perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN REMEDIAL MATEMATIKA UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PECAHAN DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA SMP NEGERI DI KABUPATEN KATINGAN TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika Oleh : R I A NIM : S850809112 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
96
Embed
commit to user - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/2521/1/178032511201104361.pdfPADA MATERI POKOK PECAHAN DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA SMP NEGERI DI KABUPATEN KATINGAN TESIS Untuk
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN REMEDIAL MATEMATIKA UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PECAHAN DITINJAU DARI
KREATIVITAS SISWA SMP NEGERI DI KABUPATEN KATINGAN
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat
Magister Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
R I A
NIM : S850809112
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN REMEDIAL MATEMATIKA
UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA
PADA MATERI POKOK PECAHAN DITINJAU DARI
KREATIVITAS SISWA SMP NEGERI
DI KABUPATEN KATINGAN
Disusun Oleh :
RIA
S850809112
Telah Disetujui oleh Dosen Pembimbing
Pada Tanggal :…………………
Pembimbing I
Drs. Tri Atmojo K., M.Sc, Ph.D
Nip.19630826 198803 1 002
Pembimbing II
Drs. Suyono, M.Si
Nip.19500301 197603 1 002
Mengetahui Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
Dr. Mardiyana, M.Si Nip.19660225 199302 1 002
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN REMEDIAL MATEMATIKA
UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA
PADA MATERI POKOK PECAHAN DITINJAU DARI
KREATIVITAS SISWA SMP NEGERI
DI KABUPATEN KATINGAN
Disusun Oleh :
RIA
S850809112
Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji Pada tanggal ……………………
Jabatan Nama Tanda Tangan
Ketua Dr. Mardiyana, M.Si …………………… NIP. 19660225 199302 1 002 Sekretaris Dr. Riyadi, M.Si …………………… NIP. 19670116 199402 1 001 Anggota 1. Drs. Tri Atmojo K., M.Sc, Ph.D ……………………
Lampiran 22 Uji Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama ............................ 219
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ...................................................... 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
ABSTRAK
Ria. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN REMEDIAL MATEMATIKA UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PECAHAN DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA KELAS VII SMP NEGERI DI KABUPATEN KATINGAN. Pembimbing I : Drs. Tri Atmojo, K, M.Sc, Ph.D. Pembimbing II : Drs. Suyono.M.Si. Tesis : Program Studi Pendidikan Matematika, Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011.
Penelitian ini dilatar belakangi rendahnya prestasi belajar matematika siswa SMP Negeri di Kabupaten Katingan. Alternatif pembelajaran yang diterapkan adalah pembelajaran remedial matematika dengan menggunakan metode diskusi dan metode pemberian tugas pada materi pokok pecahan. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui apakah pembelajaran remedial dengan metode diskusi memberikan prestasi belajar matematika lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran remedial dengan metode pemberian tugas.(2) Untuk mengetahui apakah kreativitas siswa yang berbeda memberikan prestasi belajar matematika yang berbeda pula. (3) Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara pembelajaran remedial pada metode diskusi dan pembelajaran remedial pada metode pemberian tugas dengan kreativitas tinggi, sedang dan rendah terhadap prestasi belajar matematika.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan populasinya adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri di Kabupaten Katingan. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Stratified cluster random sampling, diperoleh SMP Negeri 1 Katingan Tengah dan SMP Negeri 2 Katingan Tengah. Selanjutnya dengan cara random diambil 2 kelas dari masing-masing sekolah, dan diperoleh siswa kelas VIIA dari SMP Negeri 1 Katingan Tengah dan siswa kelas VIIA dari SMP Negeri 2 Katingan Tengah sebanyak 72 siswa sebagai sampel eksperimen 1 sedangkan, siswa kelas VIIB dari SMP Negeri 1 Katingan Tengah dan siswa kelas VIIB dari sebanyak 65 siswa sebagai sampel eksperimen 2. Teknik pengumpulan data kemampuan awal sampel dengan menggunakan nilai raport SD kelas VI semester genap pada mata pelajaran matematika, dan untuk prestasi belajar matematika menggunakan tes prestasi, sedangkan untuk tingkatan kreativitas belajar matematika siswa menggunakan angket kreativitas belajar matematika.
Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu dilakukan uji keseimbangan menggunakan uji rerata t untuk mengetahui bahwa kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2 mempunyai kemampuan awal sama atau seimbang. Hasil uji keseimbangan adalah antara siswa pada model pembelajaran remedial dengan metode diskusi dan model pembelajaran remedial dengan pemberian tugas adalah seimbang. Pengujian hipotesis menggunakan anava dua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
jalan dengan sel tak sama dengan taraf signifikan α = 0,05. Sebelumnya dilakukan uji prasyarat yaitu: uji normalitas menggunakan uji Lilliefors dan uji homogenitas menggunakan uji Bartlett. Hasil uji prasyarat adalah sampel berasal dari populasi berdistribusi normal serta berdasarkan metode pembelajaran dan kategori kreativitas sampel berasal dari populasi-populasi yang mempunyai variansi homogen.
Dari hasil analisis disimpulkan: (1) Terdapat pengaruh yang berbeda antara siswa yang memperoleh model pembelajaran remedial dengan metode diskusi dengan siswa yang memperoleh model pembelajaran remedial dengan metode pemberian tugas, yaitu siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran remedial dengan metode pemberian tugas mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa yang mendapatkan model pembelajaran metode diskusi. (2) Kreativitas belajar matematika tidak memberi pengaruh yang berbeda terhadap prestasi belajar matematika, lebih jauh dapat disimpulkan bahwa siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang sama dengan siswa kreativitas belajar matematika sedang dan rendah, dan siswa dengan kreativitas belajar matematika sedang mempunyai prestasi belajar matematika yang sama dengan prestasi siswa dengan kreativitas belajar rendah. (3) Tidak ada interaksi antara strategi pembelajaran yang digunakan dengan kreativitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa pada materi pokok pecahan. Pada model pembelajaran remedial dengan metode pemberian tugas, siswa yang mempunyai kreativitas belajar tinggi, sedang dan rendah mempunyai prestasi belajar yang sama. Sedangkan pada model pembelajaran remedial dengan metode diskusi untuk siswa yang mempunyai kreativitas belajar tinggi dan sedang mempunyai prestasi belajar yang sama, begitu juga untuk siswa yang mempunyai kreativitas belajar sedang dan rendah mempunyai prestasi belajar yang sama, demikian untuk siswa yang mempunyai kreativitas belajar tinggi mempunyai prestasi belajar sama dari pada siswa yang mempunyai kreativitas belajar rendah.
Kata kunci : Pembelajaran remedial, Prestasi Belajar Matematika, Metode diskusi, Metode Pemberian Tugas, Kreativitas Belajar Matematika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
ABSTRACT Ria. The Effectiveness of the Mathematics Remedial Learning to Overcome Learning Difficulties in the Main Topic of Discussion of Fractions Viewed from the Creativity of the Students in Grade VII of State Junior Secondary Schools in Katingan Regency. Principal Advisor: Drs. Tri Atmojo, K. M.Sc. Ph.D. Co-Advisor: Drs. Suyono, M.Si. Thesis: The Graduate Program in Mathematics Education, Sebelas Maret University 2011. The background of this research is the low learning achievement in Mathematics of the students of state junior secondary schools in Katingan Regency. To deal with the case, the learning alternative of the remedial learning has been done through the application of the discussion and task-assignment methods on Fractions. The objective of the research is to investigate whether or not: (1) the remedial learning of the discussion method results in a better learning achievement in Mathematics than that of the task-assignment method; (2) the students’ different creativities has given a different learning achievement in Mathematics; and (3) there is an interaction between the remedial learning of discussion method and that of task-assignment with high, medium, and low creativity toward the learning achievement in Mathematics which one of both remedial learning methods gives better mathematic learning achievement discussion to the students each with high, medium, and low creativity. This research is a quasi-experimental research with the population of all 7th-grade students in Katingan Regency. The sampling is conducted in use of stratified cluster random sampling technique from SMP Negeri 1 of Central Katingan and SMP Negeri 2 of Central Katingan. Furthermore, 2 classes from each school are randomly taken and the students of Class VIIA of SMP Negeri 1 of Central Katingan and the students of Class VIIA of SMP Negeri 2 of Central Katingan as many as 72 students as Experiment Sample 1 while the students of Class VIIB of SMP Negeri 1 of Central Katingan and those of Class VIIB of SMP Negeri 2 of Central Katingan as many as 65 students as Experiment Sample 2. The data-collecting technique for the sample of initial ability is in use of the scores for Mathematics in the students’ report when they were in the 6th grade of primary school of the even semester. As for the learning achievement in Mathematics, the achievement test is in use, while as for the learning creativity level of the students, the learning creativity questionnaire in Mathematics is used.
Before the experiment is conducted, the balance test is conducted by using the t-average test to find out that Experiment Group 1 and Experiment Group 2 have the same or balanced initial ability. The result of the balance test between the students given the remedial approach of method discussion and that of task-assignment is balanced. The hypothesis is in use of the two-way Analysis of Variances with unequal cells with the significance level of α = 0.05. The
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
prerequisite test is conducted by using the Liliefors test for its normality test and the Barlett test for its homogeneity test. The result of the prerequisite test indicates that the samples come from the population with normal distribution and from the population with homogeneous variances on the bases of the learning method and the creativity category.
Based on the result of two-way Analysis of Variances with unequal cells with the significance level of α = 0.05, this research concludes that on the 7th grade of junior secondary school in Katingan Regency in the Academic Year of 2010/2011: (1) there is a difference in mathematics learning achievement between the students who get remedial learning approach with discussion and those who get remedial learning approach with assignment giving, which means that the students get the learning in use of remedial learning approach with the method of assignment giving. The latter group of students obtains better mathematics learning achievement than the previous group, (2) mathematics creative learning is not significant on mathematics achievement learning. There is conclusion that the student with high mathematics creative learning have equal with middle and low mathematics creative learning, and the student with middle mathematics creative learning have equal student achievement with low mathematics creative learning (3) there is no interaction between the learning creativity on the learning achievement in mathematics on the main topic of fractions. The remedial learning approach with assignment giving, the students with the high, medium, and low learning creativity have the same learning achievement. In the remedial learning approach with discussion, the student with the high creativity and those with the medium learning creativity and those with the low learning creativity, both the students with the high learning creativity and those with the low learning creativity have the same learning achievement in the mathematics on the main topic of fractions. Keywords: remedial learning, learning achievement, method of discussion,
method of assignment giving, mathematics learning creativity
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peran penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan
kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Sumber daya manusia yang berkualitas
akan mampu mengelola sumber daya alam dan memberi layanan secara efektif dan
efisien untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan bagi
Bangsa Indonesia adalah diterbitkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun 2003
dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Konsep-konsep
matematika yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan diberikan secara bertahap
sesuai dengan perkembangan mental dan intelektual siswa. Konsep-konsep tersebut
tersusun secara hierarkis, terstruktur, logis dan sistematis mulai dari konsep yang paling
sederhana sampai pada konsep yang paling kompleks. Siswa yang tidak menguasai bahan
secara tuntas dianggap mengalami kesulitan belajar. Seperti diungkapkan Abin
Syamsudin Makmun (2004: 308) bahwa ”Seorang siswa diduga mengalami kesulitan
belajar kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
tertentu”. Dalam pelajaran matematika hal tersebut dapat mempengaruhi penguasaan
bahan belajar selanjutnya. Rendahnya prestasi belajar matematika yang ada ditinjau dari
data nilai rata-rata UN SMP tahun 2009 sebesar 5,07 di Kabupaten Katingan, mungkin
disebabkan kurang tepatnya guru dalam memilih metode pembelajaran.
Proses pendidikan dalam sistem persekolahan di indonesia umumnya belum
menerapkan pembelajaran sampai anak menguasai materi pembelajaran secara tuntas.
Kebanyakan guru dalam mengelola pembelajaran, hanya berpindah dari satuan
pembelajaran satu ke satuan pembelajaran berikutnya, tanpa menghiraukan siswa-siswa
yang lamban, kurang memahami, atau bahkan gagal mencapai kompetensi-kompetensi
yang direncanakan. Akibatnya tidak aneh bila banyak siswa yang tidak menguasai materi
pembelajaran meskipun sudah dinyatakan tamat dari sekolah. Seorang siswa dikatakan
belajar bila terjadi perubahan tingkah laku pada situasi tertentu. Selama ini belajar
matematika sering ditakuti siswa karena dianggap sulit. Siswa yang memiliki nilai
dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) akan diberikan pembelajaran remedial.
Kualitas pembelajaran matematika dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil.
Dari segi proses, pembelajaran matematika dikatakan berhasil dan berkualitas apabila
seluruhnya atau setidak tidaknya sebagian besar (75%) siswa terlibat secara aktif, baik
fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran. Sedangkan dari segi hasil
pembelajaran matematika dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang
positif pada siswa atau setidak-tidaknya (75%) dari siswa. Selama ini remedial hanya
dilaksanakan dengan cara memberikan tes ulang dengan alasan waktu yang digunakan
untuk pembelajaran remedial sering bertumbukkan dengan kegiatan ekstrakurikuler siswa
di sekolah yang jumlahnya banyak dan beragam akibatnya untuk menghemat waktu
pembelajaran remedial tidak pernah dilaksanakan. Pemberian remedial dengan cara siswa
langsung mengerjakan soal atau tes ulang, ternyata hasilnya banyak yang belum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
mencapai KKM yaitu sebanyak 90% bahkan malah ada siswa yang nilainya lebih rendah
dari nilai ulangan utama. Remedial kedua dilakukan dengan diberikan pembelajaran
ulang pada materi yang tidak bisa tersebut dan setelah itu dilakukan tes, ternyata hasilnya
dapat meningkat dan mencapai KKM.
Pembelajaran remedial matematika dilakukan dengan memberikan pembelajaran
terhadap tujuan yang gagal dicapai oleh peserta didik, dengan produk dan metode yang
berbeda dari sebelumnya. Pembelajaran remedial ini merupakan pelayanan sekolah yang
berupa bantuan perlakuan khusus (special treatment) terhadap siswa yang mengalami
kesulitan belajar.
Metode pembelajaran akan sangat membantu proses remedial dan meningkatkan
prestasi belajar siswa. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar yakni
efektivitas terhadap metode pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang dapat
menarik minat siswa dalam belajar adalah metode diskusi dan metode pemberian tugas.
Selain model pembelajaran, masih banyak faktor lain yang mempengaruhi prestasi
belajar matematika siswa, salah satunya adalah kreativitas siswa. Siswa yang tidak
tertarik dengan pelajaran matematika maka kreativitasnya rendah, sebaliknya siswa yang
tertarik dengan pelajaran matematika maka kreativitasnya tinggi. Siswa dengan
kreativitas tinggi cenderung memperoleh prestasi yang lebih tinggi, sehingga kreativitas
siswa yang tinggi sangat membantu siswa dalam proses belajar matematika.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
1. Rendahnya prestasi belajar matematika siswa, ada kemungkinan disebabkan oleh
metode pembelajaran yang kurang tepat. Terkait dengan hal ini, muncul
permasalahan yang menarik untuk diteliti, yaitu apakah pemilihan metode
pembelajaran yang sesuai dan tepat oleh guru dapat meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa.
2. Ada kemungkinan rendahnya prestasi belajar siswa disebabkan rendahnya aktifitas
siswa dalam belajar matematika di kelas. Kebanyakan guru saat ini kurang
memperhatikan penggunaan metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif
dalam proses pembelajaran. Berkenaan dengan hal ini, jika metode pembelajaran
yang digunakan oleh guru diperbaharui dengan metode pembelajaran yang dapat
meningkatkan aktifitas siswa dalam belajar matematika, apakah prestasi belajar siswa
pada pokok bahasan pecahan menjadi lebih baik.
3. Ada kemungkinan rendahnya prestasi belajar matematika siswa disebabkan oleh
rendahnya kreativitas siswa dan siswa sendiri kurang menyadari pentingnya
kreativitas belajar dalam proses pembelajaran. Berkaitan dengan hal ini, dapat
dilakukan penelitian untuk melihat apakah siswa yang tingkat kreativitas berbeda
mempunyai prestasi yang berbeda.
C. Pembatasan Masalah
Sehubungan dengan banyaknya permasalahan yang mungkin timbul, maka
penelitian ini dibatasi pada masalah sebagai berikut:
1. Prestasi belajar matematika pada penelitian ini dibatasi pada nilai tes hasil belajar
siswa SMP Negeri kelas VII dengan materi pokok Pecahan.
2. Pembelajaran yang digunakan dibatasi pada pembelajaran remedial yang
menggunakan metode diskusi dan metode pembelajaran pemberian tugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
3. Kreativitas siswa pada penelitian ini adalah kreativitas siswa dalam belajar
matematika.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah pembelajaran remedial pada metode diskusi memberikan prestasi belajar
matematika lebih baik dibandingkan pada pembelajaran remedial dengan metode
pemberian tugas ?
2. Apakah siswa yang kreativitas tinggi mempunyai prestasi belajar lebih baik
dibandingkan dengan siswa yang kreativitas sedang dan rendah, siswa yang
kreativitas sedang lebih baik dibandingkan dengan siswa kreativitas rendah?
3. Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran remedial pada metode diskusi dan
pembelajaran remedial pada metode pemberian tugas dengan kreativitas tinggi,
sedang dan rendah terhadap prestasi belajar matematika?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui apakah pembelajaran remedial pada metode diskusi memberikan
prestasi belajar matematika lebih baik dibandingkan pada pembelajaran remedial
dengan metode pemberian tugas.
2. Untuk mengetahui apakah kreativitas siswa yang berbeda memberikan prestasi
belajar matematika yang berbeda pula.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara pembelajaran remedial pada
metode diskusi dan pembelajaran remedial pada metode pemberian tugas dengan
kreativitas tinggi, sedang dan rendah terhadap prestasi belajar matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Memberikan informasi bagi guru atau calon guru tentang alternatif metode
pengajaran remedial.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru untuk memperhatikan kreativitas belajar siswa
dalam proses belajar mengajar.
3. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam menentukan metode pembelajaran
khususnya pada materi pokok pecahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
Seseorang yang telah belajar akan mengalami perubahan tingkah laku baik
dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun dalam sikap. Perubahan tingkah
laku dalam aspek pengetahuan yaitu dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari
bodoh menjadi pintar. Dimyati dan Mudjiono (2002: 7) berpendapat bahwa
“Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks”. Belajar sebagai
tindakan, maka dialami oleh siswa sendiri yang tampak sebagai perilaku yang
dapat terlihat dari luar. Karena belajar dialami siswa, maka siswa sebagai penentu
terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.
Dijelaskan Oemar Hamalik (2001: 36) bahwa ”Belajar adalah merupakan
suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan
hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil
belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan”.
Menurut Goldman (2002) mengatakan bahwa :
“Learning is.... a way of interacting with the world. As we learn
conception of phenomena change, and we see the world differently. The
acquisition of information in itself does not bring about such a change, but
the way we structure that information and think with it does. Thus education
is about conceptual change, not just the acquisition of information.”
(Belajar adalah suatu cara saling berinteraksi dengan dunia seperti belajar
mengenai konsepsi, perubahan penomena, dan melihat dunia secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
berbeda. Akuisisi informasi itu sendiri tidak membawa tentang perubahan
tersebut, tetapi cara kita menyusun informasi dan berpikir dengan itu.
Dengan demikian pendidikan adalah tentang perubahan konseptual, bukan
hanya memperoleh informasi).
Pendapat Muhibbin Syah (2006:115) bahwa “Belajar merupakan tahapan
seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan
interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif”. Sedangkan
menurut Moh Uzer Usman (2005:4) bahwa ”Belajar diartikan sebagai proses
perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu
dengan individu dan individu dengan lingkungannya”.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu aktivitas yang dilakukan oleh individu yang mengakibatkan perubahan
tingkah laku pada diri individu tersebut berkat adanya interaksi antara individu
dengan individu atau individu dengan lingkungannya.
Jadi, yang dimaksud belajar dalam penelitian ini adalah suatu proses untuk
melahirkan suatu perubahan tingkah laku dan pengetahuan ke arah yang lebih
bermakna yang relatif menetap atau bersifat lama (permanen) pada diri seseorang
sebagai hasil latihan atau pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.
2. Efektivitas Pengajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas:2002) efektif adalah
ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), dapat membawa hasil, berhasil
guna, (tentang hasil usaha, tindakan). Efektivitas berarti keefektifan yaitu,
keadaan berpengaruh, hal berkesan. Atau keberhasilan (tentang usaha, tindakan).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
”Pengajaran yang efektif didefinisikan sebagai kesanggupan menimbulkan
perubahan-perubahan yang diinginkan pada kemampuan dan persepsi
siswa” (Popham & Eva L. Baker (2003:9). Pembelajaran efektif diharapkan
dapat berlangsung dalam setiap proses belajar mengajar. Menurut Popham &
Eva L. Baker (2003) menyatakan bahwa ”Lebih tepat, efektivitas pengajaran itu
seharusnya ditinjau dari hubungan dengan guru tertentu yang mengajar kelompok
siswa tertentu, di dalam situasi tertentu dalam usahanya mencapai tujuan-tujuan
instruksional tertentu”.
Pembelajaran yang efektif juga memerlukan persiapan-persiapan sebelum
pembelajaran berlangsung. Diantaranya disebutkan oleh Popham & Eva L. Baker
(2003) yaitu, ”Sejauh mana siswa telah menguasai (sebelum belajar) perilaku,
syarat, tujuan-tujuan antara dan tujuan keduanya merupakan persiapan mengajar
secara efektif”. Pembelajaran efektif dirangkum dari Richard Dunne dan Ted
Wragg (1996: 12) didefinisikan dengan ciri-ciri berikut:
Ciri 1 bahwa pembelajaran efektif ’memudahkan murid belajar’ sesuatu yang
’bermanfaat’, seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep dan bagaimana
hidup serasi dengan sesama, atau sesuatu hasil belajar yang diinginkan.
Ciri 2 pembelajaran efektif adalah bahwa keterampilan tersebut diakui oleh
mereka yang berkompeten menilai, seperti guru, pengawas, tutor, dan
pemandu mata pelajaran atau murid itu sendiri.
Dogle dalam Richard Dunne dan Ted Wragg (1996: 11) ”Mengamati bahwa
para penelaah hasil penelitian mengenai efektivitas mengajar menyimpulkan
bahwa terdapat sedikit konsistensi hubungan antara kemampuan guru dengan
efektivitas pengajaran”. Terry Wood (1999:171) menyatakan bahwa siswa akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
memahami pelajaran dengan baik jika siswa dengan aktif terlibat dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan pendapat tentang efektivitas pengajaran, efektivitas pengajaran
dalam penelitian ini yaitu keberhasilan dalam menimbulkan perubahan-perubahan
yang diinginkan pada kemampuan dan persepsi siswa melalui metode yang
memudahkan siswa dalam pembelajaran.
3. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi yang
rendah (kelainan mental), akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non
intelegensi. (Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 1991: 74). Dirangkum dari
Loree dalam Abin Syamsudin Makmun (2004:325-327) faktor penyebab kesulitan
belajar terdiri atas dua macam, yakni:
a. Faktor yang terdapat dalam diri siswa antara lain:
1) Kelemahan secara fisik seperti susunan syaraf dan panca indera kurang
berkembang secara sempurna, ketidakseimbangan perkembangan
reproduksi serta berfungsinya kelenjar-kelenjar tubuh yang mengakibatkan
kelainan perilaku dan sebagainya.
2) Kelemahan secara mental (baik yang kelemahan yang dibawa sejak lahir
maupun karena pengalaman) yang sukar diatasi oleh individu yang
bersangkutan dan juga oleh pendidik.
3) Kelemahan-kelemahan emosional, antara lain:
a) Terdapatnya rasa tidak aman (insecurity).
b) Penyesuaian yang salah (maljusment) terhadap orang-orang, situasi, dan
tuntutan-tuntutan tugas dan lingkungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
c) Tercekam rasa phobia dan ketidakmatangan.
4) kelemahan yang disebabkan karena kebiasaan yang salah, antara lain:
kurang berminat terhadap tugas-tugas sekolah, banyak melakukan aktivitas
yang tidak menunjang aktivitas sekolah, kurang berani dan gagal
memusatkan perhatian, kurang kooperatif dan menghindari tanggung
jawab, malas belajar, sering bolos dan tidak mengikuti pelajaran.
5) tidak memiliki keterampilan-keterampilan dan pengetahuan dasar yang
diperlukan, seperti: ketidakmampuan membaca, menghitung, kurang
mengetahui pengetahuan dasar suatu bidang studi yang diikutinya, serta
memiliki cara belajar dan bekerja yang salah.
b. Faktor yang terletak di luar diri siswa (situasi sekolah dan masyarakat), antara
lain:
1) Kurikulum yang seragam (uniform), yang tidak sesuai dengan tingkat-
tingkat kematangan dan perbedaan individu.
2) Ketidaksesuaian standar administrasi, penilaian, pengelolaan kegiatan, dan
pengalaman belajar-mengajar.
3) Terlalu berat beban belajar (siswa) atau mengajar (guru).
4) Terlalu besar populasi siswa dalam kelas, terlalu banyak menuntut
kegiatan di luar.
5) Terlalu sering pindah sekolah atau program, tinggal kelas dan sebagainya.
6) Kelemahan dari sistem belajar-mengajar pada tingkat-tingkat pendidikan
(dasar/ asal) sebelumnya.
7) Kelemahan yang terdapat dalam kondisi rumah tangga (keluarga).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
8) Terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran sekolah atau terlalu banyak
terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler.
9) Kekurangan makan (gizi, kalori, dan sebagainya).
Setiap anak memiliki hak yang sama untuk dapat mencapai penguasaan
materi secara penuh. Oleh karena itu, perlu adanya bantuan bagi anak yang
mengalami kesulitan belajar untuk mencapai penguasaan secara tuntas. Seperti
prinsip belajar tuntas yang disampaikan oleh Oemar Hamalik (1989: 104) adalah
” berdasarkan batasan terhadap apa yang diharapkan dari siswa untuk dipelajari
sampai tingkat mana pemberian waktu belajar dan pemberian bantuan bagi siswa
yang mengalami kesulitan”.
Abin Syamsudin Makmun dalam psikologi kependidikan (2004: 342)
mengungkapkan bahwa ”penanganan kasus kesulitan belajar-mengajar itu
mungkin dapat dilakukan melalui pendekatan pengajaran remedial (remedial
teaching), bimbingan dan konseling (guidance and concelling), psikoterapi
(psychoterapy) dan atau pendekatan lainnya”.
Secara umum kesulitan belajar dapat ditangani dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1) Diagnose, yang berisi identifikasi kasus, lokalisasi jenis dan sifat kesulitan
dan menetapkan penyebab faktor kesulitan.
2) Prognose, yaitu mengadakan estimasi tentang kesulitan belajar.
3) Therapi, yaitu menemukan berbagai kemungkinan dalam rangka
penyembuhan kesulitan, proses pemberian bantuan atau bimbingan.
(Sardiman, A.M, 2001:166)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam rangka mengatasi kesulitan
belajar yang dirangkum dari Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991: 91- 93)
ada enam tahap yaitu:
1) Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan untuk menemukan faktor kesulitan belajar.
2) Pengolahan data
Langkah dalam mengolah data yaitu;
a) identifikasi kasus.
b) membandingkan antar kasus.
c) membandingkan dengan hasil tes.
d) menarik kesimpulan.
3) Diagnosa
Diagnosa adalah keputusan (penentuan) mengenai hasil dari pengolahan data.
Diagnosa dapat berupa hal-hal sebagai berikut:
a) Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar anak (berat dan ringannya).
b) Keputusan mengenai faktor-faktor yang ikut menjadi sumber penyebab
kesulitan belajar.
4) Keputusan mengenai faktor utama penyebab kesulitan belajar.
5) Prognosa
Prognosa berarti ramalan. Dalam prognosa akan ditetapkan mengenai bentuk
treatment yang dapat berupa:
a) Bentuk treatment yang harus diberikan.
b) Bahan atau materi yang diperlukan.
c) Metode yang akan digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
d) Alat-alat belajar mengajar yang diperlukan.
e) Waktu (kapan kegiatan itu dilaksanakan).
6) Treatmeant / perlakuan
Pemberian bantuan sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap
prognosa.
7) Evaluasi
Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui, apakah treatment yang telah
diberikan berhasil dengan baik atau gagal.
4. Pengajaran Remedial
a. Pengertian Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat
menyembuhkan atau membetulkan membuat menjadi baik. Jadi pengajaran
remedial ini merupakan bentuk khusus pengajaran yang bermaksud untuk
menyembuhkan gangguan atau hambatan yang terjadi dalam proses belajar-
mengajar.
Mulyono Abdurrahman (2003:20) Pengajaran remedial pada hakekatnya
merupakan kewajiban bagi semua guru setelah melakukan evaluasi formatif dan
menemukan adanya anak yang belum mampu meraih tujuan belajar yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Suharsimi Arikunto (1988:35) menyatakan bahwa ”Kegiatan perbaikan
adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa-siswa yang belum menguasai bahan
pelajaran yang diberikan oleh guru, dengan maksud mempertinggi tingkat
penguasaan terhadap mata pelajaran tersebut”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Pendapat yang disampaikan oleh Sardiman A.M. (2001: 165) yaitu ”program
remedial; yaitu kegiatan perbaikan bagi siswa yang belum berhasil dalam
belajarnya (belum mastery)”. Sedangkan Munawir Yusuf dkk (2003: 94)
berpendapat bahwa ”pengajaran remedial direncanakan bagi anak-anak yang
mengalami kesulitan belajar”.
Sasaran akhir pengajaran remedial identik dengan pengajaran biasa (pada
umumnya), yaitu membantu setiap siswa dalam batas-batas normalitas tertentu
agar dapat mengembangkan diri seoptimal mungkin sehingga dapat mencapai
tingkat penguasaan atau ketuntasan (level of mastery) tertentu, sekurang-
kurangnya sesuai dengan batas-batas kriteria keberhasilan yang dapat diterima
Rancangan penelitian tersebut berbentuk matrik yang terdiri dari enam sel.
Secara umum setiap selnya dapat dijelaskan sebagai berikut : pembelajaran
remedial (A) dan kreativitas (B). Indeks a1 menunjuk pembelajaran remedial
dengan metode diskusi dan a2 menunjukkan pembelajaran remedial dengan
metode pemberian tugas. Indeks b1, b2, dan b3 menunjukkan kreativitas tinggi,
sedang dan rendah. ab11 menunjukkan kelompok siswa yang mempunyai
kreativitas tinggi diberi perlakuan dengan pembelajaran remedial dengan metode
diskusi, ab12 menunjukkan kelompok siswa yang mempunyai diberi perlakuan
kreativitas sedang diberi perlakuan dengan pembelajaran remedial dengan metode
diskusi, ab13 menunjukkan kelompok siswa yang mempunyai kreativitas rendah
diberi perlakuan dengan pembelajaran remedial dengan metode diskusi, ab21
menunjukkan kelompok siswa yang mempunyai kreativitas tinggi diberi
Model
P b l j (A)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
perlakuan dengan pembelajaran remedial dengan metode pemberian tugas, ab22
menunjukkan kelompok siswa yang mempunyai kreativitas sedang diberi
perlakuan dengan pembelajaran remedial dengan metode pemberian tugas, ab23
menunjukkan kelompok siswa yang mempunyai kreativitas rendah diberi
perlakuan dengan pembelajaran remedial dengan metode pemberian tugas.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto,
2004:115). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri se-
Kabupaten Katingan semester satu tahun pelajaran 2010/2011, yang terdiri dari
30 sekolah.
2. Sampel
Pengertian sampel menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 115), adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa sampel merupakan kelompok hasil individu yang diamati dan dapat
digeneralisasikan terhadap populasi penelitian sekaligus dapat meramalkan
keadaan populasi.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara stratified cluster
random sampling, yaitu dengan cara pengelompokan sekolah berdasarkan
rangking dari Ujian Akhir Nasional tingkat Kabupaten Katingan menjadi dua
kelompok, kelompok atas dan kelompok bawah, data selengkapnya dapat dilihat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
pada Tabel 3.3. Kelompok atas adalah sekolah yang mempunyai rataan nilai Ujian
Nasionalnya lebih atau sama dengan rataan nilai Ujian Akhir Nasional SMP
Negeri se-Kabupaten Katingan. Sedangkan kelompok bawah adalah sekolah yang
mempunyai rataan Ujian Nasionalnya di bawah rataan nilai Ujian Akhir Nasional
SMP Negeri se-Kabupaten Katingan. Kemudian diambil secara acak dua sekolah
yang akan dijadikan sampel dengan masing-masing sekolah mewakili satu
kelompok sampel kelas kelompok atas adalah SMP Negeri 1 Katingan Tengah
dan sampel kelas kelompok bawah adalah SMP Negeri 2 KatinganTengah.
Kemudian untuk menentukan kelas yang dijadikan kelas eksperimen,
diambil 2 kelas dengan cara mengundi dari kelas VII pada masing-masing sekolah
tersebut. Undian tersebut dilaksanakan dalam satu tahap dengan dua
kali pengambilan. Nomor kelas yang keluar pertama ditetapkan sebagai kelas
eksperimen 1 untuk metode diskusi dan nomor kelas yang keluar berikutnya
ditetapkan sebagai kelas eksperimen 2 dengan metode pemberian tugas.
Dari hasil pengundian maka diperoleh sampel penelitian ini adalah di
SMP Negeri 1 Katingan Tengah kelas VIIA sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas
VIIB sebagai kelas eksperimen 2, sedangkan di SMP Negeri 2 Katingan Tengah
kelas VIIA sebagai kelas eksperimen1 dan kelas VIIB sebagai kelas eksperimen 2.
Sehingga diperoleh sampel siswa kelas VIIA dari SMP Negeri 1 Katingan Tengah
dan siswa kelas VIIA dari SMP Negeri 2 Katingan Tengah sebanyak 72 siswa
sebagai kelas eksperimen1, sedangkan sampel siswa kelas VIIB dari SMP Negeri
1 Katingan Tengah dan siswa kelas VIIB dari SMP Negeri 2 Katingan Tengah
sebanyak 65 siswa sebagai kelas eksperimen 2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Tabel 3.3 Hasil Ujian Nasional Matematika Tahun 2008/2009
No Nama Sekolah Rerata Kelompok 1 SMPN 2 KAMIPANG 7,34 Atas 2 SMPN 3 PULAU MALAN 7,29 Atas 3 SMPN 1 KATINGAN HULU 7,29 Atas 4 SMPN 3 TWG SANGGALANG 6,95 Atas 5 SMPN 3 KATINGAN HULU 6,6 Atas 6 SMPN 2 SANAMAN MANTIKEI 6,4 Atas 7 SMPN 1 PULAU MALAN 6,4 Atas 8 SMPN 1 KATINGAN HILIR 6,37 Atas 9 SMPN 4 KATINGAN HILIR 6,3 Atas 10 SMPN 1 SANAMAN MANTIKEI 6,3 Atas 11 SMPN 5 KATINGAN HILIR 6,25 Atas 12 SMPN 3 KATINGAN TENGAH 6,12 Atas 13 SMPN 1 MARIKIT 6,11 Atas 14 SMPN 1 KATINGAN KUALA 6,04 Atas 15 SMPN 3 KATINGAN HILIR 6,04 Atas 16 SMPN 1 TASIK PAYAWAN 6,03 Atas 17 SMPN 1 KATINGAN TENGAH 5,84 Atas 18 SMPN 2 TASIK PAYAWAN 5,81 Atas 19 SMPN 1 TWG SANGGALANG 5,8 Atas 20 SMPN 2 TWG SANGGALANG 5,79 Atas 21 SMPN 3 KATINGAN KUALA 5,72 Atas 22 SMPN 1 MENDAWAI 5,67 Atas 23 SMPN 2 KATINGAN KUALA 5,67 Atas 24 SMPN 1 KAMIPANG 5,49 Bawah 25 SMPN 2 KATINGAN HILIR 5,14 Bawah 26 SMPN 2 PULAU MALAN 5,09 Bawah 27 SMPN 2 KATINGAN TENGAH 5,07 Bawah 28 SMPN 2 KATINGAN HULU 4,75 Bawah 29 SMPN 4 KATINGAN HULU 4,21 Bawah 30 SMPN 2 MARIKIT 2,64 Bawah
Berdasar prosedur di atas diperoleh kelas eksperimen 1 dan kelas
eksperimen 2 seperti pada Tabel 3.4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Tabel 3.4 Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2
No Kelompok Nama SMP Kelas Eksperimen 1 Eksperimen 2
1.
2.
Atas Bawah
SMPN 1 Katingan Tengah SMPN 2 Katingan Tengah
VII A
VII A
VII B
VII B
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini ada dua variabel bebas dan satu variabel terikat yaitu:
a. Variabel Bebas
1) Model Pembelajaran
a) Definisi operasional : Model pembelajaran adalah rangkaian strategi
kegiatan belajar mengajar di kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b) Indikator : Perlakuan terhadap kelas eksperimen 1 menggunakan
Pembelajaran remedial dengan metode diskusi dan pembelajaran
remedial metode pemberian tugas.
c) Skala pengukuran adalah skala nominal
2) Kreativitas Belajar
a) Definisi operasional : Kreativitas adalah kemampuan yang dimiliki
siswa untuk sukses belajar yang dapat diketahui melalui angket
kreativitas belajar.
b) Indikator : skor hasil angket.
c) Skala Pengukuran : Interval, kemudian diubah menjadi skala ordinal
dengan tiga kategori pembagiannya sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Kelompok tinggi dengan skor > mean + 0,5 . SD
Kelompok sedang dengan Mean – 0,5 . SD ≤ skor ≤ mean + 0,5 . SD
Kelompok rendah dengan skor < mean – 0,5. SD
b. Variabel Terikat
1) Definisi Operasional: Prestasi belajar siswa adalah hasil tes belajar siswa
yang dicapai berdasarkan tes hasil belajar pokok bahasan Pecahan.
2) Indikator: Nilai tes prestasi setelah memperoleh perlakuan atau
pembelajaran.
3) Skala pengukuran: Interval.
2. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk mengumpulkan data ada
tiga cara, yaitu metode dokumentasi, metode angket, dan metode tes.
a. Metode Dokumentasi
Menurut Budiyono (2003:54) metode dokumentasi adalah cara
pengumpulan data dengan melihatnya dalam dokumen-dokumen yang ada.
Metode dokumentasi pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui data nilai
prestasi awal siswa dan juga untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan
kelas kontrol dalam keadaan seimbang atau tidak. Pada penelitian ini, data nilai
prestasi siswa diambil dari nilai matematika Semester genap kelas VI.
b. Metode Angket
Menurut Budiyono (2003:47) metode angket adalah cara pengumpulan
data melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada subyek
penelitian, responden, atau sumber data dan jawaban diberikan pula secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
tertulis. Angket pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui kreativitas
belajar siswa. Angket berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
kreativitas belajar siswa. Butir pertanyaan angket mengacu pada kreativitas.
Diberikan 5 pilihan jawaban yang sudah tersedia yaitu sangat sering, sering,
kadang-kadang, jarang, dan tidak pernah. Pemberian skor dilakukan dengan
cara nilai 5 untuk jawaban sangat sering, nilai 4 untuk jawaban sering, nilai 3
untuk jawaban kadang-kadang, nilai 2 untuk jawaban jarang dan nilai 1 untuk
jawaban tidak pernah.
c. Metode Tes
Menurut Budiyono (2003:54) metode tes adalah cara pengumpulan data
yang menghadapkan sejumlah pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subjek
penelitian. Tes dalam penelitian ini memuat beberapa pertanyaan yang berisi
materi pokok pecahan. Tes tersebut berupa tes objektif atau pilihan ganda
sebanyak empat puluh butir soal untuk prestasi belajar pada pokok pecahan.
Setiap soal obyektif tersedia empat alternatif jawaban.
3. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan adalah tes untuk
prestasi belajar matematika dan angket untuk mengetahui kreativitas belajar
siswa. Sebelum digunakan, instrumen tes dan angket terlebih dahulu diujicobakan
di SMP Negeri 3 Katingan Tengah untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya.
Setelah dilakukan uji coba, dilakukan analisis butir soal tes dan angket sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
a. Tes Prestasi Belajar Matematika
Tujuan diadakan tes pada penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil
pembelajaran Pecahan. Untuk mendapatkan data yang akurat maka tes yang
digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria tes yang baik.
Prosedur penyusunan instrumen tes prestasi belajar adalah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi bahan-bahan yang telah diberikan beserta tujuan
instruksionalnya.
2) Membuat kisi-kisi soal.
3) Menyusun soal tes.
4) Menelaah soal tes.
Sebelum instrumen tes dipergunakan, instrumen tes perlu di uji validitas,
reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukarannya.
a. Uji Validitas Isi
Menurut Budiyono (2003:58) suatu instrumen valid menurut validitas isi
apabila isi instrumen tersebut telah merupakan sampel yang representatif
dari keseluruhan isi hal yang akan diukur. Pada penelitian ini uji validitas
dimaksudkan untuk menguji apakah isi tes sudah sesuai dengan isi
kurikulum yang hendak diukur. Agar tes hasil belajar mempunyai validitas
isi, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1) Bahan uji harus dapat mengukur seberapa jauh tujuan pembelajaran
tercapai baik ditinjau dari materi maupun proses belajar.
2) Titik berat bahan yang diujikan harus seimbang dengan titik berat
bahan yang diajarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
3) Tidak diperlukan pengetahuan lain yang tidak diajarkan untuk
menjawab pertanyaan tes dengan benar.
Untuk menilai apakah instrumen tes mempunyai validitas isi yang
tinggi, biasanya penilaian dilakukan oleh para pakar (experts judgment).
Dalam hal ini, para pakar menilai apakah kisi-kisi yang dibuat oleh
pembuat tes telah menunjukkan bahwa klasifikasi kisi-kisi telah
mewakili isi yang akan diukur. Langkah selanjutnya, para penilai
menilai apakah masing-masing butir tes yang telah disusun cocok atau
relevan dengan klasifikasi kisi-kisi yang ditentukan.
b. Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang
memadai artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk
menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir tes digunakan rumus:
P = JsB
dengan:
P = indeks kesukaran setiap butir soal
B = banyaknya siswa yang menjawab benar
JS = banyaknya siswa yang memberi jawaban
(Suharsimi Arikunto,2004:212)
Dalam penelitian ini soal dianggap baik jika tingkat kesukaran soal tes
berada pada: 0,30 ≤ P ≤ 0,70.
c. Daya Pembeda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Suharsimi Arikunto (2004: 211) mengemukakan bahwa daya pembeda
soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik
yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan
rendah. Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab benar oleh peserta
didik yang pandai saja.
Rumus untuk menentukan indekss daya pembeda adalah:
B
B
A
A
JB
JBD −=
dengan:
D = indeks daya pembeda
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Ja = banyaknya kelompok atas
Jb = banyaknya kelompok bawah
Klasifikasi daya pembeda yang digunakan adalah D ≥ 0,2
(Suharsimi Arikunto, 2004: 213-214)
b. Angket
Angket pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui kreativitas belajar
siswa. Sebelum angket disusun oleh peneliti, terlebih dahulu dibuat kisi-
kisinya. Instrumen angket sebelum digunakan perlu diuji validitas, konsistensi
internal butir angket, dan reliabilitasnya terlebih dahulu.
1. Uji Validitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Menurut Budiyono (2003:58) suatu instrumen valid menurut validitas isi
apabila isi instrumen tersebut telah merupakan sampel yang representatif
dari keseluruhan isi hal yang akan diukur. Pada penelitian ini uji validitas
dimaksudkan untuk menguji apakah angket tersebut mampu
mempresentasikan validitas seluruh isi hal yang akan diukur. Untuk
analisis validitas angket harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Pertanyaan harus representatif ditinjau dari materi yang akan dikaji.
b. Titik berat pertanyaan harus sesuai dengan tujuan.
c. Tidak terdapat pertanyaan yang mempunyai makna ganda.
d. Tidak diperlukan pengetahuan yang tidak atau belum diketahui
untuk menjawab pertanyaan.
Pada penelitian ini, untuk mendapatkan validitas isi soal angket dinilai
validitasnya oleh pakar atau validator. Validator angket yang digunakan
pada penelitian ini adalah ahli psikologi yang berkompeten pada
kreativitas belajar siswa.
2. Konsistensi Internal
Menurut Budiyono (2003:65) konsistensi internal pada angket
menunjukkan adanya korelasi positif antara skor masing-masing butir
angket tersebut, sehingga butir-butir tersebut mengukur hal yang sama dan
menunjukkan kecenderungan yang sama pula. Untuk menghitung
konsistensi internal untuk butir ke-i, rumus yang digunakan adalah rumus
korelasi momen produk dari Karl Pearson sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
( )( )( )( ) ( )( )∑ ∑∑ ∑
∑ ∑∑−−
−=
2222 YYnXXn
YXXYnrxy
dengan:
rxy = indeks konsistensi internal untuk butir ke-i
n = cacah subjek yang dikenai angket
X = skor butir ke-i
Y = skor total
Dalam penelitian ini indekss konsistensi internal soal angket yang
digunakan/dipakai adalah jika: rxy ≥ 0,3.
c. Reliabilitas
Menurut Budiyono (2003:65), suatu instrumen disebut reliabel apabila
hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya
pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang
berlainan atau pada orang-orang yang berlainan (tetapi mempunyai kondisi
yang sama) pada waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan.
Tingkat reliabilitas penelitian ini menggunakan rumus Alpha yaitu:
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ −⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
−= ∑
2
22
11 1 t
it
sss
nnr
dengan:
r11 = indeks reliabilitas instrumen
n = banyaknya butir instrumen
si2 = variansi butir soal ke-i
st2 = variansi skor total yang diperoleh subjek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Dalam penelitian ini soal angket dikatakan reliabel dan dapat
digunakan atau dipakai jika: r11 > 0,7.
(Budiyono,2003:70)
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini teknik statistik
dengan uji variansi 2x3 dengan sel tak sama. Sebelum dilakukan analisis variansi,
dilakukan uji prasyarat analisis variansi, yaitu uji normalitas populasi dan uji
homogenitas variansi. Untuk lebih jelasnya, dalam uraian berikut akan
ditampilkan beberapa uji statistik yang relevan dengan penelitian.
1. Uji Keseimbangan
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen 1 dan
kelompok eksperimen 2 dalam keadaan seimbang atau tidak sebelum mendapat
perlakuan, dengan kata lain secara statistik uji ini dilakukan untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan rataan yang berarti dari dua sampel. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah nilai raport siswa kelas VI. Statistik uji
yang digunakan adalah uji t. Sedangkan prasyarat uji-t adalah sub-sub populasi
yang berdistribusi normal dan sub-sub populasi tersebut mempunyai variansi
yang sama (homogen). Prosedur uji-t adalah sebagai berikut:
a. Hipotesis
H0 : 1µ = 2µ (kedua kelompok memiliki kemampuan awal sama)
H1 : 1µ ≠ 2µ (kedua kelompok memiliki kemampuan awal berbeda)
b. Tingkat signifikansi : α = 5%
c. Statitik uji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(
s
Xt
p
=
(2 =ns p
Ketera
t =
X 1 =
X 2 =
s12 =
s22 =
1n = j
2n = j
b. Daerah
DK =
c. Keputu
H0 dit
H0 dit
2. Uji Pers
Uji
adalah uji n
21
21
11)
nn
XX
+
−
∼
) (1
21
211
−++−nn
nsn
angan :
harga statist
rata-rata nil
rata-rata nil
variansi kel
variansi kel
jumlah sisw
umlah siswa
h kritik
{t ⎟ t < -;
2(
t α
usan uji
tolak jika tob
tolak jika tob
syarat Anali
persyaratan
normalitas po
∼ t ( 21 −+ nn
)2
1 222
−− sn
tik yang diuj
lai raport ke
lai raport ke
lompok eksp
lompok eksp
wa kelompok
a kelompok
); v atau t >
t
bs ∈ DK
bs DK
isis
n analisis va
opulasi dan u
2− )
ji t∼ t ( 1 +n
elas VI seme
elas VI seme
perimen 1
perimen 2
k eksperimen
eksperimen
);2
( vt α
} deng
ariansi yang
uji homogen
22 −n )
ester 2 kelom
ester 2 kelom
n 1
2
gan v = n1 +
g digunakan
nitas variansi
mpok eksperi
mpok eksper
n2 - 2
(Budiyono,
n dalam pen
i.
51
imen 1
rimen 2
2009:151)
nelitian ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal
dari populasi berdistribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini
menggunakan metode uji lilliefors.
Langkah-langkah pengujian normalitas adalah :
1) Hipotesis
H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2) Statistik Uji
L = Maks |F(zi) - S(zi)|
dengan :
F (zi) = P (Z ≤ zi) ; Z ~ N(0,1)
zi = skor standar
zi =
( )s
Xi Χ−
s = standar deviasi
S(zi) : proporsi cacah Z ≤ zi terhadap seluruh cacah z
Xi = skor item
3) Taraf Signifikansi (α ) = 5%
4) Daerah Kritik (DK)
DK = {L[L > L α ; n} ; n adalah ukuran sampel
5) Keputusan Uji
H0 ditolak jika Lobs ∈ DK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b
H0 d
6) Kesim
Samp
b. Uji Hom
Uji h
penelitian
menguji
uji Chi ku
1. Hipo
H0
H1
2. Tin
3. Stat
Ket
k =
N =
j =
f =
fj =
ditolak jika L
mpulan
pel berasal d
mogenitas Va
homogenitas
n berasal da
homogenita
uadrat denga
otesis
: σ12 = σ2
: tidak semu
ngkat signifik
tistik uji
=c
2 30,2 χ
terangan :
χ 2 ~
= Banyaknya
= Banyaknya
1, 2, …, k
N – k = Der
= nj – 1 = De
Lobs DK
dari populasi
ariansi
s variansi ini
ari populasi y
s variansi in
an prosedur s
22 = ... = σk
ua variansi s
kan : α = 5%
⎢⎣
⎡RKGf log3
χ 2 (k-l)
a cacah samp
a seluruh nila
rajat kebebas
erajat kebeba
yang berdis
i digunakan
yang memp
ni digunakan
sebagai berik
k2 (varian
ama (varian
%
−∑=
k
jj sfG
1log
pel
ai ( ukuran )
san untuk RK
asan untuk s
stribusi norm
untuk meng
punyai varia
n metode B
kut:
nsi populasi
nsi populasi t
⎥⎦
⎤js2
)
KG
js j ,...,2,1;2 =
mal jika H0 d
(Budiyono,
getahui apak
ansi yang sa
artlett denga
homogen)
tidak homog
k,
53
diterima
2009:171)
kah sampel
ama. Untuk
an statistik
gen)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
nj = Banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j
c = ⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡−
−+ ∑ ffk j
11)1(3
11
RKG =
( ) ( ) 2
2
2 1; jjj
jjj
j
j snnx
xSSf
SS−=−=∑∑
∑
4. Daerah kritik
DK = { χ 2⎟ χ 2 > 2
1: −kαχ }
5. Keputusan uji
H0 ditolak jika χ 2 ∈ DK atau H0 diterima jika χ 2 ∉ DK
6) Kesimpulan
Populasi-populasi homogen jika H0 diterima.
(Budiyono, 2004:176)
3. Uji Hipotesis
Untuk pengujian hipotesis digunakan analisis variansi dua jalan dengan
sel tak sama, dengan model sebagai berikut:
Xijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk
Dengan:
Xijk = data amatan data ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j
i = 1, 2
j = 1, 2, 3
k = 1, 2, … nij ; nij = cacah data amatan pada setiap sel ij
µ = rerata dari seluruh data amatan (pada populasi)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
αi = efek baris ke-i terhadap Xijk
βj = efek kolom ke- j terhadap Xijk
(αβ)ij = kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j terhadap Xijk
εijk = deviasi data amatan terhadap rataan populasinya (µij) yang
berdistribusi normal dengan rerata 0. (Budiyono, 2004:228)
Tabel 3.5. Tabel Rataan
Faktor B Faktor A
b1 b2 b3
a1 AB 11 AB 12 AB 13 a2 AB 21 AB 22 AB 23
Keterangan:
a1 = Pembelajaran remedial metode diskusi
a2 = Pembelajaran remedial metode pemberian tugas
b1 = Kreativitas tinggi
b2 = Kreativitas sedang
b3 = Kreativitas rendah
Prosedur dalam pengujian dengan menggunakan analisis variansi dua jalan
dengan jalan sel tak sama, yaitu :
1. Hipotesis
H0a : αi = 0 untuk setiap i = 1, 2
H1a : paling sedikit ada satu αi yang tidak nol
H0b : βj = 0 untuk setiap j = 1, 2, 3
H1b : paling sedikit ada satu βj yang tidak nol
H0ab : (αβ)ij = 0 untuk setiap i= 1, 2 dan j = 1, 2, 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
H1ab
Ketiga p
H0a :
H1A :
H0B
H1b :
H0ab :
H1ab :
2. Komput
Pada
notasi se
nij
hn
=N
ijAB
∑=iA
ijSS = ∑
: paling sed
pasang hipot
Tidak ada p
Ada perbed
: Tidak ada
Ada perbed
: Tidak ada i
: Ada interak
tasi
a analisis var
ebagai berik
= ukuran
= rataan h
∑=ji
ijn, = ban
= rataan p
∑i
ijAB= jum
kijkX 2
⎜⎝
⎛
−∑
∑
ikit ada satu
tesis ini ekui
perbedaan ef
daan efek ant
a perbedaan
daan efek ant
interaksi bar
ksi baris dan
riansi dua ja
kut:
sel ij (sel pa
harmonik fre
nyaknya selu
=
p
pada sel ij.
mlah rataan p
ij
kijk
n
X2
⎟⎠
⎞∑
u (αβ)ij yang
ivalen denga
fek antar bari
tar baris terh
efek antar k
tar kolom ter
ris dan kolom
n kolom terh
alan dengan
ada baris ke-
ekuensi selur
uruh data am
= jumlah kua
pada sel ij
pada baris k
g tidak nol
an tiga pasan
is terhadap v
hadap variab
kolom terhad
rhadap varia
m terhadap v
adap variabe
sel tak sam
-i kolom ke-j
ruh sel = ∑
ji
p
,
matan
adrat deviasi
e i
ng hipotesis
variabel terik
bel terikat
dap variabel t
abel terikat
variabel terik
el terikat
ma didefinisik
j)
∑j ijn
pq1
i data amata
56
berikut:
kat
terikat
kat
kan notasi-
an
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
∑=jB
∑=i
G
1) Kom
a) =
d)
2) Pad
kua
JKA
JKB
JKA
JKG
JKT
den
JKA
JKB
JKA
JKG
JKT
3) Dera
dkA =
∑j
ijAB= jum
∑ji
ijAB, = jum
mponen Jum
= pqG 2
= ∑
j
2i
pB
da analisis va
adrat, yaitu:
A = hn [(3) -
B = hn [(4)
AB = hn [(1)
G = (2)
T = JKA +J
ngan:
A = jumlah
B = jumlah
AB = jumlah
G = jumlah
T = jumlah
ajat Kebebas
= p – 1
mlah rataan p
mlah rataan s
mlah Kuadrat
b) =
e) =
ariansi dua j
- (1)]
) - (1)]
) + (5) – (3)
JKB + JKAB
h kuadrat bar
h kuadrat ko
h kuadrat int
h kuadrat ga
h kuadrat tot
an (dk)
pada kolom
semua sel
t
= ∑
jijiSS
= ∑
jijiAB
2
jalan dengan
– (4)]
B + JKG
ris
lom
teraksi antar
alat
tal
ke j
c) = ∑
i
n sel tak sam
ra baris dan k
2i
qA
ma terdapat li
kolom
57
ima jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
dkB = q – 1
dkAB = (p – 1) (q – 1)
dkG = N – pq
dkT = N – 1
4) Rerata kuadrat
RKA = dkAJKA
RKAB = dkABJKAB
RKG = dkGJKG
RKB = dkBJKB
3. Statistik Uji
1) Untuk Fa = RKGRKA
dan nilai variabel random berdistribusi F pada derajat
kebebasan p – 1 dan N – pq.
2) Untuk Fb = RKGRKB
dan nilai variabel random berdistribusi F pada derajat
kebebasan q – 1 dan N – pq.
3) Untuk Fab = RKGRKAB
dan nilai variabel random berdistribusi F pada
derajat kebebasan (p – 1)(q – 1) dan N – pq.
4. Taraf Signifikansi α = 0,05
5. Daerah Kritik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
v
u
k
m
a) Untu
b) Untu
c) Untu
6. Keputus
H0 ditol
7. Rangku
Sumb
A B (
InteKe
Keteran
dari tabe
8. Keputus
H0 ditola
4. Uji Lanju
Uji la
varian, jika
untuk melak
kolom, baris
model Schef
Bebera
uk Fa adalah
uk Fb adalah
uk Fab adala
san Uji
lak jika Fhit
uman Analisi
Tabel
ber varian
(Baris) (Kolom) eraksi AB esalahan Total
ngan : p adal
el
san uji
ak apabila F
ut Anava
anjut anava
hasil analisi
kukan pelac
s dan setiap p
ffe.
apa langkah
h DKa = {F|
h DKb = {F|
ah DKab =
tung terletak
is
3.6. Rangku
JK
JKA JKB
JKAB dJKG JKT
lah probabili
Fobs DK
a (kompara
is variansi m
cakan terhad
pasangan se
dalam mene
| F > Fα; p-
| F > Fα; q-
{F| F > Fα;
k di daerah kr
uman Analis
dk RK
dkA RKdkB RK
dkAB RKAdkG RKdkT -
itas amatan
asi ganda) a
menunjukkan
dap perbeda
l. Model kom
erapkan mod
1; N-pq}
1; N-pq}
(p-1)(q-1); N
ritik
sis Variansi D
K F obs
KA Fa KB Fb
KAB Fab KG - - -
; F* adalah
dalah tinda
n hipotesis n
aan rerata t
mparasi gand
del Scheffe y
N-pq}
Dua Jalan
F α
F* < α F* < α F* < α
nilai F yang
(Budiyono,
ak lanjut da
nol ditolak.
tetapi setiap
da yang dipa
yaitu :
59
P
atau > αatau > αatau > α
- -
g diperoleh
2004:227)
ari analisis
Tujuannya
p pasangan
akai adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
a) Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rerata.
b) Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut.
c) Mencari harga statistik uji F dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Untuk komparasi rerata antar kolom:
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+
−=−
ji
jiji
nnRKG
XXF
..
2..
..11)(
Untuk komparasi rerata antar sel pada baris yang sama:
)11(
)( 2
ikij
ikijikij
nnRKG
XXF+
−=−
Untuk komparasi rerata antar sel pada kolom yang sama:
)11(
)( 2
kjij
kjijkjij
nnRKG
XXF+
−=−
1) Menentukan tingkat signifikasi (α = 0,05)
2) Menentukan daerah kritik (DK) dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Pada analisis variansi dua jalan.
Daerah kritik untuk komparasi antar kolom DK ={F|F>(q – 1) Fα;(q-1;N-
pq)}
Daerah kritik untuk komparasi antar sel pada baris yang sama atau kolom
yang sama DK={F | F > (pq – 1) Fα;(pq-1;N-pq)} .
(Budiyono, 2004:201-214)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengujian Prasyarat Analisis
1. Uji Prasyarat untuk Uji Keseimbangan
Sebelum melakukan uji keseimbangan terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel dalam
penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas
pada penelitian ini menggunakan uji normalitas dari Lilliefors. Hasil analisis
uji normalitas dengan tingkat signifikan 5% pada masing-masing sampel
sebagai berikut:
1) Analisis kemampuan awal siswa kelompok eksperimen 1, diperoleh
Lmaks = 0,0760 dan Ltabel = 0,1044, sedangkan daerah kritik
DK = {L | L > 0,1044} sehingga Lmaks = 0,0760 ∉ DK sehingga
H0 diterima yang berarti sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal (Perhitungan lengkap dapat dilihat pada Lampiran 11).
2) Analisis kemampuan awal siswa kelompok eksperimen 2, diperoleh
Lmaks = 0,0647 dan Ltabel = 0,1099, sedangkan daerah kritik
DK = {L | L > 0,1099} sehingga Lmaks = 0,0647 ∉ DK sehingga
H0 diterima yang berarti sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal. (Perhitungan lengkap dapat dilihat pada Lampiran 12).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
b. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel-sampel
dalam penelitian ini berasal dari populasi yang homogen (mempunyai variansi
yang sama). Uji homogenitas menggunakan Uji Bartlett.
Hasil Analisis Uji homogenitas dari kemampuan awal siswa kelas
eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 diperoleh χ2hitung = 0,5013, dan
χ2tabel = 3,841, sedangkan daerah kritik DK = {χ2 | χ2 > 3,841} sehingga
χ2hitung = 0,5013 ∉ DK. Jadi H0 diterima, ini berarti variansi-variansi kedua
populasi tersebut sama (homogen), (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat
Lampiran 13).
2. Uji Keseimbangan
Uji keseimbangan (uji beda rata-rata) dilakukan untuk mengetahui apakah
kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 dalam keadaan seimbang
atau tidak, sebelum masing-masing mendapat perlakuan. Dengan kata lain statistik
uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaaan mean yang berarti
(signifikan) dari dua sampel yang independen.
Hasil analisis data tersebut dengan uji keseimbangan rata-rata yang
menggunakan uji t diperoleh t = 1,0726. Daerah kritik untuk uji keseimbangan
tersebut adalah {t | t < -t-0,025 = -1,97769 atau t > t0,025 = 1,97769}. Karena
tobs bukan anggota daerah kritik maka dapat disimpulkan bahwa kelompok
eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 dalam keadaan seimbang atau berasal
dari dua populasi memiliki kemampuan awal sama. (Hasil selengkapnya pada
Lampiran 14).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
B. Deskripsi Data
1. Hasil Uji Coba Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi instrumen tes
prestasi belajar matematika materi pokok pecahan dan angket kreativitas
belajar matematika siswa. Instrumen ini dibuat sendiri oleh peneliti, oleh
karena itu perlu diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas dari tes prestasi belajar dan angket kreativitas belajar matematika
siswa. Uji coba tersebut dilaksanakan di SMP Negeri 3 Katingan Tengah
semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011.
a Uji Coba Instrumen Tes Prestasi Belajar Matematika
1. Uji Validitas Isi
Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi. Untuk
mengetahui validitas tes prestasi belajar matematika dengan
validator. Validator dalam penelitian ini adalah Dra. Rantian,
Dra. Mardiati dan Elniance, S.Pd. Dalam validitas isi ini validator menilai
bahwa kisi-kisi yang dibuat telah mewakili isi (substansi) yang diukur sebagai
materi prasyarat belajar pecahan, dan masing-masing butir soal yang disusun
telah cocok atau relevan dengan klasifikasi kisi-kisi yang ditentukan. Lembar
validasi tes prestasi belajar matematika siswa dapat dilihat pada Lampiran 8.
2. Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang
memadai artinya tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran P tiap-tiap butir tes
yang digunakan, jika terletak antara 0,30 ≤ P ≤ 0,70 hasil uji coba daya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
pembeda menunjukan bahwa butir soal butir tes yang terdiri dari 40 soal tes uji
coba prestasi. Untuk menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir tes
digunakan rumus : JsBP =
3. Daya Beda
Berdasarkan indeks daya beda, tampak bahwa item nomor 2, 14, 22, 26
dan 35 pada prestasi belajar tidak efektif digunakan dalam tes, karena
mempunyai indeks daya beda di bawah 0,20. Jadi jumlah soal yang dapat
digunakan ada 35 soal. Jadi item yang indeks daya bedanya kecil dibuang,
sebab pada soal-soal yang lain indikator yang diperlukan untuk tes prestasi
sudah terwakili. Untuk perhitungan selengkapnya disajikan pada (Lampiran 9).
4. Reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas isi, uji indeks kesukaran, uji daya
beda, butir soal yang memenuhi kriteria sebanyak 35 soal. Yang dipakai untuk
penelitian sebanyak 35 soal. Butir soal yang tidak dipakai untuk penelitian
sebanyak 5 soal yaitu 2, 14, 22, 26 dan 35
Untuk menguji reliabilitas tes dalam penelitian ini digunakan rumus
Kuder-Richardson dengan KR-20. Suatu tes dikatakan reliabel jika
reliabilitasnya (r11) > 0,70. Berdasarkan hasil perhitungan Uji Reliabilitas
diperoleh r11 = 0,829 jadi r11 > 0,70, maka dapat disimpulkan bahwa
instrumen tes prestasi belajar reliabel. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran 9)
b. Uji Coba Instrumen Angket Kreativitas Belajar Matematika
1. Validasi Isi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Validasi isi uji coba instrumen angket motivasi belajar matematika
dilakukan oleh tiga orang guru, yaitu Drs. Subanrio dan Drs. Edy Saga dan
Dagan, S.Pd. Dari hasil validasi diperoleh bahwa instrumen uji coba angket
kreativitas belajar matematika siswa tersebut sudah sesuai dengan kriteria
penelitian butir angket yang baik dan layak digunakan untuk penelitian. (Hasil
validasi angket kreativitas belajar matematika oleh validator pada Lampiran 8)
2. Konsistensi Internal
Uji coba instrumen angket kreativitas belajar matematika yang
diujicobakan sebanyak 40 butir, dari hasil ujicoba kemudian dilakukan
analisis konsistensi internal butir diperoleh hasil rxy > 0,3 sebanyak 37
butir, jadi 37 butir angket kreativitas belajar matematika dapat dipakai
penelitian. Butir angket yang dibuang sebanyak 3 butir yaitu nomor 7, 19, dan
38. (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10).
3. Reliabilitas
Uji reliabilitas uji coba angket kreativitas belajar matematika siswa
menggunakan rumus tehnik Alpha. Setelah dilakukan perhitungan diperoleh
hasil r11 = 0,814. Karena r11 > 0,7 maka instrumen angket kreativitas
belajar matematika tersebut dikatakan reliabel atau baik dan dapat digunakan
dalam penelitian. (Perhitungan selengkapnya lihat pada Lampiran 10).
2. Data Skor Angket Kreativitas Belajar Matematika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Untuk memperoleh data tentang kategori kreativitas belajar matematika
siswa diperoleh dari angket. Rata-rata nilai angket kreativitas belajar siswa
adalah 97,7153 dan deviasi standar nilai angket kreativitas belajar siswa adalah
10,1125. Data hasil angket kemudian dikelompokkan ke dalam tiga kategori
berdasarkan jumlah skor angket (perhitungan terperinci pada Lampiran 10c).
Tabel 4.1 Kategari kreativitas berdasarkan Skor
Kreativitas Skor
Kreativitas Tinggi skor ≥ 102,7716
kreativitas Sedang 92,6591 < skor < 102,7716
Kreativitas Rendah skor ≤ 92,6591
Dari hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh; (perhitungan terperinci
pada Lampiran 10d).
Tabel 4.2 Rangkuman Jumlah Data dan Rataan Kreativitas
Kreativitas
SD Jumlah Siswa Tinggi Sedang Rendah
N N N Kelas
Eksperimen1 26 107,38 23 97,47 23 84,60 10,31 72
Kelas Eksperimen2 20 107,54 25 97,42 20 83,95 9,90 65
Jumlah Siswa 46 48 43 137
3. Data Skor Prestasi Belajar Matematika
Untuk memperoleh data skor prestasi belajar matematika siswa diperoleh
dari tes prestasi. Rata-rata nilai prestasi untuk kelas eksperimen 1 adalah 64,99
dan rata-rata nilai prestasi kelas eksperimen 2 adalah 68,85. Sedangkan deviasi
standar untuk kelas eksperimen 1 adalah 8,03 dan deviasi standar untuk kelas
eksperimen 2 adalah 10,18.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Dari hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh: (perhitungan terperinci
pada Lampiran 10a).
Tabel 4.3 Rataan antar sel
Model Pembelajaran
Kreativitas
Tinggi Sedang Rendah Rataan
Marginal
Kelas Eksperimen 1 66,5000 66,2609 62,0000 64,9861
Kelas Eksperimen 2 69,5500 69,2800 67,6000 68,8462
Rataan Marginal 67,8261 67,8333 64,6047
C. Pengujian Prasyarat untuk Anava
1. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas dari tes prestasi belajar matematika dengan
menggunakan uji Lilliefors diperoleh harga statistik uji untuk tingkat signifikansi
5% pada masing-masing sampel sebagai berikut:
a. Analisis prestasi belajar matematika siswa kelompok eksperimen 1, diperoleh
Lmaks = 0,1039 Ltabel = 0,1044, sedangkan daerah kritik DK = {L | L >
0,1044} sehingga Lmaks = 0,1044 ∉ DK. Jadi H0 diterima yang berarti
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Perhitungan lengkap
dapat dilihat pada Lampiran 15).
b. Dari hasil analisis prestasi belajar matematika siswa kelompok
eksperimen 2, Lmaks = 0,0940 dan Ltabel = 0,1099, sedangkan daerah kritik
DK = {L | L > 0,1099} sehingga Lmaks = 0,0940 ∉ DK. Jadi H0 diterima
yang berarti sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
(Perhitungan lengkap dapat dilihat pada Lampiran 16).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
c. Hasil analisis prestasi belajar matematika siswa kelompok kreativitas tinggi,
Lmaks = 0,1194 dan Ltabel = 0,1306, sedangkan daerah kritik DK = {L | L >
0,1306} sehingga Lmaks = 0,1194 ∉ DK. Jadi H0 diterima yang berarti
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Perhitungan lengkap
dapat dilihat pada Lampiran 17).
d. Hasil analisis prestasi belajar matematika siswa kelompok kreativitas sedang
Lmaks = 0,1260 dan Ltabel = 0,1279 , sedangkan daerah kritik DK = {L | L >
0,1279 } sehingga Lmaks = 0,1260 ∉ DK. Jadi H0 diterima yang berarti
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Perhitungan lengkap
dapat dilihat pada Lampiran 18).
e. Hasil analisis prestasi belajar matematika siswa kelompok kreativitas rendah,
Lmaks = 0,1092 dan Ltabel = 0,1351 , sedangkan daerah kritik DK = {L | L >
0,1351} sehingga Lmaks = 0,1092 ∉ DK. Jadi H0 diterima yang berarti
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Perhitungan lengkap
dapat dilihat pada Lampiran 19).
Tabel 4.4 Hasil Analisis Uji Normalitas
Uji Normalitas Lobs LTabel Keputusan Kesimpulan
Kelompok Eksperimen 1 0,1039 0,1044 H0 diterima Normal
Kelompok Eksperimen 2 0,0940 0,1099 H0 diterima Normal
kreativitas tinggi 0,1194 0,1306 H0 diterima Normal
kreativitas sedang 0,1260 0,1279 H0 diterima Normal
kreativitas rendah 0,1092 0,1351 H0 diterima Normal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Bartlett.
Uji homogenitas dilakukan dua kali yaitu uji homogenitas antara baris
(uji homogenitas prestasi belajar matematika ditinjau dari model pembelajaran)
dan uji homogenitas antar kolom (uji homogenitas prestasi belajar matematika
ditinjau dari kreativitas). Uji homogenitas antar baris dan uji homogenitas antar
kolom tersebut sudah cukup untuk menunjukkan bahwa sampel berasal dari
populasi yang homogen, sehingga tidak perlu dilakukan uji homogenitas antar sel
pada baris yang sama maupun uji homogenitas antar sel pada kolom yang sama.
Berdasarkan analisis perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Uji homogenitas pada model pembelajaran ditinjau dari prestasi belajar siswa
diperoleh χ2obs = 3,7449 dan χ2tabel = 3,841 , sedangkan daerah kritik
DK = {χ2 | χ2 > 3,841 } sehingga χ2 obs = 3,7449 ∉ DK. Jadi H0 diterima,
ini berarti variansi-variansi prestasi belajar pada masing-masing model
pembelajaran (kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2) sama atau
homogen (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat Lampiran 20).
b. Uji homogenitas pada kreativitas siswa kelompok eksperimen 1 dan kelompok
eksperimen 2 diperoleh χ2obs = 1,1056 dan χ2tabel = 5,991, sedangkan
daerah kritik = {χ2 | χ2 > 5,991} sehingga χ2obs = 1,1056 ∉ DK. H0
diterima, ini berarti ketiga prestasi belajar pada masing-masing variansi
kemampuan siswa (tinggi, sedang dan rendah) sama atau homogen
(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat Lampiran 21).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Tabel 4.5 Hasil Analisis Uji Homogenitas
Uji Homogenitas k χ2 obs χ20,05;
n Keputusan Kesimpulan
model pembelajaran 2 3,7449 3,841 H0 diterima Homogen
Kreativitas 3 1,1056 5,991 H0 diterima Homogen
D. Pengujian Hipotesis
1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama
Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan (2x3) dengan sel tidak sama
disajikan dalam Tabel berikut:
Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak sama
Sumber JK dK RK Fobs Ftab Keputusan
Metode (A) 513,0344 1 513,0344 6,1887 3,91343 Ho ditolak
Kreativitas(B) 290,6948 2 145,3474 1,7533 3,0653 Ho diterima
Interaksi (AB) 49,5985 2 24,7993 0,2992 3,0653 Ho diterima
Galat 10859,7248 131 82,8987
Total 11713,0525 136
Berdasarkan hasil analisis variansi seperti disajikan pada rangkuman di atas
dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Fa = 6,1887 > Ftabel = 3,91343 , maka H0A ditolak. Hal ini berarti ada
perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan model
pembelajaran pada metode diskusi dan metode pemberian tugas pada materi
pokok pecahan.
b. Fb = 1,7533 < Ftabel = 3,0653 , maka H0B diterima. Hal ini berarti tidak ada
perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai Kreativitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
matematika tinggi, kreativitas sedang, dan kreativitas rendah pada materi
pokok pecahan. Dengan kata lain tidak terdapat pengaruh kreativitas siswa
terhadap prestasi belajar matematika siswa.
c. Fab = 0,2992 < Ftabel = 3,0653 , maka HAB diterima. Hal ini berarti tidak
terdapat interaksi antara model mengajar dan kreativitas siswa terhadap
prestasi belajar siswa pada materi pokok pecahan.
(Perhitungan lengkap dapat dilihat pada Lampiran 22).
E. Pembahasan Hasil Analisis Data
1. Hipotesis Pertama (H0A)
Berdasarkan analisis variansi dua jalan sel tak sama diperoleh Fa= 6,1887
dengan F0,05:1,124 = 3,91343. Karena Fa lebih dari F0,05:1,131 sehingga H0A
ditolak. Dengan melihat rataan marginal prestasi belajar siswa pada masing-
masing kelompok diperoleh rataan marginal model pembelajaran pada metode
diskusi sebesar 64,9861 sedangkan rataan marginal model pembelajaran pada
metode pemberian tugas sebesar 68,8462, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar dengan model pembelajaran pada metode pemberian tugas lebih baik
daripada prestasi belajar siswa dengan metode pembelajaran pada metode diskusi.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan untuk hipotesis pertama bahwa
prestasi belajar matematika dengan pembelajaran remedial pada metode
pemberian tugas lebih baik daripada pembelajaran remedial pada metode diskusi
pada materi pokok pecahan.
Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur Handayani
(2007) yang menyatakan bahwa siswa yang mendapat perlakuan pemberian tugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
terstruktur dengan umpan balik cenderung memperoleh prestasi belajar
matematika lebih tinggi dari kelompok siswa yang diberi metode pembelajaran
kovensional.
2. Hipotesis Kedua (H0B)
Berdasarkan analisis variansi dua jalan sel tak sama diperoleh Fb =
1,7533 dengan F0,05;2;131 = 3,0653. Karena Fb kurang dari F0,05;2;13l sehingga
H0B diterima. Ini berarti tidak terdapat perbedaan pengaruh kreativitas belajar
siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa. Siswa dengan kreativitas belajar
tinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang sama dengan prestasi siswa
dengan kreativitas belajar matematika sedang dan rendah dan siswa dengan
kreativitas belajar matematika sedang mempunyai prestasi belajar matematika
yang sama dengan prestasi siswa dengan kreativitas belajar matematika rendah.
Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Hafifah (2008)
yang menyatakan bahwa kreativitas belajar matematika tidak memberi pengaruh
yang berbeda terhadap prestasi belajar matematika.
3. Hipotesis Ketiga (H0AB)
Berdasarkan analisis variansi dua jalan sel tak sama diperoleh Fab = 0,2992
dengan F0,05;2;131 = 3,0653. Karena Fab kurang dari F0,05;2;131 sehingga
H0AB diterima. Ini berarti tidak terdapat interaksi yang signifikan antara model
pembelajaran pada metode diskusi dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar
matematika pada materi pokok pecahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Hal ini berarti bahwa pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran pada remedial diskusi tidak menghasilkan prestasi belajar
matematika yang lebih baik daripada dengan menggunakan model pembelajaran
pada remedial pemberian tugas untuk siswa yang mempunyai kreativitas belajar
tinggi, sedang, maupun rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari data penelitian serta melalui serangkaian analisis, maka
dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan:
1. Terdapat pengaruh yang berbeda antara siswa yang memperoleh model
pembelajaran remedial dengan metode diskusi dengan siswa yang
memperoleh model pembelajaran remedial dengan metode pemberian tugas,
yaitu siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran
remedial dengan metode pemberian tugas mempunyai prestasi belajar
matematika yang lebih baik daripada siswa yang mendapatkan strategi
pembelajaran metode diskusi.
2. Kreativitas belajar matematika tidak memberi pengaruh yang berbeda
terhadap prestasi belajar matematika, lebih jauh dapat disimpulkan bahwa
siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi mempunyai prestasi
belajar matematika yang sama dengan siswa kreativitas belajar matematika
sedang dan rendah, dan siswa dengan kreativitas belajar matematika sedang
mempunyai prestasi belajar matematika yang sama dengan prestasi siswa
dengan kreativitas belajar rendah.
3. Tidak ada interaksi antara strategi pembelajaran yang digunakan dengan
kreativitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa pada
materi pokok pecahan. Pada model pembelajaran remedial dengan metode
pemberian tugas, siswa yang mempunyai kreativitas belajar tinggi, sedang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
dan rendah mempunyai prestasi belajar yang sama. Sedangkan pada model
pembelajaran remedial dengan metode diskusi untuk siswa yang mempunyai
kreativitas belajar tinggi dan sedang mempunyai prestasi belajar yang sama,
begitu juga untuk siswa yang mempunyai kreativitas belajar sedang dan
rendah mempunyai prestasi belajar yang sama, demikian untuk siswa yang
mempunyai kreativitas belajar tinggi mempunyai prestasi belajar sama dari
pada siswa yang mempunyai kreativitas belajar rendah.
B. Implikasi
Berdasarkan pada kajian teori serta mengacu pada hasil penelitian ini,
maka penulis akan menyampaikan implikasi yang berguna baik secara teororitis
maupun secara praktis dalam upaya meningkatkan prestasi belajar matematika.
1. Implikasi Teoritis
Dari hasil penelitian, maka implikasi yang dapat disampaikan adalah
keefektifan model pembelajaran remedial dengan metode pemberian tugas
pada materi pokok pecahan secara teoritis hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai salah satu acuan untuk mengembangkan strategi pembelajaran pada
materi bahasan tersebut khususnya dan pada pokok bahasan lain pada
umumnya. Karena dengan menerapkan model pembelajaran remedial dengan
metode pemberian tugas dimungkinkan siswa aktif dalam belajar dirumah,
saling membantu, saling berdiskusi bertukar pikiran. Meskipun perbedaan
kreativitas belajar mempengaruhi prestasi belajar siswa, guru sebaiknya tetap
memperhatikan kreativitas belajar siswa dengan memperluas pengetahuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
mengenai faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa, khususnya yang berkaitan dengan model pembelajaran.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan khususnya bagi
pendidik dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. Guru dapat
menentukan model pembelajaran yang lebih efektif dan efisien yang sesuai
dengan pokok bahasan pembelajaran dengan tetap memperhatikan faktor-
faktor yang mungkin ikut mempengaruhi proses pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dari penelitian, maka dapat
diajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Guru dapat menggunakan strategi pembelajaran remedial dengan metode
pemberian tugas sebagai alternatif pembelajaran matematika untuk materi
pokok pecahan dan materi lainnya untuk meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa, dengan mempersiapkan sarana pembelajaran secara baik.
2. Bagi Peneliti yang lain
a. Menerapkan strategi pembelajaran remedial dengan metode pemberian
tugas untuk materi yang berbeda.
b. Menyelidiki lebih mendalam efek perbedaan kreativitas belajar terhadap
prestasi belajar matematika siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
3. Bagi Pengambil Kebijakan
a. Kepada Kepala SMP khususnya di wilayah kabupaten Katingan, agar
menekankan kepada setiap guru agar selalu aktif dan inovatif dalam
melaksanakan proses pembelajaran, seperti menggunakan model
pembelajaran yang bervariasi disesuaikan dengan pokok bahasannya.
b. Kepada Kepala Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Katingan,
agar mengadakan pelatihan dan diklat tentang pendekatan pembelajaran
guna meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.