Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, hal ini berkaitan dengan kemajuan sebuah negara. Semakin baik tingkat kesehatan masyarakat suatu negara, maka produktifitas masyarakat berperan serta dalam memajukan negaranya akan semakin maksimal. Untuk itu, negara Indonesia berupaya sedemikian rupa agar kesehatan masyarakatnya terjaga. Dalam upaya ini, pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, dalam pasal 1 (11) disebutkan bahwa “upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan atau masyarakat”. Salah satu upaya yang berbentuk pencegahan adalah dengan imunisasi pada balita. Balita berhak mendapatkan imunisasi guna mencegah berbagai macam penyakit dan kecacatan seperti polio. Untuk menjamin hak setiap anak memperoleh kesehatan pemerintah membuat peraturan yang dituangkan dalam Undang-Undang No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak pasal 8 yang berbunyi setiap anak berhak memper=oleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial. 1
64

Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

Jul 21, 2015

Download

Education

Jhon Sijabat
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, hal ini

berkaitan dengan kemajuan sebuah negara. Semakin baik tingkat kesehatan

masyarakat suatu negara, maka produktifitas masyarakat berperan serta dalam

memajukan negaranya akan semakin maksimal. Untuk itu, negara Indonesia

berupaya sedemikian rupa agar kesehatan masyarakatnya terjaga. Dalam upaya

ini, pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang

Kesehatan, dalam pasal 1 (11) disebutkan bahwa “upaya kesehatan adalah setiap

kegiatan dan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi

dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,

pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan atau

masyarakat”.

Salah satu upaya yang berbentuk pencegahan adalah dengan imunisasi

pada balita. Balita berhak mendapatkan imunisasi guna mencegah berbagai

macam penyakit dan kecacatan seperti polio. Untuk menjamin hak setiap anak

memperoleh kesehatan pemerintah membuat peraturan yang dituangkan dalam

Undang-Undang No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak pasal 8 yang

berbunyi setiap anak berhak memper=oleh pelayanan kesehatan dan jaminan

sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial.

1

Page 2: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

2

Kabupaten Bungo yang letaknya strategis dan terletak di jalan Lintas

Sumatra yang sedang berkembang pesat dibandingkan kabupaten yang ada di

Provinsi Jambi. Kabupaten Bungo terdiri dari 17 kecamatan yang berpenduduk

320.300 jiwa.

Salah satu daerah yang geografisnya jauh dari wilayah kota Muara

Bungo adalah Kecamatan Bathin III Ulu. Di sana terdapat Puskesmas Muara Buat

yang melayani masyarakat beberapa dusun. Ada 9 dusun yang masuk wilayah

administratif Kecamatan Bathin III Ulu, antara lain: Sungai Telang, Sungai

Timbolasi, Karak, Apung, Muara Buat, Lubuk Beringin, Laman Panjang, Senamat

Ulu Dan Aur Cino.

Lubuk Beringin adalah salah satu dusun yang menjadi daerah pelayanan

Puskesmas Muara Buat. Jarak antara Dusun Lubuk Beringin ini dengan ibu kota

kabupaten sekitar 70 km dan jarak ke ibu kota kecamatan 15 km. Dusun Lubuk

Beringin termasuk desa IDT (Inpres Desa Tertinggal) yang penduduknya

sejumlah 104 kepala keluarga. Kasus penyakit wabah yang sering terjadi di Lubuk

Beringin untuk golongan balita adalah terkena penyakit cacar air / penyakit

campak.

Sebagian besar masyarakat berprofesi sebagai petani, baik petani kebun

karet maupun petani sawah. Kondisi geografis yang jauh dari perkotaan, membuat

daerah ini tidak memiliki sarana dan prasarana umum yang memadai seperti

Puskesmas. Di samping itu, kesibukan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan

ekonomi membuat perhatian terhadap kesehatan anak terutama program imunisasi

kurang / minim.

Page 3: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

3

Imunisasi merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menjaga

kesehatan masyarakat, khususnya bagi bayi usia beberapa bulan sampai dengan

anak usia bawah lima tahun (balita). Agar imunisasi berjalan sebagaimana yang

diharapkan, ditetapkanlah Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 42 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi yang sekaligus dapat

dijadikan pedoman pelaksanaan penyelenggaraan imunisasi.

Selain itu, kesuksesan penyelenggaraan imunisasi tidak hanya tugas

pemerintah. Petugas kesehatan dan masyarakat haruslah berperan serta aktif.

Bidan merupakan salah satu petugas kesehatan yang menjadi ujung tombak

pemerintah dalam menjaga kesehatan masyarakat dan memiliki tanggung jawab

lebih dalam program imunisasi ini.

Imunisasi berasal dari kata imun, kebal, dan resisten. Anak yang

diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit. Contoh penyakit

yang dapat diatasi dengan imunisasi yaitu, Difteri, penyakit Pertusis, penyakit

Tetanus, penyakit Tetanus Neonatorum, penyakit Hepatitis B, penyakit Polio,

penyakit Campak, dan penyakit TBC. Penyakit tersebut dapat dihindari dengan

pemberian Imunisasi Polio, Imunisasi Campak, Imunisasi Hepatitis B, Imunisasi

TT, untuk memberikan kekebalan kepada seorang balita agar tidak ada

virus/penyakit yang menular masuk ke dalam tubuh anak tersebut.

Bidan desa menyelesaikan program imunisasi untuk meningkatkan

kesehatan balita untuk melindunginya dari serangan penyakit yang berbahaya,

karena banyak terjadi kematian akibat penyakit yang diderita sebab tidak

diimunisasi.

Page 4: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

4

Imunisasi merupakan investasi kesehatan masa depan karena pencegahan

penyakit melalui imunisasi merupakan cara perlindungan terhadap infeksi yang

paling efektif dan jauh lebih murah dibandingkan mengobati seseorang apabila

telah jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Berdasarkan pengamatan dan

infrormasi awal yang diperoleh peneliti, ada beberapa penyebab rendahnya

partisipasi masyarakat untuk melakukan imunisasi pada anak balita di Dusun

Lubuk Beringin, diantaranya :

1. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memperhatikan kesehatan anak

karena kesibukan mencari nafkah

2. Masih terdapat kasus- kasus penyakit menular pada anak karena tidak

diimunisasi seperti, cacar air, campak, polio, dan sebagainya.

3. Fasilitas kesehatan masih minim, dan jauh dari pusat kota.

4. Terbatasnya akses informasi yang dimiliki warga masyarakat.

5. Terbatasnya tenaga kesehatan yang melayani masyarakat. Hanya

terdapat 1 (satu) orang bidan desa.

Berdasarkan penjelasan dan pengamatan awal yang dilakukan tersebut di

atas, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian skripsi dengan judul

“PERANAN BIDAN DESA DALAM MENINGKATKAN PROGRAM

IMUNISASI BALITA” ( Studi di Dusun Lubuk Beringin Kecamatan Bathin

III Ulu Kabupaten Bungo)

Page 5: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan awal yang peneliti sampaikan pada latar

belakang masalah penelitian ini, adapun permasalahan pokok yang perlu diteliti

lebih lanjut sebagai rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut.

1.2.1 Bagaimana peranan bidan desa dalam meningkatkan program

imunisasi balita di Dusun Lubuk Beringin, Kecamatan Bathin III Ulu

Kabupaten Bungo?

1.2.2 Apa hambatan yang dihadapi oleh bidan desa meningkatkan program

imunisasi balita di Dusun Lubuk Beringin, Kecamatan Bathin III Ulu

Kabupaten Bungo?

1.2.3 Apakah upaya bidan desa dalam mengatasi hambatan yang dihadapi

dalam meningkatkan program imunisasi balita di Dusun Lubuk

Beringin, Kecamatan Bathin III Ulu Kabupaten Bungo?

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1.3.1 Untuk mengetahui peran bidan desa dalam meningkatkan program

imunisasi balita di Dusun Lubuk Beringin Kecamatan Bathin III Ulu

Kabupaten Bungo.

1.3.2.Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi oleh bidan desa

meningkatkan program imunisasi bagi balita di Dusun Lubuk

Beringin, Kecamatan Bathin III ulu kabupaten Bungo.

Page 6: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

6

1.3.3.Untuk mengetahui upaya bidan desa dalam mengatasi hambatan yang

dihadapi dalam meningkatkan program imunisasi balita di Dusun

Lubuk beringin, Kecamatan Bathin III Ulu Kabupaten Bungo.

1.4.Kegunaan penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, kegunaan dari penelitian ini

dibagi atas dua bagian, yaitu :

1.4.1. Kegunaan teoritis

Dari segi teoritis, penelitian yang dilakukan dapat memberikan

sumbangan pemikiran serta informasi bagi pengembangan ilmu

administrasi negara umumnya, kajian tentang kebijakan pelayanan publik

pada khususnya untuk dalam hal untuk bidan mensosialisasikan

imunisasi di Desa Lubuk Beringin.

1.4.2. Kegunaan praktis

Dari hasil penelitian diharapkan nantinya dapat memberikan sumbangan

pemikiran dan saran bagi peningkatan kualitas pelayanan administrasi

berobat bagi masyarakat pengguna kesehatan imunisasi, dan layanan

umum di lembaga-lembaga pemerintah yang melakukan pelayanan kepada

masyarakat.

Page 7: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Tinjauan Teoritis

2.1.1. Pengertian Imunisasi

Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi,

berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau

resisten terhadap penyakit yang lain.1

Menurut buku A. Samik Wahab, imunisasi (vaksinasi) merupakan aplikasi

prinsip-prinsip imunologi yang paling terkenal dan paling berhasil terhadap

kesehatan manusia. Nama vaksin diambil dari kata vaksinia, virus cacar sapi yang

digunakan oleh Jenner 200 tahun yang lalu. Vaksinia merupakan upaya ilmiah

pertama untuk mencegah penyakit infeksi cacar (variola) yang dilakukan tanpa

pengetahuan sama sekali mengenai virus (atau segala macam mikroba) dan

imunologi2.

Dalam penelitian ini, yang dimaksud imunisasi adalah merupakan upaya

pencegahan yang telah berhasil menurunkan morbiditas (angka kesakitan) dan

mortalitas (angka kematian) penyakit infeksi pada balita. Agar bidan dapat

memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada bayi dan balita.

1 Seni Soekidjo Notoatmodjo. Kesehatan Masyarakat Ilmu . (Jakarta, 2007, hlm. 45)2 Samik Wahab, Mardarina Julia. Sistem Imun, Imunisasi, dan Penyakit Imun. (Jakarta :

Widya Medika, 2002, hlm. 38.

7

Page 8: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

8

2.1.2. Pentingnya Imunisasi

Pemberian imunisasi pada balita bertujuan agar tidak rentan terkena

penyakit sejak dini sehingga ketika tumbuh dewasa, bahwa tindakan imunisasi

dapat membangkitkan kekebalan tubuh yang ada di dalam tubuh manusia akan

serangan dari virus tanpa menimbulkan efek samping atau efek berbahaya lainnya.

Adapun penyakit berbahaya yang bisa dicegah dengan imunisasi adalah penyakit

polio, campak, hepatitis A, hepatitis B, dan juga Tetanus.

Berikut dijelaskan pentingnya imunisasi untuk bayi dan anak:3

1. Imunisasi penting. Setiap anak harus mendapatkan paket lengkap

imunisasi yang diwajibkan. Perlindungan melalui pemberian iminusasi

untuk anak usia kurang dari satu tahun sangat penting.

2. Semua orang tua atau pengasuh harus mengikuti saran petugas kesehatan

terlatih tentang kapan harus menyelesaikan jadwal imunisasi. Imunisasi

melindungi terhadap beberapa penyakit yang berbahaya.

3. Seorang anak yang tidak dapat imunisasi, cenderung akan mudah terkena

yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian imunisasi aman untuk

anak yang sakit ringan, cacat atau kurang gizi.

4. Setiap anak yang diimunisasi harus menggunakan jarum suntik yang baru.

5. Masyarakat berhak memastikan bahwa dalam setiap imunisasi digunakan

jarum suntik baru. Penyakit dapat cepat menular jika jarum suntik yang

digunakan secara berkumpul bersama-sama.

3 http : www.promkes.depkes.go.id 4-maret 2014

Page 9: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

9

6. Semua balita yang tinggal di lingkungan padat, terutama di daerah

pengungsian, atau kondisi bencana alam harus segara mendapatkan

imunisasi terutama campak dan Tetanus Toxoid (TT) Catatan imunisasi

seperti Kartu Ibu dan Anak (KIA) atau Kartu Menuju Sehat (KMS) harus

dibawa untuk diisi oleh petugas kesehatan setiap kali mendapatkan

imunisasi.

Dengan demikian, pemberian imunisasi terhadap anak sangat penting.

Untuk itu, masyarakat perlu menyadari akan pentingnya imunisasi bagi balita.

2.1.3. Jenis Imunisasi

Jenis imunisasi yang di berikan pada balita antara lain mencakup:4

1. Imunisasi B C G(Balcilius Calmette Tetanus) ini diberikan pada

usia 0 sampai dengan 11 bulan dan hanya diberikan satu kali untuk

mencegah agar tidak terserang penyakit TBC.

2. Imunisasi DPT (Depteri Pertusis Tetanus) ini diberikan kepada

balita usia 2 sampai 11 bulan, dan diberikan sebanyak 3 kali

berturut-turut dengan selang waktu minimal 4 minggu. Imunisasi

ini bertujuan untuk mencegah penyakit Depteri, Pertusis, dan

Tetanus.

3. Imunisasi Polio diberikan pada anak usia 2 sampai 11 bulan dan

diberikan secara berturut-turut dengan selang waktu selama 4

minggu. Jenis imunisasi ini untuk mencegah terjadinya penyakit

Polio.

4 Op cit, hlm. 215

Page 10: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

10

4. Imunisasi Campak diberikan pada usia 9 sampai 11 bulan dan

hanya diberikan satu kali. Imunisasi campak bertujuan mencegah

terjadinya penyakit campak.

2.1.4. Pengertian sosialisasi

Sosialisasi adalah mengajak masyarakat untuk mengetahui pentingnya

imunisasi bagi balita agar tidak ada terjadi kecacatan dan kematian kegenerasi

selanjutnya, Selain itu, imunisasi juga untuk meningkatkan kesehatan bagi

balita yang baik.5

Program imunisasi adalah cara terbaik untuk melindungi sesorang dari

serangan penyakit yang berbahaya dan juga mematikan khususnya bagi balita.

Banyak sekali kematian akibat penyakit bisa dicegah dengan menggunakan

imunisasi ini. Akan tetapi banyak orang masih meragukan keamanannya.6

2.1.5. Bidan Desa

Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan

bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk

menjalankan praktek kebidanan di negeri itu. Dia harus mampu memberikan

supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama

masa hamil, persalinan dan masa pasca persalinan (post partum period),

memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru

lahir dan anak.

Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendeteksian kondisi abnormal

pada ibu dan bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan

5 http//id.m Wkipedia.org/wiki/sosialisasi 3-maret-20146 http//irenesusilo.blogspot.com2013/04sosialisasi-imunisasi 15-maret-2014

Page 11: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

11

pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainnya. Dia

mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan, tidak hanya

untuk wanita tersebut, tetapi juga termasuk keluarga dan komunitasnya.

Pekerjaan itu termasuk pendidikan antenatal, dan persiapan untuk menjadi

orang tua, dan meluas kedaerah tertentu dari ginekologi, keluarga berencana dan

asuhan anak. Dia bisa berpraktek di rumah sakit, klinik, unit kesehatan, rumah

perawatan atau tempat-tempat pelayanan lainnya.7

2.1.6. Kewajiban Bidan desa

Bidan desa memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan

masyarakat di tempat dia ditugaskan. Oleh karena itu, penting bagi seorang bidan

mengetahui kewajiban-kewajibannya. Adapun kewajiban seorang bidan desa

adalah sebagai berikut :8

1. Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan

hukum antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana

pelayanan di mana ia berkerja.

2. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan

standar profesi dengan menghormati hak-hak pasien.

3. Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang

mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien.

7

8 Ibid 84 ikatan bidan desatahun 2008

Page 12: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

12

2.1.7.Peran Fungsi dan Kompetensi Bidan

1.Peran sebagai pelaksana

Sebagai pelaksana, bidan mempunyai tiga kategori tugas yaitu:9

A. Tugas Mandiri :

1) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan

yang diberikan:

a) Mengkaji status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan asuhan

klien.

b) Menentukan diagnosa.

c) Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang

dihadapi.

d) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah

disusun.

e) Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan.

f) Membuat rencana tindak lanjut kegiatan/tindakan.

g) Membuat catatan dan laporan kegiatan/tindakan.

2) Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pra

nikah dengan melibatkan klien:

a) Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan anak remaja dan

wanita dalam masa pra nikah.

9 Ibid 114.buku ikatan bidan desa tahun 2008

Page 13: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

13

b) Menentukan diagnosa dan kebutuhan pelayanan dasar.

c) Menyusun rencana tindakan/layanan sebagai prioritas dasar

bersamaklien.

d) Melaksanakan tindakan/layanan sesuai dengan rencana.

e) Mengevaluasi hasil tindakan/layanan yang telah diberikan

bersama klien.

f) Membuat rencana tindak lanjut tindakan/layanan bersama

klien.

g) Membuat catatan atau pelaporan asuhan kebidanan.

3) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan

normal:

a) Mengkaji status kesehatan bersama klien yang dalam keadaan

hamil.

b) Menentukan diagnosa kebidanan dan kebutuhan kesehatan

klien.

c) Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai

dengan prioritas.

d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang

telah disusun.

e) Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan bersama klien.

f) Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama

klien.

Page 14: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

14

g) Membuat pencatatan dan laporan asuhan kebidanan yang telah

diberikan.

4) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan

dengan melibatkan klien/keluarga:

a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada klien dalam masa

persalinan.

b) Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan dalam

masa persalinan.

c) Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai

dengan prioritas masalah.

d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang

telah disusun.

e) Mengevaluasi bersama klien asuhan yang telah diberikan.

f) Membuat rencana tindakan pada ibu masa persalinan tersaing

dengan prioritas.

g) Membuat asuhan kebidanan.

5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.

a) Mengkaji status kesehatan bayi baru lahir dengan melibatkan

keluarga.

b) Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan pada

bayi baru lahir.

c) Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai prioritas.

Page 15: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

15

d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang

telah dibuat.

e) Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan.

f) Membuat rencana tindak lanjut.

g) Membuat rencana pencatatan dan laporan asuhan yang telah

diberikan.

6) Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan

melibatkan klien/keluarga.

a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu nifas.

b) Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan pada

masa nifas .

c) Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas

masalah.

d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana.

e) Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah

diberikan.

f) Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama

klien.

7) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita subur yang

membutuhkan pelayanan keluarga berencana.

a) Mengkaji kebutuhan pelayanan keluarga berencana pada

pus/vus.

b) Mentukan diagnosa dan kebutuhan pelayanan.

Page 16: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

16

c) Menyusun rencana pelayanan KB sesuai prioritas masalah

bersama klien.

d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang

dibuat.

e) Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan.

f) Membuat rencana tindak lanjut pelayanan bersama klien.

g) Membuat pencatatan dan laporan.

8) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan system

reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium dan menopause:

a) Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan asuhan klien.

b) Menentukan diagnosa, prognosa, prioritas dan kebutuhan

asuhan.

c) Menyusun rencana asuhan sesuai prioritas masalah bersama

klien.

d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana.

e) Mengevaluasi bersama klien hasil asuhan kebidanan yang

telah diberikan .

f) Membuat rencana tidak lanjut bersama klien.

g) Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan.

9) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan

keluarga:

a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan sesuai dengan tumbuh

kembang bayi/balita.

Page 17: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

17

b) Menentukan diagnosa dan prioritas masalah.

c) Menyusun rencana asuhan sesuai dengan rencana.

d) Melaksanakan asuhan sesuai dengan prioritas masalah.

e) Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan.

f) Membuat rencana tindak lanjut.

g) Membuat catatan dan laporan asuhan..

B.Tugas Kolaborasi/kerja sama

1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan

sesuai fungsikolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga:10

a) Mengkaji masalah yang berkaitan dengan komplikasi dan

keadaan kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

b) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas kegawatan yang

memerlukan tindakan kolaborasi.

c) Merencanakan tindakan sesuai dengan prioritas kegawatan dan

hasil kolaborasi serta kerja sama dengan klien.

d) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana dan dengan

melibatkan klien.

e) Mengevaluasi hasil tindakan yang telah diberikan.

f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.

g) Membuat pencatatan dan pelaporan.

2) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi

dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan

kolaborasi:

10 Ibid:117 Ibi Ikatan Bidan Desa

Page 18: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

18

a) Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus resiko tinggi dan keadaan

kegawat daruratan yang memerlukan pertologan pertama dengan

tindakan kolaborasi.

b) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritias sesuai

dengan faktor resiko dan keadaan kegawat daruratan pada

kasus resiko tinggi.

c) Menyusun rencana asuhan dan tindakan pertolongan

pertama sesuai prioritas.

d) Melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil

resiko tinggi dan memberikan pertolongan pertama sesuai

dengan prioritas.

e) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan

pertama.

f) Menyusun rencana lanjut bersama klien.

g) Membuat catatan dan laporan.

3) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko

tinggi dan yang mengalami komplikasi serta kegawat daruratan yang

memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan

melibatkan klien dan keluarga.

a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

dengan resiko tinggi dan keadaan kegawat daruratan yang

memerlukan tindakan kolaborasi.

Page 19: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

19

b) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan

faktor resiko dan keadaan kegawatan.

c) Menyusun rencana asuhan dan tindakan pertolongan pertama

sesuai prioritas.

d) Melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil resiko

tinggi dan memberikan pertolongan pertama sesuai dengan

prioritas.

e) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertologan pertama.

f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.

g) Membuat catatan dan laporan.

4) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan

resiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadan kegawat

daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan klien

keluarga:

a) Mengkaji kebutuhan asuhan pada ibu dalam masa nifas

dengan resiko tinggi dan keadaan kegawatan yang

memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan

kolaborasi.

b) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai

dengan faktor resiko dan keadaan kegawat daruratan.

c) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu masa nifas

dengan resiko tinggi dan pertologan pertama sesuai

prioritas.

Page 20: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

20

d) Melaksanakan asuhan kebidanan dengan resiko tinggi dan

memberikan pertolongan pertama sesuai prioritas.

e) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan

pertama.

f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien/keluarga.

g) Membuat catatan dan laporan.

5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko

tinggi dan mengalami komplikasi serta kegawat daruratan yang

memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan

melibatkan klien dan keluarga.

a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dalam

dengan resiko tinggi dan kegawat darutan yang memerlukan

tindakan kolaborasi.

b) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan faktor

resiko dan keadaan kegawatan.

c) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan

resiko tinggi dan memerlukan pertolongan pertama sesuai prioritas.

d) Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan

resiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai prioritas.

e) Mengevaluasi hasil asuhan dan pertolongan pertama telah

diberikan.

f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien/keluarga.

g) Membuat catatan dan laporan.

Page 21: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

21

6) Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan

yang mengalami komplikasi serta gawat darurat yang memerlukan

tindakan kolaborasi dengan melibatkan keluarga.

a. Mengkaji kebutuhan asuhan pada balita dengan resiko

tinggi dan keadaan kegawat daruratan yang memerlukan

tindakan kolaborasi.

b. Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan

faktor resiko dan keadaan kegawatan.

c. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada balita dengan

resiko tinggi dan memerlukan pertolongan pertama sesuai

prioritas.

d. Melaksanakan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko

tinggi dan pertolongan pertama sesuai prioritas.

e. Mengevaluasi hasil asuhan dan pertolongan pertama yang

telah diberikan.

f. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien / keluarga.

g. Membuat catatan dan laporan.

C. Tugas Ketergantungan/Merujuk

1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan

sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dengan keluarga:11

11 lbid 119

Page 22: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

22

a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan yang memerlukan tindakan

diluar lingkup kewenangan bidan dan memerlukan rujukan.

b) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas serta sumber-sumber

dan fasilitas untuk kebutuhan intervensi lebih lanjut bersama klien/

keluarga.

c) Mengirim klien untuk kebutuhan intervensi lebih lanjut kepada

petugas institusi pelayanan kesehatan yang berwenang dengan

dokumentasi yang lengkap.

d) Membuatpencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan

seluruh kejadian dan intervensi.

2) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada

hamil denganresiko tinggi dan kegawat daruratan:

a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan

rujukan.

b) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas.

c) Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan

rujukan .

d) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan.

e) Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada

petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.

f) Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan seluruh

kejadian dan intervensi yang sudah diberikan.

Page 23: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

23

3) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada

masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan

keluarga.

a) Mengkaji adanya penyulit dan keadaan kegawatan pada ibu dalam

persalinan yang memerlukan konsultasi dan rujukan.

b) Menentukn diagnosa, prognosa dan prioritas.

c) Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan

rujukan.

d) Mengirim klien untuk intervensi lebih lanjut kepada

petugas/instansi pelayanan kesehatan yang berwenang.

e) Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan seluruh

kejadian dan intervensi yang sudah diberikan.

4) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu

dalam masa nifas dengan penyulit tertentu dengan kegawat daruratan

dengan melibatkan klien dan keluarga.

a) Mengkaji adanya penyulit dan keadaan kegawatan pada ibu dalam

masa nifas yang memerlukan konsultasi rujukan.

b) Menentukan diagnose,prognosa dan prioritas masalah.

c) Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan

rujukan.

d) Mengirimkan klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada

petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.

Page 24: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

24

e) Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan seluruh

kejadian dan intervensi yang sudah diberikan.

5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan

tertentu dan kegawat daruratan yang memerlukan konsultasi dan

rujukan dengan melibatkan keluarga.

a) Mengkaji adanya penyulit da keadaan kegawatan pada bayi baru

lahir yang memerlukan konsultasi dan rujukan.

b) Memerlukan diagnosa, prognosa dan prioritas masalah.

c) Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan

rujukan dan memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

dengan tindakan.

d) Mengirim klien kepada institusi pelayanan kesehatan yang

berwenang.

e) Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan.

6) Memberikan asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan

tertentu dan kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan

dengan melibatkan klien/keluarga.

a) Mengkaji adanya penyulit dan keadaan kegawat daruratan pada

balitayang memerlukan konsultasi dan rujukan.

b) Menerima diagnosa dan prioritas.

c) Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan

rujukan.

Page 25: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

25

d) Mengirim klien kepada petugas/institusi pelayanan kesehatan yang

berwenang.

e) Membuat catatan dan laporan erta mendokumentasikan.

2.Peran Sebagai Pengelola

A. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan

kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus dan masyrakat di

wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat / klien.

1) Bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat mengkaji

kebutuhan terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan

anak untuk meningkatkan dan mengembangkan program pelayanan

kesehatan di wilayah kerjanya. Menyusun rencana kerja sesuai

dengan hasil pengkajian dengan masyarakat.

2) Mengelola kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat

khususnya kesehatan ibu dan anak serta KB sesuai dengan

rencana.

3) Mengkoordinir, mengawasi, dan membimbing kader, dukun atau

petugas kesehatan lain dalam melaksanakan program/kegiatan

pelayanan kesehatan ibu dan anak serta KB.

4) Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan

masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak serta KB termasuk

pemanfataan sumber-sumber yang ada pada program dan sektor

terkait.

Page 26: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

26

5) Menggerakkan, mengembangkan kemampuan masyarakat dan

memelihara kesehatannya dengan memanfaatkan potensi-potensi

yang ada.

6) Mempertahankan, meningkatkan mutu dan keamanan praktek

professional melalui pendidikan, pelatihan, magang dan kegiatan-

kegiatan dalam kelompok profesi.

7) Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.

B. Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan

sektor lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun

bayi, kader kesehatan dan tenaga kesehatan lain yang berada di bawah

bimbingan dalam wilayah kerjanya.

1) Bekerja sama dengan Puskesmas, institusi lain sebagai anggota

tim dalam memberikan asuhan kepada klien dalam bentuk

konsultasi rujukan dan tindak lanjut.

2) Membina hubungan baik dengan dukun kader kesehatan

/PLKB dan masyarakat.

3) Melaksanakan pelatihan, membimbing dukun bayi, kader dan

petugas kesehatan lain.

4) Memberikan asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi.

5) Membina kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat, yang

berkaitan dengan kesehatan.

3.Peran Sebagai Pendidik

Page 27: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

27

A. Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang penanggulangan masalah

kesehatan khususnya yang berhubungan dengan pihak terkait kesehatan ibu, anak

dankeluarga berencana.12

1) Bersama klien pengkaji kebutuhan akan pendidikan dan

penyuluhan kesehatan masyarakat khususnya dalam bidang

kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana.

2) Bersama klien pihak terkait menyusun rencana penyuluhan

kesehatan masyarakat sesuai dengan kebutuhan yang telah

dikaji, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

3) Menyiapkan alat dan bahan pendidikan dan penyuluhan sesuai

dengan rencana yang telah disusun.

4) Melaksanakan program/rencana pendidikan dan penyuluhan

kesehatan masyarakat sesuai dengan rencana jangka pendek

dan jangka panjang melibatkan unsur-unsur yang terkait

termasuk masyarakat.

5) Bersama klien mengevaluasi hasil pendidikan/penyuluhan

kesehatan masyarakat dan menggunakannya untuk

memperbaiki dan meningkatkan program di masa yang akan

datang.

6) Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil

pendidikan/penyuluhan kesehatan masyarakat secara lengkap

dan sistematis.

12 Ibid 112

Page 28: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

28

B). Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan dan

keperawatan serta membina dukun di wilayah atau tempat kerjanya.

1) Mengkaji kebutuhan latihan dan bimbingan kader, dukun dan

siswa.

2) Menyusun rencana laltihan dan bimbingan sesuai dengan hasil

pengkajian.

3) Menyiapkan alat, AVA dan bahan untuk keperluan latihan

bimbingan peserta latih sesuai dengan rencana yang telah

disusun.

4) Melaksanakan pelatihan dukun dan kader sesuai dengan

rencana yang telah disusun dengan melibatkan unsur-unsur

terkait.

5) Membimbing siswa bidan dan siswa keperawatan dalam

lingkup kerjanya.

6) Menilai hasil latihan dan bimbingan yang telah diberikan.

7) Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program

bimbingan.

8) Mendokumentansikan semua kegiatan termasuk hasil evaluasi

dan bimbingan secara sistematis dan lengkap.

4.Peran sebagai Peneliti/Investigator13

A). Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan

baik mandiri maupun secara kelompok.

1) Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.

13 Ibid 123

Page 29: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

29

2) Menyusun rencana kerja pelatihan.

3) Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.

4) Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi.

5) Menyusun laporan hasil investigasi dan tidak lanjut.

6) Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan

mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan.

2.1.8 Pelayanan Bidan

Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,

yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang berkualitas.

Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai

dengaan kewenangan yang diberikannya dengan maksud meningkatkan kesehatan

ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia dan

sejahtera.Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan masyarakat,

yang meliputi peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan.

Layanan kebidanan dapat dibedakan menjadi:14

1. Layanan kebidanan primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya

menjadi tanggung jawab bidan.

2. Layanan kebidanan kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh

bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara

kebersamaan atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses

kegiatan pelayanan kesehatan.

14 http://adf.lyPeranan Bidan Dalam Sistem Kesehatan Nasional 5mei 2014

Page 30: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

30

3. Layanan kebidanan rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan

dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau

sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu

menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan

rujukan yang dilakukan oleh bidan ke tempat/fasilitas pelayanan

kesehatan lain secara horisontal maupun vertikal atau ke profesi

kesehatan lainnya. layanan kebidananyang tepat akan meningkatkan

keamanan dan kesejahteraan ibu dan serta bayinya.

Pelayanan kesehatan yang patut dilaksanakan bidan:

1. Meningkatkan uapaya pengawasan ibu hamil.

2. Meningkatkan gizi ibu hamil dan menyusui.

3. Meningkatkan gerakan penerimaan KB.

4. Meningkatkan kesehatan lingkungan

5. Meningkatkan sistem rujukan.

Ada beberapa hambatan dalam penempatan bidan di desa antara lain:

1. Umur bidan relatif muda dan bukan dari desa sendiri.

2. Kesulitan menyesuaikan diri di tengah masyarakat.

3. Bidan bukan pegawai negeri sehingga tidak mempunyai penghasilan

tetap.

4. Kemampuan desa untuk membangun Polindes masih terbatas sehingga

banyak di antara bidan desa tidak mendapat dukungan sarana dari

masyarakat.

Page 31: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

31

5. Perkawinan bidan desa yang segera meningkatkan desa dan pindah

mengikuti suami.

6. Pendidikan belum mencukupi untuk mampu mandiri sehingga bidan

kurang berfungsi.

7. Karena berusia muda, bidan belum mendapat kepercayaan masyarakat

sehingga orientasi kepada dukun masih dominan.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1.1 Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ilmiah, metode merupakan pedoman yang harus

digunakan dalam memecahkan berbagai masalah. Penggunaan metode sangat

membantu peneliti untuk berpikir secara tepat dan meningkatkan objektivitas

dalam mencari kebenaran pengetahuan.

Page 32: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

32

Penelitian juga merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan

dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, Dengan demikian maka penelitian

pada dasarnya adalah proses penerapan metode ilmiah tersebut yang hasilnya

adalah ilmu (kebenaran).

Pada hakekatnya metodologi sebagai pedoman tentang cara-cara

seorang ilmuan mempelajari, menganalisa dan memahami lingkungan-lingkungan

yang dihadapi. Menurut Winarno Surachmad, metode adalah cara yang

dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan dengan menggunakan teknik serta

alat-alat tertentu, cara utama ini dipergunakan setelah penyelidikan

memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari

situasi penyelidikan.15

Menurut Iqbal Hasan, metodologi penelitian berasal dari bahasa

Yunani, Method artinya cara atau jalan dan logos artinya ilmu. Metodologi

penelitian adalah ilmu yang membicarakan tata cara atau jalan sehubungan

dengan adanya penelitian. Sedangkan metode penelitian adalah cara atau jalan

yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan yang memiliki

langkah-langkah sistematis.16 Adapun metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah Metode Deskriptif. Metode Deskriptif menurut Nazir, yaitu suatu

metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu subyek, suatu kondisi,

suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,

gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta –

15 Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Tehnis, Tarseto, Bandung, 1995, hal 6516 Iqbal Hasan, Pokok-pokok metodologi Penelitian, Ghalia Indonesia jakarta 2002, hal 20

32

Page 33: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

33

fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.17. Penjelasan metode

deskriptif di atas, bermaksud untuk mengetahui gambaran tentang permasalahan

yang terjadi pada suatu tempat, dan waktu tertentu. Kemudian menganalisis dan

menjelaskan fenomena – fenomena yang terjadi untuk pemecahan masalah

mengenai fakta – fakta dan sifat – sifat dari populasi.

Adapun data yang diperoleh dari penelitian ini, selanjutnya akan di

analisis menggunakan pendekatan kualitatif. Istilah kualitatif menurut Bogdan &

Taylor, yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa kata –

kata tertulis maupun lisan dari orang – orang dan perilaku yang diamati. Menurut

mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar individu tersebut secara utuh

(holistic).

Dalam hal ini, tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke

dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari

suatu keutuhan18. Data kualitatif, menurut Sugiyono adalah data yang berbentuk

kata, kalimat, skema dan gambar.19

3.2.2 Populasi

Kata populasi (population), juga disebut universum, universe dan

universe of discourse. Secara umum populasi adalah semua unit analisis yang

ingin diteliti dalam suatu penelitian, baik yang menyangkut kelembagaan/instansi

maupun dalam bentuk perorangan. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti

terlebih dahulu menentukan populasi yang akan diteliti sebagai Subjek penelitian.

17 Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta; 1999, hal. 6318 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung ; 2004, hal. 419 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung ; 2005, hal. 14

Page 34: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

34

Populasi adalah wilayah generalisasi Subjek yang mempunyai kuantitas

dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.20

Begitu pula menurut Sedarmayanti dan Syarifudin, bahwa populasi

adalah himpunan keseluruhan karakteristik dari subjek yang diteliti.21 Sedangkan

menurut Husaini Usman, dan Purnomo Setiady Akbar Populasi adalah semua nilai

baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif,

daripada karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan

jelas.22

Dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah Bidan desa

seluruh anggota Kader desa warga masyarakat yang memiliki anak usia Lubuk

Beringin kecamatan Lubuk Beringin dan Rio Dusun Lubuk Beringin.

3.3.3. Unit Analisis

Unit analisis adalah populasi seluruh unit-unit yang darinya sampel

dipilih. Unit-unit dalam satu populasi semua harus sesuai dengan satu set dari

spesifikasi sehingga peneliti akan mengetahui siapa yang menjadi bagian dari

populasi.23

Penelitian harus menyelidiki seluruh elemen populasi jika peneliti

bermaksud menggambarkan keseluruhan subjek yang diteliti, meneliti populasi

berarti memperoleh data dari semua elemen populasi.

20 Ibid. hal 90.21 Sedarmayanti, Syarifudin hidayat, Metodologi Penelitian , Mandar Maju, Bandung; 2002, hal 12122 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi penelitian sosial, Bumi Aksara, Jakarta; 2003, hal 4323 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial.Bandung, Refika Aditama : 2009 hal. 253

Page 35: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

35

Dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan (sampel bertujuan)

dengan pertimbangan tertentu, yakni mencari informasi dan data kepada orang

yang dianggap mengetahui masalah penelitian yang dilakukan adalah teknik

penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja. Sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh sebuah populasi. Adapun yang akan menjadi unit

analisis adalah 8 orang terdiri dari :

1. Rio Dusun Lubuk Beringin

2. Bidan Desa Lubuk Beringin 1 orang

3. Kader Posyandu Lubuk Beringin 3 orang

4. Dukun Kampung 1 orang

5. Masyarakat yang balitanya imunisasi 2 orang

3.3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian yang perlu diperhatikan yaitu teknik dalam

pengumpulan data. Menurut Kartini Kartono, yang dimaksud dengan teknik

pengumpulan data adalah alat-alat pengumpulan data yang tersusun dengan baik,

serta sesuai dengan tujuan penelitian24. Teknik Pengumpulan data merupakan alat

yang digunakan dalam penelitian , yang dapat berupa :

a) Studi Pustaka ( Library Research)

Studi pustaka ini dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder

melalui studi dokumen literatur. Studi dokumen literatur dengan cara

mengumpulkan, mempelajari dan menganalisis teori-teori, kaedah-kaedah

dan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan permasalahan yang

24 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, Raja Grafindo Persada, Jakarta; 1982, hal. 5

Page 36: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

36

akan dibahas serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan

permasalahan tersebut.

b) Studi Lapangan (field Research)

1. Observasi

Studi lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data primer

melalui observasi dan wawancara. Observasi adalah studi yang disengaja

dan sistematis tentang fenomena-fenomena sosial dan gejala-gejala psikis

dengan jalan pengamatan dan pencatatan. Observasi dilakukan di

Poskesdes Lubuk Beringin terhadap aktivitas dan tindakan bidan desa,

yang melaksanakan fungsi pelayanan administrasi berobat bagi masyarakat

pengguna layanan kesehatan..

2. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan proses tanya jawab

yang mengadakan komunikasi langsung antara pewawancara dengan

responden atau yang diwawancarai. Wawancara yang dilakukan bersifat

terbuka dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang lengkap.

Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara

langsung25. Adapun dalam penelitian ini, dilakukan wawancara dengan 6

orang responden yang telah ditetapkan sebagai sampel penelitian.

3.3.5 Tehnik Analisis data

25 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, bumi Aksara, Jakarta 2003

Page 37: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

37

Suatu hal yang sangat penting dalam penelitian ini adalah menganalisis

data karena hal ini dapat memberikan arti dan makna suatu penelitian. Ada pun

tahapan-tahapan penelitian ini sebagai berikut:

a. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian.

b. Melakukan pemeriksaan data yang akan didapat, apakah sesuai

dengan yang diharapkan.

c. Pengelompokan data guna untuk menjawab pertanyaan terhadap

suatu penelitian.

d. Melaksanakan pembahasan dan perumusan terhadap data yang akan

didapat dan.

e. Mengambil kesimpulan akhir terhadap data yang akan di teliti.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Geografis Lubuk Beringin

Dusun lubuk Beringin merupakan salah satu dusun dari beberapa dusun

di Kecamatan Bathin III Ulu Kabupaten Bungo. Dusun ini, masyarakatnya

sebagian besar merupakan pecahan dari Dusun Buat Kecamatan Bathin III Ulu

yang konon katanya mereka bertalang atau membuat lahan tani di daerah

tersebut. Untuk itu, semakin hari semakin banyak masyarakat yang ikut bertani di

daerah tersebut, sehingga lama kelamaan terdapat talang atau kebun.

Page 38: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

38

Pada saat ini mereka telah membentuk sebuah perkampungan kecil dan

itulah sekarang yang bernama Desa Lubuk Beringin dengan jumlah penduduk

yang hanya 104 KK atau 408 jiwa namun kehidupan sosial serta adat istiadatnya

masih sangat terjaga.26

Dusun ini dari Utara berbatasan langsung dengan Dusun Laman Panjang

Kecamatan Bathin III Ulu, bagian Selatan berbatasan langsung dengan Dusun

Pelepat Kecamatan Pelepat, dan bagian Timur berbatasan langsung dengan

Kampung Mengkuang Kecil yang merupakan bagian dari Dusun Laman Panjang

sedangkan bagian Barat berbatasan langsung dengan Dusun Buat.

Dari Muara Bungo menuju ke dusun Muara Buat memiliki jarak tempuh

50 Km. Jarak antara Dusun Muara Buat Kecamatan Bathin III Ulu Lubuk

Beringin dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Dari Muara Bungo menuju kedusun Muara Buat memiliki jarak tempuh

50 Km. Jarak antara Dusun Muara buat Kecamatan Bathin III Ulu Lubuk Beringin

dapat dilihat pada tabl berikut ini.

Tabel 1Jarak Tempuh dari Muara Bungo Ke beberapa Dusun

NO Ibu Kabupaten

Muara Bungo

Dusun Jarak Yang Ditempuh

1 Muara Bungo Muara Buat 48 Km

2 Muara Bungo Karak Apung 57 Km

26 Sumber data monografi dusun Lubuk Beringin Tahun 1999

38

Page 39: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

39

3 Muara Bungo Timbolasi 60 Km

4 Muara Bungo Sungai Telang 67 KM

5 Muara Bungo Buat 52 Km

6 Muara Bungo Laman Panjang 55 Km

7 Muara Bungo Lubuk Beringin 62 Km

8 Muara Bungo Laman Ulu 70 Km

9 Muara Bungo Aur Cino 80 Km

*Sumber : data dusun lubuk beringin 2013*

Dusun Lubuk Beringin dengan luas wilayah administratif 4 Ha berada

pada ketinggian 450.1.316 M dari Permukaan Laut dengan wilayah yang

bergelombang dan beriklim tropis serta mempunyai curah hujan berkisar 260 s.d

3042 mm/hg dengan suhu rata-rata harian 350C. Namun desa Lubuk Beringin

masih terjaga mengenai adat istiadat dusun Lubuk Beringin, dan jiwa sosialnya

masih sangat kental terhadap sekeliling rumah serta saling menolong sesama

masyarakat. Tidak ada masyarakat di luar yang bisa bebas masuk ke Dusun

Lubuk Beringin tanpa seizin pemuka dusun Lubuk Beringin. Inilah kisah adat

yang kental di Lubuk Beringin.27

Bidan lubuk beringin merupakan petugas kesehatan daerah yang

ditugaskan oleh seorang bidan tugasnya bertanggung jawab meningkatkan

27 Sumber data desa lubuk beringin.

Page 40: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

40

kesadaran masyarakat untuk berprilaku hidup sehat. Petugas kesehatan dan

masyarakat haruslah berperan serta. Bidan merupakan salah satu petugas

kesehatan yang menjadi ujung tombak pemerintah dalam menjaga kesehatan

masyarakat dan seharusnya memiliki tanggung jawab lebih dalam program

imunisasi ini.

Untuk melaksanakan tugas tugas imunisasi bidan meningkatkan program

imunisasi balita di desa Lubuk Beringin agar menjaga kesehatan balita untuk

mengurangi angka kematian balita tersebut dapat terjaga.

Saat ini petugas kebidanan kesehatan Lubuk Beringin Kecamatan

Bathin lll Ulu adalah Efrianti.AM.Keb yang telah bekerja sebagai bidan desa

kesehatan untuk periode pertama sejak Juli 2006-Juli 2010 dan periode kedua

sejak Juli 2010 sampai sekarang di Dusun Lubuk Beringin.

4.1.2. Kondisi Demografis Kecamatan Bathin Iii Ulu Desa Lubuk Beringin

Jumlah penduduk Desa Lubuk Beringin berdasarkan data Bungo Dalam

Angka Tahun 2012 berjumlah 408 jiwa, terdiri dari 184 jiwa berjenis kelamin

laki-laki dan 224 Jiwa berjenis kelamin perempuan.

Adapun kondisi masyarakat berdasarkan pekerjaan yang digeluti masing 0

masing, dapat ditampilkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2Kondisi pekerjaan penduduk Dusun Lubuk Beringin.

NO PEKERJAAN JUMLAH

1 Petani 99

Page 41: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

41

2 Pedagang 1

3 Pegawai negeri 10

4 Pegawai Swasta 8

5 Buruh /Tukang 5

6 DLL 276

*sumber data bidan desa lubuk beringin.*

Dari tabel diatas, jika dilihat dari basis ekonomi masyarakat Dusun Lubuk

Beringin, sektor perkebunan atau pertanian sangat mendominasi kegiatan

penduduk masyarakat setempat khususnya petani karet. Oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa pada umumnya masyarakat Desa Lubuk Beringin bermata

pencaharian sebagai petani. Namun ada juga penduduk yang bermata pencaharian

sebagai wirausaha, pegawai negeri dan buruh, meski dalam jumlah yang relatif

kecil. Sedangkan untuk Kondisi Sosial Budayanya dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 3Kondisi Sosial Budaya Desa Lubuk Beringin

NO PERUMAHAN JUMLAH

1 Rumah Permanen 32 UNIT

2 Semi Permanen 10 UNIT

3 Rumah Kayu 54 UNIT

*Sumber: Monografi dusun Lubuk Beringin, 2014*

Page 42: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

42

Berdasarkan data monografi dusun, dapat ditentukan beberapa sarana

dan prasarana sosial budaya yang didasarkan pertimbangan sifatnya yang

strategis apabila ditinjau dari aspek kebutuhan masyarakat sarana dan prasarana

perumahan yang ada di desa Lubuk Beringin ini kondisi rumah desa Lubuk

Beringin dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4Kondisi Sarana Air Bersih Di Desa Lubuk Beringin

NO AIR BERSIH JUMLAH

1 Perpipaan 62 Rumah

2 Sumur Galian 26 Rumah

3 Sungai 10 rumah

*Sumber:bidan Desa Lubuk Beringin*

Dari tabel di atas, masyarakat di desa Lubuk Beringin ini yaitu

menggunakan air yang tersedia di Lubuk Beringin yang kebanyakan dari

masyarakat memakai air sungai. Untuk tingkat pendidikan, penduduk desa

Lubuk Beringin dapat dilihat sebagaimana tabel dibawah ini.

Tabel 5

Tingkat Pendidikan Masyarakat Lubuk Beringin

Page 43: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

43

No Pendidikan Jumlah

1

2

3

4

PAUD

TK

SD/MI

SMP/MTS

1 UNIT

O UNIT

0 UNIT

1 UNIT

Dilihat kondisi pendidikan, hanya ada 2 unit pendidikan yang ada di desa

Lubuk Beringin sedangkan untuk fasilitas pelayanan umum dapat dilihat pada

tabel berikut ini

Tabel 6Fasilitas Pelayanan umum

No Sarana dan prasarana Jumlah

1. Balai Dusun 1

2. Kantor Dusun 1

3. Gedung Taman Kanak-kanak 1

4. Sekolah Dasar 1

5. Madrasah Ibtidaiyah 1

6. MTS -

7. Madrasah Aliyah -

8. Taman Pendidikan Al Quran (TPA) -

9. Puskesmas -

Page 44: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

44

10. Masjid 1

11. Mushola 2

12. Kantor KUD 1

13. Lapangan Sepak Bola 1

*Sumber: Monografi Dusun Lubuk BeringinTahun 2014*

4.1.3. Struktur Organisasi Perangkat Desa Lubuk Beringin

Dusun Lubuk Beringin menganut sistem kelembagaan pemerintahan desa

dengan pola minimal sebagaimana organisasi. Struktur Organisasi tertuang dalam

UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Berikut struktur

pemerintahan Dusun Lubuk Beringin.

Tabel 7Nama struktur desa lubuk beringin

NO NAMA JABATAN

1 Muhammad Solihin Kepala Desa

2 Ramhur Muzi Sekretaris

3 Anwar Kaur Pemerintahan

4 Sa ‘da Kaur Pembangunan

5 Awaludin Kaur Umum

6 Zainalis Kepala Dusun

7 Zainalis Kepala Dusun Alai

*Sumber data monografi Dusun Lubuk Beringin*

Page 45: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

45

Susunan pengurus nama–nama di Desa Lubuk Beringin tersebut telah

dibuat oleh pengurus desa Lubuk Beringin.

Adapun susunan pengurus Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dusun

Lubuk Beringin adalah sebagai berikut:

Tabel 8Struktur Organisasi Badan Perwakilan Dusun (BPD)

Dusun Lubuk Beringin

No Nama Jabatan

1 Hadrin Ketua

2 Alzupri Wakil Ketua

3 Aldari Sekretaris

4 Cekolit Anggota

5 Muklis Anggota

*Monografi Dusun Lubuk Beringin Tahun 2014*

Page 46: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

46

4.1.4. Jumlah Balita yang sudah memperoleh Imunisasi dalam tahun 2013

Tabel 9Data Balita yang sudah mengikuti Imunisasi

No Bulan Jumlah balita

Baru Lama

1 Januari 0 26

2 Februari 0 26

3 Maret 0 26

4 April 4 26

5 Mei 1 30

6 Juni 0 31

7 Juli 1 31

8 Agustus 0 32

9 September 0 32

10 Oktober 3 32

11 November 1 35

12 Desember 1 36

Page 47: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

47

Jumlah 11 363

4.2. TEMUAN KHUSUS

4.2.1 Peran Bidan Di Dusun Lubuk Beringin

Keberadaan bidan secara terus menerus/menetap menentukan efektivitas

pelayanan, termasuk efektifitas polindes. Jarak tempat tinggal bidan yang

menetap di dusun dengan polindes akan berpengaruh terhadap kualitas baik.

Sedangkan bidan yang tidak tinggal di Dusun Lubuk Beringin dianggap tidak

mungkin melaksanakan pertolongan kesehatan masyarakat secara cepat.

Peran bidan desa dalam menunjang keberhasilan program imunisasi bagi

balita Dusun Lubuk Beringin sangat penting, Imunisasi sangat penting bagi para

balita karena mencegah penyakit, dan anak – anak kami disini menjadi sehat tidak

mudah terkena penyakit.

Agar masyarakat desa lubuk beringin mengetahui tentang pentingnya

imunisasi maka bidan mengajak masyarakat untuk mengetahui manfaat imunisasi

pada anak, bertujuan untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan dari

penyakit seperti campak, polio, tetanus, batuk rejan.

Untuk tentang pentingnya imunisasi, bidan desa memiliki peran yang sangat

penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, salah satunya adalah

mengenai imunisasi pada anak.

Adapun peran bidan tugas nya yaitu:

1. Peran sebagai pengelola

2. Peran sebagai pelaksana

3. Peran sebagai pendidik

Page 48: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

48

4. Peran sebagai peneliti.

4.2.3 Hambatan yang dihadapi oleh bidan desa dalam program pentingnya imunisasi balita di dusun lubuk beringin:

1. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang imunisasi.Hal ini disebabkan

tingkat pendidikan yang masih minim warga masyarakat secara umum

di Dusun Lubuk Beringin

2. Faktor ekonomi. Disebabkan banyak masyarakat bekerja sebagai petani

kebun dan petani di sawah, yang mengakibatkan waktu mereka lebih

banyak dihabiskan untuk bekerja setiap hari.

3. Faktor Komunikasi dengan masyarakat. Hambatan sosial budaya yang

terjadi terkait imunisasi ini adalah faktor komunikasi. Hal ini

menyebabkan sering masyarakat tidak mengerti apa yang ia sampaikan

dan sebaliknya ia juga kurang paham keinginan masyarakat oleh tenaga

kesehatan

4.2.4 Upaya bidan Desa dalam mengatasi hambatan yang dihadapi sehubungan dengan imunisasi:

1. Melakukan sosialisasi. Bidan juga memberikan informasi tentang

pentingnya imunisasi balita bahaya penyakit agar tidak terjadi

komplikasi penyakit yang menyerang tubuh yang dapat merugikan dan

menurunkan angka kematian.

2. Mengatur Jadwal imunisasi. Perlu mencari format waktu yang seusia

dengan kebutuhan masyarakat. Diharapkan dengan adanya peningkatan

kesehatan baik dari asuhan antenatal maupun pengembangan

Page 49: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

49

meningkatkan kesehatan balita, dapat tercapai pola hidup sehat yang

maksimal serta dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap

tenaga kesehatan.

3. Menjalin Komunikasi Dengan Mengaktifkan Kader Posyandu. Upaya

untuk mengatasi hambatan komunikasi ini setelah bersepakat dengan

perangkat dusun, dan seluruh kader posyandu, maka diharapkan kader

posyandu lebih berperan aktif.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Peranan Bidan Desa dalam Meningkatkan Program Imunisasi di Dusun Lubuk Beringin

Peran bidan desa sudah terlaksana, dan Bidan Desa Lubuk Beringin telah

berusaha mengingatkan kepada masyarakat Lubuk Beringin akan pentingnya

imunisasi bagi balitanya. Hanya sebagian besar masyarakat Lubuk Beringin yang

kurang peduli tentang imunisasi bagi anak balita. Seperti yang diungkapkan

Efrianti, “Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya imunisasi masih kurang

karena mereka masih percaya terhadap ramuan-ramuan atau pun jamu-jamuan

yang dibuatkan dukun daripada bidan kesehatan. Masyarakat Dusun Lubuk

Beringin masih memilih berobat pada dukun dibandingkan pada tenaga medis,

karena beranggapan kalau berobat ke bidan akan bayar mahal. Hal ini dikarenakan

kurang pengetahuan pentingnya kesehatan28.

28 Hasil Wawancara dengan Efrianti, Bidan Desa Lubuk Beringin, 20 Juni 2014

Page 50: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

50

Masih menurut Efrianti, yang ditemui peneliti, ia terus mencoba mengubah

paradigma tersebut. Ia sudah menjalankan sosialisasi dan pencerahan akan

pentingnya imunisasi. Meskipun hal ini memang bukan pekerjaan mudah yaitu

mengubah pandangan masyarakat tentang pentingnya imunisasi, ia tidak putus asa

untuk mensosialisasikannya.

Pada saat bidan menjalankan tugasnya yaitu melakukan pendekatan

individu dan komunitas serta membantu masyarakat mencari pemecahan masalah

di masyarakat diperlukan data yang akurat. Bidan menjalin kerja sama dengan

kader dan melakukan penyegaran kader yang ada melalui pelatihan kader.

Sehingga, apa yang diharapkan dapat berjalan sesuai dengan fungsinya serta

membentuk kader kesehatan. Setelah itu, bidan dan kader mengadakan

pendataan penduduk dengan pembagian tugas masing-masing dan sesuai format

yang telah dibuat oleh bidan sebagai motivator.

Format tersebut, menurut keterangan Zainab, mengacu pada data

keluarga, jumlah anggota keluarga ibu hamil, ibu nifas, bayi, balita, resiko

penyakit menular, jamban, air bersih sampai keadaan rumah, gizi, sosial

ekonomi dan lain-lain29.

Dalam hal ini pendekatan dengan hati yang dilakukan oleh bidan terhadap

pasien maka masyarakat mulai mengetahui pentingnya imunisasi dengan promosi

dan konseling yang dilakukan oleh bidan tersebut. Dengan kata lain, masyarakat

pelan-pelan mengerti akan masalah kesehatan yang ada di lingkungannya dan

29 Wawancara dengan Zainab, Kader Posyandu Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014

Page 51: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

51

melaporkan pada bidan dan kader sehingga dari keadaan ini masyarakat hidup

sehat30.

Tujuan khusus dengan adanya pendekatan yang dilakukan mampu

meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya

imunisasi. Selain itu, hal tersebut juga dapat meningkatkan kewaspadaan

masyarakat desa terhadap resiko bahaya yang dapat merugikan, dan menimbulkan

gangguan kesehatan. Kemudian, pendekatan tersebut juga mampu meningkatkan

keluarga sadar akan gizi dan perilaku hidup bersih dan sehat. Yang terakhir, hal

itu juga meningkatkan kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk

mengikuti imunisasi.

Sementara itu, menurut penjelasan Rio Lubuk Beringin, memang bidan

sudah sering menyampaikan kepada masyarakat, terutama ibu – ibu yang punya

balita agar tidak mengabaikan imunisasi. Perangkat perangkat dusun, ibu – ibu

PKK sudah kita minta menyampaikan kepada masyarakat, hasilnya memang

belum maksimal31.

Kemudian menurut keterangan salah satu dukun kampung yang biasa

membantu persalinan ibu – ibu maupun mengobati orang sakit menyebutkan, ia

biasa membantu ibu – ibu yang mau melahirkan. Setelah itu kalau ada anak bayi

yang sakit diobati memakai ramuan tradisional dengan tumbuh-tumbuhan dan

tanaman obat yang ada di dusun. Memang sejak ada bidan desa, ia sering

30 Wawancara dengan Efrianti, Bidan Desa Lubuk Beringin, 20 Juni 201431 Hasil Wawancara dengan Rio Dusun Lubuk Beringin, M.Sholihin, 22 Juni 2014.

Page 52: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

52

berkunjung untuk saling membantu waktu proses kelahiran, juga anak – anak

yang diimunisasi32.

Menurut Efrianti, memang sejak awal datang bertugas di Dusun Lubuk

Beringin, yang harus didekati adalah dukun kampung. Sebab dukun kampung

selama ini sangat dipercaya oleh masyarakat meskipun pengalamannya bersifat

autodidak tanpa bekal sekolah di bidang kesehatan.

Kalau dukun kampung dan perangkat dusun sudah memahami maksud

ditempatkan tenaga medis, termasuk di dalamnya kegiatan imunisasi di posyandu,

maka akan mempermudah pekerjaan bidan33.

Hal ini dibenarkan oleh kader posyandu, Maimunah yang menyebutkan

bahwa masyarakat dusun Lubuk Beringin sangat terbantu dengan adanya bidan

desa yang ditempatkan. Selama ini warga dusun hanya berobat kepada dukun

kampong. Memang balita tersebut sehat tetapi waktunya agak lama. Sedangkan

kalau kami harus berobat ke puskesmas untuk penyakit yang belum begitu parah,

juga cukup jauh jaraknya34.

Pendapat tersebut juga disampaikan kader posyandu lainnya, Ramlah. Ia

menyampaikan bahwa ibu-ibu sangat terbantu oleh kehadiran bidan desa. Mereka

jadi lebih peduli dengan kesehatan anak dan gizi keluarga. Untuk ibu hamil, hal

ini dapat mengurangi resiko saat melahirkan karena bidan sudah dilatih khusus

pada waktu pendidikan dahulu35.

32 Wawancara dengan Khadijah, Dukun Kampung di Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014.33 Wawancara dengan Efrianti, Bidan Desa Lubuk Beringin, 20 Juni 2014

34 Wawancara dengan Maimunah, Kader Posyandu Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 201435 Wawancara dengan Ramlah, Kader Posyandu Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014

Page 53: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

53

Adapun orang tua yang ikut program imunisasi menceritakan, awalnya

kami kurang yakin kalau ke bidan karena sudah biasa sejak dahulu berobat di

dukun kampung. Lagi pula yang kami alami sejak dahulu walaupun jarang

masyarakat yang diimunisasi, tapi juga tidak terkena bermacam – macam penyakit

pada anak36.

Kemudian menurut warga masyarakat yang lain, Wati menyampaikan

bahwa setuju dengan kehadiran bidan di dusun dan menggerakkan posyandu

untuk kesehatan anak balita, apalagi sejak diberitahukan oleh bidan pentingnya

imunisasi bagi anak, maka saya patuh dengan informasi yang disampaikan oleh

bidan desa37.

4.3.2 Hambatan yang dihadapi oleh bidan desa dalam meningkatkan program imunisasi balita di Desa Lubuk Beringin

Hambatan bagi program kesehatan imunisasi balita adalah beberapa hal

yang disampaikan dalam penelitian ini di antaranya :

1. Rendahnya kesadaran masyarakat

Menurut penjelasan Rio Lubuk Beringin, masyarakat kami

memang masih sedikit yang bisa bersekolah sampai SLTA sederajat.

Apalagi bagi golongan dewasa banyak yang pendidikannya rendah.

Akibatnya, masyarakat menganggap pelayanan kesehatan tidak harus

berhubungan dengan medis, lebih cepat dan murah bila ditangani dukun

kampung. Kami pun sudah sering menyampaikan pada warga masyarakat

36 Wawancara dengan Darni, warga masyarakat Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 201437 Wawancara dengan Watii, warga masyarakat Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014

Page 54: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

54

pada setiap kegiatan dusun, agar melakukan imunisasi bagi orang tua yang

memiliki balita38.

Menurut Efrianti, memang sudah sering melakukan sosialisasi

kepada ibu – ibu pada pertemuan umum seperti pengajian, arisan, dan

kegiatan masyarakat pada umumnya. Juga menempelkan pengumuman

berupa brosur kesehatan dan pentingnya imunisasi bagi balita. Kesadaran

masyarakat masih rendah, karena dampak penyakit akibat tidak

diimunisasi tidak langsung muncul, tetapi bisa berdampak pada anak di

kemudian hari39.

Kader posyandu juga menyampaikan, bahwa mereka sering

membantu bidan menyampaikan kepada tetangga dan masyarakat dusun

yang ditemui agar ikut serta kalau ada kegiatan pemberian imunisasi. Ada

sebagian masyarakat mendapat informasi bahwa kalau anak diimunisasi

itu akan kena demam. Hal ini tentu membuat ibu-ibu yang memiliki anak

balita merasa takut. Padahal ini sifatnya sementara, dan penyesuaian bagi

tubuh anak setelah divaksin40.

Menurut kader posyandu lainnya, rendahnya kesadaran masyarakat

untuk ikut program imunisasi karena sebagian besar ibu – ibu yang ada di

Lubuk Beringin masih percaya dengan hal – hal yang bersifat mitos dan

kepercayaan yang berkembang di tengah masyarakat, seperti kalau anak

38 Hasil Wawancara dengan Rio Dusun Lubuk Beringin, M.Sholihin, 22 Juni 201439 Wawancara dengan Efrianti, Bidan Desa Lubuk Beringin, 20 Juni 2014

40 Wawancara dengan Ramlah, Kader Posyandu Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014

Page 55: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

55

kecil itu sakit biasanya “diganggu” oleh makhluk halus, atau pengobatan

seperti suntikan, kapsul vitamin itu belum tentu baik bagi tubuh balita

yang masih bebas dari penyakit41.

2. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat yang Sibuk Bekerja

Mengenai kegiatan masyarakat yang pada umumnya bekerja di

sektor pertanian baik di kebun maupun di sawah, menurut Bidan Desa

Efrianti, biasanya pada sore hari kami mendatangi rumah warga yang

memiliki anak balita untuk memberi informasi mengenai kegiatan

imunisasi, kegiatan ini dibantu oleh kader – kader posyandu. Pada

pelaksanaan imunisasi memang tidak seluruhnya bisa hadir membawa

anaknya. Pada kesempatan lain ketika ditanyakan, pada umumnya mereka

menyebutkan bahwa dari pagi sudah sibuk bekerja di kebun atau di sawah,

sehingga tidak memiliki waktu cukup untuk membawa anak ke

posyandu42.

Ketika hal ini ditanyakan kepada salah satu warga masyarakat yang

memiliki balita, Rani, menyebutkan bahwa ia memang beberapa kali tidak

mengikuti pelaksanaan imunisasi bagi anaknya, karena harus membantu

suami menyadap karet. Kadang ia juga ke sawah, karena di sini memang

bermata pencaharian hanya bertani yang penghasilannya juga tidak tetap.

Selama anak tidak kena sakit menurut saya tidak harus diimunisasi43.

41 Wawancara dengan Maimunah, Kader Posyandu Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 201442 Wawancara dengan Efrianti, Bidan Desa Lubuk Beringin, 20 Juni 201443 Wawancara dengan Rani, warga masyarakat Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014

Page 56: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

56

Begitu pula menurut Darni, ia tidak selalu membawa anaknya ikut

imunisasi karena bekerja di sawah. Lagi pula penyakit yang dikaitkan

dengan imunisasi itu juga sudah jarang ada di masyarakat seperti polio.

Kalau campak mungkin masih banyak lah anak – anak disini yang terkena

penyakit itu44.

Rio Lubuk Beringin ketika ditanyakan memang mengakui bahwa

masyarakat pada umumnya bekerja di kebun dan sawah. Daerah kami

memang daerah yang masih luas area sawahnya yang menghasilkan

hampir sepanjang tahun. Kalau warga masyarakat khususnya ibu – ibu ke

sawah biasanya bekerja sampai sore. Jadi informasi dari bidan dan kader

posyandu itu sering diabaikan, karena alasan mencari uang45.

3. Keadaan Sosial Budaya Komunikasi dengan masyarakat

Hambatan sosial budaya yang terjadi terkait imunisasi ini adalah

faktor komunikasi. Menurut Efrianti, saat pertama ditugaskan di Dusun

Lubuk Beringin ia merasa kesulitan untuk berkomunikasi dengan

masyarakat, apalagi yang sudah berusia tua karena menggunakan bahasa

daerah setempat yang sulit dimengerti. Hal ini menyebabkan sering

masyarakat tidak mengerti apa yang ia sampaikan dan sebaliknya ia juga

kurang paham keinginan masyarakat46.

44 Wawancara dengan Darni, warga masyarakat Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 201445 Hasil Wawancara dengan Rio Dusun Lubuk Beringin, M.Sholihin, 22 Juni 2014.46 Wawancara dengan Efrianti, Bidan Desa Lubuk Beringin, 20 Juni 2014

Page 57: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

57

Mengenai hambatan komunikasi ini, menurut penjelasan Rio

Lubuk Beringin memang benar terjadi. Pada umumnya masyarakat luar

yang datang ke sini pada awalnya akan sulit memahami karena ciri bahasa

dusun Lubuk Beringin yang berbeda dengan bahasa daerah Bungo pada

umumnya. Ditambah lagi, masyarakat dusun pada umumnya memiliki

tingkat pendidikan yang rendah. Setiap hari berkomunikasi menggunakan

bahasa daerah yang aksennya agak sulit dimengerti orang yang berasal

dari daerah lain47.

Kader posyandu juga menyampaikan, ibu bidan memang sering

menyampaikan agar kami membantu menjelaskan kepada masyarakat

mengenai berbagai program kesehatan ibu dan anak, khususnya imunisasi

ini. Sebab kalau ada pertanyaan dari masyarakat, bidan sering tidak

paham. Kami berupaya maksimal membantu bidan walaupun kami tidak

memiliki pendidikan di bidang kesehatan, karena hanya tamat SD48.

4.3.4 Upaya Bidan Desa dalam Mengatasi Hambatan yang Dihadapi dalam Meningkatkan Program Imunisasi Balita di Dusun Lubuk Beringin

Upaya yang dilakukan bidan desa dalam mengatasi hambatan dalam

meningkatkan program imunisasi di Dusun Lubuk Beringin adalah :

1. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Melalui Sosialisasi

Beberapa kegiatan yang dilakukan agar masyarakat lebih

meningkat kesadaran dan peran sertanya mengikuti program imunisasi

yang dilakukan oleh bidan desa yakni dengan mengunjungi perumahan

47 Hasil Wawancara dengan Rio Dusun Lubuk Beringin, M.Sholihin, 22 Juni 201448 Wawancara dengan Ramlah, Kader Posyandu Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014

Page 58: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

58

warga yang memiliki anak balita untuk memberitahukan informasi

mengenai pentingnya imunisasi. Hal ini dilakukan bersama kader

posyandu dan kader PKK.

Selain itu, bidan juga meminta bantuan kepada Datuk Rio dan

perangkat dusun untuk berbagi informasi kepada warga masyarakat agar

mau mengikuti program imunisasi. Walaupun kami mengetahui bahwa

masyarakat di Lubuk Beringin mayoritas bekerja di sektor pertanian dan

perkebunan yang sebagian besar waktunya dihabiskan untuk bekerja.

Akan tetapi penting juga memiliki keluarga dan anak yang sehat, bebas

dari bermacam penyakit yang ada saat ini49.

Kader posyandu juga mengakui bahwa sering melakukan

penjelasan kepada ibu – ibu pengajian, anggota koperasi dan perkumpulan

arisan mengenai pentingnya imunisasi bagi anak balita yang ada di dusun

Lubuk Beringin. Yang kami khawatirkan karena dusun ini letaknya jauh

dari kota. Kalau anak sakit, untuk merujuk ke rumah sakit sangat jauh, jadi

imunisasi ini adalah pencegah penyakit pada anak. Sebab prinsipnya lebih

baik mencegah penyakit daripada mengobati50.

2. Membuat jadwal imunisasi pada waktu yang disepakati warga

Mengenai masalah kesibukan bekerja pada masyarakat, menurut

bidan desa Efrianti, ia bersama kader posyandu sudah merumuskan jadwal

pelaksanaan pada waktu yang sudah disepakati bersama dengan warga.

49 Wawancara dengan Efrianti, Bidan Desa Lubuk Beringin, 20 Juni 2014

50 Wawancara dengan Maimunah, Kader Posyandu Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014

Page 59: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

59

Sebab imunisasi ini memiliki jadwal tetap, dan untuk itu harus

meyakinkan masyarakat agar patuh pada jadwal yang sudah disepakati51.

Kader posyandu juga menambahkan, agar tidak beralasan sibuk

dan sulit meluangkan waktu untuk ke posyandu, maka kami berdasarkan

rapat dengan bidan desa selalu menyampaikan kepada masyarakat untuk

membuat kesepakatan mengenai waktu pelaksanaan imunisasi di

posyandu. Jadi hal ini agar masyarakat lebih meningkat lagi kepeduliannya

kepada kesehatan anak dengan pengorbanan waktu setidaknya52.

3. Menjalin Komunikasi Dengan Mengaktifkan Kader Posyandu

Hambatan sosial budaya yang terjadi terkait imunisasi ini adalah

faktor komunikasi. Upaya untuk mengatasi hambatan komunikasi ini

setelah bersepakat dengan perangkat dusun, dan seluruh kader posyandu,

maka diharapkan kader posyandu lebih berperan aktif. Menurut Rio Lubuk

Beringin, beberapa kesempatan kami menyampaikan kepada seluruh

warga baik bapak maupun ibu yang memiliki anak balita, agar sering

mencari informasi kepada tenaga kesehatan bidan desa, atau melalui kader

posyandu.

Kalaupun komunikasi dengan bidan kurang paham dari segi

bahasa, maka bidan kami minta untuk lebih banyak memberi informasi

kepada kader posyandu sebagai perpanjangan informasi kepada

51 Wawancara dengan Efrianti, Bidan Desa Lubuk Beringin, 20 Juni 201452 Wawancara dengan Maimunah, Kader Posyandu Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014

Page 60: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

60

masyarakat, sebab menurut kami kesehatan itu mahal, kalau ada wabah

penyakit akibat kurangnya pemahaman kesehatan di masyarakat, tentu

menjadi pula bagi perangkat dusun yang harus melayani masyarakatnya53.

Biasanya bila ada pertanyaan dari masyarakat baik dalam kegiatan

rapat, pertemuan pengajian atau mendatangi kami langsung, kami segera

menyampaikan pada bidan bagaimana cara penanganannya, atau kalau

bisa kami dampingi masyarakat untuk menemui bidan, bahkan kadang

kala bidan yang mendatangi masyarakat tersebut54.

Menurut bidan desa, saat ini sudah mempelajari dan memahami

bahasa penduduk setempat. Namun, kalau ada pertanyaan dan keinginan

masyarakat yang belum sepenuhnya dipahami, maka saya akan

berkoordinasi dengan kader posyandu, ibu ketua PKK dan Datuk Rio

untuk mencari solusi bagi masalah kesehatan warga. Khusus mengenai

program imunisasi ini, kami mencoba melakukan jemput bola, mendatangi

masyarakat yang memiliki balita. Saya juga sering meminta kader

posyandu untuk memberi penjelasan menggunakan bahasa dusun, agar

masyarakat memperoleh informasi lebih lengkap, atau istilahnya lebih

“nyambung” lagi secara psikologis dengan pelayanan kesehatan. Bila

masyarakat sudah sadar, maka akan sangat membantu untuk meningkatkan

kesehatan balita di Dusun Lubuk Beringin, dan mengurangi resiko

penyakit berbahaya55.

53 Hasil Wawancara dengan Rio Dusun Lubuk Beringin, M.Sholihin, 22 Juni 201454 Wawancara dengan Ramlah, Kader Posyandu Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 201455 Wawancara dengan Efrianti, Bidan Desa Lubuk Beringin, 20 Juni 2014

Page 61: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

61

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Dari hasil penelitian ini peranan bidan desa Lubuk Beringin sebagai motor

pengerak dalam mencapai keberhasilan pengembangan kesehatan di Dusun Lubuk

Beringin dapat disimpulkan bahwa:

5.1.1. Peran Bidan Di Dusun Lubuk Beringin

Peran bidan desa dalam menunjang keberhasilan program imunisasi

bagi balita Dusun Lubuk Beringin sangat penting. Imunisasi sangat

penting bagi para balita karena dapat mencegah penyakit, dan anak –

anak di desa tersebut menjadi dan sehat tidak mudah terkena penyakit.

Agar masyarakat desa lubuk beringin mengetahui tentang pentingnya

imunisasi maka bidan mengajak masyarakat untuk mengetahui manfaat

imunisasi pada anak, bertujuan untuk menurunkan angka kematian dan

kesakitan dari penyakit seperti campak, polio, tetanus, batuk rejan.

Page 62: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

62

Adapun peran bidan tugas nya yaitu: Peran sebagai pengelola, Peran

sebagai pelaksana, Peran sebagai pendidik, Peran sebagai peneliti.

5.1.2. Hambatan yang dihadapi oleh bidan desa dalam program pentingnya imunisasi balita di dusun lubuk beringin:

1. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang imunisasi yang dimiliki.

Hal ini disebabkan tingkat pendidikan yang masih minim warga

masyarakat secara umum di Dusun Lubuk Beringin

2. Faktor ekonomi. Disebabkan banyak masyarakat bekerja sebagai

petani kebun dan petani di sawah, yang mengakibatkan waktu

mereka lebih banyak dihabiskan untuk bekerja setiap hari.

3. Faktor Komunikasi dengan masyarakat. Hambatan sosial budaya

yang terjadi terkait imunisasi ini adalah faktor komunikasi. Hal ini

menyebabkan sering masyarakat tidak mengerti apa yang ia

sampaikan dan sebaliknya ia juga kurang paham keinginan

masyarakat oleh tenaga kesehatan

5.1.3. Upaya bidan Desa dalam mengatasi hambatan yang dihadapi sehubungan dengan imunisasi:

1. Melakukan sosialisasi. Bidan juga memberikan informasi tentang

pentingnya imunisasi balita tentang bahaya penyakit agar tidak

terjadi komplikasi penyakit yang menyerang tubuh yang dapat

merugikan dan menurunkan angka kematian.

2. Mengatur Jadwal imunisasi. Perlu mencari format waktu yang

sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Diharapkan dengan adanya

62

Page 63: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

63

peningkatan kesehatan baik dari asuhan antenatal maupun

pengembangan meningkatkan kesehatan balita, dapat tercapai pola

hidup sehat yang maksimal serta dapat meningkatkan kepercayaan

masyarakat terhadap tenaga kesehatan.

3. Menjalin Komunikasi Dengan Mengaktifkan Kader Posyandu.

Upaya untuk mengatasi hambatan komunikasi ini setelah

bersepakat dengan perangkat dusun, dan seluruh kader posyandu,

maka diharapkan kader posyandu lebih berperan aktif.

5.2. Saran

Atas dasar kesimpulan diatas, penulis mengemukakan saran-saran sebagai

berikut:

1. Diharapkan bidan desa dengan melibatkan perangkat desa, kader posyandu

dan pihak puskesmas untuk meningkatkan kegiatan sosialisasi kepada

masyarakat mengenai imunisasi, baik menggunakan ceramah, diskusi

maupun berbentuk selebaran, pamflet, brosur dan alat peraga lainnya.

2. Diharapkan bidan desa mengajak seluruh ibu – ibu yang memiliki balita

untuk membuat jadwal rutin pelaksanaan imunisasi yang sesuai dengan

jam kerja masyarakat. Hal ini juga perlu didukung oleh kader posyandu

dan seluruh masyarakat.

3. Diharapkan bidan desa mau belajar mengenai kebudayaan, bahasa dan

kebiasaan masyarakat lebih fokus lagi, agar mempermudah pelaksanaan

tugas untuk menyampaikan informasi dan berkomunikasi timbal balik

Page 64: Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi

64

dengan masyarakat menyesuaikan dengan sosial budaya masyarakat yang

masih kental dengan adat istiadat.