak 18 siswa (90%) dapat mencapai batas ketuntasan, dan sebanyak
2 siswa (10%) belum mencapai batas ketuntasan. Peningkatan persentase
ketuntasan dari siklus I adalah sebesar 50%. Dikarenakan kriteria
keberhasilan penelitian telah tercapai, maka tindakan dihentikan sampai
siklus II.
Page 144
129
Dari hasil evaluasi dan telaah yang dilakukan, sebanyak 2 siswa
belum dapat mencapai ketuntasan dalam belajar IPS, yakni belum
mendapatkan nilai ≥ 65. Banyak hal yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa. Setiap individu memiliki keunikan masing-masing,
sehingga dalam proses belajar juga terdapat keunikan. Ada murid yang
cepat dalam belajar dan ada pula yang lambat (Abu Ahmadi dan Widodo
Supriyono, 1991: 139).
Bagi siswa yang masih belum tuntas dan lambat dalam belajar
diperlukan waktu belajar yang lebih lama serta bimbingan yang lebih
banyak daripada siswa yang cepat dalam belajar. Oleh karena itu guru
memberikan bantuan kepada siswa yang belum mencapai ketuntasan
dalam belajar IPS dengan memberikan bimbingan belajar yang lebih
banyak yaitu setelah jam pelajaran di sekolah usai.
Meskipun hasil penelitian ini dapat membuktikan bahwa dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa, namun ada siswa yang nilainya tidak naik atau
malah turun. Hal ini disebabkan oleh kondisi siswa, baik itu secara fisik
dan psikologis pada saat pembelajaran berlangsung. Kurangnya minat dan
motivasi serta kondisi fisik siswa yang kurang baik siswa pada saat
pembelajaran dapat mengakibatkan kurangnya konsentrasi siswa. Hal ini
akan berakibat pada prestasi belajar siswa, yakni menurunnya nilai yang
diperoleh siswa.
Page 145
130
2. Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan keaktifan
siswa kelas V SDN Bronggang.
Dari observasi yang dilakukan pada siklus I dilihat bahwa siswa
belum dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Hai ini ditunjukkan
dengan adanya siswa yang masih pasif saat kegiatan presentasi kelas oleh
guru, siswa belum dapat bekerjasama dengan baik dalam kelompok.
Siswa cenderung pasif bahkan ada yang mengantuk. Tanggung jawab
siswa dalam pelaksanaan games juga belum terlihat. Banyak siswa yang
asal menjawab. Dalam pelaksanaan turnamen siswa kurang
memperhatikan alokasi waktu yang diberikan akibatnya pembelajaran
memakan waktu yang lebih panjang. Hal ini diperkuat dari hasil observasi
aktivitas siswa pertemuan pertama siklus I, 2 aspek dalam kategori
kurang, dan 8 aspek dalam kategori cukup. dan pertemuan kedua siklus I
meningkat 2 aspek berada dalam kategori kurang, 5 aspek dalam kategori
cukup dan 3 aspek berada dalam kategori baik.
Setelah dilakukannya tindakan siklus II keaktifan siswa mengalami
peningkatan. Sejak awal pembelajaran dan masuk fase presentasi kelas
siswa sudah mulai aktif. Pada siklus II presentasi kelas dibantu dengan
media audio visual berupa slide power point, berbeda pada pertemuan
siklus I guru menggunakan media gambar, sehingga siswa berbondong-
bondong untuk maju melihat gambar, hal ini yang membuat kondisi kelas
kurang kondusif. Dengan digunakannya media slide power point siswa
dapat melihat dengan jelas walauppun dari tempat duduknya, dilengkapi
Page 146
131
dengan animasi dan tampilan gambar menarik mereka lebih termotivasi
dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.
Pada pertemuan pertama siklus II siswa sudah mulai menunjukkan
keaktifan. Dengan pembagian kelompok yang diberikan beberapa hari
sebelum pelaksanaan pembelajaran, siswa segera melakukan tugas dan
bekerjasama dalam kelompok, siswa telah menyiapkan strategi untuk
kelompoknya. Siswa sudah mulai berani bertanya dan mengemukakan
pendapatnya berbeda dengan pelaksanaan tindakan pada siklus I dimana
guru membagi kelompok pada saat pelaksanaan pembelajaran, akibatnya
siswa tidak segera menempatkan diri dalam kelompok, dan kelompok
kurang dapat bekerjasama dengan baik.
Pada pertemuan kedua keaktifan siswa semakin meningkat. Dengan
pembagian kelompok yang lebih heterogen siswa dapat bekerjasama
dengan lebih baik. Heterogren yang dimaksud adalah pembagian
kelompok lebih merata dengan berpedoman pada pemerataan kemampuan
akademik dan jenis kelamin. Kerjasama antar siswa semakin kompak
dalam kelompok. Siswa yang memiliki prestasi akademik tinggi dapat
bekerjasama dan membimbing siswa yang memiliki prestasi akademik
lebih rendah sehingga siswa siswa yang memiliki prestasi akademik
kurang dapat lebih menguasai materi. Hal ini sesuai dengan pendapat Paul
Suparno (2001: 63) bahwa usaha untuk menjelaskan sesuatu kepada rekan
justru akan membantu untuk melihat sesuatu lebih jelas.
Page 147
132
Antar kelompok saling berkompetisi dan tanggung jawab siswa
saat pelaksanaan games sangat terlihat jelas. Hal ini dikarenakan adanya
penambahan aturan dalam games, pada siklus I siswa hanya asal
menjawab dan kurang memperhatikan aturan dalam games, setelah
ditambah satu aturan pada siklus II dimana setiap jawaban yang salah
akan dikenai konsekuensi pengurangan skor sebanyak 5, maka pada siklus
II siswa terlihat lebih hati-hati dalam menjawab. Mereka juga lebih
bertanggungjawab pada jawaban dan perolehan skor kelomok dan
ketaatan pada aturan permainan yang sudah disepakati. Hasil observasi
didapatkan tingkat aktivitas siswa pertemuan pertama siklus II, 1 aspek
berada dalam kategori kurang, 3 aspek berada dalam kategori cukup, dan
6 aspek berada dalam kategori baik. Hal ini semakin meningkat pada
pertemuan kedua siklus II, yaitu 2 aspek berada dalam kategori cukup, 6
aspek berada dalam kategori baik, dan 2 aspek berada dalam kategori baik
sekali. Dalam siklus II guru juga lebih memberikan motivasi kepada
siswa, berbeda dengan siklus I dimana pada siklus I guru masih kurang
dan jarang dalam memberikan motivasi kepada siswa.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tahap pratindakan sampai
dengan pasca tindakan siklus II, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe TGT memberikan dampak positif, karena
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan
keaktifan belajar siswa kelas V SDN Bronggang, Cangkringan. Langkah-
Page 148
133
langkah yang harus diperhatikan sehingga pembelajaran kooperatif tipe
TGT dapat meningkatkan keaktifan siswa antara lain :
1. Pengunaan media slide power point agar mempermudah siswa
memahami konsep IPS dan menarik perhatian siswa.
2. Pembagian kelompok dilakukan beberapa hari sebelum pelaksanaan
pembelajaran.
3. Pembagian kelompok dilakukan secara heterogen, artinya dengan
pembagian yang merata berdasarkan tingkat kemampuan akademik
dan jenis kelamin.
4. Penambahan aturan games, adanya pengurangan nilai jika siswa salah
dalam menjawab. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih bertanggung
jawab dalam pelaksanaan games.
5. Pemberian motivasi secara intensif dan merata kepada siswa
Page 149
134
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana tercantum
dalam Bab IV penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa Penggunaan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments)
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN Bronggang,
Cangkringan khususnya dalam materi tokoh pada masa Hindu, Budha dan
Islam di Indonesia. Peningkatan prestasi belajar siswa kelas V SDN
Bronggang dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata siswa dalam mata
pelajaran IPS materi peningalan tokoh pada masa Hindu, Budha dan Islam
yakni sebelum tindakan rata-rata siswa adalah 57,40 dengan ketntasan belajar
sebesar 30%, setelah dilakukannya tindakan siklus I meningkat menjadi 63,90
dengan ketuntasan belajar sebesar 40%, dan setelah dilakukannya tindakan
siklus II meningkat lagi menjadi 78,80 dengan ketuntasan belajar sebesar
90%.
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk
meningkatkan prestasi belajar IPS dapat dilakukan dengan menggunakan
media audio visual dengan menggunakan slide power point, sehingga siswa
lebih jelas dan tertarik dalam presentasi kelas. Usaha lain yang dilakukan
yaitu pembagian kelompok yang lebih merata dan diberikan beberapa hari
sebelum pelaksanaan pembelajaran. Pembagian kelompok tidak hanya dari
tingkat kemampuan akademik saja namun juga memperhatikan aspek jenis
Page 150
135
kelamin. Hal lain yang dilakukan dengan menambah aturan pada fase
permainan atau games yakni pengurangan skor jika tim menjawab salah. Hal
ini cukup efektif untuk menuntut tanggung jawab siswa dalam pelaksanaan
games. Pemberian motivasi juga sangat berperan dalam meningkatkan
prestasi belajar ssiwa di kelas. Dari uraian di atas dirasa cukup
menggembirakan bagi peneliti dan rekan sejawat dikarenakan indikator
keberhasilan dan tujuan dalam penelitian telah tercapai.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti mengajukan beberapa saran
bagi sekolah, guru dan pemerintah sebagai berikut.
1. Bagi Sekolah
Hendaknya sekolah memberikan fasilitas berupa buku-buku yang
berkaitan dengan model-model pembelajaran inovatif dan kreatif, salah
satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Variasi
penggunaan model sangat diperlukan guna menciptakan pembelajaran
yang berkualitas. Pembelajaran berkualitas akan meningkatkan
pemahaman dan prestasi siswa.
2. Bagi Guru
Guru hendaknya aktif menggali dan terus belajar. Jangan malu untuk
berubah dan memperbarui ilmu. Guru hendaknya proaktif dalam
menggali dan meramu variasi-variasi dalam belajar. Menelaah
pembelajaran yang sudah dilakukan dan melakukan perbaikan.
Page 151
136
Pembelajaran kooperatif tipe TGT mungkin dapat menjadi salah satu
alternatif pemecahan untuk melakukan perbaikan pembelajaran IPS di
kelas V.
3. Bagi Pemerintah
Khusunya bagi para pengambil kebijakan dan perancang kurikulum,
penggunaan model pembelajaran yang variatif seperti model
pembelajaran kooperatif tipe TGT agar terus dikembangkan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Page 152
137
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta
Agus Suprijono. 2009. Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Alim,Sumarno.(…).PembelajaranIndividual.
http://elerning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/pembelajaran-individual.
Diakses September 2012
Anas Sudjono. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada
Anita Lie. 2002. Cooperatif Learning: Mempraktikan Cooperatif Learning di
Ruang-ruang Kelas. Jakarta : Grasindo
Asrori Ardiansyah. http://www. makalah-pendidikan-pentingnya TGT. html
diakses pada 5 Januari 2012.
Baharudin. 2009. Pendidikan dan Psikologi perkembangan. Yogyakarta: Ar-ruzz
Media.
Burhanudin. 2007. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: PrismaPress
M. Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Etin Solihatin dan Raharjo. 2009. Cooperative Learning: Analisis model
Pembelajaran IPS. Jakarta: bumi Aksara.
Fakih Samlawi dan Benyamin Maftuh. 1998. Konsep Dasar IPS. Jakarta :
Depdiknas
Hasibuan Mujiono. 2002 Proses Belajar Mengajar.Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Hasan Said Hamid. 1996. Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta : Depdikbud
Hidayati dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta : Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Page 153
138
Ichlas Hamid A. dan tuti Istianti I. 2006. Pengembangan Pendidikan Nilai dalam
Pembelajaran Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Ibrahim dan Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif . Surabaya: UNESA
Johnson, D.W. & Johnson, F.P. 1987. Joining together. New Jersey : Prentice-Hall
Inc
Kardi Suparman dan Muhammad Nur. 2000. Pembelajaran Langsung. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya university Press
Kasihani Kasbolah. 1998. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Depdikbud.
Maryatun. 2010. Peningkatan Prestasi Belajar IPS materi Sejarah melalui
Implementasi metode Mind maping pada Siswa Kelas VIII SMP N
Kampung Laut Cilacap Tahun Ajaran 2008/2009. Yogyakarta: Skripsi
FISE UNY.Tidak dipublikasikan.
Muhammad Noman Sumantri. 2001. Menggagas pembaharuan Pendidikan IPS.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muhibbin Syah. 2003. Psikologi Pendidikan: Suatu Pendidikan Baru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Mustaqqim Ibrahim. 2001. Psikologi Pendidikan. Semarang: Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo.
Ngalim Purwanto. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Novi Anggraini. 2010. UpayaMeningkatkan Prestasi Belajar IPS Pada Siswa
Kelas IISDN Kedunglo Purworejo Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe
TGT. Skripsi. FIP UNY Tidak diterbitkan
Nurhayati Abbas. 2000. http://www.depdiknas.go.id/jurnal/S1/040429%20-ed-
20%-nurhayati. Diakses Agustus 2012
Nursid Sumaadmadja. 1980. Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS). Bandung : Alumni
Oemar Hamalik. 2001. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan
CBSA. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Permendiknas. 2007. Standar Proses. Jakarta : Kemendiknas
Page 154
139
Rahman. 2008. Makalah Peningkatan Profesionalisme Pustakawan Dalam
Rangka Optimalisasi Pemberdayaan Perpustakaan untuk Mewujudkan
Jawa Barat Cerdas. Bandung: Badan Perpustakaan Daerah Bandung
Rochiati Wiriaatmadja. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk
Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Santrock. 2008. Psikologi Pendidikan: Edisi Kedua. Jakarta: Kencana.
Slavin, Robert E. 1984. Cooperatif Learning: Theori, Reasearch and Practise.
Boston: Allyn and Bacon
--------. 2008. Cooperatif Learning Teori, Risetdan Praktek.Bandung : Nusa
Penida
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
------------. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Erlangga
------------. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik: Edisi
Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sumadi Suryobroto. 1984. Psikologi Perkembangan: Edisi IV. Yogyakarta : Rake
Press
Supriya. 2009. Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran. 2009. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Suratinah Tirtonegoro. 1984. Anak Super Normal dan Program Pendidikannya.
Jakarta : Bina Aksara
Syaiful Sagala. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Tim Pusdi Dikdasmen Lemlit UNY. (2008). Penelitian Tindakan Kelas.
Yogyakarta: UNY.
Toeti Sukamto. 1995. Teori Belajar dan Model Model Pembelajaran. Jakarta :
Pusat Antar Universitas Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Page 155
140
Trianto. 2010. Model Pembelejaran Terpadu: Konsep Strategi dan
Implementasinya dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Bumi Aksara
Usman Samatowa. 2006. Bagaimana Membelajarkan Sains di Sekolah Dasar.
Jakarta : Depdiknas
Wahab Abdul Azis. 2008. Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung: Alfa
Beta
Wina Sanjaya. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarat: Kencana Prenada Media
Group
Zainal Aqib. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama WIDYA
Page 156
141
Lampiran 1. Kisi-kisi Soal Evaluasi Akhir Siklus I
Standar Kompetensi : Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang
berskala nasional pada masa Hindu, Budha dan Islam,
keragaman kenampakan alam dan suku bangsa, serta
kegiatan ekonomi di Indonesia
Kompetensi Dasar : Menceritakan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu-budha
dan Islam di Indonesia
Indikator
Aspek Kognitif
Jumlah Soal
C1 C2 C3
1.1.1. Menyebutkan tokoh-tokoh
pada masa Hindu-Budha.
1, 3, 4, 5, 8
11, 18, 24
22, 23 10
1.1.2. Memberikan contoh
peninggalan tokoh pada masa
Hindu-Budha.
7, 9, 14
10, 12, 13,
15, 21
8
1.1.3. Menjelaskan peran tokoh pada
masa Hindu-Budha 2, 20 6, 16, 19 5
1.1.4. Menunjukkan sikap yang dapat
diteladani dari tokoh pada masa
Hindu-Budha.
17, 25
2
Jumlah 25
Keterangan : C1 : Pengetahuan, C2 : Pemahaman, C3 : Penerapan
Page 157
142
Lampiran 2. Kisi-Kisi Soal Evaluasi Akhir Siklus 1I
Standar Kompetensi : Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah
yang berskala nasional pada massa Hindu-Budha dan
Islam, keragaman keragaman kenampakan alam dan
suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia.
Kompetensi Dasar : Mengenal peninggalan sejarah yang berskala nasional
dari massa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia.
Kisi-Kisi Tes Akhir Siklus 1I
Indikator Aspek Kognitif Jumlah
Soal C1 C2 C3
1.1.5. Menyebutkan tokoh-
tokoh pada masa
kerajaan Islam di
Indonesia.
1,2,6,10
13,
3,11,14,
15 9
1.1.6. Menyebutkan tokoh
wali sanga dalam
penyebaran Islam di
Indonesia
7,16,17,18 4,20,24 7
1.1.7. Menjelaskan peran
raja-raja pada masa
kerajaan Islam.
5,8,12 9 4
1.1.8. Menjelaskan peran
wali sanga dalam
penyeberan di
Indonesia
19,22,23
25 21 5
Jumlah
25
Keterangan : C1 : Pengetahuan, C2 : Pemahaman, C3 : Penerapan
Page 158
143
Lampiran 3. Lembar Observasi Aktivitas Guru
Siklus / pertemuan :
Hari / tanggal :
No Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4
Presentasi
1. Guru Memberikan penjelasan materi secara garis
besar
2. Guru memberikan penjelasan tentang TGT
Belajar Kelompok
3. Guru membagi kelompok sesuai aturan dalam
TGT
4. Guru membimbing siswa dalam belajar kelompok
5. Guru membahas hasil diskusi yang dilakukan
Games
6. Guru menjelaskan aturan dalam pelaksanaan game
7. Guru membimbing dalam melaksanakan games
Turnamen
8. Guru memberikan penjelsaan tentang aturan
dalam turnamen dan pengawasan.
9. Guru membahas pelaksanaan turnamen
Penghargaan
10. Guru Memeberikan penghargaan
Keterangan :
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = sangat baik
Observer
....................................
Page 159
144
Keterangan rubrik penskoran untuk aktivitas guru
Presentasi
Memberikan Penjelasan dalam presentasi
4 = Guru memberikan penjelasan materi dengan jelas secara garis besar
3 = Guru menjelaskan namun secara garis besar dengan kurang jelas
2 = Guru menjelaskan materi dengan sangat singkat dan kurang jelas
1 = Guru tidak memberikan penjelasan dalam presentasi
Penjelasan tentang TGT
4 = Guru memberikan penjelasan tentang TGT dengan jelas dan memberikan kesempatan
siswa untuk bertanya
3 = Guru menjelaskan tentang TGT tanpa memberikan kesempatan bertanya siswa
2 = Guru menjelaskan TGT dengan sangat singkat dan kurang jelas
1 = Guru tidak memberikan penjelasan tentang TGT.
Belajar Kelompok
Pembagian kelompok
4 = Guru membagi kelompok secara heterogen dan nama anggota kelompok dan segera
mengkondisikan kelompok.
3 = Guru membagi kelompok secara heterogen dan tidak segera mengkondisikan kelompok.
2 = Guru membagi kelompok tanpa memperhatikan keheterogenan kelompok
1 = Guru tidak membagi siswa namun siswa yang membagi kelompok sendiri
Pembimbingan dalam belajar kelompok
4 = Guru membimbing kelompok secara merata, memberikan penjelasan tentang LKS dan
membagi perhatian.
3 = Guru membimbing kelompok secara namun kurang memberikan penjelasan dalam LKS.
2 = Guru membimbing kelompok dengan tidak merata dan banyak memberikan kebebasan
1 = Guru tidak membimbing siswa dalam belajar kelompok
Pembagian kelompok
4 = Guru membahasa hasil kerja kelompok dan memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya hal yang belum diketahui dan berpendapat.
3 = Guru membahas hasil kerja kelompok namun kurang memberi kesempatan bertanya dan
berpendapat.
2 = Guru membahas hasil kerja kelompok namun hanya sangat cepat dan tidak memberi
kesempatan siswa bertanya
1 = Guru tidak membahas hasil kerja kelompok dan tidak memberikan kesempatan bertanya
serta berpendapat
Games / Permainan
Penjelasan Aturan Game
4 = Guru memberikan penjelasan secara jelas dan disertai dengan percobaan dalam
melakukan game, siswa diberikan kesempatan menanyakan hal yang belum diketaui.
3 = Guru memberi penjelasan secara cepat dan serta diberikan percobaan melakukan game.
2 = Guru memberik penjelasan singkat tanpa disertai percobaan.
1 = Guru sebelumnya tidak memberikan penjelasa aturan permainan.
Page 160
145
Pelaskanaan Permainan
4 = Guru membimbing, mengawasi siswa dalam melakukan game, memberikan semangat
dan motivasi dalam melakukan game.
3 = Guru membimbing dan mengawasi dalam melakukan game.
2 = Guru membimbing dalam game namun pengawasan jalannya game kurang.
1 = Guru kurang mendampingi dan tidak melakukan pengawasa denga baik.
Turnamen
Penjelasan dan Pelaksanaan Aturan Game
4 = Guru menjelaskan aturan dalam pelaksanaan turnamen, mengawasi pelaksanaan turnamen
dan melaksanakan turnamen sesuai aturan.
3 = Guru memberikan penjelasan singkat, mengawasi pelaksanaan turnamen dan ada
beberapa aturan yang tidak dilaksanakan.
2 = Guru kurang menjelaskan sturan turnamen, kurang mengawasi pelaksanaan dan kurang
mengindahkan aturan.
1 = Guru tidak memberikan penjelasan, kurang mengawasi pelaksanaan dan tidak
menerapkan aturan.
Pembahasan dan penyampaian hasil turnamen
4 = Guru memberikan pembahasan tentang turnamen yang dilaksanakan, memberikan
kesempatan siswa menyampaikan pendapat, motivasi untuk berkompetisi.
3 = Guru melakukan pembahasan singkat dan tidak memberikan kesempatan siswa untuk
berpendapat, memotivasi siswa
2 = Guru memberikan pembahasan yang sangat terbatas dan tidak memotivasi siswa.
1 = Guru tidak memberikan pembahasan, tidak memotivasi siswa.
Penghargaan
Pemberian Penghargaan
4 = Guru memberikan penghargaan sesuai hasil turnamen, memotivasi siswa yang telah
meraih hasil baik maupun yang belum berhasil.
3 = Guru memberikan penghargaan, kurang memotivasi siswa.
2 = Guru memberikan penghargaan ucapan selamat, tidak memberikan motivasi.
1 = Guru tidak memberikan penghargaan dan tidak memotivasi siswa.
Page 161
146
Lampiran 4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Siklus / pertemuan :
Hari / tanggal :
No Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4
Presentasi
1. Siswa memperhatikan/merespon presentasi
2. Siswa melakukan tanya jawab tentang presentasi
yang dilakukan
Belajar Kelompok
3. Siswa bekerja sesuai kelompok
4. Siswa aktif dalam melakukan belajar kelompok
5. Siswa menyampaikan hasil diskusi
Games
6. Siswa melakukan games sesuai aturan
7. Siswa antusias dalam melaksanakan game
Turnamen
8. Siswa melakukan turnamen sesuai aturan
9. Siswa mengarjakaan turnamen tepat waktu
Penghargaan
10. Siswaberusaha meraih penghargaan
Keterangan :
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = sangat baik
Observer
....................................
Page 162
147
Keterangan rubrik penskoran untuk aktivitas siswa
Presentasi
Respon dalam guru memberikan presentasi
4 = Siswa memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat memperhatikan dengan tenang dan
konsentrasi dan merespon presentasi guru
3 = Siswa memperhatikan presentasi dan kurang merespon
2 = Siswa kurang memperhatikan presentasi dan kurang aktif
1 = Siswa tidak memperhatikan dan tidak ada keaktifan siswa
Tanya Jawab presentasi yang dilakukan
4 = Siswa aktif melakukan tanya jawab pada tahap presentasi yang dilakukan.
3 = Siswa kurang aktif dan hanya siswa pandai yang bertanya
2 = Siswa kurang tertarik dan malu dalam bertanya maupun menjawab
1 = Siswa kurang tertarik dan hanya pasif.
Belajar Kelompok
Pembagian kelompok
4 = Siswa segera menempatkan diri sesuai kelompok, dan memperhatikan penjelasan guru.
3 = Siswa gaduh saat pembagian kelompok namun segera bersiap dalam kelompok.
2 = Siswa kurang antusias dalam berkempok dan tidak seera menempatkan diri.
1 = Siswa tidak tertarik berkelompok, kurang bersemangat dan mengerjakan aktivitas lain
Pelaksanaan belajar kelompok
4 = Siswa bekerjasama dalam belajar kelompok dengan antusias, saling membantu
menyelesaikan LKS dan aktif bertanya pada guru.
3 = Siswa bekerjasama dalam belajar kelompok, kerjasama kurang kompak.
2 = Siswa kurang bekerjasama dalam kelompok, beberapa siswa kurang aktif dalam
kelompok
1 = Siswa tidak bekerjasama dalam kelompok dan belajar kelompok tidak dapat berjalan
baik
Penyampaian hasil belajar kelompok
4 = Siswa aktif dalam menyampaikan hasil diskusi kelompok dan kelompok lain aktif
menaggapi.
3 = Siswa aktif menyampaikan hasil belajar kelompok namun kurang aktif berpendapat.
2 = Siswa kurang aktif (takut) menyampaikan hasil belajar kelompok dan kurang berani
berpendapat.
1 = Siswa tidak mau menyampaikan hasil kerja kelompok dan pasif.
Games / Permainan
Penjelasan Aturan Game
4 = Siswa sangat antusias dalam mendengarkan aturan game dan berani untuk mencoba
pelaksanaan game dan segera bersiap melakukan game.
3 = Siswa antusias mendengarkan aturan game, berani mencoba namun tidak segera bersiap
melakukan game.
2 = Siswa kurang antusias, tidak berani mencoba dan tidak segera bersiap melakukan game.
1 = Siswa tidak antusias, tidak berani mencoba dan tidak segera bersiap melakukan game.
Page 163
148
Pelasanaan Permainan
4 = Siswa melakukan game dengan antusias, siswa melakukan sesuai aturan, melakukan
dengan motivasi tinggi.
3 = Siswa melakukan game dengan antusias, kurang mengindahkan aturan, dan cukup
bersemangat.
2 = Siswa kurang antusias, kurang paham aturan dan tidak cukup bersemangat.
1 = Siswa tidak antusias, tidak melaksanakan aturan dengan baik dan motivasi sangat
rendah.
Turnamen
Penjelasan dan Pelaksanaan Aturan Game
4 = Siswa melaksanakan turnamen dengan penuh semangat, semangat kompetisi tinggi dan
memegang teguh aturan turnamen.
3 = Siswa melaksanakan turnamen dengan penuh semanagat, semangat kompetisi cukup
baik, bebrapa siswa kurang memegang aturan.
2 = Siswa melaksanakan turnamen kurang bersemangat, dan kurang kompetitif, serta kurang
memegang aturan.
1 = Siswa tidak bersemangat mengikuti turnamen, tidak kompetitif dan pasif terhadap
aturan.
Pembahasan dan penyampaian hasil turnamen
4 = Siswa antusias memberikan pendapat dan melakukan refleksi kegiatan.
3 = Siswa antusias memberkan pendapat namun beberapa siswa gaduh sendiri
2 = Siswa kurang antusias memberikan pendapat dan kurang bersemangat megetahui hasil
turnamen.
1 = Siswa tidak antusias memberikan pendapat dan pasif terhadap hasil turnamen.
Penghargaan
Pemberian Penghargaan
4 = Siswa bersemangat meraih penghargaan, termotivasi dengan pemberian pengahargaan
dan termotivasi meraih penghargaan selanjutnya.
3 = Siswa bersemangat namun siswa yang tidak berhasil kurang termotivasi
2 = Siswa kurang termotivasi dan kurang bersemagat.
1 = Siswa acuh dengan penghargaan yang diberikan dan tidak termotivasi.
Page 164
149
Lampiran 5. Soal Akhir Siklus I
Nama : ............................
No Absen : ............................
SOAL POST TEST
I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling tepat!
1. Kerajaaan Kutai didirikan oleh ....
a. Mulawarman
b. Kudungga
c. Aswawarman
d. Purnawarman
2. Raja yang berjasa membuat saluran
air dan pencegah banjir di kerajaan
Tarumanegara adalah ....
a. Pernawarman
b. Adiityawarman
c. Mulawarman
d. Aswawarman
3. Udayana Warmadewa adalah raja
pemeluk Hindu dari kerajaan ....
a. Kaling
b. Kediri
c. Bali
d. Kutai
4. Raja kedua kerajaan Kutai ialah ....
a. Kudungga
b. Jayabaya
c. Purnawarman
d. Aswawarman
5. Raja kerajaan Kediri yang terkenal
dengan ramalannya ialah ....
a. Kertanegara
b. Balaputradewa
c. Jayabaya
d. Airlangga
6. Pendiri dan raja pertama kerajaan
Singasari sekaligus sebagai leluhur
raja-raja Majapahit adalah ....
a. Ken Arok
b. Ken Dedes
c. Ken Umang
d. Tunggul Ametung
7. Kitab Peninggalan kerajaan Kediri
yang ditulis oleh Empu sedah dan
Empu Panuluh adalah kitab ....
a. Sutasoma
b. Bharatayudha
c. Smaradhahana
d. Arjunawiwaha
8. Kerajaan Kaling diperintah seorang
ratu yang adil dan bijaksana
bernama ....
a. Wijaya
b. Sanjaya
c. Syailendra
d. Sima
9. Candi Budha yang didirikan oleh
Dinasti Syailendra yang merupakan
salah satu candi Budha terbesar di
Indonesia adalah ....
a. Candi Kalasan
b. Candi Gedongsanga
c. Candi Borobodur
d. Candi Prambanan
10. Candi yang dimaksud pada no 9
tersebut didirikan dengan tujuan ....
a. Menghormati para leluhur
dinasti Syailendra
b. Tempat pemujaan roh
c. Tempat berkumpul keluarga
kerajaan
d. Sebagai tempat menerima tamu
kerajaan
11. Kerajaan Sriwijaya mencapai
Puncak kejayaan ketika diperintah
oleh raja ....
a. Kertanegara
b. Smaratungga
c. Balaputradewa
d. Jayabaya
Page 165
150
12. Prasasti peninggalan dari tokoh
kerajaan kerajaan Kutai yang ditulis
dengan huruf Pallawa dan bahasa
Sansekerta adalah ....
a. Ciawi
b. Yupa
c. Ciaruteun
d. Kebon Kopi
13. Prasasti peninggalan kerajaan
Tarumanegara terdapat bekas
telapak kaki salah satu rajanya yang
dianggap sebagai titisan Wisnu
adalah prasasti ....
a. Prasasti Cianten
b. Prasasti Ciawi
c. Prasasti Pasir Awi
d. Prasasti Ciaruteun
14. Bangunan peninggalan kerajaan
Mataram Hindu (Dinasti Sanjaya)
yang terletak di Daerah Istimewa
Yogyakarta adalah ....
a. Candi kalasan
b. Candi Prambanan
c. Candi Borobudur
d. Candi Mendut
15. Salah satu katya sastra peninggalan
tokoh pada masa Hindu yakni kitab
Sutasoma, memiliki arti penting
bagi Bangsa Indonesia, karena ....
a. Mengilhami lahirnya Pancasila
b. Sumber hidup berbangsa
c. Mengajarkan Ajaran Hindu
d. Memuat falsafah Bhineka
Tunggal Ika
16. Raden Wijaya sangat berjasa pada
kerajaan Majapahit karena ....
a. Sebagai Pendiri dan raja
pertama
b. Sebagai mahapatih
c. Menumpas Pemberontkan
d. Membawa ke masa keemasan
17. Raja Mulawarman adalah Raja
Kutai yang berjasa membawa
kesejahteraan rakyak, Beliau adalah
pemeluk Hindu yang taat dalam
upacara keagamaan beliau
menghadiahkan 20.000 ekor sapi
kepada brahmana. Sikap yang dapat
kita teladani dari tokoh
Mulawarman adalah ....
a. Yang harus kita bantu adalah
para pemimpin agama
b. Kita harus taat dan sungguh-
sungguh dalam menjalankan
perintah agama
c. Harus bermewah-mewah dalam
melaksanakan ibadah
d. Sering memberikan hadiah
kepada orang lain
18. Seorang tokoh yang berperan
sebagai maha guru sekaligus
penyebar agama Budha dikerajaan
Sriwijaya adalah ....
a. Balaputradewa
b. I-tsing
c. Smaratungga
d. Satyakirti
19. Balaputradewa mempu membawa
Sriwijaya hingga terkenal sebagai
kerajaan maritim, pusat penyebaran
Agama Budha dan pusat
perdagangan. Sriwijaya terkenal
sebagai Kerajaan maritim karena ....
a. Mempunyai wilayah laut yang
luas
b. Memiliki letak yang strategis.
c. Memiliki armada angkatan laut
yang tangguh
d. Memiliki wilayah yang luas dan
penduduknya sebagian besar
bertani
20. Raja yang menghantarkan Kerajaan
Majapahit mencapai masa keemasan
adalah raja ....
a. Hayam Wuruk
b. Gajah mada
c. Raden Wijaya
d. Jayanegara
Page 166
151
21. Patih Gajah Mada pada saat dilantik
menjadi perdana menteri
mengucapkan sumpah yang terkenal
dengan Sumpah Palapa. Makna
sumpah yang diucapakan Gajah
Mada adalah ....
a. Keinginan untuk setia pada
kerajaan Majapahit
b. Tidak akan menikmati
kesenangan dunia sebelum
menyatukan nusantara di bawah
kekuasaan Majapahit
c. Sumpah untuk mengusir para
pemberontak yang
memberontak kepada kerajaaan.
d. Keinginan untuk menikmati
kesenangan dunia dan
menakhlukkan kerajaan-
kerajaan lain.
22. Berikut tokoh pada kerajaan Hindu
adalah ....
a. Aswawarman, Sima, Jayabaya
b. Balaputradewa, Jayabaya,
Wijaya
c. Mulawarman, Balaputradewa,
Smaratungga
d. Mulawarman, Purnawarman,
Kudungga
23. Tokoh pada kerajaan Budha adalah
....
a. Satyakirti, Kertanegara,
Jayabaya
b. Balaputradewa, Kertanegara,
Satyakirti
c. Sanjaya, Balaputradewa,
Smaratungga
d. Kertanegara, Wijaya, Jayabaya
24. Raja Hindu dari Pajajaran yang
sangat tegas mengakkan aturan
hukum di kerajaannya adalah ....
a. Ratu Sima
b. Raja Jayawardhana
c. Raja Jayabaya
d. Ratu Jayadewata
25. Sikap yang dapat kita teladani dari
Tokoh Gajah Mada adalah ....
a. Sikap mementingkan
kepentingan pribadi
b. Sikap memisahkan diri dari
suatu negara
c. Semangat cinta tanah air dan
semangat persatuan
d. Sikap ingin menguasai wilayah
orang lain
Page 167
152
KUNCI JAWABAN
1. B
2. A
3. C
4. D
5. C
6. A
7. B
8. D
9. C
10. A
11. C
12. B
13. D
14. B
15. D
16. A
17. B
18. D
19. C
20. A
21. B
22. D
23. B
24. D
25. C
Page 168
153
Lampiran 6. Soal Akhir Siklus II
Nama : ..............................
No Absen : ..............................
SOAL POST TEST
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling tepat!
1. Raja dari Samudra Pasai yang pertama
kali memeluk Islam adalah ....
a. Sultan Malik Al-Saleh
b. Sultan Iskandar Muda
c. Sultan Mahmud Syah
d. Sultan Hasanuddin
2. Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam
yang terletak di ....
a. Pelembang
b. Aceh
c. Lampung
d. Medan
3. Tokoh Islam yang mengantarkan Kerajaan
Aceh mencapai puncak kejayaan adalah
raja ....
a. Sultan Malik Al-Saleh
b. Sultan Baabullah
c. Sultan Iskandar Muda
d. Sultan Mahmuud Syah
4. Cara Sunan Muria dalam berdakwah
adalah dengan mengadakan kursus kepada
petani, nelayan, dan pedagang. Sarana
yang digunakannya juga menggunakan
tembang-tembang yang diciptakannya
yaitu tembang ....
a. Sinom dan Kinanthi
b. Ilir-Ilir
c. Durmo
d. Pangkur, Jamuran
5. Pada masa Kerajaaan Aceh di kenal
dengan sebutan Serambi Mekaah, yang
artinya ....
a. Memiliki kemiripan dengan kota
mekah
b. Banyak penduduk berasal dari
Mekah
c. Aceh sebagai Pusat Penyebaran
Agama Islam
d. Memilik Hubungan baik dengan
Mekkah
6. Tokoh Islam yang menghantarkan
Kerajaan Mataram Islam mencapai
puncak kejayaan adalah ....
a. Sultan Ageng Tirtayasa
b. Sultan Hasanuddin
c. Sultan Agung Hanyakrakusuma
d. Raden Patah
7. Raden Paku merupakan nama asli
dari salah seorang wali sanga, yaitu
....
a. Sunan Giri
b. Sunan Drajat
c. Sunan Kudus
d. Sunan Muria
8. Mataram menyerang Batavia
sebanyak 2 kali. Penyerangan
pertama gagal karena pasukan
mataram kekurangan bahan
makanan. Penyerangan keduapun
juga gagal, hal ini disebabkan karena
....
a. Kekurangan pasukan
b. Wabah Penyakit
c. Lumbung Makanan di bakar
Belanda
d. Kekurangan bahan makanan
Page 169
154
9. Sikap yang dapat kita teladani dari Tokoh
Sultan Agung adalah ....
a. Bekerjasama dengan Penjajah
b. Melawan Penjajah secara diam-diam
c. Berani menentang kekerasan dan
kebatilan
d. Menyebarkan Islam secara diam-diam
10. Abdul Fath Abdulfatah adalah nama kecil
dari tokoh Islam yang dikenal dengan
sebutan ....
a. Sultan Agung Hanyakrakusuma
b. Sultan Ageng Tirtayasa
c. Sultan Hasanaddin
d. Raden Patah
11. Sultan Ageng Tirtayasa merupakan tokoh
Islam yang memimpin kerajaaan Islam di
wilayah ....
a. Demak
b. Banten
c. Mataram
d. Aceh
12. Untuk memdamkan perlawanan Sultan
Ageng Tirtayasa adalah dengan
menjalankan politik Adu domba, dengan
cara ....
a. Mengepung pertahanan Sultan Ageng
Tirtayasa
b. Menyusup dalam kerajaan dengan
berpura-pura sebagai pedagang
domba
c. Menyulut pertentangan antara Sultan
Ageng Tirtayasa dengan putranya
Sultan Haji
d. Mempengaruhi prajurit-prajurit sultan
agar bekerjasama dengan Belanda
13. Tokoh Islam dari kerajaan Gowa adalah
....
a. Sultan Hasanuddin
b. Sultan Baabulah
c. Sultan Nuku
d. Sultan Hairun
14. Tokoh Islam dari kerajaan Tidore
adalah ....
a. Sultan Baabullah
b. Sultan Nuku
c. Sultan Hairun
d. Sultan Iskandar Muda
15. Sultan Hasanuddin mendapatkan
julukan ....
a. Ayam Jantan dari Makasar
b. Ayam Jago dari Timur
c. Ayam Jantan dari Gowa
d. Ayam Jantan dari Timur
16. Demak merupakan kerajaan Islam
pertama di pulau Jawa. Raja Islam
pertama yang memimpin kerjaan
tersebut adalah ....
a. Raden Umar Said
b. Raden Patah
c. Pati Unus
d. Raden Mas Rangsang
17. Sembilan orang ulama Penyebar
Agama Islam di Pulau Jawa dikenal
dengan sebutan ....
a. Wali Sanga
b. Ulama Sembilan
c. Uli Siwa
d. Wali Agama
18. Maulana Malik Ibrahim merupakan
salah satu dari sembilan wali yang
dikenal dengan nama Sunan ....
a. Sunan Ampel
b. Sunan Bonang
c. Sunan Giri
d. Sunan Gresik
19. Ajaran Islam yang di sebarkan oleh
Sunan Bonang di daerah Tuban dapat
diterima dengan mudah karena ....
a. Dilakukan dengan sembunyi-
sembunyi
b. Dilakukan sambil berdagang
c. Dilakukan dengan menyesuaikan
kebudayaan masyarakat setempat
d. Dilakukan dengan bantuan raja
yang berkuasa
Page 170
155
20. Raden mas syahid adalah nama lain dari
salah seorang wali sanga, yaitu Sunan ...
a. Sunan Kalijaga
b. Sunan Kudus
c. Sunan Muria
d. Sunan Giri
21. Salah satu sikap yang dapat kita teladani
dari wali sanga adalah ....
a. Menyebarkan agama tanpa paksaan
dan dengan kesantunan
b. Menyebarkan agama dengan taktik
berperang
c. Membantu fakir miskin agar
memeluk Islam
d. Mempelajari agama dengan
berkeliling pedesaan
22. Berikut merupakan wali sanga yang
menyebarkan dakwah di Jawa Timur
adalah ....
a. Sunan Bonang, Sunan Ampel, Sunan
Gresik
b. Sunan Ampel, Sunan Kalijaga, Sunan
Gunung Jati
c. Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan
Gunung Jati
d. Sunan Giri, Sunan Gunung Jati,
Sunan Gresik
23. Cara yang ditempuh oleh wali sanga
dalam menyebarkan agama Islam di
pulau Jawa adalah dengan cara ....
a. Berperang dan menakhlukkan
kerajaan-kerajaan kecil
b. Bekerjasama dengan raja-raja Jawa
c. Berdakwah sambil berdagang
d. Melalui Kesenian, kebudayaan,
dan menyesuaikan kondisi
masyarakat
24. Salah seorang wali yang menyebarkan
Agama Islam di wilayah Cirebon
adalah ....
a. Sunan Muria
b. Sunan Gunungjati
c. Sunan Kalijaga
d. Sunan Bonang
25. Sunan Kalijaga menyebarkan agama
Islam dengan cara yang menarik, yakni
dengan cara ....
a. Melalui dakwah di masjid-masjid
desa
b. Dengan Bantuan para raja Jawa
c. Dengan cara membuat masjid-
masjid di pedesaan
d. Melalui pertunjukkan wayang dan
kesenian seperti tembang-tembang.
Page 171
156
KUNCI JAWABAN
1. A
2. B
3. C
4. A
5. C
6. C
7. A
8. C
9. B
10. B
11. B
12. C
13. A
14. B
15. D
16. B
17. A
18. D
19. C
20. A
21. A
22. A
23. D
24. B
25. D
Page 173
158
Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SD Negeri Bronggang
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas / Semester : V / 1
Siklus / Pertemuan : I / 1
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 pertemuan)
A. Standar Kompetensi
1. Menghargai berbagai peninggalan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa
Hindu-Budha dan Islam, keragaman dan kenampakan dan suku bangsa serta kegiatan
ekonomi di Indonesia.
B. Kompetensi Dasar
1.2. Menceritakan tokoh – tokoh sejarah pada masa Hindu- Budha dan Islam.
C. Indikator
1. Menyebutkan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu- Budha
2. Mengidentifikasi peninggalan tokoh sejarah pada masa Hindu- Budha
3. Menjalaskan peran tokoh sejarah pada masa Hindu-Budha
D. Tujuan
1. Melalui Tanya jawab, diskusi siswa dapat menyebutkan tokoh – tokoh sejarah pada
masa Hindu dengan benar.
Page 174
159
2. Melalui diskusi dan permainan akademik siswa dapat mengidentifikasi peninggalan
tokoh sejarah pada masa Hindu dengan benar.
3. Melalui diskusi dan permainan akademik siswa dapat menjelaskan peranan tokoh
sejarah pada masa Hindu
E. Karakter yang ditanamkan
Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ), Tanggung jawab
(responsibility ), Berani ( courage ), Integritas ( integrity ), Peduli ( caring ), Jujur (
fairnes )
F. Materi Pokok
Terlampir
G. Metode dan Model Pembelajaran
1. Tanya Jawab
2. Diskusi
3. Games; Team Group Tournament
H. Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Kegiatan Awal
a. Siswa mengawali pelajaran dengan berdoa kemudian menyimak presensi yang
dilakukan guru
b. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran dan motivasi yang disampaikan guru
Page 175
160
c. Siswa menyimak penjelasan guru, siswa melakukan tanya jawab dengan guru.
Guru memancing siswa kedalam materi dengan melakukan tanya jawab. Apakah
kalian sudah pernah berkunjung ke candi Prambanan? Siswa menjawab dengan
berbagai opini mereka
2. Kegiatan Inti
a. Siswa melakukan tanya jawab dan memperhatikan media peraga yang dibawa
oleh guru serta mendengarkan penjelasan guru tentang garis besar materi secara
singkat.
b. Siswa di bagi menjadi bebrapa kelompok kecil dengan anggota 4 orang setiap
kelompok.
c. Siswa mengambil Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah disiapkan guru dan
mendengarkan penjelasan guru tentang petunjuk pengisian LKS.
d. Siswa berdiskusi untuk memecahkan masalah dalam LKS dengan bimbingan
guru.
e. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, kelompok lain ikut
mengoreksi hasil pekerjaannya dan pekerjaan kelompok presentasi dengan
bimbingan guru.
f. Siswa memperhatikan penjelasa guru tentang permainan yang akan dilakukan.
g. Siswa melaksanakan game / permainan akademik yang telah disiapkan guru.
h. Siswa yang mengambil nomor undian terbesar menjadi pembaca, sekaligus
sebagai siswa yang menjawab pertama kali. Jika sisa di depan tidak dapat
menjawan maka anggota kelompok diperbolehkan membantu. Namun jika
anggota kelompok yang menjawab dengan bernar maka skor 5. Siswa melakukan
permainan akademik sampai waktu yang disepakati berakhir.
i. Siswa kembali berkumpul dengan kelopok.
Page 176
161
j. Siswa meyimak penjelasan guru tentang aturan dalam turnamen.
k. Siswa menempatkan diri sesuai dengan kelompok baru yang telah disusun oleh
guru.
l. Siswa mengikuti turnamen.
3. Kegiatan Akhir
a. Siswa bersama sama melakukan refleksi tentang kegiatan pembelajaran yang
sudah dilakukan.
b. Siswa bersama membuat kesimpulan dan guru memberikan penegasan.
I. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat
a. Gambar peninggalan masa Hindu-budha
b. Lembar Kerja Siswa
c. Soal Permainan
d. Soal Turnamen
2. Sumber Belajar
a. Endang Susuilaningsih. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial 5. Jakarta : Pusat
Perbukuan Depdiknas
b. Reny Yuliati. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD dan MI V. Jakarta :
Pusat perbukuan Depdiknas, halaman 24 -36.
c. Siti Syamsiyah, dkk. (2008). Ilmu Pengeahuan Sosial. Jakarta : Pusat Perbukuan
Depdiknas
d. Tim Bina Karya Guru. (2007). IPS Terpadu. Jakarta : Erlangga, halaman35-39.
Page 177
162
J. Penilaian
1. Prosedur penilaian : Tes akhir
2. Jenis : Tertulis
3. Bentuk : Isian
4. Alat : Terlampir
5. Skor : Terlampir
K. Kriteria Keberhasilan.
Pembelejaran dikatakan berhasil jika ≥ 75 % dari jumlah siswa mendapatkan nilai ≥ 65.
Cangkringan, September 2012
Mengetahui,
Kepala SDN Bronggang Peneliti
NGADIRMAN, S.Pd YURISTYA PERDANA K
NIP. 19540415 197402 1 003
Page 178
163
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SD Negeri Bronggang
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas / Semester : V / 1
Siklus / Pertemuan : I / 2
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 pertemuan)
A. Standar Kompetensi
1. Menghargai berbagai peninggalan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa
Hindu-Budha dan Islam, keragaman dan kenampakan dan suku bangsa serta kegiatan
ekonomi di Indonesia.
B. Kompetensi Dasar
1.2. Menceritakan tokoh – tokoh sejarah pada masa Hindu- Budha dan Islam.
C. Indikator
1. Menyebutkan tokoh-tokoh sejarah pada masa Budha
2. Mengidentifikasi peninggalan tokoh sejarah pada masa Budha
3. Menjalaskan peran tokoh sejarah pada masa Budha
D. Tujuan
1. Melalui Tanya jawab, diskusi siswa dapat menyebutkan tokoh – tokoh sejarah pada
masa Hindu Budha dengan benar.
Page 179
164
2. Melalui diskusi dan permainan akademik siswa dapat mengidentifikasi peninggalan
tokoh sejarah pada masa Hindu- budha dengan benar.
3. Melalui diskusi dan permainan akademik siswa dapat menjelaskan peranan tokoh
sejarah pada masa Hindu Budha
E. Karakter yang ditanamkan
Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ), Tanggung jawab
(responsibility ), Berani ( courage ), Integritas ( integrity ), Peduli ( caring ), Jujur (
fairnes )
F. Materi Pokok
Terlampir
G. Metode dan Model Pembelajaran
1. Tanya Jawab
2. Diskusi
3. Games; Team Group Tournament
H. Langkah Pembelajaran
Pertemuan 2
1. Kegiatan Awal
a. Siswa mengawali pelajaran dengan berdoa kemudian menyimak presensi yang
dilakukan guru
b. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran dan motivasi yang disampaikan guru
Page 180
165
c. Siswa diajak untuk mengingat kembali materi pada pertemuan sebelumnya
dengan melakukan tanya jawab.
2. Kegiatan Inti
a. Siswa melakukan tanya jawab dan memperhatikan media peraga yang dibawa
oleh guru serta mendengarkan penjelasan guru tentang garis besar materi secara
singkat.
b. Siswa di bagi menjadi bebrapa kelompok kecil dengan anggota 4 orang setiap
kelompok.
c. Siswa mengambil Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah disiapkan guru dan
mendengarkan penjelasan guru tentang petunjuk pengisian LKS.
d. Siswa berdiskusi untuk memecahkan masalah dalam LKS dengan bimbingan
guru.
e. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, kelompok lain ikut
mengoreksi hasil pekerjaannya dan pekerjaan kelompok presentasi dengan
bimbingan guru.
f. Siswa memperhatikan penjelasa guru tentang permainan yang akan dilakukan.
g. Siswa bersiap untuk melakukan game, masing-masing kelompok diwakili oleh 1
orang siswa.
h. Siswa yang mengambil nomor undian terbesar menjadi pembaca, sekaligus
sebagai siswa yang menjawab pertama kali. Jika sisa di depan tidak dapat
menjawan maka anggota kelompok diperbolehkan membantu. Namun jika
anggota kelompok yang menjawab dengan bernar maka skor 5. Siswa melakukan
permainan akademik sampai waktu yang disepakati berakhir.
Page 181
166
i. Siswa kembali berkumpul dengan kelopok.
j. Siswa meyimak penjelasan guru tentang aturan dalam turnamen.
k. Siswa menempatkan diri sesuai dengan kelompok baru yang telah disusun oleh
guru.
l. Siswa mengikuti turnamen.
3. Kegiatan Akhir
a. Siswa bersama sama melakukan refleksi tentang kegiatan pembelajaran yang
sudah dilakukan.
b. Siswa bersama membuat kesimpulan dan guru memberikan penegasan.
c. Siswa menerima pengumuman dan mendapatkan penghargaan dari guru sebagai
Kelopok pemenang game dan guru memberikan motivasi kepada siswa.
I. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat
a. Gambar peninggalan masa Hindu-budha
b. Lembar Kerja Siswa
c. Soal Permainan
d. Soal Turnamen
2. Sumber Belajar
a. Endang Susuilaningsih. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial 5. Jakarta : Pusat
Perbukuan Depdiknas
b. Reny Yuliati. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD dan MI V. Jakarta :
Pusat perbukuan Depdiknas, halaman 24 -36.
c. Siti Syamsiyah, dkk. (2008). Ilmu Pengeahuan Sosial. Jakarta : Pusat Perbukuan
Depdiknas
Page 182
167
d. Tim Bina Karya Guru. (2007). IPS Terpadu. Jakarta : Erlangga, halaman35-39.
J. Penilaian
1. Prosedur penilaian : Tes akhir
2. Jenis : Tertulis
3. Bentuk : Isian
4. Alat : Terlampir
5. Skor : Terlampir
L. Kriteria Keberhasilan.
Pembelejaran dikatakan berhasil jika ≥ 75 % dari jumlah siswa mendapatkan nilai ≥ 65.
Cangkringan, September 2012
Mengetahui,
Kepala SDN Bronggang Peneliti
NGADIRMAN, S.Pd YURISTYA PERDANA K
NIP. 19540415 197402 1 003
Page 183
168
Tokoh-Tokoh Sejarah pada Masa Hindu-Budha
dan Islam di Indonesia
A. Masa Pengaruh Agama Hindu
1. Pendiri Kerajaan Kutai adalah Kundungga. Oleh karena itu, ia tidak dianggap sebagai
pendiri keluarga kerajaan. Anaknya adalah Aswawarman dan dianggap sebagai
pendiri keluarga kerajaan karena pada masa itu sudah ada pengaruh dari agama Hindu.
Sementara raja yang paling terkemuka adalah Mulawarman. Ia raja yang
berperadaban baik, kuat dan berkuasa.
2. Kerajaan Tarumanegara
Raja yang sangat terkemuka adalah Purnawarman (dianggap sebagai penjelmaan
Dewa Wisnu). Ia raja yang gagah berani dan jujur terhadap tugasnya. Kerajaan ini
berdiri sekitar tahun 450 M di daerah Bogor (Provinsi Jawa Barat). Wilayah
kekuasaanya meliputi Jakarta, Bogor, Bekasi, Karawang dan Banten. Agama Hindu di
Kerajaan Tarumanegara diajarkan oleh seorang rahib bernama Gunawarman.
3. Kerajaan Bali
Di antara raja yang ada di Kerajaan Bali, Udayana Warmadewa adalah yang terkenal.
Udayana adalah anak seorang Putri Kamboja yang melarikan diri ke Jawa Timur dan
menikah dengan Putri Mahendradatta. Ia bersama permaisuri memerintah Kerajaan
Bali dengan arif dan bijaksana. Dari pernikahannya dengan Gunapriya, lahir beberapa
putra yang salah satunya adalah Airlangga.
4. Kerajaan Pajajaran
Raja yang terkenal adalah Sang Ratu Jayadewata dan mempunyai gelar Prabu Guru
Dewataprana, Sri Baduga Maharaja Ratu Haji. Sang Ratu menjalankan
pemerintahannya berdasarkan kitab-kitab hukum yang berlaku, sehingga
pemerintahannya berjalan dengan aman dan tenteram. Pada masa itu tidak ada perang,
jika ada rasa tidak aman hanyalah terjadi pada mereka yang melanggar aturan saja.
5. Kerajaan Mataram Kuno
Salah satu raja yang terkemuka pada masa kerajaan ini adalah raja Sanjaya. Ia dijuluki
raja yang gagah berani yang telah menaklukan rajaraja di sekelilingnya. Ia dihormati
oleh para pujangga karena dipandang sebagai raja yang paham akan isi kitab-kitab
suci. Rakyatnya dapat tidur nyenyak tanpa ada rasa takut diganggu oleh penjahat.
6. Kerajaan Medang Kamulan
Raja yang sangat terkemuka adalah Airlangga dengan gelar Rake Halu Sri Lokeswara
Dharmawangsa Airlangga Anantawikramottungadewa. Prasasti Pucangan
menyebutkan bahwa Airlangga dapat menyelamatkan diri dari Serangan raja bawahan
bernama Wurawari yang diperalat oleh Sriwijaya. Airlangga masuk hutan dengan
hanya diikuti seorang hambanya yang bernama Narottama. Pada saat itu, Airlangga
baru berusia 16 tahun. Ia masih amat muda dan belum banyak pengalaman dalam
peperangan dan belum begitu mahir dalam menggunakan alat-alat senjata. Akan tetapi,
Airlangga dianggap sebagai penjelmaan Dewa Wisnu, maka tidak dapat dibinasakan
oleh kekuasaan kejahatan. Selanjutnya, Airlangga dapat membalikkan keadaan.
Wurawari mendapat serangan Airlangga dengan diiringi oleh rakyat hingga keadaan
menjadi dikuasai oleh Airlangga.
7. Kerajaan Majapahit
Beberapa raja Majapahit yang terkenal adalah sebagai berikut. Raden Wijaya (1293-
1309) Ia masih keturunan Ken Arok hasil perkawinannya dengan Ken Dedes. Ia
merupakan raja pertama Kerajaan Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.
Sebagai raja pertama, ia berusaha membangun kerajaan demi memajukan rakyat
dengan kerja keras. Pelabuhan lautnya banyak dikunjungi pedagang dari berbagai
daerah dan pedagang asing. Pelabuhan laut yang dimiliki oleh kerajaan Majapahit
adalah Tuban, Gresik dan Surabaya. Pada masa pemerintahannya terjadi beberapa
Page 184
169
pemberontakan. Namun, semua pemberontakan itu dapat ditumpas. Pemberontakan
itu, antara lain dilakukan oleh Ranggalawe, Lembu Sora, Juru Demung dan Gajah
Biru. Pada tahun 1309, Raden Wijaya meninggal. Jasadnya dibakar dan abunya
dimakamkan di Simping (Candi Sumberjati) dekat daerah Blitar. ) Jayanegara (1309-
1328) Putra Raden Wijaya ini naik tahta dalam usia yang masih muda. Pada saat
pemerintahannya, banyak sekali terjadi pemberontakan. Pemberontakan yang paling
membahayakan adalah pemberontakan yang dilakukan oleh Nambi dan Kuti. Bahkan
pemberontakan Kuti dan pengikutnya berhasil menduduki ibu kota kerajaan. Raja
mengungsi ke Desa Bedander dengan dikawal oleh panglima pasukan Bhayangkara,
yaitu Gajah Mada. Berkat kecerdikan Gajah Mada, akhirnya pemberontakan Kuti
dapat ditumpas. Raja pun dapat kembali ke istana. Tahun 1328 raja meninggal karena
dibunuh oleh tabib istana yang bernama Tanca. Tribuanatunggadewi (1328-1350)
Putri Raden Wijaya dari Gayatri yang bernama Tribuanatunggadewi yang bergelar
Tribhuwanotunggadewi Jayawisnuwardhani dinobatkan menjadi raja. Pada masa
pemerintahannya terjadi pemberontakan yang hebat yang dinamakan pemberontakan
Sadeng. Peristiwa ini dapat dipadamkan karena kecerdikan yang dimiliki oleh Gajah
Mada. Berkat jasanya inilah Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih Majapahit.
Pada saat dilantik, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa. Dalam sumpahnya itu,
Gajah Mada berjanji tidak akan menikmati kehidupan duniawi sebelum seluruh
wilayah Nusantara bersatu di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Pada tahun 1343
sumpahnya terwujud.
Hayam Wuruk (1350-1389)
Hayam Wuruk bergelar bergelar Sri Rajasanagara. Pada masa pemerintahan Hayam
Wuruk inilah Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaan. Dengan bantuan
Mahapatih Gajah Mada, Raja Hayam Wuruk membawa kerajaan ke puncak kejayaan.
Sementara itu, Gajah Mada ingin melaksanakan Sumpah Palapanya. Dalam
menjalankan Sumpah Palapa, satu demi satu daerah yang belum bernaung di bawah
kekuasaan Kerajaan Majapahit ditundukkan dan dipersatukan. Daerah kekuasaannya
meliputi sekitar wilayah negara Indonesia sekarang ini. Bahkan, pengaruh itu
diperluas sampai ke negara tetangga di wilayah Asia Tenggara. Peninggalan dan
Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman
Kenampakan Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, usaha untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat tampak jelas sekali. Berbagai kegiatan
ekonomi dan kebudayaan sangat diperhatikan. Hasil pemungutan dari berbagai pajak
dan upeti dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat di berbagai bidang. Untuk bidang
pertanian, raja memerintahkan pembangunan bendungan- bendungan dan saluran
pengairan serta pembukaan tanah-tanah baru untuk perladangan. Di beberapa tempat
sepanjang sungai besar dibuat tempat penyeberangan yang dapat membantu lalu lintas
antardaerah. Hayam Wuruk juga sangat memperhatikan daerah-daerah kerajaan.
Beberapa kali ia mengunjungi daerah, antara lain ke Pajang, Lasem, Pantai Selatan,
Lumajang, Tirib, dan Semper.
Page 185
170
Pertemuan 2
B. Masa Pengaruh Agama Budha
1. Kerajaan Kalingga (Holing)
Kerajaan ini dipimpin oleh seorang ratu yang bernama Sima. Ia memerintah dengan
amat baik, keras, serta adil. Barang yang jatuh di jalan tidak ada yang berani
menyentuhnya. Bahkan, pada waktu ada pundi-pundi emas yang diletakkan dengan
sengaja oleh utusan kerajaan lain, rakyat kerajaan ini menghindar dari pundi-pundi
tersebut.
2. Kerajaan Sriwijaya
Raja-raja Sriwijaya merupakan pelindung agama Budha dan penganut agama yang
taat. Hal ini bukan suatu hasil perkembangan dalam waktu singkat dan tidak hilang
begitu saja. Raja yang terkenal dari Kerajaan Sriwijaya adalah Balaputradewa dengan
gelar Sailendrawamsatilaka Sri Wirawairimathana. Sriwijaya dikenal sebagi kerajaan
Maritim yang tangguh karena memiliki angkatan laut yang tangguh. Sriwijaya juga
dikenal sebagii pusat penyebaran agama Budha. Banyak pendeta dari luar Sriwijaya
berguru disana. Salah satunya Adalah pendeta dari Cina bernama I-Tsing. Di
Sriwijaya terdapat Mahaguru Agama Budha yang bernama Satyakirti.
3. Kerajaan Singasari
Wangsa Rajasa adalah wangsa baru berbarengan dengan kemunculan Ken Arok.
Wangsa inilah yang menguasai Kerajaan Singasari dan Kerajaan Majapahit.
Dikerajaan terjadi saling membunuh dengan keris Empu Gandring. Ken Arok yang
dibunuh Anusapati dan Anusapati dibunuh Tohjaya putra Ken Arok. Wisnuwardhana
menjadi raja sepeninggal Tohjaya, Rangga Wuni dinobatkan menjadi raja dengan
gelar Sri Jaya Wisnuwardhana. Dalam menjalankan pemerintahannya, ia didampingi
oleh Mahisa Campaka (sepupunya). Mahisa Campaka diberi gelar Narasimhamurti.
Tahun 1268, Wisnuwardhana meninggal dunia. Tahta kerajaan diturunkan kepada
anaknya, Kertanagara. Riwayat Kertanagara paling banyak diketahui daripada raja-
raja Singasari lainnya. Dalam pemerintahnnya, ia dibantu oleh tiga mahamantri, yaitu
rakryan i hino, rakryan i sirikap, dan Rakryan i halu. Cita-cita Kertanagara adalah
memperluas daerah kekuasaannya. Namun, sebelum cita-citanya tercapai,
Kertanagara meninggal. Ia meninggal tahun 1292 karena terbunuh oleh serangan
pasukan Kediri
Page 186
171
Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SD Negeri Bronggang
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas / Semester : V / 1
Siklus / Pertemuan : II / 1
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 pertemuan)
A. Standar Kompetensi
2. Menghargai berbagai peninggalan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa
Hindu-Budha dan Islam, keragaman dan kenampakan dan suku bangsa serta kegiatan
ekonomi di Indonesia.
B. Kompetensi Dasar
2.2. Menceritakan tokoh – tokoh sejarah pada masa Hindu- Budha dan Islam.
C. Indikator
1. Menyebutkan raja raja Islam di Indonesia
2. Menyebutkan peran raja-raja Islam di Indonesia
3. Menunjukkan sikap yang dapat di teladani dari raja-raja Islam di Indonesia
D. Tujuan
1. Melalui Tanya jawab, diskusi siswa dapat menyebutkan tokoh – tokoh sejarah pada
masa Islam dengan benar.
Page 187
172
2. Melalui diskusi dan permainan akademik siswa dapat menyebutkan peran tokoh
sejarah pada masa Islam dengan benar.
3. Melalui diskusi dan permainan akademik siswa dapat menunjukkan sikap yang dapat
diteladani dari tokoh sejarah pada masa Islam
E. Karakter yang ditanamkan
Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ), Tanggung jawab
(responsibility ), Berani ( courage ), Integritas ( integrity ), Peduli ( caring ), Jujur (
fairnes )
F. Materi Pokok
Terlampir
G. Metode dan Model Pembelajaran
1. Tanya Jawab
2. Diskusi
3. Games; Team Group Tournament
H. Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Kegiatan Awal
a. Siswa mengawali pelajaran dengan berdoa kemudian menyimak presensi yang
dilakukan guru
b. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran dan motivasi yang disampaikan guru
Page 188
173
c. Siswa menyimak penjelasan guru, siswa melakukan tanya jawab dengan guru.
Guru memancing siswa kedalam materi dengan melakukan tanya jawab. Apakah
kalian sudap pernah berkunjung ke Imogiri? Atau mungkin melihat di televisi
makam raja-raja di Imogiri Yogyakarta? Siswa menjawab dengan berbagai opini
mereka
2. Kegiatan Inti
a. Siswa melakukan tanya jawab dan memperhatikan media peraga yang digunakan
oleh guru serta mendengarkan penjelasan guru tentang garis besar materi secara
singkat tentang tokoh-tokoh sejarah pada masa Islam.
b. Siswa menempatkan diri dalam kelompok kecil dengan anggota 4 orang setiap
kelompok, dimana pembagian kelompok sudah dilakukan guru di hari
sebelumnya.
c. Siswa mengambil Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah disiapkan guru dan
mendengarkan penjelasan guru tentang petunjuk pengisian LKS.
d. Siswa berdiskusi untuk memecahkan masalah dalam LKS dengan bimbingan
guru.
e. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, kelompok lain ikut
mengoreksi hasil pekerjaannya dan pekerjaan kelompok presentasi dengan
bimbingan guru.
f. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang permainan yang akan dilakukan.
g. Siswa melaksanakan game / permainan akademik yang telah disiapkan guru.
h. Siswa sebagai wakil kelompok menempatkan diri pada meja game hingga masing
–masing kelompok terwakili oleh 1 orang.
i. Siswa sebagai wakil kelompok mengambil nomor undian terbesar menjadi
penjawab pertama. Jika siswa di depan mampu menjawab maka skor untuk
Page 189
174
kelomook adalah 10. Namun, apabila siswa di depan tidak dapat menjawab maka
anggota kelompok diperbolehkan membantu. Anggota kelompok yang menjawab
dengan benar maka skor 5. Jika kelompok menjawab salah maka nilai dikurangi
5. Siswa melakukan permainan akademik sampai waktu yang disepakati berakhir.
j. Siswa kembali berkumpul dengan kelompok.
k. Siswa meyimak penjelasan guru tentang aturan dalam turnamen.
l. Siswa menempatkan diri sesuai dengan meja turnamen dan kelompok baru yang
telah disusun oleh guru.
m. Siswa mengikuti turnamen.
3. Kegiatan Akhir
a. Siswa bersama sama melakukan refleksi tentang kegiatan pembelajaran yang
sudah dilakukan.
b. Siswa bersama membuat kesimpulan dan guru memberikan penegasan.
I. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat
a. Gambar peninggalan masa Hindu-budha
b. Lembar Kerja Siswa
c. Soal Permainan
d. Soal Turnamen
2. Sumber Belajar
a. Endang Susuilaningsih. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial 5. Jakarta : Pusat
Perbukuan Depdiknas halaman 38-48
Page 190
175
b. Reny Yuliati. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD dan MI V. Jakarta :
Pusat perbukuan Depdiknas, halaman 24 -37
c. Siti Syamsiyah, dkk. (2008). Ilmu Pengeahuan Sosial. Jakarta : Pusat Perbukuan
Depdiknas halaman 16-23
d. Tim Bina Karya Guru. (2007). IPS Terpadu. Jakarta : Erlangga, halaman35-39.
J. Penilaian
1. Prosedur penilaian : Tes akhir
2. Jenis : Tertulis
3. Bentuk : Objektif
4. Alat : Terlampir
5. Skor : Terlampir
K. Kriteria Keberhasilan.
Pembelejaran dikatakan berhasil jika ≥ 75 % dari jumlah siswa mendapatkan nilai ≥ 65.
Cangkringan, Oktober 2012
Mengetahui,
Kepala SDN Bronggang Peneliti
NGADIRMAN, S.Pd YURISTYA PERDANA K
NIP. 19540415 197402 1 003
Page 191
176
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SD Negeri Bronggang
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas / Semester : V / 1
Siklus / Pertemuan : II / 2
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 pertemuan)
A. Standar Kompetensi
2. Menghargai berbagai peninggalan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa
Hindu-Budha dan Islam, keragaman dan kenampakan dan suku bangsa serta kegiatan
ekonomi di Indonesia.
B. Kompetensi Dasar
2.2. Menceritakan tokoh – tokoh sejarah pada masa Hindu- Budha dan Islam.
C. Indikator
1. Menyebutkan tokoh-tokoh Wali Sanga
2. Menyebutkan peran tikoh Wali sanga dalam penyebaran Islam
3. Menunjukkan sikap yang dapat diteladani dari tokoh Wali Sanga
D. Tujuan
1. Melalui Tanya jawab, diskusi siswa dapat menyebutkan tokoh – tokoh Wali Sanga
dengan benar.
Page 192
177
2. Melalui diskusi dan permainan akademik siswa dapat menyebutkan peran tokoh Wali
Sanga dalam penyebaran Islam dengan benar.
3. Melalui diskusi dan permainan akademik siswa dapat menunjukkan sikap yang dapat
diteladani dari tokoh Wali Sanga dengan benar.
E. Karakter yang ditanamkan
Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ), Tanggung jawab
(responsibility ), Berani ( courage ), Integritas ( integrity ), Peduli ( caring ), Jujur (
fairnes )
F. Materi Pokok
Terlampir
G. Metode dan Model Pembelajaran
1. Tanya Jawab
2. Diskusi
3. Games; Team Group Tournament
H. Langkah Pembelajaran
Pertemuan 2
1. Kegiatan Awal
a. Siswa mengawali pelajaran dengan berdoa kemudian menyimak presensi yang
dilakukan guru
b. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran dan motivasi yang disampaikan guru
Page 193
178
c. Siswa diajak untuk mengingat kembali materi pada pertemuan sebelumnya
dengan melakukan tanya jawab. Guru juga melakukan Appersepsi dengan
memberikan pertanyaan pada siswa. Guru menanyakan apakah kalian pernah
berkunjung ke Demak? Ada tempat bersejarah apa di Demak? Siswa diajak untuk
masuk ke dalam materi.
2. Kegiatan Inti
a. Siswa melakukan tanya jawab, memperhatikan media peraga yang ditunjukkan
oleh guru serta mendengarkan penjelasan guru tentang garis besar materi secara
singkat.
b. Siswa menempatkan diri dalam kelompok kecil dengan anggota 4 orang setiap
kelompok.
c. Siswa mengambil Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah disiapkan guru dan
mendengarkan penjelasan guru tentang petunjuk pengisian LKS.
d. Siswa berdiskusi untuk memecahkan masalah dalam LKS dengan bimbingan
guru.
e. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, kelompok lain ikut
mengoreksi hasil pekerjaannya dan pekerjaan kelompok presentasi dengan
bimbingan guru.
f. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang permainan yang akan dilakukan.
g. Siswa bersiap untuk melakukan game, masing-masing kelompok diwakili oleh 1
orang siswa.
Page 194
179
h. Siswa yang mengambil nomor undian terbesar menjadi penjawab pertama kali.
Siswa di depan dapat menjawab maka kelompook mendapat skor 10, jika siswa di
depan tidak dapat menjawab maka anggota kelompok diperbolehkan membantu.
i. Anggota kelompok yang membantu dan menjawab dengan benar maka skor 5,
namun jika jawaban siswa di depan ataupun anggota kelomopok yang membantu
salah maka skor di kurangi 5. Siswa melakukan permainan akademik sampai
waktu yang disepakati berakhir.
j. Siswa kembali berkumpul dengan kelopok.
k. Siswa meyimak penjelasan guru tentang aturan dalam turnamen.
l. Siswa menempatkan diri sesuai dengan meja turnamen dan kelompok baru yang
telah disusun oleh guru.
m. Siswa mengikuti turnamen.
3. Kegiatan Akhir
a. Siswa bersama sama melakukan refleksi tentang kegiatan pembelajaran yang
sudah dilakukan.
b. Siswa bersama membuat kesimpulan dan guru memberikan penegasan.
c. Siswa menerima pengumuman dan mendapatkan penghargaan dari guru sebagai
Kelopok pemenang game dan guru memberikan motivasi kepada siswa.
I. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat
a. Gambar peninggalan masa Hindu-budha
b. Lembar Kerja Siswa
c. Soal Permainan
d. Soal Turnamen
2. Sumber Belajar
Page 195
180
a. Endang Susuilaningsih. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial 5. Jakarta : Pusat
Perbukuan Depdiknas halaman 38-48
b. Reny Yuliati. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD dan MI V. Jakarta :
Pusat perbukuan Depdiknas, halaman 24 -36.
c. Siti Syamsiyah, dkk. (2008). Ilmu Pengeahuan Sosial. Jakarta : Pusat Perbukuan
Depdiknas halaman 24 -37
d. Tim Bina Karya Guru. (2007). IPS Terpadu. Jakarta : Erlangga, halaman 35-39.
J. Penilaian
1. Prosedur penilaian : Tes akhir
2. Jenis : Tertulis
3. Bentuk : Obyektif tes
4. Alat : Terlampir
5. Skor : Terlampir
L. Kriteria Keberhasilan.
Pembelejaran dikatakan berhasil jika ≥ 75 % dari jumlah siswa mendapatkan nilai ≥ 65.
Cangkringan, Oktober 2012
Mengetahui,
Kepala SDN Bronggang Peneliti
NGADIRMAN, S.Pd YURISTYA PERDANA K
NIP. 19540415 197402 1 003
Page 196
181
Raja-Raja Islam di Indonesia
1. Sultan Malik Al-Saleh
Sultan Malik Al-Saleh adalah pendiri dan raja pertama Kerajaan Samudera Pasai.
Sebelum menjadi raja beliau bergelar Merah Sile atau Merah Selu. Beliau adalah putera
Merah Gajah. Diceritakan Merah Selu mengembara dari satu tempat ke tempat lain.
Akhirnya, beliau berhasil diangkat menjadi raja di suatu daerah, yaitu Samudra Pasai.
Merah Selu masuk Islam berkat pertemuannya dengan Syekh Ismail, seorang Syarif
Mekah. Setelah masuk Islam, Merah Selu diberi gelar Sultan Malik Al-Saleh atau Sultan
Malikus Saleh. Sultan Malik Al-Saleh wafat pada tahun 1297 M.
2. Sultan Iskandar Muda
Sultan Iskandar Muda adalah sultan Aceh yang ke-12. Beliau memerintah tahun 1606-
1637. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Aceh mengalami puncak
kemakmuran dan kejayaan. Aceh memperluas wilayahnya ke selatan dan memperoleh
kemajuan ekonomi melalui perdagangan di pesisir Sumatera Barat sampai Indrapura.
Aceh meneruskan perlawanan terhadap Portugis dan Johor untuk merebut Selat Malaka.
Sultan Iskandar Muda menaruh perhatian dalam bidang agama. Beliau mendirikan
sebuah masjid yang megah, yaitu Masjid Baiturrahman. Beliau juga mendirikan pusat
pendidikan Islam atau dayah. Pada masa inilah, di Aceh hidup seorang ulama yang
sangat terkenal, yaitu Hamzah Fansuri. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda,
disusun sistem perundang- undangan yang disebut Adat Mahkota Alam. Sultan Iskandar
Muda juga menerapkan hukum Islam dengan tegas. Bahkan beliau menghukum rajam
puteranya sendiri. Ketika dicegah melakukan hal tersebut, beliau mengatakan, “Mati
anak ada makamnya, mati hukum ke mana lagi akan dicari keadilan.” Setelah beliau
wafat, Aceh mengalami kemunduran.
3. Sultan Agung Hanyokrokusumo
Sultan Agung Hanyokrokusumo adalah raja Kerajaan Mataram. Beliau dilahirkan di
Yogyakarta pada tahun 1591. Beliau tidak senang dengan kekerasan Belanda yang telah
merajalela dan menguasai Jakarta. Pada tahun 1628, Sultan Agung mengirim tentara
Mataram untuk menyerang Batavia (Jakarta) namun gagal karena senjatanya tidak
lengkap. Pada tahun 1629, Sultan Agung kembali menyerang Batavia, namun usahanya
kembali gagal.
4. Sultan Ageng Tirtayasa
Sultan Ageng Tirtayasa dilahirkan di Banten pada tahun 1631. Pada waktu kecil, ia
bernama Abdul Fath Abdulfatah. Rakyat Banten diperintahkan untuk menyerang
Belanda secara gerilya. Pada tahun 1655, dua buah kapal dagang Belanda berhasil
dirusak oleh rakyat Banten. Akibatnya, hubungan antara Banten dan Belanda menjadi
tegang. Belanda mulai menjalankan politik adu domba. Pada tahun 1680, pecahlah
perang antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan Belanda yang dibantu Sultan Haji. Pada
tahun 1683, Sultan Ageng tertangkap dan dipenjarakan di Jakarta. Pada tahun 1692,
Sultan Ageng Tirtayasa meninggal dunia dalam penjara. Jasadnya dimakamkan di dekat
Masjid Agung Banten.
5. Sultan Hasanuddin
Sultan Hasanudin adalah raja Kerajaan Gowa Tallo (Makasar). Beliau dilahirkan di
Makasar pada tahun 1631 dengan nama Muhammad Bakir. Pada masa pemerintahannya,
ia berusaha merangkul raja-raja kecil di Indonesia Timur untuk menentang Belanda.
Page 197
182
Pada tahun 1660, terjadi perang antara Gowa dengan Belanda. Karena pengkhianatan
Raja Aru Palaka dari Bone, Sultan Hasanudin kalah dari Belanda. Karena keberaniannya
menentang Belanda, ia dijuluki „Ayam Jantan dari Timur'.
6. Raden Patah
Kerajaan Demak terletak di pantai utara Jawa Tengah, didirikan Raden Patah pada tahun
1478. Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Demak menjadi pusat
kegiatan Wali Songo. Raden Patah mempunyai putera bernama Adipati Unus yang
mendapat julukan Pangeran Sabrang Lor. Pada masa pemerintahan Sultan Trenggono,
Demak menyerang Sunda Kelapa, Banten, dan Cirebon. Ketiga daerah dapat direbut
tahun 1526. Ketika menyerang Panarukan, Sultan Trenggono tewas dalam pertempuran.
7. Sultan Baabullah dan Sultan Nuku
Kesultanan Ternate terdiri kira-kira abad ke-13 dengan ibu kota di Sampalu. Sejak abad
ke-13, Kepulauan Maluku sudah dikunjungi para pedagang yang beragama Islam.
Maluku sebagai penghasil cengkeh dan pala, menarik perhatian pedagang dari berbagai
negara. Perdagangan rempah-rempah ini sangat menguntungkan bagi rakyat Maluku.
Pada saat itu, Kesultanan Ternate dan Tidore merupakan kerajaan besar di Maluku.
Ternate dipimpin Persekutuan Lima Negara (Uli-Lima), yaitu Ternate, Bacan, Obi,
Ambon dan Seram. Sementara Tidore memimpin Persekutuan Sembilan Negara (Uli-
Siwa), yaitu kerajaan yang berada antara Pulau Halmahera sampai Pulau Irian, Jailolo,
dan Makinan. Sultan Hairun yang berkuasa di Ternate pada tahun 1535-1570,
menentang keras dan menolak aturan dagang monopoli Portugis. Terlebih setelah
Portugis beriskap licik pada Ternate. Pada tanggal 28 Februari 1570, Sultan Hairun
dibunuh pihak Portugis. Putra Sultan Hairun yang bernama Sultan Baabullah (1570-1583)
menggantikan ayahnya memimpin penyerangan. Selama 5 tahun benteng Portugis
dikepung oleh tentara Ternate. Akhirnya, Portugis menyerah. Sultan Baabullah terus
melakukan pengejaran untuk mengenyahkan Portugis di bumi Maluku. Tujuh puluh dua
pulau di Maluku berhasil dikuasainya. Oleh karena itu, beliau menyebut dirinya “Yang
Dipertuan di 72 Pulau”. Beliau pun berhasil memperluas daerah kekuasannya sampai ke
Filipina. Kekuasaan Portugis berakhir pada tahun 1575. Setelah mengalami pasang surut,
akhirnya Kesultanan Tidore bangkit kembali dengan ibu kotanya di Soa-Siu. Pada tahun
1781, Nuku dinobatkan menjadi Sultan Tidore, Seram, dan Irian oleh rakyat. Nuku mulai
menyusun angkatan perang yang kuat di Pulau Seram untuk menghantam Belanda. Pada
tahun 1797, ia memimpin penyerangan Tidore. Namun, tidak ada perlawanan dari
Belanda. Nuku meninggal pada tahun 1805. Sultan Nuku membawa tidore mencapai
piuncak kejayaan.
Page 198
183
Pertemuan 2
1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
Sunan Gresik juga dikenal dengan nama Maulana Malik Ibrahim, Maulana Magribi atau
Syekh Magribi, dan Jumadil Kubra. Tapi masyarakat umum di Jawa lebih mengenalnya
sebagai Sunan Gresik, karena beliau menyiarkan agama Islam dan dimakamkan di
Gresik. Sunan Gresik adalah pendiri pondok pesantren pertama di Indonesia. Beliau
menyebarkan agama Islam dengan bijaksana. Waktu itu penduduk di sekitar Gresik
belum beragama Islam. Penyebaran agama yang dilakukan Sunan Gresik dapat diterima
dengan cepat. Beliau wafat pada tahun 1419 dan dimakamkan di Gresik.
2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)
Nama asli Sunan Ampel adalah Raden Rahmat. Beliau adalah putra Maulana Malik
Ibrahim. Beliau dilahirkan di Campa, Aceh sekitar tahun 1401. Ketika berumur 20 tahun,
Sunan Ampel hijrah ke Pulau Jawa. Beliau meneruskan cita-cita dan perjuangan Maulana
Malik Ibrahim.Sunan Ampel merancang kerajaan Islam di Pulau Jawa, yaitu kerajaan
Demak. Beliau yang mengangkat Raden Fatah sebagai sultan pertama Demak. Selain itu,
beliau juga berperan besar dalam membangun Masjid Agung Demak. Sunan Ampel
wafat pada tahun 1481. Jenazahnya dimakamkan di daerah Ampel. Sunan Ampel
memulai kegiatan dakwahnya dengan mendirikan dan mengasuh pesantren di Ampel
Denta, dekat Surabaya. Di pesantren inilah, Sunan Ampel mendidik para pemuda untuk
menjadi dai-dai yang akan disebar ke seluruh Jawa. Murid- murid beliau yang terkenal adalah Raden Paku (Sunan Giri), Raden Fatah (raja/sultan pertama kerajaan Demak),
Raden Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat), dan Maulana
Ishak.
3. Sunan Bonang (Maulana Makdum Ibrahim)
Sunan Bonang adalah penyebar Islam di pesisir utara Jawa Timur. Beliau adalah putra
Sunan Ampel. Nama lain beliau adalah Maulana Makdum Ibrahim atau Raden Ibrahim.
Ketika masih remaja, bersama dengan Raden Paku, Sunan Bonang dikirim oleh Sunan
Ampel ke Pasai. Dalam menyebarkan agama Islam, Sunan Bonang selalu menyesuaikan
diri dengan corak kebudayaan masyarakat Jawa. Beliau dianggap sebagai pencipta
gending (lagu) pertama dalam rangka siar agama Islam. Sunan Bonang dan wali-wali
lainnya, menggunakan wayang dan musik gamelan sebagai sarana dakwah Islam. Sunan
Bonang sendiri menciptakan lagu-lagu untuk kegiatan dakwah yang dikenal dengan
nama Tembang Durma. Sunan Bonang wafat tahun 1525 dan dimakamkan di Tuban,
Jawa Timur.
4. Sunan Giri
Sunan Giri adalah seorang ulama yang menyebarkan agama di daerah Blambangan.
Beliau adalah saudara Sunan Gunung Jati. Nama asli beliau adalah Raden Paku, dikenal juga dengan nama Prabu Satmata. Ketika remaja beliau belajar agama di Pondok
Pesantren Ampel Denta yang dipimpin oleh Sunan Ampel. Bersama Sunan Bonang, beliau memperdalam ilmu agama di Pasai. Setelah kembali dari Pasai, Sunan Giri
menyebarkan agama Islam lewat berbagai cara. Beliau mendirikan pesantren di daerah
Giri. Sunan Giri mengirim juru dakwah terdidik ke berbagai daerah di luar Pulau Jawa,
antara lain Madura, Bawean, Kangean, Ternate, dan Tidore. Sunan Giri mendidik anak
anak melalui berbagai permainan yang berjiwa agamis, misalnya melalui permainan
Jelungan, Jamuran, Gendi Ferit, Gula Ganti, Cublak-cublak Suweng, dan Ilir-ilir. Selain
aktif menyebarkan agama, beliau juga menjadi pemimpin masyarakat di daerah Giri.
Daerah yang dipimpinnya kemudian berkembang menjadi kerajaan kecil yang bernama
Page 199
184
Kerajaan Giri. Sebagai raja Giri, beliau bergelar Sultan Abdul Faqih. Beliau juga sangat
berpengaruh dalam pemerintahan Kesultanan Demak. Setiap ada masalah penting yang
harus diputuskan, para wali yang lain selalu menanti keputusan dan pertimbangannya.
Sunan Giri wafat pada tahun 1506. Beliau dimakamkan di Bukit Giri, Gresik.
5. Sunan Drajat (Syarifuddin)
Sunan Drajat adalah penyebar agama Islam di daerah Sedayu, Gresik, Jawa Timur.
Beliau putra Sunan Ampel dan adik Sunan Bonang. Nama asli beliau adalah Raden
Kosim atau Syarifuddin. Namun, kebanyakan masyarakat mengenalnya sebagai Sunan
Sedayu. Untuk melancarkan kegiatan dakwah, Sunan Drajat menciptakan satu jenis lagu
yang disebut gending pangkur. Beliau menjadikan Sedayu sebagai wilayah penyebaran
dakwahnya. Murid-muridnya berasal dari berbagai wilayah Nusantara. Bahkan, ada yang
berasal dari Ternate dan Hitu Ambon. Sunan Drajat sangat menekankan sifat sosial
sebagai pengamalan agama Islam. Beliau memberi pertolongan kepada masyarakat
umum dan menyantuni anak yatim serta fakir miskin.
6. Sunan Kalijaga (Raden Mas Syahid)
Nama asli Sunan Kalijaga adalah Raden Mas Syahid. Beliau juga mendapat julukan Syek
Malaya. Beliau adalah putra seorang bupati Tuban, yang bernama Raden Sahur
Tumenggung Wilatikta. Sunan Kalijaga dikenal sebagai wali berjiwa besar, berpikiran
tajam, dan berpandangan jauh. Beliau berdakwah sebagai mubalig dari satu daerah ke
daerah lain. Karena dakwahnya yang intelek, beliau dapat diterima di kalangan para
bangsawan, kaum cendikiawan, dan para penguasa. Beliau juga menjadi penasihat
Kesultanan Demak. Sunan Kalijaga memiliki pengetahuan luas dalam bidang kesenian
dan kebudayaan Jawa. Beliau menggunakan wayang dan gamelan sebagai sarana dakwah.
Sunan Kalijaga mengarang cerita wayang yang bernafaskan Islam. Selain itu, beliau juga
berjasa dalam mengembangkan seni ukir, seni busana, seni pahat, dan kesusastraan.
Salah satu karya beliau yang terkenal adalah lagu Ilir-ilir. Lagu ini berisi ajakan untuk
masuk Islam.
7. Sunan Kudus (Ja’far Sadiq)
Sunan Kudus adalah putera Raden Umar Haji, penyebar agama Islam di daerah Jipang
Panolan, Blora, Jawa Timur. Nama asli beliau adalah Ja’far Sadiq. Ketika kecil beliau
biasa dipanggil Raden Undung. Sunan Kudus menyiarkan agama Islam di daerah Kudus
dan sekitarnya. Selain menjadi pendakwah, Sunan Kudus juga menjadi Panglima Perang
Kesultanan Demak. Beliau dipercaya untuk mengendalikan pemerintahan di daerah
Kudus. Di wilayah tersebut, beliau menjadi pemimpin pemerintahan sekaligus pemimpin
agama. Beliau dianggap sebagai pendiri Masjid Raya Kudus. Masjid Kudus memiliki
menara yang indah. Oleh karena itu, masjid tersebut terkenal dengan nama Masjid
Menara Kudus. Sunan Kudus wafat pada tahun 1550 dan dimakamkan di kota Kudus.
8. Sunan Muria (Raden Umar Said)
Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijaga. Nama aslinya Raden Umar Said. Beliau
menjadi wali yang banyak berjasa dalam menyiarkan agama Islam di pedesaan pulau
Jawa. Ciri khas Sunan Muria adalah menyiarkan agama Islam di desa-desa terpencil.
Beliau lebih suka menyendiri dan tinggal di desa serta bergaul dengan rakyat biasa.
Beliau mendidik rakyat di sekitar Gunung Muria. Cara beliau menyiarkan agama Islam
adalah dengan mengadakan kursus bagi kaum pedagang, para nelayan, dan rakyat biasa.
Sebagai sarana dakwah beliau menciptakan Tembang Sinom dan Kinanti.
Page 200
185
9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
Sunan Gunung Jati adalah wali yang banyak berjasa dalam menyebarkan agama Islam di
daerah Jawa Barat. Beliau masih keturunan raja Pajajaran, Prabu Siliwangi. Ibunya, Nyai
Larang Santang, adalah putri Prabu Siliwangi. Sementara ayahnya, Maulana Sultan
Mahmud (Syarif Abdullah), adalah seorang bangsawan Arab. Nama kecil beliau adalah
Syarif Hidayatullah. Ketika dewasa, Syarif Hidayatullah memilih berdakwah ke Jawa,
daripada menetap di tanah kelahirannya, Arab. Beliau menemui pamannya Raden
Walangsungsang di Cirebon. Setelah pamannya wafat, beliau menggantikan
kedudukannya. Syarif Hidayatullah berhasil meningkatkan Cirebon menjadi sebuah
kesultanan. Setelah Cirebon menjadi keraja-an Islam, Sunan Gunung Jati ber-usaha
mempengaruhi Kerajaan Pajajaran yang belum menganut Islam. Dari Cirebon Sunan
Gunung Jati mengembangkan Islam ke daerah-daerah lain seperti Majalengka, Kuningan,
Kawali (Galuh), Sunda Kelapa, dan Banten. Beliau meletakkan dasar bagi
pengembangan dan perdaganan Islam di Banten. Ketika beliau kembali ke Cirebon,
Banten diserahkan kepada Putranya, Sultan Maulana Hasanuddin yang kemudian
menurunkan raja-raja Banten. Sunan Gunung Jati wafat pada tahun 1570. Beliau
dimakamkan di Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat.
Page 201
186
Lampiran 10. Lembar kerja Siswa Siklus I dan II
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Alat dan Bahan
1. LKS
2. Alat tulis (pensil, bolpoint)
Petunjuk kerja :
1. Ambil LKS yang telah disediakan guru
2. Duduk sesuai dengan kkelompok yang telah dibagi
3. Baca LKS dengan seksama
4. Diskusikan dengan anggota kelompok dan isilah titik-titik di
bawah
No Nama Tokoh Asal Kerajaan Apa yang kamu ketahui tentang tokoh ini
1
Kudungga
2
Mulawarman
3
Purnawarman
4
Ken Arok
5
Hayam Wuruk
6
Gajah Mada
7
Airlangga
8
Sanjaya
NAMA KELOMPOK :
ANGGOTA :
1. ............................................................................
2. ............................................................................
3. ............................................................................
4. ............................................................................
.
Page 202
187
1. Jelaskan Apa yang kamu ketahui
tentang tokoh Balaputeradewa!
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Alat dan Bahan
1. LKS
2. Alat tulis (pensil, bolpoint)
Petunjuk kerja :
1. Ambil LKS yang telah disediakan guru
2. Duduk sesuai dengan kkelompok yang telah dibagi
3. Baca LKS dengan seksama
2. Apa yang kamu ketahui tentang
tokoh Ratu Sima?
3. Ceritakan tentang tokoh
Kertanegara!
4. Ceritakan tentang tok oh Satyakirti!
KELOMPOK :
ANGGOTA : 1. ................................................................ 2. ................................................................ 3. ................................................................ 4. ................................................................
Page 203
188
SOAL PERMAINAN PERTEMUAN 1 SIKLUS I
1. Pendiri Kerajaan Kutai adalah ....
2. Raja Kedua Kerajaan Kutai adalah ....
3. Raja Kutai yang sangat taat beragama dan bikjaksana sehingga Kutai mencapai
puncak Kejayaan adalah raja ....
4. Kerajaan Hindu Pertama di pulau Jawa adalah ....
5. Kerajaan Tarumanegara mencapai puncak kejayaan saat diperintah raja ....
6. Peninggalan dari tokoh Hindu Raja Purnawarman adalah ....
7. Raja terkenal dari kerajaan Bali adalah ....
8. Raja Kediri yang terkenal dengan ramalannya adalah raja ....
9. Kitab yang berisi falsafah Bhineka Tungal Ika adalah kitab ....
10. Airlangga adalah raja penganut Hindu dari Kerajaan ....
11. Raja terkemuka dari kerajaan Mataram Kuno adalah ....
12. Bangunan yang dibangun oleh raja Sanjaya adalah ....
13. Pendiri kerajaan Majapahit adalah ....
14. Pendiri Kerajaan Singasari adalah ....
15. Setelah wafat Raden Wijaya digantikan oleh ...
16. Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaan ketika diperintah oleh raja ....
17. Patih yang mendampingi hayam wuruk adalah patih ....
18. Patih Gajah Mada sewaktu dilantik jadi Perdana Menteri mengucapkan sumpah yang
disebut sumpah ....
19. Kerajaan Hindu Pertama di Indonesia adalah ....
20. Peninggalan dari tokoh kerajaan Kutai yang berupa tugu prasasti yang ditulis dengan
huruf pallawa dan bahasa sansekerta adalah ....
21. Radan wijaya mendirikan kerajaan Majapahit di wilayah ....
22. Gelar Raden Wijaya saat menjadi raja pertama Majapahit adalah ....
23. Raja terkenal dari Kerajaan pajajaran adalah ....
24. Kitab Baratayudha adalah kitab yang ditulis oleh ....
25. Saat menjadi raja Hayam Wuruk bergelar ....
Page 204
189
SOAL PERMAINAN PERTEMUAN 2 SIKLUS I
1. Raja termasyur dari kerajaan Kalingga adalah ....
2. Kehidupan rakyat kerajaan Holing sangat aman karena ratu Sima merupakan raja
yang ....
3. Kerajaan Budha terbesar di Indonesia adalah ....
4. Kerajaan Sriwijaya terletak di Pulau ....
5. Kerajaan Sriwijaya mencapai Puncak kejayaan saat diperintah oleh raja ....
6. Balaputradewa saat menjadi raja bergelar ....
7. Raja Balaputera Dewa berasal dari dinasti ....
8. Peninggalan Tokoh Budha berupa candi Budha yang terbesar di Indonesia adalah
candi ....
9. Candi Borobuddur di bangun pada masa pemerintahan raja ....
10. Karena memiliki armada laut yang tangguh Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan ....
11. Pendeta Budha yang merupakan maha guru agama Budha di Sriwijaya adalah ....
12. Selain terkenal sebagai negara maritim Sriwijaya juga sebagi pusat ....
13. Seorang pendeta Cina yang berguru di Sriwijaya adalah ....
14. Sebagai pusat penyebaran agama Budha Sriwijaya berhubungan baik dengan
perguruan yang ada di India yang bernama perguruan ....
15. Raja pemeluk agama Budha dari kerajaan Singosari adalah ....
16. Kerajaan Singosari runtuh saat diserang oleh ....
17. Kertanegara merupakan raja yang ahli dalam bidang ....
18. Karena letak yang strategis Sriwijaya juga dikenal sebagai pusat ....
19. Kitab peninggalan tokoh Budha yang terdapat istilah pancasila adalah ....
20. Kerajaan Sriwijaya runtuh karena serangan raja ....
Page 205
190
Lampiran 10. Lembar kerja Siswa Siklus Idan II
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Alat dan Bahan
1. LKS
2. Alat tulis (pensil, bolpoint)
Petunjuk kerja :
1. Ambil LKS yang telah disediakan guru
2. Duduk sesuai dengan kkelompok yang telah dibagi
3. Baca LKS dengan seksama
4. Diskusikan dengan anggota kelompok dan isilah titik-titik di bawah
Sultan Malik Al-Saleh
Merupakan raja dari kerajaan .... yang terletak
di ....
Sebelum menjadi raja berjuluk ....
Sultan Iskandar Muda
Memerintah kerajaaan ....
Peran Sultan Iskandar Muda ....
Peninggalannya berupa masjid yang bernama
masjid ....
Sultan agung
Berasal dari ....
Bernama kecil ....
Merupakan raja dari kerajaaan ....
Peran raja tersebut adalah .....
Peninggalan dari tokoh ini adalah ....
Sultan ageng tirtayasa
Merupakan raja kerajaaan ....
Nama kecil ....
Peran Sultan Ageng Tirtayasa adalah ....
Belanda menumpas perlawanan Sultan Ageng
dengan menjalankan politik adu domba, yaitu
dengan anaknya bernama .... untuk
berperang dengan ayahnya.
Sultan ageng wafat pada tahun ....
Beliau dimakamkan di ....
SULTAN HASANUDIN
Merupakan raja kerajaan ....
Nama kecilnya adalah ....
Karena keberanianya melawan Belanda Ia
dijuluki ....
Sultan Hasanudin kalah dalam peperangan
karena dikhianati oleh ....
SULTAN BAABULAH
Merupakan raja kerajaan ....
SULTAN NUKU adalah tokoh Islam dari
kerajaan ....
RADEN PATAH
Merupakan raja dari kerajaan ....
Setelah wafat digantikan oleh ....
KELOMPOK :
ANGGOTA : 1. ................................................................ 2. ................................................................ 3. ................................................................ 4. ................................................................
Page 206
191
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Alat dan Bahan
1. LKS
2. Alat tulis (pensil,
bolpoint)
Petunjuk kerja :
1. Ambil LKS yang telah disediakan guru
2. Duduk sesuai dengan kelompok yang
telah dibagi
3. Baca LKS dengan seksama
Anggota :
1.
2.
3.
4.
Penyebar Agama Islam Di Pulau Jawa (Wali Sanga)
No Nama Nama Asli Wilayah Dakwah Peran
1
Sunan Gresik
2
Sunan Ampel
3
Sunan Bonang
4
Sunan Giri
5
Sunan Drajat
6
Sunan Kalijaga
7
Sunan Kudus
8
Sunan Muria
9
Sunan Gunung Jati
Page 207
192
SOAL PERMAINAN PERTEMUAN 1 SIKLUS II
1. Kerajaan Islam Pertama di Indonesia adalah ....
2. Raja pertama kerajaan Samudra Pasai adalah ....
3. Kerajaan Aceh Mencapai Puncak kejayaan ketika diperintah oleh Sultan ....
4. Masjid peninggalan Sultan Iskandar Muda bernama masjid ....
5. Sultan Ageng Tirtayasa merupakan raja darik kerajaan ....
6. Sultan Ageng Tirtayasa sangat membenci Belanda karena ....
7. Sultan Ageng Tirtayasa Akhirnya kalah karena Belanda mengadu domba dengan
putranya yang bernama ....
8. Raja Mataram Islam yang pernah menyerang Belanda di Batavia adalah ....
9. Serangan pertama gagaal karena ....
10. Serangan Kedua Kerajaan Mataram ke Batavia gagal karena ....
11. Sultan Agung Hanyakrakusuma meninggalkan kitab yang bernama ....
12. Salah satu peninggalan Sultan Agung yang sampai sekarang masih dipakai adalah
sitem perhitungan tahun ....
13. Kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa Adalah kerajaan ....
14. Raja Pertama Kerajaan Demak adalah Sultan ....
15. Demak menyerang Belanda di Malaka dengan di pimpi oleh ....
16. Julukan Pati Unus adalah ....
17. Raja Gowa-Tallo yang sangat anti kepada Belanda adalah sultan ....
18. Sultan Hasanudin dijuluki ....
19. Sultan Baabullah adalah raja dari kerajaan ....
20. Sultan Nuku adalah raja kerajaan ....
Page 208
193
SOAL PERMAINAN PERTEMUAN 2 SIKLUS II
1. Sejumlah Ulama yang menyebarkan Agama Islam di Pulau Jawa dikenal dengan
sebutan ....
2. Maulana Malik Ibrahim merupakan nama asli dari Sunan ....
3. Sunan Gresik menyebarkan agama Islam / berdakwah di daerah ....
4. Nama asli Sunan Ampel adalah .....
5. Sunan Ampel menybarkan agama Islam di daerah ....
6. Sunan Ampel merancang kerajaan pertama di Pulau Jawa yakni kerajaan ....
7. Sunan Bonang melakukan dakwah dengan cara ....
8. Tembang-tembang yang di Gunakan Sunan Bonang dikenal dengan tembang ....
9. Setelah wafat Sunan Bonang dimakamkan di .....
10. Cara Sunan Giri berdakwah adalah mengenalkan tembang-tembang dolanan kepada
anak-anak antara lain tembang ....
11. Nama asli Sunan Drajat adalah ....
12. Dalam berdakwah Islam Sunan drajat menekankan pada sikap ....
13. Cara Sunan Kalijaga dalam berdakwah adalah dengan jalan ....
14. Nama asli Sunan Kalijaga adalah ....
15. Dalam berdakwah Sunan Kalijaga juga menggunakan lagu. Lagu karya Sunan
Kalijaga adalah lagu ....
16. Sunan Kudus menyebarkan agama Islam di daerah ....
17. Sunan Gunungjati menyebarkan Agama Islam di wilayah ....
18. Mesjid peninggalan Sunan Kudus yang dikenal memiliki menara yang Indah bernama
masjid ....
19. Nama Kecil Sunan Gunung Jati adalah ....
20. Tembang Sinom dan Kinanthi merupakan tembang yang diciptakan oleh Sunan .....
untuk berdakwah.
Page 209
194
Lampiran 11. Kunci Jawaban LKS dan Games Siklus I dan II
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Alat dan Bahan
1. LKS
2. Alat tulis (pensil, bolpoint)
Petunjuk kerja :
1. Ambil LKS yang telah disediakan guru
2. Duduk sesuai dengan kkelompok yang telah dibagi
3. Baca LKS dengan seksama
4. Diskusikan dengan anggota kelompok dan isilah titik-titik di bawah
No Nama Tokoh Asal Kerajaan Apa yang kamu ketahui tentang tokoh ini
1
Kudungga
Kutai Sebagai Pendiri kerajaaan kutai, raja yang menyebarkan
agama Hindu
2
Mulawarman
Kutai Membawa kutai mencapai puncak kejayaan
Menyedekahkan 20000 ekor lembu untuk para Brahmana
3
Purnawarman
Tarumanegara Membendung sungai citarum untuk membuat sarana
irigasi bagi rakyatnya
Membawa Tarumanegara mencapai puncak kejayaan
4
Ken Arok
Singosari Sebagai pendiri kerajaan Singosari
Pemeluk agama Hindu
5
Hayam Wuruk
Majapahit Membawa Majapahit mencapai puncak kejayaan
Sebagai Raja Pemeluk agama Hindu
6
Gajah Mada
Majapahit Menghantarkan Kerajaan Majapahit mencapai puncak
Kejayaan
Mengucapkan sumpah Palapa untuk menyatukan
nusantara
7
Airlangga
Kahuripan Sebagai Raja kahuripan yang memerintah dengan
bijaksana
Menghantarkan Kerajaan kahuripan mencapai Puncak
Kejayaan
8
Sanjaya
Mataram
kuno
Raja yang membangun Candi Prambanan
Raja yang menghantarkan Mataram kuno mencapai
Puncak Kejayaan
NAMA KELOMPOK :
ANGGOTA :
5. ............................................................................
6. ............................................................................
7. ............................................................................
8. ............................................................................
.
Page 210
195
KELOMPOK :
ANGGOTA : 1. ................................................................ 2. ................................................................ 3. ................................................................ 4. ................................................................
2. Jelaskan Apa yang kamu ketahui
tentang tokoh Balaputeradewa!
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Alat dan Bahan
1. LKS
2. Alat tulis (pensil, bolpoint)
Petunjuk kerja :
1. Ambil LKS yang telah disediakan guru
2. Duduk sesuai dengan kkelompok yang telah dibagi
3. Baca LKS dengan seksama
Balaputeradewa adalah raja Sriwijaya,
Menghantarkan Sriwijaya mencapai
puncak kejayaan.
Sriwijaya dibawah Balaputeradewa juga
sebagai pusat penyebaran agama
Budha
Rakyat hidup makmur dan Sriwijaya
Dikenal dengan sebutan negara
Maritim. Balaputeradewa berasal
dari dinasti Syailendra
2. Apa yang kamu ketahui tentang
tokoh Ratu Sima?
Ratu Sima adalah raja dari kerajaaan
Holing.
Ratu Sima memerintah dengan sangat bijaksana. Saat
putra kerajaan tertangkap mencuri emas, beliau
menghukum dengan memotong tangannya.
Kehidupan rakyat aman dan tenteram, Ratu Sima juga
menghantarkan Kerajaan Holing mencapai Puncak
Kejayaaan.
3. Ceritakan tentang tokoh
Kertanegara! Kertanegara adalah raja terakhir dari
Kerajaan Singasari. Kertanegara
memerintah tahun 1268-1292.
Kertanegara bergelar Maharajadhiraja Sri
Kertanegara Wikrama Dharmottungga
dewa. Kertanegara adalah raja yang ahli
dalam bidang politik maupun keagamaan.
Dalam bidang politik, Jayanegara dikenal
sebagai raja yang menguasai ilmu
ketatanegaraan dan mempunyai gagasan mperluas wilayah kerajaannya.
Kertanegara menganut agama Buddha Tantrayana
4. Ceritakan tentang tok oh Satyakirti!
Sakyakirti adalah seorang mahaguru agama
Buddha yang ada di Kerajaan Sriwijaya. Menurut
kesaksian I-Tsing Sriwijaya telah menjadi
pusat agama Buddha. Di sana ada lebih dari seribu
pendeta yang belajar agama budha.
Di zaman saytakirti inilah Sriwijaya menjadi pusat
penyebaran agama Budha.
Page 211
196
KUNCI JAWABAN GAMES
PERTEMUAN PERTAMA SIKLUS I
1. Kudungga
2. Aswawarman
3. Mulawarman
4. Tarumanegara
5. Purnawarman
6. Prasasti Ciareteun
7. Sri Candrabayasinga
8. Jayabaya
9. Negarakertagama
10. Kahuripan
11. Sanjaya
12. Candi Prambanan
13. Raden Wijaya
14. Ken Arok
15. Jayanegara
16. Hayam wuruk
17. Gajah Mada
18. Pallapa
19. Kutai
20. Yupa
21. Tarik
22. Kertarajasa Jayawardhana
23. Sri Baduga maharaja Ratu Haji
24. Mpu Sedah dan Mpu Panuluh
25. Sri rajasanegara
Page 212
197
KUNCI JAWABAN GAMES
PERTEMUAN KEDUA SIKLUS I
1. Ratu Sima
2. Bijaksana
3. Sriwijaya
4. Sumatera
5. Balaputeradewa
6. Sri Wirawairimathana
7. Syailendra
8. Borobudur
9. Syailendra
10. Maritim
11. Satyakirti
12. Penyebaran Agama Budha
13. I-Tsing
14. Nalanda
15. Kertanegara
16. Jaya Katwang
17. Pemerintahan/Tatanegara
18. Perdagangan
19. Sutasoma
20. Colamandala
Page 213
198
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Alat dan Bahan
1. LKS
2. Alat tulis (pensil, bolpoint)
Petunjuk kerja :
1. Ambil LKS yang telah disediakan guru
2. Duduk sesuai dengan kkelompok yang telah dibagi
3. Baca LKS dengan seksama
4. Diskusikan dengan anggota kelompok dan isilah titik-titik di bawah
Sultan Malik Al-Saleh
Merupakan raja dari kerajaan Islam yang
terletak di Aceh
Sebelum menjadi raja berjuluk Marah Silu
Sultan Iskandar Muda
Memerintah kerajaaan Aceh
Peran Sultan Iskandar Muda menghantarkan
Aceh mencapai Puncak Kejayaan
Peninggalannya berupa masjid yang bernama
masjid ....
Sultan agung
Berasal dari Yogyakarta
Bernama kecil Raden Mas Rangsang
Merupakan raja dari kerajaaan Mataram
Islam
Peran raja tersebut adalah menyerang
batavia,
Peninggalan dari tokoh ini adalah kitab
sastra gending
Sultan ageng tirtayasa
Merupakan raja kerajaaan Banten
Nama kecil Abdul Fath Abdulfatah
Peran Sultan Ageng Tirtayasa adalah Membawa
kesultanan banten Mencapai puncak Kejayaan
Belanda menumpas perlawanan Sultan Ageng
dengan menjalankan politik adu domba, yaitu
dengan anaknya bernama Sultan Haji
untuk berperang dengan ayahnya.
Sultan ageng wafat pada tahun 1692
Beliau dimakamkan di Dekat
Mesjid Agung Banten
SULTAN HASANUDIN
Merupakan raja kerajaan Gowa-Tallo
Nama kecilnya adalah Muhammad Bakir
Karena keberanianya melawan Belanda Ia
dijuluki Ayam Jantan dari timur
Sultan Hasanudin kalah dalam peperangan
karena dikhianati oleh Aru Palaka
SULTAN BAABULAH
Merupakan raja kerajaan Ternate
SULTAN NUKU adalah tokoh Islam dari
kerajaan Tidore
RADEN PATAH
Merupakan raja dari kerajaan Demak
Setelah wafat digantikan oleh Pati Unus
KELOMPOK :
ANGGOTA : 5. ................................................................ 6. ................................................................ 7. ................................................................ 8. ................................................................
Page 214
199
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Alat dan Bahan
1. LKS 2. Alat tulis (pensil,
bolpoint)
Petunjuk kerja :
1. Ambil LKS yang telah disediakan guru
2. Duduk sesuai dengan kelompok yang telah dibagi
3. Baca LKS dengan seksama
Nama Kelompok :
1.
2.
3.
4.
Penyebar Agama Islam Di Pulau Jawa di sebuat dengan sebutan ....
No Nama Nama Asli Wilayah Dakwah Peran
1
Sunan Gresik
Maulana Malik
Ibrahim
Gresik, Jawa
Timur
Pendiri pondok pesantren pertama
di Indonesia
2
Sunan Ampel
Raden Rahmat Ampel, dekat
Surabaya
Merancang berdirinya kerajaan
Demak
Merancang Pembangunan Masjid
Demak
3
Sunan Bonang
Maulana
Makdum
Ibrahim
Wilayah Utara
Jawa Timur
Mendirikan pondok pesantren di
Tuban, Jawa Timur
Menyebarkan agama melalui
Gamelan dan tembang Jawa
4
Sunan Giri
Raden Paku Blambangan,
Jawa Timur
Mendidik anak-anak belajar
agama Islam melalui permainan-
permainan berjiwa agamis
5
Sunan Drajat
Raden Kosim/
Syarifuddin
Sedayu, Gresik,
Jawa Timur
Menyebarkan agama dengan
tembang-tembang
Memberi pertolongan dan
menyantuni fakir miskin melalui
kegiatan-kegiatan sosial
6
Sunan Kalijaga
Raden mas
Syahid
Jawa Timur Sebagai Penasihat kerajaan
Demak
Berdakwah melalui kesenian
wayang, gamelan, seni lukis, dan
pahat
7
Sunan Kudus
Ja’far Sadiq Blora Jatim Sebagai Senapati perang kerajaan
Demak
Mendirikan Masjid Menara Kudus
8
Sunan Muria
Raden umar
Said
Desa-desa
terpencil di
sekitar gunung
Muria
Menyiarkan agama dengan
kursus-kursus pada nelayan dan
pedagang
Menyebarkan agam melalui
tembang Sinom dan kinanti
9
Sunan Gunung Jati
Syarif
Hidayatullah
Jawa Barat Meningkatkan Cirebon menjadi
kesultanan
Page 215
200
KUNCI JAWABAN GAMES
PERTEMUAN PERTAMA SIKLUS II
1. Samudera Pasai
2. Sultan Malik al Saleh
3. Iskandar Muda
4. Baiturrahman
5. Banten
6. Bertindak sewenang-wenang
7. Sultan Haji
8. Sultan agung tirtayasa
9. Kekurangan bahan makanan
10. Lumbung makanan dibakar oleh Belanda
11. Sastra gendhing
12. Jawa
13. Demak
14. Raden Patah
15. Pati Unus
16. Pangeran Sabrang Lor
17. Hasanuddin
18. Ayam Jantan dari Timur
19. Ternate
20. Tidore
Page 216
201
KUNCI JAWABAN GAMES
PERTEMUAN KEDUA SIKLUS II
1. Wali Sanga
2. Gresik
3. Gresik, jawa Timur
4. Raden rahmat
5. Ampel, Dekat Surabaya
6. Demak
7. Menyesuaikan dengan kebudayaan masyarakat Jawa
8. Durma
9. Tuban, jawa Timur
10. Jamuran, Cublak-cublak suweng
11. Raden kosim, Syariffuudin
12. Sosial
13. Kebudayaan
14. Ran Mas Syahid
15. Ilir-ilir
16. Jipang panolan, Blora, Jawa Timur
17. Jawa Barat
18. Menara Kudus
19. Syarif Hidayatullah
20. Muria
Page 217
202
Penilaian LKS
Prtemuan Pertama Siklus I
No NA Uraian Skor
1 Skor perolehan x 2
NA Maksimal 100
NA minimal 8
Setip nomor dalam LKS
Kolom asal kerajaaan skor benar
Kolom asal kerajaan salah
Uraian tentang tokoh
Lengkap, ssuai, benar sesuai konsep
Kurang lengkap, kurang sesuai
Tidak lengkap, dan kurang sesuai
Tidak lengkap, dan tidak sesuai
2,5
0
4
3
2
1
Pertemuan kedua Siklus I
1 Skor 1+2+3+4
NA Maksimal 100
NA minimal 40
Uraian tentang tokoh
Lengkap, ssuai, benar sesuai konsep
Kurang lengkap, kurang sesuai
Tidak lengkap, dan kurang sesuai
Tidak lengkap, dan tidak sesuai
25
20
15
10
Pertemuan Pertama Siklus II
1 Jumlah Skor
Perolehan
NA maksimal 100
NA minimal 0
Isian singkat tentang profil tokoh
Raja islam
Setiap isian harus diisi dengan
singkat dan jelas
Jawaban benar
Jawaban kurang benar, namun ada
unsur yang hampir benar
Jawaban Salah namun ada jawaban
Tidak ada jawaban
4
2
1
0
Pertemuan kedua Siklus II
1 Jumlah Skor
Perolehan
Skor maksimal 100
Skor Minimal 20
Isian Tentang tokoh wali Sanga
Isian di atas kolom
Benar
salah
Kolom 3
Jawaban Sesuai dan benar
Jawaban Salah/tidak diisi
Kolom 4
Jawaban Sesuai dan benar
Jawaban menedekati kebenaran
Tidak ada Jawaban
Kolom 5
Lengkap, ssuai, benar sesuai konsep
Kurang lengkap, kurang sesuai
Tidak lengkap, dan kurang sesuai
Tidak lengkap, dan tidak sesuai
1
0
1
0
2
1
0
8
6
4
2
Page 218
203
Lampiran 12. Peraturan Games, Turnamen, dan Kriteria Penskoran
PERATURAN GAME
1. Game dimainkan antar kelompok
2. Pemain adalah perwakilan kelompok pemain yang memilih kartu soal dan harus
mengerjakan di papan tulis.
3. Kelompok pemain adalah kelompok yang mendapat giliran.
4. Kelompok yang bertindak sebagai penantang adalah semua kelompok yang bertindak
sebagai kelompok pemain.
5. Perwakilan kelompok pemain harus menjawab soal yang sesuai dengan nomor undian
yang diambil.
6. Anggota kelompok lain harus saling bekerjasama untuk memecahkan masalah dalam
game
7. Jika soal benar, maka permainana akan dilanjutkan dengan kelompok berikutnya yang
bertindak sebagai pemain.
8. Jika pemain menjawab benar maka kelompok mendapat skor 10.
9. Jika jawaban pemain salah, maka kesempatan menjabwab diberikan kepada kelompok
pemain di belakakang.
10. Jika anggota kelompok benar, maka mendapat nilai setengah dari jumlah skor yang
ditentukan. Jika kelompok pemain tidak bisa menjawab atau jawabannya salah, maka
kelompok penantang dapat merebut pertanyaan tersebut.
11. Permainan dilakukan hingga batas akhir waktu yang dialokasikan habis atau seluruh
pertanyaan terbuka.
12. Pemberian poin sesuai dengan perhitungan poin yang ditetapkan.
Page 219
204
PERATURAN TURNAMEN
1. Turnamen diikuti seluruh sisiwa
2. Setiap kelompok mewakili kelompoknya dalam turnamen.
3. Perwakilan setiap kelompok yang mempunyai kemampuan tinggi bertanding dalam
sebuah group.
4. Perwakilan setiap kelompok yang mempunyai kemampuan rata-rata bertanding dalam
satu grup.
5. Perwakilan setiap kelompok yang mempunyai kemampuan rendah bertanding dalam
sebuah grup.
6. Hasil turnamen akan diberikan poin oleh guru sesuai dengan ketentuan pemberian poin
turnamen.
7. Setiap pemain yang memiliki poin tertinggi dalam sebuah grup turnamen berhak
mendapatkan hadiah dari guru.
Page 220
205
ATURAN PENSKORAN
ATURAN PENSKORAN PERMAINAN DENGAN EMPAT PEMAIN
Kriteria
Skor
Tidak Ada
Skor Kembar
Kembar
untuk skor
tinggi
Kembar
untuk skor
tengah
Kembar
untuk skor
rendah
Kembar tiga
untuk skor
tinggi
Kembar tiga
untuk skor
rendah
Kembar
empat
Kembar dua
pasang
Skor Tinggi 60 50 60 60 50 60 30 50
Skor
Menengah
40 50 40 50 30 30 50
Skor
Menengah
30 30 40 30 50 30 30 30
Skor
Rendah
20 20 20 30 20 30 30 30
ATURAN PENSKORAN PERMAINAN DENGAN TIGA PEMAIN
Kriteria Skor Tidak ada skor
kembar
Kembar untuk
skor tinggi
Kembar untuk
skor rendah
Kembar tiga
Skor tinggi 60 50 60 40
Skor tengah 40 50 30 40
Skor rendah 20 20 30 40
Page 221
206
DAFTAR NAMA KELOMPOK
PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TGT
KELAS V SDN BRONGGANG
SIKLUS I
No Anggur
No Apel
1 Rizky Nanti
1 Salfarani Ghazalah
2 Fajar Hafian
2 Nimas Agustina Ayu W
3 Aris Saefuddin
3 Joko Susilo
4 Rifa Agustina
4 Andi Ramadhani
No Pisang
No Jeruk
1 Kanis Damayanti
1 Ahmad Al Rifwan
2 Darma Wijaya
2 Latifa Dwi Handayani
3 Septin Atika Rini
3 Haris Bagus Dewantoro
4 Ramadhan Angga
4 Zainal Rosyid
No Melon
1 Isnaen Rio P
2 Ananda Pinastika P
3 Mita Eviana
4 Deviaana Romadhona
Page 222
207
DAFTAR NAMA KELOMPOK
PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TGT
KELAS V SDN BRONGGANG
SIKLUS II
No Anggur
No Apel
1 Isnaen Rio Pambudi
1 Kania Damayanti
2 Septin Atika Rini
2 Darma Wijaya
3 Aris Saefuddin
3 Mita Eviana
4 Andi Ramadhani
4 Ramadhan Angga
No Pisang
No Jeruk
1 Rizkynanti
1 Salfarani Ghazalah
2 Nimas Agustina Ayu W
2 Latifa Dwi Handayani
3 Joko Susilo
3 Fajar Hafian
4 Zainal Rosyid
4 Rifa Agustina
No Melon
1 Ahmad Al Rifwan
2 Ananda Pinastika P
3 Deviana Romadhona
4 Haris Bagus Dewantoro
Page 223
208
PEMBAGIAN ANAK DALAM MEJA TURNAMEN
PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TGT
KELAS V SDN BRONGGANG
SIKLUS I
No Meja 1
No Meja 2
1 Rifa Agustina
1 Aris Saefuddin
2 Joko Susilo
2 Andi Ramadhani
3 Ramadhan Angga
3 Darma Wijaya
4 Zainal Rosyid
4 Haris Bagus Dewantoro
5 Mita Eviana
5 Deviana Romadhona
No Meja 3
No Meja 4
1 Fajar Hafian
1 Rizky Nanti
2 Nimas Agustina Ayu W
2 Salfarani Ghazalah
3 Septin Atika Rini
3 Kani Damayanti
4 Latifa Dwi Handayani
4 Ahmad Al Rifwan
5 Isnaen Rio Pambudi
5 Ananda Pinastika P
Page 224
209
PEMBAGIAN ANAK DALAM MEJA TURNAMEN
PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TGT
KELAS V SDN BRONGGANG
SIKLUS II
No Meja 1
No Meja 3
1 Aris Saefuddin
1 Septin Atika Rini
2 Ramadhan Angga
2 Darma Wijaya
3 Zainal Rosyid
3 Nimas Agustina Ayu W
4 Rifa Agustina
4 Latifa Dwi Handayani
5 Haris Bagus Dewantoro
5 Deviana Romadhona
No Meja 2
No Meja 4
1 Andi Ramadhani
1 Isnaen Rio Pambudi
2 Mita Eviana
2 Kania Damayanti
3 Joko Susilo
3 Rizky Nanti
4 Salfarani Ghazalah
4 Fajar Hafian
5 Ananda Pinastika P
5 Ahmad Al Rifwan
Page 225
210
DAFTAR NILAI
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
SIKLUS 1
Pertemuan 1 No Kelompok Nilai LKS 1 Poin LKS 1
1 Anggur 80 60
2 Pisang 75 50
3 Jeruk 70 40
4 Apel 60 30
5 Melon 50 20
Rata-rata 67
Pertemuan 2 No Kelompok Nilai LKS 1 Poin LKS 1
1 Anggur 75 40
2 Pisang 70 30
3 Jeruk 85 60
4 Apel 80 50
5 Melon 70 30
Rata-rata 76
Page 226
211
DAFTAR NILAI
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
SIKLUS 2
Pertemuan 1 No Kelompok Nilai LKS 1 Poin LKS 1
1 Anggur 90 50
2 Pisang 90 50
3 Jeruk 85 20
4 Apel 90 50
5 Melon 85 20
Rata-rata 88
Pertemuan 2 No Kelompok Nilai LKS 1 Poin LKS 1
1 Anggur 84 40
2 Pisang 100 60
3 Jeruk 84 40
4 Apel 80 20
5 Melon 92 50
Rata-rata 88
Page 227
212
PEROLEHAN NILAI KELOMPOK
DALAM PENGERJAAN LKS
SIKLUS 1 No Pertemuan ke- Rata-rata Nilai Kelompok
1 1 67
2 2 76
Rata-rata 71.5
SIKLUS 2 No Pertemuan ke- Rata-rata Nilai Kelompok
1 1 88
2 2 88
Rata-rata 88
Page 228
213
DAFTAR NILAI
GAME
SIKLUS 1
Pertemuan 1 No Kelompok Nilai Game Poin Game
1 Anggur 45 50
2 Pisang 25 40
3 Jeruk 45 50
4 Apel 10 20
5 Melon 20 30
Rata-rata 29 38
Pertemuan 2 No Kelompok Nilai Game Poin Game
1 Anggur 30 40
2 Pisang 35 50
3 Jeruk 45 60
4 Apel 10 30
5 Melon 5 20
Rata-rata 25 40
Page 229
214
DAFTAR NILAI
GAME
SIKLUS 2
Pertemuan 1 No Kelompok Nilai Game Poin Game
1 Anggur 30 30
2 Pisang 30 30
3 Jeruk 30 30
4 Apel 60 60
5 Melon 20 20
Rata-rata 34 34
Pertemuan 2 No Kelompok Nilai Game Poin Game
1 Anggur 40 60
2 Pisang 20 30
3 Jeruk 20 30
4 Apel 10 20
5 Melon 35 40
Rata-rata 25 36
Page 230
215
PEROLEHAN NILAI KELOMPOK
DALAM PELAKSANAAN GAME
SIKLUS 1 No Pertemuan ke- Rata-rata Nilai Kelompok
1 1 29
2 2 25
Rata-rata 27
SIKLUS 2 No Pertemuan ke- Rata-rata Nilai Kelompok
1 1 34
2 2 25
Rata-rata 29.5
Page 231
216
NILAI TURNAMEN SIKLUS I
kelompok Turnamen
Nama Kelompok Asal
Nilai Poin
Meja 1 Rifa Agustina 1 40 20
Joko Susilo 2 56 50
Ramadhan Angga 3 56 50
Zainal Rosyid 4 56 50
Mita Eviana 5 52 30
Rata-rata 52
Meja 2 Aris Saefuddin 1 60 40
Andi Ramadhani 2 56 30
Darma Wijaya 3 60 40
Haris Bagus Dewantoro 4 52 20
Deviana Romadhona 5 68 60
Rata-rata 59.2
Meja 3 Fajar Hafian 1 88 60
Nimas Agustina Ayu W 2 68 40
Septin Atika Rini 3 72 50
Latifa Dwi Handayani 4 54 20
Isnaen Rio Pambudi 5 60 30
Rata-rata 68.4
Meja 4 Rizky Nanti 1 92 60
Salfarani Ghazalah 2 60 20
Kani Damayanti 3 80 50
Ahmad Al Rifwan 4 76 40
Ananda Pinastika P 5 72 30
Rata-rata 76
Page 232
217
NILAI TURNAMEN SIKLUS II
kelompok Turnamen
Nama Kelompok Asal
Nilai Poin
Meja 1 Aris Saefuddin 1 68 40
Ramadhan Angga 2 60 30
Zainal Rosyid 3 76 50
Rifa Agustina 4 56 20
Haris Bagus Dewantoro 5 76 50
Rata-rata 67.2
Meja 2 Andi Ramadhani 1 92 60
Mita Eviana 2 68 30
Joko Susilo 3 68 30
Salfarani Ghazalah 4 76 40
Ananda Pinastika P 5 88 50
Rata-rata 78.40
Meja 3 Septin Atika Rini 1 88 60
Darma Wijaya 2 84 40
Nimas Agustina Ayu W 3 80 30
Latifa Dwi Handayani 4 84 40
Deviana Romadhona 5 80 30
Rata-rata 83.2
Meja 4 Isnaen Rio Pambudi 1 72 30
Kania Damayanti 2 100 50
Rizky Nanti 3 100 50
Fajar Hafian 4 72 30
Ahmad Al Rifwan 5 88 40
Rata-rata 86.40
Page 233
218
DAFTAR NILAI TURNAMEN SESUAI KELOMPOK ASAL
PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TGT
KELAS V SDN BRONGGANG
SIKLUS I
SIKLUS I
SIKLUS II
No Anggur
Poin
Turnamen No Anggur
Poin
Turnamen
1 Rizky Nanti 60
1 Isnaen Rio Pambudi 30
2 Fajar Hafian 60
2 Septin Atika Rini 60
3 Aris Saefuddin 40
3 Aris Saefuddin 40
4 Rifa Agustina 20
4 Andi Ramadhani 60
Rata-rata 45
Rata-rata 47.5
No Pisang
No Pisang
1 Kania Damayanti 50
1 Rizkynanti 50
2 Darma Wijaya 40
2 Nimas Agustina Ayu W 30
3 Septin Atika Rini 50
3 Joko Susilo 30
4 Ramadhan Angga 50
4 Zainal Rosyid 50
Rata-rata 47.5
Rata-rata 40
No Apel
No Apel
1 Salfarani Ghazalah 20
1 Kania Damayanti 50
2
Nimas Agustina Ayu
W 40
2 Darma Wijaya 40
3 Joko Susilo 50
3 Mita Eviana 30
4 Andi Ramadhani 30
4 Ramadhan Angga 30
Rata-rata 35
Rata-rata 37.5
No Melon
No Melon
1 Isnaen Rio P 60
1 Ahmad Al Rifwan 40
2 Ananda Pinastika P 30
2 Ananda Pinastika P 50
3 Mita Eviana 30
3 Deviana Romadhona 30
4 Deviaana Romadhona 60
4 Haris Bagus Dewantoro 50
Rata-rata 45
Rata-rata 42.5
No Jeruk
No Jeruk
1 Ahmad Al Rifwan 40
1 Salfarani Ghazalah 40
2 Latifa Dwi Handayani 20
2 Latifa Dwi Handayani 40
3
Haris Bagus
Dewantoro 20
3 Fajar Hafian 30
4 Zainal Rosyid 50
4 Rifa Agustina 20
Rata-rata 32.5
Rata-rata 32.5
Page 234
219
Lampiran 13. Rekapitulasi Nilai Pra Tindakan, Pasca Siklus I dam Pasca Siklus II
No Nama Siswa Nilai Pra Tindakan
Ketuntasan Nilai Pasca
Siklus I
Ketuntasan Nilai Pasca
Siklus II
Ketuntasan
T BT T BT T BT
1 S1 48
√ 56
√ 68 √ 2 S2 58
√ 68 √
80 √
3 S3 65 √
60
√ 76 √ 4 S4 42
√ 56
√ 60
√
5 S5 60
√ 60
√ 72 √ 6 S6 69 √
76 √
88 √
7 S7 71 √
92 √
100 √ 8 S8 77 √
80 √
100 √
9 S9 46
√ 40
√ 56
√
10 S10 48
√ 56
√ 92 √ 11 S11 52
√ 56
√ 76 √
12 S12 58
√ 88 √
72 √ 13 S13 63
√ 60
√ 84 √
14 S14 65 √
72 √
88 √ 15 S15 45
√ 60
√ 68 √
16 S16 66 √
72 √
88 √ 17 S17 54
√ 68 √
80 √
18 S18 47
√ 52
√ 68 √ 19 S19 62
√ 54
√ 84 √
20 S20 52
√ 52
√ 76 √ Jumlah 1148 6 14 1278 8 12 1576 18 2
Rata-rata 57.40
63.90
78.80 Persentase
30% 70%
40% 60%
90% 10%
Page 235
220
PEROLEHAN POIN KELOMPOK
SIKLUS I
Kel Poin Kelompok Rata-rata
poin
Turnamen
Rata-rata Kriteria LKS 1 LKS 2 Game
Anggur 60 40 45 45 47.5 Tim Hebat
Pisang 50 30 45 47.5 43.13 Tim Baik
Jeruk 40 60 55 32.5 46.88 Tim Hebat
Apel 30 50 25 35 35.00 -
Melon 20 30 25 45 30 -
SIKLUS II
Kel Poin Kelompok Rata-rata
poin
Turnamen
Rata-rata Kriteria LKS 1 LKS 2 Game
Anggur 50 40 45 47.5 45.63 Tim Hebat
Pisang 50 60 30 40 45.00 Tim Hebat
Jeruk 20 40 30 32.5 30.63 -
Apel 50 20 40 37.5 36.88 -
Melon 20 50 50 42.5 40.63 Tim Baik
Tabel Kriteria Penghargaan Kelompok
Rata-rata skor tim Penghargaan
40 Tim Baik
45 Tim Hebat
50 Tim Super
Sumber : Robert E. Slevin (2009: 175)
Page 236
221
DAFTAR NILAI
ULANGAN TENGAH SEMSETER GASAL (UTS)
KELAS V SEMESTER 1 TAHUN 2012/2013
No
Nama
Mata Pelajaran
PKn Bhs. Indo
Mtk IPA IPS
1 Joko Susilo 70 74 54 61 48
2 Deviana Romadhona 72 76 62 68 58
3 Salfarani Ghazalah 74 78 66 70 65
4 Ramadhan Angga 65 55 43 56 42
5 Isnaen Rio Pambudi 72 74 68 78 60
6 Ahmad Al Rifwan 74 76 71 82 69
7 Rizkynanti 78 80 75 77 71
8 Kania Damayanti 80 82 77 80 77
9 Rifa Agustina 66 52 38 58 46
10 Andi Ramadhani 72 76 61 68 48
11 Zainal Rosyid 68 68 56 61 52
12 Fajar Hafian 72 70 61 65 58
13 Darma Wijaya 72 74 55 72 63
14 Ananda Pinastika P 70 76 68 74 65
15 Aris Saefuddin 66 60 42 61 45
16 Septin Atika Rini 75 78 80 75 66
17 Nimas Agustina Ayu W 72 74 61 71 54
18 Mita Eviana 68 58 51 58 47
19 Latifa Dwi Handayani 71 76 71 76 62
20 Haris Bagus Dewantoro 70 68 57 60 52
Jumlah 1427 1425 1217 1371 1148
Rata-rata 71.35 71.25 60.85 68.55 57.40
Mengetahui
Cangkringan, 01 Oktober 2012
Kepala Sekolah
Guru kelas
Ngadirman, S.Pd
Yuristya Perdana K
NIP. 19540415 b197402 1 003
NIP. 19880305 200902 1 001
Page 237
222
Lampiran 14. Hasil Observasi Aktivitas Guru
Siklus / pertemuan :
Hari / tanggal :
No Aspek yang diamati
Skor
1 2 3 4
Presentasi
1. Guru Memberikan penjelasan materi secara garis
besar
2. Guru memberikan penjelasan tentang TGT
Belajar Kelompok
3. Guru membagi kelompok sesuai aturan dalam
TGT
4. Guru membimbing siswa dalam belajar kelompok
5. Guru membahas hasil diskusi yang dilakukan
Games
6. Guru menjelaskan aturan dalam pelaksanaan game
7. Guru membimbing dalam melaksanakan games
Turnamen
8. Guru memberikan penjelsaan tentang aturan
dalam turnamen dan pengawasan.
9. Guru membahas pelaksanaan turnamen
Penghargaan
10. Guru Memeberikan penghargaan
Keterangan :
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = sangat baik
Observer
....................................
Page 238
223
Siklus / pertemuan :
Hari / tanggal :
No Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4
Presentasi
1. Guru Memberikan penjelasan materi secara garis
besar
2. Guru memberikan penjelasan tentang TGT
Belajar Kelompok
3. Guru membagi kelompok sesuai aturan dalam
TGT
4. Guru membimbing siswa dalam belajar kelompok
5. Guru membahas hasil diskusi yang dilakukan
Games
6. Guru menjelaskan aturan dalam pelaksanaan game
7. Guru membimbing dalam melaksanakan games
Turnamen
8. Guru memberikan penjelsaan tentang aturan
dalam turnamen dan pengawasan.
9. Guru membahas pelaksanaan turnamen
Penghargaan
10. Guru Memeberikan penghargaan
Keterangan :
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = sangat baik
Observer
....................................
Page 239
224
Siklus / pertemuan :
Hari / tanggal :
No Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4
Presentasi
1. Guru Memberikan penjelasan materi secara garis
besar
2. Guru memberikan penjelasan tentang TGT
Belajar Kelompok
3. Guru membagi kelompok sesuai aturan dalam
TGT
4. Guru membimbing siswa dalam belajar kelompok
5. Guru membahas hasil diskusi yang dilakukan
Games
6. Guru menjelaskan aturan dalam pelaksanaan game
7. Guru membimbing dalam melaksanakan games
Turnamen
8. Guru memberikan penjelsaan tentang aturan
dalam turnamen dan pengawasan.
9. Guru membahas pelaksanaan turnamen
Penghargaan
10. Guru Memeberikan penghargaan
Keterangan :
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = sangat baik
Observer
....................................
Page 240
225
Siklus / pertemuan :
Hari / tanggal :
No Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4
Presentasi
1. Guru Memberikan penjelasan materi secara garis
besar
2. Guru memberikan penjelasan tentang TGT
Belajar Kelompok
3. Guru membagi kelompok sesuai aturan dalam
TGT
4. Guru membimbing siswa dalam belajar kelompok
5. Guru membahas hasil diskusi yang dilakukan
Games
6. Guru menjelaskan aturan dalam pelaksanaan game
7. Guru membimbing dalam melaksanakan games
Turnamen
8. Guru memberikan penjelsaan tentang aturan
dalam turnamen dan pengawasan.
9. Guru membahas pelaksanaan turnamen
Penghargaan
10. Guru Memeberikan penghargaan
Keterangan :
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = sangat baik
Observer
....................................
Page 241
226
Lampiran 15. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Siklus : I (satu)
Hari/tanggal :
Pertemuan : 1 (satu)
No Nama
Aspek Jumlah persentase Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Joko Susilo 3 1 2 2 1 2 3 3 1 2 20 50% kurang
2 Deviana Romadhona 2 2 3 3 2 2 3 3 1 2 23 57,5 % kurang
3 Salfarani Ghazalah 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 27 67,5 % Cukup
4 Ramadhan Angga 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 16 40% sangat kurang
5 Isnaen Rio Pambudi 2 1 2 2 1 2 3 3 3 2 21 52,5% kurang
6 Ahmad Al Rifwan 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 28 70% Baik
7 Rizkynanti 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 28 70% Baik
8 Kania Damayanti 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 29 72,5 % Baik
9 Rifa Agustina 1 1 2 2 1 1 3 2 2 1 16 40% sangat kurang
10 Andi Ramadhani 2 1 2 2 2 1 2 3 2 2 19 47,5% kurang
11 Zainal Rosyid 2 1 2 2 1 2 2 2 3 2 19 47,5% kurang
12 Fajar Hafian 2 1 2 3 1 2 3 3 1 1 19 47,5 % kurang
13 Darma Wijaya 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 27 67,5 % Cukup
14 Ananda Pinastika P 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 25 62,5 % Cukup
15 Aris Saefuddin 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 12 30% sangat kurang
16 Septin Atika Rini 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 28 70% Baik
17 Nimas Agustina Ayu W 3 2 2 3 1 2 3 3 3 2 24 60% Cukup
18 Mita Eviana 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 13 32,5 % sangat kurang
19 Latifa Dwi Handayani 3 1 2 3 2 3 3 3 3 3 26 65% Cukup
20 Haris Bagus Dewantoro 2 2 3 2 1 2 3 3 2 3 23 57,5% Cukup
Skor Total 46 32 44 47 34 44 54 53 46 43 443
Persentaase 57.5 40.0 55.0 58.8 42.5 55.0 67.5 66.3 57.5 53.8 55,38 %
Observer
...............................
Page 242
227
Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Siklus : I (satu)
Hari/tanggal :
Pertemuan : 2 (dua)
No Nama
Aspek Jumlah persentase Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Joko Susilo 3 1 2 2 1 2 3 3 1 3 21 52,5 % kurang
2 Deviana Romadhona 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 25 62,5 % Cukup
3 Salfarani Ghazalah 2 2 3 3 3 2 3 3 3 4 28 70% Baik
4 Ramadhan Angga 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 17 40% Sangat kurang
5 Isnaen Rio Pambudi 2 2 3 2 1 3 3 3 3 3 25 62,5 % Cukup
6 Ahmad Al Rifwan 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 32 80% Baik
7 Rizkynanti 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 29 72,5 % Baik
8 Kania Damayanti 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 31 77,5 % Baik
9 Rifa Agustina 2 1 2 3 1 2 3 3 1 2 20 50% kurang
10 Andi Ramadhani 2 1 3 2 2 2 3 3 3 2 23 57,5 % Cukup
11 Zainal Rosyid 2 1 3 2 1 2 2 2 2 2 19 47,5 % kurang
12 Fajar Hafian 2 2 2 2 1 2 3 2 3 2 21 52,5 % kurang
13 Darma Wijaya 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 29 72,5 % Baik
14 Ananda Pinastika P 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 28 70% Baik
15 Aris Saefuddin 2 1 1 1 1 2 3 2 2 2 17 42,5 % sangat kurang
16 Septin Atika Rini 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 32 80% Baik
17 Nimas Agustina Ayu W 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 26 65% Cukup
18 Mita Eviana 2 1 2 1 2 2 2 3 1 2 18 45% sangat kurang
19 Latifa Dwi Handayani 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 30 75% Baik
20 Haris Bagus Dewantoro 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 24 52,5 % kurang
Skor Total 49 37 53 48 39 48 56 56 51 58 495
Persentaase 61.3 46.3 66.3 60.0 48.8 60.0 70.0 70.0 63.8 72.5 61,88 %
Observer
...............................
Page 243
228
Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Siklus : II (dua)
Hari/tanggal :
Pertemuan : 1 (satu)
No Nama
Aspek Jumlah persentase Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Joko Susilo 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 27 67, 5 % Cukup
2 Deviana Romadhona 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 27 67,5 % Cukup
3 Salfarani Ghazalah 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 31 77,5 % Baik
4 Ramadhan Angga 2 1 2 1 2 3 3 3 2 2 21 52, 5 % Kurang
5 Isnaen Rio Pambudi 3 2 4 2 2 3 3 3 3 3 28 70% Baik
6 Ahmad Al Rifwan 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 35 87,5 % Sangat Baik
7 Rizkynanti 4 3 4 2 3 3 4 4 4 3 34 85% Sangat Baik
8 Kania Damayanti 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 36 90% Sangat Baik
9 Rifa Agustina 2 1 3 3 2 3 3 3 3 3 26 65% Cukup
10 Andi Ramadhani 2 1 3 2 2 3 3 3 3 3 25 62,5 % Cukup
11 Zainal Rosyid 2 1 3 2 2 3 3 3 3 2 24 60% Cukup
12 Fajar Hafian 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 25 62,5 % Cukup
13 Darma Wijaya 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 29 72,5 % Baik
14 Ananda Pinastika P 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 29 72,5 % Baik
15 Aris Saefuddin 2 1 2 1 2 3 3 3 3 3 23 57,5 % Cukup
16 Septin Atika Rini 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 34 85% Sangat Baik
17 Nimas Agustina Ayu W 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 28 70% Baik
18 Mita Eviana 2 1 3 2 2 2 3 3 3 2 23 57,5 % Cukup
19 Latifa Dwi Handayani 4 2 3 3 3 3 4 3 4 4 33 82,5 % Baik
20 Haris Bagus Dewantoro 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 27 67,5 % Cukup
Skor Total 55 38 62 49 46 59 66 64 64 62 565
Persentaase 68.8 47.5 77.5 61.3 57.5 73.8 82.5 80.0 80.0 77.5 70,63 %
Observer
...............................
Page 244
229
Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Siklus : II (dua)
Hari/tanggal :
Pertemuan : 2 (dua)
No Nama
Aspek Jumlah persentase Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Joko Susilo 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 30 75% Baik
2 Deviana Romadhona 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 33 82,5% Baik
3 Salfarani Ghazalah 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 31 77,5 % Baik
4 Ramadhan Angga 2 1 2 2 2 3 3 3 3 2 23 57,5 % Cukup
5 Isnaen Rio Pambudi 3 2 4 2 2 3 3 3 3 3 28 70% Baik
6 Ahmad Al Rifwan 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 36 87,5 % Sangat Baik
7 Rizkynanti 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 37 90% Sangat Baik
8 Kania Damayanti 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 37 90% Sangat Baik
9 Rifa Agustina 3 1 3 2 3 2 3 3 3 3 26 65% Cukup
10 Andi Ramadhani 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 32 75% Baik
11 Zainal Rosyid 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 29 70% Baik
12 Fajar Hafian 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 32 80% Baik
13 Darma Wijaya 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 29 72,5 % Baik
14 Ananda Pinastika P 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 34 85% Sangat Baik
15 Aris Saefuddin 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 29 70% Baik
16 Septin Atika Rini 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 34 85% Sangat Baik
17 Nimas Agustina Ayu W 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 28 70% Baik
18 Mita Eviana 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 27 65% Cukup
19 Latifa Dwi Handayani 4 2 3 4 3 3 4 3 4 4 34 85% Sangat Baik
20 Haris Bagus Dewantoro 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 27 67,5 % Cukup
Skor Total 61 46 64 60 54 62 67 65 68 69 616
Persentaase 76.3 57.5 80.0 75.0 67.5 77.5 83.8 81.3 85.0 86.3 76%
Observer
...............................
Page 245
230
Lampiran 16. Catatan lapangan
TINDAKAN KELAS
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)
PADA SISWA KELAS VSDN BRONGGANG,
CANGKRINGAN, SLEMAN
Siklus/pertemuan : I (satu) / pertemuan pertama
Hari/tanggal : Selasa / 9 Oktober 2012
Waktu : 07.00 – 08.10
Pembelajaran dimulai pukul 07.00 dengan berdoa bersama. Setelah berdoa kemudian
guru melanjutkan dengan melakukan presensi pada siswa. Guru kemudian memulai
pembelajaran dengan melakukan tanya jawab dengan siswa. Guru menyampaikan materi
yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran kepada siswa. Guru juga menyampaikan
prosedur pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam pertemuan pertama dengan
mengunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Guru menyampaikan langkah-langkah dalam
pembelajaran kooperatif tipe TGT sekaligus guru memberikan motivasi kepada siswa agar
bersemangat dalam megikuti pembelajaran. Selanjutnya guru mulai masuk memberikan
appresepsi,
Pada kegiatan inti guru melakukan prentasi kelas, menyampaikan garis besar materi
yang dipelajari dengan menggunakan media berupa gambar peninggalan masa Hindu.
Beberapa siswa beranjak dari tempat duduknya untuk melihat gambar yang dibawa guru. Hal
ini sedikit mengganggu kekondusifan siswa lain dalam memperhatikan penjelasan guru.
Beberapa siswa juga tampak bercerita sendi dengan teman di sebelahnya sehingga rekan
observer membantu untuk membimbing, menegur siswa agar memperhatikan guru dan
mengikuti pembelajaran dengan tenang.
Setelah presentasi kelas berakhir kemudian siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok
kecil. Beberapa siswa tampak gaduh karena siswa merasa pembagian kelompok tidak sesuai
dengan keinginan mereka. Siswa tidak segera menempatkan diri sehingga observer segera
membantu guru untuk mengkondisikan siswa agar menempatkan diri. Dalam melaksanakan
diskusi siswa terlihat abelum aktif. Diskusi didominasi oleh siswa-siswa yang pandai. Siswa
yang berkemampuan kurang cenderung pasif dan cenderung bermain sendiri. Hasil kerja
kelompok dibacakan dengan guru menunjuk salah satu kelompok karena siswa saling
melempar tanggung jawab.
Ssiwa saling melempar tanggung jawab saat akan dilaksanakan games. Siswa dalam
pelaksanaaan games masih belum memperhatikan aturan dalam games.
Page 246
231
Masih asal dalam menjawab pertanyaan bahkan sebelum guru memberikan
kesempatan. Game berjalan melebihi waktu yang ditentukan karena kelompok kurang
memperhatikan aturan.
Dalam pelaksanaan turnamen siswa cukup tenang. Namun beberapa siswa kadang
terlihat bertanya-tanya pada teman lain. Dalam pembelajaran guru masih jarang memberikan
penghargaan, baik penghargaan verbal maupun non verbal.
Page 247
232
Catatan lapangan
TINDAKAN KELAS
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)
PADA SISWA KELAS VSDN BRONGGANG,
CANGKRINGAN, SLEMAN
Siklus/pertemuan : I (satu) / pertemuan kedua
Hari/tanggal : Sabtu / 13 Oktober 2012
Waktu : 07.00 – 08.10
Pertemuan kedua Siklus I dilaksankan mulai pukul 07.00-08.10. Dengan alokasi 70
menit. Perrtemuan kedua dimulai dengan berdoa bersama. Setelah berdoa kemudian
dilanjutkan presensi pada siswa. Guru mengkondisikan siswa dan menyampaikan tujuan
pembelajaran pada pertemuan yang kedua. Siswapun ada yang menanyakan “Pak, nanti ada
game lagi?” Guru kemudian memulai pembelajaran dengan melakukan appersepsi.
Pada kegiatan inti guru melakukan prentasi kelas, guru menggunakan media berupa
gambar. Gambar yang dibawa berukuran kertas HVS folio. Dengan gambar tersebut guru
menyampaikan garis besar materi pembelajaran. Pada pertemuan kedua mempelajari tentang
tokoh pada masa Budha di Indonesia. Seperti pada pertemuan pertama beberapa siswa
beranjak dari tempat duduknya untuk melihat gambar yang dibawa guru. Hal ini sedikit
mengganggu kekondusifan siswa lain dalam memperhatikan penjelasan guru.
Sesuai langkah dalam TGT, setelah presentasi kelas dilakukan kemudian dilanjutkan
dengan malksanakan kegiatan belajar kelompok. Siswa menempatkan diri sesuai kelompok
pada pertemuan pertama. Beberapa siswa tampak belum sepenuhnya termotivasi. Dalam
melaksanakan diskusi beberapa siswa terlihat belum aktif, ada siswa yang sibuk memainkan
tempat pensilnya, hal ini memancing teman satu kelompok sehingga teman satu kelompok
terlihat kesal karena kelompok lain sudah dapat bekerjasama. Guru menegur siswa yang
masih pasif dan membimbing kelompoknya. Diskusi masih didominasi oleh siswa-siswa
yang pandai. Siswa belum berani mengungkapkan pendapatnya.
Dalam pertemuan kedua, pelaksanaan game dilaksanakan siswa dengan antusias. Siswa
ternyata sudah menyiapkan wakil untuk pelaksanaan games. Namun, dalam pelaksanaannya
siswa belum sepenuhnya memperhatikan aturan dalam games. Masih terjadi siswa menjawab
sebelum guru menunjuk. Kelompok dibelaksang juga menjawab dengan asal.
Page 248
233
Dalam pelaksanaan turnamen siswa cukup tenang. Namun beberapa siswa kadang
terlihat gaduh karena pinjam meminjam alat tulis. Ada satu siswa yang terlambat
mengumpulkan hasil turnamen. Waktu mengerjakannya melebihi waktu yang dialokasikan.
Dalam pembelajaran guru masih jarang memberikan penghargaan, baik penghargaan verbal
maupun non verbal.
Page 249
234
Catatan lapangan
TINDAKAN KELAS
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)
PADA SISWA KELAS VSDN BRONGGANG,
CANGKRINGAN, SLEMAN
Siklus/pertemuan : II (dua) / pertemuan pertama
Hari/tanggal : Selasa / 16 Oktober 2012
Waktu : 07.00 – 08.10
Pada pertemuan pertama siklus II guru memulai pelajaran dengan berdoa bersama
untuk mengawali kegiatan pembelajaran. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan melakukan
presensi kehadiran siswa. Sebelum pembelajaran dimulai guru mengumumkan hasil kinerja
siklus I, dan memberikan penghargaan dan hadiah kepada kelompok dan siswa yang
memperoleh predikat sebagai tim terbaik sesuai kriteria. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan gambaran materi. Materi yang dipelajari pada pertemuan pertama siklus II
adalah tokoh pada masa Islam di Indonesia. Guru juga memotivasi siswa agar siswa
bersemangat. Sebelum melakukan apresepsi guru mengajak siswa untuk sedikit melakukan
permainan kecil dengan tepukan tangan. Guru kemudian memberikan apersepsi dengan
melakukan tanya jawab dengan siswa.
Dalam kegiatan presentasi kelas guru menyajikan materi secara garis besar dan
singkat. Guru memberikan garis besar materi dengan menggunakan media power point.
Siswa sambil mengamati juga membaca keterangan yang guru tuliskan dalam slide. Siswa
menyimak satu persatu slide hinga usai. Setelah presentasi kelas selesai maka guru meminta
siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelompok baru yang telah diumumkan sebelumnya.
Dalam fase belajar kelompok siswa segera menempatkan diri sesuai dengan kelompok
yang telah dibagi beberapa hari sebelumnya. Ssiwa berdiskusi untuk mengerjakan LKS yang
telah dibagikan guru. Guru berkeliling untuk memastikan siswa bekerjasama untuk
menyelesaikan tugas kelompok. Siswa sudah berani menanyakan hal-hal yang belum jelas di
dalam LKS. Saat siswa bertanya guru segera merespon pertanyaan dan memberikan petunjuk
yang memudahkan siswa. Siswa juga sudah berani mengajukan diri untuk memprestasikan
hasil kelompoknya. Beberapa kelompok berlomba untuk mendapat kesempatan memnbcakan
hasil diskusi kelompoknya.
Dalam tahap pelaksanaan games, siswa telah menyiapkan wakil dari kelompok.
Wakil-wakil tiap kelompok segera menempatkan diri dimeja game.
Page 250
235
Siswa dalam melaksanakan game penuh antusias namun mereka tampak berhati-hati
karena ada aturan yang dapat mengurangi nilai mereka. Siswa segera menempatkan diri
dalam meja turnamen sesuai pembagian yang telah dilakukan guru. Siswa meyimak
penjelasan guru tentang aturan dalam turnamen. Siswa mengikuti turnamen, suasana tampak
lengang karena siswa berkonsentrasi pada soal turnamen yang dikerjakan.
Dalam kegiatan akhir siswa bersama sama melakukan refleksi tentang kegiatan
pembelajaran yang sudah dilakukan. Siswa bersama membuat kesimpulan dan guru
memberikan penegasan. Guru juga mengingatkan siswa untuk belajar di rumah dan
menyiapkan diri untuk pembelajaran yang akan datang. Selama berlangsungnya pembelajaran
dalam pertemuan pertama siklus II tidak lupa guru selalu memberikan penghargaan.
Penghargaan berupa verbal dan non verbal Penghargaan verbal diberikan dalam bentuk
ucapan, seperti bagus, hebat, pandai, dsb. Penghargaan non verbal diberikan dalam bentuk
tepuk tangan, tepukan bahu, acungan jempol, dsb. Guru mengakhiri pembelajaran dan
memberikan pesan moral kepada siswa dan pesan untuk senantiasa rajin belajar.
Page 251
236
Catatan lapangan
TINDAKAN KELAS
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)
PADA SISWA KELAS VSDN BRONGGANG,
CANGKRINGAN, SLEMAN
Siklus/pertemuan : II (dua) / pertemuan kedua
Hari/tanggal : Sabtu / 20 Oktober 2012
Waktu : 07.00 – 08.10
Pada pertemuan kedua guru memulai pertemuan kedua siklus II pada pukul 07.00
dengan berdoa bersama untuk mengawali kegiatan pembelajaran. Guru melakukan
presensi kehadiran siswa. Guru juga memotivasi siswa agar siswa bersemangat. Seperti
yang dilakukan pada pertemuan pertama, sebelum melakukan apresepsi guru mengajak
siswa untuk sedikit melakukan permainan kecil dengan tepukan tangan. Guru mengajak
siswa untuk mengingat kembali materi pada pertemuan sebelumnya, setelah dipastikan
siswa masih mengingat kemudian memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab
dengan siswa.
Guru mengawali pembelajran dengan model TGT dengan tahap presentasi kelas.
Memberikan garis besar materi tetang wali sanga melalui tampilan proyektor. Slide yang
dibuat ditampilkan dengan gambar-gambar tokoh walisanga dengan gambar berwana.
Siswa menyimak satu persatu slide hingga usai.
Dalam tahab belajar kelompok siswa menempatkan diri sesuai dengan kelompok
masing-masing. Kelompok terlihat cekatan dalam menyiapkan diri. Mereka seolah tidak
ingin tertinggal dari kelompok lain. Guru membagikan LKS dan memberikan penjelasan
tentang tugas yang dikerjakan. Siswa segera berdikusi untuk mengerjakan tugas dalam
LKS. Dalam pertemuan kedua kerjasama tiap kelompok terlihat lebih solid.. Antar
anggota kelompok saling membantu ketika ada satu angota kelompok yang belum selesai
mengerjakan tugasnya. Siswa tampak berbisik-bisik dan sesekali menenyakan hal yang
belum jelas kepada guru. Mobilitas guru lebih meningkat pada pertemua kedua. Guru
aktif berkeliling untuk membimbing siswa dalam kelompok.
Setelah waktu belajar kelompok usai siswa mulai berani mengajukan diri untuk
memprestasikan hasil kelompoknya. Saat pembacaan hasil diskusi ada salah satu siswa
yang tampak mengantuk, guru segera mendekati dan memberikan motivasi. Segera
setelah siswa yang mengantuk berkonsentrasi menyimak hasil pekerjaan temannya.
Page 252
237
Dalam pelasanaan game siswa telah menyiapkan wakil-wakil kelompoknya.
Siswa berbisik-bisik dan meneriakan nama wakil dari kelompoknya. Kelompok cukup
jeli mengawasi jawaban kelompok penjawab dan pemberian skor oleh guru. Permainan
berlangsung cukup meriah dan kompetitif.
Siswa segera menempatkan diri dalam meja turnamen sesuai pembagian yang
telah dilakukan guru. Siswa meyimak penjelasan guru tentang aturan dalam turnamen.
Siswa mengikuti turnamen, Suasana tampak lengang karena siswa berkonsentrasi pada
soal turnamen yang dikerjakan. Setelah selesai mengerjakan soal turnamen siswa
bersama sama melakukan refleksi tentang kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan.
Siswa bersama membuat kesimpulan dan guru memberikan penegasan. Guru juga
mengingatkan siswa untuk belajar di rumah dan menyiapkan diri untuk pembelajaran
yang akan datang. Selama berlangsungnya pembelajaran dalam pertemuan pertama
siklus II tidak lupa guru selalu memberikan penghargaan terhadap individu maupun
Penghargaan berupa verbal dan non verbal Penghargaan verbal diberikan dalam bentuk
ucapan, seperti bagus, hebat, pandai, dsb. Penghargaan non verbal diberikan dalam
bentuk tepuk tangan, tepukan bahu, acungan jempol, dsb. Guru mengakhiri pembelajaran
dan memberikan pesan moral kepada siswa dan pesan untuk senantiasa rajin belajar.
Pembelajaran diakhiri pada pukul 08.10.
Page 257
242
Lampiran 18. Foto-foto Kegiatan
Gambar1. Presentasi Kelas Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Gambar2. Pelaksanaan Fase Belajar Kelompok dalam Pembelajaran
Gambar3. Siswa Menyampaikan Hasil Diskusi Kelompok
Page 258
243
Gambar 4. Fase Games dalam Pembelajaran
Gambar5. Fase Turnamen (Post tes)
Gambar 6. Pemberian Penghargaan Kelompok