BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gigi dan rongga mulut merupakan salah satu alat vital yang harus mendapatkan perhatian khusus karena bagian ini dapat mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang. Salah satu cara terbaik untuk mendukung sehatnya gigi dan rongga mulut adalah dengan melakukan perawatan sejak dini. Dengan cara ini kelainan dan gangguan gigi yang timbul dapat dihindari. Lebih lanjut lagi, gigi akan tampak sehat, teratur, rapi dan indah (Rina, 2000). Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain, kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya, sehingga akan mengganggu aktifitas sehari-hari (Pratiwi, 2009). Kerusakan gigi seperti karies (gigi berlubang) pada anak Indonesia terutama anak Todller sangat memprihatinkan (Kusumaningsih, 1999). Menurut
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gigi dan rongga mulut merupakan salah satu alat vital yang harus
mendapatkan perhatian khusus karena bagian ini dapat mempengaruhi kondisi
kesehatan seseorang. Salah satu cara terbaik untuk mendukung sehatnya gigi
dan rongga mulut adalah dengan melakukan perawatan sejak dini. Dengan
cara ini kelainan dan gangguan gigi yang timbul dapat dihindari. Lebih lanjut
lagi, gigi akan tampak sehat, teratur, rapi dan indah (Rina, 2000).
Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain,
kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya,
sehingga akan mengganggu aktifitas sehari-hari (Pratiwi, 2009). Kerusakan
gigi seperti karies (gigi berlubang) pada anak Indonesia terutama anak Todller
sangat memprihatinkan (Kusumaningsih, 1999). Menurut Depkes (2000)
hampir 9-10 anak menderita karies dengan 7 dari 20 gigi yang rusak pada
tahun 1999.
Salah satu faktor yang dapat merusak gigi adalah makanan dan
minuman, yang mana ada yang menyehatkan gigi dan ada pula yang merusak
gigi (Pratiwi, 2009). Upaya kesehatan gigi perlu ditinjau dari aspek
lingkungan, pengetahuan, pendidikan dan kesadaran masyarakat serta
penanganan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan perawatan. Namun
sebagian besar orang mengabaikan kondisi kesehatan gigi secara keseluruhan.
1
Perawatan gigi dianggap tidak terlalu penting padahal manfaatnya sangat vital
dalam menunjang kesehatan dan penampilan (Pratiwi, 2007).
Mulut yang sehat sangat penting bagi kesejahteraan buah hati, senyum
cerah dan penuh percaya diri akan membantu disepanjang hidupnya.
Perawatan gigi tidak berarti hanya memperhatikan gigi sikecil saja tetapi juga
merawat gusi sama pentingnya, karena semuanya merupakan dasar gigi yang
kuat. Selain melakukan kunjungan teratur kedokter gigi dan pola makan
seimbang, cara terbaik untuk mendapatkan mulut sehat adalah dengan
menetapkan kegiatan kebersihan menyeluruh secara rutin sejak bayi (Walters,
2002).
Anak toddler adalah anak usia 1-3 tahun, usia toddler adalah masa
lucu-lucunya anak, tetapi sekaligus masa yang melelahkan bagi orang tua.
Banyak hal yang harus diketahui kita sebagai orang tua karena tingkah laku,
dalam upaya kesehatan gigi anak toddler perlu perawatan gigi yang baik,
supaya gigi tumbuh sehat (Supartini, 2004). Perawatan gigi pada anak sangat
sulit memerlukan waktu dan dana tidak sedikit, oleh sebab itu pencegahan
terhadap karies atau kerusakan gigi yang lama jauh lebih baik dari pada
merawat kerusakan gigi (Suwelo, 1995).
Menurut Handayani (2010) pencegahan kerusakan gigi dapat
dilakukan dengan menyikat gigi setiap habis makan, sehingga membantu
untuk mencegah terjadinya pewarnaan gigi. Berkumur-kumur dengan air
setelah minum-minuman seperti kopi, teh, atau cola ataupun meminumnya
dengan cara menggunakan sedotan sehingga minum-minuman tadi tidak
2
mengenai permukaan gigi depan. Pembersihan gigi rutin, yaitu dengan skeling
dan pemolesan gigi juga bisa mencegah terjadinya pewarnaan pada permukaan
gigi. Pengatahuan pencegahan kerusakan gigi penting bagi ibu.
Pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi akan sangat menentukan status
kesehatan gigi anaknya kelak (Notoatmodjo, 2003). Ibu memegang peranan
penting dalam keluarga, sebagai seorang istri dan ibu dari anak-anaknya. Figur
pertama yang dikenal anak begitu ia lahir adalah ibunya. Maka dari itu,
perilaku dan kebiasaan ibu dapat dicontoh oleh sang anak (Pratiwi, 2009).
Namun tahu saja tidak cukup, perlu diikuti dengan peduli dan bertindak.
Kadang anak yang masih berusia 1-3 tahun sangat sulit untuk disuruh
menyikat gigi sehingga peran ibu sangat penting bagi anak usia toddler
(Pratiwi, 2009). Sekadar perintah mungkin tidak mampu untuk membuat anak
mau menyikat gigi. Tapi kalau ibu mengajak si anak bersama-sama menyikat
gigi, maka anak dapat memperhatikan dan mencontoh kebiasaan ibu (Pratiwi,
2009).
Notoatmodjo cit Fankari (2004), menjelaskan bahwa penyebab
timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat salah satunya
adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Hal
tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan
gigi dan mulut. Anak masih sangat tergantung pada orang dewasa dalam hal
menjaga kebersihan dan kesehatan gigi karena kurangnya pengetahuan anak
mengenai kesehatan gigi dibanding orang dewasa. Anak usia antara 6-12
tahun atau anak usia sekolah masih kurang mengetahui dan mengerti
3
memelihara kebersihan gigi dan mulut, terbukti pada angka nasional untuk
karies gigi usia 12 tahun mencapai 76,62% dengan indeks DMF-T (Decay
Pengetahuan ibu tentang perawatan gigi anak toddler:- masalah
kesehatan gigi pada anak
- penyebab masalah kesehatan gigi
- cara merawat gigi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Variabel independen Variabel dependen
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan
penelitian (Nursalam, 2009). Berdasarkan rumusan masalah yang telah
diuraikan dapat ditarik hipotesis penelitian sebagai berikut:
27
Pengetahuan ibuSikap ibu terhadap
perawatan gigi anak todler
“Ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap ibu terhadap perawatan gigi
pada anak usia toddler“
C. Desain penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional atau
penelitian hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau kelompok
subyek. Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional
yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara variabel
dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada
suatu saat (Notoatmodjo, 2005).
Dikatakan penelitian korelasional karena dalam penelitian ini bertujuan
untuk mencari hubungan antara pengetahuan dengan sikap ibu terhadap
perawatan gigi pada anak usia toddler.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah seluruh subjek dan objek dengan karakteristik
tertentu yang akan diteliti (Alimul, 2003). Populasi dalam penelitian ini
adalah ibu-ibu yang mempunyai anak usia toddler yang berada di Desa
Surodadi dan balita yang jumlah 45 orang.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pengambilan sampel
28
22
27
dilakukan dengan menggunakan sampel jenuh (Sugiono, 2005). Jumlah
sampel dalam penelitian ini sebanyak 45 orang.
Penelitian ini kriteria sampel dapat meliputi kriteria inklusi dan
kriteria eksklusi, dimana kriteria tersebut menentukan dapat atau tidaknya
sampel yang akan digunakan (Alimul, 2003). Sampel dalam penelitian ini
adalah ibu yang mempunyai anak usia toddler yang berada di desa
Surodadi di wilayah Puskesmas Kecamatan Gringsing yang memenuhi
kriteria inklusi.
Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subyek penelitian dapat
mewakili dalam sampel penelitian yang mempunyai syarat-syarat menjadi
sampel (Alimul, 2003).
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
a. Ibu yang mempunyai anak usia toddler yang berada
di desa Surodadi di wilayah Puskesmas Kecamatan Gringsing.
b. Ibu yang bersedia menjadi responden.
c. Ibu yang berpendidikan minimal SD
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subyek penelitian tidak
dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel
penelitian, seperti adanya hambatan etis, menolak menjadi responden atau
suatu keadaan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian
(Riwidigdo, 2008).
Kriteria eksklusi dalam penelitian
29
a. Ibu yang mempunyai anak usia toddler yang berada di desa Surodadi
di wilayah Puskesmas Kecamatan Gringsing saat penelitian tidak ada
b. Ibu yang mempunyai anak usia toddler yang berada di desa Surodadi
di wilayah Puskesmas Kecamatan Gringsing saat penelitian sedang
sakit.
c. Ibu yang mempunyai anak usia toddler yang berada di desa Surodadi
di wilayah Puskesmas Kecamatan Gringsing yang tidak bisa membaca
dan menulis
E. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Tempat penelitian akan dilakukan di desa Surodadi di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan mulai bulan Oktober sampai Maret 2012.
Adapun jadwal kegiatan penelitian terlampir
F. Definisi Operasional, Variabel Penelitian dan skala Pengukuran
VariabelDefinisi
OperasionalAlat ukur Hasil Ukur Skala
30
26
Variabel IndependenPengetahuan ibu tentang perawatan gigi
Sesuatu yang diketahui ibu tentang perawatan gigipada anak toddler, meliputi -masalah kesehatan pada gigi- penyebab masalah kesehatan pada gigi- cara merawat gigi
Kuesioner terdiri dari 15 pernyataan, dengan jawaban benar dan salah, favourabel jawaban ya= 1 salah = 0, sedangkan unfavourabel jawaban ya = 0 salah = 1
Data akan diuji normaliatas, baru dikategorkan apabila :Data normal:Baik > meanTdk Baik < meanData tdk normal :Baik > medianTdk Baik < median
Ordinal
Variabel TerikatSikap ibu dalam perawatan gigi
Perintah atau respon yang akan dilakukan ibu dalam merawat gigi anak, meliputi:- cara merawat gigi yang baik-mengajari menyikat gigi
Kuesioner terdiri dari 10 pertanyaan dengan jawaban ya dan tidak, favourabel jawaban ya= 1 salah = 0, sedangkan unfavourabel jawaban ya = 0 salah = 1
Data akan diuji normaliatas, baru dikategorkan apabila :Data normal:Baik > meanTdk Baik < meanData tdk normal :Baik > medianTdk Baik < median
Ordinal
G. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Dalam pengumpulan data terdapat 2 jenis data yaitu:
a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh melalui pengisian kuesioner atau angket
oleh responden. Yaitu data tentang jawaban dari responden yang
31
meliputi pengetahuan dan sikap ibu dalam merawat gigi anak usia
toddler.
b. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari literatur yang relevan serta sumber-
sumber yang menunjang. Dalam penelitian ini data sekunder yaitu
jumlah ibu yang mempunyai anak usia todller didapat dari data dari
Puskesmas.
2. Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, dimana
responden diminta untuk mengisi kuesioner yang dibagikan dengan
memilih jawaban yang tersedia.
Kuesioner terdiri dari dua bagian yaitu
a. Kuesioner A pengetahuan, jumlah kuesioner ada 15 soal
menggunakan skala Guttman dengan jawaban benar dan salah.
b. Kuesioner B sikap ibu dalam merawat gigi anak usia toddler, jumlah
kuesioner 10 soal menggunakan skala Guttman dengan jawaban ya dan
tidak.
Kisi-kisi kuesioner
No
Parameter Favourabel Unfauvorabel No urut
1 Pengetahuan ibu tentang cara merawat gigi pada anak toddler
1,2,3,5,7,9,10,11,12,13,
4,6,8,14,15 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,
32
14,152 Sikap ibu dalam
merawat gigi pada anak toddler
1,2,5,8,9,10 3,4,6,7, 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
3. Uji Instrumen Penelitian
Untuk menguji apakah instrumen ini dapat dipertanggung jawabkan
atau tidak terlebih dahulu di uji validitas dan reliabilitasnya. Agar
diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran mendekati normal, maka
instrument akan diuji cobakan (Notoatmodjo, 2005).
a. Uji validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Sebuah instrument
dikatakan valid bila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto,
2002).
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan dua cara. Pertama
dengan uji validitas konstruksi (construct validity) yaitu meminta
pendapat dari ahli (judgement experts) yang dibidangnya sesuai
dengan lingkup yang diteliti tentang instrument yang telah disusun
berdasarkan teori variabel yang diteliti. Uji expert akan dilakukan oleh
tenaga ahli sesuai dengan keilmuannya. Instrumen yang peneliti buat
akan di konsultasikan kepada perawat spesialis gigi, perawat spesialis
anak dan dokter gigi. Instrumen mungkin dapat digunakan tanpa
perbaikan, ada perbaikan atau dirombak total, dan jika itemnya
33
dinyatakan gugur atau tidak valid oleh expert maka item dalam lembar
kuesioner tidak akan diikutkan dalam penelitian. Instrumen setelah
disetujui oleh ahli kemudian dilakukan uji coba instrumen pada
sampel dimana uji validitas akan dilakukan untuk mencari suatu
instrumen yang valid. Uji validitas yang kedua dengan menggunakan
uji validitas isi (content validity) yaitu membandingkan antara isi
instrumen dengan isi teori setiap variabel yang diteliti (Sugiyono,
2007).
Uji validitas isi akan dilakukan di desa Banyuputih wilayah kerja
Puskesmas Kabupaten Batang pada bulan Desember kepada ibu yang
mempunyai anak usia toddler dengan jumlah responden untuk uji coba
20 responden.
Untuk mengetahui validitas instrumen dilakukan dengan cara
melakukan korelasi antar skor masing-masing variabel dengan skor
totalnya. Suatu variabel tersebut berkorelasi secara signifikan dengan
skor totalnya (Arikunto, 2002).
Teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi Person
Product Moment, yaitu :
Rxy =
Keterangan :
N : jumlah responden
x : pertanyaan ke-n
y : skor total
34
xy : skor pertanyaan ke-n dikali skor total
Keputusan uji :
Item pertanyaan dikatakan valid apabila r hitung lebih besar
dari r tabel.
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menyatakan sejauh mana alat ukur
dapat dipercaya atau diandalkan (Notoatmodjo, 2005). Uji reliabilitas
dalam penelitian ini menggunakan teknik alpha menggunakan rumus
(Arikunto, 2002).
r11 =
Keterangan :
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
= Jumlah varian butir
= Varian total
Keputusan uji :
Instrumen dikatakan reliabel bila nilai r alpha > 0,600 atau
mendekati 1
H. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
1. Teknik Pengolahan
35
Data yang telah dikumpulkan (data mentah) kemudian diolah.
Pengolahan data dimaksudkan sebagai suatu proses untuk memperoleh
data ringkasan dari data mentah dengan menggunakan cara atau rumus
tertentu. Data tersebut bisa berupa jumlah (total), rata-rata (average),
persentase (percentage), dan sebagainya (Hasan, I, 2002)
Dalam melakukan pengolahan data meliputi langkah-langkah
sebagai berikut
a. Pemeriksaan Data (Editing)
Bertujuan memeriksa kembali data yang dikumpulkan baik
berupa daftar pertanyaan. Apakah lembar kuesioner sudah lengkap.
Editing segera dilakukan di lapangan sehingga apabila ada kekeliruan
segera cepat dilengkapi.
b. Pemberian kode (Coding)
Untuk memudahkan analisa, maka data tersebut perlu diberi
kode angka. Pemberian kode pada data sangat penting jika
pengolahan data dilakukan dengan komputer.
c. Pemberian nilai (scoring)
Setelah pemberian angka selesai kemudian dilakukan scoring
sesuai dengan kriteria yang dibuat peneliti dengan memberikan nilai
pada hasil kuesioner yang telah diisi oleh peneliti.
d. Penyusunan data (tabulating)
Membuat tabulasi dalam kerja memproses data, membuat
tabulasi tidak lain adalah memasukkan data ke tabel-tabel dan
36
mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung, jumlah kasus dalam
berbagai kategori (Arikunto, 2002)
2. Analisa Data
Analisis data menggunakan alat bantu data yang diperoleh kemudian
dianalisa dengan analisis univariate dan analisis bivariate sebagai berikut :
a. Analisis Univariate
Analisis yang digunakan untuk mendiskripsikan masing-masing
variabel, analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari
tiap variabel (Arikunto, 2002). Dalam penelitian ini analisa univariat
dilakukan pada variabel pendidikan, pekerjaan, umur, pengetahuan,
sikap ibu dalam merawat gigi anak usia toddler.
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan dua variabel
yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Penelitian ini menggunakan
analisis bivariat untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel
yaitu: pengetahuan dengan sikap ibu dalam merawat gigi anak usia
toddler.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan dan menguji
hipotesis antara dua variabel atau lebih, maka untuk menguji hipotesis
digunakan pengujian statistik dengan menggunakan chi-square atau
chi Kuadrat, yaitu :
X2 =
37
Dimana :
X2 : chi square (chi kuadrat)
fo : frekuensi yang diobservasi
fh : frekuensi yang diharapkan
I. Etika Penelitian
1. Informed consent (persetujuan)
Persetujuan ini diberikan kepada responden yang diteliti dan telah
memenuhi kriteria. Subyek yang menolak menjadi responden maka
peneliti tidak bisa memaksa dan tetap menghormati hak-haknya.
2. Anonimity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan nama
responden dan hanya diberi kode.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok
data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian (Notoatmodjo,