PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Strategi Belajar Mengajar yang dibimbing oleh Ibu Dr. Sri Endah Indriwati,M.Pd Oleh : Kelompok 3/offering B Aqidatul Izza 130341614789 Baiq Muna 130341614814 Gibbie Nandhini 1303416 Nur Istiqlalial F 130341614818 Wiwit Rahayu 130341603362 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN JURUSAN BIOLOGI Agustus 2015
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Strategi Belajar Mengajar
yang dibimbing oleh Ibu Dr. Sri Endah Indriwati,M.Pd
Oleh :
Kelompok 3/offering B
Aqidatul Izza 130341614789
Baiq Muna 130341614814
Gibbie Nandhini 1303416
Nur Istiqlalial F 130341614818
Wiwit Rahayu 130341603362
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
JURUSAN BIOLOGI
Agustus 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terdapat kecenderungan pada sekolah-sekolah untuk memperlakukan
siswa secara kurang adil. Contohnya dengan membentuk kelas-kelas unggulan.
Siswa yang pandai di masukkan kelas tersebut dan mendapat segudang fasilitas
yang lebih baik dari pada siswa yang masuk ke kelas biasa. Siswa pada kelompok
unggul berkompetisi secara keras dan cenderung individualistik. Sementara siswa
di kelas tidak unggul merasa tidak mampu dan merasa tersisihkan.
Sifat individual ini saebenarnya kurang baik. Manusia memang makhluk
individual, berbeda satu sama lain, karena sifatnya yang individual maka manusia
yang satu membutuhkan manusia yang lainnya sehingga sebagai konsekuensi
logisnya manusia harus menjadi makhluk sosial, makhluk beriteraksi dengan
sesamanya, selain itu manusia memiliki potensi, latar belakang historis, serta
harapan masa depan yang berbeda-beda. Dari adanya perbedaan, manusia dapat
silih asah (saling mencerdaskan), saling membutuhkan maka harus ada interaksi
yang silih asih (saling menyayangi atau saling mencintai). Perbedaan
antarmanusia yang tidak terkelola secara baik dapat menimbulkan
ketersinggungan dan kesalahpahaman antarsesamanya. Agar manusia terhindar
dari ketersinggungan dan kesalahpahaman maka diperlukan interaksi yang silih
asuh (saling tenggang rasa). Dalam dunia pendidikan, khususnya pada jenjang
pendidikan formal banyak dijumpai perbedaan-perbedaan mulai dari perbedaan
gender, suku, agama, dan lain-lain. Dari karakter yang heterogen tersebut, timbul
suatu pertanyaan bagaimana guru dapat memotivasi seluruh siswa mereka untuk
belajar dan membantu saling belajar satu sama lain?
Model pembelajaran memiliki andil yang cukup besar dalam kegiatan
belajar mengajar. Kemampuan menangkap pelajaran oleh siswa dapat dipengaruhi
dari pemilihan model pembelajaran yang tepat, sehingga tujuan pembelajaran
yang ditetapkan akan tercapai. Terdapat berbagai model pembelajaran yang dapat
dijadikan alternatif bagi guru untuk menjadikan kegiatan pembelajaran di kelas
berlangsung efektif dan optimal. Salah satunya yaitu dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif.
Isjoni (2009) menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif
merupakan terjemahan dari istilah cooperative learning. Cooperative learning
berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-
sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu
tim. Pembelajaran kooperatif mengutamakan kerjasama antar siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Menggunakan pembelajaran kooperatif dapat
mengubah peran guru, dari yang berpusat pada gurunya ke pengelolaan siswa
dalam kelompok-kelompok kecil. Model pembelajaran kooperatif dapat
digunakan untuk mengajarkan materi yang kompleks, dan yang lebih penting lagi,
dapat membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berdimensi
sosial dan hubungan antar manusia.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pengertian pembelajaran kooperatif?
Bagaimana tujuan pembelajaran kooperatif?
Bagaimana ciri-ciri pembelajaran kooperatif?
Bagaimana unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif?
Bagaimana prinsip pembelajaran kooperatif?
Bagaimana kekurangan dan kelebihan pembelajaran kooperatif?
Bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif?
1.3 Tujuan
Mengetahui pengertian pembelajaran kooperatif.
Mengetahui tujuan pembelajaran kooperatif.
Mengetahui ciri-ciri pembelajaran kooperatif.
Mengetahui unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif.
Mengetahui prinsip pembelajaran kooperatif.
Mengetahui kekurangan dan kelebihan pembelajaran kooperatif.
Mengetahui penerapan pembelajaran kooperatif.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Sanjaya, 2007). Slavin dalam
Isjoni (2009) pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran
dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara
kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen.
Sedangkan menurut Sunal dan Hans dalam Isjoni (2009) mengemukakan
bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau
serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada
siswa agar bekerja sama selama proses pembelajaran. Pembelajaran kooperatif
adalah model pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil
siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk
mencapai tujuan belajar (Sugiyanto, 2010). Jadi Model pembelajaran
kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam
kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan.
Stahl dalam Isjoni (2009) menyatakan pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap saling tolong-
menolong dalam perilaku sosial. Lie (2007) mengungkapkan bahwa model
pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam
kelompok. Ada lima unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang
membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.
Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dengan benar akan menunjukkan
pendidik mengelola kelas lebih efektif. Johnson (Lie, 2007) mengemukakan
dalam model pembelajaran kooperatif ada lima unsur yaitu: saling
ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi
antar anggota, dan evaluasi proses kelompok.
Pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) adalah model
pembelajaran yang menekankan pada saling ketergantungan positif antar
individu siswa, adanya tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi
intensif antar siswa, dan evaluasi proses kelompok (Rohman, 2009).
Cooperative learning menurut Slavin (2005) merujuk pada berbagai macam
model pembelajaran di mana para siswa bekerja sama dalam kelompok-
kelompok kecil yang terdiri dari berbagai tingkat prestasi, jenis kelamin, dan
latar belakang etnik yang berbeda untuk saling membantu satu sama lain
dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa
diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan, dan berargumentasi
untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup
kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Cooperative learning lebih
dari sekedar belajar kelompok karena dalam model pembelajaran ini harus ada
struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan
terjadi interaksi secara terbuka dan hubungan hubungan yang bersifat
interdependensi efektif antara anggota kelompok.
Anita Lie (Agus Suprijono, 2009: 56) menguraikan model
pembelajaran kooperatif ini didasarkan pada falsafah homo homini socius.
Berlawanan dengan teori Darwin, filsafat ini menekankan bahwa manusia
adalah makhluk sosial. Dialog interaktif (interaksi sosial) adalah kunci
seseorang dapat menempatkan dirinya di lingkungan sekitar. Dari beberapa
definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang
menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang anggotanya
bersifat heterogen, terdiri dari siswa dengan prestasi tinggi, sedang, dan
rendah, perempuan dan laki-laki dengan latar belakang etnik yang berbeda
untuk saling membantu dan bekerja sama mempelajari materi pelajaran agar
belajar semua anggota maksimal.
2.2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Slavin (2005) mengemukakan tujuan yang paling penting dari model
pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan,
konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa
menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan kontribusi.
Wisenbaken (Slavin, 2005) mengemukakan bahwa tujuan model pembelajaran
kooperatif adalah menciptakan norma-norma yang proakademik di antara para
siswa, dan norma-norma pro-akademik memiliki pengaruh yang amat penting
bagi pencapaian siswa. Menurut Isjoni (2007) tujuan utama pembelajaran
cooperative learning adalah agar peserta didik dapat belajar secara
berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai
pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk
mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara
berkelompok. Selain itu juga dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju
belajar lebih baik.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh
Ibrahim, yaitu:
a. Hasil belajar akademik
Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan
sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting
lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam
membantu siswa memahami konsep-konsep sulit.
b. Penerimaan terhadap perbedaan individu
Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai
latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada
tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan
belajar saling menghargai satu sama lain.
c. Pengembangan keterampilan social
Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan
kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-
keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak
muda masih kurang dalam keterampilan sosial.
2.3. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif yang diungkapkan oleh Sanjaya
(2007) yaitu:
a. setiap anggota memiliki peran
b. terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa
c. setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga
teman-teman sekelompoknya
d. guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan
e. interpersonal kelompok
f. guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan
Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif
sebagaimana dikemukakan Slavin yaitu penghargaan kelompok, pertanggung
jawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil.
2.4. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif
Menurut Roger dan David Johnson (Lie (2008); Sanjaya (2007)) ada
lima unsure dasar dalam pembelajaran koopertif.
a. prinsip ketergantungan positif
Dalam pembelajaran koeratif, keberhasilan dalam penyelesaian
tugas tergantung pada usaha yang di lakukan oleh kelompok tersebut.
Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing
anggota kelompok. Oleh karena itu, semua anggota dalam kelompok akan
mersakan saling ketergantungan.
b. Tanggung jawab perseorangan
Keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing
anggota kelompoknya. Oleh karena itu setiap anggota kelompok
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus di kerjakan dalam
kelompok tersebut.
c. Interaksi tatap muka
Memberikan kesempatan yang luas kepada setiap angota kelompok
untuk bertatap muka saling memberika informasi dan saling
membelajarkan.
d. Partisipasi dan Komunikasi
Melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi
dalam kegiatan pembelajaran.
e. Evaluasi proses kelompok
Menjadwalakan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi
proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar selajutnya bias
bekerja sama dengan lebih efektif.
2.5. Unsur-unsur Dasar dalam Pembelajaran Kooperatif
Rusman (2011) mengemukakan unsur-unsur dalam pembelajaran
kooperatif sebagai berikut.
a. siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “ tenggelam atau berenang
bersama”;
b. siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau siswa lain
dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam
mempelajari materi yang dihadapi;
c. siswa harus berpendapat bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama;
d. siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara para anggota
kelompok;
e. siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap evaluasi kelompok;
f. siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan
bekerja sama selama belajar;
g. setiap siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Suprijono (2009) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok
bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal,
lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima
Miftakhul, H. 2011. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Nurhadi, et al.2004. Pendekatan Kontekstual. Jakarta: Indeks
Rokhmatika, S., Harlita dan Prayetno, A. 2012. Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing Dipadu Kooperatif Jigsaw Terhadap Keterampilan Proses Sains Ditinjau dari Kemampuan Akademik. Jurnal Pendidikan Biologi 4(2):72-83 (Online) (http://eprints.uns.ac.id/12445/1/1418-3153-1-SM.pdf) diakses pada 28 Agustus 2015
Rusman, 2008. Model- model Pembelajara: Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi 1. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada