1 DOKUMEN AMDAL PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN WISATA BAHARI DAN WISATA KONSERVASI DI KAWASAN MINAWISATA PANTAI GILI TRAWANGAN, NTB Disusun oleh : Rifki Syarif Hidayat Ramadhan 230110130044 Perikanan A UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN JATINANGOR 2015
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
DOKUMEN AMDAL
PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN WISATA BAHARI DAN
WISATA KONSERVASI DI KAWASAN MINAWISATA PANTAI GILI
TRAWANGAN, NTB
Disusun oleh :
Rifki Syarif Hidayat Ramadhan 230110130044
Perikanan A
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JATINANGOR
2015
2
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayatnya kami mampu menyelesaikan penyusunan tugas makalah
mata kuliah AMDAL dengan judul PEMBANGUNAN DAN
PENGEMBANGAN WISATA BAHARI DAN WILAYAH KONSERVASI DI
KAWASAN MINAWISATA PANTAI GILI TRAWANGAN, NTB.
Melalui penyusunan ini diharapkan kita sebagai mahasiswa yang
mengambil mata kuliah AMDAL mempunyai bahan rujukan sebagai bahan acuan.
Tugas ini juga semoga dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh semua pihak yang
memerlukannya khususnya yang berkaitan dengan bidang analisis mengenai
dampak lingkungan.
Dalam pengerjaan makalah ini, penulis selaku penyusun telah berusaha
sebaik mungkin, namun kami menyadari masih ada kekurangan dan kelemahan
sehubungan dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh
penulisan, sehingga dengan segala kerendahan hati, kami sangat terbuka untuk
menerima saran dan kritik. Kami berharap semoga penyusunan makalah ini dapat
bermanfaat.
Jatinangor, Desember 2015
Penyusun
3
DAFTAR ISI
Bab Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................ 6
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... 7
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ 8
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL)
Bab Halaman
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 9
1.1.1 Tujuan dan Kegunaan Proyek ....................................................... 10
1.1.2 Peraturan perundang-undangan yang Terkait ............................... 12
II RUANG LINGKUP STUDI
2.1 Dampak Besar dan penting yang Ditelaah........................................ 13
2.1.1 Rencana Usaha atau kegiatan penyebab AMDAL ....................... 13
2.1.2 Kondisi Rona Lingkungan Hidup yang Terkena Dampak ........... 13
2.1.3 Jenis Kegiatan yang Ada Di sekitar Rencana Lokasi .................. 14
2.1.4 Aspek-Aspek yang Diteliti ........................................................... 14
2.2 Wilayah Studi .................................................................................. 15
III METODE STUDI
3.1 Metoda Pengumpulan dan Analisis Data ........................................ 16
3.1.1 Iklim .............................................................................................. 16
3.1.2 Kualitas Udara .............................................................................. 16
3.1.3 Kualitas Air ................................................................................... 18
3.1.4 Arus dan Sedimen ......................................................................... 19
3.1.5 Ruang, Lahan dan Tanah .............................................................. 19
Pereutan tenaga kerja akan menimbulkan gangguan kesehatan karena sampah yang
akan bertumpuk dari tenaga kera. Tetapi jika pemeliharaan lingkunag dan keberisihan
dampak ini dianggap dampak negatif tidak penting.
7.3 Tahap Kontruksi
7.3.1 Mobilisasi Material
Akan adaya frekuensi penggunaan alat berat leih lama kaena jangka waktu proyek
adalah 5 tahun. Dengan keadaan daerah yang masih berupa jalan tanah dinilai akan
rawan menimbulkan kecelakaan alam seperti longsor dan tanah amblas karena beratnya
alat yang akan digunakan sehingga akan merusak tatanan struktur tanah. Selain itu
penggunaan alat akan menyebabkan kondisi vegetasi yang akan terganggu dan rusak.
Transportasi jalur laut yang menyebabkan limbah bahan bakar juga perlu diperhitungkan
sehingga dinggap penting untuk dikaji dan diperhatikan kedepannya.
Pengangukuta bahan ketempat lokasi dengan jarak yang cukup dekat dari melalui jalur
laut dan lokasi diwilayah pesisir akan menyebabkan terganggunya kualitas udara dari
emisi kendaraan. Tetepi dampak negatif ini bernilai kecil sehingga tidak diangga penting.
Selain itu kawasan yang masih alami dan sedikit pemukiman tidak akan terlau memberi
dampak yang besar saat proyek dilaksanakan sehingga dianggap tidak terlalu penting.
7.3.2 Kontruksi Darat
Proyek minawisata dan wilayah konservasi ini akan mempengaruhi perubahan muka
bumi pada daerah kontruksi karena akan ada beberapa wilayah darat yang akn dibangun
dan perataan wilayah yang ditumbuhi vegetasi untuk dijadikan wilayah resort dan
sarana lain yang menunjang minawisata ini. Karena perataan wilayah akan dilakukan
didaerah dengan lahan yang tidak memiliki flora dan fauna edemik yang penting
sehingga perataan wilayah ini dianggap dampak negatif tidak penting. Selain itu
pembanguan juga bertujuan membentuk wilayah konservasi sehingga lahan dengan
vegetasi yang perlu untuk dikoservasi akan dilertarikan dan tidak dingganggu dan dinilai
tidak akan mengalami dampak negatif dari proyek sehingga dinilai tidak penting.
Estetika atau keindahan, pembangunan proyek ini akan meperhatikan garis pantai serta
bentuk dari muka bumi. Pembangunan minawisata dan konservasi adalah pembanguan
dengan memanfaatkan keindahan alam alami sehingga akan sangat menujuang untuk
ertetika. Baik dalam proses pebuatan sarana minawisata dan wilayah konservasi yanag
54
akan tetap mempertahankan nilai setetika guna menambah kualitan dan nilai juladari
tempat wisata.
7.3.3 Kontruski Laut
Kontruksi laut tidak akan merubah bentang alam dan keadaan alami dari wilayah laut
karena nilai jual dan keindahan sebagai daya tarik para wisatawan terutama berasal dari
wilayah laut. Sehingga kontruksi laut akan menimbulkan dapak positif dengan
meingkatkan koservasi dengan pembangunan wilayah onservasi dan penanganan limbah
dari hasil minawisata dengan baik guna menjaga kualitas laut baik segi fisik. Kimia
maupun biologi. Untuk biota yang hidup dan berkambang di wilayah kontruksi laut akan
dilestarikan dan konservasi dengan bak sehingga tidak akan meingmbulaknan dampak
negatif. Penanganan limbah yang membengaruhi kualitas air laut akan ditangani dengan
baik dan diperhatiakn seksama sehingga kualitas dan nilai jula daerah wisata laut Gili
Trawangan aka tertap terjaga sehingga dampak dianggap tidak penting.
Pembangunan wilayah konservasi akan dilakukan dengan kerugian seminimal mungkin
dan tidak akan menimbulkan pencemaran baik darat, udara ataupun air. Hal ini
dikarenakan penge,bangan kontruksi laut berpusat pada wilayah konservasi yang terlah
tersedia dan hanya perlu pengembangan secara bertahap tanpa pembangunan dari
awal. Kontruksi laut untuk minawisata juga tidak akan berpusat di daerah laut tetap
darat sepanjang pantai.
7.4 Tahap Pasca Kontruksi
7.4.1 Demobilisasi lata Kerja
Pasca kontruksi, akan di demobilisasikan dan dikembalikan ketempat asal menggunakan
jalur laut sehingga dalam prosesnya membutuhkan transportasi laut seperti kapal besar
pengangghukt alat berat sehingga akan ada gangguan kecil dari limbah bahan bakar.
Tetapi pengembalian alat ini tidak akan berlangsung lama sekitar 1-2 bulan sehingga
tidak akan memiliki dampak negatif berkepanjangan sehingga dianggap tidak penting.
Jalur darat tidak akan dipakai karena belum adanya jalur jalan raya yang dapat dilalui
oleh kendaraan roda empat besar seperti truk. Daerah Gili Trawangan juga merupakan
jalur lalu lintas yang tidak terlalu padat sehingga tidak akan memberikan dampak negatif
untuk lalu lintas laut.
Demobilisasi tidak melalu jalan dengan jangka waktu lama dan pdaerah yang jarang
pemukiman sehingga tidak menimbulkan damak negatif pada daerah pemukiman. Darah
55
jalur sepanjang pantai menuju dermaga yang akan mengalami dampak tetepi tidak akan
terlalu besar dikarenakan jalur yang cukup singkat sehingga tidak dianggap penting.
Kualitas udara tidak akan berdampak besar karena jalur laut yang dugunakan sehingga
tidak akan membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk pengangkutan alat-alat.
7.4.2 Pemeiharaan Kontruksi
Pasca kontruksi untuk minawisata diperlukan pemeliharaan berkala dari mulai kontruksi
darat seperti sarana dan fasilitas misalnya resort penginapan, rumah makan, alat-alat
wisata (boat, banana boat, paralayang). Pengecekan kelayakan alat dan tempat (fasilitas
dan saranan) perlu dilakukan berkala sesuai jangka waktunya sehingga keselamatan dan
kepuasan wisatawan akan terjamin dan terpenuhi.
Pemeliharaan wilayah konservasi biota dan abiota perlu diperhatikan dengan seksama
dan berkala sehingga tidak akan menimbulkan kerugian dari segi apapun. Dari semua ini
maka pemeliharaan kontruksi dianggap penting dan positif.
Akan adanya salah satu kegiatan wisata berupa konservasi dan pelertaian biota laut
yang memberikan dampak positif seperti pelepasan telur penyu, transplantasi terumbu
karang, penanaman manggrove memberikan dampak positif yang akan menambah
keindahan dan pelertarian biota laut diangga dampak positiv yang penting. Kebersihan
lingkungan dan pelertarian akan diawasi secara berkala sehingga wisatawan tidak akan
meberikan dampak negatif kepada alam dan biotanya tetapi meberikan dampak positif
yang penting.
Kebersihan lingkungan dan masyarakat peru diperhatikan dengan baik sehngga tidak
akan menimbulkan dampak negatif yang besar. Kegiatan minawisata akan
mendatangkan wisatawan sehingga mempengaruhi keberishan daerah, sehingga dalam
penanganan sampah dan keberishan perlu diperhatikan dengan baik agar tidak
mengganggu keindahan dan kesehatan sehingga dampak negatif yang terjadi
kedepannya dianggap penting.
7.4.3 Pemberhentian Tenaga Kerja
Setelah kontruksi tenaga kerja akan diberhetikan secara besar-besaran sehingga akan
mempengaruhi taraf hidup dan nilai ekonomi. Sifat rekruitmen selama kontruksi adalah
kontrak sehingga setelah pemberhentian diperkirakan tidak akan menimbulkan
keresahan masyarakat sehingga persepsi dan sikap masyarakat akan bernilai positif. Hal
ini tidak akan dianggap dampak penting
56
Untuk itu dalam peluang usaha minawisata untuk tenaga kerja seperti satpam, pelayan
dan pekrrja resort penginapan, pengemudi kapal, rumah makan dan usaha lainnya yang
mebutuhkan tenaga kerja dilakuka rekritment diutamakan berasal dari daerah sekitar
terlebih dahulu. Untuk tenaga ahli dapat direkruit dari dalam ataupun luar. Dengan ini
maka ekonomi dari masyarakat sekitar pasca kontruksi akan tetap berada ditaraf yang
baik. Dengan perkrutna utama pekerja kasar daeti daerah sekitar tidak akan
menimbulkan kecembutruan sosila. Dampak ini bernilai positif dan penting.
Pra Kontruksi Kontruksi Pasca kontruksi
a. Survey dan perijinan a. Mobilisasi Alat dan Meterial a. Demobilisasi Peralatan
b. Pematokan b. Kontruksi Darat b. Pemeliharaan Kontruksi
c. Pembelian lahan c. Kontruksi Laut c. Pelepasan Tenaga Kerja
d. Mobilisasi peralatan
e. Rekruitmen tenaga Kerja
Tabel 2. Matriks Evaluasi Dampak penting
57
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK
Rencana Kegiatan yang Menimbulkan Dampak
Pra Kontruksi Kontruksi Pasca Kontruksi
a b c d e a b c a b c
A. FISIKA KIMIA
1. Perubahan Ruang dan Lahan -T -T
4. Perubahan Garis Pantai (sedimentasi) -P
5. Gangguan Jalan Air Eksiting -P -T
6. Kualitas Air -T -T -T -T -T -P +P
7. Kualitas Udara -T -T -T -T -T
B. BIOLOGI
1. Biota Laut -T +P +P
2. Biota Darat -T +P +P
D. SOSEKBUD DAN KESMAS
1. Gangguan Lalu Lintas Darat -T -T -T
2. Gangguan Lalu Lintas Perairan -T -P -T
5. Kesempatan Kerja +P -T -T +P +P
6. Pendapatan +T +T -T -T +T +P
7. Estetika -T -T +T +T
8. Sanitasi Lingkungan -T -P -P -P -P
9. Kesehatan Masyarakat -T -T -P -T -P -P
10. Persepsi dan Sikap +T +T +T -T -T -T -T -T +P
58
LAMPIRAN
Tabel 1. Ringkasan Rencana Kelola Lingkungan (RKL) Kegiatan Pembangunan dan Pengembangan Wisata Bahari dan Wisata Konservasi di Kawasan Minawisata, Pantai
Gili Trawangan, Lombok, Nusa Tenggara Barat
N
o
Jenis
Dampak
Lingkungan
Tolok Ukur
Dapak
Tujuan
Pengelolaan
Rencana
Pengelolaan
Lingkungan
Lokasi
Pengelol
aan
Lingkun
gan
Periode
Pengelol
aan
Lingkun
gan
Institusi
Pelaks
ana
Pengaw
as
Pelapor
an
A Tahap Pra-Konstruksi
1. Persepsi
Masyarakat
1) Dampak
Penting
Persepsi
masyaraka
t yang
umumnya
positif
terhadap
rencana
pembangu
nan
minawisat
a di Gili
Trawanga
n,
Lombok.
2) Sumber
Dampak
Penting
Sosialisasi
kegiatan,
penerimaa
n tenaga
kerja dan
persiapan
mobilisasi
peralatan.
- Adanya
dukungan
masyarak
at.
- Besarnya
jumlah
masyarak
at yang
setuju
dengan
rencana
pembang
unan
minawisa
ta
(dinyatak
an dalam
persen).
Terciptanya
hubungan
yang
harmonis dan
sinergis
antara
pemrakarsa
kegiatan,
kontraktor,
dinas dan
instansi
terkait dengan
masyarakat
setempat.
- Melakukan
sosialisasi dan
konsultasi
kepada
masyarakat
yang terkait
dengan
rencana
proyek;
- Optimalisasi
dalam
pengisian
berbagai
peluang kerja
yang berasal
dari wilayah
desa
setempat;
- Proses
rekrutmen
dilakukan
secara fair
dan terbuka
dan perioritas
utama
diberikan
kepada
penduduk
setempat
sejauh masih
ada peluang
dan
persyaratan
yang
ditentukan
dapat
dipenuhi; dan
- Mobilisasi
peralatan
dilakukan
secara aman
dan tidak
menimbulkan
pencemaran
lingkungan.
Gili
Trawang
an,
Lombok
dan
sekitarny
a.
Dilakuka
n selama
tahap pra-
konstruks
i
berlangsu
ng.
Kontra
ktor
pemen
ang
lelang.
- Dinas
Keber
sihan,
Perta
manan
dan
Lingk
ungan
Hidup
di Gili
Trawa
ngan,
Lomb
ok.
- Dinas
Tenag
a
Kerja
di Gili
Trawa
ngan,
Lomb
ok.
- Baped
alda
Provin
si
NTB.
- Dinas
Perhub
ungan,
Komu
nikasi,
Inform
asi dan
Telem
atika
Provin
si
NTB.
B
.
Tahap
Konstruksi
1. Kualitas
Udara
dan
Kebisinga
n
1) Dampak
- Konsentra
si polutan
yang
harus
berada di
bawah
baku mutu
yang
ditetapkan
dalam PP
Republik
Untuk
mengurangi
penurunan
kualitas udara
serta
meningkatnya
tingkat
kebisingan
terutama di
kawasan yang
dilalui
- Melakukan
penyiraman
jalan terutama
di kawasan
pemukiman
yang
intensitas
lalulintas
kendaraannya
cukup tinggi
pada waktu
Gili
Trawang
an,
Lombok
dan
sekitarny
a yang
dilalui
pengang
Kegiatan
pengelola
an akan
terus
dilakukan
mulai
dari tahap
konstruks
i.
Kontra
ktor
pemen
ang
lelang.
- Dinas
Keber
sihan,
Perta
manan
dan
Lingk
ungan
Hidup
di Gili
Trawa
- Baped
alda
Provin
si
NTB.
- Dinas
Perhub
ungan,
Komu
nikasi,
Inform
59
Penting
Penurunan
kualitas
udara
(debu,
kebisingan
, dan
cemaran
gas buang)
yang
diakibatka
n
meningkat
nya arus
lalu lintas
untuk
mobilisasi
material
bangunan
maupun
penggunaa
n
alat/mesin.
2) Sumber
Dampak
Penting
Pematanga
n lahan,
mobilisasi
material
bangunan,
dan
pembangu
nan
fasilitas
penunjang
minawisat
a.
Indonesia
No. 41
Tahun
1999
Tentang
Pengendal
ian
Pencemar
an Udara;
- Laporan
adanya
gangguan
pernapasa
n
masyarak
at di
sekitar
lokasi
kegiatan;
dan
- Keluhan
masyarak
at tentang
tingginya
kadar
debu dan
kebisinga
n
digunakan
juga
sebagai
tolok ukur
dampak.
kendaraan
pengangkut
alat berat
serta bahan
konstruksi
yang
digunakan
dalam
pematangan
lahan,
mobilisasi
material
bangunan,
serta
pembangunan
fasilitas
penunjang
minawisata.
musim
kemarau dan
pada jalan-
jalan yang
tidak
beraspal;
- Memperlamb
at laju
kendaraan
angkut pada
saat melewati
jalur yang
dekat dengan
pemukiman
penduduk,
yaitu
maksimum 40
km/jam untuk
jalan kota
beraspal serta
kecepatan
maksimum 20
km/jam untuk
jalan yang
belum
beraspal;
- Menutup
rapat isi bak
truk material
bahan dengan
terpal untuk
menghindari
jatuhnya
material
konstruksi
(pasir) dan
debu pada
saat
pengangkutan
dan
diharuskan
tidak
membawa
beban yang
melebihi
kapasitas
angkut
kendaraan
tersebut;
- Penggunaan
sarana
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja (K3)
yaitu masker
atau penutup
hidung bagi
karyawan
yang bekerja
dekat lokasi
debu seperti
operator
alatalat berat
dan sopir
kendaraan
pengangkut.
Penggunaan
sarana K3
berupa
penyumbat
telinga bagi
tenaga kerja
yang bekerja
dekat lokasi
yang bising,
seperti
alatalat berat,
genset, dan
kutan
alat dan
bahan
yang
digunaka
n..
ngan,
Lomb
ok.
- Dinas
Tenag
a
Kerja
di Gili
Trawa
ngan,
Lomb
ok.
asi dan
Telem
atika
Provin
si
NTB.
60
juga
pengendara
kendaraanken
daraan berat
lainnya;
- Membuat
jadwal
pekerjaan
dengan baik
untuk
meningkatkan
efisiensi
perjalanan
yang
dilakukan
oleh
kendaraanken
daraan besar
pengangkut
alat-alat serta
bahan-bahan
konstruksi.
Misalnya
dengan
melakukan
pekerjaan
yang
menimbulkan
kebisingan
tinggi yang
tidak dapat
dihindari
tidak
dilakukan
pada malam
hari,
menghentikan
penggunaan
peralatan
yang
menimbulkan
kebisingan
dengan
intensitas
yang cukup
tinggi pada
waktu-waktu
beribadah dan
ketika
melewati
tempat-
tempat
ibadah;
- Mengatur
jadwal
kegiatan
sedemikian
rupa agar
aktivitas
dengan
intensitas
kebisingan
cukup tinggi
tidak
dilakukan
secara
bersamaan;
dan
- Pemeliharaan/
inspeksi
peralatan/
kendaraan
secara
periodik.
Hanya
kendaraan
dan peralatan
yang dalam
kondisi baik
61
dan dipelihara
dengan baik
yang
dioperasikan
di lokasi dan
harus
diperiksa
secara berkala
selama alat-
alat tersebut
digunakan.
2. Kesempatan
Kerja dan
Peluang
Berusaha
1) Dampak
Penting
Munculny
a
kesempata
n kerja dan
peluang
berusaha.
2) Sumber
Dampak
Penting
Pematanga
n lahan,
mobilisasi
material
bangunan,
pembangu
nan barak
kerja dan
fasilitas
sanitasi;
pembangu
nan
dermaga
cargo,
fasilitas
sandar
kapal
tanker
serta
pembangu
nan
fasilitas
penunjang.
- Jumlah
tenaga kerja
yang
terserap
pada tahap
konstruksi;
dan
- Tumbuhnya
lapangan
usaha di
sektor
informal
seperti
persewaan
rumah
(kontrakan),
warung/kios
, jasa
transportasi
dan lain-
lain.
Tujuan
pengelolaan
agar
masyarakat
yang berada
di lokasi
proyek
memperoleh
kesempatan
sebesar-
besarnya dan
dapat
membuka
peluang usaha
baru (karena
tidak semua
masyarakat
yang terkait
dengan
proyek dapat
menjadi
pekerja
proyek).
- Melakukan
pengumuman
lowongan
pekerjaan yang
tersedia oleh
kontraktor;
- Memprioritaska
n tenaga kerja
lokal sesuai
dengan
kemampuan
dan kualifikasi
yang
dibutuhkan;
dan
- Membina para
pelaku sektor
informal (oleh
Disperindag,
Disnaker dan
Pemda
setempat).
Gili
Trawang
an,
Lombok
dan
sekitarny
a.
Selama
kegiatan
konstruks
i
pengemb
angan
minawisa
ta
berlangsu
ng.
Kontra
ktor
pemen
ang
lelang.
- Dinas
Keber
sihan,
Perta
manan
dan
Lingk
ungan
Hidup
di Gili
Trawa
ngan,
Lomb
ok.
- Dinas
Tenag
a
Kerja
di Gili
Trawa
ngan,
Lomb
ok.
- Baped
alda
Provin
si
NTB.
- Dinas
Perhub
ungan,
Komu
nikasi,
Inform
asi dan
Telem
atika
Provin
si
NTB.
3. Kamtibmas
dan
Keresahan
Masyarakat
1) Dampak
Penting
Timbulnya
masalah
Adanya
konflik
kepentingan
antara
masyarakat
yang terkait
dengan
lokasi proyek
dengan
kontraktor
proyek,
munculnya
masalah-
masalah
- Untuk
melakukan
pencegahan
konflik
secara
horizontal
di
masyarakat
yang
menyangku
t
ketidakpuas
an
masyarakat
Pengelolaan
dilakukan
dengan cara
pengamanan
lokal oleh Satpol
dan pengamanan
swakarsa yang
dikoordinir oleh
Pemda setempat.
Gili
Trawang
an,
Lombok
dan
sekitarny
a.
Selama
masa
kegiatan
konstruks
i sampai
operasi
minawisa
ta
berlangsu
ng.
Kontra
ktor
pemen
ang
lelang.
- Dinas
Keber
sihan,
Perta
manan
dan
Lingk
ungan
Hidup
di Gili
Trawa
ngan,
Lomb
ok.
- Baped
alda
Provin
si
NTB.
- Dinas
Perhub
ungan,
Komu
nikasi,
Inform
asi dan
Telem
atika
62
Kamtibma
s dan
Keresahan
Masyaraka
t.
2) Sumber
Dampak
Penting
- Mobilis
asi
peralata
n dan
material
banguna
n yang
berpote
nsi
mencem
ari
lingkun
gan
(ceceran
tanah,
pasir,
batu
termasu
k debu);
- Kerusak
an jalan
dan
kepadat
an lalu
lintas;
serta
- Pengura
ngan
tenaga
kerja
saat
kegiatan
proyek
tahap
konstru
ksi
berakhir
.
kamtibmas
seperti
demonstarsi
massa,
pencurian
dan
ketidakpuasa
n para
pekerja
karena PHK
akibat
berakhirnya
pekerjaan
tahap
konstruksi.
dengan
pelaksana
(kontraktor)
proyek;
- Untuk
melakukan
penanggula
ngan
apabila
terjadi
keresahan
masyarakat
dengan cara
musyawara
h dan
mufakat;
dan
- Untuk
mengendali
kan dampak
negatif
turunan
lainnya
seperti
pencurian,
perkelahian
dan
penyakit
sosial
lainnya.
- Dinas
Tenag
a
Kerja
di Gili
Trawa
ngan,
Lomb
ok.
Provin
si
NTB.
4. Persepsi
Masyarakat
1) Dampak
Penting
Timbulnya
Persepsi
Positif
Masyaraka
t
2) Sumber
Dampak
Penting
Pematanga
n lahan,
mobilitas
material
bangunan;
pembangu
nan
- Timbulnya
persepsi
positif
masyarakat
terhadap
pelaksanaan
konstruksi
pengembang
an
pelabuhan;
dan
- Minimnya
konflik
sosial yang
terjadi
akibat
pekerjaan
konstruksi.
Meminimisas
i persepsi
negatif dan
meningkatkan
persepsi
positif
masyarakat
yang terkait
dengan
proyek pada
tahap
konstruksi
sehingga
proyek
tersebut dapat
berjalan
dengan baik
dan lancar
tanpa
diganggu oleh
masalah-
masalah
sosial.
- Dilakukan
dengan cara
memanfaatka
n seoptimal
mungkin
peran serta
masyarakat di
wilayah studi
untuk terlibat
di dalam
proyek sesuai
dengan
kemampuan
dan
kualifikasi
yang
dibutuhkan;
dan
- Bentuk lain
adalah
dengan cara
kerjasama
pengadaan
barang dan
jasa dengan
penduduk
Gili
Trawang
an,
Lombok
dan
sekitarny
a.
Selama
tahap
konstruks
i
berlangsu
ng.
Kontra
ktor
pemen
ang
lelang.
- Dinas
Keber
sihan,
Perta
manan
dan
Lingk
ungan
Hidup
di Gili
Trawa
ngan,
Lomb
ok.
- Dinas
Tenag
a
Kerja
di Gili
Trawa
ngan,
Lomb
ok.
- Baped
alda
Provin
si
NTB.
- Dinas
Perhub
ungan,
Komu
nikasi,
Inform
asi dan
Telem
atika
Provin
si
NTB.
63
dermaga
cargo,
fasilitas
sandar
kapal
tanker,
fasilitas
penunjang
sampai ke
demobilisa
si tenaga
kerja
konstruksi.
setempat.
5. Kepadatan
Lalu lintas
Darat
1) Dampak
Penting
Timbulnya
masalah
kepadatan
lalu lintas
di
sepanjang
jalan
hingga ke
daerah
minawisat
a ili
Trawanga
n,
Lombok.
2) Sumber
Dampak
Penting
Kondisi
jalan
eksisting
tidak
memadai;
Kegiatan
mobilisasi
material
bangunan.
- Padatnya
arus lalu
lintas
menuju
minawisata
Gili
Trawangan
,
Lombok;d
an
- Seringnya
terjadi
kecelakaan
lalu lintas,
akibat
pertambah
an volume
kendaraan
yang
melewati
jalan
menuju
minawisata
Gili
Trawangan
, Lombok.
Untuk
mewaspadai
terjadinya
peningkatan
volume
kendaraan
dan arus lalu
lintas menuju
pelabuhan
atau lokasi
proyek
sehingga
tingkat
kecelakaan
lalu lintas
dapat
dikurangi
Pengelolaan
lalulintas dengan
cara
melibatkan
Dinas DLLAJR
daerah Gili
Trawangan,
Lombok untuk
mengatur arus
lalu lintas
selama
konstruksi
berlangsung dan
membatasi
jumlah dan
kapasitas truk
pengangkut
material
konstruksi yang
disesuaikan
dengan kelas
jalan.
Sepanjan
g jalan
menuju
daerah
minawis
ata Gili
Trawang
an,
Lombok.
Dilakuka
n selama
tahap
konstruks
i
berlangsu
ng.
Kontra
ktor
pemen
ang
lelang.
- Dinas
Keber
sihan,
Perta
manan
dan
Lingk
ungan
Hidup
di Gili
Trawa
ngan,
Lomb
ok.
- Dinas
Tenag
a
Kerja
di Gili
Trawa
ngan,
Lomb
ok.
- Baped
alda
Provin
si
NTB.
- Dinas
Perhub
ungan,
Komu
nikasi,
Inform
asi dan
Telem
atika
Provin
si
NTB.
C Tahap
Operasi
1. Kualitas
Udara dan
Kebisingan
1) Dampak
Penting
Timbulnya
masalah
kepadatan
lalulintas di
sepanjang
jalan
Tingkat
baku mutu
konsentrasi
polutan yang
harus berada
di bawah
baku mutu
yang
ditetapkan
dalam PP
Republik
Indonesia
No. 41
Tahun 1999
Tentang
Pengendalian
Untuk
mengurangi
penurunan
kualitas udara
serta
peningkatan
kebisingan
terutama di
kawasan yang
dilalui
kendaraan
umum dan
adanya
tempat-
tempat
hiburan di
kawasan
- Melakukan
penyiraman
jalan
terutama di
kawasan
pemukiman
yang
intensitas
lalulintas
kendaraannya
cukup tinggi
pada waktu
musim
kemarau dan
pada
jalanjalan
yang tidak
beraspal;
Sepanjan
g jalan
menuju
daerah
minawis
ata Gili
Trawang
an,
Lombok.
Dilakuka
n selama
minawisa
ta
berlangsu
ng.
Dinas
Pariwi
sata
Lombo
k
- Dinas
Keber
sihan,
Perta
manan
dan
Lingk
ungan
Hidup
Gili
trawan
gan
- Dinas
Keseh
atan
Gili
trawan
gan
- Baped
alda
Provin
si
NTB
- Dinas
Perhu
bunga
n,
Komu
nikasi,
Inform
asi dan
Telem
atika
Provin
si
NTB
64
2) Sumber
Dampak
Penting
Kondisi jalan
eksisting
tidak
memadai;
Kegiatan
mobilisasi
material
bangunan.
Pencemaran
Udara;
Laporan
adanya
gangguan
pernafasan
masyarakat
disekitar
lokasi
kegiatan,
serta keluhan
masyarakat
tentang
tingginya
kadar debu
dan
kebisingan
digunakan
juga sebagai
tolok ukur
dampak
wisata - Memperlamb
at laju
kendaraan
angkut pada
saat melewati
jalur yang
dekat dengan
pemukiman
penduduk,
yaitu
maksimum
40 km/jam
untuk jalan
kota beraspal
serta
kecepatan
maksimum
20 km/jam
untuk jalan
yang belum
beraspal;
- Membuat
jadwal
pekerjaan
dengan baik
untuk
meningkatka
n efisiensi
perjalanan
yang
dilakukan
oleh
kendaraanken
daraan besar
pengangkut
alatalat serta
bahanbahan
konstruksi;
- Pemeliharaan
/inspeksi
peralatan/ken
daraan secara
periodik;
- Pengaturan
pekerjaan
yang
menimbulkan
kebisingan
tinggi yang
tidak dapat
dihindari
untuk tidak
dilakukan
pada malam
hari;
- Menghentika
n penggunaan
peralatan
yang
menimbulkan
kebisingan
dengan
intensitas
yang cukup
tinggi pada
waktuwaktu
beribadah dan
ketika
melewati
tempattempat
ibadah;
- Mengatur
jadwal
kegiatan
sedemikian
rupa agar
aktivitas yang
menimbulkan
kebisingan
65
cukup tinggi
tidak
dilakukan
secara
bersamaan;
- Penggunaan
sarana K3
berupa
penyumbat
telinga bagi
tenaga kerja
yang bekerja
dekat lokasi
yang bising,
seperti
alatalat berat,
genset, dan
juga
pengendara
kendaraanken
daraan berat
lainnya; dan
- Hanya
kendaraan
dan peralatan
yang dalam
kondisi baik
dan
dipelihara
dengan baik
yang
dioperasikan
di lokasi dan
harus
diperiksa
secara
berkala
selama
alatalat
tersebut
digunakan.
2. Kualitas Air
1) Dampak
Penting
Penurunan
kualitas
air.
2) Sumber
Dampak
Penting
Kegiatan
wisatawan
Parameter
kekeruhan,
minyak dan
lemak,
surfaktan,
BOD5, dan
sampah ke
badan air
seperti yang
tercantum
dalam
Keputusan
Menteri
Negara
Lingkungan
Hidup No. 51
Tahun 2004
Tentang
Baku Mutu
Air Laut.
- Untuk
mengurangi
dampak
kekeruhan,
minyak dan
lemak,
surfaktan,
BOD5, dan
sampah di
perairan
Gili
trawangan;
serta
- Mengurang
i dampak
terhadap
biota
perairan.
- Penetapan
persyaratan
untuk
pedagangped
agang di
kawasan
pantai Gili
trawangan
untuk tidak
membuang
sampah di
wilayah
peraian
pantai;
- Penetapan
persyaratan
(SOP) untuk
semua
pengusaha
yang
membangun
resort di
Perairan Gili
trawangan
untuk
membuang
air dari
fasilitas toilet
dan sampah
padat dalam
resort ke
fasilitas
pembuangan
dan
pengolahan
yang tersedia
Wilayah
minawis
ata
Perairan
Gili
trawanga
n
Dilakuka
n selama
minawisa
ta
berlangsu
ng.
Dinas
Pariwi
sata
Lombo
k
- Dinas
Keber
sihan,
Perta
manan
dan
Lingk
ungan
Hidup
Gili
trawan
gan
- Dinas
Keseh
atan
Gili
trawan
gan
- Baped
alda
Provin
si
NTB
- Dinas
Perhu
bunga
n,
Komu
nikasi,
Inform
asi dan
Telem
atika
Provin
si
NTB
66
di wilayah
pantai
3. Biota
Perairan
1) Dampak
Penting
Penurunan
kualitas
habitat
biota
perairan.
2) Sumber
Dampak
Penting
- Dampak
terhadap
biota
perairan
merupa
kan
dampak
turunan
terhadap
dampak
kualitas
air; dan
- Sumber
dampak
nya
adalah
pemban
gunan
resort,
sarana
prasaran
a
minawis
ata,
oengola
han ikan
di
Perairan
Gili
trawang
an
diprakir
akan
akan
menyeb
abkan
perubah
an
kualitas
air laut
di
wilayah
perairan
sekitarn
ya yaitu
mening
katnya
kekeruh
an, dan
juga
masukn
ya
minyak
dan
lemak,
surfakta
n,
BOD5,
dan
sampah
ke
Parameter
kekeruhan,
minyak dan
lemak,
surfaktan,
BOD5, dan
sampah ke
badan air
seperti yang
tercantum
dalam
Keputusan
Menteri
Negara
Lingkungan
Hidup No. 51
Tahun 2004
Tentang
Baku Mutu
Air Laut.
- Untuk
mengurangi
dampak
kekeruhan,
minyak dan
lemak,
surfaktan,
BOD5, dan
sampah di
perairan
Gili
trawangan;
serta;
- Mengurang
i dampak
terhadap
biota
perairan.
- Penetapan
persyaratan
untuk
kapalkapal
tanker yang
berlabuh di
Pelabuhan
Kuala Langsa
untuk tidak
membuang
air ballast di
wilayah
pelabuhan;
- Penetapan
persyaratan
(SOP) untuk
semua kapal
yang
berlabuh di
Pelabuhan
Kuala Langsa
untuk
membuang
air dari
fasilitas toilet
dan sampah
padat dalam
kapal ke
fasilitas
pembuangan
dan
pengolahan
yang tersedia
di wilayah
pelabuhan,
termasuk
pencucian
dek kapal dan
membuang
oli bekasi di
wilayah
perairan
pelabuhan.
Wilayah
minawis
ata
Perairan
Gili
trawanga
n
Selama
minawisa
ta
berlangsu
ng.
Dinas
Pariwi
sata
Lombo
k
- Dinas
Keber
sihan,
Perta
manan
dan
Lingk
ungan
Hidup
Gili
trawan
gan
- Dinas
Keseh
atan
Gili
trawan
gan
- Baped
alda
Provin
si
NTB
- Dinas
Perhu
bunga
n,
Komu
nikasi,
Inform
asi dan
Telem
atika
Provin
si
NTB
67
badan
air.
4. Kesempatan
Kerja &
Peluang
Berusaha
1) Dampak
Penting
Timbulnya
kesempata
n kerja dan
peluang
berusaha.
2) Sumber
Dampak
Penting
Penerimaa
n tenaga
kerja
operasi;ke
giatan
sandar,
labuh dan
layar kapal
(kunjunga
n kapal);
kegiatan
bongkar
muat
barang
dan/atau,
pergudang
an dan
silo;
transportas
i darat,
kegiatan
terminal
penumpan
g dan
kegiatan
perparkira
n.
Banyaknya
jumlah
tenaga kerja
yang terserap
pada saat
operasional
minawisata
baik yang
tetap maupun
tidak tetap
Memberika
n
kesempatan
kerja
seluasluasn
ya bagi
penduduk
lokal
termasuk
peluang
untuk
berusaha
selain
menjadi
pekerja di
kawasan
minawisata.
Melakukan
pengumuman
penerimaan
tenaga kerja oleh
masingmasing
dinas atau
instansi yang
terkait atau
lembaga yang
berada di dalam
kawasan
minawisata Gili
trawangan serta
membina
masyarakat
setempat apabila
mau bergerak
disektor
informal seperti
pembukaan
kantin, restoran
mini, atau
warung dan kios
baik di dalam
mapun di
kawasan
minawisata.
Wilayah
minawis
ata
Perairan
Gili
trawanga
n
Selama
minawisa
ta
berlangsu
ng.
Dinas
Pariwi
sata
Lombo
k
- Dinas
Keber
sihan,
Perta
manan
dan
Lingk
ungan
Hidup
Lomb
ok
- Dinas
Tenag
a
Kerja
Lomb
ok
- Baped
alda
Provin
si
NTB
- Dinas
Perhu
bunga
n,
Komu
nikasi,
Inform
asi dan
Telem
atika
Provin
si
NTB
5. Perekonomia
n Lokal
1) Dampak
Penting
Dengan
beroperasi
nya
pelabuhan
Kuala
Langsa
akan
berdampak
penting
terhadap
perekono
mian lokal
baik
secara
mikro
maupun
secara
makro.
Tingginya
perputaran
uang di
perairan Gili
trawangan
dengan
indikator
pesatnya
pertumbuhan
ekonomi
yang dapat
dilihat dari
PDRB,
banyaknya
fasilitas
umum yang
dibangun
serta
tingginya
frekuensi
kunjungan
wisatawan.
Tujuan
pengelolaan
lingkungan
hidup
antara lain
untuk
mengetahui
tingkat
perekonomi
an di Kota
Langsa
umumnya
dan di
Gampongg
ampong
yang
terkait
dengan
pelabuhan
Kuala
Langsa;
Di
samping
itu, untuk
meningkatk
an peran
Pengelolaan
lingkungan
dilakukan
dengan
memastikan
perusahaan atau
badan yang
terkait dengan
operasional
minawisata
membayar pajak,
retribusi dan
kewajiban
lainnya sesuai
dengan
peraturan dan
perundangundan
gan yang
berlaku.
Lokasi
pengelol
an di
Kawasan
minawis
ata Gili
trawanga
n
Selama
minawisa
ta
berlangsu
ng.
Dinas
Pariwi
sata
Lombo
k
- Dinas
Keber
sihan,
Perta
manan
dan
Lingk
ungan
Hidup
Gili
trawan
gan
- Dinas
Perind
ustrian
dan
Perdag
angan
Lomb
ok
- Baped
alda
Provin
si
NTB
- Dinas
Perhu
bunga
n,
Komu
nikasi,
Inform
asi dan
Telem
atika
Provin
si
NTB
68
2) Sumber
Dampak
Penting
- Serangkaia
n kegiatan
pada saat
beroperasi
nya
minawisat
a akan
mempenga
ruhi
perekono
mian lokal
secara
positif.
Konkretny
a, retribusi
di segala
aktivitas
meningkat
, peredaran
uang dan
barang
meningkat
, juga
pembangu
nan sarana
dan
- prasarana
perkonomi
an juga
meningkat
;
- Serangkai
kegiatan
tersebut
meliputi
penerimaa
n tenaga
kerja tahap
operasi;
kegiatan
menanam
bibit
mangrove,
kegiatan
ekowisata
berbasis
spesies,
kegiatan
transplanta
si karang
(pelatihan
dan
praktek).
serta
perusahaan
yang
termasuk
dalam
kawasan
pelabuhan
dalam
meningkatk
an
pendapatan
daerah dan
PDRB
sektortrans
portasi,
industri
pengolahan
dan
komunikasi
di Kota
Langsa.
6. Kamtibmas
dan
Keresahan
Masyarakat
1) Dampak
Penting
Timbulnya
masalah
Kamtibma
s dan
Keresahan
Masyaraka
t.
2) Sumber
Dampak
Tingginya
konflik sosial
yang ada
yang berlatar
belakang
masalah
kesempatan
kerja,
peluang
berusaha dan
munculnya
masalahmasa
lah sosial
yang akan
mempengaru
hi kamtibmas
itu sendiri.
Untuk
mengurangi
masalah
yang dapat
menggangg
u
Kamtibmas.
Dilakukan
melalui
pendekatan
sosial budaya
dan pendekatan
kelembagaan.
Pendekatan
sosial budaya
terutama
ditekankan
untuk kasus-
kasus konflik
yang
intensitasnya
masih tergolong
rendah, yaitu
antara lain dalam
bentuk
perdamaian yang
diikuti dengan
upacara adat.
Gili
trawanga
n,
Lombok
dan
sekitarny
a
Selama
minawisa
ta
berlangsu
ng.
Dinas
Pariwi
sata
Lombo
k
- Dinas
Keber
sihan,
Perta
manan
dan
Lingk
ungan
Hidup
Gili
trawan
gan
- Pos
polisi
Airud
Lomb
ok
- Baped
alda
Provin
si
NTB
- Dinas
Perhu
bunga
n,
Komu
nikasi,
Inform
asi dan
Telem
atika
Provin
si
NTB
69
Penting
Penerimaa
n tenaga
kerja,
kegiatan
minawisat
a,
transportas
i darat,
dan
perparkira
n.
Prinsip yang
dipakai untuk
kasus demikian
adalah
“menekan
perbedaan demi
tujuan bersama"
(Francis,
2006:95). Jika
prosedur
pendekatan
sosial budaya
dipandang tidak
efektif, karena
kondisi konflik
telah mencapai
tingkat intensitas
yang lebih
tinggi, maka
diperlukan suatu
upaya
pengelolaan
dampak
lingkungan oleh
suatu badan
yang lebih
khusus, yaitu
Musyawarah
Pimpinan
Kecamatan.
7. Wisata
Bahari
1) Dampak
Penting
Jenis
dampak
yang
dikelola
adalah
potensi
peningkata
n wisata
bahari
2) Sumber
Dampak
Penting
Adanya
fasilitas
untuk
kegiatan
minawisat
a
Tersalurkann
ya minat
masyarakat
pengguna
daerah wisata
bahari.
Untuk
meningkatk
an potensi
wisata
bahari yang
berada di
sekitar
lokasi
minawisata.
- Memberikan
fasilitas yang
seluasluasnya
bagi
pengembanga
n wisata
bahari berupa
pengadaan
wilayah
konservasi
dan
pemeliharaan
kawasan
minawiwsata;
- Menyambut
kerjasama
pemda atau
dinas
kelauutan dan
perikanan
dalam rangka
pengembanga
n wisata
bahari.
Kerjasama
dapat
diwujudkan
dalam
penyediaan
fasilitas
minawsiata
dan sarana
transportasi.
Lokasi
rencana
pengelol
aan
lingkung
an
adalah di
lokasi
kawasan
minawis
ata Gili
trawanga
n
Periode
pengelola
an
lingkunga
n
dilakukan
selama
kegiatan
operasi
minawisa
ta.
Dinas
Pariwi
sata
Lombo
k
- Dinas
Keber
sihan,
Perta
manan
dan
Lingk
ungan
Hidup
Gili
trawan
gan
- Dinas
Kelaut
an dan
Perika
nan
Lomb
ok
- Baped
alda
Provin
si
NTB
- Dinas
Perhu
bunga
n,
Komu
nikasi,
Inform
asi dan
Telem
atika
Provin
si
NTB
8. Persepsi
Masyarakat
1) Dampak
Penting
Timbulnya
persepsi
positif
masyaraka
Tolok ukur
yang dapat
digunakan
untuk
mengidentifi
kasikan sifat
penting
dampak
terhadap
persepsi dan
respons
Mengingat
bahwa
keberadaan
Minawisata
Gili
trawangan
sebagai
infrastruktu
r yang
sangat
dibutuhkan
Masalah
lingkungan
hidup yang
terkait dengan
parameter
persepsi dan
respons
masyarakat,
antara lain dapat
dikelola melalui
pendekatan
Kegiatan
pengelol
aan
dampak
paramete
r
persepsi
dan
respons
masyara
kat lebih
Selama
kegiatan
operasi
minawisa
ta.
Dinas
Pariwi
sata
Lombo
k
- Dinas
Keber
sihan,
Perta
manan
dan
Lingk
ungan
Hidup
Gili
trawan
- Baped
alda
Provin
si
NTB
- Dinas
Perhu
bunga
n,
Komu
nikasi,
70
t
2) Sumber
Dampak
Penting
kegiatan
menanam
bibit
mangrove,
kegiatan
ekowisata
berbasis
spesies,
kegiatan
transplanta
si karang
(pelatihan
dan
praktek).
masyarakat
adalah
kecenderung
an
perkembanga
n antara
kondisi
sebelum dan
sesudah
pekerjaan
pengembang
an serta
selama
kegiatan
operasional
minawisata
berjalan;
Indikator
yang dapat
digunakan
untuk
mengukur
kedua
kondisi itu
adalah
tingkat
penerimaan
masyarakat
terhadap
wujud fisik
dan kegiatan
operasional
minawisata
yang ditandai
dengan
perasaan
bangga,
menganggap
bermanfaat,
bersikap
masa bodoh,
merasa tidak
bermanfaat,
atau bersikap
menolak.
untuk
mendukung
prorgram-
program
pembangun
an ekonomi
daerah
Lombok
khususnya
serta
sumber
PAD bagi
Daerah Gili
trawangan,
maka
diperlukan
rencana
pengelolaan
Lingkungan
hidup
dengan
tujuan
untuk
mencegah,
menanggul
angi, dan
mengendali
kan dampak
negatif
terhadap
parameter
persepsi
dan respons
masyarakat;
Pencegahan
, yaitu
mengupaya
kan agar
persepsi
dan respons
masyarakat
yang
bersifat
negatif
dapat
diredam
dan yang
bersifat
positif lebih
dikembang
kan untuk
meredam
agar tidak
berkemban
g menjadi
faktor
pemicu
konflik.
Penanggula
ngan, yaitu
mengupaya
kan agar
sumber
persepsi
dan respons
masyarakat
yang
bersifat
negatif
dapat
ditanggulan
gi secara
tepat
sasaran,
antara lain
dengan
merealisasi
kan upaya
pencegahan
kelembagaan. Di
bawah
koordinasi
Bappeda
Lombok dapat
dibentuk suatu
Task Force
Pengembangan
Kawasan
Minawisata Gili
trawangan yang
bertugas
merancang dan
melaksanakan
pengamanan
pantai Gili
trawangan,
pengamanan
jalur transportasi
menuju kawasan
minawisata.
Dalam hal ini
harus dilibatkan
Dinas
Perhubungan,
Komunikasi,
Informasi dan
Telematika,
Dinas
Perkebunan dan
Kehutanan,
Dinas Kelautan
dan Perikanan,
Dinas
Perindustrian,
Perdagangan,
dan Koperasi
UKM, Badan
Pemberdayaan
Masyarakat,
serta Camat
Kecamatan
Lombok. Selesai
kegiatan
pengelolaan
lingkungan
hidup, task force
selesai tugasnya
dan dilanjutkan
oleh Forum
Komunikasi
Masyarakat.
dikhusus
kan pada
jalur
jalan
menuju
ke
kawasan
minawis
ata, dan
kampung
kampung
di sekitar
Gili
trawanga
n
gan
- Dinas
Tenag
a kerja
Lomb
ok
Inform
asi dan
Telem
atika
Provin
si
NTB
71
dampak
lingkungan
hidup ke
dalam
wujud
konkritnya;
Pengendali
an, yaitu
mengupaya
kan agar
persepsi
dan respons
yang
berkemban
g sekarang
di kalangan
masyarakat
tidak
semakin
meluas dan
realisasi
wujud
pengelolaan
nya tidak
menimbulk
an tuntutan
baru. yang
lebih
meningkat.
Dalam hal
ini dapat
dibentuk
suatu Task
Force
Pengemban
gan
Kawasan
Minawisata
Pantai Gili
trawangan.
9. Sanitasi
Lingkungan
1) Dampak
Penting
Dampak
pentingnya
adalah
sanitasi
lingkunga
n yang
akan
berpengar
uh
terhadap
masyaraka
t sekitar
minawisat
a
2) Sumber
Dampak
Penting
Kegiatan
menanam
bibit
mangrove,
kegiatan
ekowisata
berbasis
spesies,
kegiatan
transplanta
si karang
(pelatihan
Adanya
penumpukan
sampah baik
di dermaga,
pantai dan
kawasan
minawisata.
Untuk
mengantisi
pasi
penumpuka
n sampah
sehingga
dapat
menimbulk
an dampak
turunan
berupa
sumber
penyakit
dan lain-
lain.
Pengelolaan
lingkungan
hidup yang
dilakukan untuk
mengurangi
dampak adalah:
- Membuat
areal
pembuangan
sampah
terpadu
sebagai lokasi
pemilahan
pengolahan
(pemilahan)
sampah;
- Menyiapkan
tempat
sampah
khusus yang
memisahkan
sampah
organik dan
sampah non
organik;
- Sampah
organik yang
mudah busuk
seperti sisa
makanan
diusahakan di
land fill pada
daerah yang
mau
Di
kawasan
lingkung
an
minawis
ata.
Selama
kegiatan
operasi
minawisa
ta.
Dinas
Pariwi
sata
Lombo
k
- Dinas
Keber
sihan,
Perta
manan
dan
Lingk
ungan
Hidup
Gili
trawan
gan
- Baped
alda
Provin
si
NTB
- Dinas
Perhu
bunga
n,
Komu
nikasi,
Inform
asi dan
Telem
atika
Provin
si
NTB
72
dan
praktek).
ditimbun;
- Sampah non
organik
dikumpulkan
dan di jual ke
pihak ke tiga
sebagai
pelaku
pendaur
ulang sampah
tersebut;
- Bekerja sama
dengan
Pemko
Lombok
dalam upaya
pengangkutan
sampah dari
tempat
penimbunan
sampah
sementara
(TPS) ke
lokasi tempat
pembuangan
sampah akhir
(TPA) milik
Pemda.
1
0.
Kesehatan
Masyarakat
1) Dampak
Penting
Dampak
penting
yang
timbul
merupakan
dampak
turunan
(tersier)
dari
dampak
penting
lainnya
seperti
penurunan
kualitas
udara
(debu, gas
dan
kebisingan
) dan air.
2) Sumber
Dampak
Penting
Dampak
penting
tersebut
sebagian
besar
bersumber
dari
kegiatan
transportas
i darat dan
kegiatan
sanitasi
lingkunga
n.
Meningkatny
a keluhan
dari
masyarakat
mengenai
gangguan
kesehatan
seperti
gangguan
pada saluran
pernapasan.
Meminimal
isasi
terjadinya
peningkata
n jumlah
penderita
gangguan
pernapasan
dan
penyakit
kulit akibat
penurunan
kualitas
udara,
peningkata
n
kebisingan
dan
penurunan
kualitas air
sungai
dan/atau
laut.
- Mengelola
dampak
primernya
yaitu kualitas
udara,
kebisingan,
dan kualitas
air sungai
dan/atau laut
seperti yang
telah
diuraikan
pada aspek
Fisik – kimia;
- Memasukkan
dalam
program
community
development
dalam bidang
kesehatan
berupa
pelayanan
kesehatan
secara cuma-
cuma
(pengobatan
massal) untuk
masyarakat
sekitar,
pemberian
paket gizi,
imunisasi,
penyuluhan
kesehatan
serta
pengadaan air
bersih untuk
masyarakat.
Gili
trawanga
n,
Lombok
dan
sekitarny
a
Pengelola
an
dilakukan
selama
kegiatan
operasion
al
minawisa
ta
berlangsu
ng.
Dinas
Pariwi
sata
Lombo
k
- Dinas
Keber
sihan,
Perta
manan
dan
Lingk
ungan
Hidup
Gili
trawan
gan
- Dinas
keseha
tan
Lomb
ok
- Baped
alda
Provin
si
NTB
- Dinas
Perhu
bunga
n,
Komu
nikasi,
Inform
asi dan
Telem
atika
Provin
si
NTB
1 Kepadatan Tolok ukur Untuk Pengelolaan Lokasi Selama Dinas - Dinas - Baped
73
1. Lalu lintas
Laut
1) Dampak
Penting
Peningkata
n
kepadatan
lalu lintas
laut yang
berpengar
uh
terhadap
pemakaian
alur bagi
para
pengguna
alur
lainnya
seperti
nelayan.
2) Sumber
Dampak
Penting
Kegiatan
sandar,
labuh dan
layar kapal
atau
kunjungan
kapal yang
menuju
dan dari
Pantai Gili
trawangan
dampak
seringnya
terjadi
kecelakaan
lalulintas
laut.
menjaga
agar tidak
terjadi
kecelakaan
kapal yang
melewati
alur
pelayaran
dari suar
pengenal
sampai
Dermaga
Pantai Gili
trawangan.
lingkungan
yang
dilakukan
untuk
mencegah
dampak
lalulintas laut
adalah:
- Pemelihara
an sarana
bantu
navigasi
pelayaran
(SBNP)
seperti suar
dan rambu
navigasi
lainnya
dalam hal
ini bekerja
sama
dengan
Adpel
setempat;
- Pematuhan
bagi
pengguna
alur
pelayaran
terhadap
tanda-
tanda yang
dicirikan
oleh sarana
bantu
navigasi
pelayaran;
- Pengeceka
n terhadap
surat-surat
kelaikan
layar bagi
kapal-
kapal niaga
dan kapal
penumpan
g yang
akan
berlabuh di
Dermaga
Pantai Gili
trawangan;
- Pengeceka
n terhadap
alat-alat
safety yang
dimiliki
kapal baik
kapal niaga
maupun
kapal
penumpan
g yang
akan
berlabuh di
Dermaga
Pantai Gili
trawangan;
- Pematuhan
bagi
pengguna
alur
pelayaran
yang akan
berlabuh di
Dermaga
Pantai Gili
trawangan.
terhadap
rencana
pengelol
aan
lingkung
an
adalah
sepanjan
g alur
pelayara
n
Dermaga
Pantai
Gili
trawanga
n
kegiatan
operasi
berlangsu
ng.
Pariwi
sata
Lombo
k
Keber
sihan,
Perta
manan
dan
Lingk
ungan
Hidup
Gili
trawan
gan
- Dinas
perhub
ungan
Lomb
ok
alda
Provin
si
NTB
- Dinas
Perhu
bunga
n,
Komu
nikasi,
Inform
asi dan
Telem
atika
Provin
si
NTB
74
bobot
maksimal
muatan
kapal
sehingga
tidak
terjadi over
load karena
akan
membahay
akan
pelayaran;
dan
- Bekerja
sama
dengan
ADPEL
setempat
berkaitan
dengan
sosialisasi
pematuhan
terhadap
rambu
navigasi
serta
kelaikan
dan
keselamata
n
pelayaran.
1
2.
Kepadatan
Lalulintas
Darat
1) Dampak
Penting
Dampak
penting
yang
timbul
adalah
masalah
kepadatan
lalulintas
di
sepanjang
jalan pada
saat
minawisat
a
beroperasi.
2) Sumber
Dampak
Penting
Sumber
dampak
penting
adalah
kegiatan
transportas
i,
beroperasi
nya
terminal
penumpan
g dan
kegiatan
perpakiran
(sumber
dampak
tersier).
- Padatnya
arus
lalulintas
ke luar
masuk
minawisata
Gili
trawangan;
dan
- Seringnya
terjadi
kecelakaan
lalulintas,
akibat
pertambah
an volume
kendaraan
yang
melewati
jalan
menunju
dan ke luar
kawasan
minawisata
.
Tujuan
rencana
pengelolaan
lingkungan
hidup
adalah
untuk
mewaspada
i terjadinya
peningkata
n volume
kendaraan
dan arus
lalulintas ke
luar dan
menuju
kawasan
atau lokasi
proyek
sehingga
tingkat
kecelakaan
lalulintas
dapat
dikurangi.
Pengelolaan
lalulintas
dengan cara
melibatkan
Dinas
DLLAJR
Lombok
untuk
mengatur
arus lalulintas
selama
konstruksi
berlangsung,
mamasang
ramburambu
(tanda)
ditempat-
termap
tertentu yang
padat arus
lalu lintasnya.
Lokasi
pengelol
aan
dilaksana
kan di
sepanjan
g jalur
darat
menuju
kawasan
minawis
ata Gili
traawang
an
Periode
pengelola
an
lingkunga
n hidup
dilakukan
selama
tahap
konstruks
i
berlangsu
ng.
Dinas
Pariwi
sata
Lombo
k
- Dinas
Keber
sihan,
Perta
manan
dan
Lingk
ungan
Hidup
Gili
trawan
gan
- Dinas
perhub
ungan
Lomb
ok
- Baped
alda
Provin
si
NTB
- Dinas
Perhu
bunga
n,
Komu
nikasi,
Inform
asi dan
Telem
atika
Provin
si
NTB
75
Tabel 2. Ringkasan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Kegiatan Pembangunan dan Pengembangan Wisata Bahari dan Wisata Konservasi di Kawasan Minawisata, Pantai Gili Trawangan, Lombok, Nusa Tenggara Barat
No
Dampak Penting
yang Dipantau
Sumber Dampak
Parameter Lingkungan
yang Dipantau
Tujuan Rencana
Pemantauan Lingkungan
Metode Pemantauan Lingkungan
Institusi
Pelaksana
Pengawas Pelaporan
A. TAHAP PRA-KONSTRUKSI
1. Persepsi Masyarakat
Sosialisasi kegiatan, penerimaan tenaga kerja dan persiapan mobilisasi peralatan.
Adanya dukungan dari masyarakat setempat dan besarnya jumlah masyarakat yang setuju dengan rencana pengembangan minawisata (dinyatakan dalam persen). Semakin besar persentase masyarakat yang setuju terhadap rencana kegiatan semakin positif persepsinya.
Tujuan rencana pemantauan lingkungan untuk mempertahankan persepsi positif yang telah terbentuk jangan sampai berubah menjadi persepsi negatif.
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Metode yang dipakai dengan menyebarkan kuesioner yang dianalisis secara statistik.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan : Lokasi pengelolaan dimulai dari permukiman penduduk di Pantai Gili Trawangan dan sekitarnya.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Pemantauan dilakukan selama tahap pra-konstruksi berlangsung.
Kontraktor
pemenang lelang.
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Dinas Tenaga Kerja, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
B. TAHAP KONSTRUKSI
1. Kualitas Udara dan Kebisingan
Serangkaian tahap konstruksi yaitu pematangan lahan, mobilisasi material bangunan, dan pembangunan fasilitas penunjang pelabuhan.
Parameter lingkungan yang dipantau adalah parameter kualitas udara dengan merujuk Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemara
Tujuan pemantauan lingkungan ini adalah untuk memastikan :
- Keefektifan pengelolaan udara yang dilakukan memenuhi baku mutu yang berlaku.
- Aktivitas di kawasan minawisata serta
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Pengambilan sampel udara ambien untuk analiasa kualitas udara ambien sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 serta pengukuran kebisingan. Membandingkan hasil analisa
Kontraktor
pemenang lelang.
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Dinas Kesehatan, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
76
n Udara serta tingkat kebisingan.
aktivitas lain yang terkait tidak menghasilkan dampak penting terhadap kualitas udara di wilayah tersebut.
- Untuk membuktikan perkiraan model dan kinerja peralatan yang digunakan dalam pengelolaan udara
kualitas udara tersebut dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 serta hasil pengukuran kebisingan serta data dari rona awal lingkungan. Pengukuran kebisingan dilakukan dengan menggunakan Sound Level Meter dan kemudian dianalisis berdasarkan baku mutu yang telah ditetapkan dalam Keputusan MenLH No. 48 Tahun 1996. Untuk kebutuhan analisis kualitas udara, sampel udara diambil sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan: Pengambilan sampel udara dan pengukura kebisingan dilakukan pada titik-titik sampel yang sama dalam pengukuran rona awal lingkungan serta pada satu lokasi yang berlawanan dengan arah angin serta satu lokasi yang searah dengan arah angin dari wilayah pelabuhan.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Pemantauan kualiats udara dan kebisingan dilakukan dua kali dalam setahun (musim hujan dan musim kemarau) selama tahap konstruksi.
2. Kesempatan Kerja dan
Pematangan lahan, mobilisasi
Jumlah tenaga kerja yang
Tujuan pemantauan adalah untuk
- Metode Pengumpulan dan Analisis
Kontraktor
- Dinas Kebersihan,
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas
77
Peluang Berusaha
material bangunan, pembangunan barak kerja dan fasilitas sanitasi; pembangunan resort, sarana dan prasarana wisata bahari dan wisata konservasi.
terserap pada tahap konstruksi, tumbuhnya lapangan usaha di sektor informal seperti persewaan rumah (kontrakan), warung/ kios, jasa transportasi dan lain-lain.
mengetahui seberapa besar penduduk lokal memperoleh kesempatan kerja pada saat konstruksi dan seberapa banyak peluang di sektor informal yang tumbuh atau diusahakan.
Data: Pemantauan dilakukan dengan cara mendata tenaga kerja di masing-masing perusahaan yang terkait dengan pembangunan dan pengembangan minawisata di Gili Trawangan dan mengidentifikasi jenis dan jumlah kegiatan di sektor informal.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan: Lokasi pengelolaan di kawasan minawisata dan sekitarnya.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Pemantauan dilakukan satu kali selama tahap konstruksi berlangsung.
pemenang lelang
Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Dinas Tenaga Kerja, Gili Trawangan, NTB.
PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
3.
Kamtibmas dan Keresahan Masyarakat
Mobilisasi peralatan dan material bangunan yang berpotensi mencemari lingkungan (ceceran tanah, pasir, batu termasuk debu), kerusakan jalan dan kepadatan lalu lintas serta pengurangan tenaga kerja saat kegiatan proyek tahap konstruksi berakhir.
Adanya konflik kepentingan antara masyarakat yang terkait dengan lokasi proyek dengan kontraktor proyek, munculnya masalah-masalah kamtibmas seperti demonstrasi massa, pencurian dan ketidakpuasan para pekerja karena PHK akibat berakhirnya pekerjaan tahap
konstruksi.
- Untuk melakukan pencegahan konflik secara horizontal di masyarakat yang menyangkut ketidakpuasan masyarakat dengan pelaksana (kontraktor) proyek;
- Untuk melakukan penanggulangan apabila terjadi keresahan masyarakat dengan cara musyawarah dan mufakat;
- Untuk mengendalikan dampak negatif turunan lainnya seperti
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data: Data pemantauan didapat dari hasil inspeksi yang dilakukan oleh Pemda Gili Trawangan berkoordinasi dengan Polsek, Polres, Satpol setempat.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan : Lokasi pemantauan di kawasan minawisata dan sekitarnya.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Pemantauan dilakukan satu kali selama tahap konstruksi berlangsung.
Kontraktor
pemenang lelang
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Pos Polisi, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
78
pencurian, perkelahian dan penyakit sosial lainnya.
4. Persepsi Masyarakat
Pematangan lahan, mobilisasi material bangunan, pembangunan barak kerja dan fasilitas sanitasi; pembangunan resort, sarana dan prasarana wisata bahari dan wisata konservasi, sampai ke demobilisasi tenaga kerja konstruksi.
Timbulnya persepsi positif masyarakat terhadap pelaksanaan konstruksi pengembangan minawisata dan minimnya konflik sosial yang terjadi akibat pekerjaan konstruksi.
Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup adalah untuk mengetahui dan menganalisis persepsi negatif dan persepsi positif di masyarakat yang terkait dengan proyek pada tahap konstruksi sehingga proyek tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar tanpa diganggu oleh masalah-masalah sosial.
- Pengelolaan lingkungan dilakukan dengan cara memanfaatkan seoptimal mungkin peran serta masyarakat di wilayah studi untuk terlibat di dalam proyek sesuai dengan kemampuan dan kualifikasi yang dibutuhkan. Bentuk lain adalah dengan cara kerjasama pengadaan barang dan jasa dengan penduduk setempat.
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Wawancara dengan bantuan kuesioner yang dianalisis secara statistik dan tabulasi.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan : Lokasi pemantauan di kawasan minawisata dan sekitarnya.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Dilakukan selama tahap konstruksi berlangsung dengan frekuensi sebanyak satu kali.
Kontraktor
pemenang lelang
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Dinas Tenaga Kerja, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
5.
Kepadatan Lalu Lintas Darat
Dampak penting yang dipantau yaitu kepadatan lalu lintas di sepanjang jalan menuju ke pembangu
Kegiatan mobilisasi material bangunan tahap konstruksi.
- Tingkat kepadatan arus lalu lintas menuju ke pelabuhan Kuala Langsa;dan
- Intensitas seringnya terjadi kecelakaan lalulintas, akibat pertambahan
Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup adalah untuk mengurangi atau menurunkan tingkat kecelakaan lalu lintas.
Pengelolaan lalulintas dengan cara melibatkan Dinas DLLAJR Kota Langsa untuk mengatur arus lalu lintas selama konstruksi berlangsung dan membatasi jumlah dan kapasitas truk pengangkut material konstruksi yang disesuaikan dengan kelas
Kontraktor
pemenang lelang
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Dinas Perhubungan, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
79
nan sarana minawisata.
volume kendaraan yang melewati jalan menunju pelabuhan.
jalan.
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Survey langsung di lapangan, menggunakan alat counter check sebagai alat bantu penghitung dan dicatat sesuai dengan kasusnya, sedangkan data dianalisis secara sederhana yaitu dengan penghitungan manual.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan :
Lokasi pemantauan di sepanjang jalan kawasan minawisata.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan :
Dilakukan selama tahap konstruksi berlangsung dengan frekuensi sebanyak satu kali.
C.
TAHAP OPERASI
1. Kualitas Udara dan Kebisingan
Sumber dampak berasal dari kegiatan operasional wisata bahari dan transportasi darat dan laut.
Parameter lingkungan yang dipantau adalah parameter kualitas udara dengan merujuk Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara serta tingkat kebisingan.
Tujuan umum dari rencana pemantauan lingkungan ini adalah untuk memastikan perlindungan terhadap kualitas udara agar ekosistem yang menguntungkan di sekitar wilayah minawisata dapat dipertahankan serta mengukur besarnya dampak dan menentukan apakah dampak tersebut masih berada
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Pemantauan dilakukan dengan melakukan pengamatan secara periodik kualitas udara dan kebisingan khususnya di kawasan lingkungan terdekat. Pemantauan kualitas udara dilakukan dengan:
Pengambilan sampel udara untuk analiasa kualitas udara sesuai dengan
Dinas Pariwisata
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Dinas Kesehatan, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
80
di dalam batas yang diperkirakan. Jika dampak yang terjadi lebih besar daripada yang diperkirakan, tindakan penanggulangan tambahan mungkin diperlukan. Secara spesifik tujuan dari pemantauan adalah sebagai berikut :
- Untuk memastikan keefektifan pengelolaan udara yang dilakukan memenuhi baku mutu yang berlaku.
- Untuk memastikan bahwa aktivitas di pelabuhan serta aktivitas lain yang terkait tidak menghasilkan dampak penting terhadap kualitas udara di wilayah minawisata tersebut.
- Untuk membuktikan perkiraan model dan kinerja peralatan yang digunakan dalam pengelolaan udara.
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 serta pengukuran kebisingan.
Membandingkan hasil analisa kualitas udara tersebut dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 serta hasil pengukuran kebisingan serta data dari rona awal lingkungan.
Pengukuran kebisingan dilakukan dengan menggunakan Sound Level Meter dan kemudian dianalisis berdasarkan baku mutu yang telah ditetapkan dalam Keputusan MenLH No. 48 Tahun 1996. Untuk kebutuhan analisis kualitas udara, sampel udara diambil sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan : Pengambilan sampel udara dan pengukuran
kebisingan dilakukan pada titik-titik sampel yang sama dalam pengukuran rona awal lingkungan serta pada satu lokasi yang berlawanan dengan arah angin serta satu lokasi yang searah dengan arah angin dari
wilayah
81
minawisata.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Pemantauan kualitas udara dan kebisingan dilakukan dua kali dalam setahun (musim hujan dan musim kemarau) selama tahap pasca konstruksi dan operasi.
2.
Kualitas Air
Dampak penting yang dipantau adalah pengaruh buangan kegiatan yang dilakukan di wilayah minawisata yang dapat mempengaruhi kualitas air yaitu meningkatnya kekeruhan, konsentrasi BOD, surfaktan, sampah, serta minyak dan lemak.
- Buangan dari resort sekitar.
- Buangan dari kegiatan wisata bahari dan wisata konservasi.
- Buangan dari kapal-kapal wisatawan yang berlabuh.
Parameter air yang dipantau adalah kekeruhan, BOD, surfaktan, sampah, serta minyak dan lemak.
Tujuan umum dari pemantauan ini adalah untuk memastikan bahwa kondisi lingkungan dapat menimbulkan dampak yang menguntungkan secara berkelanjutan serta untuk mengukur besarnya dampak dan menentukan bahwa dampak tersebut masih dalam batas yang diperkirakan. Secara spesifik pemantauan lingkungan bertujuan untuk memastikan keefektifan peraturan yang ditetapkan di wilayah minawisata, serta untuk memastikan pengaruh buangan dari kapal-kapal wisatawan, buangan dari resort sekitar, dan buangan kegiatan wisata bahari dan wisata konservasi.
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data :
Pengambilan sampel air laut. Analisa dilakukan berdasarkan metodologi baku yang berlaku.
Membandingkan hasil analisa air laut dengan baku mutu yang berlaku yang ditetapkan dalam KepMen LH No. 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut dan data rona awal lingkungan untuk kawasan tersebut.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan : Sampel air laut akan diambil pada lokasi-lokasi yang sama dengan rona awal yang dilakukan serta daerah-daerah yang searah dan berlawanan arah arusnya, lokasi tempat berlabuhnya kapal-kapal wisatawan, dan di sekitar kawasan konservasi.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan :
Dinas Pariwisata
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Dinas Kelautan dan Perikanan, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
82
Untuk memastikan keefektifan Rencana Pengelolaan Lingkungan, upaya pemantauan akan dilakukan setiap 3 bulan sekali.
3. Biota Perairan
- Buangan dari kapal-kapal wisatawan.
- Buangan dari resort sekitar.
- Buangan dari kegiatan wisata bahari dan wisata konservasi
Parameter air yang dipantau adalah kekeruhan, BOD, surfaktan, sampah, serta minyak dan lemak yang dapat menurunkan habiat Biota Perairan.
Tujuan umum dari pemantauan ini adalah untuk memastikan bahwa kondisi lingkungan dapat menimbulkan dampak yang menguntungkan secara berkelanjutan serta untuk mengukur besarnya dampak dan menentukan bahwa dampak tersebut masih dalam batas yang diperkirakan. Secara spesifik pemantauan lingkungan bertujuan untuk memastikan keefektifan peraturan yang ditetapkan di wilayah minawisata, serta untuk memastikan pengaruh buangan dari kapal-kapal wisatawan, dan pengaruh buangan dari resort dan buangan kegiatan wisata bahari dan konservasi.
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data :
Pengambilan sampel air laut. Analisa dilakukan berdasarkan metodologi baku yang berlaku.
Membandingkan hasil analisa air laut dengan baku mutu yang berlaku yang ditetapkan dalam KepMen LH No. 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut dan data rona awal lingkungan untuk kawasan tersebut.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan : Sampel air laut akan diambil pada lokasi-lokasi yang sama dengan rona awal yang dilakukan serta daerah-daerah yang searah dan berlawanan arah arusnya dengan lokasi tempat berlabuhnya kapal-kapal wisatawan, dan di sekitar kawasan konservasi.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Untuk memastikan keefektifan Rencana Pengelolaan Lingkungan, upaya
Dinas Pariwisata
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Dinas Kelautan dan Perikanan, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
83
pemantauan akan dilakukan setiap 3 bulan sekali.
4.
Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha
Penerimaan tenaga kerja tahap operasi, kegiatan konservasi, wisata bahari, pelayanan resort, dan transportasi darat.
Persentase jumlah tenaga kerja yang terserap pada saat operasional pelabuhan baik yang tetap maupun tidak tetap seperti buruh bongkar muat dan banyaknya usaha-usaha tumbuh di sektor informal.
Tujuannya adalah untuk melihat seberapa banyak kesempatan kerja yang telah diisi oleh penduduk lokal termasuk peluang untuk berusaha di kawasan minawisata.
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Melakukan wawancara terstruktur dan data dianalisis secara statistik.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan : Lokasi pemantauan yaitu permukiman penduduk di sekitar kawasan minawisata.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Dilakukan selama tahap operasi berlangsung dengan frekuensi setiap enam bulan sekali dan pelaporan juga dilakukan dua kali dalam setahun.
Dinas Pariwisata
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Dinas Tenaga Kerja, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
5. Perekonomian Lokal
Penerimaan tenaga kerja tahap operasi, kegiatan konservasi, wisata bahari, pelayanan resort, dan transportasi darat.
Parameter lingkungan yang
dipantau antara lain :
- Kepatuhan perusahaan yang terkait dengan kawasan minawisata dalam membayar atau memenuhi kewajiban sesuai dengan peraturan yang berlaku;
- Kontribusi minawisata dalam meningkatkan potensi pantai Gili Trawangan, NTB;
Tujuan pemantauan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup yang telah dilakukan dalam rangka peningkatan perekonomian lokal.
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Melakukan wawancara terstruktur dengan Dinas dan instansi terkait seperti BAPPEDA dan Dinas Pendapatan dan data dianalisis secara statistik.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan : Lokasi pemantauan yaitu Dinas dan Instansi terkait termasuk BAPPEDA, Dinas Pendapatan NTB, dan Dishub Gili Trawangan.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Dilakukan selama tahap operasi
Dinas Pariwisata
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
84
dan - Pesatnya
pembangunan dan pertumbuhan fasilitas umum.
berlangsung dengan frekuensi setiap satu tahun sekali dan pelaporan dilakukan setiap satu tahun sekali bersamaan pelaporan hasil pemantauan periode atau semester dua.
6.
Kamtibmas dan Keresahan Masyarakat
Penerimaan tenaga kerja, kegiatan wisata bahari dan konservasi, transportasi darat, dan semuanya dapat memicu konflik sosial baik yang bersifat internal maupun antar kelompok masyarakat di kawasan minawisata.
Parameter lingkungan yang dipantau frekuensi terjadinya konflik sosial yang ada yang berlatar belakang masalah kesempatan kerja, peluang berusaha dan munculnya masalah-masalah sosial yang akan mempengaruhi kamtibmas itu sendiri.
Tujuan rencana pemantauan lingkungan untuk melihat sejauhmana pengelolaan kantibmas dan Keresahan Masyarakat telah dilakukan dan bagaimana tingkat keberhasilan institusi pengelola lingkungan dalam meminimasi masalah kantibmas termasuk keresahan masyarakat.
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Melakukan wawancara terstruktur dengan Dinas dan instansi terkait seperti Satpol, Polsek serta Polres sekitar.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan : Lokasi pemantauan dilakukan di kawasan minawisata dan sekitarnya.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Dilakukan selama tahap operasi berlangsung dengan frekuensi setiap tiga bulan sekali dan pelaporan dilakukan setiap enam bulan sekali.
Dinas Pariwisata
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Pos Polisi, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
7. Wisata Bahari
Operasional pelabuhan terutama kegiatan kunjungan kapal.
Parameter lingkungan yang dipantau adalah tersalurkannya minat masyarakat pengguna daerah wisata bahari.
Tujuan pemantauan adalah untuk mengetahui keberhasilan adanya pelabuhan terhadap pengembangan potensi wisata di sekitar pelabuhan.
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Metode pemantauan lingkungan adalah melakukan pencatatan terhadap perkembangan mobilisasi orang yang memanfaatkan pelabuhan untuk berwisata. Analisis data dilakukan dengan cara mencatat laporan secara deskriptif dan
Dinas Pariwisata
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Dinas Pariwisata, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
85
melaporkan secara periodik.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan : Lokasi rencana pemantauan lingkungan adalah di lokasi pelabuhan.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Pemantauan sanitasi lingkungan dilakukan setiap 3 bulan dan dilaporkan setiap 6 (enam) bulan sekali selama tahap operasi.
8. Persepsi Masyarakat
Sumber dampak berasal dari kegiatan wisata bahari dan konservasi, serta transportasi darat.
Parameter lingkungan yang dipantau semakin baiknya persepsi masyarakat yang terkait dengan proyek, rendahnya tingkat konflik sosial yang terjadi serta
beroperasinya minawisata dengan baik
Tujuan pemantauan adalah untuk melihat kecenderungan persepsi masyarakat di sekitar minawisata yang diharapkan tetap bertambah positif.
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Melakukan wawancara terstruktur dengan masyarakat yang terkait dengan minawisata Gili Trawangan. Data dianalisis secara statistik.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan : Lokasi pemantauan dilakukan di kawasan minawisata.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Dilakukan selama tahap operasi berlangsung dengan frekuensi setiap tiga bulan sekali dan pelaporan dilakukan setiap enam bulan sekali.
Dinas Pariwisata
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Dinas Tenaga Kerja, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
9. Sanitasi Lingkungan
Operasional minawisata.
Parameter lingkungan yang dipantau adalah adanya penumpukan sampah sisa
Tujuan pemantauan adalah agar adanya pengontrolan secara periodik terhadap sampah dan pengelolaann
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Metode pemantauan lingkungan adalah melakukan pengecekan dan pengontrolan
Dinas Pariwisata
Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
86
konstruksi yang beserakan.
ya. terhadap pengelolaan sampah. Analisis data dilakukan dengan cara mencatat laporan secara deskriptif dan melaporkan secara periodik.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan : Lokasi rencana pemantauan lingkungan adalah di lokasi pembangunan fasilitas penunjang minawisata dan lokasi pembuangan sampah sementara (TPS).
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Pemantauan sanitasi lingkungan dilakukan setiap 3 bulan dan dilaporkan setiap 6 (enam) bulan sekali.
10.
Kesehatan Masyarakat
Dampak penting tersebut
sebagian besar bersumber dari kegiatan transportasi darat.
Parameter lingkungan yang dipantau pada kegiatan pemantauan per 6 bulan adalah 10 jenis penyakit, sedangkan untuk kegiatan pemantauan per 2 tahun adalah keluhan masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan akibat penurunan kualitas udara, kebisingan, penurunan kualitas air sungai dan/atau
Untuk mengetahui dampak gangguan kesehatan masyarakat akibat penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan dan penurunan kualitas air sungai
dan/atau laut.
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan masyarakat yang terkena dampak serta pengumpulan data sekunder pada Klinik dan bagian CD Pelabuhan Kuala Langsa serta Puskesmas Kecamatan Langsa Barat. Selain itu mengevaluasi pengaduan masyarakat yang ditujukan kepada pengelola Pelabuhan Kuala Langsa. Selanjutnya dianalisis secara tabulasi.
- Lokasi Rencana Pemantauan
Dinas Pariwisata
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Dinas Kesehatan, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
87
laut. Lingkungan : Lokasi pemantauan dilakukan di permukiman Gampong Sungai Pauh, Kuala Langsa, Telaga Tujuh, Pelabuhan Kuala Langsa dan sekitarnya.
- Jangka W aktu dan Frekuensi Pemantauan : Dilakukan selama tahap operasi berlangsung dengan frekuensi setiap tiga bulan sekali dan pelaporan dilakukan setiap enam bulan sekali.
11.
Kepadatan Lalu Lintas Laut
Dampak penting yang dipantau adalah lalulintas laut dan pengaruhnya terhadap pemakaian alur pelayaran secara umum.
Operasional pelabuhan terutama kegiatan sandar, labuh dan layar
kapal wisatawan.
Parameter lingkungan yang
dipantau adalah adanya
senggolan, benturan dan
tabrakan kapal.
Tujuan pemantauan adalah untuk mengevaluasi tentang keberhasilan pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan terutama tentang pematuhan terhadap rambu navigasi serta keamanan dan keselamatan pelayaran.
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Pengumpulan data kecelakaan pelayaran dilakukan dengan metode sensus yaitu dengan menghitung seluruh kejadian kecelakaan kapal yang berolah gerak di perairan kawasan minawisata. Dalam pengumpulan data ini juga dikumpulkan data bentuk-bentuk kecelakaan kapal dan penyebabnya. Analisis data dilakukan secara deskriptif.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan : Lokasi rencana pemantauan lingkungan adalah di alur pelayaran kawasan minawisata.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Pemantauan lalu lintas laut dilakukan setiap
Dinas Pariwisata
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Dinas Perhubungan, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
88
3 bulan dan dilaporkan setiap 6 bulan sekali selama tahap operasi.
12.
Kepadatan Lalu Lintas Darat
Sumber dampak berasal dari kegiatan transportasi,
beroperasinya terminal
penumpang dan kegiatan perpakiran.
Parameter lingkungan yang dipantau adalah frekuensi dan tonase kendaraan serta kemacetan dan tingkat kecelakaan lalu lintas.
Tujuan pemantauan adalah untuk
mengantisipasi kecenderungan
peningkatan kepadatan arus
transportasi menuju kawasan minawisata.
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Pengumpulan data dilakukan dengan survei lapangan terhadap semua jenis kendaraan meliputi frekuensi, tonase, kecepatan dan kedisiplinan dalam mematuhi berbagai rambu yang ada di jalur jalan umum/pemukiman.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan : Lokasi pemantauan dilakukan di sepanjang jalan menuju kawasan minawisata.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Dilakukan selama tahap operasi berlangsung dengan frekuensi setiap tiga bulan sekali dan pelaporan dilakukan setiap enam bulan sekali.
Dinas Pariwisata
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Dinas Perhubungan, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
89
Tabel 2. Ringkasan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Kegiatan Pembangunan dan Pengembangan Wisata Bahari dan Wisata Konservasi di Kawasan Minawisata, Pantai Gili Trawangan, Lombok, Nusa Tenggara Barat
No
Dampak Penting
yang Dipantau
Sumber Dampak
Parameter Lingkungan
yang Dipantau
Tujuan Rencana
Pemantauan Lingkungan
Metode Pemantauan Lingkungan
Institusi
Pelaksana
Pengawas Pelaporan
A. TAHAP PRA-KONSTRUKSI
1. Persepsi Masyarakat
Sosialisasi kegiatan, penerimaan tenaga kerja dan persiapan mobilisasi peralatan.
Adanya dukungan dari masyarakat setempat dan besarnya jumlah masyarakat yang setuju dengan rencana pengembangan minawisata (dinyatakan dalam persen). Semakin besar persentase masyarakat yang setuju terhadap rencana kegiatan semakin positif persepsinya.
Tujuan rencana pemantauan lingkungan untuk mempertahankan persepsi positif yang telah terbentuk jangan sampai berubah menjadi persepsi negatif.
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Metode yang dipakai dengan menyebarkan kuesioner yang dianalisis secara statistik.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan : Lokasi pengelolaan dimulai dari permukiman penduduk di Pantai Gili Trawangan dan sekitarnya.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Pemantauan dilakukan selama tahap pra-konstruksi berlangsung.
Kontraktor
pemenang lelang.
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Dinas Tenaga Kerja, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
B. TAHAP KONSTRUKSI
1. Kualitas Udara dan Kebisingan
Serangkaian tahap konstruksi yaitu pematangan lahan, mobilisasi material bangunan, dan pembangunan fasilitas penunjang pelabuhan.
Parameter lingkungan yang dipantau adalah parameter kualitas udara dengan merujuk Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemara
Tujuan pemantauan lingkungan ini adalah untuk memastikan :
- Keefektifan pengelolaan udara yang dilakukan memenuhi baku mutu yang berlaku.
- Aktivitas di kawasan minawisata serta
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Pengambilan sampel udara ambien untuk analiasa kualitas udara ambien sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 serta pengukuran kebisingan. Membandingkan hasil analisa
Kontraktor
pemenang lelang.
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Dinas Kesehatan, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
90
n Udara serta tingkat kebisingan.
aktivitas lain yang terkait tidak menghasilkan dampak penting terhadap kualitas udara di wilayah tersebut.
- Untuk membuktikan perkiraan model dan kinerja peralatan yang digunakan dalam pengelolaan udara
kualitas udara tersebut dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 serta hasil pengukuran kebisingan serta data dari rona awal lingkungan. Pengukuran kebisingan dilakukan dengan menggunakan Sound Level Meter dan kemudian dianalisis berdasarkan baku mutu yang telah ditetapkan dalam Keputusan MenLH No. 48 Tahun 1996. Untuk kebutuhan analisis kualitas udara, sampel udara diambil sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan: Pengambilan sampel udara dan pengukura kebisingan dilakukan pada titik-titik sampel yang sama dalam pengukuran rona awal lingkungan serta pada satu lokasi yang berlawanan dengan arah angin serta satu lokasi yang searah dengan arah angin dari wilayah pelabuhan.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Pemantauan kualiats udara dan kebisingan dilakukan dua kali dalam setahun (musim hujan dan musim kemarau) selama tahap konstruksi.
2. Kesempatan Kerja dan
Pematangan lahan, mobilisasi
Jumlah tenaga kerja yang
Tujuan pemantauan adalah untuk
- Metode Pengumpulan dan Analisis
Kontraktor
- Dinas Kebersihan,
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas
91
Peluang Berusaha
material bangunan, pembangunan barak kerja dan fasilitas sanitasi; pembangunan resort, sarana dan prasarana wisata bahari dan wisata konservasi.
terserap pada tahap konstruksi, tumbuhnya lapangan usaha di sektor informal seperti persewaan rumah (kontrakan), warung/ kios, jasa transportasi dan lain-lain.
mengetahui seberapa besar penduduk lokal memperoleh kesempatan kerja pada saat konstruksi dan seberapa banyak peluang di sektor informal yang tumbuh atau diusahakan.
Data: Pemantauan dilakukan dengan cara mendata tenaga kerja di masing-masing perusahaan yang terkait dengan pembangunan dan pengembangan minawisata di Gili Trawangan dan mengidentifikasi jenis dan jumlah kegiatan di sektor informal.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan: Lokasi pengelolaan di kawasan minawisata dan sekitarnya.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Pemantauan dilakukan satu kali selama tahap konstruksi berlangsung.
pemenang lelang
Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Dinas Tenaga Kerja, Gili Trawangan, NTB.
PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
3.
Kamtibmas dan Keresahan Masyarakat
Mobilisasi peralatan dan material bangunan yang berpotensi mencemari lingkungan (ceceran tanah, pasir, batu termasuk debu), kerusakan jalan dan kepadatan lalu lintas serta pengurangan tenaga kerja saat kegiatan proyek tahap konstruksi berakhir.
Adanya konflik kepentingan antara masyarakat yang terkait dengan lokasi proyek dengan kontraktor proyek, munculnya masalah-masalah kamtibmas seperti demonstrasi massa, pencurian dan ketidakpuasan para pekerja karena PHK akibat berakhirnya pekerjaan tahap
konstruksi.
- Untuk melakukan pencegahan konflik secara horizontal di masyarakat yang menyangkut ketidakpuasan masyarakat dengan pelaksana (kontraktor) proyek;
- Untuk melakukan penanggulangan apabila terjadi keresahan masyarakat dengan cara musyawarah dan mufakat;
- Untuk mengendalikan dampak negatif turunan lainnya seperti
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data: Data pemantauan didapat dari hasil inspeksi yang dilakukan oleh Pemda Gili Trawangan berkoordinasi dengan Polsek, Polres, Satpol setempat.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan : Lokasi pemantauan di kawasan minawisata dan sekitarnya.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Pemantauan dilakukan satu kali selama tahap konstruksi berlangsung.
Kontraktor
pemenang lelang
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Pos Polisi, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
92
pencurian, perkelahian dan penyakit sosial lainnya.
4. Persepsi Masyarakat
Pematangan lahan, mobilisasi material bangunan, pembangunan barak kerja dan fasilitas sanitasi; pembangunan resort, sarana dan prasarana wisata bahari dan wisata konservasi, sampai ke demobilisasi tenaga kerja konstruksi.
Timbulnya persepsi positif masyarakat terhadap pelaksanaan konstruksi pengembangan minawisata dan minimnya konflik sosial yang terjadi akibat pekerjaan konstruksi.
Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup adalah untuk mengetahui dan menganalisis persepsi negatif dan persepsi positif di masyarakat yang terkait dengan proyek pada tahap konstruksi sehingga proyek tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar tanpa diganggu oleh masalah-masalah sosial.
- Pengelolaan lingkungan dilakukan dengan cara memanfaatkan seoptimal mungkin peran serta masyarakat di wilayah studi untuk terlibat di dalam proyek sesuai dengan kemampuan dan kualifikasi yang dibutuhkan. Bentuk lain adalah dengan cara kerjasama pengadaan barang dan jasa dengan penduduk setempat.
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Wawancara dengan bantuan kuesioner yang dianalisis secara statistik dan tabulasi.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan : Lokasi pemantauan di kawasan minawisata dan sekitarnya.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Dilakukan selama tahap konstruksi berlangsung dengan frekuensi sebanyak satu kali.
Kontraktor
pemenang lelang
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Dinas Tenaga Kerja, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
5.
Kepadatan Lalu Lintas Darat
Dampak penting yang dipantau yaitu kepadatan lalu lintas di sepanjang jalan menuju ke pembangu
Kegiatan mobilisasi material bangunan tahap konstruksi.
- Tingkat kepadatan arus lalu lintas menuju ke pelabuhan Kuala Langsa;dan
- Intensitas seringnya terjadi kecelakaan lalulintas, akibat pertambahan
Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup adalah untuk mengurangi atau menurunkan tingkat kecelakaan lalu lintas.
Pengelolaan lalulintas dengan cara melibatkan Dinas DLLAJR Kota Langsa untuk mengatur arus lalu lintas selama konstruksi berlangsung dan membatasi jumlah dan kapasitas truk pengangkut material konstruksi yang disesuaikan dengan kelas
Kontraktor
pemenang lelang
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Dinas Perhubungan, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
93
nan sarana minawisata.
volume kendaraan yang melewati jalan menunju pelabuhan.
jalan.
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Survey langsung di lapangan, menggunakan alat counter check sebagai alat bantu penghitung dan dicatat sesuai dengan kasusnya, sedangkan data dianalisis secara sederhana yaitu dengan penghitungan manual.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan :
Lokasi pemantauan di sepanjang jalan kawasan minawisata.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan :
Dilakukan selama tahap konstruksi berlangsung dengan frekuensi sebanyak satu kali.
C.
TAHAP OPERASI
1. Kualitas Udara dan Kebisingan
Sumber dampak berasal dari kegiatan operasional wisata bahari dan transportasi darat dan laut.
Parameter lingkungan yang dipantau adalah parameter kualitas udara dengan merujuk Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara serta tingkat kebisingan.
Tujuan umum dari rencana pemantauan lingkungan ini adalah untuk memastikan perlindungan terhadap kualitas udara agar ekosistem yang menguntungkan di sekitar wilayah minawisata dapat dipertahankan serta mengukur besarnya dampak dan menentukan apakah dampak tersebut masih berada
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Pemantauan dilakukan dengan melakukan pengamatan secara periodik kualitas udara dan kebisingan khususnya di kawasan lingkungan terdekat. Pemantauan kualitas udara dilakukan dengan:
Pengambilan sampel udara untuk analiasa kualitas udara sesuai dengan
Dinas Pariwisata
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Dinas Kesehatan, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
94
di dalam batas yang diperkirakan. Jika dampak yang terjadi lebih besar daripada yang diperkirakan, tindakan penanggulangan tambahan mungkin diperlukan. Secara spesifik tujuan dari pemantauan adalah sebagai berikut :
- Untuk memastikan keefektifan pengelolaan udara yang dilakukan memenuhi baku mutu yang berlaku.
- Untuk memastikan bahwa aktivitas di pelabuhan serta aktivitas lain yang terkait tidak menghasilkan dampak penting terhadap kualitas udara di wilayah minawisata tersebut.
- Untuk membuktikan perkiraan model dan kinerja peralatan yang digunakan dalam pengelolaan udara.
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 serta pengukuran kebisingan.
Membandingkan hasil analisa kualitas udara tersebut dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 serta hasil pengukuran kebisingan serta data dari rona awal lingkungan.
Pengukuran kebisingan dilakukan dengan menggunakan Sound Level Meter dan kemudian dianalisis berdasarkan baku mutu yang telah ditetapkan dalam Keputusan MenLH No. 48 Tahun 1996. Untuk kebutuhan analisis kualitas udara, sampel udara diambil sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan : Pengambilan sampel udara dan pengukuran
kebisingan dilakukan pada titik-titik sampel yang sama dalam pengukuran rona awal lingkungan serta pada satu lokasi yang berlawanan dengan arah angin serta satu lokasi yang searah dengan arah angin dari
wilayah
95
minawisata.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Pemantauan kualitas udara dan kebisingan dilakukan dua kali dalam setahun (musim hujan dan musim kemarau) selama tahap pasca konstruksi dan operasi.
2.
Kualitas Air
Dampak penting yang dipantau adalah pengaruh buangan kegiatan yang dilakukan di wilayah minawisata yang dapat mempengaruhi kualitas air yaitu meningkatnya kekeruhan, konsentrasi BOD, surfaktan, sampah, serta minyak dan lemak.
- Buangan dari resort sekitar.
- Buangan dari kegiatan wisata bahari dan wisata konservasi.
- Buangan dari kapal-kapal wisatawan yang berlabuh.
Parameter air yang dipantau adalah kekeruhan, BOD, surfaktan, sampah, serta minyak dan lemak.
Tujuan umum dari pemantauan ini adalah untuk memastikan bahwa kondisi lingkungan dapat menimbulkan dampak yang menguntungkan secara berkelanjutan serta untuk mengukur besarnya dampak dan menentukan bahwa dampak tersebut masih dalam batas yang diperkirakan. Secara spesifik pemantauan lingkungan bertujuan untuk memastikan keefektifan peraturan yang ditetapkan di wilayah minawisata, serta untuk memastikan pengaruh buangan dari kapal-kapal wisatawan, buangan dari resort sekitar, dan buangan kegiatan wisata bahari dan wisata konservasi.
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data :
Pengambilan sampel air laut. Analisa dilakukan berdasarkan metodologi baku yang berlaku.
Membandingkan hasil analisa air laut dengan baku mutu yang berlaku yang ditetapkan dalam KepMen LH No. 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut dan data rona awal lingkungan untuk kawasan tersebut.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan : Sampel air laut akan diambil pada lokasi-lokasi yang sama dengan rona awal yang dilakukan serta daerah-daerah yang searah dan berlawanan arah arusnya, lokasi tempat berlabuhnya kapal-kapal wisatawan, dan di sekitar kawasan konservasi.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan :
Dinas Pariwisata
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Dinas Kelautan dan Perikanan, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
96
Untuk memastikan keefektifan Rencana Pengelolaan Lingkungan, upaya pemantauan akan dilakukan setiap 3 bulan sekali.
3. Biota Perairan
- Buangan dari kapal-kapal wisatawan.
- Buangan dari resort sekitar.
- Buangan dari kegiatan wisata bahari dan wisata konservasi
Parameter air yang dipantau adalah kekeruhan, BOD, surfaktan, sampah, serta minyak dan lemak yang dapat menurunkan habiat Biota Perairan.
Tujuan umum dari pemantauan ini adalah untuk memastikan bahwa kondisi lingkungan dapat menimbulkan dampak yang menguntungkan secara berkelanjutan serta untuk mengukur besarnya dampak dan menentukan bahwa dampak tersebut masih dalam batas yang diperkirakan. Secara spesifik pemantauan lingkungan bertujuan untuk memastikan keefektifan peraturan yang ditetapkan di wilayah minawisata, serta untuk memastikan pengaruh buangan dari kapal-kapal wisatawan, dan pengaruh buangan dari resort dan buangan kegiatan wisata bahari dan konservasi.
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data :
Pengambilan sampel air laut. Analisa dilakukan berdasarkan metodologi baku yang berlaku.
Membandingkan hasil analisa air laut dengan baku mutu yang berlaku yang ditetapkan dalam KepMen LH No. 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut dan data rona awal lingkungan untuk kawasan tersebut.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan : Sampel air laut akan diambil pada lokasi-lokasi yang sama dengan rona awal yang dilakukan serta daerah-daerah yang searah dan berlawanan arah arusnya dengan lokasi tempat berlabuhnya kapal-kapal wisatawan, dan di sekitar kawasan konservasi.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Untuk memastikan keefektifan Rencana Pengelolaan Lingkungan, upaya
Dinas Pariwisata
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Dinas Kelautan dan Perikanan, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
97
pemantauan akan dilakukan setiap 3 bulan sekali.
4.
Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha
Penerimaan tenaga kerja tahap operasi, kegiatan konservasi, wisata bahari, pelayanan resort, dan transportasi darat.
Persentase jumlah tenaga kerja yang terserap pada saat operasional pelabuhan baik yang tetap maupun tidak tetap seperti buruh bongkar muat dan banyaknya usaha-usaha tumbuh di sektor informal.
Tujuannya adalah untuk melihat seberapa banyak kesempatan kerja yang telah diisi oleh penduduk lokal termasuk peluang untuk berusaha di kawasan minawisata.
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Melakukan wawancara terstruktur dan data dianalisis secara statistik.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan : Lokasi pemantauan yaitu permukiman penduduk di sekitar kawasan minawisata.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Dilakukan selama tahap operasi berlangsung dengan frekuensi setiap enam bulan sekali dan pelaporan juga dilakukan dua kali dalam setahun.
Dinas Pariwisata
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Dinas Tenaga Kerja, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
5. Perekonomian Lokal
Penerimaan tenaga kerja tahap operasi, kegiatan konservasi, wisata bahari, pelayanan resort, dan transportasi darat.
Parameter lingkungan yang
dipantau antara lain :
- Kepatuhan perusahaan yang terkait dengan kawasan minawisata dalam membayar atau memenuhi kewajiban sesuai dengan peraturan yang berlaku;
- Kontribusi minawisata dalam meningkatkan potensi pantai Gili Trawangan, NTB;
Tujuan pemantauan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup yang telah dilakukan dalam rangka peningkatan perekonomian lokal.
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Melakukan wawancara terstruktur dengan Dinas dan instansi terkait seperti BAPPEDA dan Dinas Pendapatan dan data dianalisis secara statistik.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan : Lokasi pemantauan yaitu Dinas dan Instansi terkait termasuk BAPPEDA, Dinas Pendapatan NTB, dan Dishub Gili Trawangan.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Dilakukan selama tahap operasi
Dinas Pariwisata
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
98
dan - Pesatnya
pembangunan dan pertumbuhan fasilitas umum.
berlangsung dengan frekuensi setiap satu tahun sekali dan pelaporan dilakukan setiap satu tahun sekali bersamaan pelaporan hasil pemantauan periode atau semester dua.
6.
Kamtibmas dan Keresahan Masyarakat
Penerimaan tenaga kerja, kegiatan wisata bahari dan konservasi, transportasi darat, dan semuanya dapat memicu konflik sosial baik yang bersifat internal maupun antar kelompok masyarakat di kawasan minawisata.
Parameter lingkungan yang dipantau frekuensi terjadinya konflik sosial yang ada yang berlatar belakang masalah kesempatan kerja, peluang berusaha dan munculnya masalah-masalah sosial yang akan mempengaruhi kamtibmas itu sendiri.
Tujuan rencana pemantauan lingkungan untuk melihat sejauhmana pengelolaan kantibmas dan Keresahan Masyarakat telah dilakukan dan bagaimana tingkat keberhasilan institusi pengelola lingkungan dalam meminimasi masalah kantibmas termasuk keresahan masyarakat.
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Melakukan wawancara terstruktur dengan Dinas dan instansi terkait seperti Satpol, Polsek serta Polres sekitar.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan : Lokasi pemantauan dilakukan di kawasan minawisata dan sekitarnya.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Dilakukan selama tahap operasi berlangsung dengan frekuensi setiap tiga bulan sekali dan pelaporan dilakukan setiap enam bulan sekali.
Dinas Pariwisata
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Pos Polisi, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
7. Wisata Bahari
Operasional pelabuhan terutama kegiatan kunjungan kapal.
Parameter lingkungan yang dipantau adalah tersalurkannya minat masyarakat pengguna daerah wisata bahari.
Tujuan pemantauan adalah untuk mengetahui keberhasilan adanya pelabuhan terhadap pengembangan potensi wisata di sekitar pelabuhan.
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Metode pemantauan lingkungan adalah melakukan pencatatan terhadap perkembangan mobilisasi orang yang memanfaatkan pelabuhan untuk berwisata. Analisis data dilakukan dengan cara mencatat laporan secara deskriptif dan
Dinas Pariwisata
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Dinas Pariwisata, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
99
melaporkan secara periodik.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan : Lokasi rencana pemantauan lingkungan adalah di lokasi pelabuhan.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Pemantauan sanitasi lingkungan dilakukan setiap 3 bulan dan dilaporkan setiap 6 (enam) bulan sekali selama tahap operasi.
8. Persepsi Masyarakat
Sumber dampak berasal dari kegiatan wisata bahari dan konservasi, serta transportasi darat.
Parameter lingkungan yang dipantau semakin baiknya persepsi masyarakat yang terkait dengan proyek, rendahnya tingkat konflik sosial yang terjadi serta
beroperasinya minawisata dengan baik
Tujuan pemantauan adalah untuk melihat kecenderungan persepsi masyarakat di sekitar minawisata yang diharapkan tetap bertambah positif.
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Melakukan wawancara terstruktur dengan masyarakat yang terkait dengan minawisata Gili Trawangan. Data dianalisis secara statistik.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan : Lokasi pemantauan dilakukan di kawasan minawisata.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Dilakukan selama tahap operasi berlangsung dengan frekuensi setiap tiga bulan sekali dan pelaporan dilakukan setiap enam bulan sekali.
Dinas Pariwisata
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Dinas Tenaga Kerja, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
9. Sanitasi Lingkungan
Operasional minawisata.
Parameter lingkungan yang dipantau adalah adanya penumpukan sampah sisa
Tujuan pemantauan adalah agar adanya pengontrolan secara periodik terhadap sampah dan pengelolaann
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Metode pemantauan lingkungan adalah melakukan pengecekan dan pengontrolan
Dinas Pariwisata
Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
100
konstruksi yang beserakan.
ya. terhadap pengelolaan sampah. Analisis data dilakukan dengan cara mencatat laporan secara deskriptif dan melaporkan secara periodik.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan : Lokasi rencana pemantauan lingkungan adalah di lokasi pembangunan fasilitas penunjang minawisata dan lokasi pembuangan sampah sementara (TPS).
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Pemantauan sanitasi lingkungan dilakukan setiap 3 bulan dan dilaporkan setiap 6 (enam) bulan sekali.
10.
Kesehatan Masyarakat
Dampak penting tersebut
sebagian besar bersumber dari kegiatan transportasi darat.
Parameter lingkungan yang dipantau pada kegiatan pemantauan per 6 bulan adalah 10 jenis penyakit, sedangkan untuk kegiatan pemantauan per 2 tahun adalah keluhan masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan akibat penurunan kualitas udara, kebisingan, penurunan kualitas air sungai dan/atau
Untuk mengetahui dampak gangguan kesehatan masyarakat akibat penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan dan penurunan kualitas air sungai
dan/atau laut.
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan masyarakat yang terkena dampak serta pengumpulan data sekunder pada Klinik dan bagian CD Pelabuhan Kuala Langsa serta Puskesmas Kecamatan Langsa Barat. Selain itu mengevaluasi pengaduan masyarakat yang ditujukan kepada pengelola Pelabuhan Kuala Langsa. Selanjutnya dianalisis secara tabulasi.
- Lokasi Rencana Pemantauan
Dinas Pariwisata
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Dinas Kesehatan, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
101
laut. Lingkungan : Lokasi pemantauan dilakukan di permukiman Gampong Sungai Pauh, Kuala Langsa, Telaga Tujuh, Pelabuhan Kuala Langsa dan sekitarnya.
- Jangka W aktu dan Frekuensi Pemantauan : Dilakukan selama tahap operasi berlangsung dengan frekuensi setiap tiga bulan sekali dan pelaporan dilakukan setiap enam bulan sekali.
11.
Kepadatan Lalu Lintas Laut
Dampak penting yang dipantau adalah lalulintas laut dan pengaruhnya terhadap pemakaian alur pelayaran secara umum.
Operasional pelabuhan terutama kegiatan sandar, labuh dan layar
kapal wisatawan.
Parameter lingkungan yang
dipantau adalah adanya
senggolan, benturan dan
tabrakan kapal.
Tujuan pemantauan adalah untuk mengevaluasi tentang keberhasilan pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan terutama tentang pematuhan terhadap rambu navigasi serta keamanan dan keselamatan pelayaran.
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Pengumpulan data kecelakaan pelayaran dilakukan dengan metode sensus yaitu dengan menghitung seluruh kejadian kecelakaan kapal yang berolah gerak di perairan kawasan minawisata. Dalam pengumpulan data ini juga dikumpulkan data bentuk-bentuk kecelakaan kapal dan penyebabnya. Analisis data dilakukan secara deskriptif.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan : Lokasi rencana pemantauan lingkungan adalah di alur pelayaran kawasan minawisata.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Pemantauan lalu lintas laut dilakukan setiap
Dinas Pariwisata
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Dinas Perhubungan, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.
102
3 bulan dan dilaporkan setiap 6 bulan sekali selama tahap operasi.
12.
Kepadatan Lalu Lintas Darat
Sumber dampak berasal dari kegiatan transportasi,
beroperasinya terminal
penumpang dan kegiatan perpakiran.
Parameter lingkungan yang dipantau adalah frekuensi dan tonase kendaraan serta kemacetan dan tingkat kecelakaan lalu lintas.
Tujuan pemantauan adalah untuk
mengantisipasi kecenderungan
peningkatan kepadatan arus
transportasi menuju kawasan minawisata.
- Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Pengumpulan data dilakukan dengan survei lapangan terhadap semua jenis kendaraan meliputi frekuensi, tonase, kecepatan dan kedisiplinan dalam mematuhi berbagai rambu yang ada di jalur jalan umum/pemukiman.
- Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan : Lokasi pemantauan dilakukan di sepanjang jalan menuju kawasan minawisata.
- Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Dilakukan selama tahap operasi berlangsung dengan frekuensi setiap tiga bulan sekali dan pelaporan dilakukan setiap enam bulan sekali.
Dinas Pariwisata
- Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Gili Trawangan.
- Dinas Perhubungan, Gili Trawangan, NTB.
- Bapedalda Provinsi NTB.
- Dinas PerhubunganKomunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi NTB.