Contoh Kasus Mahasiswa Yang Sukses Dalam UsahaLAPORANdiajukan
sebagai tugas Mata Kuliah KewirausahaanDosen Ampu: Dr.Bambang
Darmawan, M.M.Pd
Disusun Oleh :
Aldi Hasan Mazid1301622
DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESINFAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI
DAN KEJURUANUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIABANDUNG2014
2
KATA PENGANTARDengan mengucapkan Puji Syukur Kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan
penulisan tugas ini dengan judul Contoh Kasus Mahasiswa Yang Sukses
Dalam Usaha sebagai salah satu tugas untuk mata kuliah Konversi
Energi di Semester Ganjil tahun ajaran 2014/2015.Penulis menyadari
bahwa dalam penulisan tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis dengan hati terbuka mengharapkan saran-saran dan
kritikan-kritikan yang membangun (konstruksi) demi kesempurnaan
tugas yang akan datang.Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis
tidak lupa untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan
dan bantuan.Penulis sadar dalam penyusunan laporan ini masih banyak
terdapat kekurangan oleh sebab itu penyusun mengharapkan saran yang
membangun agar dapat menjadi acuan dalam penyusunan laporan yang
akan datang.
Bandung, 13 Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISIKATA PENGANTAR iDAFTAR ISIiiA. Judul 1. Kasus
pertama132. Kasus kedua133. Kasus ketiga134. Kasus keempat135.
Kasus kelima136. Kasus keeman137. Kasus ketujuh138. Kasus
kedelapan139. Kasus kesembilan1310. Kasus kesepuluh13B.
Kesimpulan13DAFTAR PUSTAKA12
ii
A. Contoh Kasus Mahasiswa Yang Sukses Dalam Usaha1. Kasus
pertamaJualan Gorengan, Mahasiswa Ini Raup Untung Rp 120 Juta Per
Bulan
Semua orang tentu mengenal makanan gorengan. Bukan hal sulit
menemukan penjual gorengan di jalanan. Tidak bisa dipungkiri,
banyak orang yang doyan makan gorengan.Fenomena ini rupanya
ditangkap oleh Riyadh Ramadhan, seorang mahasiswa berusia 19 tahun,
lulusan SMA Al Hikmah Surabaya. Dia jeli melihat makanan gorengan
sebagai potensi untuk berbisnis.Riyadh menceritakan, aktivitas
bisnisnya sebenarnya sudah dimulai sejak dia duduk di bangku
Sekolah Dasar. Ketika itu dia biasa menjual mainan anak-anak dan
gambar tempel kepada teman-teman sekolahnya. Dia mengatakan
inspirasi menjadi pebisnis didapat dari kedua orang tuanya yang
juga pebisnis yang sukses mengelola lembaga pendidikan.Proses
Riyadh terjun ke bisnis makanan gorengan ini dimulai ketika dia
masih berusia 16 tahun, saat masih duduk di bangku SMA. Tahun 2009,
berawal dari hobi memasak dan melihat peluang usaha, dia
berinisiatif menjual gorengan kepada teman-teman sekolahnya. Semua
itu awalnya dia lakukan secara otodidak."Saya melihat di Surabaya
banyak penjual gorengan, lalu saya berpikir untuk membikin
sendiri," kata Riyadh.Dengan restu dan izin kedua orang tuanya,
Riyadh memulai bisnis gorengannya di sekolah. Awalnya dia sempat
merasa risih dan malu karena banyak teman yang mengejeknya.Namun
dia tetap berpikir positif untuk terus mengembangkan bisnisnya.
Setelah berjalan setahun ternyata bisnis gorengannya makin laris
hingga dia berpikir untuk membuka kafe gorengan di mal.Dengan bekal
keuntungan setahun dan bantuan dana dari orang tuanya, Riyadh mulai
membuka kafe gorengan di salah satu mal di Surabaya dengan nama Go
Crunz. Di kafe itu dia menyediakan menu gorengan, seperti kentang,
jamur, ayam, dan otak-otak ikan. Selain gorengan, dia juga
menyediakan beragam pilihan minuman.Dengan harga Rp 6.000-Rp 9.000
per kotak yang berisi empat sampai lima gorengan ternyata banyak
orang menyukai gorengan Riyadh. Tak seberapa lama, dia pun membuka
dua gerai baru.Dari ketiga gerai itu, total omzet yang didapatnya
mencapai Rp 120 juta per bulan, dengan laba sekitar 40 persen dari
omzet. Pada Oktober 2010 Riyadh pun resmi menawarkan kemitraan
usaha. Hingga kini Riyadh telah memiliki 12 gerai usaha yang
tersebar di beberapa kota, antara lain Jakarta, Bekasi, Malang, dan
Balikpapan.Meraih kesuksesan di usia muda mungkin menjadi impian
banyak orang. Namun bagi Riyadh Ramadhan impian itu kini telah
diraihnya menjadi kenyataan. Bisnis gorengannya tumbuh cukup
'subur'."Saya ingin beberapa tahun ke depan bisa go international,"
ucapnya.Kisah sukses bisnis gorengan berhasil mengantarkan Riyadh
dinobatkan sebagai Entrepreneur Termuda 2010 versi Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.
Dampak positif : usaha yang dijalankan ini sangat menguntungkan
dan bisa memberi dorongan yang bagus karena untung yang didapatkan
sangat besar sampai 120juta per bulannya usha yang seperti harus
terus didukung dan di kembangkan karena jiwa usaha yang ada dirinya
membuat usahanya akan lebih maju dan semakin membuat ide-ide baru
dalam pembuatan goerengan ini. Dampak negatif : sering kita ketahui
bahwa dalam bisnis makanan ini harus sagat teliti dan jeli, yang
harus diprhatikan terutama pada kebersihan dari semua bahan-bahan
yang akan dipergunakan untuk membuat gorengan ini dan tetap menjaga
ini agar tidak kehilangan pelanggan.
2. Kasus keduaKisah Sukses Mahasiswa yang Tak Sempat Ambil
Ijazah Sarjananya
IRSHADkesal, sudah habis uangnya untuk biaya wisuda kampusnya,
lelaki kelahiran Jakarta itu masih harus mengeluarkan uang sebesar
Rp 500 ribu rupiah untuk menebus ijazahnya. Padahal untuk wisuda
saja dia harus mengeluarkan biaya Rp 2,5 Juta.Rasa tidak enak
sebagai seorang anak, membuatnya tak tega untuk menambah beban
orangtuanya. Iapun memilih untuk tidak meminta uang lagi
keorangtuauntuk menebus ijazah tersebut. Sejak saat itu, iapun
melanjutkan hidup tanpa mengambil ijazah sarjana desain dari sebuah
universitas terkemuka di Jakarta. Itulah sekelumit kisah Irshad
Abdassah Noor.Saat itu dibenak saya, rejeki saja bukan dari ijazah
kok, jelasnya kepadahidayatullah.com, Senin (23/09/2013).Keinginan
untuk menjadi lelaki mandiri memang sudah ada sejak duduk di bangku
sekolah. Buku-buku orang-orang sukses seperti Bob Sadino, Ciputra,
Robert Kawasaki dan tokoh-tokoh wirausaha dilahapnya sejak
lama.Ditambah pelajaran dari sekelilingnya. Ia melihat banyak orang
sukses justru tidak sesuai gelar kuliahnya. Banyak dokter jadi
musisi, akuntan jadi desain grafis dan sebagainya. Sebelum ia
luluspun, ia telah merintis usaha fotografinya sendiri bernama
Abdassah Studio.Sambil kuliah, ia menerima pesanan-pesanan foto
pernikahan hingga hal-hal berbau desain grafis.Sampai seminggu
sebelum sidang kelulusan itu saya tidak sempat belajar karena ada
kerjaan foto pernikahan di Lampung, jelas Irshad mengenang.Menikahi
Gadis LDKLelaki yang juga aktif di Lembaga Dakwah Kampus di tempat
kuliahnya inipun beranikan diri untuk menikah. Bermodal yakin, ia
melamar seorang gadis Bukit Tinggi bernama Kumala Shary.Atas
kehendak Allah Subhanahu Wataala, gadis itupun menerima lamarannya.
Ia mulai bahtera rumah tangganya pada 26 Desember 2010, kurang
lebih setahun sejak ia lulus kuliah.Saat aktif di LDK, saya kenal
Irshad sebagai sosok yang visioner dan pekerja keras, cerita Kumala
mengenang kembali sosok suaminya ketika belum menikah.Kumala
bercerita, dalam perjalanan pernikahan mereka tidaklah semulus yang
dibayangkan orang. Perbedaan pendapat antara mereka
danorangtuasering menjadi beban tersendiri. Terlebih
memangorangtuamereka ingin mereka bekerja di kantor dengan
penghasilan tetap.Tapi, Kumala yakin keteguhan dan ketekunan sang
suami dalam berikhtiar memiliki keberkahannya sendiri.Kerja keras
sang suami mengembangkan bisnis fotografi dan desain grafis
ditemaninya dengan sabar. Ibu satu anak inipun rela mengundurkan
diri sebagai seorang guru di sebuah Sekolah Dasar Islam Terpadu di
Bekasi. Ia ingin fokus mendidik sang anak ketika sang suami bekerja
menembus waktu demi keluarga.Orangtuamemang sering khawatir dengan
pendapatan keluarga, tapi kami coba jelaskan dan memberikan
pembuktian, jelas Kumala sambil tersenyum mengingat sikap suaminya
yang tidak mau mengambil Ijazah kuliahnya hingga hari ini.Saya
memang tidak memiliki rasa takut, saya yakin ngak mungkin saya ngak
makan karena saya menikah, Irshad menyela dengan nada
menyakinkan.
Bukti Janji AllahApa yang diyakini Irshad tentang keberkahan
dari Allah itu berbuah banyak kisah. Keberanian dan kenyakinannya
perlahan lahan membuahkan hasil. Ditemani dengan perencanaan dan
budaya hidup hemat dan rajin menabung, usahanya berkembang.Sebuah
kisah menarik diceritakannya kepadahidayatullah.com. Suatu ketika
uang pegangannya tinggal Rp 500 Ribu. Pada saat yang sama sang Ibu
hendak meminjam uang untuk keperluan keluarga. Tanpa berpikir
panjang, ia pun meminjamkan uang pegangannya itu kepada sang
Ibu.Masya Allah, sejam kemudian ada yang telepon kasih order foto
dengan harga sepuluh kali lipat, jelas Irshad.Jujur, saat saat
seperti sering bikin gue menangis di hadapan Allah,
tambahnya.Kumala sendiri tidak mau melogikakan cara berpikir
suaminya. Ia hanya bisa terus berdoa dan menemani cita-cita sang
suami sembari ikut mencoba buka usaha.Biasanya sebagian ditabung
sebagian lagi di putar dengan usaha lain, jelas Kumala yang juga
merintis usaha rendang dan nugget ini.Sebagai sepasang suami istri,
mereka berdua kompak membangun jiwa wirausaha dengan caranya
masing-masing.Saat ini penghasilan Irshad rata-rata paling minim
2,5 Juta. Jika sedang sedang ramai order bisa sampai 21 Juta
perbulan. Sang istri mengatur keuangan suaminya dengan baik.
Sebagian ditabung, sebagian untuk investasi usaha
lain.Yanggakmungkin uang dua puluh satu juga kita habisin sebulan,
sebagian ditabung untuk siap-siap jika suatu saat sepi order, jelas
Irshad.Sebagian kita pakai untuk investasi usaha lain, kita juga
ada usaha bisnis rendang dan nugget, tambah Kumala.Menurut Irshad
dan Kumala, semua yang ia jalani selama ini, kuncinya adalah
perencanaan, konsisten, fokus dan yakin pada AllahJika mengenang
kisah saat kuliah hingga hari ini, Irshad sering terdiam sejenak.
Seperti orang yang menahan haru.Sambil mengambil nafas, ia
mengenang betapa dahulu hidupnya begitu susah. Saat belum mampu
beli computer, ia biasa menginap di sekretariat LDK. Menunggu
aktivis kampus pulang lalu ia izin menggunakan.Hingga subuh ia
memanfaatkan waktu tersebut mengerjakan pesanan-pesanan foto dan
desain grafis. Usai subuh jika ada waktu kuliah maka ia lanjut
masuk kelas. Kurang tidur, mengantuk, kerja keras dan membiasakan
diri disiplin dengan program kehidupan yang ia siapkan bagi dirinya
adalah proses yang terus dikenangnya.Kalau kita bicara kebutuhan
ekonomi pasti tidak akan pernah ideal, manusia tidak akan pernah
ada puasnya, jelas irshad.Itu kenapa gue ngak mau ambil ijazah gue
sampai sekarang, dan terbukti rejeki gue Allah yang atur, tambah
murah senyum ini lagi.Irshad berharap, setiap manusia tidak sombong
dengan posisi karirnya. Tidak juga rendah diri karena tidak
memiliki kesempatan kuliah. Ini karena, berulang kali ia
menjelaskan kemuliaan kita ditentukan Allah begitupun dengan rejeki
kita.Kuliah bisa dimana saja apalagi ini zaman internet, tapi
sekarang yang dibutuhkan dunia pekerjaan bukan ijazah
tapiskill(keahlian), portfolio bukan ijazah,
jelasnya.Dariskillmenurutnya, akan lahir kepercayaan orang pada
diri kita.Kepercayaan adalah amanah. Seperti juga kepercayaan Allah
pada hambaNya. Allah suruh kita yakin pada kebesaranNya, Allah
suruh kita hidup mengandalkan kekuatanNya.Apapun capaian dari
target kehidupan yang didapatnya, ia berusaha rendah hati, tidak
sombong dan tidak merendahkan orang lain. Karena menurutnya,
kecukupan yang dimilikinya juga bagian dari keberkahan dari
Allah.Bahkan bisa jadi cobaan dari Allah, gue orang yang bersyukur
atau tidak? tambahnya.Kesuksesan yang diraihnya tidak membuat
dirinya sombong. Kesuksesan yang diraihnya justru membuat dia
semakin banyak mengukur diri. Menciptakan target-target baru. Lebih
utama dari itu, ia mengajak banyak orang untuk optimis dengan
kemandirian hidup.Sekali lagi katanya, jangan rendah diri karena
kita tidak memiliki kesempatan untuk kuliah, karena rejeki kita
hadir karena Allah bukan karena ijazah kuliah, ujarnya.*
Dampak positif : dilihat dari usaha yang dijalankan ini cukup
memberikan untung yang sangat besar, dan terus menciptakan
kreasi-kreasi yang lebih bagus dan akan membuat pelanggan akan
tetap percaya dan akan terus berdatangan, dan tetap menjaga
kualitas dari barang-barang yang akan dipasarkan. Dampak negatif :
dengan persaingan yang sangat pesat dalam usaha ini dibutuhkan
kejelian dalam membuat kreasi yang akan di buat dan terus menjaga
kepercayaan dari pelanggan.
3. Kasus ketigaKisah Sukses Merry Riana, Mahasiswi"Miskin"yang
Kini Jadi MiliarderOrangterkaya-id.blogspot.com- Muda, cantik dan
energik, itulah kesan yang timbul pertama kali melihat Merry Riana.
Siapa yang tidak mengenal sosoknya? Namanya melejit di dunia
internasional berkat kesuksesan meraup penghasilan satu juta dolar
Amerika Serikat (AS) di usia 26 tahun.Siapa yang menyangka jika
seorang mahasiswakerekini menjelma menjadi sumber inspirasi bagi
masyarakat luas atas kesuksesannya yang luar biasa? Di usianya yang
masih muda, Merry Riana telah merasakan sukses baik dari segi
finansial maupun sosial.Miliarder muda asal Jakarta ini begitu
semangat saat berbagi cerita di hadapan ribuan orang tentang lika
liku hidup di negeri tetangga hingga dapat mencapai puncak
ketenaran seperti sekarang.Merry, nama panggilan akrabnya, mengaku
sangat bersyukur bisa mendulang keberhasilan di usia muda dengan
uang satu juta dolar AS di tangan. Namun di balik itu semua,
terselip kisah pahit yang sampai saat ini membekas di hati dan
menjadi pengalaman paling berharga dalam menggapai kesuksesan."Saya
tidak pernah menyangka bisa mendapat julukan wanita sejuta dolar.
Banyak orang berasumsi bahwa saya dapat mengantongi satu juta dolar
di usia 26 tahun karena keluarga yang kaya. Itu salah, karena saya
bukan dari keluarga konglomerat, menikah dengan anak konglomerat
atau menikah dengan konglomeratnya," urai dia saat ditemui di
Djakarta Theater, Minggu 1 Juni 2014 malam.Merry justru tinggal dan
dibesarkan dalam sebuah keprihatinan. Berasal dari keluarga
sederhana dengan kondisi keuangan pas-pasan, tak pernah terbersit
sedikitpun dalam benaknya untuk melanjutkan sekolah di Singapura.
Namun inilah titik awal dari perjalanan panjang Merry.Memutar
memori 16 tahun lalu, tepatnya di Mei 1998, Merry bercerita bahwa
keluarganya terpaksa mengamankan dirinya dari peristiwa kerusuhan
dan krisis moneter (krismon) yang melanda Indonesia. Saat itu,
usianya baru menginjak 18 tahun dan berniat mengecap bangku kuliah
di Universitas Trisakti, kampus di mana sang Ayah pernah
mengajar."Karena orang tua khawatir, terutama soal pendidikan
anaknya, maka mereka mengirim saya ke Singapura. Tidak pernah saya
membayangkan bisa sekolah di luar negeri, karena tinggal saja di
Tanjung Priok dekat Pasar Ular Plumpang yang keadaannya pas-pasan,"
terang dia.Di Singapura, lanjutnya, dia harus kuliah dengan bantuan
utang dari pemerintah setempat. Pada saat itu, pemerintah Singapura
memberi uluran bantuan kepada beberapa pelajar di Jakarta yang
memiliki prestasi cukup baik."Utang saya untuk biaya kuliah
mencapai lebih dari 4.000 Dolar Singapura atau setara dengan lebih
dari Rp 400 juta. Tapi itulah yang saya hargai dari perjuangan
orang tua," ucap dia.Akhirnya dengan pinjaman tersebut, kata Merry,
dirinya lolos dan diterima di Nanyang Technological University
(NTU), Singapura. Kampus yang begitu megah dan indah. Namun sayang,
Merry harus merasakan hidup serba kekurangan di negeri orang.
Mahasiswi ini harus bertahan dengan uang 10 Dolar Singapura atau Rp
90 ribu setiap minggunya."Di Singapura cuma hidup dengan uang Rp 90
ribu, makanya kadang puasa makan atau makan pakai mie instan selama
bertahun-tahun. Kuliah bawa bekal sepotong roti tawar dan itupun
makannya di toilet biar nggak ada satupun yang lihat," ujarnya.Di
tengah perjalanan hidupnya, dia mengaku sempat marah dan kecewa
pada Tuhan. Merry harus menghadapi cobaan yang bertubi-tubi seorang
diri tanpa keluarga di sampingnya. Beruntung, keputusasaan itu
hanya sesaat. Dia akhirnya mampu bangkit dengan tiga hal yang
menjadi kekuatan Merry untuk lepas dari kondisi tersebut.
1. Vision atau berani bermimpi besarMimpi besar untuk mengubah
hidup muncul saat Merry berusia 20 tahun. Saat itu hatinya seolah
ingin mendobrak segala hambatan di depan."Saya sudah bosan hidup
susah, saya harus bisa berubah. Saya berhenti menyalahkan keadaan
dan bermimpi sebelum usia 30 tahun, saya harus sudah punya
kebebasan finansial, membayar utang, membahagiakan orang tua dan
saat kembali ke Indonesia harus jadi orang sukses," harap dia.
2. ActionMimpi menjadi kekuatan besar supaya setiap orang
berjuang demi mewujudkan mimpi tersebut. Dengan bekal keyakinan
hati, Merry melakukan pekerjaan-pekerjaan kecil yang banyak
diremehkan orang lain. Dia pernah melakoni pekerjaan sebagai
pembagi brosur, penjual bunga."Disitulah kita diuji dengan celaan
dan remehan. Tapi saya tetap berjiwa besar, hingga akhirnya
memberanikan diri memulai usaha di jasa keuangan dan berjualan di
halte bus, stasiun MRT. Saya bekerja 14 jam selama tujuh hari non
stop," terang Merry.
3. PassionPekerjaan yang dilakukan dengan cinta dan
sungguh-sungguh, maka akan berbuah manis. Inilah yang membawa Merry
mengecap kesuksesan sebagai salah seorang miliarder. "Dan setelah
16 tahun saya di Singapura, saya memutuskan untuk menetap kembali
di Indonesia berbagi ilmu karena itulah yang akan membuat hidup
lebih berarti," tutup Merry yang kini aktif sebagai
motivator.Terakhir, Merry berpesan agar setiap orang tidak takut
untuk melakukan perubahan. Tidak harus dalam skala besar tapi bisa
dilakukan dalam bentuk yang sederhana. "Jika belum bisa melakukan
hal besar, lakukan hal kecil dengan jiwa yang besar," tutup
Merry.Biografi Singkat Merry RianaMerry Riana adalah pengusaha,
penulis, entrepreneur wanitadan motivator dari Indonesia. Merry
Riana menerbitkan buku berjudul A Gift From a Friend pada tahun
2006 yang berisi pengalaman dan latar belakang dirinya hidup di
Singapura.Buku hasil karyanya yang lain berjudul"Mimpi Sejuta
Dolar", sangat inspiratif dan motivatif. Ia juga Seorang Speaker,
Trainer dan menjadi Motivator Wanita No.1 di Asia.Merry Rianayang
menjadi salah satuEnterpreneur dan Motivator wanita tersuksesini
berasal dari Indonesia, Ia dilahirkan di pada tanggal 29 Mei 1980
di Jakarta, Merry Riana lahir dan tumbuh di Jakarta dalam sebuah
keluarga sederhana. Orangtua Merry adalah seorang pebisnis dan ibu
rumah tangga. Ia merupakan anak sulung dari 3 bersaudara. Dampak
positif : dengan jiwa usaha yang sangat tinggi membawa mahasiswi
ini mempunyai ketenaran yang sangat luar biasa dan menjadikan
dirinya sebagai miliader yang sangat terkenal dengan berbagai
rintangan yang dia hadapi dan cobaan yang begitu bertubi-tubi
mahasiswi yang tek pernah lelah ini terus merajut impian yang dia
inginkan dan akhirnya dia mendapatkan apa yang dia inginkan. Dampak
negatif : mungkin dengan anagan-angan saja tidak bisa menjadikan
kita sebagai miliader yang begitu tenar, butuh kerja keras yang
sangat tinggi dan aksi yang begitu serius untuk menjadikan kita
sebagai miliader yang sangat sukses.
4. Kasus keempatAnnur Budi, Mahasiswa Yang Sukses Membangun
Bisnis Percetakan
Annur Budi memulai bisnis percetakannya berawal dari jasa foto
kopi di kampusnyaMahasiswa Teknik Industri angkatan 2008 UGM ini
bernama Annur Budi Utama. Dialah pemilik Deepublish, usaha
percetakan buku, yang awalnya hanya untuk memenuhi kebutuhan
teman-teman sesama mahasiswanya. Memulai usaha pada tahun 2009,
modalnya cukup besar sekitar 16jt-an rupiah, kini (2013) omsetnya
mencapai 250 juta rupiah.Berawal dari Bisnis Foto CopySaya kenal
bisnis percetakan dan fotokopi pada November 2009 lalu berkembang
pada Januari 2010 fokus buku bertema pendidikan di bawah bendera
Deepublish hingga sekarang, hasilnya lumayan, kata Annur Budi Utama
di Yogyakarta.Produk cetak yang dipilihnya untuk dikembangkan
adalah buku-buku bahan ajar di kampus. Biasanya kan dosen pengasuh
mata kuliah itu memberikan bahan ajar dalam bentuk pointers atau
slideshow. Annur Budi Utama dibawah perusahaannya, Deepublish,
mengolah bahan tersebut menjadi sebuah buku. Dia bekerjasama dengan
mengajak dosen pengampu mata kuliah untuk jadi penulisnya. Dan
BLAM!!! Ternyata kebutuhan untuk bahan ajar yang ringkas,
terstruktur itu memang jadi kebutuhan penting bagi mahasiswa, maka
bisnisnya pun bisa berkembang.Target PasarSemakin kesini,
Deepublish tidak hanya memproduksi buku ajar, kini bahkan melayani
pembuatan proceeding seminar, jurnal, hingga buku-buku self
improvment tentang life skill. Annur, sangat jeli menarget ceruk
pasar yang berbeda, yaitu kalangan pendidikan tinggi, kampus dan
mahasiswa serta dosen. Yang menjadikan deepublish disukai penulis
yang kebanyakan dosen dan guru tersebut, adalah nilai roalti
penulis yang lumayan besar. Kami jadikan dosen dan guru sebagai
penulis dengan royalti hingga 25 persen, kata Annur. Biasanya
royalti penulis hanya 10% atau kurang, lho.Selain di lingkungan
UGM, produk bukunya dipakai juga di lingkungan Universitas Pasundan
Bandung, Instiper, Universitas Islam Indonesia, buku untuk
anak-anak SLB di Madiun juga di Salatiga. Saat ini, satu buku yang
ditulis oleh seorang pelaut kini jadi buku yang wajib dibaca
karyawan PT Pelindo terkait bagaimana menjadi pelaut yang baik.
Kami melakukan terobosan, menciptakan banyak penulis baru dari
dosen-dosen yang selama ini hanya presentasikan dalam bentuk slide
atau pointer mata kuliah jadi utuh buku lengkap dengan nomor ISBN,
katanya.Pantang MenyerahKisah sukses merintis usaha jasa percetakan
dan penerbitan bukan berarti tak menemui hambatan. Saat order cukup
banyak, delapan karyawan yang bekerja memilih berhenti. Akibatnya
untuk proses pengerjaan produksi penerbitan buku harus dijalankan
sendiri hingga menemukan karyawan baru. Soal kunci sukses usaha
jasanya, memanfaatkan pasar dengan ceruk kecil. Buku-buku yang
diterbitkan bisa order model print on demand atau dalam jumlah
terbatas. Mungkin itulah bedanya kami dengan penerbitan yang lain.
Kami yakinkan dosen agar mau jadi penulis dan kalau perlu dibantu
how to dengan panduan menulis, video tutorial, pasalnya tidak semua
dosen jago menulis, katanya.Kini dengan tiga karyawan tetap dan
tiga pekerja paruh waktu, Annur yakin bisa memberikan gaji kepada
karyawan lebih dari Rp1 juta per bulan. Pekerja paruh waktu gajinya
Rp800 ribu atau di atas standar upah minimum regional (UMR)
Yogyakarta. Satu visi yang ingin diwujudkan yaitu bagaimana
memuliakan dan mencerdaskan manusia.Bisnis yang TerukurBisnis itu
harus dengan target yang jelas. Jika sudah menemukan visi bisnis
yang tepat, penentuan target, wirausaha muda tidak mudah goyah. Hal
pokok, sekarang sudah saatnya tinggalkan bisnis yang berbasis
oportunity atau peluang tapi berbisnis itu harus dengan passion,
mencari profit atau laba sebesarnya, itu harus, katanya.
(bn/kampungwirausaha.net) Dampak positif : dengan memanfaatkan
peluang yang ada walaupun terlihat kecil dalam peluang tetapi apa
yang dilakukan oleh Annur ini malah membuat dirinya suskes dengan
usaha yang dijalankan olehnya,dan akhirnya berubah menjadi
percetakan buku yang begitu maju. Dampak negatif :usahaa yang
dijalankan ini memang cukup menggiurkaan karena dengan omset yang
begitu besar tetap yang harus diperhatikan dari sisi
kualitasnya.
5. Kasus kelimaMahasiswi Cantik Ini Sukses Bisnis Jualan Boneka
Peraga Gigi
Memiliki penghasilan tinggi di usia muda, bukan hal yang tidak
mungkin. Misalnya Anggi Hayani, mahasiswi kedokteran gigi
Universitas Sumatera Utara mampu membuktikan hal itu. Anggi sukses
mengembangkan bisnis boneka untuk alat peraga kesehatan gigi
berkarekter tokoh-tokoh unik. Melalai bisnis ini ia mengaku
mendapat omzet Rp 40 juta per bulan.Tepatnya pada tahun 2010, ia
bersama rekannya melakukan soasialisasi kesehatan gigi ke anak-anak
menggunakan alat peraga gigi normal, respons anak-anak saat itu
sangat mudah merasa bosan dan tidak menangkap apa yang disampaikan.
Akhirnya, muncul ide membuat boneka berkarakter unik yang dibumbui
dengan cerita. Respons dari anak-anak pun tinggi dan mereka merasa
senang mengikuti sosialisasi. Berawal dari sana, boneka karya Anggi
bersama rekannya itu memperoleh sambutan yang besar.Saat kami
memperkenalkan boneka ini di Medan, orang-orang kedokteran gigi itu
tertarik untuk beli. Selain desain bagus untuk edukasi juga bisa
sebagai pajangan di tempat praktek sudah oke. Itulah konsep pertama
kita, kata Anggi kepadadetikFinancesaat acara Pasar Indonesia
Mandiri di JCC Senayan Jakarta, Rabu (3/10/2012).Di bawah bendera
Kenkou Dolls & Souvenir, produk unggulan yang dihasilkan adalah
boneka berkakter gigi sehat (Mr dan Mrs Dente) dan gigi berlubang
(Kenkou Boy). Selain itu, ia juga mengembangkan berbagai macam
souvenir bertema gigi yang bisa dinikmati oleh semua
kalangan.Boneka itu untuk penyuluh edukasi kesehatan terus
sekolah-sekolah, dokter gigi, puskesmas, instansi kesehatan dan
pendidikan. Kalau souvenir untuk mahasisiwa dan masyarakat biasa,
katanya.Harga produk yang ditawarkan pun relatif beragam dan
terjangkau. Kalau boneka untuk icon, kami jual RP 150 ribu sampai
Rp 250 ribu. Kalau souvenirnya ada yang Rp 5 ribu sampai Rp 70 ribu
80 ribu, imbuhnya. Peraih juara terinovatif dan teredukatif dalam
Wirausaha Mandiri ini mengaku, produk yang ia buat bersama rekannya
telah menembus seluruh Indonesia. Ia menggunakan pemasaran dengan
cara online.Pasarnya itu masih domainnya Medan. Kalau online-nya
sudah kemana-mana sempet juga ke Singapura untuk ikut lomba disana,
tambahnya.Usahayang dijalani sejak 2 tahun silam ini akhirnya
berbuah manis, Kenkou Dolls & Souvenir bisa meraup omzet hingga
Rp 40 juta per bulan. Penjualan didominasi oleh penjualan online.
Per bulan Rp 20-40 juta. Itu terbanyak dari online, tuturnya.
Keberhasilan yang dicapai Anggi, tidak membuatnya cepat puas, ia
ingin produknya bisa dikenal lebih luas lagi.Icon kami terangkat
terus bisa nembus PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia), lebih
baik lagi pengennya sih kerjasama dengan perusahaan besar seperti
Pepsodent atau Ciptadent sebagai supplier, sebutnya.Pada kesempatan
itu, Anggi berencana setelah lulus dari kedokteran gigi, ia ingin
tetap memadukan antara profesi seorang dokter gigi dan bisnis,
namun dengan orientasi sosial bisnis.Pengennya mengkombinasikan
dokter gigi sama pebisnis. Kami ingin main ke sosial entrepreneur,
pungkasnya.Apakah anda tertarik cerita Anggi atau ingin memesan
produk boneka gigi? Yup anda bisa kirim email ke:
[email protected] atau mengunjungi facebook: kenkou dolls &
souvenirs. Dampak positif : dengan dasar yang dia jalani sebagai
mahasiswi kedokteran gigi dan dia mempunyai inovasi baru yaitu
membuat boneka-boneka gigi yang dibuat berbaagaai karakter dan bisa
membuat anak-anak tidak takut lagi dibawa kedokter gigi karena
dengan adanya ini membuat anak menjadi tenang dan bisa mengetahui
apa gigi itu. Dampak negatif : dibutukan berbagai kreasi lagi agar
lebih menarik dan terus dibutuhkan sosialisasi agar mereka lebih
mengetahui kegunaan dari boneka ini.
6. Kasus keemanIqbal Maulana, Mahasiswa Yang Sukses Menerjuni
Usaha Olahan JamurTiramPersaingan usaha makanan, setiap harinya
mengalami peningkatan. Berbagai inovasi dicoba para pelaku usaha
untuk menghadirkan menu baru yang unik dan menarik para konsumen.
Salah satu menu makanan itu jamur crispy. Cemilan gurih dan renyah
ini dibuat dengan bahan baku jamur tiram.Rasanya gurih dan memiliki
sensasi rasa mirip daging ayam, membuat cemilan ini mulai disukai
oleh masyarakat. Tentu ini menjadi peluang usaha menjanjikan. Hal
inilah memotivasi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Andalas, M Iqbal Maulana mengembangkan usaha jamur
crispy ini sejak beberapa waktu lalu.Iqbal menggeluti budidaya
jamur tiram ini enam bulan lalu di rumahnya di kawasan Gaung,
Telukbayur. mengaku sudah bisa melihat prospek bisnis olahan jamur
tiram tersebut.Masakan berbahan dasar jamur tiram ini ternyata
disukai para penikmat kuliner. Mungkin karena rasanya yang gurih
dan teksturnya yang renyah membuat sensasi di lidah, kata Iqbal
seperti dikutip dariPadang Ekspres,Kamis (23/11).Apalagi kata
Iqbal, jika olahan tersebut ditunjang dengan keunggulan bahan
bakunya yaitu jamur tiram yang tanpa kolesterol dan mengandung
berbagai macam manfaat bagi kesehatan. Apalagi, cemilan ini bisa
pengganti ayam, ujarnya seraya menyebutkan olahan jamur tiram ini,
ia namai Jamur Tiram Cinta.Iqbal menceritakan, ide membuat jamur
crispy ini muncul setelah melihat sisa jamur tiram yang tidak habis
dipasarkan. Karena khawatir membusuk, ia mencoba memutar cara agar
jamur-jamur tersebut bisa dimanfaatkan jadi makanan
olahan.Alhamdulillah, ternyata ada pasarnya. Awalnya, uji coba
dipasarkan di sekitar lingkungan rumah. Kini, dikembangkan pasar
mahasiswa. Selama iven ini, saya hanya patok Rp 2.500 per pack dan
memproduksi 8 kilogram jamur crispy, sebut Iqbal seraya mengatakan
modal awalnya Rp1,5 juta ditambah bantuan modal 50 persen dari
program mahasiswa wirausaha (PMW).Namun demikian, Iqbal sudah
memiliki rencana jangka panjang untuk usaha jamur crispy tersebut.
Meskipun usaha budidaya jamur tiram, sebagai sumber bahan baku
usaha makanan olahannya, baru saja berjalan.Dia berharap, kebutuhan
jamur tiram segar di pasaran bisa menjadi lahan usaha baru bagi
warga lainnya. Tentunya, dia menilai, hal itu akan menjadi sebuah
kesempatan bagi pembudidaya jamur untuk memenuhi permintaan
jamur.Iqbal menambahkan, jamur merupakan kuliner yang nikmat,
banyak rumah makan yang menggunakan jamur sebagai bahan pengganti
untuk daging. Terutama bagi mereka yang menghindari makanan olahan
serba daging, jamur cocok sebagai pengganti.Dengan begitu,
masyarakat juga mempunyai pandangan, jamur, cemilan yang sehat.
Selain itu, jamur relatif mudah diolah. Para pemula pun takkan
kesulitan untuk menjalankan bisnis ini, katanya seraya berharap ke
depannya, ia akan mencoba mengolah jamur tiram crispy ini dengan
aneka rasa. Dampak positif : dalam usaha ini dapat membuka peluang
usaha bagi yang lainnya maka dari usaha ini bisa dijadikan lahan
yang menguntungkan bagi yang lainnya dalam bahan-bahan yang
diperlukan untuk membuat makanan ini. Dampak negatif : biasanyan
dalam usaha makanan yang paling pertama dieluhkan oleh konsumen
adalah dari segi kebersihan dan bahan-bahan yang digunakan untuk
membuat mekanan ini.
7. Kasus ketujuhMahasiswa Ini Punya Usaha Beromzet Rp 300
Juta
Ranto Ari Pratama mencatatkan diri sebagai mahasiswa sekaligus
pengusaha sukses. Usaha Tahu Tek Cak Ari yang dirintisnya sekitar
tiga tahun lalu sudah memiliki 20outletdengan omzet Rp 300 juta per
bulan. Dua cabangnya ada di Kendari. "Walaupun awalnya sulit
membagi waktu antara kuliah dan usaha, semangat untuk terus mencoba
dan berusaha tidak akan pernah padam, ujar Ranto Ari di Makassar,
Selasa, 26 Maret 2013.Usaha tahu tek ini berawal dari kesukaannya
akan tahu tek sejak kecil saat ia tinggal di Papua. Ketika jajan di
salah satu warung gado-gado, ide bisnis tahu tek muncul. "Kemudian
saya berpikir lagi, apa sih yang belum ada di Makassar, tutur
mahasiswa Program Studi Akutansi Universitas Hasanuddin ini.Modal
awalnya Rp 4,2 juta. Uang itu dipinjam dari sahabatnya dan hasil
jualan gerobak usaha sebelumnya.Memang, sebelum berfokus di Tahu
Tek Cak Ari, ia pernah mencoba beberapa macam usaha, seperti
menjadi distributor kopi Toraja pada 2007. Ia juga pernah menjalani
usahafranchisesalah satufast fooddi Makassar.Bisnis Tahu Tek Cak
Ari ini tentu bukannya tanpa hambatan. Kendala utama antara lain
ketika harga bahan baku naik. Masalahnya, menurut Ari, harga menu
makanan tidak bisa begitu saja dinaikkan karena harga bahan baku
tak menentu. Akibatnya, keuntungannya pun menipis.Ari juga terus
mengembangkan produk dan pemasarannya. "Tahu tek di Jawa tidak
seperti ini. Kami modifikasi supaya dapat kena dengan lidahnya
orang Makassar," dia mencontohkan. Saat ini sudah banyak pesaing,
tapi dia tetap optimistis.Pria yang suka tampil sederhana ini
menginginkan usahanya bisa terus berkembang dan menyejahterakan
orang banyak. "Harapan saya ke depan, Tahu Tek Cak Ari ini bisa
menjadi seperti usaha waralaba KFC dan McDonalds. Dampak positif :
dari usaha yang dijalankan ini mungkin membuat pengusaha ini
membuat kreasi baru dari usaha yang dijalankan ini, karena usaha
yang dijalankannya berawal dari hobi. Dan jiwa sebagai pengusaha
ini bisa membuat usahanya maju pesat dan memiliki 20 outlet. Dampak
negatif : persaingan yang sangat ketat dalam bidang makanan membuat
pengusha harus memikirkan kreasi baru agar makanan yang dproduksi
ini tidak kalah sing dengan yang lainnya.
8. Kasus kedelapanKisah Sukses Mahasiswa Elang Gumilang,
miliarder muda dengan bisnis properti untuk kaum miskin
Elang Gumilang Sukses di Usia 24 Tahun
Adalah Elang Gumilang (25) , wirausaha muda yang berada di balik
pembangunan perumahan amat sederhana bertipe 22/60,mungil tapi
fungsional tempat untuk pulang dan bernaung bagi mereka yang bisa
terbilang miskin.Tangan dinginya menelurkan apa yang selama ini
sangat jarang dilakukan pengembang kawakan bermodal besar atau
kecil untuk membuat perumahan khusus orang miskin. Selama ini
bisnis properti sepertinya hanya untuk ditujukan bagi kaum
berpunya, demikian Elang berpikir.Mereka yang papa dan membutuhkan
tempar bernaung justru hanya punya mimpi untuk memiliki rumah
sendiri. Ada 75 juta penduduk negeri ini yang membutuhkan rumah.
Ini peluang bisnis , tapi kita sekalian ibadah membantu orang juga,
katanya.TARGET 2000 RUMAH Berayahkan seorang kontraktor , buat
elang bukan hal mustahil mencoba segala jenis usaha. Ditambah
sejumlah pertimbangan mendalam.Awal 2005 tatkala ia masih menjadi
mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
(IPB). Ia mulai membeli sepetak tanah dan membangun rumah
pertamanya. Modal diperoleh dari patungan bersama teman-temannya
semasa SMA maupun kuliah. Rumah sederhana berukuran 22 meter
persegi dengan luas tanah 60 meter persegi ini langsung pindah
tangan ketika selesai dibangun. Terbukti, orang haus akan rumah
murah seharga 23-37 juta rupiah itu.Saat itu, jumlah pekerja Elang
baru sekitar tujuh orang untuk mengurusi administrasi hingga
pemasaran. Namun lambat laun , bisnisnya ini berakar, menggeliat,
dan bertumbuh. Dari satu unit , bertambah menjadi tiga unit .
Bertambah terus , sampai sudah sekitar lebih dari 200-an rumah
dibangunnya. Target yang direncanakannya tak
tanggung-tanggung.Perusahaan Semesta Guna Grup miliknya, ingin
membangun 2.000 unit rumah sederhana. Dalam waktu setahun ,
investasi yang ditanamkan naik berlipat. Nilai jual objek pajak
(NJOP) tanah yang tadinya hanya Rp 50 ribu misalnya, melejit hingga
lima kali lipat dalam dua semester. Omzet per tahunnya pasti bikin
pengusaha mana pun berdecak kagum mengingat awal mula sepak
terjangnya karena tak kurang dari Rp 20 miliar per tahun dapat ia
bukukan. Belum lagi dari kontrak pre periodik terbarunya menambah
Rp 80 miliar hingga Rp 100 miliar ke bisnisnya.Elang Gumilang,
mahasiswa sederhana dari IPB kampusnya. petani anak H. Enceh dan
Hj.Priani, kini mempekerjakan ratusan karyawan pada setiap
proyeknya. Sekitar 30 tenaga administrasi dan 100 pekerja di setiap
proyek siap membantunya. Elang-lajang kelahiran Bogor, 6 April 1985
telah mengepakkan sayap bisnis sejauh yang ia bisa, dan terbang
setinggi yang dapat ia capai. Otot dan Otak Bisnis Elang terlahir
dari keluarga yang lumayan berada, namun bergaya hidup bersahaja.
Pendidikan moral dari orangtuanya tertanam baik.Ajaran itu terus
berurat akar dalam dirinya. Sebagai pelajar sekolah, ia termasuk
siswa gemilang. Jiwa wirausaha Elang mulai terasah saat ia duduk di
bangku kelas 3 SMU. Ia mempunyai target setelah lulus SMA harus
mendapatkan uang Rp 10 juta untuk modal kuliah. Tanpa sepengetahuan
orangtua, ia berjualan donat keliling ke sekolah-sekolah dasar di
Bogor. Namun, akhirnya orangtuanya tahu juga. Elang disuruh
berhenti berjualan karena UAN (Ujian Akhir Nasional) telah
menjelang.Dilarang berjualan donat, pemenang lomba bahasa sunda
tahun 2000 se Bogor ini tertangtang mencari uang dengan cara lain.
Pada 2003, ketika fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB mengadakan
lomba Java Economic Competition se Jawa, Elang mengikutinya dan
berhasil memenanginya . Begitu pula saat Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia menyelenggarakan kompetisi Ekonomi, Elang
sukses menjadi juara ketiga. Hadiah uang yang diperolehnya, ia
kumpulkan untuk modal kuliah.Setelah lulus SMU , Elang melanjutkan
kuliah di Fakultas Ekonomi IPB tanpa tes. Saat itulah, bermodalkan
uang sejuta rupiah, ia kembali berniat untuk memiliki sebuah usaha.
Awalnya, uang itu ia belanjakan sepatu, yang lantas dijual di
Asrama Mahasiswa IPB. Hanya perlu waktu sebulan, ia sudah bisa
mengantongi uang Rp 3 jutaan. Sayang, setelah berjalan beberapa
tahun, supplier yang digunakannya menurunkan kualitas sepatu.
Bisnis sepatu pun sirna. Ia melihat, lampu-lampu redup di kampus
IPB sebagai peluang bisnis pengadaan lampu. Elang mencoba
menerapkan strategi bisnis tanpa modal. Ia mengisahkan hikayat
seorang pemuda miskin di Amerika Latin. Setiap hari si pemuda
melambaikan tangan pada seorang pengusaha tembakau kaya raya dari
Amerika yang sedang bertandang.Pada awalnya, lambaian tangan itu
tidak dipedulikan. Namun, karena selalu berulang, pengusaha
tembakau itu penasaran dan menanyakan maksud sang pemuda. Jawab si
miskin adalah Saya punya tembakau berkualitas bagus. Bapak tidak
usah membayar dulu, yang penting saya dapat PO dulu dari Bapak.
Setelah mendengar jawaban tersebut, si pengusaha kaya lalu
mebuatkan tanda tangan dan stempel kepada pemuda tersebut. Dengan
modal itu, sang pemuda mengumpulkan hasil tembakau di kampungnya
untuk dijual ke Amerika lewat si pengusaha kaya raya itu. Maka,
jadilah pemuda itu orang kaya raya tanpa modal.Strategi inilah yang
ditiru Elang. Bermodal surat dari kampus, ia melobi perusahaan
lampi Philips pusat untuk menyetok lampu di kampusnya.
Alhamdulillah proposal saya gol, dan setiap penjualan saya mendapat
keuntungan Rp 15 juta, Ucapnya bangga. Namun, karena bisnis lampu
ini musiman dan perputaran uangnya lambat, terpikir oleh Elang
untuk mencari bisnis yang lain. Setelah melihat celah di bisnis
minyak goreng, Elang menekuni jualan minyak goreng ke warung-warung
. Tapi karena bisnis minyak ini 80 % menggunakan otot, sehingga
mengganggu kuliah, ia memutuskan untuk berhenti berjualan.Menyimak
perjalanannya, Elang mengaku bahwa bisnis demi bisnis yang
dilakukannya lebih banyak menggunakan otot dari pada otak. Ia lalu
berkonsultasi ke beberapa pengusaha dan dosennya untuk memperoleh
wawasan lain. Enlightment lalu ditemukannya. Bisnis tidak harus
selalu memakai otot, dan banyak peluang bisnis yang tidak
menggunakan otot.Setelah mendapat berbagai masukan, ia merintis
bisnis Lembaga Bahasa Inggris di kampusnya. Karena lembaga kursus
itu ditangani secara profesional dengan tenaga pengajar dari
lulusan luar negeri, pihak Fakultas Ekonomi mempercayakan
lembaganya itu menjadi mitra. Karena dalam bisnis ini ia tidak
terlibat langsung, ia manfaatkan waktu luangnya untuk bekerja
sebagai marketer perumahan.Sebenarnya, tanpa beralih ke bisnis
properti, untuk dirinya sendiri. Elang tidak bisa dibilang kurang
mapan. Pemuda antirokok ini sudah mempunyai rumah dan mobil
sendiri. Namun dibalik keberhasilannya itu, Elang merasa ada
sesuatu yang kurang . Kenapa kondisi saya begini, padahal saya di
IPB hanya tinggal satu setengah tahun lagi. Semuanya saya sudah
punya, apalagi yang saya cari di dunia ini ? ia berdialog dengan
nuraninya.Ilham dari atas diperolehnya. Bisnis propertilah yang
ditunjukkan Tuhan kepadanya. Namun,bisnis properti yang ditujukan
untuk orang miskin lebih karena hatinya ikut tersentuh.Banyak orang
di Indonesia terutama yang tinggal di kota belum punya rumah,
padahal mereka sudah berumur 60 tahun. Biasanya kendala mereka
karena DP yang kemahalan, cicilan yang kemahalan, jadi sampai
sekarang mereka belum berani untuk memiliki rumah.unkapnya pada
sebuah kesempatan.Karena modalnya pas-pasan, untuk media promosinya
sendiri Elang hanya mengiklankan di koran lokal . Karena harganya
yang relatif murah, pada tahap awal pembangunan langsung terjual
habis. Meski harganya murah, tapi fasilitas pendukung di dalamnya
sangat komplet, seperti klinik 24 jam,angkot 24 jam,rumah
ibadah,sekolah,lapangan olahraga, dan juga dekat dengan pasar.
Karena rumah itu diperuntukkan bagi kalangan ekonomi bawah,
kebanyakan profesi konsumennya adalah buruh pabrik, staff tata
usaha (TU) IPB, bahkan ada juga para pemulung.Sukses yang sudah
ditangan tidak membuat Elang lupa diri. Justru, ia semakin
mendekatkan diri kepada Tuhan. Salah satu wujud rasa syukur atas
nikmatnya itu, dalam setiap proyek ia selalu menyisihkan 10 persen
untuk kegiatan amal. Uang yang 10 persen itu saya masukkan BMT
(Baitul Mal Wa Tanwil/tabungan pribadi), dan saya alokasikan untuk
membantu orang-orang miskin dan orang-orang yang kurang modal,.
Bebernya. Bagi Elang, materi yang saat ini ia miliki mengandung hak
orang miskin yang wajib dibagi. Selain menyisihkan 10 persen dari
hasil proyeknya, Elang juga memberikan sedekah mingguan, bulanan,
dan bahkan tahunan kepada fakir miskin. Pendirianya;sedekah tidak
perlu banyak tapi yang paling penting adalah kontinuitas dari
sedekah tersebut.Masih banyak sebenarnya yang ingin Elang lakukan .
Diantaranya, ia bercita-cita ingin mendirikan perusahaan yang dapat
mempekerjakan 100 ribu orang. Elang Gumilang, masih akan terus
mengepakan sayapnya. Dampak positif : dengan keinginan yang sangat
luar biasa dan sangat berguna bagi orang-orang menengah kebawah dan
mimpi yang dia inginkan lambt laun tercapai sesuai apa yang dia
targetkan dan masih banyak terget yang dia inginkan untuk membantu
masyarakat yang kurang mampu dan bisa membuka lapangan pekerjaan
yang begitu bagus dan bisa menguragi jumlah pengangguran yang ada ,
semua yang dia lakukan ini dimulai dengan usaha yang begitu giat
dan akhirnya apa yang dia cita-cita dapat terwujud. Dampak negafit
: dari usaha ini yang sangat bagus dan mempunyai peluang yang lebih
baik mungkin seperti apa yang akan dia tuju dan targetkan harus
sesuai dan tepat sasaran karena dengan begini mungkin bakal ada
tangan-tangan jail yang memanfaat usaha dari pengusaha muda ini dan
dibutuhkan pengawasan yang begitu teliti.
9. Kasus kesembilanQyuukun, Contoh Mahasiswa Yang Sukses
Berbisnis Sambil Kuliah
Qyuukun, pria yang gemar memakai kostum ala Jepang ini tak
pernah menyangka, berawal dari hobi mengumpulkan pernak-pernik
aksesoris cosplay, dia bisa meraup omset Rp 2 juta sampai 5 juta
setiap bulan.Saat ditemui di acara Budi Luhur One Dream Japan
Festival di kampus Universitas Budi Luhur, dia terang-terangan
menjelaskan, dia memulai bisnis awalnya hanya bermodal nekat."Nekat
aja yah awalnya, karena kan berawal dari hobi yang enggak ada duit
sama sekali, terus mikir gimana caranya hobi bisa menghasilkan
uang," ujar Qyuukun di Universitas Budi Luhur, Jakarta, Sabtu
(23/13), dikutip dariwww.merdeka.com.Pria (21) yang beralamat di
Depok ini pernah tidak kuliah selama 1 tahun, beralasan karena
ingin mencari uang ketimbang kuliahnya."Saya sih sekarang sudah
kerja sambil kuliah yah, dulu mau kuliah engga ada duit, tapi
sekarang udah punya penghasilan jadi kuliah sambil kerja,"
ujarnya.Ia juga menjelaskan alasan menjual pernak-pernik aksesoris
cosplay karena keuntungannya lebih besar ketimbang menjual
aksesoris lainnya."Saya juga jual aksesoris cosplay ini untungnya
gede banget Rp 2 juta - 5 juta satu bulannya. Modal saya dulu Rp
750 ribu. Karena modal nekat aja deh intinya," kata Qyuukun. (bn)
Dampak positif : usaha yang dijalankannya ini memang cukup
menjanjikan dengan dilatar belakangi hobi yang berujung memberikan
pemasukan yang begitu sangat lumyan dan mungkin kedepannya usaha
ini akan lebih maju dan membuat komunitas yang lebih besar. Dampak
negatif : dengan berjalannya usaha ini yang berkiblat ke negara
jepang jangan sampai pakaian kebudayaan yang ada di indonesia ini
terlupakan dengan maraknya kostum yang berasal dari jepang ini.
10. Kasus kesepuluhKisah Sukses: Samsul, Seorang Mahasiswa
Meraih Omset 185 Juta dari Berjualan SayurMemiliki bisnis dengan
omzet 6 juta perhari belum pernah terlintas di benak pemuda belia
ini, apalagi diamemulai bisnis dengan modal seadanya.Dia
adalahSamsul Arifin, seorang pedagang sayur di Pasar Blok A Jakarta
Selatan. Kesibukannya berdagang sayur tidak juga menghentikannya
untuk tetap belajar, paling tidak terbukti dia masih menjadi
mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Prof.Dr. Hamka di jurusan
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan.Dengan gaya santai khas tukang sayur
di pasar, berkaos oblong dan bercelana Jeans, pria muda berusia 24
tahun ini telah melewati masa-masa sulit membangun usahanya. Kini
usahanya sudah lebih dari cukup untuk membiayai kuliah dan
hidupnya. Padahal, katanya dulu ia berbisnis ini hanya bertujuan
untuk membayar biaya kuliahnya saja.Dulu, 4 tahun yang lalu saat
saya berusia 20 tahun, saya hanya punya modal 1 juta saja. Uang itu
saya gunakan untuk beli kualakan sayur mayur. Awalnya saya dagang
sayur ya hanya untuk menutup biaya kuliah saya saja,
kenangnya.Mulai modal seadanya itu, kini omzetnya mencapai 185 juta
perbulan. Sebuah angka yang fantastis untuk seorang anak muda tanpa
backgroun bisnis. Ketekunan dan keuletanlah yang membawa bisnisnya
seperti sekarang ini. Sehari saya bisa menjual sayur senilai 6 juta
rupiah. nah silahkan hitung sendirilah omset bulanan saya, Ujarnya
sambil tersenyum.Hingga saat ini, Samsul menjalankan bisnisnya
dibantu oleh 5 orang karyawan. Di Blok-A ada 3 orang, dan diPasar
induk Kramat Jatiada 2 orang karyawan yang selalu membantu bisnis
saya, katanya.
samsul arifin, sukses di usia muda dengan berjualan sayurDengan
ketekunannya, bisnisnya kini tidak hanya mampu membiayai kuliahnya
saja, namun kini dia telah mampu pula membeli mobil, motor, tanah,
dan membangunkan rumah untuk ibunya tercinta. Iya, saya bisa punya
mobil, motor, tanah dan bisa bikinin ibu sebuah rumah dari usaha
ini. Juga untuk bayar kuliah, dan mudah-mudahan untuk biaya nikah
nanti, lanjutnya pula.Ke depan, Samsul ingin usahnya ini semakin
besar agar lebih banyak karyawan bisa dipekerjakannya. Dirinya pun
berharap pemerintah ke depan dapat menjagastabilitas ekonomi,
dengan menciptakan kebijakan-kebijakan yang dapat memberikan
kepastian usaha. Kalau aturannya konsisten, kita usaha juga pasti,
jadi pedagang seperti kita bisa hidup, tuturnya.Dia pun mengajak
para pemuda seusianya untuk dapat pulamemulai usaha mandirinya
sejak dini. Jangan takut nggak punya modal, kalau mau usaha pasti
ada jalan, pungkasnya. Dampak positif : dengan dirinya berusaha
sayuran ini dan menghasilkan untung yang sangat besar ini dirinya
pun dapat meraup untung yang begitu besar bahkan diriny pun bisa
membiayai kuliahnya sendiri da bisa menbantu-bantu beban dari orang
tuanya. Dampak negatif : dengan usaha yang maju seperti ini jangan
sampai lupa diri dan kewajiban sebagai mahasiswa dan pembagian
waktu yang harus tetap diperhatikan.
Kesimpulan Dari setiap usaha yang dijalankan harus memiliki
terget yang sesuai dengan apa yang diinginkan, dan pada dasarnya
usaha yang ada dalam contoh-contoh di atas dari perjuangan awal
yang begitu banyak rintangan dan usaha yang keras. Dalam
menjalankan bisnis itu sendiri harus banyak yang diperhatikan
karena dengan maraknya persaingan yang ada membuat para pengusaha
muda ini membuat kreasi baru dan peluang pasar yang begitu jeli
agar apa yang akan dproduksi akan tetap ddilirik oleh para
konsumen. Seperti apa yang dikatakan oleh salah satu pengusaha muda
Bisnis itu harus dengan target yang jelas. Jika sudah menemukan
visi bisnis yang tepat, penentuan target, wirausaha muda tidak
mudah goyah. Hal pokok, sekarang sudah saatnya tinggalkan bisnis
yang berbasis oportunity atau peluang tapi berbisnis itu harus
dengan passion, mencari profit atau laba sebesarnya, itu harus.
jadi tetaplah berjuang keras agar usaha yang dijalankan bisa
berkembang pesat dan jangan pernah menyerah .
DAFTAR
PUSTAKAhttp://kampungwirausaha.com/kisah-sukses-samsul-seorang-mahasiswa-meraih-omset-185-juta-dari-berjualan-sayur/
diakses pada tanggal 7 agustus
2014http://www.ciputraentrepreneurship.com/jasa/qyuukun-contoh-mahasiswa-yang-sukses-berbisnis-sambil-kuliah
diakses pada tanggal 26 november
2013http://wirasmada.wordpress.com/2012/04/03/iqbal-maulana-mahasiswa-yang-sukses-menerjuni-usaha-olahan-jamur-tiram/
diakses pada tanggal 3april
2012http://idwirausaha.com/mahasiswi-cantik-ini-sukses-bisnis-jualan-boneka-peraga-gigi/
diakses pada tanggal 13 0ktober
2012http://www.tempo.co/read/news/2013/03/26/093469579/Mahasiswa-Ini-Punya-Usaha-Beromzet-Rp-300-Juta
diakss pada tanggal 26 maret
2013http://www.hidayatullah.com/feature/kisah-perjalanan/read/2013/09/29/6586/kisah-sukses-mahasiswa-yang-tak-sempat-ambil-ijazah-sarjananya.html#.VIu126JTP-4
diakses pada tanggal 29 september
2013http://usahabisnis2.blogspot.com/2013/03/kisah-mahasiswa-dapat-untung-rp-120.html
diakses pada tanggal -maret
2013http://orangterkaya-id.blogspot.com/2014/06/kisah-sukses-merry-riana-mahasiswi-kere.html
diakses pada tanggal -juni
2014http://cara-wirausaha.blogspot.com/2011/04/elang-gumilang-mahasiswa-dan.html
diakses pada tanggal -april
2011http://www.ciputraentrepreneurship.com/akademik/annur-budi-mahasiswa-yang-sukses-membangun-bisnis-percetakan
diakses pada tanggal 16 september 201327