7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
1/62
ANALISIS DAN USULAN IMPROVEMENTMESIN AUTO CASEPACKING SKM KALENG CERMEXLINEB
LAPORANDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
Kelulusan Kuliah Kerja Industri semester 6
Disusun oleh
MUHAMMAD FARIS NAUFAL1710005
SEKOLAH TINGGI TEKNIK ATLAS NUSANTARA MALANGPROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
2013
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
2/62
ANALISIS DAN USULAN IMPROVEMENTMESIN AUTO CASEPACKING SKM KALENG CERMEXLINEB
Disusun oleh
MUHAMMAD FARIS NAUFAL1710005
Telah disetujui dosen pembimbingTanggal 25 Juli 2013
DosenPembimbing I Pembimbing II
Pradistya Avianda, ST. Drs. Widiharso, MT.
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
3/62
ANALISIS DAN USULAN IMPROVEMENTMESIN AUTO CASEPACKING SKM KALENG CERMEXLINEB
Disusun oleh
MUHAMMAD FARIS NAUFAL1710005
Laporan ini telah diuji pada tanggal : 1 Agustus 2013
Penguji
Penguji I Penguji II
Dharmawan, S.ST Drs. H. Tejo Marjuki, ST., MT
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
4/62
i
PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayahNya , penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul
Analisis dan Usulan Improvement Mesin Auto case packing Kaleng Cermex
Line B
Laporan ini disusun dengan tujuan memberikan informasi tentang
rejected product dalam sebuah mesin dan bagaimana menguranginya pada
Mesin Auto case packing Kaleng Cermex Line B. Tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak pihak yang telah membantu
pembuatan laporan ini, antara lain :
1. Bapak Ahmad Fauzi, selaku Factory Manager PT. Indolakto FactoryPurwosari atas izin dan fasilitas yang diberikan selama pelaksanaan
KKI tahap II.
2. Pradistya Avianda, ST, selaku Pembina dan Supervisor [(( CI & SHE)
Continous Improvement & Safety Health & Environment)] PT.
Indolakto Factory Purwosari atas segala kesempatan, bimbingan dan
bantuan yang diberikan selama KKI.
3. Temanteman Genset dan Workshop,
4. Pak Neidik selaku Supervisor Workshop yang telah memberikan
fasiltias di Workshop.
5. Pak Seda selaku Supervisor Utility yang telah memberikan
pengalamannya dan tawaran kerja.
6. Pak Andik selaku Automation PT. Indolakto Facotry Purwosari yang
telah memberikan pengetahuan, bimbingan dan saran.
7. Yang terhormat Drs. Widiharso, MT. selaku dosen pembimbing KKI
JP VEDC Malang.
8. Orang tua dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
5/62
ii
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan saran.
Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna dalam memberikan informasii
serta tambahan pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
6/62
iii
DAFTAR ISIHalaman
PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL viii
ABSTRAK ix
PROFIL PERUSAHAAN x
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi dan Pembatasan Masalah 21.3. Rumusan Masalah 2
1.4. Tujuan Penulisan 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1. BagianAuto case packing SKM Kaleng Line B 3
2.1.1. Konveyor Kaleng 3
2.1.2. Alur Kaleng 3
2.1.3. StopperKaleng 4
2.1.4. Vacuum Kaleng 5
2.1.5. Konveyor Penampung Karton 6
2.1.6. Konveyor Karton 6
2.1.7. Injector Glue Karton 7
2.1.8. Silinder Karton 8
2.1.9. Coding Karton 9
2.2. PLC (Progammable Logic Control) 10
2.3. Motor 3phase 11
2.3.1. Konstruksi Motor 3 Phase 11
2.3.2. Stator 11
2.3.3. Rotor 12
2.3.4. Prinsip Kerja Moor 3 Phase 13
2.3.5. Sistem 3 Phase 13
2.4. Motor Servo 162.4.1. Pemberian sinyal Motor Servo 17
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
7/62
iv
2.5. Sensor 17
2.5.1. Sensor Proximity 18
2.5.1.1. Inductive Proximity 18
2.5.1.2. Capacitive Proximity 18
2.5.3. Photo Electric 19
2.5.4. Reed switch 21
2.6. Silinder Pneumatik 22
2.6.1. Silinder kerja tunggal 22
2.6.1.1. Konstruksi 23
2.6.1.2. Prinsip kerja 24
2.6.2. Silinder ganda 25
2.6.2.1. Konstruksi 25
2.6.2.2. Prinsip kerja 25
2.6.2.3. Macam-macam silinder kerja ganda 26
2.6.2.4. Silinder dengan peredam diakhiri langkah 27
2.7. Gaya piston 28
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN 29
3.1. Cara KerjaAuto case packingSKM Kaleng LineB 29
3.2. Posisi Sensor, Silinder dan Motor 30
3.3. FlowchartAuto case packingSKM Kaleng LineB 35
3.4. Laporan di Lapangan 36
3.4.1. Laporan Penelitian di Line 36
3.4.2. Pembahasan Masalah 37
3.4.2.1. Label kaleng lepas di karton setelah mesin cermex
37
3.4.2.2. Label kaleng lepas setelah mesin labeller 37
3.4.2.3. Kaleng susu keluar karton 38
3.4.2.4. Isi kaleng susu di karton kurang 38
3.4.2.5. Label kaleng susu double 39
3.4.2.6. Label kaleng susu robek 39
3.5. Usulan Improvement 39
3.5.1. Penambahan sensor pendeteksi label kaleng rusakdan rejector di mesin Auto case packing Cermex 39
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
8/62
v
3.5.1.2. Perencanaan pemasangan sensor 40
3.5.2. Pemasangan sensor pendeteksi dan silinder untuk
penyortiran kaleng di konveyor mesin labeller 45
3.5.2.1. Perencanaan pemasangan sensor 47
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 50
4.1. KESIMPULAN 50
4.2. SARAN 50
DAFTAR PUSTAKA 51
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
9/62
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Sketsa konveyor 3
Gambar 2.2 Sketsa alur kaleng 4
Gambar 2.3 Sketsa Stopper Kaleng 4
Gambar 2.4 Sketsa vacuum kaleng 5
Gambar 2.5 Sketsa konveyor penampung karton 6
Gambar 2.6 Sketsa konveyor karton 6
Gambar 2.7 Sketsa step pembentukan karton 7
Gambar 2.8 Sketsa injector glue karton 8
Gambar 2.9 Sketsa silinder karton 8
Gambar 2.10 Sketsa coding karton 9
Gambar 2.11 Sketsa Motor 3phase 11
Gambar 2.12 Konstruksi belitan stator motor induksi 3phase 11
Gambar 2.13 Konstruksi rotor sangkar 12
Gambar 2.14 Konstruksi rotor lilit 12
Gambar 2.15 Sistem 3phase 13
Gambar 2.16 Hubungan bintang (Y) 14
Gambar 2.17 Hubungan Segitiga (delta,) 15
Gambar 2.18 Motor Servo 17
Gambar 2.19 Flush 18
Gambar 2.20 Non Flush 18
Gambar 2.21 Thru-beam 19
Gambar 2.22 Reflex 19
Gambar 2.23 Polarized Reflex 20
Gambar 2.24DIfuse 20
Gambar 2.25 Diffuse With Background Suppression 20
Gambar 2.26 Sensor Reed Switch 21
Gambar 2.27 Medan Magnet 21
Gambar 2.28 Simbol silinder 22
Gambar 2.29 Simbol komponen motor 23
Gambar 2.30 Konstruksi silinder kerja tunggal 24
Gambar 2.31 Konstruksi silinder kerja ganda 25Gambar 2.32 Macam-macam silinder kerja ganda 26
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
10/62
vii
Gambar 2.33 Silinder kerja ganda dengan bantalan udara 27
Gambar 3.1 Sketsa posisi sensor,silinder dan motor 30
Gambar 3.2 FlowchartAuto case packingSKM Kaleng LineB 35
Gambar 3.3 Diagram batang rejected product 36
Gambar 3.4 Sketsa pengukuran jarak antar kaleng 40
Gambar 3.5 Sketsa penempatan posisi sensor 40
Gambar 3.6 Sensor warna 41
Gambar 3.7 Sketsa sensing sensor 41
Gambar 3.8 Sketsa pengaturan jarak 42
Gambar 3.9 Sketsa sistem rejector 42
Gambar 3.10 Flowchartrejector cermex 43
Gambar 3.11 Rangkaian elektrik rejector 44
Gambar 3.12 Sketsa pengukuran konveyor dan jarak 45
Gambar 3.13 Sketsa sensing sensor 45
Gambar 3.14 Sketsa pengaturan jarak sensor 46
Gambar 3.15 Sketsa sistem rejector 46
Gambar 3.16 Flowchartrejector labeller 47
Gambar 3.17 Rangkaian elektrik 48
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
11/62
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Posisi Sensor 30
Tabel 3.2 Posisi Motor 32
Tabel 3.3 Posisi silinder 33
Tabel 3.4 Laporan penelitian dilapangan 36
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
12/62
ix
ABSTRAKSI
Muhammad Faris Naufal, 2013, Program Studi Teknik Elektro, KonsentrasiOtomasi Industri, Sekolah Tinggi Teknik Atlas Nusantara Malang,Analisis Dan Usulan Improvement Mesin Auto case packing Kaleng
Cermex Line B, PT. Indolakto Factory Purwosari, Pembimbing I:Pradistya Avianda, ST, Pembimbing II: Drs. Widiharso,MT.
Keyword : Rejected Product, improvement, machine analyzer, auto casepacking.
Seiring dengan berkembangnya jaman, kebutuhan di bidang teknologijuga ikut berkembang pesat. Hal ini di buktikan dengan fakta di lapangan bahwahampir semua industri membutuhkan mesin-mesin yang handal dan canggih.Akan tetapi sistem yang digunakan pada mesin industri seringkali masih belumsempurna, sehingga membutuhkan seorang analysis machine untuk
menganalisa kelemahan dari mesin industri tersebut.Penulisan laporan ini bertujuan untuk menganalisa kinerja pada sebuah
mesin yang berpengaruh terhadap Rejected Productdan efisiensi pada sebuahmesin. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa yang dibutuhkan untuk analisa,improvementadalah machine analyzer. untuk mengetahui permasalahan yangterjadi pada sebuah mesin. Dalam hal ini salah satu mesin yang diamati adalahMesinAuto case packingSKM Kaleng LineB. Karena padaAuto case packingSKM Kaleng Line B tersebut sering terjadi Rejected Product.Terutama padasistem mekanik mesin tersebut.
Metode pengambilan data pada analisis permasalahan Mesin Auto casepackingSKM Kaleng LineB ini menggunakan metode check sheetdengan listtroublemesin cermex. Dimana metode ini juga di gunakan untuk menganalisispermasalahan lain pada mesinAuto case packing.
Hasil dari analisa di lapangan pada Mesin Auto case packing SKMKaleng Line B di ketahui sering terjadi penurunan kinerja berupa rejectedproduct.
Dari analisa pada Mesin Auto case packingSKM Kaleng LineB dapat disimpulkan bahwa sistem mekanik yang kurang sempurna pada prosespengeleman label kaleng susu di mesin labeller karena tidak ada parameterseting yang baku. Penyortiran kaleng susu tanpa label masih menggunakansistem manual dengan menggunakan tenaga operator. Tidak ada pendeteksian
kaleng susu tanpa label di mesin auto case packingcermex, Oleh karena itu disarankan adanya Penambahan sensor deteksi label kaleng rusak dan rejectordi mesin auto case packingcermex Pemasangan sensor deteksi dan rejectorkaleng tanpa label di konveyor setelah mesin labeller Ditetapkan parameterseting yang standart / baku dengan melakukan penelitian di line, ketika mesinberjalan lancar tanpa troubletersebut yang dapat digunakan sebagai parameterseting acuan. Penelitian dilakukan secara berkelanjutan samapai dapatditetapkan parameter seting acuan yang standart / baku.
xi +50 hal: 50 gbr. Bibliografi: 9(20042011)
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
13/62
x
PROFIL INDUSTRI
Head Office
Jl Raya Siliwangi RT 006/06 Cicurug
Kode pos : 43359
Nomor Faks : 0266 732868
Telepon : 0266 731650 - 0266 732868 - 0266 732869 - 0266 732870
Factory
Jl. Raya Purwosari KM 62, Desa Tejowangi , Purwosari - Pasuruan , Jawa
Timur .
Telp. 0343-611466
Perusahaan
PT Australia Indonesian Milk Industries (dikenal sebagai PT INDOMILK)
berdiri sejak tahun 1967, merupakan penanaman modal asing dan pelopor
dalam pembuatan susu kental manis secara modern di Indonesia. Tahun 1986
PT INDOMILK memperoleh status Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
dan setelah perubahan status ini meluncurkan produk susu kental manis CAP
ENAAK. Selain itu juga masih banyak lagi merek merek produksi Indomilk
diantaranya Tiga Sapi, Orchid Butter, dan Indoeskrim.
INDOMILK Dairy Group terdiri dari:
1. PT Australia Indonesian Milk Industries ( PT INDOMILK ), Susu Kental
Manis, Susu Pasteurisasi, Mentega serta Susu Cair Steril.
2. PT Indomurni Dairy Industries, Susu Pasteurisasi, Set Yoghurt dan
Yoghurt Drink dan Susu Cair Steril.
3. PT Indoeskrim, Es krim.
4. PT Alam Sumbervita, Distributor untuk Produk yang memerlukan
pendingin.
5. PT Ultrindo, Susu Bubuk.
6. PT INDOLAKTO, Susu Kental Manis dan Susu Ultra High Temperature.
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
14/62
xi
Untuk memperkuat sinergi dalam badan perusahaan, maka pada bulan
April 2008 dilakukan merger terhadap PT Australia Indonesian Milk Industries
(PT INDOMILK), PT Indomurni Dairy Industries, PT Ultrindo, PT INDOLAKTO
dan PT Indoeskrim ke dalam satu payung usaha, yaitu PT INDOLAKTO.
PT Indolakto Factory Purwosari bergerak di bidang pengolahan susu
dengan produk utamanya adalah susu kental manis ( SKM) dan susu cair
(UHT).
Project New East Purwosari, Perusahaan kedua di Jawa Timur. Pabrik
PT Indolakto Factory Purwosari adalah pabrik kelima yang didirikan oleh Grup
PT Indolakto. Terletak di Jl. Surabaya Malang, Purwosari. Berbatasan langsung
dengan Desa Tejowangi dan Dusun Kemirahan. Berada di kecamatan
Purwosari , Kabupaten Pasuruan.
Bidang kerja/Spesialisasi
Otomasi Industri
Mekatronika Industri
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
15/62
1
BAB IPENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
PT. Indolakto Factory Purwosari, Perusahaan yang bergerak dibidang
food and baverageyang difokuskan pada pembuatan susu. Dalam Industri ini
memproses mulai dari pembuatan susu sampai dengan pengepakan susu.
Dalam penelitian dilapangan pada mesin pengepakan sering terjadi Rejected
Product. Hal iniditunjukkan adanya data pendukung terjadinya rejected product
dengan List TroubleMesin Cermex dari seorang analyzer machine (terlampir)
setiap dua jam. Rentetan masalah yang ada diakibatkan oleh mesin Labeller
yang kurang sempurna dalam proses penempelan label ke kaleng susu.
Pada Line Packaging yang ada dilapangan mesin harus berjalan normal
sesuai target produksi yang layak untuk dipasarkan ke konsumen. mesin
labeller dalam proses penglabelan harus lebih stabil sehingga tidak
mengakibatkan Rejected Product yang begitu banyak yang terjadi dilapangan.
Berdasarkan data dan analisa mesin tersebut, maka dapat kita gunakan
sebagai acuan usulan improvementdengan melakukan penambahan RejectorProduct sehingga penyortiran Reject Product dilakukan secara otomatis tanpa
menggunakan tenaga manusia dan melakukan penelitian dilapangan untuk
mendapakan parameter pengaturan yang baku agar setiap operator tidak
menggunakan pengaturan manual. Pada laporan ini lebih menitik beratkan
Analisis dan Usulan Improvement Mesin Auto case packing Kaleng Cermex
LineB.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan beberapa
rumusan masalah, yaitu:
1. Apa yang menyebabkan Rejected Product?
2. Bagaimana cara improvement mesinAuto case packing cermex?
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
16/62
2
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan laporan ini ,yaitu :
1. Mengetahui bagaimana cara kerja pada mesin Auto case packing
cermex2. Menjajaki bagaimana Improvisasi pada mesin Auto case packing
cermex
1.4 Identifikasi dan Pembatasan Masalah
Untuk mendapatkan pemahaman yang baik tentang system mekanik,
maka penulis membatasi masalah yang dibahas dalam laporan ini. Masalah
akan dibatasi, yaitu pembahasan penyebab Rejected Product yang di fokuskanpada persoalan mekanik
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
17/62
3
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bagian Auto case pack ing SKM Kaleng L ineB
MesinAuto case packingSKM Kaleng LineB ini memiliki bagianbagian
yang mempunyai fungsi kerja masing - masing, antara lain :
2.1.1 Konveyor Kaleng
Konveyor Kaleng adalah bagian Mesin Auto case packingSKM Kaleng
Line B yang berfungsi sebagai alat pengangkut kaleng susu menuju proses
vacuum. Kaleng susu yang terdapat di konveyor tersebut dikirim dari awal
proses filling dan lebelling dengan driver motor ac. Konveyor kaleng ini on pada
saat sensor 1.1 tidak terkena kaleng atau posisi sensor 0 dan ketika Konveyor
kaleng offpada saat sensor 1.1 terkena kaleng atau posisi sensor 1( konveyor
penuh) sehingga vacuumkaleng otomatis juga off.
Gambar 2.1 Sketsa konveyor
2.1.1 Alur Kaleng
Alur Kaleng adalah bagian MesinAuto case packingSKM Kaleng LineB
yang berfungsi untuk memperlancar jalan dari kaleng susu yang ada di
konveyor agar masuk kedalam jalur kaleng yang berjumlah 6 jalur untuk menuju
proses vacuum dengan driver motor ac yang terletak di atas alur kaleng dengan
bergerak ke kanan-kiri. Alur kaleng ini onpada saat sensor 1.2 terkena kaleng
atau posisi sensor 1 (dikonveyor terdapat kaleng susu) dan ketika Alur kaleng
ini offpada saat sensor 1.2 tidak terkena kaleng susu atau posisi sensor 0.
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
18/62
4
Setelah alur kaleng bekerja terdapat pembacaan oleh sensor 1.3 dan 1.4
sebagai pembacaan kaleng susu yang ada di konveyor.
Gambar 2.2 Sketsa alur kaleng
2.1.3 StopperKaleng
Stopper adalah bagian Mesin Auto case packing SKM Kaleng Line B
yang berfungsi sebagai penahan kaleng ketika akan masuk ke proses vacuum.
Stopper terdapat 6 buah berupa silinder dengan suplai angin 5 bar. Stopper on
pada saat sensor 1.5 melakukan proses penambahan atau increment,apakah
pada saat proses penambahan sudah sama dengan empat atau posisi sensor
1 dan apabila proses penambahan kurang dari empat maka posisi sensor 0.
Proses incrementstep 1 dan step 2 akan mengaktifkan sensor 1.6, sensor 1.6
aktif ketika proses increment sejumlah 4x6 terpenuhi atau posisi sensor 1 dan
apabila tidak terpenuhi sampai 4x6 maka sensor tidak aktif atau posisi sensor
0.
Gambar 2.3 Sketsa StopperKaleng
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
19/62
5
2.1.4 VacuumKaleng
Vacuum adalah bagian Mesin Auto case packing SKM Kaleng Line B
yang berfungsi sebagai pembawa kaleng bagian atas menuju proses penyatuan
dengan karton. Silinder vacuum tersebut memiliki suplai angin 6 bar. Pada
proses sebelumnya pemvacuuman telah tejadi increment sejumlah 4x6 untuk
kaleng bagian atas dan bawah. Proses penyatuan kaleng susu dengan karton
dilakukan karena di trak vacuumterdapat sensor posisi yaitu apabila sensor 1.7
(batas kanan) posisi 1 maka dalam proses pemvacuuman kaleng bagian atas
yang berjumlah 4x6 dan kaleng bagian bawah terpenuhi juga setelah itu
pengiriman kaleng dilakukan oleh beltkonveyor vacuumposisi vacuummasih
terdapat untuk mendeteksi agarvacuumturun atau menjadi satu dengan karton
terdapat sensor 1.8 (batas kiri) sebagai sensor posisi.
Gambar 2.4 Sketsa vacuumkaleng
2.1.5 Konveyor Penampung Karton
Konveyor Penampung Karton adalah bagian Mesin Auto case packing
SKM Kaleng LineB yang berfungsi sebagai tempat karton di tampung untuk
melakukan proses penyatuan dengan kaleng susu. Konveyor Penampung
Karton ini terdapat sensor 2.1 sebagai sensor batas pengisian karton
dikonveyor apabila dikonveyor sansor mendeteksi 1 yaitu konveyor penuh
atau dibatas lebih kapasitas konveyor dan apabila di bawah batas minimal
kapasitas atau sensor 0 maka operator harus mengisi secara manual. Sensor
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
20/62
6
2.1 terdeteksi karena sensor 2.0 aktif ketika silinder vacuum karton mengambil
karton untuk dibawah ke konveyor karton. Silinder vacuum on ketika posisi
karton di konveyor karton kosong. Silinder vacuum karton ini memiliki suplai
angin 7 bar.
Gambar 2.5 Sketsa konveyor penampung karton
2.1.6 Konveyor Karton
Konveyor karton adalah bagian Mesin Auto case packingSKM Kaleng
Line B yang berfungsi sebagai alat pengangkut karton untuk melakukan proses
penyatuan karton dengan kaleng susu dan proses glue. Konveyor karton on
ketika sensor 1.9 terdeteksi terdapat karotn dikonveyor (penyatuan karton dan
kaleng susu) atau posisi sensor 1dan ketika posisi konveyor offketika tidak
ada karton di konveyor atau posisi sensor 0 dan memanggil sensor 2.0 untuk
mengisi karton ke konveyor karton.
Gambar 2.6 Sketsa konveyor karton
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
21/62
7
Step-step pembentukan karton sebagai berikut :
Gambar 2.7 Sketsa step pembentukan karton
1. Proses transfer karton dari konveyor penampung karton
2. Kondisi awal bagian karton semuanya terbuka
3. Kondisi kedua karton bagian ujung kiri bawah terlipat dan kemudian
karton bagian ujung kanan bawah bersamaan dengan karton
bagian ujung kiri atas dan karton bagian ujung kanan atas
4. Setelah proses penyemprotan glue ke karton kemudian karton
bagian atas dan karton bagian bawah terlipat
2.1.7 In jector GlueKarton
Injector Glue Karton adalah bagian Mesin Auto case packing SKM
Kaleng LineB yang berfungsi sebagai alat penyemprotan lem ke bagian karton
bagian samping untuk proses pembentukan karton. Proses penyemprotan
dilakukan oleh injector yang didalamnya terdapat sensor untuk mendeteksi
keberadaan karton yang melewati secara otomatis apabila karton lewat maka
terjadi proses penyemprotan oleh injector gluetersebut.
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
22/62
8
Gambar 2.8 Sketsa injector glue karton
2.1.8 Silinder Karton
Silinder Karton adalah bagian Mesin Auto case packing SKM Kaleng
LineB yang berfungsi sebagai pembentukan karton setelah proses pengeleman
oleh injector glueyang dilakukan pada saat proses sebelumnya.silinder karton
onketika sensor 2.2 terdekteksi adanya karton yang melewati maka 4 silinder
dari 4 sisi akan bekerja untuk merapatkan karton yang sudah di beri lem atau
posisi sensor 1 dan ketika silinder off terjadi karena tidak ada karton yang
terdeteksi oleh sensor 2.2 atau posisi sensor 0. Silinder tersebut di suplai
angin 5 bar.
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
23/62
9
Gambar 2.9 Sketsa silinder karton
2.1.9 Coding Karton
Coding Karton adalah adalah bagian Mesin Auto case packing SKM
Kaleng Line B yang berfungsi sebagai pemberi identitas karton dengan cara
menyemprotkan tinta ke bagian samping karton. Codingkarton onketika sensor
2.3 terdeteksi adanya karton yang lewat setelah melwati proses glue atau posisi
sensor 1 dan ketika Codingkarton offketika sensor 2.3 tidak tedeteksi karton
yang lewat atau posisi sensor 0. Setelah melakukan proses Coding karton
tedapat sensor 2.4 untuk mendeteksi keberadaan karton untuk melakukan
proses pembungkusan karton yang sudah menyatu dengan kaleng susu yang
berjumlah 48 buah.
Gambar 2.10 Sketsa coding karton
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
24/62
10
2.2 PLC (Programmable Log ic Contro l)
Sebuah PLC (Programmable Logic Control) adalah sebuah alat yang
digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relayyang dijumpai pada
sistem kontrol proses konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati
masukan (melalui sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses dan
melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau
mematikan keluarannya (logika 0 atau 1, hidup atau mati). Pengguna membuat
program (yang umumnya dinamakan diagram tangga atau ladder diagram)
yang kemudian harus dijalankan oleh PLC yang bersangkutan, dengan kata
lain, PLC menentukan aksi apa yang harus dilakukan pada instrumen keluaran
berkaitan dengan status suatu ukuran atau besaran yang diamati.
Kontroler PLC dapat diprogram melalui komputer, tetapi juga bisa
diprogram melalui program manual, yang biasa disebut dengan konsol
(console). Untuk keperluan ini dibutuhkan perangkat lunak, yang biasanya juga
tergantung pada produk PLC-nya.
PLC membutuhkan berbagai macam perangkat pendukung. Saat ini
fasilitas PLC dengan komputer sangat penting sekali artinya dalam
pemrograman-ulang PLC dalam dunia industri. Sekali sistem diperbaiki,
program yang benar dan sesuai harus disimpan ke dalam PLC lagi.
Selain itu perlu dilakukan pemeriksaan program PLC, apakah selama
disimpan tidak terjadi perubahan atau sebaliknya, apakah program sudah
berjalan dengan benar atau tidak. Hal ini membantu untuk menghindari situasi
berbahaya dalam ruang produksi (pabrik), dalam hal ini beberapa pabrik PLC
telah membuat fasilitas dalam PLCnya berupa dukungan terhadap jaringan
komunikasi, yang mampu melakukan pemeriksaan program sekaligus
pengawasan secara rutin apakah PLC bekerja dengan baik dan benar atau
tidak. Hampir semua produk perangkat lunak untuk memprogram PLC
memberikan kebebasan berbagai macam pilihan seperti: memaksa suatu saklar
(masukan atau keluaran) bernilai ON atau OFF, melakukan pengawasan
program (monitoring) secara real-time termasuk pembuatan dokumentasi
diagram tangga yang bersangkutan. Dokumentasi diagram tangga ini
diperlukan untuk memahami program sekaligus dapat digunakan untukpelacakan kesalahan. Pemrogram dapat memberikan nama pada piranti
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
25/62
11
masukan dan keluaran, komentar-komentar pada blok diagram dan lain
sebagainya. Dengan pemberian dokumentasi maupun komentar pada program,
maka akan mudah nantinya dilakukan pembenahan (perbaikan atau modifikasi)
program dan pemahaman terhadap kerja program diagram tangga tersebut.
(Putra, 2004: From Kuliah Pengantar kelas-mikrokontrol.com)
2.3 Motor 3 phase
Motor Induksi 3 phase adalah suatu mesin listrik yang merubah energi
listrik menjadi energi gerak dengan menggunakan gandengan medan magnet
dan mempunyai slip antara medan stator dan medan rotor. Motor induksi ini
sering kita jumpai dalam industri.
2.3.1 Konstruksi Motor 3 Phase
Motor AC 3 phase bekerja dengan memanfaatkan perbedaan fasa
sumber untuk menimbulkan gaya putar pada rotornya.
Gambar 2.11 Konstruksi Motor 3 Phase
2.3.2 Stator
Stator pada motor induksi 3 phase mempunyai kontruksi yang sama
dengan stator pada mesin sinkron yaitu berupa tiga buah lilitan penghantar
yang masing-masing lilitan berbeda 120listrik.
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
26/62
12
Gambar 2.12 Konstruksi belitan stator motor induksi 3phase
Jika pada masing masing lilitan pada stator diberikan tegangan AC 3
phasa maka pada stator ini akan terbentuk medan maknit yang besarnya
sangat dipengaruhi perubahan tegangan AC tersebut.
2.3.3 Rotor
Sesuai dengan namanya rotor pada motor induksi bersifat semacam
secundair dari tranformator sedang stator merupakan primair, putaran medan
maknit pada stator menyebabkan perpotogan medan magnet oleh penghantar
pada rotor sehingga menghasilkan arus pada rotor yang akan mengakibatkan
timbulnya medan maknit seperti yang terjadi pada stator.
Gambar 2.13 Konstruksi Rotor Sangkar
Rotor pada motor induksi ada dua macam yaitu motor sangkar dan rotor
lilit pada rotor sangkar penghantar yang dipasang pada slot dihubung singkat
pada ujung dari rotor seperti pada gambar 2 sedang pada rotor lilit penghantar
yang dipasang mempunyai kontruksi yang sama seperti penghatar pada stator
sedang ujung masing-masing penghatar dihubung-singkatkan melalui resistor
yang dipasang diluar motor .
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
27/62
13
Gambar 2.14 Konstruksi Rotor Lilit
2.3.4 Prinsip Kerja Motor 3 Phase
Apabila sumber tegangan 3 fase dipasang pada kumparan stator, akan
timbul medan putar dengan kecepatan.
Dari terjadinya Slip
1. Jika kumparan 3phase dari motor 3 phase dihubungkan dengan jala-
jala 3 phase maka pada kumparan stator tersebut timbul medan
magnet putar s (putaran sinkron). Medan magnet s ini memotong
batangbatang pada konduktor tersebut dihubungkan singkat maka
akan terjadi arus induksi pada batang tersebut sehingga
menghasilkan medan magnet pada batang tersebut.
2. Medan magnet pada rotor berinteraksi dengan medan magnet pada
stator terjadilah putaran r (putaran rotor). Karena prosesnya
berdasarkan induksi, maka motor ini disebut motor induksi. Syaratnya
r tidak sama dengan s. Berarti terjadi perbedaan antara r dan s
yang disebut SLIP (dinyatakan dengan %) SLIP (%) = (s - r) / s x
100%
2.3.5 Sistem 3 Phase
Pada sistem tenaga listrik 3 phase, idealnya daya listrik yang
dibangkitkan, disalurkan dan diserap oleh beban semuanya seimbang, Ppembangkitan = P pemakain, dan juga pada tegangan yang seimbang.
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
28/62
14
Pada tegangan yang seimbang terdiri dari tegangan 1 fase yang mempunyai
magnitude dan frekuensi yang sama tetapi antara 1 fase dengan yang
lainnya mempunyai beda fase sebesar 120listrik, sedangkan secara fisik
mempunyai perbedaan sebesar 60, dan dapat dihubungkan secara bintang
(Y) atau segitiga (delta, ). (Hage 2009: http://dunialistrik.blogspot.com
/2009/01/sistem-3-fasa.html)
Gambar 2.15 Sistem 3phase
Gambar 2.15 menunjukkan fasor diagram dari teganganphase. Bila fasor-fasor
tegangan tersebut berputar dengan kecepatan sudut dan dengan arah
berlawanan jarum jam (arah positif), maka nilai maksimum positif dari fase
terjadi berturut-turut untuk fase V1, V2 dan V3. sistem 3 phase ini dikenal
sebagai sistem yang mempunyai urutan phase a b c . sistem tegangan 3
phase dibangkitkan oleh generator sinkron 3 phase. (Ismujianto, 2008.:
http://ismujianto.blogspot.com/2008/03/motor-induksi-3-phase-pembahasan-
motor.html)
Bekerjanya motor hanya mengenal 2 yaitu:
1. Motor bekerja bintang atau star (Y), Berarti motor harus dihubungkan
bintang baik secara langsung pada terminal maupun melalui rangkaian
kontrol
http://ismujianto.blogspot.com/2008/03/motor-induksi-3-phase-pembahasan-motor.htmlhttp://ismujianto.blogspot.com/2008/03/motor-induksi-3-phase-pembahasan-motor.htmlhttp://ismujianto.blogspot.com/2008/03/motor-induksi-3-phase-pembahasan-motor.htmlhttp://ismujianto.blogspot.com/2008/03/motor-induksi-3-phase-pembahasan-motor.html7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
29/62
15
Gambar 2.16 Hubungan Bintang (Y)
Pada hubungan bintang (Y), ujung-ujung tiap phasedihubungkan menjadi
satu dan menjadi titik netral atau titik bintang. Tegangan antara dua terminal
dari tiga terminal a b c mempunyai besar magnitude dan beda phasa
yang berbeda dengan tegangan tiap terminal terhadap titik netral. Tegangan
Va, Vb dan Vc disebut tegangan phase atau Vf.
Dengan adanya saluran / titik netral maka besaran tegangan phase dihitung
terhadap saluran / titik netralnya, juga membentuk sistem tegangan 3 phase
yang seimbang dengan magnitudenya (akar 3 dikali magnitude dari
tegangan phase).
Vline = akar 3 Vphase = 1,73Vphase
Sedangkan untuk arus yang mengalir pada semua phase mempunyai nilai
yang sama,
ILine = Iphase
Ia = Ib = Ic
2. Motor bekerja segitiga atau delta ( )Berarti motor harus dihubungkan
segitiga baik secara langsung pada terminal maupun melalui rangkaian
kontrol.
Gambar 2.17 Hubungan Segitiga (delta, )
Pada hubungan segitiga (delta, , D) ketiga phase saling dihubungkan
sehingga membentuk hubungan segitiga 3phase.
Dengan tidak adanya titik netral, maka besarnya tegangan saluran dihitung
antar phase, karena tegangan saluran dan tegangan phase mempunyai
besar magnitude yang sama, maka:
Vline=Vphase
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
30/62
16
Tetapi arus saluran dan arus phasetidak sama dan hubungan antara kedua
arus tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan hukum
kirchoff,sehingga:
Iline
=
. I
phase= 1,73 . I
phase
Keuntungan motor tigaphase:
1. Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor
dengan rotor sangkar.
2. Harganya relatif murah dan kehandalannya tinggi.
3. Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat
sehingga kerugian gesekan kecil.
4. Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir
tidak diperlukan.
Kerugian Penggunaan Motor Induksi:
1. Kecepatan tidak mudah dikontrol
2. Power faktor rendah pada beban ringan
3. Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal
2.4 Motor Servo
Motor servo adalah motor yang mampu bekerja dua arah (CW dan
CCW) dimana arah dan sudut pergerakan rotornya dapat dikendalikan hanya
dengan memberikan pengaturan duty cycle sinyalPWM pada bagian pin
kontrolnya. Tipe dari Motor servo menentukan kapasitas motor dalam menahan
beban beban. Motor Servo secara garis besar ada 2 jenis, yaitu Motor Servo
Standar 180danMotor Servo Continuous. Motor ServoStandar 180ini hanya
mampu bergerak dua arah (CW dan CCW) dengan defleksi masing-masing
sudut mencapai 90 sehingga total defleksi sudut dari kanan tengah kiri
adalah 180. Sedangkan Motor ServoContinuousini mampu bergerak dua arah
(CW dan CCW) tanpa batasan defleksi sudut putar (dapat berputar secara
kontinyu).
http://belajar-elektronika.com/driver-motor-dc/pengendalian-motor-dc-dengan-teknik-pwm/http://belajar-elektronika.com/driver-motor-dc/pengendalian-motor-dc-dengan-teknik-pwm/7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
31/62
17
Gambar 2.18 Motor Servo
2.4.1 Pemberian sinyal Motor Servo
Motor Servo akan bekerja secara baik jika pada bagian pin kontrolnya
diberikan sinyalPWM dengan frekuensi 50Hz. Dimana pada saat sinyal dengan
frekuensi 50Hz tersebut dicapai pada kondisi Ton 1.5ms, maka rotor dari motor
akan berhenti tepat di tengah-tengah (sudut 0 / netral). Pada saat Ton dari
sinyal yang diberikan kurang dari 1.5ms, maka rotor akan berputar ke arah kiridengan membentuk sudut yang besarnya linier terhadap besarnya Ton, Dan
akan bertahan diposisi tersebut. Dan sebaliknya, jika Ton dari sinyal yang
diberikan lebih dari 1.5ms, maka rotor akan berputar ke arah kanan dengan
membentuk sudut yang linier pula terhadap besarnya Ton, dan bertahan
diposisi tersebut. (Bakhtiar sierad, 2011: http://d4ea.blogspot.com/2011
/04/motor-servo-adalah.html)
2.5 Sensor
Sensor adalah jenis tranduseryang digunakan untuk mengubah besaran
mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik.
Sensor sering digunakan untuk pendeteksian pada saat melakukan pengukuran
atau pengendalian.
http://belajar-elektronika.com/driver-motor-dc/pengendalian-motor-dc-dengan-teknik-pwm/http://belajar-elektronika.com/driver-motor-dc/pengendalian-motor-dc-dengan-teknik-pwm/7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
32/62
18
2.5.1 Sensor Prox imi ty
Di sensor Proximity ini di bagi lagi menjadi dua tipe yaitu inductive
Proximitydan Capacitive Proximity.
2.5.1.1 Indu ct ive Proxim ity
Bekerja berdasarkan perubahan induktansi apabila ada obyek
metal yg berada dalam daerah kerjanya. Hanya dapat mendetkesi benda
yg terbuat dari metal. Dengan jarak deteksi maksimum 6 cm. Jarak
deteksi di pengaruhi dari jenis metal obyeknya .(misal jarak deteksi untuk
besi berbeda dengan untuk tembaga).
2.5.1.2 Capacit ive Proxim ity
Bekerja berdasarkan perubahan kapasitas apabila ada obyek yg
berada dalam daerah deteksinya. Dapat mendeteksi semua jenis benda
dalam jarak deteksi maksimum 2 cm.
Berdasarkan type pemasangan /mounting-nya, proximity ada 2 macam :
1. Flushdan Non Flush. Flushmaksudnya dalam pemasangannya dapat di benamkan
dalam metal.
Gambar 2.19 Flush
Non flushmaksudnya dalam pemasangannya harus di beri jarak
antaraproximitydengan benda-benda di sekitarnya.
Gambar 2.20 Non Flush
http://lh3.ggpht.com/_7NqRMGOA0WE/TWidskXQAPI/AAAAAAAAALQ/30t5JfobIZs/s1600-h/clip_image004[3].jpghttp://lh3.ggpht.com/_7NqRMGOA0WE/TWidlpB8NeI/AAAAAAAAALI/CLFAVRgkTtY/s1600-h/clip_image002[3].jpg7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
33/62
19
2.5.3 Photo Electr ic
Photo Electric terdiri dari bagian transmitter (pemancar cahaya) dan
bagian receiver (penerima cahaya). Photoelectric bekerja berdasarkan adatidaknya cahaya ( berasal dari transmitter) yg diterima oleh bagian receiver.
Ada dua jenis switchingdari sensor ini, yaitu dark on dan light on.
Dark on: sensor akan menyala jika tidak ada cahaya yg diterima oleh
receiver.
Light On: Sensor akan menyala jika ada cahaya yg diterima oleh receiver.
Photoelectric dapat mendeteksi segala jenis benda dengan jarak deteksi
maksimum 100 m. Sistem kerja photoelectric di bagi menjadi lima, yaitu Thru-beam, Reflex, Polarized Reflex, Diffuse dan Diffuse with Background
suppesion. (Mukhlis, 2011.: http://themoneysaving.blogspot.com/2011/sensor-
proximity.html
1. Thru-beam
Pada type ini transmitterdan Receiver terpisah dalam 2 unit, bila obyek
menghalangi cahaya dari transmitter ke receiver maka keluaran dari
sensor ini akan berubah sesuai dengan switching dari sensor tersebut.
Gambar 2.21 Thru-beam
2. Reflex
Pada tipe ini transmitter dan receiver berada dalam 1 unit, dan di
butuhkan sebuah reflectoruntuk memantulkan cahaya dari transmitterke
receiver-nya. Bila obyek menghalangi cahaya yg diterima receiver, maka
keluaran dari sensor akan berubah sesuai dengan switching-nya. Tipe ini
tidak bisa digunakan untuk mendeteksi obyek yg mengkilap, karena
pantulan cahaya dari transmitter oleh obyek yg mengkilap dapat
mengacaukan kerja sensor tersebut. (Musbikhin, 2011: http://www.
musbikhin.com/pengertian-sensor-dan-macam-macam-sensor)
http://themoneysaving.blogspot.com/2011/02/sensor-proximity.htmlhttp://themoneysaving.blogspot.com/2011/02/sensor-proximity.htmlhttp://lh5.ggpht.com/_7NqRMGOA0WE/TWid_vf6NcI/AAAAAAAAALg/8XTLAfQQ1gY/s1600-h/clip_image008[3].jpghttp://themoneysaving.blogspot.com/2011/02/sensor-proximity.htmlhttp://themoneysaving.blogspot.com/2011/02/sensor-proximity.html7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
34/62
20
Gambar 2.22 Reflex
3. Polarized ReflexMerupakan pengembangan dari tipe reflex, sehingga tipe ini bisa
digunakan untuk mendeteksi obyek yg mengkilap.
Gambar 2.23 Polarized Reflex4. Diffuse
Pada tipe ini transmitter dan receiver berada dalam 1 unit. Apabila
receivermenerima cahaya dari transmitteryg di pantulkan oleh obyek ,
maka keluaran dari sensor akan berubah sesuai dengan jenis
switchingnya.
Gambar 2.24 Diffuse
5. Diffuse with background suppression
Tipe ini merupakan pengembangan dari tipe diffuse, sensor ini dapat
digunakan untuk mendeteksi obyek dengan latar belakang. Jarak deteksi
pada system ini dapat diatur sehingga hanya pantulan dari obyeknya
yang mengubah keluaran dari sensor.
Gambar 2.25 Diffuse with background suppression
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
35/62
21
2.5.4 Reed Sw itch
Gambar 2.26 Sensor Reed Switch
Reed switchadalah salah satu jenis sensor yang sering juga digunakan
pada mesin-mesin industri seperti halnya sensor photo dan proximity sensor,
namun reed mempunyai cara kerja yang berbeda dan unik dan juga
mempunyai bentuk yang cukup kecil namun rentan terhadap benturan.
Prinsip dasar kerja sensor ini sangatlah sederhana, yaitu apabila bagian
permukaan dari sensor terkena medan magnet maka dua buah kontak plate
tipis yang terdapat dibagian dalam sensor akan tertarik oleh medan magnet,
sehingga kontak akan terhubung.
Gambar 2.27 Medan Magnet
2.6 Silinder Pneumatik
Aktuator adalah bagian keluaran untuk mengubah energi suplai menjadi
energi kerja yang dimanfaatkan. Sinyal keluaran dikontrol oleh sistem kontrol
dan aktuator bertanggung jawab pada sinyal kontrol melalui elemen kontrol
terakhir.
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRKOQ0GVt6ICPOBUFzO3180TOsLytOnaNwvzyW9H8WqqDiObG4&t=1&usg=__WryMz5xqqcmv2qxp4nXaWv_0fz4=7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
36/62
22
Aktuator pneumatik dapat digolongkan menjadi 2 kelompok : gerak lurus
danputar. :
1. Gerakan lurus (linier) :
a. Silinder kerja tunggal
b. Silinder kerja ganda
2. Gerakan putar
a. Motor udara
b. Aktuator yang berputar (ayun)
Simbol-simbol aktuator linier sebagai berikut :
Gambar 2.28 Simbol silinder
Simbol aktuator gerakan putar :
Gambar 2.29 Simbol komponen motor
http://maswie2000.files.wordpress.com/2007/11/screenhunter_12-nov-03-2033.gifhttp://maswie2000.files.wordpress.com/2007/11/screenhunter_10-nov-03-2032.gif7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
37/62
23
2.6.1 Silinder Kerja Tunggal
Silinder kerja tunggal mempunyai seal piston tunggal yang dipasang
pada sisi suplai udara.
2.6.1.1 Konstruksi
Silinder kerja tunggal mempunyai seal piston tunggal yang dipasang
pada sisi suplai udara bertekanan. Pembuangan udara pada sisi batang piston
silinder dikeluarkan ke atmosfir melalui saluran pembuangan. Jika lubang
pembuangan tidak diproteksi dengan sebuah penyaring akan memungkinkan
masuknya partikel halus dari debu ke dalam silinder yang bisa merusak seal.
Apabila lubang pembuangan ini tertutup akan membatasi atau menghentikan
udara yang akan dibuang pada saat silinder gerakan keluar dan gerakan akan
menjadi tersentak-sentak atau terhenti. Seal terbuat dari bahan yang fleksibel
yang ditanamkan di dalam piston dari logam atau plastik. Selama bergerak
permukaan seal bergeser dengan permukaan silinder.
Gambar konstruksi silinder kerja tunggal sebagai berikut :
Gambar 2.30 Konstruksi silinder kerja tunggal
2.6.1.2 Prinsip Kerja
Dengan memberikan udara bertekanan pada satu sisi permukaan piston,
sisi yang lain terbuka ke atmosfir. Silinder hanya bisa memberikan gaya kerja
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
38/62
24
ke satu arah . Gerakan piston kembali masuk diberikan oleh gaya pegas yang
ada didalam silinder direncanakan hanya untuk mengembalikan silinder pada
posisi awal dengan alasan agar kecepatan kembali tinggi pada kondisi tanpa
beban.
Pada silinder kerja tunggal dengan pegas, langkah silinder dibatasi oleh
panjangnya pegas . Oleh karena itu silinder kerja tunggal dibuat maksimum
langkahnya sampai sekitar 80 mm.
2.6.2 Silinder Ganda
Silinder penggerak ganda akan maju atau mundur oleh karena adanya
udara bertekanan yang disalurkan ke salah satu sisi dari dua saluran yang ada.
2.6.2.1 Konstruksi
Konstruksi silinder kerja ganda adalah sama dengan silinder kerja
tunggal, tetapi tidak mempunyai pegas pengembali. Silinder kerja ganda
mempunyai dua saluran (saluran masukan dan saluran pembuangan). Silinder
terdiri dari tabung silinder dan penutupnya, piston dengan seal, batang piston,
bantalan, ring pengikis dan bagian penyambungan. Konstruksinya dapat dilihat
pada gambar berikut ini :
Gambar 2.31 Konstruksi silinder kerja ganda
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
39/62
25
2.6.2.2 Prinsip kerja
Dengan memberikan udara bertekanan pada satu sisi permukaan piston
(arah maju) , sedangkan sisi yang lain (arah mundur) terbuka ke atmosfir, maka
gaya diberikan pada sisi permukaan piston tersebut sehingga batang piston
akan terdorong keluar sampai mencapai posisi maksimum dan berhenti.
Gerakan silinder kembali masuk, diberikan oleh gaya pada sisi permukaan
batang piston (arah mundur) dan sisi permukaan piston (arah maju) udaranya
terbuka ke atmosfir.
Keuntungan silinder kerja ganda dapat dibebani pada kedua arah
gerakan batang pistonnya. Ini memungkinkan pemasangannya lebih fleksibel.
Gaya yang diberikan pada batang piston gerakan keluar lebih besar daripadagerakan masuk. Karena efektif permukaan piston dikurangi pada sisi batang
piston oleh luas permukaan batang piston
Silinder aktif adalah dibawah kontrol suplai udara pada kedua arah
gerakannya. Pada prinsipnya panjang langkah silinder dibatasi, walaupun faktor
lengkungan dan bengkokan yang diterima batang piston harus diperbolehkan.
Seperti silinder kerja tunggal, pada silinder kerja ganda piston dipasang dengan
seal jenis cincin O atau membran.
2.6.2.3 Macam-macam Silinder Kerja Ganda
Silinder kerja ganda memiliki berbagai macam komponen sebagai
berikut:
Gambar 2.32 Macam-macam silinder kerja ganda
http://maswie2000.files.wordpress.com/2007/11/screenhunter_16-nov-03-2039.gif7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
40/62
26
2.6.2.4 Silinder Dengan Peredam Diakhiri langkah
Jika silinder harus menggerakkan massa yang besar, maka dipasang
peredam di akhir langkah untuk mencegah benturan keras dan kerusakan
silinder. Sebelum mencapai posisi akhir langkah, peredam piston memotong
langsung jalan arus pembuangan udara ke udara bebas. Untuk itu disisakan
sedikit sekali penampang pembuangan yang umumnya dapat diatur. Sepanjang
bagian terakhir dari jalan langkah , kecepatan masuk dikurangi secara drastis.
Jangan sekali-sekali menutup baut pengatur secara penuh sebab akan
mengakibatkan batang piston tidak dapat mencapai posisi akhir
gerakafluidnnya. Pada gaya yang sangat besar dan percepatan yang tinggi,
harus dilakukan upaya pengamanan khusus. Pasanglah peredam kejut luaruntuk memperkuat daya hambat.
Konstruksi silinder kerja ganda dengan bantalan udara sebagai berikut :
Gambar 2.33 Silinder kerja ganda dengan bantalan udara
2.7 Gaya Piston
Gaya piston yang dihasilkan oleh silinder bergantung pada tekanan udara,
diameter silinder dan tahanan gesekan dari komponen perapat. Gaya piston
secara teoritis dihitung menurut rumus berikut:
F = A. p
Untuk silinder kerja tunggal:
F =
Untuk silinder kerja ganda:
1. Langkah maju F =
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
41/62
27
2. Langkah mundur F =
Keterangan :
F = Gaya piston (N)
f = Gaya pegas (N)D = Diameter piston (m)
d = Diameter batang piston (m)
A = Luas penampang piston yang dipakai (m2)
p = Tekanan kerja (Pa)
Pada silinder kerja tunggal, gaya piston silinder kembali lebih kecil
daripada gaya piston silinder maju karena pada saat kembali digerakkan oleh
pegas . Sedangkan pada silinder kerja ganda, gaya piston silinder kembali lebih
kecil daripada silinder maju karena adanya diameter batang piston akanmengurangi luas penampang piston.
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
42/62
28
BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Cara Kerja Auto c ase pack ingSKM Kaleng LineB
Proses awal kerja mesinAuto case packing Kaleng melalui proses
sebagai berikut:
1. Input Kaleng
Awal proses kerja mesin ini kaleng akan masuk ke konveyor yang
sebelumnya melalui proses penglabelan.
2. Proses Pemasukan Kaleng ke Alur KalengKaleng yang masuk ke konveyor masih dalam kondisi tidak beraturan
posisinya yang kemudian akan memasuki pemasukan ke trak kaleng
yang dibantu oleh Alur kaleng yang bergerak kanan-kiri agar kaleng
mudah masuk ke traknya masing-masing.
3. Proses Pemberhentian Kaleng
Kaleng yang sudah memasuki trak akan dihentikan oleh stopper
sebelum melewati proses pemvacuuman kaleng.
4. Proses Transfer Kaleng
Kaleng setelah memasuki proses pemvacuuman akan dikirim atau
ditransfer menuju konveyor karton untuk dijadikan satu dengan karton
5. Input Karton
Karton sebelum jadi satu dengan kaleng datangnya karton melalui
konveyor karton yang menampung karton dengan proses penstransferan
karton melalui konveyor penampung karton ke konveyor karton dengan
vacuum silinder.
6. Proses Injektor Glue
Karton yang awalnya belum terbentuk akan melalui proses
penyemprotan lem ke sisi-sisi samping karton yang kemudian dibentuk
melalui aktuator 4 silinder.
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
43/62
29
3.2 Posisi Sensor, Silinder dan Motor
Pada Mesin Auto case packing SKM Kaleng Line B kecepatan motor di
atur pada PLC yang mendapat sinyal dari sensorsensor .
Gambar 3.1 Sketsa posisi sensor, silinder dan motor
Tabel 3.1 Posisi sensor
1. Device 1.1 sebagai proximity sensor yang berfungsi untuk
mendeteksi kapasitas kaleng susu di konveyor.
2. Device 1.2 sebagai proximity sensor yang berfungsi untuk
mendeteksi keberadaan kaleng dikonveyor.
3. Device 1.3 sebagai photo electric sensor yang berfungsi sebagai
pengaman satu atau untuk mendeteksi keberadaan kaleng susu.
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
44/62
30
4. Device 1.4 sebagai photo electric sensor yang berfungsi sebagai
pengaman dua atau untuk mendeteksi keberadaan kaleng susu.
5. Device 1.5 sebagai proximity sensor yang berfungsi untuk
menghitung keberadaan kaleng susu untuk masuk proses vacuum.
6. Device 1.6 sebagai proximity sensor yang berfungsi untuk
mendeteksi kaleng susu yang akan di vacuum.
7. Device 1.7 sebagai reed switchsensoryang berfungsi untuk sensor
posisi vacuum berada di posisi kanan.
8. Device 1.8 sebagai reed switch sensoryang berfungsi untuk sensor
posisi vacuum berada di posisi kiri.
9. Device 1.9 sebagai proximity sensor yang berfungsi untuk
mendeteksi keberadaan karton di konveyor.
10.Device 2.0 sebagai proximity sensor yang berfungsi untuk
mendeteksi karton yang akan di kirim ke konveyor karton melalui
silinder vacuum.
11.Device 2.1 sebagai proximity sensor yang berfungsi untuk
mendeteksi kapasitas karton di konveyor.
12.Device 2.2 sebagai proximity sensor yang berfungsi untuk
mendeteksi keberadaan karton yang sudah jadi satu dengan kaleng
susu untuk proses glue.
13.Device 2.3 sebagai photo electric sensor yang berfungsi untuk
mendeteksi keberadaan karton dan kaleng susu yang sudah menjadi
satu untuk melanjutkan proses coding karton.
14.Device 2.4 sebagai proximity sensor yang berfungsi untuk
mendeteksi keberadaan karton dan kaleng susu yang sudah menjadi
satu untuk melanjutkan proses pembungkusan.
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
45/62
31
Tabel 3.2 Posisi motor
1. Device 3.0 sebagai motor ac 3 fasa yang berfungsi sebagai driver
motor penggerak alur kaleng.
2. Device 3.1 sebagai motor ac 3 fasa yang berfungsi sebagai driver
motorpenggerak konveyor kaleng susu.
3. Device3.2 sebagai motor servo yang berfungsi sebagai driver motor
penggerak belt vacuumuntuk menarik kaleng susu.
4. Device3.3 sebagai motor servo yang berfungsi sebagai driver motor
penggerak belt vacuum(trak) .
5. Device 3.4 sebagai motor ac 3 fasa yang berfungsi sebagai drivermotorpenggrak konveyor karton.
6. Device 3.5 sebagai motor ac 3 fasa yang berfungsi sebagai driver
motorpenggerak konveyor penampung karton.
7. Device3.6 sebagai motor servo yang berfungsi sebagai driver motor
penggerak as silinder pembawa karton dari konveyor penampung
karton menuju konveyor karton.
8. Device3.7 sebagai motor servo yang berfungsi sebagai driver motor
penggerak konveyor penghubung mesin auto case packing cermex
menuju proses mesin pembungkus.
9. Device 3.8 sebagai motor ac 3 fasa yang berfungsi sebagai driver
motorpenggerak konveyor karton menuju proses codingkarton dan
pembungkusan.
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
46/62
32
Tabel 3.3 Posisi silinder
1. Device 4.0 sebagai silinder single acting yang berfungsi sebagai
stopper kaleng susu di konveyor.
2. Device 4.1 sebagai silinder single acting yang berfungsi sebagai
penyekat di konveyor kaleng susu.
3. Device 4.2 sebagai silinder single acting yang berfungsi sebagai
pembawa kaleng bagian bawah menuju konveyor karton.
4. Device 4.3 sebagai silinder single acting yang berfungsi sebagai
penyekat di penampang kaleng susu.
5. Device 4.4 sebagai silinder single acting yang berfungsi untuk
penyekat kaleng susu sebelah kiri.
6. Device 4.5 sebagai silinder single acting yang berfungsi untuk
menurunkan vacuum.
7. Device 4.6 sebagai silinder single acting yang berfungsi untuk
pengambilan karton di konveyor penampung karton bagian atas.8. Device 4.7 sebagai silinder single acting yang berfungsi untuk
pengambilan karton di konveyor penampung karton bagian atas.
9. Device 4.8 sebagai silinder single acting yang berfungsi proses
perapatan karton setelah di lem di bagian kanan.
10.Device 4.9 sebagai silinder single acting yang berfungsi proses
perapatan karton setelah di lem di bagian kiri.
11.Device 5.0 sebagai silinder single acting yang berfungsi proses
perapatan karton setelah di lem di bagian depan.
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
47/62
33
12. Device 5.1 sebagai silinder single acting yang berfungsi proses
perapatan karton setelah di lem di bagian belakang.
13. Device 5.2 sebagai silinder single acting yang berfungsi proses
perapatan karton setelah di lem di bagian atas.
14. Device 5.3 sebagai silinder single acting yang berfungsi untuk
menggerakkan bagian vacuum bagian bawah.
3.3 FlowchartAuto c ase pack ingSKM Kaleng LineB
Cara kerja mesin Auto case packing Kaleng Line B dapat dilihat pada
gambar 3.2
Gambar 3.2 Flowchart Auto case packingSKM Kaleng LineB
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
48/62
34
3.4 Laporan dilapangan
Proses analisa dilakukan langsung di Line untuk menemukan penyebab
Rejected Product.
3.4.1 Laporan Penelitian di L ine
Laporan penelitian saat dilapangan merupakan bukti penting yang bisa
menguatkan terjadinya Rejected product memang sangat besar setiap
minggunya pada Mesin Auto case packing SKM Kaleng Line B. Laporan
penelitian ini diambil pada tanggal 27-Juni-2013 s/d 05-Juli-2013.
Tabel 3.4 Laporan penelitian dilapangan
Gambar diagram batang dari data tabel diatas :
Gambar 3.3 Diagram batang rejected product
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
49/62
35
3.4.2 Pembahasan Masalah
Dari hasil penelitian di lapangan telah dapat di temukan Rejected
Productyang terjadi pada MesinAuto case packingSKM Kaleng LineB antara
lain :
3.4.2.1 Label kaleng lepas di karton setelah mesin cermex
Label kaleng lepas di karton setelah mesin cermex terjadi karena
beberapa faktor sebagai berikut :
1. Lem antar kertas tidak menyatu
Dari proses awal pengeleman di mesin labeller tidak sempurna yang
terjadi ketika kaleng susu sudah menuju ke proses packing label
tersebut lepas dari kaleng tanpa sepengetahuan operator mesin
labeller sehingga sampai masuk ke karton.
2. Pergesekan antar kaleng di konveyor
Di konveyor kaleng antara labeller sampai auto case packing kaleng
yang menuju mesin auto case packing sering terjadi gesekan antar
kaleng karena tidak ada penyekat agar kaleng tersebut tidak saling
bergesekan. Proses pemisahan kaleng susu terjadi ketika sudah
memasuki alur kaleng di awal mesin auto case packing.
3. Kaleng susu tertekan oleh alur kaleng
Kaleng susu yang masuk ke proses packing akan melewati
pemisahan kaleng yang di lakukan oleh alur kaleng. Di alur kaleng ini
sering sekali kaleng yang akan masuk tertekan kaleng dibelakangnya
yang terkena ujung dari alur kaleng yang berbentuk lancip sehingga
label sering lepas pada saat proses tersebut.
3.4.2.2 label kaleng lepas setelah mesin labeller
Label kaleng lepas setelah mesin labeller terjadi karena proses
pengeleman di mesin labeller kurang sempurna, proses pengeleman label ke
kaleng ada dua kali proses pengeleman yaitu :
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
50/62
36
1. Pengeleman antara kaleng dengan label
2. Pengeleman antara ujung depan label dengan ujung belakang label
analisa dilapangan yang paling sering terjadi yaitu karena pengeleman antara
ujung depan label dengan ujung belakang label tidak ada lem yang mengenai
label jadi membuat ujung depan dan belakang tidak bisa tersambung dikaleng.
3.4.2.3 Kaleng susu keluar karton
Kaleng susu keluar karton terjadi karena beberapa faktor sebagai berikut
1. Pengiriman kaleng susu kekarton kurang sempurna
Proses vacuum yang sudah terjadi akan di transfer ke karton dengan
kaleng susu berjumlah 48 kaleng susu sisi bawah dan sisi atas.
Proses transfer tersebut sering tidak tepat masuk karton yang
mengakibatkan karton bagian samping mengelupas sehingga pada
saat proses pembungkusan menjadi tidak sempurna.
2. Perbedaan kecepatan
Setelah proses vacuum dilakukan langkah selanjutnya yaitu
dilakukan trasfer kaleng ke konveyor karton. Dari proses ini sering
sekali kaleng bawah lebih cepat sampai di karton daripada kalengbagian atas yang mengakibatkan kaleng susu keluar karton.
3.4.2.4 Isi kaleng susu di karton kurang
Isi kaleng susu dikarton kurang terjadi karena proses transfer yang
mencapai karton tidak presisi sehingga kaleng terjatuh sehingga isi karton
kurang.
3.4.2.5 Label kaleng susu doub le
Label kaleng susu double terjadi karena kaleng susu yang berada
didepan label terlepas yang mengakibatkan label tersebut menempel ke kaleng
yang bagian belakang sehingga kaleng susu labelnya menjadi double.
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
51/62
37
3.4.2.6 Label kaleng susu robek
Label kaleng susu robek karton terjadi karena faktor sebagai berikut :
1. Perbedaan kecepatan
Perbedaan kecepatan yang terjadi pada saat proses transfer kaleng
susu bagian bawah dan atas mengakibatkan kaleng susu bagian
samping jatuh ke karton tidak presisi mengakibatkan label kaleng
susu terkena samping karton sehingga robek.
3.5 Usulan Improvement
Usulan Improvement dilakukan dengan alasan sering terjadinya Rejected
Product di mesinAuto case packing Cermex dan mesin Labeller.
3.5.1 Penambahan sensor pendeteksi label kaleng rusak dan re jector di
mesin Auto c ase pack ingCermex
Pada kondisi saat ini proses pendeteksian kaleng susu yang labelnya
rusak atau terlepas dari kalengnya di mesin Auto case packing SKM Kaleng
LineB masih menggunakan tenaga manusia atau bisa dibilang sistem manual.
Penambahan sensor pendeteksi kaleng dilakukan karena pada saat pengiriman
kaleng susu dari mesin labeller yang awalnya label terlihat bagus pada saat
masuk ke proses packing di mesin Auto case packing SKM Kaleng Line B
menjadi rusak atau label terlepas dari kaleng susu tersebut. Rejected product
itu terjadi karena Lem antar kertas tidak menyatu, Pergesekan antar kaleng di
konveyor, Kaleng susu tertekan oleh alur kaleng dan beberapa faktor yang
telah dibahas sebelumnya.
3.5.1.2 Perencanaan pemasangan sensor
Langkah-langkah yang dilakukan untuk perencanaan pemasangan
sensor ini antara lain sebagai berikut :
1. Komponen yang dibutuhkan
a. Silinder single acting (2 buah)
b. batang besi berbentuk jarum (35 buah)
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
52/62
38
c. Sensor warna (70 buah)
d. Plat besi berbentuk persegi (1 buah)
2. Pengukuran jarak antar kaleng susu dikarton
Gambar 3.4 Sketsa pengukuran jarak antar kaleng
3. Penempatan posisi sensor
Sensor ditempatkan di antara kaleng atas dan bawah.
Gambar 3.5 Sketsa penempatan posisi sensor
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
53/62
39
4. Pendeteksi dengan sensor warna.
Disini pendeteksian kaleng tanpa label menggunakan sensor warna yang
berfungsi untuk mendeteksi objek kaleng. pemakaian sensor warna ini
direncanakan karena pada saat analisa dan percobaan di line kaleng
yang terdapat labelnya masih terdeteksi oleh sensor Proximity Inductive,
indikasi dikarenakan label yang terdapat dikaleng ketebalannya yang
sangat tipis membuat pendeteksian sensor bisa tembus ke permukaan
kaleng yang berbahan besi / metal. Maka dari itu dibutuhkan sensor
warna pendeteksian kaleng tanpa label,sensor aktif apabila mendeteksi
objek berwarna alumunium / silver atau sensor bernilai 1 dan apabila
sensor tidak aktif ketika mendeteksi objek berwarna (putih,biru,coklat)
ataupun warna lain selain alumunium dan silver.
Gambar 3.6 Sensor warna
5. Sensing Sensor
SensingSensor adalah jarak dari posisi yang terbaca dan tidak terbaca
sensor untuk operasi kerjanya, ketika obyek benda digerakkan oleh
sistem tertentu.
Gambar 3.7 Sketsa sensingsensor
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
54/62
40
6. Pengaturan Jarak
Mengatur jarak dari permukaan sensor memungkinkan penggunaan
sensor lebih stabil dalam operasi kerjanya, termasuk pengaruh suhu dan
tegangan. Posisi objek (standar) sensing transit ini adalah sekitar 70%
sampai 80% dari jarak (nilai) normal sensing.
Gambar 3.8 Sketsa pengaturan jarak
7. Sistem Rejector
Sistem rejectorterdapat pada gambar 3.9
Gambar 3.9 Sketsa sistemrejector
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
55/62
41
8. Flowchart Rejector Cermex
Gambar 3.10 Flowchart rejector cermex
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
56/62
42
9. Rangkaian Elektrik
Gambar 3.11 Rangkaian elektrik rejector
3.5.2 Pemasangan sensor deteksi dan silinder untuk penyortiran kaleng di
konveyor mesin labeller
Usulan improvement ini direncanakan karena pada saat proses
penglabelan kaleng sering tidak sempurna dengan bukti dilapangan dan proses
reject masih menggunakan sistem manual oleh tenaga operator.
3.5.2.1 Perencanaan pemasangan sensor
Langkah-langkah yang dilakukan untuk perencanaan pemasangan
rejector kaleng tanpa label ini antara lain sebagai berikut :
1. Komponen yang dibutuhkan :
a. sensor warna (2 buah)
b. silinder single acting (1 buah)
c. teflon penyekat (1 buah)
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
57/62
43
2. Pengukuran konveyor dan jarak penyekat di konveyor
Gambar 3.12 Sketsa Pengukuran konveyor dan jarak penyekat di konveyor
3. Pendeteksi dengan sensor warna
Disini pendeteksian kaleng tanpa label menggunakan sensor warna
yang berfungsi untuk mendeteksi warna dari objek kaleng dengan
adjustmentwarna label (putih,biru,coklat).sensing sensor Onapabila
terdapat objek kaleng dengan warna almunium / silver atau sama
dengan 1 dan sensing sensor Off apabila terdapat objek kaleng
dengan warna putih, biru, coklat. pemakaian Sensor warna ini
direncanakan karena pendeteksian terdapat pada kaleng yang tidak
tertempel label dengan warna Alumunium / silver.
4. SensingSensor
SensingSensor adalah jarak dari posisi yang terbaca dan tidak
terbaca sensor untuk operasi kerjanya, ketika obyek benda
digerakkan oleh sistem tertentu.
Gambar 3.13 Sketsa sensing sensor
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
58/62
44
5. Pengaturan Jarak Sensor
Pengaturan jarak dilakukan agar sensing object lebih tepat karena
pengaruh terhadap suhu dan tegangan.
Gambar 3.14 Sketsa pengaturan jarak sensor
6. Sistem Rejector
Gambar 3.15 Sketsa sistem rejector
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
59/62
45
7. FlowchartRejector labeller
Gambar 3.16 Flowchartrejector labeller
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
60/62
46
8. Rangkaian Elektrik
Gambar 3.17 Rangkaian Elektrik Rejectorlabeller
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
61/62
47
BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
Rejected Product terjadi karena:
1. Label kaleng lepas di karton setelah mesin cermex
2. Label kaleng lepas setelah mesin labeller
3. Kaleng susu keluar karton
4. Isi kaleng susu kurang di karton
5. Label kaleng susu double
6. Label kaleng susu robek
Usulan Improvement:
1. Penambahan sensor deteksi label kaleng rusak dan rejector di
mesin auto case packing cermex
2. Penambahan sensor deteksi label kaleng rusak dan Pemasangan
sensor deteksi dan silinder untuk penyortiran kaleng di konveyor
mesin labeller
3. Ditetapkan parameter seting yang standart (baku) dengan cara
melakukan penelitian di line
4.2 SARAN
1. Penggantian mesin labeller yang lebih baik performanya atau
dilakukan perbaikan dari sistem mekanik mesin labeller.
2. Penambahan sistem mekanik untuk mengurangi getaran di mesin
auto case packing cermex
7/25/2019 Contoh Lap. KKI Thp 2 TE.pdf
62/62
48
DAFTAR PUSTAKA
Putra, Agfianto Eko. 2004.PLC (Progammable Logic Control). From Kuliah
Pengantar kelas-mikrokontrol.com
Hage. 2009. Sistem 3 Fasa. Online. http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/01/sis
tem-3-fasa.html [27 Juli 2013]
Ismujianto. 2008. Motor Induksi 3 Phasa. Online. http://ismujianto.blogspot.com/
2008/03/motor-induksi-3-phase-pembahasan-motor.html [21 Juli 2013]
Sierad, Bakhtiar. 2011. Motor Servo. Online. http://d4ea.blogspot.com/2011/04/
motor-servo-adalah.html [26 Juli 2013]
Musbikhin. 2011. Pengertian Sensor dan Macammacam Sensor. Online. http:
//www.musbikhin.com/pengertian-sensor-dan-macam-macam-sensor [26
Juli 2013]
Mukhlis. 2011. Sensor Proximity. Online. http://themoneysaving.blogspot.com
/2011/02/sensor-proximity.html [26 Juli 2013]
Haryono, Nono. 2010. Reed Switch. Online. http://otosensing.blogspot.com/
2010/11/reed-switch.html [20 Juli 2013]
Maswie. 2007. Silinder pneumatik. Online.http://maswie2000.wordpress.com/2007/11/03/silinder-pneumatik/ [25 Juli 2013]
Anonim. 2011. Gaya piston. Online.http://berandarindu.blogspot.com/2011
/05/sekilas-pneumatic.html [23 Juli 2013]
http://maswie2000.wordpress.com/2007/11/03/silinder-pneumatik/http://maswie2000.wordpress.com/2007/11/03/silinder-pneumatik/http://maswie2000.wordpress.com/2007/11/03/silinder-pneumatik/http://maswie2000.wordpress.com/2007/11/03/silinder-pneumatik/