Top Banner
dr. Inawati Bobot, Sp. THT-KL M.Sc Munawir Syam (09310043) Alif Romadhon (09310122) Ainun Nadroh K (09310246)
30

Copy of Epitaksis

Dec 25, 2015

Download

Documents

MunawirSyam

Copy of Epitaksisdd
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Copy of Epitaksis

dr. Inawati Bobot, Sp. THT-KL M.Sc

Munawir Syam (09310043)

Alif Romadhon (09310122)

Ainun Nadroh K (09310246)

Page 2: Copy of Epitaksis

• Rongga hidung kita kaya dengan pembuluh darah• Epitaksis adalah perdarahan yang berasal dari hidung

dan dapat timbul spontan.• Insiden terbanyak pada usia kurang dari 10 tahun dan

lebih dari 50 tahun. Kasus ini terbanyak pada laki-laki daripada wanita.

• Pada umunya terdapat dua sumber perdarahan yaitu dari bagian anterior dan bagian posterior.

Page 3: Copy of Epitaksis
Page 4: Copy of Epitaksis
Page 5: Copy of Epitaksis
Page 6: Copy of Epitaksis

a. Definisi epistaksisEpistaksis atau perdarahan dari hidung. Epistaksis seringkali merupakan gejala atau manifestasi penyakit lain.

b. Etiologi ◦Lokal:TraumaInfeksi lokal: rhinitis, sinusitisTumor: angifibromaKelainan anatomi:deviasi septum

Page 7: Copy of Epitaksis

o Sistemik:Penyakit kardiovaskuler: hipertensiKelainan darah: ITPKelainan kongenital: teleangiektasis hemorargik

herediterInfeksi sistemik: DBDPerubahan udara dan tekanan atmosferGangguan hormon: ibu hamil

Page 8: Copy of Epitaksis
Page 9: Copy of Epitaksis

Perdarahan dapat terjadi karena trauma ringan misalnya mengorek hidung, benturan ringan, bersin, atau mengeluarkan ingus yang terlalu keras, atau sebagai akibat trauma yang lebih hebat seperti kena pukul, jatuh, atau kecelakaan lalu lintas. Selain itu juga dapat terjadi akibat adanya benda asing tajam atau trauma pembedahan.

Page 10: Copy of Epitaksis

Epistaksis sering juga terjadi karena adanya spina septum yang tajam.

Fraktur nasal juga merupakan penyebab terjadinya epistaksis.

Arteri etmoidal posterior yang sering mengalami cedera sehingga meyebabkan epistaksis.

Page 11: Copy of Epitaksis

Epistaksis bisa terjadi pada infeksi hidung dan sinus paranasal seperti rinitis, atau sinusitis.

Patofisioogi terjadinya epitaksis pada rinitis berhubungan dengan persarafan otonom (simpatis dan parasimpatis).

Page 12: Copy of Epitaksis

Epistaksis dapat timbul pada hemangioma dan karsinoma. Yang lebih sering terjadi pada angiofibroma, yang menyebabkan epistaksis hebat.

Angiofibroma lebih sering menyerang dewasa muda tepat nya pada rentang usia 14-18 tahun dan lebih banyak menyerang remaja putra.

Page 13: Copy of Epitaksis

Adanya spina, krista dan deviasi septum.

Page 14: Copy of Epitaksis
Page 15: Copy of Epitaksis

Hipertensi memiliki hubungan yang erat dengan terjadinya epitaksis.

Pada pasien hipertensi yang lama memiliki kerusakan pembuluh darah yang kronis hal ini beresiko untuk terjadinya epitaksis.

Page 16: Copy of Epitaksis

Kelainan darah penyebab epistaksis antara lain leukemia, anemia, hemofili, dan ITP

Page 17: Copy of Epitaksis

Kelainan kongenital yang sering menyebabkan epitaksis ialah ateleangiektasis hemoragik herediter (hereditery hemorrhagic teleangiectasis Osler-Rendu-Weber disease) merupakan kelainan bawaan yang diturunkan secara autosom dominan.

Page 18: Copy of Epitaksis

Yang sering menyebabkan Epitaksis ialah demam berdarah (dengue hemorrahagic fever). Demam tifoid, influensa dan morbili juga dapat disertai epitaksis.

Page 19: Copy of Epitaksis

Epitaksis ringan sering terjadi bila seseorang berada ditempat yang cuacanya sangat dingin atau kering, ini sering terjadi pada penyelam.

Hal serupa juga bisa disebabkan adanya zat-zat kimia ditempat industri yang menyebabkan keringnya mukosa hidung.

Page 20: Copy of Epitaksis

Epistaksis juga dapat terjadi pada wanita hamil atau menopause karena pengaruh perubahan hormonal.

Page 21: Copy of Epitaksis

1. Epistaksis Anterior• Kebanyakan berasal dari pleksus Kisselbach di

septum bagian anterior atau dari arteri etmoidalis anterior. • Pleksus Kisselbach yang merupakan anastomosis

dari beberapa arteri antara lain arteri etmoidal anterior, arteri etmoidal posterior, arteri sfenopalatina, arteri labia superior, dan arteri palatina mayor.

Page 22: Copy of Epitaksis

2. Epistaksis Posterior • Dapat berasal dari arteri etmoidalis posterior atau arteri

sfenopalatina (area woodruff).• Pleksus woodruff adalah anastomosis di hidung posterior,

yaitu arteri sfenopalatina dan arteri pharingeal acenden melalui posterior konka media. Wilayah ini sulit dilihat sehingga sulit untuk ditangani.

• Tempat perdarahan tersering dari bagian posterior adalah cabang posterior lateral dari arteri sphenopalatina.

• Perdarahan biasanya lebih hebat dan jarang dapat berhenti sendiri. Sering ditemukan pada pasien dengan hipertensi, arterioskelosis atau pasien dengan penyakit kardiovaskuler.

Page 23: Copy of Epitaksis

Pemeriksaan Fisik :Rinoskopi anteriorRinoskopi posteriorTekanan darah Foto rongen dan Ct scan Endoskopi

Page 24: Copy of Epitaksis

Epitaksis anterior

a. Cara sederhana:◦Duduk tenang◦Pijit hidung selama

10 menit

Page 25: Copy of Epitaksis

b. Kauterisasi

Jika sumber perdarahan terlihat, kauterisasi dengan larutan nitrat argensi (AgNO3) 25-30%,

Sesudahnya area tersebut diberi krim antibiotik.

Page 26: Copy of Epitaksis

c. Tampon anterior

Page 27: Copy of Epitaksis

Epitaksis posterior

a. Tampon Bellocq

Page 28: Copy of Epitaksis

b. Kateter Folley dengan balon• Balon isi udara atau air• Fiksasi dengan tampon anterior

Page 29: Copy of Epitaksis

• Akibat perdarahan yang hebat dapat terjadi aspirasi darah kedalam saluran nafas bawah, juga dapat menyebabkan syok, anemia, atau gagal ginjal.

• Turunnya tekanan darah secara mendadak dapat menimbulkan hipotensi, hipoksia, iskemia serebri, insufisiensi koroner sampai infark miokard sehingga dapat menyebabkan kematian

Page 30: Copy of Epitaksis