BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menyiapkan diri dalam perananya dimasa akan datang. Pendidikan dilakukan tanpa ada batasan usia, ruang dan waktu yang tidak dimulai atau diakhiri di sekolah, tetapi diawali dalam keluarga dilanjutkan dalam lingkungan sekolah dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat, yang hasilnya digunakan untuk membangun kehidupan pribadi agama, masyarakat, keluarga dan negara. Merupakan suatu kenyataan bahwa pemerintah dalam hal ini diwakili lembaga yang bertanggung jawab didalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia, akan tetapi pendidikan menjadi tanggung jawab keluarga, sekolah dan masyarakat yang sering disebut dengan Tri Pusat Pendidikan. Salah satu keprihatinan yang dilontarkan banyak kalangan adalah mengenai rendahnya mutu pendidikan atau
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menyiapkan diri dalam
perananya dimasa akan datang. Pendidikan dilakukan tanpa ada batasan usia, ruang
dan waktu yang tidak dimulai atau diakhiri di sekolah, tetapi diawali dalam keluarga
dilanjutkan dalam lingkungan sekolah dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat,
yang hasilnya digunakan untuk membangun kehidupan pribadi agama, masyarakat,
keluarga dan negara. Merupakan suatu kenyataan bahwa pemerintah dalam hal ini
diwakili lembaga yang bertanggung jawab didalam pelaksanaan pendidikan di
Indonesia, akan tetapi pendidikan menjadi tanggung jawab keluarga, sekolah dan
masyarakat yang sering disebut dengan Tri Pusat Pendidikan.
Salah satu keprihatinan yang dilontarkan banyak kalangan adalah mengenai
rendahnya mutu pendidikan atau Out Put yang dihasilkan oleh lembaga-lembaga
pendidikan formal. Dalam hal ini yang menjadi kambing hitam adalah guru dan
lembaga pendidikan tersebut, orang tua tidak memandang aspek keluarga dan kondisi
lingkungannya. Padahal lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar sangat
menentukan terhadap keberhasilan pendidikan. Salah satu bidang pengajaran yang
dilaksanakan disekolah adalah pengajaran matematika.
Matematika sebagai salah satu pengetauhan dasar dewasa ini telah
berkembang amat pesat, baik materi maupun kegunaannya. Matematika yang
diajarkan di sekolah terdiri atas bagian –bagian matematika yang dipilih guna
menumbuh kembangkan kemampuan-kemampuan dan membentuk pribadi siswa
secara terpadu pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi(IPTEK). Ini
berarti bahwa matematika di sekolah selain memiliki objek abstrak, memiliki pola
pikir yang deduktif dan konsisten, juga tidak bisa dipisahkan dari perkembangan
IPTEK.
Dalam kegiatan belajar mengajar, seringkali seorang siswa tidak dapat
menyelesaikan masalah (soal) dengan tuntas, karena ketidak mampuan mereka
memahami (mengingat) konsep-konsep dasar matematika yang pernah mereka
terima, maka tugas para guru untuk menanam keyakinan pada diri siswa bahwa
matematika sesuatu yang menyenangkan dan menarik untuk dipelajari dan harus
ditanam sejak dini, seperti diungkapkan oleh Simajuntak (1993:60): “ Hendaklah
sejak dini konsep-konsep matematika ini dapat diajarkan oleh guru dengan metode
penyampaian yang tepat sehingga siswa diharapkan dapat menguasai dengan baik
meteri matematika yang selanjutnya dapat menjadi dasar untuk materi selanjutnya
yang lebih sukar”.
Peranan guru sangat diperlukan dalam memilih metode yang tepat dalam
mengajarkan suatu pokok bahasan agar siswa lebih termotivasi dan dapat
mengaktifkan siswa dalam belajar matematika. Dengan demikian siswa akan
memperoleh hasil belajar seperti yang diharapkan yaitu 85% siswa dapat tuntas dalam
belajar. Sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa disekolah tersebut.
Pengajaran matematika di Sekolah Dasar dimulai dengan memperkenalkan
kepada murid tentang dasar operasi hitung terhadap bilangan seperti penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian yang semuanya itu merupakan kemampuan
dasar dalam mempelajari matematika. Materi ini harus dikuasai oleh murid agar
untuk mempelajari materi selanjutnya yang lebih sukar tidak mengalami kendala.
Mengenai penguasaan belajar ini, Nasution (dalam Witriah, 2002:2) menyatakan
bahwa:
Jika banyak kekurangan terdapat dalam penguasaan anak tentang bahan
sebelumnya maka sukar sekali mengajar anak itu sampai tingkat penguasaan
penuh, lebih-lebih pada tingkat yang lebih tinggi. Misalnya murid yang tidak
menguasai dasar-dasar matematika SD dan SMP akan payah sekali dibawa
sampai penguasaan penuh pada tingkat SMA.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dikatakan bahwa untuk menguasai
operasi hitung terhadap bilngan yang terdapat dijenjang yang lebih lanjut, siswa
terlebih dahulu harus menguasai operasi hitung yang terdapat di Sekolah Dasar (SD).
Selain menguasai operasi hitung siswa juga diharapkan terampil menggunakan
operasi hitung dalam menyelesaikan masalah dalam matematika dan masalah-
masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan kenyataan yang terjadi di SD Negeri 1 Dewantara, pada proses
belajar mengajar masih banyak terlihat siswa yang main-main di kelas dan kurang
menyenangi pelajaran matematika. Sehingga prestasi belajar matematika siswa bayak
yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM). Bedasarkan pengamatan
hal ini terjadi karena siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang masih
berlangsung satu arah dan berpusat pada guru. Siswa hanya dituntut untuk mendengar
dan menyelesaikan sejumah soal yang ada dalam buku paket.
Salah satu alternatif agar pembelajaran matematika dapat berjalan efektif dan
dapat meningkatkan prestasi adalah melalui penggunaan alat peraga. Alat peraga
sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian
dengan judul “Melalui penggunaan alat peraga dari kulit kerang dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas awal materi penjumlahan dua
bilangan pelajaran Matematika pada SD Negeri 1 Dewantara”
1.2 Kajian Pustaka
1.2.1 Pengertian Belajar dan Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu kegiatan perubahan atau interaksi terhadap
lingkungan. Kegiatan belajar dapat dilaksanakan di sekolah dan di luar sekolah.
Disekolah kegiatan belajar dapat dilaksanakan dengan teratur dan berbeda dengan
proses belajar yang berlangsung di luar sekolah. Pada hakikatnya belajar merupakan
proses perubahan tingkah laku yang terjadi melalui pelatihan dan pengalaman.
Kegiatan belajar dapat dibina oleh orang-orang yang memiliki pengetahuan dan
ketrampilan. Pembina kegiatan belajar yang dilakukan oleh guru lebih sempurna
dibandingkan dengan dilakukan diluar sekolah. Kesempurnaan tersebut dapat dilihat
antara lain dari segi guru menyajikan ilmu pengetahuan kepada anak didik dengan
menggunakan pendekatan yang tepat, kemudian guru mengadakan penilaian terhadap
pengetahuan yang telah diberikan.
Prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai dari hasil pengembangan mata
pelajaran yang biasanya ditandai dengan perolehan nilai yang baik dan memuaskan.
Istilah prestasi belajar sering juga disebut indeks prestasi. Hal ini sejalan dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Slameto (2003:199) : “indeks prestasi adalah nilai
kredit rata-rata yang merupakan satuan nilai-nilai akhir yang menggambarkan mutu
penyelesaian suatu program belajar”. Beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa antara lain faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern) yaitu
kecerdasan, bakat, minat dan motivasi. Kemudian faktor yang terdiri dari luar diri
siswa (faktor ekstern) yaitu keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.
1.2.2 Alat Peraga
Dalam proses belajar mengajar alat peraga memegang peranan penting
sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Proses
belajar mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan,
metode dan alat, serta evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak
bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau tehnik untuk
mengantarkan sebagai bahan pelajaran agar sampai tujuan. Dalam pencapain tersebut,
peranan alat bantu atau alat peraga memegang peranan yang penting sebab dengan
adanya alat peraga ini bahan dengan mudah dapat dipahami oleh siswa. Menurut
Sudjana 2009, Alat Peraga Pendidikan adalah suatu alat yang dapat diserap oleh
mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa
lebih efektif dan efisien.
Alat peraga sering mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan
membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien. Faizal, 2010,
mendefinisikan Alat Peraga Pendidikan sebagai instrument audio maupun visual yang
digunakan untuk membantu proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan
membangkitkan minat siswa dalam mendalami suatu materi.
1.2.3 Macam-macam Alat Peraga
Beberapa contoh alat peraga yang dapat digunakan dalam prose belajar
mengajar antara lain:
a. Gambar
Gambar adalah suatu bentuk alat peraga yang nampaknya saling dikenal dan
saling dipakai, karena gambar disenangi oleh anak berbagai umur, diperoleh dalam
keadaan siap pakai, dan tidak menyita waktu persiapan.