LAPORAN PENELITIAN KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN BATUBARA TERHADAP PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN Dl KABUPATEN KUTAIKARTANEGARA TIM PENELITI 1. Dr. lr. lnce Raden, MP 2. M.Soleh Pulungan, S.Pd,MH 3. Moh. Dahlan, SE, M.Si 4. Dr. lr. Thamrin, MP Dibiayai oleb Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam negeri, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Nomor: 15.21/PI-111112010 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI JAKARTA NOVEMBER 2010
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PENELITIAN
KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN BATUBARA TERHADAP PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI
DAN LINGKUNGAN Dl KABUPATEN KUTAIKARTANEGARA
TIM PENELITI
1. Dr. lr. lnce Raden, MP 2. M.Soleh Pulungan, S.Pd,MH 3. Moh. Dahlan, SE, M.Si 4. Dr. lr. Thamrin, MP
Dibiayai oleb Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam negeri, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan
Nomor: 15.21/PI-111112010
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI
5. Pendapatan per bulan sebelum dan sesudah ada perusahaan tambang batubara .. ................... .... .. ......... ..... .. ... .... . ......... .. .
6. Pengeluaran setiap bulan sebelum dan sesudah ada perusahaan ... ....... .. ...... ...... ... ...... .............. ....... ........ .... ... .. .
7. Kebutuhan Tenaga Kerja PT. Anggana Coal untuk Operasional Tam bang Batubara di Kecamatan Loa Kulu ................................... .
8. Peluang usaha yang dapat dikembangkan masyarakat akibat adanya perusahaan ............................................................ .
9. Kondisi ekonomi masyarakat akibat adanya perusahaan batubara ....... ...... ... .. ..... ....... ...... .... .. ..... . ........ .. ... ... ........... .
10. Pengaruh kehadiran perusahaan batubara terhadap konflik .... .... .
11 . Penyebab terjadinya konflik antara masyarakat-peruahaan .... ..... .
13. Perubahan kondisi sosial masyarakat .................................... .
14. Kerusakan lingkungan akibat adanya aktifrtas pertambangan batubara ..... .................... .......... . ....... ... ......... ... ........... .... .. .
15. Cadangan Batubara dan Rencana Bukaan Tanah (Overburden) PT. Anggana Coal di Kecamatan Loa Kulu dan Kecamatan Sebulu ............................ ...... ... ........ .. . ........ ..... .... ............ .
16. Hasil Analisis Kualitas Air di Sekitar Lokasi Tambang PT. Arzara Barain .............................................................................................. .
17. Jumlah Kendaraan dan Kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) PT. Putra Dewa Jaya ........................ .. ........ .............. .. ..... ..... ..... ..... .
18. Kualitas Udara Ambien di Sekitar Lokasi Pertambangan Batubara PT. Putra Dewa Jay a di Kutai Kartanegara .................................... .
29
29
30
32
33
34
34
37
38
38
39
39
40
40
44
46
50
52
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman Teks
1. Dampak yang Timbuk akibat Aktivitas Pembangunan .... ... ..... .. ...... .
2. Peta Lokasi Penelitian Dampak Pertambangan Batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara .................. .. ...... ..................... .
3. Kerangka Pikir Kajian Dampak Pertambangan Batubara terhadap Pengembangan Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan .................... .
4. Rangkaian Kegiatan Penambangan Batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara ...................................................... ................ .
5. Kondisi Bentang Lahan setelah Dilakukan Penambangan Batubara .. ................ ........................................................ .
pembebasan lahan dan tanam tumbuh, mekanisme perekrutan tenaga kerja,
pemeliharaan situs-situs budaya di lokasi penambangan, dan pemeliharaan
sarana umum seperti pengairan, dan kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan
oleh perusahaan terhadap masyarakat yang dikelola melalui Coorporate Social
Responsibility (CSR), maupun kegiatan social lainnya dalam pengelolaan dan
alokasi sumber daya tertentu yaitu pertambangan batubara oleh suatu
perusahaan
4.5.3. Pendekatan Lingkungan (ekologi)
Dari sisi pendekatan lingkungan akan mempertimbangkan besarnya
perubahan lingkungan yang akan te~adi sebagai akibat dai kegiatan
pertambangan batubara. Perubahan lingkungan tersebut dilihat dari perubahan
bentang lahan, penurunan tingkat kesuburan tanah, gangguan ekosistem
sebagai dampak dari kejadian erosi dan sedimentasi yang akan mengganggu
kualitas perairan, dan peluang pemanfaatan lahan bekas penambangan
batubara baik untuk kegiatan pertanian tanaman pangan, perkebunan,
kehutanan, perikanan, dan ekowisata yang dapat dikomplementerkan dengan
kegiatan lain seperti peternakan. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan
potensi ekonomi wilayah untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat
sekaligus mengurangi potensi konflik dimasyarakat.
4.6. Populasi dan Sample
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh kecamaaan di Kutai
Kartanegara yakni sebanyak 18 kecamatan, yang hampir seluruh kecamatan
memiliki lokasi penambangan batubara serta seluruh masyarakat yang ada.
Sedangkan sample yang akan diambil dalam kegiatan penelitian ini adalah 4
kecamatan yakni : Kecamatan Tenggarong, Kecamatan Tenggarong Seberang,
Kecamatan Loa Kulu, dan Kecamatan Sanga-Sanga dan masyarakat pada
empat kecamatan tersebut yang akan dipilih secara acak (random) yang akan
dijadikan sebagai responden. Responden dalam penelitian ini dibedakan atas
dua yaitu responden dari masyarakat umum dan responden kunci.
Jumlah responden dari kalangan masyarakat umum pada kegiatan
penelitian ini meliputi : petani, nelayan, pelajar, ibu rumah tangga, buruh,
pedagang, pegawai negeri dll. Penentuan jumlah responden dilakukan dengan
menggunakan metode Purposive Random Sampling secara proporsional
(Walpole, 1995) dengan rumus sebagai berikut :
n, = ~ :·J n
Dimana : n = Jumlah responden N = jumlah populasi 4 kecamatan Nx = Jumlah populasi setiap kecamatan n = ukuran responden secara keseluruhan
Adapun penempatan titik-titik sampel didasarkan pada zona wilayah
yang akan dibagi dalam tiga (3) klaster yaitu klaster I, klaster II, dan klaster Ill.
Responden yang termasuk klaster I ditetapkan dengan radius sekitar 500 meter
dari lokasi penambangan, klaster II dengan radius 500 - 1500 meter dan klaster
Ill dengan radius lebih dari 1500 meter.
Sedangkan jumlah responden kunci dipilih secara sengaja (Purposive
Sampling). Responden yang dipilih memiliki pengetahuan dan keahlian sesuai
dengan bidang yang dikaji. Beberapa pertimbangan dalam menentukan
responden kunci yang akan dijadikan responden, menggunakan kriteria seperti
berikut:
1. Mempunyai pengalaman yang kompeten sesuai dengan bidang yang dikaji
2. Memiliki reputasi, kedudukan/jabatan dalam kompetensinya dengan bidang
yang dikaji
3. Memiliki kredibilitas yang tinggi, bersedia, dan atau berada pada lokasi yang
dikaji
4. 7. Variabel Penelitian
Secara teori, definisi variabel penelitian adalah merupakan suatu objek,
atau sifat, atau atribut atau nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai
bermacam-macam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh
peneliti dengan tujuan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
Pada bagian ini ditentukan variabel-variabel penelitian yang dijadikan titik
titik incar untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Berdasarkan hubungan
antar variabel, maka variabel tersebut dapat berupa variabel dependen (terikat)
dan variabel independent (variabel bebas). Variabel terikat merupakan variabel
yang besarannya tergantung dari besaran variabel independen (bebas). Adapun
variabel bebas dimaksud adalah kegiatan-kegiatan atau proses berlangsungnya
pertambangan batubara yang cenderung menimbulkan dampak. Dampak
tersebut dapat muncul pada setiap tahapan kegiatan pertambangan batubara
mulai dari tahap pra konstruksi, kontruksi, operasi dan pasca operasi.
Sedangkan variabel terikat adalah dampak yang timbuk akibat kegiatan
pertambangan batubara. Dampak ini berupa dampak negatif dan dampak positif
yang dilihat dari berbagai aspek yaitu aspek fisik-kimia (lingkungan), sosial
ekonomi dan budaya masyarakat
a. Variabel dampak terhadap sifat fisik dan kimia lingkungan, antara lain :
(1) Degradasi (kerusakan) lingkungan akibat pembongkaran batubara
dengan metode open pit
(2) Pencemaran lingkungan akibat limbah-limbah yang dihasilkan oleh
aktivitas pertambangan.
b. Variabel dampak terhadap kondisi sosial ,ekonomi dan budaya masyarakat,
antara lain
( 1) Sikap dan persepsi masyarakat dengan adanya kegiatan pertambangan
batubara
(2) Kehilangan dan terbukanya lapangan pekerjaan
(3) Terbukanya peluang usaha
(4) Konflik sosial antar mansyarakat dengan perusahaan
(5) Kegiatan Coorporate Social Responsibility (CSR)
c. Variabel dampak terhadap kondisi biologi, atara lain :
(1) Terjadinya degradasi vegetasi oleh kegiatan pembukaan lahan
(2) T erganggunya keanekaragaman hayati terutama flora dan fauna
terutama yang dilindungi
Dari kedua variabel di atas, yakni variabel dependen dan variabel
independen, dalam analisis, hubungan antara keduanya tidak dimasukkan dalam
model staistik yang kita gunakan. Artinya tidak dihitung seberapa besar
terjadinya perubahan yang disebabkan oleh variabel independen (bebas) ini,
akan memberi peluang terhadap perubahan variabel dependen (terikat) sebesar
koefisien (besaran) perubahan dalam variabel independen, tetapi hanya
dideskripsikan bahwa setiap kegiatan yang ber1angsung dalam penambangan
batubara akan menimbulkan dampak baik dampak positif maupun dampak
negatif terhadap kondisi lingkungan, sosial dan ekonomi masyarakat di
sekitarnya.
Untuk rnengukur besamya dampak yang muncul baik dampak positif
maupun dampak negatif, digunakan berbagai indikator, antara lain :
1. Dampak yang terikat dengan tingkat pencemaran lingkungan seperti
penurunan kualitas air, kualitas udara ambient, dan kebisingan mengacu
kepada tingkat baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan, antara lain
(Wardana, 2004) ;
a. Kualitas air mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001
tentang pengelolaan air dan pengendalian pencemaran air
b. Kualitas udara mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun
1999 tentang pengendalian pencemaran udara, SK MenLH Nomor 13
tahun 2005 dan SK Menaker Nomor 51 tahun 1999 tentang nilai ambang
batas debu ditempat kerja
~
c. Kebisingan mengacu pada Kepmen LH No. 48 Tahun 1996 Tentang ;
Baku Tingkat Kebisingan
d. Laju erosi mengacu pada tingkat bahaya erosi (TBE) yang ditetapkan
oleh Sitanala Arsyad tahun 2000 (Konservasi Tanah dan Air)
2. Dampak yang terkait dengan tingkat kondisi sosial dan ekonomi masyarakat ;
a. Tingkat persepsi dan sikap masyarakat mengacu pada persentase sikap
dan persepsi masyarakat terhadap kegiatan pertambangan batubara
b. Potensi konflik sosial dilihat dari intensitas konflik yang terjadi antara
masyarakat di sekitar perusahaan dengan perusahaan itu sendiri
c. Lapangan pekerjaan mengacu pada perbandingan persentase tenaga
kerja yang diterima antara tenaga kerja lokal dengan tenaga kerja non
lokal
d. Pendapatan masyarakat diukur dari tingkat pendapatan masyarakat
sebelum dan sesudah pertambangan batubara beroperasi
e. Terbukanya peluang usaha diukur dari banyaknya peluang usaha yang
terbuka bagi masyarakat sekitar dengan adanya aktivitas pertambangan
batubara
f. Penyediaan sarana dan prasarana, serta bantua sosial kepada
masyarakat diukur dari banyaknya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan melalui CRS (Coorporate Social Responsibity) yang ada.
3. Dampak yang terkait dengan kondisi biologi :
a. Degradasi vegetasi yang terdapat di areal penambangan batubara diukur
dari penurunan jumlah dan populasi vegetasi dan luas daerah pada are~l
yang ditambang
b. Terganggunya keanekaragaman hayati diukur dari tingkat kepadatan,
keragaman, dan frekuensi kepeberadaan satwa yang ada di lokasi proyek
penambangan batubara
4.8. Metode Analisis Data
4.8.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian dampak pertambangan
batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer bersumber dari hasil survei langsung di lokasi studi dan
hasil penjajakan dengan menggunakan kuisioner kepada responden terpilih.
_,
Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait di Kabupaten Kutai
Kartanegara seperti Kantor Kecamatan dan Desa atau Kelurahan, Bappeda,
Dinas Pertambangan dan Energi, Dinas Pertanian, Dinas perkebunan, dan
dinas/instansi lainnya dalam lingkup SKPD Kabupaten Kutai Kartanegara.
4.8.2. Teknik pengumpulan data.
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan berbagai teknik
pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan
kuisioner, observasi, dan wawancara mendalam kepada responden yang
ditentukan dengan teknik random (acak), serta studi literatur.
a. Kuisioner, dilakukan melalui penyebaran angket atau daftar pertanyaan yang
tersedia relevan dengan masalah yang diteliti. Kuisioner dimaksudkan untuk
memperoleh data yang objektif terkait dengan dampak kegiatan
penambangan batubara baik yang bersifat pengembangan ekonomi, potensi
dan penanganan konflik sosial, maupun ancaman kerusakan lingkungan.
Adapun penyebaran angket kepada responden berjumlah 250 responden dari
4 kecamatan yang menjadi sampel kegiatan penelitian.
b. Observasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data dan informasi yang
dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap gejala, peristiwa dan aspek-aspek yang diteliti di lokasi penelitian.
Observasi ini akan dilakukan pada empat wilayah studi untuk mengetahui
secara Jangsung kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan sekitar
pertambangan batubara.
c. Wawancara mendalam (indepth interview) yaitu mengumpulkan data dan
informasi dengan melakukan wawancara secara langsung berdasarkan
pedoman yang telah disusun sebelumnya dengan pihak yang berkompeten
dan berwenang terkait masalah yang diteliti antara lain:
o Kepala Dinas Pertambangan dan Energi
o Badan Lingkungan Hidup Daerah Kutai Kartanegara
o Pimpinan perusahaan pertambangan batubara
o Dekan Fakultas Teknik Geologi Pertambangan
o T okoh Masyarakat.
o LSM
d. Studi Literatur, mengumpulkan data dengan mempelajari, menelaah dan
menganalisa data literatur, dokumen, peraturan serta referensi lainnya yang
._;
~--
erat kaitannya dengan masalah yang diteliti. Adapun buku literatur yang
diperlukan antara lain:
~ Data BPS Kutai Kartanegara
~ Data Dinas Pertambangan Kutai Kartanegara
~ Data BLHD Kutai Kartanegara
~ Data Bappeda Kutai Kartanegara
4.8.3. Teknik Pengolahan Data
Dalam studi ini menggunakan metode deskriptif. Analisis deskriptif
(Deskriftive Analysis) diartikan sebagai ana/isis untuk menje/askan dan
menggambarkan suatu kondisi dari objek yang dikaji. Analisis deskriptif dilakukan
dengan cara mengumpulkan berbagai informasi terkait kegiatan pertambangan
batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara dan dampaknya terhadap masyarakat
sekitar baik dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan, serta strategi pengelolaan
dampak. Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan digunakan metode
triangulasi yang merupakan perpaduan antara studi literatur, observasi lapangan,
dan penyebaran kuisioner. Observasi lapangan dilakukan untuk mencocokkan
beberapa data yang diperoleh dari hasil studi literatur dengan kenyataan yang
terjadi di /apangan. Sedangkan penyebaran kuisioner di/akukan untuk menjaring
informasi dari masyarakat terutama persepsinya dalam kegiatan pertambangan
batubara di wilayahnya dan dampak yang ditimbulkannya.
a. Data kualitatif dan kuantitatif akan dianalisa melalui pendekatan isi dan
kedalaman menterjemahkan suatu fenomena berdasarkan standar
persentase.
b. Sedangkan data kuantitatif akan dikategorikan, diklasifikasi dan diolah
sebagai dasar pengukuran dan analisis untuk memberikan penjelasan dan
penilaian terkait dengan dampak penambangan batubara di wilayah Kutai
Kartanegara baik yang bersifat pengembangan sosial-ekonomi masyarakat
maupun yang bersifat ancaman kerusakan lingkungan.
Data sekunder yang diperoleh akan dijadikan sebagai data menganalisa
dampak penambangan batubara di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara.
mengenai data kondisi sosial ekonomi, meliputi :
1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), menggunakan rumus:
r AK TPAK=----X 100%
r PUK
'--
--
........
2. Kesempatan Kerja (KK) menggunakan rumus :
r. AK yang bekerja KK = X 100%
r. AK
3. Pendapatan per kapita ( PPK) menggunakan rumus :
PRT PPK = ---
ART Keterangan :
AK = Angkatan Kerja (PUK yang bekerja dan mencari pekerjaan) PUK = Penduduk Usia Ke~a (Penduduk berusia 15 tahun ke atas) PRT = Pendapatan rata-rata per rumah tangga ART = Rata-rata jumlah anggota rumah tangga (RT)
3. Sikap dan persepsi masyarakat di sekitar perusahaan di lakukan survey
lapangan dengan melakukan wawancana dan pengisian kuisioner terhadap
responden sampel. Metode pengumpulan data, analisis data sosial, seperti
pada T abel 1 .
T abel 1. Metode Pengumpulan data, analisis data social dan ekonomi
Parameter Met ode Peralatan Pengumpulan Data Analisis Data
Sikap dan Observasi, Tabulasi dan Kuisioner/ daftar Persepsi wawancara, dan Grafikltabel is ian
pengumpulan data sekunder
------ - ----- - ------ --
Untuk karakteristik lingkungan dan komponen biologi, walaupun hanya
didukung dari data sekunder dari perusahaan batubara yang melakukan proses
analisis, namun untuk memperoleh data tersebut, menggunakan berbagai
macam metode analisis, antara lain :
1. Kualitas perairan menggunakan metode analisis laboratorium yang
berpedoman pada Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001 , dengan
parameter fisik dan kimia kualitas air seperti pada Tabel2.
Tabel 2. Daftar parameter fisik dan kimia lingkungan perairan
2 N02 mg/1 Spektrofotometri No. Parameter Satuan Metode Analisis 3 HC ppm Flame Ionization 4 co ppm NDIR 5 NH3 mg/1 Spektrofotometri 6 Ph mg/1 Potensiometri 12 BOD mg/1 Titrimetri 13 COD mg/1 Titrimetri 14 DO mg/1 Titrimetri 15 TotaiPhospatsebagaiP mg/1 Spektrofotometri 16 Nitrat sebagai N mg/1 Spektrofotometri 19 Nitrit sebagai N mg/1 Spektrofotometri 21 Fecal Coliform MPN/100 ml MPN atau Filtrasi 22 Total Coliform MPN/100 ml MPN atau Filtrasi 23 Minyak dan Lemak IJQ/L Spektrofotometri
Sumber : Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Kab. Serang, 2007.
2. Kualitas Udara dan Kebisingan. Analisis kualitas udara dilakukan dengan
mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999 tentang
pengendalian pencemaran udara, sedangkan kebisingan diukur dengan
menggunakan metode pembacaan skala pada alat sound level meter.
Adapun metode analisis data untuk kualitas udara dan kebisingan seperti
pada Tabel3.
Tabel3. Metode Pengumpulan Data, Analisis Data, dan Parameter Komponen Kualitas Udara dan Kebisingan
No. Parameter Satuan Metode Pengumpulan Data Analisis Data
A Kualitas Udara 1. so2 Ppm Analisis Lab Pararosanilin
B Kebisingan Kebisingan dB (A) Pengukuran Pembacaan
Langsung Skala
Peralatan
Sound Level Meter
3. Erosi Tanah diukur dengan menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss
Equation) oleh Weischmeir W. H dan Smith (1978) dengan rumus:
A=RxKxLxSxCxP
...._,
~ ~
........
Dimana : A = Dugaan erosi tanah (ton/ha/tahun R = lndeks erosivitas hujan K = lndeks Erodibiltas tanah L = Faktor Panjang lereng S = Faktor kemiringan lereng C = Faktor pengelolaan tanaman P = Faktor konservasi tanah
4. Beban sedimen diukur dengan menghitung besamya sedimentasi yang
te~adi dengan menggunakan rumus :
as= 0,0864 X a XC
Dimana : Qs = Beban sedimen (ton/hari)
C =Rata-rata sedimen (mglliter)
a =Debit aliran air (m3/detik)
5. Vegetasi/flora darat dihitung dengan menggunakan lndeks Nilai Penting (INP)
yang merupakan penjumlahan relatif dari ketiga parameter, yaitu :
a. Kerapatan relatif (KR) = K~rapatan dari suatu jenis x 100 %
Kerapatan seluruh jenis
b. Frekuensi relatif (FR) = Frekuensi dari suatu jenis x 100 %
Frekuensi seluruh jenis
c. Dominasi Relatif = Dominasi dari suatu jenis x 1 00 %
Dominasi seluruh jenis
4.9 Pembentukan Tim Peneliti
Tim Pengarah
Tim Peneliti
1. Kementerian Negara Riset dan T eknologi Deputi Sipteknas
2. Pit. Kepala Balitbang Depdagri
1. Dr. lr. lnce Raden, MP : Ketua merangkap anggota
: Anggota 2. Dr. lr. Thamrin, MP
3. M. Soleh Pulungan, S.Pd., MH : Anggota
4. Moh. Dahlan, SE, M.Si : Anggota
Tabel 4. Jadwal Kegiatan Penelitian
No. Kegiatan 2 3 4 I. PERSIAPAN
1. Penyusunan TOR dan Studi Literatur r-2.Koordinasi dengan lnstansi Terkait -3.Rapat-Rapat Tim ... -
II PELAKSANAAN 1. Pengumpulan Data/Observasi .. 2.Tabulasi Analisis Data 3.Penyusunan Laporan Awal
Ill PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR 1. Penyusunan draft Laooran 2.Revisi Laporan 3. Evaluasi dan Diskusi 4. Seminar dan Revisi Laporan Akhir
r \
5
••
BULAN 6 1
.. ..
8
"Ia
•
9 10
.. • ..
, \
32
11
-• I
BABV HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data hasil observasi, survey, dan wawancara sebagai data
primer dan data sekunder dari berbagai sumber untuk mengkaji berbagai
dampak yang ditimbulkan oleh keberadaan aktifrtas perusahaan pertambangan,
diperoleh hasil analisis berbagai dampak di bidang ekonomi, sosial, dan
lingkungan akibat kegiatan pertambangan di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Adapun dampak tersebut diuraikan di bawah ini
5.1 Dampak kegiatan pertambangan terhadap ekonomi masyarakat
Berdasarkan hasil kajian ditemukan bahwa kehadiran perusahaan batu
bara di wilayah Kutai Kartanegara membawa dampak positif di bidang ekonomi
diantaranya dapat meningkatkan pendapatan per bulan masyarakat sekitar
pertambangan. Hasil analisis pada Tabel5 menunjukkan bahwa sebelum adanya
usaha pertambangan penghasilan per bulan penduduk tertinggi (57.14%)
berkisar Rp. 1000000 s/d 2000000, setelah adanya usaha pertambangan terjadi
peningkatan penghasilan per bulan penduduk setempat yaitu Rp 2000000-
3000000 (33.75 %), 3000000-4000000 (11,87 %), dan di atas 4000000 (8.12%).
Data tersebut memberikan indikasi bahwa terjadi pergeseran pendapatan
penduduk sekitar usaha pertambangan yang tadinya terkonsentrasi pada nilai
satu s/d dua juta per bulan terdisribusi ke tingkat yang lebih tinggi.
Tabel5. Pendapatan per bulan sebelum dan sesudah ada perusahaan tambang batubara
NO Pendapatan per bulan (Rp) Penghasilan Per Bulan (%) Sebelum Sesudah
Jumlah : 9 B K3 dan Coorporate Social Responsibity (CSR) 1 HRD 2 2 Accountant 2 3 Administration Personil 3 4 Information Tech. Engineer 1 5 Staff K3 1
----- -- ----- ··------------
9 B K3danCoo rate Social Res nsibi 6 Staff Community Development/CSR 1 7 Staff Lingkungan 1 8 Secretary 1 9 Security Guard 6 10 T enaga Medi~{ dokter) 1
~--------
'
.......-
..........
.........
'---'
..}.)
11 Paramedis (perawat) 2 Jumlah : 12
c Perencanaan dan Enggineering Mine Engineer 2 Safety Personil 3 Projek Engineer 1 Geologist 1 Computer Analist 1 Technical Drafting 1 Surveyor 2 Secretary 1 Clerk/Helper Surveyor 2
Jumlah : 14 D Administrasi dan Keuangan 1 Accounting Staff 1 2 Secretary 1 3 Clerk 1
Jumlah : 3 E Operasi 1 Production Surveyor 1 2 Foreman 3 3 Heavy Equipment Operator 44 4 Ugh Equipment Operator 10 5 Cheker 6
Jumlah : 65 F Perawatan Dan Logistik 1 Engineer 2 2 Mechanics 4 3 Electrician 2 4 Welder 3 5 Parts Counter 4 6 Unskilled Laborer 12
Jumlah : 27 G CPP 1 Kepala Bagian 1 2 Teknisi 4 3 Staff adminsitrasi 4 4 Enggineering dan Analist 1 5 Quality Control 1 6 Helper 4
Jumlah : 15 L__ - - --
Jumlah Total : 151 Sumber : PT. Anggana Coal, 2010
Operasiona/ penambangan batubara, PT. Anggana Coal membutuhkan
tenaga kerja sebesar 151 orang. lni berarti akan memberikan kesempatan kerja
kepada penduduk lokal. Diketahui jumlah penduduk usia 16 - 55 tahun di sekitar
lokasi perusahaan sebanyak 5.435 jiwa dan jumlah pengangguran sebanyak 871
jiwa, maka tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK), sebesar:
I
I I
~
~-
._.J
....__,
'--"'
Dimana:
Maka :
L AK TPAK =----X 100%
L PUK
AK = Angkatan Kerja (PUK yang mencari pekerjaan) PUK = Penduduk Usia Kerja (Penduduk berusia 15 tahun ke atas)
871 TPAK= X 100%
5.435
= 0,1601 = 16,02%
Karena PT. Anggana Coal merekrut tenaga kerja sebanyak 151 orang dengan
asumsi bahwa 80 % atau sebanyak 121 orang tenaga kerja berasal dari tenaga
kerja lokal yang belum bekerja, maka PT. Anggana Coal akan mengurangi
tingkat pengangguran atau memberikan kesempatan kerja (KK) bagi penduduk
lokal sebesar :
871 - 121 KK= - X 100%
5.435
= 0,1379 = 13,79%
Dengan demikian kesempatan kerja (KK) = 16,02%-13,79% = 2,23%
Perekrutan masyarakat lokal untuk bekerja di pertambangan batubara
diharapkan akan meningkatkan pendapatan mereka yang pada akhimya akan
berpengaruh pada tingkat pendapatan perkapita keluarga pekerja tambang .
Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan terhadap pendapatan masyarakat
setelah ada aktivitas pertambangan batubara menunjukkan adanya peningkatan
secara umum dari pendapatan sekitar .± Rp 1.000.000,- meningkat menjadi
sekitar .± Rp 2.000.000,- Dengan jumlah anggota keluarga rata 3 orang per
kepala keluarga (KK), maka tingkat pendapatan perkapita (PPK) masyarakat di
sekitar tam bang batubara sebesar :
PRT PPK =
ART
..__
...__
~
~
Jl
Dimana :
PRT = Pendapatan rata-rata per rumah tangga ART = Rata-rata jumlah anggota rumah tangga (RT)
Rp. 2000.000 PPK = ---------
3 = Rp. 666.666,- (Enam Ratus Enam Puluh Enam Ribu Enam
Ratus Enam Puluh Enam Rupiah per kapita)
Selain faktor adanya penyerapan tenaga kerja lokal yang beke~a di
perusahaan, peningkatan penghasilan per bulan yang diterima oleh masyarakat
disebabkan pula oleh adanya peluang usaha bagi masyarakat yang berada
disekitar aktifitas pertambangan. Berdasarkan data Tabel 8 menunjukkan bahwa
72.26 % responden menjawab bahwa kehadiran perusahaan membuka peluang
usaha bagi penduduk setempat.
Warung sembako, rumah sewaan, dan warung makan adalah 3 peluang
usaha yang paling dominan yang dilakukan oleh masyarakat secara berturut
turut presentasenya 20.76%, 19.48 %, dan 15.33 %.
Tabel8. Peluang usaha yang dapat dikembangkan masyarakat akibat adanya perusahaan
A. Peluang usaha yang dikembangkan 72.26% a Warung Makan 15.33 b Warung Sembako 20.76
c Counter Pulsa 11 .18
d Berdagang hasil pertanian (sayuran/buah-buahan) 6.38 e Rumah sewaan/kontrakan 19.48 f Jasa katering perusahaan 5.11 g Bibit penghijauan 2.55 h Jasa pencucian pakaian I Laundry 5.11 i Usaha isi air ulang 7.34 j Usaha petemakan 2.87 k Jasa angkutan karyawan 3.83 B. Tidak ada peluang usaha 18.97%
c. Tidak tahu 8.76% Sumber data yang dioleh dari kuesioner 2010
I
Berdasarkan data-data aktual tersebut menyebabkan 51 .76% responden
(Tabel9) memberikan jawaban bahwa keberadaan perusahaan pertambangan di
wilayah Kutai Kartanegara memberikan kondisi ekonomi yang lebih baik kepada
........
.........
masyarakat Kutai Kartanegara dibandingkan sebelum ada aktifitas
pertambangan.
Tabel9. Kondisi ekonomi masyarakat akibat adanya perusahaan batubara
NO Kondisi ekonomi masyarakat %
a Lebih baik 51.76
b Sarna saja 29.41
c Lebih buruk 14.12
d Tidak tau 4.71 Sumber data yang dioleh dari kuesioner 2010
5.2. Dampak kegiatan pertambangan terhadap kehidupan sosial masyarakat
Kajian darnpak keberadaan perusahaan pertambangan batubara
terhadap kehidupan sosial masyarakat diarahkan ke bentuk proses sosial yang
terjadi di masyarakat Kutai Kartanegara. Secara asosiatif terjadi ke~asama dan
akomodatif antara suku pendatang (yang bekerja diperusahaan dengan suku
asli) dan secara disosiatif juga terjadi persaingan dan konflik
Dampak positif yang ditunjukkan oleh bidang ekonomi akibat adanya
usaha pertambangan ternyata berbanding terbalik dengan dampaknya di bidang
sosial. Data pada Tabel 8 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan konflik
sebelum dan sesudah adanya usaha pertambangan. Peningkatan konflik ini yang
tadinya terbesar masuk dalam kategori tidak pemah (52.69%) dan pemah (1 kali
dalam setahun) meningkat menjadi 2-3 kali setahun (28.74 %), 4-5 kali setahun
(14.37 %) dan sangat sering (12.57 %) setelah adanya aktifitas pertambangan di
wilayah Kutai Kartanegara.
Tabel10. Pengaruh kehadiran perusahaan batubara terhadap konflik
Kejadian konflik antara masyarakat dan NO perusahaan Persentase (%)
Sebelum Sesudah
a Sangat sering 1.79 12.57
b Sering (4-5 kali setahun) 5.98 14.37
c Kadang-kadang (2-3 kali setahun) 13.77 28.74
d Pemah (1 kali) 25.74 22.15
e Tidak Pernah 52.69 22.15 Sumber data yang dioleh dari kuesioner 2010
Konflik antara masyarakat dan masyarakat dengan perusahaan sebagian
besar dipicu oleh ketidakpuasan masyarakat sekitar dengan masalah limbah
(28.65 %) yang dikelolah oleh perusahaan sehingga keberadaanya mengganggu
i I
---
........
........
~
~
........
'-'
'--
'--
J7
sumber air minum dan kebutuhan mencuci. Rendahnya jumlah tenaga ke~a lokal
yang diterima bekerja di perusahaan (26.07 %), dan masalah ganti rugi lahan
dan tanaman (18.62%) milik masyarakat sekitar proyek eksploitasi pertambangan
sebagaimana disajikan oleh Tabel11 .
Tabel11. Penyebab terjadinya konflik antara masyarakat-peruahaan
Penyebab konflik antara masyarakat-No. perusahaan %
a Masalah tenaga kerja lokal 26.07
b Masalah ganti rugi lahan dan tanaman 18.62
c Masalah tumpang tindih lahan 11.46
d Masalah limbah 28.65
e Masalah pemberdavaan masvarakat (Comdev) 8.59
f Tidak tahu 6.59 Sumber data yang dioleh dari kuesioner 2010
Selain membawa dampak terhadap meningkatan konflik di masyarakat,
kehadiran perusahaan batubara di Kutai Kartanegara juga mempengaruhi prilaku
gotong royong terutama partisipasi masyarakat dalam mengikuti kerja bakti
mengalami penurunan paling besar, yaitu 31 .34 % (Tabel 12) diikuti oleh
kegiatan keagamaan (22.38 %). Kondisi tersebut, berbanding terbalik dengan
sumbangan masyarakat untuk kegiatan sosial semakin lebih baik.
Waktu kerja di perusahaan batubara sejak pagi hari sampai sore hari
bahkan adanya kerja lembur adalah sebagai pemicu te~adinya dampak
keikutsertaan masyarakat untuk kegiatan kerja bakti semakin menurun
(berdampak negatif). Disisi lain, meningkatnya jumlah penghasilan per bulan
semakin mendorong masyarakat untuk ikut serta memberikan sumbangan
sumbangan untuk membiayaan kegiatan-kegiatan sosial.
Tabel12. Perubahan prilaku gotong royong akibat kehadiran pertambangan batubara
Prilaku gotong royong dan partisipasi Pengaruh adanya NO masyarakat perusahaan
dalam kegiatan sosial Sebelum Sesudah a Kematian Baik 20.89 b Kerja bakti Baik 31.34 c Kegiatan keagamaan Baik 22.38
d Sumbangan sosial mas}'arakat Baik 7.46
e Siskamling Baik 17.91
.........
'--
.__
......
.........
........
'--'
........
.....
~
'--
~
~v
Akan tetapi pada saat responden diperhadapkan dengan pertanyaan
kondisi sosial masyarakat secara keseturuhan sebagian besar memberikan
jawaban bahwa kondisi sebelum dan sesudah ada perusahaan pertambangan
batubara kondisi sosial masyarakat sama saja (38.95 %) kemudian diikuti lebih
buruk 31 .39% sebagaimana disajikan pada Tabel13.
Tabel13. Perubahan kondisi sosial masyarakat
No Perubahan kondisi sosial %
a. Lebih baik 17.44
B Sarna saja 38.95
c Lebih buruk 31 .39
D Tidak tau 9.88
5.3. Dampak kegiatan pertambangan terhadap lingkungan
Kegiatan pertambangan di wilayah Kutai Kartanegara membawa dampak
negatif terhadap lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa
persentase menurunnya kualitas air, yaitu keruhnya air sungai, merupakan
dampak yang memiliki persentase tertinggi, yaitu 19,19% yang diakibatkan oleh
kegiatan pertambangan batubara . Kemudian diikuti terjadinya peningkatan debu
(18.98 %) dan peningkatan kebisingan (15.35 %) sebagaimana disajikan pada
Tabel14. ke tiga dampak negatif ini langsung dirasakan oleh masyarakat akibat
dari aktifitas pertambangan di Kutai Kartanegara.
Tabel14. Kerusakan lingkungan akibat adanya aktifitas pertambangan batubara
No. Kondisi kerusakan lingkungan %
A Air sungai menjadi keruh 19.19
B Penyebab te~adinya banjir 13.53
c Terjadi Peningkatan debu 18.98
D Peningkatan kebisingan 15.35
E Masuknya limbah tambang ke Jahan pertanian 10.7
F Rusaknya jalanan umum 13.53
G Adanya lubang tambang tanpa ditutup 8.68 Sumber data Primer 2010
Jika dikaji lebih mendalam, persentase kondisi kerusakan lingkungan
yang lainnya juga mendapatkan penilaian yang tinggi dari masyarakat
diantaranya ekploitasi batubara membawa dampak terhadap terjadinya banjir,
masuknya limbah tambang ke lahan pertanian, rusaknya jalanan umum akibat
mobilisasi bahan dan peralatan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dan
i
•
i
•
'
.__.
-...._
"--'
........
.......
adanya lubang tambang yang tidak dapat ditutup kembali oleh perusahaan. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Zulkiflimansyah (2007) yang
menyatakan bahwa pertambangan batu bara membawa dampak negatif
terhadap pencemaran air, erosi dan sedimentasi tanah, Selanjutnya Suhada et
a/. (1995) menyatakan bahwa pertambangan batubara membawa dampak
negatif terhadap lingkungan karena merubah topografi,dan bentang alam serta
meninggalkan lubang-lubang besar bekas galian tambang.
Berdasarkan struktur geologi. bentuk dan karakteristik lapisan batubara
serta lapisan penutupnya (kedalaman tanah penutup) di Kebupaten Kutai
Kartanegara, menunjukkan bahwa metode penambangan batubara yang
memungkinkan dapat diterapkan adalah sistem tam bang terbuka (open pit)
dengan menggunakan peralatan seperti backhoe, dump truck yang dibantu
dengan bulldozer sebagai alat garu dorong material galian. Kegiatan
pertambangan yang dilakukan secara terbuka (opened mining) ini, pertama kali
akan membuka vegetasi/pohon-pohonan, menggali tanah dibawahnya, dan
meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan bumi. Untuk memperoleh bijih
tambang, permukaan tanah dikupas dan digali menggunakan alat-alat berat
seperti buldoser dan backhoe yang memberikan peluang yang besar terhadap
munculnya dampak negatif terhadap lingkungan.
Kegiatan penambangan batubara secara terbuka tersebut temyata
berdampak terhadap perubahan bentang alam dari kondisi asalnya. Perubahan
ini terjadi oleh aktivitas pengupasan tanah pucuk (top soif) dan tanah penutup
(sub soif). Pengupasan tanah pucuk dilakukan pada lahan yang potensial untuk
dilakukan penambangan dengan menggunakan bulldozer. Tanah pucuk yang
dikupas sedalam lapisan top soil yaitu sekitar 50 em dari permukaan tanah.
Tanah tersebut selanjutnya diangkut dan ditimbun pada tempat yang telah
dtentukan (top soil area) dengan menggunakan truck.
Setelah dilakukan pengupasan tanah pucuk, selanjutnya dilakukan
pengupasan tanah penutup (overburden I sub soif) yang terletak di atas lapisan
batubara. Apabila terdapat lapisan batuan yang keras pada saat pengupasan
tanah penutup ini, maka pengupasannya dilakukan dengan bantuan peledakan
(blasting) untuk menghancurkan batuan yang keras dan selanjutnya ditimbun
pada tempat penimbunan tanah penutup yang telah ditentukan dan nantinya
akan dikembalikan pada lubang bekas penambangan pada saat kegiatan backfill.
Setelah dilakukan pengupasan tanah pucuk dan tanah penutup, maka
._
.__,
-..~
~
.........
~
..._
selanjutnya dilakukan kegiatan pembongkaran batubara sesuai dengan rencana
produksi yang telah ditetapkan, kemudian diangkut keluar dari lubang tambang.
Pembongkaran batubara dilakukan dengan contour mining dimana teknik
penggaliannya dimulai dari elevasi paling tinggi ke elevasi paling rendah sampai
pada kedalaman batas penambangan yang telah ditentukan. Adapun rangkaian
penambangan batubara secara umum dapat dilihat seperti Gambar 1 di bawah
ini.
~ ..• lfr ~/ Revegetation
D.
_...._ QIV __/ CJIIV" Cool Houcng
.. J =-
Gambar 4. Rangkaian Kegiatan Penambangan Batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara
Berdasarkan rangkaian kegiatan penambangan batubara sebagaimana
diuraikan di atas serta pada Gambar 4, menunjukkan bahwa pembukaan tanah
pucuk dan tanah penutup, serta pembongkaran batubara sangat berpengaruh
terhadap perubahan bentang Jahan dari kondisi aslinya yang terbentuk secara
alami selama ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Setelah deposit batubara
terangkut keluar, selanjutnya dilakukan reklamasi lahan dengan mengembalikan
tanah pucuk dan tanah penutup dengan cara backfill untuk menutupi lubang
tambang bekas penambangan. Adapun kondisi bentang lahan dari aktivitas
penambangan batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara oleh salah satu
perusahaan yang sedang beroperasi seperti pada Gambar 5 dan Gambar 6 .
~
.__,
.___
........
._,
.._,
-........
....
'-'
qj
Gambar 5. Kondisi Bentang Lahan setelah Dilakukan Penambangan Batubara
Gambar 6. Pematangan Bentang Lahan pada Lahan eks tambang batubara
Kegiatan pertambangan batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara yang
secara keseluruhan dilakukan dengan cara tambang terbuka (open pit). Ketika
selesai beroperasi, perusahaan tersebut mening~alkan lubang-lubang raksasa di
bekas areal pertambangannya. Lubang-lubang itu berpotensi menimbulkan
dampak lingkungan jangka panjang, terutama berkaitan dengan kualitas dan
kuantitas air. Dalam dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
yang dimiliki oleh setiap perusahaan pertambangan batubara, ditekankan bahwa
lubang-lubang tambang yang dihasilkan dari aktivitas penambangan batubara ini
harus ditutup melalui kegiatan reklamasi dan revegetasi lahan. Namun demikian,
........
.........
'"t'"t
kegiatan reklamasi dan revegetasi lahan tersebut sangat sulit dipenuhi oleh
perusahaan untuk menutup lubang tambangnya 1 00 % yang disebabkan
kekurangan tanah penutup akibat deposit batubara yang terangkut keluar dari
lubang tambang, jauh lebih besar jika dibandingkan dengan tanah penutup yang
digunakan untuk menutup kembali lahan bekas penambangan. Untuk
mengetimasi cadangan batubara dan rencana bukaan tanah, berikut ini disajikan
data sekunder salah satu perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Kutai
Kartanegara.
Tabel 15. Cadangan 8atubara dan Rencana 8ukaan Tanah (Overburden) PT. Anggana Coal di Kecamatan Loa Kulu dan Kecamatan Sebulu
PIT/Seam Luas (mz) Overburden (BCM) Coal (MT)
3 42.000,00 919.592,99 61 .759,10
4 28.000,00 602.960,65 40.548,80
48 61.758,00 1.100.186,08 75.046,80
481 22.831 ,00 799.746,60 52.442,40
481 45.746,00 1 :494.673,50 98.985,00
482 99.300,00 971.254,35 63.982,00
483 40.310,00 1.398.114,00 91 .380,00
5 132.271 ,00 2.723.357,35 185.894,70
6 46.400,00 972.804,16 64.338,90
7 98.500,00 1.745.272,32 119.539,20
8 21 .933,00 1.523. 786,40 44.229,00
9 85.598,00 1.071 .147,98 72.472,80 i
10 264.891 ,00 2.361.784,65 162.881 ,70
11 154.771 ,00 1.534.982,82 104.420,60
12 238.393,00 2.182.946,40 151 .593,50
Jumlah 1.382.702,00 21 .402.610,25 1.389.515,00
Sumber : PT. Anggana Coal, 2010.
8erdasarkan data ekplorasi seperti di atas, diketahui cadangan batubara
terukur sebesar 1.389.515,00 MT dan dihasilkan overburden (08) sebesar
21 .402.610,25 8CM. Dari data tetsebut, diperkirakan OB yang ada tidak
mencukupi untuk menutup lubang tambang secara keseluruhan, sehingga perlu
mencari tambahan tanah penutup yang berasal dari lahan-lahan lainnya yang
ada di sekitarnya.
~
.._..
._..
.......
.__
-..
.......
4)
Hasil kajian di lapangan menunjukkan bahwa pada umumnya perusahaan
pertambangan batubara yang beroperasi di Kabupaten Kutai Kartanegara
meninggalkan lubang-lubang tambang yang besar (8.68%). Mereka
meninggalkan areal bekas tambang tanpa melakukan rehabilitasi dan/atau
reklamasi lahan, sehingga tidak sejalan dengan komitmennya dalam
pengendalian dampak lingkungan sebagaimana yang tertera dalam dokumen
AMDAL.
Gambar 7. Salah satu Lubang Besar Bekas Penambangan Batubara yang belum Direklamasi di Kabupaten Kutai Kartanegara
Lubang-lubang bekas penambangan batubara berpotensi menimbulkan
dampak lingkungan jangka panjang, terutama berkaitan dengan kualitas dan
kuantitas air. Air lubang tambang mengandung berbagai logam berat yang dapat
merembes ke sistem air tanah dan dapat mencemari air permukaan dan air
tanah. Potensi bahaya akibat rembesan ke dalam air tanah seringkali tidak
terpantau akibat lemahnya sistem pemantauan perusahaan-perusahaan
pertambangan tersebut. Namun demikian, dengan pemberian koagulan untuk
meningkatkan kualitas air tercemar pada lubang tambang bekas penambangan
batubara, maka lubang-lubang tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
sekitar untuk usaha pembudidayaan ikan dan sarana air irigasi.
__.
.......,
"--'
"--'
'-'
'--'
....._,
40
Keruhnya air sungai Mahakam beserta anak-anak sungainya sudah
sangat mengkhawatirkan akibat kerusakan lingkungan yang salah satunya
disebabkan oleh kegiatan pertambangan batubara di sekitarnya yang dilakukan
secara terbuka. Kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan tambang serta
aktivitas lainnya seperti pembangunan jaringan jalan tambang, sarana dan
prasarana penunjang lainnya mempercepat aliran permukaan (run-off) yang
membawa material-material atau bahan-bahan pencemar masuk ke dalam badan
air di sungai Mahakam dan anak-anak sungainya serta sumur-sumur penduduk
yang berdekatan dengan areal penambangan pada saat terjadi hujan lebat.
Hasil analisis beberapa par-ameter kualitas air di sekitar perusahaan
pertambangan batubara PT. Arzara Baraindo Energitama dan PT. Kayan Putra
Utama Coal di Kecamatan T enggarong seberang memperlihatkan data kualitas
air sumur penduduk, Sungai Separi Kiri I (Hulu), Sungai Separi Kiri II (Hulu), dan
Sungai Separi Kiri (Hilir} dengan parameter seperti kekeruhan, TSS, TDS, pH,
COD, BOD, Fe dan mangan telah berada di atas baku mutu lingkungan. Adapun
hasil analisis parameter kualitas air tersebut seperti pada Tabel14
Tabel16. Hasil Analisis Kualitas Air di Sekitar Lokasi Tambang PT. Arzara Baraindo Energitama dan PT. Kayan Putra Utama Coal
permintaan pasar sumberdaya mineral dan dimanfaatkan untuk domestik dan luar batubara untuk mernenuhi rneningkatkan PAD negeri tinggi permintaan pasar dan 2. mengelolan SDA
2. Pengembangan paket- peningkatan PAD tambang secara bertahap paket ekowisata ·pacta 2. Dukungan kebiiakan untuk memenuhi
........
-
~
lubang bekas tambang 3. Pengembangan
marineculture dan tambak pada lubang bukaan tambang
4. Dukungan regulasi (UU No.04 tahun 2009 -dan PP No.22 tahun 2010, dan PERDA pertambangan umum)
5. Peningkatan PAD
Threats-T
1. Banyaknya penambangan liar yang tidak terkendaU
2. Perbaikan kualitas lingkungan, penanganan konflik sosial dan perbaikan kesejahteraan masyarakat
3. Sedimentasi sungai akibat erosi air
4. Konflik antara sektor (pertambangan, kehutanan, perkebunan, pertanian)
5. Konflik dengan masyarakat lokal
6. Degradasi keanekaragaman hayati
pemerintah untuk pemanfaatan lahan pasca tambang sebagai objek wisata dan marineculture serta tambak
3. memanfaatkan tenaga kerja lokal dalam setiap pemanfaatan potensi SDA yang ada
4. Kebutuhan permintaan pasar yang besar memberikan prospek yang baik bagi pemasarana hasil tambang
5. Dukungan kebijakan pemerintah dalam penyusunan rencana peraturan daerah tentang pertambangan umum
Strategi s-T
1. Memanfaatkan lahan pasca tambang sebagai kawasan wisata berbasis alam, marineculteru dan tambak untuk konservasi dan meningkatkan PAD
2. Memanfaatkan dukungan kebijakan pemerintah untuk menyusun PERDA pertambangan yang mengatur konflik yang terjadi
3. Tenaga kerja yang tersedia dapat dimanfaatkan dalam pengembangan ekowisata, marineculture dan tambak untuk pwningkatan PAD
4. Memanfaatkan dukungan kebijakan pemerintah untuk menyusun PERDA pertambangan yang mengatur perbaikan kualitas lingkungan dan degradasi keanekaragaman hayati
5. Sarana dan prasarana transportasi darat dan air dimanfaatkan untuk penQangkutan hasil tambang
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
\17
permintaan pasar dan peningkatan PAD Meningkatkan SDM dalam mengelolan pertambangan Memperbaiki kualitas air pada lubang tambang untuk kegiatan ekowisata dan marlneculture dan tambak Membuat PERDA pertambangan umum yang didalamnya mengatur tumpang tindih lahan usaha pertambangan dengan usaha lain disekitarnya,
Strategi W - T
Penegakan hukum yang ketat dalam mengelola SDA tambang yang terbatas untuk mengatasi penambangan liar Membenahi sistem penambangan yang tidak terkendali dengan mengawasi penambangan liar yang ada Meningkatk.an kualitas SDM sehingga penambangan liar dapat diatasi dan kualitas lingkungan dapat terjaga dengan baik Mengatasi pencemaran air oleh aktivitas tambang dalam mengantisipasi munculnya konflik sosial Mengatasi terjadinya tumpang tindih lahan sehingga konflik penggunaan lahan dapat diatasi
Setelah penilaian skala peringkat faktor-faktor kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman, selanjutnya ditentukan grand strategi pengelolaan
dampak pertambangan batubara dengan membuat Tabel IFA (Internal Strategy
Factors Analysis) dan tabel EFA (External Factors AnalysiS) dengan memberi
bobot terhadap masing-masing faktor berdasarkan tingkat kepentingan (skala
prioritas (SP)) yang dikalikan dengan konstanta K=4 nilai kepentingan tertinggi.
..........
._,
IV
Nilai skala prioritas 1 menunjukkan nilai rendah, nilai skala prioritas 2
menunjukkan nilai sedang, nilai skala prioritas 3 menunjukkan nilai tinggi, nilai
skala prioritas 4 menunjukkan nilai tertinggi. Hasil pembobotan setiap factor
Untuk mengetahui strategi yang harus dilakukan dalam pengelolaan
dampak pertambangan batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara, maka perlu
dibuat grafik analisis SWOT dengan menggunakan matriks grand strategy. Skor
(nilai) dari matriks internal-eksternal dari hasil wawancara dan kuesioner dapat
digunakan untuk menentukan rancangan pengelolaan pertambangan di
Kabupaten Kutai Kartanegara dalam jangka waktu mendatang. Nilai penjumlahan
untuk faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan sebesar +0,80 (sumbu X
positif) sedangkan nilai penjumlahan faktor eksternal antara peluang dan
ancaman - 1,88 (sumbu Y negatif). Jadi posisi koordinat berada pada (0,80 ; -
1,88), sehingga posisi rancangan berada pada kwadran 2, artinya mendukung
suatu rancangan diversifikasi menggalang kekuatan untuk mengatasi encaman
yang ada. Adapun strategi pengelolaan pertambangan umum di Kabupaten Kutai
Kartanegara seperti terlihat pada Gambar 11.
Sell: Mendukung strategi
stabilisasi (tum around)
Kelemahan (Weaknesses)
Sell : Mendukung strategi
Bertahan (devensive)
Peluang (Opportunity)
0,80
I I
-1,88 1- - .J
Ancaman (Threats)
Sell : Mendukung strategi
agresif
Kekuatan (Strength)
Sell : Mendukung strategi
Diversifikasi
Gambar 11. Grafik Analisis SWOT dalam Menentukan Grand Strategy
Gambar 11 menunjukkan bahwa dalam pengelolaan dampak
pertambangan batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara terutama dalam rangka
menuju pengelolaan pertambangan yang berkelanjutan, maka perlu dilakukan
~
...--
·---
'--'
I~
strategi diversifikasi yang menggabungkan kekuatan yang dimiliki untuk
mengatasi ancaman yang ada (strategi Strength - ThreatS). Dengan kata lain,
meskipun dalam pengelolaannya mengalami ancaman (Threats), tetapi memiliki
kekuatan dari sisi internal yang dapat digunakan dalam mengatasi ancaman yang
ada.
Berdasarkan analisis tersebut ada beberapa rekomendasi yang perlu
disarankan diantaranya :
1. Bagi Pemerintah
a. Mengevaluasi kinerja perusahaan pertambangan batubara yang telah
beroperasi dalam melakukan kegiatan penambangan pada setiap
tahapan mulai tahapan pra konstruksi, kontruksi, operasi dan pasca
operasi.
b. Badan Perizinan dan pertanahan agar meneliti dengan baik terhadap
perusahaan yang ijin lahannya timpang tindih, baik pertambangan
batubara yang satu dengan yang lainnya maupun antara perusahaan
batubara dengan usaha perkebunan baik kelapa sawit maupun
perkebunan karet yang saai ini menjadi komoditas unggulan di dinas
perkebunan.
c. Diharapkan pemerintah daerah Kabupaten Kutai Kartanegara dan DPRD
segera merampungkan Peraturan Daerah tentang Pertambangan Umum
di Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara
d. Selanjutnya memberikan sanksi yang tegas kepada perusahaan
perusahaan yang tidak memenuhi kewajibannya dalam melakukan
reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang yang selama ini
jarang/tidak pernah dilakukan.
2. Bagi Perusahaan
a) Menginventarisasi lahan-lahan milik masyarakat yang akan dibebaskan
untuk kegiatan pertambangan batubara dengan memberikan ganti rugi
lahan dan tanam tumbuh yang memadai sesuai dengan kesepakatan
antara perusahanan dan masyarakat pemilik lahan yang difasilitasi oleh
pemerintah setempat.
~
'--'
/'t
b) Mengadakan sosialisasi kepada masyarakat sekitar pertambangan
batubara tentang rencana pembukaan usaha tambang di sekiar
permukiman agar masyarakat mengetahui dan memahami dampak
penambangan batubara di wilayahnya
c) Memberikan kesempatan yang lebih besar kepada masyarakat lokal
untuk direkrut sebagai karyawan perusahaan sesuai dengan keahlian
yang dimiliki.
d) Pembersihan lahan untuk bukaan tambang dan pembangunan sarana
dan prasarana penunjang lainnya dilakukan tanpa pembakaran untuk
menghindari punahnya satwa-satwa yang ada di dalamnya. Biomassa
vegetasi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk meningkatkan
kualitas tanah pada saat kegiatan reklamasi dan revegetasi lahan
dilakukan. Biomassa vegetasi yang dibuka dapat dimanfaatkan secara
langsung dengan mencampur secara langsung pada saat pembongkaran
tanah pucuk (top soil) dan tanah penutup dilakukan untuk selanjutnya di
backfilling pada lubang bekas penambangan.
e) Membangun settling pond pada setiap PIT tambang, ruas jalan angkut
(hauling road) untuk mengurangi aliran permukaan run-off dan erosi
masuk ke badan air secara langsung. Pada settling pond diberikan
perlakuan koagulan berupa tawas untuk mempercepat pengendapan
bahan sediment sebelum aimya di buang kelingkungan. Sedangkan untuk
mengatasi air asam tambang diberikan perlakuan kapur sesuai dengan
tarat yang dibutuhkan
f) Membangun fasilitas oil trap untuk menampung ceceran oli dan minyak
agar tidak masuk ke dalam badang perairan
g) Limbah cair dan lumpur yang akan dipompa ke luar dari lubang tambang
saat penambangan batubara berlangsung, dialirkan ke saluran drainasi
yang telah dibuat untuk segera dimasukkan ke settling pond sebelum
airnya dibuang ke lingkungan.
h) Melakukan pengontrolan dan pemeriksaan kualitas air dan kualitas udara
secara berkala sesuai peraturan yang ada di sekitar permukiman
masyarakat dan lokasi penambangan.
i) Menutup lubang tambang pada lahan yang selesai ditambang dengan
mengembalikan tanah pucuk dan tanah penutup (back filling} .
{;)
j) Melakukan reklamasi dan revegetasi lahan bekas penambangan batubara
melalui peningkatan kualitas tanah dengan pemberian kapur dan pupuk
(organik dan an-organik), yang selanjutnya menanam tanaman penutup
tanah yang cepat tumbuh seperti rumput-rumputan dan tananam tahunan
non kehutanan (hortikultura} pada kawasan tambang non budidaya
kehutanan (KBNK).
k) Pengangkutan peralatan tambang yang melewati jalan umum dilakukan
pada malam hari dan mendahulukan kendaraan umum jika terdapat
kedaraan umum yang akan lewat.
I) Melakukan penyiraman jalan tambang minimal dua kali sehari terutama
jalan tambang yang dekat dengan permukiman masyarakat saat kegiatan
angkut batubara berlangsung
m) Melakukan reklamasi dan revegetasi lanjutan pada lahan bekas
penambangan yang belum ditutup. Pemeliharaan tanaman revegatasi
dilakukan selama tiga tahun setelah penambangan batubara berakhir
untuk memberikan kesempatan yang baik bagi pertumbuhan dan
perkembangan yang baik tanaman revegetasi.
n) Bagi lubang tambang yang tidak bisa ditutup karena kekurangan tanah
penutup, dapat diarahkan melalui pengembangan wisata alam atay
perikanan budidaya tambak untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat setempat.
o) Pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi karyawan tambang dilakukan
dengan terlebih dahulu membekali keterampilan untuk berwirausaha
sehingga tidak menimbulkan pengangguran baru pasca penambangan.
3. Bagi Masyarakat
a) Diharapkan selalu menyelesaikan masalah konflik social di lapangan
dengan cara musyawarah dan mufakat
b) Membuat program untuk diajukan kepada perusahaan yang dapat
dibiayai melalui program pemberdayaan masyarakat (CSR)
c) Mengevaluasi dan mengontrol program revegetasi dan reklamasi yang
dilaksanakan perusahaan dan disesuaikan dengan dokumen Amdal,
RKL, dan RPL perusahaan tersebut.
~
6.1. Kesimpulan
6AEJVI KESIMPULAN DAN SARAN
/0
Berdasarkan hasil penelitian, dirumuskan berbagai kesimpulan sebagai berikut :
1. Pertambangan batubara memberikan dampak positif terhadap perekonomian
masyarakat di sekitar perusahaan, yaitu meningkatkan pendapatan per bulan,
memberikan peluang kerja dan peluang usaha sehingga dapat memberbaiki
ekonomi masyarakat
2. Kegiatan usaha pertambangan batubara memberikan dampak positif dan negatif
terhadap kondisi sosial masyarakat sekitar perusahaan. Dampak negatifnya
adalah Kehadiran usaha pertambangan meningkatkan konflik antara
masyarakat, antara masyarakat dan perusahaan yang dipicu oleh masalah
limbah, penerimaan tenaga kerja, masalah tumpangtindih lahan, dan tidak
optimalnya perusahaan dalam melaksanakan program pemberdayaan
masyarakat (Comdev) . Selain itu, keberadaan perusahaan batubara memberikan
dampak terhadap menurunnya aktifitas keikutsertaan masyarakat dalam
kegiatan gotong royong terutama kerja bakti dan kegiatan-kegiatan keagamaan,
tetapi memberikan dampak positif terhadap kepedulian pemberian bantuan
dana untuk kegiatan-kegiatan sosial.
3. Kegiatan usaha pertambangan memberikan dampak negatif terhadap
lingkungan fisik, kimia dan biologi. Kerusakan-kerusakan tersebut diantaranya
kerusakan bentang alam, penurunan kesuburan tanah, rusaknya flora dan fauna
endemik, meningkatnya polusi udara dan debu, erosi dan sedimen yang memicu
banjir, kebisingan, rusaknya jalanan umum yang digunakan untuk memuat alat
alat berat perusahaan, dan adanya limbah yang dapat masuk ke lahan-lahan
pertanian dan sungai sehingga merusak biota perairan dan sumber air yang
digunakan untuk air bersih (minum) dan mencuci.
4. Program pengembangan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh
perusahaan pertambangan batubara didominasi oleh pembangunan
infrastruktur, pemberian beasiswa dan bantuan di bidang kesehatan
II
6.2. Saran
1. Disarankan perusahaan menin8katkan kepeduliaan terhadap kehidupan ekonomi dan
social masyarakat sekitar perusahaan melalui program-program pemberdayaan
masyarakat diantaranya melakukan pembinaan dan peningkatan skill, memberikan
bantuan untuk sarana dan prasarana umum, memprioritaskan pemuda lokal untuk
dipekerjakan di perusahaan
2. Diharapkan kepada Perusahaan untuk mentaati Amdal yang di dalamnya telah ada
rencana pengelolaan lingkungan (RKL) dan usaha pemantauan Lingkungan (RPL)
dalam mengeliminir dampak kerusakan lingkungan
3. lnstansi teknis yang bertanggungjawab mengawasi, memonitor, pemantau dampak
ekonomi, social dan lingkungan dari aktifitas perusahaan pertambangan batubara
dan instansi teknis yang memberi izin usaha pertambangan agar benar-benar
mengemban amanah sesuai dengan perundang-undangan yang ada.
........
'-'
7S
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad. S. 2000. konservasi Tanah dan Air. lnstitut Pertanian Bogor (IPB) Press . . I nstitut Pertanian Bog or. Bogor
Bachriadi, B. 1998. Merana di Tengah Kelimpahan. ELSAM. Jakarta
[Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara. 2008. Kutai dalam Angka. Bappeda Kutai Kartanegara. Tenggarong
Latifa, S. 2000. Keragaan Accacia mangium wild pada Lahan Bekas Tambang Timah (Studi kasus di areal PT. Timah). Tesis Sekolah Pascasarjana. IPB. Boger.
Pusat Penelitian ttan Pengembangan (Puslitbang) Teknologi Mineral dan Batubara. Departemen ESDM. 2006. Batubara Indonesia. Departemen ESDM. Jakarta
Setiadi, Y. 1999. Status Penelitian dan Pemanfaatan Cendawan Mikoriza arbuskula dan Rizobium untuk Merehabilitasi Lahan Terdegradasi. Dalam Makalah Seminar Nasional Mikoriza I, Tanggal15-16 November. Bogor.
Sitorus. S.R.P. 2000. Pengembangan Sumberdaya Tanah Berkelanjutan. Jurusan Tanah. Fakultas pertanian lnstitut Pertanian Bogor (IPB). Boger.
Soemarwoto, 0 . 2005. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gadjah Mada Uversity Press. Yogyakarta
Suhala, S, A. F. Yoesoef dan Muta'alim. 1995. Teknologi Pertambangan Indonesia. Pusat Penelitlan dan Pengembangan Teknologi Mineral, Direktorat Jenderal Pertambangan Umum Departemen Pertambangan dan Energi. Jakarta.
Walpole, R. E. 1995. Pengantar Statistika Edisi ke-3. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 515 hal.
Wardana. W. A. 2001 . Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit Andi Yogyakarta.Yogyakarta.
Widodo, S. 2005. Batubara, Produk Strategis yang Harus Jadi Prioritas untuk lndustri Nasional. http://www.google.eem. Diakses pada tanggal 08 Maret 2010. Boger.