Proceedings Temu Ilmiah Psikologi Sosial, Pekan Baru, 2-4 November 2012 1 Communication as a Tool in Developing Creativity in Organization Nurul Margi Astusti, Martina Mariko Nindar Novena, Wustari L.H.Mangundjaya, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia Abstrak Keadaan perekonomian yang semakin membaik di Indonesia menciptakan kondisi yang kondusif bagi sektor properti sehingga memberi dampak yang positif pada bisnis di sektor ini. Hal ini juga menyebabkan munculnya perusahaan–perusahaan properti baru yang menawarkan barang dan jasa yang sama di pasar. Munculnya pesaing-pesaing baru membuat organisasi melakukan pembelajaran agar dapat beradaptasi dan bertahan dalam persaingan bisnis. Dalam usaha membantu perusahaan untuk berubah dan berkembang, penelitian ini menggunakan Organizational Development Framework berupa Congruence Model yang dikembangkan oleh Nadler dan Thusman (1988). Metode tambahan berupa wawancara mendalam dan penyebaran kuesioner digunakan untuk menemukan aspek kekuatan organisasi dan faktor apa yang menghambat organisasi untuk dapat berkembang. Melalui Blockage Questionnaire (Woodcock dan Francis (1994) dengan melibatkan 50 karyawan yang tersebar di 8 unit, dapat diketahui bahwa aspek yang dapat menghambat perkembangan organisasi adalah rendahnya kreativitas. Kreativitas dalam memunculkan gagasan-gagasan atau inovasi merupakan hal yang penting bagi suatu organisasi, gagasan-gagasan merupakan katalis utama bagi pertumbuhan dalam setiap organisasi industri. Gagasan dapat berupa ide ide untuk memunculkan produk baru, strategi baru, atau lainnya demi peningkatan produktivitas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Elton Mayo dan peneliti lainnya, komunikasi di dalam organisasi dapat mengikatkan produktivitas pekerja. Komunikasi dapat membantu penyebaran informasi pada karyawan, yaitu; informasi terkait tujuan organisasi dan aktivitasnya, koordinasi tugas, interaksi antar karyawan, feedback, serta peluang untuk berpartisipasi dalam proses organisasi. Penelitian ini menggunakan komunikasi sebagai alat untuk menunjang kreatifitas dalam organisasi. Komunikasi informal yang telah berjalan cukup baik di dalam perusahaan dapat menjadi kekuatan untuk dibentuknya program atau sistem informasi yang baku dan jelas agar informasi dan koordinasi yang ada dapat berjalan secara lebih merata. Oleh karena itu desain intervensi berupa division meeting dan monthly meeting, serta buletin dapat digunakan sebagai media komunikasi formal agar terciptanya kreatifitas dalam organisasi. Kata Kunci: Organisasi, Kreativitas, Blockage Questionnaire. Komunikasi 1. Pendahuluan Keadaan perekonomian yang semakin membaik di Indonesia menciptakan kondisi yang kondusif bagi sektor properti sehingga memberi dampak yang positif pada bisnis di sektor ini untuk saling berkompetisi. Keadaan pasar dengan iklim kompetisi yang tinggi menurut Palmer, dkk (2006) merupakan salah satu alasan mengapa perusahaan perlu untuk
12
Embed
Communication as a Tool in Developing Creativity in ...staff.ui.ac.id/system/files/users/wustari/publication/communication_as_a_tool_in... · bagi suatu organisasi, gagasan-gagasan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Proceedings Temu Ilmiah Psikologi Sosial, Pekan Baru, 2-4 November 2012
1
Communication as a Tool in Developing Creativity in Organization
Nurul Margi Astusti,
Martina Mariko Nindar Novena,
Wustari L.H.Mangundjaya,
Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia
Abstrak
Keadaan perekonomian yang semakin membaik di Indonesia menciptakan kondisi yang
kondusif bagi sektor properti sehingga memberi dampak yang positif pada bisnis di sektor ini. Hal
ini juga menyebabkan munculnya perusahaan–perusahaan properti baru yang menawarkan barang dan
jasa yang sama di pasar. Munculnya pesaing-pesaing baru membuat organisasi melakukan
pembelajaran agar dapat beradaptasi dan bertahan dalam persaingan bisnis.
Dalam usaha membantu perusahaan untuk berubah dan berkembang, penelitian ini
menggunakan Organizational Development Framework berupa Congruence Model yang
dikembangkan oleh Nadler dan Thusman (1988). Metode tambahan berupa wawancara mendalam dan
penyebaran kuesioner digunakan untuk menemukan aspek kekuatan organisasi dan faktor apa yang
menghambat organisasi untuk dapat berkembang. Melalui Blockage Questionnaire (Woodcock dan
Francis (1994) dengan melibatkan 50 karyawan yang tersebar di 8 unit, dapat diketahui bahwa aspek
yang dapat menghambat perkembangan organisasi adalah rendahnya kreativitas.
Kreativitas dalam memunculkan gagasan-gagasan atau inovasi merupakan hal yang penting
bagi suatu organisasi, gagasan-gagasan merupakan katalis utama bagi pertumbuhan dalam setiap
organisasi industri. Gagasan dapat berupa ide ide untuk memunculkan produk baru, strategi baru,
atau lainnya demi peningkatan produktivitas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Elton Mayo dan
peneliti lainnya, komunikasi di dalam organisasi dapat mengikatkan produktivitas pekerja.
Komunikasi dapat membantu penyebaran informasi pada karyawan, yaitu; informasi terkait tujuan
organisasi dan aktivitasnya, koordinasi tugas, interaksi antar karyawan, feedback, serta peluang untuk
berpartisipasi dalam proses organisasi.
Penelitian ini menggunakan komunikasi sebagai alat untuk menunjang kreatifitas dalam
organisasi. Komunikasi informal yang telah berjalan cukup baik di dalam perusahaan dapat menjadi
kekuatan untuk dibentuknya program atau sistem informasi yang baku dan jelas agar informasi dan
koordinasi yang ada dapat berjalan secara lebih merata. Oleh karena itu desain intervensi berupa
division meeting dan monthly meeting, serta buletin dapat digunakan sebagai media komunikasi
formal agar terciptanya kreatifitas dalam organisasi.
Kata Kunci: Organisasi, Kreativitas, Blockage Questionnaire. Komunikasi
1. Pendahuluan
Keadaan perekonomian yang semakin membaik di Indonesia menciptakan kondisi
yang kondusif bagi sektor properti sehingga memberi dampak yang positif pada bisnis di
sektor ini untuk saling berkompetisi. Keadaan pasar dengan iklim kompetisi yang tinggi
menurut Palmer, dkk (2006) merupakan salah satu alasan mengapa perusahaan perlu untuk
Proceedings Temu Ilmiah Psikologi Sosial, Pekan Baru, 2-4 November 2012
2
berubah. Perubahan terencana pada perilaku kerja anggota organisasi yang bertujuan untuk
meningkatkan perkembangan individu dan meningkatkan kinerja organisasi merupakan
perubahan yang dibutuhkan. Proses tersebut disebut juga Pengembangan Organisasi
(Organizational Development) (Porras & Robertson dalam Jex dan Britt, 2008)
PT. XYZ, Tbk. yang berdiri pada tahun 1979 pada awalnya PT. XYZ, Tbk merupakan
pelopor di bidang properti, namun seiring dengan pertumbuhan ekonomi tersebut munculah
banyak kompetitor dari sektor bisnis sejenis yang mengakibatkan PT. XYZ, Tbk tidak
termasuk dalam sepuluh pengembang properti dan sepuluh perusahaan arsitektur paling aktif
di Indonesia. Oleh karena itu PT. XYZ, Tbk perlu untuk melakukan pengembangan
organisasi agar dapat bersaing ditengah kompetisi yang tinggi dalam bisnis properti.
Dalam usaha membantu perusahaan untuk berubah dan berkembang, penelitian ini
menggunakan metode berupa wawancara mendalam dan penyebaran Blockage Questionnaire
(Woodcock dan Francis (1994) untuk menemukan aspek kekuatan organisasi dan faktor apa
yang menghambat organisasi untuk dapat berkembang. Selain itu penelitian ini menggunakan
Organizational Development Framework berupa Congruence Model yang dikembangkan
oleh Nadler dan Thusman (1988) sebagai dasar alur berpikir penelitian.
2. Teori
2.1.Pengembangan Organisasi
Beberapa penulis berusaha untuk menjelaskan pengembangan organisasi dengan cara yang
beragam. Porras dan Robertson (dalam Jex dan Britt, 2008) menjelaskan bahwa
pengembangan organisasi merupakan seperangkat perilaku berbasis ilmu pengetahuan, nilai,
strategi, dan teknologi yang bertujuan untuk meningkatkan perkembangan individu dan
meningkatkan kinerja organisasi, melalui perubahan terencana pada perilaku kerja anggota
organisasi. Sedangkan Cummings & Worley (2009) menjelaskan bahwa Organizational
Development/OD adalah suatu teori dan praktek yang membuat perubahan yang terencana
terhadap suatu organisasi. Hal yang mendorong dilakukannya pengembangan organisasi
adalah agar perusahaan dapat bertahan dalam menghadapi kompetitor yang lain. Hal lain di
belakang faktor tersebut adalah rendahnya kinerja organisasi yang menyebabkan kegagalan
organisasi mencapai keuntungan yang maksimal (Jex & Britt, 2008).
2.2 Congruence Model
Proceedings Temu Ilmiah Psikologi Sosial, Pekan Baru, 2-4 November 2012
3
David Nadler dan Michael Thusman membuat model sistem terbuka dalam organisasi
berdasarkan efektivitas organisasi yang ditentukan oleh konsistensi (kesesuaian/ congruence)
antara beberapa beragam elemen yang terdapat dalam organisasi. Model ini melihat
organisasi dalam 4 komponen, yaitu: tugas (tugas khusus yang sudah terberi), individual
(pengetahuan, kemampuan, kebutuhan dan harapan) dari orang-orang dalam organisasi,
pengaturan organisasi formal (struktur, proses, dan metode), dan organisasi informal
(implisit, nilai, kepercayaan dan perilaku yang tidak tercantum).
Gambar 2.1 Congruence Model
Environment
Resources
History
Strategy Task
Informal
Organization
Individual
Formal
Organizational
Arrangements
Organization
Group
Individual
Transformation Process
Context Output
Feedback
2.3 Organization Assessment
Asesmen organisasi adalah proses untuk merefleksikan dan melihat berbagai area
dalam organisaisi dalam hal apa yang bekerja dan apa yang bisa berbeda. Melalui asesmen
didapatkan gambaran ojektif mengenai keadaan real organisasi berkaitan dengan segala
aspek di dalamnya. Proses ini akan membantu organisasi mengidentifikasi area
perkembangan untuk memaksimalkan efisiensi dan efektifitas dalam mencapai tujuan
organisasi (www.Forbesfund.org). Oleh karena itu, untuk melakukan pengembangan
organisasi perlu untuk menemu kenali masalah yang menjadi penghambat bagi perusahaan.