Home » PTK (Penelitian Tindakan Kelas) » PTK Matematika lengkap dan terbaru PTK Matematika lengkap dan terbaru POSTED BY TALKIS HASANUDIN ON KAMIS, 15 JANUARI 2015 0 KOMENTAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sistem Pendidikan Nasional dimaksud untuk menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan serta efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Peraturan pemerintah Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menetapkan delapan standar nasional pendidikan yang harus menjadi acuan sekaligus kriteria dalam menetapkan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan nasional. Delapan standar nasional pendidikan yang dimaksud meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. Salah satu standar yang berkaitan penilaian langsung dengan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan adalah standar pendidik dan tenaga kependidikan, khususnya guru. Guru sebagai tenaga professional bertugas mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Guru yang professional selain mampu mengajar mampu pula melaksanakan pembelajaran kepada siswa. Untuk itu guru perlu membuat suatu perencanaan sebelum melaksanakan pembelajaran di kelasnya.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Home » PTK (Penelitian Tindakan Kelas) » PTK Matematika lengkap dan terbaru
PTK Matematika lengkap dan terbaruPOSTED BY TALKIS HASANUDIN ON KAMIS, 15 JANUARI 2015 0 KOMENTAR
BAB I
PENDAHULUANA. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sistem Pendidikan Nasionaldimaksud untuk menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan serta efisiensimanajemen pendidikan untuk menghadapi tuntutan perubahankehidupan lokal, nasional dan global dalam rangka peningkatanmutu pendidikan. Peraturan pemerintah Indonesia Nomor 19 tahun2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menetapkan delapanstandar nasional pendidikan yang harus menjadi acuan sekaliguskriteria dalam menetapkan keberhasilan penyelenggaraanpendidikan nasional. Delapan standar nasional pendidikan yangdimaksud meliputi standar isi, standar proses, standarkompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standarpembiayaan dan standar penilaian pendidikan.
Salah satu standar yang berkaitan penilaian langsungdengan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan adalah standarpendidik dan tenaga kependidikan, khususnya guru. Guru sebagaitenaga professional bertugas mewujudkan tujuan pendidikannasional. Guru yang professional selain mampu mengajar mampupula melaksanakan pembelajaran kepada siswa. Untuk itu guruperlu membuat suatu perencanaan sebelum melaksanakanpembelajaran di kelasnya.
Pembelajaran merupakan suatu sistem atau prosesmembelajarkan siswa. Pembelajaran selalu direncanakan,dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis agar siswa dapatmencapai tujuan secara efektif dan efisien. Pembelajaranmerupakan suatu sistem karena dalam pembelajaran terdiri daribeberapa komponen yang terorganisir antara lain: tujuanpembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, mediapembelajaran, pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajarandan tindak lanjut pembelajaran.
Berdasarkan hasil perolehan ulangan harian pada kompetensimenentukan nilai puluhan dan satuan pada bilangan diketahuibahwa jumlah siswa di kelas I sebanyak 16 siswa, hanya 10siswa yang telah tuntas (63%) dan siswa yang belum tuntas 6siswa (37 %). Padahal pada kompetensi ini persentaseketuntasan belajar yang harus dicapai sebesar 75%, maka dapatdikatakan pembelajaran belum berhasil.
1. Identifikasi MasalahBerdasarkan hasil identifikasi diperoleh beberapa masalahmasalah diantaranya:
a. Siswa berbicara sendiri saat guru menerangkanb. Siswa tidak berani bertanya saat mengalami kesulitanc. Siswa tidak bias menjawab ketika diberi pertanyaand. Siswa banyak yang mencontek ketika diberi tugase. Minat belajar siswa rendah/ siswa kurang bersemangat dalammenerima pelajaran
f. Rata-rata hasil evaluasi dibawah KKM2. Analis Masalah
Setelah dilakukan analisis dalam pembelajaran matematikakompetensi menentukan nilai puluhan dan satuan pada bilangan,kelas I SD Negeri ... kecamatan ... Kabupaten ... diketahui
bahwa masalah-masalah di atas disebabkan oleh beberapa faktorantara lain: 1. Guru terlalu cepat dalam menjelaskan2. Guru tidak menggunakan alat peraga3. Guru kurang memberikan latihan4. Guru kurang memberi motivasi kepada siswa5. Guru kurang mengaktifkan siswa dalam belajar
6. Guru cenderung menggunakan metode ceramah sehinggapembelajaran menjadi monoton dan membosankan.
Dari analisis masalah di atas maka perlu diberikanpemecahannya diantanya:Guru seharusnya lebih sabar dalam menjelaskan materi, yaitudisesuaikan dengan tingkat kemampuan berpikir siswa.1. Guru hendaknya menggunakan alat peraga yang konkret2. Guru seharusnya lebih sering member latihan kepada siswa.
3. Guru harus sering meberi motivasi kepada siswa sehinggalebih bersemangat dalam belajar.
4. Dalam pembelajaran seharusnya menggunakan metode yang lebihvariatif jangan hanya metode ceramah sehingga siswa tidakbosan.
B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di
atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah, “Apakahmetode demonstrasi dan latihan dapat meningkatkan hasilbelajar matematika materi menentukan nilai tempat puluhan dansatuan pada siswa kelas I SD Negeri ... semester 2 tahunpelajaran 2010/ 2011?”
C. Tujuan PerbaikanTujuan penelitian ini diantaranya:
1. Meningkatkan kualitas proses dan prestasi belajarmatematikan pada materi menentukan tempat puluhan dan satuan.
2. Meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajarankhususnya materi menentukan nilai tempat puluhan dan satuan.
3. Meningkatkan ketrampilan guru dalam membelajarkan kompetensimenentukan nilai tempat puluhan dan satuan.
D. Manfaat PerbaikanPenelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi
siswa, guru, dan sekolah adalah1. Manfaat bagi siswa
a. Meningkatnya keterampilan siswa dalam menentukan tempatpuluhan dan satuan.
b. Meningkatnya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaranmatematika, khususnya kompetensi menentukan tempat puluhan dansatuan.
2. Manfaat bagi gurua. Meningkatnya wawasan guru tentang pemanfaatan alat peragayang tepat dalam pembelajaran matematika.
b. Meningkatnya kemampuan guru dalam membimbing aktivitasbelajar.3. Manfaat bagi sekolahPenelitian ini diharapkan dapat memperbaiki kualitaspembelajaran sehingga mutu pendidikan di sekolah semakinmeningkat.
4. Manfaat bagi masyarakatMelalui penelitian ini dapat memperbaiki kualitas pembelajaransehingga mutu lulusan meningkat yang akhirnya dapatmeningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang ditandai denganadanya perubahan diri siswa. Perubahan yang merupakan hasilbelajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk sepertiperubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan sikap(Winkel, 1991: 14). Belajar juga menghasilkan suatu perubahantingkah laku keterampilan, kemapuan dan kecakapan sertaperubahan-perubahan aspek-aspek lainnya yang ada pada dirisiswa yang melakukan kegiatan belajar.
Menurut Grendler (1994: 1), belajar adalah sikap prosesorang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan dan sikap.Slameto (1995: 2) menyatakan bahwa belajar adalah suatu prosesusaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatuperubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagaisuatu hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi denganlingkungannya.
Sudjana (2001: 28), menyatakan bahwa belajar adalah suatuproses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diriseseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapatditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahpemahamannya, pengetahuannya, sikap dan tingkah lakunya, dayapenerimaan dan lain-lain aspek yang ada pada individu siswa.
Gagne dan Berliner (1983:252) menyatakan bahwa belajarmerupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunyakarena hasil dari pengalaman. Morgan et.al (1986:140)menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relativepermanent yang terjadi karena hasil dari praktik atau
pengalaman. Slavin (1994:152) menyatakan bahwa belajarmerupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.Gagne (1977:3) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahandisposisi atau kecakapan manusia, yang berlangsung selamaperiode tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasaldari proses pertumbuhan.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkanbahwa belajar adalah suatu bentuk perubahan pada diriseseorang sebagai akibat dari pengalaman dan latihan dalamberinteraksi dengan lingkungan yang dialami orang tersebutyang tampak pada tingkah lakunya. Jadi pengalaman belajar yangdiperoleh seseorang akan membekas dan meresap dalam jiwasehingga akibat apa yang diperolehnya itu dapat bermanfaatbagi dirinya dan tingkah lakunya akan mengalami perubahan.
B. PembelajaranPembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan
terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan siswayang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengansiswa serta antara siswa dengan siswa (Suyitno, 2004:2).
Pembelajaran adalah suatu rangkaian kejadian yangmempengaruhi pembelajaran sehingga proses belajarnya dapatberlangsung dengan mudah (Gagne dan Briggs 1979 dalam Kasturi2009:5).
Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yangrelatif permanen, terjadi sebagai hasildari pengalaman. Pembelajaran adalah proses interaksi pesertadidik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkunganbelajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikanpendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu danpengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, sertapembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan
kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu pesertadidik agar dapat belajar dengan baik (id.wikipedia.org).
Pembelajaran pada dasarnya merupakan aktivitasmengaktifkan, menyentuhkan, mempertautkan, menumbuhkan,mengembangkan, dan membentuk pemahaman melalui penciptaankegiatan, pembangkitan penghayatan, internalisasi, prosespenemuan jawaban pertanyaan, dan rekonstruksi pemahamanmelalui refleksi yang berlangsung secara dinamis.. Sementaraitu, belajar pada dasarnya merupakan proses menyadari sesuatu,memahami permasalahan, proses adaptasi dan organisasi, prosesasimilasi dan akomodasi, proses menghayati dan memikirkan,proses mengalami dan merefleksikan,dan proses membuatkomposisi dan membuka ulang secara terbuka dan dinamis.( RbAryans dalam www.blogspot.com)
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat diambilkesimpulan bahwa pembelajaran adalah suatu rangkaian kegiatanyang telah dirancang agar peserta didik memperoleh pengalamansebagai akibat dari adanya interaksi. Pengalaman tersebutberupa pengetahuan, sikap maupun perilaku yang sifatnya tetapatau permanen.
C. Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 250-255), hasil
belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi
siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada
saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud
pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan
dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan
pelajaran.
Menurut Hamalik (2002:155) hasil belajar tampak sebagai
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat
diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan, sikap, dan
ketrampilan. Perubahan dapat diartikan terjadinya peningkatan dan
pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya,
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap tidak sopan menjadi
sopan dan sebagainya.Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh
anak dari suatu interaksi dalam proses pembelajaran.
Menurut Nasrun (dalam Tim Dosen, 1980 : 25) mengemukakan bahwa
hasil belajar merupakan hasil akhir pengambilan keputusan mengenai
tinggi rendahnya nilai yang diperoleh siswa selama mengikuti proses
pembelajaran. Hasil belajar dikatakan tinggi apabila tingkat
kemampuan siswa bertambah dari hasil sebelumnya
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan perubahan perilaku baik dalam bentuk bengetahuan, sikap,
atau motorik sebagai akibat dari interaksi dan pengalaman belajar.
Perubahan perilaku dapat diukur melaui kegiatan evaluasi atau tes.D. Metode Pembelajaran
Metode berasal dari bahasa latin “ methodos “ yang berartijalan yang harus dilalui. Menurut Nana Sudjana ( 2002 : 260 ),Metode adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakanhubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran,
oleh karena itu peranan metode pengajaran sebagai alat untukmenciptakan proses pembelajaran.
Sedangkan menurut Sukartiaso ( dalam Moedjiono dan Dimyati1995 :45 ) Metode adalah cara untuk melakukan sesuatu ataucara untuk mencapai suatu tujuan.
Wina Senjaya (2008). Mengungkapkan bahwa metodepembelajaran diartikan sebagai cara yang digunakan untukmengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentukkegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakanuntuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya:(1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5)laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8)debat, (9) simposium, dan sebagainya.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwametode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan untukmencapai tujuan yang telah ditetapkan.Dalam kegiatanpembelajaran, metode sangat diperlukan oleh guru untukmencapai tujuan yang ingin dicapai.
E. Metode DemonstrasiMetode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatuproses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajaribaik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yangdipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahlidalam topik bahasan ( Mulyani Sumantri, dalam Roetiyah 2001 :82). Pendapat lain menyatakan bahwa metode demonstrasi adalahcara mengajar dimana seorang instruktur atau tim gurumenunjukkan, memperlihatkan suatu proses (Roestiyah N.K 2001 :83 ).
Menurut Udin S. Wianat Putra, dkk ( 2004 : 424 ) “ Metodedemonstrasi adalah cara penyajian pelajaran denganmempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukansesuatu untuk mempertunjukkan proses tertentu.
Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah ( 2000 : 54 ),metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untukmemperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yangberkenaan dengan bahan pelajaran.
Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulanbahwa metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajarandengan memperagakan secara langsung proses terjadinya sesuatuyang disertai dengan penjelasan lisan.
F. Metode LatihanSangiaji Samino (1994: 73) mengatakan bahwa metode latihan atau
pemberian tugas diartikan sebagai suatu cara interaksi belajar
mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk
dikerjakan oleh siswa di sekolah baik secara perseorangan maupun
kelompok.
Thorndike mengemukakan bahwa hubungan antara stimulus dan respon
akan menjadi kuat jika sering diberikan latihan. Dan sebaliknya
apabila tidak ada latihan maka hubungan antara stimulus dan respon
itu akan menjadi lemah.
Subagyo (1999:148), mengungkapkan bahwauntuk memperoleh suatu
ketangkasan atau keterampilan biasanya diperlukan latihan berkali-
kali dan terus menerus terhadap apa yang telah dipelajari, karena
hanya dengan melakukannya secara teratur, pengetahuan atau
keterampilan dapat disempurnakan
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan
bahwa metode latihan adalah cara pembelajaran dengan memberikan
tugas atau latihan secara terus-menerus mengenai materi yang telah
dipelajari sehingga materi tersebut dapat dikuasai dengan baik.
G. Konsep Matematika Umum1. Definisi matematika
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang telahlama dipelajari di sekolah. Namun, selama ini kita mengenalmatematika hanya pada objek yang dipelajari saja. Bagaimanadengan definisi matematika itu sendiri, seringkali kitabertanya “apakah matematika itu?”.
Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang bulat diantarapara matematikawan, apa yang dimaksud dengan matematika itu.Sasaran pembelajaran matematika tidaklah konkret, tetapiabstrak dengan cabang-cabangnya semakin lama semakinberkembang dan bercampur (Russefendi, 1997:43).
Istilah matematika berasal dari bahasaYunani mathein atau manthenein yang artinya mempelajari.Namun, diduga kata itu erat hubungannya dengan katasansekerta medha atau widya yang artinya kepandaian,ketahuan, atau intelegensi. (Andi Hakim Nasution, dalam Karso,1998:1.39).
James dan James (1976) dalam kamus matematikanyamengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logikamengenai bentuk, susunan besaran dan konsep-konsep yang salingberhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknyaterbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dangeometri.
Johnson dan Rising (1972) mengatakan bahwa matematikaadalah pola berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian logik,
matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yangdidefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat.
Beberapa pernyataan dari para ahli matematika di atasdapat dikatakan bahwa matematika terdiri dari unsur-unsur yangabstrak yang terbentuk dalam konsep-konsep matematika, dimanauntuk mempelajarinya diperlukan pemikiran secara logika danpenalaran yang tinggi.
2. Matematika di Sekolah DasarMatematika merupakan salah satu mata pelajaran yang
dipelajari pada jenjang sekolah dasar. Konsep matematika padadasarnya sangat abstrak oleh karena itu perlu penalaran yangtinggi untuk dapat memahaminya. Keadaan ini sangatbertentangan dengan karakteristik pendidikan di sekolah dasar.Namun, bagaimanapun juga matematika harus tetap diajarkan disekolah dasar. Hal ini karena matematika sangat dibutuhkanuntuk mempelajari pengetahuan yang lain, selain itupembelajaran matematika di sekolah dasar sangat berguna untukmemberikan dasar kepada siswa untuk belajar matematika padajenjang pendidikan selanjutnya. Pembelajaran matematika disekolah dasar juga bermanfaat untuk memberikan bekal kepadasiswa agar bias memecahakan masalah yang muncul di masyarakatyang hanya bisa dipecahkan dengan menggunakan matematika.
Agar pembelajaran matematika di sekolah dasar dapatberhasil maka harus disesuaikan dengan karakter siswanya.Beberapa teori yang bisa dipakai dalam pembelajaran matematikadi sekolah dasar diantaranya teori William Brownell dalamMuchtar A. K ( 1997:18 ) yang mengatakan bahwa anak-anak pastimemahami apa yang mereka pelajari jika belajar secara permanenatau teus-menerus untuk waktu lama. Salah satu cara bagi anak-anak untuk mengembangkan pemahaman tentang matematika adalah
dengan menggunakan benda-benda tertentu ketika merekamempelajari konsep matematika.
Hal itu sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh JeanPiaget dalam Muchtar A. K ( 1997:19 ). Beliau mengungkapkanbahwa anak usia SD (7-12 tahun) berada pada tahap usiakonkret. Pada tahap ini anak mengembangkan konsep denganmenggunakan benda-benda konkret untuk menyelidiki hubungan danmodel-model ide abstrak. Anak sudah mulai berpikir logis.Berpikir logis ini terjadi sebagai akibat adanya kegiatan anakmemanipulasi benda-benda konkret.
Maka dari itu kegiatan pembelajaran di SD akan berhasiljika pembelajaran banyak menggunakan benda-benda konkret(nyata) yang mudah dimanipulasi oleh anak. Kegiatan latihanyang terus menerus dapat pula meningkatkan pemahaman anaktentang suatu konsep matematika.
H. Materi Nilai Tempat Puluhan dan Satuan Pada Bilangan
Konsep nilai tempat dalam matematika di sekolah dasar
(SD) diajarkan mulai dari kelas 1 semester 2 sampai dengan
kelas 6. Untuk mempelajari nilai tempat, siswa dituntut
terlebih dahulu mempunyai kemampuan dalam tiga hal:
1. menggunakan material konkret untuk merepresentasikanbilangan 0-9,
2. menulis lambang bilangan 0-9, dan
3. mengekspresikan suatu bilangan sebagai kombinasipenjumlahan, seperti 3+0, 2+1, 1+2, dan 0+3 untuk bilangan 3.
Kemampuan ini penting sebagai dasar untuk memahami bahan
selanjutnya, misalnya bahwa suatu bilangan seperti 12 dapat
direpresentasikan sebagai 1 puluhan dan 2 satuan dan
sebagai 10+2 (Kennedy & Tipps, 1994, dalam Teguh, online at:
sutisna.com)
Pemahamanan konsep nilai tempat pada bilangan cacah dalam
matematika berguna untuk penamaan, pembandingan, dan
pembulatan bilangan (Troutman & Lichtenberg, 1991). Selain
itu Riedesel, Schwartz, & Clements menyatakan bahwa kurangnya
pemahaman prosedur seperti regrouping dalam penjumlahan dan
pengurangan disebabkan oleh kurangnya pemahaman nilai tempat.
Sementara itu, Van de Walle (1994) menegaskan bahwa number
sense dan pemahaman komputasi tidak dapat dikembangkan tanpa
pemahaman yang kuat akan nilai tempat. Troutman & Lichtenberg
menyarankan untuk segera mengecek kesulitan tentang nilai
tempat bila siswa menunjukkan kelemahan dalam aritmetika.
Pemahaman materi nilai tempat sangat diperlukan tetapi
kenyataan menunjukkan bahwa pemahaman siswa SD akan materi ini
belum seperti yang diharapkan.
Konsep nilai tempat perlu dipahami siswa terutama untuk
menuliskan lambang bilangan yang lebih besar dari 9. Menurut
Thompson (dalam Payne (Ed), 1993 dalam Nurwati dkk online at:
sutisna.com ) terdapat tiga komponen dasar pengetahuan tentang
nilai tempat, yaitu: konseptual model,
oral representations, dan symbolic representations. Dengan
demikian, memahami nilai tempat berarti memiliki pengetahuan
konseptual yang diwakili oleh model (alat peraga yang mewakili
pengetahuan konseptual bilangan dasar sepuluh), dan berarti
pula mempunyai kemampuan untuk menyatakan pengetahuan itu
dengan kata-kata (lisan) dan lambang (simbol) tertulisnya.
Aktivitas membilang (mencacah) merupakan hal penting bagi
pengembangan konseptual dan juga merupakan cara utama untuk
menyusun hubungan dengan kata-kata dan tertulis. Pemahaman
yang baik mengenai bilangan dua angka atau lebih melibatkan
pemikiran masing-masing bilangan dalam kerangka unsur-
unsurnya, hubungannya dengan bilangan lain, dan pengalaman-
pengalaman praktis. Misalnya berpikir bilangan 325, maka: (1)
unsur-unsur bagiannya adalah 3 ratusan, 2 puluhan, dan 5
satuan; (2) hubungan dengan bilangan lain: > 300 ; < 350.
I. Hipotesis TindakanBerdasarkan kajian pustaka di atas maka hipotesis
tindakan yang diambil dalam perbaikan ini adalah “PenggunaanMetode Demonstrasi dan Latihan dapat meningkatkan HasilBelajar Materi Menentukan Nilai Tempat Puluhan dan SatuanBilangan pada siswa kelas I SD Negeri ... Kecamatan ...Kabupaten ....”
bab III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subyek Penelitian1. Tempat dan waktu pelaksanaanPelaksanaan perbaikan pembelajaran:
a. Tempat : SD Negeri ... Jl.Krikilan, Desa ..., Kecamatan ... Kabupaten ....
b. Kelas/ Semester : I (satu)/ 2 (dua)c. Waktu : 07.00 s.d 08.10 (tiap siklus)d. Mata Pelajaran : Matematikae. Materi : Menentukan nilai tempat
puluhan dan satuan pada bilangan
f. Jadwal Perbaikan : Siklus I, hari Selasa 1
2. Mata PelajaranKompetensi yang akan dilakukan perbaikan adalah pada mata
pelajaran Matematika. Khususnya pada materi Menentukan nilaitempat puluhan dan satuan.
3. Karakteristik siswaSasaran siswa yang akan diberi perbaikan adalah siswa
Kelas I SD Negeri ..., Desa Grobogkulon,Kecamatan ..., Kabupaten. Secara umum siswa berasal darikeluarga prasejahtera. Orang tua siswa bekerja sebagai buruh,dan pedangan tahu, ada pula yang merantau ke Jakarta.
Orangtua siswa biasa bekerja mulai dari pagi setelahsholat Subuh hingga sore hari. Orang tua siswa sedikit sekali
berkesempatan bersama anak-anaknya. Rendahnya tingkatpendidikan orang tua menyebabkan kurangnya kepedulian terhadappendidikan anak-anaknya. Sebagian besar dari mereka tidakmemperhatikan kegiatan belajar anaknya. Motivasi belajar siswarendah. Sebagian besar siswa sekolah hanya asal-asalan sajayang penting berangkat dan bermain di sekolah. Di dalam kelassiswa selalu mider ketika disurun maju ke depan kelas maupunketika menjawab pertanyaan. Di rumah juga mereka jarangbelajar. Jika ada PR tidak dikerjakan.
B. Deskripsi per Siklus1. Pra Siklusa. Perencanaan1) Menyiapkan skenario pembelajaran melalui RPP2) Membuat media dan alat peraga pembelajaran3) Membuat lembar kerja siswa dan instrumen evaluasi4) Menyusun tes formatif
b. Pelaksanaan1) Menyiapkan RPP2) Menyiapkan media dan alat peraga pembelajaran3) Mengadakan presensi siswa4) Menggunakan tahap-tahap pembelajaran dalam RPP denganmenggunakan alat peraga abacus.
5) Pada pembelajaran siswa mengerjakan tes formatifc. Pengamatan
Pengamatan difokuskan pada:1) Hasil belajar siswa
a) Rata-rata kelasb) Banyaknya siswa yang tuntas belajar (skor ≥ 61)c) Persentase tuntas belajar secara klasikal (persentase ≥
75% )2) Aktivitas siswa
a) kehadiran peserta didikb) keberanian siswa menjawab pertanyaanc) keberanian siswa memanipulasi alat peraga di depan kelas
d) ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas3) Perfomansi guru dalam proses belajar mengajara) Pelaksanaan tugas rutin kelasb) Membuka pelajaranc) Penjelasan materid) Pemanfaatan alat peraga abacus dalam pembelajarane) Memicu dan memelihara aktivitas siswaf) Kemampuan dalam bertanyag) Kemampuan mengevaluasih) Keterampilan dalam menutup pembelajaran
d. RefleksiKegiatan refleksi dilakukan dengan cara menganalisis
hasil tes formatif siswa pada pra siklus. Analisis dilakukanuntuk mengetahui keberhasilan pembalajaran yang dilakukan padapra siklus, hasil analisis digunakan untuk merencanakanperbaikan pembelajaran yaitu siklus 1.
2) Menyiapkan skenario pembelajaran melalui RPP3) Membuat media dan alat peraga pembelajaran4) Membuat lembar kerja siswa dan instrumen evaluasi
5) Membuat instrumen observasi aktivitas belajar siswa danperfomansi pengajar
6) Menyusun tes formatif Ib. Pelaksanaan1) Menyiapkan RPP2) Menyiapkan media dan alat peraga pembelajaran3) Menyiapkan instrumen observasi aktivitas belajar siswa danperfomansi pengajar
4) Mengadakan presensi siswa5) Menggunakan tahap-tahap pembelajaran dalam RPP denganmenggunakan alat peraga abacus.
6) Pada akhir siklus I, siswa mengerjakan tes formatif Ic. Pengamatan
Pengamatan difokuskan pada:1) Hasil belajar siswa
a) Rata-rata kelasb) Banyaknya siswa yang tuntas belajar (skor ≥ 61)c) Persentase tuntas belajar secara klasikal (persentase ≥
75% )2) Aktivitas siswa
a) kehadiran peserta didikb) keberanian siswa menjawab pertanyaanc) keberanian siswa memanipulasi alat peraga di depan kelasd) ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas
3) Perfomansi guru dalam proses belajar mengajara) Pelaksanaan tugas rutin kelasb) Membuka pelajaranc) Penjelasan materid) Pemanfaatan alat peraga abacus dalam pembelajarane) Memicu dan memelihara aktivitas siswaf) Kemampuan dalam bertanya
g) Kemampuan mengevaluasih) Keterampilan dalam menutup pembelajaran
d. RefleksiKegiatan refleksi dilakukan dengan cara menganalisis
semua kegiatan yang dilakukan pada siklus I. Analisisdilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan semuaaspek pada siklus I, hasil analisis digunakan untukmerencanakan tindakan berikutnya.
3. Siklus IIa. Perencanaan1) Merancang RPP sesuai hasil refleksi pada siklus 1
2) Membuat lembar kerja siswa dan instrumen evaluasi3) Membuat instrumen observasi aktivitas belajar siswa danperfomansi pengajar
4) Menyusun tes formatif IIb. Pelaksanaan1) Menyiapkan RPP2) Menyiapkan media dan alat peraga abacus3) Menyiapkan instrumen observasi aktivitas belajar siswa danperfomansi pengajar
4) Mengadakan presensi siswa5) Melaksanakan tahap-tahap pembelajaran sesuai dengan RPPyang telah dibuat sebelumnya
6) Pada akhir siklus II, siswa mengerjakan tes formatif II
c. PengamatanPengamatan difokuskan pada:
1) Hasil belajar siswaa) Rata-rata kelasb) Banyaknya siswa yang tuntas belajar (skor ≥ 61)
c) Persentase tuntas belajar secara klasikal (persentase ≥75% )2) Aktivitas siswa
a) kehadiran peserta didikb) keberanian siswa menjawab pertanyaanc) keberanian siswa memanipulasi alat peraga di depan kelasd) ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas
3) Perfomansi guru dalam proses belajar mengajara) Pelaksanaan tugas rutin kelasb) Membuka pelajaranc) Penjelasan materid) Pemanfaatan alat peraga abacus dalam pembelajarane) Memicu dan memelihara aktivitas siswaf) Kemampuan dalam bertanyag) Kemampuan mengevaluasih) Keterampilan dalam menutup pembelajaran
d. RefleksiKegiatan refleksi dilakukan dengan cara menganalisis
semua kegiatan yang dilakukan pada siklus II. Analisisdilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan semuaaspek pada siklus II, selanjutnya hasil analisis digunakanuntuk merencanakan tindakan berikutnya.
Hasil analisis pada siklus I dan II terhadap hasilbelajar siswa, aktivitas belajar siswa, dan perfomansi guru,kemudian disimpulkan apakah mengalami peningkatan. Jikameningkat maka pembelajaran perbaikan yang menggunakan metodedemonstrasi dan latihan telah berhasil.
BAB IV
HASIL PERBAIKAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil PenelitianBerdasarkan analisis data serta dokumen yang diperoleh
tampak bahwa hasil perbaikan dari pra siklus, siklus I dansiklus II yang penulis lakukan di SD ... Kecamatan ...Kabupaten ... mengalami peningkatan. Secara detail hasildipaparkan sebagai berikut:
1. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus Ia. Paparan Hasil Belajar
Berikut ini adalah hasil tes formatif siklusI
Tabel 1
Data Kemampuan Akhir Siklus I
Nilai JumlahSiswa
JumlahNilai Persentase
100908070605040302010
-1
JumlahRata -Rata
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui hasil tesformatif siklus I yang menunjukkan kemampuan siswa dalammenyelesaikan soal cerita operasi penjumlahan dan pengurangan
pecahan. Tabel tersebut menunjukkan data siswa yang mendapatnilai ≥ 61 ada 24 anak, ketuntasan belajar baru mencapai 47%.Hasil tersebut masih jauh dari KKM yang telah ditentukansebelumnya yaitu 75%. Dengan demikian kegiatan pembelajaranpada siklus I perlu ditingkatkan lagi.
Tabel 2
Daftar Skor Perkembangan Siklus I No.
Nama Kelompok Rata-rataskor
perkembangan Penghargaan
1.2.3.4.5.6.7.8.
Kelompok 1Kelompok 2Kelompok 3Kelompok 4Kelompok 5Kelompok 6Kelompok 7Kelompok 8
2723232723232623
SempurnaSangat baikSangat baikSempurna
Sangat baikSangat baikSempurna
Sangat baik
Jumlah 195
Rata-
rata24,4
Tabel 2 menunjukkan data hasil skor perkembangan padatiap kelompok. Pada siklus I ada tiga kelompok yang mendapatpenghargaan nilai sempurna dan lima kelompok lainnya nilaisangat baik. Nilai yang diperoleh sangat memuaskan,penghargaan yang diperoleh tersebut menunjukkan berkembangnyasikap-sikap positif dalam kelompok, seperti bekerjasama,
kepedulian sesama angota kelompok dsb. Sikap positif yangdilakukan kelompok mendukung dalam meningkatkan kemampuankelompok menyelesaikan soal cerita operasi pecahan.
Tabel 3
Data Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
No INDIKATOR
KETERCAPAIANJumlh.
Persentase
PertemuanI
PertemuanII
Pertemuan
III
1.
Aktivitasbertanya kepadaguru pada saat pembelajaran berlangsung
1 2 3 6 50
2
Keberaniansiswa dalammempresentasikan hasil kerja
1 2 2 5 42
3
Keberaniansiswa dalammengemukakanpendapat
1 1 2 4 33
4
Ketekunan siswadalammenyelesaikantugas
3 2 2 7 58
5
Kerja kerassiswa dalammemecahkanmasalah
2 2 2 6 50
6
Kerjasama siswapada saatbekerjakelompok
1 3 3 7 58
Jumlah 35 308Rata-rata 5.8 51
Berdasarkan tabel 3 di atas, terlihat bahwa dari 6indikator rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran hanyamencapai 51% siswa. Padahal rata–rata persentase ketuntasanyang harus dicapai siswa pada semua indikator adalah 54 % .Jadi pada siklus I pembelajaran dikatakan belum berhasil untukitu perlu diadakan perbaikan pada siklus berikutnya.
TABEL 4
Data Aktivitas Performansi Guru
No INDIKATOR
KETERCAPAIANJumla
h skorPertemuanI
PertemuanII
PertemuanIII
1. PENDAHULUANa. Melaksanakan
tugas rutin kelas 2 3 3 8 67
b. Membuka pelajaran 1 2 3 6 50
2. INTI PEMBELAJARANa. Penjelasan materi 2 3 3 8 67
b. Penerapan STAD 0 2 2 4 33c. Pemanfaatan media 3 2 2 7 58
Berdasarkan tabel 4 di atas, pada siklus I pertemuankesatu sampai dengan pertemuan ketiga, skor rata-rataaktivitas performansi guru belum menunjukkan catatan yangbaik, yaitu hanya mencapai 59. Sedangkan kriteria minimalkeberhasilan yang harus dicapai adalah 71. Hal ini berartiaktivitas performansi guru belum berhasil dan perlu adapeningkatan pada sebagian besar indikator.
b. Deskripsi Observasi Proses PembelajaranKegiatan penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
yang dilakukan oleh guru. Untuk melakukan observasi terhadapaktivitas belajar siswa serta performansi guru dalampembelajaran, dibantu oleh seorang observer, dalam hal iniadalah rekan guru.
1) Pertemuan IPada siklus I kegiatan pembelajaran dilakukan tiga kali
pertemuan. Pada pertemuan pertama guru memberikan konseppecahan dan operasi pecahan kepada siswa. Kegiatanpembelajaran dilakukan secara konvensional dengan bantuanmedia pembelajaran. Guru mengulang materi tentang konseppecahan secara singkat. Kemudian guru menjelaskan teknikpenyelesaian operasi penjumlahan dan pengurangan pecahansecara jelas. Siswa diberi latihan-latihan soal secaraberulang-ulang. Kegiatan ini bertujuan untuk memantapkankonsep dasar operasi pecahan sebelum siswa belajar tentangsoal cerita operasi pecahan. Dalam kegiatan latihan soal siswamulai dikenalkan dengan model pembelajaran kooperatif STAD,dalam hal ini siswa diajak membentuk kelompok belajar.
Aktivitas siswa masih rendah karena siswa tidak terbiasabelajar secara kelompok. Belum terlihat aktivitas positif kelompok , seperti berdikusi, kerjasama dll. Berdasarkan
pengamatan, siswa terlihat tenang memperhatikan penjelasanguru. Dalam mengerjakan soal latihan mereka kelihatan malassehingga guru memberikan motivasi. Aktivitas performansi gurubelum tampak seluruhnya, Hanya beberapa keterampilan mengelolapembelajaran klasikal yang baru ditampilkan guru. Sepertimembuka pembelajaran, melakukan pembiasaan, sedikit motivasiserta kegiatan tanya jawab.
2) Pertemuan IIPada pertemuan kedua dan ketiga guru mulai memberikan
konsep soal cerita operasi pecahan pada siswa. Pada pertemuanini guru menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD.Pertemuan II, Kegiatan pembelajaran diawali dengan pemberikanmotivasi kepada siswa untuk memahami materi yang dipelajari.Beberapa siswa di belakang asyik bercerita dengan temannya diluar materi pelajaran.
Pada pertemuan kedua guru mulai mengajarkan konsep soalcerita tentang operasi pecahan kepada siswa. Guru memberikansatu soal cerita kepada siswa untuk dikerjakan. Setelahselesai guru menjelaskan teknik penyelesaian soal ceritasecara benar. Selanjutnya guru memberikan latihan soal sekalilagi. Dari hasil latihan soal ini dapat diketahui beberapasiswa mampu menerapkan teknik penyelesaian soal cerita denganbaik. Siswa-siswa tersebut merupakan siswa yang memilikikemampuan lebih dibandingkan teman-temannya. Siswa-siswatersebut nanti akan dijadikan sebagai ketua kelompok. Ketuakelompok ini diharapkan nanti dapat membantu teman-temannyayang merasa kesulitan.
Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikansoal ceita operasi pecahan guru memberikan latihan soal. Padakegiatan latihan soal ini guru menggunakan model pembelajaranKooperatif STAD. Dalam penerapannya siswa dibagi menjadi
delapan kelompok heterogen. Di dalamnya terdapat seorang siswayang mampu menyelesaikan soal cerita operasi pecahan denganbaik. Setelah kelompok terbentuk guru memberikan arahantentang aturan dalam kegiatan diskusi yang akan dilakukan.Selanjutnya tiap kelompok diberi kartu soal sebagai tugaskelompok.
Pada kegiatan diskusi ini semua siswa tampak seriusmembaca soal. Setelah 10 menit berlangsung mulai terlihatbeberapa siswa tengak-tengok ke belakang, ada pula yangtampak bosan hanya sandaran di meja. Mereka terlihat kesulitanmenyelesaikan soal, tetapi enggan bertanya kepada temannyayang sudah selesai. Siswa yang sudah selesai mengerjakan tugashanya bermain-main dan kadangkala mengganggu temannya. Guruberkeliling kelas, namun tidak ada satupun siswa yang bertanyaatau mengungkapkan masalahnya. Melihat hal itu, gurumemberikan motivasi kepada siswa untuk segera menukarkan kartusoal kepada teman anggota yang lain. Barulah setelah itu siswaserius lagi mengerjakan tugasnya. Selain itu guru jugamemberikan motivasi agar siswa yang kesulitan bertanya kepadatemannya yang sudah selesai dan bagi yang selesai lebih dulumembantu temannya yang kesulitan.
Kegiatan kelompok pada pertemuan ini berlangsung sangatlama, melebihi batas waktu yang ditentukan sebelumnya. Setelahsemua kelompok menyelesaikan tugasnya masing-masing. Gurumenawarkan kepada tiap kelompok membacakan hasil pekerjaannya. Tetapi, tidak ada satupun kelompok yangmengirimkan wakilnya. Mereka masih takut dan malu. Ada satukelompok yang terlihat akan maju ke depan, tetapi masih ragudan tidak berani. Selanjutnya guru memberikan motivasi agarsetiap kelompok segera menyampaikan hasil pekerjaannya. Adatiga kelompok yang maju ke depan yaitu kelompok 3, 4, dan 8.
Pada saat pemaparan hasil pekerjaan kelompok, tidak adasatupun siswa yang protes meskipun jawaban yang diberikansalah. Selanjutnya guru mengajak siswa merangkum hasilpembahasaan soal. Guru menyempurnakan dan meluruskan jawabansiswa. Seluruh siswa memperhatikan dan banyak diantaranyasambil menulis yaitu menyalin jawaban ke dalam bukucatatannya. Setelah itu guru meminta siswa mengumpulkan semualembar soal dan jawaban yang ditulis di kertas. Gurumengakhiri pembelajaran dengan memberi pekerjaan rumah. Selamaproses pembelajaran berlangsung observasi pembelajarandilakukan dengan menggunakan lembar observasi untuk guru dansiswa.
3) Pertemuan IIIPada pertemuan ketiga, kegiatan pendahuluan terlaksana
sesuai dengan skenario pembelajaran yang dipersiapkan.Keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal cerita belum cukupbaik, untuk itu guru memberikan penjelasan beberapa hal yangbelum dikuasai siswa, seperti bahasa dalam soal cerita yangbelum dikenal siswa. Setelah menyampaikan materi dan tujuanpembelajaran guru memotivasi siswa agar senantiasa giat dalamberlatih mengerjakan soal cerita dan terpenting adalah dalammenyelesaikan soal cerita harus mengikuti urutan yang telahditentukan.
Selanjutnya pada pertemuan ketiga ini, kegiatanpembelajaran kooperatif STAD kembali dilaksanakan. Semua siswaberada dalam kelompoknya masing-masing sebagaimana pembagiankelompok pada pertemuan sebelumnya. Sebelum kegiatan diskusidimulai guru memotivasi siswa agar setiap kelompok bekerjasama dengan baik, saling membantu. Bagi yang tidak memahamisoal segera bertanya pada teman kelompoknya dan yang selesai
lebih dahulu segera membantu temannya yang kesulitan.Selanjutnya guru memberikan tugas pada tiap kelompok.
Semua siswa tampak antusias mengerjakan tugas yangditerimanya. Sudah mulai ada kelompok yang melakukan diskusidengan anggotanya. Kegiatan diskusi mulai berjalan baik,tetapi masih ada dua kelompok yang belum berjalan. Ketika guruberkeliling ada tiga kelompok yang berani bertanya. Merekamengalami kesulitan memahami soal. Guru memberikan bimbingankepada kelompok yang merasa kesulitan dalam menyelesaikantugas.
Kegiatan diskusi berjalan baik, setelah semua kelompokmenyelesaikan tugasnya. Guru meminta setiap kelompokmemaparkan hasil pekerjaannya. Guru menawarkan kepada semuakelompok untuk maju ke depan. Ternyata ada empat kelompok yangberani mengacungkan tangannya. Mereka maju tanpa harus dipaksa. Pada saat pemaparan belum ada siswa dari kelompok lainyang menyanggah atau pun memberikan pendapat. Ada beberapajawaban kelompok yang sudah benar. Selanjutnya guru mengajaksiswa merangkum hasil pembahasaan soal. Guru menyempurnakandan meluruskan jawaban siswa yang masih salah. Seluruh siswamemperhatikan dan banyak diantaranya sambil menulis yaitumenyalin jawaban ke dalam buku catatannya. Guru meminta siswamengumpulkan semua lembar soal dan jawaban yang ditulis dikertas.
Siswa kembali ke tempat duduknya masing-masing. Kemudianguru memberikan soal sebagai evaluasi pada siklus I. Semuasiswa terlihat sungguh-sungguh mengerjakan soal. Meskipun adabeberapa yang kesulitan. Setelah selesai mengerjakan, hasilpekerjaan siswa dikumpulkan.
c. Refleksi
Refleksi dilakukan guru dengan observer. Berdasarkananalisis hasil evaluasi akhir yang diperoleh siklus I rata-rata nilai yang dicapai adalah 68, berarti telah melampauiindikator yang ditentukan sebesar 61. Namun, dilihat daripresentase ketuntasan belajar belum berhasil memenuhi target.Hasil evaluasi yang diperoleh pada siklus I hanya mencapaiketuntasan belajar sebesar 47 %, sedangkan KKMnya sebesar 70%.Melihat hasil pekerjaan siswa pada evaluasi siklus I, dapatdiketahui berbagai kesalahan yang dilakukan oleh siswa,diantaranya yaitu:
1) Siswa belum mampu memaknakan bahasa soal dalam bentuk bahasamatematika
2) Siswa tidak mampu membuat kalimat metematika.3) Kesalahan dalam menyelesaikan operasi hitung4) Siswa tidak mengikuti teknik atau urutan dalam penyelesaiansoal cerita.
Berdasarkan hasil observasi, tampak bahwa aktivitassiswa dalam pembelajaran masih rendah. Beberapa indikatorbelum dapat tercapai sesuai dengan kriteria yang diharapkan.Hal ini disebabkan
1) Siswa masih merasa canggung dan malu untuk bertanya maupunmenjawab pertanyaan.
2) Beberapa anggota kelompok tidak disenangi teman satukelompoknya.
3) Beberapa siswa yang pintar kurang peduli kepada temananggota yang tidak mampu.
Dari hasil refleksi pada siklus I diketahui aktivitasguru semakin membaik dari awal sampai akhir siklus, tetapimasih ada kekurangan, diantaranya:
1) Guru kurang dalam membimbing kelompok yang mengalamikesulitan
2) Guru kurang memperhatikan harmonisasi dalam kelompok, karenaada beberapa anggota kelompok yang kurang disenangi teman-temannya, tetapi guru tidak menukarnya dengan kelompok lain.
3) Guru sering bercerita di luar materi sehingga banyak waktuyang terbuang
4) Penggunaan alat peraga kurang maksimald. Revisi
Beberapa hal yang perlu diperbaiki pada siklus I adalah 1) Pemahaman terhadap makna bahasa dalam soal, yaitu
guru perlu memberikan informasi tentang makna bahasa yangbiasa digunakan dalam soal cerita.
2) Kemampuan menuliskan kalimat matematika, dapat ditingkatkanmelalui bimbingan dari guru dan dari teman yang pintar dalamsatu kelompok.
3) Penguasaan teknik penyelesaian operasi pecahan. Hal inidiatasi dengan memberikan bimbingan remidial tentang konsepoperasi pecahan.
4) Penerapan teknik atau langkah-langkah dalam penyelesaiansoal cerita, untuk itu perlu adanya penekanan kepada siswaagar selalu menggunakan langkah-langkah yang benar dalammenyelesaikan soal cerita.
5) Aktivitas pembelajaran siswa seperti dalam bertanya,berpendapat, bekerjasama dengan kelompok. Diatasi dengan carapemberian motivasi kepada siswa untuk lebih percaya diri,serta meningkatkan kepedulian terhadap teman yang tidak mampuatau kurang pintar.
6) Perhatian guru terhadap kesulitan yang dihadapi kelompokperlu ditingkatkan.
7) Guru harus lebih fokus pada materi pembelajaran8) Guru perlu lebih meningkatkan pemanfaatan alat peraga dalam
pembelajaran.
2. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus IIa. Paparan Hasil Belajar.Berikut ini adalah hasil tes formatif siklus II.
Tabel 5
Data Hasil Tes Akhir Siklus II
Nilai Jumlahsiswa
JumlahNilai Persentase
100908070605040302010
96151146----
9005401200770240300----
17122921812----
Jumlah 51 3950 100Rata-Rata 78
Berdasarkan tabel dan grafik di atas, tampak bahwa hasilbelajar siswa mengalami peningkatan jika dibandingkan denganhasil belajar pada siklus I. Pada siklus I rata-rata nilaiyang dicapai siswa 64, dengan tingkat ketuntasan hanyamencapai 47 %. Namun, pada siklus II rata-rata nilai padasiklus II mencapai 78. Jumlah siswa yang memiliki nilai ≥ 61sebanyak 41 anak, sehingga ketuntasan belajar mencapai 80%.Dengan begitu ketuntasan belajar pada siklus II telah melewatiKKM yang ditentukan sebelumnya yaitu 75%.
Peningkatan rata-rata nilai dan pencapaian ketuntasanbelajar di atas KKM pada siklus II menunjukkan adanyakeberhasilan pembelajaran dalam penelitian tersebut.Berdasarkan hasil pekerjaan siswa pada evaluasi siklus II,dapat dilihat bahwa kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswapada siklus sebelumnya telah berkurang. Hal itu menunjukkanadanya peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soalcerita operasi pecahan.
Tabel 6
Daftar Skor Perkembangan Siklus II
No. Nama KelompokRata-rata
skorperkembangan
Penghargaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kelompok 1Kelompok 2Kelompok 3Kelompok 4Kelompok 5Kelompok 6Kelompok 7Kelompok 8
30
27
30
30
27
29
30
29
Sempurna
Sempurna
Sempurna
Sempurna
Sempurna
Sempurna
Sempurna
SempurnaJumlah 232Rata-rata 29
Pada tabel 6 menunjukkan prestasi yang diraih olehmasing-masing kelompok. Pada siklus II, keseluruhan kelompokberhasil meraih penghargaan nilai sempurna. Hal ini sebagaibukti pengaruh aktivitas positif siswa dalam kelompok
terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal ceritaoperasi pecahan.
Berikut ini, disajikan tabel data aktivitas siswa dalampembelajaran pada siklus II
Tabel 7
Data Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
No INDIKATOR
KETERCAPAIANJumlah
Persentase
PertemuanI
PertemuanII
1.
Aktivitas bertanyakepada guru padasaat pembelajaran berlangsung
3 4 7 88
2
Keberanian siswadalammempresentasikanhasil kerja
3 3 6 75
3 Keberanian siswadalam mengemukakanpendapat
2 3 5 63
4
Ketekunan siswadalammenyelesaikantugas
3 3 6 75
5Kerja keras siswadalam memecahkanmasalah
3 3 6 75
6Kerjasama siswapada saat bekerjakelompok
3 4 7 88
Jumlah 37 464Rata-rata 6.2 77
Tabel dan grafik di atas menunjukkan adanya peningkatanaktivitas belajar siswa pada siklus II dibandingkan dengansiklus I. Pada siklus II rata-rata skor yang diperoleh adalah6,2 dengan rata-rata presentase keberhasilan dari 6 indikatoryang diamati mencapai 77%. Sedangkan pada siklus I hanyasebesar 51%. Aktivitas belajar siswa pada siklus II dikatakanberhasil karena telah mencapai kriteria rata-rata minimalsebesar 54%.
Tabel 8
Data Aktivitas Performansi Guru Siklus II
No INDIKATOR
KETERCAPAIANJumlah
Persentase
PertemuanI
Pertemuan
II1. PENDAHULUAN
a. Melaksanakan tugas rutin kelas 3 4 7 88
b. Membuka pelajaran 4 4 8 100
2. INTI PEMBELAJARANa. Penjelasan materi 3 3 6 75
b. Penerapan STAD 3 4 7 88c. Pemanfaatan media 3 3 6 75
d. Membimbing siswa 3 4 7 88e. Pengelolaan kelas 3 3 6 75
f. Memicu dan memelihara aktivitas siswa
3 3 6 75
g. Kemampuan bertanya 4 4 8 100
3. PENUTUP
a. Mengevaluasi 3 4 7 88b. Menutup 3 3 6 75
Jumlah 74 927Rata-rata 6.7 84
Berdasarkan tabel dan grafik di atas pada siklus IIindikator pencapaiannya mengalami peningkatan menjadi 84 %,dibandingkan siklus I yang hanya 74,8 %.
b. Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran1) Pertemuan I
Pada tindakan siklus II ini, guru tetap sebagai pengajardan peneliti dengan dibantu seorang observer. Pertemuanpertama diawali dengan penyampaian kepada siswa tentangkesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal teshasil belajar pada siklus I. Kesalahan umum yang merekalakukan adalah pada langkah-langkah penyelesaian soal-soalcerita operasi pecahan.
Pada tahap ini kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuaidengan skenario pembelajaran yang telah dipersiapkansebelumnya. Guru menyampaikan indikator pembelajaran danmemotivasi siswa pada awal pembelajaran. Sebagian besar siswamemperhatikan guru dalam tahapan motivasi. Tampak semua siswaaktif memberikan respon yang diharapkan walaupun ada juga yangtidak memperhatikan guru, tetapi siswa menunjukkan sikap yangpositif.
Pada tindakan siklus II ini kegiatan pembelajarankooperatif STAD kembali dilaksanakan. Siswa berada dalamkelompoknya masing-masing sebagaimana pembagian kelompok padasiklus I, tetapi ada sedikit perubahan. Sebelum memulaidiskusi guru menekankan kembali tentang teknik dalam
menyelesaikan soal serita. Guru juga mengingatkan tentangbeberapa aktivitas yang perlu ditingkatkan.
Setelah siswa berkelompok, guru membagikan kartu soalpada tiap kelompok. Kegiatan diskusi berjalan seperti biasa.Siswa tampak bersungguh-sungguh dalam mengerjakan soal.Kerjasama mulai terlihat pada semua kelompok. Namun, masih adasiswa yang bermain-main. Guru berkeliling menghampiri tiapkelompok. Ada dua kelompok yang bertanya ketika dihampiri,nampaknya siswa sudah tidak mengalami kesulitan dalammenyelesaikan soal cerita. Kegiatan saling membantu terlihatpada semua kelompok.
Setelah menyelesaikan pekerjaannya, guru meminta tiapkelompok memaparkan hasil pekerjaannya di depan kelas. Siswatampak bersemangat untuk maju. Beberapa kelompok berembuguntuk menentukan anggota yang akan memaparkan hasil pekerjaankelompok. Ketika guru mewarkan kepada kelompok untuk maju, adaenam kelompok yang mengacungkan tangan yaitu kelompok 2, 4, 5,6, 7, dan 8. Mereka maju secara bergiliran. Siswa yang lainmemperhatikan dengan sungguh-sungguh meskipun masih adabeberapa siswa yang terlihat bermain-main ketika presentasiberlangsung. Ada dua orang siswa yang tampak aktif, merekamengacungkan tangan sambil memanggil gurunya. Merekamengatakan bahwa jawaban yang dipaparkan kelompok 5 salah.Selanjutnya guru mengajak siswa merangkum hasil pembahasaansoal. Guru menyempurnakan dan meluruskan jawaban siswa yangmasih salah. Selanjutnya guru mengumpulkan lembar soal danjawaban semua kelompok.
Sebelum mengakhiri pembelajaran guru memberikanpertanyaan-pertanyaan yang langsung dijawab oleh siswa secaraberebut. Siswa tampak senang dan bersemangat.
2) Pertemuan II
Pada pertemuan ke dua kegiatan pembelajarandilakukan sesuai sekenario pembelajaran yang telah dibuat.Kegiatan diawali dengan pemberian motivasi kepada siswa. Gurumengungkapkan kekurangan yang terjadi pada pertemuansebelumnya. Selanjutnya membacakan tujuan pembelajaran yangakan dicapai pada pembelajaran. Guru memberikan kesempatankepada siswa bergabung dengan kelompok seperti pada pertemuansebelumnya. Setelah kelompok terbentuk guru langsungmembagikan kartu soal. Siswa tampak antusias mengerjakantugas. Setelah beberapa lama ada seorang siswa mengacungkandan minta bantuan kepada guru. Siswa tersebut mengalamikesulitan untuk memahami bahasa baru yang muncul dalam soal.Setelah mendapat bimbingan guru mereka melanjutkanpekerjaannya. Kegiatan diskusi berjalan baik. Sudah tidakterlihat lagi anak yang bermain-main. Pekerjaan kelompok padapertemuan dua ini dapat diselesaikan lebih cepat daripertemuan sebelumnya. Pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatanpemaparan hasil pekerjaan siswa. Pada kegiatan ini terlihathampir semua kelompok ingin memaparkan hasil pekerjaannya.Setelah selesai guru bersama siswa membahas hasil pekerjaankelompok. Hanya ada sedikit kesalahan yang dilakukan siswa,yaitu ada siswa yang tidak menuliskan pertanyaan pada lembarjawabannya. Setelah selesai dibahas, siswa merangkum jawaban-jawaban ke dalam buku catatannya. Seluruh siswa mengumpulkanlembar soal dan jawab kepada guru dan kembali ke tempatduduknya masing-masing. Guru memberikan tes akhir kepada semua siswa.Siswa mengerjakan soal dengan serius. Tidak terlihat anak yangtengak-tengok. Setelah selesai mengerjakan tes, lembar soal
dan jawaban dikumpulkan kepada guru. Sebelum mengakhiripembelajaran guru memberikan motivasi kepada siswa.
c. RefleksiKegiatan refleksi pada tindakan siklus II ini menunjukkan
hasil yang cukup menggembirakan. Hasil observasi yangdilakukan oleh guru menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajarandengan model pembelajaran kooperatif STAD sudah memberikanhasil yang lebih baik.
Pada tahap refleksi ini, yang dilaksanakan secarakolaboratif antara guru dengan observer menunjukkan masih adayang harus diperbaiki, yaitu bahwa hanya sebagian siswa yangmampu menyampaikan pendapat. Selain itu masih ada beberapasiswa yang tidak bekerja sama dalam kelompok. Tetapi hasilobservasi terhadap guru sudah menunjukkan hal yang lebih baikdari hasil observasi sebelumnya.
Dari hasil evaluasi akhir siklus II terlihat bahwakemampuan siswa kelas IV SD Negeri Mokaha 01 dalammenyelesaikan soal-soal cerita operasi pecahan, baik secarakelompok maupun klasikal, mengalami peningkatan biladibandingkan dengan siklus I. Kemampuan siswa dalammenyelesaikan soal-soal cerita operasi bilangan pecahan secaraklasikal pada tindakan siklus I sebesar 47% sedangkan padatindakan siklus II mencapai 80%.
61. Dengan demikian, hipotesis tindakan telah tercapaiyaitu melalui model pembelajaran kooperatif STAD, kemampuansiswa kelas IV SD Negeri Mokaha 01 dalam menyelesaikan soal-soal cerita operasi pecahan dapat ditingkatkan.Bertitiktolak dari hasil yang diperoleh pada tindakan siklus IIberarti kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal ceritaoperasi pecahan mengalami peningkatan, maka penelitian initidak perlu dilanjutkan kesiklus berikutnya. Indikator
keberhasilan dalam penelitian ini sudah tercapai yaitu minimal70% siswa telah mencapai nilai
B. Pembahasan1. Pemaknaan Temuan Penelitian
Pembelajaran kooperatif STAD sangat bermanfaaat bagisiswa kelas IV SD Negeri Mokaha 01 Jatinegara .... Setelahmengikuti pembelajaran kooperatif STAD pada mata pelajaranmatematika kompetensi soal cerita operasi pecahan hasilbelajar mengalami peningkatan. Peningkatan kemampuan siswadalam menyelesaikan soal cerita operasi pecahan ditunjukkandengan pencapaian ketuntasan hingga 80% pada akhir siklus.Berarti telah melampaui KKM sebesar 75%.
Selain itu aktivitas belajar siswa juga mengalamipeningkatan . terutama pada aktivitas hubungan sosial dalamkelas. Rasa percaya diri siswa sangat tinggi. Beberapa siswayang sebelumnya tampak minder dan sering dikucilkan, sudahmulai berbaur dan mudah menyesuaikan diri. Mereka tidakkesulitan lagi untuk mencari kelompok belajar. Mereka lebihaktif berbicara dengan teman-temannya dibandingkan padapembelajaran sebelumnya yang selalu diam dan sering melamun.Tidak hanya di dalam kelas, dalam permainan di luar kelas punmereka mulai bisa beradaptasi dan diterima teman lainnyadengan mudah. Hal ini sesuai dengan pendapat Mustaji dalamZainal, dkk.(2002: 174). Beliau mengatakan bahwa beberapaalasan penggunaan cooperative learning dalam prosespembelajaran bertujuan (1)Untuk meningkatkan kemampuan siswadalam memperbaiki hubungan dalam satu grup. (2)Mengatasirintangan di kelas secara akademik. (3)Meningkatkan hargadiri. (4)Menumbuhkan kesadaran bahwa siswa perlu belajar dan
berfikir. (5)Memecahkan masalah dan belajar untukmengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki.
Selain itu kegiatan pembelajaran kooperatif STAD sangatmendukung dalam melatih siswa mengenai nilai-nilai sosial.Diantaranya nilai tenggangrasa, tolong menolong, salingmenghargai, dan rasa persatuan. Nilai-nilai tersebutselanjutnya diharapkan tidak hanya mendukung dalam bidangakademik, tetapi juga dapat membentuk mental dan karaktersiswa sebagai bekal kehidupan kelak.
Implikasi Hasil PenelitianPenerapan model pembelajaran kooperatif STAD bertujuan
untuk meningkatkan hasil belajar dengan aktivitas siswa padaproses pembelajaran soal cerita operasi pecahan. Untuk dapatmelaksanakan pembelajaran kooperatif STAD dalam kelaskonvensional bukan hal yang mudah. Pembelajaran kooperatifSTAD sangat memerlukan kerjasama dalam kelompok, oleh karenaitu agar pembelajaran dapat optimal maka perlu penanamanpemahaman siswa mengenai kerja kelompok. Siswa harusmengetahui bahwa keberhasilan yang dinilai adalah keberhasilankerja kelompok. Sedangkan nilai kelompok diperoleh dari hasilkerja masing-masing anggota kelompok. Untuk itu kegiatansaling membantu antar anggota kelompok sangat dibutuhkan dalamrangka keberhasilan kerja kelompok. Sikap keterbukaan antaranggota kelompok sangat diperlukan untuk mendukungperkembangan kemampuan anggota lainnya. Sikap silih, asih, danasuh harus ada dalam kelompok, dalam hal ini adalah sikaptolong menolong antar anggota kelompok. Dalam kelompok yangheterogen, terdiri dari anggota yang beragam tingkatkemampuannya. Anggota yang mampu harus rela membantu danmembimbing anggota lain yang kesulitan, begitu pulasebaliknya, bagi anggota yang merasa kesulitan harus terbuka
pada anggota lainnya. Ia tidak boleh segan bertanya maupunminta bantuan pada anggota yang lebih pintar.Pada awalnya kegiatan diskusi kelompok terasa sulit karenasiswa tidak terbiasa. Siswa merasa malu dan canggung denganteman kelompok yang bukan pilihannya. Untuk itu guru perlumemberikan motivasi yang tinggi kepada siswa. Motivasi dalambentuk nasehat serta sikap positif dalam kelompok, sepertirasa percaya diri, saling menghargai dsb. Pemberian hadiahbagi kelompok yang memperoleh nilai paling tinggi juga akanmenjadi motivasi yang tinggi bagi kelompok untuk meningkatkanprestasi.
DAFTAR PUSTAKASkripsi.pdf(id.wikipedia.org).Gagne dan Briggs 1979 dalam Kasturi 2009:5).Rb Aryans dalam www.blogspot.com)"http://indramunawar.blogspot.com/"Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group(Wina Senjaya (2008).dalam Akhmad sudrajat.woodpres.comNurmawati, Sri Handayani dan Lusi Rachmiazasi. Pembelajaran Yang Berorientasi Pada Konstruktivistik Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Nilai Tempat Bagi Siswa Kelas III Sdn Kutohardjo Ii Rembang. Sutisna.com
Teguh.Pendekatan CSPA Untuk Membantu Siswa Memahami Nilai Tempat Bilangan Cacah Di Kelas 2 Sekolah Dasar. Online at : Sutisna.com
puji dan syukur hanyalah milik Allah Tuhan Serusekalian Alam, yang telah melimpahkan rahmat dankarunia-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang setiamengagungkan asma-Nya. Atas Rahmat tersebut kamidapat menyelesaikan penelitian dan laporannya dariawal hingga akhir berjalan lancar, sesuai denganyang diharapkan tanpa menjumpai kendala yangberarti.
Laporan yang amat sederhana ini disusun sebagaitugas akhir perkuliahan Universitas TerbukaFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program S-1PGSD pada mata kuliah Pemantapan KemampuanProfesional (PKP).Dengan selesainya laporan ini, kami menyampaikanrasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak P A D R I, S.Pd.SD. selaku Pengelola S-1 PGSD Kelompok Belajar (Pokjar) Bumi Dipasenayang telah memberikan fasilitas dan kesempatan
untuk melaksanakan perkuliahan dan penelitianuntuk laporan ini.
2. Bapak Drs. Eri Setiawan, M.Si. selaku BapakDosen Pembimbing yang elah banyak meluangkan waktumemberikan bimbingan dan pengarahan dalampenelitian ini dapat terselesaikan sesuai dengantargetnya.
3. Ibu Eni Purwanti selaku Kepala SD negeri 1Panggung Jaya yang telah memberikan ijin dankesempatan kepada kami untuk melaksanakanpenelitian.
4. Bapak samsuri selaku teman sejawat yang dengansetia mendampingi, mengamati dan memberikanmasukan-masukan yang amat berarti untuk kelancaranproses penelitian ini.
iii5. Bapak Ibu guru SD Negeri 1 Panggung Jaya yangtelah membantu pelaksanaan observasi dalamperbaikan pembelajaran ini.
6. Rekan-rekan Mahasiswa S-1 PGSD Pokjar BumiDipasena sebagai rekan diskusi dalam pelaksanaanpembelajaran dan penyusunan laporan ini.
Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuanbaik moril naupun materiil hingga terselesaikannyapenyusunan dan penulisan laporan ini, kami tidakbisa memberikan apa-apa kecuali hanya bisa berdoasemoga akan mendapat imbalan yang setimpal dariAllah Tuhan Yang Maha Kuasa.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masihbanyak kekurangannya. Oleh karena itu kamimengharapkan adanya kritik dan saran dari pembacadan kami berharap kiranya laporan ini adamanfaatnya, khususnya bagi kami pribadi danumumnya kepada segenap pembaca sekalian. Amin.
Bumi Dipasena, Nopember 2009
Penulis,
RITA YURIDA NIM. 814 646 072
ivDAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. iLEMBAR PENGESAHAN..................................................................................... iiKATA PENGANTAR.................................................................................... iiiDAFTAR ISI.................................................................................................. v
DAFTAR TABEL............................................................................................ vii
BAB I : PENDAHULUNA. Latar Belakang Masalah........................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................. 4
C. Tujuan Penelitian................................................... 4
D. Manfaat dan Kegunaan Penelitian........................ 5
BAB II : KAJIAN PUSTAKAA. Pengertian Aktivitas............................................ 6
B. Pengertian Hasil Belajar...................................... 6
C. Pengertian Pembelajaran Konstruktivisme .......... 11
BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian.......................................................... 13 B. Deskripsi Per Siklus............................................. 14
v BAB IV : HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil
Penelitian...................................... 18 1. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa................. 18 2. Peningkatan Hasil Belajas Siswa....................... 19 B. Pembahasan........................................................... 19 1. Siklus I............................................................... 19 2. Siklus II............................................................. 22 3. Siklus III............................................................ 25
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan.......................................................... 28 B. Saran...................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN-LAMPIRAN
viiBAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kegiatan belajar mengajar banyak metode yangbisa dipakai oleh guru untuk menyampaikanpelajaran kepada anak didiknya. Dari sekian banyakmetode tidak ada metode yang paling bak, danbegitu sebaliknya juga tidak ada metode yangpaling buruk. Metode yang dipakai untukmenyampaikan pelajaran dinamakan dengan metodepengajaran.Masing-masing metode pengajaran selalau mempunyaikekurangan maupun kelebihan. Kekuranan maupunkelebihan itu sendiri disamping menjadi karakterkhusus dari metode itu sendiri, juga kekuranganmaupun kelebiha metode pengajaran. Itusana tditentkan oleh faktor lain, yaitu audience atauobjek yang dikenai metode itu, bisa pula jenismata pelajaran yang diajarkan. Mengingat karakermaupun jenis informasi yang dimiliki oleh setiapmata pelajaran itu tidak sama, maka tidak adametode yang baik untuk semua mata pelajaran,
demikian pula tidak ada metode yang buruk untuksemua mata pelajaran.
Metode pengajaran tertentu mungkin sangat baikuntuk mata pelajaran tertentu karena adanyafaktor-faktor pendukung yang sesuai, termasuksitusi dan kondisi, namun kurang tepat untuk matapelajaran tertentu karena ketidak sesuaiannyadengan situasi dan kondisi. Jadi sebagai guruharus menjadi yang paling tahu dalam hal penerapanmetode apa yang akan digunakan. Selanjutnya yangmenjadi persoalan adalah belum adanya hasilpenelitian yang menyatakan bahwa untukmetode tertentu sangat baik untuk matapelajaran tertentu, demikian sebaliknya
2jangan menggunakan metode itu, karena sangat tidaktepat untuk mata pelajaran itu. Jika ada yangberpendapat bahwa metode tertentu baik untuk matapelajaran tertentu pula, namun ternyata tidak bisadipraktekkan untuk disegala tempat, juga disegalatingkatan. Dengan demikian untuk memilih metodemana yang paling tepat dalam rangka meningkatkanhasil prestasi belajar untuk mata pelajaran yang
tertentu, dalam hal ini khususnya mata pelajaranSejarah diperlukan langkah-langkah yang tepat.
Memilih metode guna meningkatkan prestasi danhasil belajar khususnya mata pelajaran IPA dan IPSSD digunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1. pertama, mendasarkan pada pendapat orang lain(ahli) mengenai metode mana yang tepat.
2. kedua, menerapkan metode tersebut kemudianmembandingkan penggunaan metode-metode itusehingga didapatkan pilihan yang tepat mengenaimetode yang akan digunakan untuk menigkatkanprestasi belajar.
Muhibbin Syah (2000), mendefinisakan bahwa metodediskusi adalah metode mengajar yang sangat erathubungannya dengan memecahkan masalah (problemsolving). Metode ini lazim juga disebut sebagaidiskusi kelompok (group discussion) dan resitasibersama (socialized recitation).Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajarmengajar untuk mendorong siswa berpikir kritis,mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secarabebas, mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya
untuk memecahkan masalah bersama, dan mengambilsatu alternatif jawaban atau beberapa alternatifjawaban untuk memecahkan masalah berdasarkanpertimbangan yang seksama.Oleh karena itupeneliti menawarkan sebuah solusi denganmengambil metode
3diskusi. Pada penelitian ini peneliti megambiljudul“Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VI
pada Mata Pelajaran IPA dan IPS Dengan Metode Diskusi di SD
Negeri 1 Panggung Jaya Kecamatan Rawajitu Utara Tahun
Pelajaran 2009/2010”.
B. Rumusan MasalahBerdasakan latar belakang diatas penulismenentukan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan metode diskusi pada matapelajaran IPA dan IPS kelas VI di SD Negeri 1Panggung Jaya Kec. Rawajitu Utara ?
2. Bagaimana peningkatan aktivitas dan hasilbelajar siswa pada matampelajaran IPA dan IPS di
SD Negeri 1 Panggung Jaya Kec. Rawajitu Utaradengan metode diskusi ?
C. TujuanSebagaimana rumusan masalah diatas penelitian inibertujuan sebagai berikut :
1. Menerapkan metode diskusi pada mata pelajaranIPA dan IPS Kelas VI di SD Negeri 1 Panggung JayaKec. Rawajitu Utara
2. Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswapada mata pelajaran IPAdan IPS kelas VI di SDNegeri Panggung Jaya Kec. Rawajitu Utara.
D. Manfaat PenelitianAda banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatanpenelitian yaitu :
1. Bagi siswa
4Menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar,meningkatkan kebersnisn siswa untuk berpendapatataupun mengutarakan pertanyaan sehingga mampumenepis perasaan kecemasan, membiasakan siswa
untuk kritis dan kreatif dalam KBM sehingga dapatmeningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Bagi GuruMenambah wawasan guru dan pengetahuan tentangpembelajaran yang efektif untuk pembelajaran IPAdan IPS sehingga dapat meningkatkan kualitaspembelajaran.
3. Bagi SekolahDengan dikenalnya dan dikembangkannya metodepembelajaran yang variatif dan kreatif akanmeningkatkan prestasi akademik siswa yang manaakan berpengaruh juga terhadap kualitas dan mutupembelajaran dari skolah yang bersangkutan.
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
A. Metode Mengajar1. PengertianMenurut Drs.Jusuf Djajadisastra dalam buku Metode-metode Mengajar (1982:12), “Istilah MetodeMengajar berasal dari dua kata “Methodos” berartijalan yang ditempuh dan “Logos” berarti ilmu,sehingga menjadi metode (meteodologi) pengajaranyang mempunyai arti suatu ilmu yang ditempuh dalammengajar”.Jadi pengertian dari metodologi pengajaran adalahsuatu ilmu yang mengenal prinsip atau prosedur(cara) mengajar atau dapat pula dikatakan suatuilmu tentang metode mengajar yang digunakan untukmencapai tujuan pembelajaran yang keberhasilannyadipengaruhi oleh karakteristik siswa dan kemampuanguru.
Sedangkan menurut Prof.Drs,Subiyanto,M.sc, dalambuku Strategi Belajar Mengajar (1990:40), “Metode
Mengajar dapat dianggap sebagai suatu proseduratau Proses yang teratur untuk melakukan segalasesuatu atau seperangkat prosedur seperti dalampenelitian atau klasifikasi yang teratur.Sesuai dengan pengertian tersebut di atas makapengajaran merupakan suatu kegiatan yangberhubunga dengan mengajar atau dengan kata lainsemua usaha yang bertujuan dengan menimbulkanperubahan tingkah laku pada dirisiswa baik yangbersifat kualitatif maupun kuantitatif. Semuausaha yangdilakukan oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa,
5keberhasilannya tergantung pada karakteristiksiswa dan kemampuan guru dalam melaksanakan metodemengajar yang disampaikan
2. Syarat-syarat Metode MengajarDengan menggunakan satu atau beberapa metodemengajar yang digunakan guru dalam pelaksanaanproses kegiatan belajar mengajar di sekolah, ada
beberapa syarat yang harus diperhatikan sebelumguru dalam melaksanakan tugas dalam penggunaanmetode mengajar.Adapun syarat-syarat yang harus diperhatikanseorang guru tersebut adalah sebagai berikut:
1. Metode mengajar yang dipergunakan seorang guruharus dapat menjamin perkembangan kepribadiansiswa.
2. Metode mengajar yang dipergunakan seorang guruharus dapat menjamin dan menggairahkan belajarsiswa.
3. Metode mengajar yang dipergunakan seorang guruharus dapat merangsang keinginan siswa untukbelajar lebih lanjut.
4. Metode mengajar yang dipergunakan seorang guruharus dapat mendidik siswa dalam teknik belajarsendiri dan harus mampu mengembangkan pengetahuanmelalui usaha dan pikirannya sendiri.
5. Metode mengajar yang dipergunakan seorang guruharus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai dansikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan carakerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
6. Metode mengajar yang dipergunakan seorang guruharus dapat membimbing siswa agar pada akhirnyamampu mandiri sendiri.
6Demikian tadi syarat-syarat yang harusdiperhatikan seorang guru dalam pelaksanaan metodemengajar. Untuk itu dalam metode mengajar yangdigunakan oleh guru sangatlah dibuthkan pemahamanyang baik tentang strategi pengajaran yang dapatuntuk mengembangkan prestasi belajar siswa.
3. Unsur-unsur Metode Mengajar
Kemajuan suatu pendidikan atau prestasi siswatergantung dari metode atau cara mengajar yangditentukan oleh seorang guru dalam pelaksanaanproses kegiatan belajar mengajar disekolah.Oleh sebab itu ada beberapa unsur dalam metodemengajar, unsur-unsur tersebut dalah :
1. Tujuan metode pengajaran adalah untukmemahami, mengetahui dan dapat menggunakanberbagai metode mengajar.
2. Nilai hasil teoritis metodologi pengajaranadalah menambah pengetahuan mengenai adanya
bermacam-macam metode mengajar, serta sadar akanarti metode mengajar tersebut bagi kepentinganbelajar siswa.
3. Nilai praktis metodologi pengajaran adalahkegunaanya bagi profesi guru dalam menjalankantugas menyajikan materi pelajaran kepada siswa.
B. Metode Diskusi 1. Pengertian“metode diskusi adalah metode pengajaran dimanasiswa membahas, bertukar pikiran atau pendapatmengenai suatu topik atau masalah tertentu untukdapat mencapai suatu kesepakatan”.(Dekdikbud,1984 : 31).
7Jadi pengertian diskusi kelompok adalah suatu caramengajar yang digunakan guru dalam pemberianmateri pelajaran (topik bahasan) melalui pemecahanmasalah untuk menarik suatu kesimpulan bersama.
2. Jenis-jenis Metode Diskusia. Whole group
suatu diskusi dimana anggota kelompok yangmelaksanakan tidak lebih dari 15 (lima belas)orang peserta.
b. Buzz groupSuatu diskusi yang terdiri dari satu kelompokbesar dibagi menjadi 2 sampai 8 kelompok yanglebih kecil.
c. PanelSuatu diskusi yang sering digunakan yang dari satukelompok kecil 3-6 orang peserta dengan susunansemi melingkar yang dihadapkan pada satu kelompokbesar peserta lain.
d. CaologiumMetode diskusi yang dijalankan oleh beberapa orangtetapi tidak dalam bentuk pidato.
e. Informal DebateDiskusi yang dilakukan dengan membagi kelompokmenjadi 2 (dua) team yang sama kuat dan jumlahnyaseimbang.
f. Fish BowlDiskusi yang terdiri dari seorang moderator dansatu atau tiga orang nara sumber, duduk dalam
susunan semi lingkaran berderet dengan kursimenghadap kelompok.
8Adapun tujuan dari penggunaan metode diskusi iniadalah :
a) Membangkitkan kegiatan belajar dengan caramembahas dan memecahkan masalah.
b) Baik untuk menumbuhkan dan membina sikap sertaperbuatan siswa secara demokratis.
c) Baik untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikapdan cara pikir kritis dan logis.
d) Membina siswa untuk dapat mengemukakanpendapatnya dengan bahasa yang baik dan benar.
3. Kebaikan dan Kelemahan Metode DiskusiAdapun kebaikan dan kelemahan metode diskusiadalah sebagai berikut :
1. Kebaikan● Mendidik siswa untuk belajar bertukar pikiran.
● Memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapatmemperoleh penjelasan dari berbagai sudutpandangan atau sumber.
● Merangsang siswa untuk mengemukakan pendapat ataumenentang pendapat teman.
● Mendidik siswa untuk menghayati membaharuan suatuproblem secara bersama-sama.
2. Kelemahan● Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi.● Diskusi membuttuhkan waktu yang sama.● Tidak semua siswa berani mengemukakanpendapatnya.● Diskusi akan didominasi oleh siswa yang beranidan biasa bicara.
9Selanjutnya untuk menutupi segala kekurangan yangterdapat dalam metode pengajaran diskusi ini, makaseorang guru harus pandai-pandai menutupikekurangan tadi dengan misalnya memberikanvariasi-variasi pada waktu pelaksanaan proses belajarmengajar di kelas. Variasi pada penerapan metodediskusi dapat diselingi dengan metode tanya jawabdan metode yang lainnya, yang bertujuan untukmelihat efektifitas metode pengajaran yangditerapkan.
C. Pengertian Aktivitas BelajarPada prinsipnya belajar itu adalah berbuat“Learning by doing” dan memegang peranan pentingdalam menunjang prestasi belajar. The Liang Gie(1981:6) mengemukakan bahwa yang dimaksud denganaktivitas belajar adalah segenap rangkaian atauaktivitas belajar yang dilakukan secara sadar olehseseorang yang mengakibatkan perubahan dalamdirinya berupa perubahan pengetahuan ataukemahiran yang sifatnya sedikit banyak permanen.
Sardiman (2006:100) menyatakan aktivitas belajardibagi menjadi aktivitas fisik dan aktivitasmental. Aktivitas fisik adalah peserta didik giataktif dengan anggota badan, membuatsesuatu,bermain atau bekerja, tidak hanya dudukmendengarkan, melihat atau pasif. Peserta didikyang memiliki mental adalah jika daya jiwanyabekerja sebanyak-banyaknya atau berfungsi dalamrangka pembelajaran.
D. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar dapat didefinisikan sebagai sesuatuyang telah dicapai seseorang setelah ia mengalamiproses belajar, dengan terlebih dahulu mengadakanevaluasi
10dari proses belajar yang dilakukan atau yangdilaluinya. Penilaian hasil belajar perludilakukan oleh guru untuk mengetahui sejauh manatujuan untuk instrksional yang telah diajarkandalam kegiatan pembelajaran yang telah dikuasaisiswa.Hal ini sejalan dengan Syaiful Bahri Djamarah(2002:142)Yang menyatakan bahwa :”Ada beberapa faktor yangmempengaruhi proses dan hasil belajar yaitu : (1)faktor lingkungan : lingkungan alami danlingkungan budaya; (2) faktor instrumental :kurikulum, program, sarana, fasilitas, dan guru;(3) kondisi fisiologis : kondisi fisiologis,kondisi panca indra; (4) kondisi psikologis :minat, kecerdasan, bakat, motivasi,kemampuankognitif”.
Keberhasilan dalam belajar perlu dinilai, hal inisesuai dengan pendapat Nana Sudjana dan HetwijisVera Visana (2001:7) yang menyatakanbahwa :”Penilaian hasil belajar adalah prosespemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yangdicapai siswa dengan kriteria tertentu”.Suharsini Arikunto (1997:282) ia menyatakanbahwa :”Bagi seorang siswa nilai merupakan cermindari keberhasilan belajar, guru dan orang lainpunmemerlukannya”.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut ditinjaudari sudut peristiwa yang terjadi pada sistempsichophisis seseorang yang melakukan belajarberarti suatu proses bekerjanya sistem urat sarafdimana berbagai perubahan terjadi didalamnya.Ditinjau dari sikap individu dalam menghadapiobjek yang dipelajari, belajar adalah suatukegiatan menyusun dan mengatur lingkungan dengansebaik-baiknya, sehingga lingkungan tersebutterserap oleh individu yang bersangkutan.Jika ditinjau dari segi kegiatannya, belajar adalah suatu kegiatan untuk
11 memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan danpengembangan tertentu dari sikap-sikap bagi orangyang melakukannya.
Dari uraian di atas, belajar mempunyai beberapapengertian yaitu yang pertama bahwa belajarmerupakan perubahan-perubahan dari proses kerjanyaurat saraf. Kedua belajar mempunyai artikemampuan menyusun dan mengatur lingkungan dengansebaik-baiknya dan yang ketiga belajar merupakansuatu proses untuk memperoleh pengertian danpengembangan sikap. Prestasi adalah hasil yangtelah dicapai (dilaksanakan, dikerjakan), sedangpengertian prestasi belajar dalam pembahasan iniyang penukis maksud adalah hasil diperoleh dariproses belajar dengan nilai tinggi maupun rendah,baik dalam bentuk nilai kualitatif maupunkuantitatif.
Pelajar atau siswa harus mempunyai konsekwensibelajar, menekuni pelajarannya demi tercapai cita-citanya. Tanpa adanya ketekunan belajar mustahil
seorang siswa akan mencapai prestasi yang tinggi.Belajar adalah merupakan pekerjaan yang berat,seorang siswa tidak akan sanggup mengeluarkantenaga yang berat itu dalam satu hari penuhsekalipun siswa itu mempunyai niatan yang baik,karena pikirannya akan beralih pada satu topikkepada topik yang lain. Oleh karena itu kegiatanbelajar bukanlah pekerjaan yang terus menerus,tetapi seorang siswa dapat membagi waktunya padamasa yang pendek dalam kontinuitas belajarnya.
BAB IIIPELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek penelitian1. Lokasi penelitian
Penelitian sebagai perbaikan pemelajaran inidilaksanakan di kelas 1 semester I SD Negeri IPanggung Rejo Kecamatan Rawajitu Utara KabupatenMesuji Lampung.2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih satubulan yaitu mulai tanggal 01 Oktober sampai dengan31 Oktober 2009, dengan 6 jam pelajaran (3 kalipertemuan) untuk masing-masing pelajaran. Siswayang menjadi subjek penelitian ini berjumlah 27orang siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-lakidan 11 siswa perempuan. Penelitian inidilaksanakan oleh peneliti (guru bidang study),seorang obsever, dan kepala sekolah sebagaipenanggung jawab. Sebagai gambaran kongret jadwalpenelitian ini adalah :
Tanggal 12 Oktober 2009 untuk mata pelajaran IPAsiklus ITanggal 19 Oktober 2009 untuk mata pelajaran IPA
siklus IITanggal 26 Oktober 2009 untuk mata pelajaran IPA
siklus IIITanggal 14 Oktober 2009 untuk mata pelajaran IPS
siklus ITanggal 21 Oktober 2009 untuk mata pelajaran IPS
siklus II
Tanggal 28 Oktober 2009 untuk mata pelajaran IPSsiklus III3. Mata pelajaran
Adapun mata pelajaran yang diteliti adalah IlmuPengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS).
134. Kelas
Kelas yang dijadikan tempat penelitian ini adalahkelas VI SD Negeri I Panggung Jaya KecamatanRawajitu Utara Kabupaten Mesuji.5. Karakteristik siswa
Secara umum keberadaan siswa kelas VI SD Negeri IPanggung Jaya tergolong anak yang biasa-biasa,baik ditinjau dari segi kecerdasan (intellegensia)maupun kepribadian dan moralitasnya. Namun darisegi latar belakang keluarganya, mereka cukupberagam, mulai dari ekonomi kelas rendah (yangmayoritas), ekonomi menengah. Demikian juga latarbelakang pendidikan keluarga (orang tua murid)amat beragam, mulai dari SD sampai SLTA, bahkanbeberapa orang yang berpendidikan tinggi.
B. Deskripsi Per Siklus
Adapun pelaksanaan penelitian ini melalui langkahsiklus sebanyak tiga siklus, dan masing-masingsiklus terdiri dari empat tahap,yaitu: Perencanaan (planning), Pelaksanaan(acting), Pengamatan (observing) dan Refleksi(reflecting) (Suharsini Arikunto,2006).
1. Perencanaana. Menyusun jadwal mengajarb. Membuat perangkat pembelajaranc. Menyusun skenario pembelajaran sesuai denganmateri yang akan disampaikan
14d. Mempersiapkan media pembelajaran yang akandipergunakan dalam kegiatan pembelajaran
e. Mempersiapkan lebar observasi dan catatanlapangan
2. PelaksanaanTahap ini merupakan pelaksanaan dari tahapperencanaan, yang meliputi :
a. Guru membuka kegiatan pembelajaran denganmenyampaikan tujuan pembelajaran yang dicapai danmembagi kelompok belajar;
b. Guru memotivasi siswa agar belajar siswabersama dalam kelompok dan belajar bertanggungjawab pada kelompoknya;
c. Guru menyampaikan materi yang telah ditentukandan mengefektifkan diskusi kelompok, sertabertanya jawab;
d. Guru bersama teman sejawat mengamati proseskegiatan diskusi kelompok yang sedang berlangsungdan guru memberikan bimbingan pada siswa;
e. Setiap kelompok menuliskan hasil kerjakelompoknya di papan tulis, diwakili oleh salahsatu siswa dari kelompoknya dan memberikankesempatan pada kelompok lain untuk menanggapinya;
f. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi;g. Guru memberikan tes tertulis secara individu diakhir siklus;
h. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 danrata-rata nilai yang kurang dari ketentuanminimal, maka dilakukan perbaikan.
3. Pengamatam dan Pengumpulan Data
Dalam pengamatan penelitian tindakan kelas inipeneliti bekerja sama dengan guru (teman sejawat)yaitu seorang guru dari SD Negeri I Panggung Jaya
15Kecamatan Rawajitu Utara, yang bertugas mengamatiselama proses kegiatan pembelajaran berlangsung.Hasil pengamatan ini dituangkan dalam catatanlapangan yang telah dipersiapkan.
1) Lembar Pengamatan 1 adalah data skunder (datayang berasal dari selain subjek) yang digunakanuntuk menilai kinerja guru dalam rencanapelaksanaan pembelajaran.
2) Lembar pengamatan 2 adalah data skunder (datayang berasal dari selain subjek) yang digunakanuntuk menilai kinerja guru dalam pelaksanaanpembelajaran.
3) Lembar Pengamatan 3 adalah data primer yangdigunakan untuk menilai aktivitas belajar siswapada setiap siklus.
4. RefleksiRefleksi ini merupakan kegiatan dalammenganalisis, memahami dan membuat kesimpulanberdasarkan hasil pengamatan dan catatan lapangan.
Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tesdan observasi, serta menentukan perkembangankemajuan dan kelemahan yang terjadi, sebagai dasarperbaikan pada siklus berikutnya.Pada siklus II, pelaksanaannya berdasarkanrefleksi dari siklus I , yaitu terdiri dari empattahap pelaksanaan: perencanaan, pelaksanaan,pengamatan dan refleksi. Namun dalam proseskegiatan pembelajaran siklus II ini telah banyakditemukan kelemahan-kelemahan pada siklus I dan disini diadakan perbaikan.Pada siklus III, pelaksanaanya berdasarkanrefleksi dari siklus II dan pelaksanaannya punsama, yaitu terdiri dari empat tahap pelaksanaan :
16Perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.Namun dalam proses kegiatan pembelajaran siklusIII ini telah banyak dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan dari kelemahan-kelemahan pada siklusII. Jadi pada siklus ini merupakan sikluspamungkas dalam perbaikan, sehingga denganditerapkan pelaksanaan pembelajaran per siklus
akan selalu tampak kelemahan siklus sebelumnya dankeberhasilannya pada siklus III ini.
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Hasil/Temuan yang DiperolehPada setiap akhir pembelajaran siklus I, II, danIII, selalu diadakan tes evaluasi dan pengamatan.Hasil tersebut akan disajikan dalam bentuk tabelyang memuat isi keseluruhan hasil/temuan yangdiperoleh selama melaksanakan penelitian. Hasiltersebut diperoleh dari catatan-catatan penelitisendiri dan catatan-catatan guru pendamping atauteman sejawat.
Tabel 1 : Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa MataPelajaran IPA
Peningkatan motivasi belajar siswa pada matapelajaran IPA dan IPS dengan metode diskusi padasiswa kelas VI semseter I SD Negeri I PanggungJaya Kecamatan Rawajitu Utara yang berjumlah 27siswa, selalu diamati di setiap pertemuan padamasing-masing siklus. Secara lengkap dataaktivitas belajar siswa dari siklus I sampai IIIadalah :
22Tabel 5 : Proses Aktivitas Siswa Pada MataPelajaran IPA
Siklus Pertemuanke
Jumlah Siswayang aktif
ProsentaseSiswa yang
aktif
I 1 10 37,03%
II 2 17 62,96%
III 3 25 92,59%
Tabel 6 : Prosentase Aktivitas Siswa pada MataPelajaran IPS
Siklus Pertemuanke
Jumlah Siswayang aktif
ProsentaseSiswa yang
aktif
I 1 11 40,74%
II 2 20 74,37%
III 3 26 92,29%
3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Peningkatan hasil belajar siswa pada matapelajaran IPA dan IPS dengan metode diskusi padasiswa kelas VI semester I SD Negeri 1 PanggungJaya dapat dilihat dari hasil ulangan yangdilaksanakan dalam pembelajaran pada siklus Isampai siklus III dapat disajikan pada tabelberikut ini :
Tabel 7 : Hasil Belajar Siswa pada Mata PelajaranIPA
Siklus Jumlah Nilai 65 JumlahNilai Rata-rataJumlah Siswa Prosentase
I 27 8 29,62% 1499 55,51
II 27 15 55,55% 1760 65,18
III 27 25 92,59% 2131 78,92
23Tabel 8 : Hasil Belajar Siswa pada Mata PelajaranIPS
Siklus Jumlah Nilai 65 JumlahNilai Rata-rataJumlah Siswa Prosentase
I 27 9 33,33% 1549 57,37
II 27 18 66,66% 1746 64,66
III 27 26 96,29% 2032 75,25
B. Pembahasan1. Siklus IPelaksanaan siklus I mata pelajaran IPA dimulaipada hari Senin tanggal 12 Oktober 2009 diikutioleh 27 siswa kelas VI yang terdiri dari 16 laki-laki dan 11 anak perempuan. Pertemuan iniberlangsung selama 2 x 35 menit.
Mengawali pertemuan ini guru melakukan apersepsiyaitu dengan mengadakan tes awal yang tujuannyauntuk menentukan kelompok belajarnya. Denganterbentuknya kelompok di kelas, guru memotivasisiswa dengan bertanya jawab seputarperkembangbiakan makhluk hidup dan dilanjutkandengan tanya jawab dan penjelasan tentangkeseimbangan ekosistem kemudian siswa belajarberkelompok dan diskusi kelas membahas soal-soalyang ada di LKS. Kemudian guru bersama siswamenyimpulkan materi. Pada akhir prosespembelajaran guru mengadakan evaluasi untukmelihat keberhasilan pada siklus I ini.
Sedangkan untuk mata pelajaran IPS siklus Idimulai hari Rabu tanggal 14 Oktober 2009.Mengawali pertemuan guru melakukan apersepsidengan bertanya jawab tentang propinsi-propinsi diIndonesia, Kemudian dilanjut dengan pembahasantentang kenampakan alam di Asia Tenggara.
24Siswa diajak berdiskusi membaca peta AsiaTenggara, kemudian mengerjakan soal-soal yang ada
di LKS. Mengakhiri pertemuan guru mengadakanevaluasi, yaitu untuk mengetahuitingkatkeberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
a. Hasil Observasi Aktivitas SiswaSetiap pertemuan siklus I, selalu dilakukanpengamatan terhadap aktivitas siswa dalam prosespembelajaran oleh seorang pengamat yaitu temansejawat. Pada siklus I ini aktivitas siswa dalambelajar tercatat 37,03% untuk mata pelajaran IPA,dan 40,74% pada mata pelajaran IPS. Hal inimenunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa masihsangat rendah.
b. Hasil Belajar SiswaData dari tes akhir pada siklus I menunjukkanbahwa siswa memperoleh nilai 65 ke atas pada matapelajaran IPA sebanyak 8 siswa atau 29,62%.Sedangkan untuk mata pelajaran IPS sebanyak 9anak atau 33,33%.Ini berarti kriteria pada siklus I ini baik matapelajaran IPA maupun IPS keduanya belum memenuhitarget bahkan masih jauh dari yang diharapkan,yaitu siswa yang mendapat nilai 65 keatas sebesar85 % atau lebih.
c. RefleksiPada akhir siklus I diperoleh hasil belajar siswabelum memenuhi kriteria keberhasilan yangditetapkan. Berdasarkan hasil pengamatan guruteman sejawat terdapat beberapa hal yang perludiperhatikan dari keseluruhan yang diamati yaitu :
1) Guru belum optimal dalam memotivasi siswa untukbelajar;
252) Guru kurang tegas dalam pembagian kelompokbelajar;
3) Guru kurang memperhatikan pemahaman pada siswatentang pentingnya kerjasama dalam kelompk untukmenyelesaikan suatu masalah.Pembelajaran yang kurang memuaskan hasilnya itujuga disebabkan oleh siswa itu sendiri, yaitu :
1) Sebagian siswa belum memahami hakikat daripembelajaran yang diikuti;
2) Dalam kegiatan pembelajaran, siswa banyak yangribut dan tidak memperhatikan penjelasan guru;
3) Siswa kurang aktif dalam diskusi kelompok,tanya jawab, maupun kegiatan lain yang seharusnyadilakukan siswa
Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan yang dapat meningkatkan hasil belajarsiswa, yakni pada siklus II.
2. Siklus IIPelaksanaan siklus II mata pelajaran IPA dimulaihari Senin tanggal 19 Oktober 2009 diikuti oleh27 siswa kelas VI yang terdiri dari 16 laki-lakidan 11 anak perempuan. Pertemuan ini berlangsungselama 2 x 35 menit. Mengawali pertemuan ini gurumelakukan apersepsi yaitu dengan mengadakan tesawal yang tujuannya untuk menentukan kelompokbelajarnya dan menginformasikan hasil tes padapertemuan minggu, serta menyampaikan tujuanpembelajaran yang ingin dicapai. Denganterbentuknya kelompok yang dibentuk pada mingguyang lalu guru mencoba mengoptimalkan untukmenggali pengalamannya tentang perkembangbiakan
26makhluk hidup. Guru memotifasi siswa denganbercerita tentang pentingnya memahamiperkembangbiakan makhluk hidup, (hewan maupuntumbuhan). Lalu dilanjutkan dengan belajar
berkelompok dan diskusi kelas membahas soal-soalyang ada di LKS.
Sedangkan untuk mata pelajaran IPS siklus IIdimulai hari rabu tanggal 21 Oktober 2009.Mengawali pertemuan guru melakukan apersepsidengan bertanya jawab tentang kenampakan Alam AsiaTenggara, seperti nama Selat yang menghubungkanPulau Sumatera dengan Malaysia, laut yangmemisahkan antara Malaysia Barat dengan MalaysiaTimur, dan sebagainya. Kemudian anak diajakmendiskusikan materi kenampakan alam AsiaTenggara. Wakil dari kelompoknya masing-masingmempresentasikan didepan kelas, sementara yanglain menanggapinya.Dari penampilan siswa tersebut guru memberikanreward (penguatan), kemudian guru bersama siswamenyimpulkan materi. Mengakhiri pertemuan gurumengadakan evaluasi, yaitu untuk mengetahuitingkat keberhasilan siswa dalam mengikutipelajaran.
a. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Berdasarkan komentar guru teman sejawat yangmendampingi bahwa pada siklus II ini sudah adapeningkatan yang cukup baik. Pengamatan terhadapaktivitas siswa dalam proses pembelajaran olehteman sejawat dapat dijadikan pertimbangan dalammerefleksi diri. Pada siklus II ini motivasi siswadalam belajar tercatat 62,96 % untuk matapelajaran IPA, dan 74.37 %pada mata pelajaran IPS. Hal ini menunjukkan bahwa
27aktivitas belajar siswa sudah ada kemajuan danmemperoleh hasil yang meningkat.
b. Hasil Belajar SiswaData dari tes akhir pada siklus II menunjukkanbahwa siswa memperoleh nilai 65 ke atas pada matapelajaran IPA sebanyak 15 siswa atau 55,55 %.Sedangkan untuk mata pelajaran IPS sebanyak 18anak atau 66,66 %. Ini berarti kriteria pada siklus II, baik matapelajaran IPA maupun IPS
keduanya sudah banyak mengalami kemajuanwalaupun masih jauh dariyang diharapkan, yaitu siswa yang mendapat nilai65 keatas sebesar 85 % atau lebih.c. RefleksiPada akhir siklus II diperoleh hasil belajar siswabelum memenuhi kriteria keberhasilan yangditetapkan. Berdasarkan hasil pengamatan guruteman sejawat terdapat beberapa hal yang perludiperhatikan dari keseluruhan yang diamati yaitu :
1) Guru belum optimal dalam memotivasi siswa untukbelajar;
2) Guru kurang tegas dalam pembagian kelompkbelajar;
3) Guru kurang memperhatikan pemahaman pada siswatentang pentingnya kerjasama dalam kelompk untukmenyelesaikan suatu masalah.Pembelajaran yang kurang memuaskan hasilnya itujuga disebabkan oleh siswa itu sendiri, yaitu :
1) Sebagian siswa belum memahami hakikat danstrategi dari pembelajaran yang diikuti;
28
2) Dalam kegiatan pembelajaran, siswa banyak yangribut dan tidak memperhatikan penjelasan guru;
3) Siswa kurang aktif dalam diskusi kelompok,tanya jawab, maupun kegiatan lain yang seharusnyadilakukan siswa.Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan lagi yang dapat meningkatkan hasilbelajar siswa, yakni pada siklus III.
3. Siklus IIIPelaksanaan siklus III mata pelajaran IPAdilaksanakan pada hari Senin tanggal 26 Oktober2009 diikuti oleh 27 siswa kelas VI yang terdiridari 16 laki-laki dan 11 anak perempuan.Pertemuan ini berlangsung selama 2 x 35 menit.Mengawali pertemuan ini guru melakukan apersepsiyaitu dengan mengadakan tes awal yang tujuannyauntuk menentukan kelompok belajarnya danmenginformasikan hasil tes pada pertemuan minggulalu, serta menyampaikan tujuan pembelajaran yangingin dicapai. Dengan terbentuknya kelompok yangdibentuk pada minggu yang lalu guru mencobamengoptimalkan untuk menggali pengalamannyatentang perkembangbiakan makhluk hidup. Guru
memotivasi siswa dengan bercerita tentangpentingnya memahami perkembangbiakan makhlukhidup, baik hewan maupun tumbuhan. Laludilanjutkan dengan belajar berkelompok dan diskusikelas membahas soal-soal yang ada di LKS, denganmaterinya dibagi perkelompok. Masing-masingkelompok menunjuk salah satu perwakilannya untukmenyampaikan hasil diskusinya didepan kelas, danyang lainmenanggapinya. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan materi. Pada akhir proses
29pembelajaran guru mengadakan evaluasi untukmelihat keberhasilan pada siklus III ini.
Sedangkan untuk mata pelajaran IPS siklus IIImulai hari Rabu tanggal 28 Oktober 2009. Mengawalipertemuan guru melakukan apersepsi dengan bertanyajawab tentang kenampakan Alam Asia Tenggara,seperti nama Selat yang menghubungkan PulauSumatera dengan Malaysia, laut yang memisahkanantara Malaysia Barat dengan Malaysia Timur, dan
sebagainya. Kemudian anak diajak mendiskusikanmateri kenampakan alam Asia Tenggara. Wakil darikelompoknya masing-masing mempresentasikan didepankelas, sementara yang lain menanggapinya. Dalamdiskusi ini guru memberikan arahan dan pancingan-pancingan supaya diskusinya tampak hidup dan harusberani mengemukakan pendapat, jangan takut salah.Dari penampilan siswa tersebut guru memberikanreward (penguatan), kemudian guru bersama siswamenyimpulkan materi. Mengakhiri pertemuan gurumengadakan evaluasi, yaitu untuk mengetahuitingkat keberhasilan siswa dalam mengikutipelajaran.
a. Hasil Observasi Aktivitas SiswaBerdasarkan komentar guru teman sejawat yangmendampingi bahwa pada siklus III ini sudah adapeningkatan yang cukup baik. Pengamatanterhadap aktivitas siswadalam proses pembelajaran oleh teman sejawatdapat dijadikan pertimbangan dalam merefleksidiri. Pada siklus III ini aktivitas siswa dalambelajar tercatat 92,59 % untuk mata pelajaran IPA,dan 96,29 % pada mata pelajaran IPS.
30Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswasudah ada kemajuan dan memperoleh hasil yang cukupsignifikan, yaitu telah tuntas mencapai targetyang ditentukan.
b. Hasil Belajar SiswaData dari tes akhir pada siklus III menunjukkanbahwa siswa memperoleh nilai 65 ke atas pada matapelajaran IPA sebanyak 25 siswa dari 27 siswakeseluruhan atau pencapai 92,59 %. Sedangkan untukmata pelajaran IPS sebanyak 26 anak dari 27 siswakeseluruah atau 96,29 %. Ini berarti kriteriapada siklus III ini baik mata pelajaran IPA maupunIPS keduanya sudah banyak mengalami kemajuan dansudah memenuhi target yang diharapkan, yaitu siswayang mendapat nilai 65 keatas sebesar 85 % ataulebih, dan hasil yang diperolehnya telah sampaipada target yang ditentukan.
c. RefleksiPada akhir siklus III diperoleh hasil belajarsiswa belum memenuhi kriteria keberhasilan yangditetapkan. Berdasarkan hasil pengamatan guru
teman sejawat terdapat beberapa hal yang perludiperhatikan yaitu :Pengelolaan pembelajaran IPA dan IPS dengan metodediskusi pada siklus III sudah lebih baik darisiklus II, dan terjadi peningkatan hasil belajarsiswa yakni sudah memenuhi apa yangdiharapkan, karena terbukti hasil yang dicapai siswa pada mata pelajaran IPAdengan nilai lebih dari 65 sebanyak 25 siswa darijumlah siswakeseluruhan yaitu 27 anak atau mencapai 92,59 %. Sedangkan mata
31pelajaran IPS sebanyak 25 anak dari jumlahkeseluruhan 27 anak atau sebesar 96,29 %.Hal ini menunjukkan bahwa peranan guru dalamproses pembelajaran bukan hanya sebagai pengajar,tetapi lebih ditekankan sebagai fasilitator. Gurumemfasilitasi siswa untuk berhasil denganmemberikan motivasi, dorongan dan pendamping dalamkegiatan pembelajaran.
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas danpembahasannya dapat disimpulan bahwa pembelajaran
dengan melalui pendekatan pembelajran heuristikdapat meningkatkan motivasi dan hasil belajarsiswa jika siswa benar benar termotifasi untumeraih prestasi, peranan guru menjadi sangatpenting sebagai motivator dan fasilitator.
Hal ini ditunjukkan oleh hasil observasi aktivitasdan hasil belajar siswa pada penelitian tindakankelas ini, yaitu:
Tabel 9 : Prosentase Aktivitas dan Hasil Belajar SiswaMata Pelajaran IPA
Tabel 10 : prosentase Aktivitas dan Hasil Belajar SiswaMata Pelajaran IPS
Siklus
Prosentase
Aktivitas
ProsentaseSiswa yang
nilainya 65
Hasil Belajar Siswa
JumlahNilai
Rata-rata
I 40,74% 33,33% 1549 57,37
II 74,07%
66,66%1746 64,66
III 92,59 % 92,59% 2032 75,25
33Tabel 11 : Peningkatan Prosentase Aktivitas dan Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA
SiklusPeningkatanAktiv-itasSiswa (%)
PeningkatanNilai
Siswa 65(%)
PeningkatanHasil Belajar
Siswa
Siklus Ike Siklus
II25,93% 25,93% 9,67
Siklus IIke Siklus
III29,63%
37,04%
13,74
Tabel 12 : Peningkatan Prosentase Aktivitas dan HasilBelajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS
SiklusPeningkatanAktiv-itasSiswa (%)
PeningkatanNilai
Siswa 65(%)
PeningkatanHasil Belajar
Siswa
Siklus Ike Siklus
II33,33 % 33,33 % 7,29
Siklus IIke Siklus
III22,22 % 29,63 % 10,59
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa motivasi danhasil belajar meningkat.
B. SaranBerdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, makadisarankan bahwa dengan menggunakan metode diskusidapat menjadi salah satu alternatif modelpembelajaran yang dapat diterapkan di sekolah gunameningkatkan hasil belajar siswa. Serta hendaknyaguru selalu dapat mengembangkan metodepembelajaran yang menarik dan kreatif yang banyakmelibatkan siswa sebagai upaya pengekspresian daridiri siswa. Dan seyogyanya guru lebih dapatmamainkan peran guru sebagai motivator danfasilitator.
LEMBAR KONSULTASI LAPORAN PKP
1.
Judul Laporan
: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN AHSILBELAJAR SISWA DENGAN METODEDISKUSI EKSPERIMEN PADA MATAPELAJARAN IPA DAN IPS SD
NEGERI V1 PANGGUNG JAYA KEC..RAWAJITU UTARA TAHUN PELAJARAN2009/2010
2. Identitas Peneliti :
N A M A : RITA YURIDANIM
: 814 646 072PROGRAM STUDI : S-1 PGSDMASA UJIAN : 2009.2KELOMPOK BELAJAR : BUMI
DIPASENA
NO HARI/TANGGAL HAL-HAL YANG DIBICARAKAN PARAF
Bumi Dipasena, Nopember 2009
Pembimbing,
DRS. ERI SETIAWAN,M.Si. NIP 1958111019883 1 002
KPK dan FPB merupakan dua topik penting dalam matematika sekolah dasar, karena keduanya digunakan pada penjumlahan dan pengurangan pecahan, dan keduanya banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pembelajaran matematika yang efektif untuk meningkatkan pemahaman materi KPK dan FPB melalui Pendidikan Matematika Realistik (PMR) berbantuan bilangan kalender di kelas V SD Negeri Mojorejo 02 Batu.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dimulai dengan merencanakan, memberi tindakan, mengamati, dan merefleksi. Kegiatan merencanakan adalah menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian, kemudian memvalidasinya, serta membentuk kelompok belajar. Kegiatan memberi tindakan adalah pembelajaran KPK dan FPB melalui Pendidikan Matematika Realistik (PMR) berbantuan bilangan kalender seperti yang terlampir pada RPP. Kegiatan mengamati dilakukan oleh dua orang pengamat secara bersamaan dengan peneliti melakukan tindakan. Kegiatan merefleksi dilakukan berdasarkan hasil pengamatan, kemudian mengambil kesimpulan apakah pemahaman siswa terhadap materi KPK sudah meningkat atau belum.
Kegiatan guru dalam penerapan pembelajaran matematika yang efektif untuk meningkatkan pemahaman materi KPK dan FPB melalui Pendidikan Matematika Realistik (PMR) berbantuan bilangan kalender terdiri daritiga tahap: (1) tahap awal, meliputi menyampaikan tujuan
pembelajaran, menjelaskan pentingnya mempelajari materi KPK dan FPB,dan memberikan motivasi berupa pertanyaan yang menantang, (2) tahap inti, meliputi meminta siswa berkelompok, memberikan bahan manipulatif kalender, memberikan dan menjelaskan masalah kontekstual, meminta siswa menyelesaikan masalah kontekstual menggunakan bilangan kalender, meminta siswa mempresentasikan cara menyelesaikannya menggunakan bilangan kalender dan simbol matematikaformal, mendiskusikan jawaban bersama-sama, dan (3) tahap akhir, meliputi membuat kesimpulan dan memberikan kuis untuk mengecek pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari.
Kriteria keberhasilan yang ditetapkan peneliti adalah minimal 75% dari jumlah siswa dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 60, dan minimal 65% dari jumlah siswa menjawab benar secara konseptual, prosedural, dan kalkulasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa pada pembelajaran KPK dan FPB melalui Pendidikan Matematika Realistik (PMR) berbantuan bilangan kalender telah meningkat. Kriteria keberhasilan telah tercapai pada siklus II, secara lebih rinci persentase pencapaian kriteria keberhasilan penelitian adalah sebagai berikut.
Persentase siswa yang sudah mencapai KKM adalah sebesar 83%.
Persentase siswa yang tidak melakukan kesalahan konsep adalah sebesar 73%.
Persentase siswa yang tidak melakukan kesalahan prosedur adalah sebesar 70%.
Presentase siswa yang tidak melakukan kesalahan kalkulasi adalah sebesar 70%.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui Pendidikan Matematika Realistik (PMR) berbantuan bilangan kalender, efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi KPK dan FPB. Peneliti menyarankan beberapa hal kepada guru yang akan menerapkan pembelajaran menggunakan bahan manipulatif, yaitu (1) hendaknya mempersiapkan siswa terlebih dahuludengan simulasi agar siswa lebih siap untuk mengikuti pembelajaran, (2) mengetahui dengan jelas siswa yang sering membuat kegaduhan di
kelas agar tidak dikumpulkan dengan siswa yang sama, (3) hendaknya bersikap lebih tegas terhadap siswa yang gaduh seperti dengan memberikan peringatan maupun sanksi, dan (4) hendaknya memotivasi siswa yang pasif agar turut berpartisipasi di dalam kelompoknya.
BEBERAPA KENDALA SISWA DALAM MENYELESAIKANPEMECAHAN MASALAH ( PROBLEM SOLVING )PADA POKOK BAHASAN FPB DAN KPK
ABSTRAKSih Yunika Purbawati, A 4100300173, Jurusan Pendidikan Matematika,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2006, 90 halaman.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendala siswa dalammenyelesaikan pemecahan masalah pada pokok bahasan FPB dan KPK yangdialami oleh siswa kelas VA SD Negeri Kleco 02 tahun ajaran 2006/2007. Subjekpenelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VASD Negeri Kleco 02 yangberjumlah 35 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metodetes, metode wawancara dan metode dokumentasi. Tes di sini adalah berupa soalcerita matematika pokok bahasan FPB dan KPK. Analisisdata yang digunakandalam penelitian ini adalah non statistik dengan presentase. Setelah melakukananalisis terhadap data yang diperoleh maka didapat presentase tiap jenis kendala,yakni kendala dalam memahami materi pada penggunaan konsep sebesar 37,14%
tergolong rendah, kendala dalam menganalisis soal danmengaplikasikan rumussebesar 48% tergolong cukup dan kendala dalam aspek prasyarat pada komputasiatau menghitung sebesar 45,71% tergolong cukup.Kata kunci : pemecahan masalah, kendala siswa
BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahTujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsadan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Manusia seutuhnyaadalah manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esadan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan,kesejahteraan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri sertarasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan meningkatkan mutupendidikan. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan denganmemperbaiki kurikulum pendidikan yang ada, memperbaharui proses belajarmengajar, menganalisis hasil belajar siswa serta mengatasi permasalahan –permasalahan yang ada dalam pendidikan.Dalam pendidikan matematika juga banyak terdapat masalah. Masalahumum matematika yang banyak orang awam tahu seperti rendahnya dayasaing di ajang internasional, rendahnya rata – rata NEM nasional yaitu paling
rendah dibanding pelajaran lainnya dan untuk sekolah menengah selalu dibawah 5,0 skala 1-10 ( Zulkardi : 2005 ). Menurut laporan Third InternationalMathenatics and Science Student /TIMSS ( 1999 ) yang merupakan kriteriaacuan, rendahnya daya saing murid Indonesia di ajang internasional, Indonesiadi peringkat ke 34 dari 38 negara. Hal ini menunjukkan betapa lemahnyakemampuan penguasaan matematika di negara kita. Sertarendahnya minatbelajar matematika disebabkan matematika terasa sulitkarena banyak gurumatematika mengajarkan matematika dengan materi dan metode yang tidakmenarik dimana guru menerangkan atau ‘teacher telling’ sementara muridmencatat.Masalah lain yaitu rendahnya kualitas buku paket karena banyakditulis tanpa melibatkan orang pendidikan matematika atau guru matematika,buruknya sistem evaluasi yang hanya mengejar solusi namun mengabaikanproses pembuatannya serta kurang tertatanya kurikulummatematika. Selainitu proses pembelajaran matematika di sekolah masih menggunakanpendekatan tradisional atau mekanistik, yakni seorangguru secara aktifmengajarkan matematika kemudian memberikan contoh danlatihan, di sisilain siswa berfungsi seperti mesin , mereka mendengar, mencatat, danmengerjakan latihan yang diberikan guru. Menurut
Abbas (2002) , banyakfaktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar matematika pesertadidik, salah satunya adalah ketidaktepatan penggunaanmodel pembelajaranyang digunakan oleh guru di kelas. Kenyataan menunjukkan bahwa selama inikebanyakan guru menggunakan model pembelajaran yang bersifatkonvensional dan banyak didominasi guru.Jenning dan Dunne (1999) mengatakan bahwa, kebanyakansiswamengalami kesulitan dalam mengaplikasikan matematika ke dalam situasikehidupan real. Hal lain yang menyebabkan sulitnya matematika bagi siswaadalah karena pembelajaran matematika kurang bermakna. Guru dalampembelajarannya di kelas tidak mengaitkan dengan skema yang telah dimilikioleh siswa dan siswa kurang diberikan kesempatan untuk menemukan kembalidan mengkonstruksi sendiri ide-ide matematika. Mengaitkan pengalamankehidupan nyata anak dengan ide-ide matematika dalam pembelajaran di kelaspenting dilakukan agar pembelajaran bermakna (Soedjadi, 2000; Price,1996;Zamroni, 2000). Konsekwensinya bila siswa diberikan soal yang berbedadengan soal latihan mereka akan membuat kesalahan. Mereka tidak terbiasamemecahkan masalah yang banyak di sekeliling mereka.Permasalahan - permasalahan dalam pendidikan matematika dapatdiatasi dengan melakukan berbagai pendekatan. Salah
satu upaya untukmengatasi permasalahan tersebut di atas adalah denganmelakukan pendekatanpemecahan masalah dalam proses belajar mengajar. Lestariningsih (2004)menyimpulkan bahwa : 1) Ada peningkatan prestasi belajar siswa yangmengalami kesalahan belajar atau kesalahan dalam menyelesaikan soalprogram linier setelah diberikan pengajaran pemecahanmasalah dengan polalatihan interaktif ; 2) Pola latihan interaktif dapatmerangsang siswa untukaktif bertanya mengenai model matematis pokok bahasanprogram linier;3) Proses belajar mengajar akan lebih bermakna apabila guru dan siswa sama– sama aktif dalam proses pembelajaran. Sedangkan menurut Handayani(2005) ada peningkatan kognitif siswa melalui problemsolving dalampembelajaran matematika yaitu peningkatan keaktifan, kemandirian dankemampuan matematika.Pendekatan pemecahan masalah bertujuan untuk memberikankesempatan kepada siswa menyelidiki sendiri masalah-masalah nyata dalamkehidupan dengan menggunakan metode ilmiah. Sedangkanpemecahanmasalah dalam matematika tidak bisa dipisahkan dari penerapan matematikadalam berbagai situasi nyata. Dengan demikian pemecahan masalah menjadisangat penting dalam menumbuhkan kemampuan untuk menerapkan
matematika serta untuk mencapai hasil belajar yang optimal.Setiap pendekatan pembelajaran dan selama kegiatan belajar ituberlangsung pasti memiliki kendala, tidak sedikit siswa akan menemuikendala dalam proses belajarnya. Kendala-kendala itulah yang dimakuddengan problema yang menghambat proses tercapainya tujuan belajar.Kendala atau problema yang dialami setiap siswa tidaksama, karenasetiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaanindividual ini pulalahyang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan anak didik.Dalam rangka memberikan bimbingan yang tepat kepada setiap siswa, makaguru perlu memahami masalah-masalah yang berhubungan dengan kendalakendala.Pokok bahasan FPB dan KPK merupakan salah satu pokok bahasankelas VI SD. Pada siswa yang diajarkan materi FPB danKPK, masih terdapatbanyak siswa yang mengalami kendala dalam menyelesaikan pemecahanmasalah. Salah satu sumber penyebab kendala tersebut adalah pada aspekkognitif siswa. Murtadlo ( 2005 ) menyimpulkan bahwa letak kesulitan siswadalam belajar meliputi tiga aspek yaitu kesulitan aspekpemahaman materi pelajaran, kesulitan aspek mengaplikasikan rumus dankesulitan menganalisis soal. Sedangkan Maslikhah ( 2005 ) menyimpulkan
bahwa kesalahan belajar siswa juga meliputi tiga hal yaitu kesalahan belajardalam menggunakan konsep, kesalahan belajar dalam aspek prasyarat dankesalahan belajar dalam aspek komputasi atau menghitung.Dengan demikian kendala yang dialami siswa dalam menyelesaikanpemecahan masalah dapat disimpulkan yaitu kendala dalam memahami materipelajaran pada penggunaan konsep dan prinsip, kendaladalam menganalisissoal dan mengaplikasikan rumus serta kendala dalam aspek prasyarat padakomputasi atau menghitung. Adapun kesulitan belajar tersebut sulitdiidentifikasi dan bersifat abstrak, sehingga akan berdampak pada kendalasiswa dalam menyelesaikan pemecahan masalah yang padaakhirnya akanmempengaruhi keberhasilan pembelajaran.B. Identifikasi MasalahDari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas makaidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Masih adanya siswa yang mengalami kendala dalam menyelesaikanpemecahan masalah pada pokok bahasan FPB dan KPK.2. Kemungkinan letak kendala atau problem antara siswa yang satu denganyang lain berbeda.3. Adanya perbedaan kemampuan antara siswa yang satu dengan siswa yanglain.4. Kemungkinan siswa mengalami kendala dalam
menyelesaikan pemecahanmasalah karena salah dalam menangkap konsep, menggunakan ataumenerapkan konsep dan kurangnya siswa menguasai bahanpelajaransebelumnya sebagai aspek prasyarat.C. Pembatasan MasalahPembatasan masalah dalam penelitian ini bertujuan untukmempertegas lingkup yang diteliti agar pokok permasalahan terarah dan dandapat dikaji secara mendalam, maka masalah-masalah tersebut dibatasisebagai berikut:1. Penelitian dilakukan pada siswa SD kelas V semester I.2. Peneliti hanya akan meneliti kendala yang dialami siswa dalammenyelesaikan pemecahan masalah pada pokok bahasan FPB dan KPK.3. Jenis-jenis kendala yang menjadi patokan adalah sebagai berikut:a. Jenis kendala I, yaitu kendala dalam memahami materi pelajaran padapenggunaan konsep.b. Jenis kendala II, yaitu kendala dalam menganalisissoal danmengaplikasikan rumus.c. Jenis kendala III, yaitu kendala dalam aspek prasyarat pada komputasi/menghitung.D. Perumusan MasalahSecara sederhana dapat dikatakan bahwa matematika berkaitan denganide dan konsep-konsep yang abstrak dan tersusun secara hierarkis. Konsep
lanjutan tidak mungkin dapat dipahami sebelum memahami konsepsebelumnya yang menjadi persyaratan. Ini berarti belajar matematika harusbertahap dan berurutan secara sistematis serta harus didasarkan padapengalaman belajar yang lain.Konsep dalam matematika adalah abstrak, maka dalam mempelajarimatematika tidak cukup dengan membaca saja. Untuk dapat memahamiteorema, dalil, sifat maupun definisi memerlukan waktu. Setelah seseorangmempelajari konsep-konsep matematika, perlu adanya ketrampilan ataupunlatihan-latihan dalam menggunakan konsep-konsep tersebut.Dalam penelitian, untuk menentukan suatu kebenaran akan dihadapkansuatu problema yang didalamnya mengandung masalah yang harusdipecahkan seperti halnya dalam pembelajaran materi FPB dan KPK padakelas V semester I, akan dijumpai kendala bagi siswa dalam menerima materiyang disampaikan oleh guru. Jadi yang menjadi permasalahan dalampenelitian ini adalah sebagai berikut:1. Dimana letak kendala siswa dalam menyelesaikan pemecahanmasalah pada pokok bahasan FPB dan KPK dan jenis kendalamana yang dominan yang dialami siswa?2. Apakah ada kendala atau faktor lain yang mempengaruhi siswadalam menyelesaikan pemecahan masalah?
E. Tujuan PenelitianDalam suatu penelitian tujuan merupakan salah satu alat kontrol yangdapat dijadikan petunjuk sehingga penelitian ini dapat berjalan seauai denganyang diinginkan. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Untuk mengetahui letak kendala siswa dalam menyelesaikan pemecahanmasalah pada pokok bahasan FPB dan KPK dan jenis kendala mana yangdominan yang dialami siswa.2. Untuk mengetahui adakah kendala atau faktor lain yang mempengaruhisiswa dalam menyelesaikan pemecahan masalah.F. Manfaat PenelitianDalam penelitian ini diharapkan sasaran yang dituju dapat dicapaisecara maksimum. Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah denganmeningkatnya kemampuan belajar aspek kognitif dapat meningkatkan prestasibelajar siswa untuk pokok bahasan FPB dan KPK. Manfaat yang diharapkandan dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Manfaat TeoritisHasil-hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahanpengetahuan pada tingkatan teoritis kepada pembaca maupun guru dalamupaya meningkatkan prestasi belajar matematika melalui pendekatanpemecahan masalah. Selain itu penelitian ini diharapkan memberikandorongan bagi guru untuk seantiasa memperluas
pengetahuannya danwawasannya mengenai model-model pembelajaran yang kreatif daninovatif.Penelitian dapat dijadikan bahan masukan bahwa keberhasilanproses belajar matematika selain ditentukan oleh metode mengajar yangtepat juga tergantung pada kendala siswa belajar padaaspek kognitif.Dalam penelitian ini juga diharapkan siswa mampu belajar danmencapai cara belajar yang baik untuk memahami materiyang diberikanserta menerapkan konsep-konsep yang diberikan sehingga dapatmengurangi kendala yang ada.2. Manfaat PraktisPenelitian ini diharapkan dapat memberi solusi yang nyata sebagaiupaya mengatasi rendahnya hasil belajar matematika melalui prosespembelajaran dengan pemecahan masalah. Bagi siswa penelitian iniberguna untuk membantu meningkatkan prestasi belajar siswa.Penelitian ini dapat memberi masukan bagi guru maupuncalonguru khususnya pada bidang studi matematika untuk lebih menekankankeaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.G. Definisi Operasonal IstilahSoal pemecahan masalah betujuan untuk memberikan kesempatankepada siswa menyelidiki sendiri masalah-masalah nyata dalam kehidupan
dengan menggunakan metode ilmiah. Dengan demikian pemecahan masalahmenjadi sangat penting dalam menumbuhkan kemampuan untuk menerapkanmatematika serta untuk mencapai hasil belajar yang optimal.Kendala yang dialami siswa dalam menerapkan pendekatanpemecahan masalah dapat berupa aspek kognitif siswa ,yaitu kendala dalammemahami materi pelajaran pada penggunaan konsep, menganalisis soal damengaplikasikan rumus serta kendala dalam aspek prasyarat pada komputasiatau menghitung. Siswa mengalami kendala dalam memahami materipelajaran atau memahami soal, yang meliputi memahami apa yang diketahuidan memahami apa yang ditanyakan ketika siswa tidak mampu menangkapinformasi, konsep atau prinsip yang ada pada soal cerita kemudianmengungkapkan atau merubahnya ke dalam bentuk matematika.Siswa mengalami kendala dalam menganalisis soal danmengaplikasikan rumus atau siswa tidak dapat merencanakan strategi apabilasiswa tidak dapat menentukan rumus yang harus digunakan untukmenyelesaikan soal yang diberikan. Siswa mengalami kendala dalammenghitung atau komputasi atau tidak dapat melaksanakan strategi jika siswatidak dapat menentukan hasil akhir yang diinginkan atau siswa kurang telitidalam menghitung. Dengan kata lain siswa tidak dapat
memeriksa kembalikesesuaian antara soal dengan jawaban.